Paper Psikodiagnostik
-
Upload
farisan-insani -
Category
Documents
-
view
609 -
download
12
Transcript of Paper Psikodiagnostik
BAB 4 KLASIFIKASI TES
4.1 Sejarah Tes Psikologi
Asal mula sejarah tes psikologi berawal dari abad 2200 sebelum masehi di China, yang dilakukan
untuk menguji rakyat sipil yang ingin menjadi legislative berdasarkan pengetahuan menulis klasik,
persoalan administrasi dan manajerial. Tetapi hal ini berkembang dan bukan hanya dilakukan pada
bidang militer, perpajakan, pertanian dan geografi. Dalam sejarah psikologi Benua Asia bangsa China
telah lama menggunakan tes “kemampuan psikologi” sebagai salah satu tes kemampuan belajarnya.
Bahkan seseorang bernama Lin Xie pernah melakukan sebuah tes psikologi. Pada saat tersebut, ia
meminta beberapa orang untuk menggambar persegi empat dengan salah satu tangannya dan
lingkaran dengan tangannya yang lain. Tes ini di tunjukan untuk menguji kemampuan sinkronisasi
pola pikir dan menguji konsentrasi seseorang. Beberapa ahli menyebutkan bahwa tes Lin Xie ini
adalah tes psikologi pertama di dunia.
Dikalangan orang Yunani kuno, testing merupakan pendamping tetap proses pendidikan. Tes-tes
digunakan untuk mengukur penguasaan keterampilan-keterampilan fisik dan juga intelektual (Doyle,
1974). Sesudah dari awal munculnya tes di abad pertengahan, universitas-universitas di Eropa
mengandalkan kajian formal dalam hal memberi gelar dan penghargaan, bagaimanapun juga untuk
mengidentifikasi perkembangan-perkembangan utama sampai menghasilkan testing dewasa ini, kita
perlu mempelajari abad 19. Awal abad 19 merupakan masa kebangkitan minat pada pengobatan yang
lebih manusiawi terhadap orang-orang gila dan mereka yang keterbelakangan mental. Sebelum itu
orang ini lazimnya diabaikan, dicemooh, bahkan disiksa. Dengan munculnya kepedulian akan
perawatan yang layak bagi orang-orang yang mempunyai masalah mental, semakin disadari perlunya
kriteria untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kasus-kasus ini. Pendirian banyak lembaga
social untuk perawatan orang-orang bermentalitas terbelakang baik di Eropa maupun AS
menimbulkan kebutuhan untuk menetapkan standar-standar penerimaan dan system klasifikasi yang
obyektif.
Tokoh – Tokoh yang Berpengaruh
Seguin (dokter Perancis yang pindah ke Amerika) pada 1837, menolak bahwa
retardasi mental tidak dapat disembuhkan, mengadakan pelatihan fisik untuk meningkatkan
inteligensi, mengukur kemampuan sensomotoriknya, kemampuan fisik menggambarkan
inteligensinya. Esquirol (dokter Perancis) pada 1838, mengembangkan alat dalam klasifikasi
retardasai mental, menggunakan kemampuan bahasanya, kemampuan bahasa menunjukkan
kemampuan intelektualnya. Francis Galton (seorang ahli Biologi Inggris) pada 1883,
memulai gerakan testing dan membayar, mengukur ketjaman pengilhatan dan pendengaran,
kekuatan otot, gerak dan waktu reaksi, menganalisisnya menjadi gambaran inteligensi,
menggunakan analisis statistik sederhana (pengklasifikasian), angket dan asosiasi bebas.
James Mckeen Cattel
Cattel (seorang psikolog Amerika) pada 1890, melanjutkan apa yang telah dirintis
oleh Galton dalam penyebaran gerakan testing, pertama menggunakan istilah Mentally Test,
memaparkan bagaimana cara mengukur intelektual para mahasiswanya, masih menggunakan
kemampuan indra dan waktu reaksi, tetapi diyakini bahwa itu merupakan kemampuan
mental. Kemudian Kreaplin (psikiater/psikolog Jerman) pada 1895, dalam pemeriksaan
klinisnya terahdap para pasiennya, untuk memperoleh gambaran karakteristik dengan
meminta melakukan operasional hitungan sederhana. Ebinghaus (psikolog Jerman) pada
1897, menyelenggarakan tes-tes komputasi, rentang memori, melengkapi kalimat bagi siswa
sekolah, menunjukkan bahwa ada hubungan yang jelas dengan prestasi belajar di sekolah.
Tes tersebut merupakan tes individual yang meliputi ; ukuran-ukuran kekuatan otot,
kecepatan gerakan, sensivitas pada pada rasa sakit, ketajaman penglihatan dan pendengaran,
pembedaan berat, waktu reaksi dan sebagainya. Apa yang telah dikemukakan Catell,
Kraepelin, dan Ebbinghaus di atas kemudian mendapatkan kritik dari Binet dan Henri, karena
terlalu indrawi dan berkonsentrasi pada kemampuan-kemampuan yang sederhana.
Binet
Binet pada 1897 mengkritik sebagian rangkaian tes yang ada, terlalu fokus pada
kemampuan indera dan kemampuan sederhana dan terpsesialisasi, dalam pengukuran fungsi
yang lebih komplek, tidak membutuhkan persisi tinggi, perbedaan individual lebih besar dari
fungsi ini, pengukuran lebih baik pada fungsi memori, imaginasi, perhatian, pemahaman,
apresiasi estetis. Binet pada 1904 diangkat menjadi menteri Pengajaran Umum, dan memiliki
tugas untuk memisahkan anak mana yang bisa sekolah di sekolah umum dan mana yang
harus di sekolah khusus. Binet bersama Simon pada 1905 menyiapkan seberangkat alat tes
untuk fungsi itu yang kemudian diakenal sebagai tes Binet-Simon.
Skala Binet-Simon terdiri dari 30 kelompok soal yang diatur dalam urutan tingkat
kesulitan yang semakin tinggi, secara empiris dikaitkan dengan usia mental, kemaudian
akana diperoleh tingkat usia mental (mental age, MA) seseorang. Pada 1916 digunakan
bertama nisbah IQ dengan membagi usia kronologisnya (cronological age, CA), maka akan
diberoleh tingkat inteliogensi yang disebut Intelligence Quotient (IQ). Keberhasilan tes ini,
membuat pemakian tes ini meluas ke barbagi bidang, sampai ke Amerika, dilakukan revisi
berkali kali (1908, 1911, 1916), revisi paling mendasar dilakukan oleh Terman dkk a.n.
Stanford University (1916) yang kemudian dikenal dengan Skala Stanford-Binet, direvisi lagi
1960 dengan mulai digunakan dengan skala deviasi IQ.
4.2 Dasar Pemikiran Tes Psikologi
Wechsler-bellevue intelegent scale (WBIS)
Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes
Binet (1937) sebagai pendahulu dalam tes inteligensi. Menurut Wechsler : tes Binet memiliki
keterbatasan dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran inteligensi untuk orang
dewasa sehingga perlu adanya perluasan dalam pengukuran inteligensi memerlukan item-
item yang dapat diberikan tidak hanya pada kelompok anak tetapi juga pada orang dewasa.
34 tahun setelah diterbitkanya tes intelegensi yang pertama oleh binet-simon atau 2 tahun
setelah munculnya revisi stanford-binet, david wechsler memperkenalkan versi 1 tes
intelegensi yang dirancang khusus untuk digunakan orang dewasa. Tes tersebut terbit pada
tahun 1939 dan dinamai wechsler-bellevue intelegent scale (WBIS), disebut juga skala W-B.
kenyataan bahwa tes intelegensi yang digunakan untuk orang dewasa saat itu hanya
merupakan perluasan dari tes intelegensi untuk anak-anak- dengan menambahkan soal yang
sejenis yang lebih sulit. Isi tes yang seperti itu, menurut wechler seringkali tidak menarik
minat dan perhatian orang dewasa. Pada tahun 1949 wechsler menerbitkan pula skala
intelegensi untuk digunakan pada anak-anak.
Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
WISC dikembangkan oleh Wechsler pada tahun 1949. WISC ini dirancang khusus untuk
individu usia 6 hingga 16 tahun. Ada sebelas subtes yang terdapat dalam WISC, yaitu :
1. General Information.
Subtes ini berisi 30 soal, dengan materi pengetahuan umum, yang meliputi nama
benda, tanggal, sejarah, pengetahuan geografi, dan informasi lain. Dasar
pemikiran dari subtes ini adalah kemampuan testee dalam menjawab akan
tergantung dari kemampuan dasar, pendidikan, kesadaran akan lingkungan, latar
belakang sosial budaya, dan ingatan jangka panjang.
Tester perlu menghentikan tes jika peserta gagal menjawab soal sebanyak lima
kali berturut-turut. Testee akan memperoleh nilai 1 jika menjawab benar, dan nilai
0 jika salah menjawab. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat diperoleh
adalah 30.
2. General Comprehension.
Subtes ini berisi 17 soal, dengan materi mengenai pengetahuan diri, hubungan
interpersonal, dan norma sosial. Dasar pemikiran dari subtes ini adalah tes ini
dibuat untuk mengukur kemampuan dalam memahami situasi dan menyelesaikan
masalah, serta melihat perkembangan nurani atau moral.
