Panduan Bina Kader Upi

44
Panduan Bina Kader 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dari IKIP menjadi UPI telah membawa pengaruh besar terhadap berbagai segi kehidupan kampus. Kebanyakan pengaruh tersebut tentu saja sejalan dengan adanya perubahan dimaksud. Namun, tak heran pula bahwa setiap perubahan dapat membawa dampak pengaruh yang tidak dimaksud. Hal ini terasakan pula pada gaya hidup dan pergaulan mahasiswa setelah adanya perubahan menjadi universitas. Dengan dibukanya program-program non kependidikan, maka dari segi jumlah saja terjadi lonjakan perubahan yang sangat kentara. Bila dilihat dari segi latar belakang dan orientasi belajar mereka (sebagai program nondik) yang semakin beragam, maka hal ini pun nampaknya cukup membawa pengaruh baru pula pada gaya hidup dan pergaulan mereka. Tatkala yang berbusa ganjil atau seoronoh masih sangat sedikit dan yang berjilbab cukup dominan, maka yang sedikit itu cenderung lebih menjaga dan menghargai yang lebih dominan. Tapi tatkala yang berbusana ganjil itu bertambah banyak, maka keberanian untuk seronohpun mengalami peningkatan.

Transcript of Panduan Bina Kader Upi

  • Panduan Bina Kader 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perubahan dari IKIP menjadi UPI telah membawa pengaruh

    besar terhadap berbagai segi kehidupan kampus. Kebanyakan

    pengaruh tersebut tentu saja sejalan dengan adanya perubahan

    dimaksud. Namun, tak heran pula bahwa setiap perubahan dapat

    membawa dampak pengaruh yang tidak dimaksud. Hal ini terasakan

    pula pada gaya hidup dan pergaulan mahasiswa setelah adanya

    perubahan menjadi universitas.

    Dengan dibukanya program-program non kependidikan, maka

    dari segi jumlah saja terjadi lonjakan perubahan yang sangat kentara.

    Bila dilihat dari segi latar belakang dan orientasi belajar mereka

    (sebagai program nondik) yang semakin beragam, maka hal ini pun

    nampaknya cukup membawa pengaruh baru pula pada gaya hidup

    dan pergaulan mereka. Tatkala yang berbusa ganjil atau seoronoh

    masih sangat sedikit dan yang berjilbab cukup dominan, maka yang

    sedikit itu cenderung lebih menjaga dan menghargai yang lebih

    dominan. Tapi tatkala yang berbusana ganjil itu bertambah banyak,

    maka keberanian untuk seronohpun mengalami peningkatan.

  • 2 Panduan Bina Kader

    Fenoma tersebut bukan hanya terasa oleh dosen PAI, melainka

    terasa pula oleh para mahasiswa sendiri. Bahkan, hampir di tiap

    kelas ada mahasisaw/i yang memiliki kehawatiran yang serius

    tentang kenyataan pergaulan yang semakin kurang baik itu.

    Berangkat dari kehawtiran, kegalauan dan kepedulian beberapa

    ketua dan kader kelas, akhirnya terbentuk suatu kelompok Bina

    Kader (BINDER). Awalnya mereka hanya berbincang tentang

    fenomena-fenomena ganjil yang ada di lingkunga kelas mereka, dan

    berfikir tentang cara memperbaikinya.

    Semula kelompok ini hanya tiga kelas (3 ketua kelas dan 12

    kader). Tapi karena komitmen dan upaya mereka cukup gigih, maka

    sambutan dari pihak atau kelas lainpun berdatangan. Setelah

    kelompok ini muncul kepermukaan, maka direspon dan difasilitasi

    oleh program tutorial, sehingga akhirnya mejadi bagian penting dari

    program tutorial. Tidak lama kemudian, kelompok ini menjadi

    program Bina Kader yang diikuti oleh semua kader kelas yang

    sedang mengikuti perkuliahan PAI.

    Bina Kader adalah program pembinaan bagi kader-kader kelas

    yang memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan dan

    menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Yang

    menjadi fokus upaya mereka adalah lingkungan kelas dan himpunan

    jurusan masing-masing.

  • Panduan Bina Kader 3

    B. Dasar Pemikiran

    Peran Universitas Pendidikan Indonesia dalam melahirkan

    kader-kader pendidik terbaik sangatlah penting dalam perjalanan

    pendidikan di Indonesia, karena dari tangan-tangan kader pendidik

    tersebut akan lahir generasi baru yang akan memimpin bangsa ini.

    UPI ini telah memantapkan visi perjuangannya sebagai Universitas

    Pelopor dan Unggul ( Leading and Outstanding University). Visi ini

    mencerminkan tekad dari seluruh civitas akademika UPI untuk

    menjadi Trendsetter bukan Follower yang memiliki keunggulan yang

    diakui baik dalam kancah lokal maupun global.

    Visi UPI tersebut harus menjadi tekad yang mendorong upaya

    seluruh civitas akademika untuk mewujudkannya dengan tetap

    mengindahkan motta yang telah dibangunnya sejak lama, yaitu

    Ilmiah, Edukatif dan Religius. Dengan demikian, Universitas Pelopor

    dan Unggul yang dicita-citakan tersebut tetap memiliki warna yang

    khas dan arah yang jelas. Sekalipun akan bersaing di kancah

    pergulatan global, UPI harus dan akan tetap eksis dengan identitas

    dirinya yang khas.

  • 4 Panduan Bina Kader

    Cita-cita yang sangat tinggi dan mulia tersebut memerlukan

    upaya yang sungguh-sungguh dari semua elemen yang ada di UPI,

    tak terkecuali mahasiswa. Mahasiswa sebagai kepentingan utama

    dalam suatu lembaga pendidikan harus memperoleh kesempatan

    dan masukan yang paling besar dalam proses ini, baik melalui

    kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.

    Bina Kader (BINDER) sebagai bagian dari program tutorial

    merupakan wujud partisipasi dan kepedulian mahasiswa dalam

    merealisasikan visi UPI tersebut. Mengapresiasi visi dan motto UPI

    seperti itu, BINDER akan merasa mimiliki rumah yang kokoh dan

    nyaman untuk hidup dan mengembangkan diri di dalamnya.

