Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

16
Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan oleh : Gunawan Sosialisasi UU 18/2012 tentang Pangan, BKP Kementan, Banda Aceh 17/04/14

Transcript of Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Page 1: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

oleh : GunawanSosialisasi UU 18/2012 tentang Pangan,

BKP Kementan, Banda Aceh 17/04/14

Page 2: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Hak atas Pangan : Pangan adalah HAM, pemenuhannya berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan kedaulatan pangan

Kewajiban negara dalam pemenuhan hak atas pangan menjadi tanggungjawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Lembaga Pemerintah Bidang Pangan

Kewajiaban dan tanggungjawab atas hak atas pangan meliputi aspek ketersedian, keterjangkauan, bantuan pangan dan konsumsi

I Pendahuluan : Hak atas Pangan

Page 3: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Resolution of the UN Human Rights Council in 2012 ( : 1. adanya diskriminasi langsung maupun tidak langsung terhadap petani dan rakyat yang bekerja di pedesaan; 2. Membentuk United Nations Intergovernmental Working Group on the human rights of peasants untuk merumuskan Deklarasi Hak Petani dan Rakyat yang Bekerja di pedesaan (the rights of peasants and other people working in rural areas). Deklarasi dimaksudkan untuk membentuk hukum dan mekanisme untuk mengupayakan usaha-usaha anti-diskriminasi dan pedoman untuk penguatan hak-hak Petani dan Penduduk Pedesaan, baik sebagai pihak maupun sebagai kelompok rentan. 

Diskriminasi terhadap Petani

Page 4: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Laporan PBB (FAO, WFP, IFAD) : 842 juta orang, atau sekitar 12% penduduk dunia, kekurangan gizi secara kronis

(FAO) menilai Indonesia berhasil menurunkan proporsi tingkat kelaparan dari 19,9% pada periode 1990-1992 menjadi 8,6% pada periode 2010-2012 sekarang ini. angka penduduk yang menderita kelaparan dari 37 juta orang di tahun 1990 turun 21 juta orang di tahun 2012

Target mengurangi angka kelaparan KTT Pangan dan MDGS akan berakhir tahun 2015. Perlu evaluasi kenapa target tidak terpenuhi

Kerawanan Pangan

Page 5: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Jumlah usaha pertanian di Indonesia pada Mei 2013 sebanyak 26,13 juta rumah tangga usaha pertanian, sebanyak 5, 49 ribu perusahaan pertanian berbadan hukum, dan sebanyak 6,17 ribu usaha pertanian lainnya.

 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 5, 04 juta rumah tangga dari 31, 17 juta rumah tangga pada tahun 2003 (Sensus Pertanian 2003) menjadi 26,13 juta rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti rata – rata penurunan per tahun sebesar 1, 75 persen

Sensus Pertanian 2013

Page 6: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

sumber Setkab Kementerian Pertanian memperoleh alokasi anggaran Rp 15,470; Badan Ketahanan Pangan mengalokasikan anggaran Rp 341,837

miliar untuk program peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat (termasuk Rp 160,759 miliar untuk bantuan sosial); program pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar sebesar Rp 194,572 miliar (termasuk bantuan sosial Rp 105,894 miliar)

K/L yang memperoleh anggaran terbesar : (1) Kementerian Pertahanan (13,6 persen ); (2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (13,5 persen); (3) Kementerian Pekerjaan Umum (12,2 persen); (4) Kementerian Agama (8,1 persen); (5) Kementerian Kesehatan (7,3 persen); (6) Kepolisian Republik Indonesia (6,8 persen); (7) Kementerian Perhubungan (6,4 persen); (8) Kementerian Keuangan (3,1 persen); (9) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2,7 persen); dan (10) Kementerian Pertanian (2,5 persen).

