Panduan Praktikum POSTNATAL
-
Upload
fadli-annisa -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
Transcript of Panduan Praktikum POSTNATAL
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
1/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 1 of 6
PRA KEPANITERAAN KLINIK MATERNITAS:
TATALAKSANA ASUHAN PADA IBU POST PARTUM
Oleh: Nurna Ningsih, SKp., M.Kes.
Staf Pengajar Bagian Maternitas PSIK FK UNSRI
1. PENGKAJIANPengkajian pd postpartum perlu merujuk pd catatan riwayat keperawatan
pada masa prenatal dan intranatal. Dari masa prenatal perlu diketahui adanya
masalah kesehatan selama kehamilan yang pernah timbul, seperti: anemia,
hipertensi dalam kehamilan dan diabetes. Pada beberapa kasus kondisi yang
demikian akan mempengaruhi kondisi bayi pd masa pospartum. Sedangkan dari
proses persalinan yg perlu diperhatikan adalah lama dan jenis persalinan, kondisi
selaput dan cairan ketuban, respon bayi terhadap persalinan, obat-obatan yg
digunakan, respon keluarga khususnya ayah pd persalinan dan kelahiran.
Selanjutnya pemeriksaan fisik dan pengkajian psikososial terhadap ibu,ayah dan anggota keluarga lain yang dianggap berpengaruh.
Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa postpartum untuk mendeteksi adanya
penyimpangan dari kondisi yang normal. Pengkajian fisiologik ibu postpartum
harus dilakukan segera pd masa immediate postpartum, spt observasi tanda vital,
keseimbangan cairan, pencegahan kehilangan darah yg abnormal dan eliminasi
urin.
Pengkajian fisiologik meliputi :
Tanda-tanda vitalHarus dimonitor secara teratur pd masa early postpartum, terutama pengkajian
terhadap adaftasi kardiovasikuler dan tanda-tanda infeksi. Biasanya tanda vital
diukur setiap 4 jam selama 24 jam pertama dan selanjutnya setiap 8 jam.
Perubahan payudaraSebelum terjadi laktasi, payudara terasa lembek. Bila pembesaran terjadi kaji
tingkat kenyamanan ibu. Putting payudara juga perlu diperhatikan apakah ada
lecet atau luka, menonjol atau tidak.
Tonus, posisi dan tinggi fundus uterus
Adanya involusio uterus akan teraba bulat dan keras, bila terasa lembek makaresiko pendarahan. Sedangkan posisi uterus yg tidak digaris tengah menunjukkan
adanya distensi kandung kemih. Berpindahnya uterus karena kandung kemih yg
penuh dan menjadi predisposisi atonia uterus dan pendarahan postpartum.
Pd saat palpasi perawat harus mencatat adanya diastasis rectus abdominis, jika ada
ukur panjang dan lebarnya dgn jari. Umumnya tonus, posisi dan tinggi fundus
dikaji tiap 4 jam selama 24 jam postpartum.
Jenis dan jumlah lochea
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
2/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 2 of 6
Kaji jumlah, warna, bau dan adanya bekuan darah. Perawat harus menanyakan pd
ibu berapa kali ganti pembalut dan tingkat saturasimya. Aliran lochea sifatnya
banyak, sedang dan ringan. Jika ibu ganti pembalut tiap 2 jam berarti banyak. Jika
spt mentruasi berarti ringan, jika kurang berarti sedikit. Jika lochea banyak makak
dibutuhkan pengkajian lebih lengkap utk mengetahui penyebabnya.
Kondisi perinium dan RektumDikaji tiap 4 jam selama 24 jam pertama selanjutnya tiap hari. Posisi ibu pd saat
pengkajian adalah miring dgn posisi kaki ditekuk. Jika ibu dilakukan episiotomi,
perawat mengkaji adnya kemerahan (redness), edema, ekimosis, pengeluaran
(discharge) dan approximation pd luka (REEDA).
Jika tidak di episiotomi, kaji adanya edema atau bruising. Tanyakan tingkat
kenyamanan ibu. Adanya bruising, edema dan nyeri mungkin menunjukkan
adanya hepatoma. Sedangkan utk rektum kaji adanya hemoroid, pastikan sejak
kapan hemoroid timbul dan apakah menimbulkan gangguan thdp pola BAB.
