Panduan Bagi Pasien Hipertensi Paru yang Baru filehipertensi paru bisa membuat dunia Anda serasa...
Transcript of Panduan Bagi Pasien Hipertensi Paru yang Baru filehipertensi paru bisa membuat dunia Anda serasa...
1
Panduan Bagi Pasien
Hipertensi Paru yang
Baru
(Translated with permission from PHA
USA's A Guide to Newly Diagnosed)
“Saat saya didiagnosa hipertensi paru,
saya menangis berpikir saya tak akan
pernah melihat dan mengenal cucu-cucu
saya di masa depan.”
“Itu pukulan berat bagi kami. Suami saya
berencana akan pensiun, kami berencana
melakukan perjalanan ke luar negeri
selama tiga bulan, dimana hal itu
sekarang menjadi tidak mungkin, dst.
Rencana masa depan menjadi berantakan
dan dunia kami langsung terbalik dalam
sekejap.”
“Saya marah, sedih, frustrasi, dan
anehnya saya juga merasa lega. Saya
sudah memberi tahu dokter selama
bertahun-tahun bahwa saya tidak merasa
sehat dan akhirnya sekarang saya tahu
mengapa."
Apa yang Bisa Diharapkan
Tidak seorangpun yang berencana akan
sakit. Mengetahui Anda menderita
hipertensi paru bisa membuat dunia Anda
serasa terbalik. Ketika pertama kali
didiagnosa hipertensi paru, setiap pasien
akan merespon secara berbeda.
Anda bisa merasa marah, takut, sendirian,
frustrasi, khawatir, mati rasa, atau
gabungan perasaan tersebut. Yang pasti,
tidak ada reaksi benar atau salah, Berikan
ruang bagi diri Anda untuk merasa dan
bereaksi terhadap diagnosa tanpa
menghakimi diri sendiri, sehingga Anda
bisa mulai bangkit.
Satu hal yang kebanyakan dialami pasien
baru adalah bahkan sebelum mereka
didiagnosa, mereka mengalami sesak nafas
dan gejala lain hipertensi paru. Seorang
pasien bercerita kepada kami,” Awalnya
sulit sekali, saya tidak bisa berjalan jauh
tanpa kehabisan nafas. Saya tidak bisa
membungkuk mengikatkan tali sepatu
anak-anak saya tanpa merasa pusing.
Jantung saya kadang berdetak sangat cepat
jika saya terlalu memaksakan diri. Saya
sangat lelah sehingga saya akan tertidur
secara tiba-tiba.”
Terlepas gejala yang Anda alami ringan
atau parah, biasanya Anda akan
menghadapi keterbatasan fisik, kelelahan
dan penyesuaian kualitas hidup. Banyak
pasien dengan gejala-gejala fisik seperti ini
mengalami masalah emosional serius.
2
Sementara yang lain berpendapat bahwa
kesulitan bernafas bisa menimbulkan
perasaan cemas dan panik. Laporan
lainnya mengatakan ketidakmampuan
mereka mengikuti kemampuan fisik
teman-teman, kerabat, dan rekan kerja
membuat mereka merasa frustrasi,
ditinggalkan, dan kesepian.
Hal lain yang hampir dialami oleh semua
penderita hipertensi pulmonal adalah
mereka harus menjalani serangkaian test
dan kunjungan dokter yang bisa berbulan-
bulan bahkan bertahun-tahun sebelum
mendapatkan diagnosa yang benar.
Seorang pasien berkata,” Saya pergi ke
enam dokter dan sudah mengalami gejala
tersebut selama 15 tahun sebelum
didiagnosa. Hal yang paling sulit adalah
saat orang-orang mengatakan gejala itu
hanya ada di dalam pikiran dan saya hanya
pura-pura sakit untuk mendapatkan
perhatian.”
Bahkan ketika Anda menjadi salah satu
dari edikit terdiagnosa dalam hitungan
bulan, Anda harus menghabiskan waktu
Anda menggunakan pakaian rumah sakit
dan berurusan dengan tumpukan dokumen
medis yang rumit. Banyak pasien yang
bingung dengan istilah medis sebelum
mereka mendengar istilah “hipertensi
pulmonal/hipertensi paru”.
Setelah semua perjanjian dan tes medis,
beberapa justru merasa lega setelah
mereka akhirnya didiagnosa hipertensi
paru. “Saya justru bersyukur saat akhirnya
tahu apa yang terjadi. Sekarang saya tahu
apa yang kami tengah hadapi.”
Ketika diagnosa Anda seakan menandakan
akhir, itu juga menandakan awal.
Menemukan dokter yang memahami
hipertensi paru, mendapat pengobatan,
mengakomodasi kegiatan sehari-hari, dan
mengakui ketakutan Anda serta perasaan-
perasaan yang ada adalah bagian dari
perjalanan yang akan dimulai sekarang.
Bersedih Karena Kehilangan
Diagnosa hipertensi paru dapat membuat
Anda menunda dan memangkas semua
tujuan dan mimpi Anda, serta merubah
cara pandang terhadap diri Anda sendiri
dan sekeliling Anda.
Awalnya, menyadari bahwa Anda
menderita penyakit kronis bisa jadi sangat
menyakitkan. Seorang wanita yang
menderita hipertensi paru menggambarkan
saat-saat setelah diagnosa sebagai masa
penuh kehilangan. “Kehidupan yang dulu
saya alami, tiba-tiba diambil seketika.
Saya kehilangan kehidupan saya yang
dulu, teman-teman saya, pekerjaan saya,
mobil, rumah, dan harga diri saya.”
3
Apapun kehilangan yang Anda hadapi,
wajar Anda butuh waktu menyadari hal
tersebut dan memahami apa artinya bagi
Anda.
Bagi sebagian besar pasien, proses
penyembuhan ini sama dengan proses
berduka karena kehilangan orang yang
dicintai. Pasien hipertensi paru bersedih
karena kehilangan identitasnya, karena
tubuhnya tidak bisa melakukan apa yang
dulu biasa dan bisa dikerjakan, karena
hidupnya tidak lagi terkendali, atau
kehidupan yang tidak bisa dijelaskan
menurut pandangan umum dunia.
Perasaan kehilangan bisa sangat
menakutkan, dan banyak orang dengan
hipertensi paru berjuang menemukan
keseimbangan dan arah baru selama
berminggu-minggu dan berbulan-bulan
setelah diagnosa.
Proses ini umumnya bertahap. Pada 1969,
psikiater Elisabeth Kubler-Riss
mengidentifikasikan lima tahapan utama
yang biasa dialami individu saat merasa
sedih: penolakan, marah, kompromi,
depresi, dan menerima.
Tidak semua orang mengalami tahapan
tersebut sekaligus atau berurutan.
Bagaimana Anda meratapi diri dan berapa
lama proses itu terjadi, tergantung dari
beberapa hal, seperti kepribadian Anda,
dukungan, budaya, keyakinan, cara
menghadapi masalah, pengalaman hidup,
dan seberapa parah penyakit Anda.
Rasa berduka adalah proses yang dialami
individu dengan cara dan waktunya
sendiri. Ada yang hanya butuh hitungan
minggu untuk merasakan proses tersebut,
namun ada juga yang mengalami hal
tersebut selama setahun atau bahkan lebih.
Baca lebih lanjut untuk mempelajari
kesedihan yang Anda rasakan ketika
pertama kali mendapatkan diagnosa
hipertensi paru dan cara mengatasinya...
Rasa Terkejut dan Penyangkalan
Diagnosa hipertensi paru pertama kali
dapat membuat kita kaget luar biasa..
Dokter kanker Michael Lerner
membandingkan diagnosa menderita
penyakit kronis dengan terjun bebas
dengan parasut ke wilayah perang.
Anda dikelilingi oleh bahaya yang
mengancam kehidupan Anda, yang akan
membawa ke wilayah yang sama sekali
asing. Pikiran Anda beralih ke "moda
perang" terhadap stress yang melanda.
Ketika Anda merasa terancam, maka tubuh
Anda menghasilkan serangkaian respon
psikologis, termasuk meningkatnya aliran
4
adrenalin, detak jantung, nafas, dan
tekanan darah.
Untuk kebanyakan pasien baru, gejala
diatas adalah reaksi alami menghadapi
stress dan dorongan untuk bertahan setelah
hasil pemeriksaan.
Tiap orang menangani reaksi emosional ini
dengan cara yang berbeda. Beberapa orang
merasa dirinya telah habis setelah
menerima hasil diagnosa, tidak bisa
berpikir dan berbicara tentang hal lain.
Sementara yang lain merasa seperti
berjalan dalam kabut setelah menyadari
mereka menderita hipertensi paru. Namun,
mereka tidak siap untuk mencari informasi
mengenai penyakit tersebut atau memberi
tahu anggota keluarga dan teman-teman
mereka atas apa yang sedang dialami.
“Kabut” ini tetap berada dalam pikiran
mereka untuk melindungi mereka dari rasa
sakit dan cemas. Para veteran, yang
mengalami tingkat stress tinggi di garis
depan, sering merasa kaget saat menyadari
mereka terluka setelah pertempuran.
Penyangkalan dalam diri membuat mereka
lebih bisa menjalankan misi mereka
dengan mudah. Bagi pasien yang baru
terdiagnosa hipertensi paru, rasa
penyangkalan ini memberi mereka
kekuatan untuk bisa melakukan pekerjaan
dan memprioritaskan hal lain sebelum
mengalihkan perhatiannya ke penyakit
mereka dan dampak hipertensi paru
terhadap kehidupan mereka.
Sementara penolakan seakan memainkan
peranan yang bermanfaat dalam proses
kedukaan, maka rasa apatis atau tidak
peduli tersebut terkadang justru bisa
menghambat pasien mendapatkan akses
terhadap perawatan medis yang bisa
menyelamatkan hidup mereka.
Apapun respon Anda di awal diagnosa,
sangat penting berkonsultasi dengan dokter
yang memahami penyakit hipertensi paru
dan mendapatkan perawatan medis secepat
mungkin setelah diagnosa.
Terapi spesifik untuk hipertensi paru bisa
membantu mengurangi gejala,
memperbaiki kualitas hidup Anda,
memperlambat perkembangan penyakit
Anda, dan memainkan peranan penting
dalam membantu Anda menyesuaikan diri
dengan kehidupan Anda setelah diagnosa
hipertensi paru, baik secara fisik maupun
mental.
Frustrasi dan Marah
Seiring dengan waktu, Anda mungkin
menyadari bahwa “kabut” atau perasaan
mati rasa yang Anda alami tiba-tiba setelah
5
diagnosa akan membuat Anda menyerah
pada rasa sakit, yang kerap muncul sebagai
rasa marah. Banyak pasien hipertensi paru
yang melampiaskan perasaan marah
kepada orang tak dikenal, orang yang
mereka cintai, dokter, atau pada kehidupan
itu sendiri.
Anda bertanya “Kenapa saya?” atau
“Siapa yang patut disalahkan?” Keisha,
yang didiagnosa menderita hipertensi paru
pada 2006, mengatakan, “Saya punya
mimpi dalam hidup. Saya ingin memulai
karir di kota yang baru, menikah, dan
punya anak. Setelah kunjungan saya ke
dokter, saya merasa impian tersebut
diambil dari saya. Maka saya merasa
marah pada setiap orang, pada dunia, dan
parahnya saya marah pada Tuhan. Saya
merasa seolah-olah ada bom yang
sewaktu-waktu akan meledak.”
Kemarahan bisa dalam berbagai bentuk.
Anda bisa marah kepada orang-orang yang
terlihat sehat dan bebas. Anda bisa
mengalami rasa frustrasi akibat salah
diagnosa atau serangkaian tes medis yang
menyakitkan. Anda bahkan bisa berada di
ambang batas marah dan kecewa dengan
teman-teman dekat dan anggota keluarga
yang tidak menanggapi rasa sakit yang
Anda alami.
Meskipun kemarahan terasa tidak nyaman
dan sulit, namun kemarahan bisa berperan
penting dalam proses bersedih Anda.
Menurut Elisabeth Kubler-Ross dan David
Kessler dalam proyek kerjasama mereka
On Grief and Grieving, “Saat pertama kali
seseorang merasa sedih, dia seperti hilang
di tengah lautan: tidak terhubung dengan
apapun. Lalu Anda marah pada seseorang,
kemudian marah kepada banyak orang.
Tiba-tiba kemarahan itu menjadi
"jembatan" yang menghubungkan Anda
dengan orang lain dan Anda merasa lebih
baik berpegang pada "jembatan
kemarahan" tersebut dalam membina
hubungan dibandingkan tidak sama sekali.
Mengenali peranan kemarahan dalam
proses bersedih, membuat Anda lebih
mudah melewati masa kesedihan tersebut
untuk lebih bisa menerima diri sendiri.
Rasa Bersalah dan Tawar Menawar
Pasien yang baru didiagnosa sering dilanda
perasaan bersalah. Beberapa orang merasa
bersalah karena jatuh sakit, karena tidak
bisa menjaga kesehatannya atau
memeriksakan diri lebih cepat. Sementara
yang lain merasa sakit mereka membuat
anggota keluarga yang lain terbebani. Rasa
tanggung jawab ini, meskipun salah,
menawarkan sebuah ilusi yang menghibur
bahwa pasien memiliki atau pernah
6
memiliki kontrol langsung atas penyakit
mereka.
Beberapa orang melewati fase tawar
menawar untuk mengeksplorasi rasa
bersalah ini tanpa harus secara langsung
menghadapi atau terlibat dengan perasaan
tersebut. Mereka melewati fase tawar
menawar dengan masa lalu mereka.
“Bagaimana jika saya tidak menunda-
nunda pergi ke dokter?” “Kalau saya tidak
mengkonsumsi Fen-Phen, saya pasti tidak
akan mengidap penyakit ini”. “Jika saja…”
dan “Bagaimana jika” menawarkan
semacam rasa “memegang kontrol”
sementara kepada pasien-pasien yang
kekuasaan dan kontrolnya seolah terlucuti
sejak mengidap penyakit.
Kesedihan, Ketakutan dan Depresi
Pada beberapa titik dalam proses
menyesuaikan diri dengan kehidupan
setelah diagnosis, sangat normal untuk
mengalami kesedihan yang mendalam.
Pada fase ini, Anda mungkin bergumul
dengan perasaan kosong, kehilangan dan
rasa sakit.
Anda mungkin merasa khawatir
menghadapi kehidupan sehari-hari dengan
gejala-gejala Hipertensi Paru atau pergi
keluar rumah dengan tabung oksigen dan
obat-obatan di tas Anda. Anda mungkin
takut memikirkan masa depan Anda atau
masa depan keluarga Anda. Anda mungkin
merasa terisolasi dan sendirian ketika
Anda harus menjalani hidup dengan
penyakit langka yang mengubah hidup
Anda.
Debra yang didiagnosa pada 2006,
mengatakan kepada kami, "Saya sangat
tertekan ketika saya didiagnosa, yang saya
lakukan adalah menangis sepanjang
waktu.” Ribuan pasien Hipertensi Paru
telah merasakan putus asa yang sama.
Depresi, walaupun sangat menyakitkan,
adalah reaksi normal terhadap penyakit
dan merupakan fase yang sehat dari proses
penyembuhan.
Dalam beberapa kasus, reaksi yang intens
dan terus menerus setelah didiagnosa
Hipertensi Paru, bisa berubah menjadi
depresi berat. Seseorang yang menderita
depresi berat mungkin merasa takut,
terisolasi, putus asa, cemas, tidak berdaya,
atau tidak mampu mengerjakan tugas
sehari-hari selama berminggu-minggu dan
berbulan-bulan. Depresi adalah penyakit
serius yang termanifestasi dalam jangka
panjang, yang dalam mengatasinya
membutuhkan bantuan profesional.
7
Penerimaan
Bagi kebanyakan orang dengan Hipertensi
Paru, rasa takut, kecemasan, kesedihan,
isolasi dan perasaan kuat lainnya yang
muncul dalam menanggapi diagnosis akan
mulai berkurang dari waktu ke waktu.
Selama menjalani pengobatan khusus
Hipertensi Paru, banyak pasien merasa
bahwa gejala fisik mereka mereda. dan
"kabut" yang mereka alami pasca-
diagnosis mulai terangkat.
Ketika Anda menjadi semakin merasa bisa
berfungsi, Anda mungkin akan lebih
mampu mencari solusi yang realistis untuk
tantangan baru. Seiring waktu, sebagian
besar pasien Hipertensi Paru sekali lagi
mampu menangani masalah praktis,
keuangan dan mengembangkan rutinitas
sehari-hari di mana Hipertensi Paru telah
menjadi bagian dari kehidupan, tetapi
bukan merupakan faktor yang menentukan
kehidupan.
Penerimaan tidak berarti Anda akan
merasa lebih baik dalam waktu yang
singkat. Mengingat adanya kehilangan,
penderitaan dan gangguan yang dapat
terjadi setelah diagnosis, Anda mungkin
tidak pernah bisa kembali ke versi diri
Anda yang lebih bebas perawatan. Namun,
sebagian besar orang yang hidup dengan
Hipertensi Paru mampu menemukan jalan
menuju ke masa depan. Banyak pasien
sampai ke titik di mana mereka siap untuk
memulai membuat rencana baru untuk
masa depan dan, dari waktu ke waktu,
membangunkan kembali rasa sukacita
dalam kehidupan sehari-hari.
