Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

40
KAJIAN GOVERNANCE NETWORKS DALAM PROGRAM THE SUNAN GIRI AWARDS DI KABUPATEN GRESIK A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, perkembangan kajian administrasi negara di Indonesia semakin dinamis. Administrasi negara sekarang lebih populer sebagai administrasi publik, karena pemahaman manajemen pemerintahan telah banyak berubah dari sarwa negara ke sarwa masyarakat (Thoha, 2012:51). Perubahan paradigma dalam ilmu administrasi publik menekankan adanya peranan rakyat di dalam pengelolaan sektor publik. Orientasi administrasi publik sekarang ini lebih diarahkan kepada kepentingan dan kekuasaan rakyat. Dengan alasan seperti itu ilmu administrasi publik lebih menekankan pada program aksi yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan masyarakat (Thoha, 2012:53). Selanjutnya Thoha menjelaskan perubahan paradigma tersebut membawa pengaruh yang besar dalam tata kehidupan pemerintahan. Salah satu bentuknya antara lain ialah ditempatkannya rakyat pada posisi utama dalam mengukur keberhasilan pelayanan birokrasi pemerintahan.

Transcript of Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Page 1: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

KAJIAN GOVERNANCE NETWORKS DALAM PROGRAM THE SUNAN GIRI

AWARDS DI KABUPATEN GRESIK

A. Latar Belakang

Dalam satu dekade terakhir, perkembangan kajian administrasi negara di Indonesia

semakin dinamis. Administrasi negara sekarang lebih populer sebagai administrasi publik,

karena pemahaman manajemen pemerintahan telah banyak berubah dari sarwa negara ke

sarwa masyarakat (Thoha, 2012:51). Perubahan paradigma dalam ilmu administrasi publik

menekankan adanya peranan rakyat di dalam pengelolaan sektor publik.

Orientasi administrasi publik sekarang ini lebih diarahkan kepada kepentingan dan

kekuasaan rakyat. Dengan alasan seperti itu ilmu administrasi publik lebih menekankan pada

program aksi yang berorientasi pada kepentingan rakyat dan masyarakat (Thoha, 2012:53).

Selanjutnya Thoha menjelaskan perubahan paradigma tersebut membawa pengaruh yang

besar dalam tata kehidupan pemerintahan. Salah satu bentuknya antara lain ialah

ditempatkannya rakyat pada posisi utama dalam mengukur keberhasilan pelayanan birokrasi

pemerintahan.

Manajemen pemerintahan telah mengalami pergeseran, tidak lagi berorientasi pada

aspek pemerintahan (government) akan tetapi beralih pada aspek tata kepemerintahan

(governance). Perubahan aspek ini menandakan bahwa orientasi kekuasaan seperti yang

disinggung diatas tidak lagi berpusat pada penguasa yang mengemudikan pemerintahan itu,

melainkan pada proses. Proses yang dimaksud adalah dimana rakyat memegang peran utama

dalam menata kepemerintahan.

Page 2: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Lay dan Mashudi (2005:227) bahwa kajian ilmu

administrasi publik telah mengalami pergeseran dari government ke governance dimana

pemerintah (government) bukan satu-satunya aktor/komponen pemerintahan. Terdapat sektor

privat (private sector) dan masyarakat (civil society) di dalamnya. Ketiga sektor tersebut

membentuk governance yang dimaknai sebagai arena dimana relasi kekuasaan yang

berkaitan dengan urusan publik berlangsung.

Namun terminologi governance dalam administrasi publik sebenarnya bukanlah hal

yang baru. Jauh sebelumnya, Frederickson (1997) mengungkapkan bahwa administrasi

publik bukan hanya mencakup organisasi-organisasi publik. Cakupan tersebut meluas ke

fungsi-fungsi organisasi nonpublik yang memiliki dimensi publik, seperti yang dikemukakan

oleh Frederickson :

“modern public administration is a network of vertical and horizontal linkages between organizations (public) of all types – government, nongovernmental and quasi governmental; profit, non profit and administration include a knowledge of a commitment to public in general sense, as well as responsiveness to both individual and groups of citizen in the specific sense” (Frederickson, 1997:4-5).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa orientasi dari administrasi publik sebenarnya

menempatkan rakyat dan aktor-aktor diluar pemerintah sebagai basis dalam penyelenggaraan

pemerintahan. Government melihat pada struktur formal pemerintahan yang hierarkis,

sedangkan governance melihat dinamika politik dan pemerintahan pada arena yang luas dan

berkarakter horizontal (Sorensen, 2002 dalam Lay dan Masudi, 2005:227). Paradigma

governance memberikan prospek bahwa rakyat akan dapat lebih proaktif terhadap kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan.

Page 3: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

United Nations Development Programme (UNDP, 1997) dalam Thoha (2012:62)

merumuskan istilah governance sebagai suatu exercise dari kewenangan politik, ekonomi,

dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya. Istilah

governance menunjukkan suatu proses dimana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi

dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan,

tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyatnya.

“Tata kepemerintahan yang baik itu merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi dan keseimbangan peran serta adanya saling mengontrol yang dilakukan oleh tiga komponen, yakni pemerintah (government), rakyat (citizen) atau civil society, dan usahawan (business) yang berada di sektor swasta” (Taschereaudan Campos, 1997; UNDP, 1997 dalam Thoha, 2012:63).

Ketiga komponen tersebut mempunyai tata hubungan yang sama dan sederajat. Kesamaan

derajat ini akan sangat berpengaruh terhadap upaya menciptakan tata kelola pemerintahan

yang baik.

Keseimbangan peran tersebut dapat terwujud dengan adanya keterlibatan aktor diluar

pemerintah dalam tata kelola pemerintahan. Keadaan dimana semua aktor melaksanakan

tugas dan fungsi pemerintahan, bukan lagi tertuju pada satu aktor yakni pemerintah saja.

