PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

36

Transcript of PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU
Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

PANDUAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TERPADU

PRODI D III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya

sehingga buku panduan di Laboratorium untuk mahasiswa prodi D III Kebidanan Fakultas

Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ponorogo ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Buku Panduan di Laboratorium ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan

kegiatan praktikum yang merupakan bagian dari proses belajar bagi mahasiswa. Buku

Panduan di Laboratorium ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan

dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Penyusun menyakini

bahwa dalam pembuatan buku panduan di Laboratorium ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan

buku ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ponorogo, Desember 2017

Penyusun

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

HADIST & ALQURAN

Dalam riwayat HADIST tentang praktek kedokteran:

علمه من علمه وجهله من جهله

“Orang berilmu mengetahuinya, sedangkan orang bodoh tidak mengetahuinya.” (HR. Ahmad:

4015, al-Hakim dalam al-Mustadrak: 8205 (4/441)

Zaid bin Aslam rahimahullah berkata:

م و عليه وسلم أصابه جرح فاحتقن الجرح الد صلى الل ا رجلين من بني أنمار أن الرجل دع أن رجلا في زمان رسول الل

عليه وسلم قال لهما أيكما أطب فقال صلى الل فزعم زيد فنظرا إليه فزعما أن رسول الل خير يا رسول الل ب أو في الط

صلى الل واء الذي أنزل الدواء أن رسول الل عليه وسلم قال أنزل الد

“Bahwa seseorang di jaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terkena luka. Kemudian luka tersebut

mengeluarkan darah. Orang tersebut memanggil 2 orang dari Bani Anmar, kemudian keduanya memeriksa

orang tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada keduanya: “Siapakah yang paling

mengerti ilmu kedokteran di antara kalian berdua?” Keduanya bertanya: “Memangnya di dalam ilmu

kedokteran terdapat kebaikan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Dzat yang menurunkan penyakit

telah menurunkan obatnya.” (HR. Malik dalam al-Muwaththa: 1689 (2/943) dan Ibnu Abi Syaibah dalam

Mushannafnya: 23886 (7/361).

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 2

HADIST DAN ALQURAN .................................................................................................................. 3

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 5

BAB II VISI MISI LABORATORIUM & PRODI ............................................................................ 7

BAB III METODE PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM .................................................. 10

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIKUM ....................................................................................... 12

BAB V PROSEDURAL BIMBINGAN PRAKTIKUM .................................................................. 16

BAB VI UJIAN PRAKTIKUM ......................................................................................................... 18

BAB VII DAFTAR ALAT KEBIDANAN ........................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 31

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB I

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 42

menyatakan bahwa setiap institusi pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta perlengkapan

lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan,

dan juga setiap institusi pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang

kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat

beribadah dan tempat ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

Sarana dan prasarana khususnya laboratorium merupakan salah satu komponen pendukung

pendidikan yang amat penting dan strategis. Laboratorium sebagai sarana dan prasarana

pendidikan tinggi kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis

praktik dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Laboratorium sebagai unit penunjang

akademik dan sarana untuk melakukan kegiatan praktikum dan praktik pembelajaran perlu

dikelola secara baik dan profesional. Oleh karena itu, perlu pendoman untuk pengelolaan

laboratorium sebagai upaya standarisasi unit laboratorium di institusi pendidikan kesehatan.

Laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus untuk melaksanakan

pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk keperluan penelitian ilmiah dan praktik

pembelajaran. Laboratorium laboratorium tersebut dibangun berdasarkan suatu kesadaran

penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan,

karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses

pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi

pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan

psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium.

Saat ini, pembelajaran di laboratorium dimaksudkan untuk:

1. Pembelajaran ketrampilan sesuai dengan subjek praktikum

2. Pemahaman prinsip-prinsip ilmu pengetahuan

3. Mengembangkan ketrampilan dalam pemecahan masalah secara sistematik.

4. Membina pengembangan sikap atau perilaku profesional, praktis, dan komitmen

Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di

laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga ranah

secara bersama-sama, sebagai berikut:

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

Ketrampilan kognitif yang tinggi

Berlatih agar dapat memahami teori

Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintregasikan

Berlatih agar teori dapat diterapkan pada permasalahan nyata

Ketrampilan afektif

Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri

Belajar bekerja sama

Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya

Belajar menghargai bidangnya

Ketrampilan psikomotor

Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan

Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu

Pembelajaran di laboratorium memiliki beberapa kegunaan, antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.

2. Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.

3. Menumbuh kembangkan kemampuan psikomotorik.

4. Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.

5. Membiasakan mahasiswa dengan peralatan/instrumen dan perlengkapan praktikum.

6. Meningkatkan keahlian/ketrampilan pengamatan

7. Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil praktikum.

10. Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi yang bagus dan

terarah.

11. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri.

12. Mendorong kemandirian berfikir.

13. Mananamkan kemampuan mengukur secara tepat dan seksama

14. Menumbuhkembangkan kepercayaan/keyakinan pada kemampuan diri.

15. Memuaskan keingintahuan peserta didik.

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB II

VISI MISI LABORATORIUM & PRODI

I. Visi Laboratorium Terpadu

Menjadi pusat kegiatan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi

seluruh civitas akademika, khususnya Jurusan S1 dan D3 Keperawatan, D3 Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

II. Misi Laboratorium Terpadu

a. Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum Keperawatan/Kebidanan sebagai penunjang

kegiatan Akademik

b. Menunjang Kegiatan Pengabdian Masyarakat

c. Menyelenggarakan Kegiatan Pelatihan Ilmu Keahlian

d. Menyelenggarakan Pendampingan Keperawatan/Kebidanan

e. Mengembangkan keahlian/ ketrampilan dan Riset di bidang Keperawatan/Kebidanan

f. Turut serta mendukung dalam berbagai kegiatan untuk pengembangan Profesi

III. Maksud dan Tujuan

Disediakannya Laboratorium Terpadu dimaksudkan untuk :

a. Mengembangkan kemampuan Skill Keperawatan/Kebidanan

b. Menjadi media Pembelajaran sebelum praktek di Lahan (RS/Puskesmas/

Komunitas/BPS)

c. Menjadi tempat/ media diskusi/pengkajian masalah-masalah/ Topik-topik

Keperawatan/ Kebidanan guna mengembangkan model

d. Meningkatkan keahlian dalam menganalisis masalah Keperawatan/Kebidanan

dalam Memberikan Asuhan Keperawatan/Kebidanan

e. Meningkatkan Keahlian dalam memecahkan berbagai masalah

Keperawatan/Kebidanan

f. Menyiapkan Lulusan yang memiliki kompetensi dalam Keperawatan/Kebidanan

g. Menyiapkan Lulusan yang mampu berkompetisi dalam dunia global

IV. Fungsi Laboratorium Terpadu

a. Membantu kelancaran proses belajar mengajar praktikum Keperawatan/Kebidanan

b. Membantu Mahasiswa/dosen belajar mandiri meningkatkan ketrampilan

c. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi asisten sebagai

kaderisasi sesuai spesifikasi

Page 9: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

d. Sebagai mini hospital yang memberikan gambaran riil pada mahasiswa

tentang kegiatan, suasana dan rutinitas di Rumah sakit.

e. Menyelenggarakan Kegiatan Praktikum

f. Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat

VISI MISI PRODI KEBIDANAN

I. Visi Program Studi :

Pada tahun 2036 menjadi Program Studi D III Kebidanan yang unggul dan berdaya

saing global menghasilkan tenaga bidan profesional berlandaskan nilai-nilai islami dan

berjiwa enterpreuner.

II. Misi Program Studi :

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam ilmu kebidanan yang terkini.

2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kebidanandan

kesehatan.

3. Menyelenggarakan pembelajaran kewirausahaan di bidang kebidanan.

4. Menyelenggarakan perkuliahan Al Islam Kemuhammadiyahan.

III. Tujuan Program Studi:

1. Menghasilkan lulusan kebidanan yang mempunyai pengetahuan, sikap dan

keterampilan di bidang kebidanan dan kesehatan yang terkini.

2. Menghasilkan karya ilmiah dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam

bidang kebidanan dan kesehatan dengan mengamalkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam bentuk pengabdian masyarakat.

3. Menghasilkan lulusan yang berjiwa enterpreneur di bidang kebidanan dan

kesehatan.

4. Mampu mengamalkan nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam kehidupan.

Page 10: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB III

METODE PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM

Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan

pengalaman, karenanya para dosen/ instruktur perlu memberi bimbingan kepada mahasiswa

dalam melakukan praktikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan praktek mereka secara

kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu.

