Paper Seminar Pjb Gresik

12
KETRAMPILAN PENGOPERASIAN WATER TREATMENT PLANT PADA PROSES DEMINERALISASI DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK – JAWA TIMUR (Ir. Apriani Kusumawardhani, MSc, Soraya Rizqimufidah 2411 031 002) Program Studi D3 Metrologi & Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo - Surabaya 60111 ABSTRAK Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peran yang cukup besar dalam kehidupan. Bagi manusia, air berperan dalam kegiatan pertanian, industri, dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologi. Kualitas air yang baik tidak selamanya tersedia di alam. Perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara-cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk dikonsumsi atau diproses. Kata kunci : Water Treatment Plant, Pengolahan kualitas air PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi di Indonesia cukup pesat. Dan disamping itu dengan adanya perguruan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan berbagai kemampuan intelektual dan merasa telah terpanggil untuk semakin meningkatkan mutu output-nya. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) merupakan suatu sistem terintegrasi untuk membangkitkan listrik dengan uap air dan gas (thermal – mechanics). PT. PJB UP Gresik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok sumber listrik di daerah Jawa Timur dan dibawah naungan PLN. PT. PJB UP, Gresik mengoperasikan 4 unit PLTG, 4 unit PLTU dan 3 blok PLTGU dan dengan total daya 2160MW [1] yang dihasilkan oleh unit 3. Peralatan utama pada PLTU Gresik adalah Boiler, Turbin, dan Generator dan peralatan bantunya seperti desalinasion plant dan water treatment. Pada PLTGU Gresik ini berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil ) dan Gas Alam. Selama setahun, UP Gresik membutuhkan bahan bakar gas 108.739.449 MMBTU, MFO 80.617 kiloliter, HSD 500.000 kiloliter, air

description

Pembangkit Jawa Bali merupakan perusahaan

Transcript of Paper Seminar Pjb Gresik

Page 1: Paper Seminar Pjb Gresik

KETRAMPILAN PENGOPERASIAN WATER TREATMENT PLANT PADA PROSES DEMINERALISASI DI PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN

GRESIK – JAWA TIMUR(Ir. Apriani Kusumawardhani, MSc, Soraya Rizqimufidah 2411 031 002)

Program Studi D3 Metrologi & Instrumentasi Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus ITS Keputih Sukolilo - Surabaya 60111

ABSTRAKAir merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peran yang cukup besar

dalam kehidupan. Bagi manusia, air berperan dalam kegiatan pertanian, industri, dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologi. Kualitas air yang baik tidak selamanya tersedia di alam. Perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Water Treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara-cara tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan. Water Treatment Plant adalah sebuah sistem yang difungsikan untuk mengolah air dari kualitas air baku ( influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air pengolahan (effluent) standar yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk dikonsumsi atau diproses.

Kata kunci : Water Treatment Plant, Pengolahan kualitas air

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pada saat ini perkembangan teknologi di Indonesia cukup pesat. Dan disamping itu dengan adanya perguruan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan berbagai kemampuan intelektual dan merasa telah terpanggil untuk semakin meningkatkan mutu output-nya.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU) merupakan suatu sistem terintegrasi untuk membangkitkan listrik dengan uap air dan gas (thermal –

mechanics). PT. PJB UP Gresik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasok sumber listrik di daerah Jawa Timur dan dibawah naungan PLN. PT. PJB UP, Gresik mengoperasikan 4 unit PLTG, 4 unit PLTU dan 3 blok PLTGU dan dengan total daya 2160MW[1] yang dihasilkan oleh unit 3. Peralatan utama pada PLTU Gresik adalah Boiler, Turbin, dan Generator dan peralatan bantunya seperti desalinasion plant dan water treatment. Pada PLTGU Gresik ini berbahan bakar MFO (Marine Fuel Oil ) dan Gas Alam. Selama setahun,

UP Gresik membutuhkan bahan bakar gas 108.739.449 MMBTU, MFO 80.617 kiloliter, HSD 500.000 kiloliter, air penambahan boiler 360.000 Ton, dan air servis berasal dari proses distilasi air laut atau bisa juga menggunakan air PDAM.

