Paper Psikodas

10
Latar Belakang Dewasa ini kaum gay, lesbian dan transgender di Indonesia menunjukkan perkembangan kuantitas yang cukup signifikan, dibuktikan dari hasil salah satu survey tahun 2012 yang menyatakan lebih kurang 7000 gay dan lesbian yang tinggal di Jakarta. Belakangan ini kaum gay dan lesbian semakin berani untuk mengungkapkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat, berharap diperlakukan sama dengan orang normal pada umumnya dengan alasan “kami juga manusia”, meskipun pada awalnya masyarakat masih menentang dan diskriminatif terhadapr kaum gay. Bahkan sampai sekarang tidak sedikit masyarakat yang masih anti terhadap LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender/Transseksual). Salah satu contoh kasus homo yang ditolak masyarakat adalah ketika pembubaran paksa oleh masyarakat sebuah konferensi yang diadakan oleh komunitas LGBT . Hal tersebut menyebabkan sejumlah besar kaum LGBT menutup diri terhadap masyarakat karena rasa malu dan bersalah . Komunitas gay pertama di Indonesia terbentuk pada tahun 1969 di Jakarta dengan nama HIWAD ( Himpunan Wadam Djakarta). Kemudian disusul dengan LAMBDA pada tahun 1982 di Solo, sekaligus sebagai organisasi gay pertama yang terbuka di Indonesia, bahkan di Asia, dan sudah memiliki cabang di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Denpasar, Malang, dan Ujungpandang. Terbentuknya organisasi-organisasi tersebut membawa pengaruh kepada kaum gay di setiap provinsi untuk membuat komunitas serupa.

