panduan-ktsp

58
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA 2014 PANDUAN PENGEMBANGANKTSP

description

sekolah

Transcript of panduan-ktsp

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA2014

PANDUANPENGEMBANGANKTSP

Tim Penyusun

1. Dr. Enung Suryati Suryana, M.Ed.2. Drs. Nursyamsuddin, M.Pd.

3. Drs. Otong Bastaman, M.Pd.

4. Dr. Ir. Eko Warisdiono, M.M.

5. Drs. Iwan Suyawan

6. Fatimah Muid, M.Sc.

7. Drs. Agus Hermawan, M.M.Pd.

TimPembahas

1. Dr. Neng Nurhemah

2. Saiful Bahri, S.Pd., M.Pd.

3. Arie Tristiani, M.A.

4. Drs. Wasito, M.Si.

5. Dra. Elya Ulfah

6. Drs. Sumarno, M.Ed.

7. Dra. Hanny Khadijah G., M.Si.

i

KATA PENGANTAR

Dengan digulirkannya Kurikulum 2013, pada Tahun Pelajaran 2014/2015 Direktorat

Pembinaan SMA akan melaksanakan program pendampingan untuk kelas X dan kelas XI semua

SMA sejumlah 12.633 SMA di 34 Provinsi, 504 Kabupaten Kota sebagai implementasi dari

Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). yang

dimulai tahun 2013.

Sekolah Menengah Atas harus menyusun KTSP yang mengacu peraturan sesuai

ketentuan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu, diperlukan suatu acuan atau contoh yang

dapat membimbing sekolah dalam menyusun KTSP yang sesuai dengan karakteristik

sekolahnya serta tuntutan Kurikulum 2013 yang akan diberlakukan.Sebagai

konsekuensi dari pelaksanaan Kurikulum 2013 juga adalah adanya peminatan dan lintas

minat yang harus dilaksanakan.

Untuk memudahkan semua pihak terkait dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut,

Direktorat Pembinaan SMA mempersiapkan berbagai bahan pendukung berupa naskah

rujukan, salah satunya adalah Model Pengembangan KTSP dan Peminatan yang

diharapkan dapat membantu SMA dalam menyusun KTSP sesuai dengan karakteristik

dan kondisi sekolah masing-masing, tetapi dengan menggunakan prinsip dan

karakteristik Kurikulum 2013.

Selanjutnya model ini juga dikembangkan dengan mengacu kepada Model Pengembangan

KTSP yang diterbitkan oleh BSNP dan naskah-naskah lain yang telah diterbitkan oleh

Direktorat PSMA sebelumnya, serta ketentuan lain yang berlaku. Model ini terbuka untuk

dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Sekolah sesuai dengan

kebutuhan.

Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam keseluruhan proses

pengembangan dan pembahasan Model Pengembangan KTSP dan Peminatan ini, kami

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami

seluruh dokumen yang telah kami persiapkan bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan.

Jakarta, ........... 2014Direktur Pembinaan SMA,

ii

Haris Iskandar, Ph.D

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................................2

C. Ruang Lingkup..................................................................................................2

D. Landasan Hukum..............................................................................................3

BAB II PENGERTIAN KTSP, KONSEP DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP.4

A. Pengertian KTSP...............................................................................................4

B. Konsep Pengembangan KTSP..........................................................................5

C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.......10

BAB IIILANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP......12

A. Langkah Kerja Pengembangan KTSP...........................................................12

B. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.......................................19

1. Pengorganisasian.............................................................................................28

2. Pelaksanaan.....................................................................................................28

3. Koordinasi dan Supervisi................................................................................29

BAB IV PENUTUP.............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................31

Lampiran 1:Instrumen Verifikasi/Validasi Dokumen I KTSP..............................................1

Lampiran 2:Program Peminatan dan Lintas Minat ..............................................................7

Lampiran 3 : Contoh Dokumen I KTSP Sistem Paket ...........................................................

Lampiran 4 : Contoh Dokumen I KTSP Sistem SKS..........................................................

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 digulirkan sebagai langkah pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi yang telah dirilispada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, dan mulai tahun

pelajaran 2013/2014 dimplementasikan secara bertahap mulai dikelas X jenjang SMA

di 1.270 sekolah. Untuk tahun pelajaran 2014/2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengimplementasikan Kurikulum

2013 ini di kelas X dan kelas X1 di semua SMA sejumlah 12.633 sekolah, sehingga

pada saat Ujin Akhir tahun pelajaran 2015/2016 semua SMA melaksanakan ujian

sesuai dengan kompetensi yang ada di Kurikulum 2013.