Tester perlu menghentikan tes pada subtes ini jika testee gagal menjawab soal
sebanyak empat kali berturut-turut. peserta akan memperoleh nilai 2 jika
menjawab dengan baik dan lengkap, nilai 1 jika menjawab kurang tepat, dan nilai
0 jika salah menjawab. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat diperoleh
adalah 34.
3. Arithmetical Reasoning.
Subtes ini berisi 18 soal, dimana 10 soal dibacakan oleh tester dan 3 soal tertulis.
Dasar pemikiran subtes ini adalah tes digunakan untuk mengukur kemampuan
mengikuti instruksi, konsentrasi, dan numerik.
4. Digit Span.
Subtes ini terdiri dari Digit Forward dan Digit Backward. Digit Forward dimulai
dari deret 3 - deret 9 angka. Sedangkan Digit Backward dimulai dari deret 2 -
deret 8 angka. Setiap deret angka terdapat 2 kali percobaan. Dasar pemikiran
subtes ini adalah tes digunakan untuk mengukur konsentrasi, STM, kecemasan,
dan kemampuan mengingat.
5. Similarities.
Subtes ini terdiri dari 17 pasang kata dimana testee harus menjelaskan kesamaan
dari setiap pasang kata. Dasar pemikiran dari tes ini adalah mengukur kemampuan
menangkap kesamaan objek atau peristiwa kedalam suatu kelompok yang
bermakna.
6. Picture Arrangement.
Pada subtes ini berisi 12 seri gambar, dimana testee harus mengurutkan gambar
dalam urutan logis. Jumlah gambar dalam tiap set antara 3 sampai 5 gambar.
Subtes ini dimulai dari item 3, kecuali yang diduga mengalami mental retardasi
harus dimulai dari item 1. Dasar pemikiran tes ini adalah digunakan untuk
mengukur kemampuan memahami seluruh situasi dan kemampuan perencanaan.
7. Picture Completion.
Subtes ini berisi 26 gambar, dimana testee harus menemukan elemen yang hilang
dalam waktu 20 detik untuk tiap gambar (time limit). Dasar pemikiran untuk tes
ini adalah tes digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan hal yang
penting dan tidak penting, konsentrasi, dan penalaran.
8. Block Design.
Subtes ini berisi 11 soal, dimana testee harus menyusun pola sesuai gambar. Ada
sebelas pola, dimana pola 1 – 8 menggunakan empat balok, sedangkan pola 9 – 11
menggunakan sembilan balok. Dasar pemikiran tes ini adalah tes digunakan untuk
mengukur kemampuan persepsi, analisa, koordinasi, dan visual-motorik.
9. Object Assembly.
Subtes ini berisi empat soal, dimana testee harus menyusun potongan puzzle.
Dasar pemikiran tes ini adalah digunakan untuk mengukur kemampuan, persepsi,
analisa, dan koordinasi visual-motorik
10. Digit Symbol.
Berbeda pada WBIS, Digit Symbol pada WISC terdiri dari dua bentuk, yaitu
Coding A dan Coding B. Coding A digunakan untuk testee usia di bawah 8 tahun,
yang terdiri dari lima soal latihan dan 43 soal tes. Coding B digunakan untuk
testee di atas 8 tahun, yang terdiri dari tujuh soal latihan dan 93 soal tes. Dasar
pemikiran tes ini adalah digunakan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan
koordinasi visual motorik, konsentrasi, dan ingatan jangka pendek.
11. Vocabulary.
Subtes ini berisi 32 soal, dimana testee harus menjelaskan arti setiap kata. Tester
dapat menghentikan tes jika testee gagal menjawab sebanyak lima kali berturut-
turut. Dasar pemikiran ini adalah digunakan untuk mengukur kemampuan belajar,
kekayaan informasi atau ide, dan perkembangan bahasa.
Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI)
Dalam perkembangannya, WPPSI mengalami dua kali revisi, yaitu revisi ke dua pada
tahun 1989 dan revisi ketiga pada tahun 2002. Revisi yang ketiga ini dipublikasikan oleh
Harcourt Assessment, dan diberi nama dengan WPPSI-III. WPPSI-III terdiri atas 14 subtes,
yaitu:
1. General Information.
Subtes ini terdiri dari 23 soal, yang berisi materi mengenai pengetahuan umum.
Subtes ini dimulai dari item ketiga. Pada subtes ini, tester dapat menghentikan
pengetesan jika testee gagal menjawab benar sebanyak lima kali berturut-turut.
Testee akan memperoleh nilai 1 jika menjawab dengan benar, dan nilai 0 jika
menjawab dengan salah. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai
oleh testee adalah 23. Subtes ini mengukur kemampuan sadar akan lingkungan
dan ingatan jangka panjang.
2. Animal House.
Subtes ini terdiri atas 20 soal, yang dikerjakan selama 5 menit. Pada subtes ini,
tugas testee adalah menaruh warna balok tertentu di empat gambar hewan
tertentu, mencatat waktu, dan jumlah kesalahan. Sedangkan tugas testee adalah
menaruh warna balok sesuai contoh di baris pertama. Nilai maksimal yang dapat
dicapai oleh testee adalah 20.
3. Vocabulary.
Subtes ini terdiri dari 22 soal, dimana testee harus menjelaskan arti setiap kata.
Subtes dimulai selalu dari item pertama. Testee akan memperoleh nilai 2 untuk
jawaban paling baik dan lengkap, nilai 1 untuk jawaban kurang tepat, dan nilai 0
untuk jawaban salah. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai testee
pada subtes ini adalah 44. Tester harus menghentikan tes jika testee gagal
menjawab tepat sebanyak lima kali berturut-turut. Subtes ini mengukur
kemampuan belajar, kekayaan informasi atau ide, dan perkembangan bahasa.
4. Picture Completion.
Subtes ini terdiri dari 23 gambar, dimana testee harus menemukan bagian gambar
yang hilang. Subtes ini dimulai dari item pertama. Testee akan memperoleh nilai
1 untuk jawaban yang benar, dan nilai 0 untuk jawaban salah. Dengan demikian,
nilai maksimal yang dapat dicapai testee pada subtes ini adalah 23. Tester harus
menghentikan tes jika testee gagal menjawab tepat sebanyak lima kali berturut-
turut. Subtes ini mengukur kemampuan membedakan hal yang penting dan tidak
penting, kemampuan konsentrasi, dan kemampuan menalar.
5. Arithmetical Reasoning.
Subtes ini terdiri dari 20 soal. Tes ini dimulai dari item pertama jika testee berusia
di bawah 6 tahun. Sedangkan, untuk testee yang berusia di atas 6 tahun, tes
dimulai dari item ke 7. Testee akan memperoleh nilai 1 untuk jawaban yang
benar, dan nilai 0 untuk jawaban salah. Dengan demikian, nilai maksimal yang
dapat dicapai testee pada subtes ini adalah 20. Tester harus menghentikan tes jika
testee gagal menjawab tepat sebanyak empat kali berturut-turut. Subtes ini
mengukur kemampuan mengikuti instruksi, konsentrasi, dan kemampuan
numerik.
6. Mazes.
Subtes ini terdiri dari 10 soal dengan waktu tertentu. Skor penilaian jawaban
testee berkisar antara nilai 0, 1, 2, 3, dan 4. Dengan demikian, nilai maksimal
yang dapat dicapai testee pada subtes ini adalah 40. Tester harus menghentikan
tes jika testee gagal menjawab tepat sebanyak dua kali berturut-turut.
7. Geometric Design.
Subtes ini terdiri dari 10 soal, dimana tugas testee adalah menggambar desain
tertentu yang diminta oleh tester. Skor penilaian jawaban testee berkisar antara
nilai 0, 1, 2, 3, dan 4. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai testee
pada subtes ini adalah 40. Tester harus menghentikan tes jika testee gagal
menjawab tepat sebanyak dua kali berturut-turut.
8. Similarities.
Subtes ini terdiri dari 16 pasang kata dimana testee harus menjelaskan kesamaan
dari setiap pasang kata. Subtes ini mengukur kemampuan menangkap kesamaan
objek atau peristiwa kedalam suatu kelompok yang bermakna. Pada item 1 – 10,
berlaku nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Sedangkan
pada item 11 – 16, berlaku nilai 2, 1, 0 untuk setiap jawaban testee. Dengan
demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai testee pada subtes ini adalah 22.
9. Block Design.
Subtes ini berisi 10 soal, dimana testee harus menyusun pola sesuai gambar.
Testee yang berusia di bawah 6 tahun akan memulai tes dari soal pertama,
sedangkan testee yang berusia di atas 6 tahun akan memulai tes dari soal yang
ketiga. Subtes ini mengukur kemampuan persepsi, analisa, dan koordinasi visual-
motorik. Dalam subtes ini, testee akan memperoleh nilai 2 untuk jawaban yang
paling baik dan lengkap, nilai 1 untuk jawaban yang kurang tepat, dan nilai 0
untuk jawaban yang salah. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai
testee pada subtes ini adalah 20. Tester harus menghentikan tes jika testee gagal
menjawab tepat sebanyak dua kali berturut-turut.
10. General Comprehension.
Subtes ini terdiri dari 15 soal. Subtes ini mengukur kemampuan memahami
situasi dan menyelesaikan masalah, serta melihat perkembangan nurani atau
moral. Dalam subtes ini, testee akan memperoleh nilai 2 untuk jawaban yang
paling baik dan lengkap, nilai 1 untuk jawaban yang kurang tepat, dan nilai 0
untuk jawaban yang salah. Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai
testee pada subtes ini adalah 30. Tester harus menghentikan tes jika testee gagal
menjawab tepat sebanyak empat kali berturut-turut.
