Panduan Kontes Mobil Hemat Energi
-
Upload
asepta-surya-wardhana -
Category
Documents
-
view
56 -
download
4
Embed Size (px)
description
Transcript of Panduan Kontes Mobil Hemat Energi

1 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e

2 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Kata Pengantar
Keterbatasan sumber energi terutama sumber energi dari fosil (minyak dan
gas) telah membuat berbagai negara di dunia mengalami krisis energi. Krisis energi ini harus
disikapi dengan baik supaya Negara Indonesia tidak terpuruk didalamnya. Berdasarkan
prediksi dari beberapa pakar, mereka menyatakan bahwa bahan bakar minyak akan habis
dalam jangka waktu kurang dari 30 tahun mendatang. Untuk Indonesia, bahan bakar minyak
akan habis dalam jangka waktu kurang dari 12 tahun mendatang, Indonesia akan
mengimpor minyak seluruhnya. Kondisi ini akan menimbulkan masalah besar bagi bangsa ini
jika perilaku hidup kita tidak berubah dari budaya boros energi ke budaya hemat energi.
Oleh sebab itu duniaotomotif di seluruhduniasaat inidihadapkan dengan
permasalahan tersebut. Saat ini semua pabrikan otomotif di dunia berlomba-lomba untuk
membuat produk otomotif yang hemat bahan bakar dan atau menggunakan bahan bakar
alternative selain minyak bumi. Keadaan ini seperti membuat semua produsen otomotif
harus kembali ke titik nol di dalam pengembangan teknologinya. Kondisi ini sangat ideal bagi
bangsa Indonesia untuk terjun di dalam pengembangan teknologi otomotif terbaru yang
hemat bahan bakar atau teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Dalam usaha memenuhi tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menugaskan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan
Kompetisi “Indonesia Energy Marathon Challenge” (IEMC2012) rancangan mobil hemat
energi yang diajukan akan diuji oleh para ahli dari perguruan tinggi, instansi pemerintahan
dan perusahaan swasta. Kompetisi memiliki tujuan dapat mempercepat penguasaan
teknologi otomotif terbaru di Indonesia sehingga akan muncul teknologi-teknologi terbaru
di bidang otomotif yang nantinya akan dapat digunakan untuk menghemat maupun
menggunakan bahan bakar alternative. Selain itu juga diharapkan dengan adanya kompetisi
kendaraan irit bahan bakar di Indonesia, nantinya wakil-wakil Indonesia akan bias berbicara
banyak di kompetisi Internasional dalam lomba sejenis. Hal ini berguna untuk mengangkat
citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional.

3 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Mewakili seluruh pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan ini, kami
mengundang partisipasi mahasiswa dan dukungan perguruan tinggi terhadap partisipasi
mahasiswanya. Harapan kami, semoga IEMC 2012 ini bermanfaat bagi pemerintah,
perguruan tinggi, para mahasiswa dan seluruh masyarakat.
Selamat Berkompetisi !
Surabaya, Mei 2012
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Agus Subekti NIP. 19600801 198403 1 002

4 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Daftar Isi
Halaman Judul 1 Kata Pengantar 2 Daftar Isi 4 Latar Belakang 7 Tujuan 7 Waktu & Pelaksanaan 8 Informasi Umum 8 Peserta 8 Pendaftaran 9 Pendaftaran Tim 9 Dokumentasi Teknis 10 Penyelenggara 12 Diagram Alir IEMC 2012 13 Peraturan Kompetisi Indonesia Energy Marathon Challenge 2012 14 Bab 1 - Organisasi 15 Pasal 1 : Penerimaan 15 Pasal 2 : Kepesertaan 15 Pasal 3 : Persyaratan Memasuki Lintasan 16 Pasal 4 : Identifikasi 16 Pasal 5 : Pemenuhan Peraturan 17 Pasal 6 : Protes 17 Pasal 7 : Perselisihan 17 Pasal 8 : Penalti 17 Bab 2 – Keselamatan 19 Pasal 9 : Peraturan Keselamatan 19 Peraturan Mengemudi 19 Pasal 10 : Pengetahuan dan Tes Mengemudi 19 Pasal 11 : Mengemudi dibawah pengaruh alkohol/narkoba 19 Pasal 12 : Briefing/pengarahan 20 Pasal 13 : Memasuki lintasan/uji lintasan (test lap) 20 Pasal 14 : Mendorong kendaraan 20 Pasal 15 : Arah lintasan perlombaan 21 Pasal 16 : Komunikasi radio 21 Pasal 17 : Mendahului 21 Pasal 18 : Kerusakan dan kecelakaan 21 Pasal 19 : Kendaraan di luar lintasan 22 Perlengkapan Mengemudi 22 Pasal 20 : Berat Pengemudi 22 Pasal 21 : Helm 23 Pasal 22 : Pakaian Pengemudi 23 Pasal 23 : Kenyamanan Pengemudi 23 Peralatan Keselamatan Tim 24 Pasal 24 : Peralatan dan Material 24

5 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 3 – Rancangan Kendaraan 25 3A – Kelompok Prototype 25 Pasal 25 : Rancangan Kendaraan 25 Pasal 26 : Ukuran (dimensi) kendaraan kelas prototype 25 Pasal 27 : Kekakuan dan Kekuatan Rangka Chassis/Monoque 26 Pasal 28 : Jangkauan Pandang 26 Pasal 29 : Sabuk Pengaman 27 Pasal 30 : Akses Kendaraan 27 Pasal 31 : Posisi Pengemudi 28 Pasal 32 : Ruang kemudi – ventilasi 28 Pasal 33 : Isolasi engine dan sistem bahan bakar terhadap pengemudi 28 Pasal 34 : Klakson 28 Pasal 35 : Alat pemadam kebakaran 29 Pasal 36 : Penyambung dan Penembus Daya (Clutch dan Transmisi) 29 Pasal 37 : Roda, poros dan penghubung roda – poros (wheels hub) 30 Pasal 38 : Radius putar 30 Pasal 39 : Kemudi dan kendali kendaraan 30 Pasal 40 : Pengereman 30 Pasal 41 : Sistem Gas Buang 31 Pasal 42 : Tingkat Kebisingan 31 Pasal 43 : Tombol Darurat 32 Pasal 44 : Pemeriksaan Tambahan 32 3B – Kelompok Urban 32 Pasal 45 : Definisi 32 Pasal 46 : Rancangan Kendaraan 32 Pasal 47 : Dimensi 33 Pasal 48 : Bodi Kendaraan 34 Pasal 49 : Kekuatan dan Kekakuan Rangka Chassis/Monocoque 35 Pasal 50 : Isolasi engine dan sistem bahan bakar terhadap pengemudi 35 Pasal 51 : Alat Pemadam Kebakaran 35 Pasal 52 : Jangkaun Pandang 35 Pasal 53 : Sabuk pengaman 35 Pasal 54 : Akses Kendaraan 36 Pasal 55 : Kemudi/kendali kendaraan dan radius belok 36 Pasal 56 : Roda 36 Pasal 57 : Ban 37 Pasal 58 : Lampu/penerangan 37 Pasal 59 : Klakson 37 Pasal 60 : Posisi Pengemudi 37 Pasal 61a : Pengereman 37 Pasal 61b : Gangguan Cuaca 38 Pasal 62 : Penyambung dan Penyalur Daya (Clutch dan Transmisi) 39 Pasal 63 : Sistem Gas Buang 39 Pasal 64 : Tingkat Kebisingan 39 Pasal 65 : Tombol Darurat 39 Pasal 66 : Pemeriksaan Tambahan 39

6 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 4 – Sumber Energi 40 Pasal 67 : Ketentuan Umum 40 Pasal 68 : Bahan Bakar Resmi 40 Pasal 69 : Pelumas Engine 41 Pasal 70 : Sistem Elektrik Kendaraan 41 4A – Internal Combustion Engine 43 Pasal 71 : Penggerak 43 Pasal 72 : Sumber Energi terpasang lainnya 43 Pasal 73 : Tangki Bahan Bakar 44 Pasal 74 : Sistem Bahan Bakar 44 Pasal 75 : Starter 46 4B – Tenaga Pendorong Listrik 46 Pasal 76 : Kendraan bertenaga listrik dari baterai 46 TIM PENYUSUN PANDUAN IEMC 2012 49

7 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Indonesian Energy Marathon Challenge 2012
1. Latar belakang
Dunia otomotif di seluruh dunia saat ini dihadapkan pada masalah tingginya
harga dan menipisnya ketersediaan bahan bakar minyak sebagai sumber energy primer
kendaraan.Saat ini semua pabrikan otomotif di dunia berlomba-lomba untuk membuat
produk otomotif yang hemat bahan bakar dan atau menggunakan bahan bakar alternative
selain minyak bumi. Keadaan ini seperti membuat semua produsen otomotif harus kembali
ketitik nol di dalam pengembangan teknologinya. Kondisi ini sangat ideal bagi bangsa
Indonesia untuk terjun di dalam pengembangan teknologi otomotif terbaru yang hemat
bahan bakar atau teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2012 merupakan kegiatan
yang diadakan untuk menguji kemampuan merancang dan membangun kendaraan yang
aman, irit dan ramah lingkungan. Kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh
Universitas/Institut/Politeknik di Indonesia yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh
panitia.
Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2012 terdiri dari dua kategori:
1. Prototype: kendaraan roda tiga dengan energi pendorong fossil fuel.
Kategori energi: bensin, solar, listrik.
2. Urban Combustion: kendaraan roda empat berpendorong energi fosil yang tampilannya
mirip mobil pada umumnya dan sesuai untuk on-road.
Kategori energi: bensin, solar, listrik.
2. Tujuan
a. memberikan alternatif solusi bagi masalah energi nasional saat ini. Solusi yang dimaksud
tentu akan memberikan efek positif dalam pengembangan kendaraan masa depat yang
hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
b. memberikan wadah bagi mahasiswa teknik seluruh Indonesia untuk menunjang ilmu
pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah serta meningkatkan kreatifitas, disiplin,
dan kemampuan soft skill dan hard skill.
Dari tujuan tersebut, maka kami mengadakan Indonesia Energy Marathon
Challenge.

8 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
3. Waktu & Pelaksanaan
Indonesia Energy Marathon Challange (IEMC) akan diselenggarakan tanggal
22-25 November 2012 di Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya, Indonesia. Bagi peserta terseleksi
akan dispakan akomodasi di Graha Widya Bakti kampus STESIA, Surabaya atau lokasi yang
ditetapkan panitia.
4. Informasi Umum
Dengan berpartisipasi dalam acara IEMC, peserta menyetujui bahwa Panitia
Pelaksana Indonesia Energy Marathon Challenge 2012 memiliki hak untuk menggunakan
nama, kemiripan dan gambar untuk publisitas atau bahan mempromosikan acara ini tanpa
kompensasi, kecuali bila dilarang oleh hukum.
Panitia acara berhak untuk memodifikasi pasal-pasal dalam Peraturan ini.
5. Peserta
Tim yang berpartisipasi harus terdiri dari mahasiswa yang resmi terdaftar pada perguruan
tinggi (Universitas/sederajat, Politeknik) di Indonesia.
Peserta yang boleh ikut bertanding berusia 16 tahun hingga 27 tahun per tanggal 31
Desember 2012.
Sebuah tim hanya boleh memiliki 8 (delapan) anggota tim resmi yang terdiri dari pemimpin
tim, pengemudi, pengemudi cadangan dan dosen pembimbing. Hanya 8 anggota tim
tersebut yang diizinkan masuk ke area lintasan perlombaan/pit. Hal ini demi menjaga
keamanan dan keselamatan di daerah pit. Selain 8 anggota tim resmi, orang lain yang
menemani tim TIDAK akan diizinkan masuk ke area lintasan perlombaan/pit.
Pendukung tim, anggota keluarga, staf fakultas, sponsor dan pengunjung lainnya
diperkenankan untuk menyaksikan acara di tempat yang disediakan panitia melalui pintu
masuk yang ditentukan.
Para Penyelenggara akan memberikan bantuan bagi setiap tim.
Panitia akan menyediakan bagi 8 anggota tim:
1. Layanan antar-jemput dari penginapan ke sirkuit dan sebaliknya
2. Layanan penginapan
3. Ruang penyimpanan kendaraan yang dilombakan
4. Makan selama berada di penginapan dan sirkuit
5. Seragam lomba dan paket pendaftaran berupa goodiebag.