Elemen perubahan kurikulum fokus pada empat standar yaitu, Standar Kompetensi

Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,dan Standar Penilaian. Dengan demikian

perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman

dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola, serta program peminatan

dan lintas minat dengan rambu-rambu dan ketentuan yang berbeda.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentangPerubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

NasionalPendidikan (SNP) mengamanatkan setiap satuan pendidikan padajenjang

pendidikan dasar dan menengah untuk menyusun kurikulumnya dengan

mengacukepada SNP yang baru, antara lain;

1.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan,

2.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi,

3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses,

1

4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian,

5.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan

6.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang

disusunoleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi

sebagaipedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi

yang mencakup tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilanyang harus

terintegrasi, serta dapat menggambarkan kesesuaian dankekhasan kondisi dan potensi

daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 di jenjang SMA mulai tahun pelajaran 2014-

2015,semua SMA juga harus melaksanakan peminatan dan lintas minat sesuai dengan

tuntutan Kurikulum 2013. Oleh sebab itu diperlukan suatu acuan atau panduan dalam

menyusun kurikulum dan pelaksanaan peminatan/lintas minat agar terjadi proses

pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk keperluan tersebut, Direktorat Pembinaan

SMA menyusun naskahini sebagai salah satu upaya untuk membantu sekolah.

B. Tujuan

Naskahini disusun sebagai acuan bagi SMA dalam:

1. Mengembangkan KTSP yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 dengan

sistematika dan kandungan isi yang benar sesuai dengan Permendikbud Nomor

81A tahun 2013

2. Menyusun Program Peminatan dan Lintas Minat untuk kelas X.

3. Menyusun kalender pendidikan.

2

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pengembangan KTSP ini terdiri atas:

Bab I: Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup, dan

Landasan Hukum.

Bab II: Pengembangan KTSP

Bab III: Peminatan dan Lintas Minat

Bab IV: Penutup

D. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

PendidikanNasional.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

2007tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun

2007tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 50 Tahun

2007tentang Standar Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

2008tentang Pembinaan Kesiswaan.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang

Standar Kompetensi Lulusan.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi.

3

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum

14. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor

156928/MPK.A/KR/2013 , tanggal 8 November 2013, perihal Implementasi

Kurikulum 2013.

4

BAB II

PENGERTIAN KTSP, KONSEP DAN ACUAN PENGEMBANGAN KTSP

A. Pengertian KTSP

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.(PP Nomor 32 Tahun 2013)

Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan

kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh

sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan

penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu kepada

peraturan yang belaku, baik peraturan satuan pendidikan itu sendiri, maupun peraturan

yang berlaku umum antara lain Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) atau Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Permendikbud).

KTSP juga disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk

menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013 yaitu sebagai acuan dalam pencapaian kompetensi yang mencakup

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)pada jenjang SMA disusun oleh satuan

pendidikan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar Isi,

Standar Proses, dan Standar Penilaianuntuk Kurikulum 2013 sesuai dengan

Permendiknas atau Permendikbud yang berlaku, serta berpedoman pada panduan

yang disusun oleh BSNP.

Selain berpedoman pada regulasi tersebut ,penyusunan KTSP juga harus mengikuti

ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam Undang – Undang Nomor 20

Tahun 2003 dan Peraturan PemerintahNomor 32 Tahun 2013 sebagai perubahan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5

Naskah ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada guruuntuk melaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik, sehingga peserta didik mendapat

kesempatan untuk mengembangkan potensi:

a. Sikap; menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan

b. Pengetahuan; mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan

mengevaluasi

c. Keterampilan; mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta.

B. Konsep Pengembangan KTSP

Konsep pengembangan KTSP mengacu kepada prinsip pengembangan dan

karakteristikKurikulum 2013 sehingga dapat membantu implementasinya di sekolah,

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi.Dengan demikian maka KTSP yang dibuat juga harus mengacu kepada visi

dan misi dinas pendidikan setempat atau daerahnya.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81A.Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum, KTSP disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan

KTSP sebagai berikut:

1. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.

Iman, takwa dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta

didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang

peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.

