My Proposal

79
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam tubuh manusia terdapat 70 % bagian yang mengandung air atau cairan. Jumlah ini menandakan kebutuhan air atau cairan bagi tubuh manusia. Kekurangan air atau dehidrasi dapat mengakibatkan gejala buruk pada tubuh manusia. Apabila cairan dalam tubuh berkurang akan berpengaruh terhadap daya konsentrasi seseorang. Kebutuhan air dalam tubuh manusia akan berpengaruh terhadap fungsi peredaran darah, pencernaan, suhu tubuh, pembuangan, metabolisme, pelicin, pergerakan, penyaringan, dan sebagainya. (1) Untuk mendapatkan air yang bersih dan berkualitas dewasa ini sukar diperoleh, khususnya untuk air minum dimana banyak dimanfaatkan orang yang berasal dari air sungai, sumur, PDAM, dan pergunungan. Air tersebut ada yang diolah terlebih dahulu tetapi ada juga yang tanpa diolah yakni langsung dimasak. Namun dewasa ini sudah banyak berkembang depot-depot air minum isi ulang disamping ada air minum yang dijual dipasaran yang dikemas dalam kemasan gallon, botol dan gelas. Khususnya untuk air minum isi ulang sangat banyak 1

Transcript of My Proposal

Page 1: My Proposal

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya serta fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat

digantikan oleh senyawa lainnya. Dalam tubuh manusia terdapat 70 % bagian

yang mengandung air atau cairan. Jumlah ini menandakan kebutuhan air atau

cairan bagi tubuh manusia. Kekurangan air atau dehidrasi dapat mengakibatkan

gejala buruk pada tubuh manusia. Apabila cairan dalam tubuh berkurang akan

berpengaruh terhadap daya konsentrasi seseorang.

Kebutuhan air dalam tubuh manusia akan berpengaruh terhadap fungsi

peredaran darah, pencernaan, suhu tubuh, pembuangan, metabolisme, pelicin,

pergerakan, penyaringan, dan sebagainya.(1)

Untuk mendapatkan air yang bersih dan berkualitas dewasa ini sukar

diperoleh, khususnya untuk air minum dimana banyak dimanfaatkan orang yang

berasal dari air sungai, sumur, PDAM, dan pergunungan. Air tersebut ada yang

diolah terlebih dahulu tetapi ada juga yang tanpa diolah yakni langsung dimasak.

Namun dewasa ini sudah banyak berkembang depot-depot air minum isi ulang

disamping ada air minum yang dijual dipasaran yang dikemas dalam kemasan

gallon, botol dan gelas. Khususnya untuk air minum isi ulang sangat banyak

diminati karena harganya yang murah yaitu sepertiga dari air kemasan.

Hal inilah yang memicu banyak muncul depot-depot air minum isi ulang.

Namun tidak semua depot air minum isi ulang terjamin keamanan produknya.

Dalam pendirian depot air minum isi ulang harus ada syarat pendiriannya yakni

ada izin usaha dan izin LABKES. Namun masih ada beberapa depot isi ulang

yang ada di Padang hanya memiliki izin usaha.

Untuk mengetahui apakah air minum isi ulang tersebut layak minum atau

tidak, maka perlu dilakukan pengujian di Labaoratorium.

1

Page 2: My Proposal

1.2 Perumusan Masalah

Air minum isi ulang yang sangat luas penggunaannya, dikhawatirkan belum

memenuhi standar kesehatan dan sangat berpengaruh apabila disimpan terlalu

lama, khususnya terhadap pH, TDS, TOC, kesadahan, kandungan Fe, bakteri

E.coli dan Coliform.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap pH, TDS, TOC,

kesadahan, kandungan Fe, bakteri E.coli dan Coliform yang terkandung dalam air

minum isi ulang dari depot-depot di kota Padang khususnya di daerah Pasar Baru.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada konsumen

air minum isi ulang dalam pengupayaan perlindungan kesehatan masyarakat.

Namun secara rinci manfaat penelitian ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui apakah air yang kita konsumsi memiliki kualitas

yang sesuai dengan standar kesehatan berdasarkan parameter pH, TDS,

TOC, kesadahan, kandungan Fe, bakteri E. coli dan Coliform.

2. Agar dapat diketahui pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas air

minum isi ulang terhadap parameter pH, TDS, TOC, kesadahan,

kandungan Fe, bakteri E.coli dan Coliform.

3. Agar dapat mengetahui kualitas sumber air baku yang digunakan pada

depot-depot yang ada di daerah Pasar Baru di kota Padang.

4. Sebagai informasi bagi masyarakat yang mengkonsumsi air minum isi

ulang.

2

Page 3: My Proposal

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber – sumber Air

Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan manusia seperti hal nya dengan

makhluk hidup lainnya, dimana sebagian besar dari tubuh kita tersusun dari

molekul air. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan

es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai

awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam

obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui

penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata

air, sungai, muara) menuju laut.(2)

Berdasarkan tempat mendapatkannya air dibagi menjadi dua kelas yaitu :(2)

Air permukaan

Air tanah

2.1.1 Air Permukaan

Yang termasuk air permukaan adalah air sungai, air kolam, air rawa, air laut dan

sebagainya. Pada umumnya air permukaan bewarna keruh, mengandung zat-zat

organik, kadang-kadang juga terkena pencemaran yang berasal dari buangan sisa-

sisa industri maupun oleh kegiatan masyarakat.

2.1.2 Air Tanah

Air tanah berasal dari sumber air yang terdapat dilapisan tanah bagian dalam. Air

tanah terbagi atas :(2)

a. Air tanah dangkal

Air tanah dangkal didapat pada kedalaman 15 m, untuk sumber air minum

air tanah dangkal dari segi kualitas agak baik.

b. Air tanah dalam

Untuk air tanah dalam harus digunakan bor dan memasukkan pipa ke

dalamnya sehingga dalam suatu kedalaman 100 – 300 m akan didapat

suatu lapisan air.

3

Page 4: My Proposal

c. Mata air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Kualitasnya sama dengan air tanah dalam. Berdasarkan keluarnya

(munculnya ke permukaan) terbagi atas :

1. Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng

2. Umbul, dimana air keluar ke permukaan pada suatu daratan.

2.2 Syarat-syarat Kualitas Air Minum

Air yang diperlukan untuk keperluan air minum harus memenuhi beberapa faktor-

faktor yaitu :(3)

a. Syarat fisik

Tidak berbau

Tidak berasa

Tidak bewarna

Tidak keruh

b. Syarat kimia

Tidak boleh mengandung racun

Tidak boleh mengandung zat-zat mineral atau zat-zat kimia

tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan

c. Syarat bakteriologik

Tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit

Tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi

batas-batas yang telah ditentukan

4

Page 5: My Proposal

2.3 Sistem Pengolahan Air Minum Isi Ulang

Gambar 1.Depot air minum isi ulang

Pada dasarnya proses pengolahan air minum isi ulang sama dengan air minum

dalam kemasan yang diproses melalui tiga tahapan yaitu :(4)

a. Penyaringan

Untuk menghilangkan kotoran dan bau yang terkandung dalam air.

Penyaringan terdiri dari :

Saringan berasal dari pasir, yang berfungsi menyaring partikel-partikel

yang kasar.

Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa,

berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa klor, dan bahan

organik.

Saringan atau filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 mikron.

b. Desinfeksi

Untuk menghilangkan sebagian besar mikroba dan membunuh bakteri

patogen dalam air, dengan menggunakan ozon dan penyinaran Ultra Violet

(UV).

c. Pengisian

Merupakan tahap akhir berupa pengemasan air yang telah diproses.

5

Page 6: My Proposal

Skema 1. Proses Pengolahan Air Minum

2.4 Parameter Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang

2.4.1 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter kimia yang digunakan untuk

menyatakan jumlah ion hidrogen di dalam suatu larutan. Ion hidrogen merupakan

faktor utama terjadinya suatu reaksi kimiawi. Hal ini disebabkan karena :(8, 22)

ion hidrogen selalu ada dalam kesetimbangan dinamik dengan air yang

membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang berkaitan dengan

pencemaran air.

ion hidrogen bukan hanya merupakan molekul air, tetapi juga merupakan

unsur dari senyawa lain sehingga jumlah reaksi tanpa ion hidrogen boleh

dikatakan sangat sedikit.

Kegunaan pH untuk menentukan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan suatu

larutan, menentukan modus operandi/ respon perairan penerima unsur dan

senyawa kimiawi terhadap kehidupan biota air untuk menentukan kualitas

perairan.

2.4.2 Total Dissolved Solid (TDS)

Dalam air alami konstributor utama pada TDS adalah karbonat, klorida, sulfat dan

garam nitrat. Masalah rasa dalam air sering timbul karena kandungan TDS yang

tinggi. Prinsip dari analisis zat padat terlarut ini adalah zat padat terlarut yaitu zat

padat yang lolos filter pada analisis zat tersuspensi sehingga analisis zat padat

Filter membran Ozonisasi / radiasi UV

PelabelanPengisianKemasan

6

Air Baku Aerasi Filtrasi pasir Filter karbon aktif

Filter membran

Ke konsumen

Page 7: My Proposal

terlarut dapat merupakan kelanjutan analisis zat padat tersuspensi. Larutan yang

mengandung zat terlarut, yang lolos filter tersebut, kemudian diuapkan dan

dikeringkan pada suhu 150oC. Setelah itu dimasukkan dalam desikator serta

ditimbang beratnya sampai konstan. Dengan mengetahui volume contoh air yang

diuapkan dan berat residu, konsentrasi zat padat terlarut dapat dicari dengan

rumus :(5, 6)

Zat padat terlarut (ppm) = gram residu x 106

mL contoh

2.4.3 TOC (Total Organic Carbon)

Karbon organik dalam air disusun oleh berbagai macam senyawa organik dalam

beberapa tingkat oksidasi. Beberapa dari senyawa organik ini dapat dioksidasi

melalui proses biologi dan kimia.

