Pantek 06 Ocr

download Pantek 06 Ocr

of 39

Transcript of Pantek 06 Ocr

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    1/39

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    2/39

    Diterbitkan oleh:Direktorat Akuntansi dan Pelaporan KeuanganDirektorat Jenderal PerbendaharaanDepartemen Keuangan Republik IndonesiaJI . Budi Utomo NO.6 Jakarta PusatTelepon (021) 3449230 pesawat 5500, 3847068Faksimili (021) 3864776

    Selain tersedia dalam bentuk cetakan , Panduan Teknis101 juga dapat diakses melaluiwww .oerbendaharaan .c9.id. Kritik dan saran bagiperbaikan kualitas publikasi sangat kami harapkan .

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    3/39

    Panduan Teknis Akuntansi Pemerintah PusatEdisi 6, Desember 2009

    Tim Penyusun:

    Penanggung Jawab Dlrektur Akuntansl dan Pelaporan KeuanganRedaktur Bllmar ParhuslpPenyuntlng/Edltor 1. Ell Tamba

    2. Syalful3. Hamlm Mustofa4. Budl Hartadl

    Redaktur Pelaksana Mega MellistyaSekretariat Houlwan

    Redaksi menerima tulisan/artikel dan pertanyaan yang berhubungandengan akuntansi dan pelaporan keuangan. Tulisan/artikel danpertanyaan sebaiknya ditulis dalam spasi rangkap 2 (dua) serta dikirimkanke alamat redaksi melalui surat maupun email. Redaksi berhak mengubahisi tul isan/artikel untuk disesuaikan dengan keb utuhan pembaca. Setiaptu lisan/artikel dan pertanyaan yang dimuat akan mendapatkan imbalanyang menarik.

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    4/39

    DAFTAR lSI

    1. Laporan Keuangan BUN ........................ . 12. Akuntabilitas Pengelolaan Aset DekonsentrasifTugasPembantuan .............. ........ ... 103. Basis Akrual: Suatu Pengantar .......... .... ........... 204. Klinik Akuntansi Pemerintah Pusat .......... ............... 32

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    5/39

    LAPORAN KEUANGAN BUN

    Kekuasaan pengelolaan keuangan negara merupakan bag ian dari kekuasaanpemerintahan yang dipegang oleh Presiden selaku Kepala Pemerintahan yangmeliputi kewenangan yang bersilat umum dan kewenangan yang bersilatkhusus. Dalam penyelenggaraan kekuasaan tersebut, Presiden menguasakansebagian dari kekuasaannya kepada Menteri Keuangan selaku pengelola liskal dankepada Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.Sejak tahun 2004, Kementerian Negara/Lembaga (KL) selaku PenggunaAnggaran/Pengguna Barang telah menyusun laporan keuangan yang kemudiandisebut Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKlL) . Menyadari bahwatransparansi dan akuntablitas harus semakin ditingkatkan dan untuk memenuhiperaturan peundang-undangan, maka Menteri Keuangan selaku Bendahara UmumNegara (BUN) telah menyusun Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN)Tahun Anggaran 2008 untuk pertama kalinya . Bagaimana proses penyusunannya dankesulitan apa yang dihadapi dalam penyusunan LKBUN akan dibahas dalam tulisan ini.

    Sesuai dengan Pasal 8 UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara, dalam rangkapelaksanaan kekuasaan ataspengelolaan liskal, Menteri Keuanganmempunyai tugas antara lainmelaksanakan lungsi bendahara umumnegara . Selanjutnya , Pasal 7 ayat (2)Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara,Menteri Keuangan selaku BendaharaUmum Negara berwenang :a. Menetapkan kebijakan dan

    pedoman pelaksanaan anggaran;b. Mengesahkan dokumen pelak-

    sanaan anggaran;

    c. Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara;d. Menetapkan sistem penerimaandan pengeluaran kas negara;

    e. Menunjuk bank dan/atau lembagakeuangan lainnya dalam rangkapelaksanaan penerimaan danpengeluaran anggaran negara;

    I . Mengusahakan dan mengaturdana yang diperlukan dalampelaksanaan anggaran negara;

    g. Menyimpan uang negara;h. Menempatkan uang negara dan

    mengelola/menatausahakan investasi;

    Halaman 11

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    6/39

    i. Melakukan pembayaransarkan permintaan

    berdapejabat

    Pengguna Anggaran ;j. Melakukan pinjaman dan

    memberikan jaminan atas namapemerintah;

    k. Memberikan pinjaman atas namapemerintah;

    I. Melakukan pengelolaan utang danpiutang negara;

    m. Mengajukan rancangan peraturanpemerintah tentang standarakuntansi pemerintahan;

    n. Melakukan penagihan piutangnegara;

    o. Menetapkan sistem akuntansi danpelaporan keuangan negara;

    p. Menyajikan informasi keuangannegara ;

    q. Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik negara;

    r. Menentukan nilai tukar mata uangasing terhadap rupiah dalamrangka pembayaran pajak;

    s. Menunjuk pejabat Kuasadahara Umum Negara.

    Entitas Pelaporan BU NEntitas Pelaporan adalahpemerintahan yang terdiri dariatau lebih entitas akuntansi

    Ben-

    unitsatuyang

    menurut ketentuan peraturan

    perundang-undangan wajib me-nyampaikan laporan pertanggung-jawaban berupa laporan keuangan .Sedangkan Entitas akuntansi adalahunit pemerintahan pengguna anggaranlpengguna barang dan oleh karenanyawajib menyelenggarakan akuntansi danmenyusun laporan keuangan untukdigabungkan pada entitas pelaporan .Entitas Pelaporan umumnya mempunyai ciri-ciri:a. Entitas tersebut dibiayai oleh

    APBN atau dibiayai oleh APBDatau mendapat pemisahan kekayaan dari anggaran ,

    b. Entitas tersebut dibentuk denganperaturan perundang-undangan,

    c. Pimpinan Entitas tersebut adalahpejabat pemerintah yang diangkatatau pejabat negara yang ditunjukatau yang dipilih oleh rakyat, dan

    d. Entitas tersebut membuatpertanggungjawaban baik langsung maupun tidak langsungkepada wakil rakyat sebagai pihakyang menyetujui anggaran.

    Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1 )Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2006 tentang Pelaporan Keuangan danKinerja Instansi Pemerintah, EntitasPelaporan terdiri dari:a. Pemerintah Pusat;b. Pemerintah daerah;c. Kementerian Negara/Lembaga;

    Halaman 12

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    7/39

    d. Bendahara Umum Negara.Selanjutnya disebutkan bahwa Ben-dahara Umum Negara selaku EntitasPelaporan wajib menyusun danmenyajikan laporan keuangan danlaporan k i n e ~ a

    Komponen LKBUNSeb aga imana telah dijelaskan padaPasal 51 ayat (1) UU Nomor 1 Tahun2004 , Menteri Keuangan selakuBendahara Umum Negaramenyelenggarakan akuntansi atastransaksi keuangan, aset, utang, danekuitas dana termasuk transaksipembiayaan dan perhitungannya.Kemudian, Pasal 55 ayat (2) huruf cmenyatakan bahwa Menteri Keuanganselaku BUN menyusun Laporan ArusKas.Seperti disebutkan di atas, bahwaMenteri Keuangan selaku BUN jugamempunyai kewenangan yangberdampak terhadap timbulnya asetmisalnya Kas , Piutang, Investasi danUtang baik yang segera jatuh tempomaupun Utang yang jatuh temponyalebih dari satu tahun.Kewenangan Menteri Keuangan selakuBUN juga berdampak terhadapt e ~ a d i n y a realisasi anggaran yangmemang dari sifatnya hanya dapatdilakukan oIeh BUN (dalam hal ini jugaberfungsi sebagai Pengguna Anggaran

    BUN) misalnya membayar bunga,subsidi , pembayaran utang, melakukaninvestasi dan lain sebagainya.Sesuai Pasal 5 ayat (3) PeraturanPemerintah Nomor 8 Tahun 2006,bahwa laporan keuangan BUN setidak-tidaknya terdiri dari:a. Laporan Realisasi Anggaran ;b. Neraca;c. Laporan Arus Kas ; dand. Catatan atas Laporan Keuangan

    Mekanlsme Penyullunan LKBUNLaporan Keuangan BUN merupakankonsolidasian dari seluruh LaporanKeuangan entitas akuntansi yangdikategorikan sebagai BUN .Pengkonsolidasian laporan keuangandilakukan melalui Sistem AkuntansiBendahara Umum Negara (SABUN)seperti dapat dilihat dalam baganberikut:

    [-

    Halaman 13

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    8/39

    Sesuai Peraturan Menteri KeuanganNomor 171 Tahun 2007, SA-BUNdapat dibedakan menjadi SistemAkuntansi Pusat (Si-AP), SistemAkuntansi Utang Pemerintah dan Hibah(SA-UPH), Sistem Akuntansi InvestasiPemerintah (SA-IP), Sistem AkuntansiPenerusan Pinjaman (SA-PP), SistemAkuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD),Sistem Akuntansi Belanja Subsidi danBelanja Lainnya (SA-BSBL), SistemAkuntansi Transaksi Khusus (SA-TK),dan Sistem Akuntansi Badan Lainnya(SA-BL).

