Paper Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya
-
Upload
nanda-siti -
Category
Documents
-
view
75 -
download
2
description
Transcript of Paper Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya
PAPER BANK dan LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
KEGAGALAN KEBIJAKAN MONETER di INDONESIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen Pengampu: Amandita Novi Yushita, M.Si.
Disusun oleh:
Nanda Siti Adi Utami 13803244014
PENDIDIKAN AKUNTANSI 2013 C
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013/2014
KEGAGALAN KEBIJAKAN MONETER di INDONESIA
Nanda Siti Adi Utami
Abstrak
Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
selaku bank sentral yang merupakan lembaga Negara yang independen. Bank Indonesia
memiliki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan
dari kebijakan moneter sendiri adalah proses mengatur persedian uang sebuah negara
dengan tujuan tertentu, yang salah satu tujuannya adalah mencegah terjadinya peredaran
uang berlebih atau lebih dikenal dengan istilah inflasi. Apabila terjadi inflasi yang tinggi
maka akan menyebabkan turunnya kemampuan daya beli oleh masyarakat. Kebijakan
moneter yang diterbitkan oleh bank juga bertujuan untuk menjaga kestabilan harga.
Kestabilan harga adalah suatu hal yang sangat penting bagi kalangan rumah tangga
terutama masyarakat yang berpendapatan tetap maupun bagi sektor usaha. Kebijakan
moneter akan dirasakan pertama kali oleh perbankan kemudian sektor riil lainnya.
Apabila stabilitas ekonomi mengalami gangguan maka akan terjadi suatu krisis
moneter/finansial yang berkaitan dengan nilai mata uang yang semakin rendah dan
menyebabkan mata uang menjadi tidak bernilai. Kegagalan kebijakan moneter akan
berdampak pada seluruh sektor yang ada terutama sektor perekonomian.
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara dengan sifat pembangunan perekonomian yang
terbuka, itu artinya jalan dari perekonomian Indonesia masih banyak terpengaruh
dari luar. Oleh sebab itu Indonesia harus memiliki fondasi yang kokoh untuk dapat
membentengi negara agar tidak sepenuhnya pembangunan perekonomian di
Indonesia terpengaruh dari luar. Untuk menjaga perekonomian negara perlua
adanya sebuah kebijakan yang mengatur mengenai peredaran uang serta kestabilan
ekonomi. Oleh sebab itu Bank Indonesia (bank sentral) selaku lembaga independen
negara mengeluarkan kebijakan berupa kebijakan moneter yang menjaga kestabilan
perekonomian negara.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni
menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat
dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter
pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada
sektor riil (Wikipedia).
Tujuan dari kebijakan moneter di Indonesia ditentukan oleh Bank Indonesia
sesuai dengan yang tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia. Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara
lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada
inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama
kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai
tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting
dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank
Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai
tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu
(Bank Indonesia).
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk
melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti
uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi
yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-
sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi
pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau
pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian
moneter berdasarkan Prinsip Syariah (Bank Indonesia).
Akan tetapi apa yang direncanakan tidak selamanya berjalan dengan lancar,
tidak jarang kebijakan yang di tetapkan oleh Bank Indonesia tidak dapat
terimplementasikan dengan baik. Ada faktor-faktor yang menyebabkan kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia tidak berjalan
dengan baik bahkan menimbulkan krisis berkepanjangan yang merugikan banyak
pihak. Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan timbulnya krisis moneter,
baik faktor internal maupun eksternal dalam suatu perekonomian negara.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan dengan tujuan mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
perekonomian terganggu maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi).
2. Tujuan Kebijakan Moneter
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara
kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang
rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku
bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk
mempengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir
pencapaian inflasi. Tujuan yang selanjutnya adalah untuk menjaga pertumbuhan
ekonomi serta perluasan kesempatan kerja (high employment).
3. Instrumen Kebijakan Moneter
Dalam upaya mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pada umumnya
bank sentral menggunakan beberapa instrumen kebijakan moneter yang
digolongkan menjadi dua jenis yaitu Instrumen Kebijakan Moneter Langsung
(direct monetary policy instrument) serta Instrumen Kebijakan Moneter Tidak
Langsung (indirect monetary policy instrument).
Instrumen kebijakan moneter langsung (direct monetary policy
instruments) adalah instrumen pengendalian moneter yang digunakan bank
sentral untuk mempengaruhi jumlah uang beredar secara langsung. Dari sisi
otoritas moneter, instrumen langsung ini merupakan instrumen yang efektif
untuk mencapai sasaran pengurangan jumlah uang berdar dalam rangka
pengendalian harga (tingkat bunga). Intrumen kebijakan moneter tidak langsung
adalah instrumen pengendalian moneter yang secara tidak langsung
mempengaruhi sasaran operasional kearah yang ditargetkan oleh bank sentral
sebagai otoritas moneter.
