Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi

41
 Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 1 PANDUAN SINGKAT BAGI JURNALIS Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu Anastasia S. Wibawa  Elections Program Manager  The National Democratic Institute for International Affairs J1. Teuku Cik Ditiro 37 A Pav Menteng Jakarta 10310 Indonesia  NDI adalah organisasi nirlaba yang berupaya untuk memperku at dan menyebarluaskan demokrasi di seluruh dunia. Dengan mengandalkan jaringan global relawan yang ahli di  bidangnya. NDI memberikan bantuan yang bersifat praktis kepada para pemimpin masyarakat sipil dan politik untuk memajukan nilai, praktek, dan lembaga demokrasi. NDI  bekerja bersama para demokrat di setiap belahan dunia untuk membangun org anisasi politik dan masyarakat sipil. Memantau pemilu, dan meningkatkan partisipasi masyarakat, keterbukaan, dan akuntabilitas dalam pemerintahan.  NDI telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1996, saat menduku ng upaya-upaya domestik untuk memantau pemilu legislatif pada bulan Mei 1997. NDI juga melibatkan berbagai  partai politik dan organisasi pemantau pemilu domestik dalam persiapan pemilu tahun 199 9 dan 2004. Sejak saat itu, NDI telah melakukan berbagai program yang melibatkan partai  politik, pejabat terpilih, dan organisasi masyarakat sipil untuk membantu konsolidasi demokrasi di Indonesia. Saat ini, NDI memiliki program dengan partai politik, anggota  parlemen, dan kelompok masyarakat sipil untuk mend ukung terciptanya proses politik dan  pemilihan umum yang transparan, akuntabel, dan inklusif di Indonesia. Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi Anastasia S. Wibawa di [email protected] Publikasi ini dimungkinkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh rakyat Amerika melalui the U.S. Agency for International Development (USAID). Pendapat yang dinyatakan dalam karya mi merupakan pendapat penulis dan tidak mencerminkan  pandangan U.S. Agency for International Develop inent/USAID atau Pemerintah Amerika Serikat maupun NDI.

Transcript of Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 1/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 1

PANDUAN SINGKAT BAGI JURNALIS

Memahami dan Menginterpretasikan

Berbagai Survei Pemilu

Anastasia S. Wibawa

 Elections Program Manager  

The National Democratic Institute for International Affairs

J1. Teuku Cik Ditiro 37A Pav Menteng

Jakarta 10310 Indonesia

 NDI adalah organisasi nirlaba yang berupaya untuk memperkuat dan menyebarluaskan

demokrasi di seluruh dunia. Dengan mengandalkan jaringan global relawan yang ahli di bidangnya. NDI memberikan bantuan yang bersifat praktis kepada para pemimpin

masyarakat sipil dan politik untuk memajukan nilai, praktek, dan lembaga demokrasi. NDI

 bekerja bersama para demokrat di setiap belahan dunia untuk membangun organisasi politik 

dan masyarakat sipil. Memantau pemilu, dan meningkatkan partisipasi masyarakat,

keterbukaan, dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

 NDI telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1996, saat mendukung upaya-upaya domestik 

untuk memantau pemilu legislatif pada bulan Mei 1997. NDI juga melibatkan berbagai

 partai politik dan organisasi pemantau pemilu domestik dalam persiapan pemilu tahun 1999

dan 2004. Sejak saat itu, NDI telah melakukan berbagai program yang melibatkan partai

 politik, pejabat terpilih, dan organisasi masyarakat sipil untuk membantu konsolidasi

demokrasi di Indonesia. Saat ini, NDI memiliki program dengan partai politik, anggota

 parlemen, dan kelompok masyarakat sipil untuk mendukung terciptanya proses politik dan

 pemilihan umum yang transparan, akuntabel, dan inklusif di Indonesia.

Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi Anastasia S. Wibawa di

[email protected] 

Publikasi ini dimungkinkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh rakyat Amerika

melalui the U.S. Agency for International Development (USAID). Pendapat yang

dinyatakan dalam karya mi merupakan pendapat penulis dan tidak mencerminkan pandangan U.S. Agency for International Developinent/USAID atau Pemerintah Amerika

Serikat maupun NDI.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 2/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 2

DAFTAR ISIBab 1 Memahami Berbagai Jenis Survei Pemilu

Bab 2 Quick Count dan Exit Poll

Bab 3 Peraturan terkait Survei Pemilu & Quick Count Serta Peliputannya

Bab 4 Kritis Meliput Hasil Survei Pemilu & Quick Count

Bab 5 Teknik Menulis Hasil Survei Pemilu & Quick CountBab 6 Berbagai Isu Lainnya

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 3/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 3

BAB I

Memahami Berbagai Jenis Survei Pemilu

SURVEI PEMILU

Polling atau survei atau jajak pendapat adalah salah satu cara bagi warga negara untuk 

menyampaikan pendapatnya. Survei pemilu bisa jadi merupakan survei yang paling

menarik dibandingkan survei opini publik lainnya. Hal ini dikarenakan intensitas survei

yang cukup sering dalam waktu yang relatif singkat, dan juga tingkat perhatian publik 

terhadap hasil survei mi. Sebuah survei pemilu akan dapat melihat sejauh mana dukungan

terhadap sebuah partai politik maupun kandidat, namun sekaligus merupakan alat untuk 

memahami demografi dan perilaku dan pemilih. Survei pemilu juga dapat memberikan

gambaran terkait dengan pandangan pemilih isu-isu tertentu ketika masa kampanye. Pada

masa pemilu, jurnalis akan dihadapkan pada berbagai survei yang menunjukkan siapa partai

 politik maupun kandidat yang paling diminati pemilih. Tidak jarang berbagai survei ini

memiliki hasil yang berbeda-beda.

Membuat sebuah survei bukanlah hal yang mudah. Untungnya, kebanyakan dari jurnalis

tidak perlu untuk melakukan survei. Namun jurnalis perlu untuk mengetahui apakah survei

yang Anda liput telah dilakukan dengan benar.

Sampling

Adalah sesuatu yang tidak mungkin dan mubazir untuk mewawancara 170 juta pemilih di

Indonesia tentang bagaimana mereka akan memilih dalampemilu mendatang. Hanya

dengan memperkirakan secara akurat pendapat dari pemilih secara nasional. Samplingmerupakan dasar utama dan sebuah penelitian kuantitatif dan menggunakan teknik statistik.

Munculnya berbagai teknologi juga memberikan alternatif bagi penyelenggara survei untuk 

mengumpulkan datanya. Beberapa alternatif penarikan sample dalam sebuah survei pemilu,

antara lain:

a.  Acak menggunakan Telepon ( Random Digit Dialing/ RDD)

Tahap pertamanya adalah membagi secara proporsional menurut geografi sample yang

dibutuhkan. Lalu kemudian memilih secara acak nomor telepon yang akan dihubungi.

Jika terdapat lebih dari satu orang yang berhak untuk menjadi responden, dilakukan

 pemilihan secara acak lagi. Jurnalis harus menanyakan bagaimana kemudian responden

terpilih karena hanya mewawancara orang yang menerima panggilan telepon tentunyatidak akan menghasilkan sample yang representatif. Keuntungan dari menggunakan

RDD adalah jangkauan populasi samplenya dimana semua orang yang memiliki

telepon. Kelemahannya adalah waktu yang terbuang cukup banyak karena banyaknya

angka yang tidak berfungsi.

 b.  Acak melalui Daftar Pemilih ( Registration Based Sampling / RBS)

Memilih responden berdasarkan daftar pemilih. Keuntungan dari metode ini adalah

karena target responden yang lebih jelas. Kerugian dari teknik ini adalah seringkali

responden yang terpilih sulit untuk dihubungi telah pindah.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 4/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 4

c.  Responden Memilih Dirinya Sendiri (Self-selected Sample/ SSS)

Responden memilih dirinya sendiri untuk menjadi berpartisipasi dalam survei, sehingga

 jawabannya tidak merepresentasikan populasi yang lebih besar. Karakterisitik orang

yang mau terlibat dalam survei ini bisa jadi berbeda dengan orang yang tidak tertarik 

untuk ikut terlibat, sehingga akan menimbulkan bias. Meskipun terkadang ada hasil dansurvei seperti ini yang akurat, namun sangat sulit untuk mengevaluasi apakah survei ini

akurat karena faktor keberuntungan ataupun keberhasilan mendapat informasi yang

merepresentasikan populasi mereka. Salah satu vanasi dad kategoni ii adalah orang

yang berpartisipasi dalam survei internet.

Terdapat empat model pengumpulan data dalam survei pemilu:

1.  Wawancara tatap muka. Metode ini yang paling banyak yang digunakan oleh

 penyelenggara survey di Indonesia. Dalam metode ini, pewawancara menanyakan

 beberapa pertanyaan dan menuliskan jawabannya dalam sebuah kuesioner.

Keuntungan dari cara ini adalah pertanyaan ditanyakan sama kepada semua

responden dan pewawancara dapat mengklarifikasi pertanyaan dari responden.Kelemahan dari model ini adalah biaya yang mahal.

2.  Telepon/ Percakapan Interaktif . Reponden dihubungi melalui telepon dan

ditanyakan serangkaian pertanyaan yang dijawab melalui suara ataupun dengan

memencet nomor yang ada di gagang telepon. Keuntungan utama dari model ini

adalah biaya yang relative murah. Namun kelemahannya adalah bisa jadi teknik 

 pemilihan respondennya tidak secara acak.

3.  Internet survei. Survei model ini diisi sendiri oleh responden melalui kuesioner 

yang dikirim melalui internet. Biasanya peserta dan survei ini memilih dirinya

sendiri untuk berpartisipasi dalam survei. Namun bisa juga awalnya semuanya

dipilih secara acak, namun kemudian tergantung responden siapa yang kemudian

merespon. Kelebihan dari model ini biaya yang relaatif murah. Kelemahannya

adalah tidak merepresentasikan keseluruhan populasi

4.  Survei melalui pos/ surat. Karena daftar pemilih biasanya mencantumkan alamat

 pemilih, beberapa penyelenggara survei mengirimkan kuesioner ke alamat

respondennya. Dengan biaya yang relatif lebih murah daripada melalui telepon,

namun responnya cenderung lebih lambat.

 Siapa yang hendaknya menjadi target responden?

Yang seringkali kemudian menjadi tantangan dalam pemilihan responden dalam survei

 pra pemilu adalah bagaimana mengidentifikasi responden yang benar-benar akan

memilih dalam pemilu nanti. Orang yang benar-benar menggunakan hak pilihnya(tingkat partisipasi) baru akan diketahui setelah pemilu, dan angka ini biasanya lebih

rendah daripada tingkat partisipasi dalam survei.

Partisipasi Pemilih pada Pilkada di Indonesia

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 5/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 5

Bagaimana kemudian mengidentifikasi likely voters ini? Tidak ada satu pertanyaan yangsecara tepat dapat mengindentifikasikan 100% akurasi. Kebanyakan ada yang mencoba

rnelalui pertanyaan terkait dengan intensi untuk memilih termasuk mengukur keterlibatan

mereka (apakah Anda mengikuti berita-berita pemilu) maupun perilaku mereka (apakah

mereka memilih pada pemilu sebelumnya).

Isu kedua yang dapat mengidentifikasikan likely voters adalah dengan memperkirakan

tingkat tersebut. Misalnya dengan melihat sejarah tingkat partisipasi dalam pemilu

sebelumnya, jika misalnya diketahui bahwa ketertarikan pada pemilu lebih tinggi pada

tahun 2008.

 Pembobotan

Pembobotan adalah kegiatan hal penting dan seringkali dilakukan dalam penelitian survei.

Survei yang terbaik sekalipun biasanya tidak dapat mewawancarai sampel yang sempurna,

 baik karena respon yang ada maupun alasan ketidakterlibatan lainnya (non respon terjadi

ketika orang menolak untuk ikut dalam survei atau sulit dibuat komunikasi ketika periode

 pengumpulan data. Sementara alasan lainnya misalnya orang tidak dimungkinkan untuk 

dilibatkan dalam survei — sebuah internet survei misalnya akan rnengesampingkan rumah

tangga yang tidak memiliki komputer). Tapi dengan rnenggunakan data BPS, kita dapat

mengetahui dengan pasti misalnya berapa komposisi berdasarkan usia, ras, jenis kelamin,

maupun populasi dan beberapa daerah. Pembobotan dapat dilakukan untuk memastikan

 bahwa sample yang dipilih merepresentasikan populasinya.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 6/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 6

Bagaimana membobot likely voter ? Dengan menggunakan data sensus, kita dapat

rnengetahui karakteristik dan penduduk. Tapi tidak ada yang dapat mengetahui dengan

 pasti, siapa yang akan muncul dalam hari Pernilu. Kita tidak dapat rnengetahui berapa

 banyak suku tertentu, pendidikan ataupun golongan lainnya akan pergi ke TPS dan

menggunakan suaranya. Masukin contoh soal tingkat partisipasi dibandingkan antara

 prediksi dengan kenyataannya. Komposisi yang berbeda tentunya akan menghasilkan perkiraan persaingan antar partai, tapi angka ini tidak dapat diketahui dengan pasti hingga

Hari Pemilu. Sehingga dilema yang dihadapi oleh penyelenggara pemilu adalah seberapa

 besar angka yang harus dibobot?

Apakah hasil survei harus dibobot agar merefleksikan komposisi perolehan partai politik?

Para ahli mengatakan bahwa afiliasi responden dengan partai politik merupakan indicator 

 penting untuk memprediksi suara, lebih kuat jika dibandingkan dengan latar belakang

 pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain sebagainya. Namun sebagian besar  pollster ,

meski tidak semuanya, berpendapat bahwa tidak perlu membobot berdasarkan partainya.

