Enter Pre Une Ur koperasi

download Enter Pre Une Ur koperasi

of 21

description

pengertian kewirausahaan dalam koperasi

Transcript of Enter Pre Une Ur koperasi

Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia

3-OCT-2011 OLEHWEBMASTER2TIDAK ADA KOMENTAR INCLUDEPICTURE "http://kem.ami.or.id/wp-content/themes/journalcrunch/images/ico_post_comments.png" \* MERGEFORMATINET

POSTING DIDALAM :NASKAH,TAHUN 2010Oleh:Miftahul Firodh Fatroni, Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (ITS).Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Kewirausahaan diyakini sebagai kunci kebangkitan Indonesia. Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Telah terbukti tingkat kemajuan dan keterbelakangan suatu negara tidak terletak pada jumlah penduduk, kekayaan alam, luas wilayah, warna kulit atau suku bangsa, ataulamanya kemerdekaan yang telah dialami, tetapi adalah terletak pada kualitas manusianya. Namun, ada berbagai prasyarat yang menuntut terwujudnya kewirausahaan. Kemandirian, kejujuran, ketangguhan, kreativitas, dan juga iklim yang kondusif. Banyak yang mengalami kegagalan karena berbagai sebab, seperti akibat dari kondisi lingkungan maupun internal usahanya yang tidak kondusif (tidak punya koneksi atau tidak punya akses pada pejabat atau tidak terampil atau kurang berbakat serta tidak sabar untuk menunggu hasil); ketidak tepatan dalam memilih jenis atau macam usaha yang dikembangkan; ketidak-tekunan dari diri pelakunya, serta berbagai alasan klasik lainnya, yaitu seperti kurang modal, ada masalah pasar, serta ada hambatan dalam pengadaan bahn baku serta alasan lainnya.

Masalah utama di Indonesia saat ini adalah masih kurangnya sikap kewirausahaan di kalangan masyarakat. Selain itu, kendala lainnya adalah kurangnya pendidikan mengenai kewirausahaan. Pengembangan kewirausahaan pemuda di Indonesia membutuhkan disiplin kuat dari kalangan wirausaha muda itu sendiri. Tanpa disiplin yang kuat, meskipun pemerintah dan pemerintah daerah terus mendorong-dorong, kewirausahaan pemuda sulit muncul sebagai kekuatan ekonomi bangsa. Di negara lain seperti Jepang dan Korea, kewirausahaan para pemuda berkembang sangat baik karena kebudayaan disiplin yang ada. Wirausaha muda Indonesia harus terbiasa berdisiplin menentukan keberhasilan hari ini, kemajuan yang ingin dicapai di masa mendatang, pilihan yang akan diambil, serta membuka jalan untuk strategi bisnis yang baru, kata Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Sudradjat Rasyid kemarin. Ia menjelaskan bahwa strategi pengembangan kewirausahaan sebaiknya berbasis jaringan kemitraan, pengetahuan, dan keunggulan bersaing. Strategi ini akan memperkuat pertahanan bisnis di kalangan wirausaha muda, sekaligus mengembangkan kekuatan dalam menghadapi kompetisi di tingkat global. Pengembangan kewirausahaan dapat didahului dengan digalakkannya pendidikan kewirausahaan di sekolah dan perguruan tinggi. Akhir-akhir ini banyak diadakan program kewirausahaan di beberapa perguruan tinggi, merupakan salah satu usaha untuk melatih mahasiswa untuk berwirausaha. Begitu pun lomba-lomba di tingkat SMA mengenai ide usaha dapat membiasakan para pemuda untuk lebih kreatif. Namun upaya-upaya tersebut akan menjadi sia-sia apabila tidak adanya kesadaran dan sikap kewirausahaan di diri para pemuda. Mereka tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Mereka tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa entrepreneurship, ialah jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu jiwa entrepreneurship yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak usia pra sekolah dan sekolah dasar, adalah kecakapan hidup (life skill).

Dan untuk terakhir kalinya, kerja sama antara wirausaha muda, pemerintah, pemerintah daerah, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan pemilik kepentingan lainnya harus ditingkatkan agar pendidikan serta praktek kewirausahaan di Indonesia pada umumnya dan di kalangan para pemuda pada khususnya dapat berkembang dengan baik.

Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini

Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini. Menjadi Entrepreneur merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha adalah jalan menuju kekayaan.

Bagaimana dengan di Indonesia? Wacana mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun 90an dengan usungan program pemerintah yang bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkan Kewirausahaan (GMNK). Setelah itu, pemerintah mulai giat juga mendorong pertumbuhan kewirausahaan khususnya melalui program-program yang dibuat oleh kementrian Koperasi dan UKM.

Belakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.

Kemajuan Internet dan terbentuknya komunitas-komunitas wirausaha juga turut memberikan dampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Komunitas seperti Tangan di Atas (TDA), Indonesia Young Entrepreneur (IYE), atau komunitas yang terbentuk dari Forum Internet seperti Kaskus Entrepreneur Corner (EC) serta komunitas wirausaha dengan industri spesifik misalkan Forum Web Anak Bandung (FOWAB) yang merupakan wadah kumpul-kumpul pelaku IT.

Peran media dan lembaga-lembaga terkait pun tak kalah penting. Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan penghargaan, ekspo, pameran bagi wirausaha membuat topik ini menjadi selalu hangat sepanjang tahun. Perusahaan Konsultan Manajemen sekelas Earns & Young (EY) misalnya setiap tahun selalu memberikan penghargaan EY Entrepreneurs of The Year kepada wirausaha yang dinilai berhasil dalam bidangnya. Ditambah lagi dengan beragam penghargaan lain yang diberikan baik oleh pemerintah secara langsung memberikan daya ungkit yang terus mengangkat kemajuan kewirausahaan di Indonesia.Rasio Kewirausahaan Indonesia Meningkat menjadi 1,56 Persen

AntaraKam, 8 Mar 2012Jakarta (ANTARA) - Rasio kewirausahaan Indonesia meningkat dalam satu tahun dari 0,24 persen menjadi 1,56 persen setelah diimplementasikannya program Gerakan Kewirausahaan Nasional, kata Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan."Dampak diterapkannya Gerakan Kewirausahaan Nasional adalah meningkatnya rasio kewirausahaan di Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir," kata Sjarifuddin Hasan, di Jakarta, Kamis, pada peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan peluncuran Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL).Hadir dalam acara itu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, sejumlah direksi BUMN, dan sejumlah kepala daerah.Menteri Sjarifuddin mengatakan, GKN sejak diluncurkannya pada 2 Februari 2011 telah mampu meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia dari 0,24 persen menjadi 1,56 persen atau mencapai 3,744 juta wirausaha baru."Hingga saat ini GKN sudah dicanangkan di seluruh provinsi di Indonesia hingga kabupaten dan kota," katanya.Rangkaian kegiatan dalam upaya implementasi GKN meliputi pelaksanaan berbagai pelatihan kewirausahaan, expo kewirausahaan, expo pendidikan, dan pelatihan program magang.Menurut Menteri, peringatan setahun GKN diproyeksikan dapat memperkuat koordinasi, kebijakan, integrasi perencanaan, sinkronisasi, dan sosialisasi kegiatan pengembangan kewirausahaan di Tanah Air.Dengan demikian diharapkan akan mampu lebih memotivasi masyarakat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif. "Produk-produk KUKM yang dihasilkan akan berdaya saing tinggi sehingga target rasio kewirausahaan sebesar 2 persen dapat tercapai pada 2013," katanya.Ia berpendapat, peningkatan jumlah wirausaha berarti pula mendorong terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penurunan kemiskinan secara signifikan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.Pihaknya memantau sampai saat ini produk dunia usaha khususnya KUKM sudah mampu merambah pasar berbagai belahan dunia termasuk Amerika Serikat.Acara peringatan setahun GKN dan peluncuran program Pemberdayaan PKL itu digelar di Gedung SME Tower, Jakarta, yang diikuti sedikitnya 3.500 peserta dari berbagai kalangan antara lain tokoh masyarakat, mahasiswa, pemuda, pelaku usaha dan koperasi, calon wirausaha dari generasi muda, dan pelaku PKL.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan sekaligus juga meluncurkan program pemberdayaan PKL di mana saat ini sekitar 20 juta PKL di Indonesia merupakan pelaku ekonomi rakyat yang utama.Kegiatan itu dirangkai dengan expo kewirausahaan, pelatihan nasional kewirausahaan, magang kewirausahaan, workhsop kewirausahaan, pameran gerobak PKL dan festival produk PKL, produk unggulan KUKM, pameran stan dari berbagai kementerian/lembaga, serta pameran produk wirausaha yang sukses.Pada kesempatan yang sama diberikan pula penghargaan bagi tokoh penggerak kewirausahaan dan wirausaha muda yang sukses dalam menjalankan usahanya.Selain itu diserahkan pula pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari beberapa bank pelaksana KUR, pinjaman dana bergulir kepada para wirausaha muda dari LPDB-KUMKM, serta penyerahan simbolis sebanyak 50 prototype gerobak dari 4.360 gerobak kepada para PKL. (rr)

