PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

14
18 An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017 Novembe2016 PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANALISIS TERHADAP AYAT DAN HADITS EKONOMI TENTANG KONSUMSI) Oleh: H.M.Syahrial, M.Sh,Ec Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam H.M.Lukman Edy Pekanbaru Email: [email protected] Abstrak Islam memberikan aturan terhadap semua hal, tidak terkecuali dengan persoalan konsumsi. Konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankan hidupnya. Akifitas konsumsi dalam Islam merupakan salah satu aktifitas ekonomi manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kesejahteraan akhirat (falah), baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal saleh bagi sesamanya. Adapun dalam prespektif konsvensional, aktifitas konsmusi sangat erat kaitannya dengan maksimalisasi kepuasan (utility). Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi Islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Kata Kunci: Islam, Kosumsi, Ayat dan Hadits Ekonomi Pendahuluan Agama Islam merupakan agama yang “syumul” yang berarti melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Kitab suci al-Qur’an tidak hanya menuntun manusia untuk ibadah saja, tetapi juga aspek-aspek kehidupan sehari-sehari manusia seperti sosial budaya, politik dan ekonomi. Ada tiga aspek penting dalam teori ekonomi, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Disini penuulis akan membahas tentang konsumsi. Konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan sehari-hari manusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus makan untuk hidup, berpakaian untuk melindungi tubuhnya dari berbagai iklim yang ekstrim, memiliki rumah untuk dapat berteduh, istirahat bersama keluarga, serta menjaganya dari beberapa gangguan fatal. Demikian juga aneka peralatan untuk memudahkan menjalani kehidupannya bahkan untuk menggapai prestaasi dan prestise. Sepanjang hal itu dilakukan sesuai dengan aturan-aturan syara’, maka tidak akan menimbulkan problematika. Akan tetapi, ketika manusia memperturutkan hawa nafsunya dengan cara-cara yang tidak dibenarkan oleh agama, maka hal itu akan menimbulkan malapetaka berkepanjangan. 50 Aktivitas konsumsi dalam Islam merupakan salah satu aktifitas ekonomi manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kesejahteraan akhirat (falah), baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal saleh bagi sesamanya. Adapun dalam 50 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Bidang Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan Ekonomi Umat, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), h. 240-241.

Transcript of PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

Page 1: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

18An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI(ANALISIS TERHADAP AYAT DAN HADITS EKONOMI TENTANG KONSUMSI)

Oleh: H.M.Syahrial, M.Sh,EcDosen Sekolah Tinggi Agama Islam H.M.Lukman Edy Pekanbaru

Email: [email protected]

Islam memberikan aturan terhadap semua hal, tidak terkecuali dengan persoalankonsumsi. Konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan sehari-harimanusia, karena ia membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankanhidupnya. Akifitas konsumsi dalam Islam merupakan salah satu aktifitas ekonomimanusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan kepada Allah SWTdalam rangka mendapatkan kemenangan, kedamaian dan kesejahteraan akhirat(falah), baik dengan membelanjakan uang atau pendapatannya untuk keperluandirinya maupun untuk amal saleh bagi sesamanya. Adapun dalam prespektifkonsvensional, aktifitas konsmusi sangat erat kaitannya dengan maksimalisasikepuasan (utility). Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi Islam didasarkan padaprinsip keadilan distribusi.

Kata Kunci: Islam, Kosumsi, Ayat dan Hadits Ekonomi

PendahuluanAgama Islam merupakan agama

yang “syumul” yang berarti melingkupiseluruh aspek kehidupan manusia. Kitabsuci al-Qur’an tidak hanya menuntunmanusia untuk ibadah saja, tetapi jugaaspek-aspek kehidupan sehari-seharimanusia seperti sosial budaya, politik danekonomi. Ada tiga aspek penting dalamteori ekonomi, yaitu produksi, distribusi,dan konsumsi. Disini penuulis akanmembahas tentang konsumsi. Konsumsimerupakan suatu hal yang niscaya dalamkehidupan sehari-hari manusia, karena iamembutuhkan berbagai konsumsi untukdapat mempertahankan hidupnya. Ia harusmakan untuk hidup, berpakaian untukmelindungi tubuhnya dari berbagai iklimyang ekstrim, memiliki rumah untuk dapatberteduh, istirahat bersama keluarga, sertamenjaganya dari beberapa gangguan fatal.Demikian juga aneka peralatan untukmemudahkan menjalani kehidupannya

bahkan untuk menggapai prestaasi danprestise. Sepanjang hal itu dilakukansesuai dengan aturan-aturan syara’, makatidak akan menimbulkan problematika.Akan tetapi, ketika manusiamemperturutkan hawa nafsunya dengancara-cara yang tidak dibenarkan olehagama, maka hal itu akan menimbulkanmalapetaka berkepanjangan.50

Aktivitas konsumsi dalam Islammerupakan salah satu aktifitas ekonomimanusia yang bertujuan untukmeningkatkan ibadah dan keimanankepada Allah SWT dalam rangkamendapatkan kemenangan, kedamaian dankesejahteraan akhirat (falah), baik denganmembelanjakan uang atau pendapatannyauntuk keperluan dirinya maupun untukamal saleh bagi sesamanya. Adapun dalam

50 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’anBidang Litbang dan Diklat Departemen Agama RI,Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan EkonomiUmat, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2009), h.240-241.

Page 2: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

19An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

prespektif konvensional, aktifitaskonsmusi sangat erat kaitannya denganmaksimalisasi kepuasan (utility). Sir JohnR Hiks menjelaskan tentang konsumsidengan menggunakan parameter kepuasanmelalui konsep kepuasan (utility) yangtergambar dalam kurva indifference(tingkat kepuasan yang sama). Hicksmengungkapkan bahwa individu berusahamemenuhi kebutuhan hidupnya melaluiaktifitas konsumsi pada tingkat kepuasanyang maksimal menggunakan tingkatpendapatannya (income) sebagai budgetconstraint.51

Menurut Lukman Faironi52terdapatempat prinsip utama konsumsi dalamsistem ekonomi Islam yang diisyaratkandalam al Qur’an:1. Hidup hemat dan tidak bermewah-

mewah (abstain from wasteful andluxurius living), yang bermakna bahwa,tindakan ekonomi diperuntukan hanyasekedar pemenuhan kebutuhanhidup(needs) bukan pemuasankeinginan (wants).

2. Implementasi zakat (implementation ofzakat) dan mekanismenya pada tatarannegara merupakan obligatory zakatsystem bukan voluntary zakat system.Selain zakat terdapat pula instrumensejenis yang bersifat sukarela(voluntary) yaitu infak, shadaqah,wakaf, dan hadiah.