Sebelumnya, pada tahun 2011, Ahmad F.[2]melakukan kerja praktek dengan melakukan Penerapan Fault Tree Analysis, Ratih D.[3]melakukan kerja praktek dengan melakukan PID pada Boiler. Selain itu, Rizka W.[4] melakukan kerja praktek dengan melakukan Preventive Maintenance Leak Oil, Rizal Rifaldi [5]melakukan kerja praktek dengan melakukan ketrampilan pengoperasian multi stage flash dengan metode pengendalian laju aliran air.

Secara umum fungsi dari Water Treatment Plant tersebut adalah pengolahan dari sumber air menjadi air bersih, terutama pada hal ini perubahan atau pengurangan mineral atau zat garam pada air laut. Dari water treatment perubahan air garam yang

berasal dari air laut dirubah menjadi air murni. Permasalahan yang akan dibahas dan dijadikan sebagai topik pembahasan adalah mengenai bagaimana cara pengoperasian Water Treatment Plant, oleh karena itu, kami mengambil topik tentang ketrampilan pengoperasian Water Treatment yang dinaungi oleh unit PLTGU PT. PJB Gresik. Penentuan topik ini dikarenakan peranan Water Ttreatment tersebut sangat penting untuk menunjang pengoperasian boiler tersebut sehingga unit dapat beroperasi dengan baik.

1.2 PermasalahanDalam Pelaksanaan Kerja Praktek ini

melakukan pengamatan secara umum sebagai berikut :1 Bagaimana proses pengoperasian Water

Treatment pada proses demineralisasi? 2 Bagaimana parameter kualitas air yang

dihasilkan dari proses tersebut?

Page 2: Paper Seminar Pjb Gresik

1.3 TujuanAdapun tujuan dari dilakukannya kerja

praktek ini adalah sebagai berikut :1 Untuk memahami proses kerja PLTU

secara umum terutama pada bagian turbin.

2 Untuk mengetahui parameter kualitas air yang dihasilkan dari proses Water Treatment.

1.4 Sistematika Laporan.Sistematika penulisan laporan kerja

praktek ini adalah halaman judul, lembar pengesahan perusahaan, lembar pengesahan jurusan, abstrak, abstract, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, lima bab, daftar pustaka dan lampiran. Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan, dan sistematika laporan. Bab II berisi tinjauan umum PT. PJB UP Gresik yang meliputi struktur organisasi, instansi yang menaungi dan lain sebagainya yang menyangkut tentang PT. PJB UP Gresik. Bab III berisi materi tentang pengoperasian water treatment dan bagian-bagian dari mesin tersebut yang terdapat di PT. PJB UP Gresik. Bab terakhir adalah Bab IV berisi penutup, terdiri dari kesimpulan yang merupakan ringkasan dari laporan ini dan saran dari kerja praktek yang telah dilakukan.

Tinjauan Umum2.1 Profil PT. Indonesia Power Perak Grati Sub Unit Perak

UP PT PJB ini merupakan anak perusahaan dari Perusahaan Listrik Negara, PT PLN (Persero), yang dibangun diatas tanah seluas sekitar 78 ha. PT PJB ini terletak di lokasi desa Sidorukun, Jalan Harun Tohir nomor 1, Kota Gresik, Propinsi Jawa Timur atau sekitar 20 km arah barat laut kota Surabaya. Berikut letak lokasi UP PT PJB Gresik

Sebagai salah unit pembangkit, PT PJB Unit Pembangkit Gresik mengoprasikan tiga jenis mesin pembangkit yaitu sebagai berikut:1. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

kapasitas 600 MW2. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)

kapasitas 103 MW3. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga

Gas – Uap) kapasitas 1578 MW

Total kapasitas 2280 MW (terdiri dari 21 Generator).

Dalam proses penyaluran daya listrik yang dihasilkan, PT PJB menggunakan sistem interkoneksi dengan Unit unit Pembangkit yang ada di Jawa – Bali dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen yang ada. Adapun strukturnya dapat dilihat di bagan di bawah ini:

Gambar 2.1 Struktur PLN

2.1.1 Struktur PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Pimpinan tetinggi di PT PJB UP

Gresik adalah seorang General Manager. Dalam menjalankan tugas-tugasnya seorang General Manager dibantu oleh beberapa Manger yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Manager Engineering & Quality Assurance

Manager Operasi Manager Pemeliharaan Manager Logistik Manager Kuangan & Administrasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PJB UP Gresik

Dalam pelaksanaan tugasnya, Manager membawahi beberapa Supervisor yang membatu proses pelaksanaan, berikut bagan struktur organisasi PT PJB UP Gresik dapat dilihat pada gambar diatas.