Hal ini dikarenakan pilihan terhadap partai bukanlah sebuah atribut yang melekat

selamanya pada responden, tidak seperti etnis, jenis kelarnin, maupun umur, sehingga jawaban responden atas hasil ini pun terus berubah seiring perubahan waktu. Sehingga

 pembobotan berdasarkan partai politik, justru dapat jadi membahayakan karena mengambil

asumsi atas sesuatu yang belum pasti.

PUSH POLLING

Sebuah push polling adalah sebuah teknik kampanye dimana seorang individu maupun

organisasi berusaha untuk mempengaruhi pandangan respondennya dengan

mengatasnamakan melakukan sebuab polling. Dalam sebuah push polling , sejumlah besar 

responden dihubungi, namun hanya sedikit dan sangat minimum upaya dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisa respon yang diterima. Push polling ini rnenggunakan

sistem telemarketing yang mengandalkan propaganda dan penyebaran rumor. Biasanya

lebih dikenal juga dengan kampanye negatif. Ada yang kemudian berpendapat bahwa push

 polling bahkan tidak dapat dikategorikan sebagai polling.

 Berbagai bentuk push polling 

Bentuk yang paling sederhana dari push polling adalah polling yang digunakan untuk 

mengingatkan pemilih pada isu-isu tertentu. Misalnya, sebuah push polling akan

menanyakan responden untuk mengurutkan kandidat atau partai politik atas dukungannya

terhadap aborsi agar membuat pemilih memilikirkan isu tersebut. Banyak  push polling  merupakan serangan negatif terhadap kandidat lainnya, yang tidak mengandalkan data/

 bukti.

Yang membedakan antara push polling sebagai taktik dan polling yang menggunakan

informasi adalah sampel size. Polling yang sebenarnya akan menggunakan sample yang

sedikit namun representatif, sementara push poling biasanya sangat besar, seperti layaknya

upaya pemasaran. Selain itu push polling biasanya sangat singkat, hanya terdiri dari

 beberapa pertanyaan, sehingga dapat mendapatkan responden sebanyak mungkin.

Salah satu contoh political push poil dalam pemilu AS tahun 2000. Saat itu George W.

Bush dituduh berkampanye dengan menggunakan push polling untuk mengguncang

kampanye Senator John Mc.Cain. Pemilih di California Selatan dilaporkan ditanva,

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 7/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 7

“Apakah Anda mungkin atau tidak mungkin untuk memilih John McCain sebagai presiden

 jika Anda mengetahui bahwa ia menjadi ayah dan anak kulit hitam?” Tuduhan yang

diberikan pada pertanyaan itu sangat tidak mendasar, namun didengar oleh ribuan pemilih.

Keuntungan utama dan menggunakan push polling adalah dia merupakan cara yang efektif 

untuk memojokkan lawan namun dapat menghindari tanggung jawab langsunng atasinformasi salah yang diberikan. Namun dia sekaligus berisiko jika ada bukti yang kuat

 bahwa polling yang ada itu dipesan oleh kandidat.

WAPOR memberikan panduan untuk membedakan antara push polling dan polling intuk 

menguji pesan, yang merupakan survei yang sah-sah saja dilakukan oleh konsultan politik 1.

Pengujian pesan berusaha untuk menilai efektivitas dan berbagai pesan kampanye atau isi

iklan kampanye yang bisa saja memuat pesan negatif terkait dengan pihak lawan. Pengujian

 pesan mi biasanya menggunakan responden secara acak, dan jumlah responden yang

digunakan akan masuk dalam range survei pada umumnya, biasanya antara 400 hingga

1500 responden.

 Namun tidak semua survei yang menganut pertanyaan negatif merupakan push polling. Tim

kampanye seringkali membuat sebuah survei yang mengandung informasi negatif terkait

dengan lawannya. Namun, survei seperti ini BUKAN merupakan push polling , karena

digunakan dengan alasan yang sama seperti tips marketing . Dalam survei pre-election,

 polling digunakan untuk memotivasi pemilih. Oleh tim kampanye, polling digunakan untuk 

menggali informasi yang dalam terkait dengan pemilih, sehingga pertanyaannya pula

 banyak termasuk pertanyaan demografik. Banyak keluhan terkait dengan kejujuran dan

netralitas dari polling ini.

Sebagai contoh adalah kampanye George Bush di California Selatan, memiliki pertanyaan

sebagai berikut: John McCain mengatakan bahwa system keuangan karnpanye banyak yang

korupsi, tapi sebagai ketua Senat dari komite Perdagangan, dia banyak menggalang dana

dan bepergian menggunakan jet khusus yang didanai oleh perusahaan yang memiliki

kepentingan dengan Komisinya. Mempertimbangkan hal ini, seberapa besar kemungkinan

1 http://www.wapor.org/aaporsratemeiitonpushpoll 

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 8/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 8

Anda akan memilihnya, sangat mungkin, mungkin, ragu-ragu, tidak mungkin, sangat tidak 

mungkin?

Pertanyaan sebagaimana disebut di atas merupakan bagian dan kuesioner sepanjang 20

menit. Pertanyaan tersebut ada di tengah kuesioner, dan sekitar 300 responden

 berpartisipasi dalam survei ini. Memang besaran samplenya cukup rendah jikadibandingkan dengan polling biasanya, namun cukup menjadi standar dalam kampanye.

Yang biasa dipertanyakan terkait dengan survei jenis ini adalah apakah etis sebuah partai/

kandidat melakukan ini? Apakah ‘fakta’ yang mereka ajukan benar adanya? Apakah

responden diarahkan dengan tidak benar?

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 9/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 9

BAB 2

Quick Count dan Exit Poll

Exit Poll 

Exit poll dalam konteks pemilu adalah sebuah survei yang melakukan wawancara dengan

responden seketika mereka keluar dan TPS. Metode ini juga bisa dilakukan untuk keperluan

lainnya misalnya melakukan survei terhadap pengunjung perpustakaan atau museum.

Untuk rnemperkirakan hasil sebuah pemilu dalam sebuah konstituensi, sebuah sampel

terhadap TPS diambil dan seorang pewawancara diturunkan untuk setiap TPS. Responden

dipilih dengan cara sistematik dari setiap orang yang telah menggunakan hak pilihnya.

Katakanlah setiap orang keempat atau kesepuluh yang telah menggunakan suaranya. Di

Amerika, biasanya exit poll dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden

dan meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut sendiri. Hasil dari kuesioner 

tersebut kemudian langsung dimasukkan dalam sebuah kotak, sehinga pewawancara tidak 

mengentahui pilihan responden. Berbeda dengan di Indonesia, exit poll biasanya dilakukan

dengan melakukan wawancara langsung dengan responden.

Sebuah kuesioner exit poll biasanya memiliki tiga jenis data: pilihan responden, berbagai

 perilaku responden, dan demographic. Informasi terkait dengan perilaku responden dan

demographic inilah yang kemudian digunakan untuk menjelaskan mengapa mereka

membuat pilihan tersebut dan jenis kategoria seperti apa yang memilih masing-masing

kandidat. Panjang kuesioner biasanya tidak terlalu panjang (kurang lebih 25 pertanyaan)

dan membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk menyelesaikannya.

Di Amerika, proyeksi terhadap basil pemilu sangat mengandalkan exit poll. Tentunya

mewawancara orang yang baru saja menggunakan hak pilihnya lebih baik dibandingkan

mewawancara melalui telepon. Banyak model dikembangkan terkait dengan exit poll ini

termasuk didalamnya menggunakan sejarah pemilu seperti tingkat partisipasi dan pilihan

 partai politik di TPS yang dimaksud. Menjelang TPS ditutup, hasil exit poll ini kemudian

dibobot untuk kemudian merefleksikan hasil nasional.

Hasil exit poll memberikan menjelasan pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah pemilu,

mengapa orang memilih kandidat tersebut — berdasarkan kelompok demographic dan

alasan memilihnya. Exit poll juga memberikan informasi yang tidak dapat didapat dalam

survei-survei pra-pemilu yaitu menangkap pilihan dad pemilih-pemilih yang baru sajamemberikan putusannya.

Para pelaku exit poll juga mengalami beberapa tantangan antara lain:

•  Sample exit poll tidak merepresentasikan keseluruhan electorate sampai kemudian

survei selesai dilakukan sampai pada akhir hari. Setiap waktu memiliki turnout yang

 berbeda-beda.

•  Penolakan dan pemilih. Mungkin beberapa pendukung partai memiliki kecenderungan

untuk menolak ikut berpartisipasi dalam exit poll. Di Amerika, misalnya, pendukung

Republik memiliki kecenderungan untuk menolak exit poll dibandingkan Demokrat.

Hal ini kemudian menempatkan Demokrat sedikit di atas dibanding Republik.

•  Perubahan dalam cara orang memilih. Kecenderungan orang untuk absentee voting,

atau memilih via post atau memilih lebih dahulu.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 10/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 10

•  Biaya operasional yang tinggi. Melakukan pelatihan dan mengawasi ratusan

 pewawancara, programmer, dan dukungan lainnya dibutuhkan untuk dapat

mewawancarai ratusan TPS.

QUICK COUNTQuick Count atau Penghitungan suara cepat atau juga dikenal sebagai tabulasi suara paralel

( Parallel Vote Tabulation) merupakan salah satu metode yang berguna untuk memantau

hari pemungutan suara. Penghitungan suara cepat merupakan sebuah proses pengumpulan

informasi oleh ratusan bahkan ribuan relawan melalui pemantauan langsung saat

 pemungutan dan penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) yang sudah

ditentukan. Pemantau mencatat informasi, termasuk hasil penghitungan suara yang ada,

 pada formulir khusus dan melaporkan temuannya tersebut kepada pusat pengumpulan data.

Penghitungan suara cepat tidaklah sama dengan penelitian opini publik maupun exit  polling . Penghitungan suara cepat

tidak menanyakan pada pemilih siapa

dan bagaimana mereka memilih,

 bukan opini yang diungkapkan

maupun ditanyakan, tapi data diambil

langsung dari TPS sehingga datanya

 pun lebih dapat

diptanggungjawabkan. Ada dua

alternatif pengumpulan data, komprehensif (data dari semua TPS) ataupun hanya di

 beberapa TPS yang dipilih melalui perhitungan statistik secara acak. Cara yang terakhir 

membutuhkan relawan yang relatif lebih sedikit.

Kebanyakan penghitungan suara cepat memiliki dua komponen: (1) pengecekan

independen atas penghitungan yang dilakukan institusi resmi pemerintah (Komisi

Pemilihan, Umum/ KPU); dan (2) analisis sistematis dari aspek kualitatif proses pemilu.

Beberapa aspek kualitatif yang diteliti antara lain: waktu pembukaan TPS, ketersediaan

 bahan-bahan, waktu pemungutan, ketidakwajaran yang terjadi ketika proses pemungutan,

representasi partai politik, kemungkinan adanya ancaman, keakuratan dad penghitungan

akhir di TPS, dsb.

Berbagai data yang diperoleh dari Penghitungan suara cepat dapat digunakan untuk landasan analisa terhadap kualitas proses pemilu secara keseluruhan dan mengidentifikasi

 penyimpangan yang dapat mempengaruhi hasil pemilu.

 Apa kegunaan dari Quick Count?

Penghitungan suara cepat dapat digunakan untuk:

1)  Mencegah terjadinya kecurangan, untuk itu dibutuhkan publikasi yang luas dan

organisasi yang kredibel & transparan

2)  Meingidentifikasi terjadinya kecurangan dengan mencatat inkorisistensi antara hasil

yang didapat dengan hasil akhir yang resmi

3)  Memprediksi hasil penghitungan suara, terutama jika hasil akhir memakan waktu lama

dan dapat berpotensi pada iklim politik yang tidak menentu dan memicu instabilitas4)  Meningkatkan kepercayaan terhadap proses pemilu dan basil akhir 

Quick count adalah prediksi hasil Pemilu

berdasarkan fakta bukan berdasarkan

opini, karena itu ia tidak sama dengan jajak pendapat terhdap pemilih yang baru

 saa mencoblos atau yang biasa disebut exit  poll.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 11/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 11

5)  Melaporkan kualitas proses pemilu, melalui data kualitatif yang diperoleh

6)  Mendorong partisipasi masyarakat, terutama dengan melibatkan ratusan hingga ribuan

relawan

7)  Memperluas dan membangun kapasitas organisasi pemantau8)   Dasar bagi aktivitas ke depan, yang tidak terkait langsung dengan pemilu

 Bagaimana Quick Count dilaksanakan?

Yang perlu dilakukan bagi organisasi atau kelompok yang hendak menyelenggarakan

 penghitungan suara cepat adalah membentuk tim yang kuat dan kredibel termasuk di

dalamnya ribuan relawan dan ahli statistik. Selain itu, mereka juga membutuhkan dukungan

dari banyak pihak mulai dari media, penyelenggara pemilu, partai politik, dan masyarakat

umum, untuk keberhasilan penghitungan suara cepat. Untuk itu, organisasi haruslah

dipandang netral.

Penghitungan suara cepat berdasarkan pada pemantauan langsung di setiap TPS yang telah

dipilih sebelumnya sebagai sampel secara acak. Unit analisis dalam penghitungan suara

cepat adalah TPS, sehingga penarikan sampel tidak dapat dimulai hingga sebuah daftar TPSyang akurat dan komprehensif tersedia. Biasanya penghitungan suara cepat menggunakan

 probabilitas sampel untuk memperoleh hasil yang dapat merepresentasikan distribusi

 pemilih baik secara geografis maupun keragaman pemilih. Namun perlu disadari hampir 

mustahil untuk mendapatkan data sampel hingga 100%, untuk itu organisasi pemantau

haruslah memperhitungkan margin eror yang mungkin timbul.