2. Pembetukan Kompetensi Masa Depan.

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan

berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan moral

Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab,

toleran dalam keragaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat

luas dalam kehidupan dan memiliki kesiapan dalam bekerja, kecerdasan sesuai

dengan bakat/minatnya dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu

menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-

kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

6

3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik.

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia

secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)

berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan

memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual

emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan.

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,

kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional.

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media

pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan

nasional.

6. Tuntutan Dunia Kerja.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi

peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh

sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup. Oleh sebab itu kurikulum

perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia

kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta

didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni.

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat

berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama

perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian

perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan

perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan

7

berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni.

8. Agama.

Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta

akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh

karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan

iman, takwa dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global.

Kurikulum menciptkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang

sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa

yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta

mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan.

Kurikulum diarahkanuntuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan

peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan

dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuh-kembangkan wawasan dan

sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa

dalam wilayah NKRI.

11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat.

Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan

dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum

mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Jender.

Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan

dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13. Karakteristik Satuan Pendidikan.

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

8

Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan tersebut di atas, maka KTSP dikelola

dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan berpusat pada kepentingan

peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip

bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan

kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiridan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik

disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan

pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis

pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,

suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi

substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan

diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang

bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat

dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti

dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan

dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin

relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya

kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,

pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,

keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan

dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang

9

direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang

pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-

unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi

dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan

manusia seutuhnya

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Karakteristik Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antarapengembangan sikap spiritual dan sosial,

rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik;

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke

masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya

dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,

pengetahuan, dan keterampilan;

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih

lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi

inti;

10

7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan

jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

C. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (1): Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama

pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, dan standar pembiayaan.

2. Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Bagian C Tujuan: Standar Kompetensi

Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,

standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

3. Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Bab II.

4. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (1): Kerangka dasar kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah merupakan landasan filosofis,

sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi sebagai acuan

pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan

muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum pada

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

5. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Latar Belakang: Pengertian Kurikulum.

6. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Bab I Bagian C: Tujuan Kurikulum 2013:

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

7. Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum pasal 2

ayat 1; Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan

SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencakup:

a. Pedoman Penyusunan dan pengelolaan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;

b. Pedoman Pengembangan Muatan Lokal;

c. Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler;

11

d. Pedoman Umum Pembelajaran; dan

e. Pedoman Evaluasi Kurikulum.

12

BAB III

LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA KTSP

A. Langkah Kerja Pengembangan KTSP

Langkah-langkah pengembangan KTSP adalah sebagai berikut;

1. Sekolah

a. Kepala SMA membentuk atau melakukan revitalisasi fungsi Tim Pengembang

Kurikulum (TPK) Sekolah dan memberi pengarahan teknis untuk melakukan

pengembangan KTSP. Arahan sekurang-kurangnyaberisi:

1) Analisis keberhasilan dan kendala atau revisi KTSP tahun sebelumnya.

ContohHasil Analisis dan Revisi KTSP seperti pada table 1 berikut;

No. Komponen KTSP 2013-2014 KTSP 2014-2015

1. Pengembangan

Kurikulum

Pengembangan

kurikulum sesuai

dengan Analisis

Konteks tahun 2012

(hal. 4)

- Disesuaikan Analisis

kondisi riil sekolah dan

Karakteristik Kurikulum

2013 (hal. 4)

2. Struktur

Kurikulum

Alokasi waktu

(hal. 16)

Penambahan alokasi

waktu:

1. Kelas X:

- menggunakan struktur

kurikulum 2013 dengan

penambahan mata

pelajaran Bahasa Sunda di

Mata Pelajaran Wajib B.

- Mata Pelajaran Prakarya

diisi dengan keterampilan

- Peminatan kelas X

dilaksankan dengan

13

No. Komponen KTSP 2013-2014 KTSP 2014-2015

penjaringan minat dan

lintas minat melalui

format isian orang tua dan

peserta didik yang

didistribusikan ke

SMP/MTs sejak bulan

Mei 2013

- Berdasarkan hasil angket

tidak ada Peminatan

Bahasa dan Budaya, tetapi

ada lintas Minat ke

Peminatan Bahasa

(Bahasa Inggris)

- Ada Penjurusan diakhir

kelas X, diganti dengan

peminatan diawal kelas X

3. Ketuntasan

Belajar

Kriteria ketuntasan

mengacu kepada

Permendikbud Nomor 81

A Tahun 2013 tentang

implementasi kurikulum

4. Kenaikan

Kelas dan

Kelulusan

Syarat kenaikan

kelas, kelulusan

dan penjurusan.,

(hal. 29)

- Melengkapi syarat

kenaikan kelas, kelulusan

ujian sekolah, dan

peminatan.