11. Sentences.
Subtes ini terdiri dari 10 kalimat. Subtes ini selalu dimulai dari soal yang
pertama. Skor penilaian jawaban testee berkisar antara nilai 0, 1, 2, 3, dan 4.
Dengan demikian, nilai maksimal yang dapat dicapai testee pada subtes ini adalah
40.
Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
Tes ini dibuat pada tahun 1955, disusun oleh David Wechsler. WAIS diciptakan dengan dasar pikiran intelegensi terdiri dari beberapa aspek (aspek verbal, abstrak, numerical, bahkan faktor G). Oleh karena itu dalam tes WAIS ada 2 kelompok susunan tes, yaitu : kelompok verbal (lisan) dan kelompok performance(perbuatan)
Skala Verbal terdiri dari:
1. InformasiBerisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat
diperoleh oleh setiap orang dari lingkungan sosial dan budaya sehari-hari dimana ia berada.
2. Rentang AngkaBerupa rangkaian angka antara 3 sampai 9 angka yang disebutkan secara lisan
dan subjek diminta untuk mengulangnya dengan urutan yang benar.
3. Kosa KataBerisi 40 kata-kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan
sampai kepada yang paling sulit.
4. Hitungan Berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar.
5. Pemahaman Isi subtes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman umum.
6. Kesamaan Berupa 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan.
Untuk skala performance adalah sebagai berikut:
1. Kelengkapan Gambar Subjek diminta menyebutkan bagian yang hilang dari gambar dalam kartu yang jumlahnya 21 kartu.
2. Susunan Gambar Berupa delapan seri gambar yang masing-masing terdiri dari beberapa kartu yang disajikan dalam urutan yang tidak teratur.
3. Rancangan Balok Terdiri atas suatu seri pola yang masing-masing tersusun atas pola merah-putih. Setiap macam pola diberikan di atas kartu sebagai soal.
4. Perakitan Objek Terdiri dari potongan-potongan langkap bentuk benda yang dikenal sehari-hariyang disajikan dalam susunan tertentu.
5. Simbol Angka Berupa Sembilan angka yang masing-masing mempunyai simbolnya sendiri-sendiri. Subjek diminta menulis symbol untuk masing-masing angka di bawah deretan angka yang tersedia sebanyak yang dapat dia lakukan selama 90 detik.
4.3 Fungsi Tes Psikologi
Tes psikologi merupakan serangkaian kegiatan pengukuran untuk mendeskripsikan
seseorang, baik kemampuan (ability), kepribadian, kecenderungan dan sebagainya.
Berdasarkan keputusan yang akan diambil dalam pengukuran, maka tes psikologi mempunyai
fungsi sebagai berikut:
Fungsi seleksi
Tes psikologi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk memilih individu-
individu yang cocok/sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan.. misalnya tes masuk suatu
lembaga pendidikan atau tes seleksi jabatan tertentu. Berdasarkan hasilh-asil tes psikologis
yang dilakukan, pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang dapat
diterima dan menolak alon-calon lainnya.
Fungsi Klasifikasi
Yaitu mengelompokkan individu-individu dalam kelompok sejenis. Misalnya
mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah sejenis, sehingga dapat diberi bantuan
yang sesuai dengan masalahnya. Atau mengelompokkan siswa ke dalam program khusus
tertentu.
Fungsi deskripsi
Tes ini berfungsi untuk menjelaskan profil seseorang, baik kepribadian, tingkahlaku,
kemampuan, minat dan bakat dan sebagainya
Mengevaluasi suatu treatment
Tes psikologi digunakan juga untuk mengavaluasi suatu treatment/tindakan yang
telah dilakukan terhadap seseorang atau sekelompok individu. Ini untuk mengavaluasi sampai
tingkat mana keberhasilan treatment yang sudah diberikan. Evalusi ini sangat membantu
untuk meneruskan tindakan selanjutnya yang akan diambil.
Menguji suatu hipotesis
Tes psikologi juga bisa digunakan menguji sebuah hipotesis dan asumsi yang ada. Ini
dikarenakan, bahwa tes psikologi terbuat/disusun dari sejumlah penelitian yang ilmiah
sebelumnya. Contoh penggunaan tes psikologi untuk menguji hipotesis ini seperti
membandingkan hasil eksperimen yang sudah didapatkan dengan tes psikologi yang sudah
dibakukan. Jadi hasilnya dapat di compare (membadingkan), ataupun tes psikologi bisa
langsung menguji hipotesis dengan menurunkan indicator-indokator dari tes psikologi yang
baku.
4.4 Klasifikasi Tes dan Jenis-Jenisnya
a. Tes Proyeksi
Perkembangan psikologi proyektif banyak didasarkan sebagai protes terhadap teori atau
aliran lama yang kebanyakan bersifat structuralism, behaviorism, yang kebanyakan
memandang individu bukan suatu whole tetapi sebagai suatu kumpulan dari berbagai aspek.
Aspek psikologis manusia yang tidak disadari sulit diungkap dalam kondisi wajar (sukar
diungkap melalui self report, inventory). Jadi dalam pendekatan proyektif diperlukan
instrument khusus yang dapat mengungkap aspek-aspek ketidaksadaran manusia, teknik
proyektif ini kemungkinan subjek mau merespon, walaupun teknik proyektif mempunyai arti
interpretatif Teknik ini pendekatannya menyeluruh (global approach).
MACAM-MACAM TES PROYEKSI
- ASSOCIATIVE TECHNIQUES
Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, image, atau ide-ide yang pertama kali
muncul.Ex : Rorschach Inkblots, Word Association
- CONSTRUCTION PROCEDURES
Subjek mengkonstruk atau membuat suatu produk (cerita). Dan dari cerita itulah keadaan
psikologis klien diungkap. Ex : TAT, MAPS (Make a picture story)
- COMPLETION TASKS
Melengkapi kalimat atau cerita yang sudah ada disedikana sebelumnya. Ex : SSCT,
Rosenzweig Picture-Frustation Study
- CHOICE OR ORDERING DEVICES
Mengatur kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya. Ex : Szondi Test,
Tomkins-Horn Picture Arrangement Test
- EXPRESSIVE METHODS
Gambar, cara / metode dalam menyelesaikan sesuatu dievaluasi. Ex : BAUM, HTP, DA
Teknik-teknik dalam penyajian tes proyeksi ada bermacam-macam cara:
1. Stimulus tidak berstruktur: Stimulus yang diberikan (tes) tidak terstruktur seperti tes
intelegensi.
2. Proses proyeksi: pengungkapan keadaan psikologi klien dengan memproyeksikannya
dalam bentuk reaksi terhadap tes yang disajikan.
3. Administrasi longgar: Administrasi tes proyeksi biasanya tidak ada aturan baku,
tergantung dengan kebutuhan klien dengan catatan tidak mempengaruhi hasil tes.
4. Testee oriented: Tes ini berorientasi pada testee
5. Unsur subjektifitas dalam interpretasi: Dalam menginterpretasikan tes ini, unsure
subjektivitas psikolog sangat berpengaruh.
6. Menyentuh bawah sadar: Tes proyeksi membantu mengungkapkan keadaan bawah
sadar manusia.
FUNGSI TES PROYEKSI
Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan psikologi bawah sadar manusia yang
selama ini di repres kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan dinamika
psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat bantu tes-tes proyeksi.
Sebagai sebuh tes, tes proyeksi mempunyai kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan
dengan tes-tes psikologi yang lain:
Kelebihan Tes Proyektif
Dapat mengungkap hal-hal di bawah sadar untuk keperluan klinis
Dapat menurunkan ketegangan
Bersifat ekonomis
Kekurangan Tes Proyektif
Validitas dan reliabilitasnya rendah
Tester harus memiliki keterampilan yang khusus untuk dapat menggunakan tes ini
dalam kaitannya dengan ketepatan melakukan diagnosa.
b. Tes Inventory
Tes inventori adalah tes-tes yang terutama menggunakan paper and pencil. Tes inventori merupakan self report Questionnare, untuk menentukan karakteristik-karakteristik kepribadian, minat (interested), sikap (attitude), dan nilai-nilai (value). Tes inventori sangat berguna untuk mengetahui karakteristik kepribadian seperti minat, penyesuaian diri, motivasi, dan prasangka. Namun perlu di ingat bahwa alat-alat tes yang digunakan umumnya tidak ada yang sempurna dan masing-masing tes hanya menjelaskan satu atau beberapa aspek kepribadian.
Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:
Definisi kepribadian sedemikian banyak (defenisi konseptual), sehingga seleksi yang tepat dari macam-macam definisi kepribadian perlu mendasari pemakaian tes inventori.
Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu aspek kultural harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kultur selalu berubah. Sedangkan di sisi lain tes inventori diharapkan dapat memberikan profil kepribadian yang stabil.
Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitif terhadap perubahan, maka sulit memperoleh reliabilitas yang tinggi.
Secara umum tes inventori kepribadian memiliki beberapa kelemahan, seperti;
1. Itemnya ambigu dan perintah tidak jelas. 2. Subjek ingin menunjukkan kesan-kesan tertentu kepada penguji. 3. Kesukaran semantik, penafsiran yang berbeda 4. Sikap subjek yang tak kooperatif/defensif 5. Faking atau tidak jujur. 6. Acquiscence; bila aitem yang dibuat lebih mengarah ke jawaban-jawaban tertentu.
Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan ini, tester perlu memahami tes yang hendak digunakan dengan baik sehingga menyajikan tes dengan baik.
Macam-macam Tes Inventori
A. Tes Inventori kepribadian
MMPI (minnesota Personality Inventory) CPI (california Psychological Inventory) PIC (Personality Inventory for Children) MCMI (Millon Clinical Multiaxial Inventory) 16 PF (sixteen Personality Factor Questionnaire) EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule) PRF (Personality Research Form) Jackson Personality Inventory
B. Tes Inventory Minat
SCII (Strong-Campbell Interest Inventory) JVIS (Jackson Vocationalinterest Survey) KPR-V (Kuder Preference Record - Vocational) CAI (Career Assessment Inventory) RMIB (The rothwell-Miller Interest Blank)
C. Tes Inventori Nilai
Study OF Value WVI (Work Value Inventory)
BAB 5KLASIFIKASI TES
5.1 Tes Inteligensi
intelegensi adalah suatu konsep yang sifatnya abstrak atau dapat dikatakan sebagai suatu
konstruk. Oleh karena itu definisi intelegensi tidaklah mudah. Pada awalnya ada beberapa
ahli dari tiga negara melakukan percobaan di laboratorium. Wundt dari jerman, Galton dari
inggris, dan Cattel dari amerika serikat secara terpisah melakukan tes dengan soal yang
mudah terhadap anak-anak. Mereka menemukan bahwa individu saling berbeda dalam hal
ketepatan (akurasi) dan kecepatan tanggapannya apabila mereka dites dengan suatu tugas
yang mudah. Galton menggambarkan bahwa jika tanggapan dari banyak individu tersebut
disusun berdasarkan prestasinya yang berhasil, maka terhadap sejumlah besar di antarnya
yang menunjukkan respon atau tanggapan yang relatif sama dalam jumlah yang banyak.
Intelegensi merupakan kemampuan yang ada pada individu yang ada sejak lahir. Dan
prestasi yang tinggi dari bakat dan minat individu itu sendiri. Tingkat kecerdasan pun akan di
tes apabila mempunyai kemampuan juga minat yang ada apada diri individu. Dalam
kemampuan kerja diperlukan keterampilan dan kecakapan terhadap pekerjaan yang
diinginkan. Apabila kemampuan pada diri individu belum bisa memunculkan minat ataupun
tidak memiliki keterampilan dalam pekerjaan maka masih kurang atas intelegensi di diri
individu tersebut. Karena intelegensin di diri individu pun bisa di tes dan mendapatkan suatu
pekerjaan apabila tingkat IQ nya tinggi. Dan bisa mendalami pekerjaan yang dikerjakan.
Kesanggupan dalam pekerjaan harus bisa dipenuhi oleh karyawan atau pegawai yang
memiliki intelegensi yang cukup tinggi. Kemampuan kerja pun bisa dilakukan apabila ada
pengalaman yang pernah dilakukannya dulu. Oleh karena itu, intelegensi digunakan untuk
menyeleksi bagaimana seorang pelamar kerja yang ingin bekerja dan diberi tes intelegensi
untuk menentukan apa pekerjaan yang dia inginkan. Dan juga mengetahui tingkat prestasi
yang ada pada diri kita.
Tokoh – Tokoh yang Terkait
Beberapa nama di bawah ini adalah para ahli yang telah banyak berbuat dalam
mengembangkan tes intelegensi.
Menurut crow dan crow (1989) tes-tes yang dikembangkan sebelum tahun 1800-an
disusun dengan maksud untuk mengukur satu kemampuan saja. Karya-karya para pelopor
hanya terbatas dalam upayanya untuk memisahkan faktor-faktor respon atau tanggapan
tunggal yang sederhana, hingga akhirnya sampai kepada pengukuran intelegensi yang
didasari dari beberapa variabel yang sederhana.
Cattel adalah sarjana yang diakui pertama kali memperkenalkan istilah tes mental atau
psikis. Pada tahun 1880, Ebbinghause berhasil menemukan macam tes yang digunakan untuk
menentukan sampai dimana perbedaan kemampuan individu dalam mengingat. Seorang ahli
dari prancis, Alfred Binet menyimpulkan bahwa intelegensi adalah lebih dari sekedar jumlah
fungsi yang berdiri sendiri dan oleh karena itu tingkah laku yang dianggap intelegen
hendaknya dinilai dari berdasarkan pada aktivitas-aktivitas yang menggabungkan berbagai
macam item.
Binet berpendapat bahwa tingkat intelegensi dapat dibuktikan dari tanggapan orang-orang
pada semua umur terhadap situasi yang adadi lingkungan sekitarnya. Dalam perkembangan
berikut nya, Binet dengan rekan sejawatnya Theophila Simon mengembangkan metode yang
dapat membedakan antara anak normal dengan anak yang lemah pikirannya. Pada akhirnya
karya mereka kemudian dikenal dengan tes Binet-Simon. Pada awalnya dahulu telah pernah
dipraktekkan oleh negara cina sejak sebelum dinasti Han, yang dilakukan oleh jenderal cina,
untuk menguji rakyat sipil yang ingin menjadi legislatif berdasarkan pengetahuan menulis
klasik, persoalan administratif dan manajerial.
Kemudian dilanjutkan sampai pada masa dinasti Han (200 SM- 200 M), namun seleksi ini
tidak lagi untuk legislatif saja, tetapi mulai merambah pada bidang militer, perpajakan,
pertanian, dan geografi. Meskipun diawali dengan sedikit mencontoh pada seleksi militer
perancis dan Inggris. Sistem ujian telah disusun dan berisi aktivitas yang berbeda, seperti
tinggal dalam sehari semalam dalam kabin untuk menulis artikel atau puisi, hanya 1 %
sampai dengan 7 % yang diijinkan ikut ambil bagian pada ujian tahap kedua yang berakhir
dalam tiga hari tiga malam.
Menurut Gregory (1992), seleksi ini keras namun dapat memilih orang yang mewakili
karakter orang Cina yang kompleks. Tugas-tugas militer yang berat cukup dapat dilakukan
dengan baik oleh para pegawai yang diterima dalam seleksi fisik dan psikologi yang intensif
Tokoh-tokoh yang berperan antara lain adalah Wundt. Beliau merupakan psikolog pertama
yang menggunakan laboratorium dengan penelitiannya mengukur kecepatan berpikir. Wundt
mengembangkan sebuah alat untuk menilai perbedaan dalam kecepatan berpikir. Sedangkan
Cattel (1890) menemukan tes mental pertama kali. Yang memfokuskan pada tidak dapatnya
membedakan antara energi mental dan energi jasmani. Meskipun Pada dasarnya tes mental
temuan Cattel ini hampir sama dengan temuan Galton. Tokoh yang tak kalah pentingnya
adalah Alfred Binet.
Selain kontribusi nyata pribadi beliau dengan menciptakan tes intelegensi, beliau juga
bekerja sama dengan Simon (1904) untuk membuat instrumen pengukur intelegensi dengan
skala pengukuran level umum pada soal- soal mengenai kehidupan sehari- hari.
Perkembangan selanjutnya dua tokoh ini mengembangkan penggunaan tes intelegensi dengan
tiga puluh items berfungsi mengidentifikasikan kemampuan sekolah anak. Tahun 1912, Stres
membagi mental age dengan cronological age sehingga muncul konsep IQ.
Tokoh selanjutnya yang cukup berperan adalah Spearman dan Persun, dengan
menemukan perhitungan korelasi statistik. Perkembangan selanjutnya dibuatlah suatu standar
internasional yang dibuat di Amerika Serikat berjudul “Standards for Psychological and
Educational Test” yang digunakan sampai sekarang. Kini tes psikologi semakin mudah,
praktis, dan matematis dengan berbagai macam variasinya namun tanpa meninggalkan
pedoman klasiknya. Psikodiagnostik adalah sejarah utama dari tes psikologi atau yang juga
disebut psikometri.
Teori Inteligensi
Teori Intelegensi Adalah teori faktor yang muncul dalam upayanya untuk
mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih kemampuan yang berdiri
sendiri melalui analisis faktor yang membangun konstruk kemampuan. Charles Spearman,
seorang sarjana dari Inggris adalah penemu adanya dua faktor utama, yaitu : faktor G
(general) dan faktor S (spesifik). Secara lebih terperinci, Spearman membagi intelegensi
menjadi dua faktor. Yaitu Faktor G, yang mencakup semua kegiatan intelektual yang dimiliki
oleh setiap orang dalam berbagai derajad tertentu. Contohnya penyanyi, orang yang
mempunyai suara yang merdu dengan musikalitas yang tinggi tanpa latihan. General factor
mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut:
• Merupakan kemampuan umum yang dibawa sejak lahir
• Bersifat konstan
• Dipergunakan dalam setiap kegiatan individu
• Jumlah faktor G setiap individu berbeda
• Semakin besar jumlah G yang ada dalam diri seseorang, maka makin besar kemungkinan
kesuksesan hidupnya
Jenis-jenis Tes IntelegensiTes Intelegensi individual, tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus.
Tes Intelegensi individual diantaranya :
- Stanford - Binet Intelligence Scale
- Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
- Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
- Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
- Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).
Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu
yang sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun
laporan, minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat
toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.
Tes Intelegensi kelompok, tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara
serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :Pintner Cunningham Primary Test- The
California Test of Mental Maturity
- The Henmon- Nelson Test Mental Ability
- Otis - Lennon Mental Ability Test
- Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara lain
peneliti tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat kecemasan
individu, instruksi yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu diganggu oleh
peserta lainnya.
5.2 Tes Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja terdiri dari dua kata, yaitu kemampuan dan kerja. sedangkan menurut
Wojowasito (1995) adalah kesanggupan atau kecakapan, sedangkan kemampuan berarti
seseorang yang memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk menjalankan sesuatu yang
diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Menurut
Robbins (2002) dalam Pertiwi (2008) kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan
seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor, yaitu kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk kegiatan mental.
Misalnya tes IQ, dirancang untuk menentukan kemampuan intelektual umum seseorang.
Tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual adalah kemahiran berhitung,
pemahaman ferbal, kecakapan perseptual, penalaran induktif, visualisasi ruang dan ingatan
(memori). Pekerjaan berbeda-beda dalam tuntutannya bagi pemangku pekerjaan itu untuk
menggunakan kemampuan intelektual mereka makin banyak tuntutan pemrosesan informasi
dalalam suatu pekerjaan, makin banyak kecerdasan umum dan kemampuan verbal diperlukan
untuk melakukan pekerjaan itu dengan sukses.
Kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar dalam pekerjaan-pekerjaan
rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan informasi. Kemampuan fisik yang khusus
memiliki makna penting untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut
keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan sukses. Misalnya pekerjaan yang
keberhasilannya menuntut stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai, atau bakat-bakat
serupa menuntut menejemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
Terdapat sembilan kemampuan fisik dasar yang dilibatkan dalam melakukan tugas-tugas
jasmani, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis , kekuatan, keluwesan
eksten, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina. Individu-individu
berbeda dalam hal sejauh mana mempunyai tiap-tiap kemampuan tersebut. Skor yang tinggi
pada satu kemampuan bukanlah jaminan skor yang tinggi pada kemampuan yang lain.
Kemampuan intelektual atau fisik khusus yang diperlukan untuk kinerja yang memadai pada
suatu pekerjaan, tergantung pada persyaratan yang diminta dari pekerjaan itu.
Tokoh – Tokoh yang Terkait
Menurut Zainun (1994) dalam Sariyathi (2003) bahwa kemampuan (ability) dimaksudkan
sebagai kesanggupan (capasity) karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan
mengandung berbagai unsur seperti keterampilan manual dan intelektual, bahkan sampai
kepada sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Unsur-unsur ini juga mencerminkan pendidikan,
latihan dan pengalaman yang dituntut sesuai rincian kerja. Kemampuan sesungguhnya
merupakan suatu unsur pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk memungkinkan para
karyawan bekerja dengan cara tertentu.
Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2008) pencapaian prestasi berkaitan dengan
kemampuan menyelesaikan tujuan yang menantang (challenging goal). Sebagian orang
menyenangi tujuan-tujuan yang menantang (tujuan yang cukup berat tetapi masih mungkin
dicapai), dan sebagian lagi menyenangi tujuan yang moderat maupun rendah. Kemampuan
seseorang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Ini berarti bahwa dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan selalu masih tersedia suatu tingkatan kemampuan yang belum
dipergunakan oleh seseorang.
Jenis – Jenis dan Pelaksanaanya
1.Tes Intelektual
- CFIT (Culture Fair Intelegence Test) = untuk mengungkap kemampuan mental umum
- TIU (Tes Intelegensi Umum) = untuk mengungkap kemampuan mental umum
- TKD (Tes Kemampuan Dasar) = untuk mengukur kemampuan dasar individu
- AA (Army Alpha) = untuk mengetahui daya tangkap / daya konsentrasi orang
- ADKUDAG (Administrasi dan Keuangan) = untuk mengetahui kemampuan administrasi
dan keuangan
- IST (Tes inteligensi) yang terdiri dari 9 subtes didasarkan pada
anggapan bahwa strutktur inteligensi tertentu cocok dengan pekerjaan
atau profesi tertentu.
2.Tes Kepribadian
- EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) = untuk mengukur
kepribadian orang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor)
- DAM&BAUM = Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) ; untuk
mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja
- WARTEGG = untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek
- Tes Pauli = untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya
tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi, kendali
diri)
- KRAEPLIEN = untuk mengungkap ketelitian,kecepatan, kestabilan dan
ketahanan kerja
- RM (The Rothwell Miller) = untuk mengetahui minat seseorang terhadap jenis pekerjaan
- PAPI Kostick = untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang
masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need
atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik. Konfigurasi yang
diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role; dan
dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan
persepsi testee atas dirinya sendiri.
3. Wartegg Test
Pernahkah anda ikut psikotest dan disuruh menggambar atau melengkapi gambar delapan
kotak diatas (Wartegg Test)
Pada saat Anda menjalankan Wartegg Test, Anda akan diberi selembar kertas yg berisi 8
kotak yg ada stimulus2 nya, kemudian Anda akan diberikan perintah untuk melengkapi dari
gambar yg ada di kotak tersebut.
Isi dari masing2 gambar :
gbr 1. berupa titik ditengah kotak : ini menyangkut hal2 yg
berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang
menempatkan diri dlm lingkungan
gbr 2. berupa ~ tp berada di kotak sebelah kiri : menunjukkan
fleksibilitas perasaan.
gbr 3. berupa 3 garis horisontal dr pendek, sedang tinggi sejajar:
mengukur hasrat untuk maju/ ambisi
gbr 4. berupa kotak kecil di sebelah kanan : mengukur bagaimana
seseorang mengatasi kesulitan
gbr 5. seperti huruf T tp miring (susah gambarin nya) : mengukur
bagaimana cara bertindak.
gbr 6. berupa garis horisontal ; vertikal : mengukur cara berpikir /
analisa; sintesa
gbr 7. berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan ( apakah
sudah stabil, kekanakan)
gbr 8. berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan sosial
Jika anda pernah bertanya-tanya apa fungsi test melengkapi gambar diatas dan apakah test
diatas sebenarnya adalah untuk mencari tahu siapa diantara peserta yang paling pintar
menggambar.
Ternyata test diatas bukan untuk mengetahui kemampuan menggambar
Anda melainkan hal tersebut merupakan salah satu cara dari beberapa
cara yang lain yang digunakan oleh psikolog untuk mengetahui
kepribadian Anda dari cara Anda menggambar.
Test Wartegg mengharuskan peserta untuk melengkapi gambar yang
terdiri dari 8 gambar, 4 diantaranya berupa garis lurus (Gambar III,
IV, V, dan VI) dan empat lainnya berupa garis lengkung (Gambar I, II,
VII, VIII). Menurut informasi dari buku, internet menyatakan bahwa garis melengkung
sebaiknya diisi dengan mahkluk hidup dan garis lurus diisi dengan benda mati. Apakah ini
benar?
Selain itu menurut informasi yang didapat juga menyatakan, dari cara Anda menggambar
akan terlihat apakah Anda seorang yang keras kepala, tidak terorganisir,dll. Semuanya
terlihat dari kebersihan, kerapian, tekanan pensil dan sebagainya. Test ini juga mampu untuk
mengungkapkan kemampuan IQ anda, dari hasil apa yang Anda gambar.
4. BAUM Test
Draw A Man Tes (Tes Gambar Orang) ; untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri,
kestabilan dan ketahanan kerja. BAUM Test termasuk dlm test Grafis. Mungkin Anda pernah
menjalani test dimana Anda diberi kertas kosong dan diminta untuk menggambar pohon, dan
dikertas lainnya diminta menggambar orang. Yang dinilai bagus atau tidaknya gambar
tersebut, melainkan besar-kecil gambar, tarikan garis (tegas atau tidak atau patah2), letak
gambar (kanan-kiri, atas-bawah, atau center). Biasanya Anda juga diminta untuk memberikan
keterangan pohon apa yang digambar, kalau orang ( dia lagi melakukan apa dan jenis
kelaminnya apa). Tiap2 gambar ada artinya.
5. Tes KRAEPPELIN dan PAULI
Tidak ada perbedaan semua berisikan kertas dan angka yang membedakan hanya cara
dan jumlah isinya dan KRAEPPELIN memiliki jumlah deret angka yg lbh banyak, biasanya
sang psikolog hanya menginstruksikan “pindah” pada waktu tertentu dan berbeda2 utk
melihat daya tahan otak dan konsistensi.
Pada saat Anda menjalankan test ini pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana para
psikolog itu memeriksa hasil test? Karena tulisan yang dibuat mungkin kecil, berantakan, dan
banyak. Ternyata dari informasi yang didapat dari buku, internet dan orang-orang psikolog
bahwa mereka mempunyai teknik tertentu dalam memeriksa hasil test ini, yaitu dengan
mengabaikan kolom2 tertentu dan mengecek kolom2 tertentu juga.
Namun demikian, tes psikolog hanyalah merupakan suatu alat buatan
manusia untuk mengetahui kepribadian seseorang secara umum saja. (Menurut saya taksiran).
