Pandangan islam tentang kehamilan

21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan. Memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi penentu baik atau buruknya suatu masyarakat. Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan anak-anak. Bahkan wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting dalam melahirkan generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu, merupakan sebuah kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada di ambang ancaman, jika saja permasalahan tersebut tidak mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak. Oleh sebab itu, Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami terhadap pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut. Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat perhatian besar dari Islam. Pertumbuhan dan keselamatan seorang anak di masa kecil, menentukan nasibnya di kemudian hari. 11

description

 

Transcript of Pandangan islam tentang kehamilan

Page 1: Pandangan islam tentang kehamilan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan. Memberikan

perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya sebagai bagian

penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi penentu baik atau

buruknya suatu masyarakat.

Permasalahan keluarga tentu saja berkaitan erat dengan wanita dan anak-anak. Bahkan

wanita memegang peranan terhadap kelangsungan dan kesinambungan keluarga

tersebut. Perkembangan keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada

di posisi terpenting dalam melahirkan generasi baru dari manusia.

Proses kehamilan yang sepenuhnya diemban oleh seorang calon ibu, merupakan sebuah

kerja keras dan penuh resiko. Membuat wanita berada di ambang ancaman, jika saja

permasalahan tersebut tidak mendapatkan perhatian memadai dari semua pihak.

Oleh sebab itu, Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil

diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami terhadap

pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut.

Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat perhatian besar dari Islam.

Pertumbuhan dan keselamatan seorang anak di masa kecil, menentukan nasibnya di

kemudian hari.

Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan anak-anak merupakan tulang punggung dari

kesinambungan manusia di dunia ini. Kewajiban semua pihaklah untuk peduli terhadap

masalah tersebut.

B.  RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan ?

2. Bagaimana Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran ?

3. Bagaimana  Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat

Kelahiran  Dan Pasca Kelahiran ?

11

Page 2: Pandangan islam tentang kehamilan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan

Allah SWT telah menciptakan manusia secara berpasangan. Ada laki-laki, ada juga

perempuan. Dengan adanya pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan

berkembang dari masa ke masa. Proses alami dari perkembangan manusia dalam

berketurunan adalah dengan cara berhubungan suami istri antara laki-laki dan

perempuan dalam sebuah wadah mulia dan ikatan suci yaitu pernikahan. Dari hasil

hubungan tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang istri. Proses kehamilan ini

merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan keturunan. Bahkan

secara naluri semua makhluk hidup juga mengetahui hal tersebut.

Allah SWT berfirman:

�ق�م� �لد�ين� و�ج�ه�ك� ف�أ �يف�ا ل ن ت� ح� �ه� ف�ط�ر� �ي الل �ت ف�ط�ر� ال

�اس� �ه�ا الن �ي �د�يل� ال� ع�ل �ب ل�ق� ت �خ� �ه� ل �ك� الل �م+ الد�ين+ ذ�(ل �ق�ي ال

��(ك�ن �ر� و�ل �ث ك� �اس� أ �م+ون� ال� الن �ع�ل ي

Artinya: “Dialah yang telah  menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan

darinya pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan

…”(QS. Ar-rum: 30)

 

Kelahiran anak yang melewati proses kehamilan juga faktor yang dapat meningkatkan

rasa kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya. Kelahiran anak melewati

proses yang panjang-lebih kurang 9 bulan. Sang ibu menunggu kelahiran buah hatinya

dengan penuh harap dan bahagia. Proses keibuan pun tumbuh secara alami di samping

harus aktifitas sehari-hari. Secara tak langsung memapah calon anak yang ada dalam

kandungannya selama proses kehamilan berlangsung.

Kasih sayang orang tua terutama ibu kepada anaknya, tonggak awal dari keharmonisan

rumah tangga. Anak tumbuh sehat dan penuh perhatian dari kedua orang tuanya. Kasih

sayang itulah kunci dari keharmonisan rumah tangga. Menjadikan sebuah keluarga

kokoh dan bahagia. Selain itu, kasih sayang itu sendiri merupakan anugerah Sang

Pencipta.