9 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Setiap Tim Peserta bertanggung jawab atas semua biaya dan pengeluaran yang terkait
dengan perjalanan Kota asal ke Surabaya, pembuatan dan pengiriman kendaraan, dan
lainnya.
Setiap Perguruan Tinggi berhak memiliki 1 (satu) kendaraan untuk berpartisipasi dalam
setiap kategori (urban/prototype) dalam acara lomba ini atau setiap Perguruan Tinggi
tersebut hanya dapat memiliki satu kendaraan prototype dan satu kendaraan urban. Setiap
kendaraan yang dilombakan harus didaftarkan secara lengkap dan dalam formulir terpisah.
Jika kendaraan ada di kelompok yang sama, keduanya harus menggunakan sumber energi
yang berbeda.
6. Pendaftaran
Pendaftaran secara online untuk lomba ini disediakan di situs resmi Indonesian Energy
Marathon Challenge 2012. Alamat website IEMC 2012 adalah www.iemc.its.ac.id
Pendaftaran akan dipertimbangkan jika berkas pendaftaran tim telah dilengkapi secara
benar dan lengkap dan disertai dengan gambar teknik kendaraan yang memenuhi peraturan
teknis IEMC 2012.
Panitia akan menyeleksi seluruh berkas pendaftaran untuk memilih sejumlah tim terbaik
yang memenuhi persyaratan teknis dan keselamatan. Panitia berhak untuk menerima atau
tidak menerima pendaftar sesuai hasil seleksi.
Semua keputusan Panitia bersifat mutlak. Disarankan bagi Timuntuk menunggu keputusan
akhir dari panitia tentang hasil seleksi sebelum mulai membuat kendaraan mereka.
Keputusan hasil seleksi akan dikirimkan melalui email kepada tiap tim. Daftar akhir Tim yang
diterima akan diunggah di website IEMC 2012.
Tim yang diterima harus memperoleh surat persetujuan dari perguruan tinggi asal agar bisa
mengikuti perlombaan. Surat itu berisi daftar nama semua anggota tim, umur/tanggal lahir
dan asal fakultas, serta keterangan yang menyatakan bahwa semua anggota yang tercantum
tersebut adalah benar-benar mahasiswa perguruan tinggi tersebut. Salinan berupa copy
scan surat persetujuan tersebut harus disertakan bersama dengan berkas pendaftaran.
7. Pendaftaran Tim
Surat kepersertaan resmi IEMC 2012 hanya akan diberikan kepada Tim yang
telah mengirimkan informasi dan berkas yang disyaratkan. Akan ada dua bagian
pendaftaran; yakni sebelum dan pada saat acara perlombaan.

10 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
1. Sebelum acara perlombaan, seluruh berkas pendaftaran harus sudah dikirimkan
kepada panitia melalui email ke: [email protected]
a. Surat persetujuan Perguruan Tinggi kepada Tim peserta lomba beserta
daftar nama seluruh anggota Tim, termasuk dosen pembimbing atau
pendamping dari fakultas.
b. Copy scan kartu tanda mahasiswa dan/atau kartu pegawai dari tiap orang
yang tercantum di dalam isi surat persetujuan. Panitia hanya menerima
berkas gambar dalam format JPG/PDF.
2. Saat perlombaan, Tim hadir di lokasi lomba IEMC untuk check in. Pemimpin Tim
akan mendaftarkan semua anggota Tim dan dosen pembimbing. Saat mendaftar di
panitia, pemimpin Tim harus menunjukkan surat kepersertaan resmi dari panitia.
Tim yang terlambat tidak akan dilayani. Seluruh tim mahasiswa diwajibkan
untuk mengikuti dan mentaati seluruh petunjuk pendaftaran dari panitia penyelenggara
IEMC 2012.
8. Dokumentasi Teknis
a) Peserta harus memberikan deskripsi teknis sistem bahan bakar kendaraan dan rangkaian
eletrik secara akurat kepada Panitia.
b) Dokumentasi Teknis – sebelum perlombaan.
i. Peserta harus mengirim dokumen sistem bahan bakar dan kelistrikan kendaraan.
ii. Untuk motor pembakaran dalam, dokumen tersebut harus mencakup deskripsi dan
gambar teknik yang akurat tentang sistem penyediaan bahan bakar dari tanki ke
engine. Ini harus berisi berikut:
1. Komponen sistem bahan bakar utama seperti pressurised air bottle, pressure
relief valves, air pressure gauges, fuel tank, filter, valves, carburettoer, fuel
injector, float chamber, pump, starter motor, engine, dsb.
2. Deskripsi tentang cara kerja clutch kendaraan (peserta tidak diperkenankan
penggunaan motor startersebagai penggerak kendaraan).
iii. Untuk semua jenis kendaraan, diagram system elektrik dibuat dalam satu dokumen
atau lebih yang berisi rangkaian listrik sebagai berikut:
1. Wiring diagram kendaraan poin to poin yang menunjukkan lokasi semua
komponen listrik utama sistem yang relevan, seperti baterei, super kapasitor,

11 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
fuse / pelindung rangkaian, lampu, alternator, klakson, starter motor (untuk
kendaraan e-mobility ini juga harus termasuk komponen drive train seperti
motor, joulemeter), dsb.
2. Komponen voltase, arus, dan power rating komponen utama.
3. Lokasi dan rating semua alat perlindungan rangkaian.
4. Ilustrasi bagaiman sistem emergency - stop bekerja, untuk dua switch
emergensy eksternal dan internal. Gambar terpisah dapat digunakan untuk
mengilustrasikan ini jika diperlukan.
5. Deskripsi baterei atau ultra (super) kapasitor digunakan pada sistem, termasuk
tipe, rated voltage, volatse charge maksimum dan kapasitas pada amp-jam atau
kapasitan.
6. Panitia berhak meminta informasi tambahan dari Tim yang menggunakan
batterei asesoris berkapasitas tinggi.
7. Starter ,motor dan starter light connections (untuk kendaraan dengan starter
motor)
c) Dokumentasi Teknis – ketika lomba (akan dilihat pada saat inspeksi teknis)
i. Ketika dilakukan inspeksi pada kendaraan, peserta harus menyediakan: satu
salinandokumen teknis versi terbaru yang telah dikumpulkan sebelumnya (b.iii) dan
dokumentasi tambahan (c.ii).
ii. Untuk semua kendaraan, jika digunakan baterei Lithium-ion sebagai baterei sistem
penggerak utama atau asesoris, harus disediakan dokumentasi tentang operasi
Battery Management System (BMS). Data BMS harus mencakup:
1. Batas perlindungan over-voltage cell
2. Batas over-current baterei
3. Batas over-temperature baterei
4. Sistem proteksi baterei ketika melampaui batas over-voltage, over-current, atau
over-temperature.
iii. Untuk kendaraan tenaga listrik, dokumentasi teknis tambahan yang dicetak harus
termasuk:
1. Semua informasi tambahan yang belum dikumpulkan sebelum lomba tentang
tipe baterei, kapasitas energi dan rating voltase nominal
(baikbatraisebagaipenggerakutamamaupunasesoris).
2. Semua informasi tambahan yang belum dikumpulkan sebelum lomba mengenai
motor dan daya motor controller dan rating voltase.

12 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
9. Penyelenggara
Kompetisi ini diselenggarakan oleh:
Direktorat Peneltian dan Pengabdian kepada Masyarkat (DITLITABMAS), Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerjasama
dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Alamat :
● Alamat Penyelenggara :
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DILITABMAS)
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Gedung Dikti Lt. IV
Jl. Jendral Sudirman Pintu I, Senayanm Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10270, Indonesia
Telp.(62-21) 57946100 ext 0433, (62-21) 57946042, (62-21) 57946085, Fax. (62-21) 5731846
Website : http://www.dikti.kemendiknas.go.id/
e-mail : [email protected]
● Pelaksana :
Badan Pembinaan Kemahasiswaan dan hubungan Alumni – ITS
Kampus ITS – Sukolilo Surabaya
● Alamat Sekretariat panitia Pelaksana :
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
Jl. Raya ITS Keputih Sukolilo
Surabaya
Kode Pos : 60111
Telp : (031) 5946230
Fax : (031) 5922941
Email : [email protected]
Website : http://www.me.its.ac.id
Contact Person
Kesekretariatan :
Ir. Indra Sidharta, M.Eng
No. HP. : 081335239812

13 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
10. Diagram Alir dan Jadwal Kegiatan
Diagram Alir Indonesia Energy Marathon Challenge 2012
Pemantapan Buku Regulasi, Tim Juri, dan Panitia
1 Mei – 1 Juni 2012
11 Juni – 29 Juni 2012
Koordinasi Internal ITS, Revisi Deadline dan Komunikasi dengan DIKTI
Pencetakan Brosur, Poster, dan Buku Regulasi 1 Juli – 20 Juli 2012
Sosialisasi (Penyebaran Poster dan Buku Regulasi) 23 Juli – 10 Agustus 2012
Pengumpulan Formulir Pendaftaran dan Kelengkapan Kepesertaan Non Teknis
31 Agustus 2012
Rekapitulasi Data 1 September 2012
Pendistribusian Berkas ke Tim Juri 2 – 3 September 2012
Evaluasi Berkas dan Cross Check Hasil Evaluasi 3 – 5 September 2012
Rekapitulasi Peserta yang Lolos dan Tidak Lolos 6 September 2012
7 September 2012 Pengumuman Peserta yang Terpilih
Pendaftaran Ulang 10 – 16 September 2012
Pembuatan Model Oleh Peserta 17 September – 15 November 2012
Konfirmasi Peserta
Pengiriman Model
Penerimaan Peserta di Kampus ITS
Pelaksanaan IEMC 2012
1 – 15November 2012
18 – 21 November 2012
21 November 2012
22 – 25 November 2012