    C. Visi

    Sejak awal berdiri, BINDER telah memilikian impian yang

    senantiasa membayang-bayanginya. Impian tersebut lahir dari dasar

    sistem keyakinan, kesadaran moral dan tanggung jawab terhadap

    perealisasian visi, misi dan motto UPI. Visi tersebut adalah:

    MAHASISWA CERDAS BERAKHLAK MULIA

  • Panduan Bina Kader 5

    D. Misi

    Berangkat dari visi di atas, BINDER menetapkan misinya

    sebagai berikut:

    1. Mendorong dan mengkordinir para kader kelas untuk

    mengembangkan potensi aqliyah dan ruhiyah-nya secara optimal

    dan terpadu.

    2. Memandu dan memonitoring para kader dan anggota binaannya

    dalam pelaksanaan amalan-amalan Islam tertentu yang telah

    disepakati oleh mereka.

    3. Membangun kepedulian dan keberanian para kader untuk

    malakukan amar ma'ruf dan nahyi munkar di lingkungan kelas

    dan jurusan masing-masing.

    4. Memotivasi dan membimbing para kader untuk tampil sebagai

    model dan teladan bagi anggota binaannya dalam pengamalan

    nilai-nilai Islam.

    5. Memandu dan membimbing para kader untuk melaksanakan

    kegiatan-kegiatan ke-Islaman (tilawah, tausiah singkat,

    pengajian kelas, dll) untuk menumbuhkan suasana keagamaan di

    lingkungan kelas dan luar kelas.

  • 6 Panduan Bina Kader

    BAB II

    REKRUTMEN KADER

    Rekrutmen kader merupakan tahapan pertama dalam sistem

    pengelolaan Bina Kader. Fungsi dari rekrutmen adalah untuk

    menyeleksi calon anggota Binder, calon-calon tersebut harus

    memenuhi syarat. Pada prinsipnya setiap mahasiswa yang

    mengontrak mata kuliah PAI berhak menjadi anggota Bina kader

    (Binder)setelah lolos dalam peoses seleksi yang dilaksanakan oleh

    tim kaderisasi Program Tutorial. Berikut ini langkah-langkah yang

    harus dilakukan dalam rekrutmen kader:

    A. Sosialisasi Program

    Beberapa tahapan dalam rangka sosialisasi program Bina

    Kader, diantaranya:

    1. Silaturrahmi dengan pihak penyelenggara.

    Penyelenggara di sini maksudnya adalah dosen PAI, khususnya

    dosen PAI yang bertindak sebagai koordinator bidang kaderisasi.

    Tujuannya, agar program ini disosialisasikan pula oleh pihak

    penyelenggara kepada seluruh dosen PAI. Selanjutnya para

  • Panduan Bina Kader 7

    dosen PAI lah yang akan memotivasi mahasiswa di kelas untuk

    mengikuti program Binder.

    2. Penyebaran surat

    Dalam mekanisme penyebarannya, surat disebarkan dan

    diintegrasikan dengan surat yang dikeluarkan oleh biro peserta

    Program Tutorial. Kecuali ditujukan kepada seluruh ketua kelas,

    surat ditujukan pula kepada seluruh dosen PAI. Surat tersebut

    dilampiri dengan formulir pendaftaran kader yang harus

    ditandatangani oleh ketua kelas dan diketahui oleh dosen PAI

    bersangkutan.

    3. Publikasi

    Publikasi dapat dilakukan via pamflet, leaflet, website, dan lain-

    lain. Media publikasi tersebut disebarkan secara merata di tiap-

    tiap fakultas, jurusan, himpunan, dan tempat lain yang strategis.

    B. Penentuan Calon Kader

    Ketua kelas menyeleksi calon kader dari seluruh anggota

    kelasnya sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Kriteria calon

    kader adalah:

  • 8 Panduan Bina Kader

    1. Kader laki-laki; 1) Bisa membaca Al-Quran, 2) memiliki motivasi

    dan kesediaan untuk menjadi kader kelas, dan 3) tidak merokok.

    2. Kader perempuan; 1) Bisa membaca A-Quran, 2) memiliki

    motivasi dan kesediaan untuk menjadi kader kelas, 3) terbiasa

    mengenakan busana muslimah yang baik, dan 4) tidak merokok.

    Setelah terdaftar calon kader yang diharapkan, ketua kelas

    berkonsultasi dengan rohis dan dosen PAI untuk meminta

    pertimbangan dan persetujuannya.

    C. Verifikasi dan Seleksi Administrasi

    Formulir pendaftaran serta biodata kader yang telah

    terkumpul diverifikasi dan diseleksi oleh tim kaderisasi program

    tutorial. Bila perlu tim ini bisa meminta keterangan dari ketua kelas

    dan rohis. Kecuali mengacu kepada ketentuan administrasi yang

    tertera pada biodata, verifikasi dan seleksi ini harus memperhatikan

    pula kriteria kader yang telah ditetapkan.

    D. Pengumuman Hasil Seleksi

    Nama-nama mahasiswa yang lulus tahap verifikasi dan seleksi

    administrasi akan diumumkan di media informasi Program Tutorial

    dan saat pelaksanaan kegiatan Tutorial. Daftar mahasiswa yang lulus

  • Panduan Bina Kader 9

    ini pun akan diberikan kepada setiap Rohis jurusan dan Dosen PAI

    bersangkutan.

    E. Pemilihan Tutor Bina Kader dan Pengurus

    Setetah selesai proses seleksi, Bidang Kaderisasi bekerjasama

    dengan pengurus binder untuk:

    1. Memilih pengurus binder untuk angkatan bersangkutan yang

    terdiri dari kepengurusan tingkat fakultas dan tingkat

    universitas

    2. Memilih tutor bina kader dengan ketentuan: a) minimal telah

    tiga kali menjadi tutor, dan b) mendapat rekomendasi dari biro

    ketutoran.