11

Page 3: Pandangan islam tentang kehamilan

Allah SWT berfirman:

Artinya:” Di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah dijadikan bagimu pasangan

dari golongan kamu sendiri, supaya kamu merasa tentram kepadanya, dan Dia

menjadikan di antara kamu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum)

Kasih sayang itu pulalah yang membuat anak tidak dapat melupakan kedua orang

tuanya. Bahkan ketika mereka meninggal dunia sekalipun. Sebagai rasa bakti anak

kepada orang tua Islam menganjurkan mereka untuk selalu berdoa:

Artinya: “ Ya Allah, ampunilah dosa ku dan dosa kedua orang tuaku, sebagaimana

mereka telah mendidikku di waktu kecil.”

B. Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran

Allah SWT sebagai pencipta makhluk, telah menjelaskan proses demi proses penciptaan

manusia di dalam rahim seorang perempuan. Proses perubahan janin dari setetes mani

hingga menjadi manusia yang sempurna. Sebelum teknologi berkembang, hal itu

merupakan perkara ghaib yang tidak diketahui oleh manusia, karena letaknya yang

sangat dalam. Belum ada alat yang dapat menjangkau hingga ke dalam rahim tersebut.

Walaupun begitu, Al-Quran telah berbicara tentang proses penciptaan manusia di dalam

rahim tahap demi tahap. Menakjubkan, sejak 14 abad yang lalu dan ternyata sekarang

terbukti, semua kandungan Al-Quran tersebut benar dan tidak salah sedikitpun

Allah SWT berfirman:

�ا 5ه�ا ي ي� �اس+ أ �ن� الن +م� إ �ت +ن �ب7 ف�ي ك ي �ع�ث� م�ن� ر� �ب �ا ال �ن +م� ف�إ �اك �ق�ن ل اب7 م�ن� خ� +ر� ت

�+م +ط�ف�ة7 م�ن� ث +م� ن �ق�ة7 م�ن� ث +م� ع�ل �ق�ة7 م+ض�غ�ة7 م�ن� ث ل �ر� م+خ� �ق�ة7 و�غ�ي ل �ن� م+خ� �ي +ب �ن ل

+م� �ك +ق�ر5 ل � ف�ي و�ن ح�ام ر�� اء+ م�ا األ� �ش� �ى( ن �ل �ج�ل7 إ مJى أ +م� م+س� +م� ث +خ�ر�ج+ك ط�ف�ال� ن

�+م +غ+وا ث �ل �ب �ت +م� ل د�ك �ش+ +م� أ �ك �و�ف�ى( م�ن� و�م�ن +ت +م� ي �ك د5 م�ن� و�م�ن +ر� �ى( ي �ل ذ�ل� إ ر�� أ

�ع+م+ر� �ال� ال �ي �ك �م� ل �ع�ل �ع�د� م�ن� ي 7 ب �م ل �ا ع� �ئ ي ى ش� �ر� ر�ض� و�ت� �ذ�ا ه�ام�د�ة� األ� �ا ف�إ �ن ل �ز� �ن أ

�ه�ا �ي �م�اء� ع�ل ت� ال ��ز �ت� اه�ت ب �ت� و�ر� �ت �ب �ن +ل� م�ن� و�أ و�ج7 ك �ه�يج7 ز� ب

Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan ( dari kubur),

maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian

dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging

yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu

11

Page 4: Pandangan islam tentang kehamilan

dan kami tetap kan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah di

tentukan. Kemudian kami keluarkan kamu sebagi bayi, kemudian(dengan berangsur-

angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang di

wafatkan dan ( ada pula) di antara kamu yang di panjangkan umurnya sampai

pikun ,supaya dia tidak mengetahui lagi suatupun yang dahulu telah di ketahuinya. Dan

kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya,

hiduplah bumu itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan

yang indah.“(QS.Al-Hajj: 5)

  �ا 5ه�ا ي ي� �اس+ أ �ن� الن +م� إ �ت +ن �ب7 ف�ي ك ي �ع�ث� م�ن� ر� �ب �ا ال �ن +م� ف�إ �اك �ق�ن ل اب7 م�ن� خ� +ر� ت

