PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia...

20
PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM (Studi Semiotika tentang Penggambaran Spiritualitas Kristen yang Diperagakan Mgr. Soegijapranata dalam Film Soegija Karya Garin Nugroho) Disusun Oleh : WAHYU SUPARTANA D1211082 Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Transcript of PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia...

Page 1: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

0

PAPER JURNAL ONLINE

SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM (Studi Semiotika tentang Penggambaran Spiritualitas Kristen yang

Diperagakan Mgr. Soegijapranata dalam Film Soegija Karya Garin

Nugroho)

Disusun Oleh :

WAHYU SUPARTANA

D1211082

Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

1

SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM

(Studi Semiotika tentang Penggambaran Spiritualitas Kristen yang Diperagakan

Mgr. Soegijapranata dalam Film Soegija Karya Garin Nugroho)

Wahyu Supartana

Andrik Purwasito

Subagyo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract In the context of mass communication, the film became one of the media message delivery channels, such as verbal or nonverbal messages. A film containing a message of spirituality is Soegija movie. The film tells about the life of a priest who was appointed the first indigenous bishop and took part in the struggle for Indonesian independence days of colonization. In particular, the spirituality which includes the form of a message meaning the centrality of God Almighty He was always there for us all the time with sincerity, so we dare to stand in the world that is challenging to do something about the things we can do good for. But do not just stop there because we must also dare to defend truth and justice even if full of challenges that we must face, all we have to do all that we should do so that no one party that oppressed or injured, but all were we do should we dare to open the underlying attitude every time we do an action involving public so that no one thing that is suspected by others. Having analyzed using qualitative descriptive methods with semiotic analysis technique that uses the theory of Roland Barthes with the significance of the obtained a two- stage practice Christian spirituality exhibited by the main actors in this movie are Soegija Mgr. Soegijapranata. It is also claimed the actions of Christian spirituality is capable of changing the lives of close to a safe and violence into peace, the souls who feel hollow always had the consolation over the arrival of a religious leader or bishop. The concept is to create an atmosphere of life as people with full of love, peace and mutual assistance that can be achieved if mankind to know and understand God the Mighty will be born and embedded thirst for love and a sense of help from others. And fostering humanism properties that want to glorify the fellow human beings is based on the principle that human equality before God is the same Keywords : Film, history, spirituality, analysis, semiotika.

Page 3: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

2

Pendahuluan

Film Soegija menggambarkan keadaan negara Indonesia yang merupakan

masa transisi paling kritis dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dimulai

dengan runtuhnya kekuasaan Belanda akibat penyerbuan bangsa Jepang terhadap

Sekutu yang berlangsung kurang lebih selama 3,5 tahun. Diikuti dengan masa

pencapaian kemerdekaan negara Indonesia hingga Agresi Militer Belanda kedua

sebagai bentuk pengkhianatan Belanda terhadap kemerdekaan bangsa. Kejadian

ini membuat seorang Mgr. Soegijapranata rela berkorban diri, harta, serta

jabatannya sebagai seorang Uskup demi pencapaian kemerdekaan negara yang

hakiki. Sehingga tidak ada lagi penindasan dan penyiksaan kepada umat manusia.

Film ini dimulai dengan goresan pena seorang Romo (Nirwan Dewanto) di atas

kertas yang sekaligus menjadi curahan hatinya. Di kala tengah perang pada waktu

itu ketika para penduduk pribumi harus berlutut dan menunduk di bawah makian

serta todongan senjata Belanda. Dan di masa serba tertekan itu, Sang Romo

mendapat kehormatan menjadi pribumi pertama yang dilantik sebagai Uskup

Danaba. Ia lebih dikenal dengan sebutan Mgr. Soegijapranata dan hijrah dari

gerejanya di Yogyakarta ke Semarang. Dengan jabatan itu akibatnya Romo lebih

dihormati. Yang datang ke gereja mendengarkan ceramahnya bukan hanya

penduduk lokal, tetapi juga orang-orang Belanda. Meski begitu, kesehariannya

yang bersahaja dan merakyat tak berubah.

