Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

70
PAPER TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENGELOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pratikum Komputer Dan Administrasi Perpajakan Yang dibina oleh: SRI ZULIARNI,S.Sos.,MBA. , , Oleh: Hendra Saputra 1201112514 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 1 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

description

 

Transcript of Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Page 1: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

PAPER

TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PENGELOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN

TAHUNAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pratikum Komputer Dan Administrasi Perpajakan

Yang dibina oleh:

SRI ZULIARNI,S.Sos.,MBA. , ,

Oleh:

Hendra Saputra

1201112514

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

Oktober 2013

1 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 2: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Paper ini tepat pada

waktunya. Paper ini membahas TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN

PENGELOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN

Dalam penyusunan paper ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang

setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan

untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Pekanbaru,Oktober 2013

Penulis

2 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 3: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

DAFTAR ISI

.Kata Pengantar........................................................................................................................i

.Daftar Isi……………………………………………………................................….......…ii-iii

BAB I.Pendahuluan……………………………………………….........................……….....1

1.1 Latar belakang........................................................................................................1

1.2 Identifikasi masalah.................................................................................................1

1.3 Maksud dan tujuan pembuatan paper.....................................................................2

1.3.1 Maksud pembuatan paper.....................................................................2

1.3.2 Tujuan Paper.........................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI.………………………………………………….........………4

2.1 Pajak......................................................................................................................8

2.1.1 Pengertian Pajak.....................................................................................8

2.1.2 Fungsi Pajak..........................................................................................8

2.1.3 Penggolongan jenis pajak.......................................................................8

2.2 Sistem pemunutan pajak........................................................................................9

2.3 Surat pemberitahuan (SPT)....................................................................................9

2.3.1Pengertian SPT.......................................................................................9

2.3.2 Fungsi SPT.............................................................................................9

2.3.3 Jenis jenis SPT......................................................................................10

2.3.4 Batas waktu penyampaian SPT.............................................................10

2.3.5 Sanksi apabila SPT tidak di sampaikan................................................12

2.4 Batas waktu penyampaian SPT............................................................................14

2.5 Prosedur penyampaian SPT.................................................................................14

3 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 4: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

BABIII PEMBAHASAN.............................................................................................16

3.1 Penyampaian SPT tahunan WP badan........................................................16

3.1.1 Tempat penyampaian SPT.............................................................16

3.1.2 Cara Pengisian SPT Tahunan WP badan.......................................16

3.1.3 Syarat perpanjangan waktu penyampaian SPT tahunan................17

3.2 Pengolahan SPT tahunan WP badan.............................................................18

3.3 Penata berkasan dan pengarsipan SPT tahunan.............................................18

3.4 Fasilitas internet dalam penyampaian SPT tahunan atas WP badan kantor

Pelayanan Pajak..............................................................................................19

3.5 Fasilias yang di sediakan oleh kantor pelayanan pajak dalam penyampaian

SPT tahunan WP badan...................................................................................19

3.6 Perubahan dalam tata cara penerimaan dan pengelolahan surat pemberitahuan

Tahunan............................................................................................................19

3.7 Kriteria SPT lengkap.........................................................................................24

3.8 Petunjuk teknis tata cara penerimaan dan pengelolahan surat pemberitahuan

Tahunan .............................................................................................................24

3.9 Bentuk formulir surat pemberitahuan tahunan wajib paja orang pribadi

Dan wajib pajak badan beserta petunjuk pengisiannya.......................................30

3.10 Tata cara penerimaan dan pengesahan surat pemberitahuan di kantor

Pelayanan pajak berkenaan dengan pengelolahan SPT di pusat pengelolahan

Data.....................................................................................................................35

3.11 Perubahan dalam tata cara penerimaan dan pengelolahan surat pemberitahuan

Tahunan.......................................................................................................41

4 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 5: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

BABIV PENUTUP......................................................................................................45

4.1 Kesimpulan(Opini sendiri)...........................................................................45

4.2 Saran.............................................................................................................48

4.3 Daftar pustaka...............................................................................................50

5 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 6: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah menerbitkan peraturan terbaru terkait dengan

proses penyampaian SPT Tahunan di tahun 2013 ini. Terdapat empat cara penyampaian SPT

Tahunan yang diatur dalam peraturan baru tersebut. Dengan peraturan baru tersebut

harapannya adalah  menjadikan WP lebih mudah dalam proses penyampaian SPTnya

sekaligus mampu memberikan kepastian hukum baik kepada WP maupun DJP. Dengan

demikian SPT yang sudah  disampaikan oleh WP  akan menjadi SPT dengan kategori

lengkap bukan malah menjadi SPT yang masuk dalam kategori SPT  tidak lengkap sehingga

SPT tersebut dianggap tidak disampaikan.

Negara Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan UUD 45 yang menjunjung

tinggi hak dan kewajiban setiap orang. Pajak merupakan wujud dari peran serta masyarakat

dalam mendukung pembangunan maupun perekonomian di Indonesia, sehingga dapat

meningkatkan kesadaran dan rasa tanggung jawab, Peran pajak bagi suatu Negara menjadi

sangat dominan. Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang,

bukan barang. Pajak yang dipungut berdasarkan ketentuan UUD dan aturan pelaksanaannya

tanpa jasa timbal balik dari Negara. Pajak yang digunakan untuk biaya rumah tangga yaitu

pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi. Namun

dalam membayar pajak masih banyak Wajib Pajak yang salah penyetoran, misalnya lebih

bayar ( lb ) atau kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP perlu

diberikan  Surat pemberitahuan ( SPT ) Tahunan  dan perlu diberi himbauan.

Surat pemberitahuan ( SPT ) Tahunan yang dimaksud bertujuan Sebagai sarana wajib

pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan

perundang-undangan perpajakan. Oleh karena itu pengisian SPT tahunan ini disusun untuk

memberikan pedoman yang baik kepada wajib pajak agar dapat mengisi SPT Tahunan

dengan benar, lengkap dan jelas. Wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung dan

menetapkan besarnya jumlah pajak penghasilan yang terutang dalam suatu tahun pajak, serta

menyampaikan dan mempertanggungjawabkan setelah tahun pajak terakhir dengan

menggunakan SPT Tahunan PPh. Apabila masih terdapat pajak yang kurang bayar, maka

harus dilunasi terlebih dahulu sebelum SPT Tahunan PPh tersebut disampaikan ke kantor

pelayanan pajak. Perbaikan administrasi dan penyempurnaan ketentuan perpajakan selalu di

lakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Untuk menyesuaikan dengan

6 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 7: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

ketentuan perpajakan yang berlaku dan agar memberikan kemudahan bagi wajib pajak dalam

mengisi SPT Tahunan. Maka dari itu penulis memilih judul “TINJAUAN ATAS

PELAKSANAAN PENGELOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN”.

1.2     IDENTIFIKASI MASALAH

a. Bagaimana prosedur penyampaian SPT Tahunan  bagi WP Badan di Kantor

Pelayanan Pajak

b. Bagaimana pengolahan SPT Tahunan bagi WP Badan di Kantor Pelayanan Pajak

c. Bagaimana Penataberkasan dan Pengarsipan SPT Tahunan bagi WP Badan di Kantor

Pelayanan Pajak

d. Bagaimana fasilitas internet dalam penyampaian SPT Tahunan bagi WP Badan di

Kantor Pelayanan Pajak

e. Bagaimana fasilitas CD yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam

penyampaian SPT Tahunan WP Badan

f. Bagaimana Perubahan dalam Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan

g. Bagaimana Kriteria SPT lengkap

h. Bagaimana Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan

i. Bagaimana Bentuk formulir surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi

dan wajib pajak badan beserta petunjuk pengisiannya

j. Bagaimana tata cara penerimaan dan pengemasan surat pemberitahuan di kantor

pelayanan pajak berkenaan dengan pengolahan SPT di pusat pengolahan data

k. Bagaimana Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan

mengalami sejumlah perubahan

1.3     MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN PAPER

1.3.1 Maksud Pembuatan Paper

Sebagai Salah satu Tugas matakuliah PRAKTIKUM KOMPUTER dan

ADMINISTRASI PERPAJAKAN. Serta untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan bidangnya di dunia kerja dan membandingkan antara teori

dengan praktek dengan dunia usaha.