Fungsi kandung kemihKaji adanya kesulitan BAK dan pengosongan kk yg tidak tuntas. Mungkin perlu
tindakan kateterisasi ibu harus dimotivasi utk BAK setiap 3 atau 4 jam. Kaji
adanya rasa spt terbakar bila BAK ini merupakan tanda infeksi saluran kemih.
Fungsi gastrointestinalKaji bising usus, adanya mual muntah,tanyakan apakah ibu sudah flatus atau
BAB. Umumnya dikaji 2 kali sehari sampai kondisi kembali normal. Diet ibu
postpartum tinggi protein dgn pemasukan cairan sekitar 3000 ml per hari utk
membantu proses penyembuhan dan mencegah konstipasi.
Ektremitas bawahKaji sensasinya, peregangan, edema dan tanda-tanda thromboembolishm pd masa
immediate postpartum. Laporkan pd tim kesehatan jika terjadi: kemerahan, rasa
hangat dan nyeri perasan berat pd ekstermitas,tanda homan positif
Kenyamanan dan istirahatYg dikaji pola dan jumlah jam tidur, apa yg dpt dilakukan utk membantu ibu
meningkatkan istirahat selama di RS. Kaji rasa tidak nyaman yg timbul.
Aspek psikologisYg perlu diperhatikan antara lain respon ibu terhadap persalinan, persepsi ibu
terhadap respon klg dan status psikologi yg ditemukan pd saat ini. Pengkajian
adaftasi keluarga meliputi: status psikologi ayah, kemampuan orang tua dlm
perawatan anak, respon klg terhadap bayi, dukungan dan bantuan klg setelah
pulang.
Persiapan alat dan bahan pengkajian postnatal
1). Spigmomanometer 1 set
2). Stetoskop 1 buah
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
3/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 3 of 6
3 ). Selimut 2 buah
4). Handscoon 2 pasang
5). Meteran gulung
6). Bak steril 1 buah
7). Kom kecil 1 buah8). Kasa steril 1 lembar
9). Kapas sublimat 10 buah
10). Pinset Anatomis 2 buah
11). Bethadine
12). Kidney dish 2 buah
13). Pembalut Maternity 1 buah
14). Celana Dalam
15). Window Bra
16). Buku dan alat tulis Catatan
2. DIAGNOSA PERAWATANDiagnosa keperawatan pd postpartum ttg kondisi ibu pd saat itu dan hal ini
berkaitan dgn fase dimana ibu berada. Kemungkinan diagnosa keperawatan
adalah sbb :
1). Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan kehialngan darah,
pengeluaran yang berlebihan melalui keringat, diuresis.
2). Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan ketidaknyamanan
perineum , trauma saluran kemih
3). Perubahan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan kurangnya
mobilisasi, diet yg tidak seimbang, trauma persalinan.
4). Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan peregangan perinium ,
luka episiotomi, involusi uteri, hemoroid, pembengkakan payudara
5). Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.
6). Harga Diri Rendah berhubungan dengan belum pengalaman dlm persalinan
dan merawat bayi
7). Resiko perubahan parenting berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
ttg cara merawat bayi
8). Proses laktasi yang tidak efektif berhubungan dengan kurangnya informasi
mengenai alat-alat kontrasepsi, manfaat, cara kerja dan kemungkinan efek
sampingnya.
3. PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASIKebutuhan klien tergantung dari kebutuhannya, perawat dalam membuat
perencanaan tergantung pada kondisi ibu dan bayi, antisipasi lamanya perawatan
(hospitalisasi) ibu dan bayi, kemungkinan ayah terlibat dlm perawatan dan
pendidikan kesehatan.
Tujuan perawatan ibu postpartum antara lain ibu bebas dari infeksi,
menunjukkan fungsi eliminasi (BAB & BAK) yg normal, mendapat istirahat yg
cukup, ungkapan verbal tentang kenyamannnya yang terpenuhi, bebas dari injuri,
menunjukkan involusi yang normal dan perubahan pengeluaran lochea tanpa
pendarahan, dapat mengungkapkan perasaannya tentang pengalaman
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
4/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 4 of 6
persalinannya, mampu menyusui dengan benar, menunjukkan kemampuan dlm
merawat bayi dan dirinya sendiri.