    Sistem Akuntansi PusatSistem Akuntansi Pusat (SiAP) adalahserangkaian prosedur manual maupunyang terkomputerisasi mulai daripengumpulan data, pencatatan,pengikhtisaran sampai denganpelaporan posisi keuangan dan operasikeuangan pada KementerianKeuangan selaku BUN.SiAP dilaksanakan pada DirektoratJenderal Perbendaharaan selakuKuasa BUN yang selanjutnyadilaksanakan Direktorat PKN danKPPN. SiAP menghasilkan laporankeuangan berupa Laporan Arus Kasdan Neraca.Laporan Arusinformasi yangpenerimaan kas

    Kas menyajikanberkaitan denganoleh BUN dan

    pengeluaran kas melalui BUN yangdibedakan ke dalam empat aktivitas ,yaitu Aktivitas Operasi , AktivitasInvestasi Aset Non Keuangan, AktivitasPembiayaan, dan Aktivitas NonAnggaran.Neraca menyajikan informasi Ka s,Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran(SiLPA). Kas terdiri dari Kas KPPNyang ada pad a Bank Operasional danpersepsi, Kas yang ada pad a RKUN,Kas pada Rekening PemerintahLainnya (RPL), dan Kas di BendaharaPengeluaran .Direktorat Pengelolaan Kas Negaradan KPPN menyampaikan datanyakepada Sub Direktorat Akuntansi Pusatpada Direktorat Akuntansi danPelaporan Keuangan untukdikonsolidasikan dan dikirimkan ke SABUN.

    Sistem Akuntansi Utang Pemerintahdan HibahSistem Akuntansi Utang Pemerintahdan Hibah (SA-UPH) adalahserangkaian prosedur manual maupunyang terkomputerisasi mulai daripengumpulan data, pengakuan,pencatatan, pengikhtisaran, sertapelaporan posisi operasi utangpemerintah , penerimaan dan

    Halaman 14

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    9/39

    pengeluaran pembiayaan sertapenerimaan hibah.SA-UPH dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Pengelolaan Utang (DJPU)yang menghasilkan LRA dan Neraca.Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi pembayaran bungadan belanja terkait utang, penerimaanpembiayaan dan pengeluaranpembiayaan serta penerimaan hibah.Neraca menyajikan posisi utang baikjangka pendek maupun jangka panjangdan Akumulasi Selisih Kurs dan lainsebagainya ya ng terkait utang.Laporan Realisasi Anggaran danNeraca yang dihasilkan SA-UPHdikirimkan ke SABUN.

    Sistem Akuntansi InvestasiPemerintahSistem Akuntansi Investasi Pemerintah(SA-IP) adalah serangkaian prosedurmanual maupun yang terkomputerisasimulai dari pengumpulan data,pengakuan, pencatatan, pengikhti-saran , serta pelaporan posisi investasipemerintah.SA-IP dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Kekayaan Negara (DJKN)sebagai unit ya ng menjalankanpenatausahaan dan pelaporaninvestasi pemerintah yang

    menghasilkan Laporan RealisasiAnggaran dan Neraca .Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi penerimaan danpengeluaran pembiayaan yang terkaitdengan investasi , misalnya pengeluaran dalam rangka penyertaanpemerintah pad a perusahaan negaradan penerimaan dari divestasi.Neraca menyajikan informasi tentangposisi penyertaan pada perusahaannegara dan lembaga internasional.LRA dan Neraca yang dihasilkan dariSA-IP dikirimkan ke SA-BUN.

    Sistem Akuntansi PenerusanPinjamanSistem Akuntansi Penerusan Pinjaman(SA-PP) adalah serangkaian prosedurmanual maupun yang terkomputerisasimulai dari pengumpulan data,pengakuan, pencatatan, pengikhtisaran, serta pelaporan posisi penerusanpinjaman.SA-PP diterapkan untuk menanganitransaksi penerusan pinjaman danpengembalian pinjaman termasukbiaya atas penerusan pinjaman.SA-PP dilaksanakan DirektoratJenderal Perbendaharaan c.qDirektorat Sistem Manajemen Investasi(SMI) yang menghasilkan LaporanRealisasi Anggaran dan Neraca.

    Halaman 15

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    10/39

    LRA menyajikan informasi realisasipinjaman yang diteruspinjamkan,pengeluaran dana bergulir, danpelunasan pinjaman dan pengembalian dana bergulir, dan informasilainnya yang terkait dengan penerusanpinjaman dan dana bergulir.Neraca menyajikan informasi mengenai posisi kas yang tersedia,outstanding dana bergulir, piutangpenerusan pinjaman dan pas neracalairinya yang terkait dengan penerusanpinjaman dan dana bergulir.LRA dan Neraca yang dihasilkan dariSA-PP dikirimkan ke SA-BUN.

    Sistem Akuntansi Transfer keDaerahSistem Akuntansi Transfer ke Oaerah(SA-TO) diterapkan untuk menanganitransaksi transfer kepada pemerintahdaerah yang berupa dana perimbangandan dana otonomi khusus danpenyeimbang.SA-TO dilaksanakan oleh OirektoratJenderal Perimbangan Keuangan(OJPK) yang menghasilkan LaporanRealisasi Anggaran dan Neraca.Laporan Realisasi Anggaranmenyajikan informasi realisasi dananggaran Dana Alokasi Umum, DanaAlokasi Khusus, Bagi Hasil Pajak, BagiHasil SOA, Dana Otonomi Khusus dan

    lain sebagainya yang terkait dengantransfer ke daerah.Neraca menyajikan informasi mengenaidana yang dibatasi penggunaannyadan utang piutang yang terkait dengandana transfer.LRA dan Neraca yang dihasilkanSA-TO dikirimkan ke SABUN .

    Sistem Akuntansi Belanja Subsididan Belanja LainnyaSistem Akuntansi Belanja Subsidi danBelanja Lainnya (SA-BSBL) adalahserangkaian prosedur manual maupunyang terkomputerisasi mulai daripengumpulan data, pencatatan ,pengikhtisaran sampai denganpelaporan posisi keuangan dan operasikeuangan atas transaksi keuanganpusat pad a KementerianNegara/Lembaga dan MenteriKeuangan selaku Pengguna AnggaranPembiayaan dan Perhitungan.SA-BSBL mencatat transaksi keuanganpusat pada Kementerian NegaralLembaga selaku kuasa penggunaanggaran belanja subsidi dan belanjalainnya. Transaksi keuangan pusatadalah transaksi keuangan yangdilakukan oleh BUN yang merupakankewajiban pemerintah atas suatukegiatan yang tidak dilakukanKementerian Negara/Lembaga.

    Halaman 16

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    11/39

    SA-BSBL dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Anggaran (DJA) yangmenghasilkan LRA dan Neraca .LRA menyajikan informasi mengenaianggaran dan realisasi belanja subsididan belanja lainnya, sedangkan neracamenyajikan posisi aset baik lancarmaupun aset tetap hasil pengadaanbelanja subsidi dan belanja lainnya.Informasi mengenai dana cadanganatas subsidi yang belum dibayarkanjuga disajikan neraca BSBL.LRA dan Neraca yang dihasilkanSA-BSBL dikirimkan ke SABUN.

    Sistem Akuntansi Transaksi KhususSistem Akuntansi Transaksi Khusus(SA-TK) diterapkan untuk menanganitransaksi :1. pendapatan melalui rekening BUN

    yang selama ini dikoordinasikanDirektorat PNBP-DJA sepertipenerimaan PNBP Panas Bumi,Migas, dan lain sebagainya;

    2. penerimaan dan pengeluaran jasaperbendaharaan , misalnya belanjaatas bank operasional maupunbank persepsi , penerimaan bungaatas dana penempatan , bunga atasdana di Bank Indonesia dan dibank/pos operasionallpersepsi diKPPN .

    3. Pengeluaran yang berhubungandengan keanggotaan internasional,misalnya iuran keanggotaan,pengeluaran penyertaan pad alembaga internasional , penyertaanpad a lembaga internasional, danutang yang terkait denganpenyertaan pad a lembagainternasional tersebut.

    4. Pengeluaran yang berhubungandengan permasalahan hukuminternasional.Transaksi pemerintah lainnya yangtermasuk transaksi khusus lainnyaadalah penambahan pengurangdan posisi aset pemerintah yangtidak dilaporkan oleh KementerianNegara/Lembaga, misalnya asetCina, aset dalam tim pemberesan,posisi cadangan beras pemerintah, utang tunjangan hari tua ,dan lain sebagainya .

    SA-TK dilaksanakan di beberapaunit Departemen Keuangan yangmenghasilkan LRA dan Neraca.LRA menyajikan informasi belanja ,pendapatan, dan pembiayaan yangterkait dengan penyertaan padalembaga internasional , sedangkanneraca menyajikan informasipersediaan berupa cadanganberas pemerintah, penyertaanpada lembaga internasional , aset

    Halaman 17

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    12/39

    tetap yang dikelola BUN, utangterkait dengan penyertaan padalembaga internasional , dan utangtunjangan hari tua .

    Sistem Akuntansi Badan LainnyaSistem Akuntansi Badan Lainnya(SA-BL) diterapkan untuk menanganitransaksi seperti : Bank Indonesia,Otorita Batam, LPS , Taman MiniIndonesia Indah, Otorita Asahan,Badan Pengelola Gedung ManggalaWanabakti , Yayasan Gedung Veteran,Badan Hukum Perguruan Tinggi, DanaAbadi Umat, Rekening Bapertarum danlain sebagainya.SA-BL dilaksanakan oleh DirektoratJenderal Perbendaharaan c.qDirektorat Akuntansi dan PelaporanKeuangan yang menghasilkan Neraca.Neraca menyajikan informasi mengenaiaset Investasi Permanen, dana yangdibatasi penggunaannya, dan aset ataukewajiban lainnya yang berasal daribadan lainnya.Neraca yang dihasilkan SA-BLdisampaikan ke SA-BUN.