1.3.2 Tujuan Paper

7 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 8: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

a. Untuk mengetahui prosedur penyampaian SPT Tahunan  bagi WP Badan di Kantor

Pelayanan Pajak

b. Untuk mengetahui pengolahan SPT Tahunan bagi WP Badan di Kantor Pelayanan

Pajak

c. Untuk menegetahui Penataberkasan dan Pengarsipan SPT Tahunan bagi WP Badan di

Kantor Pelayanan Pajak

d. Untuk mengetahui fasilitas internet dalam penyampaian SPT Tahunan bagi WP Badan

di Kantor Pelayanan Pajak

e. Untuk mengetahui fasilitas CD yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam

penyampaian SPT Tahunan WP Badan

f. Untuk mengetahui Perubahan dalam Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan

g. Untuk mengetahui Kriteria SPT lengkap

h. Untuk mengetahui Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan

i. Untuk mengetahui Bentuk formulir surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang

pribadi dan wajib pajak badan beserta petunjuk pengisiannya

j. Untuk mengetahui tata cara penerimaan dan pengemasan surat pemberitahuan di

kantor pelayanan pajak berkenaan dengan pengolahan SPT di pusat pengolahan data

k. Untuk mengetahui Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

Tahunan mengalami sejumlah perubahan

8 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 9: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1     Pajak

2.1.1  Pengertian Pajak

Dibawah ini adalah beberapa pengertian pajak menurut para ahli, diantaranya:

Pengertian Pajak Menurut P.J.A Adriani ( Guru Besar Hukum Pajak pada Univ. Amsterdam )

Pajak adalah Iuran kepada Negara ( yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang

langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan.

Pengertian Pajak menurut. Rochmat Soemitro : Pajak adalah Iuran rakyat pada kas

Negara ( peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah ) Berdasarkan

Undang-undang ( dapat dipaksakan ) dengan tiada mendapatkan jasa timbal ( tegen prestosi ),

yang langsung dapat di tunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Dari beberapa pengertian pajak menurut para ahli diatas, maka pengertian pajak

secara umum adalah pembayaran berupa uang kepada pembendaharaan negara atau daerah,

yang dikenakan atas wajib pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan, yang imbalannya dari negara dan daerah yang bersifat umum dan menyeluruh,

dan meskipun nyata namun tidak dapat ditunjukkan serta dipisah-pisahkan secara khas, untuk

masing-masing pembayaran tersebut, namun pemungutannya dapat dipaksakan.

2.1.2 Fungsi Pajak

Dibawah ini adalah  fungsi pajak Menurut Mardiasmo, dalam buku “perpajakan”

( 2002:1 ) yaitu:

1. Fungsi Peneriamaan ( Budgetair )

Pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-

pengeluaran Pemerintah.

2. Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang sosial ekonomi.

2.1.3 Penggolongan Jenis – jenis Pajak

9 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 10: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Dibawah ini penggolongan Jenis – jenis pajak Menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan” yaitu:

1. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan

2. Pajak tidak langsung, yaitu Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain

Contohnya: Pajak pertambahan nilai

2.2 Sistem Pemungutan Pajak

Dibawah ini adalah 3 cara pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan”yaitu:

1. Stelsel nyata ( riel stelsel ) yaitu, pengenaan Pajak didasarkan pada objek (penghasilan

yang nyata ), sehngga pemungutannya baru dapat dilakukan akhir tahun pajak, yakni

setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

2. Stelsel anggapan ( fictieve stelsel ) yaitu, Pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap

sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat

ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

3. Stelsel campuran yaitu, Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu

anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang

sebenarnya.

 

2.3 Surat Pemberitahuan ( SPT )

2.3.1 Pengertian SPT

SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban

yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.3.2. Fungsi SPT

Fungsi SPT adalah :

-  Bagi WP Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan untuk

melaporkan tentang :

10 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 11: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

a.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui

pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 ( satu ) tahun pajak atau bagian tahun pajak.

b.         Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

c.         Harta dan kewajiban

d.        Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan

pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 ( satu ) Masa Pajak, yang ditentukan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

-  Bagi PKP adalah sebagai saran untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang

sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

a.         Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

b.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau

melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

-  Bagi Pemotong atau Pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

2.3.3 Jenis-Jenis SPT

a. Surat Pemberitahuan Masa, adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat Pemberitahuan Tahunan, adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau

Bagian Tahun Pajak.

 2.3.4 Batas Waktu Penyampaian SPT

a. SPT Masa

Jenis Pajak Yang Menyampaikan Batas Waktu

Penyampaian

PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal Tanggal 20 Bulan

11 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 12: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

21 Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Impor  PPN

dan PPnBM Impor

Direktorat Bea dan

Cukai

14 hari setelah

berakhirnya Masa

Pajak

PPh Pasal 22 Impor, PPn dan

PPnBM atas Impor ( DJBC )

Direktorat Bea dan

Cukai

7 hari setelah batas

waktu penyetoran

Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Bendaharawan Bendaharawan Tanggal 14 bulan

takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Bahan Bakar Pertamina 20 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPh Pasal 22 Pemungutan

Oleh Badan tertentu

Pemungut Pajak 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal

23

Tanggal 20 bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berikutnya

PPh Pasal 25 Wajib Pajak Yang

Mempunyai NPWP

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal

26

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPN dan PPnbM PKP Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM

Bendaharawan

Bendaharawan

Pemerintah

14 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM selain Selain Bendaharawan 20 hari setelah Masa

12 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 13: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Bendaharawan Pajak berakhir

 

b. SPT Tahunan

- WP Badan ; Paling Lambat Tanggal 30 April.

- WP Pribadi ; Paling Lambat Tanggal 31 Maret.

2.3.5 Sanksi apabila SPT tidak disampaikan

•   Denda Administrasi :

a. SPT Masa :

- PPN                            = Rp    500.000,00

- Non PPN                     = Rp    100.000,00

b. SPT Tahunan :

- Badan                          = Rp. 1.000.000,00

- OP                                = Rp.    100.000,00

c. Denda sebesar 2% dari DPP, jika :

- pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

- PKP tetapi tidak membuat FP

- PKP membuat FP tetapi tidak lengkap

- PKP membuat FP tetapi tidak tepat waktu

d.  Denda 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar dalam hal WP dilakukan tindakan

penyidikan pengungkapan ketidakbenaran perbuatannya

13 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 14: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

e.  Denda 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar, atau yang tidak seharusnya

dikembalikan dalam hal terjadi penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

atas persetujuan MENKEU untuk kepentingan penerimaan negara.

• Sanksi Bunga = 2% x jumlah bulan dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai

dengan tanggal pembayaran kekurangan pajak dan akibat pembetulan tersebut.

•   Denda Kenaikan

a.       SPT tidak disampaikan pada waktunya walaupun telah ditegur secara tertulis dan tidak

juga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran. Dirjen Pajak

dapat menerbitkan SKPKB dengan sanksi kenaikan 50% dari pajak yang kurang bayar dalam

satu tahun pajak untuk PPh yang harus disetor sendiri dan 100% PPh pemotong dan

pemungutan PPN

b.      WP yang berkewajiban melakukan pemungutan atau pemotongan PPh pasal 21/23/26

atau PPN namun tidak melakukan pemotongan, melakukan pemotongan namun kurang, tidak

menyetorkan pemotongan yang telah dilakukan maka dikenakan sanksi kenaikan 100%

dalam hak WP tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat

teguran.

c.       Berdasarkan pemerikasaan PPN/PPnBM tidak seharusnya dikompensasikan kelebihan

pajaknya , dikenakan sanksi 100%

d.      WP karena kealfaannya sehingga menimbulkan kerugian pendapatan negara tidak

dikenakan sanksi pidana, melainkan sanksi administrasi kenaikan sebesar 200%.

 

•   Pidana ; Jika WP melakukan perbuatan tidak benar dibidang perpajakan maka kepadanya

tidak akan dilakukan penyidikan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.    Atas kemauan sendiri WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya.

b.    Belum dilakukan tindakan penyelidikan.

14 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 15: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

c.    Ketidakbenaran perbuatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kealfaan Pasal 38,

yaitu alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar ( ada

indikasi penyelundupan ).

d.   Bersedia melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang

beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2x jumlah pajak yang harus dibayar.

