PANDUAN PENULISAN SKRIPSI -...

63
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI Tim Penyusun: Drs. Arifin Zain, M.Ag Drs. Jailani, M.Ag Drs. Syukri Syamaun, M.Ag T. Lembong Misbah, M.A Maimun Fuadi, M.Ag FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY DARUSSALAM – BANDA ACEH 2009

Transcript of PANDUAN PENULISAN SKRIPSI -...

PANDUAN PENULISAN SKRIPSI

Tim Penyusun:

Drs. Arifin Zain, M.Ag

Drs. Jailani, M.Ag Drs. Syukri Syamaun, M.Ag T. Lembong Misbah, M.A

Maimun Fuadi, M.Ag

FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

DARUSSALAM – BANDA ACEH

2009

iii

KATA SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

Puji dan rasa syukur marilah kita sampaikan kepada Allah SWT. yang telah

menganugerahkan petunjuk dan lindungan-Nya sehingga penyusunan buku Panduan Penulisan Skripsi ini dapat selesai dengan berbagai usaha dan dukungan yang ada. Selawat dan salam senantiasa terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang menjadi figur teladan bagi semua musafir ilmu dan kebenaran universal. Upaya penyusunan buku panduan penulisan skripsi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas penulisan skripsi, baik dari aspek teknik penulisan yang mencakup di dalamnya langkah-langkah teknis yang baku maupun prosedur penulisan laporan yang sistematis.

Keberadaan buku Panduan Penulisan Skripsi ini diharapkan dapat menjadi pedoman para mahasiswa dan dosen pembimbing dalam penyelenggaraan akademik Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry.

Seluruh civitas akademika Fakultas Dakwah menghendaki adanya buku acuan penulisan skripsi yang spesifik, sederhana dan operasional. Karena buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh IAIN Ar-Raniry tahun 2004 dirasakan kurang memberikan petunjuk komprehensif dan uniform untuk penulisan skripsi mahasiswa program S1.

Hal inilah yang mendorong pimpinan Fakultas Dakwah merasa perlu menerbitkan buku panduan spesifik untuk penulisan skripsi S1 dengan maksud menyeragamkan struktur dan format penulisan yang bisa dipedomani mahasiswa dan dosen pembimbing. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penulis atas usahanya menyusun buku Panduan Penulisan Skripsi ini, serta penyandang dana bagi penulisan buku ini. Terima kasih, kepada saudara-saudara Ketua Jurusan dan dosen-dosen senior yang telah membahas dan merevisinya.

Darussalam, 06 November 2009 Dekan,

Drs. Maimun Yusuf, M.Ag NIP. 195812311986031053

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke Hadhirat Allah SWT., shalawat dan salam bagi

Rasulullah SAW. Buku Panduan Penulisan Skripsi ini telah berhasil diterbitkan

untuk menjadi acuan menulis skripsi mahasiswa program S1 Fakultas Dakwah

IAIN Ar-Raniry. Penerbitan buku panduan ini boleh dikatakan adalah modifikasi

dari buku pedoman penulisan karya ilmiah yang sudah terbit sebelumnya. Modifikasi

ini berdasarkan keinginan akan perlunya buku acuan yang sederhana dan spesifik

untuk penulisan skripsi mahasiswa S1.

Buku panduan ini memuat berbagai petunjuk operasional penulisan skripsi,

sejak dari perencanaan topik hingga teknis penulisan naskah. Diharapkan buku

panduan ini menjadi pedoman bagi mahasiswa dan dosen pembimbing dalam proses

penulisan skripsi program S1 pada Fakultas Dakwah dan LPTK lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-

Raniry atas kepercayaan yang diberikan kepada kami menyusun buku panduan ini.

Kepada segenap anggota tim penulis kami sampaikan terima kasih atas keseriusan

menyusun buku panduan ini.

Semoga penerbitan buku panduan ini dapat memacu peningkatan kualitas

penulisan karya ilmiah mahasiswa.

Darussalam, 05 November 2009

Ketua Tim Penyusun,

v

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN DEKAN ...................................................................................... iv KATA PENGANTAR ....................................................................................... v DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang dan Permasalahan ................................................ 1 B. Tujuan .......................................................................................... 2 C. Model Penulisan Karya Ilmiah ..................................................... 2 D. Kode Etik Penulisan Skripsi ........................................................ 3

BAB II : PROPOSAL SKRIPSI ....................................................................... 5

A. Pemilihan Topik dan Penentuan Judul ......................................... 5 B. Kerangka Proposal dan Kelengkapannya...................................... 7 C. Tata Cara Pengajuan Proposal ..................................................... 9 D. Bimbingan dan Munaqasyah ........................................................ 9

BAB III : FORMAT SKRIPSI ........................................................................... 11

A. Struktur Isi .................................................................................... 11 B. Kelengkapan Skripsi .................................................................... 12 C. Skripsi Berbasis Lapangan dan Pustaka ....................................... 14 D. Outline (Kerangka Karangan) ...................................................... 15

BAB IV : TAHAPAN PENULISAN ................................................................. 19

A. Studi Kepustakaan ........................................................................ 19 B. Penjajakan Lapangan ................................................................... 20 C. Rancangan Instrumen ................................................................... 21 D. Penjadwalan Kerja ........................................................................ 24

BAB V : KUTIPAN CATATAN KAKI DAN DAFTAR PUSTAKA ............. 26

A. Pengertian ..................................................................................... 26 B. Jenis Kutipan ................................................................................ 26 C. Cara Mengutip .............................................................................. 27 D. Catatan Kaki ................................................................................. 27 E. Beberapa Ketentuan Menulis Footnotes (Arab: menyesuaikan) .. 29 F. Daftar Pustaka .............................................................................. 30

BAB VI : TATA PENOMORAN ...................................................................... 32

A. Sistem Penomoran ........................................................................ 32 B. Penggunaan Jenis Nomor dan Tata Letaknya .............................. 33

BAB VII: PENYAJIAN GRAFIS ...................................................................... 36 A. Pengertian dan Tujuan .................................................................. 36 B. Macam-Macam Model Grafis ...................................................... 36

vi

vii

BAB VIII : TATA KETIK DAN PENJILIDAN ............................................... 41 A. Format Pengetikan .................................................................. 41 B. Penjilidan ................................................................................ 43

BAB IX : BEBERAPA PETUNJUK MENULIS ........................................... 44

A. Penggunaan Bahasa ................................................................. 44 B. Istilah dan Singkatan ............................................................... 45 C. Memilih Referensi ................................................................... 47

BAB X : SIMBUL UNTUK KOREKSI NASKAH ........................................ 49 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 51 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Permasalahan

Karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan tugas akhir yang harus

diselesaikan mahasiswa sebagai syarat penyelesaian program studi strata satu (S1)

dan akhir dari suatu proses belajar. Skripsi yang berkualitas sebagai bukti

keberhasilan dalam mempelajari, meneliti, menulis dan mempertahankan karya

ilmiah dalam sidang munaqasyah, menjadi cerminan kompetensi mahasiswa dan

indikasi bagi mahasiswa layak dan berhak menyandang gelar akademik sesuai

disiplin ilmunya masing-masing.

Kondisi real di lapangan menunjukkan bahwa para mahasiswa, para

pembimbing, pengelola program studi dan pelaksana teknis di Fakultas Dakwah

masih terus dihadapkan pada masalah-masalah teknis dalam penulisan skripsi yang

sebenarnya tidak perlu terjadi. Selama ini dalam proses bimbingan waktu lebih

banyak dihabiskan untuk mengarahkan teknis penulisan dan pengetikan, bukan

membimbing substantif skripsi. Bimbingan pada prinsipnya terfokus pada substansi

dan masalah-masalah non teknis sebagai tugas pokok dosen pembimbing.

Buku panduan penulisan skripsi yang selama ini dipakai mahasiswa Fakultas

Dakwah sangat bervariasi, sedangkan buku panduan skripsi yang beredar dianggap

kurang memberikan petunjuk yang seragam dan konsisten, seperti buku "Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)" yang diterbitkan IAIN Ar-

Raniry tahun 2004. Sejak panduan kedua diterbitkan, mulai timbul kontroversi dan

kebingungan para dosen dan mahasiswa di lingkungan Fakultas Dakwah. Karena

kedua buku tersebut boleh digunakan oleh mahasiswa untuk Pedoman menulis

skripsinya dan tidak ada keputusan dari pihak pimpinan fakultas tentang buku

panduan mana yang harus digunakan. Padahal masing-masing buku panduan

mengandung perbedaan-perbedaan yang prinsipil yang indikasinya dapat dilihat pada

cetak skripsi yang struktur isi dan formatnya tidak seragam.

Kelemahan lain dari kedua buku panduan itu, bukan saja memuat petunjuk

menulis skripsi melainkan juga untuk menulis karya ilmiah lain seperti makalah,

1

artikel, tesis dan disertasi yang format penulisannya tentu berbeda satu sama lain,

akibatnya para mahasiswa merasa kebingungan menggunakan kedua buku panduan

tersebut sebagai pedoman menulis skripsi yang spesifik dan konsisten.

Berdasarkan hal itulah pimpinan Fakultas Dakwah merasa perlu menerbitkan

buku panduan khusus untuk penulisan skripsi dengan maksud menyeragamkan

struktur dan format penulisan yang dapat dipakai mahasiswa dan dosen pembimbing.

Lebih pokok lagi, akan diperoleh petunjuk yang lebih mengarah kepada bimbingan,

yang menyangkut perencanaan penulisan, metodologi dan substansi isi secara

sistematik dan prosedural.

B. Tujuan

Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut di atas, maka diterbitkanlah

buku Panduan Penulisan Skripsi khusus bagi mahasiswa Fakultas Dakwah ini dengan

tujuan sebagai berikut:

1. Menjadi acuan penulisan skripsi dan proses bimbingannya, baik oleh

mahasiswa, dosen pembimbing maupun jajaran akademik di lingkungan

Fakultas Dakwah.

2. Memberikan pedoman yang standar serta keseragaman, khususnya bagi

mahasiswa Fakultas Dakwah. Diharapkan juga dapat dijadikan rujukan bagi

lembaga lain apabila timbul perbedaan dalam teknik penulisan dan format

skripsi.

3. Meningkatkan kualitas penulisan karya ilmiah yang diajukan mahasiswa

dalam rangka penyelesaian program studi Strata Satu (S1) di Fakultas

Dakwah.

C. Model Penulisan Karya Ilmiah

Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah mahasiswa S1, yang disusun

berdasarkan hasil suatu kajian teori, penelitian lapangan atau pengamatan yang

mengutarakan konsep dan dalil tertentu untuk diuji atau dipertahankan

kebenarannya. Karya tulis untuk mahasiswa yang akan menyelesaikan program studi

S1 disebut skripsi, S2 disebut tesis sedangkan untuk program S3 disebut disertasi.

2

Penulisan skripsi dapat dilakukan berdasarkan pengkajian dan penelitian

intensif, yang bahannya bisa didapatkan melalui studi dokumenter, studi

kepustakaan, penelitian lapangan, studi eksperimen, kegiatan praktikum dan kegiatan

lain. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara sistematis dan terkontrol sehingga

menghasilkan pemecahan masalah atau menemukan kebenaran yang dapat

dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

D. Kode Etik Penulisan Skripsi

Mahasiswa yang menulis karya ilmiah seperti skripsi, tidak hanya dibekali

dengan kemampuan menulis tapi hendaknya menjiwai kode etiknya. Kode etik

ilmiah yang juga disebut sebagai kesantunan ilmiah adalah sifat yang tercermin pada

diri seseorang yang menulis karya ilmiah, yaitu karakterisasi nilai-nilai. Ada dua

macam karakter yang harus dihayati dan dimantapkan, yaitu kejujuran ilmiah

(academic honesty) dan integritas ilmiah (academic integrity).