14 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
PERATURAN KOMPETISI INDONESIA ENERGY MARATHON CHALLENGE
2012

15 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 1 – Organisasi
Pasal 1: Penerimaan
a) Formulir pendaftaran yang sudah diisi beserta dokumen yang diperlukan harus
dikirimkankepanitia melalui email. Keputusan panitia mengenai penerimaan Tim
Pesertabersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
b) Dengan mengisi formulir, peserta mengetahui Peraturan Resmi dan setuju dengan
semua keputusan yang dibuat oleh Panitia Indonesia Energy Marathon Challenge
2012. Panitia mempunyai hak untuk memodifikasi, menghapus atau menambah
pasal apa pun ke Peraturan Resmi ini. Jika terjadiperubahan peraturan, Tim Peserta
akan diberikan pemberitahuan dan perubahanakan akan di publikasikan di website
resmi kami www.iemc.its.ac.id. Hanya Panitia yang mempunyai wewenang untuk
menyelesaikan permasalahan yang tidak terdapatdalam Peraturan Resmi.
c) Panitia berhak untuk mengubah, menunda atau bahkan membatalkan lomba jika
terjadi hal-hal yang tidak terduga yang menyebabkan lomba tidak dapat
dilaksanakan, seperti hujan, angin besar, panas yang berlebihan atau force major.
Akibat terjadinya keadaan yang tak terduga tersebut Panitia tidak memberikan
kompensasi kepada peserta.
Pasal 2: Kepesertaan
a) Setiap tim terdiri dari 8 orang anggota.(Termasuk Menejer Tim, Pengemudi,
pengemudi cadangan).
b) Setiap Tim harus memiliki satu Manajer Tim, satu Pengemudi, dan satu Pengemudi
Cadangan.
c) Manajer Tim hanya boleh bertanggung jawab untuk satu kendaraan. Manajer Tim
boleh menjadi Pengemudi untuk kendaraan dalamTimnya.
d) Manajer Tim adalah perantara resmi Tim dengan Panitia. Semua informasi akan
ditujukan kepadanya. Manajer Timakan bertanggung jawab atas Timnya.
e) Detil kriteria Pengemudi dapat dilihat di Bab II. Pengemudi untuk satu kendaraan
tidak dapat menjadi Pengemudi atau Pengemudi Cadangan untuk kendaraan lain.
f) Seorang Pengemudi Cadangan dapat menjadi Pengemudi Cadangan untuk dua
kendaraan. Seorang Pengemudi Cadangan ketika sudah mengendarai salah satu

16 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
kendaraan (ketika latihan atau di lomba), tidak dapat lagi mengedarai kendaraan
lainnya.
Pasal 3: Persyaratan Memasuki Lintasan
Ketika sesi latihan dan lomba, semua kendaraan harus memenuhi
persyaratan teknik dan keselamatan yang telah ditentukan Panitia. Sebelum
melakukan uji coba lintasan, kendaraan harus berada di tempat yang
disediakanpanitia dan mempunyai nomor perlombaan serta logo Indonesia Energy
Marathon Challange yang ditetapkan oleh Peraturan Resmi. Nomor dan logo
tersebut disediakan oleh panitia saat pendaftaran ulang peserta.
Pasal 4: Identifikasi
a) Logo Indonesia Energy Marathon Challenge dan nomor kompetisi harus ditempelkan
pada badan kendaraan sesuai ketentuan panitia (lihat Bab II) sehingga terbaca
dengan jelas.
b) Logo Indonesia Energy Marathon Challenge atau nomor perlombaan tidak dapat
dimodifikasi dalam kondisi apa pun, pada kendaraan atau pada dokumentasi apa
pun. Logo dan stiker lomba yang disediakan Panitia tidak dapat dipotong.
Dimensinya adalah berikut:
i. Pada setiap sisi dan depan kendaraan: sebuah logo Indonesia Energy Marathon
Challange, 20 x 20 cm.
ii. Pada setiap sisi dan depan kendaraan: nomor perlomabaan (stiker), dengan
warna berbeda untuk kelas energi yang berbeda, 20 x 26 cm.
c) Sebuah tempat sebesar 10 cm pada setiap empat sisi logo Indonesia Energy
Marathon Challenge harus dibiarkan kosong.
d) Nama sponsor atau logo lain harus lebih kecil daripada logo Indonesia Energy
Marathon Challenge. Stiker sponsor harus dapat dimuat pada permukaan sebesar
400cm² (termasuk tempat kosong)
e) Jikaaturan ini dilanggar, Panitia berhak membuang logo sponsor.
f) Seleruh kendaraan disetujui oleh panitia berdasarkan ketetapan panitia.

17 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 5: Pemenuhan Peraturan
a) Hanya kendaraan yang memenuhi Peraturan Resmi yang dibolehkan mengikuti
perlombaan. Tidak ada kendaraan yang dibolehkan masuk lintasan untuk latihan
atau perlombaansebelum diijinkan oleh panitia. Keputusan panitia tentang
pemenuhan syarat rancangan dan konstruksi kendaraan sesuai peraturan resmi
tidakdapatdiganggugugat.
b) Panitia berhak menahan izin kendaraan untukmengikuti perlombaan jika dibutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut. Pesertaharusmelaporkansetiap modifikasi kendaraan yang
dilakukansetelahpemeriksaan. Tidak memenuhi peraturan ini dapat mengakibatkan
diskualifikasi kendaraan.
Pasal 6: Protes
Manajer Tim adalah satu-satunya orang yang diberi kewenangan
untuk melakukan protes. Protes harus disampaikan ke Manajer Teknis melalui meja
penilaian. Berdasarkanpada tipenya, protes bisa disampaikan pada waktu berikut:
a) Kendaraan: sebelum lintasan ditutup pada hari itu
b) Etika Tim dan Pengemudi: di dalam 30 menit setelah percobaan terakhir
c) Skor/Hasil: di dalam 1 jam setelah hasil percobaan diumumkan
Pasal 7: Perselisihan
Ketika terjadi perselisihan, semua keputusan pimpinan lomba bersifat
mengikat dan tidak dapat diganggu gugat.
Pasal 8: Penalti
Pelanggaran peraturan mengemudi akan menyebabkan peringatan
formal, invalidasi percobaan terbaik rata-rata atau diskualifikasi Tim, tergantung
daritingkat pelanggaran.
Panitia akan mengeluarkan, mendiskualifikasi atau memberi penalti
kepada peserta yang menurut pimpinan lomba telah melakukan kecurangan atau
pelanggaran Peraturan Resmi, mengganggu peserta lain, atau aksi lain yang dapat
meyebabkan ketidakadilan.
Jika dilakukan modifikasi pada kendaraan selama kompetisi

18 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
berlangsung, manajer tim harus menginformasikannya kepada panitia. Jika
modifikasi tersebut tidak dilaporkan, panitia berhak mengevaluasi ulang atau
mendiskualifikasi peserta.
Panitia akan menggunakan penalti berikut:
Pelanggaran tingkat pertama: Peringatan resmi
Pelanggaran tingkat kedua: Hasil percobaan terbaik dari tim bersangkutan
digugurkan pada akhir kompetisi
Pelanggaran tingkat ketiga: Tim dikeluarkan (diskualifikasi) dari pertandingan
pada saat itu juga

19 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 2 – Keselamatan
Pasal 9: Peraturan Keselamatan
a) Sepertisemualomba motorsportlainnya, kegiataninijugamemiliki resiko tertentu.
Mengetahui dan mengontrol resiko ini penting untuk keselamatanpeserta.
Keselamatanpeserta adalah faktor penting bagi Panitia. Peraturan tersebut dibuat
untuk melindungi semua pihak dan area sekitar, dan sama sekali tidak bermaksud
untuk membatasi semangat perlomabaan. Kegiatan apapun yang dianggap tidak
aman akan diberi sanksi yang sesuai menurut Panitia.
b) Maka, semua harus mematuhi peraturan mengemudi dan juga instruksi yang
diberikan oleh Track Marshal. Semua anggota Tim harus memenuhi persyaratan
keselamatan dan melapor kepada Panitia jika terdapat ketidakwajaran atau
kecelakaan. Ketika ada kondisi yang berbahaya, area harus ditinggalkan secepatnya.
Selamaperlombaanberlangsung, daerah Pit akan dimonitor oleh Panitia untuk
membantu Tim dalam hal keselamatan.
c) Pimpinan Lomba bertanggung jawab atas dan memiliki kewenangan akhir ketika
memutuskan kondisi selamat untuk operasi track mengenai cuaca.
d) Ketidakpatuhan pada Peraturan Resmi akan menyebabkan diskualifikasi dari
kompetisi.
Peraturan Mengemudi
Pasal 10: Pengetahuan dan Tes Mengemudi
a) Hanya Pengemudi dan Pengemudi Cadangan yang diperbolehkan untuk
mengemudikan kendaraan.
b) Ketika pemeriksaan kendaraan, Pengemudi akan ditanya tentang pengetahuan
mengenai aturan mengemudi. Panitia berhak menolak Pengemudi yang tidak
mempunyai pengetahuan Peraturan Resmi yang cukup untuk memasuki lintasan.
c) Mengemudi dalam lintasan: Untuk keselamatan, sangat penting bagi Pengemudi
untuk mempelajari teknik mengemudi dengan benar melalui technical meeting.
Pasal 11: Mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau narkoba
a) Pengemudi dan Pengemudi Cadangan yang memasuki lintasan dilarang keras
mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau narkoba.

20 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
b) Detil prosedur untuk tes alkohol dan narkoba diberikan di Bab 2.
c) Pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan Pasal 8: dan berikut adalah sanksi
tambahan:
i) Semua pelanggaran terhadap peraturan tentang alkohol dan narkoba akan
dianggap setidaknya sebagai ‘pelanggaran tingkat 2’ dari Tim yang bersangkutan,
walaupun belum pernah melakukan pelanggaran sebelumnya.
ii) Selama masih dalam pengaruh alkohol dan narkoba, pengemudi tidak diijinkan
untuk memasuki lintasan. Pengemudi Cadangan dapat menggantikannya jika
memenuhi persyaratan mengemudi.
iii) Jika ada pelanggaran menyangkut alkohol dan narkoba yang kedua kalinya,
seluruh Tim akan segera dikeluarkan (diskualifikasi) dari perlombaan.
Pasal 12: Briefing/pengarahan
Manajer Tim dan Pengemudi diwajibkan hadir dan mengikuti acara
briefing yang diadakan Panitia. Lihat Bab 2 untuk penjelasan rinci mengenai briefing.
Jadwal briefing akan ditempel di lintasan.
Pasal 13: Memasuki lintasan dan uji lintasan (Test Lap)
Kendaraan harus lolos pemeriksaan keselamatan sebelum memasuki
lintasan untuk latihan. Stiker keselamatan akan diberikan untuk kendaraan yang
lolos pemeriksaan.
Untuk melakukan uji lintasan, hanya kendaraan yang mendapat stiker
keselamatan yang diperbolehkan memasuki lintasan. Untuk perlombaan, hannya
kendaraan dengan stiker keselamatan dan inspeksi teknis yang diperbolehkan
mengikuti perlombaan.
Panitia akan memberikan kesempatan pada Manajer Tim dan
Pengemudi untuk memeriksa lintasan, misalnya sebelum semua kendaraan
memasuki lintasan. Untuk penjelasanlebih rinci lihat Bab 2.
Pasal 14: Mendorong Kendaraan
Pengemudi tidak diperbolehkan untuk mendorong kendaraan atau membiarkan
kendaraannya didorong dalam lintasan, termasuk ketika start atau ketika melewati