Beradaptasi dan Bergerak Maju
Tidak peduli seberapa intens dan terus
menerusnya proses berduka, setiap pasien
PH mampu sembuh dan bergerak maju
dalam bulan-bulan dan tahun-tahun setelah
diagnosis. Pengobatan hanyalah salah satu
komponen penyembuhan. Meskipun
kesembuhan fisik memiliki fokus
eksternal, dengan niat memperbaiki gejala
fisik dan memperlambat perkembangan
penyakit Anda, penyembuhan juga bisa
menjadi proses internal di mana Anda
bekerja melalui kesedihan Anda untuk
menemukan kembali makna dan tujuan
dalam hidup Anda.
Penyembuhan secara harfiah berarti "
membuat utuh" dan mengacu pada proses
eksplorasi dan menerima semua dimensi
fisik, emosional, mental, sosial dan
spiritual diri Anda. Terlepas dari
bagaimana proses perawatan kesehatan
Anda, Anda masih dapat sembuh.
Berikut adalah beberapa tips praktis dan
strategi menyesuaikan diri yang telah
8
membantu pasien-pasien yang baru
didiagnosa untuk bergerak maju. Ini bukan
daftar apa-apa yang harus Anda lakukan,
melainkan daftar yang bisa Anda pilih
untuk lakukan. Anda hanya perlu
melakukan yang menurut Anda benar dan
bermanfaat. Lakukan apa yang dapat
Anda lakukan, tapi jangan membuat
harapan yang tidak realistis.
Didiagnosa Hipertensi Paru dapat
“mengeringkan” Anda secara fisik dan
emosional, dan sangat penting bahwa
Anda membiarkan diri tumbuh
berdasarkan pilihan yang Anda ambil
secara perlahan-lahan. Dengan demikian,
Anda telah mengirim pesan kepada diri
sendiri bahwa dengan melakukan sesuatu
saja itu berarti kita telah memulai.
Penyembuhan Fisik
Pengobatan adalah komponen yang
penting dan sensitif terhadap waktu dari
suatu proses penyembuhan, terutama pada
pasien Hipertensi Paru. Ken, seorang
perawat di New York, menyarankan
“Carilah klinik Hipertensi Paru. Anda
tidak sedang berurusan dengan flu biasa.
Carilah dokter terbaik, bahkan jika Anda
harus bepergian!” Dewan Pimpinan Ilmiah
dari PHA USA mendorong semua orang
yang telah didiagnosis Hipertensi Paru
untuk segera mencari perawatan medis
dari seorang dokter spesialis Hipertensi
Paru yang bisa meresepkan terapi khusus
Hipertensi Paru.
Perawatan dapat berpengaruh besar pada
apa yang Anda rasakan, baik secara fisik
ataupun mental. Pasien Hipertensi Paru
Shana, menyatakan “Pengobatan yang
tepat dapat mengubah hidup Anda!
Kunjungi www.HipertensiParu.org untuk
mempelajari lebih lanjut tentang dokter
spesialis Hipertensi Paru sesuai domisili
Anda.
Selain mencari pengobatan khusus
Hipertensi Paru, ada beberapa langkah
yang dapat Anda ambil untuk
memprioritaskan kesehatan fisik Anda
dengan bersantai, mengumpulkan energi,
memperkuat dan memperbaiki gizi tubuh
Anda. Berikut adalah beberapa cara untuk
memulai:
Berhati-hati dengan apa yang Anda
masukkan ke dalam tubuh Anda.
Makanlah makanan bergizi, rendah
sodium/garam setiap hari, dan
usahakan untuk menghindari hal-hal
yang Anda tahu buruk bagi Anda.
Minum, merokok dan terus-terusan
mengkonsumsi makanan cepat saji,
mungkin terasa baik pada saat itu, tapi
rasa enak jangka pendek ini akan
menyebabkan kerusakan jangka
9
panjang bagi kesehatan Anda, terutama
jika Anda memiliki Hipertensi Paru.
Bicaralah dengan dokter Anda untuk
membuat rencana untuk
menghilangkan kebiasaan buruk itu
untuk selamanya.
Istirahatlah yang cukup. Dokter
menyarankan setidaknya delapan jam
untuk tidur malam, dan pasien
Hipertensi Paru mungkin
membutuhkan bahkan lebih dari itu.
Jangan merasa bersalah untuk tidur
siang jika Anda memang
membutuhkannya.
Bergeraklah. Resistance training yang
berdampak rendah serta latihan aerobik
ringan sampai sedang seperti berjalan
kaki dapat meningkatkan kekuatan dan
daya tahan. Dengan hanya 20 menit
latihan sehari, Anda akan mendapatkan
banyak manfaat pada pikiran, tubuh
dan penampilan Anda. Bicaralah
dengan tim medis Hipertensi Paru
Anda untuk mengembangkan rencana
latihan yang bisa bekerja dengan baik
pada Anda.
Jangan stres. Pertimbangkan untuk
menyisihkan 30 menit sehari untuk
yoga, meditasi, aromaterapi, pijat, atau
hanya beberapa saat untuk bersantai.
Jika Anda tidak menyukai waktu
santai, manfaatkan waktu untuk
kegiatan apapun yang membuat Anda
merasa baik, seperti menonton film-
film lucu atau bersantai bersama
teman-teman.
Penyembuhan Sosial
Meskipun penyembuhan adalah sebuah
proses internal, tidaklah hal tersebut harus
melulu menjadi pengalaman dengan diri
sendiri saja. Sangat penting untuk keluar
dan meminta bantuan. Berbicaralah
dengan keluarga, teman, tim medis Anda,
dan orang lain yang hidup dengan
Hipertensi Paru. Penelitian menunjukkan
bahwa orang yang hidup dengan dukungan
yang kuat, sering memiliki hasil klinis
yang lebih baik karena mereka tidak begitu
stress, terisolasi dan depresi jika
dibandingkan dengan orang yang tidak
memiliki keluarga dan teman-teman yang
dapat mereka andalkan.
Penyembuhan sosial dapat dimulai segera
setelah Anda didiagnosa. Mintalah pada
pasangan, saudara, orang tua atau teman
dekat untuk menemani Anda membuat
janji dengan dokter. Ingatlah bahwa Anda
mungkin tengah berada di fase “hadapi
atau kabur” selama hari-hari dan minggu-
minggu setelah diagnosis, yang berarti
bahwa semua keputusan Anda
10
adalah tentang bertahan hidup dengan
sedikit pemikiran terhadap detail.
Hal ini dapat membuat Anda sulit
memperhatikan atau memproses informasi.
Dengan demikian, banyak pasien
mendapat manfaat dengan mengajak teman
dekat atau anggota keluarga pada saat janji
medis, yang berperan sebagai mata dan
telinga ekstra. Selain itu, akan sangat
menghibur jika ada seseorang yang
memegang tangan Anda, yang diajak
ngobrol di ruang tunggu, dan
menenangkan selama perjalanan pulang.
Seiring dengan berjalannya waktu, akan
sangat membantu bagi Anda untuk
membangun sebuah tim yang terdiri dari
orang-orang yang dicintai yang dapat
Anda andalkan untuk dukungan fisik dan
emosional. Kemungkinan penyakit Anda
akan memiliki efek mendalam pada orang
yang Anda cintai, dan mereka akan
menghargai kesempatan untuk
berkontribusi pada saat-saat Anda
membutuhkan.
Satu pasien merekomendasikan, "Biarkan
teman dan keluarga membantu ketika
mereka menawarkan. Mereka mencintai
Anda dan mungkin merasa tak berdaya.
Dengan Hipertensi Paru, Anda akan benar-
benar tahu siapa malaikat yang berharga
dalam hidup Anda."
Pertimbangkan untuk meminta teman-
teman dan anggota keluarga untuk
menjalankan tugas, mendorong Anda
untuk membuat janji pertemuan dengan
dokter, menyiapkan makanan dan
membantu Anda dengan pekerjaan rumah
tangga. Biasanya, pada saat penuh
tantangan seperti ini, kita bisa melihat dan
menghargai semua yang mendukung dan
mencintai kita.
Dengan menjangkau teman-teman dan
keluarga dan saling berbicara tentang
bagaimana Hipertensi Paru mempengaruhi
kehidupan masing-masing, sangat
mungkin untuk bisa berempati dan
terhubung dengan cara baru.
Sementara diagnosis dengan Hipertensi
Paru memiliki potensi untuk memperkuat
hubungan yang ada, Anda mungkin juga
menemukan bahwa Anda perlu sumber-
sumber dukungan baru untuk mengatasi
banyaknya pasang surut dalam bulan-bulan
setelah diagnosis.
Banyak pasien yang baru didiagnosa
merasa berhubungan dengan orang lain
yang hidup dengan Hipertensi Paru
melalui komunitas online, atau kelompok
dukungan lokal sangatlah membantu. Ruth
Ann menyarankan kepada pasien-pasien
Hipertensi Paru lain "Bergabunglah
dengan kelompok pendukung! Anda akan
11
mendapatkan pengetahuan yang sangat
besar dari orang lain. "Memang dengan
kelompok-kelompok yang membantu
mereka, banyak pasien yang tidak lagi
merasa sendirian dan kewalahan.
Kelompok dukungan menyediakan tempat
yang aman untuk membicarakan dan
memproses perasaan, mengumpulkan
informasi tentang pengelolaan sehari-hari,
dan berbagi cerita. Pasien Hipertensi Paru
lain memahami bagaimana rasanya
berduka, menyesuaikan dengan
pengobatan yang rumit, dan mengarahkan
pergeseran hubungan pribadi.
Pertimbangkan untuk mengunjungi
website www.HipertensiParu.org untuk
koneksi secara online atau bergabung
dengan kelompok pendukung Hipertensi
Paru untuk bisa merasakan kekuatan
berbagi semangat dari pasien-pasien lain,
yang banyak di antaranya telah hidup
dengan penyakit ini selama bertahun-
tahun.
Penyembuhan Mental dan Emosional
Semakin ke depan, makin banyak
penyembuhan yang dilakukan di ranah
perasaan dan pikiran Anda. Ketika
didiagnosa Hipertensi Paru, rasa percaya
diri Anda akan tertantang dan memaksa
Anda untuk menghadapi pemikiran Anda
tentang penyakit, penderitaan dan
bagaimana dunia bekerja. Dengan
memperhatikan perasaan dan pikiran Anda
yang muncul di permukaan, akan lebih
mudah untuk mengetahui bagaimana
Hipertensi Paru mempengaruhi pandangan
Anda dan hal ini akan membantu Anda
memperoleh kembali kontrol atas
kehidupan sehari-hari Anda.
Berikut ini adalah saran-saran yang bisa
membantu Anda mengenali dan
membentuk respon mental dan emosional
Anda terhadap tantangan-tantangan yang
berkaitan dengan Hipertensi Paru:
Sayangi diri sendiri. Beberapa pasien
yang baru didiagnosa percaya bahwa
mereka telah melakukan sesuatu yang
salah sehingga mereka mengidap
penyakit ini. Meskipun mungkin sulit
untuk menerima pada awalnya,
sebenarnya tidak ada yang layak untuk
mengidap penyakit Hipertensi Paru,
bahkan jika Anda mengidapnya akibat
konsumsi pil diet atau obat lain. Terus
menerus menyalahkan diri sendiri
dapat menyebabkan depresi dan
kecemasan kronis, sementara tingkat
kasih sayang yang lebih besar akan
memicu kebahagiaan, optimisme dan
rasa ingin tahu. Ketika suara hati Anda
mulai mengkritik atau menyalahkan
diri sendiri, ulanglah beberapa kalimat
12
sederhana seperti "Saya bisa bersikap
lembut kepada diri sendiri pada saat
ini" atau "Saya bisa memberikan kasih
sayang yang saya butuhkan kepada diri
sendiri". Hal tersebut dapat berfungsi
sebagai pengingat bahwa Anda layak
mendapatkan cinta dan pengertian
yang sama dari diri sendiri seperti yang
Anda berikan kepada orang lain.
Terima keadaan saat ini. Banyaknya
perubahan yang menyertai diagnosis
Hipertensi Paru mungkin terlalu besar
untuk diterima sekaligus. Beberapa
pasien yang baru didiagnosa merasa
lebih mudah untuk berkonsentrasi pada
satu hal yang ada saat ini. Fokus pada
apa yang ada di depan Anda daripada
merenungkan apa yang mampu Anda
lakukan di tahun-tahun lalu atau
mengkhawatirkan apa yang akan
terjadi di tahun-tahun mendatang.
Menerima apa yang ada saat ini serta
menghargai tantangan dan
kegembiraan dari situasi yang ada
sekarang dapat membantu Anda dalam
menghadapi ketidakpastian dan
menemukan kembali kesenangan hidup
sehari-hari.
Jadikan tantangan sebagai
kesempatan. Dengan mempelajari
bahwa Anda didiagnosa penyakit
kronis, Anda akan terjebak dalam
pertanyaan dan perasaan yang sulit.
Memang beberapa perasaan ini
mungkin merupakan perasaan baru dan
merupakan respon langsung terhadap
Hipertensi Paru. Namun, Anda
mungkin juga akan mengalami
perubahan hidup yang besar yang akan
membangkitkan kembali masalah-
masalah yang sudah ada selama ini.
Perlu diingat bahwa semua ini adalah
normal. Kebanyakan dari kita
mengalami kecemasan atau
ketidakamanan yang muncul ke
permukaan selama masa stres. Seiring
waktu, banyak pasien datang untuk
melihat diagnosis mereka sebagai titik
balik, sebagai katalis untuk perubahan
ke arah positif.
Satu pasien mengatakan kepada kami
bahwa sebelum didiagnosa, ia tidak
dekat dengan keluarganya. Kedua
orangtuanya meninggal sebelum ia
lulus dari perguruan tinggi, dan dia
bertemu kakak dan kakak iparnya
hanya dua kali setahun. Ketika dia
mengetahui dia mengidap Hipertensi
Paru, dia bisa bercakap-cakap di
telepon dengan kakaknya beberapa kali
seminggu. Mereka berbicara tentang
tahun-tahun setelah kematian ibu
mereka, dan terhubung melalui
kesedihan, sesuatu yang tidak bisa atau
13
berani mereka lakukan saat remaja.
Bila Anda tetap terbuka terhadap
kemungkinan untuk pertumbuhan
pribadi selama masa-masa sulit, hal ini
mungkin akan mengantar Anda pada
hal-hal yang paling Anda hargai.
Mengenali rasa sakit. Rasa sakit
adalah bagian dari kehidupan, terutama
ketika Anda memiliki penyakit kronis.
Pasien Hipertensi Paru terkadang
mengalami nyeri karena obat
intravena, rasa sakit yang terkait
dengan kondisi penyakit, atau jenis
lain dari ketidaknyamanan fisik yang
berhubungan dengan Hipertensi Paru.
Nyeri terdiri dari berbagai sensasi fisik
seperti cubitan, rasa seperti menempel,
panas dan tekanan. Tapi ketika
kecemasan dalam pikiran mengubah
rasa sakit tersebut menjadi pemikiran
("Ini akan membunuh saya" atau "Ini
tidak akan berhenti"), nyeri akan mulai
mengambil makna baru, dan seringkali
mengubah sensasi fisik menjadi
penderitaan mental.
Psikoterapis percaya bahwa jika kita
menetapkan makna negatif terhadap
rasa sakit fisik, hal ini akan benar-
benar dapat membuat rasa sakit
tersebut menjadi lebih buruk. Salah
satu strategi untuk mengatasi
ketidaknyamanan fisik adalah dengan
mulai berpikir bahwa rasa sakit tidak
lebih dan tidak kurang dari serangkaian
pengalaman sensorik. Dengan lebih
berfokus pada sensasi fisik Anda
daripada mengkhawatirkan tentang
bagaimana rasa sakit ini nanti
berkembang, dapat membuat Anda
lebih mudah menghadapi rasa sakit
tersebut dan mengurangi ketakutan dan
kebencian pada diri Anda.
Waspadailah mitos dari sikap
positif. Walaupun ada sisi positif dari
“melihat sisi terang”, memberi tekanan
pada diri Anda untuk selalu bersikap
positif bisa saja menjadi
kontraproduktif jika Anda tidak bisa
menerima apa yang Anda alami
sekarang.
Ijinkan diri Anda untuk merasakan
berbagai jenis perasaan. Dalam
berbagai kasus, hanya dengan
mengenali rasa sakit, kecewa, dan
penderitaan tersebut, Anda akan
mampu berduka dan kemudian
bergerak maju dengan tujuan yang
telah terbarukan. Seorang pasien,
Erica, mengingatkan kami bahwa
mengenali perasaan yang sulit, akan
membangun kekuatan dan ketekunan:
“Pikiran yang sehat sama pentingnya
dengan tubuh yang sehat. Jangan
14
berlagak seperti superhero. Kita jatuh
itu tidak masalah, dan ketika kita jatuh,
yang harus kita lakukan adalah berdiri
kembali. Ingat, bahwa setiap hari
adalah pertarungan yang bisa Anda
menangkan.”
Ingat bahwa Anda lebih daripada
penyakit Anda. Hipertensi Paru
mungkin menyita sebagian besar waktu
Anda, tapi tidak berarti hal tersebut
bisa menentukan nasib Anda. Anggota
komunitas Hipertensi paru suka
mengingatkan satu sama lain, “Anda
memiliki penyakit, tapi penyakit itu
tidak memiliki Anda!” Yakinlah bahwa
Anda bisa mengalahkan Hipertensi
Paru. Kehidupan tetap adalah tentang
apa yang Anda perbuat di dalamnya.
Lakukan hal-hal yang Anda sukai dan
ikuti berita dan hal-hal lain yang up-to-
date yang tidak berkaitan dengan
Hipertensi Paru.