    F. Pengelompokkan

    Untuk kepentingan pembinaan , kader-kader dikelompokkan

    berdasarkan jurusan. Satu kelompok tidak boleh melebihi sepuluh

    orang. Pengelompokan ini dilkakukan oleh Bidang Ketutoran

    bekerjasama dengan Bidang Kaderisasi Tutorial.

  • 10 Panduan Bina Kader

    G. Jalur Koordinasi dan Informasi

    Koordinasi antara kader, tutor, dan Bidang kaderisasi harus

    berjalan dengan baik. Jalur koordinasi yang dapat digunakan

    kepentingan ini antara lain:

    1. Pertemuan rutin (pertemuan yang telah ditetapkan dalam

    agenda pembinaan, rapat, dan sebagainya).

    2. Pertemuan insidental (pertemuan yang dilaksanakan setiap saat

    apabila ada keperluan mendesak atau atas permintaan para

    pihak)

    3. Melalui website (www.tutorialupi.com)

    4. Melalui media informasi Tutorial

  • Panduan Bina Kader 11

    BAB III

    PEMBINAAN KADER

    Pembinaan Kader meliputi tiga aspek utama yaitu pembinaan

    potensi ruhiyah, fikriyah dan Jasadiyah. Pada dasarnya pembinaan

    ini merupakan aplikasi dari ilmu yang dipelajari di perkuliahan,

    khususnya kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI).

    Proses Pembinaan melibatkan tiga unsur utama, yaitu:

    1. Dosen

    2. Tutor

    3. Program Tutorial ( Bidang Kaderisasi)

    Berikut ini tahap dan jenis-jenis pembinaan kader:

    A. Tahap Orientasi

    Yang dimaksud dengan tahap orientasi ini adalah pembinaan

    dasar bagi para kader yang dilaksanakan pada awal periode.

    Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan tentang

    visi, misi, urgensi, dan program-program yang harus dilaksanakan

    oleh seluruh anggota Bina Kader. Pembinaan ini dilaksanakan secara

    intensif minimal selama sehari semalam (mabit).

  • 12 Panduan Bina Kader

    B. Pembinaan Pekanan

    Kegiatan ini adalah kegiatan inti selama satu semester.

    Pembinaan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan

    pengembangan aspek ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. Pembinaan ini

    terdiri dari dua macam, yaitu pembinaan indoor dan pembinaan

    outdoor.

    1. Pembinaan Indoor

    Pembinaan dalam ruangan merupakan pembinaan pokok yang

    diisi oleh dosen-dosen PAI MKU. Pembinaan ini bertujuan untuk

    mengembangakan wawasan keIslaman, menumbuhkan ghirroh

    islamiyah , dan memandu langkah dan strategi dakwah yang

    harus dilaksanakan peserta di kelas masing-masing.

    Untuk keperluan ini, telah dipersiapkan kurikulum, silabus, dan

    instrumen evaluasi pembinaan. Dalam satu satu semester,

    pembinaan indoor ini minimal lima kali pertemuan. Pembinaan

    ini diakhiri dengan evaluasi untuk mengukur tingkat

    keberhasilan pembinaan tersebut.

    2. Pembinaan Outdoor

  • Panduan Bina Kader 13

    Pembinaan outdoor merupakan pembinaan yang dilaksanakan

    diluar ruangan/lapangan oleh pengurus binder. Pembinaan ini

    bertujuan sebagai sarana latihan kedisiplinan dan kebersamaan.

    Agenda utama pembinaan outdoor adalah riyadhoh/olahraga,

    latihan baris-berbaris, apel, dan simulasi.

    Seperti halnya pembinaan indoor, pembinaan outdoor pun

    menggunakan perangkat kurikulum pembinaan, silabus, dan

    instrumen evaluasi.

    3. Kuliah Dhuha

    Walaupun Bina Kader mendapat perlakuan khusus dalam

    pembinaan, tetapi peserta bina kader tetap harus mengikuti

    kegiatan yang diselenggarakan oleh bidang ketutoran, yaitu

    kuliah dhuha. Bila dalam kelompok reguler, kuliah dhuha harus

    diikuti setiap pekan, maka untuk Binder partisifasinya

    bergantian dengan pembinaan indoor dan dalam satu semester

    minimal diikuti sebanyak lima kali.

    C. Pembinaan Bersama Tutor Binder (Tutorial)

    Tutorial bina kader dilaksanakan setiap pekan setelah

    pembinaan indoor atau outdoor. Tidak jauh berbeda dengan tutorial

    yang dilaksanakan dikelompok reguler. Perbedaan hanya pada titik

  • 14 Panduan Bina Kader

    tekan materi yang diberikan tutor. Yaitu menyangkut materi

    pembinaan yang mengarah kepada peningkatan fungsi mereka

    sebagai kader.

    Untuk keperluan pembinaan ini pun dipersiapkan kurikulum

    dan silabus khusus yang disusun oleh Bidang Kaderisasi

    bekerjasama dengan penyelenggara tutorial. Standar pelaksanaan

    tutorial sama dengan kelompok reguler, seperti syarat kelulusan,

    minimum kehadiran dan tugas-tugas.

    Pengelola akan memberikan perangkat yang dibutuhkan tutor

    seperti kurikulum, silabus dan buku panduan. Setiap pekan tutor

    diharuskan membuat Rencana Pelaksanaan Tutorial (RPT). RPT

    mirip dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat

    oleh guru sebelum mengajar di kelas. Dengan adanya RPT, maka

    tutorial ini menjadi kegiatan yang terstruktur, memiliki sekuen

    materi yang jelas, dan mengacu kepada tujuan dan indikator

    keberhasilan yang jelas pula.

    D. Evaluasi

    Evaluasi dimaksud adalah evaluasi keberhasilan pembinaan

    para kader baik yang dilaksankan oleh tutor, pengelola, maupun

    pihak, penyelenggara. Adapun aspek-aspek yang dievaluasi adalah:

  • Panduan Bina Kader 15

    1)komitmen keislaman, 2) wawasan keislaman, 3) aktivitas dakwah

    di kelas, dan 4) akseptibilitas kader dikalangan anggota binaannya,

    serta 5) efektifitas dakwah dan pembinaan yang dilaksanakan

    dengan anggota binaan.

    Evaluasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan

    instrumen kuisioner dan wawancara.

    E. Pembinaan Pengukuhan

    Mengakhiri proses pembinaan reguler selama satu semester,

    para kader wajib mengikuti tahap pembinaan pengukuhan.

    Pembinaan ini dilaksanakan secara intensif selama dua hari dua

    malam secara berturut-turut. Pembinaan ini bertujuan untuk

    memantapkan komitmen dan semangat dakwah para kader. Oleh

    karena itu, pembinaan ini diakhiri dengan melakukan upacara

    pengukuhan secara khusus. Pembinaan pengukuhan ini, secara lebih

    dominan diisi oleh dosen dan atau para pakar dari pihak lain. dan

    pembinaan ini dilaksanakan setelah peserta mengikuti minimal 70%

    materi pembinaan. Tujuan dari pengukuhan antara lain :

    1. Pemantapan dari berbagai materi pembinaan yang selama ini

    peserta dapatkan

    2. Sebagai formalisasi peserta menjadi anggota baru bina kader PT.

  • 16 Panduan Bina Kader

    3. Sarana refreshing peserta karena acara dilaksanakan di alam

    terbuka

    4. Melatih jiwa militansi peserta

    5. Media silaturrahmi semua angkatan bina kader

    6. Memunculkan kader pemimpin Binder, karena dalam

    pengukuhan akan terpilih siapa yang menjadi komandan

    angkatan binder yang bersangkutan.

  • Panduan Bina Kader 17

    BAB IV

    PENGKARYAAN KADER

    Yang dimaksud dengan pengkaryaan pada panduan ini adalah

    melepas dan menerjunkan kader untuk melakukan tugasnya sebagai

    kader dakwah. Adapun yang menjadi tugas pokoknya adalah:

    1. Melakukan upaya islamisasi di lingkungan kelas masing-masing.

    Upaya islamisasi tersebut mencakup; Tilawah kelas, talim kelas,

    infak kelas, kontrol pergaulan kelas, buletin kelas, club

    akademik, risalah tausiyah, dan sebagainya.

    2. Melakukan upaya islamisasi dilingkungan organisasi-organisasi

    kemahasiswaan. Upaya islamisasi ini mencakup; pengadaan

    pengajian gabungan, suksesi program rohis jurusan, gebyar

    syiar, silaturrahim antar organisasi, kampanye jilbab, dan lain

    sebagainya.

    3. Merealisasikan fungsi kontrol moral dilingkungan kampus.

    Upaya ini mencakup; memberikan peringatan terhadap pihak-

    pihak yang mengadakan kegiatan yang tidak sesuai dengan nilai

    islam, bakti kampus, survey pergaulan ke lingkungan kosan, dan

    sebagainya.

  • 18 Panduan Bina Kader

    Adapun selama pengkaryaan tersebut para kader diharuskan

    mengikuti program-program lanjutan sebagai berikut:

    A. Pembinaan Pasca Pengukuhan

    Pembinaan pasca pengukuhan dimaksudkan untuk menjaga

    sisi ruhiyah binder dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader

    dakwah. Karena pilar utama ketahanan dalam aktivitas dawah

    adalah kuatnya iman/ruhiyah. Dengan adanya pembinaan pasca

    pengukuhan, kader diharapkan senantiasa bersemangat dan antusias

    dalam melakukan dawah. Ada dua pembinaan yang dilaksanakan

    bagi binder dalam tahap pengkaryaan ini, yaitu:

    1. Pembinaan dengan tutor

    Jenis pembinaan ini merupakan pembinaan rutin yang dilakukan

    oleh setiap Tutor dengan kelompok bindernya. Adanya

    pembinaan dengan tutor dimaksudkan agar binder memiliki

    kesiapan yang cukup dalam melakukan aktivitas dawah kelas

    sebagai tugas keseharian binder. Pembinaan dilaksanakan satu

    pekan sekali. selain sebagai bentuk pembekalan ruhiyah kader,

    pembinaan ini juga merupakan media sharing atas permasalahan

    binder.

    2. Talim insidental bersama dosen

  • Panduan Bina Kader 19

    Talim diselenggarakan secara insidental sebagai refresh ruhiah

    bagi kader setelah melakukan aktivitas dakwah. Adanya talim

    yang di isi oleh dosen, diharapkan bisa memberikan wawasan

    baru bagi kader agar setiap permasalahan dawah yang di hadapi

    dapat tercerahkan. Pemilihan tema talim dengan dosen ini

    disesuaikan dengan kebutuhan Binder terhadap dawah

    kelasnya.

    B. Aktivitas Dakwah

    Setelah mengikuti berbagai pembekalan baik dari segi ruhiah,

    tsaqofah serta jasadiah, kader diharapkan menjadi pribadi

    komprehensif yang tidak hanya menjadi sholeh pribadi namun

    memiliki kontribusi dalam menyolehkan sosialnya. untuk itu, kader

    diarahkan untuk melakukan berbagai aktivitas dakwah.

    1. Dakwah kelas

    Dakwah kelas merupakan inti eksistensi binder. Kader binder

    memiliki peran sebagai penggerak amal-amal shaleh di kelas

    sehingga kelas menjadi lingkungan yang kondusif, dinamis,

    semarak dengan nilai-nilai keislaman, dan sinergis secara

    akademis dan nilai-nilai keislaman.

