pancasila-makalah-ppt

download pancasila-makalah-ppt

of 15

description

makalah sistem ketatanegaraan

Transcript of pancasila-makalah-ppt

SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar belakangSalah satu tuntutan reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998 adalah dibangunnya suatu sistem ketatanegaraan Indonesia yang berbasis secara murni dan konsekuen pada paham kedaulatan rakyat yang mampu membawa rakyat Indonesia mencapai tujuan bernegara yang dicita-citakan, maka perubahan atau amandemen UUD 1945 merupakan langkah strategis yang harus dilakukan dengan seksama oleh Bangsa Indonesia.Perubahan mendasar setelah empat kali amandemen UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD 1945, yang semula ada dan kedudukannya mengandung kontroversi karena tidak turut disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dihapuskan. Materi yang dikandungnya sebagian dimasukkan, diubah dan ada pula yang dirumuskan kembali ke dalam pasal-pasal amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah empat kali amandemen, juga berkaitan dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya ke dalam lembaga-lembaga Negara.

1.2. Rumusan masalah1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ketatanegaraan Negara?2. Bagaimanakah Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia?3. Bagaimana peranan lembaga Negara dalam sistem ketatanegaraan?

1.3. Tujuan1. Mengetahui definisi ketatanegaraan Negara2. Mengetahui Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia3. Mengetahui peranan Lembaga Negara dalam Sistem Ketatanegaraan

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Pengertian Sistem KetatanegaraanSistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional.Tata Negara adalah seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan susunan pemerintah, bentuk Negara dan sebagainya yang menjadi dasar peraturan suatu Negara.Ketatanegaraan adalah segala sesuatu mengenai tata negara. Menurut hukumnya, tata Negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara dan pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya.2.2. Sejarah Ketatanegaraan Indonesia2.2.1. Pembentukan UUD 1945Dimulai dari pembentukan BPUPKI, tanggal 28 Mei 1945. Mengadakan sidang tentang Dasar Negara tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 , Prof Mr. Soepomo, Mr. Muhammad Yamin & Ir. Soekarno mengajukan pendapatnya tentang Dasar Negara tanggal 1 Juni Ir.Soekarno mengajukan Pancasila. Menghasilkan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Kemudian dilanjutkan sidang kedua yaitu tanggal 10 Juni sampai 17 Juli 1945 dengan pokok bahasan antara lain tentang bentuk negara, wilayah negara, rancangan UUD, Disepakati wilayah negara adalah bekas Hindia Belanda dan berhasil disusun dan disetujui RUUD.Pembentukan PPKI tanggal 9 Agustus 1945, Beranggotakan 21 orang dengan Ketua dan Wakil Ketua Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Tujuan utama adalah pengajuan RUUD kepada Pemerintah Jepang untuk diterima dan disahkan, akan tetapi tangaal 6 Agustus 1945 Hirosyima dan 9 Agustus 1945 Nagasaki dijatuhi bom atom dan bertekuk lutut kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. Kesempatan inilah yang digunakan bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan tepatnya tanggal 17 Agustus 1945. Jadi, kemerdekaan Indonesia atas dasar perjuangan bangsa Indonesia, bukan hadiah dari Pemerintah Jepang.Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 Mengesahkan berlakunya UUD NRI, memilih Ir.Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, Menetapkan berdirinya KNIP yang akan membantu Presiden di dalam menjalankan tugas-tugas MPR, DPR dan DPA sebelum terbentuk. PPKI bubar pada tanggal 29 Agustus 1945.2.2.2.Konstitusi RIS 1949Disebabkan Pendudukan Belanda kembali Belanda di beberapa daerah. Negara bagian RIS terdiri dari Negara Indonesia Timur (1946), Negara Sumatera Timur (1947), Negara Pasundan, Negara Sumatera Selatan, Negara Jawa Timur, Negara Madura (1948). Dan Negara Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Kelimantan Tenggara, Banka, Belitung, Riau dan Jawa Tengah, dan daerah banjar. Serta Belanda ingin mempersempit kekuasaan NRI melalui Agresi I tahun 1947 dan Agresi II tahun 1948. Akhirnya diadakan KMB (Konferensi Meja Bundar) pada tangaal 27 Desember 1949 di Den Haag antara NRI, Belanda dan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg), Serta PBB. Menghasilkan Tiga Persetujuan KMB yaitu :a. Didirikan NRI Serikat;b. Penyerahan kedaulatan kepada RIS;c. Didirikan Uni antara RIS dan Belanda.Tiga Persetujuan Pemulihan Kedaulatan :a. Piagam Penyerahan Kedaulatan - 29 Des. 1949;b. Status Uni Konstitusi RIS berlaku 27 Des. 1949;c. Persetujuan perpindahan NRI menjadi Negara bagian NRI Serikat.

