PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF.docx
Transcript of PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF.docx
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARATRUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Alamat : Jl. R.E.Marthadinata No. Telepon 2703259/2703260 Mamuju 91511
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
A. PENGERTIAN
1. Komunikasi adalahSebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).
2. Secara etimologis, kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil
yang diinginkan (producing desired result), dan menyenangkan (having a pleasing
effect).
3. Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau
informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).
B. TUJUAN KOMUNIKASI
1. Terlaksananya kegiatan pelayanan di rawat inap
2. Tersampaikannya hak dan kewajiban yang harus diketahui selama proses
perawatan di rumah sakit
3. Terciptanya keamanan dan kenyamanan di ruang perawatan
4. Tercapainya kepuasan pasien
C. TEORI KOMUNIKASI
1. Proses komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.
Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif :
a. Sumber/pemberipesan/komunikator(dokter,perawat, admission,Adm.Kasir,dll),
adalah orang yang memberikan pesan.
b. Sumber (yang menyampaikan informasi) : adalah orang yang menyampaikan
isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal yang menjadi
tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas,
memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut
sudah di terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)
c. Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan,
cara berbicaranyanya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat
dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
d. Isi Pesan, adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan.
Panjang pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian, penerimanya.
e. Media/saluran pesan (Elektronic,Lisan,dan Tulisan) adalah sarana komunikasi
dari komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau
saluran yang dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan
balik yang disampaikan penerima.Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis,
atau keduanya sekaligus.Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak
digunakan oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka
dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap. (konsil
kedokteran Indonesia, hal.8). Media yang dapat digunakan: melalui telepon,
menggunakan lembarlipat, buklet, vcd, (peraga)
f. Penerima pesan/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter,
Admission,Adm.) atau audience adalah pihak/orang yang menerima pesan.
Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita.Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan.Tanggung jawab
penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting
sehingga proses komunkasi berlangsung dua arah. (konsil kedokteran
Indonesia, hal.8).
g. Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan
yang diterimanya.
2. Pemberi pesan/komunikator yang baik:
Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-
hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42):
a. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan
pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan,
klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar (listening), termasuk memotong kalimat
c. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik
yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimatnya, gerak
tubuh).
d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar
tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan
gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
3. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan
promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah:
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
e. Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service,
Admission, dan Website.
Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :
a. Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
b. Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat Pedoman Pelayanan
Fisioterapi
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat Pedoman PelayananPedoman
Gizi, Pedoman Fisioterapi, Pedoman Farmasi).
e. Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
f. Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah
Sakit).
4. Syarat komunikasi efektif.
Syarat dalam komunikasi efektif adalah:
a. Tepat waktu
b. Akurat.
c. Lengkap
d. Jelas.
e. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat
kesalahan (kesalahpahaman).
5. Proses komunikasi efektif
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai
berikut:
a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap
c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan
d. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan
e. Penetima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaab pesan dengan
verifikasi
Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi dan
klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
6. Hukum dalam komunikasi efektif
5 ( lima ) Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective
Communication) terangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari
komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih.
Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita
meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun
respon positif dari orang lain.Hukum komunikasi efektif yang pertama adalah :
a. Respect, pengertiannya:
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap
menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesanyangkita
sampaikan.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik
sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.
b. Hukum komunikasi efektif yang kedua adalahEmpathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau
mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang
lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek
akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon
penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima
c. Hukum komunikasi efektif yang ketiga adalahAudible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa
pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian
hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu
pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar
pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik
d. Hukum komunikasi efektif yang keempat, adalah Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang
berlainan. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan
berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity
dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita
perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul
sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan
antusiasme kelompok atau tim kita.
e. Hukum komunikasi efektif yang kelima adalah Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk
membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari olehsikaprendahhati
yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya antara lain: sikap
yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap
menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan,
lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan
yang lebih besar.
7. Aspek komunikasi efektif juga meliputi lima hal:
a. Kejelasan (Clarity) –pesan yang disampaikan
b. Ketepatan (Accuracy) –kebenaran informasi
c. Konteks (Context) –gaya bicara dan pesan disampaikan dalam situas yang tepat
d. Alur (Flow) –urutan pesan atau sistematika penyampaian
e. Budaya (Culture) –sesuai dengan bahasa,gaya bicara, dan norma-etika yang
berlaku.
8. Secara teknik, untuk mencapai komunikasi efektif, secara verbal komunikasi
“memainkan” teknik vocal :
a. Speed/tempo –kecepatan bicara; variatif, jangan terlalu cepat jangan pula terlalu
lambat
b. Volume –tinggi-rendah nada bicara, disesuaikan dengan karakter dan jumlah
audiens.
c. Aksentuasi –penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu.
d. Artikulasi –kejelasan kata demi kata yang diucapkan.
e. Projection –memproyeksikan (mengarahkan) suara sampai ke bagian paling
belakang ruangan tanpa harus berteriak.
f. Pronounciation (Pelafalan) –pelafalan kata demi kata secara jelas dan benar.
g. Repetition (pengulangan) –untuk mengulangi kata-kata penting dengan irama
yang berbeda.
h. Hindari gumaman (Intruding Sound) terlalu sering.
i. Ringkas, namun jelas. Jangan bertele-tele.
j. Secara non-verbal komunikasi dapat dibangun dengan gesture atau gerakan
tubuh, cara berpakaian sesuaikan dengan acara atau suasana, dan raut wajah.
Hasil survei Mechribian & Ferris menunjukkan, dalam komunikasi verbal,
keberhasilan menyampaikan informasi:
a. 55% ditentukan oleh bahasa tubuh(body language), postur, isyarat, dan dan
kontak mata.
b. 38 % ditentukan oleh nada suara
c. 7 % saja ditentukan oleh kata-kata.
9. Faktor yang menentukan komunikasi efektif, antara lain:
a. Kepercayaan komunikan terhadap komunikator.
b. Kejelasan pesan yang disampaikan.
c. Keterampilan komunikasi komunikator
d. Daya tarik pesan.
e. Kesesuaian isi pesan dengan kebutuhan komunikan.
f. Kemampuan komunikan dalam menafsirkan pesan (decoding).
g. Setting komunikasi kondusif atau nyaman dan menyenangkan.
10. Strategi komunikasi efektif antara lain:
a. Menguasai pesan/materi.
b. Mengenali karakter komunikan/audiens.
c. Kontak Mata (Eye Contact)
d. Ekspresi Wajah.
e. Postur/Gerak Tubuh
f. Busana yang sesuai dengan suasana.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada hal – hal tersebut diatas maka
kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat
membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan
(respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan dengan menjalankan komunikasi efektif di rumah
sakit.
D. DOKUMENTASI
Informed Consent
E. PENUTUP
Dengan ditetapkannya panduan mengenai komunikasi efektif antara petugas
kesehatan dengan pasien dan keluarga maka pelayanan pasien dapat dilakukan secara
maksimal dan dapat meningkatkan kepuasan pasien
DIREKTUR
RSU DAERAH PROV. SULAWESI
BARAT
dr. H. ANDI MUNASSIR M, M.KesPangkat : Pembina Utama MadyaNip. 19601010 198910 1 003