A. Beberapa Cara Konvensional Pembelajaran di Laboratorium

Secara umum cara pembelajaran di laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 5 jenjang

yaitu:

1. peragaan,

2. latihan,

3. penyelidikan terstruktur,

4. penyelidikan secara terbuka, dan

5. proyek.

Penjenjangan ini didasarkan atas derajat ketersediaan informasi dan waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

1. Peragaan (demonstration)

Peragaan umumnya dirancang untuk mengilustrasikan garis besar prinsip-prinsip

teoritik dalam perkuliahan. Peragaan sebaiknya dilakukan secara singkat di akhir

kuliah. Dengan peragaan ini prinsip-prinsip yang berkaitan dengan materi perkuliahan

dapat tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu peragaan/demonstrasi sebaiknya tidak

dilakukan di awal kuliah, karena prinsip-prinsip dari materi tersebut belum diketahui

oleh mahasiswa.

2. Latihan (Exercises)

Latihan adalah percobaan terstruktur agar mahasiswa dapat mengikuti suatu instruksi

dengan tepat, memperoleh kemampuan observasi, dan menjadi trampil. Latihan

dimaksudkan juga untuk menegaskan teori dan dengan sarana yang relatif terbatas

dapat menanamkan informasi ilmu pengetahuan baru. Latihan yang diulang-ulang

secara terus menerus dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti tujuan pembelajaran

tersebut.

3. Penyelidikan terstruktur (Structured enquiries)

Penyelidikan terstruktur merupakan bagian dari percobaan terstruktur di mana mahasiswa

diminta mengembangkan prosedur sendiri dan menginterpretasikan hasilnya. Mereka

Page 11: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

harus trampil dalam pemecahan masalah juga terampil dalam interpretasi, observasi, dan

pekerjaan tangan (manual).

4. Pernyelidikan secara terbuka (Open ended enquiries)

Penyelidikan secara terbuka dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi sebuah

problema, memformulasikan penyelesaian, mengembangkan/menyusun pelaksanaan

percobaan, menginterpretasikan hasil, dan mengetahui penerapannya. Beberapa batasan

dapat diberikan pada pelaksanaan penyelidikan ini misalnya waktu, peralatan, dan bahan.

Pembelajaran ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah

dengan derajad lebih tinggi dan untuk peningkatkan keahlian meneliti dengan derajad

yang lebih rendah.

5. Proyek (Project)/ Praktek Lapangan

Proyek atau praktek lapangan didasarkan pada percobaan dengan skala waktu panjang,

belajar di lapangan, atau rangkaian percobaan yang biasanya sebagai tugas akhir untuk

syarat lulus. Dengan kegiatan ini mahasiswa menjadi mampu:

v Menggali lebih dalam bidang yang diamati

v Mengembangkan insiatif dan pemberdayaan akal

v Meningkatkan keingin tahuan intelektual

v Mengembangkan skill dan inovasi dengan sepenuhnya

Page 12: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

I. Tata Tertib Laboratorium

1. Mahasiswa yang akan menggunakan Laboratorium harus melapor ke petugas satu hari

sebelum penggunaan pada jam kerja (07.30 – 16.00 WIB)

2. Setiap kali pemakaian Laboratorium wajib mengisi buku absensi laboratorium.

3. Mahasiswa wajib menggunakan scort saat kegiatan praktikum.

4. Mahasiswa tidak dibenarkan membawa sepatu, tas, makanan dan minuman ke dalam

ruangan Laboratorium

5. Mahasiswa tidak dibenarkan duduk dan tidur di atas tempat tidur pasien, atau

menggunakan alat praktikum selain atau bukan untuk kegiatan praktikum.

6. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan dan kerapian alat dan ruangan Laboratorium

7. Waktu peminjaman alat maksimal satu minggu, jika masih ingin menggunakan maka

dilakukan perpanjangan dan pengecekan kembali oleh petugas laboratorium.

8. Jika alat yang digunakan oleh mahasiswa hilang, pecah atau rusak maka mahasiswa

wajib mengganti alat yang rusak, hilang, atau pecah dengan batas waktu maksimal satu

minggu setelah waktu pengembalian.

9. Laboratorium dapat digunakan untuk praktik mandiri di luar jadwal yang ditetapkan

dengan ketentuan telah melapor pada petugas laboratorium.