Padat Karya Produktif Untuk Kurangi Pengangguran

MUARASABAK-Untuk mengurangi angka pengangguran yang masih tinggi di Kabupaten Tanjabtim, Pemerintah setempat melaksanakan program padat karya produktif. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertran) Kabupaten Tanjabtim, Asman Daidy melalui Sekretaris Disosnakertran, Khozaini menjelaskan, padat karya yang dimaksud adalah dengan cara membuat kolam ikan. Kolam ikan ini nantinya akan dikelola oleh masyarakat. Tapi kolam ini hanya dibatasi beberapa orang saja dalam pengelolaan, katanya belum lama ini. Program ini akan bermanfaat untuk mengurangi pengangguran, imbuhnya.

Kelompok pengelolah kola mini nanti terdiri dari 20 orang. Pihaknya pun tidak tinggal diam dalam membantu pembuatan kolam. Untuk bibit ikan setelah kolam terbentuk pihaknya juga berupaya bekerjasama dengan dinas-dinas terkait. Jadi kami akan bantu hingga pemberian bibit ikan, ungkapnya.

Untuk jenis ikan yang akan dikembangkan pada kolam, adalah jenis ikan Nila. Pembudidayaan ikan Nila ini, katanya, sesuai dengan kebutuhan dan kegemaran masyarakat Tanjabtim mengkonsumsi ikan Nila. Sementara jumlah dana yang digelontorkan untuk pembuatan kolam pun tidak tanggung-tanggung. Sebanyak Rp.367 juta untuk membuat dua kolam ikan berukuran 7x16 meter. Ditambah lagi dengan satu kolam kecil, paparnya.

Pihaknya berharap, apabila padat karya produktif berhasil, kedepan akan ada lagi pogram serupa untuk pengurangan pengangguran. Tapi tergantung lagi dari dana pada 2012. Kalau ada untuk ini, tentu kita buat program serupa, pungkasnya.Proyek Padat Karya Produktif Perlu Didukung Supaya BerkelanjutanMarch 30th, 2011 |Author:CakrawalaMempawah-Cakrawalaonline,Adapun program Padat Karya Produktif yang diluncurkan oleh pemerintah merupakan leading sector dan mesti didukung . Dimana Desa Peniti Luar Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat, mendapat proyek Padat karya untuk budi daya pemiliharaan ikan Lele.

Bahwa program tersebut saat ini sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat. Demikian dikatakan Drs. Fahmi Putra, MS.i, Kasi Ekbang Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak, ketika ditemui Radar Online Selasa (29/3/2011) diruang kerjanya.

Dikatakanya, perlu diketahui anggaran program padat karya ini berasal dana dari Pusat melalui APBN.

Oleh karena itu Dinas Sosnakertran Kabupaten Pontianak, mengusulkan ke pemerintah pusat, maka proyek padat karya mendapat persetujuan karena ada penilaian di Kabupaten Pontianak, ternyata masih banyak pengangguran atau setengah pengangguran, kata Fahmi.

Selain itu Desa Peniti Luar masuk keriteria yang telah ditentukan, dengan tujuan agar program ini dapat mengatasi pengangguran. Dalam hal ini pemerintah memberi bantuan berupa bibit dan pakan selama kurang lebih satu bulan serta juga perawatan kerja untuk tahab awal.

Yang lebih penting kesenyambungan dari program ini dapat membantu dan meningkatkan perekonomian. Kita sangat berharap bantuan ini bermanfaat dan menunjang pendapatan. Kolam-kolam tersebut dapat dipelihara serta berkelanjutan, harapnya.

Menurut ketentuan pada proyek padat karya, harus ada kelompok. Maka dibentuklah empat kelompok yang terdiri per- kelompok beranggotakan 20 orang, satu Ketua Kelompok dan satu lagi sebagai Kepala tukang.

Dalam program tersebut, setiap kelompok membuat dua kolam dengan luas per- kolam 15 x 25 meter. Satu untuk pembibitan dan kolam yang satunya untuk pemeliharaan ikan Lele.

Sedangkan bantuan yang diberikan berupa UPK ( Uang Perangsang Kerja ), per- orang mendapat Rp. 35 ribu, Ketua Kelompok Rp. 40 ribu sedangkan Kepala Tukang sebesar Rp. 45 ribu.

Tambahnya, kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 April hingga 10 Mei 2011, yang rencananya akan dibuka langsung oleh Bupati Drs. H. Ria Norsan,MS.i, semoga terealisasi denganbaikProgram Padat Karya Produktif Beri Kesempatan Kerja

Selasa, 23/08/2011 - 08:39JAKARTA, (PRLM).- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengembangkan program kerja padat karya produktif di berbagai daerah di Indonesia. Program padat karya produktif memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penganggur, setengah penganggur, dan pencari nafkah utama keluarga yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan dalam kegiatan padat karya produktif lebih berorientasi pada kegiatan usaha yang bersifat ekonomi produktif dan berkelanjutan," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin .

Muhaimin mengatakan, sasaran terselenggaranya program padat karya adalah tersedianya kesempatan kerja atau usaha dalam bentuk kegiatan usaha ekonomi produktif perdesaan yang berkesinambungan. Kemudian, terbangunnya fasilitas infrastruktur ekonomi perdesaan dengan jangka waktu tertentu dan berkesinambungan bagi masyarakat setempat.

Selama ini usaha yang dikembangkan meliputi sektor pertanian pangan dan holtikultura, sektor peternakan, perikanan, industri kecil seperti pembakaran gamping, batu bata, batako dan pembuatan keramik serta penunjang ekonomi rakyat seperti pasar pedesaan, embung dan waduk," kata Muhaimin.

Adanya program padat karya ini menjadi salah satu solusi atas Penghentian pengiriman atau moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) sudah dilakukan ke empat negara, yaitu Saudi Arabia, Jordania, Kuwait, dan Malaysia.

Antisipasi ini dilakukan dengan membuat tiga program andalan yang dapat menampung ribuan calon TKI yang terkena dampak moratorium. Tiga program andalan itu adalah PNPM Mandiri, padat karya produktif, dan melalui teknologi tepat guna yang diterapkan di kantong-kantong TKI di pedesaan," kata Muhaimin.