Semua aktor dalam ranah publik baik yang bersifat profit maupun nonprofit dapat

berkontribusi dalam tata kelola pemerintahan. Wujud keterlibatan tersebut adalah semua

aktor dapat menghasilkan kegiatan pelayanan yang lebih baik dan mudah diakses

masyarakat. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan menguntungkan

pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Keterlibatan yang dimaksud bukanlah memegang

kendali atas pemerintahan, akan tetapi keterlibatan dalam pemenuhan kebutuhan publik

sesuai dengan segmentasi kemampuan aktor.

Page 4: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Kajian Goldsmith dan Eggers (2004:3-5) dalam menyoroti fenomena The Golden

Gate National Recreational Area (GGNRA) menunjukkan bahwa pemerintah dalam

mengatasi permasalahan tidak selalu mempunyai sumber daya yang cukup. Keterbatasan

dalam memenuhi kelengkapan sumber daya tersebut menyebabkan pemerintah perlu

beraliansi dengan pihak lain, bahkan lintas sektor, untuk menjalankan rencana program yang

akan dikerjakan. Sektor diluar pemerintah dengan segmentasi tertentu terkadang memiliki

kapabilitas yang mumpuni di bidangnya. Mereka bisa melakukan pekerjaan yang tidak bisa

dilakukan pemerintah karena sesuatu dan lain hal. Melakukan aliansi dengan pihak lintas

sektor sesuai bidangnya akan menguntungkan dan membawa tren positif bagi kepentingan

masyarakat.

Beberapa kasus di Indonesia, menunjukkan bahwa model-model governance mampu

memberikan kontribusi positif pada peningkatan nilai-nilai publik. Pemerintahan lokal

termasuk Pemerintah Desa memiliki peluang untuk bermitra dengan aktor diluar pemerintah.

Mereka dapat berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui kerjasama dengan

aktor diluar pemerintahan, baik organisasi yang bersifat profit maupun nonprofit. Yang mana

kerjasama tersebut dapat berdampak positif bagi pemerintahan daerah dan masyarakat. Salah

satunya adalah Kartika Soekarno Foundation, dapat disingkat dengan KSF

(http://www.kartikasoekarnofoundation.org). KSF merupakan sebuah organisasi non

pemerintahan yang pernah melakukan program kerjanya di Kabupaten Gresik. KSF

memberikan bantuan merevitalisasi posyandu di beberapa desa di Kabupaten Gresik. KSF

berhasil merevitalisasi 18 posyandu di Kabupaten Gresik

(http://megapolitan.kompas.com/read/2009/10/26/14454041/kartika.soekarno.luncurkan.tama

n.posyandu). KSF juga melakukan binaan terhadap posyandu-posyandu mengenai kesehatan

Page 5: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

anak dan ibu hamil. Terutama pentingnya pendidikan usia dini. Hal tersebut memberikan

manfaat positif terhadap masyarakat khususnya anak dan ibu hamil serta menyusui.

Andrianus Resi (Wacana Vol. 10 No. 1 Januari 2009) dalam kajiannya tentang

Interaksi Birokrasi Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pembangunan pada

pemberdayaan masyarakat pesisir di Muncar, Banyuwangi mengungkapkan bahwa LPIP

sebagai NGO dapat menangani beberapa konflik dengan menawarkan pendekatan yang

berbeda, yaitu memakai strategi pendekatan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku

utama dengan melibatkan tokoh masyarakat, birokrasi, pengusaha sebagai mediator.

Hubungan kerjasama antara Pemerintah Daerah Banyuwangi dengan LPIP telah berjalan

dengan mencapai hasil yang relatif memuaskan dalam memberdayakan masyarakat pesisir.

Sinergi antara NGO dengan Pemerintah Daerah adalah agar Birokrasi Pemerintah bertindak

sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam pembangunan masyarakat.

Secara umum, keterlibatan aktor diluar pemerintahan untuk melakukan kerjasama

dengan pemerintah setempat adalah karena persamaan tujuan. Adninda Gustia Putri (2014)

dalam skripsinya meneliti tentang Pola Relasi Kuasa Antara Negara, NGO, dan Masyarakat

Dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (posdaya) untuk Mengatasi Kemiskinan. Dalam

penelitiannya Gustia mengungkapkan bahwa posdaya adalah program dari sebuah NGO yang

diperuntukkan untuk masyarakat Dusun Gemawang Desa Sinduadi, Sleman untuk mengatasi

kemiskinan. Yayasan Damandiri sebagai aktor informal melakukan fungsi yang seharusnya

dilakukan oleh aktor formal, membuat program tersebut dan bekerjasama dengan

pemerintahan desa setempat untuk merealisasikannya. Kedua pihak memiliki tujuan yang

sama yaitu untuk mengurangi kemiskinan. Dan kedua belah pihak menjalin kerjasama

dengan pola relasi kuasa complementary. Gustia (2014) mengungkapakan bahwa Yayasan

Page 6: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Damandiri mengisi lubang kekosongan yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Desa Sinduadi

serta menguatkan daya yang dimiliki masyarakat local dan masyarakat menerima

kemanfaatan dari relasi tersebut.

Beberapa kajian diatas, mengindikasikan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh

pemerintah dan mitranya memberikan hasil positif terhadap permasalahan yang sedang

dihadapi. Keterlibatan aktor diluar pemerintah dapat memberikan keuntungan bagi

pemerintah dalam menanggulangi permasalahan publik serta meningkatkan nilai publik.

Fenomena Governance Networks terjadi di Kabupaten Gresik. Pemerintah Kabupaten

Gresik bersama dengan organisasi nonpemerintah (Non Governmental Organization-NGO),

mengembangkan sebuah program inovatif perihal pelayanan adminsitratif tingkat desa.