Bicaralah dengan terapis. Ketika
perasaan yang sulit mulai mengganggu
kegiatan sehari-hari (tidur, makan,
bekerja, atau bersosialisasi), itu adalah
indikasi bahwa Anda memerlukan
bantuan dari psikolog atau psikiater.
Profesional kesehatan mental
menggunakan terapi, perubahan gaya
hidup, dan kadang-kadang pengobatan
untuk membantu pasien
mengidentifikasi dan mengatasi
masalah yang sulit dan pola berpikir
negatif.
Tanyakan pada dokter Hipertensi Paru
Anda, anggota komunitas, teman, dan
perusahaan asuransi Anda untuk
mendapatkan rekomendasi terapis yang
bagus di daerah Anda. Beberapa
terapis mengkhususkan pada penyakit
kronis dan depresi yang berhubungan
dengan kesehatan, yang kemungkinan
sangat membantu bagi Anda dalam
menghadapi kehidupan dengan
Hipertensi Paru.
Pengobatan Spiritual
Banyak pasien Hipertensi Paru juga
mencoba kegiatan spiritual untuk
menyesuaikan diri dengan diagnosis. Bagi
sebagain dari mereka, hal ini berarti pergi
ke masjid, gereja, atau pura. Tapi
spiritualitas juga punya makna beragam.
Secara garis besar, Anda tidak harus
mempunyai kosakata khusus untuk
menjadi spiritual. Spiritualitas adalah
tentang mencari arti dan tujuan hidup dari
keberadaan Anda.
Bercermin pada inti kepercayaan Anda
bisa menjadi cara untuk membangun
kembali perasaan Anda terhadap diri
15
sendiri dan menemukan tujuan baru
setelah diagnosis Hipertensi Paru. Liz,
seorang pasien Hipertensi Paru dari
California mengatakan, “Sebagian dari kita
yang telah didiagnosa Hipertensi Paru
akan memiliki kesempatan untuk melihat
secara lebih dalam tentang beragam
pertanyaan dari hidup dan bagaimana
sebenarnya kita ingin menjalani hidup ini.
Bagi saya, penyakit ini merupakan
semacam hadiah. Saya telah diberi
kesempatan untuk melihat hidup saya
dengan lebih dalam dan berbuat sesuatu
yang bermanfaat dari hidup tersebut.”
Banyak kegiatan spiritual yang membantu
Anda memperdalam kesadaran dan
penerimaan mengenai apapun yang terjadi
pada waktu sekarang. Kegiatan seperti
berdoa, meditasi, dll dapat menenangkan
pikiran dan membuat kita bisa menerima
apapun yang terjadi saat ini dengan lebih
mudah.
Anda mungkin menemukan bahwa dengan
bercermin pada jiwa Anda dan tempat
Anda berada di dunia ini, akan menjadi
lebih mudah bagi Anda untuk mengatasi
kerumitan kehidupan sehari-hari dan
beradaptasi terhadap perubahan yang
cepat. Center for Contemplative Mind in
Society merekomendasikan beberapa
kegiatan untuk mendorong kontemplasi
dan penyembuhan spiritual. Berikut ini
hal-hal yang disarankan:
Kegiatan Berdiam Diri, seperti duduk
di tempat sepi atau meditasi
Kegiatan Bergerak, seperti berjalan-
jalan atau aktifitas rumah tangga
ringan
Kegiatan Kreativitas, seperti
membuat jurnal, menyanyi, atau
membuat sketsa
Kegiatan Aktivis, seperti menjadi
sukarelawan atau kegiatan jasa
komunitas
Kegiatan Pengabdian, seperti berdoa
dan ritual spiritual lainnya
Kegiatan Relasional, seperti
mendengarkan atau storytelling
(mendongeng)
Ketika Anda telah menemukan strategi
yang cocok untuk mengatasi masalah
Anda, ciptakan sebuah rutinitas dan catat
kegiatan harian Anda di kalender. Lakukan
kegiatan-kegiatan ini secara teratur, karena
rutinitas akan menciptakan kebiasaan yang
sehat dan gaya hidup yang sehat, yang
kemudian bisa menjadi sifat alami kedua
seiring bergantinya waktu.
Proses mengatasi dan menyesuaikan diri
dengan penyakit setelah berbulan-bulan
atau beberapa tahun setelah diagnosis bisa
16
menjadi sebuah perjalanan yang panjang
dan berat. Namun dengan berusaha
memenuhi kebutuhan fisik, sosial, mental,
emosional, dan spiritual, Anda akan bisa
bergerak maju dan kembali menemukan
hidup yang layak untuk dijalani. Dengan
mencari pengobatan medis dan mengenali
serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
Anda, sangat mudah bagi Anda untuk
bergerak maju dengan semangat dan
tujuan yang terbarukan.
Mempertahankan Citra Diri Positif
“Sepuluh tahun yang lalu saya mendaki
gunung, membesarkan seorang anak lelaki,
dan bekerja purna waktu. Saya
menetapkan diri saya pada standar tinggi,
tapi ketika Hipertensi Paru menerpa saya,
saya tak lagi bisa memenuhi standar
tersebut. Saya berbicara berdasarkan
pengalaman, yaitu bahwa ketika kondisi
tubuh Anda memburuk , biasanya
keseluruhan diri Anda akan ikut ke
dalamnya.”
Apa yang Bisa Diharapkan
Hipertensi Paru (PH=Pulmonary
Hypertension) adalah kondisi
“kesuluruhan hidup” yang bisa
mempengaruhi segala hal, mulai dari
berapa lama waktu yang Anda habiskan
untuk mandi hingga kehidupan sosial
Anda. Sangat sulit untuk menyesuaikan
diri baik secara praktis, intelektual dan
emosional, terhadap perubahan pada tubuh
Anda, baik yang benar-benar terjadi atau
yang hanya persepsi. Dalam masyarakat
yang memuja kemudaan, kebugaran, dan
kesehatan, akan sangat menantang bagi
penderita penyakit kronis seperti
Hipertensi Paru untuk bisa menyesuaikan
diri.
Hipertensi Paru dan Citra Diri
Citra diri kita dibentuk oleh gagasan yang
kita miliki mengenai diri kita sendiri,
meliputi bagaimana penampilan kita,
seberapa pintar kita, seberapa terkoneksi
kita dengan sekeliling kita, dan seberapa
besar harapan kita akan masa depan.
Didiagnosa dengan Hipertensi Paru akan
mempengaruhi setiap aspek dari citra diri
masing-masing individu. Beberapa pasien
menjelaskan bahwa mereka merasa
terisolasi, baik karena mereka tidak bisa
sering-sering keluar rumah atau karena
orang asing, teman serta keluarga tidak
memahami penyakit mereka.
Seorang perempuan menjelaskan bahwa
keadaannya yang harus selalu berada di
dalam rumah telah membatasi lingkup
sosialnya dengan efek yang luas: “Saya
dulu mengenal beberapa orang seumuran
saya, tapi sekarang tak ada siapapun di
17
sekitar saya. Ada yang menikah, punya
anak, atau pindah. Hidup mereka penuh
dengan petualangan tapi saya terjebak di
sini.”
Pasien lain merasa sulit untuk menjaga
citra diri yang positif dengan beragam
kenangan yang menyenangkan di masa
lalu dan rencana masa depan yang tiba-tiba
menghilang. Tiffany mengatakan,
“Apapun yang saya lakukan, usaha dan
kemampuan saya terbatas. Memasak,
bersih-bersih, bekerja, belanja, dan menata
ruangan adalah hal-hal yang saya sukai
dan perlu lakukan agar saya bisa
menikmati hidup saya. Saya kini tak bisa
melakukan hal-hal tersebut, atau jika
melakukannya pun kemampuan saya
terbatas.”
Beberapa aktivitas yang harus mereka
hentikan adalah hal-hal yang dulu mereka
lakukan sebelum diagnosis untuk
mendapatkan citra diri yang sehat, seperti
lari, berdansa, atau begadang sampai
malam untuk ngobrol dengan teman dan
keluarga. Dengan terhentinya mereka
dalam melakukan aktivitas yang
mengukuhkan citra diri tersebut, akan
sangat sulit bagi mereka untuk
membangun kembali rasa diri yang positif
setelah diagnosis.
Hipertensi Paru dan Citra Tubuh\
Banyak pasien Hipertensi Paru juga
berjuang dengan satu aspek utama dari
citra diri: citra tubuh. Gejala-gejala fisik
dari Hipertensi Paru dan kondisi terkait,
termasuk sesak nafas yang kronis, energi
lemah, fluktuasi berat badan, retensi
cairan, ruam kulit, kemerahan pada wajah
dan berkeringat, dapat membuat pasien
merasa seolah mereka "mulai lagi dari
awal" dalam tubuh yang terasa sangat
asing. Teresa berkata “Rasanya seperti
transplantasi tubuh! Di dalam, Anda
adalah orang yang sama, yaitu mengenai
kepribadian, minat, hobi. Tapi tubuh Anda
sekarang tidak lagi mampu melakukan hal-
hal tersebut.”
Mengenai penggunaan oksigen dan
pengobatan intravena, beberapa pasien
menemukan bahwa ketidaknyamanan dan
bentuk alat-alat pengobatan tersebut bisa
merusak kepercayaan diri mereka. Seorang
perempuan dengan pompa Flolan
mengakui “Orang-orang menatap saya dan
harga diri saya jatuh. Saya menangis
sepanjang waktu”. Seorang perempuan
berusia akhir 20-an menjelaskan perasaan
“horor” karena harus pergi kencan pertama
dengan tabung oksigen di belakangnya.
18
Kehilangan Identitas yang Terpersepsi
(Perceived Identity)
Di antara semua gejala-gejala, peralatan
medis, dan perubahan dalam kehidupan,
orang yang terdiagnosa Hipertensi Paru
sering merasakan apa yang disebut sebagai
“kehilangan dirinya yang dulu”. Mantan
pesepeda berusia 42 tahun mengatakan
kepada kami bahwa dia tidak mengenali
dirinya bila dia bukan lagi seorang atlet.
Ibu berusia 65 tahun dengan 3 anak
mengatakan bahwa setelah dirinya
didiagnosa, dia berpikir bahwa “dia tidak
akan pernah merasa seperti seorang wanita
lagi”. Setelah diberi tahu bahwa kehamilan
bisa mengancam jiwa bagi para perempuan
pasien Hipertensi Paru, seorang
perempuan muda merasa terkejut ketika
mengetahui bahwa dia telah kehilangan
identitas keibuannya di masa depan.
Kehilangan identitas terpersepsi ini
hanyalah salah satu cara Hipertensi Paru
bisa mengubah hidup Anda.
Namun, penting untuk diingat bahwa citra
diri tidaklah statis. Seiring waktu, orang-
orang yang ingin mengubah cara mereka
berpikir tentang diri sendiri akan mampu
melakukan itu. Menurut Dr. John Wynn,
direktur medis di Department Psycho-
oncology di Swedish Cancer Institute of
Swedish Medical Center, “citra tubuh yang
sehat adalah rasa dari diri fisik seseorang
yang merasa bisa diterima. Yang
dipermasalahkan adalah bagaimana Anda
berpikir tentang diri Anda sendiri dan
apakah Anda menerima diri Anda apa
adanya?” Bagi pasien Hipertensi Paru,
jawaban dari pertanyaan ini berubah-ubah
dari waktu ke waktu, dan jalan menuju
citra diri yang lebih positif sedang
berlangsung.
Beradaptasi dan Bergerak Maju
Meskipun masing-masing orang
memberikan reaksi yang berlainan dalam
menghadapi perubahan nilai diri dan citra
diri, ada beberapa strategi yang telah
berhasil membantu beberapa pasien
Hipertensi Paru dalam bercermin dan
memperbaiki citra diri mereka dari waktu
ke waktu. Berikut adalah beberapa
pendekatan yang bisa Anda mulai.
Beberapa pasien juga merasa terbantu
dengan mencari konseling profesional
untuk melalui beberapa masalah ini.
Berdiskusilah dengan tim kesehatan Anda
untuk menemukan seorang terapis di
daerah Anda.
Lawan Mitos dari Pikiran Anda
Citra diri yang negatif akan terasa sangat
mengisolasi dan berlebihan ketika Anda
tidak bisa merasakan apa yang Anda
rasakan dan Anda tidak tahu kenapa bisa
19
demikian. Tanpa kesadaran akan situasi
dan keadaan yang memicu pemikiran
negatif, sangat mudah untuk percaya
bahwa Andalah satu-satunya yang
merasakan hal tersebut. Dengan
mengembangkan kesadaran kritis akan
harapan-harapan yang Anda rasakan,
bagaimanapun, akan sangat mudah untuk
mengenali bahwa pemikiran negatif Anda
hanyalah sebuah pemikiran dan bukanlah
refleksi langsung dari realitas.
Pikirkan tentang harapan-harapan yang
Anda temui saat Anda bergerak melalui
hari-hari Anda. Misalnya, harapan apa
yang Anda dapatkan setelah menonton TV,
membaca majalah, atau menonton film?
Citra seperti apa yang Anda lihat dari
orang-orang yang memiliki penyakit
kronis di media, dan bagaimana hal
tersebut mempengaruhi perasaan Anda?
Harapan apa yang Anda rasakan karena
keluarga atau latar belakang Anda?
Beberapa orang tumbuh dalam keluarga
atau budaya yang menstigmatisasi
penyakit dan kecacatan. Kadang tanpa
menyadarinya, orang-orang memiliki
harapan-harapan yang tidak realitstis
bahwa mereka harus merasa dan terlihat
sehat, energik, dan optimis setiap saat,
bahkan ketika mereka sakit.
Salah satu cara untuk mengembangkan
kesadaran kritis mengenai harapan-
harapan Anda adalah dengan membuat
daftar bagian-bagian yang membentuk
citra diri Anda (gambaran yang ada di
pikiran Anda tentang kepribadian Anda,
tubuh Anda, kemampuan Anda untuk
berhubungan dengan orang lain, dll.).
Bagaimana pemikiran Anda di masing-
masing area tersebut telah berubah sejak
Anda didiagnosa? Kapan Anda merasa
paling rapuh? Kapan Anda merasa paling
percaya diri? Carilah polanya! Seorang
pasien bernama Lisa merasakan hal
terburuk mengenai dirinya ketika dia
merasa bahwa dia telah membuat
keluarganya terpuruk karena penyakitnya,
seperti ketika mereka mengantar anak
perempuannya kuliah, dan dia tidak bisa
membantu memindahkan barang-barang
bawaannya ke asrama. Sebuah tindakan
pengakuan sederhana ini membuatnya
melihat bahwa dia telah dengan tidak adil
menggantungkan harapan-harapan yang
tak lagi bisa dicapainya. Hal ini juga
membantunya untuk berani bicara dengan
suami dan anaknya tentang apa yang dia
rasakan dalam situasi-situasi ini.
Dengan membicarakannya bersama
keluarga, Liza menyadari bahwa ketika dia
tidak bisa memindahkan barang-barang
bawaan, memotong rumput di taman, atau
20
memasak makanan, dia merasa telah
menjadi ibu dan istri yang buruk. Dia telah
mengalami “kehilangan dirinya yang
dulu”, seorang ibu yang menunjukkan
cintanya pada keluarga lewat tindakannya.
Dengan mengenali akar masalahnya, dia
akhirnya bisa mulai menunjukkan cintanya
dengan cara-cara yang dia mampu
lakukan. Dia mulai menghabiskan banyak
waktu bersama dengan suami dan anaknya
ketika dia merasa sehat, melipat pakaian
dan melakukan pekerjaan menetap lainnya,
serta menjadi vokal dengan mengatakan
betapa dia sangat menghargai bantuan-
bantuan mereka. Dengan melawan mitos
dari pemikirannya, Liza terbantu untuk
membedakan realitas (dia tidak bisa
memindahkan barang-barang bawaan)
dengan persepsinya tentang realitas (dia
adalah ibu yang buruk). Hal ini
membantunya untuk mulai menerima
keterbatasannya tanpa membuat dirinya
terpuruk.
Terima Apa Yang Tak Bisa Anda Ubah
Hari Ini
Meskipun telah banyak riset dilakukan
dalam dua tahun terakhir, Hipertensi Paru
masih tetap menjadi sebuah penyakit yang
mengubah hidup banyak orang. Biarkan
diri Anda menangisi mimpi-mimpi dan
aktivitas-aktivitas yang sudah tak bisa lagi
Anda lakukan. Untuk beberapa orang,
menerima keterbatasan dan perubahan
hidup memerlukan waktu yang lama.
Teresa mengatakan “Penerimaan saya
telah dimulai. Saya telah melalui kedukaan
yang sangat panjang karena saya awalnya
tak tahu apa yang salah dengan saya. Saya
merasa bersalah. Saya pikir saya malas.
Saya terus berpikir „ini bukanlah diri saya
yang sesungguhnya.‟” Namun seiring
waktu, Teresa semakin mudah
membedakan hal-hal yang bisa dan yang
tak bisa dia ubah. Dia berkata, “Pada
akhirnya, Hipertensi Paru memang di luar
kendali saya. Tapi seperti apa saya harus
hidup sepenuhnya berada dalam kendali
saya.”
Yang harus diingat adalah, menerima
bukan berarti menyerah. Dengan
menerima apa yang benar-benar tidak bisa
Anda ubah hari ini, Anda akan sebisa
mungkin tidak membuat diri Anda
21
kelelahan dengan memperjuangkan
pertempuran yang tak mungkin
dimenangkan, dan Anda akan
mendapatkan energi baru untuk bisa
menatap dengan bahagia pada apa yang
bisa Anda ubah esok hari. Menurut Diane,
hidup dengan Hipertensi Paru “adalah
tindakan menyeimbangkan antara
mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa
Anda lakukan. Setiap hari itu berbeda.”