Sesuai dengan kemasan dari lingkungan dan temperatur maka proses

oksidasi dapat berlangsung lambat/cepat. Metoda oksidasi dapat digunakan untuk

menentukan keberadaan bahan-bahan lain yang bersifat reduktif.(7, 8)

Penentuan TOC melalui oksidasi dengan KMnO4 dengan metoda dingin

dimana sampel dibiarkan berkontak dengan sejumlah volume tertentu dari KMnO4

yang konsentrasinya diketahui. Kelebihan KMnO4 ditentukan setelah 4 jam

kemudian.

2.4.4 Kesadahan

Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam dengan valensi dua,

seperti Ca+2, Mn2, Sr+2, Fe+2, dan Mg+2. Secara umum, kation yang sering

menyebabkan kesadahan adalah kation Ca+2 dan Mg+2. Kation ini dapat

membentuk kerak apabila bereaksi dengan air.(12, 23)

2.4.4.1 Kalsium (Ca)

Kalsium adalah logam bewarna putih keperakan dengan titik leleh 851oC dan titik

didihnya 1440oC. Kalsium banyak dijumpai di alam terutama dalam tanah yaitu

kira-kira 3,64 % dan dalam air laut kira-kira 400 g/ton. Kalsium di alam berada

dalam bentuk gabungan dengan asam-asam mineral dan akhirnya membentuk

7

Page 8: My Proposal

garam seperti batu kapur (CaCO3), gypsum (CaSO4.2H2O), fluorit (CaF2) dan lain-

lain.(8, 24)

Logam kalsium akan membentuk senyawa yang stabil dengan asam-asam

mineral. Selain itu kalsium relatif inert terhadap udara kering dan nitrogen pada

suhu kamar akan tetapi di atas 300oC bereaksi dengan oksigen membentuk

kalsium oksida (CaO) dan pada suhu 900oC bereaksi dengan nitrogen membentuk

nitride (Ca3N2). Logam kalsium bila dipanaskan bereaksi dengan hidrogen

membentuk CaH2 yang sangat reaktif dan dapat digunakan sebagai pereduksi yang

kuat. Begitu pula dalam amoniak cair akan membentuk larutan bewarna biru.(24)

Kalsium merupakan unsur essensial bagi makhluk hidup terutama manusia

dan hewan. Pada manusia hampir 99 % kalsium tubuh terdapat dalam rangka dan

gigi, dimana sebagian besar kalsium ini diendapkan dalam bentuk hidroksi apatit

(Ca10(PO4)6(OH)2) dan kalsium pospat (Ca3(PO4)2. Kalsium sangat penting

peranannya dalam pembekuan darah, mempertahankan kepekaan normal jantung,

otot syaraf.

2.4.4.2 Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan logam bewarna putih keperakan dengan titik leleh 637oC

dan titik didihnya 760oC. Di alam umumnya magnesium ditemukan pada kulit

bumi jumlahnya kira-kira 2,09 % yang terdapat dalam bentuk berikatan dengan

senyawa-senyawa lain seperti magnesit (MgCO3), dolomite (CaMg(CO3)2, olevin

(MgFe2SiO4), kieserite (MgSO4.H2O).

Dari segi kimia unsur magnesium ini sangat reaktif apabila basah akan

berkarat membentuknya MgO. Pada suhu 500oC magnesium akan bereaksi dengan

uap air membentuk gas hydrogen dengan reaksi sebagai berikut :

Mg + H2O → MgO + H2

Pada tekanan 1 atm unsur ini tidak bereaksi dengan hidrogen akan tetapi pada

tekanan yang lebih tinggi akan membentuk Magnesium dihidrida (MgH2).

Magnesium dihidrida ini bereaksi dengan air membentuk Mg(OH)2 dan H2.(8, 24)

2.4.5 Besi (Fe)

8

Page 9: My Proposal

Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap

tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada

umumnya, besi yang ada dalam air dapat bersifat: (18, 25)

Terlarut sebagai Fe+2 (fero) atau Fe+3 (feri)

Tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 μm atau lebih besar,

seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.

Tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik (seperti

tanah liat).

Dalam kadar kecil unsur besi bermanfaat sebagai unsur pembentuk sel-sel

darah merah, tetapi dalam kadar yang besar unsur besi dapat merugikan karena

akan mengakibatkan rusaknya gigi, menimbulkan bau, rasa yang tidak enak, dan

warna kemerah-merahan pada air minum. Dan bila digunakan untuk mencuci akan

menimbulkan warna terutama pada kain putih.(13, 15, 16)

Analisis cemaran logam besi dengan penambahan asam nitrat yang

bertujuan untuk melarutkan analit logam dan menghilangkanzat-zat pengganggu

yang terdapat dalam sampel dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur

dengan SSA menggunakan gas asetilen C2H2, lampu katoda Fe berdasarkan

penyerapan energi radiasi oleh atom-atom Fe pada tingkat energi dasar dengan

atomisasi tungku karbon.(14, 24)

2.4.6 E. Coli dan Coliform

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya

polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, usus dan

produk-produk susu.(18) Coliform sebagai suatu kelompok cirikan sebagai :

Berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora

Aerobik dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan

menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 37oC.

Adanya bakteri coliform dalam makanan atau minuman menunjukkan

kemungkinan adanya mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform

dapat dibedakan menjadi dua grup yaitu :(16)

9

Page 10: My Proposal

1. Coliform fekal adalah kelompok bagian dari total coliform. Kelompok

bakteri ini merupakan bakteri gram negative, berbentuk batang, tidak

membentuk spora, memfermentasi laktosa pada inkubasi 44oC selama 48

jam dengan menghasilkan gas. Spesies utama kelompok bakteri ini adalah

Escherichia coli yang merupakan jenis bakterin yang mengindikasikan

pencemaran oleh kotoran hewan atau manusia dan pencemaran oleh

bakteri patogen.

2. Coliform nonfekal misalnya enterobacter aerogenes, yang bisanya

ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati.

Adanya E.coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu

pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen

usus. Oleh karena itu standar air minum mensyaratkan E.coli harus tidak

terdeteksi dalam 100 mL air minum.(14, 17)

Penyakit yang disebabkan oleh E.coli adalah penyakit menginitis,

penyakit diarrhea hebat pada anak yang baru lahir, dan penyakit diarrhea ringan

pada anak-anak umur 2-3 tahun.

Untuk mengetahui jumlah colform dan E.coli di dalam sampel digunakan

metoda Most Probable Number (MPN). Pemeriksaan kehadiran E.coli dari air

dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di

dalam tabung reaksi berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik

digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi

asam atau gas).(14, 15)

2.5 Metoda Analisis

2.5.1 Volumetri

Analisis volumetri adalah suatu analisis kuantitatif berdasarkan pada pengukuran

volume suatu larutan dimana salah satu konsentrasi zatnya diketahui dengan pasti.

Larutan yang kadarnya diketahui dengan pasti itu dinamakan larutan standar, cara

kerjanya dinamakan titrasi.(8)

Dalam analisis volumetri ini syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu reaksi

harus berlangsung dengan cepat, reaksi harus stoikiometri dan tidak terjadi reaksi-

reaksi sampai salah satu sifat dari sistem yang bereaksi harus mengalami

10

Page 11: My Proposal

perubahan yang besar pada penambahan sejumlah ekivalen zat pentitrasi, maka

harus ada indikator yang dipakai untuk menunjukkan perubahan tersebut.(8)

Metoda volumetri ini digunakan untuk analisis TOC dan kesadahan.

2.5.1.1 Titrasi Permanganometri

Titrasi permanganometri merupakan suatu analisis volumetri yang berdasarkan

pada reaksi oksidasi reduksi dengan menggunakan larutan standar KMnO4. Dalam

titrasi ini KMnO4 sebagai larutan standard dan dapat juga digunakan sebagai

indicator sehingga dapat disebut autoindikator. Dalam larutan encer, satu tetes

KMnO4 akan memberikan warna merah jambu, sehingga satu tetes KMnO4

terhadap larutan yang akan dititer akan memberikan warna merah jambu.(8)

Larutan KMnO4 merupakan larutan standar sekunder yang mempunyai

sifat sebagai berikut :

Merupakan suatu oksidator

Berfungsi juga sebagai katalisator

Merupakan auto indikator

Pereaksi dapat diperoleh dengan mudah dan tidak mahal

Larutan standar primer yang dapat digunakan untuk standarisasi KMnO4 salah

satunya yaitu natrium oksalat (Na2C2O4). Senyawa ini baik untuk standar primer

KMnO4 dalam larutan asam. Sifat dari senyawa ini adalah mudah didapat,

kemurnian tinggi, stabil pada saat pengeringan. Reaksinya lambat pada suhu

kamar, karena itu harus dipanaskan sekitar suhu 70oC. Bahkan pada suhu yang

tinggi reaksi mulai dengan perlahan, namun laju bertambah dengan terbentuknya

ion Mn+2. Mangan (II) bertindak sebagai katalis atau autokatalitik karena katalis

direaksikan dengan reaksi itu sendiri.

2.5.1.2 Titrasi Kompeksometri

Titrasi kompleksometri adalah suatu analisis volumetri yang berdasarkan reaksi

pembentukan kompleks. Berbagai zat pengompleks telah dipakai dalam titrasi ini

11

Page 12: My Proposal

salah satunya asam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA). EDTA adalah zat

pengompleks yang sangat kuat dan dapat membentuk kompleks yang sangat stabil

hamper dengan semua ion logam kecuali logam alkali. EDTA mempunyai empat

gugus karbonil dan dua gugus amina yang dapat menduduki sampai enam

kedudukan koordinasi di sekeliling ion logam dan biasa ditulis Y-4.