Implementasi meliputi monitor dan perawatan secara langsung, spt:
Monitor TTV dan pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki, Monitor dan
meningkatkan tonus uterus secara optimal, bila ditemukan tonus uterus danpenurunan fundus uteri tidak optimal lakukan rangsangan dgn masase dan
kolaborasi dengan tim medis jika diperlukan, Monitor pengeluaran lochea,
Monitor ekstremitas dari thromboplebitis. Utk mencegah thrombophlebitis,
ajarkan klien agar tidak menyilangkan kaki bila berbaring atau duduk. Bila klien
mengeluh kram atau pegal pada kaki, rendam dengan air hangat dan penggunaan
minyak kayu putih boleh dianjurkan. Ajarkan senam nifas secara teratur dan
dorong klien utk melakukan sendiri dirumah utk membantu pemulihan semua
fungsi tubuh.
Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh, yaitu fungsi kandung kemih,
gastrointestinal. Perlu dijelaskan pada klien tentang perlunya buang air kecil
(BAK) secara teratur dan jika mengeluh kesakitan ajarkan utk BAK sambilmenyiramkan air pada perineum sehingga air kemih tidak langsung mengenai luka
episiotomi dan jika klien belum mampu utk posisi jongkok, anjurkan posisi duduk
atau berdiri jika BAK.
Jelaskan pada klien untuk mengamati warna urinnya dan minta untuk
melapor jika ditemukan warna urin yg pekat atau kemerahan, atau jika dirasakan
sakit saat berkemih.
Sedangkan untuk meningkatkan pemulihan fungsi gastrointestinal
diberikan diet tinggi serat dan TKTP pada klien, serta banyak minum.
Untuk Meningkatkan istirahat dan kenyamanan, klien harus mulai
diajarkan menyesuaikan pola istirahat dan tidur dengan kehadiran bayinya.
Rasa nyaman sering terganggu dengan nyeri pada luka episiotomi
sehingga perlu diajarkan teknik-teknik relaksasi dan mengompres air dingin pada
perineum, rendam duduk dengan cairan hangat yang mengandung antiseptik akan
sangat mengurangi rasa nyeri
Memberikan perawatan perineum dan rektum. Perineum merupakan salah
satu tempat masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi puerperalis.
Ajarkan perawatan perineum yg mudah dilakukan dirumah dan murah.
Meningkatkan perawatan payudara. Jika klein telah melakukan perawatan
payudara sejak kehamilan maka perlu dilanjutkan. Ajarka cara mencegah putting
lecet dan mempertahankan produksi ASI. Pemberian ASI yg benar dan efektif
selain akan meningkatkan kesehatan bayi juga untuk mencegah pembengkakanpayudara dan insiden pendarahan postpartum.
Meningkatkan adaftasi psikologis ibu. Perawat harus memberikan
kesempatan klien utk mengungkapkan perasaan dan pengalaman terhadap
persalinan dan peran barunya, meningkatkan kemampuan sebagai orang tua.
Rawat gabung merupakan cara yang efektif utk meningkatkan peran klien sebagai
ibu.
Libatkan suami klien dalam perawatan bayinya. Dalam meningkatkan
adaftasi keluarga, Perawat berperan sebagai fasilitator dalam proses adaptasi
keluarga. Berikan kelonggaran jam berkunjung kepada keluarga.
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
5/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 5 of 6
Membantu kilen memilih penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai perlu
diberikan gambaran secara lengkap dan tepat kepada klien dan suaminya tentang
manfaat KB dan alat-alat kontrasepsi.
Perawat juga harus selalu memonitor adanya komplikasi spt: pendarahan
postpartum, gangguan mood, infeksi postpartum, dan komplikasi lain ygmembutuhkan kolaborasi dgn tim kesehatan lainnya.
4. EVALUASIEvaluasi merupakan proses yg berlangsung terus-menerus. Bayi, orang tua
dan Keluarga secara konsisten dikaji dan menjadi indikator penetapan kesehatan
keluarga setelah kelahiran bayi. Pemulihan kondisi fisiologis ibu merupakan hal
yang utama. Pengkajian dan intervensi berfokus pd monitor pd perubahan
fisiologis, peningkatan istirahat dan kenyaman, dan meningkatkan keberhasilan
menyusui. Pengkajian dan intervensi keperawatan juga langsung mengidentifikasi
kebutuhan akan informasi dalam rangka meningkatkan adaftasi individu dan
keluarga yang optimal dan perawatan diri yg efektif.