3. Penghapusan Riba (prohibition of riba);menjadikan system bagi hasil (profit-loss sharing) dengan instrumenmudharabah dan musyarakah sebagaipengganti sistem kredit (credit system)termasuk bunga (interest rate).

4. Menjalankan usaha-usaha yang halal(permissible conduct), jauh dari maisirdan gharar; meliputi bahan baku, prosesproduksi, manajemen, out put produksi

51 Lihat Sadono Sukirno, Pengantar TeoriMikroekonomi (Jakarta: Rajawali Press, 2002), h.53.

52Lukman Fairani, Tafsir Ayat-AyatTentang Konsumsi (Aplikasi Tafsir Ekonomi Al-Qur’an, (Yogyakarta: Jurnal MSI UII. 2012), h. 3

hingga proses distribusi dan konsumsiharus dalam kerangka halal.

2. Pengertian KonsumsiSecara sederhana, konsumsi dalam

ilmu ekonomi diartikan sebagai pemakaianbarang untuk mencukupi suatu kebutuhansecara langsung.53Konsumsi juga diartikandengan penggunaan barang dan jasa untukmemuaskan kebutuhan manusiawi (the useof goods and services in the satisfaction ofhuman wants).54 Menurut Samuelson55

konsumsi adalah kegiatan menghabiskanutility (nilai guna) barang dan jasa. Barangmeliputi barang tahan lama dan barangtidak tahan lama. Barang konsumsimenurut kebutuhannya, yaitu: kebutuhanprimer, kebutuhan sekunder, dankebutuhan tersier. Atau konsumsi yaitutindakan manusia memakai dan menikmatiguna barang ataupun jasa untuk memenuhikebutuhan hidupnya.

Sedangkan tujuan dari konsumsiyaitu untuk memenuhi kebutuhan hidupsecara langsung, penggunaan terhadapbarang atau jasa diluar tujuan tersebuttentunya tidak termasuk sebagai kegiatankonsumsi. Contoh yang bukan termasukkedalam kegiatan konsumsi misalnyaseperti: seorang sopir angkutan yangmengangkut penumpang setiap pagisampai siang hari, hal seperti ini termasukkedalam kegiatan produksi bukankonsumsi. Dengan demikian kita harusdapat menentukan apakah salah satukegiatan termasuk kedalam kegiatankonsumsi atau bukan, untuk dapatmenentukannya kenalilah ciri-ciri barangkonsumsi.

53 Muhammad Nejatullah al-Shiddiqi,Pemikiran Ekonomi Islam, terjemah Ahmad MuflihSaefuddin (Jakarta: LIPPM, 1991), h. 91.

54 Suherman Rosyidi, Pengantar TeoriEkonomi; Pendekatan Kepada Teori Mikro danMakro, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), h.147.

55 Paul Samuel Son dan William D NorHans, Ekonomi, Jilid. 1, (Jakarta: Airlangga, 1993),h. 101.

Page 3: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

20An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

3. Ciri-ciri Benda atau BarangKonsumsi

Untuk mengetahui apakah pemakaiansuatu barang termasuk kedalam konsumsiatau bukan, terdapat beberapa ciri yangmembedakannya, diantaranya: Barang konsumsi memiliki manfaat,

nilai dan volume yang jika digunakanakan habis sekaligus atau habisnyasecara berangsur-angsur. Habis atautidaknya suatu barang saat dikonsumsidapat dibedakan menjadi: Barangyang dapat habis dalam sekalipemakaian, misalnya seperti:minuman dan makanan. Lalu barangyang dipakai berulang-ulang dansemakin lama semakin habis atau akanrusak. Misalnya seperti celana, baju,sepatu, ember, tv dan lain-lain.

Barang konsumsi digunakan untukmemenuhi kebutuhan hidup. Jikapenggunaan traktor, cangkul, palu dansebagainya. tidak termasuk kedalamkegiatan konsumsi, karena barang ataubenda tersebut termasuk kedalamproduksi.

Barang konsumsi merupakan barangekonomi dan diperoleh denganpengorbanan. Jika menghirup oksigen,berjemur di pagi hari sebagainya,bukanlah kegiatan konsumsi karenadidapat secara gratis. Jadi barangkonsumsi harus diperoleh denganpengorbanan dan merupakan barangekonomi.

4. Faktor yang MempengaruhiKonsumsi

Adapun faktor-faktor yang dapatmempengaruhi kegiatan konsumsi, yangdiantaranya seperti:

1. Jumlah anggota keluarga.

Jadi semakin banyak anggota keluargamaka akan semakin besar jugapengeluaran atau konsumsi terhadapsuatu barang atau jasa.

2. Harga dari barang.Tingkat konsumsi di dalam suatukeluarga tergantung dari ketersediaanbarang atau jasa yang ada di pasar.Jika harga suatu barang naik, tetapipendapatan tetap maka tingkatkonsumsinya akan menurun.Begitupun sebaliknya jika hargabarang turun tetapi pendapatan tetap,maka tingkat konsumsi terhadap suatubarang akan naik atau meningkat.

3. Tingkat dari penghasilan ataupendapatan.Semakin tinggi penghasilan ataupendapatan seseorang maka akansemakin tinggi juga konsumsi yangdilakukannya.

4. Konsumsi Menurut Ekonomi Islam

Menurut Yusuf al-Qordhawi,konsumsi adalah pemanfaatan hasilproduksi yang halal dengan bataskewajaran untuk menciptakan manusiahidup aman dan sejahtera.56 Yangdimaksud dengan konsumsi disini bukansemata-mata makan dan minum saja.Konsumsi mencakup segala pemakaiandan pemanfaatan barang dan jasa untukmemenuhi kebutuhan manusia dalamkehidupan sehari-hari.

Menurut beliau, ada beberapapersyaratan yang harus dipenuhi dalamberkonsumsi, antaranya: konsumsi barang-barang yang baik (halal), berhemat, tidakbermewah-mewah, menjauhi hutang,menjauhi kebakhilan dan kekikiran.57

Konsumsi berlebih – lebihan, yangmerupakan ciri khas masyarakat yang

56Yusuf al-Qordhawi, Norma dan EtikaEkonomi Islam, terjemah Zainal Arifin (Jakarta:Gema Insani Press, 1997), h. 137.

