Paper Perawatan Ternak Perah

9
Paper Manajemen Kesehatan Ternak Potong/Perah PERAWATAN TERNAK PERAH Oleh FIKRI AFRIZAL (1102101010049) RISMAYANTI (1002101010078) ALKHALIDRI MURFI (1002101010127) ROVINDO EDI VIKTOR (1002101010169) ZAMAKHASYARI (1002101010003) ZAID (0902101010112)

Transcript of Paper Perawatan Ternak Perah

Page 1: Paper Perawatan Ternak Perah

Paper Manajemen Kesehatan Ternak Potong/Perah

PERAWATAN TERNAK PERAH

OlehFIKRI AFRIZAL (1102101010049)RISMAYANTI (1002101010078)ALKHALIDRI MURFI (1002101010127)ROVINDO EDI VIKTOR (1002101010169)ZAMAKHASYARI (1002101010003)ZAID (0902101010112)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH

2014

PERAWATAN TERNAK PERAH ( I )

Page 2: Paper Perawatan Ternak Perah

I. PendahuluanSapi perah termasuk ternak homeostatis yang mana keadaan fisiologis tubuhnya

sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara dan radiasi sinar matahari. Keadaan ini yang menyebabkan sapi perah harus dipelihara dengan manajemen yang baik agar produksi utamanya yaitu susu dapat dihasilkan maksimal baik secara kualitas maupun kuantitas.

Susu yang dihasilkan oleh sapi perah memiliki kandungan nutrien yang komplek sehingga baik untuk dikonsumsi. Pengelolaan sapi perah yang baik akan menghasilkan susu yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Gizi susu sangat penting untuk membantu pertumbuhan tubuh.

Setiap usaha peternakan sapi perah harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya dan sesuai kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan susu sapi yang optimal. Dalam usaha peternakan sapi perah, pakan memiliki peranan penting untuk peningkatan produksi susu , disamping itu pakan juga untuk memenuhi kebutuhan pokok (maintenance), pertumbuhan maupun untuk produksi lainya (anak dan daging). Dalam hal ini, pemberian pakan harus memenuhi standar kebutuhan makanan yang diperlukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap usaha peternakan harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari hijauan /rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau yang berasal dari pabrik. Tersedianya pakan yang memenuhi standar kebutuhan sapi perah, dapat mendukung peningkatan produksi susu yang diinginkan peternak. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil produksi susu yang optimal dalam pemeliharaan sapi perah harus memperhatikan mengenai penyediaan pakan yang sesuai kebutuhan.

Susu sebagai salah satu produk peternakan merupakan sumber protein hewani yang semakin dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut dilakukan peningkatan populasi, produksi dan produktivitas sapi perah. Untuk itu pakan bagi sapi perah memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi susu sapi. Pada umumnya peternakan sapi perah telah dikelola dalam bentuk usaha peternakan sapi perah komersial dan sebagian lagi masih berupa peternakan rakyat yang dikelola dalam skala kecil, populasi tidak terstruktur dan belum menggunakan sistem breeding terarah, walaupun dalam hal manajemen umumnya telah bergabung dalam koperasi, namun masih sederhana sehingga produksi susu yang dihasilkan kurang dapat bersaing. Untuk mendapatkan produksi susu sapi yang baik dan optimal, selain bibit yang produksinya bagus, juga ditentukan oleh kualitas pakan dan cara pemberian pakan yang baik.

II. Pemberian Pakan dan Air Minum Ternak Pakan sapi perah umumnya dibagi tiga, yaitu :

1) Hijauan, yaitu berupa rumput-rumputan, seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput raja (king grass), setaria, benggala (Penisetum maximum), rumput lapangan dan BD (Brachiara decumbens);

2) Kacang-kacangan, seperti lamtoro, turi, gamal; 3) Limbah pertanian, seperti jerami padi,jerami jagung, jerami kedelai dll.

Page 3: Paper Perawatan Ternak Perah

Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30 - 50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi perah dewasa umumnya diberikan sebanyak ± 10 % dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 - 2 % dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25 % hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).