5. KESIMPULANMasa postpartum merupakan antiklimaks jika dibandingkan masa 9 bulan
sebelumnya, seperti masa prenatal maupun intranatal. Walau demikian pada masa
ini terjadi perubahan yang dramatis dan dalam waktu singkat pada seluruh sistem
tubuh, terutama sistem reproduksi. Perubahan ini baik secara fisiologis maupun
psikologis merupakan suatu hal yg normal. Namun dibutuhkan pengetahuan dan
keterampilan dari seorang perawat tentang hal ini.
Dengan demikian perawat dapat dengan segera mengambil tindakan
apabila ditemukan komplikasi yang mungkin terjadi yang sebelumnya pasti
diawali dengan penyimpangan dari perubahan yg normal.
Perawat postpartum berada dalam klasifikasi dengan kegiatan perawatan
bersifat edukatif agar ibu dapat dan harus belajar melakukan perawatan mandiri.
Pendidikan kesehatan kepada orang tua bayi sangat penting pada masa ini.
Perawat memiliki sensitifitas, pengetahuan dan kemampuan utk memberi
pengajaran secara efektif yang dapat membantu ibu dan keluarganya dalam
menyelesaikan masalah dan melalui masa transisi secara optimal.
6. BAHAN BACAAN1). Bobak, l. M.& Jensen, M. D. (1993). Maternity and Ginekology Care : The
Nurse and the family.5 th. Ed.St Louis : C.V. Mosby Company.2). May, K.A. & Mahlmeister, L. R. (1994). Comprehensive Maternity
Nursing: Nursing process and childbearing family. 2 nd ed. Philadelpia:
J.B. Lippincott.
3). Orem, D. E. (1991). Nursing Concepts and Practice. 4 th, ed. St. Louis:
Mosby.
Reeder, S. J., Martin, L. L., & Koniak Griffin, D. (1997). Maternity
nursing : family, newborn and womens health care. Philadelpia :
Lippincot.
-
7/22/2019 Panduan Praktikum POSTNATAL
6/6
PANDUAN PRA KEPANITERAAN KLINIK NERS
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes./PSIK FK Unsri / email: [email protected]
Page 6 of 6
LEMBAR PENILAIAN UJI KOMPETENSI
PENGKAJIAN FISIK DAN PENATALAKSANAAN PADA IBU POSTNATAL
Nama : .......................................... Hari/Waktu : .................................
NIM : ......................................... ASESOR : .................................
NOELEMEN KRITIS
YANG DIUJI
UNJUK KERJASESUAI/BENAR
KETERANGANYA(V) TIDAK (X)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudahpemeriksaan/menyiapkan alat
2. Menyiapkan alat dengan lengkap, bersih dan steril
3. Menjelaskan pada klien tujuan pemeriksaan
4 Menanyakan keluhan ibu dan bayinya
5 Menjaga privasi dan keamanan klien
6 Pemeriksaan Umum:- Memeriksa keadaan umum klien, kesadaran
dan penampilannya
- Memeriksa tanda-tanda vital- Memeriksa status generalis sesuai dengan
keluhan yang ada
7 Pemeriksaan Payudara:- Payudara dan Puting susu- Melakukan stimulasi produksi ASI
8 Pemeriksaan Perut:- Melakukan inspeksi abdomen- Memeriksa apakah kandung kemih kosong- Memeriksa tinggi fundus uterus, kontraksi,
serta posisinya- Melakukan stimulasi kontraksi uterus- Memeriksa diastasis rektus abdominis
9 Pemeriksaan Perineum:- Mengatur posisi klien- Memeriksa jahitan episiotomi jika ada, ada
tidaknya REEDA- Memeriksa kebersihan daerah perineum- Memeriksa lokhia yang keluar- Memeriksa adakah perdarahan dan adakah
hemoroid
10 Merawat luka Perineum
11 Mobilisasi dini klien
12 Pemeriksaan Ekstremitas bawah:- Memeriksa ada tidaknya edema- Memeriksa ada tidaknya varises- Memeriksa ada tidaknya homans
13 Melaksanakan penyuluhan dan perawatan yangharus diberikan pada klien (sesuai kebutuhan)
14 Mengembalikan posisi klien dan membantumerapikan kembali pakaiannya
Asesor, Palembang, .....................................Assesi/Mhs yang diuji,
Nurna Ningsih, SKp., M.Kes. (......................................................)NIP 197307172001122002 NIM