57 Yusuf al-Qardhawi, Peran Nilai danMoral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta:Rabbani Press, 1995), h. 37

Page 4: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

21An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalamIslam dan disebut dengan istilah isra(pemborosan) atau tabzir (menghambur–

hamburkan harta tanpa guna). Tabzirberarti menggunakan barang dengan carayang salah, yakni, untuk menuju tujuan –tujuan yang terlarang seperti penyuapan,hal – hal yang melanggar hukum ataudengan cara yang tanpa aturan.Pemborosan berarti penggunaan hartasecara berlebih – lebihan untuk hal – halyang melanggar hukumdalam hal sepertimakanan, pakaian, tempat tinggal, ataubahkan sedekah. Ajaran – ajaran Islammenganjurkan pada konsumsidanpenggunaan harta secara wajar danberimbang, yakni pola yang terletakdiantara kekikiran dan pemborosan.Konsumsi diatas dan melampaui tingkatmoderat (wajar) dianggap li israf dan tidakdisenangi Islam.

Salah satu ciri penting dalam Islamadalah bahwa ia tidak hanya mengubahnilai – nilai dan kebiasaan – kebiasaanmasyarakat tetapi juga menyajikankerangka legislatif yang perlu untukmendukung dan memperkuat tujuan –tujuan ini dan menghindaripenyalahgunaannya. Ciri khas Islam inijuga memiliki daya aplikatif terhadapkasus orang yang terlibat dalampemborosan atau tabzir. Dalam hukum(Fiqh) Islam, orang semacam ituseharusnya dikenai pembatasan –pembatasan dan, bila dianggapperlu,dilepaskan dan dibebaskan dari tugasmengurus harta miliknya sendiri. Dalampandangan Syari’ah dia seharusnyadiperlukan sebagai orang yang tidakmampu dan orang lain seharusnyaditugaskan untuk mengurus hartanyaselakuwakilnya. Keseimbangan konsumsi dalamekonomi Islam didasarkan pada prinsipkeadilan distribusi. Jika tuan Amengalokasikan pendapatannya setahunhanya untuk kebutuhan materi, dia tidakberlaku adil karena ada pos yang nbelumdibelanjakan, yaitu konsumsi sosial. Jika

demikian, sesungguhnya dia hanyabertindak untuk jalannya diakhirat nanti.

6. Tafsir Ayat-ayat al-Qur’an tentangKonsumsi

Ayat-ayat konsumsi dalam al-Qur’an, berdasarkan kata kunci dankandungan makna konsumsi, dapat dibagike dalam dua kategori, yaitu: ayat-ayatkonsumsi periode Mekah dan ayat-ayatkonsumsi periode Madinah. Ayat-ayatkonsumsi periode Mekah, yaitu : Qs. al-Mursalât (77): 43 dan 46, Qs. al-A’râf (7):31 dan 33, Qs. al-Furqân (25): 7-8, 20 dan67, Qs. Thâhâ (20): 81, Qs. al- (26): 79,Qs. al-Isrâ’ (17): 16, 26-29, Qs. Yûsuf(12): 47-48, Qs. al-Hijr (15): 3, Qs. SyurâalAn„âm (6): 118-121 dan 141-142, Qs. al-Nahl (16): 69 dan 114-115, Qs. Al-Mu’minûn (23): 51, dan Qs. al-Mulk (67):15. Sedangkan ayat-ayat konsumsi periodeMadinah, yaitu: Qs. al-Baqarah (2): 57-58,60-61, 172-173, 168, dan 278-279,Qs.an-Nisâ’ (4): 6, 10 dan 29, Qs. al-Mâ’idah(5): 3, 88 dan 96, dan Qs. al-Tawbah (9):34.58

Pada tulisan ini hanya akandifokuskan pada prinsip dasar perilakukonsumsi yang dijelaskan dalam beberapaayat dari al-Qur’an al-Karim. Yaitu suratThaha: 81, Al- Isra: 26-27 dan al-Baqarah:168.

Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yangmenjelaskan tentang kosumsi.

6.1 Q.S Thaha ayat 81 (Makkiyyah

كم ولا تطغوا فیھ فیحل علیكم ت ما رزقن كلوا من طیب.غضبي ومن یحلل علیھ غضبي فقد ھوى

Artinya: “Makanlah di antara rezeki yangbaik yang telah Kami berikankepadamu, dan janganlah

58 Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir: Ayat-Ayat Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), h. 149.

Page 5: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

22An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

melampaui batas padanya, yangmenyebabkan kemurkaan-Kumenimpamu. Dan barangsiapaditimpa oleh kemurkaan-Ku,maka sesungguhnya binasalahia”

a. AsbabunnuzulSurat at-Taha ayat 81 tidak memiliki

asbabun nuzul, akan tetapi memilikimunasabah atau hubungan dari ayatsebelumnya. Surat at-Thaha termasukgolongan surat Makkiyyah.

b. Kandungan ayatDalam tafsir at-Thabari dijelaskan

bahwa pada ayat ini Allah SWT menyuruhkepada Bani Israil supaya merekamemakan di antara rezeki yang baik, yanglezat cita rasanya dan yang telah Allahkaruniakan kepada mereka, jangan sekali-sekali mereka menyalahgunakannya,seperti menafkahkannya dengan boros,tidak mensyukurinya, mendermakankepada kemaksiatan, dan lain-lain. Karenakalau demikian berarti mereka telahmengundang kemurkaan Allah SWT yangakan menimpakan siksa-Nya. Celaka danbinasalah orang-orang yang telah ditimpakemurkaan Allah SWT.59

c. Menurut Tafsir Ibnu Katsir60

Allah SWT berfirmanmemperingatkan Bani Israil akan nikmatdan karunia yang diberikan kepada merekayang telah menyelamatkan mereka darikekejaman dan tindasan Firaun dankaumnya dan bahkan memberi kepuasankepada mereka dengan melihat bagaimanaFiraun dengan bala tentaranyaditenggelamkan edalam laut tatkalamengejar mereka.

59Abu Ja’far At-Thabari,”Jami’ al-Bayanfi Takwil al-Qur’an (Lebanon: Muassasah ar-Risalah, 2000) h. 345

60Abu al-Fida’ Ismail Ibn Umar Ibn Katsir,Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Jilid 5 (Mesir: DarAthayyibah Li-ansyr Wa-attauzi’. 1999), h. 308.

