PANCASILA tugas2

download PANCASILA tugas2

of 23

description

UHIO

Transcript of PANCASILA tugas2

BAB IPENDAHULUANMenggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah abortus. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk tumbuh.Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Aborsi dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai tindakan pembunuhan, dikarenakan janin atau bayi yang ada di dalam kandungan seorang ibu berhak untuk hidup yang wajar, dan di dalam agama manapun juga tidak diperbolehkan seorang wanita yang sedang hamil menghentikan kehamilannya dengan alasan apapun. Selain itu banyak juga dijumpai di dalam masyarakat, berita yang mengungkap kasus aborsi. Berita tersebut memuat kasus aborsi baik yang tertangkap pelakunya maupun yang hanya mendapatkan janin yang terbuang saja, antara lain janin yang ditinggal begitu saja setelah selesai diaborsi, dan ada juga janin yang sengaja ditinggal di depan rumah penduduk atau di depan Yayasan pengurus bayi.Aborsi akan memberikan dampak yang sangat serius pada masyarakat yaitu menimbulkan kesakitan dan kematian pada ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah pendarahan, dan infeksi. Aborsi biasanya dilakukan oleh seorang wanita hamil, baik yang telah menikah maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Alasan yang paling utama aborsi adalah alasan yang non-medis di antaranya tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain, tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak, dan tidak ingin melahirkan anak tanpa ayah.Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), dan bisa menjadikan aib bagi keluarga. Alasanalasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada di dalam kandungannya adalah diperbolehkan dan dibenarkan. Alasan-alasan tersebut hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita, yang mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan kehidupan janin yang dikandungnya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. PANCASILA DAN NILAI-NILAI PANCASILANilai Dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.1. Makna Nilai dalam Pancasilaa. Nilai KetuhananNilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai Ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.

b. Nilai KemanusiaanNilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.c. Nilai PersatuanNilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakya t untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia..d. Nilai KerakyatanNilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.e. Nilai KeadilanNilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atau batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

2. Nilai Pancasila menjadi Sumber Norma HukumUpaya mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dijadikannya nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Operasionalisasi dari nilai dasar Pancasila itu adalah dijadikannya Pancasila sebagai norma dasar bagi penyusunan norma hukum di Indonesia. Negara Indonesia memiliki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum. Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara. Pancasila berkedudukan sebagai grundnorm (norma dasar) atau staatfundamentalnorm (norma fondamental negara) dalam jenjang norma hukum di Indonesia.Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangam yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila.Sistem hukum di Indonesia membentuk tata urutan peraturan perundang-undangan.Tata urutan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam ketetapan MPRNo. III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan sebagaiberikut.a.Undang-Undang Dasar 1945b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesiac. Undang-undangd. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)e. Peraturan Pemerintahf. Keputusan Presideng. Peraturan DaerahDalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan Peraturanperundang-undangan juga menyebutkan adanya jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945b. Undang-undang/peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu)c. Peraturan pemerintahd. Peraturan presidene. Peraturan daerah.Pasal 2 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945Alinea IV.3. Nilai Pancasila menjadi Sumber Norma EtikUpaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, danbermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalamberpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilaikeagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakata. Etika Sosial dan BudayaEtika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong menolong di antara sesama manusia dan anak bangsa. Senafas dengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harus dimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat dan lapisan masyarakat.b. Etika Pemerintahan dan PolitikEtika ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien, dan efektif; menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang bercirikan keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; menghargai perbedaan; jujur dalam persaingan; ketersediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar walau datang dari orang per orang ataupun kelompok orang; serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Etika pemerintahan mengamanatkan agar para pejabat memiliki rasa kepedulian tinggi dalam memberikan pelayanan kepada publik, siap mundur apabila dirinya merasa telah melanggar kaidah dan sistem nilai ataupun dianggap tidak mampu memenuhi amanah masyarakat, bangsa, dannegara.c. Etika Ekonomi dan BisnisEtika ekonomi dan bisnis dimaksudkan agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh pribadi, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi, dapat melahirkan kiondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan bersaing, serta terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat melalui usaha-usaha bersama secara berkesinambungan. Hal itu bertujuan menghindarkan terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang bernuansa KKN ataupun rasial yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan; serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.d. Etika Penegakan Hukum yang BerkeadilanEtika penegakan hukum dan berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan keasadaran bahwa tertib sosial, ketenangan, dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Keseluruhan aturan hukum yang menjamin tegaknya supremasi hukum sejalan dengan menuju kepada pemenuha rasa keadilan yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.e. Etika Keilmuan dan Disiplin KehidupanEtika keilmuan diwujudkan dengan menjunjung tingghi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu berpikir rasional, kritis, logis dan objektif. Etika ini etika ini ditampilkan secara pribadi dan ataupun kolektif dalam perilaku gemar membaca, belajar, meneliti, menulis, membahas, dan kreatif dalam menciptakan karya-karya baru, serta secara bersama-sama menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya etika maka nilai-nilai pancasila yang tercermin dalam norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara dapat kita amalkan. Untuk berhasilnya perilaku bersandarkan pada norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut. a. Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan bahasa agama dan bahasa budaya sehingga menyentuh hati nurani dan mengundang simpati dan dukungan seluruh masyarakat. Apabila sanksi moral tidak lagi efektif,langkah-langkah penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan konsisten.b. Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis, dan persuasif, tidak melalui pendekatan cara indoktrinasi.c. Pelaksanaan gerakan nasional etika berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat secara sinergik dan berkesinambungan yang melibatkan seluruh potensi bangsa, pemerintah ataupun masyarakat.d. Perlu dikembangkan etika-etika profesi, seperti etika profesi hukum, profesi kedokteran, profesi ekonomi, dan profesi politik yang dilandasi oleh pokok-pokok etika ini yang perlu ditaati oleh segenap anggotanya melalui kode etik profesi masing-masing.e. Mengkaitkan pembudayaan etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat sebagai bagian dari sikap keberagaman, yang menempatkan nilai-nilai etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat di samping tanggung jawab kemanusiaan juga sebagai bagian pengabdian pada Tuhan Yang MahaEsa.