EDTA adalah reagen yang paling banyak dipakai dalam kompleksometri

karena ;(8)

Ekonomis, relative lebih murah daripada kompleks yang lain

Dapat bereaksi dengan hamper seluruh ion logam pada system periodik

Stabilitas kompleksnya paling besar

2.5.2 Gravimetri

Penentuan zat padat tersuspensi dilakukan secara gravimetri berdasarkan

pengukuran bobot yaitu dengan cara penyaringan diikuti dengan isolasi dan

penimbangan endapan.(11)

Sampel disaring dengan corong Buchner yang mempunyai ukuran tertentu,

kemudian dikeringkan, dan zat yang tertinggal pada corong tersebut ditimbang.

Pertambahan berat corong setelah penyaringan dihitung sebagai zat padat

tersuspensi.(8)

2.5.3 Spektroskopi Serapan Atom (SSA)

Spektroskopi Serapan Atom (SSA) adalah suatu metoda analisis yang didasarkan

pada penyerapan energi sinar monokromatis pada panjang gelombang tertentu

oleh atom-atom bebas dalam keadaan gas. Sinar yang diserap akan digunakan

oleh elektron valensi unsur-unsur untuk tereksitasi tergantung pada susunan

elektron dan besarnya energi yang diterima.(21)

Proses dimulai dengan menghisap larutan cuplikan oleh pipa kapiler dan

menyemprotkannya ke dalam nyala api yang memenuhi syarat-syarat tertentu

sebagai kabut halus. Dengan demikian nyala api gas yang mengandung atom-atom

netral unsur yang dianalisis dan yang berada pada keadaan dasar , disinari dengan

sinar yang memancarkan spektrum garis. Sebagaian dari intensitas sinar itu

12

Page 13: My Proposal

diserap oleh atom-atom unsur di dalam nyala yang sebelumnya masih berada pada

keadaan dasar. Sebagian lagi intensitas sinar diteruskan atau ditransmisikan.(21)

Sinar yang diteruskan itu dibiaskan melalui monokromator ke detektor,

amplifier, dan rekorder sehingga didapat nilai %T atau absorban. SSA merupakan

suatu metoda yang digunakan untuk menentukan kadar logam dalam campuran

yang sangat kompleks dalam suatu sampel pada gelombang yang spesifik dan

karakteristik dari masing-masing unsur. Dalam pengukuran serapan sinar berlaku

hukum Lamber Beer, dimana secara matematika dapat dinyatakan sebagai berikut:

Rumus : Log lo = a.b.c = A

lt

Dimana : lo= cahaya yang masuk

lt = cahaya yang dipancarkan

c = konsentrasi

a = absorbtivitas molar

b = panjang medium penyerapan

A = absorban

Komponen peralatan SSA :

1. Sumber cahaya, berfungsi untuk menghasilkan sinar yang diperlukan.

Lampu harus menghasilkan sinar dengan pita sempit serta intensitas

tinggi, sekaligus mempunyai panjang gelombang yang persis sesuai

dengan yang akan diserap analit.

13

Page 14: My Proposal

2. Peralatan atomisasi/ pengatom, berfungsi untuk menghasilkan atom-atom

bebas dan menyediakan media absorbsi.

3. Monokromator/ sistem seleksi berfungsi untuk menyeleksi atau

memisahkan spektra sinar yang dikehendaki.

4. Detektor befungsi untuk mengubah energi sinar menjadi energi listrik,

untuk mengukur intensitas sinar sebelum dan sesudah diserap oleh atom-

atom netral.

5. Rekorder berfungsi untuk mengubah isyarat elektronik yang diterima

detektor, yang diubah ke dalam bentuk yang dapat dibaca atau direkam

secara langsung.

(1) (2) (3) (4)

(5)

Gambar 2. Susunan peralatan SSA

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

14

Page 15: My Proposal

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang. Penelitian

ini dilakukan dari bulan Mei-Juli 2009.

3.2 Pengambilan Sampel

Sampel yang dianalisa diambil dari air minum isi ulang pada depot-depot sebagai

berikut :

Sampel 1 : depot A

Sampel 2 : depot B

Sampel 3 : depot C

3.3 Alat

3.3.1 Alat

Alat yang digunakan adalah pH meter, Spektroskopi Serapan Atom (SSA), neraca

analitik, pemanas listrik, incubator, autoclave (alat sterilisasi) dan peralatan gelas.

3.3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan adalah akuades, buffer pH 10, Na2C2O4, EDTA,

K4Fe(CN)6, NH2OH.HCl, KMnO4, KCN, ZnSO4. 7H2O, indicator EBT,

FeNH2(SO4)2.12H2O, asam sulfat, Brilliant Green Lactose Bile Broth 2 % (BGLB

2 %), Lactose Broth 1, dan Lactose broth 2.

3.4 Pembuatan Reagen

Larutan NH2OH. HCl 10 %

15

Page 16: My Proposal

Timbang 5,00 gram NH2OH. HCl, dimasukkan dalam beker gelas 50 mL,

diencerkan dengan akuades sampai 50 mL.

Larutan NH2OH. HCl 5 %

Larutkan 12,50 mL NH2OH. HCl 10 % dalam beker gelas 25 mL dengan

akuades sampai 25 mL.

Larutan KCN 1 %

Timbang 1,00 gram KCN, dimasukkan dalam beker gelas 100 mL,

diencerkan sampai 100 mL.

Larutan K4Fe(CN)6 1 %

Timbang 1,00 gram K4Fe(CN)6, dimasukkan dalam beker gelas 100 mL,

diencerkan sampai 100 mL.

Larutan EDTA 0,01 M

Timbang 3,7241 gram, dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 100 mL

sampai tanda batas.

Larutan ZnSO4.7 H2O 0,01 M

Timbang 0,1548 gram ZnSO4.7 H2O, dimasukkan dalam labu ukur 50 mL

dan diencerkan sampai tanda batas.

Larutan buffer pH 10

Timbang 1,68 gram NH4Cl, 5 mL akuades, 14,25 mL NH4OH, encerkan

semua dalam beker gelas 25 mL.

Larutan KMnO4 0,0025 M

Timbang 0,3950 gram KMnO4, dilarutkan dengan akuades sampai 1000

mL, panaskan sampai mendidih, didinginkan selama ± 8 jam, disaring,

dan disimpan dalam botol coklat.

Larutan Na2C2O4 0,0062 M

Timbang 0,5357 gram Na2C2O4, dilarutkan dalam labu ukur 500 mL

sampai tanda batas.

Larutan H2SO4 4 N

Pipet H2SO4 98 % 26,65 mL diencerkan dalam labu ukur 250 mL.

Indikator EBT

16

Page 17: My Proposal

Timbang 0,05 gram EBT, pipet 3,75 mL NH2OH.HCl 10 %, pipet 1,25 mL

etanol, encerkan semuanya dalam beker gelas 25 mL.

Larutan standar Fe 500 ppm

Timbang 4,3065 gram FeNH2(SO4)2.12H2O, diencerkan dalam labu ukur

500 mL

Larutan standar Fe 50 ppm

Pipet 1 mL larutan standar Fe 500 ppm, diencerkan dalam labu ukur 100

mL sampai tanda batas.

Brilliant Green Laktosa Bile Broth 2 % (BGLB 2 %)

Ditimbang 60 g BGLB, kemudian dilarutkan dalam 1 L akuades,

masukkan dalam autoclave, disterilkan.

Laktosa Broth (LB)

Media LB I

Dilarutkan 20 g LB alam 1 L akuades, masukkan dalam autoclave,

disterilkan

Media LB 2

Dilarutkan 40 g LB alam 1 L akuades, masukkan dalam autoclave,

disterilkan.

3.5 Cara Kerja

17

Page 18: My Proposal

3.5.1 Penentuan pH

Disiapkan alat pH meter dan hidupkan. Alat distabilkan selama beberapa menit,

lalu dilakukan kalibrasi alat dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam buffer

pH 7. Jika pH yang terbaca tidak tepat 7, alat diset sehingga angka yang terbaca

pada alat tepat 7, dilakukan pula standarisasi dengan buffer pH 4. Dipipet sampel

secara triplo kemudian dimasukkan ke dalam beker gelas. Elektroda dibilas

dengan akuades. Celupkan ke dalam sampel, ukur pH sampel. Catat nilai pH yang

terbaca pada alat. Setiap pengukuran pH, bilas elektroda dengan akuades..

3.5.2 Penentuan TDS

Ambil kertas saring pori 0,45 μm, diletakkan di atas corong. Pipet sampel bagian

atas sebanyak 25 mL dan disaring hingga kering. Sampel yang lulus kertas saring

ditampung dalam cawan penguap yang sebelumnya telah ditimbang beratnya.

Cawan yang berisi sampel diuapkan di oven pasa suhu 105oC sampai semua air

telah menguap. Ditimbang cawan yang berisi sampel tadi sampai didapatkan berat

konstan atau berkurang beratnya.

TDS = (B – A) x 1000

mLsampel

Keterangan :

A : berat cawan kosong (gram)

B : berat cawan dan residu (gram)

mL : volume sampel

3.5.3 Penentuan TOC

Sebanyak 25 mL sampel dimasukkan dalam Erlenmeyer. Ditambahkan 5 mL

H2SO4 (1:1) dan 25 mL KMnO4 lalu dipanaskan. Lalu ditambahkan 25 mL

Na2C2O4 0,0062 M. Titrasi dengan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda.

Hal yang sama dilakukan untuk larutan blangko.

Kadar Total Organik Karbon dihitung dengan rumus :

Kadar Total Organik Karbon (ppm) = ( A – B) x 0,1 mg O2 x 1000

mL sampel

A = mL KMnO4 untuk titrasi sampel

18

Page 19: My Proposal

B = mL KMnO4 untuk titrasi blangko

3.5.4 Penentuan Kesadahan

Dipipet 25 mL sampel dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. tambahkan

beberapa mL larutan KCN, NH2OH.HCl, K4Fe(CN)6 dan trietanolamin. Diatur

pHnya sampai 10 dengan menggunakan buffer. Ditambahkan indikator EBT

sehingga terbentuk warna merah anggur. Dititrasi dengan EDTA sampai terjadi

perubahan warna menjadi biru. Catat jumlah volume EDTA yang terpakai.