    Laporan Konsolidasian BUNSeperti dijelaskan sebelumnya, Laporan Keuangan BUN setidak-tidaknyaterdiri dari:a. Laporan Realisasi Anggaran;

    b. Neraca;c. Laporan Arus Ka s; dand. Catatan atas Laporan Keuangan

    Laporan Keuangan tersebut disusundengan mengkonsolidasikan seluruhlaporan keuangan dari entitasakuntansi BUN.Konsolidasian dilakukan dengan carasebagai berikut:1. Pos-pos LRA dan Neraca yang

    sam a pada masing-masing laporankeuangan entitas akuntansi BUNdijumlahkan/dikurangkan.

    2. Pos-pos yang saling berhubunganantara entitas akuntansi BUNdilakukan eliminasi, misalnya danacadangan pada SiAP (data PKN)dieliminasi dengan pos dana yangdibatasi penggunaannya padalaporan keuangan yang dihasilkanSA-TK.

    Selanjutnya LKBUN konsolidasidikonsolidasikan dalam LKPP.

    Referensi:1. Undang-Undang Nomor 17

    Tahun 2003 tentang KeuanganNegara.2. Undang-Undang Nomor

    Tahun 2004 ten tang Perbendaharaan Negara

    3. Peraturan Pemerintah Nomor 8Tahun 2006 tentang Pelaporan

    Halaman 18

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    13/39

    Keuangan dan Kinerja InstansiPemerintah.

    4. Peraturan Pemerintah Nemer24 Tahun 2005 tentangStandar Akuntansi Pemerintah.

    5. Peraturan Menteri Keuangan

    Nemer 171 Tahun 2007tentang Sistem Akuntansi danPelaperan KeuanganPemerintah Pusat.(Eli Tamba, kasubdit padaDirekterat API

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    14/39

    AKUNTABILITAS PENGELOLAANASET DEKONSENTRASIITUGAS PEMBANTUAN

    Dana dekonsentrasi/tugas pembantuan menunjukkan tren peningkatan yangsignifikan dari tahun ke tahun, namun ternyata peningkatan ini belum diikuti olehpengelolaan yang akuntabel sesuai ketentuan perundangan-undangan.Mengenal De konsentrasilTugasPembantuanUntuk mempermudah pemahaman kitaterhadap pengelolaan aset dekonsentrasiltugas pembantuan, kita awalidengan mengenal apa yang dimaksuddengan dekonsentrasi dan tugaspembantuan, yang dipayungi secarahukum dengan Undang-Undang (UU)Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pu sat dan Daerah. Yang di maksud dengan "dekonsentrasi " yai tupelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakilpemerintah dan/atau kepada instansivertikal di wilayah tertentu dengankewajiban melaporkan dan memper-tanggungjawabkan pelaksanaannya.Sedangkan "dana dekonsentrasi"merupakan dana yang berasal dariAPBN yang dilaksanakan olehgubernur sebagai wakil pemerintahyang mencakup semua penerimaandan pengeluaran dalam rangkapelaksanaan dekonsentrasi, tidaktermasuk dana yang dialokasikan

    untuk instansi vertikal pusat di daerah.Da ri definisi di atas, terlihat bahwasebagai im -plementasi atas kegiatandekonsentrasi timbullah dana dekonsen trasi yang berasal dari APBN , yangselain berupa be lanja akan timbul pulaaset yang diperoleh dari danadekonsentrasi ini atau dikenal sebagaiaset dekonsentrasi.Adapun yang dimaksud dengan "tug aspembantuan" yaitu penugasan daripemerintah kepada daerah dan/ataudesa, dari pemerintah propinsi kepadakabupaten, atau ko ta dan/atau desa,se rta da ri pemerintah kabupaten ataukota kepada desa untuk melaksanakantugas tertentu dengan kewajiban me-laporkan dan mempertanggung-jawabkan pelaksanaannya kepadayang menugaskan. Sedangkan "danatugas pembantuan" adalah dana yangberasal dari APBN yang dilaksanakanoleh daerah dan desa yang mencakupsemua penerimaan dan pengeluarandalam rangka pelaksanaan tugaspembantuan . Sama halnya dengankegiatan dekonsentrasi di atas,

    Halaman 110

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    15/39

    sebagai implementasi atas kegiatantugas pembantuan timbullah danatugas pembantuan yang berasal dariAPBN , yang selain berupa belanjaakan timbul pula aset yang diperolehdari dana tugas pembantuan ini ataudikenal sebagai aset tugas pembantuan.Pengelolaan dekonsentrasi/tugas pembantuan menurut Pasal 9 dan Pasal 10Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7Tahun 2008 tentang DekonsentrasilTugas Pembantuan, meliputi prinsippendanaan, perencanaan, penganggaran, penyaluran, dan pelaksanaan,serta pengelolaan Barang Milik Negara(BMN) hasil pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pembantuan.Satu hal mendasar yaitu bahwa UUmewajibkan adanya pertanggungjawaban yang harus dilakukan olehsatuan kerja penerima dana kepadayang menugaskan . Namun, padaprakteknya , pertanggungjawabanpengelolaan dana dekonsentrasi/tugaspembantuan maupun pertanggungjawaban aset yang berasal daridekonsentrasi/tugas pembantuan belum berjalan sesuai yang diharapkan.Artikel ini akan menitikberatkan pad apembahasan seputar akuntabilitaspengelolaan aset dekonsentrasi/tugaspembantuan dan tidak membahas dari

    sudut pandang pertanggungjawabanpenerimaan dan pengeluaran danadekonsen-trasi/tugas pembantuan.Pengelola Aset Dekonsen-trasilTugas PembantuanSebagaimana uraian di atas, asetdekonsentrasi/tugas pembantuan merupakan BMN yang diperoleh dari danadekonsentrasiiltugas pembantuan.Pengelola aset dekonsentrasi/tugaspembantuan meliputi KementerianNegara/Lembaga (KL) dengan programdan kegiatan yang akan didekonsentrasikan dan ditugaskan, sertaSatuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD ) terkait.Secara akuntansi, entitas pengeloladekonsentrasi/tugas pembantuan tersebut diorganisasikan sebagai unitakuntansi yang dibentuk dalam rangkapengelolaan aset dekonsentrasiltugaspembantuan dan wajib menyusunlaporan dengan menggunakan SistemInformasi Manajemen dan AkuntansiBarang Milik Negara (SIMAK BMN).Jenjang unit akuntansi terkait denganpelaporan aset dekonsentrasiltugaspembantuan adalah sebagai berikut:

    Halaman 111

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    16/39

    Unit Dana OutputAkuntansi Dekonsentrasi Tugas PembantuanUnit Satuan Kerja Satuan Kerja Dattar Barang KuasaAkuntansi Perangkat Perangkat Daerah Pengguna (DBKP)Kuasa Daerah (SKPD) yang Laporan Barang KuasaPengguna (SKPD) yang mendapat alokasi Pengguna SemesteranBarang mendapat dana tugas (LBKPS)(UAKPB) alokasi pembantuan Laporan Barang Kuasadana Pengguna Tahunandekonsentrasi (LBKPT)

    Jurnal Transaksi BMN Laporan Manajeriallainnya

    Unit Dinas pad a Dinas pad a Dattar Barang PembantuAkuntansi Pemerintah Pemerintah Pengguna-Wilayah (DBPP-Pembantu Provinsi yang Daerah yang ditunjuk W)Pengguna ditunjuk Laporan BarangBarang PembantuWilayah Pengguna-Wilayah(UAPPB- W Laporan Barang PembantuPengguna-Wilayah Tahunan(LBPP-WT)

    Laporan ManajeriallainnyaUnit Eselon I Eselon I Dattar Barang PembantuAkuntansi Kementerian Kementerian Pengguna-Eselon I (DBPP-Pembantu Negara/Lemba Negara/Lembaga Laporan Barang PembantuPengguna ga yang yang bersangkutan Pengguna-Eselon IBarang

    bersangkutan Semesteran (LBPP-E1S)Eselon I Laporan Barang Pembantu(UAPPB-E1) Pengguna-Eselon I Tahunan(LBPP-EH)

    Laporan Manajerial lainnya

    Halaman 112

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    17/39

    Un it DanaAkuntansl Dekonsentrasi Tugas Pembantuan OutputUnit Kementerian Kementerian Oaftar Pengguna BarangAkuntansi Negara/Lemba Negara/Lembaga (OPB )Pengguna ga yang yang bersangkutan Laporan BarangPengguna Semesteranarang(UAPB) bersangkutan

    Alur pelaporan aset dekonsentrasi/tugas pembantuan dapat digam-

    IUAKPB _[ ~ ; P P B I_DekonlTP)SKPD GubemurProvinsilKabupaten/Kota

    Pertanggungjawaban aset dekonsentrasi/tugas pembantuan dilakukansecara berjenjang dimulai dari SKPOyang memperoleh dana dekonsentrasiltugas pembantuan, UAPPB Wilayah,UAPPB Eselon I, kemudian dikonsolidasikan dengan seluruh barang miliknegara yang berada di bawah UAPB,dan kemudian dikirimkan kepadaMenteri Keuangan berupa Laporan

    +UAPPB-El

    (LBPS) Laporan Barang PenggunaTahunan (LBPT) Laporan Manajeriallainnya

    barkan secara sederhana sebagaiberikut:

    - EJ - EJEselon 1 Kll KlL MenteriKeuangan

    Barang Milik Negara. Hal ini jugasejalan dengan Pasal 30 dan Pasal 59PP Nomor 7 Tahun 2008 tentangOekonsentrasifTugas Pembantuan, yaitu bahwa pertanggungjawaban danpelaporan dekonsentrasiltugas pem bantuan mencakup aspek manajerialdan aspek akuntabilitas, dimana aspekakuntabilitas terdiri dari LaporanRealisasi Anggaran, Neraca, Catatan

    Halaman 113

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    18/39

    atas Laporan Keuangan , dan LaporanBarang.

