karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web...

31
Tugas Individu Makalah “Belajar dari SistemPendidikan di Jepang” Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Pendidikan Dasar Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Mustaji, M.Pd DI SUSUN OLEH: HATMA HERIS MAHENDRA NIM. 147855107 PRODI S-2 PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCA SARJANA

Transcript of karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web...

Page 1: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Tugas Individu

Makalah “Belajar dari SistemPendidikan di Jepang”

Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Pendidikan DasarDosen Pengampu Mata Kuliah:

Dr. Mustaji, M.Pd

DI SUSUN OLEH:

HATMA HERIS MAHENDRA

NIM. 147855107

PRODI S-2 PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2014

Page 2: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa yang besar adalah bangsa yang berkomitmen membangun sektor

pendidikannya. Meminjam pendapat Paulo Freire, seorang pakar filsafat, ”Pendidikan

sesungguhnya adalah alat untuk mencerdaskan manusia.” Sejarah pun telah membuktikan

bahwa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Yunani dan negara-negara maju lainnya,

membangun bangsa dengan tahapan perdananya berorientasi untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa serta menghargai berkembangnya ilmu pengetahuan.

Beberapa puluh tahun yang lalu salah satu tokoh nasional dan tokoh pendidikan Ki

Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu harus terpenuhi atau dilaksanakan dalam

tiga hal yaitu; Keluarga, Sekolah, dan Pemerintah. Beliau berpendapat bahwa ketiga hal tadi

harus bersama-sama mendukung terselenggaranya pendidikan yang ideal bukan hanya satu

atau  diantaranya.

Hal ini juga dikarenakan kesemuanya saling terkait dan saling mendukung ibaratnya

jika salah satunya saja tidak mendukung maka cita-cita kita tentang pendidikan yang ideal

akan sulit tercapai. Tetapi seiring perjalanan waktu pola pendidikan dibangsa kita hanya

menempatakan sekolah sebagai yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan.

Dan saat ini paradigma pendidikan kita membentuk seperti itu. Ini justru kesalahan pola pikir

yang berlebihan dan keinginan pemerintah untuk lepas tangan dari tanggung jawabnya.

Hakikat pendidikan adalah untuk mempermudah manusia dalam menjalankan

kehidupan. Bagi suatu negara, pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Negara memiliki kepentingan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan karena ukuran kualitas suatu negara dapat dilihat dari

kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki.

Fungsi Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

Page 3: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan penjelasan diatas semakin

memperjelas peran pendidikan bagi Negara Indonesia yaitu untuk meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia Indonesia.

UNESCO dalam Education Development Index menyatakan bahwa, tingkat

perkembangan pendidikan Indonesia terletak pada peringkat 102 dunia (Wikipedia.com),

sementara itu bebas buta aksara masyarakat indonesia berada pada peringkat 95 sebesar

87,9%. Kondisi ini merupakan kondisi yang cukup memprihatinkan, karena hal ini

menunjukkan bahwa sistem pendidikan di indonesia belum berjalan dengan optimal.

Dalam kesempatan ini penyusun akan mencoba mengkaji sistem perbandingan

pendidikan Jepang dengan beberapa catatan dalam sistem pendidikan Indonesia. Jepang

dipilih karena keunggulan yang dimiliki dalam sistem pendidikannya. Saat ini, Jepang

merupakan salah satu negara di Asia dengan sistem pendidikan terbaik. Tahun 1970 sistem

pendidikan Jepang sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang dicanangkan, “hanya” sekitar

25 tahun

Berbagai keunggulan Jepang di bidang kedokteran, teknologi, sastra, dan seni

merupakan keberhasilan sistem pendidikan Jepang yang secara gemilang telah mampu

menjawab berbagai permasalahan yang ada, termasuk Jerman, yang ingin mendapatkan salah

satu pendidikan terbaik di dunia.

Jepang telah berhasil meminimalkan tingkat pengangguran di negeri mereka,

berbanding terbalik dengan Indonesia yang memiliki tingkat pengangguran yang selalu

meningkat setiap tahunnya. Kreatifitas para lulusan sekolah-sekolah di Jepang juga sudah

terbukti secara internasional dengan keberhasilan Honda, Suzuki yang selalu menginovasi

produknya dalam hitungan waktu yang sangat singkat. Namun demikian, sistem pendidikan

Jepang tidak hanya mencetak ‘buruh’ saja melainkan juga mencetak tenaga ahli yang selalu

melakukan riset secara terus menerus.

Untuk itulah pada kesempatan kali ini penyusun mencoba menguraikan perbandingan

pendidikan terhadap Negara Jepang, dan Indonesia. Penulis tertarik untuk mengkaji Negara

Jepang ini, dikarenakan Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor

Page 4: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

industri, khususnya industri otomotif dan elektronik. Kemajuan ini tidak terlepas dari

kemajuan pendidikan di Negara ini, terutama dalam penguasaan teknologi industri.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun tertarik untuk mengkaji sistem

pendidikan yang dikembangkan di Jepang dengan membandingkannya dengan sistem

pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Perbandingan ini untuk melihat persamaan dan

perbedaan sistem pendidikan yang dikembangkan di kedua negara tersebut dan belajar dari

system pedidikan yang ada di Negara Jepang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan system pendidikan di Jepang?