21 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
garis finish.
Pasal 15: Arah lintasanperlombaan
Dilarang mengemudikan kendaraan dengan gigi mundur atau
mengemudi melawan arah lintasan perlombaan.
Pasal 16: Komunikasi Radio
Dilarang menggunakan alat komunikasi genggam di dalam
kendaraan.Namun, penggunaan alat komunikasi non-genggam (hands-free kit)
diperbolehkan selama kedua tangan pengemudi tetap berada pada kemudi.
Pasal 17: Mendahului
Pengemudi diharuskan memberi jalan bagi peserta yang ingin
mendahului.
a) Pengemudi harus membunyikan klakson ketika akan mendahului dan melakukannya
dengan hati-hati. Perhatian: Ketika mendahului, Pengemudi kendaraan yang
mendahului bertanggung jawab atas keselamatan.
b) Pengemudi kendaraan yangakan didahului harus menggunakan spion belakang dan
samping kendaraannya dan tidak mengganti arahnya secara tiba-tiba.
c) Di dalam lintasan, diperbolehkan untuk mendahului dari sisi kiri atau kanan
kendaraan, selama peraturan keselamatan di atas dipatuhi.
Pasal 18: Kerusakan dan kecelakaan
a) Dilarang berhenti dengan sengaja di dalam lintasan kecuali untuk keperluan
perlombaan, pada kendaraan urban.
b) Jika sebuah kendaraan mengalami kerusakan atau kecelakaan di dalam lintasan,
Pengemudi harus segera berusaha mengemudikan kendaraannya ke tepi lintasan.
c) Pengemudi diperbolehkan untuk menyalakan-ulang kendaraan dari posisi
mengemudinya dalam waktu 30 detik.
d) Jika tidak berhasil, Pengemudi harus keluar dari kendaraan dan menunggu di tempat
yang aman di luar lintasanhingga panitia lomba datang untuk menjemput pengemudi

22 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
dan kendaraannya.
e) Dilarang keras untuk memperbaiki kendaraan di dalam lintasan. Ketika ban gembos,
permintaan pengulangan start tidak diperbolehkan meskipun berada di dekat garis
start.
Pasal 19: Kendaraan di luar lintasan
a) Semua kendaraan harus diparkir di area yang sudah disediakan oleh panitia. Ketika di
luar lintasan, kendaraan harus dipindahkan tanpa menggunakan engine. Kendaraan
harus didorong atau ditarik. Tes mengemudi di luar lintasan tidak diperbolehkan.
b) Race Marshal akan memberikan tanda kepada pimpinan lomba jika terjadi
pelanggaran atau perilaku yang tidak aman atau tidak adil.
Perlengkapan mengemudi
Pasal 20: Berat Pengemudi
a) Berat minimal Pengemudi kendaraan Prototype adalah 50 kg ketika memakai
perlengkapan mengemudi yang lengkap, termasuk alat komunikasi. Pemberat akan
ditambah pada kendaraan jika berat minimun tidak tercapai. Pemberat ini harus
disediakan oleh TimPeserta, dan harus diikat dengan benar agar tidak berbahaya
bagi Pengemudi jika terjadi tabrakan atau kendaraan terbalik. Pemberat harus
mudah dilepaskan untuk penimbangan.
b) Berat minimal Pengemudi kendaraan Urban adalah 70 kg ketika
memakaiperlengkapan mengemudi yang lengkap, termasuk alat komunikasi dan
barang bawaan pengemudi, sebelum melakukan uji lintasan. Pemberat akan
ditambah pada bagasi kendaraan jika berat minimun tidak tercapai. Pemberat ini
harus disediakan oleh TimPeserta, dan harus diikat secara efektif agar tidak
berbahaya bagi Pengemudi jika terjadi tabrakan atau kendaraan terbalik. Pemberat
harus mudah dilepas untuk penimbangan. (Lihat Pasal 46:i)
c) Pengemudi (memakai perlengkapan mengemudi yang lengkap, termasuk alat
komunikasi) dan pemberatakan ditimbang sebelum dan setelah percobaan resmi.
Berkurangnya berat hingga 1 kg akan ditoleransi.

23 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 21: Helm
a) Untuk latihan dan kompetisi, Pengemudi harus memakai helm Motorcycle atau
Motorsport yang memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh Peraturan
Resmi acaraIndonesia Energy Marathon Challenge (helm sepeda/berkuda/skating
tidak diperbolehkan). Label helm harus dapat dibaca dengan jelas. Helm yang dipakai
oleh Pengemudi dan Pengemudi Cadangan akan diperiksa.
b) Hanya helm full face atau tiga per empat yang diperbolehkan. Secara umum, helm
full face atau tiga perempat yang dapat dipasang kacapenutup sangat
direkomendasikan. Jika kacapenutup tidak dipakai, kacamata harus dipakai. Helm
harus pas dengan Pengemudi; jika tidak, pengemudi tidak akan diperbolehkan untuk
mengikuti perlombaan.
Pasal 22: Pakaian Pengemudi
a. Semua pengemudi harus menggunakan baju balap (sangat dianjurkan tahan
terhadap api).Pakaian Santai tidak diperbolehkan. BAB II memberikan pedoman
lebih rinci mengenai baju balap dan ketersediaannya. Memakai pakaian dalam atau
luar berbahan sintetis sangatlah dilarang keras bagi pengemudi ketika duduk didalam
kendaraannya.
b. Pengemudi diwajibkan memakai sarung tangan dan sepatu yang disediakan oleh tim;
tidak menggunakan alas kaki ataupun hanya menggunakan kaus kaki sangatlah
dilarang.
Pasal 23: Kenyamanan Pengemudi
Cuaca panas dapat menyebabkan temperatur di dalam kendaraan
menjadi tinggi sehingga berpotensi mempengaruhi kenyamanan Pengemudi dan
menyebabkan stres atau kepanasan.
a) Disarankan untuk merancang dan memposisikan lubang udara pada kendaraan
dengan benar untuk mendinginkan ruang kemudi.
b) Disarankan untuk menyediakan air minum yang cukup untuk pengemudi selama
selang waktu percobaan. Jika disediakan, tempat air minum untuk pengemudi harus
bebas genggam (hands free).
c) Disarankan untuk melengkapi kendaraan dengan sunscreen yang tepat.

24 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
d) Panitia memiliki kebebasan untukmembatasi waktu mengemudi dengan cara
apapun, misalnya memperpendek jarak, meminta pergantian pengemudi,
membatasi jumlahpercobaan yang dilakukan oleh satu pengemudi per hari, dan
sebagainya.
Peralatan Keselamatan Tim
Pasal 24: Peralatan dan Material
Peralatan dan material berikut ini harus disediakan dan dipakai oleh
setiap Tim saatperlombaan:
a) Sarung tangan dari kulit atau kanvas untuk keseluruhan kerja.
b) Sarung tangan yang tahan bahan kimia untuk memegang bahan bakar dan pelumas.
c) Kacamata keselamatan untuk semua anggota Tim. (Diperbolehkan model sekali
pakai).
d) Alat perlindungan pendengaran bagi semua anggota Tim. (Earplug atau muff yang
disetujui).
e) Penyanggakendaraan atau lift stand untuk pengaturan (tuning) dan perbaikan
kendaraan.
Perhatian!!!
Baca semua bagian Peraturan Resmi karena mengandung informasi
keselamatan terkait secara lebih rinci.

25 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 3 – Rancangan Kendaraan
3A – Kelompok Prototype
Pasal 25: Rancangan Kendaraan
a) Ketika merancang kendaraan, konstruksi dan perencanaan perlomabaan, Tim yang
berpartisipasi harus memerhatikan semua aspek keselamatan, misalnya keselamatan
Pengemudi, keselamatan anggota Tim lainnya dan keselamatan Penonton.
Kendaraan Prototype harus mempunyai tiga atau empat roda, yang
dibawah kondisi normal harus selalu menempel pada permukaanlintasan.
b) Tidak diperbolehkan menggunakan Pelengkap aerodynamic yang dapat diatur atau
dapat berubah bentuk karena angin ketika kendaraan bergerak.
c) Badan kendaraan tidak boleh mudah berubah bentuk karena faktor angin dan tidak
boleh termasuk tambahan eksternal yang mungkin berbahaya terhadap anggota Tim
lainnya, misalnya ujung runcing yang mempunyai radius 5 cm atau lebih besar,
sebagai alternatif mereka harus terbuat dari gabus atau bahan yang semisal itu.
Misalnya seperti ujung panel surya yang terbuka, bagian tajam badan kendaraan,
dan lain-lain.
d) Interior kendaraan tidak boleh berisi objek yang dapat melukai Pengemudi jika
terjadi tabrakan.
e) Jendela tidak boleh dibuat dari bahan yang dapat pecah menjadi pecahan tajam.
Material yang direkomendasikan: Polycarbonate
Pasal 26: Ukuran (dimensi) kendaraan kelas prototype
a) Ketinggian maksimal tidak boleh lebih dari 100 cm.
b) Ketinggian maksimum yang diukur di bagian ruang kemudi harus tidak boleh lebih
dari 1,25 kali jarak antar roda paling luar (track width).
c) Track width harus tidak boleh kurang dari 50 cm diukur dari titik kontak roda pada
lintasan.
d) Jarak sumbu roda depan dengan belakang (wheelbase) harus tidak boleh kurang dari
100 cm.
e) Lebar keseluruhan kendaraan harus tidak boleh lebih dari 130 cm.
f) Panjang keseluruhan kendaraan harus tidak boleh lebih dari 350 cm.
g) Berat total kendaraan, tanpa Pengemudi, adalah maksimal 140 kg.

26 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 27: Kekakuan dan kekuatan rangkaChassis/Monocoque
a) Tim harus memastikan bahwa rangka chassis /monocoque kendaraan kaku dan kuat.
Monocoque adalah konstruksi penopang beban struktur menggunakan bodi
cangkang sebagai pengganti rangka chassis.
b) Chassis kendaraan harus dilengkapi dengan roll bar yang memanjang sekitar 5 cm di
sekitar helm pengemudi yang duduk pada posisi mengemudi normal dengan sabuk
pengaman terpasang.
c) Roll bar ini harus melebar melebihi bahu pengemudi ketika pengemudi duduk pada
posisi mengemudi normal dengan sabuk pengaman terpasang.
Diperbolehkan menggunakan roll barjenispipa atau panel. Jika
menggunakanroll barjenis pipa, roll bar harus dibuat dari logam. Roll bar panel
adalah struktur kaku yang memisahkan ruang kemudi dengan ruang engine. Roll bar
panel tersebut harus menyatu dengan rangka chassis kendaraan atau monocoque.
d) Roll bar harus dapat menahan beban statik sebesar 700 N (~70 kg) pada arah
vertikal, horizontal (pada segala arah)atau tegak lurus tanpa mengalami deformasi.
e) Chassis kendaraan atau monocoque harus cukup lebar atau panjang untuk
melindungi badan pengemudi jika terjadi tabrakan samping atau depan.
Pasal 28: Jangkauan pandang
a) Pengemudi harus memiliki jangkauan pandangyang jelas ke arah depan dan samping
kendaraan hingga 90 derajat ke setiap sisi sumbu memanjang kendaraan. Medan
pandangan ini harus diperoleh tanpa bantuan alat optik (atau elektronik) seperti
kaca, prisma, periskop, dll. Untuk memperoleh medan pandang yang jelas,
Pengemudi diperbolehkan untuk memutar kepala.
b) Kendaraan harus dilengkapi kaca spion pada setiap sisi kendaraan dengan luas
permukaan minimum sebesar 25 cm2 (misalnya 5 cm x 5 cm). Kejelasan medan
pandang dari kaca spion beserta ketepatan penempatannya akan diperiksa. Kaca
spion tidak boleh digantikan oleh piranti elektronik.
c) Untuk mengevaluasi keselamatan di lintasan, inspektur akan memeriksa kejelasan
medan pandang tersebut. Kejelasan medan pandang akan diuji menggunakan balok
bersisi 60 cm yang disebar setiap 30 derajat sepanjang separoh lingkaran berjejari 5