    Implikasi Kegiatan Fisik/Non- Fisikterhadap Pengelolaan AsetPendanaan dalam rangka dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatanyang bersifat non fisik, sedangkanpendanaan dalam rangka tugaspembantuan dialokasikan untukkegiatan yang bersifat fisik sesuaidengan Pasal 20 dan Pasal 49 PPNomor 7 Tahun 2008.Kegiatan non fisik dana dekonsentrasiselain menghasilkan output yangberupa hasil kegiatan koordinasi,

    perencanaan, fasilitasi , pelatihan,pembinaan , pengawasan, dan pengendalian, ternyata juga menghasilkanoutput berupa barang yang diperolehdalam menunjang kegiatan non fisikseperti komputer/laptop dan LCD yangmerupakan Barang Milik Negara.Sedangkan dari kegiatan fisik danatugas pembantuan, sudah pasti akanmenghasilkan aset tetap sepertiperalatan dan mesin , gedung danbangunan, serta jaringan.Untuk mempermudah pemahamankegiatan fisik dan non fisik seperti yangtelah diuraikan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut:

    Halaman 114

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    19/39

    KegiatanNon-Fisik

    KegiatanFisikPenunjang

    KegiatanNon-FisikPenunjang

    KegiatanFisik

    Selain belanjaModal (Dominan)

    Belanja Modal(KecH)

    Selain BelanjaModal (Kecil)

    Belanja Modal(Dominan)

    Semua barang yang dibelildiperolehdari pelaksanaan dekonsentrasiltugaspembanluan merupakan BMN dan dilaporkan pada Laporan BarangPengguna melalui SIMAK-BMN. Sebagai BMN, asel dekon-sentrasiltugaspembanluan wajib dilaporkan dalamNeraca KL sebaga i bag an dariLaporan Keuangan Kemenlerian

    BMN selainAset Tetap

    BMNAsetTetap

    BMN selainAsetTetap

    BMNAsetTetap

    BMN

    BMN

    NeracaPemerintahPusat

    NeracaPemerintahDaerah

    Negara/Lembaga (LKKL), di manaNeraca seluruh KL pada akhimya akandikonsolidasikan oleh DepartemenKeuangan menjadi Neraca PemerintahPusal yang merupakan bag an dariLaporan Keuangan Pemerintah Pusal(LKPP). Baik LKKL maupun LKPPlersebul akan diperiksa dan diberiopini oleh BPK. Atau dengan kala lain,

    Halaman 115

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    20/39

    akuntabilitas pengelolaan asetdekonsentrasi/tugas pembantuan turutmempengaruhi Op lnl yang akandiberikan oleh BPK terhadap LKKLdan LKPP secara keseluruhan .Aset dekonse ntrasi/tugas pembantuantersebut dapat dihibahkan kepadapemerintah daerah dengan mekanismesesuai ketentuan yang berlaku.Adapun yang dimaksud dengan hibahadalah pengalihan kepemilikan barangdari pem erintah pusat kepadapemerintah daerah , dari pemerintahdaerah kepada pemerintah pusat ,antar pemerintah daerah, atau daripemerintah pusatJpemerintah daerahkepada pihak lain , tanpa memperolehpenggantian . Hibah BMN baik yangberasal dari dana dekonsentrasimaupun dana tugas pembantuan,kepada pemerintah daerah harusdibuktikan dengan Berita Acara SerahTerima Hibah BMN . Berita AcaraSerah Terima Hibah BMN tersebutdigunakan sebagai dasar menge-luarkan BMN tersebut dari Daftar BMNKL. Dalam hal BMN tersebut telahdihibahkan kepada pemerintah daerah,maka baik penatausa haan, peng-gunaan, maupun pemanfaatan BMNtersebut sepenuhnya menjadi we-wenang pemerintah daerah ataumenjadi Barang Milik Daerah (BMD).Apabila status aset dekonsentrasiltugas pembantuan terse but bukan

    lagi merupakan BMN tetap isudah menjadi BMD , maka nilaias et dekonsentrasi/tugas pembantuantersebut akan dikeluarkan dari NeracaPemerintah Pusat (dan Neraca KLtentunya) dan harus dilaporkan dalamNeraca Pemerintah Daerah yangbersangkutan .

    SanksiBerdasarkan uraian di atas, terlihatbahwa mekanisme pelaporan danpertanggungjawaban dana dekonsen-trasi/tugas pembantuan telah diatursecara tegas dan jelas dalam PPNomor 7 Tahun 2008 tentang Dekon-sentrasi dan Tugas Pembantuan , danbahkan bagi entitas penerima danadekonsentrasi /tugas pembantuan,apabila tidak melaksanakan pela-poran dana dekonsentrasi/tugaspembantuannya dapat dikenakansanksi. Aturan mengenai sanksi initercantum dalam Pa sa l 75, yaitubahwa SKPD yang seca ra sengajadan/atau lalai dalam menyampaikanlaporan dekonsentrasi/tugas pem-bantuan dikenakan sanksi berupa:a. Penundaan pen cai ran dana dekon-

    sentrasi/tugas pembantuan triwu-Ian berikutnya;

    b. Penghentian alokasi dana dekon-sentrasiltugas pembantuan untuktahun anggaran berikutnya.

    Halaman 116

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    21/39

    Pengenaan sanksi tersebut tidakmembebaskan SKPD dari kewajibanmenyampaikan laporan dana dekon-sentrasi/tugas pembantuan.Waiaupun aturan mengenai sanksi initelah ditetapkan, namun penerap-annya masih belum b e ~ a l a n seba-gaimana mestinya, instansi yang terkaitdengan pertanggungjawaban danadekonsentrasiltugas pembantuan ma-sih tetap belum melaporkan asetdekonsentrasiltugas pembantuannyasecara akuntabel. Untuk itu, diperlukanketegasan dari pemberi sanksi ter-hadap entitas yang tidak mematuhiaturan main yang telah ditetapkantersebut.

    Permasa lahan terkait Aset De -konsentrasilTugas PembantuanWalaupun aturan dari hulu sampai hilirterkait dengan akuntabilitas pengelo-laan aset yang diperoleh dari danadekonsentrasi/tugas pembantuan sudahditetapkan, namun implementasinya didaerah penerima dana dekonsen-trasi/tugas pembantuan masih belumsempurna . Hal ini tercermin pad aproses persetujuan hibah asetdekonsentrasi/tugas pembantuan kepemerintah daerah yang kendalautamanya adalah bahwa BMN tersebuttidak tercatat dan terlaporkan sesuaiketentuan yang berlaku. Disamping itu,masih terus adanya temuan Badan

    Pemeriksa Keuangan (BPK) terkaitaset dekonsentrasi/tugas pembantuandari tahun ke tahun.Beberapa permasalahan yang terjadi dilapangan terkait dengan belum di-laporkannya aset dekonsentrasi/tugaspennbantuan adalah sebagai berikul:a. Hampir seluruh unit akuntansi

    barang penerima dana dekon-sentrasiltugas pembantuan tidakberfungsi.b. Kurangnya pemahaman instansiterkait dana dekonsentrasi/tu-gas pembantuan , baik dari sisiKL maupun dari sisi SKPD akanpentingnya pertanggungjawabanalas pengelolaan aset dekon-sentrasi/tugas pembantuan yangakuntabel.

    c. Kurangnya pemahaman instansiterkait dana dekonsentrasi/tugaspembantuan mengenai SIMAKBMN.

    d. Tidak berfungsinya gubernurlkepala daerah sebagai koordina-tor kegiatan dekonsentrasi/tugaspembantuan di daerah.

    e. Tidak berjalannya lungsi pembi-naan SIMAK BMN dari UAPPB-Eselon I terhadap unit akuntansibarang penerima dana dekonsen-trasi/tugas pembantuan.

    Halaman 117

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    22/39

    f. KL tidak dapat mengidentifikasiBMN hasil dekonsentrasi/tugaspembantuan .g. Sanksi yang ada belum diterap-kan secara tegas kepada entitasyang melanggar aturan main.

    h. Adanya temuan BPK terkait asetdekonsentrasi/tugas pembantuanyang tentunya akan mempenga-ruhi opini BPK terhadap LKKLdan pada akhirnya juga akanturut mempengaruhi opini BPKterhadap LKPP.

    Solusi terhadap Permasalahan yangTimbulUntuk menjamin terwujudnya akunta-bilitas pengelolaan aset dekon-sentrasi/tugas pembantuan, maka ha-rus ditempuh jalan keluar atas segalapermasalahan yang timbul. Diperlukanpemahaman yang sama oleh seluruhentitas yang terkait dengan asetdekonsentrasi/tugas pembantuan, ser-ta diperlukan komitmen yang kuat dariseluruh entitas yang terkait untukmelaksanakan segala aturan yangtelah ditetapkan. Beberapa solusi yangdapat ditempuh dalam mengatasipermasalahan yang timbul atas tidaktertibnya pengelolaan aset yangberasal dari dana dekonsentrasi/tugaspembantuan, yaitu:

    a. Intensifikasi pembinaan terhadapKlL dan SKPD tentang pertang-gungjawaban atas pengelolaanaset dekonsentrasi/tugas pem-bantuan.

    b. Sosialisasi peraturan terkaitdekonsentrasi/tugas pembantuan,balk di tingkat KlL, SKPD, KantorPelayanan Perbendaharaan Ne-gara (KPPN), dan Kantor Pelayan-an Kekayaan Negara dan Lelang(KPKNL).

    c. Penerbitan peraturan teknis ter-kait sanksi , misalnya mewajib-kan SKPD melampirkan laporanakuntabilitas dan Laporan BarangKuasa Pengguna Barang yangdihasilkan dari SIMAK BMN padasaat melakukan pencairan danake KPPN.

    d. Penerapan sanksi secara tegas.