Buatlah Perubahan Positif Dimanapun
Anda Bisa
Sekali saja Anda menerima apa yang tak
bisa Anda ubah, sangatlah mudah
kemudian untuk membidik pada bidang
kehidupan Anda di mana Anda bersedia
dan mampu mengambil kendali. Berikut
ini adalah beberapa saran untuk bisa
menerapkan perubahan positif guna
meningkatkan citra diri Anda:
Hadirkan bantuan di tengah
kehidupan Anda. Lingkupi diri Anda
dengan teman-teman dan keluarga
yang membuat Anda merasa nyaman
dengan diri Anda. Dan jangan batasi
diri Anda pada teman yang berkaki dua
saja. Seorang pasien mengatakan pada
kami, “Hal yang paling membantu saya
adalah bergabung dengan masyarakat
dan memiliki anjing. Anjing saya
mencintai segala hal yang ada pada
saya. Dia menyelamatkan hidup saya.”
Bersikap baiklah pada tubuh Anda.
Daripada berfokus pada tubuh yang
Anda ingin miliki, fokuslah pada tubuh
yang Anda miliki. Seorang pasien
mengatakan, “Ketika saya terjebak
pada pikiran tentang seberapa gemuk
tubuh saya, saya jadi tidak peduli pada
apa yang saya makan karena saya
memang sudah kegemukan. Yang
membantu saya adalah ketika saya
menempatkan kesehatan pada setiap
inti dari keputusan yang saya ambil.
22
Alih-alih makan keripik, saya mulai
memakan lebih sedikit garam dan
merasa lebih baik.” Bekerjasamalah
dengan tim Hipertensi Paru Anda
untuk mengembangkan perencanaan
nutrisi, pastikan Anda tidur cukup, dan
jangan memaksa tubuh Anda terlalu
keras ketika Anda benar-benar butuh
istirahat.
Tetaplah aktif. Bicaralah dengan dokter
Hipertensi Paru Anda dalam
mengembangkan rencana olahraga.
Latihan aerobik ringan, ataupun hanya
jalan-jalan di sekitar lingkungan Anda,
sangatlah baik untuk tubuh dan pikiran
Anda. Seorang pasien memulainya dengan
keluar dari pintu belakang dan berjalan ke
ujung gang lalu kembali. Selama beberapa
bulan, dia menambah jangkauan jalannya,
dan dia sekarang mampu berjalan 3 mil
sehari. Dia berkata, “Itu adalah hal yang
membantu saya beradaptasi dengan tubuh
saya secara emosional. Mencari udara
segar di luar, menggerakkan tubuh saya,
membuat otot saya bekerja, semua ini
membantu mengubah tubuh saya.
Semuanya terjadi secara bersamaan.
Rayakan pencapaian Anda. Ketika Anda
mencapai tujuan pribadi atau
menyelesaikan sebuah proyek, luangkan
waktu untuk mengakui prestasi Anda
tersebut. Jika Anda ingin menulis atau
membuat scrapbook, buatlah catatan
sebagai tonggak pengingat pencapaian
Anda. Anda bisa mentraktir diri sendiri
makan malam, mengambil foto yang akan
terus mengingatkan Anda akan prestasi
tersebut, atau membuat pengumuman
kepada teman dan keluarga. Menemukan
cara untuk secara resmi mengakui
keberhasilan Anda dapat membantu Anda
membangun identitas pasca-diagnosis
yang baru dan positif.
Ubah cara Anda berbicara tentang
diri sendiri. Jika Anda merasa sering
membuat diri Anda sendiri jatuh (“Apa
yang salah dengan saya” atau “Saya
putus asa!”), tantang pikiran negatif
23
tersebut dengan menggantinya
menggunakan kata-kata yang baik
yang tidak mencerminkan harapan
yang tidak realistis.
Sebagai contoh, pada saat energi
rendah, beberapa pasien Hipertensi
Paru memberi tahu teman dan keluarga
mereka bahwa mereka merasa malas.
Malas adalah kata yang menyiratkan
bahwa Anda harus mampu melakukan
lebih banyak lagi. Sebaliknya, cobalah
menggunakan bahasa yang tidak
menghakimi, yang mengakui
kebenaran yang lebih mendasar: tubuh
Anda butuh istirahat. Menggunakan
perasaan dan kebutuhan sebagai
pedoman dapat membantu Anda
menerjemahkan pikiran negatif
menjadi bahasa yang lebih welas asih
dan realistis. Berikut adalah beberapa
contohnya:
Pikiran negatif Pikiran realistis
Saya terlalu
gemuk untuk
keluar.
Tubuh saya telah
melalui banyak
hal dalam satu
Apa yang akan
dipikirkan orang-
orang di pesta
nanti?
tahun terakhir.
Teman-teman
saya tahu berapa
banyak hal yang
telah saya lalui
dan berapa besar
saya telah
menerima diri
saya apa adanya.
Saya bukan orang
baik karena saya
tidak dapat
merencanakan
perayaan pensiun
ibu saya.
Saya merasa
buruk karena saya
tidak bisa
membantu
sebanyak yang
saya inginkan
dikarenakan
Hipertensi Paru,
tapi saya
membutuhkan
lebih banyak
waktu untuk
beristirahat hari
ini.
Tak ada yang
ingin berkencan
Saya merasa sadar
diri tentang
24
dengan saya
dengan kondisi
ada tabung yang
keluar dari dada
saya seperti ini.
penyakit saya dan
obat saya, jadi
saya akan
memikirkan
masalah kencan
ini suatu saat
nanti. Saya akan
menemukan orang
yang membuat
saya merasa
nyaman, baik
mengenai
Hipertensi Paru
atau masalah lain.
Tetaplah berada pada saat ini. Citra
Anda, misalnya hidup dengan
Hipertensi Paru, akan mengalami
pasang surut. Tubuh Anda, status
kesehatan Anda dan pandangan Anda
tidak akan ada yang tetap sama
selamanya. Sangatlah membantu jika
Anda bisa berpikir bahwa setiap hari
adalah awal yang baru, dan hargailah
setiap saat yang ada dengan apa
adanya.
Menurut Dr. Tiffany Stewart dari
Body Image Project, “Semakin erat
kita berpegang pada apa yang
seharusnya terjadi, semakin sedikit kita
bisa melihat apa yang sebenarnya
terjadi dan apa yang bisa terjadi.
Membuka diri terhadap kemungkinan
merupakan tahap perubahan cara
pandang dan esensi dari penerimaan,
penerimaan terhadap adanya
perubahan konstan.
Dibutuhkan kesadaran bahwa
perjalanan adalah tentang perjalanan
itu sendiri, dan bukan tentang harapan
dan hasil saja. Ketika kita mampu
menumbuhkan visi ini untuk diri kita
sendiri, kita akan membuka
kemampuan kita untuk menghilangkan
penghakiman dan menemukan
penghargaan yang tulus, bukan hanya
25
tentang tubuh, tapi tentang diri Anda
secara keseluruhan sebagai manusia.
Mengelola Stres
“Stres sebagai pasien dengan penyakit
kronis berbeda dari stres yang saya nikmati
sebagai seorang arsitek.”
“Saya tahu bahwa stres akan
memperburuk penyakit dan gejala penyakit
saya. Sayangnya, stres merupakan faktor
utama dalam hidup saya. Hari ini, saya
mencoba untuk meminimalkan jumlah
stres yang saya rasakan dan memperbaiki
cara saya menanganinya.”
Apa yang Diharapkan
Stres merupakan bagian dari pengalaman
manusia, yang menyertai perubahan
kehidupan antara bahagia dan sedih, dari
kegembiraan merencanakan pernikahan
hingga kehancuran saat kehilangan orang
yang dicintai. Kita semua mengalami
beberapa tingkat stres dalam kehidupan
kita sehari-hari. Namun, bila
dikombinasikan dengan penyakit kronis
seperti Hipertensi Paru, stres bisa sangat
sulit untuk dikelola. Tanpa penanganan
yang layak, stres memiliki potensi untuk
menyedot kesehatan fisik dan kualitas
hidup Anda.
Untuk beberapa orang yang hidup dengan
hipertensi paru, stres terkait Hipertensi
Paru dimulai sebelum diagnosis. Beberapa
pasien melaporkan stres yang berkaitan
dengan kesulitan bernafas dan kelelahan,
yang membuat mereka sulit melakukan
tugas-tugas biasa, seperti melakukan tugas
rumah tangga atau memasak makanan.
Pasien-pasien lain mengalami beberapa
tahun kesalahan diagnosis dan
ketidakpastian untuk mengetahui bahwa
ada yang salah, tapi tidak tahu apa. Yang
lain mengalami stres karena harus
menghadapi teman-teman dan keluarga
yang mungkin tidak percaya mereka
benar-benar sakit.
26
Setelah diagnosis, pasien mengalami stres
yang terkait dengan berbagai tantangan
yang datang dengan fakta bahwa mereka
hidup dengan penyakit kronis. Beberapa
tantangan ini secara langsung terkait
dengan pengelolan kesehatan fisik dan
penyakit mereka, bersamaan dengan saat
mereka menyesuaikan diri dengan
pengobatan, dan di beberapa kasus,
oksigen tambahan.
Meskipun dokter dan perawat di klinik
Hipertensi Paru dan apotek khusus selalu
ada untuk menjawab pertanyaan, serangan
informasi bisa terasa sangat luar biasa bagi
pasien tanpa sejarah medis terdahulu.
Beberapa obat unik untuk mengobati
Hipertensi Paru memerlukan persiapan
sebelum digunakan, dan ini bisa jadi
sangat memberatkan bagi pasien yang
terbiasa dengan obat minum, tetes,
semprot, atau oles.
Biaya pengobatan juga dapat membuat
Anda tertekan, terutama untuk jenis obat
yang tidak ditanggung asuransi. Antara
biaya pengobatan, tagihan rumah sakit,
dan kapasitas kerja penuh waktu yang
seringkali harus dikompromi, sejumlah
pasien melaporkan mengalami stres berat
karena menghadapi seluruh tagihan,
asuransi, dan stabilitas keuangan jangka
panjang keluarga mereka.
Banyak pasien juga mengalami stres akibat
masalah yang berhubungan dengan rumah
tangga dan tanggung jawab keluarga
dikarenakan kondisi fisik mereka. Alex,
seorang ibu dari tiga anak, mengalami
stres saat mantan suaminya ditugaskan ke
Irak. “Ketika pertama kali didiagnosa,
dokter Hipertensi Paru saya
memperingatkan mantan suami saya agar
tidak membiarkan saya khawatir atau stres
mengenai apapun, termasuk tagihan. Stres
dan rasa khawatir sangat sulit bagi saya
karena akan meningkatkan denyut jantung
saya serta tekanan arteri pulmonalis saya.
Saya harus mengambil semua tanggung
jawab suami yang sebelumnya dia
27
kerjakan. Mengelola buku cek menurut
saya sangat melelahkan secara mental, tapi
berhadapan dengan tugas-tugas harian
dalam menjalankan rumah tangga adalah
yang paling melelahkan secara
keseluruhan.”
Sejumlah tantangan baru mempersulit
pasien Hipertensi Paru untuk terus
membicarakan penyebab lamanya mereka
mengalami stres, seperti hubungan yang
bergejolak atau pekerjaan yang penuh
tekanan.
Doug bekerja selama bertahun-tahun pada
pekerjaan dengan tingkat stres tinggi. Dia
berkutat untuk memenuhi tenggat waktu
yang ketat, memuaskan kebutuhan klien
dan menghadapi banyak tantangan lain
yang terkait dengan pekerjaannya pada
sebuah perusahaan arsitektur. Namun,
kapasitasnya untuk menangani stres
berubah setelah didiagnosis Hipertensi
Paru. Untuk mengelola tingkat stres dan
keseluruhan kesehatannya, Doug akhirnya
harus melepas karirnya sebagai arsitek.
Beberapa pasien lain mengatakan
mengalami kesulitan dalam melakukan
berbagai pengorbanan untuk bisa
mendapatkan waktu beristirahat dan
menghadapi tanggung jawab terkait
Hipertensi Paru, seperti memutuskan
hubungan dengan teman-teman yang tidak
begitu suportif, atau meninggalkan hobi
yang dulu menjadi penghilang stress.
Banyak hal menjadi semakin kompleks,
beberapa kegiatan yang dulu bisa
dilakukan kini sudah tak bisa dilakukan
setelah diagnosis. Bentuk-bentuk olahraga
tradisional sudah bukan lagi jadi bagian
dari kehidupan pasien Hipertensi Paru.
“Sebelum sakit, saya pergi ke gym 3-4 kali
seminggu. Saya mengelola stress dengan
berolahraga.” Setelah diagnosis, Doug
tidak mampu mempertahankan latihannya
yang ketat, yang justru menyebabkan
kecemasannya bertambah.
28
Pasien lain mengatakan bahwa mereka tak
lagi bisa mengandalkan bantuan yang dulu
mereka gunakan sebelum sakit untuk
menghilangkan stres, karena teman dan
keluarga tidak tahu besarnya masalah yang
mereka hadapi. Joanne, seorang pasien di
New York, mengatakan kepada kami,
“Saya telah kehilangan teman setelah
diagnosis karena mereka tidak nyaman
dengan penyakit saya.” Dengan bantuan
lama yang sudah tidak lagi tersedia, hari-
hari penuh tekanan/stres bisa menjadi lebih
sulit dari sebelumnya.
“Penyakit kronis merupakan stres internal
dengan begitu banyaknya hal yang masih
belum diketahui dan apapun yang Anda
lakukan terhadap hal tersebut bisa memicu
krisis,” kata Doug. Mengembangkan
metode baru untuk beradaptasi sangatlah
penting untuk bisa bergerak maju. Peneliti
di Mental Health America mengatakan
bahwa, dari waktu ke waktu, stres dapat
melemahkan kemampuan tubuh untuk
melawan penyakit, menurunkan tingkat
energi yang memang sudah melemah, dan
meningkatkan risiko depresi. Mengelola
stres sangatlah penting untuk kesehatan
fisik dan kualitas hidup Anda secara
keseluruhan.
Beradaptasi dan Bergerak Maju
Langkah pertama untuk bergerak maju
adalah mengenali bahwa hidup Anda telah
berubah dan bahwa cara Anda mengatasi
stres pun harus berubah pula. Sebagian
besar pasien Hipertensi Paru belajar untuk
mengelola stres dengan lebih baik seiring
berjalannya waktu dengan
mengembangkan strategi adaptasi yang
difokuskan untuk pikiran, tubuh, dan spirit
mereka. Ada pula beragam strategi
adaptasi yang bekerja bagi penderita
lainnya.
Stres sifatnya sangat subjektif; apa yang
menyebabkan stres pada satu orang
mungkin malah bisa jadi mendatangkan
kebahagiaan dan kegembiraan pada orang
29
lain. Apa yang bisa mengatasi stres juga
berbeda antara satu orang dengan yang
lainnya. Jangan takut untuk mencoba
beberapa teknik untuk mengatasi stres
sebelum menetapkan pada satu rutinitas
yang cocok bagi Anda dan situasi Anda.
Mengharapkan yang Tak Terduga
Mungkin tampak kontra-intuitif, tetapi
salah satu cara untuk mengatasi stres
adalah dengan belajar untuk menerima
kehadiran sesuatu yang tidak bisa ditolak
dalam hidup Anda. Bahkan orang yang
paling tegar sekalipun pernah menghadapi
stres. Daripada mencoba untuk
menghilangkan stres sepenuhnya,
terimalah bahwa Anda akan menghadapi
beberapa rintangan tak terduga setiap
harinya.
Beberapa tantangan ini mungkin hanya
gangguan sehari-hari dan beberapa
tantangan lainnya mungkin berupa kendala
yang jauh lebih besar. Namun, jika Anda
dapat menyesuaikan pikiran Anda untuk
mengakui bahwa tantangan memang harus
ada, akan lebih mudah untuk menafsirkan
situasi yang membuat stres sebagai
tantangan yang harus diatasi atau
perubahan yang harus diterima. Belajar
menerima hal-hal yang dapat Anda kontrol
dan melepaskan hal-hal yang berada di
luar kendali Anda dapat mempermudah
Anda untuk bergerak maju ketika hal-hal
rusak, berantakan, atau menyimpang dari
jadwal.
Buatlah daftar hal dalam hidup Anda yang
membuat stres. Buatlah catatan tentang
beberapa penyebab stres yang paling
sering: komitmen pekerjaan, hubungan
tertentu, hanya memiliki 20 menit untuk
makan siang selama sehari, dll. Buatlah
sespesifik mungkin. Kemudian tinjaulah
daftar tersebut dan tentukan mana
penyebab stres yang masih bisa Anda
kendalikan dan mana yang di luar kendali
Anda. Garis bawahi hal-hal yang berada di
dalam kendali Anda. Pikirkan bagaimana
30
cara Anda beradaptasi dengan hal-hal yang
digarisbawahi tersebut untuk mengurangi
stres Anda. Meskipun Anda mungkin tidak
dapat mengontrol deadline di tempat kerja,
Anda masih dapat mengontrol seberapa
sering Anda berbicara dengan seorang
kenalan yang mungkin akan menguras
emosi.
Lalu bergeraklah sedikit lebih ke dalam—
mungkin ada beberapa hal dalam kendali
Anda tersebut yang bisa Anda pengaruhi.
Misalnya, saat Anda mungkin hanya
memiliki 20 menit untuk makan siang,
apakah ada makanan yang bisa dikemas
dalam kotak makan Anda? Temukan solusi
kreatif dan sederhana yang dapat membuat
perbedaan dalam jumlah stres yang Anda
alami setiap hari.