2. Bagaimana keungulan system pendidkan ang diterapka di Jepang?

3. Bagaimana perbandingan system pendidikan di Jepangda Indonesia?

Page 5: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan Jepang

1. Landasan Filosofis dan Kebijakan Sistem Pendidikan

Untuk memahami perbedaan yang ada antara sistem pendidikan Jepang dan

sistem pendidikan Indonesia, akan sangat baik bila kita terlebih dahulu melihat landasan

filosofis yang mendasari kedua sistem pendidikan tersebut. Membicarakan sistem

pendidikan dari sisi filosofis akan cenderung terkait dengan nilai ideal yang dijadikan

landasan bagi pengambilan keputusan dan pelaksanaan kinerja. Sebagai contoh, Pancasila

yang dijadikan landasan filosofis bangsa Indonesia diharapkan menjadi salah satu

pedoman hidup dari bangsa yang terdiri atas beragam latar belakang agama dan suku

bangsa ini.

Kurikulum adalah cerminan filsafat yang dipercayai oleh masyarakatnya. Dengan

demikian, penyusunan kurikulum akan senantiasa berkaitan dengan tiga bidang filsafat,

yaitu ontology yang berkaitan dengan hakikat realita, epistemology yang membahas

hakikat pengetahuan, dan axiology, bidang filsafat yang mengkaji permasalahan nilai.

2. Sistem Pendidikan Jepang

Peraturan pendidikan di Jepang dapat dibedakan dalam dua periode, yaitu

sebelum dan sesudah perang Dunia II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan yang

berlaku adalah Salinan Naskah Kekaisaran tentang Pendidikan (Imperial Rescript on

Education). Dinyatakan bahwa para leluhur Kaisar terdahulu telah membangun

Kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta menanamkannya secara

mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya dipadukan dalam bentuk kesetiaan dan

kepatuhan dari generasi ke generasi yang menggambarkan keindahannya.

Itulah kejayaan dari karakter Kaisar, dan ia juga telah mengendalikannya dengan

sumber-sumber berpendidikan. Pendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang

kepada orang tuanya, suami isteri secara harmoni, sebagai sahabat sejati, menjadi diri

sendiri yang sederhana dan moderat, mencurahkan kasih sayang kepada semua pihak,

serta menuntut ilmu dan memupuk seni.

Page 6: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Dari situlah pendidikan tersebut dapat mengembangkan daya intelektual dan

kekuatan moralnya yang sempurna, selalu menghormati konstitusi, dan menjalankan

hukum. Dalam kondisi darurat sekalipun, diharapkan  dapat mempersembahkan

keberanian demi negara, melindungi dan menjaga kesejahteraan istana Kaisar seusia

langit dan bumi. Maka, tidaklah menjadi orang yang baik dan setia semata, melainkan

mampu melanjutkan tradisi leluhur yang amat mulia.

Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru Jepang menetapkan

kebijakan pendidikannya atas dasar hak asasi manusia, jaminan kebebasan berfikir, dan

hati nurani, kebebasan beragama, kebebasan akademik, dan hak bagi semua orang untuk

mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka. Pada Maret 1947, melalui

Peraturan Pendidikan Nasional (School Education Law) ditetapkan susunan dasar

pendidikan keseluruhan atas  dasar 6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.

Pada Maret 1947 juga berlaku Hukum Dasar Pendidikan (Fundamental Law of

Education) yang pada hakekatnya merupakan statement filsafat pendidikan demokratis

yang dalam banyak hal berbeda dengan Imperial Rescript on Education. Misalnya,

dalam hubungan antara warga dengan negara, dalam Imperial Rescript on Education

disebutkan bahwa, Citizens have the duty to develop their intellectual and moral

faculties, observethe laws, and offer themselves courageously to the State in order the

quard and maintain the prosperity of Imperial throne , (setiap warga memiliki kewajiban

untuk mengembangkan daya intelektual dan moral mereka, melaksanakan hukum dan

mempersembahkan keberaniannya demi negara untuk melindungi dan menjaga

kesejahteraan istana Kaisar).

Sedangkan dalam Fundamental Law of Education disebutkan bahwa, Citizen

have the right to equal opportunity or receving education according to their ability;

freedom from discrimination on acaount of race, cree sex, social status, economic

position, or family origin; financial assistance, to the able needy, academin freedom, and

the responsibility to build a peaceful State and society. (Setiap warga memiliki

kesempatan yang sama menerima pendidikan menurut kemampuan mereka, bebas dari

diskriminasi atas dasar ras, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul

keluarga, bantuan finansial, bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung

jawab untuk membangun negara dan masyarakat yang damai).