27 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
meter di depan kendaraan.
Pasal 29: Sabuk Pengaman
a) Tempat duduk Pengemudi harus dilengkapi peralatan keselamatan dengan benar
dan setidaknya ada lima titik penopang yang dapat menahan Pengemudi di tempat
duduknya.
b) Titik penopang untuk crotch strap harus berada di bawa dada Pengemudi untuk
mencegah Pengemudi terpeleset ke depan.
c) Lima sabuk independen harus dipasang dengan benar pada struktur utama
kendaraan dan dipasang menjadi satu ikatan. Kelima sabuk tersebut harus dirancang
khusus untuk tujuan ini.
d) Perlengkapan keselamatan harus selalu dipakai ketika kendaran bergerak.
e) Kesesuaian perlengkapan keselamatan tersebut dan pemasangannya akan dievaluasi
saat pemeriksaan teknis dengan mengangkat kendaraan beserta pengemudinya
menggunakan perlengkapan keselematan untuk suspensi.
f) Perlengkapan keselamatan harus mampu menahan gaya setidaknya 1.5 kali berat
Pengemudi.
Pasal 30: Akses Kendaraan
Pengemudi dengan perlengkapan penuh harus dapat masuk atau
keluar dari kendaraan tanpa bantuan dalam waktu kurang dari 10 detik.Kendaraan
dengan bodi tertutup (kelas prototype) harus dilengkapi dengan celah yang cukup
besar untuk ruang kemudi. Posisi mengemudi harus dirancang sedemikian hingga
pengemudi mudah dikeluarkan dari kendaraan pada tindakan darurat, jika
diperlukan.
Celah tersebut harus dapat ditutup penuh atau sebagian dengan pintu
gantung (engsel), pintu lepas, dan/atau pintu lipat. Mekanisme pembuka pintu harus
mudah dijalankan dari dalam kendaraan dan pintu harus dapat dibuka dari luar
tanpa menggunakan alat bantu. Pintu harus ditandai dengan garis panah berwarna
merah.
Dilarang untuk menggunakan pita perekat untuk menutup celah
Pengemudi dari luar.

28 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 31: Posisi Pengemudi
Untuk menjaga keselamatan, dilarang mengemudikan kendaraan
dengan posisi kepala berada di depan.
Pasal 32: Ruang kemudi – ventilasi
Tidak ada spesifikasi, lihat pasal 23.
Pasal 33: Isolasi engine dan sistem bahan bakar terhadap pengemudi
a) Bulkhead permanen harus memisahkan dengan sempurnaantara sistem penggerak
dan penyimpanan energi dengan ruang pengemudi. Ini bertujuan agar engine, bahan
bakar, tanki bahan bakar, baterai (kedua pendorong dan auxiliary), tabung hidrogen,
superkapasitor, dan lain-lain harus ditempatkan di luar ruang kemudi dan dibelakang
bulk head. Fungsi bulkhead adalah sebagai penghalang api, cairan dan asap dari
pengemudi saat tejadi kebocoran bahan bakar atau kebakaran. Maka, keberadaan
celah atau lubang antara bodi dengan bulk head harus diperhatikan secara khusus.
Sangat dianjurkan untuk menutup celah atau lubang tersebut dengan material
logam/plat aluminium atau perekat aluminium.
b) Bulkhead harus terbuat dari material dan konstruksi tahan api.
c) Pada kendaraan Prototype tertutup dan pada semua kendaraan Urban, bulkhead
harus memisahkan ruang pengemudi dari sistem penggerak dan bahan bakar secara
sempurna.
d) Pada kendaraan Prototype terbuka, bulkhead harus memanjang setidaknya 5 cm di
atas titik tertinggi dari sisitem penggerak dan bahan bakar atau bahu pengemudi
(gunakan acuan yang paling tinggi).
e) Bulkhead harus mencegah pengemudi untuk menjangkau ruang engine atau energi.
Pasal 34: Klakson
Setiap kendaraan harus dilengkapi dengan klakson elektrik yang
dipasang di depan kendaraan sedemikian hingga jelas di dengar oleh kendaraan lain
dan track marshall.

29 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 35: Alat Pemadam Kebakaran
a) Setiap kendaraan harus dilengkapi dengan tabung pemadam kebakaran (tipe ABC
atau BC). Semua Pengemudi harus dilatih penggunaan tabung pemadam kebakaran.
Tabung pemadam kebakaran harus mempunyai kapasitas 1 kg, tabung pemadam
kebakaran dengan ukuran yang setara tidak diperbolehkan. Tabung harus terisi
penuh dan mempunyai sertifikat validasi yang berisi nomor dan tanggal pembuatan
atau kadaluwarsa.
b) Alat pemadam kebakaran boleh ditempatkan di ruang engine dan harus dapat
disemprotkan ke ruang engine. Sistem pemicunya harus ditempatkan di ruang
kemudi dan dapat dioeprasikan oleh pengemudi pada posisi mengemudi yang
normal.
c) Alat pemadam kebakaran genggam harus ditempatkan di ruang kemudi dan dapat
dijangkau oleh Pengemudi setelah mereka telah keluar dari kendaraan. Tabung ini
harus dipasang dengan benar dan aman agar tidak bergeser saatberkendara atau
pengereman. Ketika terjadi kebakaran, Pengemudi harus terlebih dahulu keluar dari
kendaraan dan jika memungkinkan, menanggalkan tabung dari dudukannya dan
berusaha memadamkan api jika itu aman untuk dilakukan.
d) Tabung pemadam kebakaran on-board tidak dapat menggantikan keperluan tabung
pemadam kebakaran yang memadai di area garasi Tim.
Pasal 36: Penyambung dan penerus daya (Clutch dan Transmisi)
a) Semua kendaraan dengan engine pembakaran dalam harus dilengkapi dengan sistem
penyambung dan pemutus aliran daya (clutch), sehingga selama pemeriksaan dan
pengisian bahan bakar kendaraan tetap diam dengan engine bekerja.
b) Untuk clutch sentrifugal dan automatik, kecepatan motor starter harus selalu berada
di bawah kecepatan dimana clutch mulai berpasangan.
c) Untuk clutch manual, starter motor harus tidak dapat digunakan ketika clutch
digunakan (terpasang). Sebuah kontak diperlukan untuk memfasilitasi fungsi ini.
d) Lihat Pasal 75: mengenai starter motor.
e) Pemasangan penutup transmisi rantai atau belt merupakan keharusan.
Hal ini diperlukan untuk melindungi pengemudi atau teknisi saat
bekerja pada mobil jika rantai atau sabuk putus. Penutup harus terbuat dari logam

30 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
atau material komposit yang cukup kaku dan kuat untuk menahan tumbukan.
Pasal 37:Roda, poros dan penghubung roda-poros (wheels hub)
a) Diperbolehkan menggunakan segala jenis roda.
b) Diperbolehkan untuk menggunakan segala jenis wheel rim (velg). Rim harus sesuai
dengan ukuran ban yang dipilih untuk memenuhi standar keselamatan.
Tim harus memperhitungkan bahwa sesungguhnya roda sepeda pada
umumnya tidak dirancang untuk menopang beban lateral yang besar saat
menikung, sebagaimana yang akan dialami oleh kendaraan yang ikut dalam
perlombaan IEMC.
c) Roda yang dipasang di dalam bodi kendaraan harus ditutup dengan bulk head agar
tidak mengenai pengemudi.
d) Pengemudi dilarang untuk melakukan handling atau manipulasi apapun pada roda
kendaraan mulai saat start hingga melewati garis finish.
Pasal 38: Radius putar
Radius belok harus memadai untuk keperluan belok dalam lintasan dan
mendahului kendaraan lain. Jika race marshall mengetahui bahwa radius belok
kendaraan tidak memadai, kendaraan akan dikeluarkan dari lintasan untuk diperiksa.
Pasal 39: Kemudi dan kendali kendaraan
Uji pengendalian kendaraan dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa hal
selama kendaraan bergerak, yaitu: keahlian mengemudi, kecukupan radius belok dan
ketepatan kemudi. Secara khusus, inspektur akan memastikan ketepatan kemudi
dengan tidak adanya kelonggaran yang berlebihan atau keterlambatan respon
kemudi yang tidak semestinya.
Pasal 40: Pengereman
a) Kendaraan harus dilengkapi dengan dua sistem pengereman yang dapat diaktifkan
secara terpisah; setiap sistem memiliki mekanisme kendali tersendiri (tuas atau
pedal injak), transmisi aktuasi (kabel atau pipa) dan mekanisme aktuasi (penjepit
atau sepatu rem).

31 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
b) Sistem pengereman tidak langsung dan/atau pengereman elektronik tidak
diperbolehkan.
c) Satu sistem pengereman bekerja pada roda depan,sistem lainnya bekerja pada roda
belakang. Saat mengerem pada kedua roda depan atau belakang, kedua mekanisme
aktuasi (penjepit atau sepatu rem) harus digunakan (pada tiap roda) dengan
menggunakan hanya sebuah pengendali. Sebagai tambahan, pengereman pada roda
kiri dan kanan harus seimbang. Dianjurkan kendali pengereman menggunakan pedal
injak.
d) Harus dimungkinkan untuk mengaktifkan kedua sistem pengereman secara
bersamaan tanpa melepaskan pegangan dari sistem kemudi. Untuk sistem kemudi
dengan sebelah tangan dimana tangan lainnya untuk keperluan pengereman, sistem
pengereman yang kedua harus dilakukan oleh kaki.
e) Kinerja kedua sistem pengereman akan diuji saat pemeriksaan kendaraan.
Kendaraan akan ditempatkan pada lintasan dengan tanjakan 20%. Pengereman akan
dicoba satu per satu. Setiap sistem pengereman harus mampu menahan kendaraan
dalam keadaan diam.
f) Penggunaan sistem pengereman hidrolik sangat dianjurkan.
Sistem pengereman menggunakan kabel diperbolehkan selama bisa
berfungsi dan lolos pengujian.
Pasal 41: Sistem Gas Buang
a) Gas buang harus dialirkan keluar dari badan kendaraan.
b) Pipa pembuangan tidak boleh melebihi badan belakang kendaraan.
c) Semua kendaraan diharuskan mematuhi standar lingkungan, misalnya jumlah asap
dan bau yang dikeluarkan.
Semua komponen exhaust harus terbuat dari logam.
Pasal 42: Tingkat kebisingan
Tingkat kebisingan kendaraan tidak boleh melebihi 90 dB ketika
diukur 4 meter dari kendaraan.
Tingkat kebisingan maksimum akan diukur dan dicatat pada gari start
dan untuk Tim yang kendaraannya memiliki tingkat kebisingan melebihi ambang

