pancasila

28
 1 1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 1. PENGER TIAN FILSAF A T  Apa itu flsaat?  Dapat dijawa d!"#a" $!"#!$u%a%a" p!"#!&tia" flsaat.  FILSAFAT PANCASILA

description

menjelaskan mengenai pencasila

Transcript of pancasila

  • *PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATPENGERTIAN FILSAFAT

    Apa itu filsafat?

    Dapat dijawab dengan mengemukakan pengertian filsafat. FILSAFAT PANCASILA

  • *1 Pengertian etimologis

    Filsafat (falsafah=bhs. Arab) atau philosophy (bhs. Inggeris) berasal dari bahasa Yunani Philosophia/kata ini berasal dari kata philein berarti cinta; dan Sophia berarti kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Filsuf berarti pencinta atau pencari kebijaksanaan.

    Pythagoras (58w-469), merupakan orang yang pertama menggunakan kata filsafat. Waktu itu, arti kata filsafat belum begitu jelas. Kemudian kata ini digunakan oleh kaum sophist, dan juga Sokrates (470-399). Akhirnya kata filsafat menjadi popular sebagaimana halnya yang kita temukan sekarang.

  • *

    Plato (427-347 Sebelum Masehi)

    Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakekat.

    2. Aristoteles (384-322 Sebelum Masehi.

    Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.

    3. Immanuel Kant (1724-1804)

    Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai pokok pangkal dari segala pengetahuan dan perbuatan.1.2 Definisi Filsafat

  • *

    4. Bertrand Russel (1872-1970)

    Filsafat sebagai kritik terhadap pengetahuan. Filsafat memeriksa secara kritis asas-asas yang dipakai di dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, dan mencari suatu ketidak selarasan yang dapat terkandung di dalam asas- asas itu. Filsafat adalah sesuatu yang terletak di antara theologia dan ilmu pengetahuan, terletak di antara dogma-dogma dan ilmu eksakta

    5. D.C. Mulder

    Filsafat ialah pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan. Ilmu filsafat itu mengabstraktir susunan kenyataan dan membuat susunan itu menjadi sasaran pemikirannya.

  • *

    6. N. Driyarkara

    Filsafat adalah permenungan yang sedalam-dalamnya tetang sebab-sebab ada dan berbuat, permenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya, sampai ke mengapa yang penghabisan.

    7. Notonagoro

    Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi obyeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah; yang disebut hakekat.

  • *

    8. Notonagoro

    Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi obyeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah; yang disebut hakekat.

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapatlah diartikan bahwa filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal untuk sampai kepada hakekat atau esensi. Dengan kata lainfilsafat adalah ilmu yang menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran kenyataan baik mengenai diri sendiri maupun segala sesuatu yang dijadikan obyeknya. Obyek itu diselidiki secara kritis, mendasar, radikal dan integral (menyeluruh).

  • *1.3 Cabang-Cabang Filsafat

    Untuk memahami filsafat perlu diketahui apa saja yang termasuk dalam cabang-cabang filsafat.

    Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah sebagai berikut:

    Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis, yang meliputi bidang-bidang: ontologi kosmologi antropologi. Epistemologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.Metodologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.Logika, yang berkaitan dengan persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berpikir yang benar.Etika, yang berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.Estetika, yang berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

  • *2. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem

    Pancasila yang terdiri 5 sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

    Ciri-ciri sistem adalah:

    1. Suatu kesatuan bagian-bagian 2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri -sendiri 3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem) 5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich. 1974)

  • *2.1 Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis

    Artinya kasatuan sila-sila Pancasila merupakan satu kebulatan, dimana antara satu sila dengan sila lainnya tidak dapat dapat dilepas pisahkan/masing-masing sila tidak berdiri sendiri.

    Secara filosofis kesatuan sila-sila Pancasila bersumber kepada dasar ontologis manusia sebagai pendukung sila-sila Pancasila yang dapat dijelaskan:

    Hakikat manusia menurut Pancasila adalah monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat individu-makhluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan kesatuan bersifat organis. Karena hakekat manusia monopluralis, maka sila-sila Pancasila memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.

  • *2.2 Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

    Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentu piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal isi sifat (kwalitas). Kalau dilihat dari intinya urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifanya merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya.