2.2 Unit PLTGU PT. PJB UP GresikPembangkit Listrik Tenaga Gas Uap

(PLTGU) adalah pembangkit siklus ganda (combined cycle) yang peralatan utamanya terdiri dari turbin dengan generatornya, HRSG (Heat Recovery Steam Generator), turbin uap dengan generatornya dan alat pendukung lainnya.

Page 3: Paper Seminar Pjb Gresik

a. Turbin GasTurbin gas berfungsi sebagai pembangkit

listrik tahap pertama yang mempunyai peralatan utama kompresor, ruang pembakaran (combuser), turbin dan generator serta penggerak mula (starting device). Proses pembangkitan diawalai dengan menjalan motor starter sebagai penggerak mula sampai udara masuk ke ruang kompresor dan mengalami proses pemampatan sehingga menjadi udara bertekanan. Bersamaan dengan proses pemampatan udara, pada ruang bakar diinjeksikan bahan bakar. Setelah udara bertekanan dan bahan bakar masuk, kemudian dinyalakan dengan igniter yang berfungsi seperti busi, sehingga terjadilah pembakaran yang mengakibatkan kenaikan temperature dan tekanan dalam ruang bakar. Tekanan ini akan menekan sudu-sudu turbin gas, sehingga timbullah energy mekanik yang menggerakkan sudu turbin dan memutar turbin. Lalu energy mekanik ini dikopel ke generator, menimbulkan fluks listrik, sehingga mengubah enrgi mekanik menjadi energy listrik. Sedangkan motor starter secara otomatis akan mati pada putaran 2100 rpm. Setelah gas hasil pembakaran mampu memutar turbin, kompresor, dan generator. Sementara itu, putaran kompresor turbin terus naik sampai 3000 rpm (full speed no load), pada putaran ini generator diberikan arus, maka generator akan membangkitkan energy listrik yang bertegangan 10,15 KV kemudian dinaikkan menjadi 150 KV atau 500 KV melalui trafo utama yang kemudian diteruskan dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.

b. HRSGGas buang pembakaran dari turbin

dilewatkan dalam HRSG untuk menghasilkan uap tekanan tinggi (High Pressure / HP) dan tekanan rendah (Low Pressure / LP), ketel ini tanpa pembakaran, jadi murni dari gas buang pembakaran dari turbin gas.

c. Turbin UapUap hasil produksi dari HRSG digunakan

untuk menggerakkan turbin uap. Turbin uap ini adalah jenis compound tandem yang terdiri dari turbin tekanan tinggi dan turbin tekanan rendah. Uap dari saluran tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi, selanjutnya bersama-sama uap dari tekanan

rendah dikondensasikan dikondensor, air kondensasi dipanaskan kembali ke ketel (HRSG) sehingga kembali terbentuk uap untuk memutar turbin. Energy mekanik turbin digunakan memutar generator yang kemudian dihasilkan energy listrik dan diparalelkan dengan jaringan interkoneksi Jawa-Bali.

3.1.1 Unit-unit pendukungnyaSebagai unit penunjang pusat listrik

baik PLTU, PLTG, maupun PLTGU Gresik terdapat beberapa peralatan penting antara lain sebagai berikut:a. Pelabuhan / Jetty

Sebagai sarana penerimaan BBM dari Pertamina

b. Gas StationSuatu peralatan kelengkapan penerimaan BBG dari Pertamina

c. Desalination PlantSuatau peralatan desalinasi air laut menjadi air tawar dengan sistem evaporator sebagai pengisi ketel yang harus diolah lagi melalui peralatan water treatment.

d. Water TreatmentSuatu unit pengolahan air pengisi ketel (HRSG) yang prosesnya dengan sistem penukar anion dan kation sampai air pengisi ketel (HRSG) tersebut memenuhi syarat.

e. Waste Water Treatment PlantSuatu pengolahan air limbah yang merupakan upaya mengatasi terjadinya pencemaran air limbah dengan indikator ikan hidup.