description

analisis kasus ryan jombang

Transcript of Paper Psikodas

Latar BelakangDewasa ini kaum gay, lesbian dan transgender di Indonesia menunjukkan perkembangan kuantitas yang cukup signifikan, dibuktikan dari hasil salah satu survey tahun 2012 yang menyatakan lebih kurang 7000 gay dan lesbian yang tinggal di Jakarta. Belakangan ini kaum gay dan lesbian semakin berani untuk mengungkapkan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat, berharap diperlakukan sama dengan orang normal pada umumnya dengan alasan kami juga manusia, meskipun pada awalnya masyarakat masih menentang dan diskriminatif terhadapr kaum gay. Bahkan sampai sekarang tidak sedikit masyarakat yang masih anti terhadap LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender/Transseksual). Salah satu contoh kasus homo yang ditolak masyarakat adalah ketika pembubaran paksa oleh masyarakat sebuah konferensi yang diadakan oleh komunitas LGBT . Hal tersebut menyebabkan sejumlah besar kaum LGBT menutup diri terhadap masyarakat karena rasa malu dan bersalah . Komunitas gay pertama di Indonesia terbentuk pada tahun 1969 di Jakarta dengan nama HIWAD ( Himpunan Wadam Djakarta). Kemudian disusul dengan LAMBDA pada tahun 1982 di Solo, sekaligus sebagai organisasi gay pertama yang terbuka di Indonesia, bahkan di Asia, dan sudah memiliki cabang di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Denpasar, Malang, dan Ujungpandang. Terbentuknya organisasi-organisasi tersebut membawa pengaruh kepada kaum gay di setiap provinsi untuk membuat komunitas serupa. Pada awal dibentuknya organisasi-organisasi tersebut, kegiatan awalnya hanyalah merupakan wadah untuk saling mengenal bersosialisasi, rekreasi bersama, pentas seni, arisan. Seiring perkembangan zaman, organisasi tersebut memilih format dan konsep yang baru untuk memberi pelayanan dan support bagi seluruh anggota komunitas mereka, termasuk mengadakan seminar penanggulangan HIV-AIDS dan mendorong anggotanya agar tidak malu untuk mengakui bahwa mereka gay dan tidak berusaha mangkir dari kenyataan tersebut. Tujuan kegiatan tersebut adalah agar organisasi mereka bisa diterima seluruh masyarakat sehingga mereka bisa mendapat perlakuan yang sama seperti manusia pada umumnya, baik di karir pekerjaan, pendidikan dan pergaulan. Dampaknya bisa dilihat sekarang ini, masyarakat yang sudah mulai terbiasa dengan keberadaan komunitas gay.Pada dasarnya, ada dua faktor utama penyebab seseorang menjadi gay, yaitu faktor lingkungan dan biologis. Dalam beberapa kasus, beberapa pasangan suami istri yang memperlakukan anak laki-laki seperti anak perempuan karena mereka awalnya menginginkan anak perempuan, juga menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi gay karena dari kecil sudah diperlakukan layaknya perempuan. Pengalaman seksual pertama yang menyakitkan juga bisa mengakibatkan perilaku seks yang menyimpang, contohnya seorang anak yang pernah menjadi korban sodomi, perkosaan memiliki potensi yang lebih besar ketika dewasa juga memiliki perilaku seks yang menyimpang seperti gay dan lesbian, apakah karena efek trauma atau balas dendam. Dari faktor biologis, perkembangan alat-alat reproduksi sekunder yang tidak seperti manusia pada umumnya, baik mengalami keterlambatan atau bahkan alat reproduksi yang tidak berkembang akan menyebabkan krisis identitas bagi anak tersebut.Melalui makalah ini, kelompok ingin mengetahui dan menganalisis kasus kriminalitas yang dilakukan oleh Ryan yang memiliki penyimpangan seksual (homoseksual). Menganalisis apa yang menjadi level biologis, pikologis dan lingkungan yang terkait kasus tersebut serta memilih salah satu perspektif psikologi yang relevan untuk mempelajari dan menganalisis kasus. Ringkasan Kasus dan Analisis Kasus dari Perspektif Psikologi Ringkasan KasusVery Idham Henyansyah alias Ryan adalah bungsu dari dua bersaudara. Ryan lahir di Jombang pada tanggal 1 Februari 1978. Sejak kecil Ryan lebih sering tinggal terpisah dari orang tuanya dan tinggal di pesantren. Perilaku Ryan banyak berubah ketika ia duduk di bangku SMP. Ryan lebih banyak menekuni kegiatan perempuan seperti menari dan berdandan. Pergaulannya di sekolah juga lebih banyak dengan teman-teman perempuannya. Namun demikian yang dikenal sebagai seorang siswa yang cerdas, cekatan, dan pandai bergaul. Ryan masuk ke dalam kalangan penyuka sesama jenis dimulai ketika ia memutuskan untuk pindah ke sekolah menengah atas di Jakarta. Di kalangan tersebut ia merasa lebih diterima dan bertemu dengan sesamanya. Di perkumpulan ini pula Ryan bertemu dengan Noval yang diakui sebagai kekasihnya. Ryan menjadi seorang terpidana mati atas kasus pembuhunan berantai. Menurut kesaksian Ryan dirinya telah membunuh 11 orang. Kasus ini mulai terungkap pada tahun 2008 setelah ditemukannya mayat termutilasi di Jakarta dengan seorang korban bernama Ir. Heri Santoso. Setelah memubunuh Heri, Ryan memanfaatkan uang korban sebesar Rp 3.040.000,00, kartu kredit, dan kartu ATM yang digunakan untuk berfoya-foya dengan Noval. Setelah pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut, terungkap pula bahwa selama ini Ryan juga telah melakukan pembunuhan di tempat kelahirannya. Menurut pengakuan Ryan ia membunuh Heri karena tersinggung setelah Heri menawarkan sejumlah uang untuk berhubungan dengan pacarnya, Noval. Setelah terungkapnya kasus pembunuhan Heri ini, Ryan kemudian juga mengakui pembuhunan bebrapa orang lainnya dan tubuh mereka ditemukan terkubur di halaman belakang rumah orang tua Ryan di Jombang. Pembantaian tragis tersebut dilakukan Ryan dalam kurun waktu 12 bulan. Di halaman belakang rumah orang tua Ryan inilah polisi menemukan empat kerangka pria yang dikubur secara terpisah-pisah. Keempat korban ini dibunuh dengan cara dipukul menggunakan batu dan linggis. Polisi juga menyatakan bahwa pembunuhan dan penguburan dilakukan pada malam hari. Setelah penyelidikan lebih lanjut yang dilakukan pihak kepolisian, diketahui bahwa terdapat total 11 orang korban pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Ryan. Berikut daftar nama-nama korban pembunuhan tersebut:Ditemukan dengan kondisi termutilasi di dekat Kebun Binatang Ragunan, tanggal 12 Juli 2008:1. Heri Santoso (40)Ditemukan dalam penggalian pertama di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 21 Juli 2008:2. Vincent Yudi Priyono (31)3. Ariel Somba (34)4. Grady Gland Adam Tumbuan - Finalis MTV VJ Hunt 20075. Guruh Setyo Pramono alias Guntur (27)Ditemukan dalam penggalian kedua di halaman belakang rumah di Jombang, tanggal 28 Juli 2008:6. Agustinus Fitri Setiawan (28)7. Nanik Hidayati (31)8. Sylvia Ramadani Putri (3), anak dari Nanik Hidayati9. Muhamad Aksoni (29)10. Zainal Abidin(21)11. Muhammad Asrori alias Aldo Ryan dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada tanggal 6 April 2009. Atas vonis tersebut Ryan mengajukan banding dan kasasi, namun di dua tingkat peradilan namun Ryan tetap dijatuhi dihukum mati. Dengan ditolaknya upaya hukum tersebut, Ryan mengajukan permohonan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Agung tetap menjatuhkan hukuman mati terhadap Ryan. Analisis Kasus