Pada hari pemungutan suara, pemantau biasanya menggunakan dua formulir standar dalam

 pemantauan. Yang pertama mengandung informasi apakah prosedur telah dijalankan

dengan semestinya, dan kedua memberikan data tentang proses penghitungan suara dan

 penutupan TPS. Aspek kualitatif dari pemilihan, sebelum selama dan setelah pemilu, juga

 perlu diperoleh untuk membantu mengevaluasi hari pemungutan suara, secara nasional.

 Namun unsur yang dipantau bukanlah yang berwarna anekdotal maupun impresi, namun

ha-ha1 yang mungkin mempengaruhi perolehan suara.

Untuk masing-masing laporan, pemantau haruslah mengirimkan hasilnya pada tiga lokasi

(pusat pengumpulan data, koordinator daerah, dan jaringan cadangan di ibu kota). Hal ini

diperlukan untuk mencegah upaya-upaya untuk mengganggu aktivitas pemantauan,

khususnya terhadap sistem komunikasi pemantau. Tantangan terbesar dan penghitungan

suara cepat adalah mencari, menyampaikan, mengolah, dan menganalisa sejumlah besar 

informasi dalam waktu yang cepat dan terpercaya. Arus informasi penghitungan suara cepat

tergambar dalam diagram berikut:

Tahap akhir dari penghitungan suara cepat adalah pengumuman hasil penghitungan suara

cepat. Untuk itu sejumlah pernyataan dan konferensi pers harus dilaksanakan, dan juga

antisipasi terhadap masalah yang mungkin timbul, seperti konflik akibat ketidakpastian

 politik.

 Dimana saja Quick Count telah dilakukan?

Untuk pertama kalinya, penghitungan suara cepat dilakukan pada tahun 1986 oleh National Citizens Movement for Free Election (NAMFREL), sebuah jaringan pemantau pemilu

internasional yang bermarkas di Filipina. NAMFREL berhasil melakukan Penghitungan

suara cepat secara menyeluruh di 90.000 TPS. NDI saat itu berkesempatan untuk 

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 12/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 12

 berpartisipasi aktif pada program tersebut yang telah berhasil menguak kecurangan yang

direncanakan oleh rezim Ferdinand Marcos.

Keberhasilan penghitungan suara cepat lainnya juga terlihat ketika pada tahun 1988 di Cile,

Committee for Free Elections (CEL) dengan bantuan NDI menyelenggarakan penghitungan

suara cepat yang berhasil meramalkan kekalahan Pinochet sehingga menghindari terjadinyakecurangan oleh rezim tersebut.

Pada pemilu pasca pemerintahan komunis di Bulgaria pada tahun 1990, banyak yang

memprediksikan bahwa Pasukan Gabungan Oposisi (LJDF) akan memperoleh kemenangan

atas Partai Sosialis. Namun ternyata sebaliknya, kemudian timbullah ketegangan politik,

hingga Bulgarian Association for Fair Elections and Civil Rights yang menyelenggarakan

 penghitungan suara cepat mengeluarkan hasil yang relatif sama dengan perhitungan resmi.

 NDI telah bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan maupun koalisi di lebih dari 65

negara untuk melakukan pemantauan pemilu, dan 25 diantaranya melaksanakan program

 penghitungan suara cepat. Termasuk cli dalamnya Albania, Bangladesh, Belarusia,Bulgaria, Kamboja, Kroasia (GONG), Republik Dominika, Georgia, Giyana, Kenya,

Kosovo, Malawi, Meksiko, Montenegro, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Romania,

Republik Federasi Yugoslavia, Slovakia, dan Ukraina.

 Apakah penghitungan dengan sampel acak dapat dipercaya?

Ya, meskipun tingkat kepercayaan staristik tidak dapat mencapai 100%, namun dengan

mempertimbangkan kondisi geografis dan kompleksitas Indonesia, penghitungan suara

cepat dengan perhitungan statistik adalah yang paling cepat, praktis, relatif lebih murah,

akurat, dan dapat dipercaya. Estimasi yang akurat dalam penghitungan suara cepat

dimungkinkan karena mengacu pada hukum bilangan besar dan teorema batas tengah

(informasi lebih lanjut dapat dibaca di buku panduan penghitungan suara cepat).

Kekuatan penghitungan suara cepat juga tergantung pada bagaimana sampel dibangun.

Sampel penghitungan suara cepat memberikan landasan untuk mengestimasi secara akurat

keseluruhan populasi, karena sampel merupakan pokok kumpulan khusus dan populasi

yang dapat mengungkapkan karakteristik populasi. Namun meskipun demikian, membuat

sampel berarti membuat pilihan, yang masing-masing berdampak terhadap akurasi data dan

 jenis analisa data yang ada. Yang perlu diperhatikan dalam menarik sampel adalah faktor-

faktor yang berdampak pada distribusi suara dalam populasi suara.

Dalam menentukan unit sampel, misalnya, baik TPS maupun kelurahan dapat dijadikanalternatif pilihan. Di satu sisi menggunakan kelurahan sebagai unit sampel lebih pasti

karena datanya dapat diperoleh jauh-jauh hari di Badan Pusat Statistik (BPS) dan lebih jelas

lokasinya. Namun di sisi lain, unit sampel TPS lebih langsung, namun sayangnya lokasi

dan jumlah keseluruhan TPS baru dapat diketahui men jelang pemilu.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 13/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 13

BAB 3

Peraturan terkait Survei dan Quick Count dan

Peliputannya

Undang-undang Pemilu No 10 tahun 2008 mengatur publikasi hasil survei dan Quick Count dalam pemilu. Bagaimana pengaturan publikasi hasil survei pemilu di Negara-negara lain? Apakah pengaturan terkait dengan, Quick Count juga dikenaldi Negara lain?

REGULASI SURVEI DAN QUICK COUNT DI NEGARA LAINTerdapat dua pandangan yang berbeda tentang perlu atau tidaknya pengaturan mengenai

survei menjelang pemilu. Perdebatan tentang perlu tidaknya pengaturan publikasi survei ini

 juga banyak terjadi di berbagai Negara. Pendapat pertama mengatakan bahwa tidak perlu

dibuat pengaturan tentang publikasi hasil survei karena survei merupakan kegiatan ilmiah

yang dilakukan dengan metodologi dan telah menganut kode etik. Penyelenggara pemiluatau Negara tidak berhak mengatur penyelenggaraan survei. Asosiasi penyelenggara seperti

AAPOR (American Association for Publik Opinion Research) sebagai organisasi profesi

yang akan menindaklanjuti pelanggaran/ kesalahan. Di Indonesia sendiri, saat ini terdapat

dua asosiasi profesi yaitu: Asosiasi Riset Opini Publik (AROPI) yang diketuai oleb Denny

JA dan PERSEPI (Perhimpunan Survei Opini Publik) yang diketuai oleh Andrianof 

Chaniago. Kekhawatiran bahwa survei dapat mempengaruhi pilihan dinilai juga tidak 

 beralasan, karena bagaimanapun pemilih memiliki hak dalam menentukan kandidat/ partai

yang akan dipilihnya. Pandangan kedua didasarkan pada kekhawatiran bahwa

 penyelenggaraan survei dapat menggiring pemilih pada partai atau kandidat tertentu.

ESOMAR ( Europan Society for Opinion and Marketing Research) bekerja sama denganWAPOR (World Association for Publik Opinion Research) pernah membuat penelitian dan

 berusaha memetakan regulasi terkait dengan publikasi hasil pemilui2. Dari 66 negara yang

rnereka teliti, relative berimbang antara yang melarang dan membolehkan adanya publikasi

survei menjelang pemilihan.

2 Frits Spangenberg, The Freedom to Publish Opinion Poll Results: Report on a Worldwide Update,

ESOMAR dan WAPOR  

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 14/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 14

Ada berbagai alasan yang diajukan dalam pembatasan hasil survei ini.

Yang menarik, ternyata larangan ini bukan monopoli Negara berkembang atau Negara yang

memiliki system otoriter. Negara yang cukup demokratis seperti Kanada, Perancis, dan

Spanyol juga memiliki peraturan yang melarang publikasi hasil survei sebelum pemilu.

Sebaliknya Negara seperti Pakistan, Bangladesh, dan Malaysia tidak mengenal regulasi ini.

Waktu embargo juga berbeda-beda.

Di Negara lain, tidak ada pengaturan Quick Count. ESOMAR dan WAPOR mernbuat

 pengamatan di 59 negara di dunia mengenai pengaturan riset pasca pemungutan suara.

Objek pengamatannya memang bukan Quick Count, tetapi exit poll. Dari hasil pengamatan

ESOMAR dan WAPOR, tidak ada satupun yang melarang publikasi hasil exit poll.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 15/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 15

PENGATURAN PUBLIKASI HASIL SURVEI DAN QUICK COUNT DI

INDONESIA

Survei pemilu di Indonesia mulai marak dilakukan setelah pemilu yang demokratis pada

tahun 1999. Pada pelaksanaan Pemilu 1999, tidak ada larangan spesifik yang mengatur 

mengenai larangan publikasi hasil survei. Memang ada UU Nomor 19 tahun 1997 tentang

statistic yang mengatur bahwa sinopsi kegiaran survey haruslah memberitahukan kepada

Badan Penyelenggara Statistik (BPS). Namun keberadaan UU ini pun tidak diketahuisecara luas dan memang tidak ada sanksi yang kemudian mengikat lembaga penyelenggara

survey.

Perkembangan baru terjadi pada Pemilu 2004. Maraknya penyelenggaraan hasil survei,

kemudian mendorong KPU untuk membuat pengaturan terkait dalam SK KPU Nomor 701

Tahun 2003 pasal 14 ayat 1 yaitu:

 Penyelenggaraan dan penyampaian hasil/jajak pendapat umum, seperti polling dan survei, oleh dan/atau melalui media massa pada masa kampanye dapat dilakukan

 sepanjang disertai penjelasan kelebihan dan kekurangan metodologi yang 

digunakan.

Pada Pemilu Presiden Putaran II, aturan ini dimuat dalam Keputusan KPU Nomor 48

Tahun 2004:

 Pasal 20 ayat 3: Media elektronik dan setiap pihak yang menggunakan mediaelektronik untuk melaksanakan rubrik jajak pendapat umum mengemi pasangan

calon wajib menyebutkan: (a) nama sponsor atau pihak yang membiayai kegiatan

tersebut; (b) rumusan pertanyaan yang diajukan; (c) teknik mendapatkandata/informasi; (d) besarnya sample, karakteristik yang menjadi responden dan

cara memilih responden; (e) kapan jajak pendapat dilaksanakan; dan (7) ambang kesalahan.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 16/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 16

 Pasal 26: Media elektronik dan cetak atau pihak lain yang melaksanakan jajak  pendapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 dan 21 dilarang memberitahukan

atau menyiarkan hasil jajak pendapat dalam bentuk apapun pada masa tenang dan sampai pukul 13:00 waktu setempat pada hari dan tanggal pemungutan suara.

Partisipasi masyarakat dalam pemilu pada Pemilu 2009 nanti pun telah diatur dalam UU Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Pada

dasarnya partisipasi dalam bentuk sosialisasi pemilu, pendidikan politik bagi pemilih,

survei atau jejak pendapat tentang Pemilu, dan penghitungan cepat hasil pemilu dapat

dilakukan asalkan tidak melakukan keberpihakan, mengganggu proses pemilu, bertujuan

meningkatkan partisipasi, dan selalu mendorong suasana yang kondusif bagi

 penyelenggaraan pemilu.

 Pengaturan Survei Pemilu

Pada saat pembahasan RUU Pemilu, Panitia Kerja (Panja) RUU Pemilu berpendapat bahwa

 publikasi hasil survei menjelang pemilu dikhawatirkan menjadi ‘ajang kampanye’ dimana

 publikasi tidak semata dimaksudkan untuk menyebarkan temuan-temuan riset, tetapi jugamengajak atau membujuk pemilih agar memilih calon tertentu. Panja mengidentifikasi

 banyaknya lembaga survei yang tidak professional, menjalankan survei dengan metode

yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Belum lagi ditambah dengan adanya survei

‘pesanan’ yang dimaksudkan untuk mendokrak suara kandidat. Untuk itu kemudian UU

Pemilu pasal 245 ayat 2 mengatur bahwa pengumuman hasil survei tidak boleh dilakukan

 pada masa tenang.

 Namun secara lebih jauh, pasal 10 dalam Peraturan KPU Nomor 40 tahun 2008 tentang

Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu mengatur hal ini. Survei Pemilu hanya dapat

dilakukan oleh lembaga yang telah mendapatkan nomor registrasi sebagai lembaga survei

dan KPU/ KPU Provinsi/ KPU Kabupaten/ Kota. Adapun proses registrasi ini harus rnelalui

melalui prosedur:

1.  Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pendaftaran

2.  Mengembalikan formulir pendaftaran dengan disertai:

a.  Profil organisasi/lembaga;

 b.   Nama dan Jumlah anggota survei atau ajak pendapat;

c.  Alokasi anggota survei atau jajak pendapat yang akan ke daerah;

d.  Rencana dan jadwal kegiatan survei atau jajak pendapat serta daerah yang akan

disurvei;

e.  Proposal/dokumen yang memuat dan menjelaskan metodologi survei atau jajak  pendapat yang akan digunakan;

f.   Nama, alamat dan pekerjaan penanggung jawab lembaga survei atau jajak 

g.   pendapat yang dilampiri 2 (dua) buah pas photo diri terbaru 4x6 berwarna;

h.  h. Surat pernyataan bermaterai cukup ditandatangani penanggungjawab lembaga

survei atau jajak pendapat yang memuat pernyataan bahwa:

i.   pengumuman hasil survei atau jajak pendapat tidak dilakukan pada masa

tenang;

ii.  ii. tidak melakukan keberpihakan yang menguntungkan atau merugikan

salah satu peserta pemilu;

iii.  iii. dalam pengumuman hasil survei/jajak pendapat akan menyertakan

metodologi yang digunakan dan sumber dana yang membiayai.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 17/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 17

 Pengaturan Hasil Perhitungan Cepat 

Panja mengajukan sejumlah argumentasi mengapa hasil penghitungan cepat ini perlu

menunggu pengumuman resmi KPU. Pertama, adanya zona perbedaan waktu di Indonesia.