Page 7: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Perbedaan yang lain adalah mengenai tujuan pendidikan. Dalam Imperial Rescript

on Education disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan

dan ketaatan bagi Kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat di bawah ayah

yang sama, yakni Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of

Education adalah untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh,

menghargai nilai-nilai individu, dan menanamkan jiwa yang bebas.

3. Pendidikan Wajib

Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6 sampai 15 tahun, tetapi kebanyakan anak

bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6

tahun hingga 12 tahun, lalu SMP hingga usia 15 tahun. Pendidikan wajib ini bersifat

cuma-cuma bagi semua anak, khususnya biaya sekolah dan buku. Untuk alat-alat

pelajaran, kegiatan di luar sekolah, piknik dan makan siang di sekolah perlu membayar

sendiri. namun bagi anak-anak dari keluarga yang tidak mampu mendapat bantuan

khusus dari pemerintah pusat dan daerah.

Di samping itu ada juga bantuan untuk kebutuhan belajar, perawatan kesehatan,

dan lain-lain. Seorang anak yang telah tamat SD diwajibkan meneruskan pendidikannya

ke jenjang SMP. Dengan demikian, sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di

SD dan 3 tahun di SMP.

Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP,

dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di

SMP adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa,

pendidikan jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran

tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga

jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.

4. Pendidikan Menengah Atas

Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis.

Sekolah menengah yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis

sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat

pendidikan menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke

dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis),

pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk

Page 8: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa

surat referensi dari SMP tempat ia lulus sebelumnya.

Hampir semua SMP dan SMA serta Universitas swasta menentukan penerimaan

siswa melalui ujian masuk, dan setiap sekolah menyelenggakan ujian masuk sendiri.

Siswa yang ingin masuk sekolah yang bersangkutan harus mengikuti ujian. Karena ujian

masuk sangat sulit, siswa kerap mengikuti les tambahan (bimbingan belajar) di juku atau

yobiko pada akhir pekan atau pada sore/malam hari biasa, selain pelajaran sekolahnya.

5. Pendidikan Tinggi

Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college

(akademi), dan technical college (akademi teknik). Di universitas terdapat pendidikan

sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1 berlangsung selama 4

tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree, kecuali di fakultas kedokteran

dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6 tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi

dalam dua kategori, yakni Master’s degree  (S-2) ditempuh selama 2 tahun sesudah tamat

S-1dan Doctor’s degree (S-3) ditempuh selama 5 tahun.

Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para

lulusan SMA. Kredit yang diperlukan di junior college dapat dihitung sebagai bagian dari

kredit untuk memperoleh gelar Bachelor’s degree (S-1). Lulusan sekolah menengah

(setingkat SMP) dapat masuk ke technical college (akademi teknik). Pendidikan di

lembaga ini berlangsung selama 5 tahun (full time) untuk mencetak tenaga teknisi.

Universitas dan junior college memilih mahasiswanya berdasarkan hasil ujian

masuk serta hasil prestasi belajar dari SMA. Untuk sekolah negeri dan umum daerah,

sejak tahun 1979 diberlakukan “tes gabungan kecakapan” yang seragam, sebagai tahap

pertama dari sistem ujian masuk. Tahap kedua berupa ujian masuk universitas yang

bersangkutan sebagai seleksi final.

Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi

yang bisa dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana,

pascasarjana, diploma (non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program sarjana

menerima tiga macam mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa pendengar, dan

mahasiswa pengumpul kredit.

Page 9: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Mahasiswa reguler adalah mereka yang belajar selama 4 tahun, kecuali jurusan

kedokteran yang harus menempuh 6 tahun. Mahasiswa pendengar adalah mahasiswa

yang diijinkan mengambil mata kuliah tertentu dengan syarat dan jumlah kredit yang

berbeda di setiap universitas tetapi kredit itu tidak diakui. Adapun mahasiswa pengumpul

kredit hampir sama dengan mahasiswa pendengar, tetapi kreditnya diakui.

Sedangkan program pascasarjana terdiri atas program Master, Doktor, 

Mahasiswa Peneliti, Mahasiswa Pendengar, dan Pengumpul Kredit. Mahasiswa Peneliti

adalah mahasiswa yang diijinkan melakukan penelitian dalam bidang tertentu selama 1

semester atau 1 tahun tanpa tujuan mendapatkan gelar. Program ketiga adalah diploma,

yang lama pendidikannya 2 tahun. Enam puluh persen dari program ini diperuntukkan

bagi pelajar perempuan dan mengajarkan bidang-bidang seperti kesejahteraan keluarga,

sastra, bahasa, kependidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Akademi atau special training academy adalah lembaga pendidikan tinggi yang

mengajarkan bidang-bidang khusus, sepertiketerampilan yang diperlukan dalam

pekerjaan atau kebidupan sehari-hari dengan lama pendidikan antara 1 sampai 3 tahun.