Penulis mengambil film ini sebagai suatu penelitian yang menjadi acuan

untuk memperbaiki segala moral anak manusia di bidang spiritual. Generasi

bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah

dalam mencapai sebuah kemerdekaan. Yang kini harus menjadi tanggung jawab

kita bersama untuk mengisi kemerdekaan ini adalah dengan sebuah tindakan yaitu

kedisiplinan. Kedisiplinan perlu dijadikan amalan oleh para remaja karena disiplin

dapat melahirkan remaja yang berakhlak dan berbudi pekerti mulia.

Fenomena film yang mengangkat unsur religi atau spiritualitas Kristen

sangat diperlukan di Indonesia pada saat ini. Melihat belakangan ini banyak sekali

kasus kemanusiaan yang melibatkan segala aspek usia bangsa Indonesia yang

menunjukkan telah hilangnya tata krama dan moral bangsa yang terkenal sebagai

Page 4: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

3

bangsa yang beragama, berbudi luhur dan bermartabat sebagaimana nilai-nilai

Pancasila. Kondisi bangsa yang demikian merupakan dampak negatif dari

perkembangan teknologi yang salah satunya teknologi media massa yakni film.

Oleh karena itu, peranan film sebagai alat penyampai pesan harus benar-benar

diatur melalui sebuah aturan (undang-undang) yang benar-benar mengikat dan

bersifat memaksa. Untuk itu maka di Indonesia sangatlah penting untuk

memproduksi film yang berbau religi terutama di bidang spiritual.

Maka melalui sebuah tayangan film yang berjudul Soegija ini masyarakat

diharapkan banyak mendapat pengetahuan untuk memahami arti pentingnya

sebuah spiritualitas agama dalam diri masing-masing individu. Manusia

seharusnya tidak lagi mementingkan persoalan diri pribadi melainkan memikirkan

kepentingan umum. Pembuatan film Soegija diutamakan agar dapat menarik

perhatian dan minat penonton usia muda. Hal tersebut ditujukan agar spiritual

dapat kembali ditanamkan pada diri kaum muda sejak dini karena usia muda

merupakan usia kritis dalam pembentukan karakter manusia. Dimana usia ini

sangat mudah dipengaruhi dengan pola pikir yang masih terbatas dan senantiasa

ingin tahu. Karena pentingnya penanaman nilai-nilai keagamaan yang

berlandaskan Pancasila merupakan hal yang harus dilakukan pada usia muda.

Penulis menilai spiritualitas Kristen yang digambarkan oleh sosok Mgr.

Soegijapranata dapat menyatukan semua unsur yang berbeda dalam masyarakat,

meskipun penayangan film ini sempat mendapat sorotan yang kurang baik.

Konsep spiritualitas Kristen yang dihadirkan dalam film Soegija dianggap perlu

dilakukan penelitian dengan suatu analisis. Kajian yang lebih lanjut diperlukan

untuk mengetahui apa saja pesan moral dan spiritual yang tersirat yang hendak

digambarkan oleh sutradara dalam film tersebut. Tidak hanya pesan yang hendak

disampaikan, penggabungan audio visual juga perlu dilakukan kajian sehingga

bisa mewakili tentang apa yang harus diteliti dalam kajian ilmu komunikasi.

Page 5: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

4

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah

penggambaran Spiritualitas Kristen yang diperagakan Mgr. Soegijapranata dalam

dalam film Soegija karya Garin Nugroho?

Tinjauan Pustaka

1. Proses Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (Bahasa Inggris communication) berasal dari

Bahasa Latin “communicatus” atau comunicatio atau communicare yang berarti

berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian kata komunikasi menurut

kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai suatu

kebersamaan (Riswandi, 2009: 1). Namun definisi komunikasi tidak hanya

berhenti pada sebuah pengertian itu saja, masih ada berbagai aspek yang harus

dipenuhi. Sehingga komunikasi memunculkan beberapa definisi namun semua

definisi komunikasi didasarkan pada konsep linear dari proses komunikasi,

dimana komunikasi itu dilihat sebagai proses pengiriman dimana pengirim

menyampaikan pesannya kepada penerima.(Eilers, 2001: 16)

Arfan Adhi Perdana (2005) dalam penelitiannya mengutip pendapat

Saundra Hybels dan Richard L Weafer II (Liliweri, 2000: 3) bahwa komunikasi

merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan. Proses itu

meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, tetapi

juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, atau menggunakan alat

bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan.