    Adapun inti tujuan dakwah kelas antara lain :

  • 20 Panduan Bina Kader

    a. terciptanya kondisi kelas yang kondusif dalam menjalankan

    nilai-nilai ke-Islaman

    b. terbentuknya komunitas orang-orang soleh di kelas yang

    senantiasa membawa pada kebaikan kelas

    c. semaraknya syiar islam di kampus UPI yang berasal dari kelas

    d. adanya perbaikan akhlak dari para penghuni kelas yang dapat

    terukur perubahannya

    e. para pengelola dakwah kelas mampu menjadi penggerak dari

    perubahan tersebut dan mengkader yang lainnya untuk

    bergabung dalam dakwah

    Agar aktivitas dakwah kelas dapat berjalan dengan optimal dan

    terukur, maka aktivitas ini harus di dukung dengan perangkat

    atau petunjuk praktis dakwah kelas yang disusun oleh bidang

    kaderisasi dan pihak penyelenggara sebagai pedoman dalam

    melakukan dakwah kelas.

    2. Dakwah Tingkat Jurusan dan Fakultas

    Dakwah tingkat jurusan dan fakultas yang dimaksud adalah

    upaya kader dalam menyolehkan lingkungan jurusan dan

    fakultasnya sehingga lingkungan jurusan dan fakultas menjadi

  • Panduan Bina Kader 21

    lingkungan yang kondusif, dinamis, dan semarak dengan nilai-

    nilai islami. Dalam pelaksanaannya, kader bekerjasama dengan

    Rohis jurusan. Hal ini bertujuan agar terbentuknya jaringan

    penggerak amal sholih yang kuat sehingga tujuan kampus yang

    religius dapat dicapai. Beberapa contoh kegiatan yang dapat

    dilaksanakan adalah:

    a. Talim tingkat jurusan dan Fakultas

    b. Kegiatan PHBI (peringatam Hari Besar Islam) tingkat jurusan

    dan Fakultas

    c. Pesantren Kilat tingkat jurusan dan Fakultas

    d. Koko dan Jilbab Days

    e. Keputrian Tingkat Jurusan dan Fakultas (khusus bagi

    Muslimah)

    3. Bakti kampus

    Bakti kampus merupakan aksi dan upaya kader dalam menebar

    nilai-nilai sosial di lingkungan kampus. Upaya ini dilakukan

    untuk memberikan contoh positif kepada warga kampus agar

    senantiasa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kampus.

    Bakti kampus dijabarkan dalam kegiatan isidental yang

    diadakan Binder secara serempak. Seperti: 1)gerakan kampus

  • 22 Panduan Bina Kader

    bersih, 2) Penyediaan tong sampah, 3) Pembersihan pamplet-

    pamplet kadaluarsa, dan sebagainya.

    4. Kader Tutor

    Salah satu cara berkontribusi dalam membangun warga kampus

    yang memiliki emosi spiritual adalah dengan berperan menjadi

    Tutor. Peran binder sebagai tutor merupakan salah satu upaya

    pembentukan pribadi-pribadi islam yang mampu mengamalkan

    nilai nilai islam. Untuk itu, kader dibekali pula dengan materi

    tentang kiat-kiat menjadi tutor unggul dan produktif.

    5. Dakwah Profesi untuk Binder tingkat Akhir.

    Dakwah profesi merupakan aplikasi lain dari dakwah Binder.

    Dakwah profesi ini dititik beratkan kepada kader binder tingkat

    akhir sebagai objek dakwah. Hal tersebut ditujukan agar Kader

    Binder tingkat akhir memiliki kemauan dan kesiapan dalam

    melakukan dakwah profesi kepada rekan-rekannya yang lain.

    Dalam pelaksanaanya, aktivitas dakwah profesi dapat

    berbentuk; training, Diskusi panel, seminar penulisan skripsi,

    test TOEFL, dan lain-lain.

  • Panduan Bina Kader 23

    BAB V

    PETUNJUK PRAKTIS DAKWAH KELAS

    A. Tentang Dakwah Kelas

    1. Mengapa dakwah kelas?

    Kelas merupakan masyarakat inti dari tatanan masyarakat

    kampus. Kelas layaknya seperti keluarga dalam susunan

    pemerintahan suatu negara. bila ingin mengubah keadaan suatu

    kampus, m a k a m e n g u b a h komponen inti dari kampus

    tersebut merupakan langkah yang sangat strategis.

    Program bina Kader di UPI yang terintegrasikan dengan

    Program tutorial merupakan salah satu usaha dalam menciptakan

    perubahan suasana kampus seperti yang diharapkan, yaitu

    kampus yang religius.

    Saat ini, permasalahan mahasiswa lebih banyak terbentur dalam

    masalah akhlak, moral dan kesopanan.

    Dari sinilah upaya sekecil apapun harus kita lakukan untuk

    memberi perubahan pada kondisi mahasiswa kita saat ini melalui

    program dakwah kelas dalam upaya mengembalikan peran

    mahasiswa sebagai kader-kader pembaharu bagi agama dan

    bangsa ini.

  • 24 Panduan Bina Kader

    2. Tujuan Dakwah Kelas

    Berdasarkan paparan tadi maka pada inti tujuan dakwah kelas

    antara lain :

    a. terciptanya kondisi kelas yang kondusif dalam menjalankan

    nilai-nilai ke- Islaman

    b. terbentuknya komunitas orang-orang soleh di kelas yang

    senantiasa membawa pada kebaikan kelas

    c. semaraknya syiar islam di kampus UPI yang berasal dari kelas

    d. adanya perbaikan akhlak dari para penghuni kelas

    e. para pengelola dakwah kelas mampu menjadi penggerak dari

    perubahan tersebut

    3. lingkup dan objek dakwah kelas

    Ruang lingkup Dakwah kelas meliputi semua elemen yang

    memiliki keterkaitan dengan kelas secara langsung, sehingga yang

    menjadi objek dari dakwah kelas antara lain :

    a. Mahasiswa penghuni kelas

    b. Ketua kelas

    c. Dosen

    d. Dosen pembimbing akademik

  • Panduan Bina Kader 25

    e. Ketua program studi/jurusan

    4. Target Dakwah Kelas

    Target minimal :

    Syiar Baca Al quran terintegrasi dalam kegiatan

    belajar mengajar

    Masuknya media Islami dikelas

    Target Medium :

    Talim kelas terintegrasi dalam kegiatan kelas dan

    angkatan

    Talim Rohis Jurusan mendapat dukungan Riil dari

    kelas-kelas dengan salah satu parameternya berupa

    kehadiran dalam kegiatan Rohis Jurusan

    Pengokohan Expansi Media diberbagai level

    Amal Khidami/pelayanan dalam Infak Kelas.