Adapun sekolah kejuruan adalah program khusus untuk lulusan SMP dengan lama

pendidikan 5 tahun dan bertujuan membina teknisi yang mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Keunggulan Sistem Pendidikan di Jepang.

1. Pengembangan Kurikulum di Jepang

Dalam buku Educational System and Administration in Japan, terbitan Kansai

Society for Educational Administration pada tahun 1999.  Buku ini barangkali satu-

satunya literatur berbahasa Inggris yang disusun oleh pakar pendidikan Jepang yang

menceritakan tentang administrasi pendidikan di Jepang.  Penerbitannya dalam edisi

yang sangat terbatas, dan hanya ada satu exempla di perpustakaan Fak. Pendidikan

Nagoya University.

Seperti halnya di Indonesia, di Jepang pun kurikulum disusun oleh sebuah komite

khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT).  Komisi Kurikulum terdiri

dari wakil dari Teacher Union, praktisi dan pakar pendidikan, wakil dari kalangan

industri, dan wakil MEXT.  Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan Jepang

Page 10: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

yang terdapat dalam Fundamental Education Law (Kyouiku kihonhou), lalu

menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri. 

Namun, karena unsur politik sangat kental mewarnai wakil-wakil yang duduk dalam

komisi ini maka tak jarang terjadi perdebatan panjang terutama antara wakil teacher

union dan wakil kementerian dalam penyusunan draft kurikulum.

Pembaharuan kurikulum di Jepang berlangsung setiap 10 tahun sekali, dan

kurikulum terbaru yang diterbitkan di tahun 1998 adalah pembaharuan ketujuh sejak

kurikulum yang diterapkan pada Perang Dunia II.

Kurikulum 1998 membawa angin baru dalam dunia pendidikan Jepang. 

Kurikulum ini berbeda dengan kurikulum sebelumnya berdasarkan konsep yang

dibawanya yaitu pendidikan yang berorientasi kepada pengembangan beragam

personality siswa, bukan seperti sebelumnya yaitu common education, atau pendidikan

yang sama untuk semua siswa.

Guru-guru di Jepang sejak perang percaya bahwa pendidikan harus bersifat

massal dan sama, bahkan pendidikan yang menjurus kepada kekhasan tertentu atau

menerapkan pola/metode yang lain daripada yang lain dianggap salah.  Guru-guru

Jepang senantiasa menjaga image bahwa semua siswa harus memiliki prestasi yang

sama, kedisiplinan yang sama dengan sistem pendidikan yang serupa.  Namun adanya

kurikulum baru menyadarkan mereka bahwa setiap anak punya potensi yang berbeda

dengan lainnya, dan inilah yang harus dibina.

Kurikulum yang baru bersifat fleksibel dan memungkinkan sekolah untuk

meramu kurikulum sendiri berdasarkan kondisi daerah, sekolah dan siswa yang

mendaftar. Sebagai contoh, di SMP, selain mata pelajaran wajib, siswa juga ditawarkan

dengan mapel pilihan.

Dengan adanya kurikulum baru ini, training besar-besaran dilakukan untuk

mengubah pola pikir guru-guru Jepang.  MEXT juga merevisi beberapa buku pelajaran,

dan secara hampir bersamaan mengusulkan pemberlakuan 5 hari sekolah dan adanya jam

khusus untuk pengembangan jiwa sosial siswa melalui integrated course atau sougoteki

jikan.

Kurikulum di level sekolah disusun dengan kontrol penuh dari The Board of

Education di Tingkat Prefectur dan municipal (distrik).  Karena kedua lembaga ini masih

Page 11: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

terkait erat dengan MEXT, maka pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental

sifat sentralistiknya.  Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central Council for

Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan sekolah

berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masa mendatang.

Beberapa hal berikut harus diperhatikan ketika sekolah menyusun kurikulumnya :

a. Mengacu kepada standar kurikulum nasional.

b. Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa

c. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar

d. Memperhatikan step perkembangan siswa

e. Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA

Secara garis besar penyusunan kurikulum sekolah adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan sekolah

b. Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah

c. menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA

d. Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.

2. Pengembangan Profesionalisme Guru di Jepang

Salah satu agenda reformasi pendidikan di jepang adalah peningkatan kualitas

tenaga pendidik di tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam rencana

reformasi yang di susun National Comission of Edicational Reform (NCER) yang di

tuangkan dalam “The Raibow Plan” Pada tahun 2001, Poin ke-5 menyatakan bahwa

tenaga guru yang profesional dihasilkan melalui beberapa cara, diantaranya dengan

pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang

berprestasi, juga suasana kerja ysng kondusif untuk meningkatkan etos kerja guru, dan

pelatihan bagi guru yang kurag cakap dibidangnya. Sebagai bentuk pelaksanaan

keputusan tersebut, Central Educational council mengeluarkan kebijakan berupa”shin

kyouka seido” (sistem evaluasi guru yang baru) pada tahun 2002 dan “kyouinmenkyou

koushin seido” (pembaharuan sertifikasi mengajar) Pada tahun 2006. Menteri pendidikan

, olahraga, Budaya, sains dan teknologi (MEXT) Selanjutnya menyusun peraturan

pelaksanaannya, dan pada tahun 2005 sekitar 88% prefektur telah telah menerapkannya.