Program tersebut adalah “The Sunan Giri Awards” (disingkat dengan SGA). Tujuan dari

program tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan publik tingkat desa. Didesain

berbentuk kompetisi dalam ajang penghargaan bagi desa atau kelurahan yang memiliki

tingkat kualitas pelayanan publik terbaik. Desa atau kelurahan yang memiliki inisiatif,

kreatifitas, dan mempraktekkan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dikompetisikan. Bagi mereka yang memenangkan

kompetisi akan diberikan penghargaan yakni, “The Sunan giri Awards”.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, relasi dalam model Governance Networks yang

terjadi antara Pemerintah Kabupaten Gresik dan SAGAF merupakan hal yang menarik untuk

diteliti. Hal tersebut menjadi penting untuk dikaji, untuk memberi keyakinan bahwa network

berjalan dengan baik dalam penyelenggaraan SGA. Sehingga tujuan dari penyelenggaraan

Page 7: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

SGA dapat tercapai. Serta menguatkan persepsi bahwa Governance Networks dapat

diterapkan dan meningkatkan nilai maksimum ketercapaian tujuan.

b. pembahasan

Dalam konsep NPG, negara bukan satu-satunya tumpuan utama dalam proses

kebijakan. Masyarakat dan/atau sektor swasta dapat berpartisipasi menyalurkan aspirasi

mewakili kepentingan partikular. Hal ini nampak dari berbagai varian konsep yang

dikembangkan oleh Osborne (2010:6-7), dimana dia membagi NPG beberapa kajian

pendekatan antara lain :

1. Corporate Governance, berkaitan dengan sistem internal dan proses untuk memberikan pengarahan dan akuntabilitas pada setiap organisasi. Kritik, dalam pelayanan publik, hal tersebut menjadi yang paling sering dikhawatirkan yaitu hubungan antara pembuat kebijakan dan perwakilan dari organisasi publik yang diberi tugas untuk membuat kebijakan menjadi kenyataan.

2. Good governance, berkaitan dengan berlakunya model normatif pemerintahan sosial, politik, dan administratif oleh badan-badan supranasional seperti World Bank. Pendapat ini telah ditempatkan dalam pendekatan berbasis pasar untuk alokasi dan tata kelolah sumber daya publik.

3. Public governance, dibagi menjadi lima :a. Socio-political governance, berkaitan dengan hubungan kelembagaan

yang lebih melengkung dalam masyarakat. Kooiman (1999) dalam Osborne (2010:6) berpendapat bahwa hubungan dan interaksi ini harus dipahami sebagaimana totalitas mereka untuk memahami pembuatan dan implementasi kebijakan publik. Dalam pendekatan ini, pemerintah tidak lagi sebagai tumpuan utama dalam kebijakan publik, tetapi harus melibatkan pada aktor-aktor sosial lainnya untuk keabsahannya serta dampak yang ditimbulkan.

b. Public governance, berkaitan dengan bagaimana elit kebijakan dan jaringan internet menciptakan dan mengatur proses kebijakan. Instrumen meta governance sebagai cara yang digunakan untuk menegaskan kembali arah politik dalam jaringan kebijakan multi-stakeholder.

c. Administrative governance, berkaitan dengan penerapan PA yang efektif dan reposisi untuk mencakup kompleksitas negara kontemporer.

Page 8: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

d. Contract governance, berkaitan dengan pekerjaan dalam NPM dan khususnya pemerintahan kontraktual, pemerintah pada penyediaan pelayanan publik.

e. Network governance, berkaitan dengan “bagaimana mengorganisir jaringan interorganisasional” baik dengan atau tanpa pemerintah untuk memberikan pelayanan publik. Berfokus pada jaringan-jaringan yang mengimplemen kebijakan publik dan pelayanan publik.

Hasil kajian penelitian menujukan bahwa fenomena publik yang diamati, yaitu “The Sunan Giri

Awards” (SGA) mengandung unsur keterlibatan organisasi diluar pemerintahan dalam

menjalankan salah satu program bagi upaya peningkatan kualitas publik pemerintahan tingkat

desa. Dapat diartikan bahwa terdapat aktor lain dalam pelaksanaan program tersebut.

Keterlibatan tersebut berpotensi terhadap adanya negosiasi dan kesepakatan bersama. Dengan

begitu akan terjadi alokasi sumber daya dimana para aktor akan berkotribusi dalam sebuah

program bersama. Sehingga perhatian akan tertuju bukan hanya pada satu organisasi, akan tetapi

seluruh aktor yang berpartisipasi membentuk sebuah network sebagai sebuah sarana untuk

mendapatkan hasil lebih maksimal dalam mewujudkan tujuan bersama.

Program SGA telah berlangsung selama empat tahun dan membawa tren positif bagi

peningkatan kualitas layanan publik di tingkat desa (sagafnews, vol 1 September 2014).

Pemerintah Desa yang berhasil menjadi nominasi menunjukkan tren positif dalam inovasi dan

kualitas pelayanan. Pembinaan yang dilakukan juga membawa pengaruh positif terhadap kualitas

sumber daya aparatur desa.

Penilaian dalam kompetisi tersebut adalah peninjauan langsung terhadap kondisi

pelayanan publik yang terjadi di pemerintahan desa. Penilaian juga didasarkan pada persepsi

penduduk yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan pelayanan publik desa. Aspek

yang dinilai mencakup visi misi, Standart Operational Prosedure, pelayanan, sumber daya

aparatur, dan sarana prasarana. Pemerintah Desa dipacu untuk dapat memenuhi standar

Page 9: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

tersebut dan terus berinovasi meningkatkan kualitas pelayanan. Melalui metode dan indikator

yang telah ditetapkan, didapatkan data mengenai kualitas pelayanan yang ada di setiap desa

atau kelurahan. Beserta temuan-temuan yang dapat menjadi bahan koreksi bagi setiap

desa/kelurahan untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publiknya.