Diriwayatkan oleh Bukhori dariInu Abbas, bahwa Rasulullah SAW.Tatkala memasuki Kota Madinah, beliaumendapatkan orang-orang Yahudi padaberpuasa di hari Asyura (tanggal 10Muharam) dan mereka ketika ditanya olehbeliau tentang puasa mereka, maka hari ituadalah hari kemenangan manusia terhadapFiraun.

c. Menurut Tafsir Jalalain61

“Makanlah diantara rezeki yang baikyang telah kami berikan kepadakalian” yakni nikmat yang telahdilimpahkan kepada kalian (dan janganlahmelampaui batas padanya) jika kalianmengingkari nikmat-nikmat itu (yangmenyebabkan kemurkaanku menimpakalian) bila dibaca Yahilla artinya wajibkemurkaanku menimpa kalian. Dan jikadibaca Yahulla artinya pasti kemurkaankumenimpa kalian (dan barang siapa ditimpaoleh kemurkaanku) lafal Yahlil dapat puladibaca Yahlul (maka sungguh binasalah ia)terjerumuslah ia kedalam neraka.

d. Munasabah ayat

Pada ayat-ayat yang lalu Allah SWTmengisahkan pertandingan Musa dan ahli-ahli sihir Firaun yang berkesudahandengan kemenangan Musa a.s, yangakhirnya ahli-ahli sihir itu beriman kepadaMusa a.s. Sedang Firaun tetap saja tidakmau tunduk menerima kebenaran. Ia dankaumnya tetap saja keras kepalamenentang yang hak, menyimpang darijalan yang benar. Maka pada ayat-ayatberikut ini Allah menerangkantenggelamnya Firaun dan tentaranya dilaut pada waktu mengejar Musa a.s. ketikaMusa a.s. hendak keluar meninggalkanMesir menuju gunung Tsur. Secaraetimologis, )غضبي ghadabi ) berartikemarahanku. Dalam kontek ayat di atas,

61Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad al-Mahally dan Jalaluddin Ibn Abi Bakr As-Suyuthi,Tafsir Al-Jalalain, versi e-book. h. 341.

Page 6: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

23An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

kata ini menggambarkan ancamankemurkaan Allah SWT yang akanditimpakan kepada Bani Israil, jika merekamenolak memakan rezeki yang telahdiberikan Allah SWT kepada mereka danmereka melampaui batas. Karena merekatelah diselamatkan oleh Allah SWT darikejaran rombongan Firaun, sudahselayaknya mereka tidak menuntut yanglebih dan melampaui batas dari apa yangtelah diberi oleh Allah SWT.

6.2 Q.S Al-Isra ayat 26-27 (Makkiyyah)

ر وءات ذا ٱل بیل ولا تبذ قربى حقھۥ وٱلمسكین وٱبن ٱلسطین وكان ٢٦تبذیرا ی ن ٱلش رین كانوا إخو إن ٱلمبذ

ن لربھۦ كفورا یط .ٱلشArtinya:

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,kepada orang miskin dan orang yangdalam perjalanan dan janganlahkamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros (26),Sesungguhnya pemboros-pemborositu adalah saudara-saudara syaitandan syaitan itu adalah sangat ingkarkepada Tuhannya (27).

a. Asbabun Nuzul

Surat al-Isra’ atau dikenal juga dengannama surah Bani Israil termasuk suratMakiyah. Khusus pada ayat 26-27memiliki asbabun nuzul yang diriwayatkanoleh At-Tabrani yang bersumber dari AbuSaid Al-Khudri dan dalam riwayat lainbersumber dari Ibnu Abbas bahwa ketikaturun ayat ini, Rasulullah SAWmemberikan tanah di Fadak (tanah yangdiperoleh Rasulullah daripembagian/rampasan perang) kepadaFatimah.

b. Kandungan ayat

Berikut ini merupakan isi pokokkandungan dalam Q.S. Al-Isra' ayat 26 –27: Allah SWT telah berfirman dan

memerintahkan kepada kita semuasebagai umat Islam untuk memberikanatau menunaikan hak (berzakat,shadaqah, infaq dan lain-lain) kepadakeluarga-keluarga yang dekat, orangmiskin, musafir (orang yang dalamperjalanan).

Dalam ayat ini berisi perintahuntuk berbuat baik kepada kaumdhuafa seperti orang orang miskin,orang terlantar, dan juga orang yangdalam perjalanan.

Hak lainnya yang harus ditunaikanadalah "mempererat tali persaudaraandan hubungan kasih saya satu samalain, saling bersilaturahmi, bersikaplemah lembut dan sopan santun,memberikan bantuan kepada mereka,dan memberikan sebagaian rizeki yangAllah swt berikan kepada kita semua”.

Selanjutnya Allah SWTmemberikan penegasan bahwa kitadilarang untuk menghambur-hamburkan harta yang kita milikisecara boros atau berlebihan, Islammengajarkan kita kesederhanaan,sehingga kita harus membelanjakanharta sesuai dengan kebutuhan saja,seperlunya saja dan tidak bolehberlebihan.

Dalam ayat yang ke 27 Allahberfirman bahwa orang-orang yangberperilaku boros adalah saudara-saudaranya setan, tentu kita tidak maubukan menjadi saudara setan. Karenasetan adalah makhluk yang Allah SWTciptakan, tetapi ia ingkar kepada AllahSWT atau tidak mau menjalankan yangAllah SWT perintahkan. Sehinggasetan nantinya akan masuk ke dalamneraka, setan akan selalu menggodamanusia untuk mengajak kita masuk kedalam neraka, tentu kita sebagaiseorang muslim yang beriman tidakmau masuk ke dalam neraka,

Page 7: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

24An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

mengingat sangat pedihnya siksa didalam neraka.

c. Tafsir Ibn Katsir

Setelah Allah menceritakan tentang“berbakti kepada kedua orang tua”, Dialangsung menyambungnya denganmenceritakan tentang berbuat baik kepadakaum kerabat dan tali silaturahmi. Dalamsebuah hadits disebutkan, bahwaRasulullah pernah bersabda: “Barangsiapayang ingin dilapangkan rizkinya dandiakhirkan ajalnya (dipanjangkanumurnya), maka hendaklah iamenyambung tali silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Firman AllahTa’ala: “Dan janganlah kamumenghambur-hamburkan [hartamu] secaraboros.” Setelah menyuruh mengeluarkaninfak, Allah Ta’ala melarang berlebih-lebihan dalam berinfak, dan menyuruhmelakukannya secaraseimbang/pertengahan.

Dengan (perintah untuk) menjauhitindakan mubadzir dan berlebih-lebihan,Allah berfirman: “Sesungguhnyapemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” Yakni, dalam hal itu,mereka menjadi orang yang serupa dengansyaitan. Ibnu Mas’ud mengatakan:“Tabdzir ialah infak yang tidak padatempatnya.” Demikian pula yangdikemukakan oleh Ibnu`Abbas. Mujahidmengatakan: “Seandainya seseorangmenginfakkan hartanya secara keseluruhanmenurut haknya, maka ia tidakdikategorikan sebagai pemboros. Dan jikaia menginfakkan satu mud (satu genggam)tetapi tidak sesuai dengan haknya, maka iatermasuk sebagain pemboros.” SedangkanQatadah mengatakan: “Tabdzir ialah,menginfakkan harta dalam maksiat kepadaAllah, dalam jalan yang tidak benar danuntuk kerusakan.”