Kesimpulan yang dihasilkannya boleh jadi berbeda dengan kepribadian
yang sesungguhnya. Hal ini diakui oleh para psikolog sendiri bahwa
tidak ada satu pun tes di dunia ini yang benar-benar akurat dapat
menilai kemampuan dan kepribadian seseorang
BAB 6ROLEPLAY
Roleplay Pelaksanaan Tes Psikologi
Grafis
Tehnik proyeksi yang dipakai tes grafis ini seringkali disebut sebagai tehnik ekspresif.
Yang banyak dikenal dan banyak dipakai oleh para psikolog Indonesia adalah:
- Gambar Orang (Graw a Person Test)
- Gambar Pohon (Draw a tree Test)
Tes grafis disebut juga sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan
tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang
diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah
karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja HVS 70gr ukuran A4 dan sebatang pinsil
HB.
1. Gambar Orang (Draw a Person Test)
Ada beberapa versi dari Tes Gambar Orang, yaitu versi Goodenough yang biasanya
dipakai untuk memperoleh nilai I.Q Versi ini kemudian dikembangkan Harris sehingga
dikenal sebagai Draw a Person Tes versi Goodenough-Harris. Apabila pada versi
Goodenough subyek hanya menggambar 1 figur saja maka pada versi Goodenough Harris,
subyek diminta untuk menggambar 3 figur, yaitu figur laki, perempuan dan figur diri. Pad
dua tes ini, figur yang digambar diberikan penilaian kuantitatif, misalnya kepala diperoleh
nilai : 1; mata diberi nilai 1; ada pupil diberi nilai 1 dan seterusnya sehingga diperoleh skor
total. Skor total ini masih diolah lebih lanjut sehingga akhirnya memunculkan nilai IQ.
Berbeda dengan yang disebut diatas adalah versi Machover yang tidak memberikan
penilaian kuantitatif tetapi kualitatif.
Versi Machover ini dilandasi teori Psikoanalisa.
Figur manusia yang digambar dianggap sebagai persepsi si penggambar tentang
dirinya dan bayangan tubuhnya. Walaupun gambar-gambar yang dibuat subyek biasanya
merupakan bayangan tubuh dan konsep dirinya, tetapi perubahan-perubahan dalam sikap dan
suasana hati karena situasi juga dinyatakan disini.
Seringkali dipertanyakan, mengapa figur manusia yang digambar dan bukan figur
lain? Jawabannya adalah sebagai berikut, yaitu figur manusia adalah yang paling dikenal,
yang paling dekat dengan dirinya sehingga ia dapat menggambar berdasarkan pengalaman-
pengalamannya.
Administrasi tes tidaklah sukar. Persyaratan untuk tes adalah 2 lembar kertas HVS 70
mgr ukuran A4 dan 1 pinsil HB, penghapus. Perhatikan agar tidak menggunakan alas karton
atau buku. Alas untuk menggambar harus keras dan licin Instruksi adalah : Gambarlah orang
Apabila subyek sudah selesai dengan gambarnya, maka diberikan kertas lain lalu diberi
instruksi:
”Sekarang gambarlah figur dengan jenis kelamin lain dari yang tadi digambar”
Selama subyek mengerjakan tes, tester membuat observasi dan mencatat semua
pernyataan verbal subyek, komentar yang diberikan, cara ia menggambar, figur dengan jenis
kelamin mana yang digambar terlebih dahulu, berapa lama ia menggambar?
Setelah subyek selesai menggambar, tester melakukan asosiasi, yaitu meminta subyek
untuk membuat cerita tentang figur yang digambarnya. Dalam tes kelompok, sukar membuat
asosiasi karena waktu yang tersedia terbatas. Disamping itu hanya 1 figur saja yang
digambar. Waktu pelaksanaan dalam tes kelompok juga dibatasi, yaitu 10 menit.
Prinsip interpretasi.
Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek berupa figure
manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si penggambarnya. Kita akan
mendapat kesan pertama tentang gambar tersebut. Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang
pada 3 hal yaitu :
Ruang ; gerak dan bentuk.
Ruang adalah : Posisi figur diatas kertas, apakah ditempatkan ditengah, kiri, kanan,
atas atau bawah?
Gerak adalah : Bagaimana pinsil diatas kertas bergerak membentuk figure manusia. Ini
mencakup tenakan pinsil, cara subyek membuat garis dan bayangan.
Bentuk adalah : Bagaimana proporsi figur, apa yang digambar, elaborasi, detail, distorsi,
ada yang tidak digambar dan sebagainya. Disamping itu masih perlu dipertimbangkan fungsi
anggota tubuh yang mendapat penekanan. Penekanan dapat berupa tambahan shading,
hapusan, berulangkali diperbaiki, dipertebal, garis pada bagian tertentu berbeda dengan garis
secara keseluruhan, lebih mendetail dan sebagainya. Adanya anggota tubuh yang tidak
digambarpun perlu ditertimbangkan. Penekanan dibagian tertentu dari figur manusia
menunjukkan adanya konflik pada bagian tersebut dan karena itu perlu diketahui fungsi dari
berbagai bagian/organ tubuh.
a. Kepala : Dianggap sebagai tempat kegiatan intelek dan fantasi dan diasosiasikan dengan
kontrol impuls dan emosi, kebutuhan sosialisasi dan komunikasi. Maka dikatakan bahwa
orang yang menarik diri, neurotik tidak memberi banyak perhatian pada kepala. Bagian-
bagian kepala berfungsi sebagai sumber utama dari kepuasan dan ketidak puasan sensoris
disamping sebagai alat komunikasi. Mata, telinga dan mulut merupakan organ yang
diperlukan dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan
menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi organ-organ
tersebut.
b. Leher : Leher merupakan penghubung antara kepala dan badan, merupakan penghubung,
dalam bahasa psikoanalisis antara super-ego, ratio, dan id, impuls, dorongan. Pada umumnya
bila leher mendapat penekanan maka menunjukkan kemungkinan pemikiran subyek
mengenai kebutuhannya untuk mengontrol impuls-impuls yang dirasakannya mengancam.
c. Badan : Badan, khususnya ”trunk” diasosiasikan dengan dorongandorongan dasar. Subyek
biasanya cenderung menggambar figuryang mirip dengan keadaan tubuhnya sendiri. Anak
seringkali menggambar ”trunk” secara sederhana, persegi-empat atau lonjong. Tidak adanya
bagian tubuh yang penting (kecuali pada anak) menunjukkan kemungkinan gangguan
psikologis yang serius.
d. Bahu : Perlakuan terhadap bahu dianggap sebagai pernyataan dari perasaan kebutuhan akan
kekuatan fisik. Orang normal akan menggambar bahu dengan jelas sedangkan orang dengan
rasa rendah diri karena fisik yang kurus dan kecil akan menggambar figur dengan sebelah
bahu lebar. Tidak adanya bahu terkadang dikatakan sebagai kemungkinan skizofreni atau
kondisi kerusakan otak.
e. Lengan dan tangan: Kondisi lengan dan penempatannya, yaitu menjauh dari tubuh atau
melekat pada tubuh menunjukkan hubungan subyek dengan lingkungannya. Maka lengan
yang ditaruh dipunggung sehingga hanya sebagian saja yang tampak, menunjukkan
keengganan subyek untuk berhubungan dengan orang. Tangan yang dimasukkan ke dalam
saku, atau tangan yang tidak tampak, diassosiasikan dengan konflik dan perasaan-perasaan
bersalah yang berhubungan dengan kegiatan tangan tersebut.
f. Tungkai kaki dan kaki: Figur dengan perlakuan tidak biasa terhadap kaki atau tungkai kaki
berhubungan dengan perasaan aman atau tidak aman. Tungkai kaki merupakan serana
bergerak dan perlakuan terhadap bagian ini mencerminkan perasaan seseorang mengenai
mobilitas.
2. Gambar Pohon
Gambar pohon dikembangkan oleh Karl Koch
Administrasi tes:
Persyaratan : Kertas HVS 70mgr ukuran A4, pinsil HB, tidak pakai penghapus, alas
menggambar harus licin dan keras, waktu tidak dibatasi (kecuali tes kelompok).
Instruksi : ”Gambarlah pohon”
”Kecuali : pohon cemara, randu, kelompok palma, bambu”
Apabila ada kesan bahwa gambar yang dibuat tidak memenuhi persyaratan, maka
subyek diberi kertas baru dan diberi instruksi: ”Gambarlah pohon lain dari yang telah anda
gambar”.
Seringkali muncul pertanyaan : Mengapa justru gambar pohon? Apabila kita melihat
tanaman yang mempunyai sistem terbuka yaitu dengan pertumbuhan yang menuju keluar,
segala sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk dibawah kulit dan ujung-ujung tunasnya.
Hanya pohon yang memperlihatkan hal ini. Maka dikatakan bahwa ”Keberadaan” tanaman
adalah gerakan hidup keluar, usaha menjauhi zone pertumbuhan pusat. Pohon tidak pernah
berhenti berkembang, ia tumbuh sempurna, selalu muda-berbunga berbuah sampai mati.
Berbeda dengan manusia atau binatang yang merupakan sistem yang tertutup. Hidup
fisik diarahkan kedalam. Semua organ sudah ada sejak awal dan dalam tubuh semua organ
diberi makanan (darah) oleh kekuatan yang sama, seumur hidup. Dalam eksistensi manusia
segala sesuatu bergerak ke dalam dan dikendalikan organorgan pusat. Gambar pohon yang
dibuat manusia merupakan sekresi dari yang ada di dalam. Gerak keluar menjadi bentuk yang
menyerupai manusia, namun dengan sifat-sifat yang berbeda dalam ”inner being”nya. Ini
yang dikatakan sebagai royeksi dari psyche.