Page 12: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Ada dua poin yang tersirat dalam kedua kebijakan tersebut yaitu, perlinya

mengembangkan sistem evaluasi guru dan uji kelayakan terhadap sistem sertifikasi yang

selama ini berjalan. Kebijakan ini sekalipun mendapa protes dari kalangan pendidik

terutama yang tergabung dalam Teacher Union, tetapi evaluasi guru telah diterapkan di

hampir semua prefektur. Sedangkan kebijakan pembaruan lisensi mengajar masih dalam

tahap sosialisasi. Pengaruh dalam bidang pengelolaan tenaga kependidikan utamanya

terlihat dalam kebjakan evaluasi guru, sertifikasi guru, sistem penggajian guru, dan

kualifikasi tenaga pendidikan yang menjadi semakin ketat.

Untuk menjamin bahwa guru-guru memiliki kemampuan dasar yang standar

sebagai tenaga pengajar, dan sebagai bentuk pertanggungjawaban akan kualitas

pendidikan yang terjamin kepada pihak konsumen, maka sertifikasi guru di berlakukan di

berbagai negara sejak bebrapa dekade yang lalu.

Pentingnya sertifikasi guru di jepang mencuat pada masameiji saat di

keuarkannya UU tentang tentang tenaga kependidikan pada tahun 1849 (Law for

certifikation of education Personnel). Perundingan ini mengalami revisi beberapa kali

hingga pada tahun 1988. Kobayashi (1993) menjelaskan bahwa perundangan ini

menunjukan bahwa pemerintahan yang bersifat sentralistik masih berpengaruh kuat di

bidang pendidikan. Kebijakan tentang pengembangan guru diatur secara hukum oleh

kemetrian pendidikan dan dilaksanakan secara top-down oleh lapisan administratur di

bawahnya.

Penerapan kebijakan evaluasi guru yang dibebankan kepada Kyouikuiinkai atau

the Board of education yang da disetiap prefektur, dan pemantauan langsung oleh MEX,

menyebakan kebijakan ini di anggap tidak mengakar . Evaluasi guru di perlukan sebagai

parameter untuk mengukur pencapauan prestasi kerja guru, sekaligus sebagai titik tolak

pengembangan program pendidikan guru selanjutnya. Evaluasi guru jua merupakan

bagian dari siklis keprofesionalan seseorang ketika dia memutuskan untuk menerjuni

profesi guru. Terlepas dari tujuan aslinya untuk meningkatkan kualitaspendidikan

disekolah, kebijakan evaluasi guru juga diwarnai unsur politik yang melbatkan birokrat

dan pertikaian patai.

Berikut model dan pendekatan Evaluasi guru di jepang

Penilaian dalam sistem evaluasi guru yang lama (kinmuhyoutei) dilakukan berdasarkan

Page 13: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

hasil penilaian atasan atau kepala sekolah saja, sehingga keobjektivan dan kebenaran

penilaian tidak dapat diperyanggungjawabkan. Olehnya itu banyak pihak yang menentag

metode ini termasuk teacher union. Sistem evaluasi guru yang baru memilikim

karakteristik yaitu penilaian didasarkan pada dua komponen, Self-evaluation

(jikohyouka)atau evaluasi mandiri dan penilaian dari kepala sekolah.

Penilaian mandiri bertujuan untuk mendorong guru untuk memiliki komitmen

terhadap rencana dan tujuan yang di tuliskannya, sekaligus untuk membantu guru

memahami letak kekurangan dan kelebihan atau potensi dirinya yang perlu di perbaiki

atau dikembangkan. Adapun penilaian terhadap kualitas guru oleh kepala sekolah dan

wakilnya berimbas kepada penentuan gaji, pengembangan karir dan jga moral guru.

Yaitu bahwa guru-guru yang mendapatkan penilaian kurang baik akan berusaha untuk

memperbaiki diri dan kualitas kerjanya.

Berdasarkan laporan dari komite pemeriksa sistem evaluasi guru prefektur

nagano, disebutkan bahwa ada beberapa poin yang ditentukan sebagai target penilaian

Yaitu:

a. Penilaian berdasarkan kualifikasi akademik guru, dan kegiatan mengajar di dalam

kelas berdasarkan petunjuk pengajaran yang dikeluarkan MEXT.

b. Pembimbingan dan pembinaan kepada siswa berupa pengarahan tentang

perkebangan siswa dan kebiasaan sehari-hari serta penaganan kelas. Dalam hal ini

setiap guru diharuskan untuk memahami jiwa anak, sikap, prilaku dan perkembangan

jasmani dan rohaninya, serta mampu mengarahkannya kepada kebiasaan belajar dan

semangat hidup.

c. Kemampuan mengrahkan siswa berdasarkan kemampuanny, bakat dan kemampuan

akademiknya, baik secara pribadi maupun bekerja sama dengan keluarga anak.

d. Kemampuan membina anak untu bekerja sama dalam kegiata atau event khusus

diluar jam pelajaran disekolah.

e. Peran guru dalam menjemen sekola, kemampuan bekerja sama dengan teman

sejawat, memahami dan berusaha untuk mencapai tujuan sekolah.

f. Kemampuan guru untuk membina kerja sama dengan orang tua murid dan komponen

asyarakat.