  • *

  • *Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

    Sila pertama: Sila Ketuhanan yang Maha Esa meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga keempat dan kelimaSila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima.Sila ketiga: Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawratan dan perwakilan diliputi dan dijiwai sila pertama. Kedua dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima.Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diliputi dan dijiwai sila-sila kesatu, kedua, ketiga, keempat dan kelima.

  • *2.3 Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan Saling Mengkualifikasi

    Kesatuan sila-sila Pancasila yang Majemuk Tunggal, hierarkhis piramidal juga memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi sebagai berikut:

    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakayatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusywaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah ber-Ketuhanan yangSila Persatuan Indonesia, adalah.Sila Kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan perwakilan adalah.Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah.

  • *3. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

    Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis, serta dasar aksiologis.

  • *3.1 Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila

    Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak monopluralis. Hakekat dasar ini disebut sebagai dasar antropologis. Bahwa yang ber Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan. Adalah manusia. Dengan kata lain pendukung dari Pancasila adalah manusia.

    Begitu pula pendukung negara adalah manusia/rakyat. Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila memiliki hal-hal mutlak, yaitu terdiri dari susunan kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rohani, serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.

  • *3.2 Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

    Dasar epistemologis tidak dapat dipisahkan dari dasar ontologis. Oleh karena itu, dasar epistemologis tidak dapat dipisahkan dari basis ontologis.

    Ada tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologi 1. Sumber pengetahuan manusia/Pancasila merupakan pengetahuan yang digali dari bangsa Indonesia sendiri. 2. Kebenaran pengetahuan manusia/Pancasila merupakan suatu kebenaran logis yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Watak pengetahuan

  • *3.3 Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

    Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.

    Dari berbagai pengertian nilai/teori tentang nilai, bahwa sila-sila Pancasila mengandung nilai-nilai. Melihat pembagian besar dari nilai, maka sesuatu itu bisa saja bernilai apabila dikaitkan dengan manusia (Subjektif), sedangkan pandangan yang mengatakan bahwa pada hakikatnya sesuatu pada dirinya bernilai (objetivisme).

    Menurut Notonagoro nilai-nilai Pancasila termasuk nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vital.

  • *3.3.1. Menurut Notonagoro, nilai-nilai Pancasila termasuk nilai kerohanian yang mengakui nilai material dan nilai vitalAdapun pembagian nilai menurut Notonagoro sebagai berikut:1. Nilai material segala sesuatu yang berguna bagi manusia dapat diukur dilihat dsb.2. Nilai vital yang berguna bagi manusia untu mengadakan kegiatan dan aktifitas.3. Nilai kerohanian, yaitu segala sst yang berguna bagi rohani. Nilai kerohanian dibagi empat: a. Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal b. Nilai keindahan, yang bersumber kepada rasa/perasaan. c. Nilai kebaikan, yang bersumber pada unsur kehendak (will) d. Nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan.

  • *3.4. Susunan Isi Arti PancasilaSusunan isi arti sila-sila Pancasila meliputi tiga hal, yaitu :Isi arti Pancasila yang abstrak umum universal.Isi arti Pancasila yang umum kolektif.Isi arti Pancasila yang khusus kongkrit.

  • *Isi arti Pancasila yang abstrak umum universal adalah intisari atau esensi Pancasila yang menjadi pangkal tolak pelaksanaan pada bidang-bidang kenegaraan, tertib hukum Indonesia, dan realisasi praktis dalam berbagai bidang kehidupan kongkrit. Ketentuan yang demikian itu, berlaku secara universal dan tidak hanya bersifat abstrak, akan tetapi juga bersifat umum dan universal. Masing-masing sila saling berhubungan dalam suatu sistem dan semuanya terdapat hubungan sebab akibat, begitu juga keberadaan bangsa Indonesia dengan Pancasila terdapat hubungan sebab akibat

  • *Realisasi pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan memerlukan pengkhususan isi rumusannya yang abstrak umum universal menjadi pengertian yang umum kolektif dan yang khusus kongkrit. Isi arti umum kolektif adalah realisasinya dalam bidang kehidupan. Pancasila sebagai pedoamn dan sumber nilai kolektif bangsa dan negara Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia, sedangkan isi arti khusus kongkrit dimaksudkan bagi realitas atau realisasi praktis dalam suatu lapangan kehidupan tertentu sehingga memiliki sifat yang khusus kongkrit.