II. Penyelenggaran Pangan di Indonesia; 1. Penyediaan Anggaran

Page 7: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,

tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,

II. Penyelenggaran Pangan di Indonesia; 2. Komitmen Pembangunan Ketahanan Pangan

Page 8: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Ketersediaan Stabilisasi pasokan dan harga Cadangan pangan Distribusi Penganekaragaman pangan Penyediaan bersumber dari produksi dalam

negeri, cadangan pangan nasional, impor

III. Pembangunan Ketahanan Pangan

Page 9: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Pangan Lokal Pengembangan lahan produktif Pengembangan Kawasan sentra produksi Pembatasan impor

IV. Pewujudan Kemandirian dan Kedaulatan Pangan

Page 10: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Kecukupan Produksi Pangan Pokok dalam negeri dan Cadangan Pangan Pemerintah ditetapkan oleh menteri atau lembaga pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan

UU Pangan tidak menjelaskan, juga tidak disebutkan dalam UU 39/2008 Tentang Kementerian Negara dan Perpres 24/2010 Tentang Kedudukan, Tugas & Fungsi Kementerian Negaran serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

v. Perspektif Kelembagaan Pangan

Page 11: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Berdasarkan Pasal 126, yang berbunyi : “Dalam hal mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan nasional, dibentuk lembaga Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.” Kelembagaan pangan tersebut tidak bisa mempergunakan nama Ketahanan Pangan, karena berarti mengabaikan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan.

  Karena berdasarkan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang

Pangan, Kedaulatan, Kemandirian dan Ketahanan adalah asas dan dasar penyelenggaraan pangan guna memenuhi kebutuhan dasar manusia  

Page 12: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Berdasarkan Pasal 127 yang berbunyi : “Lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126 mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan.” Kelembagaan pangan tersebut tidak sekedar mengeluarkan Badan Ketahanan Pangan dari Kementerian Pertanian. Selain nama “badan” tidak tepat bernama ketahanan pangan, juga harus benar-benar di bawah presiden dan hanya bertanggungjawab kepada presiden dalam menjalankan tugas pemerintah di bidang pangan, sebagaimana mandat Pasal 126. Artinya tidak di bawah koordinasi menteri

Page 13: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Meskipun ada perbedaan antara urusan pemerintah, yang merupakan wewenang kementerian, dengan tugas pemerintah yang merupakan wewenang lembaga non kementerian, akan tetapi karena tidak ada kementerian urusan pangan, harusnya lembaga pangan menjadi satu-satunya lembaga pangan mengurusi pangan di bawah dan bertanggungjawab kepada presiden.

  Di bawah dan bertanggungjawab kepada presiden, dalam

perspektif HAM menjadi jelas dan tunggal penanggungjawab hak atas pangan. Yang kedua jika kita merujuk ke Undang-Undang No 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I, tidak ada Kementerian dan Eselon I yang menjalan urusan pemerintah di bidang pangan.

Page 14: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

• Keterlibatan dalam perencanaan (pasal 8 (2))

• Kemitraan dalam pengembangan Cadangan Pangan Nasional (Pasal 26)

• Cadangan pangan masyarakat (pasal 33)• Mengatasi krisis pangan (pasal 44 (2))• lembaga distribusi Pangan masyarakat

(pasal 49)• Keamanan pangan• Penelitian dan pengembangan pangan

(pasal 119 (2))

VI.Peran Serta Masyarakat

Page 15: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Sentra produksi pangan dan pengembangan lahan produktif melalui implementasi UU 26/2007 Penataan Ruang, UU 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan UU 19/2013 Perlindungan dan pemberdayaan petani

RUU Pertanahan untuk menambak obyek tanah yang bisa diredistribusikan kepada petani

VII. Saran dan Solusi Konstruktif

Page 16: Pandangan Pokjasus DKP Terhadap Implementasi UU Pangan

Percepatan penganekaragaman pangan lokal berbasis sumber daya lokal perlu dukungan penyediaan tanah, wilayah perikanan dan dukungan kepada petani pemulia benih, terlebih setelah permohonan PUU Sistem Budidaya Tanaman dikabulkan Mahmakah Konstitusi, sehingga petani diberi kebebasan mencari, mengembangkan dan mengedarkan benih idaman petani