Turunkan Standar To-Do-List Anda
Buatlah komitmen pribadi untuk
memperlakukan diri dengan baik dengan
menetapkan tujuan realistis dan
memprioritaskan tugas-tugas yang benar-
benar berharga untuk Anda. Setelah
diagnosis Hipertensi Paru, penting bagi
Anda untuk menyesuaikan tujuan Anda
dan memastikan bahwa tujuan tersebut
realistis.
Banyak orang yang tetap memegang
standar tinggi dan ketidakmampuan
mencapai tujuan tersebut bisa membuat
mereka putus asa. Jadilah diri yang pemaaf
dalam hal memenuhi harapan diri yang
telah ditetapkan tersebut. Bayangkan
seorang teman dekat ada di posisi Anda.
Apakah Anda akan menghukum dia karena
tidak bisa mencapai segala sesuatu yang
ada dalam to-do-list-nya atau Anda akan
memahami bahwa dia telah bekerja keras
dengan melakukan yang terbaik yang dia
bisa? Berikan kebaikan yang sama untuk
diri sendiri.
Pastikan Anda memprioritaskan beberapa
tugas dalam hidup Anda. Buatlah daftar
segala sesuatu yang Anda ingin lakukan
31
dan peringkatkan beradasarkan seberapa
penting hal tersebut. Tanyakan pada diri
Anda apakah hal-hal yang berada di bagian
bawah daftar benar-benar diperlukan. Jika
tidak diperlukan, coretlah dari daftar. Jika
memang diperlukan, akuilah bahwa hal-hal
tersebut tidak sepenting hal-hal yang ada
di deret atas dan berikan tambahan waktu
bagi Anda untuk menyelesaikan hal-hal
tersebut.
Memprioritaskan hal-hal tersebut akan
membantu Anda mengurangi stres yang
tidak perlu dan fokus pada aktivitas yang
membuat hidup Anda lebih bermakna.
Seorang pasien merekomendasikan untuk
membuat hanya satu prioritas setiap
harinya dan menyesuaikan daftar Anda
seperlunya berdasarkan tingkat energy dan
kemampuan Anda.
Bagian dari memprioritaskan dan
menyesuaikan tugas-tugas tersebut adalah
termasuk mengatakan “tidak” pada orang-
orang, kadang-kadang. Hal ini mudah
dilakukan oleh sebagian orang. Jika Anda
kesulitan mengatakan tidak, luangkan
waktu untuk mengetahui kenapa demikian.
Apakah Anda takut membuat orang
kecewa? Apakah Anda sulit menerima
ritme hidup yang lebih lamban pasca
diagnosis Hipertensi Paru? Apakah Anda
merasa merasa ini semua tidak adil karena
Anda tak lagi bisa mengerjakan hal-hal
yang dulu Anda mampu kerjakan?
Mengetahui alasan kenapa Anda sulit
mengatakan tidak, mungkin bisa
membantu Anda mengembangkan strategi
yang realistis untuk menegaskan diri
sendiri. Mengatakan tidak membutuhkan
latihan, tetapi mereka yang dekat dengan
Anda akan memahami jika Anda
mengkomunikasikannya secara langsung
dan jujur kepada mereka. Jika seorang
teman atau kolega meminta Anda untuk
melakukan sesuatu yang sekarang sudah
berada di luar batas kemampuan Anda,
jangan ragu untuk menolaknya dengan
sopan.
32
Jadwal untuk Mengatasi Stres
Mungkin terdengar aneh bahwa kita harus
menjadwal waktu kita untuk mengatasi
stres, tetapi ketika Anda memikirkan
semua persyaratan dari kehidupan sehari-
hari Anda, mencari waktu untuk bersantai
biasanya menjadi hal yang Anda letakkan
pada daftar terbawah dari daftar Anda.
Inilah sebabnya mengapa sangat masuk
akal bagi kita untuk menjadwal waktu
tertentu untuk untuk mengatasi stres.
Sebuah pikiran yang jernih dapat
membantu meringankan stres, jadi
pertimbangkan untuk menggabungkan
teknik relaksasi ke dalam rutinitas sehari-
hari Anda. Meluangkan beberapa saat dari
hari Anda untuk bermeditasi atau
merenung di tempat yang tenang dapat
membantu Anda untuk bersentuhan
dengan pikiran Anda. Beberapa orang
menikmati berkebun, tidur siang, yoga,
atau menghabiskan waktu dengan orang
yang dicintai. Pikirkan tentang apa yang
membuat Anda rileks dan “ter-charge”
kembali. Energi bagi penderita Hipertensi
Paru sangat terbatas. Apa yang bisa Anda
lakukan untuk mengarahkan energi kepada
diri Anda dan membuat Anda merasa
diremajakan?
Latihan mental seperti teka-teki silang atau
sudoku dapat melatih pikiran Anda tetap
tajam. Banyak pasien juga menemukan
bahwa menulis jurnal setiap malam dapat
mengurangi stres karena mampu
menyediakan tempat yang aman untuk
mengeksplorasi perasaan mereka.
Mencatat peristiwa yang terjadi bisa akan
membantu Anda mengenali tantangan dan
pilihan yang tersedia bagi Anda. Seiring
waktu, Anda mungkin menemukan pola
untuk mengatasi masa sulit dan
mengembangkan metode untuk
mengurangi konflik di masa depan.
33
Baiklah kepada Diri Sendiri
Ingat, mengurangi stres berarti bersikap
proaktif tentang segala hal dalam hidup
Anda yang bisa Anda kendalikan. Pada
satu tingkat tertentu, kesehatan fisik Anda
adalah salah satu dari hal-hal tersebut,
meskipun ada banyak hal dari kesehatan
fisik Anda yang tidak bisa Anda prediksi
atau kendalikan.
Menumbuhkan kebiasaan yang secara
langsung mempengaruhi dan mendukung
kesehatan fisik Anda dapat memberikan
keajaiban dalam mengurangi stres mental.
Hindari merokok, minum berlebihan dan
makan makanan cepat saji (fast-food).
Makanlah makanan yang bernutrisi dan
minumlah obat seperti yang dianjurkan
sehingga Anda merasa lebih baik. Tidurlah
yang cukup di malam hari dan tidurlah
siang jika Anda membutuhkannya untuk
memastikan bahwa Anda memiliki energi
untuk menangani setiap stres yang muncul.
Latihan fisik adalah salah satu hal yang
bisa mengurangi stres. Seiring waktu,
banyak pasien bisa memasukkan latihan
berbeban rendah (low-impact) ke dalam
kehidupan sehari-hari untuk memperoleh
energi dan relaksasi. Meskipun Doug tidak
dapat mempertahankan jadwal latihan
ketatnya setelah diagnosis, dia mengakui
bahwa kebugaran fisik masih merupakan
bagian penting dari rutinitas manajemen
stresnya. Daripada berhenti latihan sama
sekali, dia mulai pergi ke pusat rehabilitasi
paru lokal. Doug menemukan bahwa
berolahraga di pusat rehabilitasi paru
adalah cara terbaik baginya untuk
meringankan stres. Dia merasa nyaman
bekerja di lingkungan dengan profesional
yang memahami kondisinya dan dapat
memberikan rekomendasi berdasarkan
pada keterbatasannya. Konsultasikan
dengan penyedia medis Anda untuk
menentukan latihan yang paling tepat bagi
Anda.
34
Jaga Semangat Anda
Pada saat krisis, beberapa pasien
menemukan kenyamanan dalam mencari
koneksi dengan sesuatu yang lebih besar
dari diri mereka sendiri. Bagi beberapa
orang, ini adalah spiritualitas atau agama
mereka. Menurut peneliti di University of
Maryland Medical Center “Praktek-
praktek spiritual cenderung meningkatkan
kemampuan adaptasi dan dukungan sosial,
menumbuhkan optimisme dan harapan,
mempromosikan perilaku hidup sehat,
mengurangi perasaan depresi dan
kecemasan, dan mendorong rasa
relaksasi”. Anna, penderita Hipertensi
Paru, lupus, dan skleroderma, mengatakan
“Pada awalnya saya tidak membahas
masalah-masalah yang menyebabkan saya
stres dan kemudian hal-hal tersebut mulai
menjadi bola salju. Sekarang saya
bermeditasi dan belajar agama untuk
mengatasinya.”
Cara lain orang dapat terhubung ke sesuatu
yang lebih besar dari diri mereka sendiri
dan menghilangkan stres adalah dengan
menumbuhkan hubungan yang bermakna.
Seringkali sebagai seorang pasien, Anda
adalah orang yang dibantu dan bahkan
dimanjakan. Beberapa pasien menemukan
pemenuhan dalam membangun hubungan
yang memungkinkan mereka untuk
melawan dinamika pasien-pendamping ini
dengan membantu orang lain yang sedang
membutuhkan.
Menjadi sukarelawan, memberi les, atau
bahkan merawat hewan peliharaan dapat
membuat Anda merasa baik dan
membantu Anda menemukan
kemerdekaan. Seiring waktu,
mengembangkan hubungan yang
bermakna bisa membantu Anda mengatasi
stres dengan perspektif baru.
Sangat penting juga bagi Anda untuk
memelihara hubungan dengan teman-
teman dan anggota keluarga. Sylvia
35
mengatakan kepada kami “Berurusan
dengan penyakit kronis akan
mengungkapkan siapa saja yang bisa Anda
andalkan dan siapa saja yang tidak.
Jangan terpaku terlalu banyak pada mereka
yang mengalami kesulitan berurusan
dengan diagnosis Anda.
Fokuslah pada orang-orang yang
mendukung Anda. Dukungan mereka akan
membantu Anda melalui masa sulit dan
meningkatkan semangat Anda lagi.
“Tindakan sederhana seperti berbicara
tentang pengalaman dan frustrasi Anda
kepada keluarga dan teman-teman bisa
membuat Anda merasa lega. Mungkin
Anda juga bisa mempertimbangkan untuk
mengikuti kelompok pendukung pasien
untuk terhubung dengan para pasien
Hipertensi Paru lainnya.
Kadang-kadang berbicara dengan keluarga
dan teman-teman saja tidak cukup. Jika
stres mulai mempengaruhi kehidupan
sehari-hari, bicaralah kepada terapis,
pemuka agama, atau dokter Hipertensi
Paru Anda.
Tips Singkat
Tetapkan prioritas. Buatlah daftar
tujuan Anda untuk minggu ini dan
urutkan dari yang paling penting ke yang
paling tidak penting. Coret 2 atau 3 hal
di bagian dasar dari daftar Anda.
Utamakan diri Anda terlebih dahulu.
Ingat, Anda membutuhkan lebih banyak
istirahat daripada yang Anda butuhkan
sebelum Anda didiagnosis. Tidak apa-
apa untuk mengatakan tidak ketika
teman-teman dan keluarga yang meminta
Anda untuk melakukan hal-hal sudah
tidak mampu lagi Anda lakukan.
Meditasi. Sebuah pikiran yang jernih
membantu untuk meringankan stres.
Luangkan beberapa saat dari hari Anda
untuk menemukan tempat yang tenang
untuk refleski dan membersihkan pikiran
Anda.
Latih pikiran Anda. Teka-teki silang
dan sudoku memungkinkan otak Anda
untuk bersantai dan kembali fokus.
36
Latih tubuh Anda. Bicarakan dengan
dokter Hipertensi Paru Anda tentang
menggabungkan latihan fisik ke dalam
jadwal Anda untuk melepaskan
ketegangan yang menumpuk di tubuh
Anda karena stres.
Jadilah sukarelawan. Beberapa orang
menemukan bahwa meluangkan waktu
untuk membantu orang lain
memungkinkan mereka untuk mengatasi
stres dengan perspektif yang segar.
Jaga semangat Anda. Pada saat-saat
krisis, banyak pasien yang menemukan
kenyamanan dengan mengandalkan
spiritualitas, iman, atau hubungan
dengan sesuatu yang lebih besar dari diri
mereka sendiri untuk mengatasi stres.
Menulis, membuat jurnal sehingga Anda
memiliki tempat yang aman meluapkan
segalanya, merenungkan hari Anda, dan
mengembangkan strategi untuk
menghindari atau mengatasi situasi stres
dalam Anda kehidupan sehari-hari.
Carilah jaringan dukungan. Saat Anda
merasa stres, jangkaulah teman dan
keluarga. Bicaralah dengan mereka
mengenai bagaimana mereka dapat
membantu untuk memastikan Anda
mendapatkan dukungan yang Anda
butuhkan.
Mintalah bantuan. Jika Anda berurusan
dengan stres kronis yang tidak
terkendali, mungkin sudah saatnya untuk
mencari bantuan dari profesional di
bidang kesehatan mental.
Mengidentifikasi dan Mencari
Perawatan untuk Depresi
“Orang-orang menatap saya dan harga diri
saya turun. Saya menangis sepanjang
waktu. Tapi kemudian ada saat-saat ketika
Anda merasa begitu penuh harapan. Iman
Anda begitu kuat dan tidak ada yang dapat
menghentikan Anda untuk terus berusaha
37
menghadapi apa pun yang datang pada
Anda.”
Apa yang Diharapkan
Hidup dengan Hipertensi Paru membuat
penderitanya mengalami tantangan hidup
sehari-hari yang dapat menempatkan Anda
pada peningkatan risiko depresi, dari stres
memikirkan pergeseran hubungan keluarga
sampai dengan ketidakpastian dan
kesepian hidup akibat penyakit langka
yang Anda derita. Apakah Anda telah
hidup dengan Hipertensi Paru selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun,
merasa sedih, perasaan cemas atau takut
sangatlah normal. Sangat penting untuk
diingat bahwa depresi, meskipun sangat
serius, adalah diagnosis yang dapat
diobati, yang telah dialami oleh banyak
orang dan berhasil dikelola.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
mayoritas orang yang terkena dampak
Hipertensi Paru akan menderita suatu
periode penuh dengan depresi. Oleh karena
itu, penting untuk Anda dan keluarga Anda
untuk mengenali tanda-tandanya.
Mempersiapkan diri dapat membuat Anda
lebih mudah untuk mengidentifikasi
depresi dari awal sehingga Anda dapat
mengambil langkah-langkah untuk
menemukan pengobatan dan bergerak
maju dengan hidup Anda.
Depresi atau Galau?
Meskipun beberapa orang sering merasa
ragu untuk membicarakan depresi, hal ini
bisa terjadi kepada siapa pun. Bahkan,
beberapa profesional percaya bahwa kita
semua akan menderita depresi di beberapa
titik dalam hidup kita.
Meskipun sangat umum terjadi, beberapa
orang memiliki kesalah pahaman tentang
depresi yang menyebabkan mereka
kemudian menstigmatisasi orang yang
terkena depresi. Depresi, seperti Hipertensi
Paru, adalah penyakit yang hampir tak
terlihat, dengan gejala internal yang sulit
38
untuk diamati. Karena sulit untuk dilihat,
beberapa orang tidak percaya bahwa
depresi itu nyata. Mereka memiliki
persepsi yang salah bahwa jika kita
mengalami depresi, itu berarti kita lemah.
Mereka tidak bisa memahami mengapa
orang yang sedang depresi tidak bisa
“terbebas darinya” atau “melepaskan diri
darinya.”
Pada kenyataannya, depresi adalah
penyakit nyata—seperti Hipertensi Paru—
dan bisa saja hal tersebut menjadi
berbahaya. Depresi berhubungan dengan
tingkat yang lebih tinggi dari kematian,
rasa sakit dan penyakit fisik. Rasa sakit
dan nyeri, masalah pencernaan, kelelahan,
kesulitan tidur, dan perubahan berat badan
dan nafsu makan merupakan efek samping
dari depresi yang dapat mengganggu
pasien Hipertensi Paru yang memang
memiliki kesehatan yang sudah cukup
terganggu.
Meskipun depresi sangat umum terjadi, hal
ini sulit untuk dideteksi. Tidak ada tes
darah untuk menandakan Anda mengalami
depresi, dan kita tidak bisa melihatnya di
bawah mikroskop. Jadi bagaimana kita
tahu apakah kita mengalami serangan
sementara dari kegalauan (blues) ataukah
mungkin sesuatu yang lain yang lebih
serius?
Ini merupakan perbedaan yang menarik
karena pengobatan untuk depresi biasanya
memerlukan intervensi profesional. Jika
Anda menduga bahwa Anda mungkin
mengalami depresi, seorang psikolog atau
dokter akan mencari sekumpulan gejala
yang muncul selama periode waktu yang
signifikan. Anda dan orang yang Anda
cintai juga dapat mengawasi gelaja-gejala
ini untuk menentukan apakah Anda harus
mencari pengobatan.
Ketika Anda memonitor diri sendiri atau
seseorang yang Anda cintai terkait dengan
depresi ini, penting untuk melihat
perubahan dalam perilaku yang bertahan
39
selama lebih dari beberapa minggu.
Misalnya, jika Anda tahu bahwa Anda
selalu menangis selama menonton film
sedih dan terus melakukannya, hal ini
mungkin kurang signifikan jika
dibandingkan dengan perilaku yang sama
yang Anda lakukan setelah Anda
didiagnosis. Jika menangis hanya
berlangsung selama beberapa hari
mungkin kurang signifikan jika
dibandingkan dengan menangis terus
hampir setiap hari selama beberapa
minggu atau lebih.
Berikut adalah beberapa gejala utama
depresi:
Merasa sedih, kosong atau mati rasa.
Depresi mungkin terasa seperti awan
gelap yang bisa membuat segalanya
tampak tanpa harapan. Perhatikan berapa
lama suasana hati ini berlanjut dan
seberapa sering terjadi. Orang yang
menderita depresi biasanya mengalami
perasaan sedih atau putus asa setiap hari.