Kejujuran ilmiah, adalah suatu sifat lurus hati yang melekat pada diri seorang

mahasiswa. Ia tidak melakukan kecurangan, tidak menganggap dirinya paling tahu

dan senantiasa menghargai karya dan prestasi keilmuan orang lain. Orang yang

memiliki kesantunan ilmiah selalu ikhlas dan mengakui keterbatasan dirinya.

Menghormati pikiran dan karya orang lain meskipun tidak sejalan dengan

pikirannya. Orang yang beretika sangat menjauhi perbuatan mengutip, menjiplak,

menyontek, plagiat dan semacamnya tanpa menjelaskan sumbernya. Jika ia harus

mengutip pendapat orang lain, ia senantiasa menyebutkan sumbernya secara jelas

dan dapat dipertanggung jawabkan. Tindakan orang yang menyontek, menjiplak,

menyadur, mengutip, atau mengalihbahasakan tanpa mengakui dan menyebutkan

sumbernya adalah tindak pelanggaran kode etik. Orang ini tidak memiliki academic

honesty dan perbuatan ini sangat tercela dikalangan akademisi.

Integritas ilmiah adalah sikap keilmuan yang profesional. Menulis bukan

sekedar selingan atau pekerjaan sambilan, tetapi harus didasarkan atas tanggung

jawab bidang ilmu yang disandangnya dan profesi yang digelutinya harus

dapat memantapkan integritasnya sebagai ilmuwan agar ia diterima sebagai anggota

komunitas akademika.

3

Di samping itu ada etika yang harus dipatuhi menyangkut dengan teknis

penelitian lapangan. Bila pelaksanaan penelitian akan mengambil bahan dari

lembaga, penulis harus mendapatkan izin dari lembaga terkait sebelum

melaksanakan pengumpulan data. Peneliti hendaknya memberikan informasi secara

jujur kepada subjek (pemasok bahan) mengenai maksud dan tujuan penulisan

skripsinya. Penulis skripsi harus jujur memaparkan desain prosedur yang ditempuh

sehingga tulisannya dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

4

BAB II

PROPOSAL SKRIPSI

Proposal adalah rencana yang didesain sedemikian rupa dan diajukan untuk

mendapat persetujuan. Proposal skripsi berarti rencana skripsi yang disusun dan

didesain menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk kemudian diajukan ke

pihak pimpinan fakultas untuk dipertimbangkan, disetujui dan disahkan.

Proposal skripsi mestilah menggambarkan topik masalah yang akan diteliti,

memaparkan secara jelas prosedur dan langkah-langkah penelitian sebagai

pedoman kerjanya. Proposal hendaknya sederhana, singkat, jelas dalam

mengomunikasikan ide-ide yang terdapat di dalamnya. Semuanya dimaksudkan

untuk meyakinkan pihak penerima proposal agar proposal itu dapat dipertimbangkan:

dan disetujui.

A. Pemilihan Topik dan Penentuan Judul

Mahasiswa yang akan menulis skripsi hendaknya menemukan topik

masalah yang akan dijadikan judul skripsi. Ada beberapa langkah yang dapat diikuti

dalam menentukan suatu topik masalah secara tepat.

1. Tentukan satu topik

Masalah yang dipilih berhubungan dengan bidang jurusan atau program

studi, misalnya: Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bimbingan dan Penyuluhan

Islam, Dakwah Manajemen Dakwah, dan Pengembangan Masyarakat Islam.

Mahasiswa yang memilih konsentrasi jurnalistik atau kesejahteraan sosial tidak

diperkenankan mengambil masalah di luar bidang program studi dan konsentrasinya.

Selanjutnya tentukan satu topik yang akan menjadi judul skripsi, untuk

mempermudah pemahaman, coba cermati contoh berikut:

- Masalah sehari-hari, misalnya Miskomunikasi Antar Lembaga Mahasiswa.

Masalah ini masih bersifat umum, untuk itu uraikan masalah tersebut menjadi

beberapa topik, misalnya:

a. Ciri-ciri terjadinya miskomunikasi.

5

b. Sebab-sebab terjadinya miskomunikasi.

c. Gejala-gejala terjadinya miskomunikasi.

d. Dampak terjadinya miskomunikasi dan hubungannya dengan kinerja

lembaga mahasiswa.

- Masalah Pengembangan Masyarakat Islam: Etos Kerja Masyarakat Islam

Menurun Pasca Pembubaran BRR NAD-Nias. Masalah ini masih bersifat

umum, untuk itu mari kita uraikan masalah tersebut menjadi beberapa topik,

misalnya:

a. Berbagai faktor penyebab menurunya etos kerja masyarakat korban

tsunami.

b. Efek etos kerja terhadap kesejahteraan ekonomi.

c. Strategi peningkatan etos kerja masyarakat Pasca Rehab-Rekon BRR-

NAD-Nias.

d. Peluang kerja dan hubungannya dengan etos kerja masyarakat.

e. Kelangkaan peluang kerja dan etos kerja masyarakat.

2. Pilih satu dari daftar topik tersebut.

Dari sejumlah topik yang sudah didaftarkan di atas anda dianjurkan untuk

memilih salah satu yang dianggap paling menarik untuk dijadikan judul skripsi.

Misalnya: Strategi Peningkatan Etos Kerja Masyarakat Islam Pasca Rehab-

Rekon BRR-NAD-Nias

3. Evaluasi

Pilihan yang sudah ditentukan perlu dievaluasi kembali, apakah pilihan

tersebut sudah tepat atau belum tepat. Topik yang tepat dan bernilai ilmiah sekurang-

kurangnya memiliki lima ciri, yaitu:

a. Menarik, yaitu mengundang ketertarikan baik bagi peneliti sendiri maupun

orang lain. Jika topik menarik tentu peneliti itu akan termotivasi melakukan

penelitian dan pembahasan, dan akan menghasilkan skripsi yang mutunya

baik.

b. Bermanfaat, yaitu memberikan arti untuk pengembangan ilmu pengetahuan

ataupun kegunaan praktis bagi perbaikan kesejahteraan umat. Suatu topik

6

dinilai tidak bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan kegunaan praktis,

disebut tidak layak bahas dan lebih baik diabaikan.

c. Sesuai dengan perkembangan zaman dan atau hal baru (up to date), yaitu

belum pernah dibahas atau diteliti orang sebelumnya. Hal yang baru

termasuk juga topik yang dapat memperbaiki apa yang sudah ada.

d. Dapat diteliti dan dikaji, maksudnya calon peneliti harus bisa memastikan

topik itu benar-benar dapat digarap sampai tuntas tanpa hambatan yang

berarti. Untuk itu coba evaluasi pertanyaan-pertanyaan berikut:

- Apakah saya memiliki kemampuan akademik dan keahlian untuk

membahas topik tersebut?

- Apakah datanya tersedia dan mudah diperoleh?

- Apakah dana dan tenaga tersedia untuk melaksanakannya sampai

tuntas?

- Apakah tersedia buku referensi untuk membahas teori tentang

topik masalah tersebut?

- Apakah cukup waktu untuk melaksanakannya sampai tuntas? .

e. Tidak melanggar etika dan tidak mengundang dampak negatif secara sosial

dan politis, yang dapat mengganggu kelancaran penelitian dan penulisan

skripsi.

B. Kerangka Proposal dan Kelengkapannya

Sistematika susunan sebuah proposal sebagai berikut:

• Judul

• Latar Belakang

• Rumusan Masalah

• Studi Kepustakaan

• Tujuan dan Manfaat Penelitian

• Postulat dan Hipotesis (jika perlu)

• Metode Penelitian

• Daftar Pustaka

• Judul Cadangan

7

1. Latar Belakang: merupakan bagian yang memaparkan argumen-argumen

penting dipilihnya topik masalah sebagai judul skripsi. Di sini dijelaskan isu-

isu yang terjadi, didukung bukti-bukti sekundernya, supaya lebih menarik dan

mengundang rasa ingin tahu. Perlu diingat bahwa latar belakang

permasalahan ini menjelaskan keadaan yang telah dan sedang terjadi, bukan

memaparkan apa yang seharusnya terjadi.

2. Rumusan Masalah: merupakan bagian yang paling penting dalam proposal

karena rumusan masalah memberi petunjuk apa saja sebenarnya yang akan

ditemukan oleh peneliti. Rumusan masalah ditulis dalam bentuk statemen

yang kemudian di susun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok agar

lebih tajam dan terarah.

3. Studi Kepustakaan: setiap masalah yang diajukan perlu dijelaskan

keterkaitannya dengan teori-teori menurut bidang ilmunya, serta penelitian

yang pernah dilakukan terutama tentang metodologi yang dipakai. Usahakan

mengambil kutipan dari buku dan jurnal terbaru. Uraian dalam bagian ini

berfungsi untuk menjelaskan konsep, definisi operasional dan pengajuan

suatu hipotesis (jika ada).

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian: menjelaskan apa target yang akan dicapai

melalui penelitian itu. Misalnya, tulisan yang bertujuan untuk

mengidentifikasi, menemukan, mengetahui, mengungkap dan sebagainya.

Untuk itu, seorang penulis atau peneliti harus mempedomani pertanyaan-

pertanyaan pokok yang telah dirumuskan pada bagian rumusan masalah.

Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan manfaat (kontribusi) penelitian

demi pengembangan ilmu yang ditekuni atau pemecahan masalah

pembangunan dan pengembangan pendidikan.

5. Metode Penelitian: diuraikan corak penelitian yang dipilih serta alasannya.

Tentukan pendekatan yang dipakai, apakah pendekatan kualitatif atau

kuantitatif. Selanjutnya tentukan populasi dan teknik samplingnya, sumber-

sumber data lainnya berdasarkan variabelnya, teknik pengumpulan data serta

analisisnya.

8

6. Jadwal Pelaksanaan: berisi waktu penyelesaian skripsi, mulai dari persiapan,

pelaksanaan sampai penggandaan naskah jadwal kerja hendaknya rinci, unit

dan jelas.

7. Daftar Pustaka: yaitu pencantuman daftar buku atau kitab yang dipakai

sebagai rujukan. Dalam hal ini, buku-buku yang diajukan hendaknya relevan

dengan bidang ilmu yang diaplikasikan dalam penelitian tersebut, termasuk

buku-buku yang dirujuk dalam bagian tinjauan kepustakaan.

8. Judul Cadangan, yaitu halaman yang berisi tiga sampai empat judul

cadangan. Judul-judul cadangan ini perlu disiapkan untuk mengantisipasi

kemungkinan ditolaknya judul utama. Judul-judul tersebut hendaknya sudah

disetujui oleh Penasehat Akademik.

C. Tata Cara Pengajuan Proposal

Setiap mahasiswa Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry

yang sudah menyelesaikan (lulus) mata kuliah sebanyak 90% dari total SKS yang

harus diselesaikan, dapat mengajukan judul skripsi ke jurusan masing-masing.

Naskah proposal yang susunannya seperti di atas selanjutnya dibawa ke

Penasehat Akademik (PA) untuk diperiksa dan diperbaiki jika perlu. Lebih jauh,

Penasehat Akademik (PA) juga dapat memberikan rekomendasi kepada mahasiswa

untuk mengkonsultasikan proposalnya kepada sekretaris jurusan atau ketua jurusan

atau kepada dosen yang direkomendasikan guna perbaikan proposal.

Setelah ditandatangani PA, naskah proposal kemudian digandakan menurut

ketentuan dari jurusan dan dijilid rapi, untuk kemudian diajukan dengan sebuah surat

permohonan ke pimpinan fakultas melalui ketua jurusan.