Dalam kunjungan kerjanya ke Tangerang Selatan, Banten Muhaimin menyerahkan bantuan di antaranya 500 Alquran, CD Profile dan Buku Ketenagakerjaan pemberian dari Balitfo, 1 Paket Bantuan Peralatan, Pelatihan dan Rumah Terampil senilai Rp. 230.000.000,- berasal dari Ditjen Binalattas.

Program Teknologi Tepat Guna, Padat Karya Produktif dan Infrastruktur dari Ditjen Binapenta. 4(empat) unit @Rp.20.000.000 (Rp.80.000.000,-) bantuan Koperasi Pekerja yang tersebar di Provinsi Banten dan Subsidi Program Perumahan untuk 50 orang Pekerja @Rp.2000.000,- (Rp.100.000.000) dari Ditjen PHI & Jamsos. Total Rp.180.000.000,-

CSR Perusahaan dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk berupa buku tulis ditambah 500 buah Al Quran CSR Perusahaan, Beasiswa (1 orang SD, 1 orang SMP, 1 orang SMA, 1 orang Perguruan Tinggi) Bina Lingkungan, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian, Jaminan Hari Tua, Pinjaman Uang Muka Perumahan, Paket Lebaran untuk 100 orang (5 orang secara simbolis) dari PTJamsostekRencana Strategis dan Kebijakan DisnakertransArah Kebijakan, Strategi dan PrioritasKebijaksaaan Jangka Menengah1. Kebijaksanaan Umum

Pembangunan di Propinsi Kalimantan Selatan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian untuk pembangunan jangka menengah (selama kurun waktu lima tahun), diprioritaskan untuk perluasan kesempatan kerja, perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan berusaha, pembinaan manajemen dan produktivitas, pemagangan dan pelatihan, kelembagaan dan perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Sedangkan dibidang ketransmigrasian diprioritaskan untuk melaksanakan pembinaan dan penempatan transmigrasi di daerah yang telah direncanakan untuk UPT baru (PTB) di Kalimantan Selatan.

2. Kebijaksanaan Khusus

Kebijaksanaan Ketenagakerjaana)Kebijakan makro, sektoral dan regional yang mendukung pembangunan ketenagakerjaan.

Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorientasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja melalui program-program penciptaan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja.

Proses pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan kepentingan pekerja memungkinkan pertumbuhan output yang diinginkan.. Stabilitas ekonomi makro mutlak diperlukan untuk mengembalikan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Agar pertumbuhan tersebut tidak mengabaikan kepentingan tenaga kerja, perlu diupayakan kebijaksanaan yang mendukung kondisi ekonomi makro seperti neraca perdagangan, pengendalian kurs mata uang, suku bunga, fiskal, mometer, investasi serta kebijaksanaan sektoral dan regional yang kondusif bagi penanaman modal.

b) Penciptaan lapangan kerja langsung yang mewadahi kepentingan masyarakat pekerja.

Dalam era pembangunan saat ini,manusia khususnya sebagai tenaga kerja produktif yang semula dipandang sebagai objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana, pemanfaat dan penentu pembangunan. Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki intergritas dan kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan. Dengan demikian, maka perkembangan suatu usaha kegiatan ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik modal dan pekerja.

Tenaga kerja tidak dapat lagi dipandang semata- mata sebagai salah satu faktor produksi, tetapi lebih luas dari itu yaitu sebagai mitra kerja dalam berusaha. Pada gilirannya hubungan industrial yang harmonis dan kemitraan akan memberikan dampak positif terhadap kebijaksanaan sistem pengupahan, sekaligus memberikan rasa ketenangan bagi pekerja.

c)Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja.

Krisis ekonomi memberikan dampak negatif bagi perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun keadaan ini tidak berlaku pada sektor pertanian, dimana terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja disektor pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika krisis ekonomi berlangsung. Sektor pertanian menjadi tumpuan harapan bagi banyak angkatan kerja. Dalam kaitan ini pembangunan sektor pertanian yang mendukung (agribisnis) dan yang mengolah hasil- hasil pertanian (agroindustri) perlu lebih dikembangkan. Dalam pengembangannya, pemerintah dapat menjadi pendorong dan pembina terhadap masyarakat agar usaha disektor pertanian dapat dikembangkan menjadi usaha produktif.

d)Mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas.

Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kebijaksanaan tersebut diupayakan melalui peningkatan efisiensi iklim usaha yang dinamis yang didukung oleh perkembangan perekonomian secara menyeluruh baik nasional maupun internasional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam aspek ketenagakerjaan dikembangkan melalui sistem keterpaduan antara dunia pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar atas dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diseminasikan keseluruh sektor daerah dan lapisan masyarakat. Dalam pemberdayaan dengan sistem desentralisasi diharapkan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif menyebarluaskan arti pentingnya kualitas dan produksi dalam masa persaingan bebas, terlebih lagi dalam kondisi ekonomi yang sedang lesu. Penciptaan iklim yang kondusif diupayakan melalui fungsi kelembagaan organisasi kepemimpinan dan manajemen yang ada dimasyarakat. Dalam upaya tersebut pendalaman dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap menjadi pegangan bagi peningkatan etos kerja yang tinggi.

e)Pemberian perlindungan dan kesejahteraan pekerja.

Kebijaksanaan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan berunding agar menghasilkan syarat- syarat kerja yang berkualitas di dasarkan atas musyawarah/ mufakat dan demokratis, pengaturan pengupahan yang layak bagi kemanusiaan, pengawasan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang didukung oleh sumber daya yang memadai, disamping penegakan hukum (law enforcement) agar masyarakat luas mengetahui dinamika hukum ketenagakerjaan. Penciptaan suasana iklim kondusif cenderung mendorong tumbuh dan berkembangnya azas musyawarah dan mufakat untuk mencapai kepentingan bersama yang jauh dari pertentangan dan perselisihan.