    Kesimpulan Belanja dana dekonsentrasi/tugas

    pembantuan terdiri dari belanja fisikdan belanja non fisiko

    Di dalam belanja non fisik terdapatbelanja barang modal yang meng-hasilkan aset tetap.

    Aset yang diperoleh dari danadekonsentrasi/tugas pembantuanmerupakan BMN.

    BMN dari dana dekonsentrasi/tugasHalaman 118

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    23/39

    pembantuan harus dikelola dandipertanggungjawabkan melaluiSIMAK-BMN.

    Aset yang diperoleh dari danadekonsentrasiltugas pembantuandapat dihibahkan kepada pemerintah daerah melalui prosedur yangtelah ditetapkan.

    Sebelum aset dekonsentrasiltugas pembantuan dapat dihibahkan kepada pemerintah daerah . maka harus dilaporkan secaratertib sebagai BMN menggunakanSIMAK BMN oleh entitas penerimadana dekonsentrasi/tugas pembantuan dan entitas yang terkaitdengan dana dekonsentrasi/tugaspembantuan tersebul.

    Aset dekonsentrasiltugas pembantuan yang merupakan BMNapabila telah dihibahkan kepadapemerintah daerah maka statusnyaakan menjadi BMD.

    Aset dekonsentrasiltugas pembantuan yang berstatus BMN harusdilaporkan dalam Neraca KL terkail.

    Aset dekonsentrasi/tugas pembantuan yang berstatus BMD harus dilaporkan dalam Neraca PemerintahDaerah.

    Diperlukan ketegasan dalampenerapan sanksi bagi entitas yangterkait dengan dana dekonsentrasiltugas pembantuan yang melang-

    gar ketentuan yang telah ditetapkan sehubungan dengan akuntabilitas pengelolaan aset dekonsentrasi/tugas pembantuan.

    Diperlukan sosialisasi dan bimbinganteknis secara berkesinambunganterhadap entitas yang memilikitanggung jawab terhadap asetdekonsentrasi/tugas pembantuantentang pengelolaan dana dekon-sentrasi /tugas pembantuan .SIMAK-BMN. dan pengaruhpengelolaan aset dekonsentrasi/tugas pembantuan terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangannegara secara keseluruhan.

    Disarikan dari :(1). UU No. 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah;(2). PP No . 7 Tahun 2008 tentangDekonsentrasi dan TugasPembantuan;(3) . PMK No. 171/PMK.05/2007tentang Sistem Akuntansi danPelaporan Keuangan PemerintahPusat;(4) . PMK No. 96/PMK.06 /2007 tentangTata Cara Pelaksanaan Penggunaan. Pemanfaatan . Penghapusan. dan Pemindahtanganan

    BMN ;(5) . PMK No . 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN.

    (Chalimah Pujihastuti & R. WiwinIstanti, kasubdit - DepKeu)

    Halaman 119

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    24/39

    BASIS AKRUAL:SUATU PENGANTAR

    D rektorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan-DJPBN, Departemen Keuanganbekerja sama dengan Department of Finance and Deregulation , PemerintahAustralia telah menyelenggarakan seminar dua hari tentang akrual pad a tanggal15 dan 16 Oktober 2009 bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta.Acara seminar didahului denganpembacaan sambutan oleh DirekturJenderal Perbendaharaan HerryPurnomo, dilanjutkan denganpembacaan sambutan oleh DirekturAPK-DJPBN Sonny Loho. SelanjutnyaMenteri Keuangan Sri MulyaniIndrawati menyampaikan keynotespeech sekaligus membuka acaraseminar.Acara seminar dihadiri antara lain parakepala biro keuangan KementerianNegara/Lembaga dan pa ra kepalaKPPN seluruh Indonesia. Hari pertamaseminar diawali dengan presentasioleh Tony Ollilte dan Ellie Barlowsebagai perwakilan Department ofFinance and Deregulation, PemerintahAustralia. Binsar H. Simanjuntaksebagai Ketua Komite Kerja KSAPmenutup hari pertama seminar.Presentasi hari kedua seminardisampaikan oleh Tony Ollilte, EllieBarlow, dan Sonny Loho.

    Pembicara dari Australia , Tony Olliltedan Ellie Barlow, membawakanbeberapa judul presentasi . Pada haripertama seminar dipresentasikanmakalah tentang: Tinjauan TerhadapAkuntansi Akrual, Konsep Kas danAkrual, serta Pengalaman Australiadalam Implementasi Akrual.Selanjutnya pad a hari kedua seminar,mereka menjelaskan PenyusunanLaporan Akrual dari Laporan Kasmelalui contoh-contoh praktis sertaGovernment Finance Statistics.Perwakilan pembicara dari Indonesia,Binsar H. Simanjuntak, membawakanpre-sentasi dengan judul: PandanganUmum Standar Akuntansi Pemerintahan "Kas Menuju Akrual" diIndonesia - Perkembangan dan ArahSetelah Ini.Setelah masing-masing pembicaramembawakan presentasinya, diadakanforum tanya jawab dan diskusi kepadapara peserta seminar.

    Halaman 120

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    25/39

    Basis AkuntansiBasis akuntansi mengacu pada saatlkapan suatu transaksi keuangan diakuiatau dicataL Pengakuan ini terbagimenjadi dua basis, yaitu basis akrualdan basis kas.Pada basis akrual , pendapatan diakuipad a saat barang dijual atau pada saatjasa diberikan kepada pihak ketiga ,tanpa memperhatikan kapan uang kasditerima penjual/penyedia jasa. Se-dangkan beban/biaya diakui pad a pe-riode dimana beban/biaya tersebutmeinberi manfaat pad a perusahaanlentitas tanpa memperhatikan kapanuang kas harus dibayarkan kepadapihak ketiga . Perbedaan antara jumlahpendapatan dan jumlah biaya dalamsatu periode menjadi laba periodedimaksud.Sebaliknya , basis kas mengakui pen-dapatan pada sa at uang kas diterima,dan mengakui beban/biaya pada saatuang kas dibayarkan.lIustrasi TransaksiPad a bulan Januari 2006, perusahaanasuransi Bimby menjual polis asuransikesehatan yang berlaku untuk jangkawaktu 3 tahun. Dalam kontrak polisdisebutkan bahwa klienmembayar 150.000 di muka.untuk satu buah polis yangdiperkirakan sebesar 20 .000

    akanBiaya

    terjualsetiap

    tahunnya. Bagaimana perhitungan labaperusahaan terse but untuk setiap polisasuransi yang terjual setiap tahunnya?Pad a saat laporan keuangandisiapkan, harus ditentukan padaperiode mana pendapatan dan belanjaharus dilaporkan. Pad a ilustrasi di atas,perusahaan Bimby dapat digolongkansebagai perusahaan jasa yang menjualpolis asuransi. Apabila perusahaanmempergunakan basis akrual, makapendapatan diakui pad a saat jasaasuransi diberikan.Meskipun seorang klien harusmelakukan pembayaran di mukasebesar 150.000 untuk membeli polisasuransi tersebut, namun klienmemperoleh masa manfaat asuransiselama 3 tahun sebagaimana terterapad a kontrak polis. Dengan demikianperusahaan Bimby harus menyebarpenerimaan 150.000 dari klien kepada3 periode yang berbeda (2006, 2007dan 2008). Dengan demikian,pelaporan pada basis akrual (dalamribuan) adalah sebagai berikut:

    2006 2007 2008Pendapatan 50 50 50Beban 20 20 20Laba 30 30 30Sedangkan dengan basis kas ,perusahaan mengakui pendapatan danbebannya sesuai dengan aliran uang

    Halaman 121

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    26/39

    kas yang diterima/dibayarkan (dalamribuan).PendapatanBebanLaba

    200615020130

    2007o20(20)2008o20(20)

    Apabila kita lihat pada ilustrasi duapelaporan di atas, total laba untuk 1polis asuransi selama 3 tahun pad abasis akrual dan basis kas akanmenghasilkan nilai yang sama, yaitusebesar 90 .000. Namun besarnya labasetiap tahun tidak sama antara basisakrual dan basis kas. Pada basisakrual, ftuktuasi laba setiap periodetidak sebesar pada basis kas. Olehkarena itu, sering disebutkan ba hwabasis akrual menghasilkan laporankeuangan yang lebih akurat.Untuk menerapkan akuntansi yangberbasis akrual, pad a akhir pe riodeakuntansi :1 harus ditentukan mana

    pendapatan dan belanja yangharus dilaporkan pad a pe riodedimaksud.Penentuan kapanpendapatan dan belanja

    suatuakandilaporkan harus mengikuti prinsip

    kesesuaian atau matchingprinciple. Menurut prinsip inisetiap pengorbanan ekonomis(pengeluaran/biaya/cost) pad asuatu periode harus dapat

    disandingkan dengan manfaatyang ditimbulkan pada periodeyang sama. Dengan demikian,setiap biaya yang timbul harusdapat disandingkan denganpendapatan yang diperoleh.Demikian pula sebaliknya, untuksetiap pendapatan yang diakuiharus dapat disandingkan denganbeban yang timbul.