Ketua jurusan akan menetapkan waktu seminar proposal dan mahasiswa yang

bersangkutan akan diundang untuk mempresentasikan proposalnya di hadapan Tim

Seminar. Judul-judul yang disetujui Tim Seminar selanjutnya disahkan dengan

ditetapkannya pembimbing I dan II melalui Surat Keputusan (SK) Dekan.

D. Bimbingan dan Munaqasyah

Surat Keputusan (SK) pengesahan judul dan pembimbing skripsi

disampaikan sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan kepada kedua pembimbing

9

guna menentukan penjadwalan konsultasi. Sistem pembagian tugas bimbingan dan

penjadwalan konsultasinya dapat diatur bersama agar mahasiswa dapat

menyelesaikan naskah skripsinya dengan lancar dan tepat waktu. Naskah skripsi

yang selesai dibimbing dan disetujui pembimbing, wajib didaftarkan oleh mahasiswa

yang bersangkutan untuk diuji dalam sidang munaqasyah.

10

BAB III

FORMAT SKRIPSI

A. Struktur Isi

Isi sebuah skripsi disebut batang tubuh, yang memaparkan masalah pokok

pembahasan, terhitung mulai dari halaman 1 pada bab pendahuluan hingga halaman

terakhir pada bab penutup. Batang tubuh skripsi masih dilengkapi halaman-halaman

lain, baik sebelum maupun sesudahnya.

Batang tubuh skripsi minimal 50 halaman, dibagi dalam beberapa bab,

adakalanya empat bab jika skripsi berbasis pustaka dan lima sampai enam bab bagi

skripsi yang berbasis lapangan. Meskipun dipisah menurut bab, tetapi satu bab

dengan lainnya merupakan rangkaian yang erat hubungannya dengan tema pokok

yang dibahas.

Struktur batang tubuh skripsi adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan menjelaskan kepada pembaca mengapa dan bagaimana

penulisan skripsi itu dikerjakan. Bab pendahuluan ini berfungsi sebagai petunjuk

kerja, yang isinya terdiri dari poin-poin seperti dijelaskan pada contoh outline di

bawah.

BAB II: KAJIAN TEORITIS/KERANGKA TEORI

Bab kajian teoritis menuntun peneliti menemukan teori yang sesuai dengan

topik yang sedang dibahas. Kajian teori mengarahkan peneliti menemukan kaedah

apa saja yang telah ditulis oleh para pakar sebelumnya. Teori tersebut dipakai

menjadi dasar analisis (pisau bedah) terhadap kajian yang sedang ditulis.

Dengan demikian peneliti mendapatkan inspirasi tentang metode

merumuskan hasil penelitiannya.

BAB III: PAPARAN DATA PENELITIAN

Bab ini memuat data yang dideskripsikan sedemikian rupa agar mudah

dicerna para pembaca. Adakalanya dalam bentuk deskripsi kualitatif atau kuantitatif,

11

misalnya bentuk label, diagram, gambar, foto dan sebagainya. Bagian ini dibagi ke

dalam bab-bab dan sub-sub bab sesuai dengan jenis dan keluasan datanya.

BAB IV: PEMBAHASAN

Bab ini memuat hasil analisis data yang dipaparkan pada bab sebelumnya.

Intinya. adalah pemecahan masalah sebagai olah pikir atau ide si peneliti. Tentu saja

analisis dan pemecahan masalah itu merupakan cermin ketajaman berfikir dan

wawasan yang luas dari peneliti

BAB V: PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya

terutama temuan hasil penelitian untuk kemudian diajukan saran-saran. Di sini mesti

diberikan implikasi lebih jauh dari temuan tersebut, misalnya perlu

direkomendasikan penelitian baru.

B. Kelengkapan Skripsi

Seperti disebut di atas bahwa batang tubuh skripsi masih dilengkapi dengan

halaman-halaman lain. Kelengkapan skripsi secara berurutan adalah:

• HALAMAN JUDUL

• HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

• HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

• KATA PENGANTAR

• DAFTAR ISI

• DAFTAR TABEL, DIAGRAM, GAMBAR, FOTO DLL (jika ada)

• ABSTRAK

• BATANG TUBUH SKRIPSI

• DAFTAR PUSTAKA

• LAMPIRAN-LAMPIRAN

• BIODATA PENULIS

12

1. Halaman Judul (Cover)

Halaman judul adalah terdiri dari sampul judul luar dan sampul judul dalam.

Pada sampul tertera judul skripsi, identitas peneliti, logo lembaga, identitas lembaga

dan tahun diajukan skripsi. Warna sampul luar mengacu kepada warna panji-panji

Dakwah, yaitu Biru. Sedangkan warna sampul dalam berwarna putih dengan teks

hitam (lihat lampiran).

2. Halaman Persetujuan Pembimbing

Hal-hal yang. dicantumkan di halaman persetujuan pembimbing yaitu:

SKRIPSI diikuti dengan statement: Diajukan Kepada Fakultas Dakwah IAIN Ar-

Raniry Darussalam Banda Aceh Sebagai Salah Satu Beban Studi Program Sarjana

S1 dalam Ilmu Dakwah. Kemudian nama dan identitas peneliti, disusul kalimat:

Disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II, masing-masing dengan nama

lengkapnya (lihat lampiran).

3. Halaman Pengesahan Dewan Penguji

Halaman pengesahan dewan penguji memuat pengesahan skripsi oleh Tim

Munaqasyah, yang akan ditandatangani oleh Dewan Penguji dan Dekan, setelah

mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus dan telah merevisi naskah skripsinya.

Hal-hal yang dicantumkan pada halaman ini adalah: Telah Dinilai Oleh Panitia

Sidang Munaqasyah Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry dan Dinyatakan Lulus

dan Disahkan Sebagai Tugas Akhir Penyelesaian Program Sarjana S1 dalam

llmu Dakwah. Berikutnya dicantumkan: Pada Hari/Tanggal : .............. di

Darussalam Banda Aceh. Akhirnya dituliskan nama-nama: Ketua, Sekretaris,

Penguji I dan Penguji II. Pada bagian bawah, dicantumkan persetujuan oleh Dekan

(lihat lampiran).

4. Kata Pengantar

Kata pengantar, biasanya pendek hanya sekitar satu atau dua halaman. Di

dalamnya tercantum maksud penulisan skripsi, kendala yang dihadapi dan

pendukung berhasilnya penulisan. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada pihak-

pihak yang secara langsung memberi dukungan bagi peneliti, yaitu kepada

13

pembimbing, bagian perpustakaan, mereka yang memberi data lapangan, Penasehat

Akademik, Ketua Jurusan dan lain-lain. Tidak diperkenankan mencantumkan nama

atau pihak yang tidak mendukung secara langsung penulisan skripsi.

5. Daftar Isi

Daftar isi menunjukkan bagian-bagian isi, dilengkapi dengan nomor halaman.

Untuk daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, daftar peta, daftar diagram, daftar foto

dan lain-lain, masing-masing dibuat pada lembar tersendiri (lihat lampiran).

6. Abstrak

Abstrak merupakan narasi ringkas tentang hasil pembahasan. Di dalam

abstrak yang panjangnya lebih kurang 120 kata, diringkaskan: latar belakang

permasalahan, tujuan penelitian, metodologi, temuan hasil dan implikasi serta

rekomendasi.

7. Batang Tubuh Skripsi (isinya seperti dijelaskan di atas).

8. Daftar Pustaka

Sebuah daftar referensi yang dipakai termasuk dokumen yang mungkin

belum diterbitkan, harus disebut satu persatu, lengkap dengan identitasnya. Untuk

penyusunan daftar pustaka ini, diharuskan mempelajari ketentuan-ketentuannya agar

penulisannya tepat dan benar (lihat lampiran).

9. Lampiran-lampiran

Hal-hal yang dilampirkan meliputi: surat izin riset, label data jika tidak

dimasukkan dalam tubuh skripsi, peta, gambar, bagan, struktur, salinan SK

penetapan judul dan pembimbing, peraturan perundang-undangan yang memperkuat

data penulisan dan lain-lain. Termasuk juga biodata (curriculum vitae) peneliti.

C. Skripsi Berbasis Lapangan dan Pustaka

Skripsi berbasis lapangan adalah skripsi yang bahan baku utama penulisan

berupa data lapangan. Data lapangan didapatkan melalui kegiatan penelitian

lapangan, yaitu arena kegiatan manusia yang realistis. Jadi bahan skripsi berbasis

lapangan pada dasarnya merupakan data realistis apa yang terjadi di tengah-tengah

14

masyarakat. Secara spesifik untuk mahasiswa Fakultas Dakwah, segala aktivitas

yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran di sekolah, madrasah, keluarga,

masyarakat, organisasi dan lembaga-lembaga sosial lainnya merupakan setting

penelitian yang menjadi sumber data penulisan skripsinya. Namun bukan berarti teori

pustaka tidak diperlukan, ia tetap dijadikan sebagai fundamen dan pisau bedah bagi

analisis hasil penelitian lapangan.

Bagi mahasiswa yang ingin menulis skripsi berbasis pustaka, maka seluruh

bahan baku penulisan didapatkan melalui panitia kepustakaan (Library Research).

Sumber data yaitu buku, kitab, jurnal, skripsi, laporan penelitian, majalah,

ensiklopedi, cd-rom, internet, dan sebagainya yang bersifat tulisan-tulisan ilmiah.

Jadi penelitian kepustakaan adalah pengumpulan data teoritis mengenai masalah

yang dibahas dalam skripsi. Bahasan skripsi merupakan argumentasi penalaran

keilmuan dan hasil olah pikir penulis yang didukung data dari sumber pustaka.

D. Outline (Kerangka Karangan)

1. Pengertian dan Manfaat

Sebelum mulai menulis, terlebih dahulu harus dibuat kerangka naskah atau

prototype skripsi yang populer disebut outline. Kerangka skripsi ini adalah sebuah

rancangan yang berbentuk susunan bagian-bagian karangan. Ia berfungsi sebagai

rambu-rambu tentang bagaimana susunan dan bentuk naskah karangan. Outline

tersebut akan dipakai sebagai pegangan untuk menuangkan konsep, teori, data,

analisis dan gagasan secara mantap, tuntas dan teratur, sehingga kejanggalan dan

penyimpangan isi skripsi dapat dicegah.

Dalam hal ini, topik skripsi dibagi menjadi beberapa bahagian pokok dan

diberi judul masing-masing, sesuai dengan pembagian variabel masalah dan jenis

datanya. Tiap bagian di jadikan bab yang terpisah, akan tetapi antara satu bab dengan

bab lain berkaitan erat dengan judul skripsi.

Dengan tersedianya outline akan sangat membantu penulis dalam hal-hal

sebagai berikut:

15

a. Menulis naskah secara teratur. Dalam hal ini outline membantu menyajikan

gagasan dan data secara harmonis dan berimbang, serta setia pada alur

paparan.

b. Mencegah penyimpangan dari target tujuan pembahasan yang telah

dirumuskan sebelumnya.

c. Menghindari pembahasan suatu masalah yang tumpang tindih. Hal itu

sebenarnya tidak perlu terjadi jika konsisten mempedomani outline, sebab

bisa saja terjadi masalah yang sama dibahas dibagian lain tapi isinya berbeda

atau kontradiktif (bertentangan).

d. Memudahkan untuk mencari dan mengumpulkan bahan karangan atau data.

Dengan mempedomani pokok-pokok rincian skripsi, penulis dengan mudah

dapat mengumpulkan data atau bahan-bahan skripsi.

e. Memberi tuntunan yang mana bagian-bagian pokok karangan serta memberi

kemungkinan bagi pengembangan bahagian-bahagian tersebut.