 2.4 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan

Jenis Pajak Yang

menyampaikan

Pajak

Batas Waktu Penyampaian

SPT

Tahunan

 

Wajib Pajak yang

mempunyai NPWP

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir tahin pajak

(biasanya tanggal 31 maret

Tahun berikutnya)

PPh Pasal 21

Tahunan

Pemotong PPh Pasal

21

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir Tahun Pajak

2.5 Prosedur Penyampaian SPT

a. SPT Tahunan di cetak oleh kantor Direktorat Jendral Pajak ( DJP ), lalu disalurkan

keseluruh Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia untuk kemudian di sampaikan kepada

para Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP.

b. Setiap Wajib Pajak  yang telah memiliki NPWP wajib mendapat SPT Tahunan dengan

mengambil sendiri blanko SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk di isi

dengan lengkap, benar dan jelas.

c. Setelah di isi dengan lengkap, benar dan jelas maka blanko SPT Tahunan tersebut

dikembalikan lagi ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diserahkan ke bagian pelayanan untuk

diteliti kelengkapannya agar tidak terjadi kesalahfahaman mengenai pembayaran pajak.

d. Setelah diteliti oleh bagian pelayanan, maka SPT Tahunan diserahkan kebagian

Pemeriksaan Data dan Informasi ( PDI ) untuk direkam. Apabila pada saat perekaman terjadi

kesalahan, misalnya kurang bayar ( kb ), lebih bayar ( lb ) diperlukan pemeriksaan, untuk

memeriksa kesalahan tersebut maka SPT Tahunan diserahkan ke bagian Pengawasan dan

15 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 16: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

konsultasi ( waskon ) 1 sampai waskon 1V atau menurut wilayah tempat si Wajib Pajak

tinggal.

e. Bagian pengawasan dan konsultasi ( waskon ) akan memeriksa kesalahan tersebut, Apabila

setelah diperiksa terjadi kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak akan dipanggil untuk

diberikan himbauan dan diberikan SKPKB ( surat ketetapan kurang bayar ) dan Wajib Pajak

harus membayar kepada Kantor Pelayanan Pajak, Tapi apabila lebih bayar ( lb ) maka Wajib

Pajak akan diberikan restitusi atau uang milik Wajib Pajak akan dikembalikan ( konpensasi )

juga dapat diberikan restitusi.

f. Setelah selesai diteliti, diperiksa dan direkam maka blanko SPT di arsipkan oleh KPP

sebagai bukti apabila suatu saat dibutuhkan.

16 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 17: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Penyampaian SPT Tahunan WP Badan

3.1.1 Tempat Pengambilan SPT

SPT Tahunan dapat diambil di:

a.     Kantor Pelayanan Pajak

b.    Kantor Penyuluhan Pajak atau

c.     Tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak

3.1.2 Cara Pengisian SPT Tahunan WP Badan

Dibawah ini adalah cara pengisian SPT, agar SPT Tahunan dapat dengan mudah diisi dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.    Isilah SPT Tahunan berdasarkan keadaan yang sebenarnya

2.    Sebelum mengisi Induk SPT, isi dulu lampiran-lampirannya.

Urutan pengisian formulir lampiran yaitu:

a.    Isilah formulir 1721-A1, lalu mengisi formulir 1721-A

b.    Isilah formulir 1721-C, kemudian mengisi formulir 1721-B

c.    Isilah formulir induk SPT 1721.

 

3.    Beri tanda tangan pada induk SPT dan pada formulir 1721-A sebelum SPT Tahunan

disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Penyuluhan Pajak.

17 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 18: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

4.    SPT Tahunan beserta lamprannya diisi dalam beberapa rangkap, yaitu:

Kode Formulir Jumlah Rangkap

1721 2

1721-A 2

1721-A1 3

1721-B 2

1721-C 2

 

Lembar ke-1 untuk KPP

Lembar ke-2 untuk arsip pemotong pajak

Lembar ke-3 untuk Pegawai yang bersangkutan

5.    Melampirkan suatu daftar khusus yang bentuknya sama dengan formulir 1721-A yang

memuat nama pegawai tidak tetap/penerima upah, jumlah penghasilan bruto, dan PPh pasal

21 yang terutang.

3.1.3 Syarat Perpanjangan Waktu Penyampaian SPT Tahunan

Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama enam 

bulan. Permohonan diajukan secara tertulis menggunakan Formulir 1721-Y ke Kantor

Pelayanan Pajak  dengan syarat sebagai berikut:

1.    Permohonan diajukan sebelum batas waktu penyampaian SPT, dengan menyebutkan

alasan-alasannya

2.    Menyampaikan perhitungan sementara PPh pasal 21 yang terutang

3.    Melampirkan bukti pelunasan atau kekurangan penyetoran yang terutang.

 

18 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 19: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

3.2 Pengolahan SPT Tahunan WP Badan

Pengolahan SPT meliputi :

a. Seksi pelayanan menerima berkas SPT

b.  Penilaian SPT yang bertujuan memperoleh keyakinan bahwa WP telah menyampaikan

SPT dengan lengkap.

c.  SPT diteliti oleh petugas peneliti ( ada tim peneliti yang ditugaskan oleh notaris kepala

kantor sehingga terbentuk jadwal peneliti.

d.  SPT dikirim ke seksi PDI untuk dilakukan perekaman.

Editing SPT bertujuan untuk :

1.    membetulkan : salah tulis, salah hitung, salah penerapan PTKP, dan salah penerapan tarif

2.    meneliti ketepatan penyampaian SPT

3.    meneliti ketepatan pembayaran atau penyetoran pajak terutang

4.    meneliti kelengkapan pengisian  kolom-kolom SPT

5.    mencocokkan angka-angka dalam SPT induk dengan angka-angka yang tercantum dalam

lampirannya untuk mempersiapkan perekaman

Perekaman SPT yang bertujuan untuk menyimpan data SPT yang diperlukan dalam sistem

informasi perpajakan ( SIP )

 

3.3 Penataberkasan dan Pengarsipan SPT Tahunan

1.  SPT dikumpulkan ke dalam rumah berkas

2.  SPT dimasukan ke masing-masing bagiannya

 

19 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 20: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

3.4     Fasilitas internet dalam penyampaian SPT Tahunan atas WP Badan di Kantor

Pelayanan Pajak

– E-felling

Adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan perpanjangan SPT

Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara on-line yang real time melalui penyedia

jasa aplikasi atau Aplication Service Provider (ASP). Fasilitas ini disediakan di Kantor

Pelayanan Pajak tentunya dengan fasilitas provider tertentu yang dijuk oleh pihak KPP.

Biasanya yang menggunakan fasilitas E-felling adalah WP Badan yang penghasilan nettonya

diatas Rp. 1.800.000.000. Berikut prosedur e-filling Wp datang ke KPP untuk meminta izin

registrasi E-felling

Kantor Pelayanan Pajak

Setelah mendapatkan nomor registrasi, WP wajib melaporkan SPTnya sebelum batas waktu

penyampaian.

3.5     Fasilitas CD yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam Penyampaian

SPT Tahunan WP Badan.

* e-SPT Lengkap adalah SPT sebagaimana dimaksud yang semua elemen SPT induk dan

lampirannya telah diisi dengan langkap dan dapat diproses dalam Sistem Informasi

Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak, dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus,s erta

keterangan dan/atau dokumen lain yang tidak dapat disampaiakan secara elektronik. WP

datang ke Kantor Pelayanan Pajak, menemui WASKON yang bertugas sesuai dengan

wilayah kerja WP, untuk meminta e-SPT, kemudian WP mengisi formulir tersebut lalu WP

datang kembali ke KPP yang bersangkutan untuk menyerahkan SPT serta meminta bukti

pembayaran SPT

3.6 Perubahan dalam Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

Tahunan

Mekanisme pelaporan pajak  dilakukan oleh Wajib Pajak melalui Surat Pemberitahuan.

Fungsi SPT adalah sebagai sarana bagi Wajib Pajak untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu,

20 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 21: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

dengan SPT dapat dilaporkan juga pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri

maupun yang melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau

bagian tahun pajak.

Pada akhir tahun 2012, telah diterbitkan peraturan baru oleh DJP (Direktorat Jenderal Pajak)

terkait cara WP menyampaikan SPT Tahunannya. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-26/PJ/2012 yang berlaku sejak 1 Januari 2013 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Nomor SE-55/PJ/2012 sebagai petunjuk teknisnya yang juga mulai berlaku sama, telah

mencabut peraturan sebelumnya sehingga membawa konsekuensi baru dalam tata cara

penyampaian SPT Tahunan di tahun 2013 ini.