f. Clorination PlantSuatau alat yang memproduksi clor untuk injeksi pada air laut sebagai media pendingin kondensor agar zat-zat renik tidak menempel pada saluran pipa pendingin.

g. Fuel / Oil Treatment PlantUnit pengolahan minyak untuk mendapatkan kondisi BBM/HSD yang berkualitas baik dan memenuhi syarat.

h. Gas H2 Hydrogen PlantSuatu unit pengolahan untuk memproduksi gas H2 melalui proses elektrolisa dengan media pendingin generator.

i. Sistem PembinaanPembinaan diluar kedinasan oleh Bakorsiroh dan Persatuan Ibu-Ibu sub unit PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik, seperti pembinaan mental spiritual, olahraga dan lain-lain.

Page 4: Paper Seminar Pjb Gresik

3.1 Pengoperasian Water Treatment dalam Proses Demineralisasi

Gambar 3.1 Water System PLTGU GresikSecara teoritis, air di dalam siklus

PLTGU akan terus bersirkulasi tanpa terjadi pengurangan massa air sehingga tidak memerlukan penambah dari luar siklus. Tetapi pada prakteknya, banyak terjadi kehilangan massa air yang antara lain disebabkan oleh adanya kebocoran-kebocoran di dalam sistem, spray (Tempering) dan pembuangan gas yang masih mengandung air oleh karena itu harus ada tambahan air.

Sistem air penambah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan tambahan fluida kerja tersebut. Mengingat bahwa kualitas air penambah harus sama baiknya dengan kualitas air yang telah berada dalam siklus tersebut, maka sistem air penambah dilengkapi dengan unit pengolahan air (water treatment plant) yang berfungsi untuk mengolah air sumber (raw water tank) menjadi air penambah (make up water).

3.2 Water Treatment Plant

Gambar 3.2 Control Diagram Water Treatment System

Water Treatment Plant merupakan instalasi yang berfungsi untuk mengurangi kadar garam (conductivity) dan total dissolved solid (TDS) dari air. Air yang diproses di instalasi water treatment plant

berasal dari Raw Water Tank yang merupakan hasil desalinasi dari Desalination Plant. Air dari desalinasi ini masih memiliki kandungan elektrolit yang cukup tinggi sehingga perlu di-treatment terlebih dahulu oleh instalasi water treatment.

3.2.1 Parameter Air Murni dari Water Treatment

Pada umumnya gangguan terhadap suatu peralatan/ sistem yang bermedia air disebabkan oleh zat-zat pengotor dalam air yang disebut kontaminan. Kontaminan tersebut dapat berbentuk gas, cair, padatan, dan mikroorganisme.

Table 3.1 Parameter Kadar Murni Air yang Dibutuhkan Parameter Konsentrasi (mg/L)COD 100 – 300BOD 50 – 150Minyak Nabati 5 – 10Minyak Mineral 10 – 50Zat padat tersupensi (TSS)

200 – 400

pH 6.0 – 9.0Temperatur 38 – 40 [°C]Ammonia bebas (NH3)

1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N] 20 – 30Senyawa aktif biru metilen

5.0 – 10

Sulfida (H2S) 0.05 – 0.1Fenol 0.5 – 1.0Sianida (CN) 0.05 – 0.5

3.2.2 Komponen-komponen Water Treatment

Pada proses water treatment perlu diketahui bahwa pada sistem pengoperasiannya ada komponen-komponen pendukung untuk melengkapi jalannya pengoperasian yaitu sebagai berikut:a. Water Treatment Supply Pump

Pompa ini digunakan untuk menyalurkan air dari raw water tank yang kemudian dimaksukkan ke dalam proses water treatment yang selanjutnya hasil dari proses tersebut dimasukkan ke dalam Make up water tank.

b. Prefilter

Gambar 3.3 Prefilter

Page 5: Paper Seminar Pjb Gresik

Merupakan komponen dari water treatment yang berfungsi untuk atau menyaring partikel padat yang masih terkandung dalam raw water, prefilter ini dibutuhkan untuk mencegah terjadinya endapan pada elemen penukar ion yang ada didalam mixed bed polisher.