2.2. PENGERTIAN ABORSIDalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. World Health Organization (WHO) memberikan definisi bahwa aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus Provokatus. Sebuah tindakan abortus yang dilakukan secara sengaja.Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian; yakni Aborsi Spontan (Spontaneous Abortion) dan Abortus Provokatus (Provocation Abortion). Yang dimaksud dengan Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran). Aborsi Spontan ini masih terdiri dari berbagai macam tahap yakni:1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan Threaten Abortion, terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi keguguran.2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Aborsi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.4. Abortus Insipien. buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari tempatnya- tetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal Missed Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni Abortus Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri dari:1. Dilatation dan CurettageJenis ini dilakukan dengan cara memasukkan semacam pacul kecil ke dalam rahim, kemudian janin yang hidup itu dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya akan terjadi banyak pendarahan, cara ini dilakukan terhadap kehamilan yang berusia 12-13 minggu.2. Suction (Sedot)Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu dimasukkan sebuah tabung ke dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehinggi bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah sebuah botol.3. Peracunan dengan garamJenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16 minggu, ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan garam yang pekat dimasukkan ke dalam kandungan itu.4. Histeromi atau bedah CaesarJenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi terhadap kandungan.5. ProstaglandinJenis ini dilakukan dengan cara memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan Upjohn Pharmaccutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar.