Kedua, kemungkinan adanya perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga yang tidak 

kredibel dan professional. Sehingga kemudian muncul pasal 245 ayat 3 yang mengatakan

 bahwa pengumuman hasil perbitungan cepat hanya boleh dilakukan paling cepat pada hari berikutnya dari hari/ tanggal pemungutan suara. Selain itu, pelaksana kegiatan

 penghitungan cepat wajib memberitahukan metodologi yang digunakan dan hasil

 penghitungan cepat yang dilakukannya bukan merupakan hasil resmi penyelenggaraan

 pemilu. (pasal 245 ayat 3).

Pasal 14-18 dalam Peraturan KPU Nomor 40 tahun 2008 mengatur antara lain:

1.  Penghitungan cepat hasil pemilu juga hanya dapat dilakukan oleh lembaga yang telah

terdaftar sebagai lembaga penghitungan cepat dan mendapatkan nomor registrasi

2.  Mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pendaftaran

3.  Mengembalikan formulir pendaftaran dengan disertai:

a.  Profil organisasi/lembaga yang melakukan penghitungan cepat; b.   Nama dan Jumlah anggota yang melaksanakan penghitungan cepat;

c.  Alokasi anggota yang akan melakukan kegiatan penghitungan cepat di daerah;

d.  Rencana dan jadwal kegiatan penghitungan cepat dan daerah yang akan

dijadikan sampel/dihitung;

e.  Proposal/dokumen yang memuat dan menjelaskan metodologi penghitungan

cepat hasil pemilu yang digunakan;

f.   Nama, alamat dan pekerjaan penanggung jawab lembaga penghitungan cepat

yang dilampiri 2 (dua) buah pas photo diri terbaru 4x6 berwarna;

g.  Surat pernyataan bermaterai cukup ditandatangani penanggungjawab lembaga

Penghitungan cepat basil Pemilu yang memuat pemyataan bahwa:

i.   pengumuman hasil Penghitungan cepat hasil Pemilu tidak dilakukan

 pada hari pemungutan suara (paling cepat pada hari berikutnya dan

hari/tanggal pemungutan suara);

ii.  ii. pengumuman hasil penghitung cepat pemilu diumuinkan dengan

memberitahukan bahwa hasil penghitungan cepat yang dilakukan

 bukan hasil resmi penyelenggara Pemilu;

iii.  dalam pengumuman hasil penghitungan cepat disertai metodologi yang

digunakan dan sumber dana yang membiayai.

Adapun sekelompok organisasi juga mengajukan gugatan uji materiil atau judicial review

kepada Mahkamah Konstitusi (MK) atas pengaturan ini. Pembatasan publikasi hasil penghitungan cepat dinilai bertentangan dengan Pasal 24E UUD 1945 tentang Kebebasan

Informasi.

 Ketentuan Pidana

Adapun pelanggaran terhadap ketentuan mi merupakan tindak pidana pemilu dengan sanksi

sebagai berikut:

•  Pengumuman hasil survei pada masa tenang, dipidana degan pidana penjara paling

singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling sedikit

Rp. 3.000.000, (tiga juga rupiah dan paling banyak Rp. 12.000.000,- (dua belas Juta

rupiah) — Pasal 282

•  Pengumuman hasil penghitungan cepat pada hari/ tanggal pemungutan suara,dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 18

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 18/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 18

(delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah)

dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) — Pasal 307

•  Jika hasil penghitungan cepat tidak diberitahukan bukan merupakan hasil resmi

 pemilu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling

lama 18 (delapan belas) bulan dan denda paling sedikit Rp. 6.000.000,- (enam juta

rupiah) dan paling banyak Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) — Pasal 308

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 19/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 19

BAB 4

Kritis Meliput Hasil Survei dan Quick Count

Sebuah survei opini publik yang dilakukan dengan baik dapat memberikan pengetahuanterkait dengan isu-isu pemilu maupun kampanye. Tidak ada perbedaan significan dalam

mengajikan pertanyaan ini baik dalam survei maupun Quick Count.

PERTANYAAN YANG HARUS DITANYAKAN JURNALIST

TERKAIT DENGAN HASIL SURVEI

Satu-satunya survei yang bernilai untuk diliput adalah survey yang menggunakan

metodologi yang ilmiah/ scientific. Beberapa pertanyaan di bawah ini akan membantu Anda

untuk memutuskan apakah sebuah survei adalah survei yang scientific dan penting untuk 

diliput atau sebaliknya, survei tersebut tidak memiliki nilai yang berarti. Survei yang tidak 

ilmiah banyak ditemui di lapangan, dan seringkali data yang mereka hasilkan lebih menarik 

atau lebih sexy, tapi informasi yang mereka berikan tidak cukup berharga.

a) Pelaksana Survei

1.  Siapa yang melakukan survei tersebut? Ini adalah pertanyaan yang harus Anda

ketahui pertama kali. Apakah survei ini dilakukan oleh sebuah organanisasi yang

memiliki reputasi dan pengalaman? Jka Anda tidak rnengetahui siapa yang melakukan

survei tersebut, akan sulit untuk mendapatkan dan mempercayai jawaban atas

 pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Apakah survei ini dilakukan oleh:

•  Institusi akademis, pemeritah daerah/ nasional/ KPU, media: Biasanya mereka

 pasti akan mengatakan secara eksplisit posisi mereka yang netral dan tidak bias. Namun bukan berarti Anda menerima begitu saja apa yang mereka katakan.

Anda perlu terus pada pertanyaan-pertanyaan lainnya untuk memastikan Anda

tahu sepenuhnya tentang bagaimana mereka melakukan survei ini.

•  LSM/ yayasan, kelompok kepentingan tertentu, ataupun bisnis: Anda perlu

 berhati-hati dalam menilai motivasi mereka. Di banyak kasus, kelompok ini

akan melakukan survei yang tidak bias, netral, dan kredibel meskipun mereka

memiliki kepentingan. Namun pada beberapa kasus lainnya, posisi sebuah

lembaga atas isu-isu tertentu akan membawa bias. Tanyakan mengapa mereka

melakukan survei tersebut, analisa kuesioner dan hasil mereka untuk 

memutuskan apakah hasil mereka dapat dipercaya atau tidak.

•  Tim kampanye maupun konsultan politik: Mereka pasti mengambil sebuah sisi.Bisa jadi Anda melihat pertanyaan yang mereka ajukan ataupun bagaimana

mereka melakukan survei adalah alat yang efekif untuk sebuah kampanye,

namun bisa jadi tidak tepat untuk memberikan gambaran yang objektif atas

sebuah isu.

Ada juga organisasi-organisasi yang membayar orang untuk melakukan survei namun

melakukan analisa sendiri. Contohnya misalnya pusat kajian universitas maupun media.

Pihak pendana dapat terlibat dalam design dan analisa dengan tingkatan yang berbeda-

 beda. Kadang pihak pendana melakukan segala sesuatunya, kecuali pengumpulan data

di lapangan; atau kadang perusahaan/ lembaga melakukan semuanya sendiri. Jangan

lupa untuk menanyakan pengalaman mereka dalam melakukan survei.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 20/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 20

Jika orang yang mengumumkan hasil survei ternyata menutupi siapa yang

melaksanakan survei ini, survei ini sebaiknya tidak diliput karena Anda tidak dapat

mengecek validitasnya. Penyelenggara survei yang dapat dipercaya akan memberikan

inforrnasi yang memadai bagi Anda sebagai wartawan untuk dapat mengevaluasi survei

mereka.

2.  Siapa yang mendanai mereka? Dan mengapa mereka mau mendanai kegiatan ini? 

Survei yang ilmiah tidaklah murah dan kegatan ini tidak dilakukan untuk kepentingan

masyarakat umum. Apa kepentingan mereka? Bisa jadi organisasi media yang ingin

membuat berita. Atau partai politik/ kandidat yang ingin terpilih kembali. Atau juga

organisasi yang ingin membuktikan beberapa asumsinya. Tidak ada yang salah dan

alasan-alasan tersebut. Anda perlu mengetahui ini agar dapat menilai dengan kritis,

apakah motivasi mereka dalam mendanai survei ini akan menimbulkan keraguan atas

validitas hasil survei mereka.

Anda perlu berhati-hati terhadap survei yang digunakan untuk kepentingan kampanye

karena biasanya hasilnya tidak layak untuk dipublikasikan. Survei jenis ini biasanya

 bertujuan untuk membantu partai politik/ kandidat untuk menang. Pertanyaan yangmereka ajukan seringkali bias dan menggunakan metodologi yang tidak sewajarnya,

karena memang ditujukan untuk kampanye. Kampanye yang dimaksud di sini bisa jadi

untuk menguji sebuah slogan/ pesan.

b) Teknik Pemilihan Repondennya

1.  Berapa banyak orang yang diwawancarai? Karena survei tidak mewawancarai

keseluruhan populasi, maka jawaban yang dihasilkan sebuah survei adalah jawaban

rata-rata. Dalam sebuah survei yang ilmiah, semakin banyak responden yang berhasil

diwawancarai maka akan semakin kecil pula kesalahan yang disebabkan oleh besaran

sample. Namun bukan berarti semakin banyak otomatis adalah semakin baik, karena

ada factor-faktor lain yang akan mempengaruhi kualitas dan sebuah survei.

2.  Bagaimana teknik pemilihan respondennya? Salah satu kunci mengapa beberapa

survei dapat benar-benar merefleksikan pendapat publik secara akurat sementara survei

lainnya lebih seperti sampah adalah bagaimana orang dipilih untuk diwawancarai.

Dalam survei yang ilmiah, pihak penyelenggara menggunakan metode statistik yang

khusus. Dalam survei yang asal-asalan, orang memilih dirinya sendiri untuk 

 berpartisipasi. Prinsip matematik yang digunakan cukup mudah: jika semua orang

dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih, maka besar 

kemungkinan survei tersebut akan merefleksikan populasi keseluruhan. Inilah yang

dinamakan sampel acak atau probability sample.

Agar dapat lebih ekonomis dan mudah dlilaksanakan, seringkali ada teknik tertentu

yang digunakan. Mlsalnya dalam memilih responden yang akan diwawancara melalui

telepon, maka pewawancara tidaklah hanya memencet secara acak angka telepon.

Hanya nomor telepon yang diketahui berada dalam kawasan perumahan misalnya yang

dipilih. Ini dapat menghindari panggilan yang tidak berguna, namun masihlah dipilih

secara acak. Contoh lainnya ketika memilih responden dalam survei nasional, 2000

responden tidak tersebar di semua desa, namun hanya desa yang telah terpilih.

3.  Siapakah yang diwawancara? Sangatlah penting untuk mengetahui dan kelompok 

mana responden berasal. Apakah responden adalah semua orang yang berhak untuk memilih dalam pemilu mendatang ataupun hanya sekelompok orang di wilayah tertentu.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 21/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 21

Sebagai contohnya, sebuab survei pra-pemilu dapat saja merefleksikan pendapat orang

yang berhak untuk memilih — namun bukan pemilih perempuan. Hanya jika responden

yang dipilih merupakan pemilih wanita maka survei tersebut dapat menggambarkan

 pendapat dan pemilih perempuan. Dalam kasus survei melaiui telepon, mereka hanya

merepresentasikan orang/ rumah tangga yang memiliki jaringan telepon. Di beberapa

kasus, populasi orang yang memiliki telepon hampir serupa dengan populasi nasional,namun tentunya tidak tepat menggambarkan pendapat orang-orang yang tidak tinggal di

 perumahan/ tidak memiliki rumah/ tidak memiliki akses telepon. Dalam survei sebelum

 pemilu misalnya, orang yang dipilih sebagai responden menjadi penting. Tidak semua

orang yang terpiih sebagai responden misalnya akan datang dan menggunakan hak 

suaranya di TPS. Sehingga yang paling menjadi tantangan adalah bagaimana

mengidentifikasi siapa orang yang nantinya akan benar-benar memilih.

4.  Siapa saja yang tidak berhasil ditemui/ diwawancara? Apakah ini akan

mempengaruhi hasil? Tidak ada satupun survei yang berhasil mewawancarai l00%

target respondennya. Anda sebaiknya mengeksplorasi lebih dalam langkah-langkah apa

yang dilakukan penyelenggara untuk meminimalisir responden yang tidak berhasilditemui, dan seberapa jauh implikasinya terhadap design survei itu sendiri. Ada banyak 

factor yang menyebabkan hal ini, mulai dari menolak untuk diwawancarai, tidak berada

di tempat, kendala bahasa, menolak untuk menjawab sebuah pertanyaan, dan lain

sebagainya. Anda harus menanyakan berapa banyak target responden dan berapa actual

respon yang digunakan.

c) Metodologi 

1.  Sejauh mana jangkauan surveinya? 

2.  Kapan survei ini dilaksanakan? Sebuah kejadian dapat dengan mempengaruhi hasil

sebuah survei. Interpretasi atas hasil sebuah survei tentunya sangat tergantung dan harus

dikaitkan dengan konteks kapan survei itu dilaksanakan.

3.  Bagaimana teknik pengambilan datanya? Ada empat macam metode pengambilan

data di lapangan yaitu wawancara langsung, melalui telepon, online atau melalui surat.