10. Mahasiswa dan seluruh pengguna laboratorium wajib mentaati tata tertib yang telah di

berlakukan, dan apabila terjadi pelanggaran akan di kenai sanksi dari petugas.

II. Prosedur Peminjaman Dan Pengembalian Alat Laboratorium

1. Mahasiswa melakukan koordinasi jadwal praktek laboratorium dengan pembimbing

laboratorium

2. Sebelum peminjaman alat laboratorium mahasiswa mengisi form peminjaman alat

laboratorium dan di konsulkan ke dosen pembimbing laboratorium untuk mendapatkan

persetujuan alat yang akan digunakan pembelajaran laboratorium.

3. Mahasiswa mengajukan peminjaman alat ke laboran dan disertai menyerahkan form

peminjaman alat yang telah diisi dan ditandatangani oleh pembimbing.

4. Laboran menyiapkan alat sesuai dengan jenis praktek yang akan dilaksanakan

5. Mahasiswa mengecek alat laboratorium sesuai dengan permintaan peminjaman

6. Mahasiswa wajib menjaga kelengkapan, kebersihan dan kerapian alat di laboratorium.

7. Mahasiswa mengembalikan alat ke laboran yang sesuai dengan form peminjaman.

8. Laboran mengecek kelengkapan alat yang dikembalikan dan menandatangani form jika

alat yang dikembalikan sudah lengkap, bila ada kerusakan atau kehilangan mahasiswa

wajib mengganti.

Page 13: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

9. Laboran mendokumentasikan format peminjaman Alat laboratorium.

III. Prosedur Keselamatan Kerja Laboratorium

1. Semua yang terlibat dalam kegiatan laboratorium harus mengetahui letak keran utama

gas dan saklar utama listrik

2. Harus mengetahui letak alat-alat pemadam kebakaran, seperti tabung pemadam

kebakaran, selimut tahan api, dan pasir untuk memadamkan api

3. Gunakan APD [Alat pelindung diri] sesuai dengan jenis kegiatan di laboratorium.

4. Mentaati peraturan perlakuan terhadap bahan kimia yang mudah terbakar dan berbahaya

lainnya

5. Jangan meletakkan bahan kimia/reagen di tempat yang langsung terkena cahaya

matahari.

6. Jika mengenakan jas/baju praktik, janganlah mengenakan jas yang terlalu longgar.

7. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.

8. Jangan menggunakan perhiasan selama praktik di laboratorium.

9. Jangan menggunakan sandal atau sepatu terbuka atau sepatu hak tinggi selama di

laboratorium.

10. Tumpahan bahan kimia apapun termasuk air, harus segera dibersihkan karena dapat

menimbulkan kecelakaan.

11. Bila kulit terkena bahan kimia, segera cuci dengan air banyak-banyak sampai bersih.

Jangan digaruk agar zat tersebut tidak menyebar atau masuk kedalam badan melalui

kulit.

Page 14: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

Dosen makul Pembelajaran Makul

Dosen makul

Pembimbing

praktikum

PJ Blok

Membuat jadwal,

rencana kegiatan &

daftar alat

Pelaksanaan praktikum

Demonstrasi

BST Exercise

Koordinasi dengan

laboran

Mengisi form

peminjaman

Konfirmasi

ruang & alat

Pengembalian

alat & tata ruang

Selesai

DIAGRAM PROSEDURAL PRAKTIKUM

Sub Tema Kasus

Konsultasi Dosen makul

/Pembimbing praktikum

Page 15: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

Mahasiswa Datang Maks H - 1

Meninggalkan KTP / KTM ke Bag.

Laboratorium

Mengecek kelengkapan alat

DIAGRAM ALIR PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM

Isi formulir peminjaman

Melapor Kepada Petugas Laboratorium

Membersihkan alat & merapikan

kembali ruangan setelah praktikum

Melakukan praktikum

Melakukan setting tempat dan alat

Mengembalikan alat kepada petugas

Page 16: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB V

PROSEDURAL BIMBINGAN PRAKTIKUM

I. Kriteria Dosen Penanggung Jawab dan Dosen Pembimbing

Syarat menjadi dosen penanggung jawab dan dosen pembimbing praktikum adalah

sebegai berikut :

1. Dosen penanggung jawab adalah dosen pengampu mata kuliah yang berhubungan

dengan praktikum.