Pakan yang diberikan rumput gajah dan konsentrat berupa complete feed. Rumput gajah diberikan dua kali sehari setelah pemerahan pagi dan sore dengan rumput yang sudah dicopper antara 5-10 cm. Untuk mendapatkan pakan sapi perah yang berkoefisien cerna tinggi dan murah harganya, maka pakan yang diberikan sebanyak-banyaknya 60% dari hijauan untuk menyediakan serat kasar bagi ternak atau untuk produksi energi dan 40% dari konsentrat untuk meningkatkan palatabilitas pakan dan untuk memaksimalkan kerja mikroba rumen. Konsentrat juga diberikan dua kali sehari. Fungsi utama dari pemberian konsentrat adalah mensuplai energi tambahan yang diperlukan untuk produksi susu secara maksimum dan mengatur atau menyesuaikan tingkat protein suatu ransum tertentu.

Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 ekor/ekor/hari. Selain makan, sapi perah juga harus diberi air minum sebanyak 10 % dari berat badan per hari.

Ransum ternak besar (sapi) terdiri dari 60% hijauan dan 40% limbah pengolahan pangan (bekatul dan bungkil), sedangkan pemberian pakan konsentrat hendaknya sebelum hijauan, bertujuan untuk merangsang pertumbuhan mikrobia rumen. Untuk mendapatkan pakan sapi perah yang berkoefisien cerna tinggi dan murah harganya, maka pakan yang diberikan 60% dari hijauan dan 40% dari konsentrat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ransum sapi adalah :a) Makanan cukup mengandung protein, karbohidrat dan lemak, b) Perlu diperhatikan efek dari bahan makanan ternak, c) Ransum tersusun dari bahan makanan ternak

Pakan sapi perah terdiri dari hijauan leguminosa dan rumput yang berkualitas baik serta dengan konsentrat tinggi kualitas dan palatabel. Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pemberian pakan hendaknya mencukupi kebutuhan dan harus efisien, sehingga tidak menimbulkan kerugian. Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-kira sebanyak 10% dari berat badannya dan juga pakan tambahan 1-2% dari berat badan. Kebutuhan BK ternak meningkat sesuai dengan bertambahnya produksi susu.

Konsentrat adalah pakan ternak yang berasal dari biji-bijian atau hasil samping dari pengolahan suatu produk, misalnya bungkil kacang, bungkil kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, dan lain-lain. Bahan pakan konsentrat mengandung kadar serat kasar rendah dan mudah dicerna, tersusun atas bijian dan limbah olahan hasil pertanian.

Campuran konsentrat terdiri dari bahan yang mengandung protein dan energi, dengan kandungan protein bervariasi antara 12-18% protein kasar, yang paling umum dipakai 14-16% berdasarkan bahan kering. Pemberian konsetrat adalah 1 kg untuk tiap 4 kg susu yang dihasilkan. Pemberian konsentrat hendaknya sebelum hijauan, karena untuk merangsang

Page 4: Paper Perawatan Ternak Perah

mikroba rumen. Konsentrat sebaiknya diberikan sebelum pemerahan agar mikroba dalam rumen dapat memanfaatkan karbohidrat sehingga dapat dicerna.

Pemberian pakan kasar berupa hijauan dilakukan setelah pemerahan, agar tidak mengganggu mutu air susu. Hal ini dilakukan karena apabila pemberian hijauan dilakukan pada pagi hari sebelum pemerahan bisa mengakibatkan terganggunya proses pemerahan, karena proses pencernaan hijauan pada sapi berlangsung sangat lama. Hijauan merupakan pakan utama sapi perah yang pada umumnya terdiri dari hijauan segar ataupun jenis legum maupun rumput. Kebutuhan hijauan sapi perah sebesar 2,5 pound (1,1 kg) per 100 pound (45 kg) bobot badan. Apabila hijauan segar yang diberikan, maka jumlahnya tiga kali lebih besar. Lebih lanjut dikatakan bahwa ketentuan jumlah pakan tersebut didasarkan pada kapasitas sistem pencernaan.

Pemberian pakan dan minum bagi sapi perah, dapat diberikan sebagai berikut : 1) Pakan hijauan diberikan 2-3 kali sehari yaitu pagi dan siang sesudah pemerahan.