Maka bisa dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses karena

komunikasi merupakan rangkaian suatau peristiwa yang terjadi secara beruntun

(ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun

beberapa waktu tertentu. Sebagai sebuah proses, komunikasi tidak bersifat statis,

melainkan dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung

terus-menerus. Sehingga dalam proses komuniksi melibatkan beberapa faktor atau

komponen. Faktor-faktor atau unsur yang dimaksud antara lain meliputi

komunikator, komunikan, pesan ( isi, bentuk dan cara penyampaiannya) saluran

Page 6: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

5

atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, yang ada ketika

dimana komunikasi sedang berlangsung (Riswandi, 2009: 2-5).

Secara umum komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu: komunikasi verbal

dan komunikasi non verbal. Keduanya (bahasa verbal dan non verbal), memiliki

sifat holistik yaitu bahwa masing-masing tidak dapat saling dipisahkan. Dalam

sebuah hubungan komunikasi, bahasa non verbal menjadi komplemen atau

pelengkap bahasa verbal. Namun lambang-lambang non verbal juga dapat

berfungsi kontradiktif, pengulangan bahkan pengganti ungkapan dari bahasa

verbal. Komunikasi merupakan visualisasi dari dalam pikiran manusia, yang

diungkapkan melalui simbol, gerakan, ataupun lisan (ucapan). Setidaknya ada tiga

pemahaman mengenai komunikasi, yaitu komunikasi sebagai tindakan satu arah,

komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagi transaksi (Mulyana, 2002:

61).

2. Komunikasi Massa

Secara sederhana, komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi

yang terjadi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Hal tersebut

disebabkan, dari awal perkembanganya, komunikasi massa berasal dari

pengembangan kata media of mass comunication (media komunikasi massa).

Dimana media massa itu yang dihasilkan oleh teknologi modern.

Komunikasi massa mempunyai titik dan bahasan tersendiri, oleh karena

hal ini perlu ditekankan. Sebab sebuah media yang bukan media massa, yakni

media tradisonal seperti: kentongan, angklung, gamelan, dan lain-lain. Jadi, disini

media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran

dalam komunikasi massa termasuk juga sebuah film bentuk dari komunikasi

massa (Nurudin, 2007: 2-3).

Film tidak lagi dimaknai semata-mata sebagai sebuah karya seni,

melainkan film merupakan sarana baru untuk untuk menyebarkan hiburan dan

mengandung pesan di dalamnya. Tetapi film telah menjelma menjadi salah satu

komunikasi massa yang beroperasi atau menjadi hiburan bagi masyarakat.

Page 7: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

6

Pergeseran prespektif ini secara tidak langsung mengurangi normatif dari teoritisi

film yang cenderung membuat idealisasi dan karena itu mulai meletakkan film

secara obyektif, oleh karena itu film bisa disebut sebagai komunikasi massa.

(McQuail, 1996: 13)

Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film yaitu untuk

memperoleh hibutan. Akan tetapi dalam film terkandung dapat memiliki fungsi

informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi

perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film

nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda

yang menjadi tulang punggung sebuah negara (Effendy, 1981: 212).

3. Simbol

Simbol merupakan bentuk komunikasi non verbal yang berasal dari bahasa

Yunani symbolon, syn berarti bersama-sama dan bole berarti melempar, atau

melempar bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. Bahkan

ada juga yang menyebut symbaletin yang berarti tanda ciri yang memberitahukan

suatu kepada seseorang (Sobur, 2004: 155). Meski demikian didalam kehidupan

sehari-hari kerap kita tidak bisa membedakan pengertian antara simbol dan kode.

Bahkan banyak orang yang menyamakan unsur kedua konsep itu. Menurut David

K Barlo, simbol merupakan lambang yang memiliki suatu objek, sedangkan kode

adalah seperangkat simbol yang mempunyai sebuah arti (Sobur, 2004: 49).

4. Spiritualitas Kristen

Spiritualitas Kristen berasal dari kata spiritual yang bisa berarti kejiwaan;

rohani; batin; mental serta moral. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata

spiritualitas Kristen diartikan sebagai aliran filsafat yang mengutamakan

kerohanian. Spiritualitas Kristen merupakan energi dalam diri yang menimbulkan

rasa kedamaian dan kebahagiaan tidak terperinci yang senantiasa dirindukan

kehadirannya. Spiritualitas Kristen memang tidak bisa lepas dari agama, karena

agama adalah salah satu jalan kita untuk mengenal spiritual dengan lebih baik.