Hilangnya minat melakuan berbagai
kegiatan. Depresi dapat membuat Anda
kehilangan minat untuk melakukan
kegiatan yang pernah Anda nikmati
sebelumnya. Walaupun normal jika
Anda menjadi kurang tertarik pada
kegiatan yang semakin sulit dilakukan
akibat keterbatasan fisik terkait
Hipertensi Paru, beri perhatian khusus
jika Anda merasa kurang tertarik untuk
melakukan kegiatan-kegiatan Anda yang
masih mampu Anda melakukan, seperti
bersosialisasi atau melakukan hobi.
Perubahan yang signifikan pada berat
badan atau nafsu makan. Ketika
mengalami depresi, beberapa orang
menemukan kenyamanan dalam
makanan, sementara yang lain
kehilangan minat makan sama sekali.
Sadarilah akan kecenderungan Anda dan
perhatikan jumlah kenaikan atau
penurunan berat badan serta fluktuasi
nafsu makan Anda.
40
Gangguan tidur. Kebanyakan orang
yang menderita depresi melaporkan
adanya pola tidur yang tidak biasa.
Beberapa orang tidur lebih dari biasanya,
sementara yang lain tidur jauh lebih
sedikit. Yang lain mengalami siklus tidur
yang terganggu, yaitu tetap terjaga
sepanjang malam dan tidur sepanjang
hari.
Kelelahan atau kehilangan energi.
Depresi dapat membuat aktivitas
kehidupan sehari-hari hampir tidak
mungkin dilakukan karena menguras
sejumlah besar energi. Sadarilah
perubahan jumlah atau intensitas tugas
yang dapat Anda tangani. Kelelahan bisa
saja merupakan wujud ketidakmampuan
untuk bertahan dalam menjalani
perawatan sehari-hari, pekerjaan, belanja
dan pekerjaan rumah tangga . Perlu
diingat bahwa ketika Anda menjadi
pasien Hipertensi Paru, kelelahan yang
meningkat, perubahan berat badan dan
masalah tidur yang berkaitan dengan
depresi mungkin keliru diartikan sebagai
gejala memburuknya Hipertensi Paru.
Sangat penting untuk
mempertimbangkan tingkat energi Anda
dalam konteks kepribadian dan penyakit
Anda.
Perasaan tidak berharga atau
bersalah yang berlebihan. Perasaan ini
sering tidak sesuai dengan situasi.
Seseorang yang depresi mungkin merasa
bersalah untuk hal-hal yang berada di
luar kendali mereka, termasuk tentang
mengidap penyakit kronis tersebut.
Ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi. Depresi, seperti
penyakit Hipetensi Paru, bisa membuat
penderitanya sulit untuk berpikir jernih
atau memperhatikan tugas-tugas dan
percakapan. Bahkan mengambil
keputusan sederhana bisa terasa sangat
memberatkan. Perhatikan jika Anda
mengalami kesulitan menyelesaikan
tugas-tugas ringan seperti memutuskan
41
pengobatan apa yang harus dijalani atau
jika Anda frustrasi dalam mengambil
keputusan-keputusan sederhana, seperti
baju apa yang harus Anda pakai di pagi
hari.
Merasa benar-benar sendirian. Orang
yang menderita depresi sering
mengisolasi diri dan menarik diri dari
orang-orang terkasih. Perhatikan jika
Anda menemukan fakta bahwa Anda
menghindari percakapan atau ingin
sendirian lebih daripada biasanya.
Ketidakmampuan untuk bersantai.
Lebih dari setengah dari orang-orang
yang didiagnosis menderita depresi juga
mengalami kecemasan. Seseorang yang
depresi mungkin merasa sulit untuk
berhenti khawatir, bahkan untuk jangka
waktu yang singkat.
Pikiran yang berulang tentang
kematian. Gejala ini bisa saja berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya.
Pikiran tentang kematian bisa saja sangat
eksplisit atau mungkin juga lebih
rahasia. Orang-orang mungkin
melakukan tindakan-tindakan yang
berisiko, seperti tidak meminum obat
yang diresepkan, atau membuat
pernyataan yang menunjukkan bahwa
mereka tidak akan peduli jika mereka
tidak lagi hidup. Jika Anda atau
seseorang yang Anda cintai berpikir
tentang bunuh diri, segera hubungi ruang
gawat darurat lokal, hubungi National
Suicide Prevention Hotline di 1-800-
273-TALK, atau kunjungi www.
suicidepreventionlifeline.org (di
Indonesia belum ada hotline khusus,
hubungi pemuka agama/teman/keluarga
yang Anda percaya untuk konseling
mengenai hal ini).
Siapa yang Mengalami Depresi dan
Mengapa?
Siapapun dapat menderita depresi.
Meskipun penyebab depresi masih tetap
menjadi misteri, sebagian besar ahli
42
percaya bahwa depresi adalah kombinasi
dari nature (DNA) dan nurture
(lingkungan dan pengalaman). Nature
kemungkinan memainkan peranan besar
dalam menyebabkan depresi pada
individu. Dengan kata lain, ada
kemungkinan bahwa kerentanan terhadap
depresi diturunkan secara genetik. Teori
yang paling banyak diterima menunjuk
kepada ketidakseimbangan bahan kimia
tertentu di otak Anda, termasuk serotonin
neurotransmiter dan norepinefrin.
Sebagian besar pengobatan depresi
mencoba untuk mengatur kadar bahan
kimia tersebut.
Lingkungan dan pengalaman hidup Anda
juga berkontribusi pada kemungkinan
depresi pada diri Anda. Mengalami
perubahan besar dalam hidup seperti
perceraian, kehilangan pekerjaan,
kesedihan, atau diagnosis medis dapat
meningkatkan kemungkinan bagi Anda
untuk mengalami depresi.
Tingkat stres yang tinggi dapat memicu
dan memperparah depresi. Orang yang
memiliki trauma lebih mungkin
mengalami depresi, terutama jika trauma
itu dibiarkan tak terobati. Selain itu,
penyalahgunaan zat dapat memicu atau
memperparah depresi, seperti halnya obat
resep. Ketika sedang diperiksa apakah
Anda mengalami depresi atau tidak,
pastikan Anda memberitahukan daftar obat
Anda saat ini dengan psikiater, psikolog
dan dokter Anda untuk membantu mereka
menentukan apakah obat Anda merupakan
faktor penyebabnya.
Depresi dan Hipertensi Paru
Sebagai seseorang pasien Hipertensi Paru,
akan jauh lebih mungkin bagi Anda untuk
mengalami depresi dibanding orang lain
yang tidak mengidap penyakit kronis.
Apakah Anda baru didiagnosis atau Anda
telah mengidap Hipertensi Paru selama
bertahun-tahun, tantangan kehidupan
sehari-hari dan perubahan kesehatan dapat
43
menyebabkan rasa bersalah, kesedihan,
kekecewaan, ketidakpastian, penurunan
harga diri, dan kelelahan emosional.
Banyak pasien Hipertensi Paru yang
mengalami rasa bersalah yang intens, salah
satu gejala utama dari depresi. Beberapa
pasien merasa bersalah karena mereka
tidak bisa melakukan sebanyak yang
mereka lakukan sebelum mereka
didiagnoss. Pasien-pasein lain merasa
bersalah karena mereka harus bergantung
pada teman dan keluarga untuk
mendukung mereka secara fisik, emosional
atau finansial.
Satu pasien mengatakan, “Setelah menjadi
pendamping selama sebagian besar hidup
saya, saya sekarang harus bergantung pada
orang lain lagi. Bukan hal yang mudah
bagi saya untuk menjalaninya.” Beberapa
pasien bahkan merasa bersalah karena
mereka bisa melakukan lebih baik
daripada pasien lain dalam kelompok
dukungan mereka. Tak terselesaikan dan
tak terpecahkan, rasa bersalah yang
berkepanjangan dan intens dapat
menyebabkan depresi.
Pengalaman lain yang umum di antara
pasien Hipertensi Paru adalah kehilangan.
Kesedihan dan kekecewaan terkait dengan
kehilangan tujuan, rencana dan identitas
dapat menghancurkan mereka. Tidak ada
orang yang berencana untuk sakit. Seperti
yang dikatakan oleh seorang pasein,
“Menderita Hipertensi Paru sangatlah
berat. Kehidupan yang dulu Anda miliki
diambil dari Anda dan Anda mengalami
banyak kehilangan: kehilangan kehidupan
lama, kehilangan teman, pekerjaan, mobil,
rumah, martabat.” Semua perasaan
kehilangan ini dapat bersenyawa dan
bermanifestasi menjadi depresi.
Ketakutan dan ketidakpastian juga
merupakan aspek psikologis umum dari
penderita Hipertensi Paru yang dapat
berkontribusi terhadap munculnya depresi.
Banyak pasien yang baru didiagnosa
44
diberitahu tentang kemungkinan terburuk
oleh dokter yang kurang informasi atau,
lebih buruk lagi, melalui pencarian di
internet.
Diagnosis adalah waktu yang menakutkan
dan tidak pasti, dan sayangnya,
ketidakpastian tidak pernah reda
sepenuhnya karena perubahan kesehatan
juga dapat mempengaruhi kehidupan
jangka panjang dari pasien. Salah satu
pemimpin kelompok pendukung
mengatakan kepada kami, “Orang yang
mengidap penyakit parah dihadapkan
dengan beberapa tugas menakutkan. Anda
merasa benar-benar berada di luar kendali.
Dan ketika Anda merasa lepas kendali
pada saat Anda mencoba, itu membuat
Anda bertanya-tanya bagaimana jika Anda
tidak usah mencoba sama sekali.”
Meskipun semua perasaan ini normal,
ketika rasa bersalah, keputusasaan dan
kesedihan mulai mengambil alih
kehidupan sehari-hari Anda sehingga Anda
tidak lagi dapat bekerja, Anda mungkin
merasa tertekan. Bacalah terus untuk
mengetahui lebih lanjut tentang langkah
pertama untuk menemukan pengobatan
dan mengelola depresi pada kehidupan
sehari-hari Anda.
Bergerak Maju (Move-ON)
Mengobati Depresi
Depresi, meskipun kadang-kadang sulit
untuk diidentifikasi dan dimengerti, sama
juga seperti penyakit yang lain, dan
gejalanya tidak akan hilang dengan
sendirinya tanpa perhatian dan intervensi.
Untuk sakit perut yang tidak bisa kita
abaikan, kita pergi ke dokter. Ketika
depresi mulai mengganggu fungsi sehari-
hari (tidur, makan, bekerja atau
bersosialisasi), itu merupakan indikator
bahwa sudah waktunya untuk mencari
bantuan profesional.
Teresa, seorang pasien Hipertensi Paru
yang mencari pengobatan depresi,
45
mengatakan, “Ada cukup banyak
perjuangan ketika Anda menjadi pasien
Hipertensi Paru tanpa harus berjuang
dengan emosi Anda. Anda tidak harus
hidup dengan depresi.”
Profesional kesehatan mental (psikolog,
pekerja sosial dan psikiater) menggunakan
psikoterapi, perubahan gaya hidup dan
kadang-kadang obat untuk membantu
orang mengidentifikasi dan mengatasi
masalah yang sulit dan pola berpikir
negatif.
Tujuan dari pengobatan adalah untuk
membantu Anda memperoleh kembali
kendali serta kesenangan dan kepuasan
dalam aktivitas sehari-hari. Psikoterapi,
juga dikenal sebagai terapi bicara,
mungkin terdengar menakutkan jika Anda
belum pernah ke terapis. Film-film
membuat kita percaya bahwa pergi ke
terapi berarti berbaring di sofa dan
mengakui sisi gelap kita kepada seorang
pria berjenggot. Pada kenyataannya, terapi
bicara adalah kesempatan untuk
menghabiskan sesi tertutup dengan
profesional terlatih yang siap
mendengarkan apa yang Anda katakan dan
membantu Anda menemukan resolusi atau
solusi terhadap tantangan hidup.
Sama seperti dokter, maing-masing terapis
memiliki kualifikasi dan spesialisasi yang
berbeda-beda. Mungkin penting bagi Anda
untuk menemukan seseorang yang bekerja
dengan orang-orang dengan penyakit
kronis, meskipun spesialisasi ini tidak
selalu diperlukan. Yang paling penting
adalah untuk menemukan seseorang yang
Anda percaya dan bisa terhubung dengan
Anda.
Mintalah rekomendasi dari teman dan
keluarga, tim medis Anda atau anggota
kelompok pendukung Hipertensi Paru.
Bicaralah dengan sejumlah profesional
melalui telepon dan ajukan pertanyaan
tentang pendekatan dan gaya mereka.
Jangan takut untuk bertemu dengan
beberapa orang sebelum menetapkan
46
pilihan pada seseorang yang membuat
Anda merasa nyaman. Menemukan terapis
yang tepat bagi Anda adalah sebuah
proses, dan itu sepadan dengan waktu dan
usaha Anda.
Profesional kesehatan mental Anda juga
dapat merekomendasikan obat untuk
mengobati depresi Anda. Ada beberapa
jenis obat yang telah terbukti ampuh untuk
individu yang menderita depresi, terutama
jika didampingi dengan terapi bicara. Jika
Anda mempertimbangkan pengobatan,
ingat untuk menempatkan psikiater Anda
agar bisa terhubung dengan dokter
Hipertensi Paru Anda.
Satu pasien mengatakan bahwa mendorong
komunikasi di antara dokter-dokternya
membuka jalan bagi suksesnya
pengobatan: “Saya mengatakan kepada
psikiater saya tentang Hipertensi Paru
sesegera mungkin. Dia kemudian
berhubungan dengan dokter Hipertensi
Paru saya, dan datang ketika saya
menjalani pengobatan. Saya mencoba
untuk selalu terbuka kepada psikiater saya,
dokter Hipertensi Paru saya dan dokter
keluarga saya tentang obat yang akan saya
ambil, dan saya tidak pernah punya
masalah interaksi dengan obat.”
Mengelola Depresi dengan Berlatih
Kesadaran Otak (Mindfulness)
Walaupun bantuan profesional adalah
komponen penting dari pengobatan
depresi, Anda juga dapat membuat
perubahan gaya hidup pada diri Anda
sendiri untuk mengelola gejala-gejala
depresi yang Anda alami.
Salah satu metode yang paling berguna
untuk mengelola pikiran dan perasaan sulit
adalah strategi yang disebut kesadaran
otak (mindfulness). Mindfulness meminta
Anda untuk memperhatikan apa yang ada
saat ini dengan sengaja/sadar penuh dan
tanpa menghakimi. Hal ini membutuhkan
47
perubahan dramatis dalam cara kita
berpikir.
Ada sebuah pemikiran di dunia Barat
bahwa kebahagiaan adalah keadaan alami
dari emosi. Ini berarti bahwa rasa sakit,
penderitaan dan perasaan lainnya yang
sulit harus dihindari atau dijinakkan.
Mindfulness berasal dari cara berpikir yang
lebih Timur, yang mengusulkan
penderitaan yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kondisi manusia,
yang tidak bisa dihindari atau
dikendalikan.
Dalam cara berpikir, bukanlah bagian kita
untuk menghindari atau menguasai
penderitaan, tapi untuk menerimanya dan
bergerak melaluinya. Kesadaran otak
membutuhkan
penerimaan tanpa penghakiman dari
perasaan Anda yang sesungguhnya dan
kekuatan untuk tinggal dengan perasaan
Anda daripada mencoba untuk
mengesampingkannya.
Pada awalnya, praktek ini mungkin terasa
berisiko. Anda mungkin khawatir bahwa
meminta diri sendiri untuk mengakui dan
sepenuhnya mengalami emosi yang kuat
dan tidak nyaman akan membuat Anda
lepas kendali. Anda mungkin takut bahwa
jika Anda membiarkan diri Anda untuk
merasa benar-benar rentan pada saat ini,
Anda akan merasa rentan selamanya.
Yang perlu diingat tentang emosi adalah
bahwa tidak peduli seberapa intens apa
yang mereka rasakan pada saat ini, mereka
datang dan pergi. Kebanyakan orang tidak
dapat mempertahankan intensitas
emosional tingkat tinggi untuk waktu yang
lama. Bahkan, menerima perasaan Anda
pada saat ini benar-benar dapat membantu
Anda bergerak maju lebih cepat dan
menyeluruh daripada jika Anda memilih
untuk menolak atau melawan penderitaan
Anda.
Bayangkan diri Anda berselancar dengan
kaki Anda ditanam dalam pasir.
48
Gelombang menghempas di sekitar Anda
dan Anda terdorong dan tertarik ke banyak
arah. Anda terdorong lepas dari pijakan
kaki Anda dan berjuang untuk bisa berdiri
lagi. Apa yang akan terjadi jika Anda
membungkuk ke arah gelombang? Apa
yang akan terjadi jika Anda membiarkan
diri Anda melayang di atas gelombang
dan, setelah berlalu, meletakkan kaki Anda
kembali ke tanah?
Menaiki gelombang akan menyisakan
lebih banyak energi bagi Anda daripada
jika Anda menolak kekuatan laut. Ketika
Anda merasa kewalahan, ingat pelajaran
ini. Cobalah bersandar ke gelombang. Cara
berpikir ini membutuhkan latihan, tapi
seiring waktu, sangat mungkin bagi Anda
untuk melatih otak Anda untuk menerima
apa yang ada saat ini, yang kemudian akan
membuat Anda lebih penuh perhatian,
berpikiran jernih dan tenang.