Pada observasi yang dilakukan, pemerintah desa terpacu untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik melalui SGA. Terjadi kompetisi dalam perebutan posisi nominasi untuk

dapat bertengger di daftar pemenang. Baik SAGAF maupun Pemerintah Kabupaten Gresik

dalam hal ini bidang ORTALA mengemukakan bahwa rekomendasi calon nominator yang

direkomendasikan oleh kecamatan, dimana seleksi administratif awal dilakukan mengalami

kenaikan dari tahun pertama hingga tahun keempat. Menandakan bahwa desa-desa tersebut

mulai menunjukkan peningkatan dalam layanan publiknya.

Pada penyelenggaraan SGA tahun keempat, tepatnya April 2014 konsep dan desain

SGA dipresentasikan di Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) sebagai

program paling inovatif dalam bidang pelayanan publik. Dimungkinkan dari hasil presentasi

tersebut, konsep SGA akan direplikasi secara nasional karena dinilai memiliki dampak nyata

terhadap pelayanan publik tingkat desa (sagafnews, vol 1 september 2014). Dari kerangka

governance, terdapat potret menarik dari program SGA selain keberhasilannya membawa

tren positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik tingkat desa. Program tersebut

adalah gagasan dari sebuah NGO yaitu The Sunan Giri Foundation (SAGAF) dan disetujui

oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Program SGA adalah hasil aliansi Pemerintah Kabupaten

Gresik dan SAGAF yang mencoba untuk meningkatkan layanan publik pada pemerintahan

tingkat desa.

Page 10: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Dalam implementasi program SGA diselenggarakan secara bersama. SAGAF

dilibatkan sebagai aliansi dalam penyelenggaraan program secara keseluruhan mulai dari

persiapan hingga evaluasi. Melalui wawancara awal yang dilakukan dengan Bagian Ortala

Pemerintah Kabupaten Gresik dan SAGAF, kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Gresik

dengan SAGAF dalam penyelenggaraan SGA telah mampu meningkatkan kinerja

desa/kalurahan. Kerjasama tersebut melalui proses yang dinamis. Terdapat proses negosiasi

untuk menemukan persamaan persepsi dan menentukan kesepakatan bersama tentang tujuan,

sasaran, dan implementasi SGA. Terdapat cara kerja dan strategi sinergi bersama. Serta

bagaimana akuntabilitas masing-masing aktor dalam sebuah kerjasama lintas aktor.

Governance Networks yang dikembangkan dalam kerjasama lintas aktor, memiliki

tantangan tersendiri. Bagaimana tujuan akhir dicapai, melalui proses interaksi yang panjang.

Partisipan networks memiliki kapasitas dimana mereka harus memastikan berlangsungnya

relasi diantara partisipan network berjalan dengan baik. Hal tersebut akan membuat network

berjalan dengan baik pula. Hingga akhirnya, governance networks menemui keberhasilannya

dlaam mencapai tujuan. Hal tersebut senada dengan penelitian Martinez (2011) yang

menjelaskan relasi diantara model governance baru serta para pelakunya, untuk mendapatkan

keberhasilan atau kegagalan sebuah Governance Networks.

Relasi kedua belah pihak dalam penyelenggaraan program SGA menentukan program

tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Melalui berbagai pandangan mengenai penjelasan

tentang relasi, Governance Networks menjangkau relasi dalam perspektif yang berbeda.

Mulai dari sebelum terbentuknya networks, saat terbentunya networks, hingga usai

terbentuknya networks. Relasi tersebut, dapat menjadi poin-poin penting untuk memastikan

Page 11: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

sebuah Governance Networks berjalan dengan baik. Sehingga model Governance Networks

dapat diterapkan dalam pemerintahan.

untuk menelaah relasi yang terjalin antara Pemkab Gresik dan SAGAF

dalam program SGA. Adalah sebagai berikut :

Untuk memastikan jaringan berfungsi dengan baik. Beberapa variabel

yang menjadi perhatian (Koliba, 2011:289) :

1) Modal2) Model ikatan3) Perangkat kebijakan4) Strategi administrative5) Struktur akuntablitas6) Sistem manajemen kinerja

Dari delapan bentuk modal yang diungkapkan Koliba dalam penjelasan

variabel modal, peneliti mengidentifikasi enam modal diantaranya selama

melakukan penelitian terhadap penyelenggaraan SGA.

a) Modal Intelektual

Program ini dirintis pada tahun 2010, dan pelaksanaan kegiatan awal

dilakukan pada tahun 2011. Dalam merealisasikan SGA, Pemerintah

Kabupaten Gresik melibatkan SAGAF untuk berpartisipasi. Hal tersebut

dilakukan Pemerintah bukan tanpa alasan. SAGAF merupakan pencetus

gagasan diadakannya SGA.

“SGA itu punyanya SAGAF. Itu idenya mereka. Hak patennya mereka. Mereka yang membuat dan merencanakan. Kemudian disampaiakan ke kita dan mereka bekerjasama dengan kita untuk merealisasikan ide itu.” (Bapak Herawan Eka Kusuma dalam wawancara tanggal 2 April 2015)

Page 12: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

“SGA itu adalah ide dari SAGAF. Kita yang menyelenggarakan atas nama Pemkab yang bekerjasama dengan SAGAF. Tapi ide awalnya dari mereka.” (Bapak Siri Rahayu dalam wawancara tanggal 2 April 2015)

Menurut wawancara dengan salah seorang koordinator surveyor

SAGAF, Bapak Habiburrahman Gagasan SGA dibentuk beserta dengan

desain kompetisi yang akhirnya digunakan sebagai model penyelenggaraan.