Terdapat empat cara penyampaian SPT Tahunan dalam tahun 2013 ini, yaitu:

1.  Secara Langsung

     Penyampaian SPT Tahunan secara langsung ini dapat dilakukan dengan melalui:

a. Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), yaitu:

Penyampaian SPT Tahunan harus disampaikan melalui TPT di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP)  tempat dimana WP terdaftar dalam hal : 

i.  

i. SPT Tahunan Lebih Bayar (LB);

ii. SPT Tahunan Pembetulan;

iii. SPT Tahunan yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian SPT;

dan/atau

iv. SPT Tahunan dalam bentuk e-SPT

     b.  Melalui Pojok Pajak, Mobil Pajak, Drop Box dimana saja yang disediakan oleh

Direktorat Jenderal Pajak

SPT yang dapat disampaikan melalui media ini adalah empat kriteria di luar SPT pada huruf

a  diatas. Jadi, apabila Wajib Pajak tetap akan menyampaikan SPT Tahunan dengan empat

kriteria huruf a tersebut diatas, maka petugas penerima SPT berhak bahkan terdapat aturan

harus menolaknya.

21 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 22: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Penyampaian SPT Tahunan secara langsung dilakukan tidak dalam amplop atau kemasan

lainnya. Dengan demikian SPT yang disampaikan melalui mekanisme ini harus dalam

keadaan terbuka. Jika SPT Tahunan disampaikan dalam keadaan tertutup amplop atau

kemasan lain maka petugas penerima SPT diperbolehkan membuka amplop atau kemasan

tertutup tersebut.

Dalam hal  SPT Tahunan yang diterima secara langsung ini merupakan SPT Tahunan Wajib

Pajak yang terdaftar di KPP penerima SPT tersebut,  maka petugas penerima akan melakukan

penelitian kelengkapan SPT Tahunan tersebut. Penelitian kelengkapan SPT adalah kegiatan

yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian SPT Tahunan dan lampiran-

lampirannya serta kelengkapan lampiran yang diisyaratkan. Apabila SPT tersebut dinyatakan

lengkap, maka WP akan mendapatkan tanda terima SPT, sedangkan terhadap SPT yang tidak

lengkap maka akan dikembalikan kepada Wajib Pajak disertai dengan lembar penelitian SPT

Tahunan.

Sedangkan untuk SPT Tahunan yang disampaikan secara langsung tetapi merupakan SPT

Tahunan WP yang tidak terdaftar di KPP Penerima tersebut (terdaftar di KPP Lain) maka

SPT tersebut akan langsung diterima tanpa melalui proses penelitian kelengkapan SPT.

2.  Dikirim melalui pos dengan bukti pengiriman surat ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) tempat WP terdaftar

Penyampaian SPT Tahunan melalui pos dilakukan dalam amplop tertutup yang telah dilekati

lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi data sebagai berikut:  

a. Nama Wajib Pajak

b. Nomor Pokok Wajib  Pajak

c. Tahun Pajak

d. Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar)

e. Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke- ...)

f. Perubahan Data (Ada/Tidak Ada)

g. Nomor Telepon

h. Pernyataan

i. Tanda Tangan WP

22 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 23: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Apabila ternyata terdapat perubahan data pada diri Wajib Pajak, maka Wajib Pajak harus

mengisi dan melampirkan perubahan dan identitas Wajib Pajak.

3.  Dikirim melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman

surat ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)  tempat WP terdaftar

Penyampaian SPT Tahunan melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir ini dilakukan

dalam amplop tertutup yang telah dilekati lembar informasi amplop SPT Tahunan yang berisi

data sebagai berikut: 

1.  

a. Nama Wajib Pajak

b. NPWP

c. Tahun Pajak

d. Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar)

e. Jenis SPT (SPT Tahunan/SPT Tahunan Pembetulan Ke- ...)

f. Perubahan Data (Ada/Tidak Ada)

g. Nomor Telepon

h. Pernyataan

i. Tanda Tangan WP

Apabila ternyata terdapat perubahan data pada diri Wajib Pajak, maka Wajib Pajak harus

mengisi dan melampirkan perubahan dan identitas Wajib Pajak.

4.  E-filling melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia

Jasa Aplikasi atau ASP (Application Service Provider).

E-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan secara elektronik yang dilakukan

secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jenderal Pajak

(www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau ASP (Application Service Provider).

Untuk saat ini fasilitas e-Filing melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)

diberikan hanya untuk 2 jenis SPT saja, yaitu:

       a.  SPT Tahunan OP Formulir 1770S

23 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 24: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Yaitu bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja, dari

dalam negeri lainnya, dan/atau yang dikenakan pajak penghasilan final dan/atau bersifat

final).

b.  SPT Tahunan OP Formulir 1770SS

Yaitu bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi kerja dengan

jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta

rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga

bank dan/atau bunga koperasi.

Untuk jenis SPT lainnya dapat dilaporkan melalui Penyedia Jasa Aplikasi/ASP (Application

Service Provider) yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak, antara lain seperti:

http://www.pajakku.com

http://www.laporpajak.com

http://www.layananpajak.com

http://www.spt.co.id

Menurut Direktorat Jenderal Pajak, kelebihan yang didapat WP apabila menyampaikan SPT

melalui mekanisme ini adalah:

1. Penyampaian SPT dapat dilakukan dengan cepat, aman, dengan waktu kapan saja

2. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT.

3. Penghitungan SPT dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer.

4. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard.

5. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT.

6. Ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas.

7. Dokumen pelengkap (Fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SSP

Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, Perhitungan PPh terutang bagi Wajib

Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti

Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui

Account Representative (AR).

24 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 25: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

3.7 Kriteria SPT lengkap

SPT Tahunan dikatakan lengkap apabila semua elemen SPT Induk dan lampirannya

telah diisi dengan lengkap, SPT Induk telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya,

telah dilengkapi dengan lampiran khusus, keterangan dan/atau dokumen yang diisyaratkan,

serta dalam hal e-SPT Tahunan maka dapat diproses dalam Sistem Informasi Perpajakan di

Direktorat Jenderal Pajak.

Terhadap semua SPT yang telah disampaikan, apabila berdasarkan perekaman masih

diketemukan ketidaklengkapan secara formal, maka Surat Permintaan Kelengkapan Formal

SPT Tahunan akan dikirim kepada WP. Apabila dalam jangka waktu permintaan

penyampaian kelengkapan formal SPT tersebut terlewati dan WP tetap tidak

menyampaikannnya, maka SPT Tahunan dianggap tidak disampaikan.

3.8 Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

Tahunan

Detail

Nomor:

SE - 2/PJ/2011

Tanggal Terbit:

Mon, 10/01/2011

Surat Edaran

 

Nomor : SE - 2/PJ/2011

Hal : Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan

Direktur Jenderal Pajak,

Sehubungan dengan pelaksanaan tata cara penerimaan dan pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-

19/PJ/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-1/PJ/2010, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

25 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 26: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

I.         Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam menyampaikan

Surat Pemberitahuan

Tahunan, perlu diatur petunjuk teknis tata cara penerimaan dan pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan.

II.       Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan:

1.       Surat Pemberitahuan Tahunan yang selanjutnya disebut dengan SPT Tahunan adalah

Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang meliputi SPT

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770

SS), SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT 1771 dan SPT 1771/$),

termasuk SPT Tahunan Pembetulan.

2.       SPT Tahunan Elektronik yang selanjutnya disebut dengan e-SPT Tahunan adalah data

SPT Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 1 dalam bentuk elektronik yang dibuat

oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak.

3.       SPT Lengkap adalah SPT yang semua elemen SPT Induk dan lampirannya telah diisi

dengan lengkap, SPT Induk telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya, dan telah

dilengkapi dengan lampiran khusus, serta keterangan dan/atau dokumen yang disyaratkan.

4.       e-SPT Lengkap adalah SPT sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang semua elemen

SPT Induk dan lampirannya telah diisi dengan lengkap dan dapat diproses dalam Sistem

Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak, dan telah dilengkapi dengan lampiran

khusus, serta keterangan dan/atau dokumen lain yang tidak dapat disampaikan secara

elektronik.