Page 8: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

7

Agama adalah suatu sistem kepercayaan, dan Spiritualitas Kristen adalah

implementasinya dalam kehidupan. Kita akan lebih mudah jika diibaratkan

dengan agama adalah teori dan spiritual adalah aplikasinya. Tanpa teori kita buta

dan tanpa aplikasi kita tidak akan lebih baik dari sebuah buku usang di

perpustakaan yang hanya tinggal menunggu waktu untuk dibuang (Tualeka, 2012:

7-8).

Danah Zohar dan Marshall juga mendefinisikan sebuah kecerdasan

spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam sebuah konteks

makna yang lebih luas dan kaya. Kecerdasan untuk menilai sebuah tindakan atau

jalan hidup seseorang lebih bermakna di bandingkan dengan yang lain (Agustian,

2001: 57).

5. Konstruksi Realitas Sosial

Dalam kehidupan ini sebuah realitas sosial menjadi sebuah perjalanan

hidup manusia yang saling berhubungan. Maka dalam perjalanan itu ada sebuah

realitas sosial. Namun realitas sosial ini selalu berdampingan dengan individu

srhingga ada yang disebut dengan konstruksi realitas sosial. Namun gagasan

konstruksi sosial telah dimulai oleh von glasersfeld, pengertian ini muncul di abad

ini dalam tulisan Mark Baldwin yang di perdalam dan diperluas oleh Jean Piaget.

Namun apabila semua itu di telusuri lebih dalam lagi sebenarnya gagasan

konstruktivisme telah dimulai oelh Giambatissta Vico, Seorang epistemolog dari

italia. Suparno dalam Bungin (2008: 13) segingga dapat dijelaskan bahwa

konstruktivis realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.

Namun demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku

sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial hidayat dalam

Bungin (2008: 11)

Page 9: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

8

6. Semiotika Sebagai Alat Analisis

Menurut Eco, istilah semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yaitu

yang berarti adalah tanda, tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas

dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dan dapat mewakili sesuatu

yang lain. Secara testinologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek-objek, seluruh kebudayaan sebagai tanda dari

sebuah peristiwa (Sobur, 2004: 95).

Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan konvensi-konvensi

yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti, sehingga semiotik bisa

digunakan kajian untuk menganalisa suatu permasalahan tertentu. Meskipun

refleksi tentang tanda itu mempunyai sejarah filsafat yang patut dihargai, namun

semiotik atau juga bisa disebut semiologi dalam arti moderen berangkat dari

seorang alih bahasa Swiss, Ferdinand de Saussure yang mengemukakan bahwa:

linguistik hendaknya menjadi bagian suatu ilmu pengetahuan umum tentang suatu

tanda yang disebutnya semiologi (Sobur, 2004: 95-96).

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan memaknai suatu hal (tanda-tanda). Fokus

perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifkasi dua tahap (two

order of signification), seperti terlihat dalam gambar berikut ini (Fiske (1990)

dalam Sobur, 2004: 127) :

Gambar 1

Signifikansi Dua Tahap Barthes

Sumber : John Fiske, 1990 : 88

detonation signifier signified

connotation

myth

reality signa culture

first order second order

Page 10: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

9

Metodologi

Metode ini secara garis besar dapat diartikan sebagai keseluruhan cara

berpikir yang digunakan peneliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan penelitian yang dilaksanakan dengan merujuk pada suatu obyek

tertentu yang mewarnai dan membentuk cara pendekatan khusus (Sutopo, 2002:

24).

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metodologi penelitian kualitatif, bahwa

penelitian memiliki landasan paradigma yang menekankan keyakinanya, dan

didukung pula dengan berbagai teori yang mendukungnya dan tentunya sejalan

dengan penelitian yang dilakukan. Paradigma dan teori penunjangnya tersebut

secara kuat mendasari dan membentuk metodologi penelitian dengan beragam

karakteristiknya yang pasti berbeda dengan karakteristik metodologi penelitian

yang memiliki landasan paradigma dengan teori pendukungnya yang berbeda pula

(Sutopo, 2002: 31). Dimana penelitian kualitatif ini akan berkaitan dengan

dinamika kehidupan sosial masyarakat. Walaupun demikian, berbagai

pengalaman melakukan serangkaian prosedur penelitian yang menunjukkan

bahwa penelitian kualitatif tidak bisa sepenuhnya mengungkap dinamika

kehidupan sosial secara rinci dan mendalam. Namun dalam penelitian kualitatif

memiliki karakteristik yaitu yang pertama cara memandang sifat realitas sosial

yang bersifat tunggal, konkret, dan teramati. Yang kedua peranan nilai penelitian

kualitatif menganggap bahwa proses penelitian sepenuhnya bebas nilai. Yang

ketiga pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kaku tetapi

selalu disesuaikan dengan keadaan dilapangan (Suyanto dan Sutiyah, 2005: 166-

168).