SAGAF merancang gagasan tersebut mempertimbangkan model

penyelenggaraan yang digunakan. Metodelogi yang digunakan pun

dipertimbangkan secara cermat disesuaikan dengan kebutuhan

penyelenggaraan. Metodelogi yang digunakan adalah yang dapat menjangkau

kebutuhan penilaian sehinga didapatkan penilaian yang mencerminkan

kondisi lapangan sebenarnya. Serta dapat diimplementasikan bagi seluruh

desa yang mengikuti penyelenggaraan SGA. Perencanaan penyelenggaraan

telah dipertimbangkan oleh SAGAF sebelum gagasan disampaikan pada

Pemerintah Kabupaten Gresik.

SAGAF sebagai NGO yang berbasis pada research memahami dengan

baik ilmu tentang metodelogi penelitian. Sehingga mereka tidak mengalami

kesulitan untuk mengaplikasikan metode penelitian yang digunakan dalam

penilaian SGA. Tabulasi data juga dapat dilakukan dengan mudah. Pada

akhirnya penilaian dapat dilakukan secara almiah menggunakan metode yang

tepat untuk dapat menentukan pemenang SGA.

b) Modal Manusia

Page 13: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Selain merupakan pencetus gagasan, SAGAF merupakan sebuah NGO

yang memiliki perhatian terhadap permasalahan pelayanan publik.

Beranggotakan masyarakat sipil yang mendalami ilmu metodelogi penelitian.

Mereka memiliki sumber daya manusia yang mengerti dengan baik perihal

penelitian dan metodelogi penelitian serta survey.

Anggota SAGAF mayoritas merupakan peneliti yang sudah memiliki

pengalaman berkecimpung di dunia penelitian. Mereka melakukan penelitian

dengan berbagai macam metode penelitian. Penguasaan terhadap metodelogi

penelitian tidak diragukan lagi. Direktur utama SAGAF, Dr. Abdul Chalik

adalah seorang dosen, konsultan, dan ahli bidang penelitian. Sehingga

personal guarantee dapat menjadi fondasi kepercayaan untuk melaksanakan

kerjasama. Dengan melibatkan SAGAF, proses penilaian lebih mudah

dilakukan karena sagaf bisa membantu perihal mekanisme penilaian dan

survey. (Sumber : wawancara dengan Bapak Abdul Chalik dan Bapak

Habiburrahman pada tanggal 3 April 2015).

c) Modal Sosial

Disamping itu, SAGAF merupakan organisasi lokal yang

beranggotakan warga Gresik, sehingga mereka mengerti dengan baik kondisi

dan nilai lokal daerah Gresik.

“Mereka kita anggap sebagai organisasi yang tepat untuk menjadi mitra. SAGAF memang memiliki perhatian terhadap

Page 14: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

permasalahan publik. Kajian mereka juga tentang hal-hal yang berbau penelitian publik. Dan lagi mereka itu organisasi lokal, orang-orangnya juga orang local warga gresik sendiri. Jadi mereka kita anggap bisa menggali dan memahami nilai-nilai lokal Gresik. Mereka sangat terbuka untuk bekerjasama.” (Bapak Budi Raharjo. Dalam wawancara tanggal 6 april 2015)

SAGAF merupakan organisasi yang terbuka akan kehadiran organisasi lain

beserta kemungkinan untuk melakukan kerjasama. Terbukti dengan kerjasama

yang dilakukan SGAF bukan hanya dengan bagian Ortala saja. Melainkan

dengan lembaga lain dengan perhatian pada permasalahan publik.

d) Modal Fisik

Dalam menyusun gagasan tentang SGA, SAGAF mempertimbangkan

kebutuhan yang diperlukan untuk dapat merealisasikannya seperti fasilitas

untuk melakukan penilaian beserta sarana prasarana telah dipertimbangkan

dengan matang. Dan SAGAF dapat memenuhi kebutuhan fisik mereka secara

pribadi melalui nilai kesepakatan kontrak perjanjian. Seperti contoh

perlengkapan penelitian dalam penilaian, dan kendaraan untuk menjangkau

desa tempat dilakukannya penilaian. Untuk kebutuhan dasar sebagai sebuah

organisasi telah dimiliki. Kantor tempat dilakukan kepengurusan harian tertera

alamat yang jelas. Sehingga kemungkinan untuk melakukan kerjasama dengan

organisasi lain lebih menemui kejelasan. (Sumber : wawancara dengan Bapak

Habiburrahman tanggal 3 April 2015)

Begitu pula halnya dengan kebutuhan fisik yang diperlukan

Pemerintah Kabupaten Gresik, dapat dipenuhi secara pribadi. Kebutuhan

Page 15: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

penyelenggaraan peninjauan lapangan dalam penilaian seperti perlengkapan

peninjauan lapangan, dan kendaraan untuk menjangkau desa tempat

dilakukannya penilaian dapat dipenuhi secara pribadi. Kantor bupati tempat

dilaksanakannya kepengurusan harian tertera jelas. Sehingga kemungkinan

untuk melakukan kerjasama dengan organisasi lain lebih menemui kejelasan.

(Sumber : wawancara dengan Bapak Habiburrahman tanggal 25 April 2015 )

e) Modal Politik

Penyelenggaraan SGA membutuhkan aspek legalitas Pemerintah

Daerah untuk dapat terlaksana secara melembaga. Dengan begitu, maka

penyelenggaraan SGA memiliki dasar hukum yang jelas. Karena

penyelenggaraannya melibatkan organisasi publik yaitu pemerintahan tingkat

desa sebagai sasaran utama. Sehingga, tidak semudah itu melaksanakan tanpa

perencanaan yang terstruktur dan melembaga.

Menurut keterangan Bapak Budi Raharjo pada wawancara tanggal 6

April 2015, sasaran utama penyelenggaraan SGA adalah Pemerintah Desa

seluruh Kabupaten Gresik. Partisipasi seluruh desa dapat terwujud dengan

kekuatan legalitas yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Gresik sebagai

pemerintahan tertinggi di Kabupaten Gresik. Pihak Pemerintah Kabupaten

Gresik menyebarluaskan kepada seluruh Pemerintah Desa untuk dapat

berpartisipasi dalam kompetisi pelayanan publik SGA.