2.3. ABORSI DILIHAT DARI NILAI-NILAI PANCASILAPancasila sebagai dasar Negara merupakan pedoman yang menjadi dasar prilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Praktik aborsi sudah sangat jelas melanggar butir-butir dalam pancasila. Adapun butir-butir pancasila yang di langgar tersebut diantaranya adalah: 1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa,melakukan aborsi sama halnya dengan melanggar larangan ALLAH SWT , sebagai warga negara yang hidup dinegara yang beragama kita harus taat dan patuh pada ALLAH SWT (Islam). 2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, melakukan aborsi sama halnya dengan melanggar butir-butir pancasila yang kedua, yaitu diantranya butir bahwa Negara Indonesia adalah warga Negara yang memiliki adab yang tinggi. Seorang yang telah melakukan praktik aborsi sama halnya dengan orang yang tidak memiliki adab.butir pancasila yang lainya adalah bahwa sebagai warga Negara yang menjunjung nilai pancasila yaitu bersikap menghargai hak orang lain,serta adil.dengan melakkan aborsi berarti kita tidak menghargai hak untuk hidup orang lain,dan hak untuk mendapatkan keadilan.3. Sila persatuan Indonesia,pihak yang terlibat aborsi telah melanggar buir dalam sila ini yaitu sebagai warga Negara yang baik harus menjaga keutuhan bangsa, tetapi mereka malah membunuh generasi calon calon anak bangsa.4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawartan Perwakilan.pada Sila ini melakukan aborsi telah melanggar butir bahwa sebagai warga Negara yang taat pancasila harus menyelesaikan masalah dengan musyarah bukan dengan jalan yang menyimpang seperti halnya aborsi.5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,melakukan aborsi jelas telah melanggar butir-butir pancasila dalam sila ini yaitu butir harus menghormati keadilan dan hak sosial orang lain.