Firman-Nya: “Sesungguhnyapemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.”) Yakni, saudara dalamkeborosan, kebodohan, pengabaian

terhadap ketaatan, dan kemaksiatan kepadaAllah. Oleh karena itu, Dia berfirman:“Dan syaitan itu adalah sangat ingkarkepada Rabbnya.” Maksudnya, benar-benar ingkar, karena syaitan itu telahmengingkari nikmat Allah yang diberikankepadanya dan sama sekali tidak mauberbuat taat kepada-Nya, bahkan iacenderung durhaka kepada-Nya danmenyalahi-Nya.

d. Tafsir al-MishbahMenurut tafsir al-Mishbah karangan Prof.Dr. H.M. Quraish Shihab62, ayat ini setelahAllah SWT memberi tuntunan kepadakerabat dan selain mereka. Allahberfirman: “Dan berikanlah kepadakeluarga yang dekat baik dari pihak ibumaupun bapak walau keluarga jauh akanhaknya berupa bantuan, kebajikan dansilaturrahim, dan demikan juga kepadaorang miskin yang bukan kerabat danorang-orang yang dalam perjalanan baikdalam bentuk zakat maupun sedekah ataubantuan yang mereka butuhkan.

Kata “tabzir” atau pemborosandipahami oleh ulama dalam artipengeluaran yang bukan haq, karena itujika seseorangmenafkahkan/membelanjakan semuahartanya dalam kebaikan atau haq, makadia bukanlah seorang pemboros. SayyidinaAbu Bakr ra. Menyerahkan semuahartanya kepada Nabi saw. dalam rangkaberjihad di jalan Allah. Sayyidina Usmanra, membelanjakan separuh hartanya untukberjihad di jalan Allah. Nafkah merekaditerima oleh Rasulullah saw dan beliautidak menilai mereka sebagai pemboros.Pemborosan lebih banyak berkaitandengan tempat bukan dengan kuantitas.

Kata “ikhwan” adalah bentukjamak dari kata “akh” yang biasaditerjemahkan saudara. Yang dimaksuddengan saudara setan adalah saudaradalam bentuk ssifat-sifatnya, serta

62 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah:Pesan, Kesan dan Keserasian dalam Al-Qur’an,Vol. 7 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 449-450.

Page 8: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

25An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

keserasian antar keduanya. Mereka berduasama-sama melakukan hal yang bathiltidak pada tempatnya.

e. Munasabah ayat

Ada perbedaan pendapat di kalanganulama tentang berlebih-lebihan dalamberinfak, apakah diketegorikan tabzirseperti yang dilarang ayat ini atau tidaktermasuk seperti yang diungkapkanQuraish Shihab dalam kitab tafsirnya al-Mishbah. Adapun ulama yang melaranguntuk berlebih-lebihan dalam berinfak jugaada. Mereka berhujjah bahwa ayat tersebutmengungkapkan bahwa setelah perintahuntuk memberi nafkah, Allah SWTmelarang untuk bersikap berlebih-lebihandalam memberi nafkah (membelanjakanharta), tetapi yang dianjurkan adalahpertengahan. Seperti yang disebutkan olehAllah SWT dalam ayat lain dalam suratAal-Furqan ayat 67, yang berbunyi:“Dan orang-orang yang apabilamembelanjakan (harta) mereka tidakberlebih-lebihan dan tidak pulakikir…..(QS; al-Furqan: 67).

6.3 Q.S Al-Baqarah Ayat 278-279.(Madaniyyah)

ا إن بو وذروا ما بقي من ٱلر أیھا ٱلذین ءامنوا ٱتقوا ٱ یؤمنین ٢٧٨كنتم م ن ٱ فإن لم تفعلوا فأذنوا بحرب م

لكم لا تظلمون و لا ورسولھۦ وإن تبتم فلكم رءوس أمو.تظلمون

Artinya:

278. Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah dan tinggalkansisa riba (yang belum dipungut) jika kamuorang-orang yang beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,bahwa Allah dan Rasul-Nya akanmemerangimu. Dan jika kamu bertaubat(dari pengambilan riba), maka bagimu

pokok hartamu; kamu tidak menganiayadan tidak (pula) dianiaya.

a. Asbab an Nuzul

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwaturunnya ayat tersebut berkenaan denganpengaduan Bani Mughirah kepadagubernur Makkah setelah Fathu Makkah,yaitu ‘Attab bin As-yad tentang hutang-tentangnya yang ber-riba sebelum adahukum pengahpusan riba, kepada Bani‘Amr bin ‘Auf dari suku Tsaqif. BaniMughirah berkata kepada ‘Attab bin As-yad: “Kami adalah manusia yang palingmenderita akibat dihapusnya riba. Kamiditagih membayar riba oleh orang lain,sedang kami tidak mau menerima ribakarena mentaati hukum penghapusanriba.” Maka berkata Banu ‘Amr : “Kamiminta penyelesaian atas tagihan ribakami.” Maka Gubernur ‘Attab menulissurat kepada Rasulullah saw. yang dijawaboleh Nabi saw. sesuai ayat di atas.(Diriwayatkan oleh Abu Ya’la di dalammusnadnya dan dari al-Kalbi dari AbiShaleh, yang bersumber dari IbnuAbbas).63

b. Kandungan Ayat.

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 278 ini AllahSWT menghubungkan perintahmeninggalkan riba dengan perintahbertakwa. Dengan hubungan itu seakan-akan Allah SWT mengatakan : ”Jika kamubenar-benar beriman tinggalkanlah ribaitu. Jika kamu tidak menghentikannyaberarti kamu telah berdusta kepada AllahSWT dalam pengakuan imanmu.Mustahillah seseorang uang mengakuiberiman dan bertakwa melakukan riba,karena perbuatan-perbuatan itu mungkinada pada diri seseorang pada saat atauwaktu yang sama.

63Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Terjemah TafsirAl-Maraghi Vol. 3 (Semarang: CV Toha Putra,1986), h. 97.

Page 9: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

26An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

Ayat ini senada dengan SabdaRasulullah saw :

ا نى حین یزنى وھو لا مؤمن یزنى الزArtinya : “Tidak berzina orang yang

dalam keadaan dia beriman.”