Keterlibatan SAGAF juga menghindari munculnya deviasi apabila

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik seorang diri. Karena posisi

Page 16: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

pemkab, dalam hal ini aparaturnya adalah birokrat, dikhawatirkan akan terjadi

deviasi dalam melakukan penilaian di lapangan. Kepercayaan publik akan

penilaian yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gresik seorang diri tidak

akan sepenuhnya didapat. Potensi untuk timbul pemikiran bahwa telah terjadi

tindak korupsi gratifikasi, dan hal buruk semacamnya dikhawatirkan terjadi.

Dengan keterlibatan SAGAF, yang memiliki posisi sebagai NGO, organisasi

diluar pemerintahan, dapat memperkecil potensi deviasi dan meningkatkan

kepercayaan publik akan adilnya penilaian yang dilakukan dalam program

SGA.

“Kalau dari pemkab sendiri yang menilai, nanti bisa muncul deviasi. Masyarakat mikirnya pemenangnya sudah ditentukan dari awal, itu rekayasa birokrat, dll. Tapi kalo ada SAGAF yang ikut menilai, masyarakat percaya. Karena SAGAF kan NGO independent, bukan dari pemerintahan.” (Bapak Herawan Eka Kusuma dalam wawancara tanggal 2 April 2015).

“Pemkab mempunyai kepentingan yang jelas untuk itu. Dan kita butuh legalitas agar program tersebut bisa diimplementasikan dengan baik. Kalo kita bekerja sendiri, tiba-tiba datang ke desa-desa mengadakan penilaian, kita ini siapa, kita tidak punya kepentingan untuk itu.” (Bapak Habiburrahman dalam wawancara tanggal 3 April 2015)

f) Modal Finansial

“SGA itu sudah dianggarkan di APBD. Jadi sejak tahun awal pertama akan diseleggarakan, memang sudah dianggarkan di APBD biaya untuk penyelenggaraan SGA itu.” (Bapak Budi Raharjo dalam wawancara tanggal 6 April 2015)

Pendanaan SGA sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten

Gresik. SGA telah dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik dalam

APBD Kabupaten Gresik. Dalam penyelenggaraannya, SGA menelan biaya

Page 17: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

kurang lebih 425 juta rupiah. Menurut Bapak Budi Raharjo dalam wawancara

tanggal 6 April 2015, dalam uraian besaran jumlah tersebut, terbagi menjadi

tiga kategori besar. Adalah belanja pegawai, belanja jasa, dan malam gelar.

Dengan judul kompetisi pelayanan publik, anggaran mencapai 175 juta rupiah

dengan 50 juta rupiah untuk belanja jasa dan 125 juta rupiah untuk belanja

pegawai.

Belanja jasa adalah pembiayaan akan keterlibatan SAGAF dalam tim

pelaksana atau anggota surveyor. Sedangkan belanja jasa adalah

pembelanjaan untuk semua kebutuhan tim pelaksana dari pemkab dalam

melakukan kegiatan. Malam gelar menelan biaya sebesar 250 juta rupiah.

Malam gelar adalah pembiayaan malam penganugerahan untuk para

pemenang SGA, termasuk di dalamnya kebutuhan acara pengaugerahan dan

hadiah para pemenang. Hadiah berupa hewan ternak Sapi dan Kambing,

perangkat komputer (laptop), disertai dengan trofi dan piagam penghargaan.

Semua total biaya mencapai 425 juta rupiah.

2) Model Ikatan

a) Pembentukan network

Modal yang dimiliki masing-masing aktor dapat memenuhi kebutuhan

network, sehingga network dapat dibentuk. Keterlibatan SAGAF dalam

program SGA pada akhirnya disepakati dengan prosedural mekanisme

Pengadaan Barang dan Jasa melalui penunjukan langsung (PL). Hal tersebut

merupakan prosedural Pengadaan Barang dan Jasa pemerintahan yang

Page 18: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

melibatkan pihak luar. Bahwa tidak semudah itu melibatkan pihak diluar

pemerintahan dalam program kerja pemerintah. Penunjukkan langsung adalah

untuk pekerjaan dengan nilai dibawah 50 juta rupiah. Lebih dari itu maka

harus melalui proses dan mekanisme lelang. Karena hal tersebut tidak

mungkin untuk dilakukan, maka terlibatnya SAGAF dalam program SGA

adalah melalui kontrak penunjukan langsung. SAGAF menunjuk sebuah

badan hukum untuk menjadi naungan dalam melakukan mekanisme

pengadaan barang dan jasa untuk kemudian dapat melakukan pekerjaannya

sebagai bagian dari pelaksana program SGA.

“Ini kan sifatnya hire. Kita tidak bisa lebih dari 50 juta. Karena mekanismenya PL. kalau melalui lelang tidak bisa serta merta menunjuk langsung SAGAF. Mekanisme dan prosedurnya beda lagi.” (Bapak Herawan Eka Kusuma dalam wawancara tanggal 2 April 2015)

Dalam satu bendel kontrak kerja PL tersebut, terdapat didalamnya

Rancangan Pengadaan Penawaran (RPP), Daftar Rincian Penawaran (DRP),

Surat Perintah Kerja (SPK), dan KAK (Kerangka Acuan Kerja), Standar

Ketentuan dan Syarat Umum Penerimaan Hasil Pekerjaan.

b) Struktur Level Makro Pendistribusian Wewenang

Kontrak perjanjian mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Didalamnya terdapat ketentuan bahwa Pemerintah Kabupaten Gresik yang

Page 19: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

diwakili oleh Kepala Bagian Ortala merupakan Pejabat Pembuat Komitmen

dan memiliki kewenangan diatas SAGAF sebagai penyedia jasa. Hal tersebut

member gambaran mengenai pendistribusian wewenang dalam struktur level

makro network.