Kesadahan dapat dihitung dengan rumus :

Kesadahantotal = VEDTA x MEDTA x 1000 x Mr CaCO3

mLsampel

3.5.5 Penentuan Kandungan Besi

Dibuat larutan standar besi dengan konsentrasi 0 , 0,2 ppm, 0,4 ppm, 0,6 ppm, 0,8

ppm dan 1 ppm dari larutan standar besi 50 ppm dan dimasukkan ke dalam labu

ukur 50 mL, diencerkan dengan akuades sampai tanda batas. Ukur absorban pada

panjang gelombang 248,3 nm dengan SSA. Lakukan hal yang sama terhadap

sampel air. Buat kurva kalibrasi larutan standar besi, dan dengan kurva kalibrasi

tersebut konsentrasi besi dapat ditentukan.

3.5.6 Uji E.Coli dan Coliform

Uji E.Coli dan coliform yang dirujuk kepada MPN (Angka Paling mungkin)

dengan 7 tabung seri 5-1-1. Pengujian E. Coli dan Coliform dari 2 tahap

pengujian, yaitu uji penduga dan uji penegasan.

3.5.6.1 Uji Penduga (presumptive test)

Dipipet 10 mL sampel masing-masing dimasukkan ke dalam 10 mL medium

Laktosa broth 2 yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik, 1 mL sampel

masing-masing dimasukkan ke dalam 10 mL medium Laktosa Broth 1 yang

didalamnya terdapat tabung durham terbalik. Dimasukkan sampel masing-masing

19

Page 20: My Proposal

0,1 mL ke dalam 10 mL medium Laktosa Broth 1 yang didalamnya terdapat

tabung durham terbalik. Simpan semua tabung dalam lemari pengeram pada suhu

36oC selama 24 jam sampai 48 jam. Kemudian catat jumlah tabung yang

membentuk gas, diberi tanda (+).

3.5.5.2 Uji Penegasan (confirmed test)

Pindahkan 1 mL masing-masing tabung yang membentuk gas pada media Laktosa

Broth ke dalam tabung yang berisi 10 mL media Brilliant Green Lactosa Bile

Broth 2% (BGLB 2 %), masukkan semua tabung dalam lemari pengeram

(incubator) pada suhu 37oC untuk Coliform dan suhu 44oC untuk E.Coli. Hasil

yang positif disamakan dengan tabel 10.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

20

Page 21: My Proposal

Penelitian pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas Air Minum Isi Ulang

(AMIU) yang beredar di daerah Pasar Baru kota Padang dilakukan berdasarkan

pH, TDS, kesadahan, kandungan Fe, bakteri E.Coli dan Coliform. Setelah

dilakukan penelitian selama empat minggu terhadap tiga depot AMIU didapatkan

hasil sebagai berikut :

4.1 pH (Derajat Keasaman)

Hasil pengujian pH Air Minum Isi Ulang pada tiga depot di daerah Pasar Baru di

kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1 . Hasil pengukuran pH

Kode Sampel

Waktu (minggu)

0 1 2 3 4

1 6,87 7,21 7,26 6,97 7,30

2 7,07 7,10 7,54 7,42 7,92

3 7,16 7,39 7,39 7,09 7,60

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai pH dari ketiga depot AMIU masih

berada dalam ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII?2002 dan memenuhi syarat mutu air

minum isi ulang yaitu SNI 01-3553-1996 yang direvisi menjadi SNI 01-3553-

2006 yaitu dengan rentang pH 6,5 – 8,5.

Rentang pH dari ketiga sampel adalah 6,87 - 7,92, dimana ketiga sampel

umumnya mengalami kenaikan pH di setiap minggunya. Hal ini menunjukkan

bahwa lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap nilai pH karena

semakin lama AMIU disimpan maka senyawa-senyawa organik yang bersifat

asam akan mengendap kebawah sehingga air menjadi basa.

Nilai pH yang tertinggi terdapat pada sampel 2 pada minggu ke-4 yaitu

6,87, sedangkan nilai pH yang terendah terdapat pada sampel 1 pada minggu ke-0

yaitu 7,92. Dari penelitian yang dilakukan tidak terdapat pH yang melebihi

21

Page 22: My Proposal

ambang batas yang telah ditetapkan Menkes. Jika pH kecil dari 6,5 maka air akan

terasa asam, dan jika pH besar dari 8,5 maka akan berasa pahit.

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova dua variable

tanpa ulangan, menunjukkan nilai Fh1 (uji pengaruh waktu) sebesar 7,00 dengan

nilai Ftabel 3,84 (α = 0,05) dan untuk Fh2 (uji pengaruh sampel) sebesar 5,50

dengan nilai Ftabel 4,46 (α = 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai

Fh1 lebih besar daripada Ftabel, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap nilai pH sampel dari minggu ke-0 sampai ke-4. Sedangkan Fh2 lebih

kecil daripada Ftabel, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antar sampel.

Setelah dilakukan uji lanjutan (uji duncants) terhadap pengaruh waktu, maka

didapat bahwa pengaruh waktu penyimpanan memberikan perbedaan yang

signifikan pada minggu ke-4 terhadap minggu ke-0, ke-1, dan ke-3, dan pada

minggu ke-2 terhadap minggu ke-0. sedangkan minggu yang lainnya tidak

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap masing-masing minggu.

Perbedaan hasil yang signifikan ini kemungkinan disebabkan oleh masih

tercemarnya sumber air yang digunakan sebagai bahan baku air minum isi ulang

contohnya dengan keberadaan senyawa-senyawa yang bersifat racun seperti

pestisida di dalam air baku (15). Dari ketiga depot air minum isi ulang yang diteliti

memiliki kesamaan sumber bahan baku air minum yaitu berasal dari mata air

pegunungan. Kemungkinan lainnya bisa juga disebabkan air tercemar pada saat

dialirkan melalui pipa dari mobil tangki air sebelum akhirnya disaring

menggunakan alat filter.(11,12)

4.2 TDS (Total Dissolved Solid)

Hasil analisis jumlah zat padat terlarut (TDS) dari ketiga depot AMIU dapat

dilihat pada Tabel 2 berikut ini :

22

Page 23: My Proposal

Tabel 2. Hasil analisis TDS

Kode

Sampel

Waktu (minggu)

0 1 2 3 4

1 588 mg/L 140 mg/L 132 mg/L 96 mg/L 96 mg/L

2 1060 mg/L 196 mg/L 136 mg/L 124 mg/L 60 mg/L

3 1100 mg/L 164 mg/L 144 mg/L 84 mg/L 32 mg/L

Rentang nilai TDS pada sampel 1 berkisar antara 96-588 mg/L, pada

sampel 2 berkisar antara 60-1060 mg/L, dan pada sampel 3 berkisar antara 32-

1100 mg/L.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah zat padat terlarut sampel 1 AMIU

berada pada ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik

Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 1000 mg/L. Sedangkan

jumlah zat padat tersuspensi pada sampel 2 dan sampel 3 pada minggu nol

melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 1060 mg/L dan 1100 mg/L.

Ini berarti bahwa sampel 1 lebih bagus daripada sampel 2 dan 3 jika dilihat dari

segi TDS, padahal ketiga sampel berasal dari sumber air baku yang sama yaitu

berasal dari air pergunungan. Ini mungkin disebabkan karena sampel 2 dan 3

tercemar saat air dialirkan dari mobil tangki melalui pipa sebelum akhirnya

disaring menggunakan alat filter, dan juga bisa disebabkan karena alat filter tidak

berfungsi sebagaimana mestinya.

Semakin lama AMIU disimpan maka akan semakin kecil jumlah zat

terlarut yang terkandung di dalam AMIU tersebut karena semakin banyak jumlah

zat terlarut yang mengendap.

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova dua variable

tanpa ulangan, menunjukkan nilai Fh1 (uji pengaruh waktu) sebesar 23,4567

dengan nilai Ftabel 3,84 (α = 0,05) dan untuk Fh2 (uji pengaruh sampel) sebesar

1,0415 dengan nilai Ftabel 4,46 (α = 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

nilai Fh1 lebih besar daripada Ftabel, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap nilai jumlah zat padat terlarut pada sampel dari minggu ke-0 sampai ke-

23

Page 24: My Proposal

4. Sedangkan Fh2 lebih kecil daripada Ftabel, sehingga tidak ada perbedaan yang

signifikan antar sampel. Setelah dilakukan uji lanjutan (uji duncants) terhadap

pengaruh waktu, maka didapat bahwa pengaruh waktu penyimpanan memberikan

perbedaan yang signifikan antara sampel pada minggu ke-0 dengan ke-4, minggu

ke-0 dengan ke-3, minggu ke-0 dengan ke-2, dan minggu ke-0 dengan minggu ke-

1. Sedangkan minggu yang lainnya tidak memberikan perbedaan yang signifikan

terhadap masing-masing minggu.

4.3 TOC (Total Organik Karbon)

Hasil analisis kandungan TOC (Total Organik Karbon) dari ketiga depot AMIU

dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Hasil analisis kandungan TOC

Kode

Sampel

Waktu (minggu)

0 1 2 3 4

1 0,2000 mg/L

0,2000 mg/L

0,6000 mg/L

0,8000 mg/L

1,6000 mg/L

2 0,2000 mg/L

0,2000 mg/L

0,4000 mg/L

0,6000 mg/L

1,6000 mg/L

3 0,2000 mg/L

0,2000 mg/L

0,2000 mg/L

0,4000 mg/L

1,6000 mg/L

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa rentang nilai TOC dari ketiga sampel

berkisar antara 0,2 – 1,6 mg/L, ini berarti bahwa nilai TOC sampel 1, 2, dan 3

AMIU berada pada ambang batas yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 1 mg/L, kecuali

pada minggu ke-4 pada masing-masing sampel. Pada minggu ke-4, kandungan

TOC pada ketiga sampel melebihi kadar yang diperbolehkan yaitu 1,600 mg/L.