1. Level of Analysis Level biologis : Hasrat seksual terhadap sesama jenis. Level psikologis : Emosi cemburu yang tidak terkendali. Setiap kali Ryan melihat pasangannya bersama dengan orang lain, rasa cemburu Ryan begitu besar sehingga dari kemarahan tersebut mulai muncul keinginan untuk menyakiti. Level lingkungan : Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama bagi sebagian besar manusia. Sosialisasi dalam keluarga akan berperan besar dalam sosialisasi di luar keluarga. Dalam kasus Ryan kurangnya perhatian dari keluarga yang mengakibatkan kurangnya control dari keluarga dalam membangun karakternya. Sejak kecil, Ryan adalah pribadi yang temperamental. Ia pernah menganiaya adiknya, mengancam ibunya bahkan sering bertengkar dengan ayahnya. Tabiatnya yang tidak bisa dikontrol tersebut membuat keluarganya cenderung acuh tak acuh terhadap Ryan bahkan pada saat ia merantau ke Jakarta pun tanpa diketahui oleh keluarganya. Setelah merantau ke Jakarta, Ryan mengikuti komunitas gay. Mulai SMA mayoritas temannya adalah perempuan dan mulai suka berdandan seperti perempuan. Ryan juga pernah tinggal di pesantren khusus laki-laki sehingga ada kemungkinan ketertarikan kepada sesama jenis sudah muncul sejak kecil karena selalu bergaul dengan laki-laki, juga.2. Perspektif Psikodinamika

Pendekatan Psikodinamika memandang bahwa kekuatan sadar dan tidak sadar berinteraksi untuk mengendalikan pikiran dan perilaku kita. Perspektif psikodinamika juga berpendapat bahwa sebagian besar tindakan kita adalah berasal dari alam bawah sadar. Id pada manusia selalu mencoba untuk memasuki daerah superego dan ego. Id adalah kebutuhan, keinginan, hasrat, libido seksual, agresif (menyakiti) yang seharusnya dibatasi oleh superego (hati nurani, norma-norma) dan ego (realistis, rasionalitas).

Dalam kasus pembunuhan yang dilakukan Ryan, bisa dilihat bahwa id yang ada pada Ryan adalah libido seksual dan keinginan untuk menyakiti. Sementara superego adalah norma-norma yang berlaku dan hati nurani. Ego adalah rasionalitas dan akal sehat. Id yang dimiliki Ryan berhasil memasuki daerah alam sadar (superego dan ego) sehingga pembunuhan dan mutilasi yang dilakukannya dianggap wajar oleh Ryan. Hal tersebut terbukti ketika diwawancarai, Ryan sebenarnya sadar akan perbuatannya dan sadar akan konsekuensi dari perbuatannya tersebut, namun ia merasa hal tersebut pantas untuk membalas sakit hati dan kecemburuannya sehingga ia tidak merasa bersalah saat melakukan tindakan criminal tersebut.

KesimpulanBerdasarkan kasus yang telah dibahas di atas, dapat kita simpulkan bahwa ketika id seseorang berhasil naik ke permukaan atau daerah sadar, maka keinginan-keinginan yang cenderung berlawanan dengan norma akan dilakukan oleh orang yang bersangkutan.

TUGAS AKHIR SEMESTERMATA KULIAH : PSIKOLOGI DASARANALISIS KASUS VERY IDHAM HENYANSYAH BERDASARKAN PERSPEKTIF PSIKODINAMIKADOSEN : dra. Esti Hayu Purnamaningsih M.S.dra. Budi Andayani M.A

Fariz Pradinata 10/Eunike Hedriani Pardede 10/296574/EK/17812Dirga Abriyanti Kala Lembang 10/Cindy Uly Oktavia 10/297408/EK/17943Ika Oktina Sitepu 12/335941/EK/19123