Sesuai dengan mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa, sebelum

melakukan PL, pihak Pemerintah Kabupaten Gresik dalam hal ini Bagian

Ortala, adalah sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Bagian Ortala

menetapkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan (RPP) yang berisikan harga

perkiraan sendiri (HPS), spesifikasi teknis, Rancangan kontrak. Dalam

menetapkan RPP, pihak Ortala mempertimbangkan masukan-masukan

termasuk perbincangan tidak terstruktur agar dapat membentuk RPP yang

sesuai untuk kedua belah pihak. Kemudian rancangan tersebut dietujui oleh

otoritas yang lebih tinggi dan ditawarkan kepada SAGAF. Mengundang

SAGAF untuk menyampaikan penawarannya mengenai pekerjaan yang akan

ditawarkan dengan nilai besaran yang sudah diperkirakan. Terjadi

penyesuaian harga dan negosiasi untuk memperoleh kesepakatan.

DRP membawa penawaran harga dan spesifikasi pekerjaan yang harus

dilakukan. Setelah penawaran disetujui oleh kedua belah pihak, maka

diterbitkan SPK yang menjadi tanda kesepakatan antara kedua belah pihak

untuk bekerjasama. Syarat dan ketentuan terlampir, beserta KAK yang

menjadi acuan SAGAF dalam melaksanakan pekerjaannya. Serta terdapat

pula Standar Ketentuan dan Syarat Umum Penerimaan Hasil Pekerjaan

sebagai ketentuan akhir penyelesaian pekerjaan yang telah dilakukan.

Page 20: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

DRP menjelaskan tentang spesifikasi pekerjaan disertai nilai rupiah

yang ditawarkan. Dalam DRP, dijelaskan bahwa spesifikasi pekerjaan yang

akan dilakukan SAGF adalah jasa konsultasi penilaian kegiatan kompetisi

peningkatan kualitas pelayanan publik untuk 16 desa dan 6 kelurahan dengan

nilai pekerjaan sebesar 47.750.000 (sumber: DRP dokumen LP Ortala pada

SAGAF tahun 2014). SPK menjelaskan tentang perintah kerja beikut syarat

ketentuan umum dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dituangkan dalam 25

poin penting yang dapat menjadi ketentuan-ketentuan umum dalam

melakukan pekerjaannya. 25 poin tersebut adalah (sumber : SPK dokumen LP

Ortala pada SAGAF tahun 2014) :

1) Lingkup pekerjaan

2) Hukum yang berlaku

3) Penyedia jasa mandiri

4) Harga SPK

5) Hak kepemilikan

6) Cacat mutu

7) Perpajakan

8) Pengalihan dan/atau subkontrak

9) Jadwal

10) Asuransi

11) Penanggungan resiko

12) Pengawasan dan pemeriksaan

13) Pengujian

Page 21: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

14) Laporan hasil pekerjaan

15) Waktu penyelesaian pekerjaan

16) Serah terima pekerjaan

17) Jaminan pemeliharaan

18) Perubahan SPK

19) Peristiwa kompensasi

20) Perpanjangan waktu

21) Penghentian dan pemutusan SPK

22) Pembayaran

23) Denda

24) Penyelesaian perselisihan

25) Larangan pemberian komisi

KAK menjelaskan mengenai acuan kerja yang akan menjadi pedoman

SAGAF dalam melaksanakan kerja. Dalam KAK dijelaskan keseluruhan

acuan kerja mulai dari tahapan pra kegiatan hingga pasca kegiatan melakukan

survey. Seluruh kewajiban kerja yang harus dipenuhi SAGAF tertuang dalam

KAK. Diatur juga bagaimana syarat anggota SAGAF yang dapat tergabung

dalam penyelenggaraan SGA. Adapun rincian bagia dari KAK tersebut

(Sumber : KAK dokumen LP Ortala pada SAGAF tahun 2014) :

1) Latar belakang

2) Maksud dan tujuan

3) Sasaran

4) Nama dan organisasi PPK

Page 22: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

5) Sumber pendanaan

6) Lingkup, lokasi, kegiatan, data dan fasilitas penunjang serta alih

pengetahuan

7) Metodelogi (tahapan kegiatan survey dan indikator penilaian)

8) Jangka waktu pelaksanaan

9) Tenaga ahli

10) Pembayaran

11) Laporan

c) Kedudukan Fungsi Network yang telah Dibentuk

Kerjasama yang dilakukan melalui kontrak perjanjian dalam

penyelenggaraan SGA memiliki fungsi tertentu terhadap sasaran program

yakni pemerintah tingkat desa yang berada dibawah naungan Kabupaten

Gresik. Melalui PL tersebut, disepakati bahwa SAGAF akan melakukan

pekerjaan jasa konsultasi survey penilaian kegiatan kompetisi peningkatan

kualitas pelayanan publik. Kompetisi tersebut bertujuan untuk mendorong

Pemerintah Desa untuk melakukan pergerakan meningkatkan kualitas

pelayanan publik. Jasa konsultasi survey yang dimaksud adalah melaksanakan

survey penilaian kepada masyarakat mengenai kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik yang diberikan Pemerintah Desa setempat. Keterlibatan

SAGAF juga membantu melakukan pembinaan terhadap peningkatan kualitas

pelayanan publik tingkat desa dengan temuan-temuan lapangan yang

Page 23: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

ditemukan. Hal tersebut menjadi pertimbangan perbaikan untuk waktu

kedepannya.