2. Langkah Menyusun Outline

Sebuah outline yang baik, dibuat berkali-kali dan bukan sekali jadi. Penulis

akan selalu berusaha menyempurnakan dari bentuk yang pertama sehingga akhirnya

diperoleh prototype yang sempurna. Bagi mahasiswa yang tergolong pemula, perlu

mengikuti petunjuk-petunjuk praktis berikut dalam menyusun suatu outline. Yang

pertama kali dilakukan adalah melihat kembali rumusan masalah atau pertanyaan-

pertanyaan pokok, kemudian tiap pertanyaan pokok tersebut dirubah menjadi

pernyataan yang menjadi judul bab. Buat catatan topik yang berkaitan dengan judul

bab di atas sebanyak-banyaknya sebagaimana yang terlintas di pikiran kita, tidak

perlu dievaluasi apakah topik itu relevan atau tidak dengan judul bab tersebut.

Langkah selanjutnya berusaha mengevaluasi dan memilih butir topik yang relevan

dengan judul bab. Bila ternyata tidak punya kaitan dengan judul bab, maka butir

tersebut di coret dari daftar.

Semua butir yang tinggal, kemudian diperiksa lebih lanjut. Apabila ternyata

masih terdapat butir-butir yang sama, atau merupakan rincian dari butir yang lain

tetapi dirumuskan dengan cara yang berbeda, maka diadakan perumusan baru.

16

Setelah semua selesai, selanjutnya tentukan pola susunan outline yang sesuai.

Misalnya pola susunan kausal, didahulukan faktor sebab disusul faktor akibat. Atau

pola jurnal kronologis (urutan waktu), dan sebagainya. Yang paling umum dalam

tulisan karya ilmiah, adalah pola urutan problem solving (pemecahan masalah).

Dalam hal ini dimulai penyajian deskripsi masalah, disusul pembahasan. Atau

analisis mengenai sebab akibat dan diakhiri dengan alternatif-alternatif solusi (jalan

keluar).

3. Struktur Outline

Dalam membuat kerangka skripsi, digunakan simbol-simbol penomoran yang

konsisten. Judul-judul bab skripsi ditandai dengan angka Romawi (I, II, III, IV dst).

Selanjutnya tiap-tiap sub bab (anak bab) diberi tanda dengan huruf besar (huruf

capital = A, B, C, D, dst.) dan anak-anak sub bab tersebut ditandai dengan angka (1,

2, 3, 4, dst.).

Contoh Outline Skripsi Berbasis Lapangan: BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Penjelasan Istilah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Postulat dan Hipotesis F. Metode Penelitian

BAB II : KAJIAN TEORITIS/KERANGKA TEORI A. (Ulasan buku dan skripsi sejenis) B. (Ulasan teoritis) C. (Ulasan teoritis) D. (Ulasan teoritis

BAB III : (SAJIAN DATA LAPANGAN) A. ................................................................................ B. ................................................................................ C. ................................................................................ D. ................................................................................

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN A. ............................................................................... B. ............................................................................... C. ...............................................................................

17

BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran

Contoh Outline Skripsi Berbasis Pustaka: BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Penjelasan Istilah D. Tujuan dan Manfaat Penulisan E. Metode Penelitian

BAB II : (KAJIAN TEORITIS/KERANGKA TEORI)

A. ............................................................................... B. ............................................................................... C. ............................................................................... D. ...............................................................................

BAB III : (Aplikasi Teori) A. ............................................................................... B. ............................................................................... C. ............................................................................... D. ...............................................................................

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran

Dengan adanya kerangka ini, memungkinkan penulis dapat memulai dari

bagian mana saja, berdasarkan bahan yang tersedia. Mungkin dimulai dari bagian

tengah, kemudian kembali ke permulaan dan seterusnya sesuai menurut kesiapan dan

tersedianya bahan.

18

BAB IV

TAHAPAN PENULISAN

Tahap-tahap penulisan skripsi dimulai dari pengumpulan bahan (studi

kepustakaan), penjajakan lapangan, pengajuan proposal, tulisan bab pendahuluan

sebagai petunjuk kerja, penulisan naskah teoritis, merancang instrumen lapangan,

pengumpulan data, pengolahan dan analisis data dan akhirnya menyajikannya di

dalam skripsi. Semua tahapan ini hendaknya dijadwalkan baik pada saat menulis

naskah maupun proses bimbingannya. Berikut dijelaskan tahap-tahap yang dianggap

penting.

A. Studi Kepustakaan

Menulis sebuah proposal skripsi, diawali pengumpulan bahan melalui studi

kepustakaan. Studi kepustakaan ini lakukan untuk mengumpulkan data dan informasi

ilmiah, berupa teori-teori, metode atau pendekatan yang pernah berkembang dan

didokumentasikan dalam bentuk buku jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dan

lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah

ada orang lain yang memikirkan hal yang bertalian dengan masalah yang menjadi

perhatian kita sehingga dapat dicegah implikasi (pengulangan) atas topik masalah

tersebut. Di samping untuk bahan penulisan proposal, data yang diperoleh dengan

studi kepustakaan tersebut akan dijadikan fundamen dasar dan "pisau bedah" bagi

praktek penelitian di lapangan.

Penelitian kepustakaan sering disebut dengan rasional penelitian, karena

memberikan argumentasi rasional mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam

kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Tidak tertutup kemungkinan, bahwa

melalui penelitian kepustakaan ini ditemukan suatu teori atau pendekatan baru yang

lebih akurat dan komprehensif. Temuan dan bahan-bahan lain mendukung latar

belakang yang mendasari dilakukannya penelitian. Dengan kata lain, peneliti

berangkat dari realita lapangan menggunakan teori sebagai penjelas, dan berakhir

pada sebuah konstruksi yang kokoh dan dapat dipertanggung jawabkan.

19

Dalam rangka studi awal kepustakaan ini, perlu juga memeriksa skripsi orang

lain atau laporan penelitian. Jika ditemukan skripsi atau laporan penelitian yang

relevan, langkah pertama yang dilakukan adalah membaca abstrak supaya dapat

diputuskan apakah perlu membaca seluruh isinya atau tidak. Buatlah catatan tentang

prosedur penelitiannya, termasuk penjelasan mengenai karakteristik sampel

penelitian, alat ukur dan analisisnya. Dalam hal ini perlu dibuat catatan sesingkat

mungkin tanpa melewatkan hal-hal yang mungkin akan dipakai dalam membuat

rancangan skripsi.

B. Penjajakan Lapangan

Yang dimaksudkan adalah melaksanakan penelitian pendahuluan atau lazim

disebut penciuman lapangan (preliminary research), yang perlu dilakukan untuk

mendapatkan data-data sekunder sebagai bahan melengkapi argumentasi-

argumentasi dan mempertajam rumusan permasalahan yang akan diteliti, terutama

untuk dijadikan starting point (titik beranjak). Ini mutlak dilaksanakan untuk skripsi

berbasis lapangan. Sedangkan tujuan khusus melakukan studi pendahuluan ini adalah

untuk mencari bahan menyusun proposal yang lebih realistis. Karena proposal

haruslah diawali dengan research background (latar belakang penelitian) yang

intinya merupakan isu-isu terkini, bukan teori-teori.

Penciuman lapangan dilakukan pada lokasi penelitian yang sebenarnya, turun

ke tempat yang dijadikan lokasi penelitian. Misalnya skripsi akan membahas

kehidupan para pengemudi becak, studi awal bertemu dan berdialog dengan tukang

becak untuk mencatat tingkat penghasilan rata-rata setiap hari atau menghitung

jumlah penarik becak ditiap lokasi. Penelitian ke suatu sekolah, dihimpun keterangan

tentang deskripsi sekolah, jumlah siswa, guru bidang studi, kurikulum, proses

kegiatan dan hal-hal yang terkait dengan topik yang akan ditulis. Jadi penelitian

pendahuluan ini pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan hal-hal

khusus di lokasi penelitian melalui:pendekatan tertentu

Pada prinsipnya, data-data awal yang dikumpul melalui studi pendahuluan ini

terhimpun dalam tiga dimensi, yaitu: tempat, pelaku dan kegiatan. Ketiga dimensi ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

20

1. Ruang atau tempat dilihat dari penampilan fisiknya.

2. Pelaku, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi.

3. Kegiatan, yaitu apa saja yang dilakukan dalam situasi itu.

4. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di situ.

5. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian dari kegiatan.

6. Waktu, yaitu jadwal yang dipakai untuk kegiatan itu.

7. Tujuan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai berdasarkan makna perbuatan.

Teknik-teknik yang dipakai untuk studi awal ini biasanya adalah teknik

wawancara, observasi dan telaah dokumenter.

C. Rancangan Instrumen

Bagi mahasiswa yang skripsinya berbasis lapangan akan tiba pada tahapan

merancang instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian itu harus mampu

memperkirakan hal yang dilakukan dan diikuti selama melaksanakan penelitian.

Oleh karena itu perumusan rancangan itu haruslah memperhatikan kriteria berikut

ini:

1. Rancangan mencakup semua kegiatan yang meliputi:

a. Jenis data yang akan diambil.

b. Sumber-sumber datanya (subjek = penyelia data), apakah perorangan,

kejadian, gejala, kelompok manusia dan lain-lain. Jika kelompok

mungkin perlu mengambil sampel dengan teknik tertentu.

c. Teknik mengumpul data.

d. Instrumen yang akan dibawa ke lapangan, misalnya angket, pedoman

wawancara, observasi, kamera alat perekam dan lain-lain).

2. Memperkirakan durasi (waktu yang akan ditempuh setiap tahap) sejak awal

hingga berakhirnya penelitian lapangan.

3. Menentukan siapa saja yang akan mendukung pelaksanaan tugas lapangan

(enumerator) dan bagaimana pembekalannya.

4. Memperkirakan hal apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan

tugas lapangan.

21

a. Menentukan Jenis Data dan Sumbernya

Dari mana saja data dapat diperoleh merupakan pertimbangan utama dalam

penelitian. Karena penelitian itu tidak dilakukan di sembarang tempat melainkan di

lokasi-lokasi yang telah ditentukan sebelumnya agar pilihan sumber data tersebut

semakin tepat.

Bahan-bahan atau data untuk menyusun skripsi dalam bidang tertentu datanya

bisa didapatkan dari berbagai sumber, yaitu:

1. Pribadi atau perorangan, meliputi semua orang yang dianggap memiliki

informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Lembaga-lembaga formal dan non formal seperti sekolah, madrasah,

pesantren, pengajian, organisasi pemuda, organisasi wanita dan

sebagainya dan dianggap memiliki informasi sehubungan dengan masalah

yang diteliti.

3. Proses komunikasi, pola komunikasi yang sedang berlangsung, misalnya

kegiatan sosialisasi dengan media informasi.

4. Bahan-bahan dokumen, daftar majalah, koran, dokumen, laporan, arsip,

surat-surat keputusan, undang-undang, peraturan dan lain-lain.

5. Kepustakaan yaitu buku, kitab, majalah, artikel pada jurnal, koran dan

bahan tertulis lainnya.

6. Populasi atau sampel, misalnya sekelompok masyarakat yang dibutuhkan

pendapat, sikap-sikap atau pola komunikasi mereka.