Page 14: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

g. Semangat dan motivasi guru untuk mengembangkan diri dan meningkatkan potensi

melalui kegiatan penelitian dan training.

Sertifikasi guru di jepang berbeda dengan diIndonesi, sertifikasi guru di jepang

melalui sistem perkuliahan dengan kurikulum baku dan tes Sedangkan di Indonesia,

Pemerintah dengan maksud menekan anggaran dan memudahkan para guru untuk

memperoleh sertifikat menerapkan sistem portofolio.

Berdsarkan peraturan sertfikasi tenaga pendidik tahun 1998, setiap calon guru harus

menjalani pendidikan guru di universitas atau sekolah tinggi yang telah diakreditas Oleh

MEXT. Pada tahu 2003 terdapat 85 % Universitas diepang telah memperoleh akreditasi

untuk menyelenggarakan pendidikan guru.

Tahun 2003 sebanyak 60% guru SD adalah lulusan pendidikan keguruan yang

dikelola oleh universitas, akademi atau sekolah tingi, sedangkan 60% guru SMP dan

80% guru SMA adalah lulusan universitas non kependidikan.

3. Pendidikan Karaker di Jepang

Para penggagas kebijakan pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini gencar

menggaungkan pendidikan karakter sebagai penawar masalah pendidikan kita yang

dinilai telah salah arah. Dengan memprioritaskan pendidikan karakter, mereka beharap

komunitas pendidik dan masyarakat akan menggali sisi afektif siswa, dan pendidikan

tidak melulu ditekankan pada sisi kognitif untuk mengejar nilai semata. Dengan lebih

memperhatikan karakter, diharapkan sekolah bisa menghasilkan lulusan yang berakhlak

mulia, cerdas, dan kreatif.

Ketika gempa besar menghantam bagian timur laut Jepang, dunia dibuat kagum

dengan kekuatan mental masyarakat Jepang. Mereka menempatkan kepentingan umum

dan keselamatan bersama jauh di atas kepentingan pribadi. Kita juga sering mendengar

tentang tertibnya budaya antre mereka, kisah dompet hilang yang selalu kembali, dan hal

semacamnya. Karakter mental dan kepribadian masyarakat Jepang itu tentu bukan datang

begitu saja. Pendidikan dan sekolah memiliki peran besar di dalamnya, berjalan dinamis

dengan tradisi dan nilai-nilai yang ditanamkan keluarga.

Page 15: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Pembinaan karakter merupakan salah satu pilar utama pendidikan yang dilakukan

sejak dini di Jepang. Hoikuen atau setingkat penitipan anak merupakan yurisdiksi

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang, sedangkan yochien atau TK, diawasi

oleh Kementrian Pendidikan Jepang. Meski dilaksanakan oleh kementerian yang

berbeda, aktivitas di dua jenis sekolah ini sama-sama ditekankan pada pengembangan

kecerdasan sosial dan emosional, serta keseimbangan tubuh dan daya pikir.

Bersama dengan sekolah, keluarga merupakan faktor utama pengembangan

karakter di Jepang. Kerja sama dan komunikasi antara pihak keluarga dan sekolah

dilakukan sangat intensif melalui buku sekolah, surat elektronik, atau telepon. Penulis

berkesempatan mengikuti upacara hari pertama di salah satu TK di Hiroshima. Upacara

berjalan khidmat dan sederhana namun sangat berkesan. Para orangtua mengenakan

pakaian terbaiknya, dan mayoritas kedua orangtua datang bersama-sama.

Meski orang Jepang terkenal sangat sibuk, mereka merasa “wajib” menghadiri

upacara hari pertama sekolah putra-putri mereka. Hal ini menunjukkan perhatian

orangtua terhadap pendidikan anak-anaknya serta komitmen mereka terhadap budaya

sekolah. Dari sinilah kerjasama, komunikasi serta harmoni antara sekolah dan keluarga

demi pendidikan anak mulai terbangun.

Di TK, anak-anak menghabiskan waktu dengan beragam permainan yang

ditujukan untuk menumbuhkan kepekaan sosial serta semangat kebersamaan, karakter

yang kemudian kita lihat melekat pada bangsa Jepang. Guru-guru maupun siswa TK

sering memperdengarkan yel-yel seperti ‘tomodachi ni naro’ (mari berteman), ‘saigo

made gambaru’ (berusaha sampai selesai), atau ‘kokoro kara otagai o tasukete

mimashou’ (mari saling menolong dengan tulus).