Semakin lama AMIU disimpan maka akan semakin banyak jumlah

organik karbon pada AMIU tersebut. Adanya bahan-bahan organik dalam air erat

hubungannya dengan terjadinya perubahan sifat fisik dari air, terutama dengan

timbulnya warna, bau dan rasa, dan kekeruhan yang tidak diinginkan.(13)

24

Page 25: My Proposal

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova dua variable

tanpa ulangan, menunjukkan nilai Fh1 (uji pengaruh waktu) sebesar 53,1250

dengan nilai Ftabel 3,84 (α = 0,05) dan untuk Fh2 (uji pengaruh sampel) sebesar

0,1666 dengan nilai Ftabel 4,46 (α = 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

nilai Fh1 lebih besar daripada Ftabel, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap nilai jumlah TOC sampel dari minggu ke-0 sampai ke-4. Sedangkan Fh2

lebih kecil daripada Ftabel, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antar

sampel. Setelah dilakukan uji lanjutan (uji duncants) terhadap pengaruh waktu,

maka didapat bahwa pengaruh waktu penyimpanan memberikan perbedaan yang

signifikan antara sampel pada minggu ke-4 terhadap minggu ke-0, ke-1, ke-3, dan

minggu ke-2. dan antara sampel pada minggu ke-3 terhadap minggu ke-0 dan

minggu ke-1. Sedangkan minggu yang lainnya tidak memberikan perbedaan yang

signifikan terhadap masing-masing minggu.

4.4 Kesadahan

Hasil analisis kandungan kesadahan dari ketiga depot AMIU dapat dilihat pada

Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4. Hasil analisis kandungan kesadahan

Kode

Sampel

Waktu (minggu)

0 1 2 3 4

1 88,9200 mg/L

73,2000 mg/L

60,9000 mg/L

32,9000 mg/L

19,4000 mg/L

2 146,4000 mg/L

105,3000 mg/L

104,4000 mg/L

89,3000 mg/L

82,4500 mg/L

3 120,8610 mg/L

60,9000 mg/L

54,9000 mg/L

38,8000 mg/L

28,2000 mg/L

Kandungan kesadahan maksimum yang diperbolehkan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu 500 mg/L. Dari

Tabel 4 dapat dilihat bahwa kandungan kesadahan dari ketiga depot AMIU masih

berada dalam ambang batas.

25

Page 26: My Proposal

Rentang nilai kandungan kesadahan pada sampel 1 berkisar antara

88,9200–19,4000 mg/L, pada sampel 2 berkisar antara 146,4000-82,4500 mg/L,

dan pada sampel 3 berkisar antara 120,8610-28,2000 mg/L. Ini berarti bahwa

sampel 1 lebih bagus daripada sampel 2 dan 3 jika dilihat dari segi kesadahan,

padahal ketiga sampel berasal dari sumber air baku yang sama yaitu berasal dari

air pergunungan. Ini mungkin disebabkan karena sampel 2 dan 3 tercemar saat air

dialirkan dari mobil tangki melalui pipa sebelum akhirnya disaring menggunakan

alat filter, dan juga bisa disebabkan karena alat filter tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. .

Lama penyimpanan memberikan pengaruh terhadap kualitas AMIU.

Semakin lama AMIU disimpan maka akan semakin kecil nilai kesadahan karena

banyaknya endapan yang mengendap, sehingga kualitas AMIU akan semakin

bagus jika dilihat dari segi kesadahan.

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova dua variable

tanpa ulangan, menunjukkan nilai Fh1 (uji pengaruh waktu) sebesar 26,4764

dengan nilai Ftabel 3,84 (α = 0,05) dan untuk Fh2 (uji pengaruh sampel) sebesar

39,8949 dengan nilai Ftabel 4,46 (α = 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat

bahwa nilai Fh1 dan Fh2 lebih besar daripada Ftabel, sehingga terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap nilai kesadahan sampel dari minggu ke-0 sampai ke-4.

Setelah dilakukan uji lanjutan (uji duncants) terhadap pengaruh waktu, maka

didapat bahwa pengaruh waktu penyimpanan memberikan perbedaan yang

signifikan antara sampel pada minggu ke-0 terhadap minggu ke-4, ke-3, ke-2, ke-

1, minggu ke-1 terhadap minggu ke-4, ke-3, dan minggu ke-2 terhadap minggu

ke-4, ke-3. Sedangkan untuk perbedaan antar sampel memberikan perbedaan yang

signifikan antara sampel 2 terhadap sampel 1.

4.5 Kandungan Besi (Fe)

Hasil analisis kandungan besi (Fe) dari ketiga depot AMIU dapat dilihat pada

Tabel 5 berikut ini :

26

Page 27: My Proposal

Tabel 5. Hasil analisis kandungan besi (Fe)

Kode

Sampel

Waktu (minggu)

0 1 2 3 4

1 0,1900 mg/L

0,1710 mg/L

0,1490 mg/L

0,1480 mg/L

0,1370 mg/L

2 0,2860 mg/L

0,1770 mg/L

0,1610 mg/L

0,1370 mg/L

0,1340 mg/L

3 0,3260 mg/L

0,1370 mg/L

0,1200 mg/L

0,1120 mg/L

0,0920 mg/L

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah kandungan besi AMIU pada

minggu nol sampai minggu ke-4 berkisar antara 0,0920 – 0,3260 mg/L.

Sedangkan kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,3 mg/L. Kandungan besi

yang melampaui ambang batas terdapat pada sampel 3 pada minggu nol yaitu

0,3260 mg/L. Kandungan besi yang melebihi batas maksimum akan berdampak

bagi tubuh yaitu mengakibatkan rusaknya gigi, sedangkan untuk air minum

sendiri akan menimbulkan bau, rasa yang tidak enak, dan warna kemerah-

merahan. (14,16,17)

Rentang nilai kandungan besi pada sampel 1 berkisar antara 0,1900-

0,1370 mg/L, pada sampel 2 berkisar antara 0,2860-0,1340 mg/L, dan pada

sampel 3 berkisar antara 0,3260-0,0920. Ini berarti bahwa sampel 1 lebih bagus

daripada sampel 2 dan 3 jika dilihat dari segi kandungan besi, padahal ketiga

sampel berasal dari sumber air baku yang sama yaitu berasal dari air pergunungan.

padahal ketiga sampel berasal dari sumber air baku yang sama yaitu berasal dari

air pergunungan. Ini mungkin disebabkan karena sampel 2 dan 3 tercemar saat air

dialirkan dari mobil tangki melalui pipa sebelum akhirnya disaring menggunakan

alat filter, dan juga bisa disebabkan karena alat filter tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. .

Semakin lama penyimpanan AMIU maka akan semakin banyak logam Fe

yang mengendap, sehingga logam Fe yang terkandung didalam AMIU akan

semakin sedikit.

27

Page 28: My Proposal

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda Anova dua variable

tanpa ulangan, menunjukkan nilai Fh1 (uji pengaruh waktu) sebesar 0,7482

dengan nilai Ftabel 3,84 (α = 0,05) dan untuk Fh2 (uji pengaruh sampel) sebesar

0,0680 dengan nilai Ftabel 4,46 (α = 0,05). Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

nilai Fh1 lebih besar dari Ftabel dan Fh2 lebih kecil daripada Ftabel. Setelah

dilakukan uji lanjutan (uji duncants) terhadap pengaruh waktu, ternyata tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara sampel.

4.6 E. Coli dan Coliform

Penentuan kualitas air minum berdasarkan parameter bakteriologi dilihat dari

keberadaan kelompok bakteri Coliform, dimana Coliform merupakan suatu group

bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi yang

tidak baik terhadap air.(18) Untuk mengetahui jumlah coliform di dalam sampel

digunakan metode Most Probable Number (MPN). Metoda ini terbagi atas dua

tahap pengujian, yaitu uji penduga dan uji penegas. Kedua tahap pengujian ini

didasarkan kepada sifat bakteri coliform yang dapat menfermentasi laktosa

sehingga menghasilkan asam dan gas. Terbentuknya asam dapat dilihat dari

kekeruhan pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung

durham yang ditangkap berupa gelembung udara.(19) Tabung yang dinyatakan

positif mengandung bakteri coliform jika terbentuk gas sebanyak 10 % atau lebih

dari volume di dalam tabung durham.