- Kenaikan kelas

disesuaikan dengan aturan

yang dimuat dalam

Permendikbud Nomor 66

14

No. Komponen KTSP 2013-2014 KTSP 2014-2015

Tahun 2013 tentang

Standar Penilaian.

- Syarat kelulusan mengacu

kepada PP 32 Tahun 2013

sebagai perubahan PP 19

Tahun 2005 tentang SNP,

pasal 72. tentang kriteria

kelulusan

(hal. 41)

5. Silabus dan

RPP

RPP disusun berdasarkan

pembelajaran dengan

pendekatan saintifik

dengan materi yang

faktual, konseptual, dan

prosedural dengan

mencakup domain sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan, serta

menerapkan penilaian

autentik (hal. 41)

6. Kalender

Pendidikan

Waktu belajar

(hal. 39)

Disesuaikan dengan aturan

sesuai Kurikulum 2013

7. Lampiran RPP menerapkan

pendekatan pembelajaran

saintifik dan penilaian

autentik

Evaluasi KTSP ini dilakukan minimal setiap akhir semester disesuaikan

dengan kebutuhan sekolah atau kondisi lain yang menuntut penyesuaian.

15

2) Dasar pelaksanaan pengembangan KTSP, antara lain implementasi

Kurikulum 2013, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

yang meliputi perubahan SKL, SI, Standar Proses, Standar Penilaian, dan

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

3) Analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan terhadap Standar Pendidikan

Nasional yang telah dicapai sekolah, antara lain Standar Kompetensi Lulusan,

Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta

Standar Sarana dan Prasarana. Hasil analisis tersebut merupakan gambaran

kondisi riil sekolah, terutama tentang ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan,serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam menyusun

program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat.Berikut adalah

contoh hasil analisis konteks terhadap Standar Sarana dan Prasarana dan

analisis terhadap Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

No

.Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan

Tindak

Lanjut

(kolom ini diisi sesuai

dengan tuntutan

Permendiknas atau

Permendikbud yang

berlaku)

(kolom ini diisi

sesuai dengan

kondisi riil

sekolah)

Standar Sarana dan

Prasarana

1. Bangunan:

a. Ruang Belajar (ruang

Kelas); jumlah

ruang kelas minimal

sama dengan jumlah

rombongan belajar

a. ruang

belajar ada

30 ruang

dan jumlah

rombel

kelas XI

dan XII ada

18 rombel

a. masih

sisa

ruang

sebanyak

12 ruang,

sehingga

memung

kinkan

Rencana

penerimaan

siswa kelas X

sebanyak 10

rombel

dengan

peminatan

dan lintas

16

No

.Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan

Tindak

Lanjut

untuk

menerim

a

minimal

9 rombel

kelas X

minat

disesuaikan

dengan hasil

angket dan

wawancara

b. Perpustakaan

c. dst

………………

.

……………. ……………

….

2. Lahan

a. ……………dst

………………

.

……………

….

……………

….

3. Dst

Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

1 Kualifikasi

a. Pendidikan

b. Jumlah Guru

c. Beban Kerja Guru

Semua

Pendidik

minimal S1

Rasio Guru

dan Siswa

maksimal 1 :

20

Minimal 24

Jam Tatap

Muka

52

orangguru

S1, 4 orang

S2 dan 1

orang S3

Rasio guru

dan siswa

1 : 14

Rata-rata

jumlah jam

tatap muka

per orang

adalah 20

Studi lanjutan

bagi guru

yang belum

S1

Analisis

struktur

kurikulum

2013 dalam

penyusunan

program

peminatan

dan lintas

minat untuk

kelas X

(pelaksana

17

No

.Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan

Tindak

Lanjut

c. dst

Jam

pelajaran

Kurikulum

2013)

2 Dst. ………………

……………

……

……………

……

4) Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan KTSP, difokuskan pada

pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 yang terpadu berkaitan dengan

SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian yang mencakup tiga

domain sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5) Manfaat pengembangan KTSP sebagai acuan dalam implementasi

kurikulum.

6) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan KTSP terkait dengan

pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

7) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan

pengembanganKTSP.

b. Tim Pengembang Kurikulum(TPK) menyusun rencana dan jadwal

pengembangan KTSP. Sebelum menyusun rencana dan jadwal kegiatan tersebut,

TPK melakukan kegiatan, antara lain:

1) Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan-peraturan

yang berlaku, antara lain PP No. 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 54

Tahun 2013 tentang SKL, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi, Permendikbud Nomor 65 tentang Standar Proses,

Permendikbud Nomor 66 tentang Standar Penilaian, dan Permendikbud

Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.

18

2) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan

kendala pelaksanaan KTSP tahun sebelumnyaserta kemungkinan kendala

dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.

3) Analisis kondisi riil sekolah terutama yang berkaitan dengan tenaga

pendidik dan sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam

menyusun program peminatan dan lintas minat.

4) Penyusunan, review, dan revisi RPP yang mencakup kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan saintifik, serta pencapaian kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.(lihat model Pengembangan RPP,Model

Pengembangan Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta Didik).

5) Perencanaan pilihan pada mata pelajaran Wajib B, penambahan jam dan

mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan

keputusan kepala daerah kab./kota atau provinsi masing-masing. Contoh

penambahan Bahasa Daerah, baik yang terintegrasi pada mata pelajaran

Seni dan Budaya atau berdiri sendiri.

6) Penyusunan program peminatan dan lintas minat untuk kelas Xberdasarkan

hasil analisis tenaga pendidik, kondisi sarana-prasarana, dan hasil angket

peserta didik kelas X tentang minat dan lintas minat (mekanisme dan

prosedur peminatan dan lintas minat secara terperinci akan dibahas di Bab

III).

c. Kepala sekolah, komite sekolah, dan TPK sekolah membahas rencana dan

jadwalkegiatan, untuk selanjutnya TPK melakukan revisi dan finalisasi.

d. Kepala sekolah menandatangani rencana dan jadwal kegiatan.

e. Tim Pengembang Kurikulum menyusun draf KTSP dengan mengacu kepada

hasil analisis dan revisi KTSP tahun sebelumnya, serta mengembangkannya

sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

f. Guru menyusun RPP dengan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan saintifik dengan mencakup tiga domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan mengacu kepada silabus dan buku yang

diterbitkan oleh Kementerin Pendidikan (lihat E-Katalog untuk buku).

19

g. Kepala SMA, komite sekolah, TPK dan MGMP sekolah, serta pengawas

pembina mereview draf KTSP. Selanjutnya berdasarkan hasil review, TPK dan

MGMP sekolah melakukan revisi dan finalisasi dokumen KTSP.

h. Kepala SMA dan ketua Komite Sekolah menandatangani KTSP,

kemudianmengirimkannya ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

i. Kepala SMA menetapkan pemberlakuan KTSP dan mensosialisasikan kepada

semua warga sekolah dan stakeholders setelah ditandatangani oleh Kepala

Dinas Pendidikan Provinsi.

j. Tim Pengembang Kurikulum menggandakan dokumen KTSP.

2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Kabupaten/Kota melakukan supervisi berupa

verifikasi dan validasiterhadap dokumen KTSP yang diajukan olehsekolah, dengan

menggunakan instrumen yang dapat dikembangkan oleh Dit. PSMA.

Jika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dianggap sudah layak, maka TPK

Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi Kepada Dinas Pendidikan

untukditeruskan ke DinasPendidikan Provinsi. Jika belum layak, dikembalikan ke

sekolah untuk diperbaiki.

3. Dinas Pendidikan Provinsi

Tim Pengembang Kurikulum provinsi melakukan validasi dokumen KTSP dengan

menggunakan instrumen yang sama, untuk selanjutnya ditandatangani oleh Kepala

Dinas Pendidikan Provinsi atau pejabat yang ditunjuk.

B. Sistematika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sistematika KTSP dapat digambarkan seperti tampak pada tabel 1berikut:

Sistematika

KTSPPenjelasan

Cover Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda,

20

Sistematika

KTSPPenjelasan

tahunpelajaran, dan alamat sekolah.

LEMBAR

PENGESAHAN

Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite

Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi atau

pejabat yang ditunjuk (lihat contoh KTSP).