    2. harus dibuat jurnal penyesuaianuntuk, antara lain, perkiraan-perkiraan sebagai berikut:a. beban dibayar di mukab. pendapatan diterima di mukac. beban yang masih harus

    dibayard. pendapatan yang masih harus

    diterimae. beban terkait dengan alokasi

    pemakaian aktiva tetap(penyusutan).

    Jurnal PenyesuaianPad a akhir periode akuntansi beberapape rkiraan pe rlu untuk disesuaikankarena saldonya tidak mencerminkannilai yang sebenarnya.Beban Dibayar di MukaBeban dibayar di muka adalah bebanyang dibayar secara tunai dan dicatatsebagai aset sebelum digunakan ataudikonsumsi. Beban dibayar di muka

    Halaman 122

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    27/39

    akan kadaluarsa baik karenaberlalunya waktu (misalnya untuk possewa dan asuransi) ataupun karenapemakaian dan konsumsi (misalnyauntuk pos perlengkapan).Pembukuan pos biaya dibayar di mukadapat menggunakan pendekatan asetataupun pendekatan biaya , sepertiterlihat pad a contoh di bawah ini:Pada awal bulan , dibayar sewaruangan untuk setahun dengan biaya2.400Pendekatan asel:Dr Sewa dibayar di mukaCr. KasPendekatan beban/biaya:Dr Beban sewaCr Kas

    2.4002.400

    2.4002.400

    Pada pendekatan aset, sewa didebetsebagai asel. Sedangkan dalampendekatan beban/biaya, sewa didebetsebagai beban.Pada akhir bulan, harus dilakukanpenyesuaian karena beban sewasudah hangus untuk satu bulan (2 .400: 12 = 200), maka jurnal penyesuaiansebagai berikul:Pendekatan asel:Dr Beban sewaCr Sewa dibayar di muka

    200200

    Pendekatan biaya:Dr Sewa dibayar di mukaCr Beban sewa

    2.2002.200

    Jurnal penyesuaian pendekatan asetmenyatakan bahwa aset telah terpakaisebesar 200; karena itu bila pad aawalnya akun sewa dibayar di muka didebit 2.400, maka pada jurnalpenyesuaian akun ini di kredit 200. Halini menunjukkan bahwa aset sudahberkurang dan ditambahkan ke biaya .Jurnal awal pad a pendekatan biaya, didebet biaya sewa sebesar 2.400 .Setelah satu bulan berlalu, dari jumlah2.400, sebesar 2.200 belumdimanfaatkan . Oleh karena itu , dibuatjurnal penyesuaian dengan mengkreditbiaya sewa sebesar 2.200. Hal inimenunjukkan bahwa biaya sewa tidaklagi sebesar 2.400 dan harus dikurangiuntuk dipindahkan ke jenis perkiraanaset (yaitu akun sewa dibayar di muka)karena manfaatnya belum diterima.Kedua pendekatan di atas akanmenghasilkan saldo akun yang sama dilaporan keuangan akhir bulan, yaitusaldo sewa dibayar di muka 2.200 dansaldo biaya sewa 200.Pendapatan Diterima di MukaPendapatan diterima di muka adalahpendapatan atas suatu barang/jasa

    Halaman 123

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    28/39

    yang belum diserahkan lelapi uangkasnya sudah dilerima.Conloh:Tanggal1 Aguslus dilerima sewa unluk1 lahun ke depan sebesar 3.000. Akhirperiode akulansi adalah 31 oesember.Terdapal dua cara pencalalan alas pospendapalan dilerima di muka, yailupendekalan hulang dan pendekalanpendapalan.Pendekalan hulang:Dr KasCr. Pendapalan dilerimadi mukaPendekalan pendapalan:Dr KasCr Pendapalan

    3.0003.000

    3.0003.000

    oengan mengkredil akun pendapalandilerima di muka pada pendekalatll r,. .hulang, perusahaan mengakui adanya,,'hulang pada klien sebesar 3.000.Pada akhir lahun jumlah yang benarbenar merupakan pendapal sewa diperiode lersebul adalah 1.250, yailusewa 5 bulan dari bulan Aguslushingga bulan oesember (5 /12 x 3.000).Semenlara sisa sebesar 1.750 (3.000 -1.250) merupakan uang sewa unlukperiode lahun berikulnya. oengandemikian harus dibual jurnalpenyesuaian sebagai berikut:

    Pendekalan hulang:Dr Pendapalan dilerima di muka 1.250Cr Pendapalan 1.250Pendekalan pendapalan:Dr Pendapalan 1.750Cr. Pendapalan dilerimadi muka 1.750Jurnal penyesuaian pendekalan hulangmendebel pendapalan dilerima dimuka sebesar 1.250; hal inidiinleprelasikan bahwa hulangperusahaan (yailu akun pendapalandilerima di muka) lelah berkurang1.250 karena perusahaan lelahmemberikan jasa sewa selama 5bulan. Sedangkan akun pendapalan disisi kredil mencerminkan pengakuanpendapalan perusahaan selamaperiode berjalan.Pada pendekalan pendapalan,perusahaan awalnya mengakui adanyapendapalan sebesar 3.000 denganmengkredil akun pendapalan. oi akhirperiode nilai ini harus diadjusl denganmengurangi nilainya sebesar 1.750unluk dipindahkan ke jenis perkiraanhulang (yailu akun pendapalandilerima di muka) guna mencerminkannilai sewa pada periode berikulnya.Baik perusahaan menggunakanpendekalan hulang maupunpendekalan pendapalan, akandihasilkan saldo akun yang sama dilaporan keuangan akhir lahun, yailuHalaman 124

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    29/39

    saldo pendapatan diterima di mukasebesar 1.750 dan saldo pendapatansebesar 1.250.Beban yang Masih Harus DibayarBeban yang masih harus dibayaradalah beban yang menurut waktunyaharus diakui (misal: karena perusahaantelah menikmati jasa dari pihak lain)namun pembayaran (uang tunai) atasbeban tersebut belum dilaksanakan.Beban yang masih harus dibayarmerupakan utang bagi perusahaan.Contoh:Sampai dengan tanggal 31 Desember,beban rekening telepon perusahaanyang telah jatuh tempo sebesar 3.700.Perusahaan akan membayar tagihantelepon ini pada bulan Januari tahunyang akan datang.Maka jurnal penyesuaian yang harusdibuat pada akhir bulan Desember:Dr Beban rekening telepon 3.700Cr. Utang rekening telepon 3.700Jurnal penyesuaian di atas meng-andung arti bahwa per 31 Desember,perusahaan telah memakai jasatelepon sebesar 3.700 tetapi atasbeban ini belum dibayar.Akun utang rekening telepon akanmuncul pada bagian utang neracaperusahaan dan akun ini akan hilangpada saat perusahaan melakukan

    pembayaran (kas) rekening telepondengan melakukan jurnal berikut ini:Dr Utang rekening teleponCr Kas

    3.7003.700

    Pendapatan yang Masih HarusDiterimaPendapatan yang masih harus diterimamerupakan pendapatan yang telahmenjadi hak perusahaan tetapi belumditerima uangnya sehingga menim-bulkan piutang bagi perusahaan .Contoh:Pada tanggal 1 November 2008perusahaan membeli obligasi senilai9.000. Bunga obligasi sebesar 20% pertahun dan dibayar setiap tanggal 1November dan 1 Mei.Pada contoh kasus ini, tidak akandibahas jurnal pad a tanggal 1November 2008, yaitu sa at oligasidibeli . Adapun jurnal penyesuaian padatanggal 31 Desember 2008 (periodetutup tahun buku perusahaan) sebagaiberikut:Dr Piutang bunga 300Cr. Pendapatan bunga 300Dengan mengkredit akun pendapatanbunga, perusahaan mengakui bahwasampai dengan 31 Desember terdapatbunga (obligasi) sebesar 300 (20% x9.000 x 2/12) yang berasal dari bungabulan November dan Desember.

    Halaman 125

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    30/39

    Karena bunga ini belum diterimapembayaran (kas) nya , maka dieatatpiutang bunga pada sisi debet yangnantinya akan muneul di sisi aset padalaporan neraea perusahaan.PenyusutanSelanjutnya perlu dilakukan jurnalpenyesuaian terhadap penyusutanaktiva tetap perusahaan.Aktiva tetap yang digunakan untukkegiatan operasional perusahaan akanmengalami keausan. Bahkan setelahjangka waktu tertentu, aktiva tetaptersebut sudah tidak dapatdipergunakan lagi dan harusdikeluarkan dari pembukuan. Untukmeneatat nilai yang 'aus ', perusahaanmengalokasikan sejumlah tertentu darinilai aktiva tetap selama periode masamanfaatnya . Hal ini biasa dikenaldengan penyusutan.Jurnal standar untuk meneatatpenyusutan adalah :Dr Beban penyusutan xxxCr. Akumulasi penyusutan xxxPerkiraan akumulasi penyusutanmerupakan perkiraan kontra terhadapperkiraan aset tetap yang disusutkan.Dengan demikian, meskipun akumulasipenyusutan mempunyai saldo kredit,akun ini akan muneul di sisi debetlaporan neraea dan menjadi pengurang