Pakan hijauan diberikan sebanyak ± 10 % dari berat badan (BB); 2) Pakan konsentrat diberikan dalam keadaan kering, sesudah pemerahan 1-2 kali sehari

sebanyak 1,5 - 3 % dari berat badan (BB); 3) Air minum disediakan secara tidak terbatas (ad libitum).

Selain itu, pemberian pakan pada sapi perah juga dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1) Sistem penggembalaan (pasture fattening); 2) Kereman (dry lot fattening); 3) Kombinasi cara pertama dan kedua.

Pemberian imbuhan pakan (feed additive) dan pelengkap pakan (feed supplement) harus memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan di musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan dan dimusim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Untuk sistem penggembalaan bertujuan pula untuk memberikan kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.

Air penting artinya bagi tubuh, terutama untuk peredaran bahan dan sari makanan keseluruh tubuh, air juga penting dalam proses pernafasan dan pengaturan panas tubuh. Konsumsi air minum sapi perah laktasi dipengaruhi oleh ukuran tubuh, produksi susu yang dihasilkan, kelembaban udara dan kadar air pakan. Pemberian air minum pada sapi perah dilakukan secara add libitum.

Pemberian minum secara ad libitum. Pada pemeliharaan sapi perah, air minum harus selalu tersedia karena air mempunyai fungsi yang sangat vital. Fungsi dari air untuk sapi perah adalah sebagai zat pelarut dan pengangkut zat pakan, membantu proses pencernaan, penyerapan dan pembuangan hasil metabolisme, memperlancar reaksi kimia dalam tubuh, pengatur suhu tubuh dan membantu kelancaran kerja syaraf panca indera.

III. Sanitasi Pra dan Pasca Pemerahan- Sanitasi Pra Pemerahan

Sanitasi dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum proses pemerahan berlangsung. Sanitasi dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan sapi dan wilayah perkandangan agar terhindar dari penyakit yang dapat membahayakan ternak. Sehingga diperlukan saluran

Page 5: Paper Perawatan Ternak Perah

untuk pembuangan limbah, agar kebersihan kandang tetap terjaga. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan penyakit antara lain karantina ternak yang sakit, vaksinasi, penjagaan kebersihan kandang dan peralatan, drainase yang lancar serta lantai yang tidak dingin dan tidak lembab. Kandang yang baik harus memiliki saluran pembuangan limbah atau feses sapi. Saluran pembuangan limbah yang ideal adalah dengan lebar 30 cm, yang berfungsi yntuk mengalirkan kotoran sapi ke saluran biogas (bila di peternakan terdapat instalasi biogas) atau ke saluran penampungan kotoran untuk dijual sebagai pupuk kandang.

Persiapan pemerahan yang dilakukan meliputi memandikan sapi perah, penyiapan alat-alat pemerahan dan pembersihan kandang. Pembersihan kandang dilakukan dengan menyiram lantai kandang, pembuangan kotoran dengan menyemprotkan air sehingga lantai kandang menjadi bersih. Pembersihan kandang merupakan salah satu langkah yang dilakukan untuk menjaga kualitas susu. Pembersihan kandang bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang dapat menyebabkan terkontaminasinya susu oleh bakteri dan akan mempengaruhi susu dimana kotoran tersebut dapat menimbulkan bau yang bisa terserap oleh susu bahwa sebelum pemerahan dimulai kandang sapi harus bebas dari kotoran, hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas susu bahwa daerah di sekitar pemerahan harus bersih dan bebas dari bau sebelum sapi tersebut diperah. Memandikan sapi dilakukan satu kali sehari karena sapi harus selalu bersih setiap kali akan diperah, terutama bagian daerah lipatan paha sampai belakang tubuh sapi dan sebaiknya sapi-sapi perah dimandikan sekurang-kurangnya satu kali sehari. Cara pemandian sapi yaitu dengan menyiram tubuh sapi dengan menggunakan air bersih yang dialirkan dari selang kemudian digosok dengan sikat untuk menghilangkan kotoran dan rambut rontok yang menempel.