Seluruh aktivitas sekolah selalu dilakukan dengan semangat kebersamaan

(tomodachi, shinsetsu, nakayoku), semangat kerja keras (gambaru), antusiasme (genki),

dan tanggung jawab (jibun no koto o jibun de suru). Pada akhir pendidikan TK, ketika

anak harus memberikan kesan singkat seusai menerima diploma, banyak dari mereka,

bahkan hampir semuanya, akan berbicara tentang gambaru, tomodachi, dan jibun no koto

o jibun de suru tersebut. Proses internalisasi hasil pendidikan karakter terlihat sangat

jelas.

Page 16: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Pendidikan karakter tidak bisa sekadar digaungkan di tengah kondisi masyarakat

yang seolah sedang hidup di ruang kedap suara. Perlu kesepakatan bersama mengenai

pentingnya pendidikan karakter sebelum langkah konkret dapat dilakukan.

Memperhatikan dan membina karakter para pendidiknya juga merupakan langkah awal

yang tidak dapat diabaikan. Langkah selanjutnya adalah keseriusan membenahi sistem

pendidikan.

Sistem pendidikan sekarang, yang memaksa sekolah mengejar angka semu

melalui jalan pintas dengan mengabaikan proses pembinaan karakter siswa, perlu kita

renungkan kembali. Jika pendidikan karakter benar-benar menjadi titik penting

pendidikan bangsa, kita tak perlu lagi takut diusir warga sekampung hanya karena

menolak praktik menyontek massal.

C. Perbandingan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Jepang.

Dari pembahasan semula dapat kita lihat adanya perbedaan dan sedikit persamaan

antara system pendidikan jepang dan Indonesia. Persamaan tersebut dapat dilihat pada

jenjang pendidikan yang ditempuh. Perbandingan antara sistem pendidikan Jepang dengan

sistem pendidikan Indonesia amatlah mencolok. Kedua negara tersebut merupakan negara

maju (jepang) dan berkembang (indonesia), dimana keduanya memiliki karakter dan

keunggulan masing-masing.

Tujuan pendidikan Jepang,  menurut Fundamental Law of Education adalah untuk

meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individu, dan

menanamkan jiwa yang bebas. Sangat berbeda dengan tujuan pendidikan di Indonesia, kita

terlalu mengedepankan nilai-nilai angka dan standar kelulusan, tetapi lupa dengan kebebasan

untuk berfikir dan berkarya, Ujian Akhir Nasional adalah komplikasi system pendidikan di

Negeri ini, perlu kembali ditinjau ulang system UAN. Bila Jepang menganut prinsip

pendidikan humanis, maka Indonesia nampak sekali menganut prinsip behavioristik yang

sangat dehumanis dalam sistem pendidikannya. Namun demikian, sistem pendidikan Jepang

tersebut telah terbukti memberikan dampak positif terhadap optimalisasi prestasi peserta

didik.

Reformasi pendidikan yang dilakukan Jepang bukan terletak pada materi pelajaran

atau metode pengajaran di kelas, tetapi pada sistem pendidikan di sekolah. Konsep ini sesuai

Page 17: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

dengan problematika yang ada. Selain itu, negara ini tampak tidak membangun kelas-kelas

baru dan justru menggabungkan beberapa sekolah yang ada. Dengan kata lain, sistem

pendidikan di Jepang bertujuan menciptakan kader bangsa yang sehat jasmani dan rohani,

serta penuh estetika. Sistem semacam ini diharapkan mampu menghasilkan murid yang

ideal, tekun melatih diri sendiri, mengikuti aturan, dan memiliki wawasan berpikir

internasional.

Sedangkan perbedaan yang menyolok pada sistem pendidikan di kedua negara ini

sebagai berikut:

a. Dalam tujuan umum pendidikan Jepang mengutamakan perkembangan kepribadian

secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.

Sedangkan di Indonesia pendidikan bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

b. Jepang tidak memasukkan mata pelajaran pendidikan agama di semua jenjang

persekolahan (memisahkan pendidikan agama dengan persekolahan), sedangkan di

Indonesia pendidikan agama adalah mata pelajaran yang wajib untuk setiap jenjang

persekolahan.

c. Kurikulum TK di Jepang tidak membebani anak, karena anak tidak dijejali materi-materi

pelajaran secara kognitif tetapi lebih pada pengenalan dan latihan ketrampilan hidup yang

dibutuhkan anak untuk kehidupan sehari-hari, seperti latihan buang air besar sendiri,

gosok gigi, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum di Indonesia telah

berorientasi pada pengembangan intelektual anak.

d. Mata pelajaran level pendidikan dasar di Jepang tidak seberagam yang dikembangkan di

Indonesia, jumlahnya tidak banyak, sehingga berbagai mata pelajaran tersebut diberikan

pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu, maka jarang ada jadwal

pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.