Hasil Pengujian bakteri E.Coli dan Coliform pada air minum isi ulang yang

dianalisis dapat terlihat pada tabel 7 dan 8 dibawah ini :

Tabel 6. Hasil Uji penegas untuk bakteri E.Coli (44oC)

28

Page 29: My Proposal

Kode Sampel

Lama Waktu Penyimpanan (minggu)

0 1 2 3 4Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil

1 12 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek2 96 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek3 15 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek

Tabel 7. Hasil Uji penegas untuk bakteri Coliform (37oC)

Kode Sampel

Lama Waktu Penyimpanan (minggu)

0 1 2 3 4Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil

1 12 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek2 38 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek3 12 Jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek 240 jelek

Berdasarkan tabel 6 dan 7, dapat dilihat kualitas air minum isi ulang dari

ketiga depot tersebut dikatakan jelek karena mengandung E.Coli dan Coliform.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi dalam air untuk perkembangan

bakteri yang dibuktikan dengan adanya gelembung gas pada tabung durham.(17,20)

Ini menandakan terjadinya fermentasi laktosa oleh bakteri coliform. Adanya

bakteri E.Coli dan Coliform dalam air minum dimana coliform termasuk pada

bakteri indikator sanitasi (bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus

manusia) menandakan bahwa air baku yang digunakan tersebut dalam satu atau

lebih tahap pengolahannya pernah mengalami kontak dengan feses yang berasal

dari usus manusia.(17,18) Dari ketiga depot air minum isi ulang yang diteliti

memiliki kesamaan sumber bahan baku air minum yaitu berasal dari mata air

pegunungan yang dibawa dengan mobil tangki air. Kemungkinan lainnya bisa

juga disebabkan air tercemar pada saat dialirkan melalui pipa dari mobil tangki air

sebelum akhirnya disaring menggunakan alat filter .(13)

Penyebab lain masih terdapatnya bakteri E.coli dan coliform dalam air

minum isi ulang yaitu penggunaan ultra violet (UV) yang tidak memenuhi standar

dan pemilik depot kurang memperhatikan masa penggantian filter.(18) UV

berfungsi untuk membunuh bakteri dan virus di dalam air. Ada sebagian depot

29

Page 30: My Proposal

yang hanya menghidupkan ultraviolet (UV) jika hendak mengisi galon pembeli.

Jika hal ini terjadi, bakteri di dalam air minum itu tidak akan mati. (20)

Masa penggantian filter juga harus diperhatikan pemilik depot. Filter berupa

pasir silika, zeolit dan karbon aktif sebaiknya diganti setiap setahun sekali

sedangkan untuk pembersihannya tergantung pada tingkat kekeruhan air baku

yang digunakan.(20,21) Bisa juga dikarenakan kontaminasi sanitasi lingkungan di

sekitar depot. Jika air yang telah terkontaminasi ini dikonsumsi oleh masyarakat,

maka dapat menyebabkan diare.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

30

Page 31: My Proposal

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Sampel dari ketiga depot AMIU di daerah Pasar Baru kota Padang memenuhi

persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu dari segi

parameter pH yaitu berkisar antara 6,87 - 7,92, dan parameter kesadahan yaitu

berkisar antara 19,4000 – 146,4000 mg/L. sedangkan parameter TDS, TOC,

kandungan Fe, bakteri E.coli dan coliform tidak memenuhi syarat.

2. Lama penyimpanan akan mempengaruhi kualitas AMIU, dimana :

Semakin lama penyimpanan AMIU maka pH AMIU semakin besar

Semakin lama penyimpanan AMIU maka nilai TDS, kesadahan, dan

kandungan Fe akan semakin kecil

Semakin lama penyimpanan AMIU maka kandungan senyawa organik

akan semakin banyak

Semakin lama penyimpanan AMIU maka semakin banyak bakteri yang

akan tumbuh di dalam AMIU

3. Mutu AMIU Sampel 1 lebih bagus daripada sampel 2 dan 3 jika dilihat dari

parameter pH, TDS, kesadahan, dan kandungan Fe.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan agar :

1. Agar para pengusaha depot AMIU lebih memperhatikan masa pergantian alat

filter (penyaring) dan alat pencucian galon.

2 Agar para pegusaha depot AMIU lebih sering melakukan pemerikasaan

terhadap kualitas AMIU ke Laboratorium.

Lampiran I

Uji Statistik Parameter pH

31

Page 32: My Proposal

Kode

sample 0 1 2 3 4

Jumlah

Baris Rata-rata

1 6,8770 7,2140 7,2680 6,9750 7,3010 35,6350 7,1270

2 7,0750 7,1020 7,5410 7,4230 7,9230 37,0640 7,4130

3 7,1600 7,3960 7,3960 7,0990 7,6010 36,6520 7,3300

Jumlah

Kolom 21,1120 21,7120 22,2050 21,4970 22,8250 109,3510

-

-

Rata-

rata 7,0370 7,2370 7,4010 7,1650 7,6080 - -

JKk = Σ JKj 2 - Jt 2 Keterangan : JKk = jumlah kuadrat kolom

b b k JKj = jumlah nilai kolom

JKb = Σ JKi 2 - Jt 2 JKb = jumlah kuadrat baris

k b k JKt = jumlah kuadrat total

JKt = Σ Xij2 - Jt 2 JKs = jumlah kuadrat sisa

b k Jt = jumlah nilai total

JKs = JKt – JKk – JKb b = jumlah baris

k = jumlah kolom

Xij = jumlah kuadrat kolom dan

Baris

JKk =(21,1120) 2 +(21,7120) 2 +(22,2050) 2 +(21,4970) 2 +(22,8250) 2 - (109,3510) 2

3 15

= 797,7637 – 797,1761

= 0,5876

JKt = [ (6,8770)2 + (7,0750)2 + (7,1600)2 + (7,2140)2 + (7,1020)2 + (7,3960)2 +

(7,2680)2 + ( 7,5410)2 + (7,3960)2 + (6,9750)2 + (7,4230)2 + (7,0990)2 +

(7,3010)2 + (7,9230)2 + (7,6010)2 ] - (109,351) 2

15

= 798,1877 - 797,1761

32

Page 33: My Proposal

= 1,0116

JKb = (35,6350) 2 + (37,0640) 2 + (36,6520) 2 - (109,3510) 2

5 15

= 797,3924 – 797,1761

= 0,2163

JKs = JKt – JKk – JKb

= 1,0116 – 0,5876 – 0,2163

= 0,2077

Tabel Anova

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom JKk K - 1 JKk / DB σ 2 + b σk2

Antar sample JKb B – 1 JKb / DB σ 2 + k σb2

Sisa JKs (k-1)(b-1) JKs / DB σ 2

Jumlah JKt k b -1 - -

Keterangan : KT = kuadrat tengah

KTD = kuadrat tengah yang diharapkan

DB = derajat bebas

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom 0,5876 4 0,1469 σ 2 + 3 σk2

Antar sample 0,2163 2 0,1081 σ 2 + 5 σb2

33

Page 34: My Proposal

Sisa 0,2077 8 0,0259 σ 2

Jumlah 1,0116 14 - -

(1). Perbedaan antar waktu

Fh1 = KT (JKk)

KT (JKs)

= 0,1469 = 5,6718

0,0259

Ft 0,05 , 4,8 = 3,84

Fh > Ft , ada perbedaan signifikan antar waktu

(2). Perbedaan antar sampel

Fh2 = KT (JKb)

KT (JKs)

= 0,1081 = 4,1737

0,0259

Ft 0,05 , 4,8 = 4,46

Fh < Ft , tidak ada perbedaan signifikan antar sampel

(3). Variasi sisa (σ 2)

Sp =  √ 0,0259

3

= 0,0929

Uji Duncant

a. Perbedaan antar waktu

Urutan dari nilai terkecil

Waktu 0 3 1 2 4

Rata-rata 7,0370 7,1650 7,2370 7,4010 7,6080

34

Page 35: My Proposal

Tabel 10 A pada α = 0,05

Waktu ke 2 3 4 5

SR 3,15 3,30 3,37 3,43

SR x SP 0,2926 0,3065 0,3130 0,3186

Keterangan ; SR = daerah nyata

SR x SP = daerah nyata terkecil

Sehingga;

1. 4 – 0 = 7,6080 – 7,0370 = 0,5710 > 0,3186 ( S )

4 – 3 = 7,6080 – 7,1650 = 0,4430 > 0,3130 ( S )

4 – 1 = 7,6080 – 7,2370 = 0,3710 > 0,3065 ( S )

4 – 2 = 7,6080 – 7,4010 = 0,2070 < 0,2926 ( NS )

2. 2 – 0 = 7,4010 – 7,0370 = 0,3640 > 0,3130 ( S )

2 – 3 = 7,4010 – 7,1650 = 0,236 0 < 0,3065 ( NS )

2 – 1 = 7,4010 – 7,2370 = 0,1640 < 0,2926 ( NS )

3. 1 – 0 = 7,2370 – 7,0370 = 0,2000 < 0,3065 ( NS )

1 – 3 = 7,2370 – 7,1650 = 0,0720 < 0,2926 ( NS )

4. 3 – 0 = 7,1650 – 7,0370 = 0,1280 < 0,2926 ( NS )

Waktu 0 3 1 2 4

Rata-rata 7,0370 7,1650 7,2370 7,4010 7,6080

Huruf a a a b b

Lampiran 2

Uji Statistik Parameter TDS

Kode 0 1 2 3 4

Jumlah Rata-rata

35

Page 36: My Proposal

sample Baris

1 588 140 132 96 96 1052 210,4000

2 1060 196 136 124 60 1576 315,2000

3 1100 164 144 84 32 1524 304,8000

Jumlah

Kolom 2748 500 412 304 188 4150 -

Rata-

rata 916 166,6700 137,3300 101,3300 62,6700 - -

JKk = (2748) 2 + (500) 2 + (412) 2 + (304) 2 + (188) 2 - (4150) 2

3 15

= 2699669,3330 - 1148166,6670

= 1551502,6660

JKb = (1052) 2 + (1576) 2 + (1524) 2 - (4150) 2

5 15

= 1182611,2000 - 1148166,6670

= 34444,5330

JKt = (588)2 + (1060)2 + (1100)2 + (140)2 + (196)2 + (164)2 + (132)2 + (136)2 +

(144)2 + (96)2 + (124)2 + (84)2 + (96)2 + (60)2 + (32)2 - (4150) 2

15

= 2866400 – 1148166,6670

= 1718233,3330

JKs = JKt – JKk – JKb

= 1718233,3330 – 1551502,6660 – 34444,5330

= 132286,1340

Tabel Anova

36

Page 37: My Proposal

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom 1551502,6660 4 387875,6665 σ 2 + 3 σk2