2. Dosen pembimbing adalah dosen bukan pengampu mata kuliah dengan memiliki

kompetensi yang berhubungan dengan praktikum.

II. Tugas dan Kewajiban Dosen Penanggung Jawab

Tugas dan kewajiban dosen penanggung jawab praktikum dalam melaksanakan proses

bimbingan terhadap mahasiswa sebagai berikut :

1. Dosen penanggung jawab mempunyai tugas dan kewajiban membimbing dan

membantu mahasiswa selama pelaksanaan praktikum MATA KULIAH.

2. Dosen penanggung jawab wajib mengisi uraian konsultasi mahasiswa pada lembar

konsultasi dan sistematika serta tata cara penulisan mengikuti pedoman penyusunan

praktikum.

III. Tugas dan Kewajiban Dosen Pembimbing Praktikum

Tugas dan kewajiban dosen pembimbing praktikum dalam melaksanakan proses

bimbingan terhadap mahasiswa sebagai berikut :

1. Dosen pembimbing praktikum mempunyai tugas dan kewajiban membimbing dan

membantu mahasiswa selama pelaksanaan praktikum mandiri.

2. Dosen pembimbing wajib mengisi uraian konsultasi mahasiswa pada lembar konsultasi

dan sistematika serta tata cara penulisan mengikuti pedoman

IV. Proses Bimbingan

Pelaksanaan bimbingan praktikum dilaksanakan selama sejak pelaksanaan praktikum

sampai dinyatakan selesai. Tahapan mahasiswa dalam melaksanakan bimbingan dengan

dosen sebagai berikut :

1. Mahasiswa dalam melaksanakan proses bimbingan praktikum wajib melakukan

koordinasi dengan dosen pembimbing terkait waktu dan tempat bimbingan.

Page 17: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

2. Setiap bimbingan praktikum, mahasiswa wajib meminta kepada dosen

pembimbing untuk mengisi lembar konsultasi.

3. Lembar konsultasi digunakan sebagai evaluasi perkembangan proses bimbingan

praktikum yang kemudian hari dapat dijadikan acuan apakah mahasiswa yang

bersangkutan dapat mengikuti ujian tahap sebagai puncak evaluasi dan

pengambilan nilai dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan.

Page 18: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU
Page 19: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

i. Kriteria Penguji

BAB VI

UJIAN PRAKTIKUM

Kriteria dosen penguji ujian praktikum ( Ujian Tahap I, II,III ) diantaranya adalah :

1. Tim penguji dalam ujian praktikum berjumlah 1 orang yang berkompeten dalam materi

ujian praktikum

2. Tim penguji hanya dapat digantikan apabila yang bersangkutan berhalangan hadir karena

sakit.

3. Tim penguji wajib memberikan penilaian berdasarkan sesuai kemampuan secara obyektif

dari skill mahasiswa dengan nilai minimal adalah 75

II. Tugas Dan Kewajiban Dosen Penguji

Tugas dan kewajiban penguji dalam pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut:

1. Menguji mahasiswa yang melaksanakan ujian praktikum sesuai dengan jenis praktikum.

2. Memberikan penilaian kepada mahasiswa yang melaksanakan ujian sesuai dengan

pedoman akademik.

3. Mengisi berita acara sesuai dengan form yang telah disediakan.

III. Syarat Ujian

Persyaratan mahasiswa dalam mengikuti pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut :

1. Telah menyelesaikan semua prasat praktikum mandiri yang telah ditentukan oleh pihak

civitas laboratorium.

2. Jumlah konsultasi laporan praktikum sesuai jumlah prasat praktikum yang dimintai

persetujuan dari dosen pembimbing praktikum.

3. Menyelesaikan pembayaran biaya ujian praktikum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

VI. Proses Ujian

Pelaksanaan ujian praktikum dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Prodi D III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Tahapan proses pelakasanaan ujian praktikum sebagai berikut :

1. Mahasiswa menentukan dan menyiapkan alat prasat dengan sendiri di sentral alat ujian

2. Mahasiswa mengikuti ujian sesuai dengan no absen yang telah ditentukan

Page 20: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

3. Dalam 1 kloter ujian mahasiswa wajib mengikuti semua rangkaian prasat ujian

4. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus ujian wajib mengikuti ujian ulang dengan ketentuan

yang telah ditetapkan masing – masing penguji.

