Panduan Praktik Klinis Tetanus 07 Rsudurm

4
PANDUAN PRAKTIK KLINIS TETANUS No. Dokumen ………………… No. Revisi ………………….. Halaman 1 / 1 Tanggalterbi t …………………. Ditetapkan Direktur Utama PENGERTIAN Tetanus adalah suatu penyakit toksemik akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama spasme tanpa gangguan kesadaran. ANAMNESIS 1. Riwayat mendapat trauma/luka yang kotor dan dalam, riwayat menderita otitis media supurativa kronik (OMSK) atau gangren gigi sebagai port d’entree. 2. Imunisasi tetanus tidak lengkap 3. Anak atau bayi sadar 4. Sering mengalami kekakuan (spasme), terutama bila terangsang atau tersentuh, pada kondisi berat dapat terjadi kekakuan spontan ( tanpa rangsangan ) 5. Kesulitan menelan/membuka mulut PEMERIKSAAN FISIK 1. Pasien sadar 2. Terjadi spasme otot berulang 3. Trismus (mulut sukar dibuka) 4. Perut teraba keras (perut papan) 5. Opistotonus (ada sela antara punggung pasien dengan alas, saat pasien ditidurkan). 6. Anggota gerak spastik (boxing position) 7. Rhisus sardonicus KRITERIA DIAGNOSIS 1. Sesuai dengan anamnesis 2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik DIAGNOSIS KERJA Tetanus (ICD 10: A35) DIAGNOSIS BANDING 1. Sepsis 2. Meningitis PEMERIKSAAN PENUNJANG Anamnesis dan gejala cukup khas sehingga sering tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, kecuali dalam keadaan meragukan

description

ppk tetanus , panduan praktik klinis tetanus

Transcript of Panduan Praktik Klinis Tetanus 07 Rsudurm

Page 1: Panduan Praktik Klinis Tetanus 07 Rsudurm

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

TETANUS

No. Dokumen

…………………

No. Revisi

…………………..

Halaman

1 / 1Tanggalterbit

………………….

DitetapkanDirektur Utama

PENGERTIANTetanus adalah suatu penyakit toksemik akut dan fatal yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama spasme tanpa gangguan kesadaran.

ANAMNESIS1. Riwayat mendapat trauma/luka yang kotor dan dalam,

riwayat menderita otitis media supurativa kronik (OMSK) atau gangren gigi sebagai port d’entree.

2. Imunisasi tetanus tidak lengkap3. Anak atau bayi sadar4. Sering mengalami kekakuan (spasme), terutama bila

terangsang atau tersentuh, pada kondisi berat dapat terjadi kekakuan spontan ( tanpa rangsangan )

5. Kesulitan menelan/membuka mulut

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pasien sadar 2. Terjadi spasme otot berulang3. Trismus (mulut sukar dibuka)4. Perut teraba keras (perut papan)5. Opistotonus (ada sela antara punggung pasien dengan alas,

saat pasien ditidurkan).6. Anggota gerak spastik (boxing position)7. Rhisus sardonicus

KRITERIA DIAGNOSIS

1. Sesuai dengan anamnesis2. Sesuai dengan pemeriksaan fisik

DIAGNOSIS KERJATetanus (ICD 10: A35)

DIAGNOSIS BANDING

1. Sepsis2. Meningitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Anamnesis dan gejala cukup khas sehingga sering tidak diperlukan pemeriksaan penunjang, kecuali dalam keadaan meragukan untuk membuat diagnosis banding.

1. Pungsi lumbal2. Pemeriksaan darah rutin, preparat darah tepi.

TERAPI 1. Antibiotik Metronidazol loading dose 15mg/kg/ jam,

selanjutnya, 7,5mg/ kg tiap 6 jam atau Penisilin prokain 50.000 IU/kg/kali IM tiap 12 jam,

atau Ampisilin 150mg/ kg/ hari IV dibagi 4 dosis atau Tetrasiklin 25-50mg/kg/ hari PO dibagi 4 dosis

Page 2: Panduan Praktik Klinis Tetanus 07 Rsudurm

(maksimal 2 g), atau Eritromisin 40-50mg/kg/hari PO dibagi 4 dosis Dapat ditambahkan sefalosporin bila ada sepsis atau

pneumonia2. Netralisasi toksin

Bila tersedia dapat diberikan human tetanus immunoglobulin (HTIg) 3.000-6.000 IU IM, jika tidak tersedia diberikan

Anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, setengah dosis diberikan IM dan setengahnya IV, dilakukan uji kulit terlebih dahulu

3. Anti spasmodik Diazepam 0,1-0,3 mg/kg/kali IV tiap 2-4 jam Dalam keadaan berat: diazepam drip 20 m/kg/hari di

ICU Dosis pemeliharaan 8 mg/kgBB/hari oral dibagi 6-8

dosis.4. Perawatan luka atau port d’entree5. Terapi suportif

Bebaskan jalan napas Hindarkan aspirasi dengan menghisap lendir

perlahan dan mengubah posisi tidur pasien secara berkala

Pemberian oksigen Perawatan dengan stimulasi minimal Fisioterapi apabila sudah tidak demam Pemberian cairan dan nutrisi adekuat, bila trismus

berat dapat dipasang pipa nasogastrik Bantuan napas pada tetanus berat Pemantauan/ monitoring kejang dan tanda penyulit

EDUKASI1. Upaya pencegahan dengan imunisasi aktif2. Upaya pencegahan dengan perawatan luka atau port

d’entrée yang baik.

PROGNOSISQuo ad vitam: bonamQuo ad sanationam: bonamQuo fungsionam: bonam

TINGKAT EVIDENSDiagnosis : I / II/ III/ IV (referensi no 6)

Terapi : I / II/ III/ IV (referensi no 6)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

……………………

No. Dokumen

…………………

No. Revisi

…………………..

Halaman

1 / 3

INDIKATOR MEDIS

1. Bebas demam 24 jam tanpa antipretik 2. Perbaikan klinis3. Tidak tampak spasme ataupun trismus4. Luka atau port d’entrée dirawat dengan baik

KEPUSTAKAAN 1. Feigin RD, Demmler GJ, Cherry JD, Kaplan SL. Textbook of pediatric infectious diseases, 5th ed. Philadelphia: WB Saunders; 2004

Page 3: Panduan Praktik Klinis Tetanus 07 Rsudurm

2. Long SS, Pickering LK, Prober CG. Principles and practice of pediatric infectious diseases. 2nd ed. Philadelphia: Churchill & Livingstone; 2003

3. Gershon AA, Hotex PJ, Katz, SL. Krugman’s infectious disease of children. 11th ed. Philadelphia: Mosby; 2004

4. Pomerans AJ, Busey SL, Sabnis S. Pediatric decision making strategies. Philadelphia: WB Saunders; 2002

5. Okoromah, CN, Lesi FEA. Diazepam for treating tetanus (Cochrane review). Dalam: The Cochrane library, Issue 2, 2004. Chicester, UK: John Wiley & Sons, Ltd

6. American Academy on Pediatric (AAP). Tetanus. Report of the committee on control of infectious diseases, 24thed. New York; 1997. H518-22

7. Wenstein L. Tetanus. Dalam: Feigin RD, Cherry YD, penyunting. Textbook of Pediatric infectious diseases. 2th ed. Philadelphia: WB Saunders; 1992.h 106-40.

8. Markowitz SM. Tetanus. Strickland Hunter’s tropical medicine, 7th ed. Philadelphia: WB Saunders; 1991. H 149-60