Narasumber, subjek atau lokasi mana yang dipilih sebagai sumber data,

sangat ditentukan oleh tujuan penelitian dan corak permasalahannya. Sebagai

pedoman, perhatikan tabel berikut ini:

Data yang

Dibutuhkan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Riwayat sejarah perkembangan

Pribadi seseorang

Wawancara, Telaah Pustaka

22

Pandangan, pendapat tentang sesuatu

Pribadi, perorangan Wawancara (interview)

Proses kejadian atau peristiwa

Kejadian/peristiwa yang sedang berlangsung

Observasi

Dalil, teori Kepustakaan Telaah pustaka Undang-undang, peraturan Dokumen Telaah dokumen Sikap, pendapat, kemampuan

Populasi sampel Wawancara, Angket, Test

Prestasi, tingkat kemampuan

Populasi sampel Test

Frekuensi gejala Gejala, kejadian Cheklist Melihat efektivitas suatu metode

Proses percobaan Eksperimen, test

b. Membuat Kisi-Kisi Butir Instrumen

Untuk mempermudah perumusan pertanyaan agar sesuai dengan jenis data

yang akan dikumpulkan, terlebih dahulu perlu dibuat bagan rincian (lay out) dengan

contoh format sebagai berikut:

Tujuan Penelitian Indikator Butir-butir Pertanyaan

1. untuk mengetahui

faktor-faktor yang

menyebabkan

menurunnya etos

kerja masyarakat

Pesisir Ulee Lheu

Pasca Pembubaran

BRR-NAD Nias

1. Ciri-ciri menurunnya

etos kerja

2. Kondisi etos kerja pra-

pasca BRR NAD-Nias

3. Penyebab menurunnya

etos kerja

a. Apa saja tanda-tanda

etos kerja

masyarakat

menurun?

b. Apakah masyarakat

bekerja dengan baik

sebelum adanya

BRR-NAD-Nias?

c. Apa penyebab

mendasar

menurunnya etos

kerja masyarakat?

23

Lay out ini berlaku juga untuk merancang butir pertanyaan angket. Apabila

lay out sudah siap, mahasiswa memilih pertanyaan yang relevan, yaitu memilih di

antara butir-butir pertanyaan mana yang kita perlukan sehingga tidak terjadi tumpang

tindih atau mengutip butir pertanyaan yang sebenarnya tak diperlukan.

D. Penjadwalan Kerja

Jangka waktu penulisan skripsi, sesuai dengan surat keputusan penunjukan

pembimbing, ditetapkan paling lama dua semester. Lewat jangka waktu tersebut,

mahasiswa diharuskan memperbaiki dan memperpanjang SK bimbingannya. Dalam

prakteknya, penulisan skripsi dapat diselesaikan lebih cepat, misalnya dalam satu

semester. Tentunya tingkat kecepatan itu dapat diatur apabila peneliti mengacu

kepada manajemen waktu.

Penulisan skripsi dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan,

karena itu hendaknya disusun jadwal (skedul) kegiatan yang secara jelas dan terinci

menguraikan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dan berapa lama waktu yang

diperlukan untuk setiap butir kegiatan. Skedul tersebut dapat didesain dalam bentuk

matriks atau dalam bentuk lain. Contoh matriks dapat dilihat pada halaman berikut.

SKEDUL PENYELESAIAN SKRIPSI

Maret April Mei Juni Juli

No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Bimbingan Outline

2 Pengumpulan bahan

3 Penulisan Naskah Bab I

4 Bimbingan Bab I dan Perbaikan

5 Penulisan naskah Bab II

6 Bimbingan Bab II dan

24

Perbaikan 7 Perencanaan

instrumen Penelitian

8 Bimbingan dan Instrumen

9 Penelitian lapangan

10 Pengolahan Data

11 Penulisan Naskah Bab III

12 Bimbingan Bab III dan Perbaikan

13 Penulisan Naskah Bab IV

14 Bimbingan Bab IV dan Perbaikan

15 Ketik Final dan Penggandaan

16 Pendaftaran Sidang

Darussalam, …………………….20..

Peneliti

(…………………………)

25

BAB V

KUTIPAN CATATAN KAKI DAN

DAFTAR PUSTAKA

A. Pengertian

Kutipan maksudnya meminjam kalimat atau pendapat dari seorang

pengarang, ucapan seseorang terkenal, baik yang tercantum pada buku maupun

artikel. Kata, kalimat atau ucapan yang dikutip, disisipkan ke dalam naskah untuk

mengukuhkan suatu gagasan yang sedang ditulis pendapat yang dikutip harus

disebutkan sumbernya. Sumber dari mana kutipan diambil, dituliskan di kaki naskah,

sehingga ia disebut dengan catatan kaki atau footnote. Walaupun kutipan atas

pendapat orang lain diperkenankan, bukan berarti skripsi yang kita buat penuh

dengan kutipan-kutipan. Sedapat mungkin penggunaan kutipan dibatasi pada hal-hal

yang penting saja, karena kutipan semata-mata sebagai bukti pendukung bagi skripsi.

B. Jenis Kutipan

Kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan tidak langsung. Kutipan

langsung adalah mengutip teks secara lengkap tanpa mengadakan perubahan apapun.

Sedangkan kutipan tidak langsung, merupakan ikhtisar dari pendapat tersebut jika

teksnya terlalu panjang, misalnya sampai satu halaman.

Kutipan langsung dilakukan jika teks yang dikutip berupa:

1. Rumus-rumus ilmu pasti, statistik dan lain-lain yang sejenis.

2. Undang- undang, peraturan dan dalil.

3. Ucapan-ucapan seseorang tokoh yang dianggap penting.

4. Teks-teks dari naskah kuno atau yang menjadi rujukan primernya.

Perbedaan antara dua jenis kutipan di atas hendaknya benar-benar

dipertimbangkan karena akan membawa konsekuensi jika dimasukkan pada saat

menghimpun bahan pustaka.

26

C. Cara Mengutip

1. Kutipan yang panjangnya tidak lebih dari empat baris, langsung dimasukkan

ke dalam teks naskah tetapi harus diapit tanda petik (“………..”). Di ujung

teks kutipan, diberi nomor yang menunjuk kepada catatan kaki. Namun

catatan kaki berurutan dan berlaku untuk tiap bab skripsi.

Contoh:

“Bagi masyarakat Aceh, musyawarah untuk mufakat bukanlah sesuatu yang

asing, melainkan sesuatu yang sesuai dengan watak dan kepribadian mereka.”1

2. Kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih, jarak ketikan satu spasi tanpa

tanda petik, dengan margin (spasi) kiri 4 karakter (satu cm) ke dalam.

Contoh:

Isi dakwah harus singkron dan sesuai dengan kebutuhan atau keadaan masyarakat Islam, baik dakwah yang ditujukan terhadap anak-anak, remaja, pedagang, petani, biokrat, cendikiawan, dan lain-lain, sehingga tercapainya tujuan dan sasaran dakwah yang diinginkan. Ketidaksesuaian dalam menentukan materi (isi) dakwah dengan kebutuhan atau keadaan masyarakat bisa menimbulkan dampak negative yang disebut dengan “split personality” atau “double morality” pribadi muslim.2

3. Kutipan langsung yang bersumber dari Al-Quran, pada ujung ayat dituliskan

nama surah dan nomor ayat di antara dua kurung yang dipisahkan oleh tanda

baca titik dua.

Contoh: (Ali Imran: 17).

4. Untuk kutipan tidak langsung, hanya menuliskan substansi dari teks. Menulis

kutipan tidak langsung dapat digabung dengan teks naskah dan tidak terikat

dengan bahasa dan bentuk teks yang dikutip. Peneliti diberi kebebasan

merubah bentuk ungkapan tapi tidak dibenarkan merubah maksud yang

dikandungnya. Kutipan tidak langsung tidak menggunakan tanda petik

namun tetap diberi nomor di ujung teks sebagai penunjuk catatan kaki.

D. Catatan Kaki

Catatan kaki adalah catatan tentang sumber kutipan yang ditempatkan di kaki

halaman atau bagian bawah dari naskah. Pembuatan catatan kaki merupakan salah

27

satu indikasi kode etik yang bersifat mutlak bagi penulisan karya ilmiah termasuk

skripsi. Karena sesungguhnya nilai sebuah karya ilmiah ditunjukkan oleh kejujuran

peneliti menyebutkan sumber kutipan dan bagaimana sumber-sumber itu di tulis

secara benar.

Terdapat tiga macam cara penulisan catatan kaki dalam penulisan skripsi/karya

ilmiah, yaitu:

1. Footnotes, yaitu menempatkan catatan kaki di bawah teks uraian. Model

footnotes inilah yang berlaku untuk skripsi mahasiswa Fakultas Dalwah

IAIN Ar-Raniry.

2. Endnotes, sumber kutipan di tempatkan di bagian, akhir sebuah karya ilmiah.

3. Innotes, sumber kutipan dituliskan di dalam teks naskah itu sendiri.

Contoh Footnotes:

1A. Zaki Badawi, Mu’jam Musthalahat ‘Ulum al-Ijtimaiyyat, (Bairut: Maktabah Lubnah,

1982), hal. 127. 2Sudirman Siahaan, Siaran Televisi Untuk Pendidikan dan Pengajaran, (Online), diakses

melalui situs: http://www.directessays.com/viewpaper.php?request=31830, 8 September 2007. 3Lihat: M. Quraish Shihab, Membmbumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1997), hal. 172-

173).

Footnote nomor 1 dan 2 untuk kutipan langsung, footnote nomor 3 untuk

kutipan tidak langsung.

Pada tulisan ilmiah sering juga kutipan ditempatkan sebagai catatan kaki.

Tetapi kutipan itu berbentuk kutipan tak langsung dengan ketikan spasi rapat.

Penempatan kutipan di kaki naskah dimaksudkan untuk memperjelas atau penekanan

konteks yang dipaparkan, selain itu alur paparan pada naskah tidak terganggu,

namun penting dikutip dengan pertimbangan tertentu dan pembaca mudah

mengeceknya.

28

Contoh kutipan footnotes di kaki naskah:

4Dalam kedudukan mereka sebagai sahabat-sahabat nabi, posisi dan prestasi sahabat memang

tidak sama terutama dilihat dari kemampuan bernalar dan berijtihad. Namun beberapa di antaranya memiliki pemikiran yang cemerlang seperti Umar bin Khattab sebagaimana yang dijelaskan oleh Sosiolog Muslim Ibnu Khaldun. Lihat Ibnu Khaldun, Muqaddamah Ibnu Khaldun, (ttp. Dar Al-Bayan, tt.), hal. 446. Bandingkan juga dengan: Munawir Sadzali, Ijtihad Kemanusiaan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hal. 33.

Teks yang ditempatkan sebagai footnote seperti di atas, bukan hanya kutipan,

melainkan juga dapat berupa komentar peneliti atau ulasan tentang sesuatu yang

dikemukakan di dalam naskah.

E. Beberapa Ketentuan Menulis Footnotes

1. Untuk footnote yang menyebutkan referensi pertama kali, elemen-elemennya

harus dituliskan secara berurut dan lengkap seperti berikut:

Nama peneliti, Judul Buku, nama editor (juga penerjemah, penyunting) bila

ada, nomor edisi, jilid, (juga seri, volume) jika ada, tempat penerbitan, nama

penerbit, tahun terbit, serta nomor halaman kutipan.

2. Bila pengarang atau penulis lebih dari tiga orang, yang disebut hanya nama

pengarang atau penulis urutan pertama yang diikuti dengan et. al. (et ahli =

dan kawan-kawan).

3. Gelar pengarang tidak disebutkan kecuali dalam hal yang sangat spesifik.

4. Judul buku diketik miring (italic), sedangkan sub judul atau judul artikel

ditempatkan di antara dua tanda petik

5. Bila tidak ditemukan data tahun penerbitan, maka ia diganti dengan tt (tanpa

tahun).

6. Untuk buku yang memuat sejumlah tulisan, seperti jurnal, kumpulan-

kumpulan artikel, maka cara penulisan footnotenya seperti contoh berikut: 13SM Amin, "Sejenak Meninjau Aceh Serambi Mekkah", dalam Bunga Rampai

Tentang Aceh, Ismail Suni, ed., (Jakarta: Bharatara Karya Aksara,1980), hal. 54.

7. Kutipan dari buku yang penulisnya mengutip pendapat orang lain, cara

penulisan footnotenya seperti contoh berikut:

29

14Karen Armstrong, A History of God, dalam: Nurcholish Majid, Islam Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia (Jakarta: Paramadina, 1995), hal. 102.