Norma hukum ada dua yaitu (1) norma hukum tertulis dan (2) norma hukum tidak tertulis. Norma hukum tertulis adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa Negara, isinya mengikat setiap orang dan pelaksananya dapat dipertahankan dengan segalap aksan oleh alat-alat negara. Norma hukum tidak tertulis adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh masyarakat untuk mengatur tatanan hukum rakyat, dan kesadaran hukum rakyat, artinya memenuhi pandangan-pandangan yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri tentang apa yang baik dan adil.a. Norma Hukum TertulisNorma hukum tertulis yang terkait dengan aborsi dapat dilhat dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana, di luar kitab Undang-undang Hukum Pidana, dan di dalam konsep kitab Undang-undang Hukum Pidana. Aborsi dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana. Pasal-pasal KUHP yang terkait dengan Aborsi dapat dijumpai dalam pasal 299, 346, 349, 534 dan 535. Pasal 299 ayat (1) KUHP menyebutkan barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh seseorang wanita supaya diobati dengan memberitahukan atau menerbitkan pengharapan bahwa oleh karena pengobatan itu dapat gugur kandunganya, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat ahun atau denda sebanyak-banyaknva empat puluh lima ribu rupiah. Pasal 299 ayat (2) KUHP menyebutkan kalau yang bersalah berbuat karena mencari keuntungan, atau melakukan kejahatan itu sebagai mata pencaharian atau kebiasan atau kalau la seorang dokter, bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiganya.Pasal 299 ayat (3) KUHP menyebutkan kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjanya, maka dapat dicabut haknya melakukan pekerjan itu. Penjelasan pasal 299 KUHP menyebutkan ya ng diancam hukuman dalam pasal ini ialah :a).Dengan sengaja mengobati seseorang wanita hamil dengan keterangan, atau penjelasan bahwa pengobatanya itu dapat mengugurkan kandungan wanita itu, b).Dengan sengaja melakukan sesuatu perbuatan terhadap seorang wanita hamil, dengan keterangan atau penjelasan bahwa perbuatanya itu dapat mengugurkan kandungan wanita tersebut. Ayat (2) menetapkan bahwa ancaman hukumanya diperberat dengan sepertiganya. Apabila perbuatan kejahatan itu sebagai mata pencaharian atau kebiasan, atau dilakukan oleh seorang dokter, kebidanan atau juru obat. Dalam pasal ini perlu dibuktikan bahwa wanita itu benar-benar hamil, tetapi tidak diharuskan bahwa kandungannya itu benar-benar gugur karena pengobatan itu (sengaja mengugurkan kandungan diancam hukuman dalam pasal 348). Sudah cukup apabila pelaku telah melakukan pengobatan atau melakukan perbuatan terhadap wanita hamil dengan keterangan atau cara yang dapat menimbulkan pengharapan, bahwa dengan itu dapat menggugurkan kandungan wanita tersebut. Apabila pelaku salah menduga bahwa wanita itu hamil, padahal sebenarn ya tidak, maka ia tidak dapat hukuman, karena perbuatannya tidak menggugurkan kandungan. Pelaksanan kejahatan itu dianggap selesai apabila pengobatan telah diberikan atau pemijatan telah dilakukan, sehinga menimbulkan pengharapan bahwa kandungan itu akan gugur karena pengobatan atau pijatan itu. Praktek- praktek demikian banyak dilakukan oleh dukun terhadap wanita yang tidak bersuami, tetapi menjadi hamil karena berhubungan gelap dengan pria idamanya.Pasal 346 KUHP menyebutkan wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama -lamanya empat tahun. Penjelasan pasal 346 KUHP me nyebutkan ya ng diancam dalam pasal ini adalah : 1). Wanita yang den ga n sengaj a men yebab ka n kandu ngann ya men j adi gu gur atau mati atau, 2). Wanita yang dengan sengaja menyuruh orang lain menyebabkan kandunganya menjadi gugur atau mati. Pengguguran kandungan atau pembunuhan janin yang ada dalam kandungan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, misalnya : dengan obat yang diminum atau dengan alat yang dimasukkan kedalam rahim, melalui l ubang kemaluan Wanita. Pasal 347 ayat (1) K UHP menyebutkan barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita tidak dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun. Pasal 347 ayat (2) KUHP menyebutkan jika perbuatan itu berakibat Wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana penjara selama -lamanya lima belas tahun. Penjelasan pasal 347 KUHP menyebutkan yang diancam hukuman dalam pasal ini ialah orang yang dengan sengaja menyebabkan kandungan seorang wanita menjadi gugur atau mati, tanpa izin dari wanita yang bersangkutan, sedangkan ayat (2) menetapkan hukuman lebih berat, apabila perbuatan itu mengakibatkan matinya Wanita yang bersangkutan. Pasal 348 ayat (1) KUHP menyebutkan. barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana de ngan pidana penjara selama - lamanya lima tahun enam bulan. Pasal 348 ayat (2) menyebutkan jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, la dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. Penjelasan pasal 348 KUHP menyebutkan ayat 9. (1) pasal ini mengancam hukuman kepada orang yang sengaja menyebabkan gugur atau matinya kandungan seorang wanita dengan izin wanita itu. Sedang ayat (2) mengancam hukuman lebih berat kepada orang yang dengan sengaja menyebabkan kandungan seorang wanita menjadi gugur atau mati atas izin wanita yang bersangkutan dan berakibat matinya wanita itu. Pasal 349 KUHP menyebutkan jika seorang, dokter, bidan atau juru obat membantu kejahatan tersebut dalam pasal 346, atau bersalah melakukan atau membantu salah satu kejahatan diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal ini dapat ditambah sepertiganya dan dapat dicabut haknya melakukan pekerjannya yang dipergunakan untuk menjalankan kejahatan itu. Penjelasan pasal 349 KUHP menyebutkan yang diancam hukuman lebih berat dalam pasal ini ialah dokter, bidan atau juru obat yang membantu wanita yang dengan sengaja menyebabkan keduanya menjadi gugur atau mati (pasal 346), yang membantu seorang yang dengan sengaja menyebabkan kandungan seorang wanita menjadi gugur atau mati, tanpa izin dari wanita yang bersangkutan (pasal 346 ayat (1), atau pula membantu seorang ya ng dengan sengaja menyebabkan kandungan seorang wanita menjadi gugur atau mati, atas izin wanita bersangkutan (pasal 348 ayat ke - 1), atau apabila perbuatan itu mengakibatkan wanita yang bersangkutan mati (pasal 347 dan 348 ayat ke - 2).Berdasarkan uraian pasal di atas jika dikaitkan dengan pasal 55 KUHP yang menyebutkan bahwa :(1)Dipidana sebagai si pembuat sesuatu tindak pidana; ke-1. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut melakukan perbuatan itu. ke-2. Orang yang dengan pemberian upah, perjanjian, salah memakai kekuasan atau martabat, memakai paksan, ancaman atau tipu karena memberi kesempatan, ikhtiar atau ketera ngan dengan sengaja menghasut supaya perbuatan itu dilakukan.(2) Adapun orang yang tersebut dalam sub 2 itu, yang boleh dipertangung jawabkan kepadanya hanyalah perbuatan yang sengaja dibujuk olehnya serta akibat perbuatan itu. Pasal di atas menunjukkan bahwa pasal 55 KUHP seb agai pasal penyertan melakukan tindak pidana yaitu pengguguran kandungan yang dilakukan oleh dokter, bidan, dukun, dengan memperoleh upah untuk membantu melakukan aborsi dapat dihukum sebagai pelaku. Bantuan yang, diberikan dalam melaksanakan aborsi yang dinyatakan pada pasal 299, 346 sampai dengan 349 dapat dikatagorikan "turut serta melakukan" tindak pidana sebagaimana dimaksud oleh pasal 55 KUHP. Mereka semua yang terlibat dalam peristiwa penguguran kandungan secara langsung tersebut, antara lain ibu yang mengandung, pelaku pengguguran (dokter, bidan dan dukun), konsultor yang menganjurkan untuk mengugurkan kandungan, penolong yang memberikan obat untuk mengugurkan kandungan. Pasal 534 KUHP menyebutkan barangsiapa dengan terang-terangan mempertunjukan ikhtiar untuk mencegah hamil, atau dengan terus terang dan tanpa diminta menawarkan ikhtiar atau pertolongan untuk mencegah hamil atau dengan terang-terangan atau dengan menyiarkan tulisan menyatakan dengan tiada diminta bahwa ikhtiar atau pertolongan itu bisa didapat, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya dua bulan atau denda sebanyak-banyaknya tiga ribu rupiah. Penjelasan pasal 534 K UHP menyebutkan apabila kita menitik beratkan pada kata "barangsiapa", maka yang dapat dikenakan pasal ini bukan saja "penjual jamu" : dipingir jalan, tetapi juga para, petugas B.K.K.B.N yang dengan terang-terangan mempertunjukkan ikhtiar untuk mencegah hamil, menawarkan ikhtiar atau pertolongan untuk mencegah hamil atau menyiarkan dengan tulisan yang menyatakan bahwa ikhtiar atau pertolongan itu dapat diperoleh. Hanya bedanya, kalau "penjual jamu" dipingir jalan melakukan perbuatan itu karena ingin memperoleh keuntungan, maka para petugas B.K.K.B.N karena kewajiban. Berdasarkan perbandingan di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dapat dikenakan pasal ini ialah "penjual jamu" dipingir jalan yang melakukan perbuatan itu, karena ia tidak mempunyai kompetensi untuk melakukan perbuatan itu. Pasal 535 KUHP menyebutkan barangsiapa dengan terang-terangan mempertunjukan ihtiar untuk menggugurkan kandungan, atau dengan terang- terangan atau tanpa di mi nta mena war kan ikhtiar atau menolo ng untu k mengugurkan kandungan, atau mengatakan ikhtiar atau pertolongan itu bisa didapat dipidana dengan pidana kurungan selama -lamanya tiga bulan atau Benda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah. Penjelasan pasal 535 KUHP menyebutkan yang diancam hukuman didalam pasal ini ialah orang yang dengan terang-terangan : a). mempertunjukan ikhtiar untuk mengugurkan kandungan, b). Menawarkan ikhtiar atau pertolongan untuk