�+م +ط�ف�ة7 م�ن� ث +م� ن �ق�ة7 م�ن� ث +م� ع�ل �ق�ة7 م+ض�غ�ة7 م�ن� ث ل �ر� م+خ� �ق�ة7 و�غ�ي ل �ن� م+خ� �ي +ب �ن ل

+م� �ك +ق�ر5 ل � ف�ي و�ن ح�ام ر�� اء+ م�ا األ� �ش� �ى( ن �ل �ج�ل7 إ مJى أ +م� م+س� +م� ث +خ�ر�ج+ك ط�ف�ال� ن

�+م +غ+وا ث �ل �ب �ت +م� ل د�ك �ش+ +م� أ �ك �و�ف�ى( م�ن� و�م�ن +ت +م� ي �ك د5 م�ن� و�م�ن +ر� �ى( ي �ل ذ�ل� إ ر�� أ

�ع+م+ر� �ال� ال �ي �ك �م� ل �ع�ل �ع�د� م�ن� ي 7 ب �م ل �ا ع� �ئ ي ى ش� �ر� ر�ض� و�ت� �ذ�ا ه�ام�د�ة� األ� �ا ف�إ �ن ل �ز� �ن أ

�ه�ا �ي �م�اء� ع�ل ت� ال ��ز �ت� اه�ت ب �ت� و�ر� �ت �ب �ن +ل� م�ن� و�أ و�ج7 ك �ه�يج7 ز� ب

Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes air mani,

sesudah itu dari segumpal darah, kemudian di lahir kan kamu sebagai seorang anak.

Kemudian(kamu di biarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa ( dewasa).

Kemudian (di biarkan hidup lagi ) sampai tua. Di antara kamu ada yang di wafatkan

sebelum itu. Kami perbuat demikian supaya kamu sampai kepada ajal yang di tentukan

dan supaya kamu memahami(nya)”.(QS.Al-Mu’min: 67)

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati

(berasal dari tanah). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)

dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal

darah. Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging

kami jadikan tulang belulang. Lalu tulang belulan itu kami bungkus dengan daging.

Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci Allah,

pencipta yang paling baik.”(QS.Al-Mu’minun:12-14)

 

11

Page 5: Pandangan islam tentang kehamilan

C.  Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat

Kelahiran  Dan Pasca Kelahiran

 

A. PRA KEHAMILAN

Masa pra-kehamilan dapat dibagi dua bagian. Pertama masa pra-nikah dan kedua masa

pra-hamil setelah nikah ;

Pra Nikah

Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW bahwa setiap pemuda yang sudah berkemampuan

baik dari segi fisik (jasmani dan rohani), materi dan mental untuk segera memenuhi

sunnatullah yaitu mendirikan rumah tangga (nikah).

Hadist Nabi:

Wahai sekalian pemuda, barang siapa yang telah mampu hendaklah menikah, karena

menikah itu lebih dapat menjga pandangan dan memelhara kemaluan (dari zina).

Selain itu, anjuran Rasulullah SAW bahwa seorang pemuda hendaklah memilih calon

istri yang memenuhi kriteria baik, yaitu agamanya, keturunannya, hartanya dan

kecantikannya. Di sini perlu kehati-hatian dan bukannya mengedepankan nafsu

sehingga mengabaikan faktor agama sang istri. Bahkan dalam alqur’an surah…. 

disebutkan bahwa menikahi seorang budak mukmin jauh lebih baik dari menikahi

wanita kafir meskipun ia sangat cantik dan kaya.