Prinsip interpretasi.
Sama halnya dengan tes gambar orang, pada waktu kita menghadapi hasil karya
subyek, maka seolah-olah kita berhadapan dengan subyek. Bagaimana kesan pertama yang
kita peroleh? Juga dalam analisis selanjutnya kita berpegang pada 3 hal, yaitu : ruang, gerak
dan bentuk.
Dengan bentuk tentunya bukan lagi proporsi figur, akan tetapi proporsi pohon
bagaimana perimbangan antara mahkota dan batang? Kemudian dilihat pohon apa yang
digambar dan apa yang digambar. Kadang-kadang ada pohon yang tidak lengkap, yang dapat
disebabkan beberapa hal yaitu: belum selesai, artinya ada pembelokan tidak dapat
diselesaikan, berarti adanya hambatan. Dalam membuat analisis, harus dilihat terlebih
dahulu: usia si penggambar, sesuaikah untuk usianya dan bila tidak? Kemudian perlu
diketahui pendidikan dan dari mana subyek berasal. Ini perlu diketahui karena bila pada
orang dewasa ada sekelompok ciri yang biasa ditemukan pada tahap usia yang lebih muda
yang dapat dikatakan normal untuk tahap usia tersebut maka ada beberapa kemungkinan yang
perlu dipertimbangkan yaitu retardasi perkembangan, manifestasi keadaan-keadaan infantil
atau regresi.
Untuk dapat menentukan salah satu kemungkinan diperlukan pengalaman dan
membandingkan berbagai gambar pohon dari berbagai kelompok usia.
Selanjutnya dilihat bagaimana subyek menggambar bagian-bagian pohon, yaitu:
Akar : Berfungsi untuk menghisap makanan dan berpegangan pada tanah agar tidak
tumbang. Akar dapat digambar dengan 2 cara, yaitu akar 1 garis dan akar 2 garis. Akar 1
garis biasanya dibuat anak sedangkan akar 2 garis dibuat orang dewasa. Namun akar 2 garis
dapat dibuat sebagai akar tertutup dan akar terbuka.
Pangkal batang : Dapat digambar lebar di kiri dan kanan, sebelah kiri saja lebih lebar
atau sebelah kanan saja lebih lebar. Pelebaran ke kiri atau ke kanan atau pada bagian kiri dan
kanan berarti adanya inhibisi/hambatan.
Batang pohon : dapat digambar dengan 1 garis dan 2 garis. Ada berbagai bentuk
batang, misalnya batang bentuk kerucut yang biasa digambar anak sekitar usia 8-9 tahun,
anak debil atau orang dewasa yang mengalami regresi. Batang dapat pula dibuat dengan 2
garis lurus paralel, batang yang bergelombang serasi atau batang yang menggelembung, jadi
ada penebalan dan konstriksi. Penebalan berarti penimbunan sedangkan konstriksi berarti
hambatan, jadi apa yang ditimbun dan apa yang dihambat?
Apabila kita kembali pada simbolik batang yairu energi, dorongan, maka penimbunan
dapat berarti energi. Permukaan batang:
Secara fisiognomis, permukaan batang berarti ke arah hubungan individu dengan
lingkungan secara emosional dan afektif, yaitu bagaimana individu lingkungannya. Ini berarti
penyesuaian diri, kehidupan afek, defense mechanism diri. Penampilan coretan tajam dan
berkesan keras dapat diartikan sebagai berikut : sesuatu yang keras biasanya tahan pukulan
tetapi pukulan yang keras sekali akan mengakibatkan patah. Jadi sifat yang keras dan sikap
yang keras bila terlalu ditekan, akan patah. Coretan yang begolombang menunjukkan sikap
kontak yang emosional, artinya perasaan memegang peranan penting sedangkan coretan
dalambentuk noda-noda yang tampak seperti penyakit kulit. Melambangkan gangguan dan ko
ntak dengan sesama manusia.
Bayangan, merupakan pengisian kertas dengan psinsip supaya lebih gelap dan dapat
diartikan bahwa ada perose emosional pada yang bersangkutan. Perlu diberhatikan berat-
ringannya bayangan yang dibuat, karena bayangan yang dibuat sengan halus, ringan
menunjukkan kepekaan sipenggambar sedangkan bayangan yang gelap dan berat lebih
menunjukan adanya kecemasan.
Dahan, seperti akar dan batang dapat dibuat dengan 1 garis maupun 2 garis. Dahan
yang dipotog dapat diartikan bahwa dalam perkembangan terjadi sesuatu yang menyangkit
segi psikis. Dahan yang dibuat seperti pipa, yaitu terbuka pada ujungnya pada umumnya
menunjukkan taraf perkembangan yang belumsempurna, dalam arti, dalam sikap sehari-hari
belum terlihat kematangan dan belum dapat membedakan antara diri dan lingkungan.
Mahkota, menggambarkan aktivitas atau proses-proses yang berhubungan dengan
ratio, intelek. Mahkota dapat digambar tertutup maupun terbuka. Perlu diperhatikan
perbandingan antara lebar dan tinggi mahkota depan panjang batang. Kadang-kadang
mahkota diisi dengan dahan yang terpencar tak beraturan, mahkota disini dengan coretem
atau mahkota yang kosong.
IST (Intelligenz – Struktur – Tes)
Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk
mengukur tingkat intelegensi seseorang. IST (Intelligenz - Struktur – Test) adalah tes
inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Jerman pada tahun 1953.
* IST terdiri dari 9 sub test:
1. SE (Satzerganzng) --- Melengkapi kalimat
2. WA (Wortausuahl)--- mencari kata yang berbeda
3. AN (Analogien) --- mencari hubungan kata
4. GE (Gmeinsamkeiten) --- mencari kata yang mencakup dua pengertian
5. RA (Rechen Aufgaben) --- Hitungan sederhana
6. ZR (Zahlen Reihen) --- deret angka
7. FA (Form Ausuahl) --- Menyusun bentuk
8. WU (Wurfal Aufgaben) --- Kubus
9. ME (Merk Aufgaben) --- Mengingat kata
* Cara Skoring IST
Telah disediakan kunci jawaban.
o Untuk subtes GE ada kunci jawaban tersendiri dengan penilaian 0 ,1, 2.
o RW --- SW, dari jumlah benar --- norma.
o Norma --- IQ
o Norma IST didasarkan pada USIA dan TARAF PENDIDIKAN.
* Aspek-aspek yang terukur pada setiap subtes IST
1. SE:
Berpikir konkrit praktis
Berpikir logis
Akal sehat (common sense)
Pembentukan keputusan
Pemaknaan realita
Berpikir mandiri
2. WA
Rasa bahasa
Berpikir verbal
Pengertian bahasa
Kemampuan empati (menghayati)
Komponen reseptif
3. AN
Daya mengkombinasikan
Fleksibilitas/kelincahanberfikir
Menstransfer hubungan
Kejelasan dan konsekuen dalam berpikir.
Analisa yang bersifat dugaan
Suatu perkiraan yang paling berarti bagi pengembangan studi ilmiah
4. GE
Daya abstraksi verbal
Pembentukan konsep (Pengertian)
Berfikir logis dalam bentuk bahasa
5. RA
Berpikir praktis dalam masalah hitungan
Berpikir logis objektif
Berfikir matematis.
Mengambil keputusan
6. ZR
Berpikir teoritis dalam berhitung
Berfikir induktif angka
Kelincahan berpikir
Mengenali komponen ritmis
7. FA
Kemampuan membayangkan
Kemampuan mengamati
Berpikir secara utuh menyeluruh.
Mengenali komponen konstruktif
8. WU
Daya bayang ruang
Menganli konstruktif teknis
Berpikir analitis
9. ME
Atensi
Memori Mengingat kata yang telah dipelajari
* Dari 4 subtest awal IST diperoleh:
o Kecerdasan teoritis (grafik berbentuk M): WA dan GE lebih tinggi
Kemampuan berfikir abstrak-teoritis dan menyatakan dalam bentuk bahasa. Misal:
filsuf
o Kecerdasan praktis (Grafik berbentuk W): SE dan AN lebih tinggi
Kemampuan menentukan hubungan dalam suatu masalah secara praktis. Misal: Ir.
Teknik Mesin
* Langkah-langkah skoring IST
o Cocokkan jawaban testee dengan kunci jawaban IST
o Hitung jawaban yang benar (RW)
o Jumlahkan ke bawah.
o Lihat norma untuk mendapatkan skor SW
o Lihat norma jumlah
o Lihat norma IQ
* Angka IST untuk penjurusan
IPA : lihat skor RA, ZR,FA, WU harus lebih tinggi dibandingkan yang lain.
IPS : Lihat skor SE, WA, GE, ME harus lebih tinggi dibandingkan yang lain
Untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA, sebaiknya skor AN cukup baik (rata-rata).
Diprediksi berhasil menjalani pebdidikan di jenjang D3 dengan baik jika IQ minimal pada
rentang rata-rata (96 - 105).
Diprediksi berhasil menjalani pendidikan di jenjang SI dengan baik jika IQ minimal pada
rentang rata-rata atas (106 - 110).