Maksudnya seseorang yang betul-betul beriman tidak akan melakukan zina,begitu pula seseorang yang betul-betulberiman tidak akan melakukan riba. DalamQS. Al-Baqarah 279 merupakan penegasanyang terakhir dari Allah kepada pemakanriba. Nadanya pun sudah bersifat ancamankeras dan dihadapkan kepada orang yangtelah mengetahui hukum riba, tetapimereka masih terus melakukannya. Iniberarti bahwa mereka yang tidakmengindahkan perintah-perintah Allah,mereka disamakan dengan orang yangmemerangi agama Allah. Orang yangmemerangi agama Allah akan diperangiAllah dan RasulNya.64

“Diperangi Allah”, maksudnya :bahwa Allah akan menimpakan adzabyang pedih di dunia dan akhirat.“Diperangi rasul-Nya”, maksudnya :bahwa para rasul telah memerangipemakan riba di zamannya. Orangpemakan riba dihukum murtad danmenentang hukum Allah, maka dari itumereka boleh diperangi. Namun apabilapemakan riba itu menghentikanperbuatannya, dengan mengikuti perintah-perintah Allah dan menghentikanlarangan-larangan Nya, maka merekaboleh menerima atau mengambil kembalipokok modal mereka, tanpa dikurangisedikitpun.65

c. Tafsir Ibn Katsir

Allah berfirman seraya memerintahkanhamba-hamba-Nya yang beriman untuk

64Badan Wakaf Universitas IslamIndonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Vol.I (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1990), h.481.

65Badan Wakaf Universitas IslamIndonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, h. 482.

bertakwa kepada-Nya sekaligus melarangmereka mengerjakan hal-hal yang dapatmendekatkan kepada kemurkaan-Nya danmenjauhkan dari keridhaan-Nya, di manaDia berfirman: Hai orang-orang yangberiman, bertakwalah kepada Allah.Maksudnya, takutlah kalian kepada-Nyadan berhati-hatilah, karena Dia senantiasamengawasi segala sesuatu yang kalianperbuat.

“Dan tinggalkan sisa riba [yangbelum dipungut].” Artinya, tinggalkanlahharta kalian yang merupakan kelebihandari-pokok yang harus dibayar orang lain,setelah datangnya peringatan ini. “Jikakalian orang-orang yang beriman” Yaitu,beriman kepada syariat Allah, yang telahditetapkan kepada kalian, berupapenghalalan jual beli, pengharaman riba,dan lain sebagainya. Zaid bin Aslam, IbnuJuraij, Muqatil bin Hayan dan as-Suddimenyebutkan bahwa redaksi ayat iniditurunkan berkenaan dengan Bani ‘Amrbin Umair dari suku Tsaqif, dan BaniMughirah dari Bani Makhzum. Di antaramereka telah terjadi praktek riba padamasa jahiliyah. Setelah Islam datang danmereka memeluknya, suku Tsaqif memintauntuk mengambil harta riba itu darimereka. Kemudian mereka punbermusyawarah, dan Bani Mughirah punberkata: “Kami tidak akan melakukan ribadalam Islam dan menggantikannya denganusaha yang disyariatkan.

Kemudian Utab bin Usaid,pemimpin Makkah, menulis suratmembahas mengenai hal itu danmengirimkannya kepada Rasulullah saw.Maka turunlah ayat tersebut. LaluRasulullah membalas Surat Utab dengansurat yang berisi: “Hai orang-orang yangberiman, bertakwalah kepada Allah dantinggalkan sisa riba [yang belum dipungut]jika kamu orang-orang yang beriman.Maka jika kamu tidak mengerjakan[meninggalkan sisa riba] maka ketahuilahbahwa Allah dan Rasul-Nya akanmemerangimu. ”Maka mereka punmengatakan, “Kami bertaubat kepada

Page 10: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

27An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

Allah Ta’ala dan kami tinggalkan sisa ribayang belum kami pungut.” Dan merekasemua pun akhirnya meninggalkannya.Ayat ini merupakan peringatan keras danancaman yang sangat tegas bagi orangyang masih tetap mempraktekkan ribasetelah adanya peringatan tersebut.

Ibnu Juraij menceritakan, IbnuAbbas mengatakan bahwasanya ayat:“Maka jika kalian tidak mengerjakan[meninggalkan riba], maka ketahuilahbahwa Allah dan Rasul-Nya akanmemerangi kalian.” Maksudnya ialah,yakinilah bahwa Allah dan Rasul-Nyaakan memerangi kalian. Sedangkanmenurut All bin Abi Thalhah, dari IbnuAbbas, mengenai ayat ini adalah:Barangsiapa yang masih tetap melakukanpraktek riba dan tidak melepaskan diridarinya, maka wajib atas imam kaummuslimin untuk memintanya bertaubat,jika ia mau melepaskan diri darinya, makakeselamatan baginya, dan jika menolak,maka ia harus dipenggal lehernya.

Setelah itu Allah swt. berfirman:“Dan jika kalian bertobat [daripengambilan riba], maka bagi kalianpokok harta kalian. Kalian tidakmenganiaya dan tidak [pula] dianiaya.”Maksudnya, kalian tidak berbuat zhalimdengan mengambil pokok harta itu: “Dantidak pula dianiaya.” Maksudnya, karenapokok harta kalian dikembalikan tanpatambahan atau pengurangan (yaitu:memperoleh kembali pokok harta). IbnuMardawaih meriwayatkan, Imam asy-Syafi’i memberitahu kami, dari Sulaimanbin `Amr, dari ayahnya, ia menceritakan,aku pernah mendengar Rasulullahbersabda: “Ketahuilah, sesungguhnyasetiap riba dari riba jahiliyah itu sudahdihapuskan. Maka bagi kalian pokok harta[modal] kalian. Kalian tidak menganiayadan tidak pula dianiaya.”

d. Tafsir at-Thabari

Berkata Imam Abu Ja’far:” Hai orang-orang beriman” artinya orang-orang yang

meyakini Allah SWT dan Rasulnya.“Bertaqwalah kepada Allah SWT, denganmentaati apa yang diperintahkan AllahSWT dan jauhilah apa yang dilarang.Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman, untuk meninggalkanriba yaitu lebihan yang ada pada pinjaman,yang mana riba ini banyak dilakukan olehmereka sebelum turunnya ayat ini. Apabilamereka benar-benar beriman, yang artinyamereka benar-benar yakin kepada AllahSWT dan Rasulnya dengan kayakinanyang sungguh-sungguh baik dari perkataandan disesuaikan dengan perbuatan.