mengugurkan kandungan, c).mengatakan bahwa ikhtiar atau pertolongan itu dapat diperoleh ; Orang yang bisa melakukan perbuatan itu misalnya dukun yang dalam praktek penguguran kandungan mengunakan ramuan jamu. b. Aborsi di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Undang-undang kesehatan No,23 tahun 1992 bagian 2 kesehatan keluarga yang berhubungan dengan Aborsi diatur dalam pasal 15. Pasal 15 paragraf (1) dalam keadaan darurat dengan menyelamatkan nyawa perempuan yang hamil atau janinya dijinkan rnelaksanakan prosedur medis tertentu. Penjelasan dari paragraf (1) prosedur medis dalam bentuk aborsi (pengguguran kandungan) untuk alasan apapun dilarang karena melanggar norma-norma hukum, norma- norma agama, norma -norma etika dan menyelamatkan nyawa seorang ibu hamil dan atau janin yang ada dalam kandunganya, dijinkan untuk melaksanakan prosedur medis tertentu. Pasal 15 paragraf (2) menyebutkan prosedur medis yang berhubungan dengan paragraf (1) hanya boleh dilaksanakan bila : a). Atas dasar indikasi medis yang , memerlukan prosedur-prosedur diberlakukan, b). Oleh tenaga kesehatan yang, me mpunyai ketrampilan dan kuasa atas prosedur itu didasarkan atas petunjuk tim yang ahli, c).Dengan persetujuan si ibu hamil atau suaminya atau keluarganya, d). Dengan fasiltas kesehatan yang disetujuinya. Penjelasan dari paragraf (2) sub paragraf (a) menyebutkan indikasi medis adalah suatu kondisi yang memerlukan pelaksanan prosedur medis tertentu karma tanpa prosedur medis tertentu si ibu hamil dan/atau janinya akan terancarn. Sub paragraf (b) menyebutkan para pekerja kesehatan yang dijinkan melaksanakan prosedur medis tertentu adalah pekerja yang memiliki ketrampilan dan hak yaitu seorang spesialis kandungan. Sebelum melakukan prosedur medis tertentu adalah pekerjan yang memilki ketrampilan dan hak yaitu seorang spesialis kandungan. Sebelum melakukan prosedur medis tertentu tenaga kesehatan itu harus minta persetujuan dari tim ahli dengan para anggotanya diambil dari berbagai lapangan seperti kedokteran, agama, hukum dan psikologi. Sub paragraf (2) menyebutkan hak utama untuk memberi ijin (terhadap prosedur medis tertentu) terletak pada si ibu hamil sendiri kecuali dalam kasus dimana dia tidak sadar atau sebaliknya. Tidak mampu memberikan ijin dalam hal mana bisa diberikan oleh suaminya atau keluarganya. Sub paragraf (d) menyebutkan fasilitas kesehatan yang disetujui adalah yang memadai untuk melaksanakan prosedur medis dan yang disetujui oleh pemerintah. Pasal 15 paragraf (3) menyebutkan ketetapan selanjutnya mengenai prosedur medis tertentu yang dispesifikasikan dalam paragraf (1) dan (2) akan ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah (P). P e nj elasa n dari pa r agr a f ( 3) me n ye but kan me n ge na i Pera tura n Pemerintah yang diimplementasikan dibawah paragraf ini. Isu-isu yang akan dibahas, definisi dari kondisi darurat berhubungan dengan perlindungan bagi si perempuan hamil dan atau janinya, bentuk-bentuk perijinan dan fasilitas medis yang disetujui. Berdasarkan pasal di atas dapat dijelaskan bahwa pada paragraf (1) dimaksud untuk menunjukan secara tidak langsung bahwa aborsi itu legal dalam keadan tertentu dan paragraf (3) memberi kuasa pada pemerintah untuk mendefinisikan dan mengatur keadan - keadan itu. Penjelasan dari paragraf (1) kelihatanva bertentangan dengan hakikat interpretasi ini. Dengan mengatakan bahwa prosedur medis dalam bentuk aborsi (pengauguran kandunganya) untuk alasan apa saja dilarang, karena melangar norma-norma hukum, agama, etika dan noma kesopanan.c. Norma Hukum Tidak TertulisMasyarakat terdiri dari dua jenis pemerintahan desa, yaitu sistem pemerintahan desa dinas dan sistem pemerintahan desa adat. Desa dinas merupakan produk administrasi pemerintahan sebagai unit pemerintahan yang terendah di bawah camat. Desa adat merupakan suatu komunitas tradisional dengan fokus fungsi dalam bidang adat dan agama, merupakan satu kesatuan wilayah tempat para anggotanya secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sosial dan keagaman yang ditata oleh sistem budaya. Sebagai suatu komunitas, desa adat mempunyai peranan antara lain : menyelesaikan sengketa yang menunjukan adanya pertentangan antar kepentingan diantara warga desa, atau ada warga masyarakat melakukan tindakan menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan (awig-awig), dan perbuatan tersebut menganggu masyarakat secar a keseluruhan. Konflik adat ada yang disebabkan oleh tindakan kriminal, pencurian benda pusaka, atau delik kesusilan. Melakukan penyimpangan terhadap awig-awig dianggap sebagai satu hal yang dapat menciptakan situasi yang berbahaya bagi komunitas yang bersangkutan. Intervensi adat dan agama dalam bentuk sanksi-sanksi dan upacara tertentu merupakan keyakinan yang diterima masyarakat setempat.

