Paper Farmakognosi Greget Maksimal Ultimate Super

24
PAPER FARMAKOGNOSI “PENGUJIAN IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT” Nama : Ngakan Made Rudiarta NIM : 1208505047

description

jjjhjj

Transcript of Paper Farmakognosi Greget Maksimal Ultimate Super

PAPER FARMAKOGNOSIPENGUJIAN IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Nama : Ngakan Made Rudiarta NIM : 1208505047

JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS UDAYANA2013

TINJAUAN PUSTAKA

A. Reduksi Dengan Larutan FehlingPereaksi Fehling terdiri atas Fehling A (34,65 gram kupri sulfat dalam 500 ml air) dan Fehling B (campuran 173 gram natrium hidroksida dan 125 gram kalium natrium tartat dalam 500 ml air). Campuran larutan Fehling A dan Fehling B merupakan larutan berwarna biru. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat pereduksi, kemudian dipanaskan akan terjadi perubahan warna dari biru hijau kuning kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak.

Dalam reaksi ini, karbohidrat pereaksi akan diubah menjadi asam onat, yang membentuk garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi fehling akan mengalami reduksi sehingga tembaga bermartabat dua berubah menjadi tembaga bermartabat satu. (Sumardjo,damin. 2009).Untuk larutan dipanaskan dari zat, tambahkan setetes demi setetes campuran bagian yang sama dari larutan Fehling no 1 dan no 2. Dalam kasus tertentu, reduksi terjadi di dekat titik didih dan ditunjukkan dengan endapan bata merah dari tembaga oksida. Reduksi gula meliputi semua monosakarida, banyak disakarida (cth laktosa, maltose, sellobiosa, dan gentiobiosa).zat bukan reduksi meliputi beberapa disakarida (sukrosa dan trehalosa,yang terakhir gula yang ditemukan di beberapa jamur) dan polisakarida.karbohidrat tidak reduksi akan mendidih dengan asam yang konversi menjadi gula reduksi,tetapi mahasiswa diingatkan untuk menetralisir setiap asam yang digunakan untuk hidrolisis sebelum mencoba dengan larutan fehling atau tembaga oksida gagal mengendap.(Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan))Uji fehlingTabel Hasil Uji Fehling

SampelReaksi (+/-)Keterangan

LaktosaSukrosaGlukosaFruktosaKanjiMaduSirup 2%+-++-++Biru menjadi merah bata, mengendapBiru menjadi hijau kekuninganBiru menjadi merah bata, mengendapBiru menjadi merah bata, mengendapBiru menjadi hijau kebiruanBiru menjadi merah bata, mengendapBiru menjadi merah bata, mengendap

Sumber : Sinambela,Sandi Suroyoco.2010

Pada uji fehling ini ditunjukkan reaksi yang negatif adalah sukrosa dan kanji,disebabkan karena kanji dan sukrosa tidak mereduksi fehling. Reaksi positif ditunjukan pada laktosa, glukosa, fruktosa, madu dan sirup 2%. Hal ini terjadi karena pereaksi fehling akan tereduksi dari Cu2+ menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang meng hasilkan warna merah bata. 2Cu+ + 2 OH Cu2O +H2O (Sinambela,Sandi Suroco.2010)B. Uji MolischPereaksi molisch yang terdiri dari a-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walalupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Warna ungu kemrah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangka warna hijau adalah negatif. (Azahraa, hidayati. 2010.) Larutan karbohidrat dicampur dengan pereaksi molisch yaitu larutan 5% -naftol dalam alkohol,kemudian ditambah asam sulfat pekat dengan hati-hati.warna violet menunjukkan adanya karbohidrat. Dasar uji ini adalah heksosa atau pentose mengalami dehidrasi oleh pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan -naftol membentuk senyawa yang berwarna khusus untuk polsakarida dan disakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga tahap, yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentose dan diikuti oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi. (Sumardjo,damin. 2009)

Semua karbohidrat memberikan warna ungu ketika diperlakukan dengan -naftol dan asam sulfat pekat dengan karbohidrat larut ini muncul sebagai cincin jika asam sulfat yang perlahan dituangkan dalam untuk membentuk lapisan di bawah larutan air. Dengan karbohidrat tak larut seperti kapas (selulosa) warna tidak akan muncul sampai lapisan asam terguncang untuk membawa itu dalam kontak dengan bahan. (Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan)) H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu. (Putra,Eka 2010)Reaksi yang terjadi adalah (Putra,Eka 2010) :