Rabu, 18/01/2012 16:58 WIBPEMERINTAH TAK PERSOALKAN PUTUSAN MK SOAL OUTSOURCING, TAPI... Ramdhania El Hida - detikFinanceJakarta - Pemerintah menyetujui pendapat Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan bahwa adanya perjanjian kerja outsourcing merupakan bentuk pelanggaran konstitusi.Namun disisi lain pemerintah juga menyadari posisi pengusaha yang suatu waktu tertentu yang 'memerlukan' tenaga outsourcing dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)."Memang dalam hal-hal yang bersifat normatif itu tidak boleh ada diskriminasi, saya kira kita sambut baik saja keputusan MK tersebut," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat ditemui di Ballroom Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (18/1/2012).Hatta menyatakan ketegasan MK tersebut perlu diiringi dengan suatu kebijakan guna mengantisipasi agar tidak menjadikan banyak pengangguran atau justru kekurangan pegawai akibat keputusan itu. "Ketua Apindo (asosiasi pengusaha Indonesia) saja sudah menyambut baik, jadi tidak usah dimacam-macamkan, untuk hal-hal yang normatif dan mendasar. Akan tetapi, juga perlu dipikirkan yang disebutkan Apindo itu yang bersifat musiman, tiba-tiba dalam 2 bulan diperlukan ada musiman untuk meningkatkan produksi barangkali itu perlu dipikirkan seperti apa," tandasnya. Sebelumnya, MK memutuskan, ketidakpastian pekerja dengan sistem kontrak, termasuk outsourcing, telah melanggar konstitusi. Putusan ini dinilai memberi dampak positif pada pemenuhan hak-hak buruh. Dalam putusannya, MK mengabulkan sebagian permohonan pengujian Undang-Undang (UU) No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Permohonan pengujian UU Ketenagakerjaan ini diajukan oleh Didik Suprijadi yang mewakili lembaga swadaya masyarakat (LSM) Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik Indonesia (AP2MLI). Oleh MK, aturan untuk pekerja outsourcing (penyedia jasa pekerjaan) dalam UU tersebut,yaitu Pasal 65 ayat (7) dan Pasal 66 ayat (2) huruf b dianggap inkonstitusional jika tidak menjamin hakhak pekerja. "Aturan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dalam perjanjian kerja tersebut tidak disyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja atau buruh yang objek kerjanya tetap ada walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh," kata Ketua MK Mahfud MD dalam putusan (17/1/2012)Mahkamah berpendapat pekerja yang melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan outsourcing tidak boleh kehilangan hak-haknya yang dilindungi konstitusi.Karena itu, mahkamah memastikan aturan tersebut bisa menjamin adanya hubungan kerja yang melindungi hak-hak pekerja dan model outsourcing tidak disalahgunakan perusahaan. Mahkamah menilai posisi buruh outsourcing dalam hubungannya dengan perusahaan menghadapi ketidakpastian kelanjutan kerja apabila hubungan kerja dilakukan berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Perjanjian kerja ini memberi implikasi jika hubungan pemberian kerja antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan outsourcing habis, habis pula masa kerja buruh. Buruh juga mengalami ketidapastian masa kerja karena tidak diperhitungkan secara jelas akibat sering bergantinya perusahaan penyedia jasa outsourcing. Dampaknya adalah hilangnya kesempatan pekerja outsourcing untuk memperoleh pendapatan, tunjangan yang sesuai dengan masa kerja dan pengabdiannya. "Ini karena UU Ketenagakerjaan tidak memberi jaminan kepastian bagi pekerja/ buruh outsourcing untuk bekerja dan mendapatkan imbalan serta perlakuan yang layak dalam hubungan kerja dan tidak adanya jaminan bagi pekerja," kata hakim konstitusi Achmad Sodiki. Mahkamah kemudian menentukan dua model bentuk perlindungan hak-hak pekerja, yaitu mensyaratkan agar perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing tidak berbentuk PKWT, tetapi berbentuk perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT). Kedua,menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing. Model pertama, hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan outsourcing dianggap konstitusional sepanjang dilakukan berdasarkan PKWTT secara tertulis.Sementara model kedua, dalam hal hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan outsourcing berdasarkan PKWT, pekerja harus tetap mendapatkan perlindungan hak-haknya dengan menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan.Minggu, 22/01/2012 18:09 WIBSISTEM OUTSOURCING HARUSNYA DIGUNAKAN 30 TAHUN MENDATANG Ramdhania El Hida detikFinanceJakarta - Sistem ketenagakerjaan melalui mekanisme outsourcing merupakan tren ketenagakerjaan 50 tahun mendatang. Sistem ini layak digunakan untuk negara-negera yang memiliki populasi orang tua lebih banyak dibandingkan orang mudanya. Indonesia dinilai belum perlu menggunakan tenaga outsourcing ini."Tren sistem ketenagakerjaan 50 tahun ke depan adalah outsourcing. Sistem ini merupakan pilihan yang mungkin untuk negara berpiramida tua," kata Pakar Kebijakan Publik Riant Nugroho kepada detikFinance, Minggu (22/1/2012).Menurut Riant, negara-negara Eropa saat ini memiliki tingkat populasi orang tua lebih besar daripada orang muda. Akibatnya, utang negaranya lebih besar dibandingkan penerimaan perpajakannya. Utang tersebut kebanyakan digunakan membayar biaya sosial para pekerjanya yang sudah beranjak tua."Seperti Eropa, yang muda sedikit dari yang pensiun sehingga rata-rata utang terhadap PDB-nya sekita 70 persen, Yunani bahkan 100 persen, paling rendah Jerman 60 persen, karena pemerintah menggaransi biaya sosial untuk yang tua," jelasnya.Riant menyatakan Indonesia belum memasuki fase tersebut. Pasalnya, jumlah populasi orang muda di Indonesia masih lebih besar dibandingkan populasi orang tua. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama. Sekitar 30 tahun mendatang, kondisi tersebut akan berbalik."Indonesia belum masuk piramida tua, itu 20 tahun ke depan jadi masih bisa gunakan sistem ketenagakerjaan menetap, tapi setelah itu, tidak bisa," jelasnya.Untuk itu, lanjut Riant, sistem outsourcing memang perlu dilakukan agar beban utang negara guna membiayai pensiun pegawai terlalu berat di masa depan. "Saat ini, bukan masalah di Indonesia, tapi seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina sudah mulai meningkat. Malaysia masih menggunakan sistem ketenagkerjaan menetap demi stabilitas politik, tapi yang terjadi beban utangnya 40 persen dibandingkan PDB, ini lebih dari Indonesia yang masih sekitar 25 persen," jelasnya.Sayangnya, lanjut Riant, saat ini sistem outsourcing yang dianut perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum memikirkan masa depan para pegawai outsourcing ini."Pekerja kelompok kerja seperti buruh ini tidak bisa pikirkan masa depannya. Untuk itu harus dibantu," ujarnya.Untuk itu, Riant menyatakan perlu dipikirkan suatu rancangan sistem ketenagakerjaan seperti sistem outsourcing tetapi berorientasi masa depan pegawai outsource. Salah satunya, adalah sistem outsourcing kemitraan. Sistem ini memberikan pengajaran kepada para pegawai outsource untuk melakukan bisnis sendiri (menjadi enterpreneur)."Kita harus punya opsi lebih dari konvensiaonal, seperti SJSN, pensiun. Pemerintah perlu siapkan Enterpreneurship Center. Jadi yang duduk kuliah, SMA dapat ekstrakulikuler buat kerja. Di setiap perusahaan karyawan dilatih menjadi enterpreneur, menciptakan lapangan kerja baru," jelasnya.Dengan demikian, Riant mengharapkan akan tercipta sistem ketenagakerjaan yang adil bagi para pegawai outsource. Namun, hal ini perlu ditegaskan dalam Peraturan Presiden."Di tingkat makro, perlu guideline, Perpres tentang hubungan ketenagakerjaan yang baru. Selain itu kita perlu peraturan di tingkat mikro, bahwa setiap perusahaan harus memimpin sistem outsourcing yang fair, kemitraan yang lebih baik dan fair," tegasnya.Jika sudah tercipta keadilan, lanjut Riant, maka demo-demo buruh tidak akan terjadi lagi. Selain itu, tidak ada pihak yang memanfaatkan konflik tersebut untuk kepentingan pribadi."Selama untuk masa depan dipikirkan, tidak perlu konflik, konflik yang tidak produktif dan isu ini tidak dimanfaatkan free rider, penunggang gelap yang tidak melihatkan gambaran ke depannya," tandasnya.

Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia

3-OCT-2011 OLEHWEBMASTER2TIDAK ADA KOMENTARPOSTING DIDALAM :NASKAH,TAHUN 2010Oleh:Miftahul Firodh Fatroni, Mahasiswa Fakultas Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (ITS).Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Kewirausahaan diyakini sebagai kunci kebangkitan Indonesia. Menurut penelitian, tampaknya ada korelasi antara jumlah penduduk yang berkewirausahaan dan tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Telah terbukti tingkat kemajuan dan keterbelakangan suatu negara tidak terletak pada jumlah penduduk, kekayaan alam, luas wilayah, warna kulit atau suku bangsa, ataulamanya kemerdekaan yang telah dialami, tetapi adalah terletak pada kualitas manusianya. Namun, ada berbagai prasyarat yang menuntut terwujudnya kewirausahaan. Kemandirian, kejujuran, ketangguhan, kreativitas, dan juga iklim yang kondusif. Banyak yang mengalami kegagalan karena berbagai sebab, seperti akibat dari kondisi lingkungan maupun internal usahanya yang tidak kondusif (tidak punya koneksi atau tidak punya akses pada pejabat atau tidak terampil atau kurang berbakat serta tidak sabar untuk menunggu hasil); ketidak tepatan dalam memilih jenis atau macam usaha yang dikembangkan; ketidak-tekunan dari diri pelakunya, serta berbagai alasan klasik lainnya, yaitu seperti kurang modal, ada masalah pasar, serta ada hambatan dalam pengadaan bahn baku serta alasan lainnya.