KATA PENGANTAR Cukup jelas

DAFTAR ISI Cukup jelas

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang a. Berisi dasar pemikiran pengembangan KTSP serta

pemberlakuan Kurikulum 2013.

b. Untuk sekolah yang melaksanakan Sistem Kredit

Semester (SKS) uraikan pula tentang dasar pemikiran

pengembangan/pelaksanaan SKS tersebut.

B. Landasan Berisi landasan hukum pengembangan KTSP termasuk PP

No. 32 Tahun 2013 sebagai pengganti atas PP No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut

Permendikbud yang mengiringinya (Permendikbud No. 54,

64, 65, 66, 69, dan 81A tahun 2013)

C. Tujuan Berisi Tujuan Pengembangan KTSP termasuk pencapaian

kompetensi yang mencakup tiga domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan

BAB II. TUJUAN

SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan Pendidikan

Menengah

a. Sesuai dengan SKL untuk SMA yang mencakup tiga

domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

B. Visi a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah

dan pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi

institusi di atasnya dan visi pendidikan nasional, dan

21

Sistematika

KTSPPenjelasan

diputuskan dalam rapat dewan pendidik.Visi sekolah

harus mencerminkan domain Sikap,Pengetahuan dan

Keterampilan.

b. Cita-cita yang menggambarkan dan memberi inspirasi,

motivasi, dan kekuatan untuk kepentingan masa

mendatang.

c. Mengacu pada SKL Satuan Pendidikan (SMA) dan

Kompetensi Inti SMA yang mencakup kompetensi

Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan.

(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL)

C. Misi Sekolah a. Dirumuskan berdasarkan masukan dari warga sekolah

dan pihak yang berkepentingan, dan diputuskan dalam

rapat dewan pendidik

b. Memberi arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional

c. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu

tertentu

d. Menjadi dasar program pokok sekolah

e. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan

mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah mencakup

tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL)

D. Tujuan SMA ...... a. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai

dalam jangka waktu tertentu yang mencakup domain

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

b. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan

pendidikannasional,visi dan misi daerah setempat, serta

22

Sistematika

KTSPPenjelasan

relevan dengan kebutuhan masyarakat

c. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah

ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah

d. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang

berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan

dalam rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah.

(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL)

BAB III. STRUKTUR

DAN MUATAN

KURIKULUM

A. Kerangka Dasar Dapat disalin dari;

a. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 halaman 5-6,

ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan

kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah

atau sekolah, misalnya untuk penambahan muatan lokal

pada mata pelajaran wajib B.

b. Permendikbud no. 81 A tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum 2013.

Landasan Filosofis,

Landasan Teoritis,

dan

Landasan Yuridis.

B. Struktur Kurikulum a. Pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran,

termasuk muatan lokal, penambahan mata pelajaran,

peminatan, lintas minat dan pendalaman minat serta

kegiatan pengembangan diri.

b. Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik

dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL yang

mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan

sesuai dengan struktur kurikulum yang meliputi mata

23

Sistematika

KTSPPenjelasan

pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan (peminatan

dan lintas minat dan pendalaman) untuk Kurikulum

2013, serta sesuai dengan penjurusan IPA, IPS, atau

Bahasa untuk Kurikulum 2006.

c. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka

seluruh mata pelajaran minimal 42 jam pelajaran

perminggu.

d. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri, baik sistem paket maupun yang

melaksanakan SKS.

e. Beban belajar tambahan : Satuan pendidikan dapat

menambah beban belajar perminggu sesuai dengan

kebutuhan belajar peserta didik.

f. Mencantumkan jenis mata pelajaran muatan lokal yang

dilaksanakan yang dapatdicantumkan pada mata

pelajaran wajib B, baik terintegrasi pada mata pelajaran

yang tersedia atau berdiri sendiri.

g. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS uraikan tentang

struktur dan jam pelajaran, serta jumlah sks maksimal

dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta didik

(lihat contoh di lampiran).

B. Muatan KTSP Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum

pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada

tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan

pendidikan.

1. Mata Pelajaran a. KTSP memuat sejumlah mata pelajaran yang harus

ditempuh peserta didik dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas

XII

24

Sistematika

KTSPPenjelasan

b. Jumlah mata pelajaran:

1)Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata

pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran wajib

A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata

pelajaran peminatan, dan 2 mata pelajaran lintas

minat.