e. Di Indonesia jarang ditemukan adanya mahasiswa peneliti, lebih-lebih mahasiswa

pendengar, sehingga yang ada mahasiswa reguler. Hal itu terjadi barangkali karena

orientasi belajar bagi mahasiswa Indonesia jauh berbeda dengan mahasiswa Jepang.

f. Pendidikan wajib di Jepang gratis bagi semua siswa, bahkan bagi anak yang kurang

mampu mendapat bantuan khusus dari pemerintah pusat maupun daerah untuk biaya

Page 18: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

makan siang, sekolah, piknik, kebutuhan belajar, perawatan kesehatan dan kebutuhan

lainnya, sedangkan di Indonesia masih sebatas slogan (kecuali di daerah tertentu, seperti

kebijakan di Sukoharjo, tetapi baru terbatas biaya sekolah saja).

g. Sistem administrasi pendidikan di Jepang sudah lama menerapkan kombinasi antara

sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan partisipasi

masyarakat. Sedangkan di Indonesia baru dalam proses peralihan dari sentralisasi ke

desentralisasi dan juga diberlakukan MBS.

Belum lagi ketika kita berbicara tentang biaya pendidikan, memang anggaran

pendidikan sudah 20% dari APBN, tapi yang menjadi pertanyaan, berapa persen Departemen

Pendidikan dapat menyerap anggaran 200 triliunan tersebut, tidak adanya inovasi program

pendidikan, anggaran pendidikan sudah banyak tapi substansinya tujuan pendidikan nasional

belum terwujud, ditambah lagi program Ujian Akhir Nasional (UAN) yang perlu ditinjau

kembali, bagaimana pendidikan kita memberikan kebebasan dan menghindari tekanan, yang

tidak baik untuk anak bangsa ini. Di Jepang, pendidikan adalah hal yang sangat

diperhatikan., karena pendidikan menjadi ujung tombak sebuah kemajuan suatu negara. Dan

terbukti, hal tersebut sangat dipahami oleh pemerintah Jepang.

Di Jepang berbagai macam fasilitas diberikan untuk menunjang pendidikan yang

berkualitas. Dan hal tersebut diberikan secara gratis . Bagi anak yang tidak mampu, akan ada

bantuan khusus. Sehingga tak ada alasan bagi para pemuda-pemudi di Jepang untuk tidak

belajar. Mereka semua bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Sementara di

Indonesia pendidikan belum menjadi prioritas penting, hanya kelompok minoritas saja yang

peduli. Selebihnya, cenderung kapitalis. Bukan bermaksud menghina bangsa sendiri, namun

kenyataan di lapangan memang seperti itu. Di Indonesia memang ada sekolah gratis, namun

dari segi kualiatas sangatlah berbeda dengan sekolah yang membayar SPP dengan mahal.

Sehingga terciptalah sebuah opini bahwa yang berhak dan bisa menikmati pendidikan bagus

hanyalah orang-orang kaya semata. Itulah bukti konkret bahwa di Indonesia pendidikan

masih belum diperhatikan.

Page 19: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam tujuan sistem pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah

untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai

individu, dan menanamkan jiwa yang bebas. Terdapat tiga jenjang dalam system

pendidikan die pang yaitu pendidikan wajib (ditempuh selama 9 tahun; 6 tahun di SD dan

3 tahun di SMP), pendidikan menengah (Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time

(terutama malam hari, dan tertulis), dan pendidikan tinggi (sarjana atau s-1 dan

pascasarjana s-2 dan s-3.

Kelebihan system pendidikan di jepang dapat dilihat dari optimalnya usaha untuk

meningkatkan mutu pendidikan di Jepang sehingga menghasilkan SDM (Sumber Daya

Manusia) yang berkualitas. Hal ini dapat tewujud dengan pengembangan kurikulum yang

baik, peningkatan proesionaisme guru, dan pendidikan karakter siswa.

Perbandingan system pendidikan yang ada di Indonesia dan Jepang dapat dilihat

dari tujuan umum pendidikan, terdapat pemisahan matapelajaran agaa di Jepang,

kurikulum yang diterapkan, mata pelajaran pada pendidikan dasar di Jepang tidak

sebanyak di Indonesia, masih jarangnya mahasiswa penliti di Indonesia, dan dalam

jenjang pendidikan wajib di Jepang semua digratiskan. Dengan melihat perbidaan

tersebut dapat diambil manfaat positif untuk mengembankan system pendidikan di

Indonesia menjadi lebih baik.

B. Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan

menambah wawasan kita tentang Sistem Pndidikan si Negara maju dalam hal ini Negara

Jepang.

Semoga dengan mengambil nilai-nilai positif dalam makalah ini dapat

memberikan pertimbangan untuk mengembangkan system pendidikan yan lebih baik di

Indonesia.

Page 20: karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/04/Belajar... · Web viewPendidikan hendaknya mampu mengafiliasikan seseorang kepada orang tuanya, suami isteri secara

Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa kendala dalam penyusunan

makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu

kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.