No.Zat Uji Hasil Uji MolischKarbohidrat (+/-)

1. Amilum 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

2. Glikogen 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

3. Dekstrin 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

4. Sukrosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

5. Laktosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

6. Maltosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

7. Galaktosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

8. Fruktosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

9. Glukosa 1%Terbentuk cincin berwarna ungu+

10. Arabinosa 1 %Terbentuk cincin berwarna ungu+

Uji MolischTabel Hasil Uji Molisch:Pada uji Molisch, semua zat uji adalah termasuk karbohidrat. hal tersebut dapat dilihat pada terbentuknya cincin berwarna ungu. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut (Azahraa, hidayati. 2010.) :

Cincin ungu senyawa kompleksPada uji Iodium, pada masing-masing zat uji memiliki indikasi yang berbeda-beda. dari sepuluh zat uji, Amilum, Glikogen, dan Dekstrin positif polisakarida. (Azahraa, hidayati. 2010.)

C. Uji Pembentukan OsazoneOsazone adalah derivate gula yang terbentuk dari pemanasan larutan gula dengan fenilhidrazine hidroklorida,sodium asetat dan asam asetat. Jika kristal kuning yang terbentuk diamati di bawah mikroskop di bawah mikroskop mereka cukup karakteristik untuk gula tertentu yang akan diidentifikasi. Harus dicatat bahwa glukosa dan fruktosa membentuk osazone yang sama. Sebelum menentukan titik didih, osazone harus dimurnikan dengan rekristalisasi dari alkohol. Sukrosa tidak membentuk osazone, tapi dibawah kondisi dari tes diatas cukup hidrolisis berlangsung untuk memproduksi glukosazone.(Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan))Pada uji Osazon, yang mendasarinya adalah pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atao keton bersama fenilhidrazin berlebihan akan membentuk hidrazon atao osazon. Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas., sebaliknya osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. (Azahraa, hidayati. 2010.)Osazon adalah suatu kristal warna kuning yang sukar larut dalam air,dan terbentuk apabila kita memanaskan monosakarida atau disakarida pereduksi dengan fenilhidrazin.Osazon, baik aldosazon maupun ketosazon merupakan nama umum. Apabila karbohidrat pembentukannya adalah glukosa, namanya glukosazon,bila galaktosa, namanya galaktosazon, dan seterusnya.

Dibawah ini adalah pembentukan D-galaktosazon ;

Reaksi Pembentukan ketosazon :

Tiap jenis karbohidrat memiliki bentuk Kristal osazone yang spesifik, dan juga titik cair dan kecepatan pembentukannya. Berdasarkan hal tersebut, tes osazon dapat dipakai untuk membedakan beberapa jenis karbohidrat. (Sumardjo,damin. 2009)Uji Osazon Tabel Hasil Uji Osazon :No.Zat Uji Hasil Uji OsazonBentuk Kristal

1. Sukrosa 1 %Terbentuk Kristal

2. Maltosa 1 %Terbentuk Kristal

3. Galaktosa 1 %Terbentuk Kristal

4. Glukosa 1 %Terbentuk Kristal

Sumber : Azahraa, hidayati. 2010.D. Uji ResorsinolUji ini diketahui sebagai uji Seliwanoff. Kristal dari resorsinol ditambahkan ke dalam larutan dan dihangatkan pada bak air dengan volume sama dengan asam hidroklorida pekat.Warna mawar dihasilkan jika ada keton. (Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan)) Uji Seliwanoff dipakai untuk menunjukkan adanya ketoheksosa,misalnya : fruktosa.Pereaksi Seliwanoff adalah resorsinol dalam asam klorida encer.Pendidihan fruktosa dengan pereaksi seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah.Dua tahap reaksi terjadi dalam pendidihan ini,yaitu dehidrasi fruktosa oleh HCl yang ada dalam pereaksi Seliwanoff membentuk hidroksimetilfurfural dan kondensasi hidroksimetilfurfural yang terbentuk dengan resorsinol membentuk semyawa berwarna merah. Sakarosa akan memberikan hasil yang sama bila diuji dengan uji ini sebab sakarosa akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa dalam proses ini. Fruktosa yang terbentuk akan memberikan warna merah.(Sumardjo,damin. 2009)

(Sumardjo,damin. 2009)Reaksi Selliwanof untuk SakaridaPada sukrosa, HCl akan menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Akan tetapi karena kereaktifan antara glukosa dan fruktosa. Akan tetapi karena kereaktifan antara glukosa dan fruktisa terhadap HCL encer berbeda maka fruktosa akan lebih dahulu membentuk suatu senyawa hidroksimetil furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks berwarna merah. Sedangkan maltosa bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul glukosa yang kurang reaktif terhadap terhadap HCl encer, sehingga memberi efek yang negative terhadap resorsinol. (Saniazizah,Nurul.2012.)Secara umum, reaksi seliwanof adalah sebagai berikut :

(Saniazizah,Nurul.2012.)