Namun demikian tetap harus mempertimbangkan aspek-aspek psikologis yang lain, seperti
motivasi, minat, kegigihan dalam mengatasi hambatan, keinginan untuk belajar dsb.
* Kesesuaian beberapa jurusan di PT berdasarkan skor IST yang penting untuk
mendapatkan skor cukup tinggi
Fak. Hukum: SE, AN, GE, ME
SISIP: SE, AN, GE
Ekonomi: SE, AN,RA, ZR
Sastra: WA, AN, GE, ME
Fikom: SE, WA, AN, ME
Psikologi: SE, WA, AN, GE, ME
Kedokteran: SE, AN, GE, FA, WU
Pertanian: AN, GE, FA, WU
Peternakan: AN, FA, WU
Seni rupa: AN, ZR, FA, WU
Teknik: SE, AN, GE, RA, ZR, FA, WU
MIPA: AN, GE, RA, ZR, FA, WU
Kraeplin
Tes kraepelin diciptakan oleh seorang psikiater jerman bernama Emilie kraepelin pada tahun
1856 – 1926. Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang khas
pada sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Pada mulanya merupakan tes
kepribadian. Namun dalam pekembangannya telah berubah menjadi tes bakat, dengan cara
merubah tekanan skoring dan interpretasi. Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa alat tes ini
akan mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya: kecepatan, ketelitian, keajegan, dan
ketahanan dalam tekanan.
Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856 di Neustrelitz dan wafat pada
tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi dokter di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi
dokter di rumah sakit jiwa Munich. Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan
Wundt yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa.
Dari tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di
Munich dan sekaligus menjadi direktur klinik tersebut. Emil Kraepelin adalah psikiatris yang
mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar
penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA).
Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat
diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti.
Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan
yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dimentia praecox
dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan
yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali
menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test
psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang
diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para
sarjana psikologi di Indonesia pada era tahun 1980an.
Aspek – Aspek Tes Kraepelin
Alat tes ini terlahir karena adanya dasar pemikiran dari faktor-faktor yang khas pada
sensori sederhana, sensori motor, perseptual dan tingkah laku. Pada mulanya merupakan tes
kepribadian. Namun dalam pekembangannya telah berubah menjadi tes bakat, dengan cara
merubah tekananskoring dan interpretasi. Satu hal yang perlu anda ketahui bahwa alattes ini
akan mengungkap beberapa faktor bakat diantaranya: kecepatan, ketelitian, keajegan, dan
ketahanan kerja di dalam tekanan. Kraepelin menjadi terkenal terutama karena
penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis
dalam dua golongan utama yaitu dimentia praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia
praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia.
Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode
psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk
mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal
dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi di
Indonesia pada era tahun 1980an. Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin digolongkan
sebagai tes yang mengukur faktor – faktor khusus non intelektual (tes konsenterasi).
Sedangkan menurut Anne Anestesi, tes Kraepelin merupakan tes kecepatan. Ini ditunjukan
dengan banyaknya soal yang dibatasi waktu dimana testi dipastikan tidak dapat
menyelesaikan seluruh soal. Jadi pada tes Kraepelin memang testi tidak diharapkan untuk
menyelesaikan seluruhnya setiap lajur. Yang dilihat disini adalah kecepatan kerja testi.
Selain kecepatan kerja, faktor – faktor lain yang diungkapkan adalah ketelitian, konsenterasi
dan stabilitas kerja. Aspek – aspek yang berpengaruh bermacam – macam, misalnya persepsi
visual, konseptual, koordinasi senso-motorik, pushing power, ketahanan, learning effect.
Tujuan pengetesan
• Tes kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance seseorang. Oleh
karenanya tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil test secara obyektif
bukan pada arti proyektifnya.
• Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal :
1. Faktor kecepatan (speed factor)
2. Faktor ketelitian (accuracy factor)
3. Faktor keajekan (rithme factor)
4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Fungsi dan implementasi tes Kraeplin
• Tes kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance seseorang, misalnya :
1. Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi
mental
2. Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental
3. Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilang ingatan sesaat
waktu tes.
4. Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi & terendah) dapat
mengindikasikan adanya gangguan emosional.
Alat yang dibutuhkan ( administrasi )
1. lembar tes Kraepelin, tes ini terdiri dari 45 lajur angka, namun biasanya yang dikerjakan
hanya 40 lajur.
2. stopwatch
3. pensil
4. meja yang cukup luas
5. papan tulis , kapur atau flip chart untuk dipergunakan tester saat menjelaskan pada testi.
Prosedur pelaksanaan tes
1. bagikan lembar tes pada testi
2. testi diminta mengisi identitas pada tempat yang sudah ditentukan dalam lebar tes, dan
tidak membuka lembaran tes sebelum diinstruksikan.
3. Berikan contoh mengisi/menjawab lembar tes di papan tulis.
4. Instruksi : “dalam tes ini anda akan menghadapi kolom – kolom yang terdiri dari angka.
Tugas anda adalah :
1. Jumlahkan tiap – tiap angka dengan angka diatasnya, kerjakan dari atas kebawah.
2. Dari angka hasil penjumlahan tersebut, anda cukup menuliskan angka satuannya saja,
misalnya hasil penjumlahan itu adalah 14 , maka anda hanya menulis angka 4 disamping
kanan – antara kedua angka tersebut.
3. Bila anda membuat kesalahan dalam menjumlahkan, misalnya anda menjawab 8 padahal
jawabannya adalah 3, mak anda tidak perlu menghapusnya. Anda cukup mencoret dengan
satu garis angka yang salah tersebut dan menggantinya dengan angka yang benar.
4. Setiap mendengar ketukan (dicontohkan) , maka anda harus pindah ke lajur selanjutnya
disebelah kanan. Dan mulailah kembali mengerjakan dari bawah keatas di lajur yang baru
tersebut.
5. Anda hendaknya bekerja secepat dan seteliti mungkin.
6. Sebagai latihan marilah kita mengerjakan contoh yang terdiri dari 2 lajur angka yang
terdapat pada lembaran tes. Kita mulai dari lajur kiri, mulai dari bawah dijumlahkan dengan
angka diatasnya. “ya mulai”… setelah 30 detik beri ketukan, “stop, pindah kekolom
selanjutnya”. Setelah 30 detik beri ketukan dan ucapkan “ya berhenti”. Setelah mengerjakan
contoh pastikan semua testi mengerjakan dengan benar. “sekarang semuanya sudah
paham?” , “sekarang letakkan dulu alat tulis anda”
7. Andan buka kertas yang ada dihadapan anda, bila saya beri tanda mulai maka anda mulai
mengerjakan dari kolom paling kiri dari bawah keatas. Bila saya ketuk maka anda harus
pindah kekolom selanjutnya. “Siap?” ,, “mulai !!”
Tes kraepelin merupakan tes yang sering digunakan dalam rekruitmen karyawan.
Bagi anda yang sudah mengikuti tes kerja, tentunya anda pernah melakukannya. Dimana
anda disuguhi lembar kertas yang penuh berisi angka – angka dan anda diminta
menjumlahkan angka diatas dan dibawahnya yang berdekatan dalam satu kolom dan menulis
hasilnya diantara angka tersebut, kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tester
akan meminta anda melanjutkan kekolom selanjutnya sampai waktu tes berakhir.
Skoring
1. Menyambung / membuat garis dari puncak tertinggi sehingga membentuk grafik
2. Garis timbang : puncak teringgi + puncak terendah : 2
3. Kecepatan testi mengerjakan lajur tiap menit :
2 x ( jumlah angka diatas garis timbang – angka dibawah garis timbang) : 40
4. Ketelitian :
Jumlah kesalahan 15 lajur ( 5 lajur terdepan, 5 lajur tengah dan 5 lajur terakhir)
Interpretasi
Interpretasi hasil dapat mencakup :
1. Kecepatan, bisa mengindikasikan tempo kerja
2. Ketelitian, bisa mengindikasikan konsentrasi kerja
3. Keajekan, bisa mengindikasikan stabilitas emosi.
4. Ketahanan, bisa mengindikasikan daya tahan terhadap situasi keadaan menekan.
Individu dikatakan memiliki perfoma kerja yang baik jika dalam rentang waktu yang lama,
dalam situasi menekan ( stressfull) mampu menunjukan kerja yang cepat, teliti dan stabil.
• Dari hasil perhitungan obyektif, dapat diinterpretasikan 4 hal :
5. Faktor kecepatan (speed factor)
6. Faktor ketelitian (accuracy factor)
7. Faktor keajekan (rithme factor)
8. Faktor ketahanan (ausdeur factor)
Sumber:
http://kuliahdi.blogspot.com/2010/05/sekilas-sejarah-pengembangan-tes.html
http://vivapsikologi.blogspot.com/2012/06/psychodiagnostica-sejarah-tes-psikologi.html
Ki Fudyartanta. 2009. Pengantar Psikodiagnostik. Yogyakart: Pustaka Pelajar
Azwar, Syaifuddin. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta
http://lompoulu.blogspot.com/2012/12/tes-psikologi.html
http://www.psychologymania.com/2012/03/fungsi-tes-psikologi.html
http://harisahmad.blogspot.com/2011/10/jenis-test-psikologi-untuk-test-di.html
http://ibadurahman-robbani.blogspot.com/2010/11/tes-grafis.html
http://usberstop.wordpress.com/2011/03/30/tes-kraepelin/
http://koreksipsikotes.blogspot.com/