�ك�ح+وا و�ال� �ن �ات� ت ر�ك �م+ش� �ى( ال ت +ؤ�م�ن� ح� �م�ة ي �ة و�أل� �ر م+ؤ�م�ن ي �ة7 م�ن� خ� ر�ك م+ش�

�و� +م� و�ل �ك �ت ب �ع�ج� �ك�ح+وا و�ال� أ +ن �ين� ت ر�ك �م+ش� �ى( ال ت +وا ح� +ؤ�م�ن �د^ ي �ع�ب �ر م+ؤ�م�ن و�ل ي خ�

ر�ك7 م�ن� �و� م+ش� +م� و�ل �ك ب �ع�ج� �ك� أ �(ئ +ول �د�ع+ون� أ �ى ي �ل �ار� إ �ه+ الن �د�ع+و و�الل �ى ي �ل إ

�ة� ن �ج� ة� ال �م�غ�ف�ر� �ه� و�ال �ذ�ن �إ �ن+ ب �ي +ب �ه� و�ي �ات �اس� آي �لن �ه+م� ل �ع�ل ون� ل �ر+ �ذ�ك �ت ي

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.

Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun

dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan

wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin

11

Page 6: Pandangan islam tentang kehamilan

lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke

neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka

mengambil pelajaran. 

(AlBaqarah: 221)

Pra – Kehamilan Setelah Nikah

(i). Memberi Nafkah Terhadap Istri.

Ayat Allah SWT dalam surah (Talaq ayat 7):

Artinya : Hendaklah orang yang mampu itu memberikan nafkah kepada istrinya

menurut kemampuannya, dan orang yang sempit rezekinya itu, hendaklah memberi

nafkah menurut (kadarnya) apa yang diberikan Allah kepadanya (Talaq: 7)

Perempuan sebagai istri berhak mendapatkan jaminan kesejahteraan. Baik berupa

sandang dan pangan yang cukup. Tidak hanya ketika istri sedang menjalani proses

reproduksi ( mengandung,melahirkan dan menyusui). Tetapi di luar masa-masa itu,

statusnya sebagai istri dan ibu dari anak-anak, harus diprhatikan pula. Hal ini di

sebutkan dalam firman Allah SWT :

Artinya: ”Di atas pundak ayah terletak tanggung jawab memberikan nafkah dan

perlindungan bagi ibu dan anak-anaknya secara makruf”. (QS.Al-Baqarah:233)

Wanita Berhak Atas Tempat Tinggal yang Layak dari Suaminya

Seorang istri membutuhkan tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk mendukung

perkembangan psikologis. Baik bagi sang istri maupun janin yang ada di dalam

kandungannya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan suami untuk bertanggung jawab

atas ketersediaan rumah dan tempat tinggal yang memadai untuk istrinya, bahkan

dengan bahasa yang cukup jelas Al-Quran menyatakan:

�ف�ق� +ن �ي ع�ة7 ذ+و ل �ه� م�ن� س� ع�ت �ه� ق+د�ر� و�م�ن� س� �ي ق+ه+ ع�ل �ف�ق� ر�ز� +ن �ي م�م�ا ف�ل

�اه+ �ه+ آت �ل�ف+ ال� الل +ك �ه+ ي ا الل �ف�س� �ال� ن �اه�ا م�ا إ �ج�ع�ل+ آت ي �ه+ س� �ع�د� الل ب

ر7 ا ع+س� ر� +س� يArtinya: “ Tempatkanlah  mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)

mereka…….. (S.At-Talaq:6)

 

11

Page 7: Pandangan islam tentang kehamilan

Dalam ayat ini ada beberapa pengertian yang bisa diambil:

1. Suami harus menyediakan rumah bagi istrinya sesuai dengan kemampuannya.

2. Suami harus tinggal bersama istrinya. Tidak sering meniggalkannya kecuali

untuk keperluan yang sangat penting.Kalau dalam kondisi normal saja seorang

suami tidak boleh sembarangan meninggalkan istrinya, apalagi ketika hamil

yang sangat membutuhkan perhatian dari suaminya.

3. suami tidak boleh menyakitkan hati istri dengan tidak memberikan fasilitas yang

dibutuhkan.

(iii) Melayani istri dengan baik

Ayat allah SWT:

Dan bergaullah dengan mereka secara baik, kemudian jika tidak menyukai mereka

(bersabarlah), karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan

padanya kebaikan yang banyak (Annisa: 19)

Dari ayat  di atas, suami sebagai kepala keluarga diminta selalu melayani istrinya

dengan baik, bahkan saat suami menemukan satu kelemahan dari istrinya, maka suami

harus meyakini bahwa istri masih memiliki berbagai kebaikan lainnya. Demikian juga

bagi sang istri, harus meyakini bahwa suaminya banyak kebaikan meskipun adakalanya

suami memiliki sifat yang kurang baik.