Page 11: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

10

2. Metode Penelitian

Berikut adalah rangkaian penjelasan mengenai metode penelitian yang

digunakan: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

semiotik. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda adalah alat yang dipakai dalam upaya usaha untuk mencari jalan didunia

ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Laporan evaluasi yang

berdasarkan metode kualitatif akan mencakup sebagian besar dari deskripsi murni

tentang suatu program dan pengalaman orang dalam program. Tujuan dari sebuah

semiotik atau dalam istilah barthes semiologi, pada dasarnya ingin mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity) mamaknai hal-hal (things) memaknai (to

things) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan

(to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa

informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga

mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Sobur, 2009: 15).

3. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini ialah pada film Seogija yang di produksi oleh

Puskat Pictures. Film ini berdurasi 01-50-42 dan disutradarai oleh Garin Nugroho.

Film ini dibintangi oleh Nirwan Dewanto sebagai Mgr. Soegijapranoto, Olga

Lydia sebagai Ibu Lingling, Anisa Hartami sebagai Mariyem dan penyanyi

campursari, Endah Laras sebagai Endah Laras, dan sebagainya.

Penelitian ini memberikan gambaran tentang representasi Spiritualitas

Kristen yang tertuang dalam film Soegija karya sutradara Garin Nugroho tanpa

berusaha mencari hubungan antar dua atau beberapa variabel dan tidak untuk

menguji hipotesis ataupun menguji prediksi tertentu. Hanya melakukan sebuah

pengamatan yang mendalam tentang seorang tokoh dalam film Soegija ini serta

menginterpretasi simbol-simbol yang ada. Film Soegija memiliki 2 obyek

penelitian, yaitu:

Page 12: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

11

a. Audio

Audio dari film ini memiliki karakter yang melekat erat pada tokoh yang

menyesuaikan diri sebagai layaknya seorang Mgr/Uskup dalam dialog dan adegan

yang diperankanya. Obyek audio dapat ditemukan pada saat Nirwan yang

berperan sebagai Mgr. Soegijapranata muncul dan berdialog.

b. Video

Video mewakili visualisasi dari narasi beserta skenarionya. Dalam hal ini

adalah bahasa non verbal, misalnya karakteristik dan mimik wajah dari tokoh.

Perpaduan dua unsur ini semakin menguatkan tokoh sehingga semakin

memudahkan peneliti untuk menguraikan gagasanya.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berupa data (file) video yang didapatkan

dengan cara membeli DVD asli yang dibeli ditoko buku Kanisius. Atau bisa juga

bisa masuk kedalam website resminya yaitu www.soegijathemovie.com untuk

mengetahui secara lebih detail siapa saja yang berperan dalam film ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diambil dari sebuah

studi pustaka offline dan online. Untuk studi offline penulis mengambil dari

berbagai macam buku yang tergolong dan mencakup dalam penelitian ini.

Sedangkan online adalah penulis mengkaji informasi dari artikel ataupun jurnal

yang berkaitan dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, dan gambar yang

memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi melainkan pemaknaan yang

menceritakan faktor spiritualitas Kristen. Peneliti menekankan catatan yang

menggambarkan situasi mendukung penyajian data, dan sedekat mungkin dengan

Page 13: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

12

bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat. Penelitian ini cenderung mengarahkan

kajiannya pada perilaku seorang pemuka agama dalam keadaannya yang rutin

seperti apa adanya dan benar-benar mengabdikan diri bukan hanya untuk

kepentingan agama saja tapi juga untuk kepentingan bangsa.Penelitian ini

dilakukan dengan menganalisis data yang berasal dari DVD (Digital Versatile

Disc) film Soegija Penelitian dilakukan dengan menelaah setiap satu persatu

adegan yang menyiratkan Spiritualitas Kristen yang terdapat di dalam film

Soegija.