5. e-Filing adalah suatu cara penyampaian SPT atau Pemberitahuan Perpanjangan SPT

Tahunan yang dilakukan secara on-line yang real time melalui website

26 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 27: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Direktorat Jenderal Pajak  (www.pajak.go.id) atau penyedia Jasa Aplikasi atau Application

Service Provider (ASP).

6.       Tempat Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut dengan TPT adalah tempat

pelayanan perpajakan yang terintegrasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) termasuk Kantor

Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) untuk memberikan pelayanan

perpajakan.

7.       Pojok Pajak/Mobil Pajak/Tempat Khusus Penerimaan SPT Tahunan (Drop Box) adalah

tempat  lain yang dapat digunakan untuk menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan.

8.       Media Eletronik adalah sarana penyimpan data digital yang dapat dibaca oleh Sistem

Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak.

9.       Tanda Terima SPT adalah tanda bukti penerimaan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang

diberikan petugas kepada Wajib Pajak.

10.   Pengolahan SPT adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penelitian SPT dan

perekaman SPT.

11.   Penelitian SPT atau e-SPT adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan

pengisian SPT Tahunan atau e-SPT Tahunan dan lampiran-lampirannya serta kelengkapan

lampiran yang disyaratkan dan penilaian tentang kebenaran penulisan dan perhitungannya

termasuk menerbitkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan apabila SPT yang

diterima tidak lengkap.

12.   Validasi adalah kegiatan penelitian kebenaran data/informasi atas SPT Tahunan yang

disampaikan dengan menggunakan aplikasi e-SPT.

13.   Perekaman SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan semua

unsur SPT ke dalam basis data perpajakan dengan cara antara lain merekam, uploading,

dan/atau  memindai (scanning).

14.   Loading adalah kegiatan memindahkan data/informasi digital dari media

elektronik/jaringan komunikasi data ke Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat Jenderal

Pajak

27 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 28: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

III.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1.       Drop Box ditempatkan di KPP, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau tempat-tempat

tertentu lainnya.

2.       Setiap Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan melalui

TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box di mana saja.

3.       Petugas TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box menerima amplop tertutup yang

berisi SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak, termasuk dari Wajib Pajak yang tidak

terdaftar di wilayah kerja KPP dimana TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box tersebut

berada, dan langsung memberikan Tanda Terima SPT kepada Wajib Pajak tanpa didahului

penelitian atas kelengkapan SPT.

4.       KPP wajib mengirimkan SPT Wajib Pajak yang tidak terdaftar pada KPP tersebut

kepada KPP tempat Wajib Pajak terdaftar, paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh)

hari sejak SPT diterima, kecuali untuk SPT Lebih Bayar (LB) paling lambat dalam jangka

waktu 3 (tiga) hari sejak SPT diterima.

5.       KPP melakukan penelitian atas kelengkapan SPT paling lama dalam jangka waktu 2

(dua) bulan setelah SPT diterima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan

Direktur  Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2010, kecuali untuk SPT Lebih Bayar (LB) dalam

jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja.

6.       Apabila berdasarkan hasil penelitian SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dinyatakan tidak

lengkap, terhadap Wajib Pajak dikirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-

SPT Tahunan sebagaimana dimaksud pada Lampiran II.6.a, Lampiran II.6.b, Lampiran II.6.c,

Lampiran II.6.d dan Lampiran II.6.e.

7.       Atas permintaan kelengkapan SPT tersebut, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak

tanggal Surat Permintaan Kelengkapan SPT, Wajib Pajak wajib menyampaikan kelengkapan

SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar.

8.       Apabila sampai batas waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat Permintaan

Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan telah terlampaui dan Wajib Pajak belum

28 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 29: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

menyampaikan kelengkapan SPT, maka SPT dianggap tidak disampaikan dan kepada Wajib

Pajak dikirimkan Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak Disampaikan sebagaimana

dimaksud pada Lampiran II.7.

9.       Jangka waktu perekaman SPT ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak SPT Lebih

Bayar (LB) diterima lengkap atau 3 (tiga) bulan sejak SPT Kurang Bayar (KB)/Nihil (N)

diterima lengkap.

10.   Pegawai yang ditunjuk sebagai Petugas Penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil

Pajak/Drop Box wajib menggunakan tanda pengenal pegawai yang sah.

11.   KPP menyiapkan Tanda Terima sebagaimana diatur dalam Lampiran II.1 sesuai dengan

kebutuhan.

12.   Ketentuan penomoran Tanda Terima sebagai berikut:

a.       Nomor ditentukan terlebih dahulu (prenumbered).

b.       Nomor terdiri dari 13 digit dengan dengan format : aaa-bb-cccccccc.

aaa : Kode KPP

bb : Kode Unit Penerima SPT di masing-masing KPP (TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop

Box

cccccccc : Nomor urut Tanda Terima di setiap unit penerima SPT.

c.       Kepala KPP menetapkan Kode Unit Penerima SPT dengan Surat Keputusan Kepala

KPP

d.       Sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2010,

penomoran Tanda Terima dimulai dari aaa-bb-00000001. Selanjutnya, pada saat pergantian

tahun penomoran tanda terima dimulai kembali dari aaa-bb-00000001.

e.       Kepala Seksi Pelayanan membagi penjatahan nomor Tanda Terima di setiap unit

Penerima SPT.

f.         Kepala Seksi Pelayanan melakukan pengawasan penggunaan nomor Tanda Terima.

29 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 30: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

g.       Dalam rangka tertib administrasi penomoran Tanda Terima SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan melalui Mobil Pajak, Kepala Kantor Wilayah dapat menugaskan Kepala KPP di

wilayah kerjanya sebagai penanggung jawab Mobil Pajak selama masa penerimaan SPT

Tahunan.

13.   Jadwal pelayanan dan lokasi Drop Box ditetapkan oleh Kepala KPP sebagai

Penanggung Jawab Drop Box/Pojok Pajak dengan berkoordinasi dengan Kepala Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

14.   Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak menyampaikan jadwal dan lokasi

Drop Box/pojok pajak di wilayah kerjanya kepada Direktur Penyuluhan Pelayanan dan

Hubungan Masyarakat untuk diinformasikan kepada petugas Kring Pajak dan di-upload pada

website www.pajak.go.id

15.   Untuk mengantisipasi beban puncak, dengan mempertimbangkan beban kerja, Kepala

KPP dapat membentuk tim atau satuan petugas (satgas) penerimaan dan pengolahan SPT

Tahunan dengan Surat Keputusan Kepala KPP. Prosedur yang dapat disatgaskan yaitu

prosedur yang dilakukan oleh:

a.       Petugas Penerima SPT;

b.       Pelaksana TPT;

c.       Pelaksana Seksi Pelayanan;

d.       Pelaksana Seksi PDI.

16.   Kepala KPP memprioritaskan pengiriman dan pengolahan SPT Lebih Bayar (LB)

terlebih dahulu.

IV.    Lampiran-lampiran :

1.       Tata cara pendistribusian Tanda Terima SPT Tahunan diatur dalam Lampiran I.

2.       Tata cara penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan diatur dalam Lampiran II.

3.       Tata cara perekaman SPT Tahunan diatur dalam Lampiran III.

Para Kepala Kantor Wilayah agar mengawasi pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak tersebut di atas dan agar melakukan sosialisasi kepada para Wajib Pajak di lingkungan

wilayah kerja masing-masing.

30 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 31: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 10 Januari 2011

Direktur Jenderal,

ttd.

Mochamad Tjiptardjo

NIP 1951042811975121002

Tembusan :

1.       Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;

2.       Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;

3.       Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

3.9 Bentuk formulir surat pemberitahuan tahunan wajib pajak orang pribadi dan

wajib pajak badan beserta petunjuk pengisiannya

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER - 34/PJ/2010

TENTANG

BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI DAN WAJIB PAJAK BADAN BESERTA PETUNJUK PENGISIANNYA

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Menimbang :

31 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 32: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Menteri Keuangan Nomor

181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan, serta Tata Cara

Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat Pemberitahuan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009,

perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Bentuk Formulir Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak

Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4999);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4893);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Surat

Pemberitahuan, Serta Tata Cara Pengambilan, Pengisian, Penandatanganan, dan

Penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009;

4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2009 tentang Tata Cara

Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-1/PJ/2010;

5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-214/PJ./2001 tentang Keterangan dan

atau Dokumen Lain yang Harus Dilampirkan;

6. MEMUTUSKAN:

32 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 33: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

7.