“Dari Penilaian itu, kita melakukan pembinaan secara langusng di lapangan bagaimana yang seharusnya. Jadi apa yang kurang itu kita kaish tau dan suruh memperbaiki. Sehingga sifatnya seperti pembinaan secara langsung begitu.” (Bapak Siri Rahayu dalam wawancara tanggal 14 April 2015)

Menurut keterangan Bapak Siri Rahayu dalam wawancara tanggal 14

April 2015 bahwa kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Gresik dan

SAGAF dalam penyelenggaraan SGA secara tidak langsung mengarah pada

pembinaan. Pembinaan dilakukan mengenai bagaimana pelayanan publik

yang seharusnya menurut UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik. Pembinaan dapat berlangsung di lapangan saat dilakukannya penilaian

maupun dengan mengundang perwakilan Pemerintah Desa untuk mengikuti

pelatihan pembinaan.

d) Tren Formasi yang Dibentuk

Dalam kontrak perjanjian disepakati bahwa SAGAF akan

melaksanakan sejumlah pekerjaan sesuai nilai kontrak. Pelaksanaan pekerjaan

berdasarkan KAK yang telah disepakati dan berlandaskan syarat dan

ketentuan umum pada SPK. Pekerjaan yang dilakukan akan

dipertanggungjawabkan hasilnya kepada Bagian Ortala selaku PPK.

Dalam melakukan pekerjaannya, SAGAF memiliki kebebasan tanpa adanya

intervensi dari pihak Pemerintah Kabupaten Gresik.

Page 24: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2009. Peenlitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu social lainnya. Jakarta: Kencana

Chalik, Abdul dan SAGAF. 2015. Pelayanan Publik Tingkat Desa. Perubahan dan Pengalaman Desa-desa di Kabupaten Gresik. Gresik: SAGAF dan Bagian Ortala Setda Kabupaten Gresik

Frederickson, H. George. 1997. The Spirit of Public Administration. California:Jossey-Bass

Goldsmith, Stephen and Eggers, William D. 2004. Governing by Network. Washington DC: Brookings Institusion Press

Gustia, Anindia. 2014. Pola Relasi Kuasa antara Negara, NGO, dan Masyarakat dalam Pos Pemberdayaan Keluarga (posdaya) untuk Mengatasi Kemiskinan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universistas Gajah Mada.

Koliba, Christopher; Jack W. Meek; Asim Zia. 2011. Governnace Networks in Public Administration and Public Policy. Boca Raton (USA): CRC press

Miles, Jefrey A. 2012. Management and Organizational Theory. New York: John Wiley & Sons

Nike Qisthiarini, Nike. 2012. NGO dan Suatainable Development: Peran Wetlands International – Indonesia Programme dalam Merehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Mengembangkan Mata Pencaharian di Aceh – Nias tahun 2005-2009 (Proyek Green Coast). Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia

Osborne, Stephen P. (ED) 2010. The New Public Governance ?. New York: Routledge

Pollit, Christopher and Bonckaert, Geert. 2011. Public Management Reform. New York: Oxford University Press

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thoha, 2012. Birokrasi Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Sumber referensi dari Jurnal :

Borgatti, Stephen P. and Halgin, Daniel S. 2011. “On Network Theory”. Organization Science Article in Advance, pp. 1-14 ISSN 1047-7039 EISSN 1526-5455

Page 25: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Donaldson, Thomas dan Lee E. Preston. 1995. “The Stakeholder Theory of The Corporation: Concepts, Evidence, and Implications. The Academy of Management Review, Vol.20, No. 1, pp. 65-91

Katz, Nancy. 2004. “Network Theory and Small Groups”. Small Group Research, Vol. 35 No. 3, june 2004 p. 307-332 oleh Sage Publication

Keast, Robyn and Mandell, Myrna and Brown, Kerry and Woolcock, Geoffery. 2004 “Network Structures: Working Differently And Changing Expectations”. Public Administration Review 64(3):pp. 363-371.

Klijn, EH. 1999. “Policy Networks; An Overview” dalam Kickert and Koppenjan (ed) Managing Complex Network; Strategies for Public Sector: A theoretical study of Managemnt strategies in policy network. Public Administration volume 73, Issue 3, pages 437-454, September 1995

Lay, Cornelis dan Maudi, Wawan. 2005. “Perkembangan Kajian Ilmu Pemerintahan”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 9, Nomor 2, November 2005 (225-240)

Martinez, Laia. 2011. “Governance Networks as Collaborative platforms for Innovation in the Public Sector. Network Governnace: Theories, Methods, and practice. RUC October 2011 p. 1-13

Rahardja, Sam’un Jaja. 2009. “Paradigma Governance dalam Penerapan Manajemen kebijakan Sektor Publik pada Pengelolahan Sungai”. Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi Volume 16, Nomor 2, Mei-Agustus 2009. Hal 82-86

Resi, Andrianus. 2009. “Interaksi Birokrasi Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pembangunan pada pemberdayaan masyarakat pesisir di Muncar Banyuwangi”. Jurnal Wacana Vol. 10 No. 1 Januari 2009

Media Online :

http://gresikkab.go.id/

http://megapolitan.kompas.com/read/2009/10/26/14454041/kartika.soekarno.luncurkan.taman.posyandu

http://www.sagafgresik.com/

http://www.kartikasoekarnofoundation.org

Lain-Lain :

Assesment dan Survey Kualitas Pelayanan Publik Tingkat Desa dan Kelurahan di Kabupaten Gresik Tahun 2014

Page 26: Paper: kajian government network gresik dalam program the Sunan giri award di kabupaten Gresik

Dokumen Kontrak Perjanjian Jasa Konsultasi Survey Pelayanan Publik tahun 2014

Keputusan Bupati Gresik nomor 065 tahun 2011 tentang pembentukan tim fasilitasi The Sunan Giri Awards

Laporan Akhir Kegiatan Kompetisi Pelayanan Publik oleh Bagian Organisasi dan Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten Gresik tahun 2014

Sagafnews, vol 1 september 2014.