c. Mixed Bed PolisherUntuk menghilangkan total

kandungan padat terlarut (TDS) yang terkandung dalam air dengan menggunakan penukar ion resin untuk mendapatkan hasil air demineralisasi

d. Conductivity Meter

Gambar 3.4 Comductivity MeterUntuk mengukur konduktivitas dari

air yang di-treatment. Konduktivitas dari air bebas mineral tertinggi yang diperingatkan 1,0 µsiemens/cm. jadi apabila konduktivitas dari air bebas air mineral gyang dihasilkan pada water treatment palnt melebihi 1,0 µsiemens/cm, maka produk water treatment plant tersebut tidak masuk ke dalam tangki make up water.

e. NaOH Storage Tank

Gambar 3.5 NaOH Storage TankTangki ini digunakan untuk

memberikan NaOH terkonsentrasi setiap satu minggu untuk dimasukkan ke dalam NaOH metering tank.

f. HCl Storage Tank

Gambar 3.6 HCl Storage TankTangki ini digunakan untuk

memberikan HCl terkonsentrasi setiap satu minggu untuk dimasukkan ke dalam HCl metering tank.

g. Sump PumpMerupakan pompa yang digunakan

untuk memompakan keluar air hasil regenerasi menuju ke waste water treatment plant.

3.2.3 Proses Kerja Water Treatment PlantRaw water merupakan hasil dari

desalinasi sebelum diproses di dalam mixed bed polisher terlebih dahulu dilewatkan menuju prefilter. Dimana prefilter ini berisi serat-serat propilin yang berfungsi menghilangkan partikel-partikel padatan yang masih terlarut dalam raw water yang dapat mengotori resin di dalam mixed bed polisher.

Mixed bed polisher berisi resin asam (RH) dan resin basa (ROH). Resin asam berfungsi untuk mengikat ion-ion positif/kation (misalnya: Mg+, Mg++, Ca+, Ca++, Na+ dan resin basa berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif, misalnya: SO4

-, Cl-). Selama proses pertukaran ion, air yang diolah akan memliki ion-ion hydrogen (H+) dan hidro oksida (OH-) yang akan berikatan membentuk H2O (air murni). Semakin murni air yg dihasilkan, total dissolved solids & conductivity-nya semakin rendah.

Sistem kontrol pada water treatment secara umum yaitu pada debit air yang dihasilkan atau pada perbedaan tekanan yang cukup tinggi antara sisi masuk dan keluarnya, ketika hal itu terjadi, maka ada kemungkinan prefilter kotor atau terjadi kejenuhan pada resin di dalam mixed bed polisher. Jika prefilter kotor maka catridge filter harus diganti dan disarankan dilakukan regenerasi. Adapun regenerasi untuk resin kation digunakan asam hidroklorit (HCl), sedangkan untuk resin kation digunakan caustic soda (NaOH).

Air buangan regenerasi akan ditampung dalam neutralizing sump (diambil sample untuk mengetahui tingkat keasamannya/pH).

Page 6: Paper Seminar Pjb Gresik

Setelah itu air buangan ini dipompakan ke unit Neutralizing Regenerator Waste. Pada unit pengolahan air ini dilengkapi dengan suatu unit control panel untuk mengontrol motor-motor seuruh sistem. Sistem control proses pengolahan ini menggunakan progamable logic diagram sebagai pengganti sistem control Normal Electromechanical relay dan Switch.

Adapun syarat make up water sebagai produk dari water treatment plant ini adalah sebagai berikut:

- Konduktivitas :<1 µSiemens/cm2

(pada 25°C)- Kandungan benda padat : 0,1 ppm

sebagai CaCO3

- Kandungan Silika : 0,2 ppm sebagai SiO2

3.2.4 Proses RegenerasiRegenerasi bertujuan untuk

menjadikan resin yang berada di dalam mixed bed polisher yang telah jenuh menjadi aktif lagi.