Masalah utama di Indonesia saat ini adalah masih kurangnya sikap kewirausahaan di kalangan masyarakat. Selain itu, kendala lainnya adalah kurangnya pendidikan mengenai kewirausahaan. Pengembangan kewirausahaan pemuda di Indonesia membutuhkan disiplin kuat dari kalangan wirausaha muda itu sendiri. Tanpa disiplin yang kuat, meskipun pemerintah dan pemerintah daerah terus mendorong-dorong, kewirausahaan pemuda sulit muncul sebagai kekuatan ekonomi bangsa. Di negara lain seperti Jepang dan Korea, kewirausahaan para pemuda berkembang sangat baik karena kebudayaan disiplin yang ada. Wirausaha muda Indonesia harus terbiasa berdisiplin menentukan keberhasilan hari ini, kemajuan yang ingin dicapai di masa mendatang, pilihan yang akan diambil, serta membuka jalan untuk strategi bisnis yang baru, kata Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Sudradjat Rasyid kemarin. Ia menjelaskan bahwa strategi pengembangan kewirausahaan sebaiknya berbasis jaringan kemitraan, pengetahuan, dan keunggulan bersaing. Strategi ini akan memperkuat pertahanan bisnis di kalangan wirausaha muda, sekaligus mengembangkan kekuatan dalam menghadapi kompetisi di tingkat global. Pengembangan kewirausahaan dapat didahului dengan digalakkannya pendidikan kewirausahaan di sekolah dan perguruan tinggi. Akhir-akhir ini banyak diadakan program kewirausahaan di beberapa perguruan tinggi, merupakan salah satu usaha untuk melatih mahasiswa untuk berwirausaha. Begitu pun lomba-lomba di tingkat SMA mengenai ide usaha dapat membiasakan para pemuda untuk lebih kreatif. Namun upaya-upaya tersebut akan menjadi sia-sia apabila tidak adanya kesadaran dan sikap kewirausahaan di diri para pemuda. Mereka tidak cukup hanya menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Mereka tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah/kuliah, tetapi juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan jiwa entrepreneurship, ialah jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu jiwa entrepreneurship yang perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak usia pra sekolah dan sekolah dasar, adalah kecakapan hidup (life skill).

Dan untuk terakhir kalinya, kerja sama antara wirausaha muda, pemerintah, pemerintah daerah, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan pemilik kepentingan lainnya harus ditingkatkan agar pendidikan serta praktek kewirausahaan di Indonesia pada umumnya dan di kalangan para pemuda pada khususnya dapat berkembang dengan baik.

Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini

Kewirausahaan di Amerika mengalami perkembangan pesat, terutama dikarenakan sistem perekonomian negara yang tersebut yang mendukung tumbuhnya lapisan ini. Menjadi Entrepreneur merupakan impian bagi sebagian besar dari penduduk di sana, sebagian beranggapan menjadi wirausaha adalah jalan menuju kekayaan.

Bagaimana dengan di Indonesia? Wacana mengenai wirausaha sempat menggeliat pada tahun 90an dengan usungan program pemerintah yang bernama Gerakan Nasional Memasyarakatkan Kewirausahaan (GMNK). Setelah itu, pemerintah mulai giat juga mendorong pertumbuhan kewirausahaan khususnya melalui program-program yang dibuat oleh kementrian Koperasi dan UKM.

Belakangan ini, pembahasan mengenai kewirausahaan makin marak terutama karena banyak wirausaha-wirausaha sukses ikut berusaha untuk berpartisipasi dalam bentuk pendidikan maupun mentoring langsung ke calon wirausaha. Bisa diperhatikan kiprah dari Ciputra, Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan lainnya yang memang sudah terkenal dalam keberhasilannya membangun bisnis.

Kemajuan Internet dan terbentuknya komunitas-komunitas wirausaha juga turut memberikan dampak pada perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Komunitas seperti Tangan di Atas (TDA), Indonesia Young Entrepreneur (IYE), atau komunitas yang terbentuk dari Forum Internet seperti Kaskus Entrepreneur Corner (EC) serta komunitas wirausaha dengan industri spesifik misalkan Forum Web Anak Bandung (FOWAB) yang merupakan wadah kumpul-kumpul pelaku IT.

Peran media dan lembaga-lembaga terkait pun tak kalah penting. Kerjasama media dalam kegiatan-kegiatan penghargaan, ekspo, pameran bagi wirausaha membuat topik ini menjadi selalu hangat sepanjang tahun. Perusahaan Konsultan Manajemen sekelas Earns & Young (EY) misalnya setiap tahun selalu memberikan penghargaan EY Entrepreneurs of The Year kepada wirausaha yang dinilai berhasil dalam bidangnya. Ditambah lagi dengan beragam penghargaan lain yang diberikan baik oleh pemerintah secara langsung memberikan daya ungkit yang terus mengangkat kemajuan kewirausahaan di Indonesia.Rasio Kewirausahaan Indonesia Meningkat menjadi 1,56 Persen

AntaraKam, 8 Mar 2012Jakarta (ANTARA) - Rasio kewirausahaan Indonesia meningkat dalam satu tahun dari 0,24 persen menjadi 1,56 persen setelah diimplementasikannya program Gerakan Kewirausahaan Nasional, kata Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan."Dampak diterapkannya Gerakan Kewirausahaan Nasional adalah meningkatnya rasio kewirausahaan di Indonesia dalam kurun waktu setahun terakhir," kata Sjarifuddin Hasan, di Jakarta, Kamis, pada peringatan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dan peluncuran Program Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL).Hadir dalam acara itu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, sejumlah direksi BUMN, dan sejumlah kepala daerah.Menteri Sjarifuddin mengatakan, GKN sejak diluncurkannya pada 2 Februari 2011 telah mampu meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia dari 0,24 persen menjadi 1,56 persen atau mencapai 3,744 juta wirausaha baru."Hingga saat ini GKN sudah dicanangkan di seluruh provinsi di Indonesia hingga kabupaten dan kota," katanya.Rangkaian kegiatan dalam upaya implementasi GKN meliputi pelaksanaan berbagai pelatihan kewirausahaan, expo kewirausahaan, expo pendidikan, dan pelatihan program magang.Menurut Menteri, peringatan setahun GKN diproyeksikan dapat memperkuat koordinasi, kebijakan, integrasi perencanaan, sinkronisasi, dan sosialisasi kegiatan pengembangan kewirausahaan di Tanah Air.Dengan demikian diharapkan akan mampu lebih memotivasi masyarakat untuk berwirausaha secara kreatif dan inovatif. "Produk-produk KUKM yang dihasilkan akan berdaya saing tinggi sehingga target rasio kewirausahaan sebesar 2 persen dapat tercapai pada 2013," katanya.Ia berpendapat, peningkatan jumlah wirausaha berarti pula mendorong terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penurunan kemiskinan secara signifikan yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat.Pihaknya memantau sampai saat ini produk dunia usaha khususnya KUKM sudah mampu merambah pasar berbagai belahan dunia termasuk Amerika Serikat.Acara peringatan setahun GKN dan peluncuran program Pemberdayaan PKL itu digelar di Gedung SME Tower, Jakarta, yang diikuti sedikitnya 3.500 peserta dari berbagai kalangan antara lain tokoh masyarakat, mahasiswa, pemuda, pelaku usaha dan koperasi, calon wirausaha dari generasi muda, dan pelaku PKL.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan sekaligus juga meluncurkan program pemberdayaan PKL di mana saat ini sekitar 20 juta PKL di Indonesia merupakan pelaku ekonomi rakyat yang utama.Kegiatan itu dirangkai dengan expo kewirausahaan, pelatihan nasional kewirausahaan, magang kewirausahaan, workhsop kewirausahaan, pameran gerobak PKL dan festival produk PKL, produk unggulan KUKM, pameran stan dari berbagai kementerian/lembaga, serta pameran produk wirausaha yang sukses.Pada kesempatan yang sama diberikan pula penghargaan bagi tokoh penggerak kewirausahaan dan wirausaha muda yang sukses dalam menjalankan usahanya.Selain itu diserahkan pula pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari beberapa bank pelaksana KUR, pinjaman dana bergulir kepada para wirausaha muda dari LPDB-KUMKM, serta penyerahan simbolis sebanyak 50 prototype gerobak dari 4.360 gerobak kepada para PKL. (rr)