5. Mahasiswa wajib membawa pasien secara mandiri saat mengikuti ujian tahap II.

VII. Tata Tertib

Tata tertib dalam pelaksanaan ujian praktikum sebagai berikut :

1. Tim Penguji

a. Penguji wajib hadir 10 menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai.

b. Penguji wajib mengisi berita acara pelaksanaan ujian.

2. Mahasiswa

a. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum pelaksanaan ujian dimulai.

b. Mahasiswa berpakaian rapi memakai scort.

c. Mahasiswa wajib bertanggung jawab penuh terhadap hasil praktikum.

d. Setiap mahasiswa wajib menerima hasil keputusan penguji secara mutlak.

Page 21: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

BAB VII

DAFTAR ALAT KEBIDANAN

NO GAMBAR NAMA FUNGSI

1

AMBUBAG

Alat resusisator manual

2

BAK

INSTRUMEN

Untuk tempat alat yang

sudah steril siap pakai

3

BEDPAN

Untuk menampung feses

pada pasien yang tidak

boleh/bisa ke WC.

4

BULI BULI

PANAS

Alat kompres hangat/ panas

5

BUKU TES

WARNA

Media tes buta warna

Page 22: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

6

CATGUT

PERGULUNG

Benang menjahit jaringan

7

CATETER

Alat bantu kencing melalui saluran kencing

8

CATETER NELATON

Alat bantu kencing melalui saluran kencing

9

CUCING /KOM KECIL

Tempat menampung povidon iod atau

savlon atau bahan habis pakai lainnya

10

COLOSTOMY BAG

Untuk menampung feses pada pasien

setelah operasi colon (pembedahan usus

buatan melalui otot dan kulit perut)