    (offset) dariSedangkanpenyusutan

    akun aset tetapnya.perkiraan biaya

    akan dilaporkan padalaporan laba rugi perusahaan.Hal yang menarik dari penyusutanterkait dengan tema sistem akuntansiberbasis akrual adalah perkiraan inimerupakan perkiraan non kas. Padasaat dilakukan peneatatan penyusutanpada pembukuan perusahaan, tidakada arus kas yang masuk ataupunkeluar dari rekening perusahaan.Namun, dengan dibukukannya bebanpenyusutan ini, perusahaan mengakuibahwa nilai aset tetap mengalamidepresiasi/penurunan yang merupakaneerminan dari berkurangnya masamanfaaVkapasitas aset tetap akibattelah dipakai dalam kegiatanoperasional perusahaan.Selain penyusutan, juga ada beberapaaktivitas non kas yang dibukukan padasistem akuntansi akrual. Hal inimerupakan salah satu kelebihansistem akuntansi berbasis akrual blladibandingkan dengan sistem akuntansiberbasis kas sebagaimana dijelaskanpada halaman berikutnya.Mengapa Berpindah ke BasisAkrualBasis kas umumnya digunakan olehperusahaan-perusahaan berskala keeilkarena peneatatan transaksi dengan

    Halaman 126

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    31/39

    basis kas cenderung sedehana dantidak memerlukan analisis yang rumit.Sebaliknya bila perusahaan semakinberkembang skala bisnisnya dimanajenis transaksi keuangan perusahaanjuga turut berkembang dan perusahaanmulai memerlukan laporan keuanganyang lebih terukur, maka basis akrualakan lebih menghasilkan informasiyang lebih akurat.Kelemahan pertama dari basis kasterkait dari tidak dicatatnya transaksitransaksi non kas . Sebagaimanadijelaskan di muka, perusahaan hanyaakan melakukan pembukuan setiap kaliterjadi aliran uang tunai ke/dariperusahaan. Sehingga informasiberikut tidak dapat disajikan dalamakuntansi berbasis kas :

    Sumber daya non-kas. Sebagaicontoh , apabila suatu entitasmenerima bantuan atau hibahdalam bentuk barang atau jasa,entitas dimaksud tidak dapatmencatat nila i dari bantuan/hibahtersebut , bahkan apabila bantu anatau hibah terse but dilengkapidengan faktur/kwitansi ataudokumen yang menyebutkan hargabarang atau nilai jasa daribantuan/hibah. Hal ini disebabkantidak adanya allran uang kas yangmasuk ke entitas dimaksud.

    Seban entitas yang bersifat nonkas . Sebagaimana dijelaskan dimuka , sistem akuntansi denganbasis akrual dapat menangkapaktivitas-aktivitas yang tidak adaaliran uang tunai (kas) nya , sepertibeban penyusutan atau bebanamortisasi.Kegagalan sistem akuntansi basiskas untuk mencatat biaya-biayanon kas menjadikan perhitunganbiaya atas suatu barang/jasahanya terbatas pada sumber dayayang reallfisik saja. Sehinggabesar kemungkinan biayabarang/jasa tersebut 'under-valued'daripada yang seharusnya karenabanyak beban-beban non fisiklrealtidak dicatat.Selain daripada itu , bas is kas tidakdapat mencatat transaksikewajiban yang tidak didanai(unfunded liabilities) sepertipensiun. Juga kewajibankontinjensi tidak dapat diidentifikasipada sistem akuntansi denganbasis kas .

    Selain transaksi non kas, kelemahanlain dari basis kas adalah tidakdimungkinkannya suatu entitas untukmenyusun neraca. Karena basis kashanya mencatat transaksi berdasarkanaliran uang tunai (kas), maka transaksiperjanjian bisnis perusahaan yangHalaman 127

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    32/39

    tidak ada aliran uang/kas-nya tidakdapat dibukukan. Sehingga utangataupun piutang tidak dapat direkamdalam pembukuan.Sebaliknya basis akrualmemungkinkan untuk menyajikanposisi keuangan suatu entitas (asel,kewajiban, modaVekuitas) di dalampelaporannya. Perbedaan antaratiming pendapatan dan beban, dantiming arus kas akan berpengaruhpada kenaikan dan penurunan asetdan kewajiban. Informasi tersebutdapat digunakan untuk penilaian posisikeuangan suatu entitas pada akhirperiode.

    . Jangka Waktu

    enaikan/penurunan dari asetlkewajibanPosisi Keuangan

    Dengan adanya laporan atas posisikeuangan suatu entitas, maka entitastersebut dapat menunjukkanakuntabilitasnya kepada publik

    (terutamatergolong

    bila entitas tersebutperusahaan publik atau

    entitas pemerintahan yang mernilikitanggung jawab publik). Setain ituentitas dapat metakukan manajernenataupun pengelolaan aset dan hutangyang terencana dengan baik, sepertidalam hal pemeliharaan danpenggantian aset ataupun pelunasanhutang entitas.Dengan adanya manajemen hutangyang baik, diharapkan entitas dapatmengendalikan beban finansialnya.Dalam pemerintahan, diharapkanhutang tidak menjadi beban yang beratdi masa mendatang apabilapengelolaannya sudah baik yang datadatanya terekam dalam pelaporankeuangan pemerintahan.Dengan adanya hubungan antaratiming pendapatan-beban dengantiming peristiwa atau transaksi yangmenyebabkannya, dapat dibuatpenilaian terhadap "kinerja keuangan"selama satu periode keuangan .Selanjutnya, kinerja keuangan antarperiode dapat diperbandingkan.Konsep Kas Menuju AkrualPada sesi akhir hari kedua seminar,Binsar Simanjuntak membawakanmakalah dengan judul PandanganUmum Standar AkuntansiPemerintahan "Kas Menuju Akrual" di

    Halaman 128

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    33/39

    Indonesia: Perkembangan dan ArahSetelah Ini.Dalam presentasinya, beliaumenyampaikan perjalanan sejarahsistem dan standar akuntansipemerintahan di Indonesia. Selanjutnya beliau memaparkan kendalakendala yang dihadapi dalampenerapan basis akrual di Indonesiaberikut langkah-Iangkah strategis untukmengatasinya.Untuk menghindari resistensi yangtinggi dalam upaya migrasi dari basiskas ke basis akrual , ditempuh caradengan mengakomodasi basis kas danbasis akrual. Dengan cara inipendapatan, belanja dan pembiayaandiakui berdasarkan basis kas .Sementara aset, utang, dan ekuitasdiakui berdasarkan basis akrual.Guna mengkaitkan antara pendapatan ,belanja dan pembiayaan sebagai unsurlaporan realisasi anggaran denganaset, utang, dan ekuitas sebagaiunsure neraca, digunakan 'JurnalKorolari' sehingga nilai kapitalisasi asetdan utang dapat dihasilkan.Melalui cara ini pemerintah pusat telahberhasil menyusun laporan keuangankomprehensil pertama (termasuk didalamnya neraca) di tahun 2005, yaituuntuk pertanggungjawaban anggarantahun 2004.

    Selanjutnya penerapan sistemakuntansi dengan basis akrual akandilakukan secara bertahap mulai tahun2009 dan diharapkan sistem akrualpenuh tahun 2015.Menghadapi sistem akuntansi yangberbasis akrual penuh pada tahun2015, banyak kendala-kendala yangharus diatasi , baik oleh DepartemenKeuangan selaku pengelola liskalmaupunLembaga

    Kementerianlainnya.

    NegaralUntuk itu,

    pemerintah telah menyusun sejumlahlangkah-Iangkah yang telah dan akanditempuh dalam menyongsongpelaksanaan sistem akuntansi berbasisakrual ini . Terkait dengan hal ini, dalampaparannya , Binsar Simanjuntakmenjelaskan sebagai berikut:1. Sumber Daya ManusiaPenerapan akuntansi berbasis

    akrual menghadapi kendala yangsangat signilikan, yaitu kesiapanstal dan pejabat pada setiapKementerian Negara/Lembagadalam memasuki sistem yangberbeda dengan sistem yang adasaat ini. Sistem akuntansiberbasis akrual akan memberikanbanyak tantangan kepadamereka, mulai dari penentuanpengakuan pendapatan dan biayahingga menyiapkan jurnalpenyesuaian yang tepat di akhir

    Halaman 129

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    34/39

    peri ode. Semua ini menuntutpelaku akuntansi dan pelaporankeuangan pemerintah untukmemiliki kesiapan skill yangdibutuhkan.Untuk itu, saat ini tengahdigalakkan Program PercepatanAkuntabilitas KeuanganPemerintah (PPAKP) dimana stalbagian akuntansi/pembukuanlkeuangan instansi dapat belajarakuntansi dan manajemenpemerintahan. Selain itu ,sosialisasi sistem akuntansi danpelaporan keuangan pemerintahjuga digiatkan.

    2. Sistem baru yang memerlukanpengembanganUntuk menghadapi penerapanakuntansi berbasis akrual , sistemyang ada harus disesuaikan.Peraturan-peraturan yang

    . mendukung penerapan sistemakuntansi berbasis akrual telahdan akan disusun sebagailandasan operasional. Demikianpula Bagan Akun Standar (BAS)akan terus disempurnakan,terutama untuk akun/perkiraanyang berkaitan dengan transaksitransaksi akrual.Saat ini DJPBN tengahmempersiapkan Perdirjen untukmencatat transaksi-transaksi

    akrual pad a penyusunan LKKLdan LKPP 2009 sebagai salahsatu langkah awal dalampelaksanaan akuntansi berbasisakrual yang bertahap.

    3. Dukungan Teknologi Inlormasiyang kuatPengembangan sistem danaplikasi, terkait penerapan basisakrual, juga membutuhkan saranateknologi inlormasi yang kuat.Semua litur yang ditawarkan olehteknologi inlormasi harus dapatmembuat modul akuntansiberbasis akrual. Saat iniDepartemen Keuangan sedangmembangun SPAN (SistemPerbendaharaan dan AnggaranNegara) dengan modul-modulyang mendukung pelaksanaansistem akuntansi berbasis akrual.