8. Kutipan yang berasal dari internet, cara pengetikannya adalah seperti contoh

berikut: 15Andi Faisal Bakti, "Daarut Tauhid: New Approach to Dakwah for Peace", Jurnal

Dakwah (Online), Vol. III, No. 1, Juni 2006, http\\[email protected]. Diakses 12 Juni 2007.

9. Apabila sebuah sumber referensi sudah disebut dalam footnote, maka untuk

selanjutnya ia tidak lagi ditulis lengkap footnotenya cukup dituliskan dengan:

- Ibid., apabila sumber yang sama dan "berurutan" tidak diselingi sumber

lain, ditambahkan nomor halaman jika halaman yang dikutip berbeda.

- Apabila sumber :tersebut dikutip kembali tapi sudah diselingi sumber lain,

cara penulisan footnotenya seperti contoh berikut:

Siahaan, Siaran Televisi untuk..., hal. 81

Nurcholish, Islam Agama..., hal. 111

F. Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau pustaka adalah daftar buku rujukan yang digunakan

sebagai sumber, kutipan yang ditempatkan pada bagian akhir batang tubuh skripsi.

Cara penulisan daftar pustaka sedikit berbeda dari penulisan footnotes yang

ketentuannya sebagai berikut:

1. Disusun secara alfabetis, jika huruf awal sama maka huruf kedua nama

penulis menjadi dasar urutan dan demikian seterusnya.

2. Penulis asing atau Indonesia yang menganut tradisi nama keluarga atau

marga, nama belakang dituliskan lebih dahulu kemudian nama depan.

3. Penulisan nama belakang lebih dahulu, juga berlaku bagi penulis yang nama

depannya menggunakan singkatan.

4. Judul buku dicetak miring (italic).

5. Baris pertama "diketik pada margin kiri, baris kedua dan seterusnya diketik

tujuh karakter dari margin kiri. Jarak antara baris satu spasi sedangkan jarak

antar buku dua spasi.

30

6. Jika sumbernya berupa jurnal, surat kabar atau majalah, cukup menuliskan

nama jurnal, surat kabar atau majalah (italic), nomor volume, penerbit,

tempat penerbitan, dan tahun terbit.

Contoh :

DAFTAR PUSTAKA

Doris A. Graber, Public Opinion, The Presiden and Foreign Policy, New York: Rinehart and Winston, 1968.

Jalaluddin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1997. Moleong, Lexi, J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990. Pareira, Jos Daroel, Menulis Tertib dan Sistematik Edisi II, Jakarta: Erlangga,

2001. Suriasumantri, JS., Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, Jakarta: Pascasarjana

IKIP, 1986. Zubaidah Johar, Kesetaraan Jender: Jembatan Perbedaan Berbagai

Perspektif, (Online), http://www.serambinews.com,

31

BAB VI

TATA PENOMORAN

Penulisan skripsi tidak bebas dan penggunaan angka atau nomor. Hal itu

disebabkan karena adanya pembagian naskah menjadi bab dan sub-sub bab yang

mesti ditandai dengan nomor menurut tingkatannya.

A. Sistem Penomoran

Penggunaan angka dalam naskah skripsi harus mengikuti cara dan ketentuan

sebagai berarti:

1. Halaman-halaman yang tidak diberi nomor yaitu :

• Halaman Judul

• Halaman persetujuan pembimbing

• Halaman pengesahan dewan penguji

• Halaman persembahan (jika ada)

• Halaman-halaman sesudah daftar pustaka (lampiran-lampiran)

2. Halaman-halaman preliminaris: dinomori dengan angka Rumawi Kecil (i,

ii, iii, iv, v dst):

• Halaman Kata Pengantar

• Halaman Daftar Isi

• Halaman Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran (jika ada)

• Halaman Abstrak

3. Pengetikan angka Romawi kecil atau abjad Baghdadiyah, dimulai pada

halaman Kata Pengantar dengan angka iv, ditempatkan di kaki naskah bagian

tengah.

4. Halaman-halaman yang dinomori dengan angka Latin (1, 2. 3, dst.) adalah

semua halaman batang tubuh skripsi, yang dimulai pada halaman 1 Bab I dan

berakhir pada halaman terakhir Daftar pustaka.

5. Halaman yang dimulai dengan bab, nomor halamannya diketik di bawah

naskah bagian tengah. Nomor halaman berikutnya ditempatkan di pojok

kanan atas, dengan jarak 2,5 spasi dari teks baris pertama.

32

6. Angka Latin juga digunakan untuk penomoran:

• Judul tabel.

• Catatan kaki atau footnote

7. Jika angka disebut dalam teks naskah, cara mengetik angka diatur sebagai

berikut:

a. Ditulis dengan kata (ucapan) apabila angka tersebut kurang dari 10.

Contoh :

Dalam tiga minggu ini ia bekerja keras untuk menyelesaikan skripsinya.

b. Ditulis dengan kata-kata apabila angka terdapat di awal kalimat.

Penulisan kata tersebut berlaku untuk semua nilai angka. Contoh :

Dua puluh lima orang dari 100 peserta ujian seleksi calon Mahasiswa

IAIN dinyatakan lulus.

c. Ditulis dengan angka Latin, apabila angka tersebut 10 atau lebih. Contoh:

Dari 4 calon untuk jabatan rektor, dua orang dinyatakan berhak

mengikuti pemilihan putaran final.

d. Jika judul tabel ditempatkan dibagian atas tabel, maka judul bagan,

diagram, gambar, foto, ditempatkan di bagian bawah, dinomori dengan

angka Latin.

B. Penggunaan Jenis Nomor dan Tata Letaknya

1. Penulisan judul bab menggunakan huruf kapital (huruf besar) dengan angka

Romawi.

2. Penomoran sub bab dengan angka Latin, yang ditempatkan pada margin

(pias) kiri.

3. Penomoran anak-anak subjudul bab dan tata letaknya bergeser tiga karakter

ke dalam, (contoh di bawah), tetapi teks uraian yang mengikutinya tetap

dimulai dari pias kiri.

33

Contoh:

A. .................................................................................................................

1. ............................................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. ............................................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

a. .......................................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

1). ...............................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

2). ...............................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

b. ........................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

1). ................................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

2). ................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

3). ..................................................................................................

c. ..........................................................................................................

1). ..................................................................................................

2). ..................................................................................................

34

a). ............................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

b). ...........................................................................................

(1). ...................................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

(2). ...................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

(a) ..........................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

(b). ..........................................................................

Teks uraian ..................................................................................................

......................................................................................................................

B. ................................................................................................................

Dan seterusnya.

Catatan: Penggunaan nomor unit sebagaimana contoh di atas, sebaiknya

dibatasi jangan sampai berlebihan. Karena pada prinsipnya karya

ilmiah harus lebih merupakan uraian, bukan pointer.

35

BAB VII

PENYAJIAN GRAFIS

A. Pengertian dan Tujuan

Tabel, grafik, gambar atau diagram yang ditayangkan dalam skripsi disebut

penyajian grafis. Tujuan penyajian grafis adalah:

1. Menyajikan data secara lebih komprehensif, visual, padat dan singkat daripada

penyajian dengan uraian bahasa.

2. Menonjolkan sifat-sifat khas dari data secara lebih jelas dan terinci dari pada

sajian kata dan kalimat.

3. Memberikan landasan bagi penguraian data yang melampaui batas kemampuan

uraian dengan bahasa,

Memang diakui bahwa untuk menyajikan data secara grafis ini memerlukan

keterampilan khusus, namun sangat mudah dipelajari.

B. Macam-macam Model Grafis

1. Tabel

Tabel adalah gambar berupa kotak, garis dan kolom, yang dipakai sebagai

wadah untuk memuat data kuantitatif jumlah, frekuensi, prosentase dan lain-lain).

Tabel melukiskan data secara sistematis, global dan ringkas, sehingga mudah

dipahami.

Penetapan tabel sebagai wadah data hendaklah mengikuti ketentuan sebagai

berikut:

a. Penempatan tabel pada satu halaman haruslah secara utuh, tidak boleh

terpotong atau dipisah-pisah.

b. Tabel yang kurang dari setengah halaman disatukan dengan teks.

c. Tabel yang lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman

tersendiri.

d. Tabel harus diberikan identitas (berupa nomor dan nama tabel) dan di

tempatkan di atas tabel. Jika lebih dari satu halaman, maka pada bagian

kepala tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman berikutnya.

36

Contoh penyajian tabel:

Tabel 3.12: Penilaian Dosen terhadap Etika Komunikasi Mahasiswa

No Penilaian f %

1 Sangat baik 164 10,25

2 Baik 324 20,25

3 Tidak Baik 1.052 65,25

4 Tidak tahu 39 2,44

5 Tidak bersedia menjawab 21 1,31

Jumlah 1.600 100%

Nomor tabel 3.12 ini, menunjukkan bahwa tabel yang berjudul Penilaian

Dosen terhadap Etika Komunikasi Mahasiswa termuat pada BAB III nomor unit

tabel yang keduabelas. Istilah-istilah seperti: nomor, persen, frekuensi dituliskan

dalam bentuk singkatan/lambang (No., f dan %). Data yang terdapat dalam tabel

ditulis dengan menggunakan spasi tunggal. Garis horizontal perlu dibuat, tetapi garis

vertikal di bagian kiri, tengah dan kanan tabel tidak diperlukan.

Setiap tabel hendaknya diiringi dengan ulasan dan penafsiran indikator yang

terdapat pada kolom dua (misalnya penilaian responden seperti contoh di atas) harus,

kita jelaskan maksudnya. Kemudian barulah melihat angka % tertinggi dan beri

penafsiran mengapa hal itu terjadi. Tidak perlu menyebutkan angka-angkanya,

karena pembaca cukup melihat pada tabel.

2. Grafik dan Bagan

Grafik merupakan satu bentuk penyajian data secara visual yang dipakai

untuk membandingkan perbedaan jumlah data pada kondisi yang berbeda-beda.

Misalnya perkembangan jumlah lulusan madrasah dari tahun ke tahun. Di sini

sebenarnya tidak diperlukan angka-angka dalam bentuk jumlah atau data kuantitas,

karena bentuk grafik telah mencerminkan perbaikan tersebut. Angka-angka tersebut

dicantumkan di bidang kiri dan bawah grafik untuk menolong pembaca memahami

angka perbandingan secara rinci.

37

Bagan adalah juga bentuk grafik tapi formatnya berupa bagan balok atau

bulatan (pie diagram). Ada juga bagan bentuk lain, berupa kotak-kotak yang di

hubungkan garis atau tanda panah. Bagan semacam ini berfungsi sebagai petunjuk

menghubungkan satu pokok pikiran dengan faktor tertentu, atau membentuk satu

struktur, misalnya struktur organisasi.

Contoh penyajian grafik kurva.

900

800

700

600

500

400

300

200

100

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Bagan 3.7: Perkembangan Mahasiswa Prodi BPI Fakultas Dakwah, 1998 s/d 2007

Contoh penyajian Bagan (Balok).

38

Contoh penyajian bagan kue (pie Diagram)

Bagan 3.7: Perbandingan jumlah Mahasiswa Fakultas Dakwah Tahun 2009 Menurut Jenis kelamin.

Contoh Penyajian gambar Arus

Masalah/Pertanyaan penelitian

Telaah Teoritis Hipotesis

Pengujian Fakta Hasil

Hasil

3. Gambar

Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapat

dengan mudah dipahami. Pemuatan gambar dimaksudkan untuk memperjelas

hubungan tertentu yang signifikan antara uraian dan bukti. Beberapa pedoman

penggunaan gambar dapat di kemukakan seperti berikut:

1. Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara

penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.

39

2. Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan

dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.

3. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus

ditempatkan di halaman sendiri.