  • *4. Pancasila sebagai IdeologiAsal mula Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia dapat ditelusuri dar proses pembentukannya, yaitu:Kausa Materialis Materi Pancasila digali dari nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri.2. Kausa Formalis (asal mula bentuk) merujuk kepada bagaimana proses Pancasila itu dirumuskan menjadi Pancasila yang terkandung pada Pembukaan UUD 1945, bersumber dari usul perumus dan dibahas serta dirumuskan dalam sidang BPUPKI.Kausa Efisien Asal mula karya yang menjadikan Pancasila dari calon ideologi negara menjadi ideologi negara yang sah. Dalam hal ini asal mula karya Pancasila sebagai ideologi adalah PPKI setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidang BPUPKI.Kausa Finalis Pancasila dirumuskan dan dibahas pada sidang-sidang para pendiri negara untuk diwujudkan sebagai ideologi negara yang sah. Kausa finalis (asal mula tujuan) mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara

  • *4.1 Hakekat IdeologiPada hakikatnya ideologi Pancasila tidak lain adalah hasil refleksi bangsa Indonesia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Ideologi sebagai jiwa/roh dalam segala tindakan dalam dunia realistis. Antara ideologi dan dunia realistis selalu tarik menarik, dunia realistis akan menuju ideologi, begitu juga ideologi akan mengarahkan dan menjadi pedoman bagi dunia realistis.

  • *4.2. Fungsi Pancasila sebagai IdeologiPancasila sebagai ideologi negara memberikan orientasi yang lebih eksplisit, lebih terarah kepada keseluruhan sistem masyarakat dalam berbagai aspeknya dan dilakukan dengan cara dan penjelasan yang logis dan sistematis.

  • *4.3. Pancasila sebagai Ideologi TerbukaPrinsip dan Faktor Pendorong Keterbukaan PancasilaPancasila sebagai sebagai ideologi bersifat terbuka dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:Pancasila menerima masukan dari nilai yang datang dari luar sejauh itu tidak bertentangan dengan ideologi Pancasila dalam rangka memperkaya khasanah pemikiran Pancasila.Keterbukaan ideologi Pancasila menjamin tidak totaliter.Keterbukaan Pancasila menjadikan Pancasila tidak eksklusif. Artinya nilai-nilai Pancasila dapat menyaring segala bentuk nilai dalam rangka memperkaya ideologi untuk mencapai kehidupan yang sejahtera.Keterbukaan mendorong Pancasila menjadi dinamis. Artinya dapat selalu menyesuaikan dengan perkembangan nilai yang ada.

  • *2. Tiga Dimensi Ideologi PancasilaPancasila sebagai ideologi memiliki dimensi-dimensi realistis, idealistis, dan fleksibilitas.Dimensi Realitas Nilai yang terkandung dalam Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang riil dan hidup di dalam masyarakat sehingga nilai-nilai ideologi Pancasila hidup tertanam dan berakar dalam masyarakat.Dimensi Idealitas Ideologi Pancasila mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Dimensi Fleksibilitas Ideologi Pancasila bersifat terbuka dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

  • *3. Tingkatan Nilai Ideologi PancasilaPancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai dasar yang bersifat tetap, tidak berubah, dan tidak langsung dapat dioperasionalkan. Oleh karena itu ada tiga tingkatan nilai dalam ideologi Pancasila, yaitu:Nilai dasar. Nilai atau norma dasar Pancasila merupakan wujud dari isi arti Pancasila yang abstrak umum universal, bersifat tidak berubah, tidak terikat dengan tempat dan waktu.Nilai Instrumental Nilai yang menjadi sarana untuk mewujudkan nilai dasar. Nilai intrumental merupakan wujud dari isi arti Pancasila yang umum kolektif, penerapannya secara kontekstual sesuai dengan tuntutan zaman.Nilai Praksis Nilai praksis merupakan wujud dari isi arti Pancasila yang khusus kongkrit. Nilai praksis adalah wahana pelaksanaan nilai dasar dan instrumental secara nayata yang sesungguhnya. Nilai praksis sebagai wahana untuk menunjukkan bahwa nilai dasar berfungsi dalam kehidupan sekaligus sebagai sarana mengevaluasi atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan nilai dasar dalam sesuatu bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  • *