(iv). Wanita Berhak Melakukan dan Menikmati Hubungan Suami Istri

Melakukan hubungan suami-istri dalam Islam boleh dilakukan kapan saja, kecuali pada

masa datang bulan atau nifas (melahirkan). Selain dari waktu terlarang tersebut kedua

pihak baik suami maupun istri berhak melakukannya selama masih dalam ketentuan

yang ditetapkan Allah swt. Berkaitan dengan kehamilan tidak ada satu dalil pun yang

melarang pasangan suami isteri untuk melakukan hubungan tersebut.

Allah SWT berfirman:

Artinya:” Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan

saja dengan cara yang kamu sukaii.”(Al-Baqarah : 223)

Dalam melakukan hubungan intim tersebut istri berhak untuk mendapatkan kenikmatan

dan kepuasan sebagaimana yang diperoleh suaminya. Dalam hal ini Rasulullah saw

telah memberikan peringatan supaya seseorang tidak egois dalam melakukan hubungan

intim dengan melupakan pasangannya.

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: “Jika seorang ( suami) di antara kalian bersetubuh dengan istrinya maka

hendaklah ia melakukan dengan sungguh-sungguh. Bila ia sudah lebih dahulu 

11

Page 8: Pandangan islam tentang kehamilan

mencapai orgasme sebelum istri merasakannya, hendaklah ia tidak berburu-buru

(mengeluarkan zakarnya) sampai istri terpenuhi hajatnya memperoleh orgasme”.

Dalam hadits lain Rasulullah SAW besabda:

Artinya: “Jika seorang di antara kalian hendak menggauli isrtinya maka janganlah

melakukannya seperti dua ekor unta atau keledai. Hendaklah memulainya dengan kata-

kata (rayuan) dan ciuman.”(HR.Ibnu Majah)

 

Isi kandungan tersebut adalah:

a) Suami istri memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kepuasan ketika melakukan

hubungan intim.

b) Dalam berhubungan intim, suami istri berperan sama-sama sebagai subjek. Tidak

adil jika yang merasakan kenikmatan hanya satu pihak,sementara yang lain kecewa.

c) Suami Istri berhak mendapatkan perlakuan yang baik dari pasangannya  dalam

berhubungan intim.

 

B. MASA KEHAMILAN

A. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil

Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang mulai

menunjukkan kehamilannya.

Ayat allah SWT:

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya

dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah

dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa

ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri)

bermohon kepada allah, tuhan mereka (seraya berkata), “Jika engkau memberi anak

kami yang shaleh, tentunya kami akan selalu bersyukur.” (surah Al-A’raf : 189)

 

B.  Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami

Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan  yang berkaitan

dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat besar bagi

kaum ibu dalam menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari menstruasi,

berhubungan seks, mengandung, melahirkan maupun menyusui.

11

Page 9: Pandangan islam tentang kehamilan

Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak mendapatkan berbagai

perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki-laki (suami) sebagai

pemimpin dan pelindng dalam rumah tangga:

Ayat Allah SWT:

Artinya: “Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan

karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya. Maka perempuan

yang shaleh adalah mereka yang taat (kepada Allah SWt) dan menjaga diri ketika

(suaminya) tidak ada, karena allah telah menjaga (mereka) (QS:An-Nisa : 34)

Sebagai pemimpin tentu saja seorang suami harus bertanggung jawab atas keselamatan

istrinya. Terutama ketika wanita dalam masa kehamilan yang menyebabkan dirinya

lemah dan semakin lemah secara fisik.

Ayat Allah SWt:

Artinya: Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,

dan menyapihnya dalam usia dua tahun (S.Luqman;14)

Perlindungan yang diberikan suami kepada istrinya meliputi berbagai aspek.