2)Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII

untuk semua peminatan Matematika dan Ilmu

Alam (MIA), peminatan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS),

dan peminatan Bahasa dan Budaya (BaBu)

minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata

pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib

B, 4 mata pelajaran peminatan, dan satu mata

pelajaran lintas minat.

2. Muatan Lokal Berisi jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan

muatan lokal yang diselenggarakan oleh sekolah,

dengan memperhatikan rambu -rambu/panduan

pengembangan muatan lokal

(Lihat juknis pengembangan muatan lokal dan

Permendikbud No. 69 Tahun 2013 dan Permendikbud 81

A ).

3. Kegiatan

Pengembangan

Diri

a. Berisi jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan

kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan oleh

sekolah, dengan memperhatikan

25

Sistematika

KTSPPenjelasan

rambu-rambu/panduan kegiatan pengembangan diri.

(Lihat juknis pengembangan diri).

b. Pengembangan diri dapat terintegrasi dalam

pembelajaran (domain Sikap dan Keterampilan), serta

dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan

wajib mengikuti kegiatan pramuka.

4. Pengaturan Beban

dan Pola Belajar

1) pengaturan pola belajar juga harus

memperhatikan 14 prinsip pembelajaran sesuai

Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013

halaman 1 – 2yang mencakup domain sikap,

pengetahuan, dan keterampilan .

2) Proses pembelajaran tentang materi yang

memuat fakta, konsep, dan prosedur dengan

menggunakan pendekatan saintifik (Scientific

Approach) dan penilaian autentik (authentic

assessment).

a. Bagi sekolah yang menyelenggarakan SKS beban

dan pola belajarnya mengacu kepada peraturan yang

berlaku (

(lihat Lampiran 4 Permendikbud nomor 81 A Tahun

2013 dan Pedoman Pelaksanaan SKS).

5. Ketuntasan Belajar a. Untuk pelaksana Kurikulum 2013 KKM merupakan

kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh

satuan pendidikan dengan mempertimbangkan

karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya

dukung, dan karakteristik peserta didik.

(lihat Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang

Penilaian, Model Analisis Hasil Belajar, dan Model

26

Sistematika

KTSPPenjelasan

Pengembangan Penilaian).

6. Kriteria Kelulusan

dan Kenaikan

Kelas

Berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta

strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak

lulus yang diberlakukan oleh sekolah, dengan

memperhatikan:

a. ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan melalui uji

pencapain kompetensi mengacu kepada Permendikbud

No. 66 Tahun 2013 untuk pelaksana Kurikulum 2013

(lihat juga Model Pengembangan Penilaian).

7. Kriteria peminatan,

lintas minat, dan

pendalaman minat

a. Untuk pelaksana Kurikulum 2013

1) Berisi tentang kriteria peminatan dan lintas minat,

serta tata cara pemilihan mata pelajaran lintas minat

sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah (lihat

Panduan Peminatan, Lintas Minat, dan Pendalaman

Minat) untuk kelas X.

2) Berisi tata cara pemilihan dan strategi pelaksanaan

pendalaman minat sesuai dengan tuntutan

Kurikulum 2013.

8. Pendidikan

Kecakapan Hidup

Berisi tentang pendidikan kecakapan hidup yang

dilaksanakan di sekolah. Dapat berupa implementasi dari

mata pelajaran pada domain sikap, pengetahuan,

keterampilan.

9. Pendidikan

berbasis

keunggulan lokal

dan global

Berisi tentang jenis, strategi pemilihan dan pelaksanaan

pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global disekolah,

serta dapat mengembangkan potensi peserta didik yang

mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan

27

Sistematika

KTSPPenjelasan

melalui pendekatan pembelajaran saintifik.

BAB IV.

KALENDERPENDIDIK

AN

Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan, dan disusun berdasarkan kalender

pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan

setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik

sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat,

denganmemperhatikan aturan kalender pendidikan

sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

(Contoh kalender pendidikan terlampir).

Lampiran a. Hasil anlisis keterkaitan kompetensi dengan materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian,

serta contoh RPP (lihat Model Pengembangan RPP,

Model Penilaian, dan Analisis Hasil Belajar Peserta

Didik).