Page 23: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

11

COLD CHAIN

Tempat vaksin imunisasi

12

CORONG GELAS

Media penuang bahan cair

13

EAR SPEKULUM

Untuk memeriksa rongga telinga

14

FETAL DOPPLER

Alat mendengar detak jantung janin

15

FETAL STETOSKOP

PINARD /

FUNANDUSKUP

Alat mendengar detak jantung janin

Page 24: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

16

FORCEP

Alat bantu persalinan

17

GELAS UKUR

Gelas untuk mengukur larutan / bahan cair

18

GUNTING OPERASI

LURUS

Menggunting jaringan

19

GUNTING KUKU

Menggunting kuku

20

GUNTING

EPISIOTOMI

Menggunting perineum guna melebarkan

jalan lahir

Page 25: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

21

GUNTING BUKA

JAHITAN

Menggunting benang jahitan

22

GUNTING TALI

PUSAT

Menggunting tali pusat

23

GUNTING PERBAN

Menggunting perban

24

HAEMOGLOBIN SET

Alat untuk memeriksa kadar haemoglobin

25

HANSCUN / SARUNG

TANGAN

Alat pelindung diri

26

INFUS SET

Selang mengalirkan cairan infus

Page 26: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

27

INKUBATOR

Tempat penghangat bayi premature/ bayi

hipotermi

28

IUD

Alat kontrasepsi

29

JARUM HEATING

JARUM SUTURE

Jarum untuk menjahit luka operasi

30

KLEM TAMPON

UTERUS

Alat penjepit tampon

31

KLEM TAMPON

UTERUS BOZEMANN

Alat penjepit jaringan

32

KLEM OVUM

Alat penjepit jaringan

Page 27: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

33

KACA PIPET

Alat untuk mengambil cairan bahan coba /

obat tetes

34

KURETASE SET

Alat untuk membersihkan uterus pasca

abortus

35

KOM TERTUTUP

Tempat bahan habis pakai steril

36

KORENTANG

Alat penjepit gunting / alat/ bahan habis

pakai steril

37

LAMPU SPIRTUS

Alat untuk membakar bahan coba

Page 28: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

38

LAMPU HALOGEN

Lampu penerang tindakan

39

NALPUDER HECTING

Untuk menjepit jarum operasi/jarum bedah

40

NASAL SPECULUM

Untuk memeriksa rongga hidung

41

NASAL MASKER

Alat untuk oksigenisasi

42

NASAL O2

Alat untuk oksigenisasi

43

NEBULIEZER

Alat untuk mencairkan secret

Page 29: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

44

NIERBEKKEN /

BENGKOK

Tempat alat – alat yang sudah terpakai saat

rawat luka / pertolongan persalinan

45

NOSE SUCKER /

PENGHISAP LENDIR

BAYI

Alat untuk menghisap lender bayi

46

PENJEPIT TABUNG

REAKSI

Alat untuk menjepit tabung reaksi

47

PINSET SIRURGIS /

TISSU FORCEPS

Untuk menjepit jaringan atau organ

48

PINSET ANATOMIS

Untuk menjepit kasa, kapas, atau alkes

49

PENLIGHT

Alat untuk pencahayaan

50

PERITONEUM FORCEP

Untuk menjepit jaringan selaput perut

Page 30: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

51

PISPOT MALE

Untuk menampung urine pada pasien yang

tidak boleh/bisa ke WC

52

PISPOT FEMALE

Tempat buang air kecil di tempat tidur

53

REFLEK HAMMER

Memeriksa kemampuan refleksi dari bagian

tertentu tubuh kita, misalnya lutut

54

SAVETY BOX

Tembah limbah jarum suntik

55

SETENGAH KOKER

Alat memecah salaput ketuban

56

SCALPEL BLADE/

PISAU BEDAH

sau untuk pembedahan

Page 31: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

57

SNELLEN CHART

Memeriksa visus/ ketajaman penglihatan

58

STETOSKOP

Untuk mendengar detak jantung, bunyi

pernafasan

59

STOMACH SONDE /

MAAG SONDE

Mengumpulkan cairan/ getah lambung,

untuk membilas/ mencucui isi perut, untuk

pemberian obat-obatan

60

SONDE NGT /

FEEDING SONDE /

FEEDING TUBE

Untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan

melalui mulut atau hidung

61

SPUIT

Alat suntik tuberculine sekali pakai (1 cc)

62

SPUIT GLISERIN

Untuk menyemprotkan lavement/

clysma melaui anus cairan yang sering

digunakan adalah gliserin atau larutan

sabun.

Page 32: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

63

SUCTION PUMP

Untuk menyedot lender dalam saluran

pernapasan

64

SIKAT TABUNG

REAKSI

Alat untuk membersihkan tabung reaksi

65

SLYMSUIKER

Untuk menyedot lender atau cairan di

mulut/ tenggorokan/hidung bayi baru lahir

66

STANDAR INFUS

Tempat menggantungkan cairan infus

67

STERILISATOR

LISTRIK 27 CM

Untuk mensterilkan alat – alat kedokteran

Page 33: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

68

STERILISATOR

KERING

Untuk mensterilkan alat – alat kedokteran

69

TABUNG O2

Tabung berisi o2 guna oksigenisasi

70

TABUNG REAKSI

Tempat cairan atau bahan kimia

71

TENSI METER RAKSA

Mengukur tekanan darah

72

TENAKULUM

SCHROEDER

Penjepit porsio dalam pemasangan iud

73

TRANSFUSI SET

Set untuk mengalirkan cairan infus

Page 34: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

74

TERMOMETER

RAKSA

Mengukur susu tubuh/ badan

75

TERMOMETER

REKTAL

Mengukur suhu tubuh

76

TERMOMETER

DIGITAL

Mengukur susu tubuh/ badan

77

TIMBANGAN BAYI

Alat untuk meninmbang berat badan bayi

78

TONG SPATEL

Alat untuk menekan lidah

79

TORNIKET

Alat penekan vena / aliran darah yang di

pasang di lengan atau daerah yang akan di

lakukan tindakan

80

TROKART DAN

IMPLAN

Alat pendorong implant agar mampu masuk

ke dalam bagian tubuh yang dipasang

implan

Page 35: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

81

TROMOL

Tempat kasa, hanscun, tampon steril

82

URIN BAG

Untuk menampung urine yang dihubungkan

dengan Balloon Cathether/ Foley

Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup

83

UTERIN SONDE

Alat untuk mengukur uterus

84

VAGINAL SPEKULUM

Alat untuk membuka vulva vagina guna

pemeriksaan dalam, pemasangan iud

85

WINGED NEEDLE

Untuk menyambung vena

86

WHITE MORTAR /

PENGHANCUR OBAT

PIL

Alat Untuk membuat obat puyer

Page 36: PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TERPADU

DAFTAR PUSTAKA

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah. Jakarta, EGC.

Johnson, Ruth, Taylor. 1997. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta, EGC. Samba,

Suharyati. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC.

www.alkesindo.com:http//intrumen kedokteran medis.