Setiap metode memiliki kelemahan dan keunggulannya rnasing-masing. Survei yang

menggunakan surat misalnya dapat mengumpulkan informasi yang sangat banyak,

namun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan kembali

kuesionernya, belum lagi ditambah dengan kemungkinan tingkat respon yang rendah.

4.  Berapa besar ambang kesalahan (margin of error)? Sebuah survei nasional dengan

1.250 responden telah dapat menggambarkan pendapat dan 170 juta pemilih di

Indonesia dengan ambang kesalahan ± 2,8%; sampel sebesar 3000 responden dapat

memberikan ambang kesalahan ± l,79%. Namun mengapa survei lain pada waktu yangrelatif sama dan besaran sample sama akan tetapi memperoleh hasil yang berbeda?

Perbedaan ini dinamakan kesalahan yang disebabkan oleh sampling, sering dikenal

dengan istilah ambang kesalahan.

Keyakinan terhadap hasil sebuah survei disebut sebagai tingkat kepercayaan. Yang

dimaksudkan dengan tingkat kepercayaan ini adalah seberapa yakin dari sekian banyak 

orang yang diwawancarai akan mengatakan hasil yang sama seperti sample yang

ditarik. Kebanyakan hasil survei menggunakan tingkat kepercayaan 95%.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 22/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 22

d) Pertanyaan & Hasil Survei 

1.  Apakah pertanyaan yang digunakan? Anda harus mengetahui bagaimanakah sebuah

 pertanyaan ditanyakan dalam sebuah survei. Karena setiap kata yang digunakan dapat

membawa perbedaan. Yang paling baik untuk mengetest hal ini adalah reaksi Anda

terhadap pertanyaan itu. Apakah pertanyaannya terlihat ada dan tidak bias? Apakah pilihan jawaban yang ada memberikan serangkaian pilihan yang seimbang? Apakah

sebagian besar orang akan dapat menjawab pertanyaan tersebut? Untuk pertanyaan

yang sensitive, ada baiknya pernyataan lengkap dituliskan dalam laporan liputan.

2.  Bagaimana susunan kuesionernya? Terkadang susunan pertanyaan dalam memberi

 pengaruh pada hasil. Kadang dampaknya memang disengaja, kadang tidak disengaja.

Dalam kondisi perekonomian yang bermasalah misalnya, ketika orang ditanya apa

 pendapatnya tentang perekonomian, sebelum ditanya pendapatnya tentang pilihan

 presiden, maka nilai popularitas presiden mungkin akan lebih rendah dibandingkan jika

susunan pertanyaannya dibalik. Dalam kondisi perekonomian yang baik, hal sebaliknya

akan terjadi. Yang penting untuk dicermati di sini adalah apakah pertanyaan yang

diajukan dapat mempengaruhi pertanyaan selanjutnya.

Jadi ada baiknya, Anda meminta kuesioner seutuhan karena dengan melihat kuesioner 

tersebut, maka Anda dapat dengan leluasa menganalisa dampak dan urutan pertanyaan.

3.  Apakab hasil sebuah pertanyaan didasarkan pada jawaban dan semua

responden? Salah satu kesalahan yang sering ditemui dalam menginterpretasikan

sebuah hasil polling adalah pelaporan hasil subkelompok. Misalnya, seringkali terdapat

 perbedaan mendasar antara pendapat kelompok salah satu partai dengan partai lainnya.

Pelaporan pendapat salah saru partai yang dianggap semua sample merupakan

kesalahan fatal yang bisa saja terjadi.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 23/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 23

BAB 5

Teknik Menulis Hasil Survei dan Quick Count

Ketika Anda sebagai jurnalis telah melakukan pekerjaan rumah Anda dan menanyakan berbagai pertanyaan yang perlu ditanyakan ketika press conference dan Anda telah yakin

 bahwa survei yang akan Anda liput adalah survei yang dapat diandalkan dan mienggunakan

metodologi survei yang memenuhi standar. Sekarang yang perlu Anda lakukan adalah

menginterpretasikan angka yang ada dan membuat tulisan maupun script tentang hasil

survei tersebut untuk pembaca/ pemirsa Anda. Melaporkan angka yang menunjukkan

 persaingan antar kandidat/ partai sedikit berisiko jika Anda tidak memberi perhatian lebih

 pada bagian metodologi.

Pada bagian ini, kita akan mendiskusikan bagaimana menulis tentang siapa yang menang

dalam survei, bagaimana tentang persaingan antar kandidat/ partai, bagaimana

menginterpretasikan perubahan kecenderungan pilihan, bagaimana mendeskripsikan opinidari sub-kelompok, dan apa yang harus dilakukan jika hasil survei bertentangan.

MENGINTERPRETASIKAN HASIL SURVEISiapa yang menang? Menentukan kandidat mana yang lebih banyak pendukungnya

merupakan elemen yang paling sering dilihat dan sekaligus paling berbahaya untuk 

dilaporkan dalam survei pemilu.

Memahami ambang kesalahan dan efeknya terhadap perolehan sebuah partai/

kandidat

Kita sering mendengar kalimat atau pernyataan seperti, ‘Partai A memimpin dengan 4%

suara lebih tinggi dan pada Partai B, dengan 50% dibanding 46%. Ambang kesalahan dan

survei mi adalah ± 3%”. Mungkin kita familiar dengan terminology ‘ambang kesalahan’

dalam survei opini publik. Survei prapemilu memberikan sebuah estimasi tentang

 preferensi kandidat. Memahami bahwa sample yang berbeda terhadap sebuah populasi akan

merepresentasikan estimasi yang sedikit berbeda pula dikarenakan variasi, yang kemudian

merefer ambang kesalahan dan biasanya ditunjukan dengan plus atau minus sejumlah

angka.

 Namun yang seringkali kurang dipahami adalah ambang kesalahan bukan merujuk pada

 perbedaan diantara dua kandiat, tetapi terkait dengan prosentasi estimasi itu sendiri. Jikadipakai secara salah untuk menginterpretasikan perbedaan 4% tersebut, ambang kesalahan

3% seolah-olah Partai A lebih besar hingga 7 persen (4 + 3 atau sekecil-kecilnya 1 persen

(4 - 1) dari partai B. Namun interpretasi yang benar adalah ketika dukungan terhadap Partai

A dapat berkisar antara 47 hingga 53% (50 ± 3) dari dukungan terhadap Partai B dapat

 berkisar antara 43 dan 49%.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 24/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 24

Tingkat kepercayaan yang digunakan atas ambang kesalahan terhadap survei pemilu

 biasanya 95%. Artinya jika kita mengambil sample 1000 responden secara acak, maka 19

dari 20 (atau 95%) akan mendapatkan hasil dalam kisaran +/- 3% dan keseluruhan populasi.

 Kalimat apa yang lebih tepat digunakan untuk inenulis persaingan yang ketat 

antarpartai/ kandidat?

Apa yang harus saya tulis jika Partai A mendapatkan dukungan 50% sementara Partai B

mendapatkan dukungan 46% dalam sebuah survei dengan ambang kesalahan 3%? Buku

Association Press memberikan petunjuk praktik untuk menulis sebuah persaingan ketat

antar kandidat/ partai:

•  Jika perbedaan antarkandidat lebih besar dua kali lipat dari nilai ambang kesalahan,

rnaka survei tersebut menunjukkan bahwa sebuah partai/ seorang kandidat

memimpin.

•  Jika perbedaannya lebih kecil dari nilai ambang kesalahan, maka survei tersebut

menunjukkan bahwa persaingannya ketat, perolehan kedua kandidat hampir sama.

Penggunaan istilah seri/ tidak dapat dibedakan secara statistik” sebaiknya dihindarikarena kurang akurat mengingat tetap ada perbedaan antar kandidat. Jika survei

menunjukkan bahwa persaingan antar kandidat ketat, katakan sebagaimana adanya.

•  Jika perbedaan antar partai sama dengan ambang kesalalian namun tidak lebih dari

dua kali lipatnya, maka dapat dikatakan bahwa partai A rupanya memimpin atau

sedikit lebih memimpin.

Jadi kembali ke persaingan 50-46 dengan sebuah ambang kesalahan ±3 persen, tepat jika

mengatakan, “Partai A sedikit lebih mendahului Partai B”. Namun jika Partat A

mendapatkan 50% dan Partai B mendapatkan 46%, akan lebih akurat untuk menulis “Partai

A dan Partai B Memperoleh Dukungan yang Hampir Sama”.

 Hal apa lagi yang perlu dicermati dalam meliput angka perolehan ini?

Undecided atau orang yang belum memutuskan — Selain melaporkan angka dukungan

terhadap masing-masing kandidat, wartawan juga harus melaporkan prosentasi pemilih

yang belum memutuskan pilihannya, termasuk mereka yang tidak mau memberitahui

 pilihannya. Semakin dekat pemilu, biasanya angka orang yang belum memutuskan

 biasanya turun. Dalam hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia pada bulan

January 2009, sebanyak 20% pemilih masih belum memutuskan pilihannya.

Kalimat pertanyaan — Hati-hatilah ketika meliput terkait dengan kemungkinan dukungan(electrability) dibandingkan dengan preferensi pemilih. Pertanyaan terkait dengan

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 25/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 25

electability misalnya: Dari semua kandidat Partai Demokrat yang akan maju sebagai calon

 presiden, menurut B/I/S siapakah yang kemungkinan besar akan memenangkan pemilihan

 pendahuluan? Sementara yang merupakan preferensi misalnya: Para pemilihan

 pendahuluan mendatang, kandidat Partai Demokrat mana yang akan Anda pilih? Kedua

 pertanyaan ini tentunya tidak mengukur hal yang sama dan memiliki perbedaan yang sangat

 berarti, yang satu mengukur mana yang didukung oleh memilih dan satunya mengukur siapa yang menurut responden akan memenangi pemilu ini.

 Besaran Sample Sangat Penting 

Agama, NU/ Muhammadiyah, Etnisitas — kita mengetahui bahwa banyak peneliti/

 penyelenggara survei sering mengelompokan pemilih dalam beberapa kategori untuk 

menargetkan pesannya. Namun survei pemilu terbatas dalam menguak intensi pemilih

ataupun pendapat dan kelompok kecil ini karena besaran sample yang kecil.

Jurnalis perlu mempertimbangkan ketika hasil sub-kelompok ini dikeluarkan, maka ambang

kesalahan dari angka ini pastinya lebih besar dari ambang kesalahan sample secarakeseluruhan. Jurnalis perlu mengidentifikasi berapa jumlah responden dalam sub-kelompok 

tersebut, termasuk dalamnya untuk kelompok yang lebih besar misalnya pendukung partai

maupun geografls.

Masukkan table jumlah responden dalam beberapa sub-kelompok dalam survei nasional

dalam kompetisi pemilu Negara bagian di Midwest Amerika.

Besaran sample yang lebih kecil dan 100 akan merniliki ambang kesalahan yang besar — 

 plus minus 10% untuk besaran sample 100. Semakin besar sample size, maka

kecenderungannya ambang kesalahannya juga akan menurun. Jurnalis perlu menghindari

meliput kelompok kecil ini, kecuali ada tekanan ataupun sesuatu yang tidak dapat dihindari,

ataupun sudah berkonsultasi dengan ahlinya.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 26/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 26

 Kecenderungan trend pilihan

Kapankah naik turun pilihan benar merupakan sebuah pilihan? Apakah perubahan 1-2 point

lebih lebih tinggi dan sebuah partai/ kandidat merupakan sebuah perubahan yang berarti

dibandingkan dengan hasil yang ditunjukkan sebelumnya? Sama seperti menentukan

kandidat mana yang lebih maju, pertimbangan terhadap ambang kesalahan juga perlu

dilakukan dalam membandingkan dua atau tiga hasil survei yang berbeda. waktu.

Diagram berikut ini menunjukkan tren perolehan partai dalam serangkaian Survei nasional

sejak bulan Agustus 2004 hingga Desember 2009. Dengan ambang, kesalahan ± 2,2 persen.

Apakah yang dapat disimpulkan dari perubahan 2% dari bulan Oktober ke November?

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 27/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 27

Dikarenakan dukungan terhadap Partai Demokrat berkisar antara 17,2 dan 21,2 (19 +/- 2),

tidak sepenuhnya akurat jika kemudian dikatakan bahwa PD telah meningkat dibandingkan

 partai lainnya sejak bulan Oktober 2008, ketika saat itu dukungan terhadap PD adalah

antara 14,8 dan 19,2. Cara yang lebih tepat untuk menunjukkan perubahan terhadap

dukungannya adalah “Dukungan terhadap PD tetap konsisten dibandingkan partai lainnya,

dengan 19% responden memilih partai tersebut pada bulan November 2008 dibandingkandengan 17% pada bulan Oktober 2008 dan 12% pada bulan September 2008. Jika

membandingkan perubahan dari bulan Desember 2008 dengan April 2008, penulis dapat

mengkategorikan terdapat perubahan yang siginifikan terhadap dukungan terhadap Partai

Demokrat.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan ketika melihat perolehan trend pilihan politik seperti

ini, jurnalis perlu mengidentifikasi besaran sample dan ambang kesalahan untuk masing-

masing survei. Terkadang, survei awal-awal masih menggunakan besaran sample yang

lebih kecil, yang kemudian berdampak kepada ambang kesalahan yang lebih besar. Hal

sama, ketika membandingkan survei, jurnalis juga perlu memverifikasi criteria yang

digunakan untuk menentukan responden, teknik pembobotan, pembahasaan pertanyaan, danlain sebagainya.

 Bagaimana mungkin beberapa survey memiliki hasil yang berbeda-beda?