Urutan dari proses regenerasi adalah sebagai berikut:

a. BackwashPolisher di-backwash untuk memisahkan resin kation dan anion, dengan resin anion berada di lapisan atas. Pada proses ini juga berfungsi untuk membuang partikel padat yang terperangkapn pada resin.

b. SettleResin kation dan anion dibiarkan terpencar dan terpisah sebelum menuju proses selanjutnya. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan berat jenis (specific gravity) antara kation dan anion.

c. Chemical InjectionRegenerasi resin menggunakan HCl dan NaOH yang telah ditentukan konsentrasinya. Dimana sebelum diinjeksikan pada ion exchanger, bahan kimia ini diencerkan dan dilakukan pemanasan pada NaOH agar lebih efisien menghilangkan silica. Sisa dari regenerasi kemudian dikumpulkan pada bagian header dan dialirkan menuju neutalisation sump.

d. Slow RinseChemical metering pump di-stop, tetapi di-lution water dijaga tetap mengalir dari step sebelumnya, air dilewatkan melalui polisher pada arah yang sama dengan regenerant untuk

memindahkan bahan kimia dari polisher.

e. Drain DownAir dikurangi dari polisher hingga 100mm diatas level resin. Drain down dilakukan untuk mencegah resin keluar dari polisher selama air mix step.

f. Air MixUdara ditiupkan dari bawah untuk mengaduk-aduk resin dan mencampur kedua resin tersebut.

g. RefillAir dimasukkan kembali ke dalam mixed bed polisher melalui bagian atas, sementara udara dikeluarkan dari mixed bed polisher.

h. Final RinsePolisher akhirnya dibilas hingga mencapai kualitas air yang diingikan.

3.2.5 Instruments dan Set ValuesAdanya sistem control pada instalasi

water treatment sangat berguna dalam mengoptimalkan kinerja dari instalasi ini. Komponen instrumentasi yang digunakan adalah sebagai berikut:1. Regeneration Timer

Digunakan untuk setting lamanya waktu yang digunakan dalam proses regenerasi resin yang telah jenuh di dalam mixed bed polisher.

2. Conductivity MeterMerupakan sensor yang digunakan untuk mengukur nilai konduktivitas air yang telah dilakukan proses treatment. Besarnya kandungan konduktivitas dinyatakan dengan satuan µ/cm.

3. Flow RecorderFlow Recorder merupakan komponen yang digunakan untuk merekam atau mencatat jumlah kapasitas yang telah dihasilkan oleh instalasi water treatment.

4. Temperatus Indicating Controller AlarmMerupakan sensor temperature digunakan untuk mengetahui suhu air yang diproses, sehingga apabila suhu air tidak sesuai dengan yang di-setting, maka alarm akan berbunyi.

5. Level IndicatorMerupakan sensor ketinggian yang ditempatkan pada Raw Water Tank, dimana sensor ini berguna untuk menunjukkan ketinggian air pada kedua tank tersebut.Set Value :

a. Kualitas/Konduktivitas air hasil pengolahan

Page 7: Paper Seminar Pjb Gresik

Set Value 1 µ/cmNormal Value < 1 µ/cm

b. PressureDifferential Pressure pada Pre FilterSet Value 0,7 kg/cm2

Normal Value < 0,7 kg/cm2

c. Instrument air PressureSet Value 5 kg/cm2

Normal Value 5,6 – 7 kg/cm2

d. TemperatureTemperature NaOH terlarutSet Value 50°CNormal Value 40°C

3.2.6 Sistem InstrumentasiKetika dalam proses operasi, maka

pompa akan ON dan pompa ini akan beroperasi selama 148 jam. Pada saat setelah pompa on maka air dari raw water tank mulai dipompakan menuju proses pengolahan air dan valve pada prefilter akan secara otomatis membuka sehingga air dapat mengalir melewati prefilter untuk dihilangkan kandungan padatan yang masih terkandung dalam air tersebut. Pada saat yang bersamaan juga valve pada mixed bed polisher akan membuka, dimana dalam mixed bed polisher ini nilai konduktivitas dari air akan dikurangi lagi menjadi kurang dari 1 µ/cm. setelah air diproses pada mixed bed polisher, maka nilai konduktivitas dari air akan diukur oleh conductivity meter untuk diukur apakah air telah layak untuk ditampung dalam make up water tank atau tidak.