Beberapa pasien memilih untuk
menggabungkan mindfulness dengan
meditasi atau teknik relaksasi dan
melaporkan adanya efek positif pada
kesehatan mental dan fisik mereka.
Praktek ini dapat dilakukan pada ranah
spiritual atau non-spiritual, dan mungkin
termasuk juga doa, yoga yang
dimodifikasi, atau apa pun yang terasa
tepat untuk Anda.
Mengelola Depresi dengan Membangun
Ketahanan
Metode lain untuk mengelola gejala
depresi adalah dengan membangun
ketahanan. Ketahanan mengacu pada
kemampuan individu untuk bangkit
kembali dari keterpurukan, stres atau
trauma. Ini bukan tentang sesuatu yang
Anda miliki atau tidak Anda memiliki.
Ketahanan mencakup serangkaian sifat
yang dapat dipelajari dan dibudidayakan
untuk membantu mengurangi efek dari
depresi. Berikut adalah beberapa hal yang
dapat Anda lakukan untuk membangun
49
ketahanan dan meningkatan kesehatan
emosional Anda secara keseluruhan:
Bangunlah jaringan dukungan.
Penelitian menunjukkan bahwa salah
satu faktor yang paling penting dalam
membangun ketahanan adalah menjaga
hubungan penuh perhatian dan saling
mendukung. Jangkaulah teman dan
keluarga untuk mendapatkan dukungan.
Banyak pasien juga mendapat manfaat
dengan berhubungan dengan orang-
orang di komunitas Hipertensi Paru yang
memahami apa yang akan mereka lalui.
Pertimbangkan juga untuk menjangkau
kelompok dukungan lokal atau online
melalui website www.HipertensiParu.org
Jadilah baik kepada diri sendiri.
Orang yang ulet berusaha untuk menjadi
baik kepada diri mereka sendiri seperti
yang mereka lakukan kepada orang lain.
Ingatkan diri Anda apa yang Anda sukai
tentang diri Anda. Maafkan diri sendiri.
Tentukan tujuan yang realistis.
Mungkin sebelum diagnosis, Anda
mampu langsung bergegas keluar dari
tempat tidur, berjalan beberapa mil,
membuat sarapan, bekal makan siang,
dan lalu berangkat kerja. Hal ini
mungkin bukanlah tujuan yang realistis
bagi Anda sekarang ketika Anda
didiagnosa Hipertensi Paru. Mungkin
tujuan yang realistis sekarang adalah
mempersiapkan makan siang pada
malam sebelumnya, perlahan-lahan
bangun, dan melakukan latihan-latihan
yang direkomendasikan dokter Anda.
Ketika Anda menetapkan tujuan yang
dapat Anda capai, Anda akan merasa
lebih baik tentang kemampuan Anda.
Harapkan dan terimalah perubahan.
Perubahan adalah salah satu dari
beberapa
hal yang pasti terjadi dalam hidup kita,
namun kita sering berjuang keras untuk
menolaknya. Orang yang ulet mampu
beradaptasi dengan kondisi baru dan
ketidakpastian. Salah satu cara untuk
50
menjadi lebih menerima perubahan
adalah dengan mengantisipasi dan
merencanakannya di awal.
Meskipun Anda tidak akan dapat
mengantisipasi setiap perubahan yang
mungkin datang menghampiri Anda,
Anda dapat menjadi lebih menerima
perubahan dengan membayangkan apa
yang akan Anda lakukan di berbagai
skenario, mulai berurusan dengan
kesulitan keuangan hingga mengatasi
stres akibat hubungan dengan pasangan.
Kendalikan apa yang Anda bisa
kendalikan. Penelitian juga
menunjukkan bahwa orang tangguh
adalah orang yang fokus. Mereka
mengambil beberapa hal yang dapat
mereka kendalikan dan kemudian
mengambil langkah-langkah untuk
secara aktif meningkatkan kemampuan
pada area-area dalam kehidupan mereka
tersebut. Makanlah secara teratur dan
bergizi. Lakukanlah latihan. Buatlah
janji dengan dokter dan ikuti arahan tim
medis Anda.
Jika segala sesuatu yang diresepkan tidak
manjur untuk Anda, hubungi dokter atau
perawat Anda. Pergilah pijat jika Anda
suka. Tidurlah yang cukup. Kenakan
pakaian yang membuat Anda merasa
nyaman dan baik. Bahkan hal-hal
sederhana dapat membuat perbedaan
pada pandangan dan perasaan Anda.
Berintegrasilah lebih pada apa yang
Anda cintai dalam hidup Anda. Orang
yang ulet memiliki keyakinan bahwa
meskipun kehidupan itu kompleks,
kehidupan juga diisi dengan peluang.
Carilah hal-hal yang membuat Anda
merasa damai, sukacita dan bahagia dan
sertakan kegiatan tersebut ke dalam
kehidupan sehari-hari Anda. Ambil
langkah-langkah untuk mengurangi
hubungan dengan orang-orang dan hal-
hal yang membuat Anda merasa buruk.
Mungkin Anda tidak bisa benar-benar
51
memutuskan ikatan dengan dengan
tetangga yang bising atau saudara yang
membuat Anda kelelahan, tapi Anda bisa
memilih kapan Anda ingin menjawab
telepon.
Renungkan kemampuan adaptasi
Anda. Praktik lain yang membangun
ketahanan adalah dengan melihat
bagaimana Anda telah beradaptasi
dengan beragam tantangan di masa lalu.
Apa yang berhasil? Apa yang tidak
berhasil? Strategi apa yang telah terbukti
efektif di masa lalu untuk bisa digunakan
mengatasi tantangan dalam situasi saat
ini sehingga bisa membantu Anda untuk
melaluinya? Mendedikasikan waktu,
pikiran dan energi untuk kesehatan
emosional Anda dapat membuat
perbedaan besar pada kemampuan Anda
untuk bertahan menghadapi naik
turunnya kehidupan sebagai pengidap
Hipertensi Paru.
Menjaga Hubungan yang Sehat dengan
Keluarga dan Teman
“Saya tidak merasa keluarga saya benar-
benar memahaminya, meskipun saya pikir
mereka benar-benar ingin memahami ini
semua. Sebagian dari diri saya
menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk melindungi mereka karena sebagian
besar bereaksi begitu kuat terhadap
diagnosis tersebut. Bagian lain dari diri
saya ingin selalu mengingatkan mereka
mengenai realitas penyakit karena mereka
puas hanya dengan mengetahui diagnosis,
tanpa mengetahui detil/realitanya sehari-
hari. Sebagian diri saya ingin mereka
berdamai dan menerima dan sebagian yang
lain dari diri saya merasa seperti mereka
harus tetap memperhatikan. Tapi saya
kadang merasa terganggu juga dengan
terlalu banyak perhatian dan kerewelan ini.
Ini semua memang rumit.”
52
Apa yang Diharapkan
Membangun dan mempertahankan
hubungan adalah salah satu hal yang
paling penting yang kita harus lakukan,
tapi sesuatu yang jarang diajarkan kepada
kita secara formal. Lebih umum, kita
memilih pendekatan untuk membangun
hubungan melalui proses trial and error
berdasarkan apa yang kita pelajari tentang
hubungan dari orang dewasa yang
membesarkan kita. Kita kemudian
membawa pola dan strategi yang mereka
gunakan dalam hubungan baru kita saat
kita tumbuh dewasa. Kadang-kadang
strategi tersebut bekerja dengan baik, tapi
kadang-kadang kita harus menghadapi
perlawanan karena teman-teman dan mitra
baru yang dibesarkan dengan ide yang
berbeda tentang apa arti sebuah hubungan.
Mengingat kompleksitas ini, sangatlah
menantang untuk mengelola berbagai
hubungan sementara juga mengelola
penyakit yang rumit dan mengubah hidup
seperti hipertensi paru. Meskipun
mempertahankan hubungan yang kuat
tidak selalu mudah, dengan mengambil
waktu untuk mengenali beberapa
tantangan potensial, sangatlah mungkin
untuk menemukan cara untuk memastikan
bahwa Anda mendapatkan dukungan yang
Anda butuhkan dalam situasi dengan
tingkat stres yang tinggi. Anda juga harus
yakin bahwa Anda layak mendapatkan
cinta yang Anda harapkan dari orang-
orang terdekat.
Pergeseran Hubungan
Tidak ada pengalaman yang identik antara
satu pengidap penyakit dengan lainnya,
tetapi ada beberapa jenis frustrasi dan
keprihatinan umum yang dilaporkan oleh
pasien Hipertensi Paru.
Satu pasien mengatakan kepada kami,
“Bahkan jika Anda punya teman dan
keluarga yang paling mencintai Anda
sekalipun, ada bagian dari penyakit ini
53
yang tidak bisa mereka pahami.” Jika
Anda mengidap Hipertensi Paru,
kemungkinan hubungan Anda telah
berubah sejak Anda didiagnosa. Tantangan
hubungan seperti rendahnya tingkat
komunikasi dan konflik akan hadir di
sebagian besar hubungan dengan tingkat
yang berbeda-beda, baik saat Anda sakit
ataupun tidak.
Sebagai pasien Hipertensi Paru, bukan saja
Anda diharapkan untuk menangani
tantangan-tantangan yang “normal” ini,
tetapi juga dengan komplikasi yang datang
dengan penyakit kronis, seperti misalnya
stres menghadapi janji temu medis dan
tagihan, kesulitan membuat rencana ketika
Anda tidak tahu apa yang akan Anda
rasakan minggu depan atau tahun depan,
rasa bersalah karena memaksakan
perubahan hidup dan tanggung jawab pada
orang yang dicintai, dan kebutuhan akan
jenis dukungan baru.
Ide terbaik bagi Anda adalah
mempersiapkan diri untuk berbagai reaksi
terhadap penyakit Anda dari teman dan
keluarga. Beberapa pasien Hipertensi Paru
melaporkan bahwa orang-orang yang
dicintai menjadi terlalu terlibat setelah
diagnosis, terlalu khawatir dan bersikeras
untuk mengambil tanggung jawab yang
masih bisa dilakukan oleh pasien sendiri.
Orang terkasih lainnya mungkin memiliki
respon yang berlawanan. Mereka mungkin
menarik diri ketika mereka mengetahui
bahwa Anda didiagnosa Hipertensi Paru.
Penyakit serius membangkitkan ketakutan
dan kekhawatiran pada beberapa orang
karena sejumlah alasan. Beberapa merasa
tidak nyaman karena penyakit
mengingatkan mereka akan kematian.
Beberapa orang merasa lebih mudah untuk
menarik dari hubungan untuk
menghindarkan diri dari perasaan terluka.
Lainnya mungkin merasa tak yakin tentang
bagaimana harus bertindak di sekitar
Anda, atau merasa bersalah karena mereka
54
tidak tahu bagaimana caranya membuat
segalanya menjadi lebih baik. Ada banyak
potensi reaksi terhadap diagnosis dan
banyak dari reaksi-reaksi ini yang dapat
diatasi dengan komunikasi yang jelas dan
empatik.
Kadang-kadang orang, bahkan orang-
orang yang peduli tentang Anda, mungkin
meragukan bahwa Anda sakit. Satu pasien
berkata, “Saya punya anggota keluarga
yang tidak mengerti mengapa saya tidak
bisa berjalan secepat atau sejauh seperti
ketika dia berhasil mengalahkan kanker
dan sekarang mengikuti lari maraton.”
Yang lainnya mengatakan, “Bos saya
sudah bicara dengan saya tentang
keterlambatan saya. Dia tidak memiliki
empati atau pemahaman.”
Karena pasien Hipertensi Paru tidak selalu
terlihat sakit seperti apa yang diharapkan
orang-orang, Anda mungkin akan
merasakan bahwa orang lain menganggap
Anda sedang “berpura-pura,” atau bahwa
mereka tidak mengerti mengapa Anda
tidak mampu bersaing dengan orang
banyak.
Hal ini bisa terasa menyebalkan—seolah-
olah orang lain mempertanyakan kejujuran
atau etika bekerja Anda. Teman-teman
Anda mungkin mulai merasa Anda tak bisa
diandalkan karena Anda membatalkan
rencana pada menit terakhir dikarenakan
kondisi kesehatan Anda. Meskipun jenis
reaksi-reaksi ini memang tidak beralasan
dan tidak adil, mengakui adanya
ketidakadilan tersebut mungkin
menawarkan sedikit jalan menuju
kenyamanan.
Hubungan Pasien dan Pendamping
Banyak pasien Hipertensi Paru dengan
orang-orang yang merawat mereka
(umumnya pasangan mereka sendiri)
menemukan bahwa diagnosis membawa
tantangan nyata terhadap keintiman fisik
dan emosional mereka. Karena pasangan
55
atau anggota keluarga lain mengambil
tanggung jawab baru seperti pekerjaan
rumah tangga, mengasuh anak-anak dan
mencampur obat, baik pasien dan
pendamping mungkin mulai melihat
hubungan mereka tidak setara.
Satu pasien Hipertensi Paru mengaku
bahwa ia sering merasa seperti suaminya
memperlakukannya “seperti bayi”.
Seorang pendamping mengatakan kepada
kami, "Sangat sulit rasanya melihat satu
sama lain sepanjang hari.” Jenis-jenis
perubahan ini sulit untuk dibicarakan
karena hal tersebut sering bertentangan
dengan cita-cita individu tentang seperti
apa hubungan mereka “seharusnya”.
Bagi beberapa pasangan, komponen
penting dari keintiman adalah hubungan
seksual mereka. Seperti aspek lain dari
kehidupan dengan Hipertensi Paru, hal ini
dapat berubah pasca-diagnosis. Hal ini bisa
jadi menakutkan sang pasangan untuk
memulai keintiman karena pasien sering
kehabisan nafas atau mungkin sedang
menjalami pengobatan intravena. Pasien
mungkin khawatir tentang stamina atau
tabung yang ada di tengah suasana intim
tersebut. Pendamping mungkin khawatir
menyakiti pasien.
Di atas kekhawatiran tertentu, bisa ada
stigma sosial terkait penyakit yang
mungkin memainkan peran dalam
mengekang aktivitas seksual. Jika
Hipertensi Paru mengubah cara pasangan
untuk berhubungan intim, efek samping
dapat terjadi. Kedua pasangan mungkin
mulai merasa terasing, jauh dan tidak
saling mendukung.
Rangkaian Kesatuan Stres Fisik dan
Mental
Perubahan hubungan dan tantangan dapat
diperburuk oleh fakta bahwa pasien
Hipertensi Paru sering bekerja dengan
tingkat energi yang habis. Siapa pun yang
pernah sakit akan mengenali bahwa ketika
56
kita tidak merasa sehat secara fisik,
suasana hati kita terpengaruh.
Pada saat down, seorang wanita pengidap
Hipertensi Paru mengatakan bahwa dia
merasa, “terkekang, frustrasi, tak berdaya
dan terasing dari orang lain.” Orang-orang
mengatakan mereka menjadi lebih cepat
marah atau gampang membentak.
Perasaan lekas marah, gampang
tersinggung dan permusuhan dapat muncul
dengan cepat dalam suatu hubungan.
Umumnya, kita akhirnya membentak
orang-orang terdekat kita karena
merekalah orang-orang yang berada di
sekitar kita. Kadang-kadang juga terasa
lebih aman membentak orang-orang yang
kita cintai karena kita tahu mereka tidak
akan meninggalkan kita. Bahkan dalam
hubungan“tanpa syarat” sekalipun, stres
kronis dapat mempengaruhi Anda dan
orang-orang yang Anda cintai.
Permusuhan sering memicu pertentangan
yang menyebabkan eskalasi dan melukai
perasaan di kedua sisi.
Beberapa pasien juga mengamati
keterkaitan antara tekanan hubungan dan
gejala fisik. Elise mengatakan kepada
kami, “Setahun lalu, saya melalui waktu
yang sangat menegangkan dengan putri
kami, dan saya begitu sesak napas dan
mengalami rasa sakit yang luar biasa di
dada dari stres tersebut sehingga saya
berpikir bahwa penyakit saya menjadi
lebih buruk.” Seperti penyakit-penyakit
lainnya, penelitian medis baru-baru ini
yang melibatkan pasien Hipertensi Paru
menunjukkan bahwa kesehatan fisik dan
mental memang saling berhubungan.
Ketegangan dan kecemasan akibat
argumen dan tekanan, ketika dibiarkan tak
terselesaikan, dapat mempengaruhi tingkat
energi dan kesehatan Anda secara umum.
Beradaptasi dan Bergerak Maju
Ada beragam situasi dan percakapan
kompleks yang muncul dalam hubungan
ketika Anda sedang berhadapan dengan
masalah kesehatan, stres, ketidakpastian,
57
ketidakamanan dan perasaan yang mudah
tersinggung. Tapi dengan waktu dan
kesabaran, sangatlah mungkin untuk
meredakan ketegangan dan bekerja
membangun hubungan yang lebih otentik
dan bermakna dengan orang yang Anda
sayangi.
Membuat Koneksi yang Bermakna
Bahkan manusia yang paling independen
sekalipun mendambakan koneksi.
Meskipun sangat menggoda bagi Anda
untuk menarik diri kembali dari orang-
orang ketika hubungan mulai terasa
menyebabkan stres, menghabiskan terlalu
banyak waktu sendirian cenderung
membuat Anda merasa tersisih, kesepian,
atau bahkan depresi.
Tidak peduli seberapa sibuk Anda,
luangkanlah waktu untuk dihabiskan
bersama keluarga dan teman-teman.
Kenalilah bagaimana kehidupan Anda
telah berubah dan ambillah langkah-
langkah untuk mengakomodasi perubahan-
perubahan di setiap hubungan Anda. Jika
Anda tidak dapat berpartisipasi dalam
kegiatan yang Anda nikmati sebelum
diagnosis, bekerjalah dengan orang yang
Anda cintai untuk menemukan cara-cara
baru menghabiskan waktu bersama-sama.
