Paper Sanitasi (Proses)

12
I PENDAHULUAN Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan dalam berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola badan usaha sebagai peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha semakin berlomba-lomba untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk makanan instan yang beredar di pasaran semakin memanjakan konsumen. Pola berpikir seakan ikut berubah. “Kalau ada yang mudah, kenapa harus memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis makanan instan dari makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam bentuk instan. Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri. Bahkan yang menjadikannya sebagai makanan sehari-hari. Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit

description

sanitasi

Transcript of Paper Sanitasi (Proses)

Page 1: Paper Sanitasi (Proses)

I PENDAHULUAN

Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan

oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk

maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini

kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan

makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin

meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan dalam

berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan-

kebutuhan pokok, seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola

badan usaha sebagai peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha

semakin berlomba-lomba untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk

makanan instan yang beredar di pasaran semakin memanjakan konsumen.

Pola berpikir seakan ikut berubah. “Kalau ada yang mudah, kenapa harus

memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis

makanan instan dari makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam

bentuk instan. Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri. Bahkan yang

menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.

Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa

seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain. Setiap

makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam

mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam

mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang

bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan

mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak adalah salah

satu contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan.(Supariasa, 2002)

Page 2: Paper Sanitasi (Proses)

II. ISI

Pengertian Pola Makan Sehat Pola makan sehat adalah pengaturan makanan

dengan mempertimbangkan asupan kandungan zat gizi di dalamnya. Gizi adalah sari

makanan yang bermanfaat untuk kesehatan, dan zat gizi terdapat dalam makanan yang

berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Tiga zat gizi yang utama dan

diperlukan tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiganya kerap disebut sebagai

zat gizi makro. Sementara itu, zat gizi lainnya yang tak kalah penting adalah vitamin dan

mineral, yang disebut juga dengan zat gizi mikro. Selain kedua kelompok zat gizi

tersebut, tubuh kita juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar proses

metabolisme. Karena itulah, pola makan sehat mensyaratkan untuk mengonsumsi aneka

ragam makanan untuk mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan tubuh. (Susiloretni,

2002)

Kekurangan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan tubuh kita mengalami

gangguan atau menderita penyakit. Begitu pun sebaliknya, kelebihan gizi akan

menyebabkan gangguan kesehatan.

Pada paper ini penulis akan membahas secara garis besar keseluruhan pola

konsumsi yang berkaitan dengan ilmu gizi.

Dari Umur 6- 12 Tahun

Dari pola konsumsi penulis bahwa penulis sangat sering makan 2 kali sehari yaitu

pada siang dan malam hari dan hanya sesekali makan pagi. Tetapi banyak

mengkonsumsi jajanan yang banyak menganduk karbohidrat dan lemak. Panulis

lebih memilih jajanan untuk menggantikan srapan, tapi kurang mengandung

protein dan vitamin. Untuk jumlah kalori dan gizi yang dibutuhkan pada makan

siang dan makan malam terpenuhi. Hanya sipenulis tidak memakan sayur tapi

sering memakan buah setiap harinya. Dapat dikata bahwa sayur lah yang dapat

dikatakan penghasil serat terbesar. Tetapi sayur dapat digantikan oleh buah, karna

buah juga penghasil serat dan vitamin. Si penulis berfikir bahwa tidak makan

pagi tidak penting karna bisa digantikan dengan makan banyak disiang hari.

Padahal fungsinya tidak hanya sebatas menjaga agar lambung tidak kosong saja,

melainkan juga untuk meningkatkan energi dan konsentrasi pada otak dan tubuh.

Menyantap sarapan juga membantu Kita agar tidak makan terlampau banyak

pada siang hari.(Almatzier, 2005).

Akibat nya setiap pagi penulis menjadi sering kurang bersemangat dan

makan siang yang terlalu banyak. Ini akan menggangu proses pencernaan karna

Page 3: Paper Sanitasi (Proses)

terlalu banyak nya yang di konsumsi di siang hari. Banyak nya mengkonsumsi

jajanan yang mengandung bahan pengawet yang tidak di izin kan dan zat

pewarna yang berbahaya akan bisa menyebabkan penulis mengalami penyakit

degeneratif bila terlalu sering di konsumsi. Tapi penulis sering makan buah yang

sebagiannya mengandung antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif

timbul.

Dari Umur 13-18 Tahun

Dari umur ini penulis berada pada jenjang pendidikan SMP-SMA.