Perlindungan dari kekerasan dalam rumah tangga dengan tidak memperlakukan istri

dengan cara kasar. Perlindungan dari kelaparan, perlindungan dari penyakit dan lain-

lain.

C. Wanita Hamil Berhak Atas Nafkah yang Memadai (Memenuhi Syarat

Kesehatan dan Gizi).

Masa kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membutuhkan makanan dengan

gizi yang cukup.Bahkan dianjurkan seorang ibu hamil untuk makan dua kali lebih

banyak dari biasanya. Dalam hal ini Islam telah mewajibkan sang suami untuk

memberikan nafkah yang layak dan memnuhi standar gizi sesuai dengan kemampuan

suami itu sendiri.

Ayat Allah SWT:

Artinya: “ Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut

kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi dari harta yang

diberikan Allah kepadanya (QS:At-Talaq: 7)

Bagi suami yang memiliki kemampuan secara ekonomi tidak boleh berlaku pelit atas

istrinya. Allah swt telah  menegaskan supaya mereka memberikan nafkah sesuai dengan

kemampuannya.

11

Page 10: Pandangan islam tentang kehamilan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

A. Memberikan Perhatian sepenuhnya saat istri hamil

Seorang suami wajib memberikan perhatian yang lebih terhadap istrinya yang

mulai menunjukkan kehamilannya.

B.  Wanita Hamil Berhak Mendapat Perlindungan dari Suami

Wanita berhak mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan  yang berkaitan

dengan fungsi reproduksinya. Hak ini mutlak mengingat resiko yang sangat

besar bagi kaum ibu dalam menjalankan fungsi reproduksinya. Mulai dari

menstruasi, berhubungan seks, mengandung, melahirkan maupun menyusui.

Seorang wanita ketika sedang mengandung atau hamil, berhak mendapatkan

berbagai perlindungan dari suaminya. Islam telah menempatkan laki-laki

(suami) sebagai pemimpin dan pelindng dalam rumah tangga

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

11

Page 11: Pandangan islam tentang kehamilan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, Karena atas berkat dan rahmat-Nya

penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah Agama ini. Dengan kami harapkan

kiranya makalah yang telah kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca atau pihak

lain yang membutuhkan informasi dalam makalah Pandangan islam Tentang

“Pandangan Islam Tentang Kehamilan”

Dalam makalah ini terdapat banyak sekali informasi mengenai nilai-nilai yang berkaitan

dan menjadi dasar dalam Kebidanan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari kata

sempurna,untuk itu kami berbesar hati untuk menerima segala kritik dan saran dari

berbagai pihak. Kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah bersedia membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun dalam

teknik penyusunannya.

Raha, November 2013

Penyusun

11

Page 12: Pandangan islam tentang kehamilan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kehamilah Proses Alamiah Mewujudkan Keturunan..................................2

B. Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran..........................................3

C. Pandangan Islam Terhadap Masa Pra-Kehamilan, Masa Hamil, Saat Kelahiran  Dan Pasca Kelahiran..................................................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................10

3.2 SARAN..............................................................................................................10

DPUSTAKA............................................................................................................11

11

Page 13: Pandangan islam tentang kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0C

G8QFjAH&url=http%3A%2F

%2Fmheldastarhealthy.blogspot.com

%2F2013%2F05%2Fmakalah-kehamilan-dengan-janin-

www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0C

CoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fbidankreatif.blogspot.com

%2F&ei=8T2YU

www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0C

DMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fzangpriboemi.blogspot.com

%2F2012%2F09%2Fmakalah-kehamilan-dan-persalinan-

www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0C

DwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.kehamilan9.com

%2F2012%2F05%2Fkehamilan-pengertian-definisi-

11

Page 14: Pandangan islam tentang kehamilan

MAKALAH

PANDANGAN ISLAM TENTANG

KEHAMILAN

DI SUSUN OLEH:

1. ARNI ( 2013.IB.0001)

2. DEWI KUSUMA NINGSIH ( 2013.IB.0008)

TINGKAT : I A.

11

Page 15: Pandangan islam tentang kehamilan

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2013 / 2014

11