32 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
batas yang ditentukan akan diberikan peringatan berupa permintaan perbaikan
dalam selang waktu yang ditentukan.
Pasal 43: Tombol Darurat
Sistem tombol darurat yang digunakan untuk mematikan kendaraan,
yang dapat dijangkau dari luar dan dalam posisi pengemudi, harus dipasang
permanen pada semua kendaraan (bukan bagian badan kendaraan yang dapat
dilepas untuk akses pengemudi). Tempat tombol darurat ini harus ditandai dengan
garis panah merah (background putih) pada bodi luar kendaraan dengan panjang
sekurangnya 10 cm dan lebar sekurangnya 3 cm. Sistem ini harus dapat mematikan
engine/motor dan memutuskan aliran daya dari baterai.
Untuk kendaraan baterai elektrik dan solar, tombol darurat harus
menyediakan isolasi fisik bateri propulsion dari sistem elektrik kendaraan. Jika relay
digunakan, relay harus tipe kontak terbuka normal. Penggunaan power controller
untuk menyalakan alat isolasi tidak diperbolehkan.
Pasal 44: Pemeriksaan Tambahan
Setelah lulus inspeksi teknis, penggantian atau modifikasi engine,
vehicle wiring, atau bagian kendaraan lainnya harus disetujui oleh inspektur teknis.
Kendaraan akan diperiksa ulang setiap kali mengalami kejadian di lintasan yang
mempengaruhi kendaraan. Panitia dapat melakukan pemeriksaan kendaraan setiap
saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
3B – KelompokUrban
Pasal 45: Definisi
Kendaraan urban adalah kendaraan irit bahan bakar yang tampilannya
menyerupai mobil penumpang saat ini. Kendaraan urban harus memenuhi peraturan
khusus yang ditetapkan oleh IEMC untuk kelompok ini. Salah satu persyaratan
khusus untuk kendaraan yang berlomba di kelompok ini adalah ‘stop & go driving’.
Pasal 46: Rancangan kendaraan
a) Ketika merancang kendaraan, konstruksi dan perencanaan perlombaan, Tim yang

33 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
berpartisipasi harus memerhatikan semua aspek keselamatan, misalnya keselamatan
Pengemudi, keselamatan anggota Tim lainnya dan keselamatan Penonton.
Kendaraan Urban harus mempunyai empat roda, yang pada kondisi
normal harus selalu menempel pada permukaan lintasan. Roda kelima untuk tujuan
apa pun tidak diperbolehkan.
b) Tidak diperbolehkan menggunakan Pelengkap aerodynamic yang dapat disesuaikan
atau dapat berubah bentuk karena angin ketika kendaraan bergerak.
c) Badan kendaraan tidak boleh mudah berubah bentuk karena faktor angin dan tidak
boleh termasuk tambahan eksternal yang mungkin berbahaya terhadap anggota Tim
lainnya, misalnya ujung runcing yang mempunyai radius 5 cm atau lebih besar,
sebagai alternatif mereka harus terbuat dari gabus atau bahan yang semisal itu.
Misalnya, bagian tajam badan kendaraan, dan lain-lain.
d) Interior kendaraan tidak boleh berisi objek yang dapat melukai Pengemudi jika
terjadi tabrakan.
e) Jendela tidak boleh dibuat dari bahan yang dapat pecah menjadi pecahan tajam.
Material yang direkomendasikan: Polycarbonate (misalnya Lexan)
Pasal 47: Dimensi
a) Tinggi keseluruhan kendaraan antara 100 cm dan 130 cm.
b) Lebar keseluruhan kendaraan antara 120 cm dan 130 cm.
c) Panjang keseluruhan kendaraan antara 220 cm dan 350 cm.
d) Lebar track (jarak antar roda pada satu sumbu) tidak boleh kurang dari 100 cm untuk
poros depan dan 80 cm untuk poros belakang, diukur dari kedua titik kontak roda
dengan lintasan.
e) Jarak wheelbase (sumbu roda) tidak boleh kurang dari 120 cm
f) Tinggi ruang kemudi tidak boleh kurang dari 88 cm dan lebar minimum 70 cm pada
bahu pengemudi.
g) Jarak terendah komponen kendaraan dari lintasan (ground clearance) tidak boleh
kurang dari 10 cm.
h) Berat maksimum kendaraan (termasuk pengendara) 205 kg.

34 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 48: Bodi kendaraan
Tim disyaratkan untuk mengirimkan gambar teknik, foto atau animasi
dari keseluruhan rancangan kendaraan kepada panitia untuk seleksi awal
kepesertaan.
Hal ini sangat disarankan guna menghindarkan kegagalan pada saat
pemeriksaan teknis di acara perlombaan.
a) Bodi kendaraan harus menutupi seluruh komponen mekanik tidak termasuk roda
dan suspensi. Kondisi ini harus terpenuhi untuk kendaraan dipandang dari sisi depan,
belakang, samping dan atas.
b) Roda dan suspensi harus tertutupi oleh bodi kendaraan ketika dipandang dari atas.
c) Dilarang untuk menggunakan bagian manapun dari bodi kendaraan yang ada di
pasaran (kendaran komersial), misal bodi untuk mobil mini.
d) Pengemudi harus dapat masuk dan keluar kendaraan dengan mudah dan praktis
seperti mobil penumpang pada umumnya.
e) Setiap mekanisme buka tutup (pintu) harus menempel dengan kuat pada bodi
kendaraan (misal menggunakan engsel, pintu geser, dan sebagainya). Penggunaan
pita perekat, Velcro dan sejenisnya tidak diperbolehkan untuk keperluan ini.
f) Kendaraan harus dilengkapi dengan atap penutup ruang kemudi.
g) Kendaraan harus dilengkapi dengan kaca depan.
h) Ruang bagasi harus disediakan untuk ukuran benda semisal koper dengan ukuran 50
x 40 x 20 cm (LxHxW). Ruang ini harus mudah dijangkau dari luar kendaraan dan
harus memiliki landasan dan dinding untuk menahan barang agar tidak bergeser
selama kendaraan bergerak. Benda menyerupai koper yang disiapkan oleh peserta
harus diletakkan di dalam bagasi selama perlombaan. Jika pengemudi memerlukan
pemberat, pemberat dapat ditempatkan di kotak menyeruapi koper ini.
i) Bodi kendaraan harus tidak menyertakan tambahan luar yang mungkin berbahaya
bagi angota tim lainnnya, misal setiap bagian bodi yang tajam harus memiliki radius
lekukan sekurangnya 5 cm, atau sebagai pilihan lain bagian tersebut harus dibuat
dari material busa atau material sejenisnya.
j) Kendaraan harus dilengkapi dengan pengait di bagian depan, sehingga kendaraan
tersebut dapat ditarik oleh kendaraan lainnya menggunakan kabel. Pengait ini harus
mampu menopang beban tarik hingga 2000 N (~200 kg).

35 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 49: Kekuatan dan kekakuan rangka chassis/monocoque
Lihat pasal 27.
Pasal 50: Isolasi engine dan sistem bahan bakar terhadap pengemudi
a) Bulkhead permanen harus memisahkan dengan sempurna antara sistem penggerak
dan penyimpanan energi dengan ruang pengemudi.
Hal ini bertujuan agar engine, bahan bakar, tanki bahan bakar, baterai
(kedua propulsion dan auxiliary), tabung hidrogen, super kapasitor, dan lain-lain
harus ditempatkan di luar ruang kemudi dan dibelakang bulk head. Fungsi bulkhead
adalah sebagai penghalang api, cairan dan asap dari pengemudi saat tejadi
kebocoran bahan bakar atau kebakaran. Maka, keberadaan celah atau lubang antara
bodi dengan bulk head harus diperhatikan secara khusus.Sangat dianjurkan untuk
menutup celah atau lubang tersebut dengan material logam/plat aluminium atau
perekat aluminium.
b) Bulkhead harus terbuat dari material dan konstruksi tahan api.
c) Bulkhead harus memisahkan ruang pengemudi dari sistem penggerak dan bahan
bakar secara sempurna.
d) Pada kendaraan Prototype terbuka, bulkhead harus memanjang setidaknya 5 cm di
atas titik tertinggi dari sisitem penggerak dan bahan bakar atau bahu pengemudi
(gunakan acuan yang paling tinggi).
e) Bulkhead harus mencegah pengemudi untuk menjangkau ruang engine atau energi.
Pasal 51: Alat pemadam kebakaran
Lihat pasal 35.
Pasal 52: Jangkauan pandang
Lihat pasal 28.
Pasal 53: Sabuk pengaman
Lihat pasal 29.

36 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 54: Akses kendaraan
Pengemudi dengan perlengkapan penuh harus dapat masuk atau
keluar dari kendaraan tanpa bantuan dalam waktu kurang dari 10 detik.
Mekanisme buka-tutup harus mudah dilakukan dalam
kendaraan.Lokasi mekanisme pembuka dari luar kendaraan harus ditandai dengan
garis panah berwarna merah sehingga mudah ditemukan dan mudah dibuka tanpa
menggunakan peralatan apapun.
Dilarang untuk menggunakan pita perekat untuk menutup celah
Pengemudi dari luar.
Pasal 55: Kemudi/kendali kendaraan dan radius belok
a) Kemudi kendaraan harus dilakukan oleh sebuah sistem yang dikendalikan oleh kedua
tangan menggunakan gerak memutar. Kemudi harus tepat, tanpa kelonggaran yang
berlebihan.
b) Kemudi harus dijalankan menggunakan roda kemudi penuh atau sebagian.
c) Sistem kemudi menggunakan batang kemudi, pasak kemudi, joystick, kemudi tidak
langsung atau kemudi elektrik tidak diperbolehkan.
d) Radius belok kendaraan harus kurang dari 6 m agar bisa menikung tajam pada
lintasan dan dapat digunakan untuk mendahului kendaraan lain dengan aman.
e) Slalom test akan dilakukan untuk menguji keahlian pengemudi, radius belok dan
ketepatan kemudi. Secara khusus, inspektur akan memeriksa ketepatan kemudi
dengan tidak adanya kelonggaran yang berlebihan. Jika menurut pengamatan Panitia
radius belok tidak memadai, kendaraan akan diperiksa ulang.
f) Indirect steering dapat diperbolehkan jika langkah-langkah backup dilakukan.
Pasal 56: Roda
a) Diameter roda harus berkisar antara 13 hingga 17 inchi.
b) Roda yang berada di bagian dalam bodi kendaraan harus dipisahkan dari pengemudi
menggunakan bulkhead. Dilarang segala macam handling atau manipulasi pada roda
selama kendaraan berada di garis start hingga melewati garis finish.

37 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 57: Ban
Penggunaan segala jenis ban diperbolehkan selama disesuaikan
dengan jenis dan ukuran roda yang disarankan oleh pembuat banserta mempunyai
tapak ban minimum 1.6 mm. Rakitan roda-ban harus memiliki lebar minimum 80
mm, diukur dari kedua sisinya. Pengukuran ini dilakukan dalam kondisi ban sudah
terpasang pada roda dengan tekanan angin yang sesuai.
Perhatian: keterangan ukuran dari pembuat ban jangan digunakan
sebagai acuan, karena lebar roda berpengaruh langsung terhadap lebar rakitan ban-
roda.
Pasal 58: Lampu/penerangan
Kendaraan harus dilengkapi dengan sistem penerangan (lampu)
eksternal, meliputi:
a) Dua lampu utama di bagian depan,
b) Dua lampu penanda belok (sign) di bagian depan,
c) Dua lampu penanda belok di bagian belakang,
d) Dua lampu rem warna merah di bagian belakang,
e) Dua lampu belakang berwarna merah (boleh digabungkan dengan lampu rem).
f) Titik pusat lampu utama harus ditempatkan dengan jarak yang sama dari sumbu
memanjang kendaraan dengan jarak minimum 30 cm.
g) Lampu indicator berwarna merah yang diwajibkan untuk menjalankan self starter
harus dipisahkan/dibedakan dari semua lampu yang disebutkan sebelumnya.
Pasal 59: Klakson
Lihat pasal 34.
Pasal 60: Posisi Pengemudi
Lihat pasal 31.
Pasal 61a: Pengereman
a) Kendaraan harus dilengkapi dengan sistem pengereman hidrolik menggunakan 4
disc, sebuah pedal rem yang memiliki penampang minimum 25 cm2.