Uji Resorsinol Tabel Hasil Uji Resorsinol (Selawanoff)No.Zat Uji Hasil Uji SeliwanofKetosa (+/-)

1. Sukrosa 1 %Kuning Jingga-

2. Galaktosa 1 %Bening-

3. Fruktosa 1 %Merah Jingga+

4. Glukosa 1 %Bening-

5. Arabinosa1 %Bening-

Sumber : Azahraa, hidayati. 2010.

E. Uji Pentosa Uji pentosa dapat ditunjukkan dengan uji Bial dan uji Tauber. Pereaksi bial dapat dibuat dengan melarutkan 1,5 gram orsinol dalam 500 ml asam klorida pekat, kemudian ditambah dengan 20-30 tetes feriklorida 10%. Pereaksi Tauber dapat diperoleh bila larutan benzidin 4% dicampur dengan asam asetat glacial.Pendidihan aldopentosa dengan pereaksi bial akan menghasilkan larutan berwarna hijau. Bila aldopentosa dididihkan dengan pereaksi Tauber, dihasilkan warna pink sampai merah setelah didinginkan. (Sumardjo,damin. 2009).Panaskan larutan dari zat pada tabung uji dengan volume sama dari asam hidroklorida mengandung floroglucinol kecil. Bentuk warna merah menandakan pentose (Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan)) Uji Bial Tabel Hasil Uji Bial :No.Zat Uji Hasil Uji BialPentosa (+/-)

1. Maltosa 1 %Bening-

2. Galaktosa 1 %Bening-

3. Fruktosa 1 %Berwarna Kuning-

4. Glukosa 1 %Bening-

5. Arabinosa1 %Berwarna Biru+

Sumber : Azahraa, hidayati. 2010. Uji Tauber Tabel Hasil Uji Tauber :

Sumber : Aji,Ganjar Bayu. 2010.

F.Uji Keller-KillianiUji Keller-Killiani untuk gula deoksi. Gula deoksi terdapat pada glikosida cardiac seperti Digitalis dan Strophantus sp. Gula terlarut dalam asam asetat yang berisi ferric chloride yang bergerak pada permukaan asam sulfat. Pada pertemuan kedua larutan terdapat warna coklat kemerah-merahan yang berangsur-angsur kian membiru.(Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan))Uji Glikosida Jantung Ekstrak alang-alang sebanyak 5 ml dicampur dengan 2 ml asam asetat glacial yang berisi satu tetes larutan FeCb. Hasil dari uji glikosida jantung ditentukan dengan penambahan 1 ml H2SO4 pekat ke dalam campuran. Terbentuknya suatu cincin berwarna coklat yang ada pada permukaan menandakan adanya kardenolida (glikosida jantung). Suatu cincin yang berwarna ungu mungkin akan nampak di bawah cincin yang berwama coklat, sementara pada saat berada dalam lapisan asam asetat, secara berangsur-angsur akan terbentuk lapisan yang berwama kehijau-hijauan di bawah cincin yang berwama ungu sebelumnya. Uji glikosida jantung ini menggunakan uji Keller-Killiani. Perlakuan yang sama untuk tanaman lidah ular.