6. Analisis Data

Analisis merupakan bagian titik akhir dari suatu penelitian yang mana

didalamnya akan terdapat suatu pemrosesan suatu data yang telah dipilih melalui

suatu metode analisis yang telah dipilih. Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri

dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan

dengan verivikasinya. Proses analisis dengan tiga kompoen analisis tersebut saling

menjalin dan dilakukan secara terus menerus didalam proses pelaksanaan

pengumpulan data, merupakan model analisis jalinan. Reduksi data sebagai

komponen pertama, bahkan sudah dilaksanakan sejak pertama sebelum

pengumpulan data dilakukan, yaitu sejak penyusunan proposal penelitian. Dengan

membatasi permasalahan penelitian dan juga membatasi pertanyaan pokok yang

perlu dijawab dalam penelitian, peneliti sebenarnya sudah melakukan reduksi.

Kemudian proses tersebut dilanjutkan pada waktu pengumpulan data, dan secara

erat saling menjalin dengan dua komponen analisis yang lain, yiatu sajian data

dan penarikan simpulan dan verifikasinya (Sutopo, 2002: 94).

Analisa data juga akan dilakukan dengan menganalisis tiap adegan serta

narasi dalam film yang mengandung unsur-unsur spiritualitas Kristen yang

terdapat dalam film Soegija. Untuk itu diperlukan ketelitian dan kepekaan.

Analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua poin di bawah ini:

a. Pengumpulan dan pengorganisasian data yang berupa data audio visual

dengan format DVD.

Page 14: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

13

b. Keseluruhan isi film dilihat, dicermati, lalu kaitan dengan spiritualisme. Dan

dideskrisikan menurut teori-teori spiritualitas Kristen yang telah dicantumkan.

Sajian dan Analisis Data

Berdasarkan uraian konsep dan model penelitian yang memakai teori

Roland Barthes ditemukan beberapa aspek spiritualitas Kristen yang ada di dalam

film soegija. Beberapa aspek tersebut diperagakan oleh aktor utama yaitu Mgr.

Soegijapranata. Film soegija ini merupakan film yang bertema perjuangan bangsa

Indonesia pada masa akhir penjajahan Belanda dan pada masa penjajahan Jepang.

Dengan membawa pesan-pesan spiritualitas Kristen yang demikian kental dengan

menggunakan cara langsung dalam adegan sikap dan dialog yang ditampilkan

oleh para pemainnya terutama Nirwan Dewanto yang berperan sebagai Mgr.

Soegijapranata yang menjadi pemuka Agama atau seorang Pastor dari agama

Kristen Katolik.

Sang sutradara Garin Nugroho begitu pandai dan cermat dalam

menanamkan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam adegan-adegan dalam

film soegija. Selain itu film ini juga mengandung unsur pesan lain berupa cinta

kasih kehidupan yang mendasari kemanusiaan. Karena banyaknya pemahaman

tentang spiritual yang banyak dikemukakan. Maka penulis akan menjabarkan

spiritualitas Kristen yang tersirat dalam film soegija ini menurut teori yang di

pakai oleh penulis. Dalam menyusun karya ini karena Spiritualitas Kristen adalah

kualitas hidup seseorang sebagai hasil dari ke dalaman pemahamanya tentang

Allah dan mengapilkasikannya dalam perbuatan sehari-hari menurut apa yang

disajikan dalam film soegija maka dapat penulis deskripsikan spiritual harus

mengandung unsur:

1. Spiritualitas Kristen berpusat pada Allah

Allah menjadi sumber dari spirit untuk hidup dalam semua bidang dan

aspeknya karena Allah adalah sumber kehidupan manusia dan dunia ini. Itulah

sebabnya spiritualitas Kristen merupakan wujud dan kerinduan hidup dalam

keterarahan kepada Allah (Banawiratma, 2012: 15).