3.2.7 Maintenance dan TroubleshootingPerlu adanya proses maintenance dan

troubleshooting yang terjadwal sehingga kondisi peralatan selalu terpantau sehingga dapat mendeteksi adanya kerusakan dini pada suatu peralatan.a. Jadwal PengecekanTabel 3.2 Jadwal Pengecekan / Control Schedule

ITEM CHECK FREKUENSI

Pompa

Tekanan pemompaan, temperature motor, suara,

vibrasi, level oli

1x /hari

Chemical Tank

Level, kebocoran

1x /hari

Raw Water

KonduktivitasFull Analysis

1x /hari1x /bulan

Treated Water

Konduktivitas, SiO2 PH

1x /hari

Resin Amount

Ketinggian Packed Resin

1x /bulan

Resin tower

Pressure

Tekanan Inlet dan Outlet

1x selama regenerasi

Instruments

Adjustment 1x /6bulan

ResinPerhitungan

kapasitas pengisian ulang

Lebih dari 6 bulan

PaintingKarat, goresan,

dll1x /tahun

b. Penyesuaian MusimKarena temperature dari Raw water

bervariasi tergantung dari musim, penyesuaian ulang (readjustment) harus dilakukan. Penyesuaian ulang ini dilakukan pada saat operasi backwash. Apabila tidak dilakukan re-adjustment maka resin akan habis pada saat operasi backwash.

c. Inspeksi Kapasitas ResinKetika menggunakan ion exchange

resin akan terjadi penurun kemampuan dari resin untuk mengikat ion yang terkandung dari Raw Water atau tercemar dengan kandungan padat yang terbawa dari Raw Water, menyebabkan tidak memungkinkan mandapatkan hasil yang maksimal. Sehingga perlu dilakukan performance confirmation test dan pengambilan sample dari resin setiap 6 bulan sekali.

d. Troubleshooting

Diagram 3.1 Regenerasi 1

Page 8: Paper Seminar Pjb Gresik

Diagram 3.2 Regenerasi 2

Diagram 3.3 Regenerasi 3

3.2.8 Sistem K3 pada area Water Treatment Plant

Instalasi water treatment termasuk dalam instalasi outdoor atau diluar lapangan. Pada instalasi ini minim sekali adanya kabel-kabel listrik yang melintang ataupun ruang gerak yang sempit. Meskipun begitu, bekerja pada instalasi ini harus memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi, dikarenakan pada instalasi ini terdapat bahan kimia yang sangat berbahay bagi manusia dan juga mudah terbakar. Oleh karena itu, penting adanya sistem K3 dalam bekerja pada area instalasi ini.

Lambang-lambang peringatan yang perlu diperhatikan pada area ini adalah sebagai berikut:i. Zat Kimia Korosif

Simbol zat kimia korosif pada area water treatment diperlukan karena terdapat HCl NaOH yang berupa asam kuat dan basa kuat. Kedua zat ini dapat melukai dan merusak jaringan tubuh apabila terjadi kontak secara fisik.bau dari kedua zat tersebut zat kimia ini sangat tajam hingga dapat menyebabkan tidak sadarkan sendiri.

Gambar 3.7 Simbol Korosiii. Zat Karsiogenik

Bahan kimia ini menyebabkan karsiogenik yaitu penyebab sel kanker, tetragenik yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio, mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genetika.

Gambar 3.8 Simbol Karsiogenik

iii. Zat Beracun/ToxicBahan kimia dengan simbol ini dapat

menyebabkan keracunan atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.

Gambar 3.9 Simbol zat beracun

Oleh karena bekerja pada lingkungan water treatment begitu berbahaya akan kontaminasi zat kimia, maka perlu adanya kewajiban menggunakan alat pelindung diri bagi siapa saja yang berada disekitar lokasi tersebut.

Alat safety yang wajib digunakan adalah:

1. Baju Safety2. Sepatu safety3. Safety helm4. Kacamata safety5. Masker6. Sarung tangan Alat pelindung diri diatas dapat

meminimalisir adanya kontak langsung

Page 9: Paper Seminar Pjb Gresik

dengan zat kimia berbahaya, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari.

KESIMPULANBerdasarkan pada penjelasan yang

sudah dijelaskan mengenai pengoperasian water treatment plant, didapatkan permasalahan tentang hasil produksi berupa air murni yang terkadang menyisakan limbah berupa hewan-hewan mikroba yang sering menyumbat pipa penyaluran awal air dari air laut. Penyelesaian dari permasalahan tersebut hanya seringnya pengecekan di setiap pertemuan pipa untuk memastikan tidak ada lagi penyumbatan oleh hewan mikroba yang dikarenakan lolos dari penyaringan.