    Target Maksimal :

    Adanya club Ilmiyah Islami berbasis Dawah Akademik

    Prosentase 90 % Akhwat Menutup Auratnya.

    Besarnya aktifitas kontributif mahasiswa terhadap

  • 26 Panduan Bina Kader

    Dawah diberbagai level

    B. Kategori Kelas

    Hal pertama yang harus dilakukan oleh pengelola dakwah

    kelas adalah mengenal objek dakwahnya, ini sangat penting

    karena dengan mengenal objek dakwah kita akan tahu program

    apa yang c o c o k u n t u k d i l a k s a n a k a n . Tahapan awal ini

    memerlukan analisis kategori kategori kelas. Berdasarkan petunjuk

    praktis ini, kelas dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu kategori A,

    B, dan C. Berikut ini penjelasan masing-masing kategori:

    1. Kelas Kategori A

    Kelas kategori A merupakan kelas yang memiliki kondisi yang

    kondusif untuk menjalankan program, kelas ini dihuni oleh

    mahasiswa yang memiliki ketertarikan yang bagus pada Islam

    dan senantiasa mudah untuk diarahkan, kelas kategori A

    kriterianya antara lain :

    a. lebih dari 50% mahasiswanya hanif, artinya taatdalam

    menjalankan agama

    b. akhwat yang mengenakan jilbab lebih dari 50% dari total

    populasi akhwat di kelas

    c. mudah digerakan dalam kegiatan-kegiatan positif, seperti

  • Panduan Bina Kader 27

    talim ROHIS, kegiatan himpunan dan sebagainya

    d. laki-laki yang merokok kurang dari 20% dari total populasi

    laki-laki di kelas

    e. jumlah yang pacaran, baik yang sekelas maupun dengan

    pasangan luar kelas tidak lebih dari 40%

    f. Dosen mendukung kegiatan keagamaan

    g. tidak ada geng-geng tertentu yang mendominasi kelas (

    dalam konotasi negatif)

    2. Kelas Kategori B

    Kelas yang termasuk kategori B adalah kelas yang memiliki

    potensi seimbang antara potensi baik maupun potensi jelek.

    Kadang mudah digerakan dalam kebaikan, namun kadang juga

    sulit. Hal ini terjadi karena imbangnya jumlah mahasiswa yang

    hanif dan mahasiswa yang agak susah untuk didakwahi, kelas

    seperti ini biasanya heterogen dalam berbagai hal, seperti dari

    segi pemahaman keagamaan, keadaan sosial, isme-isme tertentu

    dan sebagainya. Untuk lebih memudahkan berikut ini

    kriterianya :

    a. mahasiswa hanif berkisar antara 30%-40%,sisanya beragam

    b. akhwat yang mengenakan jilbab kurang dari setengahnya,

  • 28 Panduan Bina Kader

    sekitar 30%-an

    c. mudah digerakan dalam kegiatan-kegiatan akademik, tapi

    agak sulit untuk kegiatan keagamaan.

    d. Laki-laki yang merokok mencapai setengahnya

    e. Mahasiswa yang pacaran lebih dari 40%, tapi masih ada

    yang tidak pacaran

    f. Dosen cenderung apatis terhadap kegiatan-kegiatan ke-

    Islaman

    g. Adanya geng-geng tertentu di kelas yang mendominasi

    h. Jumlah non Muslim lebih dari 5 orang, apatis terhadap

    isu-isu ke islaman.

    3. Kelas kategori C

    Medan dakwah di kelas kategori C memerlukan kerja ekstra

    keras, karena pada kelas kategori ini kita akan banyak

    mengalami hamatan,baik dari internal maupun eksternal, tapi

    disinilah letak keindahannya. Kelas pada kondisi ini

    cenderung apatis dan menentang masuknya nilai-nilai islam ke

    kelas. Objek dakwah sudah terframe oleh faham tertentu yang

    bertentangan dengan islam, walau mereka sendiri adalah muslim.

    Biasanya kelas seperti ini akan terkesan hedonis dan sekuler.

  • Panduan Bina Kader 29

    Kriterianya antara lain :

    a. mahasiswa yang hanif masih menjadi minoritas, bahkan

    kurang dari 10% dari populasi

    b. jarang sekali akhwat yang berjilbab, kurang dari 10%

    c. kegiatan ke-Islaman susah masuk, tapi bukan berarti tidak

    bisa sama sekali

    d. hampir semua laki-laki di kelas tersebut merokok

    e. mayoritas dari penghuni kelas melakukan pacaran, bahkan

    ada indikasi free sex

    f. dosen apatis bahkan kurang mendukung terhadap kegiatan-

    kegiatan ke- Islaman

    g. adanya geliat dari non Muslim untuk menyebar faham mereka.

    C. Program Dakwah Kelas

    Pada realisasinya, program dakwah kelas yang dilaksanakan

    harus sesuai dengan kategori kelas sehingga program yang

    dilaksanakan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Berikut ini

    merupakan jenis-jenis program dakwah kelas yang dapat dilakukan;

    1. Tilawah Kelas

    Tilawah kelas merupakan upaya mensyiarkan alquran dikelas dan

    menjadikan tilawah alquran sebagai kebutuhan harian sebelum

  • 30 Panduan Bina Kader

    kegiatan perkuliahan dimulai. Diharapkan dengan adanya

    kegiatan tilawah bersama di kelas, a n g g o t a kelas menjadi

    termotivasi untuk mempelajari Al-Quran. Selain itu, Kelas pun

    akan terasa lebih religius dan nyaman karena alquran dijadikan

    bacaan setiap hari.