4. Sebelum gambar ditampilkan, hendaknya didahulukan penyebutan adanya

gambar pada uraian naskah.

5. Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan

kata gambar di atas atau gambar di bawah. Contoh: ..... pada gambar 39.....

6. Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada

penomoran tabel.

Contoh : penyajian gambar.

Gambar 4.39: Suasana Kuliah

Gambar yang dimuat dalam skripsi hendaknya visualisasinya. Dan

merangkum gagasan-gagasan tertentu, sekaligus menjadi alat komunikasi antara

peneliti dengan pembacanya. Misalnya gambar lokasi penelitian dalam bentuk peta,

foto seorang tokoh yang dibahas dalam laporan, foto suasana kegiatan di

laboratorium dan sebagainya. Namun yang amat perlu diperhatikan dalam pemilihan

sajian data dengan gambar, adalah pesan yang disampaikan, di samping ingin

menunjukkan orisinalitas suatu peristiwa.

40

BAB VIII

TATA KETIK DAN PENJILIDAN

A. Format Pengetikan

1. Skripsi diketik pada kertas HVS putih A4s (kuarto) 70 gram.

2. Pengetikan menggunakan komputer dengan font Times New Roman nomor

12.

3. Batas ketikan naskah adalah 4 cm dari pias atas, 3 cm dari pias bawah, 4 cm

dari pias kiri dan 3 cm dari pias kanan.

4. Setiap paragraf baru, masuk ke dalam tujuh karakter.

5. Setiap kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih, masuk ke dalam empat

karakter.

6. Panjang garis pembatas (separator) footnote dengan teks naskah adalah 14

karakter.

7. Jarak ketikan antar baris, di atur sebagai berikut:

a. Jarak satu spasi:

1) Abstrak

2) Catatan Kaki (footnotes), dengan font nomor 10.

3) Kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih.

4) Sub judul, daftar tabel, daftar lampiran, daftar gambar dan yang

sejenisnya.

5) Daftar pustaka.

6) Statemen pengajuan skripsi pada halaman atas persetujuan

pembimbing dan lembar pengesahan dewan penguji.

b. Jarak dua spasi .

1) Seluruh isi naskah pada batang tubuh skripsi.

2) Jarak antara teks baris terakhir dengan separator dan antara separator

dengan footnote.

3) Jarak antara footnote dengan footnote berikutnya.

4) Jarak antara judul tabel (gambar, grafik, diagram, dan sejenisnya)

dengan tubuh tabel (gambar, grafik, diagram, dan sejenisnya).

41

5) Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris.

6) Jarak antara satu buku sumber dengan buku sumber berikutnya pada

daftar pustaka.

c. Jarak tiga spasi

1) Jarak antara judul sub bab dengan paragraf pertama.

2) Jarak antara baris terakhir dengan judul sub bab berikutnya.

3) Jarak antara baris terakhir dengan judul tabel, gambar, grafik dan

sejenisnya.

d. Jarak empat-spasi : jarak antara judul bab dengan judul sub bab

8. Kosa kata yang diketik dengan huruf kapital dibold, adalah:

a. Pada sampul: Judul skripsi, kosa kata SKRIPSI, nama penulis, nama

fakultas, institut dan nama tempat.

b. Kosa kata KATA PENGANTAR

c. Kosa kata DAFTAR ISI.

d. Kosa kata DAFTAR TABEL, GRAFIK, GAMBAR (jika ada)

e. Kosa kata ABSTRAK

f. Kosa kata DAFTAR PUSTAKA.

g. Nomor bab, contoh : BAB I, BAB II, BAB III dan seterusnya.

h. Judul bab, contoh: PENDAHULUAN.

9. Kosa kata yang huruf pertama diketik kapital:

a. Judul-judul sub bab. Contoh: A. Latar Belakang Masalah

b. Buku sumber pada footnote dan pada daftar Pustaka.

c. Setiap kosa kata pada statemen pengajuan skripsi di lembar persetujuan

pembimbing dan lembar pengesahan dewan penguji, kecuali kata

sambung dan kata depan.

10. Kosa kata yang diketik miring (italic):

a. Ungkapan bahasa asing.

b. Judul buku pada footnote dan pada daftar pustaka.

42

B. Penjilidan

1. Skripsi yang diajukan untuk ujian munaqasyah, digandakan menjadi 5

rangkap dan diberi sampul muka dengan plastik transparan dan sampul

belakang dengan karton manilla warna hijau tua,

2. Mahasiswa yang telah menempuh ujian munaqasyah dan dinyatakan lulus,

skripsinya boleh dijilid setelah direvisi dan disetujui panitia ujian.

3. Skripsi digandakan dan dicetak atau dijilid sebanyak 8 (delapan) rangkap.

4. Pencetakan dan penjilidan harus mengikuti aturan sebagai

berikut :

a. Sampul luar (cover) dari bahan karton manilla warna hijau tua sedangkan

sampul dalam kertas HVS warna putih.

b. Cetakan sampul luar dan dalam, secara berurutan adalah

- Judul lengkap, dicetak dengan huruf kapital dan tidak boleh

menggunakan singkatan.

- Kosa kata: SKRIPSI, kemudian tulisan: Diajukan Oleh:

- Nama penulis (kapital), diikuti Fakultas/Jurusan/Nomor Induk

Mahasiswa (huruf awal kapital)

- Logo LAIN

- Identitas Fakultas FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIAR-RANIRY

- Tulisan: DARUSSALAM-BANDA ACEH

- Tahun lulus: 2009

c. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara

simetris, rapi dan serasi. Contoh format halaman sampul dapat dilihat

pada lampiran

43

BAB IX

BEBERAPA PETUNJUK MENULIS

A. Penggunaan Bahasa

Skripsi hendaklah menggambarkan cara berfikir yang jelas, pengembangan

ide-ide yang logis dan kehalusan bahasa. Skripsi harus melukiskan sesuatu dengan

objektif, jelas, singkat dan tidak bermakna ganda. Untuk itu sebaiknya diikuti

beberapa petunjuk berikut.

1. Gunakan kata-kata yang tepat sehingga tidak mengandung makna ganda dan

dapat melukiskan arti yang selalu sama, sesuai dengan apa yang diinginkan.

Gunakan bahasa baku dan hindari penggunaan bahasa gaul yang hanya

berlaku di kalangan anak-anak remaja,

2. Hindari kekaburan kalimat dalam mengkomunikasikan pikiran. Isi skripsi

akan disajikan kepada pembaca, karena itu selalu usahakan menggunakan

kalimat yang jelas dan tidak mengundang salah tafsir, mudah ditangkap

maksudnya oleh pembaca. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya mengandung

dua unsur, pokok kalimat dan sebutan.

3. Sajikan ide-ide dengan runtut sehingga pokok-pokok pikiran dan konsep

tersusun secara koheren. Pengembangan pikiran antara satu paragraf dan

paragraf lainnya terasa logis. Perlu diperhatikan penggunaan kata-kata

transisi yang dapat memberikan petunjuk kepada pembaca tentang

perpindahan pokok pikiran secara mantap.

4. Gunakan ungkapan yang ekonomis sehingga tidak terjadi pengulangan ide

atau penggunaan kata-kata secara berlebihan. Satu kalimat tidak boleh lebih

dari 20 kata. Jika memerlukan kalimat untuk memperjelas sesuatu, lebih baik

dibentuk kalimat baru.

5. Gunakan ungkapan halus (smooth) agar pembaca dapat mengikuti alur

pembahasan dengan mudah. Ada beberapa cara agar bahasa terasa halus. Di

antaranya adalah dengan menggunakan kata ganti untuk penulis secara

konsisten (tidak berganti-ganti). Bila menggunakan kata saya atau kita

44

sebagai kata ganti, maka kata ganti ini harus dipakai terus sampai ke akhir

pembahasan.

6. Gaya kalimat jangan terlalu puitis. Pembaca harus merasa nyaman membaca

skripsi dan tetap dalam keadaan terkonsentrasi.

7. Perhatikan penulisan kata secara benar. Kalimat yang baik dan efektif harus

didukung pilihan kata yang tepat. Penulisan kata yang benar mengacu pada

buku Pembentukan Istilah yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa atau Balai Penelitian Bahasa Terlebih lagi penulisan

istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mengikuti

kaedah-kaedah baku.

B. Istilah dan Singkatan

1. Tentang Pemakaian Istilah

Pada umumnya di dalam ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan

untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau

nama untuk objek itu berbeda. Sebaliknya terdapat istilah-istilah yang sama tetapi

untuk maksud yang berbeda. Hal ini sering terjadi, misalnya istilah anarki digunakan

dengan bebas oleh ahli-ahli yang bidangnya berbeda, Tetapi ada istilah-istilah yang

tidak boleh digunakan secara sembarangan. Misalnya motivasi dalam bidang

psikologi, komunikan dalam bidang ilmu komunikasi, atau patologi dalam bidang

sosial.

Dengan demikian setiap penulis skripsi sebaiknya menetapkan lebih dahulu

istilah-istilah yang akan dipakai dalam tulisannya. Yang lebih penting lagi, istilah

yang digunakan oleh peneliti tersebut hendaknya dipahami betul oleh pembacanya.

Di samping itu, peneliti harus benar-benar memahami perkembangan istilah, karena

suatu istilah dapat bergeser pengertiannya sesuai dengan perkembangan zaman.

Misalnya istilah resiko, dapat berubah pengertiannya karena dipakai terus menerus,

oleh berbagai kalangan. Contohnya resiko dapur sama artinya dengan istilah

ekonomi. Kalimat: la adalah orang ekonomis, sering diartikan dengan orang kikir.

45

2. Tentang "Penjelasan Istilah"

Pada prinsip penjelasan istilah semestinya dicantumkan dalam skripsi,

namum ada satu hal yang perlu diluruskan dalam praktek penelitian skripsi yaitu

"penjelasan Istilah" sebagai keharusan dalam skripsi. Pada sejumlah skripsi

ditemukan istilah yang penjelasannya justru kabur. Mahasiswa selalu merujuk ke

kamus yang terkadang pengertiannya ngawur dan tidak relevan dengan konteks dan

batasan masalah yang diteliti. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi bila disadari

bahwa penjelasan istilah bertujuan untuk mendapatkan batasan definisi yang relevan

dengan konteks yang dibahas. Karena itu penjelasan istilah sering disebut dengan

definisi operasional, yaitu rumusan definisi yang memberi batasan makna istilah agar

sesuai dengan konteks penelitian. Semua langkah penelitian dan analisis hasil

bertumpu pada definisi tadi. Peneliti boleh mengutip dari buku, atau kamus asalkan

cocok dengan batasan pengertian yang diinginkan. Jika kamus tidak mendukung,

peneliti hendaknya mendefinisikan sendiri.

Misalnya "Pengaruh Harmonisasi Keluarga Terhadap Prilaku Mahasiswa

Fakultas Dakwah". Istilah Harmonisasi Keluarga hendaknya didefinisikan sebagai

berikut: Harmonisasi Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah "Kerja

sama yang baik antara Bapak dan Ibu dalam memberikan perhatian dan dukungan

moril dan materil kepada anaknya yang kuliah di Fakultas Dakwah." Definisi ini

memberikan batasan yang dapat diukur, yaitu Harmonisasi Keluarga diukur dalam

bentuk kerja sama antara bapak dan ibu mahasiswa. Istilah Prilaku Mahasiswa

didefinisikan sekaligus karena dianggap kata majemuk dan dijelaskan dengan pola di

atas. Contoh lain misalnya: Harmonisasi Keluarga, Prilaku Mahasiswa, Fakultas

Dakwah, dan lain-lain, dianggap sebagai kata majemuk dan harus didefinisikan

sekali bukan terpisah-pisah.