Menetapkan :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT

PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DAN WAJIB PAJAK BADAN BESERTA PETUNJUK PENGISIANNYA.

8. Pasal 1

(1) Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Orang Pribadi (Formulir 1770 dan Lampiran-Lampirannya) bagi Wajib Pajak yang

mempunyai penghasilan:

a.dari usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan pembukuan atau Norma

Penghitungan Penghasilan Neto;

b. dari satu atau lebih pemberi kerja;

c. yang dikenakan Pajak Penghasilan Final dan atau bersifat Final; dan/atau

d. penghasilan lain,

adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 dan Lampiran-Lampirannya adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal

Pajak ini.

9. Pasal 2

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sederhana

(Formulir 1770 S dan Lampiran-Lampirannya) bagi Wajib Pajak yang mempunyai

penghasilan:

a.dari satu atau lebih pemberi kerja;

b. dari dalam negeri lainnya; dan/atau

33 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 34: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

c. yang dikenakan Pajak Penghasilan final dan/atau bersifat final,

adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Petunjuk Pengisian Formulir 1770 S dan Lampiran-Lampirannya adalah sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal

Pajak ini.

10. Pasal 3

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Sangat

Sederhana (Formulir 1770 SS) bagi Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari

satu pemberi kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai penghasilan

lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga koperasi adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Dalam hal Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan

menggunakan Formulir 1770 SS maka Lampiran Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan

Pasal 21 berupa Bukti Pemotongan 1721 A1 dan/atau 1721 A2 merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Formulir 1770 SS.

11. Pasal 4

(1) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (Formulir 1771 dan

Lampiran-Lampirannya) adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(2) Bentuk Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan bagi Wajib Pajak

yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat

(Formulir 1771/$ dan Lampiran-Lampirannya) adalah sebagaimana tercantum dalam

34 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 35: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Lampiran VII yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.

(3) Petunjuk Pengisian Formulir SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Direktur Jenderal Pajak ini.

12. Pasal 5

13.

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini berlaku,

1. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2009 tentang Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Beserta Petunjuk Pengisiannya

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-66/PJ/2009; dan

2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-39/PJ/2009 tentang Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya

14. tetap berlaku sepanjang digunakan untuk pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan

Tahun Pajak 2009.

15. Pasal 6

16.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan

diberlakukan untuk pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2010

dan seterusny

35 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 36: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

17. Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Juli 2010

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

ttd.

MOCHAMAD TJIPTARDJO

NIP 195104281975121002

3.10 tata cara penerimaan dan pengemasan surat pemberitahuan di kantor

pelayanan pajak berkenaan dengan pengolahan SPT di pusat pengolahan data

I. Pengertian dan Ketentuan Umum

Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini ditetapkan tentang pengertian dan

ketentuan umum dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disebut KPP adalah Kantor Pelayanan

Pajak yang masuk dalam wilayah kerja maupun wilayah uji coba PPDDP sesuai

dengan tahapan implementasi.

2. Surat Pemberitahuan yang selanjutnya disebut SPT meliputi SPT Masa PPN, SPT

Tahunan PPh OP 1770, SPT Tahunan PPh OP 1770 S dan SPT Tahunan PPh OP

1770 SS yang dilakukan proses penerimaan dan pengemasan oleh KPP dan harus

disampaikan ke PPDDP.

3. Penelitian SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai

kelengkapan pengisian SPT dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian

tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

4. Penerimaan SPT adalah serangkaian kegiatan untuk menerima SPT yang

disampaikan Wajib Pajak, menerbitkan Lembar Pengawasan Arus Dokumen

(LPAD) dan Bukti Penerimaan Surat (BPS), meneliti kesesuaian data antara SPT

dengan LPAD serta menyatukannya.

36 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 37: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

5. Pengemasan SPT adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Petugas

pengemas untuk menghitung kembali jumlah lembar SPT, menempel label

barcode pada LPAD, merekam nomor LPAD, dan memindai label barcode dengan

barcode reader dan memasukkan SPT beserta LPAD yang sesuai ke dalam

kemasan (box) serta membuat Daftar Isi Kemasan dengan menggunakan Aplikasi

Pengemasan.

6. KPP harus melakukan penelitian, penerimaan, pengemasan, dan penyampaian

kemasan ke PPDDP atau pengambilan kemasan oleh PPDDP atas SPT yang

ditentukan untuk dilakukan pengolahan di PPDDP.

7. KPP harus melakukan pengemasan dalam jangka waktu paling lambat 10

(sepuluh) hari kerja untuk SPT masa PPN dan 30 (tiga puluh) hari kerja untuk SPT

Tahunan PPh sejak tanggal terima pada BPS/LPAD.

8. KPP tidak diperkenankan untuk melakukan perekaman atas SPT sebagaimana

dimaksud dalam angka romawi I huruf a dan b, kecuali untuk SPT Lebih Bayar

(restitusi).

II. Tata Cara Penelitian, Penerimaan, dan Pengemasan SPT

Dalam rangka mendapatkan SPT yang lengkap dan tertib administrasi serta dapat diolah

di PPDDP dengan keakurasian yang tinggi perlu ditetapkan petunjuk teknis tata cara

penelitian, penerimaan, dan pengemasan SPT dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Untuk SPT Masa PPN

a. Tata cara penelitian dan penerimaan SPT Masa PPN, wajib dilaksanakan

sebagaimana ditetapkan dalam lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

ini;

b. Format Lembar Penelitian SPT Masa PPN ditetapkan sebagaimana dalam

Lampiran II Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini;

c. SPT Masa PPN yang disampaikan langsung, sebelum mencetak BPS/LPAD

Petugas TPT wajib melakukan konfirmasi kepada Wajib Pajak untuk memastikan

kesesuaian antara elemen-elemen BPS/LPAD yang akan dicetak dengan SPT-nya

yang meliputi :

37 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 38: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

1) NPWP

2) Nama

3) Masa Pajak

4) Status pembetulan

d. SPT Masa PPN yang disampaikan tidak langsung, sebelum mencetak BPS/LPAD

Petugas TPT wajib memastikan kesesuaian antara elemen-elemen BPS/LPAD

yang akan dicetak dengan SPT-nya yang meliputi :

1) NPWP

2) Nama

3) Masa Pajak

4) Status pembetulan

2. Untuk SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

a. Tata cara penelitian dan penerimaan SPT Tahunan PPh OP 1770, SPT Tahunan

PPh OP 1770 S dan SPT Tahunan PPh OP 1770 SS wajib dilaksanakan

sebagaimana ditetapkan pada :

1) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-19/PJ/2009 sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor

PER-1/PJ/2010 tanggal 12 Januari 2010 tentang Tata Cara Penerimaan dan

Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan;

2) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-2/PJ/2011 tanggal 10 Januari

2011 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan.

b. Sebelum mencetak BPS/LPAD Petugas TPT wajib memastikan kesesuaian antara

elemen-elemen BPS/LPAD yang akan dicetak dengan SPT-nya yang meliputi :

1) NPWP

38 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 39: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

2) Nama

3) Jenis SPT

4) Tahun Pajak

5) Status pembetulan

3. Terhadap SPT yang sudah dilakukan penelitian dan penerimaan harus dilakukan

proses pengemasan oleh KPP;

4. Tata Cara Pengemasan SPT dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini;

5. Terhadap SPT yang telah dikemas, dilakukan pengiriman kemasan ke PPDDP atau

pengambilan kemasan oleh PPDDP;

6. Tata cara pengambilan kemasan SPT oleh PPDDP dilakukan sesuai dengan SOP

PPDDP Nomor DPC21 - 0003 tentang Tata Cara Pengambilan Kemasan dari KPP;

7. Tata Cara Pengiriman Kemasan SPT oleh KPP ke PPDDP ditetapkan lebih lanjut dalam

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tersendiri.