    Kategori Kelas

    A B C

    Frekuensi

    Pelaksanaan

    Setiap

    hari

    Minimal

    kali/pek

    an

    Minima

    l

    kali/pe

    kan

    Pemimpin

    Tilawah

    1-2

    pekan

    pertama

    oleh

    binder,

    pekan

    selanjutn

    ya dibuat

    jadwal

    yang

    1 bulan

    pertama

    binder

    yang

    memimp

    in, bulan

    selanjut

    nya

    anggota

    kelas

    1 bulan

    pertam

    a

    binder

    yang

    memim

    pin,

    usahak

    an

    melibat

  • Panduan Bina Kader 31

    melibatk

    an

    penghuni

    kelas lain

    untuk

    memimpi

    n

    lain

    terlibat

    dalam

    memimp

    in

    tilawah

    kan

    mahasi

    swa

    lain

    pada

    bulan

    berikut

    nya

    Durasi 15 menit 10 menit 5-10

    menit

    Ayat yang

    dibaca

    Usahakan

    dari awal

    alquran

    Usahaka

    n dari

    awal al-

    quran

    Berika

    n

    pilihan

    pada

    kelas,ja

    ngan

    dipaks

    akan

    Tindak

    lanjut

    Buka club

    tahsin

    bagi

    mahasis

    Buka

    club

    tahsin

    bagi

    Buka

    club

    tahsin

    bagi

  • 32 Panduan Bina Kader

    wa yang

    bacaanny

    a belum

    lancar

    mahasis

    wa yang

    bacaann

    ya belum

    lancar

    mahasi

    swa

    yang

    bacaan

    nya

    belum

    lancar

    Kesulitan Kemungkinan ada mahasiswa yang

    tidak respek terhadap program ini,

    karena itu adakan pendekatan

    personal. Usahakan semua mahasiswa

    dapat terlibat, tapi bila masih sulit,

    konsentrasi saja kepada orang yang

    mudah dilibatkan terlebih dahulu

    Target Dalam satu semester semua kelas

    sudah terbiasa dalam mengadakan

    tilawah setiap hari.

    2. Pengajian Kelas

    Pengajian Kelas merupakan program dakwah kelas dalam bentuk

    talim kelas yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai

  • Panduan Bina Kader 33

    kepribadian islam. Pengajian ini juga bertujuan untuk

    menciptakan lingkungan kelas yang semarak dengan syiar-syiar

    keislaman. Program ini pula diharapkan dapat membangun

    ukhuwah islamiyah antar anggota kelas serta memberikan

    wawasan tentang islam yang luas.

    Materi dalam pengajian kelas ini disusun secara beragam,

    sesuai dengan kebutuhan dan kategori kelas yang

    bersangkutan.

    Kategori Kelas

    A B C

    Frekuensi

    Pelaksanaan

    2 pekan

    sekali

    3 pekan

    1

    bulan

    sekali

    Dalam satu

    semester

    usahakan

    terlaksana

    minimal 4

    kali

    Pengisi Dari Rohis/ ustadz dari luar UPI/ dosen/

    kakak tingkat

    Bobot

    materi

    Mulai

    berikan

    materi

    Materi

    disesuai

    kan

    Jadikan

    pengajian

    sebagai

  • 34 Panduan Bina Kader

    motivasi

    mahasis

    wa

    untuk

    berdakw

    ah

    dengan

    kebutuh

    an kelas

    kegiatan

    menyenangk

    an, materi

    lebih ke

    permasalaha

    n sehari-hari

    remaja

    Tindak

    lanjut

    Catat mahasiswa yang rajin datang ke

    pengajian, bentuk kelompok mentoring di

    semester ke 2 jika mereka belum

    mentoring, pembentukan bisa kerjasama

    dengan ROHIS

    Kesulitan Perlu biaya untuk transportasi/konsumsi

    penceramah,cari alternatif pendanaan.

    3. Pengajian Gabungan

    Pengajian gabungan merupakan pengajian yang dilaksanakan

    oleh satu jurusan yang terdiri dari beberapa kelas. Untuk

    melaksanakan program ini, Binder harus kerjasama dengan

    ROHIS yang ada di jurusannya, konfirmasikan waktu

    pelaksaan pengajian rutin yang dilaksanakan ROHIS. Sehingga

  • Panduan Bina Kader 35

    fungsi utama binder disini adalah sebagai penggerak teman-

    temannya di kelas untuk menghadiri acara talim rutinnya

    ROHIS.

    Yang perlu dilakukan binder antara lain:

    - cari kontak person ROHIS jurusannya

    - hubungi secepatnya, tanyakan kapan ada pengajian rutin

    - hubungi Binder yang satu jurusan

    - adakan konsolidasi/rapat binder satu jurusan, bahas strategi

    promosi untuk di jurusan dan di kelas masing-masing

    - bila perlu, materi pengajian diusulkan oleh binder berdasarkan

    kebutuhan

    - catat orang-orang yang rajin datang ke pengajian gabungan

    tersebut dan berikan datanya ke ROHIS untuk ditindaklanjuti.

    - Target :

    dalam waktu 6 bulan warga kelas sudah dengan

    sendirinya datang kepengajian kelas, tanpa harus selalu

    digerakan Binder.

    Bermunculannya kader baru untuk ROHIS, selain dari

    binder,dan mereka terlibat dikegiatan-kegiatan ROHIS

    lainnya.

  • 36 Panduan Bina Kader

    4. Gerakan Tutup Aurat

    Gerakan tutup aurat merupakan usaha yang dilakukan untuk

    terciptanya kerapihan berbusana yang layak dan sesuai syariah

    bagi muslimah. P r o g r a m i n i d i l a k s a n a k a n d a l a m b e n t u k

    k a m p a n y e j i l b a b s a m p a i p e n y e d i a a n j i l b a b u n t u k

    m u s l i m a h .

    Yang perlu dilakukan untuk melaksanakan program ini antara

    lain:

    - data muslimah yang belum berjilbab

    - dekati mereka melalui pendekatan personal

    - jadikan dia sebagai sahabat

    - berikan pemahaman terhadapnya tentang keharusan menutup

    aurat.

    - Ungkap alasannya mengapa belum berjilbab.