28

Penyusunan Draf KTSP Finalisasi,Penilaian dan Pemantapan KTSPReviewRevisi

Penandatanganan oleh Kepala Sekolah dan Komite

Validasi/verifikasi oleh Pengawas Pembina sekaligus rekomendasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab./Kota

Validasi oleh TPK Provinsi sekaligus pengesahan oleh Kepala Dinas Provinsi Sosialisasi, Implementasi KTSPEvaluasi

Analisis Konteks dan Analisis Kondisi Riil Sekolah

Analisis Permendikbud No. 54, 64,66,69, dan 71 dan 81A

Evaluasi dan Analisis KTSP tahun lalu

C. Pelaksanaan

1. Pengorganisasian

Pengembangan KTSP dilaksanakan oleh TPK, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan

Guru, serta pengawas pembina dengan pendampingan atau bimbingan dan kerjasama

Dinas Pendidikan Kab./Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, LPMP atau Dinas/Instansi

lain yang terkait. Kerjasama dengan dinas/instansi terkait dapat dilakukan untuk

menambah atau memperkaya muatan KTSP sesuai dengan karakteristik sekolah.

KTSP yang telah disusun dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh setiap

pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang bersangkutan, dengan terlebih

dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah setelah divalidasi oleh Dinas

Pendidikan Kab./Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi.

Kegiatan di Sekolah secara teknis dikoordinasikan oleh TPK Sekolah bekerjasama

dengan Komite Sekolah dan Pengawas Pembina sekolah, serta Dinas Pendidikan

Kab./Kota.

2. Pelaksanaan

Penyusunan KTSP dilaksanakan paling lambat satu bulan sebelum tahun pelajaran

baru, dimulai dengan mengevaluasi KTSP tahun sebelumnya seperti yang dijelaskan

di BAB III. Alur kegiatan tersebut secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

v

29

3. Koordinasi dan Supervisi

Kegiatan koordinasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan

Kab./Kota dan Provinsi berupa bimbingan dalam penyusunan KTSP dengan kegiatan

antara lain;

a.Penentuan jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal;

b.Penentuan jadwal penyusunan dan pendampingan;

c.Perumusan kalender pendidikan.

Kegiatan supervisi berupa verifikasi dan validasi KTSP oleh TPK Dinas Pendidikan

Kab./Kota dan validasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan menggunakan

instrumen seperti yang dijelaskan di BAB III.

Selain itu, sekolah melakukan evaluasi KTSP secara berkesinambungan dan berkala

yang dilakukan oleh sekolah (guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah) minimal

satu semester dua kali untuk Dokumen 1, dan oleh guru matapelajaran yang

melakukan evaluasi dan revisi RPP sesuai kebutuhan.

30

BAB IV

PENUTUP

Pada tahun pelajaran 2014-2015seluruhSMA harus melaksanakan Kurikulum

2013, sehingga semua SMA berkewajiban untuk mengimplementasikan semua

peraturan yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sebagai bahan acuan

dalam pelaksanaan proses pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional Selain itu, pengembangan KTSP juga harus

mempertimbangkan prinsip pengembangan dan karakteristik kurikulum yang

berlaku, sehingga menunjang kepada pelaksanaan proses pendidikan yang

maksimal. Proses pendidikan tersebut harus dapat mengembangkan potensi

peserta didik sehingga mencapai perkembangan yang seimbang antara kebutuhan

fisik, psikis, dan spritual yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Naskah ini disusun sebagai salah satu bahan untuk membantu pelaksana atau TPK

sekolah dalam menyusun KTSP dan melaksanakan peminatan dan lintas minat

sesuai dengan kondisi dan karakteristik sekolahnya masing-masing.

Untuk selanjutnya, kritikan dan saran demi peningkatan dan perbaikan sangat

diharapkan.

31

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan (2010). Penduan Penyusunan KTSP. Jakarta

Depdiknas (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Jakarta

Depdiknas (2003). Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Jakarta.

Depdiknas. (2002). Pedoman Penyususunan Standar Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Kemdikbud (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Jakarta

Kemdikbud (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81a Thun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA (2010). Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP. Jakarta

Terry, George R. (1872). Principles Of Management. Sixth Edition. Richard D Irwin Inc. Illinois.

Tim Redaksi Pustaka Yustisia. (2009). Undang-Undang BHP (Badan Hukum Pendidikan No 9 Tahun 2009. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Tim Redaksi Fokusmedia. (2003). Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Jakarta: Fokusmedia

William G. Cunningham (1982). Systemic Planning for Educatinal Change. California. Mayfield Publishing Company.

32

1

2