2.4. ABORSI DILIHAT DARI HUKUM NEGARADilihat dari adanya undang-undang yang diberlakukan di banyak negara, setiap negara memiliki undang-undang yang melarang dilakukannya aborsi buatan meskipun pelarangannya tidak bersifat mutlak. Sampai saat ini praktik aborsi masih terus berlangsung, baik yang legal maupun yang ilegal. Bahkan menurut Azrul Azwar, sumbangan aborsi ilegal di Indonesia mencapai kurang lebih 50 persen dari angka kematian ibu (AKI), sementara angka kematian ibu di Indonesia (AKI) ini adalah yang tertinggi di Asia. Adapun para penyebab dari kejadian aborsi ini antara lain adalah:1. Faktor EkonomiDimana dari pihak pasangan suami isteri yang sudah tidak mau menambah anak lagi karena kesulitan biaya hidup, namun tidak memasang kontrasepsi atau dapat juga karena kontrasepsi yang gagal.

2. Faktor penyakit herediterDimana ternyata pada ibu hamil yang sudah melakukan pemeriksaan kehamilan mendapatkan kenyataan bahwa bayi yang dikandungnya cacat secara fisik.

3. Faktor psikologisDimana pada para perempuan korban pemerkosaan yang hamilharus menanggung akibatnya. Dapat juga menimpa para perempuan korban hasilhubungan saudara sedarah (incest), atau anak-anak perempuan oleh ayah kandung, ayahtiri ataupun anggota keluarga dalam lingkup rumah tangganya.

4. Faktor usia, Dimana para pasangan muda-mudi yang masih muda yang masih belum dewasa dan matang secara psikologis karena pihak perempuannya terlanjur hamil, harus membangun suatu keluarga yang prematur.5. Faktor penyakit ibuDimana dalam perjalanan kehamilan ternyata berkembang menjadi pencetus, seperti penyakit pre-eklampsia atau eklampsia yang mengancam nyawa ibu.

Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah Abortus Provocatus Criminalis.Yang menerima hokuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsiBeberapa pasal yang terkait adalah:Pasal 229 1.Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. 2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebaga pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. 3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pekerjaan itu.Pasal 341 Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuhan anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.Pasal 342 Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan Karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampa snyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembila tahun.Pasal 343 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.Pasal 346 Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.Pasal347 1.Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.Pasal 348 1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.Pasal 349 Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.2.5. ABORSI DILIHAT DARI KODE ETIK KEDOKTERANAborsi dilihat dari Kode Etik Kedokteran dijelaskan dalam pasal 11 tentang Pelindungan Kehidupan berisikan bahwa :Pasal 11 : Pelindung KehidupanSetiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup makhluk insani.Cakupan Pasal:(1)Seorang dokter wajib mengerti/memahami siklus dan mutu kehidupan manusia, mulai saat pembuahan dan/atau saat kehidupan diawali, proses alamiah kehidupan berlangsung sampai dengan menjelang/saat/sesudah kematian manusia, dengan tujuan untuk menghormati, melindungi dan memelihara hidup mahluk insani.(2) Seorang dokter dilarang terlibat atau melibatkan diri ke dalam abortus, euthanasia, maupun hukuman mati yang tidak dapat dipertanggung jawabkan moralitasnya.(3) Seorang dokter wajib berhati-hati, mempertimbangkan berbagaiaspek diagnosis, pengobatan/perlakuan dan prognosis pada kontekskehidupan reproduksi pada umumnya serta menggunakan pelbagaikemajuan/kecanggihan teknologi reproduktif apapun yang dapatmenghilangkan atau menurunkan harkat manusia dan martabat kemanusiaan.(4) Seorang dokter harus mengerahkan segala kemampuannya untukmeringankan penderitaan dan memelihara hidup akan tetapi tidakuntuk mengakhirinya.(5) Seorang dokter dialrang menggugurkan kandungan (abortusprovocatus) tanpa indikasi medis yang membahayakan kelangsunganhidup ibu dan janin atau mengakhiri kehidupan seseorang yangmenurut ilmu dan pengetahuan tidak mungkin akan sembuh(euthanasia).