    - Galang infak kelas untuk pendanaan kegiatan binder,

    termasuk untuk membeli jilbab bagi yang membutuhkan

    - kerjasama dengan ROHIS untuk mensukseskan program ini.

    - lakukan evaluasi mengenai kemajuan program ini minimal

    setiap bulannya.

    Contoh instrument evaluasi

  • Panduan Bina Kader 37

    Kategori Kelas

    A B C

    Mulai

    kampanye

    Pekan

    ketiga

    oktober

    Pekan

    ketiga

    oktober

    Pekan

    ketiga

    oktober

    Target

    muslimah

    berjilabab

    2 orang

    perbulan

    1 orang

    perbulan

    1

    orang/

    2 bulan

    Target akhir-dalam batas waktu (90% wanita di kelas

    mengenakan penutup aurat secara rapih)

    5. Buletin Kelas

    Program Buletin kelas merupakan upaya dakwah lewat media

    tulisan. Output dari program ini adalah terbitnya secara rutin

    Buletin yang dikelola oleh kader. Kader berperan dari mulai

    peliputan sampai distribusi dikelasnya masing-masing.

    6. Club akademik

    Program pengayaan club akademik merupakan upaya dakwah

    islam yang dilakukan melalui pendekatan sisi akademik. Sebagian

    besar mahasiswa akan mudah di dekati melalui jalur

  • 38 Panduan Bina Kader

    akademik. Apalagi bila warga kelas cenderung study oriented,

    pendekatan ini akan lebih mudah dibanding pendekatan lain.

    Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam membentuk club

    akademik yang syarat akan nilai keislaman :

    a. tunjuk penanggung jawab, antara ikhwan dan akhwat dipisah

    b. wacanakan pembentukan study club ini dikelas, baik secara

    umum maupun secara personal.

    c. Dalam waktu 2 pekan study club harus sudah terbentuk.

    d. Komposisi kelompok diserahkan pada kelas, yang penting

    terpisah antara laki-laki dan perempuan, kalaupun terpaksa

    ada kelompok yang di campur harus ada jaminan tidak akan

    terjadi hal-hal yang melanggar syariat.

    e. Jumlah satu kelompok idealnya 5-7 orang saja

    f. Libatkan dosen yang punya kepedulian pada kelas, tentukan

    agenda setiap ada pertemuan, masukan nilai-nilai ke-Islaman

    disana.

    g. Tidak harus semua warga kelas tergabung dalam study club

    yang kita buat, yang penting adalah berjalannya dakwah

    akademik dikelas.

    h. Untuk kelas kategori A, targetkan lebih dari 50% warga

    tergabung dalam study club, sedangkan kategori B 30%-50%,

  • Panduan Bina Kader 39

    untuk kategori C setidaknya terbentuk satu kelompok ikhwan

    dan satu kelompok akhwat.

    7. Infak Kelas

    Program infak kelas merupakan program yang bertujuan untuk

    menumbuhkan semangat berbagi atau sedekah setiap anggota

    kelas. Program ini dipelopori oleh kader serta dikelola bersama

    secara baik dan transparan. Harapannya selain untuk

    menumbuhkan semangat berbagi, adanya infak kelas juga dapat

    memperlancar program-program dakwah kelas yang

    membutuhkan pendanaan.

    Untuk teknis penarikan infaknya sendiri d i serahkan pada

    k a d e r a t a s p e r s e t u j u a n a n g g o t a k e l a s n y a

    masing- masing.

    D. Evaluasi Program

    Evaluasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap

    aktivitas yang memiliki perencanaan. Dengan adanya evaluasi kita

    akan mampu menganalisis kesalahan dan membuat koreksi atas

    kesalahan tersebut. Lewat evaluasi pula kita akan mampu menilai

    tingkat kesuksesan dari aktivitas tersebut. Dakwah kelas yang kita

  • 40 Panduan Bina Kader

    laksanakan mutlak memerlukan evaluasi. Evaluasi terhadap

    dakwah kelas harus dilaksanakan secara berkala dan teratur serta

    memiliki tahapan yang jelas..

    Di bawah ini merupakan rancangan sistem evaluasi

    program dakwah kelas melalui instrument evaluasi:

    1. format evaluasi program tilawah kelas

    Format ini di isi setiap melaksanakan tilawah dan di evaluasi

    pekanan oleh tim evaluator.

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Pekan Ke :

    Hari/Tgl Pemimpin Tilawah

    Lama Tilawah

    Banyaknya ayat (sebutkan surat dan ayatnya)

    Jumlah Peserta

    Catatan evaluator:

  • Panduan Bina Kader 41

    2. Format evaluasi program talim kelas

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Bulan/Pekan Ke:

    Hari/Tgl Jumlah Peserta MC Pemateri Materi Ringkasan Ceramah

    3. Format Evaluasi Talim Gabungan

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Bulan/Pekan Ke:

    Hari/Tgl Jumlah Peserta MC Pemateri Materi

    Catatan evaluator: PJ Program Evaluator

  • 42 Panduan Bina Kader

    Ringkasan Ceramah

    4. Format Evaluasi Program Gerakan Tutup Aurat

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Bulan/Pekan Ke:

    Jumlah Akhwat Berjilbab Bulan Lalu Jumlah Akhwat Berjilbab Bulan ini Jumlah Kebutuhan Jilbab Catatan Evaluator

    Catatan Rohis: PJ Program Ketua Rohis

  • Panduan Bina Kader 43

    5. Format Evaluasi Program Buletin Kelas

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program:

    Kategori Kelas : Bulan :

    Frekuensi terbit bulan ini

    Tema tiap edisi

    Eksemplar dalam 1 bulan

    Sumber dana

    Catatan Evaluator

    6. Format Evaluasi Program Club akademik

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Bulan :

    Club Akademik

    Jumlah Anggota

    Pembimbing Hari Pertemuan

    7. Format Evaluasi Program Infak Kelas

    Fakultas/Jurusan/Kelas : PJ Program: Kategori Kelas : Bulan :

    Tanggal Kas Masuk Kas Keluar Saldo

  • 44 Panduan Bina Kader