38 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
b) Rem harus bekerja terpisah antara poros depan dan belakang menggunakan pola X
(roda depan kiri berpasangan dengan roda belakang kanan, dan sebaliknya).
c) Dimungkinkan untuk menggunakansebuah master silinder dengan dua sirkuit (dua
torak dan dua tanki).
d) Kemampuan pengereman akan diuji selama pemeriksaan kendaraan untuk kedua
pengemudi. Kendaraan tidak boleh bergerak ketika ditempatkan pada lintasan
dengan tanjakan 20% dalam keadaan direm. Lebih dari itu, pemeriksaan dinamik
mungkin dilakukan saat mengemudi slalom test.
e) Inspektur perlombaan dapat melakukan pemeriksaan ulang sebelum start.
f) Sistem pengereman harus mampu bekerja pada kondisi cuaca basah (lihat pasal
61b).
Pasal 61b: Gangguan Cuaca
a) Dalam keadaan cuaca gerimis, hanya kendaraan Urban yang diperbolehkan untuk
berlomba di lintasan dengan persetujuan Pimpinan Lomba. Maka, semua kendaraan
Urban harus dapat berjalan pada kondisi tersebut.
b) Kendaraan harus dilengkapi windscreen wiper elektrik yang efektif.
c) Operasi assembly wiper harus diaktivasi dengan switch independen yang mudah
diakses oleh Pengemudi.
d) Operasi Wiper harus meperbolehkan pandangan jelas bagi Pengemudi.
e) Ini bermaksud unit wiper harus berfungsi seperti yang telah didesain.
f) Kendaraan harus diventilasi dengan cukup untuk mencegah ruang pengemudi dari
mengembun.
g) Sistem elektrik kendaraan harus sesuai dengan kondisi cuaca basah (tidak rusak
ketika kondisi basah).
h) Ban harus mempunyai tread minimum sebesar 1.6 mm (Lihat Pasal 49:)
i) Keefektifan rem kendaraan mungkin akan diinspeksi lagi sebelum dan / atau sesudah
run.
j) Keefektifan kendaraan untuk berjalan pada kondisi basah akan dievaluasi ketika fase
inspeksi awal.

39 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 62: Penyambung dan Penyalur Daya (Clutch and Transmission)
a) Semua kendaraan dengan engine pembakaran dalam harus dilengkapi dengan sistem
penyambung dan pemutus aliran daya (clutch), sehingga selama pemeriksaan dan
pengisian bahan bakar kendaraan tetap diam dengan engine bekerja.
b) Untuk clutch sentrifugal dan automatik, kecepatan motor starter harus selalu berada
di bawah kecepatan dimana clutch mulai berpasangan.
c) Kendaraan harus mempunyai kemampuan idling, yaitu kendaraan harus tetap diam
ketika engine dijalankan.
d) Untuk clutch manual, starter motor harus tidak dapat digunakan ketika clutch
digunakan. Sebuah kontak diperlukan untuk memfasilitasi fungsi ini.
e) Lihat Pasal 75: mengenai motorstarter.
f) Diharuskan memasang penutup transmisi rantai atau belt.
g) Hal ini diperlukan untuk melindungi pengemudi atau teknisi saat bekerja pada mobil
jika rantai atau sabuk putus. Penutup harus terbuat dari logam atau material
komposit yang cukup kaku dan kuat untuk menahan tumbukan.
Pasal 63: Sistem Gas Buang
Lihat pasal 41.
Pasal 64: Tingkat Kebisingan
Lihat pasal 42.
Pasal 65: Tombol Darurat
Lihat pasal 43.
Pasal 66: Pemeriksaan Tambahan
Lihat pasal 44.

40 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Bab 4 – Sumber Energi
Pasal 67: Ketentuan Umum
Kendaraan hanya diperbolehkan untuk menggunakan bahan bakar
berikut:
Motor pembakaran dalam (internal combustion):
Pertamax 95 (Pertamina)
Solar (Pertamina)
Mobil listrik:
Baterai kering
Konsumsi bahan bakar untuk kelompok motor bakarakan dinyatakan
dalam satuan kilometer per liter (km/lt). Perhitungan untuk bahan bakar solar akan
disetarakan dengan pertamax 95 menggunakan Net Calorific Value (NCV) yang
menunjukkan jumlah energi yang dilepaskan bahan bakar tiap satuan massa atau
volume yang akan menghasilkan uap dan karbon dioksida.
NCV untuk bahan bakar pertamax 95 dan solar dapat dilihat pada
table berikut.
Jenis bahan bakar NCV (kJ/kg)
Pertamax 95 46.000 (kJ/kg)
Solar 39.430 (kJ/mol)
Harga NCV akan dihitung pada saat perlombaan (dalam satuan
volume) yang kemudian akan dikonversikan ke satuan massa setelah dikalikan
dengan massa jenis bahan bakar.
Konsumsi energi Mobil Listrik akan diukur menggunakan Joulemeter
yang disediakan Panitia.
Pasal 68: Bahan Bakar Resmi
a) Bahan bakar yang tercantum di pasal 67 saja yang disediakan oleh panitia untuk
peserta selama perlombaan dan diperbolehkan untuk digunakan selama percobaan
(latihan) dan perlombaan.
b) Penambahan bahan bakar selama latihan dan perlombaan disediakan oleh panitia

41 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
yang berwenang untuk mengukur pemakaian bahan bakar.
c) Tidak diperbolehkan mencampurkan bahan tambahan lain pada bahan bakar. Gaya
dorong kendaraan yang dihasilkan sistem engine hanya boleh berasal dari campuran
bahan bakar dan udara saja. Tidak boleh menggunakan bahan lain yang berfungsi
sebagai bahan bakar selama latihan dan perlombaan.Bahan tambahan, katalis,
injeksi air, atau bahan adiktif bahan bakar tidak diperbolehkan.
d) Setiap peserta yang menangani bahan bakar diwajibkan menggunakan kacamata
keselamatan dan sarung tangan yang tahan terhadap bahan kimia.
e) Kondisi cuaca mungkin akan berubah-ubah selama perlombaan yang dampaknya
perlu dipertimbangkan oleh peserta yang menggunakan bahan bakar solar.
Pasal 69: Pelumas Engine
Panitia akan menyediakan pelumas engine bagi para peserta.
Pasal 70: Sistem elektrik kendaraan
a) Untuk menjaga keselamatan, voltase pada setiap bagian kendaraan tidak boleh lebih
dari 48 Volt (nominal) dan 60 V (maksimum). Dalam hal ini termasuk juga baterai
yang dipasang, baterai eksternal, super kapasitor)
b) Setiap kendaraan hanya diperbolehkan menggunakan satu buah baterai.
Baterai didefinisikan sebagai sumber catu daya listrik, yang memiliki
dua kutub dalam tiap unit.Unit tunggal ini boleh memiliki lebih dari satu sub-unit.
c) Baterai ini harus mampu untuk menjalankan semua peralatan keselamatan selama
berlangsungnya perlombaan dan juga mampu untuk menjalankan motor starter,
pembakaran, dan semua peralatan dan sistem pengendali elektronik. Dilarang
menggunakan sumber catu daya tambahan.
d) Peserta disyaratkan untuk mencantumkan karakteristik utama dari baterai yang akan
digunakan di dalam dokumentasi teknik: voltase maksimum yang mampu dipasok,
kapasitas daya dalam satuan ampere hours, ukuran dan berat baterai. Baterai
onboard tidak diperbolehkan untuk menjalankan kompresor, blower, sistem
pendingin engine, motor dan sebagainya. Namun, masih diperbolehkan untuk
menjalankan kipas pendingin/ventilasi untuk pengemudi.
e) Peserta harus menyediakan gambar teknik dan sirkuit elektrik kendaraan secara

42 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
tepat dan jelas bagi panitia.
Panitia berhak untuk meminta informasi tambahan dari tim yang
menggunakan baterai dengan kapasitas besar.
f) Panitia berhak meminta tim untuk memasang sebuah joulemeter, guna mengukur
jumlah energi yang disediakan oleh baterai. Jika energi ini melebihi energi yang
diperlukan untuk menjalankan motor starter, klakson, dan peralatan keselamatan,
peserta akan didiskualifikasi.
g) Baterai harus dipasang di luar ruang kemudi di belakang bulk head.
h) Piranti berikut boleh menggunakan baterai bawaan (built in): radio komunikasi,
sistem GPS, data logger (tidak termasuk unit pengendali engine), ventalasi untuk
pengemudi.
i) Untuk penggunaan baterai lithium polymer, battery monitoring sistem (BMS) harus
dipasang untuk mengendalikan dan melindungi baterai dari bahaya kebakaran.BMS
harus menyediakan balancing untuk cell ketika off-track charging dan melindungi
dari overcharging, (dan untuk kendaraan e-mobility) overdischarging, kelebihan arus
dan kepanasan. Untuk kendaraan non mobillistrik, asesoris baterei sistem BMS cell
balancing dan perlindungan overcharging dapat ditaruh pada off-board charger.
j) Semua baterei dan super kapasitor harus dilindungi short circuit. Perlindungan dapat
dalam bentuk fuse, fusable link, atau alat pengganggu arus (circuit breaker). Alat
pengganggu arus automatik tidak diperbolehkan. Alat pelindung short circuit harus
berada pada konduktor positif dan sedekat mungkin pada baterei. Rating alat
pelindung short circuit harus sebagaimana baterei dapat menyediakan arus short
circuit yang cukup pada setiap waktu untuk membuka alat.
k) Semua rangkaian elektrik kendaraan harus dilindungi dari overload elektrik.
Perlindungan Overload dapat berada dalam bentuk limit arus tertentu di dalam
electric controllers atau dengan memasuki fuse rangkaian individual.
l) Untuk alasan keselamatan, baterei propulsion atau super kapasitor, kedua rangkaian
positif dan negatif harus dipisahkan secara listrik dari frame kendaraan dan
rangkaian asesoris baterei.
m) Hanya satu baterei propulsion (hanya untuk kendaraan listrik) dan satu asesoris
baterei per kendaraan yang diperbolehkan.
n) Semua kotak elektrik / elektronik harus terbuat dari material transparan atau

43 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
setidaknya mempunyai tutup transparan.
4A – Internal Combustion Engine
Pasal 71: Penggerak
Jenis atau rancangan engine pembakaran dalam tidak dibatasi, namun engine itu
harus dapat bekerja dengan bahan bakar yang telah ditentukan oleh penitia dan
tidak boleh membakar pelumas engine sedikitpun.
Pasal 72: Sumber Energi terpasang lainnya
a) Untuk kelompok bahan bakar, energi listrik atau pneumatictersimpan yang tidak
hilang ketika engine bekerja selama perlombaan hanya diperbolehkan untuk self-
starter, pembakaran, injector, instrumentasi, klakson dan sistem kendali elektronik.
b) Diperbolehkan menggunakan pompa bahan bakar mekanik yang diputar oleh
(menggunakan daya) engine saja.
c) Diperbolehkan untuk memberikan tekanan pada tangki bahan bakar untuk memasok
engine, dengan persyaratan sebagai berikut:
d) Tekanan dihasilkan oleh tabung bertekanan tembus pandang yang dipasangkan
dengan katup pengaman yang diatur untuk tekanan maksimum 5 bar. Piranti ini
harus juga dilengkapi dengan katup standar seperti yang digunakan pada ban mobil
untuk keperluan verifikasi/pengaturan tekanan untuk katup pengaman. Penggunaan
tekanan ini dilakukan di lokasi start menggunakan pompa udara. Pengemudi dilarang
memodifikasi tekanan selama perlombaan.
e) Sumber energi tambahan (energi kimia, energi tersembunyi akibat perubahan fase
dan sejenisnya) tidak diperbolehkan.
f) Jika temperatur engine diatur, aturan tersebut dibatasi untuk penggunaan pendingin
air tidak bertekanan. Pengaturan eksternal terhadap temperatur engine dibatasi
hingga 100C.
g) Dilarang menggunakan pompa bertenaga baterai untuk mengalirkan pelumas atau
air di engine, kecuali digunakan hanya pada saat engine diaktifkan.