    4. Inventarisasi, penilaian dan statusBMN/BMDPenatausahaan dan pencatatanaset di sebagian besarKementerian Negara/Lembagamasih menjadi issue penting.Terkait dengan pelaksanaanakuntansi berbasis akrual , asetyang disajikan pad a neracapemerintah hendaknya telahmencerminkan nilai dan kuantitasyang sebenarnya. Untuk itu saatini masih terus dijalankan programHalaman 130

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    35/39

    inventarisasi, penilaian dan statusatas Barang Milik Negara (BMN)di seluruh instansi pemerintah,khususnya pemerintah pusat.

    5. Selain point-point di atas,penatausahaan dokumen sertapenyempurnaan proses bisnisyang terus menerus, berkaitandengan reformasi manajemenkeuangan juga turut menjadi kunci

    sukses bagi pelaksanaanakuntansi berbasis akrual.

    Tulisan ini merupakan tinjauan teoritissekaligus rangkuman kegiatan seminartentang akrual yang diadakan oleh Dit.APK DJPBN bekerja sama denganDepartment of Finance andDeregulation, Pemerintah Australia.(Mega Meilistya - Oil. APK OJPBN)

    Halaman 131

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    36/39

    KLINIK AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

    1. Pertanyaana. Terdapat perbedaan istilah antaraPMK nom or 120 /PMK.06/2007tentang Penatausahaan Barang MilikNegara dengan PMK Nomor

    171 /PMK .05/2007 tentang SistemAkuntansi dan Pelaporan KeuanganPemerintah Pusat sebagai berikut: PMK 171 /PMK .05 /2007 menggunakan istilah Unit AkuntansiKuasa Pengguna Barang,sementara PMK PenatausahaanBarang Milik Negara menggunakan istilah Unit Penatausahaan Kuasa PenggunaBarang. Selain itu , PMK 171 /PMK .05/2007menggunakan istilah Unit Akuntansi Pengguna Barang, sementara PMK Penatausahaan BarangMilik Negara menggunakan istilahUnit Penatausahaan PenggunaBarang.b. Terdapat Barang Milik Negara (BMN)yang setelah kegiatan KementerianNegara/Lembaga (KL) selesai akandiserahkan kepada KementerianNegara BUMN sebagai PenyertaanModal Negara (PMN).Apakah anggaran untuk kegiatan diatas dapat dibebankan ke selainBelanja Modal ; karena bila masihtetap dalam Belanja Modal maka KLbersangkutan harus mencatatnyasebagai aset untuk kemudianmelakukan mekanisme penghapusanaset.

    Jawaban:a. Perbedaan istilah antara PMK Nomor

    120/PMK.06 /2007 dengan PMK Nomor 171 /PMK.05/2007 tidak perlu dipertentangkan. Nomenklatur yang digunakan dalam PMK171 /PMK.05/2007 untuk menghasil-kan laporan pertanggungjawabanpelaksanaan APBN sedangkannomenklatur yang digunakan PMKNomor 120/PMK.06 /2007 untukmenghasilkan laporan manajerial(LBMN).b. Penyertaan Modal Negara (PMN)dialokasikan melalui pengeluaranpembiayaan (724111 ) dan akanmenghasilkan Investasi NonPermanen pada neraca pemerintah.

    2. Pertanyaana. Mengapa akun "Belanja UpahPungut" dengan kode 581131 masukpada BA 069.03 (Belanja Lain-lain)dan bukan pad a BA 015.04?b. Bagaimana perlakuan akuntansiuntuk belanja dengan kode 581131yang digunakan untuk belanja asettetap?c. Bagaimana potongan pajak untukBantuan Sosial yang dilakukan secaraLS kepada rekanan?d. Apakah perbedaan antara BadanLayanan Umum (BLU) Bertahapdengan BLU Penuh. Bagaimanakriteria penetapan kedua BLU ini?

    Halaman 132

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    37/39

    Jawaban:a. Di masa depan, belanja upah pungulPajak Bumi dan Bangunan (PBB)akan dialokasikan pada BA 015.03

    dan bukan lagi BA 069.03 . Pada saalini lengah diupayakan agar upahpungul lidak ada lagi.b. Pada akun Belanja Lain-lain - UpahPungul PBB, dimungkinkan unlukdigunakan sebagai pembelian asellelap. Asel lelap lersebul dicalalsebagai asel lelap Bagian AnggranPerhilungan dan Pembiayaan (BAPP)sampai dengan akhir periodepelaporan. Unluk selanjulnya asellelap lersebul diserahlerimakankepada Bagian Anggaran (BA)pelaksananya.c. Terkail masalah perpajakan alasdana banluan sosial, perlu dilihallebih lanjul peraluran perpajakannyayang berada di luar konleks ak unlansidan pelaporan keuangan pemerinlah.d. 1. BLU bertahap diberikan kepadasalker yang menerapkan sebagianfteksibililas pengelolaan keuanganBLU. Fleksibililas lerbalas padahal-hal pokok yang diperlukandalam pemberian pelayanan,misalnya jumlah dana yang dapaldikelola langsung, pengelolaanasel, pengelolaan piulang, sertaperumusan slandar, kebijakan,sislem dan prosedur pengelolaankeuangan. Fleksibililas lidakdiperlukan dalam hal : penggunaanlangsung PNBP secara penuh,pengelolaan inveslasi, pengelolaanulang, dan pengadaanbarang/jasa .2. BLU penuh diberikan kepadasalker yang menerapkan se lu ruh

    fleksibililas pengelolaan keuanganBLU.Adapunpengajuananlara lain:

    syaralsalker leknismenjadi unlukBLU,1. Menyampaikan Rencana Bisnisdan Anggaran (RBA).2. Menyampaikan proposal.

    3. PertanyaanJelaskan secara singkal lenlang jenisjenis dana bergulir.Jawaban:Jenis-jenis dana bergulir sebagai berikut:a. Banluan dana bergulir, sepertibanluan sosial Program NasionalPemberdayaan Masyarakal (PNPM).b. Subsidi bunga, premi asuransi danlain-lain.c. Banluan barang/jasa seperti

    pelalihan unluk Koperasi dan UsahaKecil dan Menengah (KUKM).d. Dana bergulir yang diperoleh daribelanja modal fisik lainnya, yangkemudian akan dialihkan menjadiBLU .e. Pinjaman jangka pendek, sepertilerdapal pada Lembaga UsahaEkonomi Pedesaan (LUEP) yangdananya dibayar kembali ke kasnegara. Unluk lahun 2009, LUEPdikelola dalam kerangka BLUdimana dana bergulir ini lidak perludiselor ke kas negara.f. Pendanaan jangka panjang.

    Halaman 133

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    38/39

    4. PertanyaanApakah tepat belanja untuk penambahandaya listrik menggunakan kode akun521219?Jawaban :Apabila penambahan daya listrik tersebutmenambah kapasitas dan nilainyamelebihi batas nilai kapitalisasi, makapengeluaran ini dialokasikan sebagaibelanja modal. Lebih lanjut dapatdialokasikan pad a belanja modalperalatan dan mesin atau belanja modaljaringan, tergantung kepada judgementawal pencatatan daya listrik tersebut.

    5. PertanyaanPada LKPP Tahun 2008, terdapatLaporan Keuangan untuk BagianAnggaran Bendahara Umum Negara(BABUN ). Apakah dasar hukum untukBABUN ini?Jawaban:Dasar hukum dalam penetapan BABUNadalah: PMK 171 /PMK.05/2007 tentang

    Sistem Akuntansi dan PelaporanKeuangan Pemerintah Pusat; PMK tentang Penetapan Bagian

    Anggaran ; Surat DJA tanggal 8 September 2008

    Nomor S-290/AG .2/2008 tentangPermintaan Kode Bagian Anggaran

    terkait PMK 171/PMK .05 /2007 Surat DJA tentang Penetapan KPPN

    sebagai Satuan Kerja BendaharaUmum Negara

    6. Pertanyaana. Unit Akuntansi Pembantu PenggunaAnggaran Wilayah (UAPPAW) wajibmenyampaikan laporan keuanganper bulan ke Kanwil DJPBN dalamrangka rekonsiliasi. Apa jenis sanksiyang diberikan bila UAPPAW tidak

    menyampaikan laporan keuanganyang dimaksud?b. Apakah setiap dinas DKTP dapatmembentuk UAPPAW dalam satubagian anggaran yang sama?

    Jawaban:

    a. Sanksi kepada satuan kerja dapatberupa penundaan penerbitandispensasi Uang Persediaan (UP)dan Tambahan Uang Persediaan(TUP), penundaan penerbitan SuratPerintah Pencairan Dana (SP2D),serta penundaan revisi DIPA.Pengenaan sanksi kepada satkerdan UAPPAW yang bermasalahmengacu pada PerdirjenPerbendaharaan Nomor 19 Tahun2008.b. Sesuai ketentuan, satu (1) UAPPAWmeliputi satu (1) Dinas yangmerupakan satu (1) BagianAnggaran dan memiliki satu (1) kodesatker. UAPPAW untuk dinas DKTPbisa menerima beberapa BA. Padaaplikasi DKTP, wajib diisi kode dinas

    Halaman 134

  • 8/3/2019 Pantek 06 Ocr

    39/39

    yang disepakati antara KanwilDJPBN dengan Gubernur (propinsi).Pada saat dilakukan rekonsiliasi ,dapat ditampilkan format per BA danper dinas.