Antar sample 34444,533 2 17222,2665 σ 2 + 5 σb2

Sisa 132286,1340 8 16535,7667 σ 2

Jumlah 1718233,3330 14 - -

(1). Perbedaan antar waktu

Fh1 = 387875,6665 = 23,4567

16535,7667

Ft 0,05 , 4,8 = 3,84

Fh > Ft , ada perbedaan signifikan antar waktu

(2). Perbedaan antar sampel

Fh2 = 17222,2665 = 1,0415

16535,7667

Ft 0,05 , 4,8 = 4,46

Fh < Ft , tidak ada perbedaan signifikan antar waktu

(3). Variasi sisa (σ 2 )

Sp = √ 16535,7667 = 74,2423

3

Uji Duncant

a. Perbedaan antar waktu

Urutan dari nilai terkecil

Waktu 4 3 2 1 0

Rata-rata 62,6700 101,3300 137,3300 166,6700 916

37

Page 38: My Proposal

Tabel 10 A pada α = 0,05

Waktu ke 2 3 4 5

SR 3,15 3,30 3,37 3,43

SR x SP 233,8632 244,9995 250,1965 254,6511

Sehingga;

1. 0 – 4 = 916 – 62,6700 = 853,3300 > 254,6511 ( S )

0 – 3 = 916 – 101,3300 = 814,6700 > 250,1965 ( S )

0 – 2 = 916 – 137,3300 = 778,6700 > 244,9995 ( S )

0 – 1 = 916 – 166,6700 = 749,3300 > 233,8632 ( S )

2. 1 – 4 = 166,6700 – 62,6700 = 104 < 250,1965 ( NS )

1 – 3 = 166,6700 – 101,3300 = 65,3400 < 244,9995 ( NS )

1 – 2 = 166,6700 - 137,3300 = 29,3400 < 233,8632 ( NS )

3. 2 – 4 = 137,3300 – 62,6700 = 74,6600 < 244,9995 ( NS )

2 – 3 = 137,3300 – 101,3300 = 36 < 233,8632 ( NS )

4. 3 – 4 = 101,3300 – 62,6700 = 38,6600 < 233,8632 ( NS )

Waktu 4 3 2 1 0

Rata-rata 62,6700 101,3300 137,3300 166,6700 916

Huruf a a a a b

Lampiran 3

Uji Statistik Parameter TOC

Kode

sample 0 1 2 3 4

Jumlah

Baris Rata-rata

38

Page 39: My Proposal

1 0,2000 0,2000 0,6000 0,8000 1,6000 3,4000 0,6800

2 0,2000 0,2000 0,4000 0,6000 1,6000 3 0,6000

3 0,2000 0,2000 0,2000 0,4000 1,6000 2,6000 0,5200

JK 0,6000 0,6000 1,2000 1,8000 4,8000 9 -

Rata-

rata 0,200 0,2000 0,4000 0,6000 1,6000 - -

JKk = (0,6000) 2 + (0,6000) 2 + (1,2000) 2 + (1,8000) 2 + (4,8000) 2 - (9) 2

3 15

= 9,4800 – 5,4000

= 4,0800

JKb = (3,4000) 2 + (3) 2 + (2,6000) 2 - (10) 2

5 15

= 5,4640 – 5,400

= 0,064

JKt = [ ( 0,2000)2 + (0,2000)2 + (0,2000)2 + (0,2000)2 + (0,2000)2 + (0,2000)2 +

(0,6000)2 + (0,4000)2 + (0,2000)2 + (0,8000)2 + (0,6000)2 + (0,4000)2 +

(1,6000)2 + (1,6000)2 + (1,6000)2 - (10) 2

15

= 9,6400 – 5,400

= 4,2400

JKs = JKt – JKk – JKb

= 4,2400 – 4,0800 – 0,0064

= 0,1536

Tabel Anova

39

Page 40: My Proposal

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom 4,0800 4 1,0200 σ 2 + 3 σk2

Antar sample 0,0064 2 0,0032 σ 2 + 5 σb2

Sisa 0,1536 8 0,0192 σ 2

Jumlah 4,2400 14 - -

(1). Perbedaan antar waktu

Fh1 = 1,0200 = 53,1250

0,0192

Ft 0,05 , 4,8 = 3,84

Fh > Ft , ada perbedaan signifikan antar waktu

(2). Perbedaan antar sampel

Fh2 = 0,0032 = 0,1666

0,0192

Ft 0,05 , 4,8 = 4,46

Fh < Ft , tidak ada perbedaan signifikan antar waktu

(3). Variasi sisa (σ 2 )

Sp = √ 0,0192 = 0,0800

3

Uji Duncant

a. Perbedaan antar waktu

Urutan dari nilai terkecil

Waktu 0 1 2 3 4

Rata-rata 0,2000 0,2000 0,4000 0,6000 1,6000

40

Page 41: My Proposal

Tabel 10 A pada α = 0,05

Waktu ke 2 3 4 5

SR 3,15 3,30 3,37 3,43

SR x SP 0,2520 0,2640 0,2696 0,2744

Sehingga;

1. 4 – 0 = 1,6000 – 0,2000 = 1,4000 > 0,2744 ( S )

4 – 1 = 1,6000 – 0,2000 = 1,4000 > 0,2696 ( S )

4 – 2 = 1,6000 – 0,4000 = 1,2000 > 0,2640 ( S )

4 – 3 = 1,6000 – 0,6000 = 1,0000 > 0,2520 ( S )

2. 3 – 0 = 0,6000 – 0,2000 = 0,4000 > 0,2696 ( S )

3 – 1 = 0,6000 – 0,2000 = 0,4000 > 0,2640 ( S )

3 – 2 = 0,6000 – 0,4000 = 0,2000 < 0,2520 ( NS )

3. 2 – 0 = 0,4000 – 0,2000 = 0,2000 < 0,2540 ( NS )

2 – 1 = 0,4000 – 0,2600 = 0,1400 < 0,4032 ( NS )

4. 1 – 0 = 0,2600 – 0,2600 = 0,0000 < 0,4032 ( NS )

Waktu 0 1 2 3 4

Rata-rata 0,2000 0,2000 0,4000 0,6000 1,600

Huruf a a c c b

Lampiran 4

Uji Statistik Parameter Kesadahan

Kode

sample 0 1 2 3 4

Jumlah

Baris Rata-rata

41

Page 42: My Proposal

1 88,9200 73,2000 60,9000 32,9000 19,4000 275,3200 55,0640

2 146,4000 105,3000 104,4000 89,3000 82,4500 527,8500 105,5700

3 120,8610 60,9000 54,9000 38,8000 28,2000 303,6610 60,7322

JK 356,1810 239,4000 220,2000 161 130,0500 1106,8310 -

Rata-

rata 118,7270 79,8000 73,4000 53,6666 43,3500 - -

JKk = (356,1810) 2 + (239,4000) 2 + (220,2000) 2 + (161) 2 + (130,0500) 2

3

- 1106,8310 2 15

= 91833,1024 – 81671,6575

= 10161,4449

JKb = (275,3200) 2 + (527,8500) 2 + (303,6610) 2 - (1106,8310) 2

5 15

= 89327,3455 – 81671,6575

= 7655,6880

JKt = [(88,9200)2 + (146,4000)2 + (120,8610)2 + (73,2000)2 + (105,3000)2 +

(60,9000)2 + (60,9000)2 + (104,4000)2 + (54,9000)2 + (39,2000)2 +

(89,3000)2 + (38,8000)2 + (19,4000)2 + (82,4500)2 + (28,2000)2 ] -

(1106,8310) 2

15

42

Page 43: My Proposal

= 100256,3702 - 81671,6575

= 18584,7127

JKs = JKt – JKk – JKb

= 18584,7127 – 10161,4449 – 7655,6880

= 767,5843

Tabel Anova

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom 10161,4449 4 2540,3612 σ 2 + 3 σk2

Antar sampel 7655,6880 2 3827,8440 σ 2 + 5 σb2

Sisa 767,5843 8 95,9480 σ 2

Jumlah 18584,7127 14 - -

(1). Perbedaan antar waktu

Fh1 = 2540,3612 = 26,4764

95,9480

Ft 0,05 , 4,8 = 3,84

Fh > Ft , ada perbedaan signifikan antar waktu

(2). Perbedaan antar sampel

Fh2 = 3827,8440 = 39,8949

95,9480

Ft 0,05 , 4,8 = 4,46

Fh > Ft , ada perbedaan signifikan antar waktu

43

Page 44: My Proposal

(3). Variasi sampel

Sp = √ 0,00687 = 0,0478

3

Uji Duncant

a. Perbedaan antar waktu

Urutan dari nilai terkecil

Waktu 4 3 2 1 0

Rata-rata 46,3500 53,6666 73,4000 79,8000 118,7270

Tabel 10 A pada α = 0,05

Waktu ke 2 3 4 5

SR 3,15 3,30 3,37 3,43

SR x SP 17,8141 18,1183 19,0583 19,3976

Sehingga;

1. 0 – 4 = 118,7270 – 46,3500 = 75,3777 > 19,3976 ( S )

0 – 3 = 118,7270 – 53,6666 = 65,0604 > 19,0583 ( S )

0 – 2 = 118,7270 – 73,4000 = 45,3270 > 18,1183 ( S )

0 – 1 = 118,7270 – 79,8000 = 38,9270 > 17,8141 ( S )

2. 1 – 4 = 79,8000 – 46,3500 = 36,4500 > 19,0583 ( S )

1 – 3 = 79,8000 – 53,6666 = 26,1334 > 18,1183 ( S )

1 – 2 = 79,8000 – 73,4000 = 6,4000 < 17,8141 ( NS )

3. 2 – 4 = 73,4000 – 46,3500 = 30,0500 > 18,1183 ( S )

2 – 3 = 73,4000 – 53,6666 = 19,7334 > 17,8141 ( S )

4. 3 – 4 = 53,6666 – 46,3500 = 10,3166 < 17,8141 ( NS )

