Paper Sanitasi (Proses)
-
Upload
johan-simanjuntak -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Paper Sanitasi (Proses)
I PENDAHULUAN
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan
oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk
maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini
kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan
makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan hidup manusia semakin
meningkat. Hal ini terjadi pada seluruh kalangan. Di sisi lain, kesibukan-kesibukan dalam
berbagai aktivitas seperti pekerjaan seringkali membuat kita menomorduakan kebutuhan-
kebutuhan pokok, seperti makanan. Hal tersebut rupanya disadari oleh berbagai pengelola
badan usaha sebagai peluang untuk mencari keuntungan. Semakin hari badan usaha
semakin berlomba-lomba untuk memproduksi bahan makanan instan. Banyaknya produk
makanan instan yang beredar di pasaran semakin memanjakan konsumen.
Pola berpikir seakan ikut berubah. “Kalau ada yang mudah, kenapa harus
memilih yang susah?” Dalam sehari seorang remaja mampu mengonsumsi beberapa jenis
makanan instan dari makanan ringan sampai makanan pokok yang digantikan dalam
bentuk instan. Makanan instan seakan telah mendarah daging dalam diri. Bahkan yang
menjadikannya sebagai makanan sehari-hari.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain. Setiap
makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam
mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam
mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang
bergizi akan membantu pertumbuhan manusia, baik otak maupun badan. Setiap makanan
mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak adalah salah
satu contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan.(Supariasa, 2002)
II. ISI
Pengertian Pola Makan Sehat Pola makan sehat adalah pengaturan makanan
dengan mempertimbangkan asupan kandungan zat gizi di dalamnya. Gizi adalah sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan, dan zat gizi terdapat dalam makanan yang
berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Tiga zat gizi yang utama dan
diperlukan tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiganya kerap disebut sebagai
zat gizi makro. Sementara itu, zat gizi lainnya yang tak kalah penting adalah vitamin dan
mineral, yang disebut juga dengan zat gizi mikro. Selain kedua kelompok zat gizi
tersebut, tubuh kita juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar proses
metabolisme. Karena itulah, pola makan sehat mensyaratkan untuk mengonsumsi aneka
ragam makanan untuk mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan tubuh. (Susiloretni,
2002)
Kekurangan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan tubuh kita mengalami
gangguan atau menderita penyakit. Begitu pun sebaliknya, kelebihan gizi akan
menyebabkan gangguan kesehatan.
Pada paper ini penulis akan membahas secara garis besar keseluruhan pola
konsumsi yang berkaitan dengan ilmu gizi.
Dari Umur 6- 12 Tahun
Dari pola konsumsi penulis bahwa penulis sangat sering makan 2 kali sehari yaitu
pada siang dan malam hari dan hanya sesekali makan pagi. Tetapi banyak
mengkonsumsi jajanan yang banyak menganduk karbohidrat dan lemak. Panulis
lebih memilih jajanan untuk menggantikan srapan, tapi kurang mengandung
protein dan vitamin. Untuk jumlah kalori dan gizi yang dibutuhkan pada makan
siang dan makan malam terpenuhi. Hanya sipenulis tidak memakan sayur tapi
sering memakan buah setiap harinya. Dapat dikata bahwa sayur lah yang dapat
dikatakan penghasil serat terbesar. Tetapi sayur dapat digantikan oleh buah, karna
buah juga penghasil serat dan vitamin. Si penulis berfikir bahwa tidak makan
pagi tidak penting karna bisa digantikan dengan makan banyak disiang hari.
Padahal fungsinya tidak hanya sebatas menjaga agar lambung tidak kosong saja,
melainkan juga untuk meningkatkan energi dan konsentrasi pada otak dan tubuh.
Menyantap sarapan juga membantu Kita agar tidak makan terlampau banyak
pada siang hari.(Almatzier, 2005).
Akibat nya setiap pagi penulis menjadi sering kurang bersemangat dan
makan siang yang terlalu banyak. Ini akan menggangu proses pencernaan karna
terlalu banyak nya yang di konsumsi di siang hari. Banyak nya mengkonsumsi
jajanan yang mengandung bahan pengawet yang tidak di izin kan dan zat
pewarna yang berbahaya akan bisa menyebabkan penulis mengalami penyakit
degeneratif bila terlalu sering di konsumsi. Tapi penulis sering makan buah yang
sebagiannya mengandung antioksidan yang dapat mencegah penyakit degeneratif
timbul.
Dari Umur 13-18 Tahun
Dari umur ini penulis berada pada jenjang pendidikan SMP-SMA.
Pada saat jenjang umur ini penulis sudah memakan sayur tapi tidak
mengkonsumsi buah terlau sering. Serat dan Vitamin yang di dapat Sipenulis sudah
seimbang. Tetapi jajanan pinggir jalan seperti gorengan, bakso bakar dan jajanan yang
tinggi mengandung lemak dan karbohidrat masih sering di konsumsi penulis. Jajanan
pinggir jalan yang sering di temui adalah jajanan yang tidak sehat yang mengandung
formalin, zat pewarna yang berbahaya. Kandungan zat aditif yang terkandung di dalam
makanan ini secara perlahan menggrogoti tubuh kita. Zat ini diperuntukkan agar mutu
dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat sering di gunakan untuk hal ini
adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti BHA, K-nitrit dll, anti
kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam fosfat)
(Notoatmodjo, 2003), Masih banyak kandunga kimia yang terkandung di dalam makan
jajanan Namun ini merupakan bagian yang sangat merusak kesehatan kita.