2.2.3. UUDS 1950Terbentuknya UUDS 1950 disebabkan karena banyak Negara-negara bagian bergabung ke NRI. Sehingga Negara bagian tinggal NRI, Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur. Musyawarah antara NRI Serikat dan NRI pada 19 Mei 1950 diputuskan untuk bersama-sama melaksanakan Negara Kesatuan berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan akan diberlakukan UUDS. Tanggal 17 Agustus 1950 Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui UUDS 1950 yang ditetapkan dengan UU Federal No. 7 Th. 1950.2.2.4. Kembalinya UUD 1945 Faktor kembalinya UUD 1945 adalah UUD Proklamasi tidak pernah ada pencabutan secara yuridis. Sedangkan sidang Badan Konstituante belum menghasilkan RUUD selama kurang lebih 2,5 Tahun. Keputusan Pemerintah tanggal 19 Februari 1959 menganjurkan kepada Badan Konstituante memberlakukan kembali UUD 1945. Hasil keputusan mayoritas menyetujui, tetapi tidak mencapai 2/3 suara yang dipersyaratkan dalam Pasal 137 UUDS.Karena anggota Badan Konstiante banyak yang tidak hadir pada sidang-sidang berikutnya. Untuk mengatasi hal tersebut dikeluarkanlah Dekrit Presiden 5 Juli 1959.2.2.5. Amandemen UUD 1945Amandemen pertama yaitu tanggal 19 Oktober 1999. Beberapa Pasal yang diamandemen adalah 9 Pasal (5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, dan 21). Pokok perubahan dalam amandemen pertama adalah mengurangi kewenangan dan hak prerogatif presiden. Seperti pengangkatan dan penempatan duta negara lain, pemberian grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi, serta pemberian gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan. Amandemen kedua tanggal 18 Agustus 2000. Beberapa pasal yang diamandemen adalah perubahan 6 Pasal (18, 19, 20, 26, 27,30) dan penambahan 19 Pasal. Sedangkan untuk pokok perubahan dalam amandemen kedua mencakup pemerintahan daerah lebih dirinci, fungsi DPR dan hak anggota DPR, serta Hak Asasi Manusia.Amandemen ketiga tanggal 9 November 2001. Beberapa Pasal yang diamandemen yaitu perubahan 8 Pasal (1, 3, 6, 11, 17, 23, 24) dan penambahan 15 Pasal. Pokok perubahan dalam amandemen ketiga adalah MPR tidak lagi melakukan kedaulatan rakyat, memperjelas Indonesia sebagai negara hokum, presiden dan wapres dipilih langsung, serta pembentukan DPD. Amandemen Pertama tanggal 11 Agustus 2002. Pasal - pasal yang diamandemen adalah Pasal 2 Ayat (2); 6A Ayat (4); Pasal 8 Ayat (3); Pasal 11 Ayat (1); Pasal 16, Pasal 23B, 23D; Pasal 24 Ayat (3); Pasal 29 Ayat (1, 2); Pasal 31 Ayat (1, 2, 3, 4, 5); Pasal 32 Ayat (1, 2); Pasal 33 Ayat (4) dan Ayat (5); Pasal 34 Ayat (1, 2, 3, 4); Pasal 37 Ayat (1, 2, 3, 4, 5). Perubahan pokok dalam amandemen keempat yaitu anggota dan pemilihan MPR, pemilihan dan pergantian Presiden dan Wapres, Bank Sentral, Pendidikan, sistem ekonomi, perubahan konstitusi.2.3 Lembaga Negara dalam Sistem Ketatanegaraan2.3.1. Lembaga-Lembaga Negara sebelum amandemen Lembaga Negara sebelum amandemen yaitu a. Majelis Permusyawataran Rakyat (MPR) Majelis Permusyawataran Rakyat merupakan lembaga tertinggi Negara, karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. MPR berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden. Wewenang MPR antara lain : Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis. Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil Presiden. Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban tersebut. Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar. Mengubah Undang-Undang Dasar 1945. Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis. Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota. Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah/janji anggota.b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota. Wewenang DPR antara lain : Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden. Memberikan persetujuan atas PERPU. Memberikan persetujuan atas Anggaran. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden.c. Mahkamah Agung (MA)Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN). Wewenang MA antara lain : Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.d. BPK dan DPADisamping lembaga-lembaga tinggi Negara diatas terdapat lembaga tinggi Negara yang lain yang wewenangnya cukup minim, yaitu BPK dan DPA. tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang peraturannya ditetapkan dengan undang-undang. Adapun wewenang dari Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yaitu berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usul kepada pemerintah.2.3.2. Lembaga-lembaga Negara pasca Amandemena. Majelis Permusyawaratan (MPR).MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK. Yang mempunyai fungsi legeslasi. pasca perubahan UUD 1945 Keberadaan MPR telah sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak lagi melaksanakan sepenuhnya kedaulatan rakyat dan tidak lagi berkedudukan sebagai Lembaga Tertinggi Negara dengan kekuasaan yang sangat besar, termasuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.Susunan dan keanggotaan MPR[footnoteRef:0] [0: ]

MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui Pemilihan Umum setiap 5 tahun sekali. Masa jabatan Anggota MPR adalah lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat Anggota MPR yang baru Mengucapkan sumpah/janji. Sebelum memangku jabatannya, Anggota MPR mengucapkan sumpah /janji bersama-sama yang dipandu oleh ketua Mahkamah Agung dalam Sidang Paripurna MPR.Tugas dan wewenang MPR Mengubah dan menetapkan Undang Undang Dasar. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum, dalam Sidang Paripurna MPR Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan Presiden dan / atau wakil presiden.Sidang dan PutusanMPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di Ibu kota Negara. Sidang MPR sah apabila: Sekurang-kurangnya dari jumlah anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden. Sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR untuk mengubah dan menetapkan UUD Sekurang-kurangnya 50% ditambah satu dari jumlah anggota MPR untuk selain siding-sidang sebagai mana dimaksud diatas.

b. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Melalui perubahan UUD 1945, kekuasaan DPR diperkuat dan dikukuhkan keberadaannya terutama diberikannya kekuasaan membentuk UU yang memang merupakan karakteristik sebuah lembaga legislatif. Hal ini membalik rumusan sebelum perubahan yang menempatan Presiden sebagai pemegang kekuasaan membentuk UU. Dalam pengaturan ini memperkuat kedudukan DPR terutama ketika berhubungan dengan Presiden.Tugas dan wewenang DPR Membentuk undang-undang yang dibahasa dengan presiden ntuk mendapat persetujuan bersama Membahas dan memerikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Menerima dan membahas usulan rancangan undang-undang yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan Undang-Undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan Agama Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, anggaran pendapatan dan belanja Negara serta kebijakang pemerintah.HAK-HAK DPR Hak interplasiHak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hak angketHak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Hak imunitasHak imunitas adalah kekebalan hukum dimana setiap anggota DPR tidak dapat dituntut di hadapan dan diluar pengadilan karena pernyataan, pertanyaan/pendapat yang dikemukakan secara lisan ataupun tertulis dalam rapat-rapat DPR, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan kode etik. Hak menyatakan pendapatHak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:1) Kebijakan Pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional2) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket3) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.c. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)DPD adalah Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.DPD dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. DPD mempunyai fungsi pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan ang berkaitan dengan bidang legislasi tertentu.

Tugas dan Wewenang DPD1) DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan Undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah, pengolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.2) DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak.pendidikan dan agamad. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)BPK adalah lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. BPK Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.5. DPA (Dewan Pertimbangan Agung) telah dihapus pasca amandemen keempat6. Mahkamah Agung (MA)Mahkamah Agung adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan. di bawah MA terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kewajiban dan wewenang MA:Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA adalah: Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang undangan di bawah Undang- undang , dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan rehabilitasie. Mahkamah Konstitusi (MK)Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan Kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution).Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.f. Komisi Yudisial (KY)Berdasarkan UU no 22 tahun 2004 Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon Hakim Agung.

Keanggotaan Komisi Yudisial1. Komposisi keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas dua mantan hakim, dua orang praktisi hukum, dua orang akademisi hukum, dan satu anggota masyarakat.2. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara, terdiri dari 7 orang (termasuk Ketua dan Wakil Ketua yang merangkap Anggota).3. Anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.Wewenang Komisi Yudisial :1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan Mahkamah Agung4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sungguh tepat apa yang telah dirumuskan didalam Pembukaan UUD 1945 yaitu : Pancasila merupakan landasan ideal bagi terbentuknya masyarakat adil dan makmur material dan spiritual didalam Negara Republik Indonesia yang bersatu dan demokratif.Sebelum menjelaskan mengenai sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disampaikan terlebih dahulu mengenai struktur ketatanegaraan yang terbagi dua, yaitu : supra struktur politik dan infra struktur politik.Suprastruktur politik disini adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan apa yang disebut alat alat perlengkapan negara termasuk segala hal yang berhubungan dengannya.Yang termasuk dalam supra struktur politik ini adalah ; mengenai kedudukannya, kekuasaan dan wewenangnya, tugasnya, pembentukannya, serta hubungan antara alat alat perlengkapan itu satu sama lain. Adapun infra struktur politik meliputi lima macam komponen, yaitu : komponen Partai Politik; Komponen golongan kepentingan, Komponen alat komunikasi politik, Komponen golongan penekan, Komponen tokoh politik3.2 Saran Dalam sistem penulisan makalah ini, Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saran dan masukan dari pembaca sangat kita harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi generasi penerus bangsa.

1