Penjelasan PasalSetiap dokter selayaknya berperan sebagai pamomong atau penjaga dan pelestari kehidupan manusia yang merupakan penyandang hakasasi, mulai dari konsepsi/saat pembuahan sampai meninggaldunia/dimakamkannya. Setiap manusia adalah ciptaan Tuhan Yang MahaEsa. Tuhan telah menciptakan masing-masing manusia seusia dengantujuannya. Ketika menjadi klien/pasien, betapapun parah ataukecacatannya, setiap dokter wajib menyadari panggilan suci nuraninyauntuk menjaga kehidupan pasien tersebut.Seorang dokter harusmengerahkan segala kemampuannya untuk memelihara kehidupanalamiah pasiennya dan tidak untuk mengakhirinya.

Penjelasan Cakupan Pasal(1) Yang dimaksud dengan menghormati dan melindungi kehidupan insani adalah menyadari bahwa manusia mulai saat pembuahanyang alamiah ataupun buatan, memiliki hak hidup yang akanberkembang pada saatnya secara alamiah menjadi hak asasi manusia,suatu hak dasar yang utuh, tak dapat dikurangi karena ia adalah semata-mata manusia.(2) Hal ini sesuai dengan moralitas deontologik profesi kedokteran sejagat, karena dokter yang memiliki sifat ketuhanan dankemanusiaan akan memahami bahwa hanya Tuhan Yang Maha Kuasasatu-satunya yang berhak mencabut kehidupan manusia. Menurutagama, peraturan perundang-undangan dan etik, seorang dokter tidak diperbolehkan melakukan menggugurkan kandungan (abortusprovocatus); atau mengakhiri kehidupan seseorang yang menurutilmu dan pengetahuan tidak mungkin akan sembuh (euthanasia).(3) Yang dimaksud dengan kehidupan reproduksi adalah terutama tentang awal pembuahan/kehamilan, kelahiran, sterilisasi/pencegahan kehamilan, sectio caesaria, prokreasi(inseminasi buatan), sel punca/stem cell, kloning dan lain-lain hinggaakhir kehidupan/saat kematian dan teknologi reproduktif lainnya, khususnya yang didorong oleh kehendak pasien/keluarganya sertakedokteran genetika dan molekular dengan atau tanpa teknologinano serta jenis teknologi lainnya.

BAB IIIPENUTUP3.1. KESIMPULANAborsi yang diartikan sebagai pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan merupakan suatu hal yang masih sangat kontroversial baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya. Di Indonesia sendiri aborsi merupakan suatu hal yang dilarang jika ditinjau dari nilai-nilai pancasila, dilihat dari hukum negara, maupun dari kode etik kedokteran. Alasan dan faktor-faktor yang umum dilontarkan ketika seorang ibu melakukan aborsi meliputi faktor umur ibu yang terlalu muda, faktor ekonomi, dan faktor psikologis. Aborsi tidak hanya berkaitan dengan menghilangkan suatu kehidupan dari janin sebelum dilahirkan namun juga dapat menimbulkan kesakitan dan kematian pada ibu, dan juga dampak negatif di kalangan masyarakat. Jika ditinjau dari segi hukum ibu yang melakukan aborsi, orang yang membantu melakukan aborsi dan orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi akan dihukum. Nilai-nilai dan hukum yang berlaku di Indonesia merupakan suatu landasan dan pengingat bagi seluruh warga bahwa melakukan aborsi merupakan suatu tindakan kriminal dan dilarang.

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedoketran Universitas Airlangga. 2010. Buku Ilmu Kedokteran Forensik. Surabaya : Penerbit FK UNAIR www.idionline.com

TUGAS MAKALAH ABORSI

Disusun oleh :AGNES RAGIL ROSANO (H1A212003)AGNESIA NAATHIQ(H1A012004)BRIAN UMBUREZI DEPAMEDE(H1A202013)CITRANGGANA PRAJNYA DEWI(H1A012014)HUSNUL ASMARONI AS( H1A012021)I GUSTI AYU PUTU WAHYU W.( H1A012022)MAYA FARAHIYA (H1A202034)MUHAMAD BILAL BIN AMIR(H1A202035)PANDU PUTRA ANUGRAH(H1A012047)PITALOKA YUNIARTININGTYAS (H1A212048)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM NTB 2014