Berhubungan dengan orang yang kita
sayangi setiap hari dapat memberikan
banyak cara untuk menghilangkan stres
dan mengingatkan kita mengapa kita harus
melakukan perlawanan ketika melewati
masa-masa sulit.
Penting juga untuk menemukan sumber-
sumber dukungan positif baru. Banyak
pasien menemukan bahwa setelah mereka
didiagnosa Hipertensi Paru, mereka
membutuhkan dukungan lebih dari yang
selama ini mereka dapatkan. Ini mungkin
berarti bahwa teman-teman Anda selama
ini bukanlah orang-orang yang ingin Anda
ajak bicara tentang penyakit Anda. Itu
mungkin berarti bahwa teman terbaik
Anda, meskipun mereka adalah pendengar
58
yang baik, tidak dapat menyediakan 24
jam dan 7 hari layanan untuk bertelepon
seperti apa yang Anda inginkan. Bahkan,
ini mungkin berarti bahwa Anda harus
menelepon seseorang untuk diajak bicara
ketika sebenarnya itu adalah hal terakhir di
bumi yang ingin Anda lakukan. Kadang-
kadang untuk menemukan dukungan yang
kita butuhkan kita harus menjangkau ke
luar walaupun sebenarnya terasa lebih
mudah untuk menyendiri.
Tantang diri Anda untuk membuat koneksi
baru di luar keluarga dekat dan lingkaran
teman-teman Anda untuk memastikan
bahwa Anda mendapatkan semua
dukungan yang Anda butuhkan. Banyak
orang di komunitas Hipertensi Paru
menemukan kenyamanan besar untuk
berbicara dengan orang yang memahami
bagaimana rasanya hidup dengan
Hipertensi Paru dengan menghadiri
pertemuan kelompok dukungan lokal,
seminar Hipertensi Paru, atau berhubungan
secara online. Berhubungan dengan orang-
orang baru yang dapat terhubung dengan
Anda dalam berbagai jenis cara dapat
memberikan sejumlah manfaat fisik dan
psikologis yang sangat nyata. Dorong
anggota keluarga Anda untuk melakukan
hal yang sama.
Anda mungkin menemukan bahwa ketika
semua sudah dijelaskan dan dilakukan,
beberapa teman-teman tetap tidak mampu
memberikan persahabatan dan dukungan
yang Anda butuhkan sekarang.
Menyisihkan waktu untuk berduka
mengenai hubungan ini dapat membuat
lebih mudah berdamai dengan kehilangan
tersebut.
Dengan membiarkan diri Anda
melepaskan hubungan yang tidak lagi
menjadi sumber dukungan positif dalam
hidup Anda, Anda akan membuat ruang
untuk hubungan baru yang lebih baik
dengan orang-orang yang sekarang ada di
sini bersama Anda. Satu pasien Hipertensi
Paru mengatakan beberapa tahun setelah
59
didiagnosa, “Hubungan saya sedang diuji
lebih dari sebelumnya. Saya kehilangan
beberapa teman, tetapi beberapa teman
tersebut benar-benar kembali setelah
mereka tahu saya sakit.”
Selain mengandalkan dukungan dari
keluarga, teman dan komunitas Hipertensi
Paru, mungkin ada saatnya ketika Anda
atau orang yang dicintai butuh berbicara
dengan profesional kesehatan mental.
Psikoterapis memang dilatih untuk
membantu individu, pasangan dan
keluarga mengatasi tantangan yang tak
terelakkan yang muncul dalam kehidupan.
Meskipun pergi ke terapis bisa saja
menimbulkan kecemasan pada beberapa
orang, penelitian bertahun-tahun telah
mendukung gagasan bahwa berbicara
dengan profesional yang terpercaya dan
kompeten dapat meningkatkan kualitas
hidup Anda.
Berkomunikasi
Belajar untuk berkomunikasi secara
terbuka dapat memperkuat hubungan lama
dan baru. Namun seringkali komunikasi
tidak berlangsung dengan mudah. Hal ini
membutuhkan latihan, kesabaran dan kasih
sayang kepada diri sendiri. Dalam
beberapa situasi yang sulit, kita tidak ingin
menerima (bagi diri kita sendiri) apa yang
kita rasakan. Kadang-kadang perasaan kita
membingungkan, menyakitkan,
memalukan, atau tidak cocok dengan diri
kita yang seharusnya menurut pikiran kita.
Anda dapat merencanakan percakapan
dengan teman dan anggota keluarga
dengan merenungkan perasaan dan
kebutuhan Anda. Satu pasien Hipertensi
Paru mendapati dirinya membentak
keluarganya ketika mereka mengecat
ruang tamu. Meskipun dia mengalami
kesulitan berkomunikasi dengan suaminya
tentang frustrasi yang dia rasakan pada
saat itu, dia kemudian mampu
merefleksikan situasi: “Saya sedang
60
mendengarkan tubuh saya, yang
memberitahu saya untuk menanggapinya
dengan santai, tapi saya merasa seperti
siput yang tidak bisa membantu ketika
orang lain sedang mengecat ruang tamu.”
Dia menyadari bahwa dia marah karena
dia merasa malu akan keterbatasan
fisiknya, dan membutuhkan jaminan dari
suaminya bahwa dia mengerti mengapa dia
tidak bisa membantu lebih banyak.
Percakapan yang jujur memerlukan
partisipasi dari kedua belah pihak. Setelah
Anda mengerti bagaimana perasaan Anda
dan apa yang Anda butuhkan, ajaklah
pendamping Anda untuk berbicara. Cari
waktu untuk melakukannya ketika Anda
berdua dalam keadaan tenang. Kadang-
kadang ini berarti menghindari situasi
tegang dan kembali ke percakapan ketika
Anda berdua siap untuk itu.
Komunikasi yang terbuka berdasarkan rasa
saling menghormati satu sama lain
membutuhkan dua hal penting: kesediaan
untuk mendengarkan tanpa menghakimi
serta penerimaan akan ketidaksempurnaan
dan semua hal yang ada saat ini. Berikut
adalah beberapa tips untuk membantu
Anda memasukkan unsur-unsur tersebut ke
dalam percakapan Anda dengan teman-
teman dan anggota keluarga:
Pikirkan tentang niat Anda. Sebelum
Anda mulai, pikirkan tentang apa yang
Anda ingin rasakan saat berada dalam
percakapan dengan pasangan Anda.
Meskipun Anda adalah orang yang
memulai pembicaraan, akan sangat
membantu jika Anda membayangkan
bagaimana Anda akan menunjukkan
empati dan berusaha untuk membangun
koneksi. Ingat bahwa Anda berada dalam
hubungan ini karena Anda peduli dengan
seseorang tersebut. Hubungan bukan
tentang menjadi benar atau membuktikan
orang lain salah. Hubungan adalah
tentang mendengarkan, memahami dan
menghubungkan.
61
Tetapkan aturan dasar. Penghinaan,
mengungkit masa lalu, dan menekan
tombol yang bisa menyulut kemarahan
sangat tidak diperbolehkan. Juga berhati-
hatilah dengan volume, nada dan bahasa
tubuh Anda. Hal-hal tersebut juga adalah
bagian dari pesan yang Anda kirim untuk
pendamping Anda. Beristirahatlah dan
menjauh jika salah satu dari Anda mulai
merasa marah.
Cobalah untuk berbicara dari
perspektif “saya”. Sebagai contoh,
daripada mengatakan, “Kamu benar-
benar ugal-ugalan—kamu tidak pernah
memperlambat kecepatan sesuai dengan
kemampuan saya ketika kita sedang
berjalan bersama-sama”, cobalah untuk
mengatakan “Aku merasa seperti selalu
berusaha untuk mengejar ketinggalan
dari kamu dan itu menyerap energiku
untuk sisa hari yang ada. Aku ingin
kamu berjalan perlahan-lahan ketika kita
bersama-sama, sehingga aku bisa merasa
bahwa kamu menghargai dan memahami
betapa penyakit ini mempengaruhiku.”
Pendekatan ini akan membuat orang
yang Anda cintai paham bahwa Anda
bertanggung jawab mengenai emosi
Anda dan hal tersebut akan
mempermudah mereka untuk
mendengarkan apa yang Anda katakan
tanpa merasa terhina atau diserang.
Dengarkan secara aktif. Ketika giliran
orang yang Anda cintai untuk berbicara,
berusahalah untuk mendengarkan dengan
penuh perhatian. Jangan mulai
merumuskan tanggapan di kepala Anda
sampai orang tersebut selesai berbicara.
Mendengarkan secara aktif berarti
termasuk mengesampingkan kebutuhan
untuk mengkritik atau bereaksi. Buatlah
diri Anda hadir secara emosional dan
memungkinkan pasangan Anda memiliki
ruang untuk berbagi. Ketika dia selesai,
ulangi kembali apa yang di kepala Anda
berdasarkan apa yang baru Anda dengar
62
untuk memastikan bahwa Anda tidak
melewatkan sesuatu yang penting.
Carilah jalan ke depan yang realistis.
Banyak dari kita yang bersemangat
untuk memecahkan masalah ketika kita
dihadapkan dengan tantangan. Jangan
menyetujui solusi yang Anda tahu tidak
akan bekerja untuk Anda, bahkan dengan
niat mulia untuk membuat orang yang
Anda cintai merasa bahagia. Mungkin
akan sangat menggoda bagi Anda untuk
menyetujui untuk “berusaha lebih keras
untuk tidak berdebat”, tapi mungkin
lebih realistis untuk berbicara tentang
keadaan-keadaan yang biasanya
menyebabkan argumen sehingga Anda
dan pasangan Anda bisa fokus
memenuhi kebutuhan satu sama lain
dengan lebih baik di masa depan.
Tidak semua situasi memiliki solusi
yang mudah. Kadang-kadang yang
terbaik yang dapat dilakukan di saat ini
adalah berbicara tentang pengalaman
Anda dan setuju untuk berbicara lagi
ketika Anda sudah punya lebih banyak
waktu untuk memikirkan tentang situasi
tersebut dan menghargai sudut pandang
orang lain.
Praktikan berulang-ulang. Kadang-
kadang percakapan akan berjalan dengan
baik, dan kadang-kadang tidak. Bahkan
percakapan yang tidak membuat Anda
merasa hangat dan nyaman malah layak
dicoba. Terapkanlah cara berkomunikasi
secara jujur dan serius sesering mungkin
sehingga kelamaan hal tersebut akan
menjadi bagian dari sifat Anda.
Reklamasi Keintiman
Komunikasi yang terbuka sangat penting
jika Anda memiliki hubungan intim
dengan pendamping Anda. Ketika dua
mitra yang dulunya bekerja secara
independen mulai bergantung pada satu
sama lain dalam cara-cara baru, sangatlah
umum bagi mereka untuk mengalami
63
pergeseran besar dalam kehidupan
pernikahan atau kemitraan. Berikut adalah
beberapa tips dari pasien Hipertensi Paru
yang pasangannya menjadi pendamping
utama mereka:
Berilah waktu untuk saling
menyesuaikan. Satu pasien mengatakan,
“Jika seseorang telah mengatakan
kepada saya sebelumnya betapa
kesulitan di tahun pertama mengidap
Hipertensi Paru akan sangat
mempengaruhi pernikahan kami, saya
pikir saya akan lebih bersiap diri untuk
menangani pertengkaran. Saya tidak
akan menanggapinya secara pribadi.
Dengan melihat ke belakang, saya bisa
melihat bahwa bukan kamilah yang
bermasalah. Hal tersebut terjadi karena
kami berdua merasa sangat khawatir.
Sekarang, empat tahun kemudian, kami
mengambil hikmah dari setiap hal setiap
waktu, dan kami menjadi lebih dekat dari
sebelumnya.”
Temukan cara untuk merawat orang
terdekat Anda. Ketika suaminya
menderita sakit perut, Val
menyempatkan mampir toko untuk
membeli jus dan sup. Dia mengatakan
kepada kami bahwa meskipun hari sakit
suaminya lebih jarang daripada dirinya,
“Rasanya sangat menyenangkan untuk
mengurus dia ketika saya bisa.”
Meskipun Anda mungkin tidak perlu
merawat pasangan Anda dengan cara
yang sama seperti dia merawat Anda,
sangatlah penting untuk mengidentifikasi
waktu-waktu ketika mereka
membutuhkan bantuan dan mereka akan
menghargai bantuan dan dukungan yang
Anda berikan. Hal ini dapat membantu
membangun kembali keseimbangan
dalam sebuah hubungan.
Lakukan apa yang Anda bisa untuk
diri sendiri. Ketika Anda merasa
mampu, lakukanlah tugas-tugas yang
mampu Anda lakukan. Membantu tugas
di sekitar rumah ketika Anda mampu
64
melakukannya akan menawarkan rasa
kemandirian dan kontribusi yang tak
dirasakan oleh banyak pasien ketika
mereka merasa sakit.
Ketahuilah dan hormatilah batas
kemampuan Anda. Berbicaralah secara
terbuka dan jujur tentang apa yang Anda
bisa dan tidak bisa dilakukan. Dengarkan
tubuh Anda dan doronglah pendamping
Anda untuk mendengarkan Anda ketika
Anda berkomunikasi mengenai
keterbatasan Anda.
Kumpulkan keberanian untuk
berbicara tentang keintiman fisik.
Banyak pasien Hipertensi Paru dan
partner mereka memiliki hubungan fisik
aktif dan saling memenuhi. Jika Anda
atau pendamping Anda prihatin tentang
keterbatasan fisik Anda di kamar tidur,
ceritakanlah kekhawatiran Anda kepada
dokter dan perawat Hipertensi Paru
Anda. Mereka telah mendengar semua
itu sebelumnya, dan mungkin memiliki
rekomendasi dari pasien lain. Dengan
kateter di dada, Geal mengatakan bahwa
dia dan suaminya harus lebih berhati-hati
ketika sedang berpelukan atau
berhubungan intim, tetapi hal tersebut
tidak mengubah cinta mereka satu sama
lain.
Merawat Diri Sendiri
Walaupun mungkin tampak berlawanan
dengan intuisi, perawatan diri sendiri
benar-benar penting untuk
mempertahankan hubungan yang sehat
dengan orang lain. Kebanyakan dari kita
berpikir untuk merawat orang-orang di
sekitar kita sebelum kita berpikir untuk
mengurus diri kita sendiri. Ingat, instruksi
yang Anda terima di pesawat terbang—
jika makser oksigen turun, pasang masker
Anda terlebih dahulu sebelum membantu
orang-orang di sekitar Anda. Pelajaran ini
akan menjadi lebih penting jika Anda
mengidap PH, karena kesehatan fisik Anda
65
membutuhkan perhatian yang konstan
dengan pemikiran yang penuh kesadaran.
Kendalikan apa yang Anda bisa
kendalikan sehubungan dengan kesehatan
Anda—meminum obat Anda, memenuhi
janji temu dengan dokter Anda, makan
makanan bergizi dan rendah sodium,
mengembangkan rencana latihan fisik
dengan bantuan dokter Hipertensi Paru
Anda, dan meluangkan banyak waktu
untuk istirahat.
Langkah-langkah yang tampaknya
sederhana dapat memberikan kontribusi
untuk keseluruhan kesejahteraan secara
eksponensial. Ketika Anda merasa
semakin baik, Anda akan menjadi lebih
sabar kepada diri sendiri dan orang lain,
dan akan ada lebih banyak perhatian yang
lebih positif yang Anda mampu tawarkan
kepada orang yang Anda cintai. Tidak ada
hubungan yang sempurna, tapi dengan
waktu dan ketekunan, kebanyakan pasien
Hipertensi Paru mampu mengembangkan
jaringan dukungan yang memberi mereka
cinta, pengertian dan koneksi.
Tips Singkat
Perhatikan diri Anda sebelum Anda
mengalihkan perhatian Anda ke orang
lain. Istirahatlah yang cukup, makanlah
makanan sehat, minumlah obat Anda dan
buatlah jadwal yang wajar.
Jadilah pemaaf kepada diri sendiri.
Anda menyesuaikan diri dengan
kehidupan baru setiap hari. Berilah
beberapa kelonggaran pada diri sendiri.
Anda mungkin akan melakukannya
untuk lain. Anda pun juga layak
mendapatkannya.
Luangkan waktu untuk melakukan hal-
hal yang Anda nikmati dengan teman
dan
keluarga.
66
Praktekkan komunikasi yang terbuka
dan jujur. Luangkan waktu untuk
mengingat bahwa Anda menghargai
orang di sekitar Anda dan bahwa
menjalin sebuah hubungan berarti
memberikan waktu untuk membuat
semuanya bisa berjalan dengan baik.
Renungkan perasaan dan kebutuhan
Anda sendiri sehingga Anda dapat
mengartikulasikan hal-hal tersebut
dengan lebih baik kepada orang-orang
terkasih.
Bersiaplah untuk pasang surut. Tidak ada
hubungan yang sempurna.
Jangan takut untuk meminta bantuan
ketika Anda membutuhkannya. Terapis
dapat memberikan bantuan untuk
individu, pasangan dan keluarga, dan
bahkan mungkin mereka bisa
menyediakan kelompok untuk pasien-
pasien penyakit kronis.
Catatan :
Hipertensi Paru = Hipertensi Pulmonal =
Pulmonary Hypertension
Informasi lebih lanjut silakan kunjungi
PHA USA : www.PHAssociation.org
Atau situs Yayasan Hipertensi Paru
Indonesia : www.HipertensiParu.org