C. Kegagalan Kebijakan Moneter di Indonesia
Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya bahwa kebijakan moneter
merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai instrumen
untuk menjaga kestabilan ekonomi terutama pada kestabilan nilai mata uang guna
mencegah terjadinya inflasi yang berlebihan. Stabilisasi ekonomi dapat diukur
dengan luasnya kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang.
Namun, apa yang telah direncanakan tidak selamanya berjalan dengan baik.
Ada kalanya rencana tersebut mengalami gangguan bahkan kegagalan. Seperti
halnya suatu rencana kebijakan moneter di Indonesia juga mengalami fluktuasi.
Kegagalan kebijakan moneter terparah pernah dialami Indonesia antara tahun 1997
sampai dengan 1998. Kegagalan tersebut telah menyebabkan terjadinya krisis
moneter yang berkepanjangan sehingga melumpuhkan seluruh sektor
perekonomian di Indonesia. Krisis moneter sendiri adalah suatu krisis yang
berhubunan dengan keuangan atau perekonomian suatu negara. Krisis moneter atau
krisis finansial dimulai pada Juli 1997 di Thailand dan mempengaruhi nilai mata
uang, bursa saham dan harga aset lainnya dibeberapa negara di Asia. Indonesia,
Korea Selatan dan Thailand merupakan negara dengan krisis moneter yang paling
parah.
Berbagai faktor telah mempengaruhi terjadi krisis moneter di Indonesia, yaitu
faktor eksternal dan juga faktor internal. Kekacauan perekonomian Indonesia
menjadi awal serta faktor penyebab terpuruknya perekonomian di Indonesia.
Adanya kelemahan fundamental mikro ekonomi yang tercermin dari kerentanan
sektor keuangan nasional khususnya sektor perbankan. Krisis moneter yang terjadi
di Indonesia sejak Juli 1997 dan telah berlangsung selama 2 tahun telah berubah
menjadi krisis ekonomi, yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak
perusahan yang menutup usahanya dan menjadikan semakin banyaknya
pengangguran. Akan tetapi tidak seluruhnya krisis ini terjadi karena krisis moneter
saja, sebagian juga disebabkan oleh musibah nasional yang menimpa Indonesia
secara bertubi-tubi.
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga makanan menimbulkan banyak
kekacauan di Indonesia. Banyak terjadi kegagalan panen padi di berbagai tempat
karena musim kemarau yang berkepanjangan dan terparah selama 50 tahun
terakhir, hama, kebakaran hutan di Kalimantan serta peristiwa kerusuhan yang
melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998. Pada Februari 1998, Presiden
Soeharto memecat Gubernur Bank Indonesia. Soeharto dipaksa mundur pada
pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden, mulai dari sinilah krisis
moneter Indonesia memuncak.
Beban ekonomi terbesar Indonesia adalah utang luar negeri yang semakin
membengkak ditambah dengan bunganya yang juga semakin besar. Utang tersebut
telah melebihi kapasitas yang wajar, sehingga biaya untuk kepentingan lain yang
mendasar dan mendesak menjadi sangat minim.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi
pada tahun 1998. Krisis moneter dimulai dari gejala/kejutan keuangan pada juli
1997, menurunnya nilai tukar rupiah secara tajam terhadap valas, diukur dengan
dolar Amerika Serikat yang merupakan pencetus/trigger point. Stok utang luar
negeri yang dipinjam oleh sektor swasta yang umumnya berjangka pendek sehingga
menimbulkan ketidakstabilan. Pemerintah sendiri tidak memiliki mekanisme
pengawasan terhadap utang sektor swasta. Selanjutnya adalah karena lemahnya
sistem perbankan Indonesia, di karenakan kelemahan sistemik perbankan maka
masalah eksternal utang sektor swata berubah menjadi persoalan perbankan dalam
negeri. Selain itu, tidak jelasnya arah perubahan politik berkembang menjadi isu
ekonomi. Krisis disebabkan tidak berimbangnya kapasitan konsumsi dengan
kapasitas produksi (underconsumtion crisis). Selain itu krisis disebabkan karena
terlampau besarnya jumlah investasi modal asing sementara tabungan nasional
sudah habis untuk berinvestasi (ovesinvesment).
Selain itu terjadinya defisit neraca berjalan yang semakin membesar (IMF
Research Department Staff: 10; IDE), yang disebabkan karena laju peningkatan
impor barang dan jasa lebih besar dari ekspor dan melonjaknya pembayaran bunga
pinjaman. Sebab utama adalah nilai tukar rupiah yang sangat overvalued, yang
membuat harga barang-barang impor menjadi relatif murah dibandingkan dengan
produk dalam negeri. IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda
pengucuran dana bantuan yang dijanjikannya dengan alasan pemerintah tidak
melaksanakan 50 butir kesepakatan dengan baik. Negara-negara sahabat yang
menjanjikan akan membantu Indonesia juga menunda mengucurkan bantuannya
menunggu signal dari IMF, padahal keadaan perekonomian Indonesia makin lama
makin tambah terpuruk.