Penyakit pada sapi perah akan dapat menimbulkan kerugian ekonomis yang tidak sedikit yaitu terlambatnya pertumbuhan sapi muda dan kematian. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan penyakit antara lain karantina ternak yang sakit, vaksinasi, penjagaan kebersihan kandang dan peralatan, drainase yang lancar serta lantai yang tidak dingin dan tidak lembab.

Usaha pemeliharaan kesehatan dilakukan melalui kebersihan kandang, kebersihan ternak, peralatan dan petugas kandang. Gerak badan atau exercise diperlukan oleh sapi kering kandang setiap hari selama 1-2 jam di lapangan untuk mendapatkan sinar matahari. Program kesehatan dalam peternakan sapi perah harus dijalankan secara teratur, terutama di wilayah yang sering terjadi penyakit menular, seperti TBC, brucellosis, penyakit mulut dan kuku, dan radang limpa. Pemeliharaan yang tidak baik dapat menyebabkan kematian pada anak sapi, terutama yang baru berumur 2 – 3 minggu. Kandang yang baik harus memiliki saluran pembuangan limbah atau feses sapi. Saluran pembuangan limbah yang ideal adalah dengan lebar 30 cm, yang berfungsi untuk mengalirkan kotoran sapi ke saluran biogas (bila di peternakan terdapat instalasi biogas) atau ke saluran penampungan kotoran untuk dijual sebagai pupuk kandang.

Fase persiapan yang harus dilakukan antara lain sapi yang akan diperah harus dibersihkan dari segala macam kotoran, tempat dan peralatan harus telah disediakan dan dalam keadaan yang bersih. Peralatan yang harus disediakan adalah ember tempat pemerahan susu, bangku kecil untuk pemerah, tali tambang pengikat kaki sapi perah, milk can untuk penampung susu, saringan untuk menyaring susu dari kotoran dan bulu-bulu sapi. Selanjutnya menenangkan sapi, mengikat ekornya dan mencuci ambing dengan air hangat

Page 6: Paper Perawatan Ternak Perah

serta melakukan massage untuk merangsang keluarnya air susu. Sebelum pemerahan dimulai, pemerah harus melakukan cuci tangan dengan bersih dan mengeringkannya. Pemerahan yang baik dapat diatur antara 11-13 jam, 10-14 jam jika ada interval selain itu tidak dianjurkan karena perbedaan yang terlalu besar akan berpengaruh buruk terhadap produksinya. Adanya jarak pemerahan akan menyebabkan produksi susu di pagi hari lebih tinggi dibandingkan dengan produksi susu di siang hari.

Untuk menjaga agar kandungan bakteri dalam susu segar dapat serendah mungkin, semua peralatan yang dipakai untuk penanganan air susu segar harus diusahakan tetap bersih. menambahkan bahwa langkah-langkah sebelum melakukan pemerahan yaitu : a) Cuci alat-alat dengan air pada suhu 50 derajat atau lebih; b) Membersihan dikerjakan dengan deterjen alkali atau deterjen asam; c) Kemudian alat-alat tersebut dicuci lagi dengan air hangat untuk menghilangkan residu

yang telah dapat dilepaskan oleh deterjen.- Pasca Pemerahan

Susu setelah diperah harus segera ditampung dan dibawa ke kamar susu. Penanganan susu yang biasa dilakukan adalah penyaringan dan pendinginan. Penyaringan susu bertujuan untuk mendapatkan susu yang terbebas dari kotoran. Selain penyaringan dan pendinginan, pengujian kualitas susu juga dilakukan karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui kualitas susu yang dihasilkan. Susu yang baik memiliki BJ susu minimal 1,027 pada temperatur 27,6oC, dan kadar lemak berkisar 3%. Sesudah melakukan pemerahan sebaiknya putting dicelupkan dalam larutan disinfektan untuk menghindari terjadinya mastitis.

Referensi :Prihadi. 1996. Tata Laksana dan Produksi Sapi Perah. Fakultas Peternakan Universitas

Wangsa Manggala. Yogyakarta.Sindoeredjo, S. 1960. Pedoman Perusahaan Pemerahan Susu. Direktorat Pengembangan

Produksi. Direktorat Jendral Peternakan, Jakarta.www.deptan.go.id