Waktu 4 3 2 1 0

Rata-rata 43,3500 53,6666 73,4000 79,8000 118,7270

Huruf a a c c b

44

Page 45: My Proposal

b. Perbedaan antar sampel

Urutan dari nilai terkecil

BD = k (b-1) = 5 (3-1) = 10

Sehingga;

1. 2 – 1 = 105,5700 – 55,0640 = 50,5060 > 18,6624 ( S )

2 – 3 = 105,5700 – 60,7322 = 44,8378 > 17,8141 ( S )

2. 3 – 1 = 60,7322 – 55,0640 = 5,6682 < 17,8141 ( NS )

Sampel 1 3 2

Rata-rata 55,0640 60,7322 105,5700

Huruf a a b

Lampiran 5

Uji Statistik Parameter Fe ( Besi )

Sampel 1 3 2

Rata-rata 55,0640 60,7322 105,5700

45

Page 46: My Proposal

Kode

sample 0 1 2 3 4

Jumlah

Baris Rata-rata

1 0,1900 0,1710 0,1490 0,1480 0,1370 0,7950 0,1590

2 0,2860 0,1770 0,1610 0,1370 0,1340 0,8950 0,1790

3 0,3260 0,1370 0,1200 0,1120 0,0920 0,7870 0,1570

JK 0,8020 0,4850 0,4300 0,3970 0,3630 2,4770 -

Rata-

rata 0,2670 0,1616 0,1433 0,1323 0,1210 - -

JKk = (0,8020) 2 + (0,4850) 2 + (0,4300) 2 + (0,3970) 2 + (0,3630) 2 - (2,4770) 2

3 15

= 0,4509 – 0,4090

= 0,0419

JKb = (0,7950) 2 + (0,8950) 2 + (0,7870) 2 - (2,4770) 2

5 15

= 0,4104 – 0,4090

= 0,0014

JKt = [ (0,1900)2 + (0,2860)2 + (0,3260)2 + (0,1710)2 + (0,1770)2 + (0,1370)2 +

(0,1490)2 + (0,1610)2 + (0,1200)2 + (0,1480)2 + (0,1370)2 + (0,1120)2 +

(0,1370)2 + (0,1340)2 + (0,0920)2 ] - (2,4770) 2

15

= 0,5638 – 0,4090

= 0,1548

JKs = JKt – JKk – JKb

= 0,1548 – 0,0419 – 0,0014

= 0,1115

46

Page 47: My Proposal

Tabel Anova

Sumber JK DB KT KTD

Antar kolom 0,0419 4 0,0104 σ 2 + 3 σk2

Antar sample 0,0014 2 0,0007 σ 2 + 5 σb2

Sisa 0,1115 8 0,0139 σ 2

Jumlah 0,1548 14 - -

(1). Perbedaan antar waktu

Fh1 = 0,0104 = 0,7482

0,0139

Ft 0,05 , 4,8 = 3,84

Fh < Ft , tidak ada perbedaan signifikan antar waktu

(2). Perbedaan antar sampel

Fh2 = 0,0007 = 0,0503

0,0139

Ft 0,05 , 4,8 = 4,46

Fh < Ft , tidak ada perbedaan signifikan antar waktu

(3). Variasi sampel

Sp = √ 0,0139 = 0,0680

3

Lampiran 6

Contoh Perhitungan TDS (Total Dissolved Solid)

47

Page 48: My Proposal

Rumus :

TDS = (B – A) x 1000

Vsampel

Keterangan :

A : berat cawan kosong

B : berat cawan dan residu

V : volume sampel

Berat cawan kosong (A) = 17,5280 g

Berat cawan dan sisa (B) = 17,5133 g

V : volume sampel

TSS = (B-A) x 1000

V sampel

= (17,5280 g – 17,5133 g) x 1000

25 ml

= 0,588 g/L

= 588 mg/L

Lampiran 7

Contoh Perhitungan TOC (Total Organic Carbon)

48

Page 49: My Proposal

Rumus :

Kadar organik = ( A – B) x 0,1 mg O2 x 1000

mL sampel

A = mL KMnO4 untuk titrasi sampel

B = mL KMnO4 untuk titrasi blangko

Volume KMnO4 blangko = (4,8 mL + 5,4 mL) : 2 = 5,1 mL

Volume KMnO4 sampel = (5,0 mL + 5,3 mL) : 2 = 5,15 mL

Kadar organic = (A-B) x 0,1 mg O2 x 1000 V sampel

= (5,15 mL – 5,1 mL) x 0,1 mg x 1000

25 mL

= 0,2 mg/L

Lampiran 8

Contoh Perhitungan kesadahan

49

Page 50: My Proposal

Kesadahan total = (VEDTA sampel x MEDTA) x 1000 x BM CaCO3

10 mL

Standarisasi EDTA dengan ZnSO4.7H2O

Volume EDTA = 10,7 mL + 10,5 mL

2

= 10,6 mL

V . M (ZnSO4.7H2O) = V . M (EDTA)

10 mL x 0,01 M = 10,6 mL x MEDTA

MEDTA = 0,0094 M

Volume EDTA sampel = 0,2 mL + 0,2 mL

2

= 0,2 mL

Kesadahan total = (0,2 mL x 0,0094 M) x 1000 x 100 mg/mol 10 mL

= 18,8 mg/L

Lampiran 9

Contoh Perhitungan Konsentrasi Besi (Fe)

50

Page 51: My Proposal

Lartn. Standar (X) Absorban (Y)

0 0,0000

0,2 0,015

0,4 0,026

0,6 0,042

0,8 0,055

1,0 0,072

Persamaan Regresi :

Y = A + BX

= - 4,2857 x 10-4 + 0,0709 X

Absorban sampel (Y) = 0,007

Y = A + BX

0,007 = - 4,2857 x 10-4 + 0,0709 X

X = 0,1048

Lampiran 10.

Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 907/MENKES/SK/VII/2002

51

Page 52: My Proposal

PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

1. BAKTERIOLOGIS

2. KIMIA

Bahan-bahan anorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)

Parameter SatuanKadar Maksimum

yang diperbolehkan

Antimony (mg/liter) 0.005

Air Raksa (mg/liter) 0.001

Arsenic (mg/liter) 0.01

Barium (mg/liter) 0.7

Boron (mg/liter) 0.3

Cadmium (mg/liter) 0.003

Kromium (mg/liter) 0.05

Tembaga (mg/liter) 2

Sianida (mg/liter) 0.07

Fluoride (mg/liter) 1.5

Timah (mg/liter) 0.01

Molybdenum (mg/liter) 0.07

Nikel (mg/liter) 0.02

Nitrat (NO3-) (mg/liter) 50

Nitrit(NO2-) (mg/liter) 3

Selenium (mg/liter) 0.01

Bahan-bahan anorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada

konsumen)

Parameter SatuanKadar Maksimum

yang diperbolehkan

Parameter SatuanKadar Maksimum

yang diperbolehkan

a. Air Minum      

E. Coli atau fecal coli Jumlah per 0

  100 mL sampel    

b. Air yang masuk sistem distribusi      

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 0

  per 100 mL sampel    

Total Bakteri coliform Jumlah per 0

  per 100 mL sampel    

c. Air pada sistem distribusi      

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 0

  100 mL sampel    

Total Bakteri coliform Jumlah per 0

  100 mL sampel    

52

Page 53: My Proposal

Ammonia mg/L 1.5 Aluminium mg/L 0.2 Klorida mg/L 250 Copper mg/L 1 Kesadahan mg/L 500 Hidrogen Sulfida mg/L 0.05 Besi mg/L 0.3 Mangan mg/L 0.1 pH  - 6.5 -8.5 Sodium mg/L 200 Sulfate mg/L 250 Total padatan terlarut mg/L 1000 Seng mg/L 3

3. RADIOAKTIFITAS

Parameter SatuanKadar Maksimum

yang diperbolehkanGross aplha activity (bq/liter) 0.1Gross beta activity (bq/liter) 1

4. FISIK

Parameter SatuanKadar Maksimum

Keteranganyang diperbolehkan

Paremeter Fisik       Warna TCU 15  

Rasa dan Bau  -  -Tidak berbau dan

berasa Temperatur oC Suhu udara ± 3oC   Kekeruhan NTU 5  

Lampiran 11

Daftar MPN dengan 7 tabung seri 5-1-1

53

Page 54: My Proposal

5 x 10 mL 1 x 1 mL 1 x 0,1 mL MPN Hasil

0 0 1 2.0 Memuaskan

0 1 0 2.0 Memuaskan

0 1 1 4.0 Diragukan

1 0 0 2.2 Memuaskan

1 0 1 4.4 Diragukan

1 1 0 4.4 Diragukan

1 1 1 6.7 Diragukan

2 0 0 5.0 Diragukan

2 0 1 7.5 Diragukan

2 1 0 7.6 Diragukan

2 1 1 10.0 Diragukan

3 0 0 8.8 Diragukan

3 0 1 12.0 Jelek

3 1 0 12.0 Jelek

3 1 1 16.0 Jelek

4 0 0 15.0 Jelek

4 0 1 21.0 Jelek

4 1 0 21.0 Jelek

4 1 1 27.0 Jelek

5 0 0 38.0 Jelek

5 0 1 96.0 Jelek

5 1 0 96.0 Jelek

5 1 1 240.0 Jelek

Keterangan :

a. 5 x 10 mL = jumlah tabung sampel positif membentuk gelembung gas dalam

10 mL medium LB2, dimana volume sampel 10 mL dan jumlah tabung

semuanya 5.

b. 1 x 1 mL = jumlah tabung sampel yang positif membentuk gelembung gas

dalam 10 mL medium LB1, dimana volume sampel 1 mL dan jumlah tabung

semuanya 1.

54

Page 55: My Proposal

c. 1 x 0,1 mL = jumlah tabung sampel yang positif membentuk gelembung gas

dalam 10 mL medium LB1, dimana volume sampel 0,1 mL dan jumlah tabung

semuanya 1.

55