Survei pra pemilu akan semakin banyak ditemui ketika Pemilu semakin dekat. Yang

kemudian membuat jurnalist menjadi lebih rumit adalah ketika survei-survei ini tidak 

menunjukkan hasil yang sama tentang siapa yang lebih atas/ memimpin. Hal yang cukup

sering ditemui ketika beberapa minggu sebelum pemilu, penyelenggara pemilu memiliki

hasil yang sedikit ataupun berbeda sama sekali.

Untuk dapat menulis tentang survei yang berbeda ini, pertama-tama seorang jurnalis

haruslah mengeksplorasi apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Ada beberapa alasan

mengapa sebuah survei pemilu tidak memiliki basil yang sama:

1.  Waktu dan tanggal pelaksanaan. Survei merupakan gambaran (snapshots) pada

waktu survei itu diadanya. Kerangka waktu yang berbeda mungkin menunjukkan

hasil yang berbeda pula dikarenakan perbedaan pemilih.

2.  Pemilihan sample acak vs pemilih terdaftar. Beberapa survei menarik samplenya

dan daftar pemilih; yang lainnya memilih responden secara acak dari rumah ke

rumah lalu memilih responden yang telah terdaftar. Responden yang dipilih secara

acak melalui random walk, tidak selalu terdaftar karena mereka bisa jadi merasadirinya telah terdaftar namun ternyata belum terdaftar.

3.  Pemilihan responden. Ada beberapa survei yang memilih respondennya secara acak 

di rumah tangga; ada juga yang mengambil responden dari yang membuka pintu

ketika ditemui; ada juga yang memilih siapapun yang menjawab panggilan telepon

mereka. Perbedaan angka respon juga menyebabkan hasil survei yang berbeda-beda.

4.  Pertanyaan dan susunan pertanyaan. Banyak survei yang kemudian memasukkan

 pertanyaan terkait siapa yang mereka pilih pada awal wawancara; namun juga ada

yang menaruh itu di belakang setelah beberapa masalah ditanyakan. Perbedaan

dalam bagaimana sebuah pertanyaan terkait dengan pilihan partai ditanyakan juga

dapat memberikan respon yang berbeda pula.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 28/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 28

5.  Pembobotan menurut partai. Ada beberapa organisasi yang mungkin melakukan

 pembobotan atau menyesuaikan identifikasi partainya. Ada yang kemudian tidak 

melakukan pembobotan.

6.  Identifikasi Pemilih. Kebanyakan survei pra-pemilu berusaha memilih responden

yang kemungkinan besar akan memilih, namun ada berbagai prosedur yang berbeda

untuk mengidentifikasikan siapa yang kemungkinan besar akan memilih ini.7.  Administrasi Survei yang Berbeda. Perbedaan teknik pengumpulan data misalnya

melalui telepon maupun online akan membawa hasil yang berbeda pula.

8.  Ambang kesalahan. Variasi acak merupakan alasan yang sering ditemui mengapa

kemudian dua survei meski pada saat bersamaan mungkm memiliki hasil yang

 berbeda pula.

 Apa yang harus ditulis ketika hal ini terjadi?

Anda tentunya harus menulis tentang hasil yang berbeda dalam liputan Anda. Jika

 perbedaan tersebut masih berada dalam jarak yang sama, tulis bahwa pada dasarnya mereka

sama. Jika Anda mendapatkan sebuah survei yang berbeda sama sekali dibanding yanglainnya, sementara berbagai survei lain menunjukkan persamaan, Anda dapat menulis hasil

 pemantauan Anda mengapa anomaly atau survei ini memiliki hasil yang berbeda, atau

 bahkan Anda dapat tidak meliputnya sama sekali. Jika ternyata tidak jelas mengapa terdapat

 perbedaan seperti itu, Anda dapat berbicara dengan ahli yang mungkin dapat menunjukkan

 perbedaan yang penting.

 Beyond the Horserace

Dalam setiap siklus pemilu, media seringkali dikritis karena terlalu memfokuskan diri pada

 pertanyaan siapa yang memimpin dan siapa yang tertinggal. Survei pra-pemilu yang

 jumlahnya akan semakin meningkat pada periode kampanye, pasti memiliki pertanyaan

seputar pilihan partai/ kandidat. Hasil survei ini dapat memberikan informasi terakhir bagi

media, namun juga dapat membangun persepsi bahwa liputan media kemudian hanya

terfokus pada persaingan itu sendiri.

Banyak survei yang sebenarnya dapat memberikan informasi lebih dan sekedar siapa partai/

kandidat yang menang. Survei pemilu ini memberikan gambaran penting tentang pemilih

dan membantu untuk meningkatkan bahkan memperluas pemahaman berbagai factor yang

mempengaruhi pemilu ini dan hasilnya. Survei pemilu juga akan berguna untuk mengukur 

apa yang menjadi pikiran pemilih pada hari ini, mengukur perubahan pikiran pemilih

seiring waktu, bahkan mengukur bagaimana pemikiran sekelompok orang tertentu padatopik-topik tertentu. Beberapa pertanyaan berikut dapat meningkatkan kualitas liputan

 pemilu yang dapat dijawab oleh survey

.

 Nilai, Perilaku, Keyakinan yang Mungkin Mempengaruhi Pilihan Responden

•  Dimanakah pendapat responden terkait isu-isu social maupun budaya yang sedang

 banyak diperdebatkan, termasuk pornografi, peranan agama dalam pemerintahan,

 peran internasional, dan lain sebagaimana?

•  Bagainiana pendapat responden terkait dengan keterlibatan pemerintah dalam

memecahkan masalah-masalah nasional? Apakah mereka lebih mengurangiintervensi ataupun memperluas program-program pemerintah?

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 29/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 29

•  Bagaimana posisi responden atas kebijakan yang penting menurut mereka? Apakah

 piihan isu ini konsisten dengan pilihan mereka terhadap kandidat/ partai?

Pandangan sub-kelompok 

•  Apakah pendukung partai A dan partai B memiliki kepedulian atas isu yang samaatau berbeda? Jika berbeda, apa yang membedakan mereka?

•  Bagaimana dengan kelompok yang belum memutuskan ataupun yang tidak 

memilih? Apakah mereka memiliki pandangan yang lebih condong sama dengan

Partai A ataupun Partai B?

•  Apakah pendukung perempuan Partai A memiliki pandangan yang hampir sama

dengan pendukung laki-laki Partai A? Bagaimana dengan Partai B?

•  Bagaimana pandangan pendukung berdasarkan agama?

Keadaan Negara

•  Apakah pemilih puas atau tidak puas terhadap kondisi Negara saat mi?

•  Apakah responden merasa perekonomian mereka lebih baik atau tidak baik?

•  Bagaimana pandangan responden terhadap kandidat yang terpilih?

Isu yang paling penting bagi responden

•  Apakah isu yang paling penting yang mempengaruhi pilihan mereka? Apakah isu

yang paling mengkhawatirkan responden?

•  Apakah isu yang menurut responden paling penting untuk segera ditangani oleh

 partai yang terpilih nanti?

Kecenderungan pilihan

•  Seberapa jauh faktor agama mempengaruhi pilihan responden dibandingkan pemilu

sebelumnya?

•  Apakah responden lebih optimis atupun pesimis terhadap partai terpilih nanti?

MEMBUAT ARTIKEL / SCRIPT

Sama dengan membuat liputan berita, membuat liputan survei haruslah tepat dan tidak bias.Yang kemudian menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan laporan hasil pada

 pembaca/ pemirsa yang memiliki pemahaman atau bahkan tidak sama sekali tentang

statistik, namun tetap membuat hasil survei itu mudah dipaharni namun tetap berbobot.

Baik membuat artikel/ script yang khusus tentang hasil survei maupun sebagai data

 pelengkap, sebuah analisa yang menyeluruh dan beberapa informasi perlu diungkapkan.

Beberapa tahapan yang dapat membantu Anda untuk menyiapkan dan menulis sebuah

cerita yang akurat dan bertanggng jawab.

1.  Informasi terkait dengan metodologi & teknis

Beberapa dasar yang harus dimasukkan ketika meliput sebuah survei:

•  Siapa yang melakukan survei

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 30/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 30

•  Siapa yang mendanai survei

•  Siapa yang menjadi responden

•  Besaran sample

•  Ambang kesalahan

•  Tanggal pelaksanaan survei

•  Bagaimana teknik pengumpulan data

2.  Pertanyaan Survei.

Ketika menulis hasil sebuah survei, sangat penting untuk berhati-hati dalam menulis

 bagaimana sebuah pertanyaan diajukan. Meskipun Anda tidak harus menggunakan

secara langsung pertanyaan tersebut, adalah penting untuk memastikan bahwa penulisan

liputan Anda tidak bertentangan dengan hasil yang ada, demikian juga dengan kategori

 jawaban yang dipilih oleh responden. Susunan pertanyaan juga dapat mempengaruhi

 bagaimana responden menjawab pertanyaan. Jika Anda berpikir bahwa urutan

 pertanyaan akan mempengaruhi bagaiinana pertanyaan selanjutnya dijawab, maka Anda

hendaknya berkonsultasi dengan ahli survei tentang bagaimana membuat cerita Anda.

3.  Menuliskan Angka dengan Akurat dan Komprehensif 

Survei berupaya untuk menilai bagaimana pendapat publik. Namun bagaimana

 pendapat publik ini juga seringkali dipengaruhi dengan informasi yang mereka dapat

dan media. Karena survei banyak diliput oleh TV, media cetak, internet, dan radio,

 publik dapat secara tidak langsung dipengaruhi oleh pendapat mayoritas, yang

kemudian mempengaruhi bagaimana mereka berpikir, memilih, dan berilaku.

Melaporkan angka dengan akurat dan tanpa bias merupakan factor penting dalam teknik 

 jurnalisme.

4.  Beberapa tips yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam meliput hasil polling

a.  Tulislah tentang “Tidak tahu/ Tidak menjawab”. Jika 30 persen dari responden

mengatakan bahwa mereka akan memilih Partai A dan 32 persen mengatakan

 bahwa mereka akan memilih Partai B, dan 38 persen lainnya yang tidak memilih

keduanya. Maka jurnalis haruslah melaporkan prosentasi yang belum memutuskan

ini, atau Anda akan mengesampingkan sisi lain dan liputan ini.

 b.  Kombinasikan beberapa kategori serupa. Seringkali pollster mengukur pendapat

responden dengan menggunakan pertanyaan yang menggunakan skala persetujuan

atapun dukungan. Misalnya, penyelenggara dapat bertanya, “Secara umum, apakah

B/I/S sangat puas, cukup puas, kurang puas, atau tidak puas sama sekali dengan

kinerja Kandidat A selama menjadi Gubernur?”. Untuk menyederhanakan jawaban, jurnalis dapat menggabungkan prosentasi yang sangat puas dan puas dalam kategori

 puas.

c.  Jangan mengkombinasikan kategori yang berbeda.

d.  Jangan menggunakan angka desimal. Ingatah bahwa hasil survei merupakan

estimasi, menggunakan angka decimal menunjukkan sebuah presisi yang tidak ada.

5.  Menggali pertanyaan — Telaah kelompok dan pertanyaan lebih lanjut

Seringkali sebuah cerita dapat dibangun dengan melihat lebih dalam terhadap hasil

survei. Jangan lupa untuk melihat sub-kelompok dan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.

Misalnya, apakah laki-laki merniliki kecenderungan yang berbeda terkait dengan

sebuah isu? Namun ingat, ambang kesalahan bagi kelompok kecil ini akan lebih besar.

6.  Jawablah pertanyaan “mengapa”, namun berhati-hatilah

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 31/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 31

Terdapat sebuah perdebatan dalam komunitas polling apakah peran seorang jurnalis

adalah semata untuk melaporkan angka atau jurnalis juga perlu untuk memberikan

 penjelasan atas angka yang ada. Bias dan pendapat personal akan dapat membuat

 jurnalis keluar dan data yang ada. Ketika tidak ada salah untuk mencoba memberikan

analisa terhadap mengapa pemilih berpikir lain dan lainnya, adalah lebih baik untuk 

mengecek sumber-sumber independen lain dan meliput mereka, seperti Anda jugamenggunakannya di liputan lain.

Tapi berhati-hatilah. Jangan mengorbankan akurasi demi pelaporan yang seimbang.

Adalah sebuah hal sering dilakukan misalnya, dalam melaporkan hasil polling untuk 

mengetahui reaksi dan kandidat ataupun tim kampanye. Seringkali sumber-sumber ini

akan mengkritisi survei dengan tidak seimbang atau mencoba untuk membalikkan

informasi yang ada. Jika memang kritik itu valid, maka laporkanlah. Namun jangan

memberikan nara sumber itu tumpangan gratis dengan memasukkan pernyataan yang

menyalahkan sample yang buruk atau metodologi yang buruk, ketika narasumber 

tersebut tidak memiliki pengetabuan yang memadai terkait dengan metodologi polling.

7.  Berikan konteks terhadap data

Semua survei opini publik memberikan sedikit gambaran atas apa yang kemudian

dipikirkan oleh populasi secara umum pada waktu tertentu. Adalah penting kemudian,

untuk menulis laporan hasil survei sesuai dengan suasana maupun konteks yang ada,

wilayah, dan informasi yang lain untuk dapat memberikan cerita yang akurat. Beberapa

 pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam menuliskan sebuah hasil survei:

a.  Bagaimana suasana ketika survei tersebut dilakukan?

 b.  Apakah ada kegiatan/ momentum yang dapat mempengaruhi pemahaman dan

 pandangan responden? Jika iya, tuliskan momentum tersebut dalam tulisan

Anda, terutama jika secara langsung mempengaruhi hasil survei. Hal semacam

ini seringkali muncul pada masa kampanye, sehingga membutuhkan penjelasan

seperti: survei ini dilakukan sebelum partai A mendapat dukungan dari dua

media besar.