Page 15: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

14

Berikut adalah cuplikan-cuplikan gambar (frame) yang merepresentasikan

ciri spiritualitas Kristen yang berpusat pada Allah:

Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5

Gambar 6 Gambar 7

Gambar 8

2. Spiritualitas Kristen berpijak pada dunia

Perjumpaan dengan Allah bukanlah sikap untuk melarikan diri dari

kenyataan dunia atau untuk menikmati kehangatan hadirat Allah hingga

melupakan dunia. Akan tetapi perjumpaan dengan Allah merupakan kotemplasi

untuk memberikan kekuatan serta mengarahkan hidup manusia untuk semakin

berani hidup di tengah-tengah dunia. Dengan Spiritual, manusia bisa semakin

Page 16: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

15

berpijak dan melayani sesama manusia (terutama mereka yang menderita) di

dunia ini (Banawiratma, 2012: 15).

Berikut ini adalah beberapa cuplikan gambar (frame) dalam film soegija

yang di nilai mampu merepresentasikan sosok Mgr. Soegijapranata yang memiliki

ciri Spiritualitas Kristen yang berpijak pada dunia:

Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 Gambar 12

Gambar 13 Gambar 14

Gambar 15 Gambar 16

3. Spiritualitas Kristen Berpihak pada Keadilan dan Kebenaran

Perjumpaan dengan Allah sesama manusaia dan diri sendiri dalam

spiritualitas Kristen membuka kemungkinan untuk lebih mengenal maksud Allah

terhadap manusia dan dunia ini. Yaitu agar manusia dapat hidup dengan mendapat

Page 17: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

16

keadilan dan kebenaran. (Banawiratma, 2012: 15). Cuplikan gambar (frame) dari

film Soegija yang merupakan obyek penelitian ini menjelaskan atau

menggambarkan bentuk spiritualitas Kristen dari diri Mgr. Soegijaprantaa dalam

berpihak kepada keadilan dan kebenaran, adalah sebagai berikut:

Gambar 17 Gambar 18

Gambar 19 Gambar 20

4. Spiritualitas Kristen bersifat Terbuka

Keterbukaan kepada Allah mempengaruhi dan menentukan keterbukaan

terhadap sesama dan dunia ini. Spiritualitas Kristen mendorong keterbukaan

terhadap orang lain yang berbeda, karena dalam perjumpaan dengan Allah, kita

menemukan diri kita sebagai manusia yang lemah seperti orang lain. Allah selalu

menerima diri kita apa adanya, dan karena itu juga kita harus selalu terbuka

menerima orang lain apa adanya karena itu wujut dari keterbukaan (Banawiratma,

2012: 16).

Dalam film Soegija ini yang menggambarkan ciri spiritualitas Kristen

seorang Mgr. Soegijapranata sebagai seorang yang terbuka dapat dilihat dari

beberapa cuplikan gambar (frame) berikut ini:

Gambar 21 Gambar 22

Page 18: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

17

Gambar 23 Gambar 24

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, spiritualitas Kristen yang

digambarkan dalam film Soegija yaitu selalu mengajarkan untuk hidup andhap

asor, sederhana, penuh pengabdian dan yang pasti dan sudah diketahui banyak

orang bahwa menjadi seorang Romo harus hidup taat dan selibat (tidak menikah)

seumur hidup. Selain itu menjadi seorang Pastor haruslah mengajarkan hidup

spiritual yang selalu berpusat pada Allah karena Ia yang selalu mendampingi

hidup manusia di mana saja. Selain itu hidup spiritual yang berpijak pada dunia,

keadilan dan kebenaran serta selalu terbuka terutama untuk sebuah tindakan yang

menyangkut kepentingan bersama.

Praktek spiritualitas Kristen dalam film Soegija yang diperagakan oleh

Mgr. Soegijapranata. Yaitu memberi nasihat, doa serta dukungan kepada

masyarakat tanpa ada pamrih dari dalam diri Mgr. Soegijapranata. Selain memberi

prektek spiritualitas Kristen Yang diperagakan Mgr. Soegijapranata juga

melakukan penolakan yaitu penolakan tindak kekerasan menolak untuk

memberikan tempat ibahah yang akan dijadikan markas para penjajah. Semua itu

dilakukan oleh Mgr. Soegijapranata untuk membebaskan manusia dari

individualis sehingga bisa dikembangkan dalam spektrum yang lebih luas

mencakup aspek-aspek kemasyarakatan yang juga ikut mempengaruhi keberadaan

manusia sebagai individu. Yang mana di dalam spiritualitas Kristen ini telah

memunculkan gambaran tentang suatu pemusatan terhadap Allah. Karena Sang

Pencipta adalah sumber dari segala kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk

berpijak di dunia ini. Spiritualitas Kristen memberikan daya kekuatan untuk

semakin berani untuk hidup di dunia yang penuh dengan tantangan dimana

manusia harus memperjuangkan keadilan yang mana selalu dicari oleh banyak

orang. Semua itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terbuka atas segala

Page 19: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

18

tindakan yang selalu dilakukan dalan memperjuangkan keadilan. Serta tidak ada

pamrih yang diharapkan kecuali suatu pencapaian sebuah konsep kemanusiaan

yang mendapatkan kedamaian yang adil.