Dari Umur 19-20 ( Sekarang)
Pada jenjenag umur ini penulis sudah duduk di bangku kuliah dan sudah tidak
tinggal di rumah orang tua melainkan ngekost. Pada keadaan ini pola makan dari penulis
yang tidak teratur yang hanya makan 2 kali sehari. Kebutuhan energi kadang tidak
tercukupi karna terkadang hanya mengkonsumsi sedikit karbohidrat, lemak dan proten
dan sangat jarang mengkonsumsi sayur sebagai penghasil serat. Kurang nya energi yang
di dapat dari makanan, maka tubuh akan mensintesis lemak dan protein yang ada pada
tubuh si penulis. Si penulis juga banyak memakan makanan cepat saji dan sangat banyak
mengkonsumsi mie instan. Penulis sangat sering mengkonsumsi zat MSG. Dampak dari
penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for Experimental
Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress dan
tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa
lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini
ketika mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang
batas tertentu karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan
menyerang kita. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung,
gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi
berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi,
asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. (Notoatmodjo,
2002).
Selain MSG kemungkinan penulis juga ikut mengkonsumsi pengawet dan zat
pewarna yang berbahaya lain nya yang dapat menyebabkan kanker.
Secara Keseluruhan Pola makan dari sipenulis tergolong dalam pola makan yang
tidak sehat. Pola makan seperti ini harus di perbaiki penulis agar mengurangi dampak dari
penyakit degeneratif dan kecukupan gizi dan bukan hanya mencari kebutuhan kalori saja.
Selain karbohidrat, lemak dan protein tubuh juga membutuhkan kandungan vitamin
mineral. Serat juga dibutukan tubuh untuk proses pencernaan. Untuk konsumsi air puti,
penulis sangat sering minum air putih setiap hari nya dan rata-rata air putih yang
dikonsumsi penulis setiap harinya adalah 8 gelas. Sering nya pada usia 19-20 Tahun
penulis makan 2 kali sehari dengan hitungan kalori dan gizi yang sedikt akan
mempengaruhi kinerja dari tubuh penulis. Akibat nya lemak dan protein dari tubuh
penulis akan sering di sintesis untuk menghasilkan energi.
Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun
tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak negatif zat aditif berlebihan (Pollan, 2008)
Zat Aditif Dampak terhadap kesehatan
Sulfit · Menyebabkan sesak napas, gatal-gatal dan bengkak
Zat Warna ·Menimbulkanalergi
·Menimbulkan kanker hati
-Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid.
MSG ·Kerusakan otak
Kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat
proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma,
ketidakmampuan belajar, dan depresi.
BHT&BHA · Menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap
aspirin.
Pemanis · Menyebabkan kanker kantong kemih (saccarin), Gangguan saraf dan
tumor otak (aspartan), Mutagenik.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang
dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan
pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan
konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat
menghambat produksi hormon testosterone. kemasan kaleng disinyalir
mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat
karsinogenik yaitu memacu sel kanker, styrofoam bersifat mutagenik (mengubah
gen) dan karsinogenik.(Pollan, 2008)
Unttuk mengurangi dampak negatif pada pola konsumsi penulis, maka penulis
harus mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-
buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat
antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan
buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3
(niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu,
kuning telur, hati, beras dan ikan.
III. Penutup
Dari paper penulis menyimpulkan bahwa menjaga pola makan agar tetap
sehat dan seimbang sangatlah penting khususnya di kalangan remaja yang
memiliki pola makan konsumtif. Hal ini dikarenakan ketersediannya bahan
makanan instan yang sangat banyak baik di sekolah, di rumah maupun saat
melakukan perjalanan jauh.
Selain nikmat tetapi dampaknya sangat besar yaitu kecanduan racun yang
seharusnya tidak di konsumsi. Efek yang nyata adalah tubuh para remaja yang
digroggoti secara perlahan dan akan menyebabkan penyakit-penyakit yang
berbahaya dalam tubuhnya yang disebabkan zat aditif yang berbahaya bagi tubuh.
Menajaga dari sekarang akan lebih baik dari pada mengobati esok hari. Boleh
mengonsumsi makanan instan ataupun makanan cepat saji akan tetapi tidak terlalu
berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat yang bergizi.
Daftar Pustaka
Almatzier, S. (2005). Prinsip Dasr Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Notoatmodjo, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pollan, Michael. (2008). Food Rules Pedoman Bagi Para Penyantap Makanan. Jakarta:
Opus.
Supariasa, D. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta; EGC
Susiloretni, Kun. (2002). Efektifitas Pesan Dasar Gizi Seimbang. Koferensi Nasional XII.
Persegi
PAPER PANGAN FUNGSIONAL
“POLA MAKAN”
DISUSUN OLEH :
JOHAN P SIMANJUNTAK
J1A113011
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015