III. Penyelenggaraan Kelas Pengisian Bersama SPT

KPP menyelenggarakan Kelas Pengisian Bersama SPT, khususnya bagi Wajib Pajak yang

belum memahami pengisian SPT tersebut. Kegiatan ini merupakan bagian dari

penyuluhan yang dilakukan oleh KPP. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

penyelenggaraannya adalah sebagai berikut :

1. Penyelenggaraannya harus dilaksanakan dengan cara :

a. Sederhana, materi penyuluhan disusun dengan sistematika yang sederhana

sehingga mudah dipahami dan mengesankan kepada Wajib Pajak bahwa

pengisian SPT merupakan sesuatu hal yang mudah dilakukan;

b. Komunikatif, penyampaian materi dilakukan dengan menarik dan mudah

dipahami sesuai dengan karakteristik peserta, misalnya dengan

menggunakan simulasi atau mengisi SPT bersama;

39 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 40: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

c. Interaktif, peserta dapat terlibat langsung, melakukan tanya jawab, atau

berinteraksi secara langsung dengan mengisi SPT-nya masing-masing dengan

dibimbing oleh petugas pajak.

2. Penyelenggaraan Kelas Pengisian Bersama SPT dilakukan sebelum jatuh tempo

penyampaian SPT, sehingga Wajib Pajak dapat langsung menyampaikan SPT tersebut

setelah selesai mengikuti kegiatan Kelas Pengisian Bersama SPT.

3. Dalam surat undangan yang disampaikan kepada Wajib Pajak, agar diinformasikan

bahwa Wajib Pajak diminta untuk membawa dokumen/data/catatan yang

dibutuhkan untuk melakukan pengisian SPT pada saat mengikuti Kelas Pengisian

Bersama SPT.

4. Untuk menampung Wajib Pajak lainnya yang tidak menerima surat undangan namun

berminat mengikuti sosialisasi, diinstruksikan agar KPP memasang pengumuman

terbuka perihal "Penyelenggaraan Kelas Pengisian Bersama SPT" guna memberikan

kesempatan bagi mereka untuk mengikuti kelas tersebut.

5. Tata cara penyelenggaraan Kelas Pengisian Bersama SPT dilaksanakan sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran IV Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.

IV. Koordinasi antar unit organisasi terkait

Sebagai upaya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak ini, perlu pengaturan dan koordinasi pada unit organisasi terkait dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Kepala PPDDP berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP dalam rangka

mengawasi pelaksanaan penelitian, penerimaan dan pengemasan SPT serta dapat

membantu kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut dari KPP dalam wilayah kerjanya

sehingga SPT tersebut dapat diproses secara sistematis pada aplikasi PPDDP.

2. Kepala Kantor Wilayah DJP wajib mengawasi pelaksanaan kegiatan Kelas Pengisian

Bersama SPT serta memastikan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung dengan baik

di KPP dalam wilayah kerjanya sehingga SPT tersebut dapat diproses secara

sistematis di PPDDP.

40 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 41: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

3. Kepala Kantor Wilayah DJP menunjuk salah seorang Kepala Bidang sebagai

penanggung jawab kegiatan.

4. Kepala Bidang Penerimaan dan Penyimpanan Dokumen pada PPDDP berkoordinasi

secara berkala dengan Kepala KPP dan salah satu Kepala Bidang yang diberi tugas

oleh Kepala Kanwil DJP sebagai penanggung jawab untuk menyelesaikan masalah

yang ada, agar seluruh SPT dapat diproses secara sistematis di PPDDP.

5. Para Kepala KPP diminta agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh Surat

Edaran ini, serta dapat mensosialisasikan kepada jajaran di bawahnya dengan

sebaik-baiknya.

V. Ketentuan Peralihan

Berkenaan dengan adanya Wajib Pajak yang berpotensi untuk menyampaikan SPT Masa

PPN 1108 serta penanganan SPT Tahunan PPh OP yang menggunakan aplikasi drop box,

perlu dibuat ketentuan peralihan dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-64/PJ/2008 tanggal 4 Nopember 2008

tentang Tata Cara Pengolahan dan Penerimaan SPT Masa PPN 1108 di Kantor

Pelayanan Pajak dan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan

dinyatakan tidak berlaku;

2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-2/PJ/2011 tanggal 10 Januari

2011 tentang Petunjuk Teksnis Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan tetap berlaku untuk SPT Tahunan PPh OP sepanjang

tidak bertentangan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.

3.11 Perubahan dalam Tata Cara Penerimaan Dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan

Pemerintah berusaha untuk meningkatkan layanan kepada Wajib Pajak terkait dengan

penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), salah satunya dengan

mengubah peraturan mengenai Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

41 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 42: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Tahunan.

Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan mengalami sejumlah

perubahan, diantaranya adalah Pasal 2 dan Pasal 7.

Ketentuan pada Pasal 2 dirubah menjadi sebagai berikut:

Pasal 2

SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap apabila:

1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau nama Wajib Pajak tidak dicantumkan dalam SPT

Induk dengan lengkap dan jelas;

2. SPT Induk tidak ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya;

3. SPT Induk ditandatangani oleh kuasa Wajib Pajak tetapi tidak dilampiri dengan Surat

Kuasa Khusus atau SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ditandatangani oleh ahli waris tetapi

tidak dilampiri dengan Surat Keterangan Kematian dari Instansi yang berwenang;

4. Terdapat elemen SPT Induk yang diisi tidak lengkap;

5. SPT Kurang Bayar tetapi tidak dilampiri dengan bukti pelunasan berupa SSP yang sesuai;

6. SPT tidak atau kurang disertai dengan lampiran pada Formulir sebagaimana ditetapkan

pada Lampiran III.1.a. atau III.2.a. atau III.3.a. atau III.4.a pada Peraturan Direktur Jenderal

Pajak ini;

7. SPT/e-SPT tidak atau kurang disertai dengan Lampiran Keterangan dan/atau Dokumen

yang Disyaratkan sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III.1.a s.d. III.4.a atau III.1.b s.d.

III.4.b atau III.1.c s.d. III.4.c pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;

8. Lampiran "Daftar Harta dan Kewajiban Pada Akhir Tahun dan Daftar Susunan Anggota

Keluarga" dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap;

9. Lampiran "Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan Daftar Susunan Pengurus dan

Komisaris" dalam SPT Tahunan PPh Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap;

10. Terdapat Lampiran Khusus sebagaimana ditetapkan pada Lampiran-Lampiran III.1.a s.d.

III.4.a atau III.1.b s.d. III.4.b atau III.1.c s.d. III.4.c pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak

ini yang diisi tidak lengkap;

11. e-SPT yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik, tetapi

hanya menyampaikan SPT Induk hasil cetakan tanpa disertai media elektronik;

12. e-SPT yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik, tetapi

SPT Induk berdasarkan data digitalnya tidak sesuai dengan SPT Induk hasil cetakan yang

42 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 43: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

disampaikan oleh Wajib Pajak;

13. Loading atas e-SPT yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media

elektronik tidak dapat di-load pada aplikasi Sistem Informasi Perpajakan di Direktorat

Jenderal Pajak;

14. e-SPT yang data digitalnya disampaikan dengan menggunakan media elektronik tetapi

elemen-elemen data digitalnya tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap;

15. e-SPT yang data digitalnya disampaikan melalui e-filing tetapi elemen-elemen data

digitalnya tidak diisi atau diisi tetapi tidak lengkap.

Sementara itu, ketentuan Pasal 7 berubah jadi berikut:

Pasal 7

(1) Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;

(2) Tanda Terima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan adalah sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;

(3) Keterangan dan/atau dokumen lain yang disyaratkan sebagai kelengkapan SPT adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III.1.a, Lampiran III.1.b, Lampiran III.1.c,

Lampiran III.2.a, Lampiran III.2.b, Lampiran III.2.c, Lampiran III.3.a, Lampiran III.3.b,

Lampiran III.3.c, Lampiran III.4.a, Lampiran III.4.b dan Lampiran III.4.c Peraturan Direktur

Jenderal Pajak ini.

Berikut ini adalah Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan/e-

SPT Tahunan

1. WP menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). SPT

ini dimasukkan dalam amplop tertutup, yang telah dituliskan Nama WP, NPWP, Tahun

Pajak, dan Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar), nomor telepon yang dapat

dihubungi, kemudian menyerahkannya kepada petugas penerima SPT di Tempat Pelayanan

Terpadu (TPT) atau Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box.

2. Petugas menerima amplot tertutup berisi SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari WP, termasuk

WP yang tidak terdaftar dalam wilayah KPP di mana TPT/Pojok/Pajak/Mobil Pajak/Drop

Box tersebut berada, dan langsung memberikan Tanda Terima SPT kepada WP, tanpa

memeriksa kelengkapan.