Identifikasi glikosida Ekstrak alang-alang dicampur dengan asam asetat glasial yang berisi satu tetes larutan FeCl. Hasil dari uji glikosida jantung ditentukan dengan penambahan 1 ml H2SO4 pekat ke dalam campuran. Dari hasil penelitian, pada tanaman lidah ular terbentuk suatu cincin berwarna coklat yang ada pada permukaan yang menandakan adanya kardenolida (glikosida jantung).Sedangkan pada alang- alang menunjukan uji negatif dimana cincin coklat tidak terbentuk.(Seniwaty,dkk.2009)

G. Reduksi Enzimatik Karbohidrase atau sakaridase merupakan kelompok enzim yang memecah atau menghidrolisis karbohidrat atau sakarida. Enzim yang termasuk dalam golongan ini adalah amylase dan disakaridase. Amilase merupakan enzim yang berperan dalam proses hidrolisis amilum, yaitu suatu polisakarida yang terdiri atas amilosa dan amilopektin, sedamgkan disakaridase adalah enzim yang mengatalisasi hidrolisis disakarida atau biosa.( Sumardjo, D. 2009)Penentuan gula dengan cara enzimatis sangat tepat terutama untuk tujuan penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai macam gula. Cara kimiawi mungkin sulit untuk penentuan secara individual yang ada dalam campuran tersebut, tetapi dengan cara enzimatis ini penentuan gula tertentu tidak akan mengalami kesulitan karena tiap enzim sudah sangat spesifik untuk gula tertentu.( Septori, Ragil. 2008.)H. KromatografiKromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan pada perbedaan antara fase bergerak dan fase diam dari komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan. Komponen yang dipisahkan tersebut dapat dikuantifikasi dengan menggunakan detektor dan/atau dikoleksi untuk analisa lebih lanjut. Instrumen untuk mengkuantifikasi adalah Gas and liquid chromatography dengan mass spechtrometry (GC-MC dan LCMC); Fourier transform infrared spectroscopy (GC-FTIR) dan diode-array UV-VIS absoprtionspectroscopy (HPLC-UV-VIS). Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan senyawa organik menguap (volatile). Fase bergerak adalah gas dan fase diam biasanya cairan. High Performance Liquid Chromatografi (HPLC) adalah variasi dari khromatografi cairan yang menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk meningkatkan efisiensi pemisahan senyawa kimia. Kromatografi cair (LC) digunakan untuk menganalisis pemisahan campuran, yang mengandung ion-ion logam dan senyawa organik. Fase bergerak adalah pelarut dan fase diam adalah cairan yang menduku padatan, padatan, dan ion pengganti resin (Afrianto, 2008)Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase bergerak. Fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas, sedangkan fase tetap dapat berupa zat atau zat cair. Apabila zat padat sebagai fase tetapnya, maka disebut kromatografi serapan, sedangkan jika zat cair sebagai fase tetapnya, maka disebut kromatografi partisi. ( Septori, Ragil. 2008.)Metode kromatografi sangat cocok untuk pemeriksaan ekstrak obat, yang mengandung sejumlah karbohidrat yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. tidak hanya berlaku untuk karbohidrat yang awalnya ada dalam tanaman, tapi juga digunakan untuk mempelajari produk dari hidrolisis dari kompleks polisakarida seperti gum dan mucilages. (Evans, W.C.,2002(isi diterjemahkan)) Tabel Uji Kromatografi Kertas Sumber : Raharjo,2010DAFTAR PUSTAKA

1. Afrianto, Eddy. 2008 . Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Direktorat Pembinaan Sekolah2. Azahraa, hidayati. 2010. Uji Kualitatif untuk identifikasi karbohidrat I dan II. Tangerang : Universitas Pembangunan Jaya 3. Evans, W.C.,2002, Trease and Evans Pharmacognosy, 15th ed, W.B. Saunders, p214-2374. Aji,Ganjar Bayu.2010.Karbohidrat. Bogor : Universitas Pakuan 5. Putra, Eka. 2010. ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT. Cimahi : Unversitas Jenderal Achmad Yani 6. Raharjo, Raden Alif. 2010. KROMATOGRAFI KERTAS. Kendari : UNIVERSITAS HALUOLEO7. Saniazizah, Nurul. 2012. Analisis Karbohidrat. Surabaya : Akademi Gizi Surabaya 8. Seniwaty,dkk.2009. SKRINING FITOKIMIA DARI ALANG-ALANG (Imperata Cylindrica L.Beauv) DAN LIDAH ULAR (Hedyotis Corymbosa L.Lamk). Universitas Lambung Mangkurat, vol.3 no 2 :124-1339. Septori, Ragil. 2008. Perbedaan Kadar Glukosa pada Onggok yang Dihidrolisis dengan Asam Klorida, Asam Sulfat dan Asam Oksalat. Universitas Muhammadiyah. Semarang.10. Sinambela, Sandi Suroyoco. 2010 . Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar. Semarang : Unversitas Diponegoro 11. Sumardjo, damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 12. Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.