8.  Look at What Other Polls Are Saying

Adalah hal yang sangat penting untuk mengecek informasi yang diberikan dari survei

ini dengan survei-survei lainnya. Identifikasi perbedaan, persamaan, dan kemudian

 berikan konteks atas survei yang .akan Anda tulis. Cara yang berbeda dalam

menanyakan sebuah pertanyaan sedikti banyak mempengaruhi hasil survei dan dapat

memberikan perspektif yang menarik untuk tulisan Anda. Jangan lupa juga untuk mengecek kecenderungan/ rekam jejak dan survei yang serupa terhadap subjek yang

sama sehingga Anda dapat memberikan konteks atas isu tersebut seiring waktu dan

apakah terdapat perubahan dari pendapat publik.

9.  Gunakan Grafik 

Sebuah grafik yang menunjukkan data dan sebuah survei dapat menjadi sebuah

visualisasi yang sangat penting. Jurnalis biasanya terlibat secara langsung dalam

membuat grafik-grafik, meskipun mereka bukan penu1is secara langsung. Grafik dapat

digunakan jika banyak angka yang hendak dituangkan, sehingga reporter akan dapat

lebih memfokuskan diri untuk memberikan analisa dan konteks. Namun sangat penting

 bahwa display dalam bentuk grafik itu membuat informasi yang akurat dan juga lelas bagi pembaca. Sumber, besaran sample, dan waktu pelaksanaan jelas perlu

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 32/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 32

dicantumkan. Pertanyaan dan kategori jawabannya harus menunjukkan apa yang

ditanyakan dalam survei tersebut.

10. Gunakan Pendapat/ Suara dalam Cerita Survei Anda

Beberapa survei juga memuat pertanyaan apakah responden keberatan jika diajukan

 pertanyaan lebih lanjut untuk menjawab pertanyaan dan seorang reporter. Jurnalis perlumenanyakan pada penyelenggara, apakah ada responden yang mungkin untuk 

diwawancarai. Mewawancarai orang seperti ini akan dapat membuat tulisan/ liputan survei

ini lebih humanis untuk menunjukkan kecenderungan yang ada menggunakan orang yang

sesungguhnya. Namun jika responden sebenamya tidak tersedia, jurnalis masih dapat

mewawancarai ahli atau individu yang dapat menggambarkan opini publik yang mewakili

data yang ada. Namun tetap perlu diingat, Anda tetap harus memverifikasi informasi yang

diberikan responden tersebut, dan menjaga kerahasiaan responden.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 33/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 33

BAB 6

Berbagai Terminologi Penting

 Bagian ini akan membahas secara lebih dalam berbagai terminology penting dalam sebuah survei maupun Quick Count. Pemahaman terhadap konsep-konsep ini

 penting dalam membantu Anda membedakan berbagai survei atau Quick Count yang ada.

SAMPLE YANG BAIK VS SAMPLE YANG BURUK Apakah sup mi sudah cukup panas? Bayangkanlah Anda sedang memasak sepanci sup

untuk sebuah pesta makan malam. Anda harus memutuskan apakah sup ini sudah cukup

hangat untuk dihidangkan pada tamu Anda. Apakah Anda akan menghabiskan seluruh

 panci untuk dapat menentukan apakah sup itu telah hangat? Tidak perlu. Biasanya Anda

cukup mengambil satu senduk untuk dapat menyicipi sup tersebut. Dan sample itulah — 

satu sendok yang Anda coba — Anda dapat menentukan apakah keseluruhan panci itu

cukup panas untuk dihidangkan.

 Namun apa yang penting untuk diketahui terkait dengan satu sendok yang Anda coba tadi?

Anda tentunya harus memastikan bahwa Anda telah mengaduk dengan baik sup yang

 berada dalam panci tersebut. Jika Anda hanya mengambil sup dan bagian atas saja atau

 bagian bawah saja, tanpa mengaduk isi dan sup tersebut, Anda dapat saja salah menilai soal

temperature dari sup tersebut. Anda dapat saja menghidangkan sup yang dingin maupun

sangat panas terhadap tamu Anda, jika Anda telah mengacaukan sampel sup yang Anda

cicipi.

Apakah Anda menanyakan bagaimana caranya sebuah organisasi dapat mengatakan bahwasurvei yang hanya mewawancara sebanyak 1000 orang dapat secara akurat

merepresentasikan pandangan dan pendapat dari 170 pemilih di Indonesia?

 Apa yang dimaksud dengan populasi? Apa yang dimaksud dengun sample?

Dalan sebuah polling, pandangan yang direpresentasikan adalah semua warga Negara

dewasa di Negara bersangkutan. Dalam konteks pemilu, adalah pemilih terdaftar. Namun

definisi populasi dapat bermacam-macam, sehingga perlu definisi yang jelas. Misalnya

 populasi yang sesuai dengan kepentingan kita adalah perempuan atau pemuda yang berusia

18-24 tahun, atau guru, atau pengusaha kecil, atau kelompok-kelompok lainnya. Memilih

sample secara tepat tentunya lebih sulit dan membutuhkan langkah-langkah yang lebihdalam dibanding sekedar mendefinisikan apa yang dimaksud populasi. Penyelenggara

 pemilu haruslah mewakili kerangka sample yang ilmiah dan memastikan bahwa design

sample yang ditulis konsisten. Ketika memilih sebuah sample, pollster perlu memastikan

 bahwa semua orang dewasa dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai sample. Ini merupakan dasar dan metode probabilitas.

Kunci penting dan sample yang menggunakan probabilitas adalah kita dapat menghitung

seberapa jauh temuan dan sample secara akurat merepresentasikan populasi secara

keseluruhan. Inilah yang kemudian disebut ambang kesalahan, yang pada dasarnya adalah

harga yang dibayar untuk tidak mewawancara setiap anggota dalam populasi.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 34/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 34

Ketika sebuah sample diambil tanpa menjelaskan secara rinci target populasinya dan tanpa

mengetahui probabilitas dan pemilihan responden, sering disebut non-probability sample.

Tidak ada satu carapun untuk mengetahui sejauh mana sample yang ada merepresentasikan

 pandangan dari populasi secara keseluruhan.

Contoh sample yang baik 

Hampir semua survei menarik sejumlah orang sebagai, sample dari populasi yang terkait.

Dengan menggunakan teori probabilitas, sample ini akan merepresentasikan populasi yang

ada. Sample diambil dari sebuah kerangka sample, yaitu daftar dan semua anggota dari

 populasi. Ini dapat berupa daftar pemilih tetap (yang terdapat semua orang), tidak memiliki

elemen yang berlebihan (yang tidak sesuai dengan criteria populasi), dan tidak terdapat

duplikasi (orang yang terdaftar lebih dan dua kali). Dengan menggunakan kategori ini,

sebuah direktori telepon bukanlah sebuah kerangka sample yang baik untuk digunakan,

karena tidak memiliki daftar dan semua pemilih yang ada, terkadang memiliki angka yang

tidak diperlukan (misalnya businessman yang juga terdaftar di halaman iklan), dan bahwa

memuat lebih dan satu nomor untuk seseorang/ sebuah keluarga. Sebuah buku telepon jugatidak up-to-date dalam memberikan informasi terkait orang yang telah pindah alamat.

Satu bentuk kerangka sample yang digunakan dalam survei pra-pemilu adalah daftar 

 pemilih. Daftar ini biasanya dimiliki bahkan dijual oleh petugas pemilu, tidak selalu daftar 

ini merupakan daftar yang memuat semua pemilih secara nasional. Daftar pemilih

merupakan kerangka sample yang baik untuk survei pra-pemilu, terutama yang memiliki

nomor telepon.

 Namun untuk kebanyakam populasi, tidak ada daftar seperti itu — seperti halnya di

Amerika. Untuk menangani masalah mi, masalah yang dihadapi dengan memilih secara

acak nomor telepon. Untuk mengoreksi masalah yang ada, nomor juga diberikan pada

 probability yang sama untuk menghasilkan simple random sampling.

Salah satu model design sample lainnya adalah menggunakan stratifikasi. Jika Anda

 bermaksud untuk membuat perbandingan antardua kelompok, akan lebih tepat jika kedua

sample memiliki besaran yang hampir sama. Stratitikasi berdasarkan jenis kelamin,

misalnya, akan sangat jarang dilakukan karena semua sample akan memiliki jumlah

 perempuan dan laki-laki yang hampir sama. Namun jika yang hendak dilihat adalah

 perbedaan etnisitas dalam perilaku pemilu atau preferensi terhadap sebuah partai, maka

sample yang ada dapat plus distratitikasi berdasarkan etnis untuk menghasilkan jumlah

wawancara yang sama antara kelompok hitam dan putih. Dalam kasus sample nasional diAmerika, maka ini berarti mengambil oversample kelompok hitam dan mengecilkan

kelompok kulit putih, berdasarkan proporsi dengan populasi masyarakat dewasa.

Sample seperti ini tidak dapat melakukan estimasi terhadap hasil pemilu, kecuali jika data

yang ada dibobot sehingga menunjukkan proporsi yang benar.

Bentuk lain dan kerangka sample adalah menggunakan keranga sample menggunakan

daftar keanggota. Yang perlu dipahami adalah sejauh mana sample yang ditarik 

merepresentasikan keseluruhan populasi.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 35/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 35

Contoh sample yang buruk 

Dalam sebuah survei yang baik pastilah terdapat sample yang dipilih secara acak dan

merepresentasikan keseluruhan populasi. Namun banyak survei yang kemudian

mengesampingkan kualitas samplenya, bisa jadi karena sulit dan relative mahal untuk 

menarik sample acak yang representative. Sehingga untuk mempermudah pelaksanaansurvei, sample dipilih dengan mencari yang lebih mudah untuk dilakukan.

Suatu bentuk sample yang convenient ini adalah survei yang sampelnya tidak dipilih secara

acak, akan tetapi responden sendiri yang memutuskan apakah dia akan terlibat atau tidak 

dalam survei. Ambang kesalahan tidak dapat dihitung dalam survei seperti ini,

 bagaimanapun besaran sample yang digunakan. Salah satu bentuk klasik dan survei jenis ini

adalah survei yang dilakukan di pusat berbelanjaan dimana pewawancara berdiri dan

meminta responden berpartisipasi dalam survei. Cara ini mungkin efektif dalam mencari

responden baru, namun tidaklah berhasil untuk mendapatkan sample yang

merepresentasikan kelompok. Kelompok orang yang mau ikut terlibat dalam survei bisa

 jadi memiliki pendapat yang sama sekali berbeda dengan mereka yang tidak bersedia untuk ikut. Hasil dan survei yang menggunakan sample seperti ini tentu saja akan memberikan

 pemahaman yang berbeda (misleading ).

Survei yang dilakukan melalui internet juga seringkali menghadapi kendala yang sama.

Selain pandangan responden terpilih bisa jadi tidak merepresentasikan target populasi, perlu

untuk selalu diingat bahwa ada kelompok populasi yang tidak memiliki akses terhadap

internet/ komputer.

Salah satu contoh kasus yang menarik tentang online survei ini adalah cerita tentang Hank,

si Pemarah dan Pemabuk. Pada tahun 1998, Majalah People pernah membuat survei online

yang meminta orang untuk memilih “The Most Beautiful People of the Year”. Beberapa

kandidat yang muncul antara lain Julia Roberts, Leonardo DiCarpio, Madonna, dan

 beberapa artis lain. Responden juga diberikan kesempatan untuk memberikan alternative

 pilihan. Saat itu Howard Stern, scorang announcer radio, cukup jail untuk meminta

 pendengarnya memilih Hank si Pemarah dan Pemabuk, yang telah meninggal dunia pada

tahun 1991. Banyak yang kemudian ikut memilih Hank, yang kemudian berhasil

menempatkan Hank dalam urutan teratas dengan 230.169 suara atau sekitar 16 kali lipat

lebih banyak dari orang yang memilih DiCaprio.

APA YANG DIMAKSUD AMBANG KESALAHAN?

Sebuah survei yang menggunakan teori probabilita pastilah

memiliki sebuah ambang kesalahan (margin of sampling 

error ). Bentuk ambang kesalahan ini biasanya “± 3%”, atau

“±2%” yang seringkali berada di kalimat terakhir pada

 penjelasan metodologi. Kesalahan yang seringkali terjadi,

orang berpikir bahwa ambang kesalahan ini hanya satu dan

dapat digunakan untuk keseluruhan survei. Namun

sebenarnya ambang kesalahan ini bisa jadi berbeda antara

satu pertanyaan dengan pertanyaan lainnya. Pada dasarnya,

ambang kesalahan sampling ini adalah harga yang harus ‘dibayar’ karena tidak mewawancarai semua orang dalam populasi.

 Ambang kesalahan

menjadi harga yang dibayar karena tidak 

berhasil mewawancarai

 semua orang.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 36/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 36

Ambang kesalahan menunjukkan range perkiraan bahwa jawaban yang sama akan

didapatkan jika kita berbicara dengan semua orang dalam populasi, tidak hanya mengambil

sample. Misalnya, dalam sebuah survei yang melakukan wawancara terhadap 1.500

responden yang dipilih secara acak di tingkat nasional, maka survei akan memiliki ambang

kesalahan berkisar antara plus minus 3 persen dan jawaban jika kita bertanya terhadap 210 juta orang dewasa. Jadi jika sebuah survei menunjukkan bahwa 58% responden mendukung

 program yang dilakukan pemerintah, kita mengetahui bahwa nilai sebenarnya berkisar 

antara 55 persen dan 61 persen jika kita berbicara dengan keseluruhan populasi.

 Apa istimewanya 1.000 responden?