Pada saat jenjang umur ini penulis sudah memakan sayur tapi tidak

mengkonsumsi buah terlau sering. Serat dan Vitamin yang di dapat Sipenulis sudah

seimbang. Tetapi jajanan pinggir jalan seperti gorengan, bakso bakar dan jajanan yang

tinggi mengandung lemak dan karbohidrat masih sering di konsumsi penulis. Jajanan

pinggir jalan yang sering di temui adalah jajanan yang tidak sehat yang mengandung

formalin, zat pewarna yang berbahaya. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam

makanan ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu

dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini

adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti

kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat)

(Notoatmodjo, 2003), Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam makan

jajanan Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan kita.

Dari Umur 19-20 ( Sekarang)

Pada jenjenag umur ini penulis sudah duduk di bangku kuliah dan sudah tidak

tinggal di rumah orang tua melainkan ngekost. Pada keadaan ini pola makan dari penulis

yang tidak teratur yang hanya makan 2 kali sehari. Kebutuhan energi kadang tidak

tercukupi karna terkadang hanya mengkonsumsi sedikit karbohidrat, lemak dan proten

dan sangat jarang mengkonsumsi sayur sebagai penghasil serat. Kurang nya energi yang

di dapat dari makanan, maka tubuh akan mensintesis lemak dan protein yang ada pada

tubuh si penulis. Si penulis juga banyak memakan makanan cepat saji dan sangat banyak

mengkonsumsi mie instan. Penulis sangat sering mengkonsumsi zat MSG. Dampak dari

penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for Experimental

Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan

tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa

lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini

ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang

Page 4: Paper Sanitasi (Proses)

batas tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan

menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung,

gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi

berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi,

asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. (Notoatmodjo,

2002).

Selain MSG kemungkinan penulis juga ikut mengkonsumsi pengawet dan zat

pewarna yang berbahaya lain nya yang dapat menyebabkan kanker.

Secara Keseluruhan Pola makan dari sipenulis tergolong dalam pola makan yang

tidak sehat. Pola makan seperti ini harus di perbaiki penulis agar mengurangi dampak dari

penyakit degeneratif dan kecukupan gizi dan bukan hanya mencari kebutuhan kalori saja.

Selain karbohidrat, lemak dan protein tubuh juga membutuhkan kandungan vitamin

mineral. Serat juga dibutukan tubuh untuk proses pencernaan. Untuk konsumsi air puti,

penulis sangat sering minum air putih setiap hari nya dan rata-rata air putih yang

dikonsumsi penulis setiap harinya adalah 8 gelas. Sering nya pada usia 19-20 Tahun

penulis makan 2 kali sehari dengan hitungan kalori dan gizi yang sedikt akan

mempengaruhi kinerja dari tubuh penulis. Akibat nya lemak dan protein dari tubuh

penulis akan sering di sintesis untuk menghasilkan energi.

Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun

tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak negatif zat aditif berlebihan (Pollan, 2008)

Zat Aditif Dampak terhadap kesehatan

Sulfit · Menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak

Zat Warna ·Menimbulkanalergi

·Menimbulkan kanker hati

-Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.

MSG ·Kerusakan otak

Kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat

proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma,

ketidakmampuan belajar, dan depresi.

BHT&BHA · Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap

aspirin.

Page 5: Paper Sanitasi (Proses)

Pemanis · Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin), Gangguan saraf dan

tumor otak (aspartan), Mutagenik.

Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang

dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan

pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan

konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat

menghambat produksi hormon testosterone. kemasan kaleng disinyalir

mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat

karsinogenik yaitu memacu sel kanker, styrofoam bersifat mutagenik (mengubah

gen) dan karsinogenik.(Pollan, 2008)

Unttuk mengurangi dampak negatif pada pola konsumsi penulis, maka penulis

harus mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-

buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat

antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan

buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3

(niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu,

kuning telur, hati, beras dan ikan.

Page 6: Paper Sanitasi (Proses)

III. Penutup

Dari paper penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap

sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang

memiliki pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan

makanan instan yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat

melakukan perjalanan jauh.

Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang

seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang

digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang

berbahaya dalam tubuhnya yang disebabkan zat aditif yang berbahaya bagi tubuh.

Menajaga dari sekarang akan lebih baik dari pada mengobati esok hari. Boleh

mengonsumsi makanan instan ataupun makanan cepat saji akan tetapi tidak terlalu

berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.

Page 7: Paper Sanitasi (Proses)

Daftar Pustaka

Almatzier, S. (2005). Prinsip Dasr Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Notoatmodjo, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pollan, Michael. (2008). Food Rules Pedoman Bagi Para Penyantap Makanan. Jakarta:

Opus.

Supariasa, D. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC

Susiloretni, Kun. (2002). Efektifitas Pesan Dasar Gizi Seimbang. Koferensi Nasional XII.

Persegi

Page 8: Paper Sanitasi (Proses)

PAPER PANGAN FUNGSIONAL

“POLA MAKAN”

DISUSUN OLEH :

JOHAN P SIMANJUNTAK

J1A113011

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015