44 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
Pasal 73: Tangki Bahan Bakar
a) Kendaraan harus dilengkapi oleh salah satu tangki bahan bakar yang disediakan oleh
panitia:
Kapasitas tangki:
o Kelompok prototype:100 cc
o Kelompok urban: 100 atau 250 cc
b) Hanya tangki dengan stempel APAVE saja yang dapat digunakan untuk sistem bahan
bakar bertekanan (mampu menahan tekanan 5 bar atau setara dengan 72.4 psi)
c) Posisi pemasangan tangki bahan bakar harus mudah dijangkau dan mendatar.
d) Tangki bahan bakar harus dipasang sekurang-kurangnya 5 cm di bawah roll bar.
e) Tutup tangki bahan bakar, apakah anti bocor atau tidak (berlubang), harus tetap
ditempatnya selama perlombaan.
Untuk sistem pasokan bahan bakar menggunakan gravitasi, sebuah
lubang kecil (<3mm) harus dibuat di tengah-tengah tutup tangki agar udara bisa
masuk ke dalam tangki mendorong bahan bakar untuk mengalir keluar.Saluran
balik bahan bakar harus diarahkan ke saluran pemasok bahan bakar di bawah
tangki.
f) Peserta hanya boleh menggunakan pipa saluran sistem bahan bakar yang disediakan
oleh panitia.
Diperbolehkan bagi tiap tim untuk menyediakan dan memasang
penghubung saluran bahan bakar ini.
g) Untuk sistem bahan bakar bertekanan saluran penghubung antara tabung
bertekanan dengan tutup tangki bahan bakar harus lentur/flexible (tidak harus
menggunakan jenis Rilsan/Nylon) untuk memudahkan penyambungan dan untuk
mencegah pembebanan pada leher tangki bahan bakar.
Pasal 74: Sistem Bahan Bakar
a) Peserta harus menyediakan gambar teknik dan penjelasan yang tepat dari sistem
pasokan bahan bakar dari tangki ke engine.
b) Sistem ini harus dirancang sedemikian hingga tangki dapat dikuras tuntas dan diisi
kembali sebelum pertandingan.
c) Saluran bahan bakar antara tangki dan engine tidak boleh diberikan komponen

45 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
tambahan (tanpa filter tambahan atau katup).
d) Untuk diesel engine, dibutuhkan sebuah katup pemutus.
e) Setiap sistem bahan bakar yang menggunakan karburator harus dilengkapi dengan
katup penguras di dasar karburator yang memungkinkan inspektur untuk menguras
sebagian bak dan untuk memastikan bahwa ketinggian bahan bakar di dalam tangki
menurun.
f) Saluran masuk udara tidak boleh mengandung bahan bakar atau blowby gas ketika
kendaraan berada di garis start sebelum pemberangkatan. Blowby gas tidak boleh
didaur ulang selama perlombaan namun perlu ditampung dalam wadah khusus
untuk perlindungan lingkungan.
Blowby gas di dalam engine (misal, uap oli, gas tak terbakar atau gas
di ruang bakar yang tidak terbuang keluar).Gas ini biasanya terkumpul di saluran
masuk.
g) Sistem bahan bakar harus mudah dijangkau untuk keperluan pemeriksaan dan
pengukuran.
h) Sistem pasokan bahan bakar harus dimungkinkan untuk bisa diatur pada tekanan
atmosfer untuk pengukuran ketinggian bahan bakar. Sistem bertekanan harus
dilengkapi dengan alat ukur tekanan (pressure gauge) yang diberikan tanda yang
jelas untuk tekanan kerja normal.
i) Metode pengukuran pemakaian bahan bakar yang standar untuk bahan bakar cair
adalah dengan pengukuran volume bahan bakar yang terpakai dan menyertakan
koreksi temperatur.
j) Pemakaian kendaraan berbahan bakar bensin yang mampu menempuh 1500 km/lt
(3528 mpg) atau lebih akan diukur secara gravimetric. Saat start, inspektur teknis
akan mengisi bahan bakar dan kemudian keseluruhan sistem bahan bakar (termasuk
tangki, injector, pipa, dan karburator) akan ditimbang dengan tepat. Seluruh
komponen ini harus ringkas (compact) dan mudah untuk dilepaskan untuk keperluan
penimbangan. Setelah berhasil menyelesaikan putaran, seluruh sistem bahan bakar
akan dilepaskan dan ditimbang kembali dengan pemberat yang sama. Penanganan
sistem bahan bakar ini, termasuk bongkar-pasangnya pada kendaraandan
memindahkannya ke ruang penimbangan harus dilakukan oleh anggota tim yang
berkompeten dan memiliki ijin memasuki garasi. Keseluruhan proses penanganan

46 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
bahan bakar akan diawasi oleh inspektur teknis. Penimbangan juga dilakukan oleh
inspektur teknis dan disaksikan oleh anggota tim.
k) Bahan bakar mudah sekali menguap, karena itu dilarang untuk menaikkan
temperatur sistem bahan bakar yang dapat mengakibatkan terbentuknya uap. Dan
sebaliknya, mendinginkan bahan bakar di bawah temperatur sekitar juga dilarang.
Pasal 75: Starter
a) Diperbolehkan untuk menggunakan starter elektrik selama perlombaan. Elektrik
starter ini hanya bisa digunakan saat pengapian dan sistem bahan bakar diaktifkan.
b) Starter tidak diperbo
c) lehkan memiliki kemampuan mendorong kendaraan (lihat pasal 36 dan 62).
d) Lampu starter: sebuah lampu penanda berwarna merah yang dapat dilihat dengan
jelas, setara dengan bola lampu 21 W, harus dipasang pada sisi belakang kendaraan
dan harus dapat dilihat dengan jelas dari kedua sisi lintasan sebagai penanda setiap
operasi kerja pada motor.
e) Jika Track Masrshall melaporkan adanya penggunaan starter elektrik secara berulang
atau berlebihan dari suatu tim, panitia berhak untuk memerintahkan pemeriksaan
kendaraan saat itu juga. Jika ditemukan ketidaksesuaian, Tim akan diberikan sangsi
yang sesuai.
Saat start, starter dan lampu starter harus segera padam ketika roda
belakang kendaraan telah melewati garis start. Jika gagal memenuhi aturan ini, putaran
akan tetap dihitung sebagai jumlah percobaan yang telah dilakukan (ada batas
maksimumnya) namun hasil putaran tersebut tidak diakui.
4B –Tenaga Pendorong Listrik
Pasal 76: Kendaraan bertenaga listrik dari baterai
a) Peserta dibolehkan untuk berpartisipasi dalam kedua kategori baik Prototype
maupun Urban.
b) Sistem penggerak kendaraan diperbolehkan menggunakan sebuah perangkat
penyimpan listrik, motor listrik, seperangkat sistem kendali dan sambungan yang
dibutuhkannya.
c) Hanya diperbolehkan menggunakan Baterai Lithium-ion sebagai perangkat

47 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
penyimpan listrik.
d) Kendaraan harus dilengkapi dengan Battery Monitoring System (BMS) untuk
mengendalikan dan melindungi baterai dari bahaya kebakaran.
e) Perangkat penyimpan listrik dan semua sistem yang terpasang pada kendaraan
dibatasi dengan voltase kerja 48 Volts (nominal) dan 60 Volts (maksimal), lihat pasal
70.
f) Peserta harus menyediakan deskripsi dan gambar teknik yang jelas untuk sistem
elektrik dari sistem penggerak kendaraan.
g) Peserta harus menyediakan skema elektrik kendaraan untuk pemeriksaan teknis saat
perlombaan.
h) Seluruh sistem penggerak (drive train) harus mudah dijangkau untuk pemeriksaan
dan pengukuran.
i) Baterai harus dipasang dengan benar dan ditempatkan di luar ruang kemudi, di
belakang bulkhead.
j) Semua kendaraan harus dilengkapi dengan satu joulemeter yang diletakkan diantara
baterai dan pengendali motor untuk mengukur konsumsi energi motor listrik.
k) Joulemeter akan disediakan panitia selama perlombaan. Harus disediakan alat
pelindung joulemeter pada kendaraan.
l) Joulemeter harus dipasang sedemikian rupa agar display dapat dibaca dengan
mudah dari luar kendaraan.
m) Joulemeter tersebut tidak boleh terjangkau oleh pengemudi pada posisi mengemudi
yang normal.
n) Arus yang mengalir pada sistem elektrik kendaraan harus disesuaikan dengan
spesifikasi joulemeter.
o) Seluruh pemasangan sistem elektrik harus dilengkapi dengan sekering pengaman.
p) Kendaraan menuju ke garis start dalam keadaan baterai terisi.
q) Setibanya di garis start, Fuel Marshall akan mengembalikan bacaan joulemeter ke
angka nol, kemudian kendaraan akan diijinkan memasuki lintasan untuk memulai uji
lintasan pada jarak dan waktu yang telah ditentukan untuk kelompok kendaraan
tersebut.
r) Pada garis finish, Fule Marshall akan membaca tampilan joulemeter.
s) Semua kendaraan bertenaga listrik baterai yang telah menyelesaikan putaran akan

48 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
diurutkan berdasarkan konsumsi energi listriknya dari pemakaian terkecil sampai
yang paling besar, dinyatakan dalam kWh.
t) Baterai tambahan seperti yang dijelaskan pada pasal 70 diperbolehkan. Baterai
tersebut tidak boleh dihubungkan ke sirkuit listrik yang melibatkan komponen
penggerak dan hanya boleh digunakan untuk memasok daya ke sistem
keselamatan/pengaman dan komponen seperti yang telah dijelaskan pada pasal 70.
Diterapkan di
Tempat : Jakarta
Tanggal : 9 Juli 2012
Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat,
Agus Subekti
NIP. 19600801 198403 1 002

49 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e
TIM PENYUSUN PANDUAN IEMC 2012
1. Dr.Ir. M. Nur Yuniarto (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
2. Ahmad Praptijanto, M.Eng ( LIPI)
3. Dr. Ir. Indrawanto (Institut Teknologi Bandung)
4. Ir. Indra Sidharta, M.Eng (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
5. Yohanes, S.T, M.Eng (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
6. Dr.Ir. Bambang Sampurno (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Desain Sampul : Pramaditya Ardiyanto
Desain isi editor : Firdaus Fajar Putra

50 | REGULASI I n d o n e s i a e n e r g y m a r a t h o n c h a l l a n g e