Konsep hidup yang ingin mewujudkan suasana umat dengan penuh cinta

kasih, kedamaian serta tolong-menolong dapat terwujud apabila umat manusia

lebih mengenal dan memahami Allah yang Maha Perkasa. Dengan adanya

pemahamanan bahwa manusia tidak lebih dari sekedar makhluk yang diciptakan,

maka akan lahir dan tertanam kehausan akan kasih dan rasa tolong dari orang lain.

Serta menumbuhkan sifat humanisme yakni ingin memuliakan sesama umat

manusia dengan berdasar kepada asas persamaan bahwa manusia di depan Allah

adalah sama.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis sarankan untuk beberapa kalangan

dari penonton sampai peneliti berikutnya.

1. Yang Pertama Untuk Penonton

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis sarankan agar film Soegija

ini jangan hanya dilihat dari segi keagamaanya saja melainkan dari berbagai segi,

terutama dari segi kemanusiaan dan perjuangan. Karena pada dasarnya film ini

adalah film yang bertemakan perjuangan. Dan bukan untuk memegahkan suatu

agama, ras dan golongan. Hanya saja kebetulan sutradara mengangkat film

perjuangan ini dari salah satu tokoh yaitu Mgr. Soegijapranata SJ yang meyakini

agama yang dianutnya adalah agama katolik dan kebetulan juga Mgr

Soegijapranata adalah seorang Uskup.

2. Yang Kedua Untuk Para Kreator Film

Supaya apa yang dilakukan oleh sutradara-sutradara yang lain supaya

lebih banyak membuat film perjuangan yang mengusung unsur kemanusiaan,

ataupun juga bisa mengangkat tokoh Nasional. Sehingga film tidak hanya

mengejar komersial saja melainkan juga untuk memberikan contoh yang baik.

Page 20: PAPER JURNAL ONLINE SPIRITUALITAS KRISTEN DALAM FILM KRISTEN DALAM … · Generasi bangsa Indonesia perlu menelaah tentang sebuah pengorbanan yang tidak mudah dalam mencapai sebuah

19

3. Yang Ketiga Untuk Peneliti Berikutnya

Dikarenakan penelitian ini terfokus pada analisis terhadap spiritualitas

Kristen Mgr. Soegijapranata saja maka peneliti sarankan agar dilakukan penelitian

yang lebih mencakup keseluruhan isi di dalam film soegija ini, dan apakah

memang terbukti film ini bukan film untuk menyebarkan suatu agama tertentu.

Sehingga film ini bertujuan untuk memperbaiki moral anak bangsa yang tergerus

budaya asing penelitian ini bisa menjadi acuan dan melengkapi bahan untuk

dilakukannya penelitian berikutnya. Penulis harapkan pula agar ada penelitian

lainnya dengan metode/pendekatan lainnya yang berbeda pula misalnya memakai

analisis wacana, yang kemungkinan besar akan menghasilkan kesimpulan yang

sangat berbeda pula dari penelitian ini.

Daftar Pustaka Agustian, Ginanjar Ary. 2001. ESQ Emotional Spiritual Quotient. Jakarta: Agra. Banawiratma, J.B. 2012. Pelayanan Spiritualitas 7 Pelayanan. Yogyakarta:

Taman Pustaka Kristen. Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Perdana

Media Group. Eilers, Franz-Josef. 2001. Berkomunikasi Dalam Masyarakat. Flores NTT

Indonesia: Nusa Indah. McQuail, Denis. 1996. Toeri komunikasi massa. Jakarta: Erlangga. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Perdana, Arfan Adhi. 2005. Studi Semiotika terhadap Film “Bingkisan Untuk

Presiden”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Muhammadyah Malang. Malang.

Rahmat, Jalaludin. 2006. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tualeka, Basa Alim. 2012. Nilai Agung Kepemimpinan Spiritual. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.