Padat Karya Produktif Untuk Kurangi Pengangguran

MUARASABAK-Untuk mengurangi angka pengangguran yang masih tinggi di Kabupaten Tanjabtim, Pemerintah setempat melaksanakan program padat karya produktif. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertran) Kabupaten Tanjabtim, Asman Daidy melalui Sekretaris Disosnakertran, Khozaini menjelaskan, padat karya yang dimaksud adalah dengan cara membuat kolam ikan. Kolam ikan ini nantinya akan dikelola oleh masyarakat. Tapi kolam ini hanya dibatasi beberapa orang saja dalam pengelolaan, katanya belum lama ini. Program ini akan bermanfaat untuk mengurangi pengangguran, imbuhnya.

Kelompok pengelolah kola mini nanti terdiri dari 20 orang. Pihaknya pun tidak tinggal diam dalam membantu pembuatan kolam. Untuk bibit ikan setelah kolam terbentuk pihaknya juga berupaya bekerjasama dengan dinas-dinas terkait. Jadi kami akan bantu hingga pemberian bibit ikan, ungkapnya.

Untuk jenis ikan yang akan dikembangkan pada kolam, adalah jenis ikan Nila. Pembudidayaan ikan Nila ini, katanya, sesuai dengan kebutuhan dan kegemaran masyarakat Tanjabtim mengkonsumsi ikan Nila. Sementara jumlah dana yang digelontorkan untuk pembuatan kolam pun tidak tanggung-tanggung. Sebanyak Rp.367 juta untuk membuat dua kolam ikan berukuran 7x16 meter. Ditambah lagi dengan satu kolam kecil, paparnya.

Pihaknya berharap, apabila padat karya produktif berhasil, kedepan akan ada lagi pogram serupa untuk pengurangan pengangguran. Tapi tergantung lagi dari dana pada 2012. Kalau ada untuk ini, tentu kita buat program serupa, pungkasnya.Proyek Padat Karya Produktif Perlu Didukung Supaya BerkelanjutanMarch 30th, 2011 |Author:CakrawalaMempawah-Cakrawalaonline,Adapun program Padat Karya Produktif yang diluncurkan oleh pemerintah merupakan leading sector dan mesti didukung . Dimana Desa Peniti Luar Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat, mendapat proyek Padat karya untuk budi daya pemiliharaan ikan Lele.

Bahwa program tersebut saat ini sudah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat. Demikian dikatakan Drs. Fahmi Putra, MS.i, Kasi Ekbang Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak, ketika ditemui Radar Online Selasa (29/3/2011) diruang kerjanya.

Dikatakanya, perlu diketahui anggaran program padat karya ini berasal dana dari Pusat melalui APBN.

Oleh karena itu Dinas Sosnakertran Kabupaten Pontianak, mengusulkan ke pemerintah pusat, maka proyek padat karya mendapat persetujuan karena ada penilaian di Kabupaten Pontianak, ternyata masih banyak pengangguran atau setengah pengangguran, kata Fahmi.

Selain itu Desa Peniti Luar masuk keriteria yang telah ditentukan, dengan tujuan agar program ini dapat mengatasi pengangguran. Dalam hal ini pemerintah memberi bantuan berupa bibit dan pakan selama kurang lebih satu bulan serta juga perawatan kerja untuk tahab awal.

Yang lebih penting kesenyambungan dari program ini dapat membantu dan meningkatkan perekonomian. Kita sangat berharap bantuan ini bermanfaat dan menunjang pendapatan. Kolam-kolam tersebut dapat dipelihara serta berkelanjutan, harapnya.

Menurut ketentuan pada proyek padat karya, harus ada kelompok. Maka dibentuklah empat kelompok yang terdiri per- kelompok beranggotakan 20 orang, satu Ketua Kelompok dan satu lagi sebagai Kepala tukang.

Dalam program tersebut, setiap kelompok membuat dua kolam dengan luas per- kolam 15 x 25 meter. Satu untuk pembibitan dan kolam yang satunya untuk pemeliharaan ikan Lele.

Sedangkan bantuan yang diberikan berupa UPK ( Uang Perangsang Kerja ), per- orang mendapat Rp. 35 ribu, Ketua Kelompok Rp. 40 ribu sedangkan Kepala Tukang sebesar Rp. 45 ribu.

Tambahnya, kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 11 April hingga 10 Mei 2011, yang rencananya akan dibuka langsung oleh Bupati Drs. H. Ria Norsan,MS.i, semoga terealisasi denganbaikProgram Padat Karya Produktif Beri Kesempatan Kerja

Selasa, 23/08/2011 - 08:39JAKARTA, (PRLM).- Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengembangkan program kerja padat karya produktif di berbagai daerah di Indonesia. Program padat karya produktif memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penganggur, setengah penganggur, dan pencari nafkah utama keluarga yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan dalam kegiatan padat karya produktif lebih berorientasi pada kegiatan usaha yang bersifat ekonomi produktif dan berkelanjutan," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin .

Muhaimin mengatakan, sasaran terselenggaranya program padat karya adalah tersedianya kesempatan kerja atau usaha dalam bentuk kegiatan usaha ekonomi produktif perdesaan yang berkesinambungan. Kemudian, terbangunnya fasilitas infrastruktur ekonomi perdesaan dengan jangka waktu tertentu dan berkesinambungan bagi masyarakat setempat.

Selama ini usaha yang dikembangkan meliputi sektor pertanian pangan dan holtikultura, sektor peternakan, perikanan, industri kecil seperti pembakaran gamping, batu bata, batako dan pembuatan keramik serta penunjang ekonomi rakyat seperti pasar pedesaan, embung dan waduk," kata Muhaimin.

Adanya program padat karya ini menjadi salah satu solusi atas Penghentian pengiriman atau moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) sudah dilakukan ke empat negara, yaitu Saudi Arabia, Jordania, Kuwait, dan Malaysia.

Antisipasi ini dilakukan dengan membuat tiga program andalan yang dapat menampung ribuan calon TKI yang terkena dampak moratorium. Tiga program andalan itu adalah PNPM Mandiri, padat karya produktif, dan melalui teknologi tepat guna yang diterapkan di kantong-kantong TKI di pedesaan," kata Muhaimin.

Dalam kunjungan kerjanya ke Tangerang Selatan, Banten Muhaimin menyerahkan bantuan di antaranya 500 Alquran, CD Profile dan Buku Ketenagakerjaan pemberian dari Balitfo, 1 Paket Bantuan Peralatan, Pelatihan dan Rumah Terampil senilai Rp. 230.000.000,- berasal dari Ditjen Binalattas.