3. Beberapa Istilah Penting

- abstrak = ikhtisar isi skripsi yang padat, terdiri dari permasalahan, tujuan,

metodologi, hasil dan rekomendasi.

- akronim = kata yang dibentuk oleh huruf-huruf atau huruf pertama dari

kata-kata yang membentuk kata baru. Misalnya laser, terbentuk dari light

amplification by stimulated emission of radiation.

46

- argumentasi = pernyataan yang diatur dengan sistematis sehingga salah

satu pernyataan itu merupakan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

lainnya.

- referensi = buku-buku yang memuat informasi atau menunjukkan tempat

informasi yang dikutip.

- data = keterangan, kenyataan, informasi, sifatnya masih murni belum

ditafsirkan, diolah atau dimanipulasi.

- deduktif = berfikir dari kesimpulan umum untuk memperoleh kesimpulan

khusus.

- induktif = berfikir dari kesimpulan khusus yang menghasilkan

kesimpulan umum.

4. Singkatan

- Anon. = anonymous (dipergunakan bila pengarang tidak diketahui)

- Bull. = bulletin

- ed(s) = editor (s)

- et.al. = et alii = (dipergunakan bila pengarang tiga orang atau lebih)

- genet. = genetic (dipergunakan pada penulisan acuan).

- hal. = halaman

- S.Sos.I = Sarjana Sosial Islam

- ibid. = ibidem (dipergunakan pada footnote bila kutipan secara berturut-

turut sumbernya sama. ;. .

- vol.(s) = volume(s)

.

C. Memilih Referensi

Memilih referensi maksudnya proses mengeksplorasi literatur atau buku-buku

yang akan dijadikan sumber teori pendukung ide atau gagasan. Jenis referensi yang

kita butuhkan sangat ditentukan oleh permasalahan yang akan dipecahkan. Misalnya,

jika fokus permasalahan adalah pengaruh manajemen dakwah terhadap efektifitas

dakwah dilihat dari faktor-faktor hubungan antara manejemen dakwah dengan

kualitas materi dakwah, maka peneliti perlu mencari referensi yang berhubungan

47

dengan teori manajemen dakwah dan teori efektifitas dakwah, terutama tentang

kegiatan pendakwah dalam mengatur skedul, persiapan materi dakwah, dan referensi

dakwah serta tingkat kepuasan dakwah yang disampaikan melalui pendengar

dakwah. Material teorinya dapat diambil dengan sekuensi yang sederhana menuju

kepada yang kompleks, atau langsung berkaitan dengan masalah yang sedang

menggejala saat sekarang. Kata-kata kunci seperti manajemen dakwah, dakwah

efektif, teori manajemen dan sebagainya akan memudahkan peneliti menemukan

teori pendukung yang diperlukan.

Jika ternyata jumlah dan jenis referensi sangat terbatas, peneliti dianjurkan

mencari sumber yang berhubungan erat, misalnya tentang sejarah atau asal usul

tentang masalah yang sedang dipecahkan. Di samping itu peneliti harus melakukan

eksplorasi lapangan, dengan menggunakan teknik observasi pada setting yang

berkaitan atau wawancara kepada narasumber.

Salah satu sumber informasi yang seolah tidak terbatas, adalah internet.

Untuk itu mahasiswa yang kehabisan bahan pustaka, dapat melacak sumber teori

yang terkait melalui jaringan internet. Hal tersebut akan sangat mudah jika memiliki

komputer sendiri yang dihubungkan dengan jaringan internet. Tetapi jika tidak

memiliki komputer sendiri, mahasiswa dapat memanfaatkan warung-warung

internet untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

Suatu keterampilan yang perlu dimiliki pada saat eksplorasi pustaka adalah

kemampuan, menulis dan merangkai ide yang hendak dituangkan ke dalam kajian

pustaka. Pekerjaan menulis kajian pustaka tentu akan dirasakan sulit bagi mahasiswa

yang tidak pernah menulis karya ilmiyah. Akibatnya ada beberapa dari mereka yang

terjebak menyontek karya orang lain sehingga tanpa sadar ia menjadi plagiator yang

tercela di dunia akademik. Untuk mencegah hal seperti ini, mahasiswa tersebut perlu

berlatih secara intensif dan tidak jemu berkonsultasi dengan pembimbing.

48

BAB X

SIMBOL UNTUK KOREKSI NASKAH

Ada beberapa teknik bimbingan skripsi yang dilakukan para dosen

pembimbing. Yang sering dilakukan adalah pembimbing mengoreksi langsung

kalimat-kalimat pada naskah skripsi. Mahasiswa tentu sangat girang karena naskah

skripsinya langsung diperbaiki pembimbingnya, cara seperti ini tentu tidak efektif

dan sama sekali tidak mendidik.

Semestinya mahasiswa diberi arahan terlebih dahulu sebelum ia mengerjakan

naskah skripsinya. Kemudian barulah naskah tersebut dibaca dan dikoreksi dengan

cara menandai tempat-tempat yang mengandung kesalahan untuk kemudian memberi

arahan ulang tentang apa saja yang harus dikerjakan oleh mahasiswa untuk

memperbaikinya. Cara seperti ini tentu memerlukan kesabaran dan memakan waktu

lama. Tetapi hal itu dapat diatasi dengan penggunaan simbol-simbol tertentu untuk

memberi petunjuk apa saja yang harus dilakukan mahasiswa untuk memperbaiki

skripsinya.

Biasanya simbol koreksi naskah yang tercantum di buku-buku panduan

menggunakan lambang-lambang yang rumit sehingga sulit mengingat dan

mencatatkannya. Untuk itu simbol yang dipakai kali ini lebih disederhanakan yaitu

menggunakan lambang angka dan sedikit lambang tanda agar lebih praktis mudah di

ingat dan gampang dicoretkan di lembar naskah.

01 = harus mengacu ke rumusan masalah

02 = ngawur, kembalikan ke konteks

03 = dukung dengan kutipan

04 = dukung dengan Ayat atau Hadits

05 = tuntaskan

06 = uraikan/kembangkan

07 = ringkaskan

08 = simpulkan

09 = periksa buku panduan dan betulkan 12 = beri contoh

12 = beri contoh

49

13 = rancu, supaya dibetulkan

§ = naskah ini banyak salah ketik, baca ulang dan betulkan.

[ = paragraf baru

→ = sambung terus, bukan paragraf

X = buang

> = rapatkan satu spasi

= kursif (italic)

> 20 = satu kalimat jangan lebih 20 kata

acc = disetujui untuk diketik final Simbol di atas, dalam prakteknya tidak banyak digunakan oleh pembimbing

karena dianggap rumit dan sulit dipahami oleh mahasiswa. Untuk itu, simbol ini

hanya sekedar opsi, dapat dipedomani ataupun tidak. Namum, pembimbing akan

merasakan kemudahan dalam mengoreksi skripsi mahasiswa dengan

mengkomunikasikan penggunaan simbol ini kepada mahasiswa. Intensitas

penggunaan simbol ini sangat menentukan bagi kelancaran bimbingan skripsi.

50

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Keraf, Gorys, Komposisi, Ende, Flores: Nusa Indah, 1980. Komaruddin, Kamus Riset, Bandung: Angkasa, 1984. Kountour, Ronny, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:

PPM, 2003. Marsadi, W., dkk., Panduan Penggunaan Kata, Kalimat dan Wacana, Jakarta:

Depdikbud, 1980. Maria SW Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, sebuah Panduan

Dasar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. Nasir Budiman, M., et.al., Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Disertasi), Cet. 1, Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2004. Pareira, Jos Daniel, Menulis Tertib dan Sistematik, Edisi II, Jakarta: Erlangga, 2001. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina

Aksara, 1983. Suriasumantri, JS., Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Jakarta:

Fak.Pascasarjana IKIP, 1986.

51

Lampiran 1: CONTOH HALAMAN KULIT (COVER) LUAR DAN DALAM

EFEKTIVITAS DAKWAH TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA

(Studi Komparatif LDK Ar-Risalah IAIN Ar-Raniry dan LDK Fosma Unsyiah)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

DINI MAHMUDAH Mahasiswi Fakultas Dakwah

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam NIM : 410 304 527

FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM – BANDA ACEH 2009

52

Lampiran 2: CONTOH LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Sebagai Salah Satu

Beban Studi Program Sarjana S-1 Dalam Ilmu Dakwah

Oleh :

DINI MAHMUDAH Mahasiswi Fakultas Dakwah

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam NIM : 410 304 527

Disetujui Oleh :

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

DRS. H. A. KARIM SYEIKH, MA JAILANI, S.Ag, M. Ag NIP. 195504201982031002 NIP. 19720410200312012003

53

Lampiran 3: CONTOH LEMBARAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Telah Dinilai oleh Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi

Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry, Dinyatakan Lulus dan Disahkan sebagai Tugas Akhir

Penyelesaian Program Sarjana S-1 Dalam Ilmu Dakwah

Pada Hari/Tanggal

23 Januari 2009 MJum’at, 28 Syawal 1428 H

di

Darussalam-Banda Aceh

PANITIA SIDANG MUNAQASYA

Ketua, Sekretaris

Anggota Anggota

Mengetahui:

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry,

NIP.

54

LAMPIRAN 4: CONTOH OUTLINE SKRIPSI BERBASIS LAPANGAN

Judul : EFEKTIVITAS DAKWAH TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA

(Studi Komparatif LDK Ar-Risalah IAIN Ar-Raniry dan LDK Fosma Unsyiah)

Outline : BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Penjelasan Istilah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Postulat dan Hipotesis F. Metodelogi Penelitian

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Dakwah dan Komunikasi B. Unsur-Unsur Komunikasi Dakwah C. Fungsi Komunikasi Dakwah D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Dakwah

BAB III : HASIL-HASIL PENELITIAN

A. Sejarah LDK Ar-Risalah dan LDK Fosma Unsyiah B. Sistem Dakwah LDK Ar-Risalah dan LDK Fosma Unsyiah C. Efektivitas Dakwah LDK Ar-Risalah dan LDK Fosma Unsyiah D. Pembahasan Hasil Penelitian E. Pengujian Hipotesis

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran-Saran Darussalam, 06 November 2009

Peneliti,

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

55

LAMPIRAN 5: CONTOH OUTLINE SKRIPSI BERBASIS PUSTAKA

Judul: KONSEP PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM MENURUT PERSPEKTIF

AL-QURAN Outline : BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Penjelasan Istilah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian

BAB II : ASPEK-ASPEK PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

A. Dasar dan Tujuan Pengembangan Masyarakat Islam B. Ciri-Ciri Masyarakat Islam C. Langkah-Langkah Pengembangan Masyarakat Islam D. Problematika Pengembangan Masyarakat Islam

BAB III: APLIKASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

A. Standar Masyarakat Islami B. Pengembangan Imtaq dan Iptek Masyarakat Islam C. Pendekatan dan Metode yang Digunakan D. Penggunaan Media dan Sumber Pengembangan Masyarakat E. Evaluasi Pengembangan Masyarakat Islam

BAB IV: PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran-Saran Darussalam, 06 November 2009

Peneliti,

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

56

57

Lampiran 6: CONTOH DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

1 Nama Lengkap 2 Tempat/Tgl. Lahir 3 Jenis Kelamin 4 Agama 5 Kebangsaan 6 Status Perkawinan 7 Pekerjaan 8 Alamat 9 No. Telp./HP 10 SD/MIN Di : Lulus Th. : 11 SMP/MTsN/....... Di : Lulus Th. : 12 SMA/MAN/....... Di : Lulus Th. : 13 Masuk ke Fak. Dakwah Tahun : 14 Jurusan/Prodi 15 Nomor Induk Mahasiswa 16 Nama Ayah 17 Nama Ibu 18 Pekerjaan Orang Tua 19 Alamat Orang Tua

Darussalam, ......................................20... Peneliti,

(________________________)