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia tentu memiliki dampak bagi
perekonomian di Indonesia, ada dampak yang besifat negatif akan tetapi ada pula
dampak yang positif dari terjadinya krisis moneter 1997-1998. Dampak negatif dari
krisis moneter antara lain, semakin melemahnya kurs rupiah terhadap kurs dollar
Amerika pada tanggal 1 Agustus 1997. Pemerintah melikuidasi enam belas bank
yang bermasalah. Usaha pemerintah melalui Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) tidak memberikan hasil yang signifikan sehingga pemerintah
harus menanggung utang yang sangat besar. Terjadi krisis kepercayaan
Internasional terhadap Indonesia. Perusahaan Negara dan Swata tidak dapat
membayar utangnya yang akan atau telah jatuh tempo. Terjadi banyak Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) dikarenakan perusahaan menghentikan kegiatannya. Selain
itu, menipisnya bahan pokok di pasaran mengakibatkan harga naik tak terkendali
dan biaya hidup semakin tinggi.
Sementara itu dampak positif dari terjadinya krisis moneter adalah terciptanya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik. Selain itu, Indonesia berhasil mengubah statusnya dari
negara pengimpor beras menjadi bangsa yang memnuhi kebutuhan berasnya sendiri
(swasembada beras). Serta terjadi penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan
perbaikan kesejahteraan rakyat.
Dari kasus krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998
dapat diidentifikasi bahwa telah terjadi kegagalan kebijakan moneter yang di
tetapkan oleh Bank Indonesia selaku lembaga independen negara. Kebijakan
moneter yang ditetapkan ditahun itu tidak berjalan dangan baik. Indonesia tidak
berhasil menjaga kestabilan perekonomian bangsa. Terjadi inflasi yang tinggi, tidak
adanya pemerataan pembangunan, tidak stabilnya neraca perdagangan internasional
serta tidak meratanya kesempatan kerja terbukti dengan banyak pengangguran
akibat dari perusahaan yang melakukan pemberhentian total kegiatan
perusahaannya. Oleh sebab, itu penting bagi Bank Indonesia untuk selalu
mengontrol jalannya kebijakan moneter yang berlangsung agar apa yang terjadi
pada tahun 1997-1998 tidak terulang kembali.
D. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah paparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia
dengan tujuan mencapai kestabilan perekonomian serta perluasan kesempatan
kerja.
2. Kegagalan kebijakan moneter akan mengakibatkan banyak kerugian pada sektor
perekonomian negara.
3. Kurangnya pengawasan terhadap kebijakan yang dijalankan akan
mengakibatkan terjadinya masalah yang berkepanjangan.
4. Krisis moneter yang merembet menjadi krisis ekonomi yang terjadi di
Indonesia diakibatkan oleh faktor internal maupun eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
______. Krisis Finansial Asia 1997. Retrieved Juli 18, 2014, from Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_finansial_Asia_1997#Indonesia
Bagus, D. (2009, Juni). Kebijakan Moneter; Definisi dan Instrumen Kebijakan Moneter.
Retrieved Juli 18, 2014, from jurnal-sdm.blogspot.com: http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/06/kebijakan-moneter-derfinisi-dan.html
Ikhsanul. (2013, Maret). Sejarah Kriris Moneter di Indonesia. Retrieved Juli 17, 2014, from
Ikhlasul1997.blogspot.com: http://ikhlasul1997.blogspot.com/2013/03/sejarah-krisis-
moneter-di-indonesia.html
Indonesia, B. Transmisi Kebijakan Moneter. Retrieved Juli 18, 2014, from www.bi.go.id:
http://www.bi.go.id/id/moneter/transmisi-kebijakan/Contents/Default.aspx
Indonesia, B. Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia. Retrieved Juli 18, 2014, from
www.bi.go.id: http://www.bi.go.id/id/moneter/tujuan-kebijakan/Contents/Default.aspx
Parmadita. (2103, April 10). Penyebab Krisis Moneter. Retrieved Juli 17, 2014, from Seputar
Forex:
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=122989&title=penyebab_krisis
_moneter
Siamat, D. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Syahputra, I. Sebab-sebab Terjadinya Krisis Ekonomi. Retrieved Juli 18, 2014, from ade-
artikel.blogspot.com: http://ade-artikel.blogspot.com/2010/03/sebab-sebab-terjadinya-
krisis-ekonomi.html
Tarmidi, L. T. Krisis Moneter Indonesia: Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran. Retrieved Juli
18, 2014, from Chynson Computer: http://www.chynsoncomputer.com/krisis-moneter/