Program Teknologi Tepat Guna, Padat Karya Produktif dan Infrastruktur dari Ditjen Binapenta. 4(empat) unit @Rp.20.000.000 (Rp.80.000.000,-) bantuan Koperasi Pekerja yang tersebar di Provinsi Banten dan Subsidi Program Perumahan untuk 50 orang Pekerja @Rp.2000.000,- (Rp.100.000.000) dari Ditjen PHI & Jamsos. Total Rp.180.000.000,-

CSR Perusahaan dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk berupa buku tulis ditambah 500 buah Al Quran CSR Perusahaan, Beasiswa (1 orang SD, 1 orang SMP, 1 orang SMA, 1 orang Perguruan Tinggi) Bina Lingkungan, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian, Jaminan Hari Tua, Pinjaman Uang Muka Perumahan, Paket Lebaran untuk 100 orang (5 orang secara simbolis) dari PTJamsostekRencana Strategis dan Kebijakan DisnakertransArah Kebijakan, Strategi dan PrioritasKebijaksaaan Jangka Menengah1. Kebijaksanaan Umum

Pembangunan di Propinsi Kalimantan Selatan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian untuk pembangunan jangka menengah (selama kurun waktu lima tahun), diprioritaskan untuk perluasan kesempatan kerja, perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja melalui penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, perluasan kesempatan berusaha, pembinaan manajemen dan produktivitas, pemagangan dan pelatihan, kelembagaan dan perlindungan serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja. Sedangkan dibidang ketransmigrasian diprioritaskan untuk melaksanakan pembinaan dan penempatan transmigrasi di daerah yang telah direncanakan untuk UPT baru (PTB) di Kalimantan Selatan.

2. Kebijaksanaan Khusus

Kebijaksanaan Ketenagakerjaana)Kebijakan makro, sektoral dan regional yang mendukung pembangunan ketenagakerjaan.

Dalam upaya penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan diperlukan dukungan pertumbuhan ekonomi yang lebih berorientasi pada kepentingan pekerja dan perluasan lapangan kerja melalui program-program penciptaan lapangan kerja dengan didukung penyebaran informasi dan perencanaan tenaga kerja.

Proses pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan kepentingan pekerja memungkinkan pertumbuhan output yang diinginkan.. Stabilitas ekonomi makro mutlak diperlukan untuk mengembalikan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Agar pertumbuhan tersebut tidak mengabaikan kepentingan tenaga kerja, perlu diupayakan kebijaksanaan yang mendukung kondisi ekonomi makro seperti neraca perdagangan, pengendalian kurs mata uang, suku bunga, fiskal, mometer, investasi serta kebijaksanaan sektoral dan regional yang kondusif bagi penanaman modal.

b) Penciptaan lapangan kerja langsung yang mewadahi kepentingan masyarakat pekerja.

Dalam era pembangunan saat ini,manusia khususnya sebagai tenaga kerja produktif yang semula dipandang sebagai objek pembangunan berkiprah lebih luas menjadi pelaksana, pemanfaat dan penentu pembangunan. Pandangan baru yang melihat tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki intergritas dan kemampuan merubah hubungan industrial antara pemilik modal (pengusaha) dengan pekerja kearah kemitraan. Dengan demikian, maka perkembangan suatu usaha kegiatan ekonomi menjadi tanggungjawab bersama antara pemilik modal dan pekerja.

Tenaga kerja tidak dapat lagi dipandang semata- mata sebagai salah satu faktor produksi, tetapi lebih luas dari itu yaitu sebagai mitra kerja dalam berusaha. Pada gilirannya hubungan industrial yang harmonis dan kemitraan akan memberikan dampak positif terhadap kebijaksanaan sistem pengupahan, sekaligus memberikan rasa ketenangan bagi pekerja.

c)Pembangunan sektoral yang membuka kesempatan kerja.

Krisis ekonomi memberikan dampak negatif bagi perluasan kesempatan kerja pada sektor non pertanian namun keadaan ini tidak berlaku pada sektor pertanian, dimana terdapat kecenderungan yang semula tenaga kerja disektor pertanian menurun jumlahnya, mengalami arus balik ketika krisis ekonomi berlangsung. Sektor pertanian menjadi tumpuan harapan bagi banyak angkatan kerja. Dalam kaitan ini pembangunan sektor pertanian yang mendukung (agribisnis) dan yang mengolah hasil- hasil pertanian (agroindustri) perlu lebih dikembangkan. Dalam pengembangannya, pemerintah dapat menjadi pendorong dan pembina terhadap masyarakat agar usaha disektor pertanian dapat dikembangkan menjadi usaha produktif.

d)Mempersiapkan tenaga kerja yang berkualitas.

Dalam era persaingan yang semakin ketat, upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sangat dibutuhkan. Kebijaksanaan tersebut diupayakan melalui peningkatan efisiensi iklim usaha yang dinamis yang didukung oleh perkembangan perekonomian secara menyeluruh baik nasional maupun internasional. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam aspek ketenagakerjaan dikembangkan melalui sistem keterpaduan antara dunia pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar atas dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diseminasikan keseluruh sektor daerah dan lapisan masyarakat. Dalam pemberdayaan dengan sistem desentralisasi diharapkan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif menyebarluaskan arti pentingnya kualitas dan produksi dalam masa persaingan bebas, terlebih lagi dalam kondisi ekonomi yang sedang lesu. Penciptaan iklim yang kondusif diupayakan melalui fungsi kelembagaan organisasi kepemimpinan dan manajemen yang ada dimasyarakat. Dalam upaya tersebut pendalaman dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap menjadi pegangan bagi peningkatan etos kerja yang tinggi.

e)Pemberian perlindungan dan kesejahteraan pekerja.

Kebijaksanaan perlindungan bagi pekerja perlu diberikan selaras dengan arah pembangunan sistem hubungan industrial yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat industri yang langsung terlibat dalam proses produksi, perluasan jangkauan dan kemampuan berunding agar menghasilkan syarat- syarat kerja yang berkualitas di dasarkan atas musyawarah/ mufakat dan demokratis, pengaturan pengupahan yang layak bagi kemanusiaan, pengawasan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja yang didukung oleh sumber daya yang memadai, disamping penegakan hukum (law enforcement) agar masyarakat luas mengetahui dinamika hukum ketenagakerjaan. Penciptaan suasana iklim kondusif cenderung mendorong tumbuh dan berkembangnya azas musyawarah dan mufakat untuk mencapai kepentingan bersama yang jauh dari pertentangan dan perselisihan.