Selanjutnya Allah SWTmeningatkan lagi, apabila mereka kaumMuslimin tidak mau meninggalkan riba,maka Allah SWT mengizinkan kepadapara ulama untuk memerangi mereka,dengan maksud boleh memukul lehernyajika mereka melakukan atau mengamalkanriba.66

7. Hadis-hadis Tentang Konsumsi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,konsumsi merupakan keniscayaan dalamkehidupan manusia. Untukmempertahankan kehidupanya, manusiamembutuhkan konsumsi. Kebutuhan akankonsumsi ini semakin lama semakinberkembang sejalan dengan pola dan gayahidup manusia. Semakin maju peradabanmanusia, semakin tinggi pula kebutuhannypada barang-barang yang akan dikonsumsidengan beragam jenisnya. Rasulullah tidakmenisbikan adaya kemungkinan, sembarimenyatakan bahwa keinginan manusiaakan barang-barang (hartaa) tidak adabatasnya, oleh sebab itu manusia sendiriyang harus membatasinya. SabdaRasulullah SAW:

66 Abu Ja’far At-Thabari,”Jami’ al-Bayanfi Takwil al-Qur’an (Lebanon: Muassasah ar-Risalah, 2000), h.24.

Page 11: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

28An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

حدثنا یحیى بن یحیى وسعید بن منصور وقتیبة بن سعید قال یحیى أخبرنا وقال الآخران حدثنا أبو عوانة عن علیھ وسلم لو صلى الله قتادة عن أنس قال قال رسول اللهكان لابن آدم وادیان من مال لابتغى وادیا ثالثا ولا یملأ على من تاب جوف ابن آدم إلا التراب ویتوب الله

Artinya:

Rasullullah SAW bersabda: Seandainyaseorang manusia mempunyai hartasebanyak dua lembah, niscaya ia akanmencarinya lembah yang ketiga dan tidakakan penuh mulut manusia itu kecualidengan tanah (kematian) dan Allah akanmengampuni orang yang bertaubat.”(HR.Bukhori dan Muslim).

Karena itu, dalam hadis lainRasulullah SAW selalu berhati-hati danmembatasi diri sesuai dengan kebutuhandan tidak memperturutkan keingini atauhawa nafsu. Tidak makan kecuali jikasudah lapar dan berhenti makan sebelumkenyang. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, Rasulullah tidak rakus danmelarang sikap rakus itu sebagaimanadijelaskan dalam hadis sebelumnya. JustruRasulullah SAW menganjurkan supayahidup hemat, sebagaimana sabdanya:

علیھ صلى الله عن أبي ھریرة أنھ قال قال رسول اللهطعام الثلاثة كافي وسلم طعام الاثنین كافي الثلاثة و

الأربعة

Artinya: Makanan untuk dua orang cukupuntuk dimakan tiga orang, & makanan tigaorang cukup dimakan untuk empat orang.[HR. Muslim No.3835].

Imam An-Nawawi berkata, “Dalamhadist ini terdapat anjuran untuk berbagidalam makanan, sesungguhnya walaupunmakanan itu sedikit tetapi akan terasacukup, dan ada keberkahan di dalamnyayang diterima oleh seluruh yang hadir.67

67Imam an-Nawawi, Syarhun Nawawi li ShahiihiMuslim, hadis Bab. XIV/23).

Ibnu Hajar berkata, “Dari hadisttersebut kita dapat mengambil faedah,bahwasanya kecukupan itu hadir darikeberkahan berkumpul saat makan danbahwasanya semakin banyak anggota yangberkumpul maka akan semakin bertambahberkahnya.

عن أبي عبد الله النعمان بن بشیر رضي الله عنھما قال إن الحلال : سمعت رسول الله صلى الله علیھ وسلم یقول

بین وإن الحرام بین وبینھما أمور مشتبھات لا یعلمھن بھات فقد استبرأ لدینھ ك ثیر من الناس، فمن اتقى الش

بھات وقع في الحرام، وعرضھ، ومن وقع في الشاعي یرعى حول الحمى یوشك أن یرتع فیھ، ألا وإن كالر

إن حمى الله محارمھ ألا وإن في لكل ملك حمى ألا و الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كلھ وإذا فسدت

رواه البخاري ومسلم. [فسد الجسد كلھ ألا وھي القلب

Artinya : “Dari Abu ABdillah Nu’man binBasyir r.a,”Saya mendengar RasulullahSAW bersabda, ‘Sesungguhnya yang halalitu jelas dan yang haram itu jelas. Diantara keduanya terdapat perkara-perkarayang syubhat (samar-samar) yang tidakdiketahui oleh orang banyak. Maka,barang siapa yang takut terhadap syubhat,berarti dia telah menyelamatkan agamadan kehormatannya. Dan barang siapayang terjerumus dalam perkara syubhat,maka akan terjerumus dalam perkara yangdiharamkan. Sebagaimana penggembalayang menggembalakan hewangembalaannya di sekitar (ladang) yangdilarang untuk memasukinya, maka lambatlaun dia akan memasukinya. Ketahuilahbahwa setiap raja memiliki larangan danlarangan Allah adalah apa yang Diaharamkan. Ketahuilah bahwa dalam diri initerdapat segumpal daging, jika dia baikmaka baiklah seluruh tubuh ini dan jika diaburuk, maka buruklah seluruh tubuh.Ketahuilah bahwa dia adalah hati” (HR.Bukhari dan Muslim).

Pelajaran dan Faidah Hadits:

1) Penjelasan pembagian segalasesuatu dalam syariat ini kepada

Page 12: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

29An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

tiga bagian, halal yang jelas, haramyang jelas, dan perkara yang samarberkisar di antara keduanya.

2) Sesungguhnya perkara yangsyubhat tidak diketahui olehmayoritas orang, dan hanyasebagian mereka saja yangmengetahui hukumnya dengandalilnya.

3) Meninggalkan perkara yangsyubhat sampai (benar-benar)diketahui kehalalannya.

4) Perumpamaan digunakan untukmemahami perkara yang abstrakkepada perkara yang kongkrit.

5) Sesungguhnya seseorang, jika iaterjatuh ke dalam perkara syubhat,ia akan mudah meremehkanperkara-perkara yang jelas(haramnya).

6) Penjelasan agungnya kedudukanhati, dan seluruh anggota tubuhmengikutinya. Seluruh anggotatubuh akan baik jika hatinya baik,dan akan buruk jika hatinya buruk.

7) Sesungguhnya kerusakan lahir(seseorang) menunjukkankerusakan batinnya.

8) Berhati-hati (dan menjuhi diri) dariperkara-perkara syubhatmerupakan penjagaan diri terhadapagama seseorang dari kekurangan,dan penjagaan terhadap hargadirinya dari celaan-celaan.

8. Prinsip-prinsip Konsumsi dalamIslam

Menurut M. Abdul Mannan,68 perintahIslam mengenai konsumsi dikendalikanoleh beberapa prinsip, yaitu:

1) Prinsip keadilan, artinya konsumsitidak boleh menimbulkan kezaliman,berada dalam koredor dan aturan atau

68 MA. Mannan dalam Muh. Said HM, PengantarEkonomi Islam (Pekanbaru: Suska Press, 2008), h.81.

hukum Islam. Konsumsi juga harusyang halal dan baik.