3. KPP yang menerima SPT Wajib Pajak selain yang terdaftar di KPP tersebut kemudian

43 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 44: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

mengirimkan SPT Wajib Pajak ke KPP di tempat WP terdaftar dengan menggunakan Surat

Pengiriman SPT per KPP Tempat Wajib Pajak Terdaftar dan melampirkan Daftar Nominatif

Pengiriman SPT paling lambat dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari, kecuali untuk SPT

Lebih Bayar (LB) paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sejak SPT diterima.

4. KPP melakukan penelitian atas kelengkapan SPT paling lama dalam jangka waktu 2 (dua)

bulan setelah SPT diterima sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1), kecuali untuk SPT

Lebih Bayar dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja. Apabila

berdasarkan hasil penelitian SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dinyatakan tidak lengkap,

terhadap Wajib Pajak dikirimkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan.

5. Atas permintaan kelengkapan SPT tersebut, paling lambat 30 hari sejak tanggal Surat

Permintaan Kelengkapan SPT, Wajib Pajak wajib menyampaikan kelengkapan SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan ke KPP dimana Wajib Pajak terdaftar dan menyerahkannya kepada

Petugas TPT.

6. Petugas TPT menerima dan meneliti kelengkapan SPT yang diminta, selanjutnya mencetak

Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan menyerahkannya kepada Wajib Pajak.

7. Apabila sampai batas waktu 30 hari sejak tanggal Surat Permintaan Kelengkapan SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan telah terlampaui dan Wajib Pajak belum menyampaikan

kelengkapan SPT, maka SPT dianggap tidak disampaikan dan kepada Wajib Pajak

dikirimkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa SPT Tahunan/e-SPT Tahunan

dianggap tidak disampaikan.

8. Terhadap SPT yang telah dilakukan penelitian dan dinyatakan lengkap, dilakukan

perekaman SPT Lengkap pada menu penerimaan SPT dan dilanjutkan dengan perekaman

detil SPT pada aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak.

9. Jangka waktu perekaman SPT ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak SPT Lebih

Bayar (LB) diterima lengkap atau 3 (tiga) bulan sejak SPT Kurang Bayar (KB)/Nihil (N)

diterima lengkap

BAB IV

PENUTUP

4.1   KESIMPULAN

44 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 45: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Bersadarkan uaraian yang Saya paparkan diatas disertai dengan data dan informsi yang saya

dapatkan dapat saya simpulkan adalah sebagai berikut:

Penyampaian SPT Tahunan WP Badan

Dibawah ini adalah cara pengisian SPT, agar SPT Tahunan dapat dengan mudah diisi dan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.        Isilah SPT Tahunan berdasarkan keadaan yang sebenarnya

2.        Sebelum mengisi Induk SPT, isi dulu lampiran-lampirannya.

Urutan pengisian formulir lampiran yaitu:

a.         Isilah formulir 1721-A1, lalu mengisi formulir 1721-A

b.        Isilah formulir 1721-C, kemudian mengisi formulir 1721-B

c.    Isilah formulir induk SPT 1721.

Beri tanda tangan pada induk SPT dan pada formulir 1721-A sebelum SPT Tahunan

disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak/Kantor Penyuluhan Pajak.

Pengolahan SPT Tahunan WP Badan

Pengolahan SPT meliputi :

a. Seksi pelayanan menerima berkas SPT

b.  Penilaian SPT yang bertujuan memperoleh keyakinan bahwa WP telah menyampaikan

SPT dengan lengkap.

c.  SPT diteliti oleh petugas peneliti ( ada tim peneliti yang ditugaskan oleh notaris kepala

kantor sehingga terbentuk jadwal peneliti.

d.  SPT dikirim ke seksi PDI untuk dilakukan perekaman.

Penataberkasan dan Pengarsipan SPT Tahunan

45 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 46: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

1.  SPT dikumpulkan ke dalam rumah berkas

2.  SPT dimasukan ke masing-masing bagiannya

Fasilitas internet dalam penyampaian SPT Tahunan atas WP Badan di Kantor

Pelayanan Pajak

– E-felling

Adalah suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian Pemberitahuan perpanjangan SPT

Tahunan secara elektronik yang dilakukan secara on-line yang real time melalui penyedia

jasa aplikasi atau Aplication Service Provider (ASP). Fasilitas ini disediakan di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara tentunya dengan fasilitas provider tertentu yang dijuk

oleh pihak KPP. Biasanya yang menggunakan fasilitas E-felling adalah WP Badan yang

penghasilan nettonya diatas Rp. 1.800.000.000.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara

Setelah mendapatkan nomor registrasi, WP wajib melaporkan SPTnya sebelum batas waktu

penyampaian.

 

Fasilitas CD yang disediakan oleh Kantor Pelayanan Pajak dalam Penyampaian SPT

Tahunan WP Badan.

* e-SPT Lengkap adalah SPT sebagaimana dimaksud yang semua elemen SPT induk dan

lampirannya telah diisi dengan langkap dan dapat diproses dalam Sistem Informasi

Perpajakan di Direktorat Jenderal Pajak, dan telah dilengkapi dengan lampiran khusus,s erta

keterangan dan/atau dokumen lain yang tidak dapat disampaiakan secara elektronik. WP

datang ke Kantor Pelayanan Pajak, menemui WASKON yang bertugas sesuai dengan

wilayah kerja WP, untuk meminta e-SPT, kemudian WP mengisi formulir tersebut lalu WP

datang kembali ke KPP yang bersangkutan untuk menyerahkan SPT serta meminta bukti

pembayaran SPT.

 Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah menerbitkan peraturan terbaru terkait dengan proses

penyampaian SPT Tahunan di tahun 2013 ini. Terdapat empat cara penyampaian SPT

46 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 47: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Tahunan yang diatur dalam peraturan baru tersebut. Dengan peraturan baru tersebut

harapannya adalah  menjadikan WP lebih mudah dalam proses penyampaian SPTnya

sekaligus mampu memberikan kepastian hukum baik kepada WP maupun DJP. Dengan

demikian SPT yang sudah  disampaikan oleh WP  akan menjadi SPT dengan kategori

lengkap bukan malah menjadi SPT yang masuk dalam kategori SPT  tidak lengkap sehingga

SPT tersebut dianggap tidak disampaikan

4.2   SARAN

Berdasarkan Uraian diatas, maka yang dapat saya sarankan adalah :

1.      Sebaikanya dilakukan sosialisasi yang lebih efektif dalam hal pemberitahuan mengenai perubahan tarif PPh karena tidak sedikit juga WP yang tidak mengetahui perubahan tarif tersebut

47 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 48: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

2.      Menyiapkan Drop Box lebih banyak lagi pada tempat-tempat umum yang strategis beserta petugas penerima dan penelitiannya untuk memudahkan penyampaian dan sebagai bentuk pelayanan kepada WP.

3.      Penambahan pegawai di loket Tempat Pelayanan Terpadu ( TPT ) sehubungan pada

tanggal-tanggal akhir batas waktu penyampaian SPT Tahunan dikarenakan jumlah WP yang

melapor sangat banyak dan untuk mengurangi antrian panjang

DAFTAR PUSTAKA

I.       Buku

S. Gustiawan, Uwon, 2007, Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

 

48 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR

Page 49: Paper hendra saputra 1201112514 matakuliah administrasi perpajakan dan praktikum komputer ur

Sukmana, Wahyu, Pengantar Perpajakan, Universitas Padjadjaran Program D3 Fakultas Ekonomi PAAP.

 

II       Dokumen

1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 536/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

2.  Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/KMK.03/2003

3. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor KEP-215/PJ/2001 tentang Tata Cara Penerimaan Surat Pemberitahuan

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-49/PJ/2003 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

5. Keputusan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-36/PJ/2004.

6.  Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak, penentuan tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak

7.  UU No. 28 tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan.

8.  UU PPh No. 36 Tahun 2008

9.  UU KUP No 28 Tahun 2007

10.   Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No 1/PJ/2010  tentang Perubahan Atas peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-19/PJ/2009 tentang Tata cara Penerimaan dan Pengolahan SPT

49 | PAPER HENDRA SAPUTRA 1201112514 ILMU ADMINISTRASI BISNIS UR