Rabu, 18/01/2012 16:58 WIBPEMERINTAH TAK PERSOALKAN PUTUSAN MK SOAL OUTSOURCING, TAPI... Ramdhania El Hida - detikFinanceJakarta - Pemerintah menyetujui pendapat Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan bahwa adanya perjanjian kerja outsourcing merupakan bentuk pelanggaran konstitusi.Namun disisi lain pemerintah juga menyadari posisi pengusaha yang suatu waktu tertentu yang 'memerlukan' tenaga outsourcing dengan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)."Memang dalam hal-hal yang bersifat normatif itu tidak boleh ada diskriminasi, saya kira kita sambut baik saja keputusan MK tersebut," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat ditemui di Ballroom Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (18/1/2012).Hatta menyatakan ketegasan MK tersebut perlu diiringi dengan suatu kebijakan guna mengantisipasi agar tidak menjadikan banyak pengangguran atau justru kekurangan pegawai akibat keputusan itu. "Ketua Apindo (asosiasi pengusaha Indonesia) saja sudah menyambut baik, jadi tidak usah dimacam-macamkan, untuk hal-hal yang normatif dan mendasar. Akan tetapi, juga perlu dipikirkan yang disebutkan Apindo itu yang bersifat musiman, tiba-tiba dalam 2 bulan diperlukan ada musiman untuk meningkatkan produksi barangkali itu perlu dipikirkan seperti apa," tandasnya. Sebelumnya, MK memutuskan, ketidakpastian pekerja dengan sistem kontrak, termasuk outsourcing, telah melanggar konstitusi. Putusan ini dinilai memberi dampak positif pada pemenuhan hak-hak buruh. Dalam putusannya, MK mengabulkan sebagian permohonan pengujian Undang-Undang (UU) No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Permohonan pengujian UU Ketenagakerjaan ini diajukan oleh Didik Suprijadi yang mewakili lembaga swadaya masyarakat (LSM) Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik Indonesia (AP2MLI). Oleh MK, aturan untuk pekerja outsourcing (penyedia jasa pekerjaan) dalam UU tersebut,yaitu Pasal 65 ayat (7) dan Pasal 66 ayat (2) huruf b dianggap inkonstitusional jika tidak menjamin hakhak pekerja. "Aturan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dalam perjanjian kerja tersebut tidak disyaratkan adanya pengalihan perlindungan hak-hak bagi pekerja atau buruh yang objek kerjanya tetap ada walaupun terjadi pergantian perusahaan yang melaksanakan sebagian pekerjaan borongan dari perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh," kata Ketua MK Mahfud MD dalam putusan (17/1/2012)Mahkamah berpendapat pekerja yang melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan outsourcing tidak boleh kehilangan hak-haknya yang dilindungi konstitusi.Karena itu, mahkamah memastikan aturan tersebut bisa menjamin adanya hubungan kerja yang melindungi hak-hak pekerja dan model outsourcing tidak disalahgunakan perusahaan. Mahkamah menilai posisi buruh outsourcing dalam hubungannya dengan perusahaan menghadapi ketidakpastian kelanjutan kerja apabila hubungan kerja dilakukan berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT). Perjanjian kerja ini memberi implikasi jika hubungan pemberian kerja antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan outsourcing habis, habis pula masa kerja buruh. Buruh juga mengalami ketidapastian masa kerja karena tidak diperhitungkan secara jelas akibat sering bergantinya perusahaan penyedia jasa outsourcing. Dampaknya adalah hilangnya kesempatan pekerja outsourcing untuk memperoleh pendapatan, tunjangan yang sesuai dengan masa kerja dan pengabdiannya. "Ini karena UU Ketenagakerjaan tidak memberi jaminan kepastian bagi pekerja/ buruh outsourcing untuk bekerja dan mendapatkan imbalan serta perlakuan yang layak dalam hubungan kerja dan tidak adanya jaminan bagi pekerja," kata hakim konstitusi Achmad Sodiki. Mahkamah kemudian menentukan dua model bentuk perlindungan hak-hak pekerja, yaitu mensyaratkan agar perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing tidak berbentuk PKWT, tetapi berbentuk perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT). Kedua,menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan bagi pekerja yang bekerja pada perusahaan yang melaksanakan pekerjaan outsourcing. Model pertama, hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan outsourcing dianggap konstitusional sepanjang dilakukan berdasarkan PKWTT secara tertulis.Sementara model kedua, dalam hal hubungan kerja antara pekerja dan perusahaan outsourcing berdasarkan PKWT, pekerja harus tetap mendapatkan perlindungan hak-haknya dengan menerapkan prinsip pengalihan tindakan perlindungan.Minggu, 22/01/2012 18:09 WIBSISTEM OUTSOURCING HARUSNYA DIGUNAKAN 30 TAHUN MENDATANG Ramdhania El Hida detikFinanceJakarta - Sistem ketenagakerjaan melalui mekanisme outsourcing merupakan tren ketenagakerjaan 50 tahun mendatang. Sistem ini layak digunakan untuk negara-negera yang memiliki populasi orang tua lebih banyak dibandingkan orang mudanya. Indonesia dinilai belum perlu menggunakan tenaga outsourcing ini."Tren sistem ketenagakerjaan 50 tahun ke depan adalah outsourcing. Sistem ini merupakan pilihan yang mungkin untuk negara berpiramida tua," kata Pakar Kebijakan Publik Riant Nugroho kepada detikFinance, Minggu (22/1/2012).Menurut Riant, negara-negara Eropa saat ini memiliki tingkat populasi orang tua lebih besar daripada orang muda. Akibatnya, utang negaranya lebih besar dibandingkan penerimaan perpajakannya. Utang tersebut kebanyakan digunakan membayar biaya sosial para pekerjanya yang sudah beranjak tua."Seperti Eropa, yang muda sedikit dari yang pensiun sehingga rata-rata utang terhadap PDB-nya sekita 70 persen, Yunani bahkan 100 persen, paling rendah Jerman 60 persen, karena pemerintah menggaransi biaya sosial untuk yang tua," jelasnya.Riant menyatakan Indonesia belum memasuki fase tersebut. Pasalnya, jumlah populasi orang muda di Indonesia masih lebih besar dibandingkan populasi orang tua. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama. Sekitar 30 tahun mendatang, kondisi tersebut akan berbalik."Indonesia belum masuk piramida tua, itu 20 tahun ke depan jadi masih bisa gunakan sistem ketenagakerjaan menetap, tapi setelah itu, tidak bisa," jelasnya.Untuk itu, lanjut Riant, sistem outsourcing memang perlu dilakukan agar beban utang negara guna membiayai pensiun pegawai terlalu berat di masa depan. "Saat ini, bukan masalah di Indonesia, tapi seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina sudah mulai meningkat. Malaysia masih menggunakan sistem ketenagkerjaan menetap demi stabilitas politik, tapi yang terjadi beban utangnya 40 persen dibandingkan PDB, ini lebih dari Indonesia yang masih sekitar 25 persen," jelasnya.Sayangnya, lanjut Riant, saat ini sistem outsourcing yang dianut perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum memikirkan masa depan para pegawai outsourcing ini."Pekerja kelompok kerja seperti buruh ini tidak bisa pikirkan masa depannya. Untuk itu harus dibantu," ujarnya.Untuk itu, Riant menyatakan perlu dipikirkan suatu rancangan sistem ketenagakerjaan seperti sistem outsourcing tetapi berorientasi masa depan pegawai outsource. Salah satunya, adalah sistem outsourcing kemitraan. Sistem ini memberikan pengajaran kepada para pegawai outsource untuk melakukan bisnis sendiri (menjadi enterpreneur)."Kita harus punya opsi lebih dari konvensiaonal, seperti SJSN, pensiun. Pemerintah perlu siapkan Enterpreneurship Center. Jadi yang duduk kuliah, SMA dapat ekstrakulikuler buat kerja. Di setiap perusahaan karyawan dilatih menjadi enterpreneur, menciptakan lapangan kerja baru," jelasnya.Dengan demikian, Riant mengharapkan akan tercipta sistem ketenagakerjaan yang adil bagi para pegawai outsource. Namun, hal ini perlu ditegaskan dalam Peraturan Presiden."Di tingkat makro, perlu guideline, Perpres tentang hubungan ketenagakerjaan yang baru. Selain itu kita perlu peraturan di tingkat mikro, bahwa setiap perusahaan harus memimpin sistem outsourcing yang fair, kemitraan yang lebih baik dan fair," tegasnya.Jika sudah tercipta keadilan, lanjut Riant, maka demo-demo buruh tidak akan terjadi lagi. Selain itu, tidak ada pihak yang memanfaatkan konflik tersebut untuk kepentingan pribadi."Selama untuk masa depan dipikirkan, tidak perlu konflik, konflik yang tidak produktif dan isu ini tidak dimanfaatkan free rider, penunggang gelap yang tidak melihatkan gambaran ke depannya," tandasnya.