2) Prinsip kebersihan, ini sesuai denganFirman Allah sWT yang berbunyi:“Allah menghalalkan bagi merekasegala yang baik (bersih) danmengharamkan bagi mereka segalayang buruk (kotor).” (QS: Al-Araf:157). Yang dimaksud dengan bersihadalah bebas dari kotoran najis, ataupanyakit yang dapat merusak fisikataupun mental manusia, tidakmenjijikkan sehingga merusak selera.

3) Prinsip kesederhanaan, prinsip inimengatur manusia agar dalamkehidupan sehari-harinya tidak terlaluberlebihan. Sifat berlebihan (israf)sangat dibenci Allah SWT danmerupakan pangkal dari kerusakan dibumi. Ini sesuai dengan Firman AllahSWT dalam surat Al-Isra’ ayat 26-27yang telah dibahas sebelumnya.

4) Prinsip kemurahan hati, prinsip inimempunyai dua makna yaitukemurahan Allah kepada manusiayang telah memberikan rahmat danni’matNya melalui sifat Rahman danRahimNya dan sikap murah hatimanusia dengan menafkahkansebagian hartanya kepada orang lain,dan

5) Prinsip moralitas. Kelima prinsip inimenjadi pegangan dalam aktivitaskonsumsi sejalan dengan ajaran Islam.Allah SWT memberikan makanan danminuman untuk keberlangsunganhidup manusia agar dapatmeningkatkan nilai-nilai moral danspritual. Seorang Muslim diajarkanmenyebut nama Allah sebelum makandan menyatakan terima kasih setelahmakan.

9. Kesimpulan

Konsumsi merupakan suatu hal yangniscaya dalam kehidupan sehari-harimanusia, karena ia membutuhkan berbagaikonsumsi untuk dapat mempertahankan

Page 13: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

30An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

hidupnya. Akifitas konsumsi dalam Islammerupakan salah satu aktifitas ekonomimanusia yang bertujuan untukmeningkatkan ibadah dan keimanankepada Allah SWT dalam rangkamendapatkan kemenangan, kedamaian dankesejahteraan akhirat (falah), baik denganmembelanjakan uang atau pendapatannyauntuk keperluan dirinya maupun untukamal saleh bagi sesamanya. Adapun dalamprespektif konsvensional, aktifitaskonsmusi sangat erat kaitannya denganmaksimalisasi kepuasan (utility).

Keseimbangan konsumsi dalamekonomi Islam didasarkan pada prinsipkeadilan distribusi. Jika tuan Amengalokasikan pendapatannya setahunhanya untuk kebutuhan materi, dia tidakberlaku adil karena ada pos yang belumdibelanjakan, yaitu konsumsi sosial. Jikademikian, sesungguhnya dia hanyabertindak untuk jalannya diakhirat nanti.

Untuk mengetahui apakah pemakaiansuatu barang termasuk kedalam konsumsiatau bukan, terdapat beberapa cirri-ciriyang membedakannya, diantaranya:

Barang konsumsi memilikimanfaat, nilai dan volume yangjika digunakan akan habissekaligus atau habisnya secaraberangsur-angsur.

Barang konsumsi digunakan untukmemenuhi kebutuhan hidup. Jikapenggunaan traktor, cangkul, paludan sebagainya, tidak termasukkedalam kegiatan konsumsi, karenabarang atau benda tersebuttermasuk kedalam produksi.Barang konsumsi juga merupakanbarang ekonomi dan diperolehdengan pengorbanan.

Adapun faktor-faktor yang dapatmempengaruhi kegiatan konsumsi, yangdiantaranya seperti:

1. Jumlah anggota keluarga.

2. Harga dari barang, dan3. Tingkat dari penghasilan atau

pendapatan.

Konsumsi dalam Ekonomi Islam,menurut Yusuf Qordhawi, ada beberapapersyaratan yang harus dipenuhi dalamberkonsumsi, antaranya: konsumsi barang-barang yang baik (halal), berhemat, tidakbermewah-mewah, menjauhi hutang,menjauhi kebakhilan dan kekikiran.Konsumsi berlebih-lebihan, yangmerupakan ciri khas masyarakat yangtidak mengenal Tuhan, dikutuk dalamIslam dan disebut denganistilah isra (pemborosan)atau tabzir (menghambur – hamburkan harta tanpa guna).

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, TerjemahTafsir Al-Maraghi vol.3 (Semarang: CV Toha Putra,1986.

Al-Mahally dan As-Suyuthi, JalaluddinMuhammad Ibn Ahmad danJalaluddin Ibn Abi Bakr. TafsirJalalain. tt.tt.

At-Thabari, Abu Ja’far, Jami’ al-Bayan fiTakwil al-Qur’an Lebanon:Muassasah ar-Risalah, 2000.

Al-Qordhawi, Yusuf, Norma dan EtikaEkonomi Islam, terjemah ZainalArifin Jakarta: Gema Insani Press,1997.

As- Shiddiqi Muhammad Nejatullah,Pemikiran Ekonomi Islam,terjemah Ahmad Muflih SaefuddinJakarta: LIPPM, 1991.

Ibn Katsir, Abu al-Fida’ Ismail Ibn Umar.Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Jilid 5.(Mesir: Dar Athayyibah Li-ansyrWa-attauzi, 1999.

Badan Wakaf Universitas IslamIndonesia, Al-Qur’an danTafsirnya, Vol. I , Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1990.

Page 14: PANDANGAN ISLAM TENTANG KONSUMSI (ANAL ISIS …

31An-Nahl No.05. Vol.09 Juni 2017

Novembe2016

Suwiknyo, Dwi, Kompilasi Tafsir: Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2010.

Idri, Hadis Ekonomi: Ekonomi dalamPrespektif Hadis Nabi, Jakarta:Prenada Media Group, 2015.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’anBidang Litbang dan DiklatDepartemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: PembangunanEkonomi Umat, Jakarta:Departemen Agama RI, 2009.

Fairani, Lukman, Tafsir Ayat-AyatTentang Konsumsi: Aplikasi Tafsir

Ekonomi Al-Qur’an, Yogyakarta:Jurnal MSI UII, 2013.

Shihab, Muhamad Quraish, Tafsir al-Mishbah, Jakarta: : Lentera Hati, 2002.Said HM, Muh., Pengantar EkonomiIslam, Pekanbaru: Suska Press, 2008.Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori

Ekonomi; Pendekatan KepadaTeori Mikro dan Makro, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1996

Samuel Son, Paul dan D Nor Hans,William, Ekonomi, Jilid. 1, Jakarta:Airlangga, 1993.