Ambang kesalahan sampling sangat ditentukan oleh besarnya sample. Semakin besar 

sample, maka semakin kecil ambang kesalahan; dan sebaliknya, semakin kecil sample

maka semakin besar ambang kesalahan. Anda bertanya-tanya mengapa sebagian besar 

survei mewawancara 1500 responden? Lihatlah diagram dibawah ini. Angka ambang

kesalahan memiliki perbedaan yang sangat drastic antara ukuran sampel yang kecil (100)dibandingkan dengan ukuran sample besar (dimulai dan 1000). Namun setelah kita

rnencapai angka 1000 dan seterusnya, kita tidak banyak melihat perubahan dalam ambang

kesalahan. Dan kisaran 1000 hingga 2500 responden yang diwawancara, perbedaan ambang

kesalahan yang ada hanyalah 1%. Dari 2500 hingga 5000 wawancara, ambang kesalahan

hanya berkurang 1%. Jadi hampir tidak ada gunanya Anda menggunakan sample yang

terlalu besar.

Tiga hal penting yang perlu dipahami dari diagram diatas:

1.  Ambang kesalahan sangat dipengaruhi oleh besaran sample, bukan besaran populasi.Ambang kesalahan tidak akan berubah apakah kita merepresentasikan pandangan dari

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 37/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 37

semua orang dewasa di Indonesia maupun pandangan orang dewasa di Jawa Timur.

Diagram ini tidak akan berubah.

2.  Ambang kesalahan yang tinggi akan diperoleh jika besaran samplenya kecil (100

responden). Jika 50% dan 100 orang dewasa ini mengatakan bahwa mereka mendukung

Partai A, makan jawaban yang sebenarnya akan berkisar antara 40% hingga 60%

(dengan ambang kesalahan ± 10%). Dan jika seandainya 50% resporden dan sebuahsurvei yang mewawancarai 1000 orang responden mengatakan bahwa mereka

mendukung Partai A, maka kemungkinan jawaban sebenarnya akan berkisar antara 47%

hingga 53%, karena ambang kesalahan dan survei tersebut adalah ±3%. Sebuah sample

yang besar akan memberikan Anda gambaran yang lebih jelas atas dukungan terhadap

 partai tertentu.

3.  Jika sebuah hasil survei didasarkan pada sebagian dan sample keseluruhan, maka

ambang kesalahan haruslah dihitung berdasarkan sub-sample tersebut, bukan sample

secara keseluruhan. Misalnya jika 1000 responden, sebuah bagan hanya membahas

 pendapat perempuan, maka ambang kesalahan yang digunakan haruslah hanya

 berdasarkan pada 500 orang perempuan tersebut. Sehingga Anda perlu mengetahui

 berapa besaran sample dan setiap sub-kelompok tersebut.

PEMBOBOTAN

Pembobotan terhadap data survei biasanya dilakukan sebagai upaya untuk memastikan

 bahwa sample yang digunakan dapat merefleksikan karakteristik dan populasi. Pembobotan

dilakukan untuk menyesuaikan kontribusi responden, namun tidak merubah jawaban

sebenarnya dari responden terhadap sebuah pertanyaan. Tabel berikut menggambarkan

 bahaimana pembobotan dapat mempengaruhi data.

Pembobotan dapat dilakukan untuk:

  Menyesuaikan probabilitas pemilihan seorang responden dalam sebuah survei.Salah satu prinsip penting dalam sample probabilita adalah setiap responden

memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih. Dalam sebuah survei pemilu pada

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 38/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 38

umumnya sample didesign untuk merepresentasikan orang dewasa yang telah

 berumur 17 tahun atau lebih. Jika kemudian survei dilakukan dengan menggunakan

telepon, maka perlu dilakukan pembobotan untuk dapat penyesuaikan probabilitas

 pemilihan responden ini.

•  Menyesuaikan gambaran terhadap design sample. Dalam teknik sampel tertentu

yang dikenal dengan stratified random sampling, sekelompok responden dengankarakteristik tertentu dapat dipilih secara khusus dan ditingkatkan jumlah

respondennya. Hal ini sering disebut dengan istilah oversample. Hal ini diambil

untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap bagaimana kelompok mi

 berperilaku. Misalnya, dalam survei pemilu, sample etnis Cina ditambah untuk 

melihat karakteristik istimewa mereka dalam pilihan partai politiknya. Ketika

mengambil langkah ini, maka kemungkinan memilih responden yang keturunan

Cina menjadi lebih besar dibandingkan etnis lainnya. Data ini kemudian dapat

digunakan secara langsung untuk membandingkan pilihan politik etnis Cina dengan

Jawa misalnya. Namun jika Anda berusaha untuk melihat bagaimana dukungan

masyarakat secara umum terhadap suatu partai maka sebuah pembobotan harus

dilakukan untuk ‘mengurangi’ kontribusi yang diberikan oleh etnis Aceh ini dan‘menambah’ kontribusi dari etnis Jawa. Jika hal ini tidak dilakukan, maka dukungan

terhadap masing-masing kandidat tidaklah merefleksikan dukungan yang

sesungguhnya.

•  Membuat penyesuaian setelah data dikumpulkan untuk menghasilkan angka yang

selaras dengan karakteris dari populasi. Setelah semua data dikumpulkan, biasanya

dihitung frekuensi dan beberapa informasi demografik untuk kemudian

dibandingkan dengan karakterisrik yang diketahui terkait populasi dan sumber 

ketiga, dari hasil sensus misalnya. Penyesuaian seperti ini terkadang perlu dilakukan

karena sekelompok demografik tertentu bisa jadi terlalu banyak terepresentasikan

atau malah kurang terepresentasikan dalam sample. Misalnya, pemuda relative lebihsulit untuk ditemui sebagai responden dibandingkan dengan ibu rumah tangga.

Sebuah institusi terkadang membuat beberapa penyesuaian kecil untuk membuat

sample sesuai dengan karakteristik populasi seperti umur, jenis kelamin, wilayah,

dan latar belakang pendidikan.

Table berikut menunjukkan perbedaan data demografi yang menjadi alasan sebuah

 pembobotan perlu dilakukan.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 39/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 39

PERTANYAAN SURVEIHasil survei adalah sebuah refleksi sebaik mana pertanyaan-pertanyaan diajukan.

Terkadang hasil dapat dimanipulasi melalui susunan pertanyaan. Ada tiga cara dimana

 pertanyaan dapat memberikan hasil yang bias:

1.  Susunan pertanyaan. Pada beberapa survei, susunan pertanyaan dapat mengarahkan

responden pada suatu kesimpulan tertentu yang dapat ditebak. Misalnya, jika Anda

menanyakan pertanyaan-pcrtanyaan terkait dengan isu tertentu, seperti ekonomi,

sebelum Anda menanyakan apa yang menjadi masalah paling penting untuk segera

diselesaikan, maka besar kemungknan responden akan menjawab isu ekonomi sebagai

isu yang paling penting untuk segera ditindaklanjuti. Konteks terhadap jawaban mereka

telah dibentuk sedemikian rumah melalui urutan pertanyaan.

Betapa besar pengaruh pertanyaan yang diajukan sebelumnya dapat dilihat pada hasil

sebuah survei strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan rokok. Pabrik ini melawan

Jaksa Agung Morales di Texas dan mengajukan tuntutan. Pertanyaan yang diajukan

awalnya sifatnya umum terkait dengan kemungkinan pemilihan kembali Jaksa tersebut

 pada periode mendatang, lalu diselingi dengan pernyataan yang menggarisbawahi

 beberapa posisi Jaksa tersebut pada berbagai isu, baru kemudian mereka menanyakan pertanyaan terkait dengan pemilihan ulang.

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 40/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 40

P1: Apakah menurut B/I/S, Jaksa Agung Morales telah menjalankan tugasnya dengan

 baik sebagai Jaksa Agung dan layak untuk dipilih kembali pada periode

selanjutnya? Atau Anda berpendapat sudah saatnya memberikan kesempatan pada

orang lain yang dapat bekerja lebih baik?

Hasil: Layak dipilih kembali = 42%Orang baru = 27%

Tidak tahu = 31%

Lalu diselingi dengan beberapa pertanyaan yang menilai pandangan responden

terhadap beberapa isu antara lain: dukungannya terhadap affirmative action,

dukungannya terhadap penguasaan senjata, prioritasnya yang lebih menekankan

 pada isu konsumen dibanding pemberantasan tindak criminal, dan pernyataan

Morales terkait dengan penanganan anggota gank yang tidak perlu dipenjara namun

diberikan fasilitas rekreasi dan konseling.

P6: Setelah Anda mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih dalam terkaitdengan Dan Morales, apakah menurut Anda Morales telah menjalankan tugasnya

sebagai Jaksa Agung dengan baik sehingga layak untuk dipilih kembali atau Anda

 berpendapat sudah saatnya untuk memberikan kesempatan kepada orang baru untuk 

dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dari Morales?

Hasil: Layak dipilih kembali dari 42% menjadi 21%

Orang baru = dari 27% menjadi 58%

Tidak tahu = dari 31% menjadi 21%

2.  Bagaimana bahasa/ kalimat pertanyaan. Setiap survei menggunakan sebuah

kuesioner yang terdiri dan serangkaian pertanyaan yang ditanyakan kepada setiap

responden dengan cara dan bahasa yang sama oleh pewawancara. Ada berbagai cara

yang mempengaruhi bagaimana jawaban yang diberikan oleh responden.

 Pertama, pertanyaan terbuka vs pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka

memungkinkan pemilih untuk menjawab dengan menggunakan bahasa mereka sendiri,

sementara pertanyaan tertutup dimana responden memilih jawaban dan beberapa

alternative jawaban yang telah tersedia. Contohnya dalam mengajukan pertanyaan

terkait dengan masalah yang paling penting. Gallup misalnya lebih sering menggunakan

 pertanyaan terbuka, seperti “Apa yang menjadi masalah paling penting dihadapi Negara

saat ini?”. Namun organisasi survei lain akan menanyakan dengan sedikit berbeda,“Manakah dari masalah inii yang paling penting dihadapi Negara?”. Pertanyaan terbuka

dapat menggali apa yang ada dalam pikiran responden, namun terkadang sulit dalam

melakukan pengkodean dalam kerangka waktu yang terbatas, sehingga pertanyaan

terbuka ini lebih sulit untuk diolah, juga sulit mengambil kesimpulan jika jawabannya

sangat bervariasi. Pertanyaan tertutup lebih mudah untuk diolah dan dianalisa, namun

memberikan keterbatasan pilihan jawaban bagi responden.

 Kedua, pertanyaan yang double negative. Penggunan pertanyaan yang mengandung

makna ganda yang negative dapat membingungkan responden, terutama jika mereka

diharapkan hanya menjawab ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’. Misalnya: Terkadang, saya

tidak dapat mengekspresikan betapa tertariknya saya dalam politik. Ketika respondenmenjawab ‘setuju’, apakah artinya dia tidak tertarik dalam politik? Atau dia tertarik 

5/8/2018 Panduan Singkat Bagi Jurnalis by Ndi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/panduan-singkat-bagi-jurnalis-by-ndi 41/41

 

Memahami dan Menginterpretasikan Berbagai Survei Pemilu [ A.S. Wibawa/NDI ] - 41

namun tidak dapat mengekspresikan dirinya sendiri? Akan lebih tepat jika kalimat ini

ditanyakan: Saya biasanya tertarik dalam politik.

 Ketiga, dua pertanyaan yang dijadikan satu. Ada dua pertanyaan yang diajukan

sekaligus, namun jawaban responden sangat terbatas, misalnya hanya “Ya” atau

“tidak”. Sehingga tidak jelas apakah jawaban responden tersebut itu mengacu pada pertanyaan yang pertama atau kedua, atau dua-duanya. Misalnya: Apakah Anda

memilih pada Pernilu 2004 dan 2006 lalu? Ketika responden menjawab “Ya”, apakah

artinya dia memilih pada tahun 2004 dan 2006 ataukah menjawab pada salah satu.

Pertanyaan seperti ini hendaknya ditanyakan dalam pertanyaan yang terpisah, ataupun

 jika mernang hendak ditanyakan dalam satu kalimat hendaknya diberikan jawaban yang

lebih jelas misalnya: Apakah Anda memilih pada tahun 2004 dan 2006, atau hanya pada

tahun 2004 dan tidak di tahun 2006, atau hanya di tahun 2006 tapi tidak di tahun 2004,

atau tidak memilih pada keduanya?

 Keempat , mengarahkan. Bagian awal dari pertanyaan mengarahkan jawaban responden

dengan memberikan posisi penguasa yang menyulitkan responden untuk tidak sepakatatau bertentangan dengan kebijakan itu. Pertanyaan yang mengarahkan seperti ini dapat

membawa bias. Misalnya: Apakah Anda mendukung keputusan Presiden Bush untuk 

mengirimkan tentara lebih banyak ke Irak? Pertanyaan yang lebih tepat mungkin:

Apakah Anda mendukung atau menolak pengiriman tentara yang lebih banyak ke Irak?

Terkadang juga pertanyaan yang mengarahkan ini tidak memberikan alternative

 jawaban sama sekali bagi responden, yang mendorong responden untuk memilih

mendukung dibandingkan sebaliknya.

 Kelima, penggunaan bahasa yang rumit. Beberapa pertanyaan sering menggunakan

 bahasa yang rumit atau terminologi yang tidak selalu dipahami oleh semua responden.

Misalnya:

Apakah Anda mendukung affirmative action bagi caleg perempuan?

3.  Pilihan jawaban (response categories). Sebuah pertanyaan yang seimbang akan

merepresentasikan dua sisi yang berbeda atas sebuah isu atau akan memberikan

serangkaian alternativejawaban bagi responden. Pertanyaan “Apakah Anda mendukung

tindakan militer melawan Irak?” adalah pertanyaan yang tidak seimbang.