PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional...

4
TATA RUANG PERTANAHAN MEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN T: 021 392 7412 E: [email protected] WWW.TATARUANGPERTANAHAN.COM Dinamika Isu Tata Ruang dan Pertanahan PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL halaman 2 SCOOPING WORKSHOP KLHS-NCICD halaman 2 RESENSI BUKU: PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKA halaman 4 EDISI 4 / MEI 2014 ISU TATA RUANG : Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang 2010-2030 Pemprov DKI menjadi berita yang menjadi sorotan media di bulan ini. Perda tersebut akan lebih kuat jika disinkronkan dengan aturan baru Pajak Bumi dan Bangunan. Sinkronisasi dua aturan ini diyakini membuat rencana penataan kota lebih terarah dan tidak akan memberatkan rakyat. Hal ini dikarenakan Tata Ruang mengakomodasi banyak kepentingan, sehingga dalam perencanaan harus dilakukan dengan seksama. Namun demikian, saat ini, informasi tentang rencana detail tata ruang Jakarta belum meluas. Hal ini memicu konflik antara warga di beberapa tempat di Jakarta dan para pengembang kawasan. Warga dan pengembang berselisih pendapat terkait peruntukan kawasan itu. Di satu sisi warga menganggap kawasan tersebut sebagai ruang terbuka hijau (RTH), sementara para pengembang tetap pada pendiriannya bahwa kawasan tersebut dapat digunakan untuk perumahan. Konflik-konflik semacam ini dapat dikurangi melalui sosialisasi informasi yang tepat sasaran. Berita lain menyebutkan, Jakarta menduduki posisi puncak sebagai kota yang sedang berkembang. Posisi ini dinilai berdasarkan kemajuan beberapa sektor, yakni transportasi, kesehatan, edukasi, ekonomi, dan politik. Namun, kemajuan yang diungkap dari studi perusahaan konsultasi global AT Kearney ini tidak sepenuhnya selaras dengan kondisi riil di lapangan. ISU PERTANAHAN: Pembebasan lahan dan pengelolaan lahan menjadi perhatian khusus pada bulan ini. Banyaknya pembebasan lahan yang menjadi kendala pembangunan infrastruktur di beberapa daerah, mengakibatkan keterlambatan pembangunan. Pemerintah perlu mengawal dan menangani masalah pembebasan lahan ini dengan cepat dan tepat,sehingga kerugian dapat diminimalisir. Sementara itu, draft RUU Pertanahan menyebutkan bahwa yag dimaksud dengan tanah obyek reforma agraria adalah (a) tanah negara bekas tanah telantar; (b) tanah kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi; (c) tanah dari sumber lain yang berasal dari: (1) tanah negara bebas; (2) tanah negara bekas hak barat; (3) tanah negara berasal dari tanah timbul dan tanah tumbuh; (4) tanah negara bekas swapraja; (5) tanah negara berasal bekas pertambangan mineral, batubara, dan panas bumi; (6) tanah negara berasal dari pelepasan kawasan hutan; (7) tanah negara berasal dari tukar menukar atau perbuatan hukum keperdataan lain dalam rangka reforma agraria; dan (8) tanah yang diserahkan pemegang haknya ke negara untuk reforma agraria. NEWSLETTER KILAS BALIK: SISTEM PERENCANANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... HAL 3 Fokus Pemberitaan Bidang TATA RUANG Fokus Pemberitaan Bidang PERTANAHAN

Transcript of PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional...

Page 1: PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, ... tertib penyelenggaraan negara; ... Seminar Nasional

TATA RUANG PERTANAHANMEDIA INFORMASI BIDANG TATA RUANG DAN PERTANAHAN

T: 021 392 7412 E: [email protected] WWW.TATARUANGPERTANAHAN.COM

Dinamika Isu Tata Ruang dan Pertanahan

PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALhalaman 2

SCOOPING WORKSHOP KLHS-NCICD halaman 2

RESENSI BUKU: PEMBANGUNAN DAERAH DALAM ANGKAhalaman 4

EDISI 4 / MEI 2014

ISU TATA RUANG :

Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang 2010-2030 Pemprov DKI menjadi berita yang menjadi sorotan media di bulan ini. Perda tersebut akan lebih kuat jika disinkronkan dengan aturan baru Pajak Bumi dan Bangunan. Sinkronisasi dua aturan ini diyakini membuat rencana penataan kota lebih terarah dan tidak akan memberatkan rakyat. Hal ini dikarenakan Tata Ruang mengakomodasi banyak kepentingan, sehingga dalam perencanaan harus dilakukan dengan seksama.

Namun demikian, saat ini, informasi tentang rencana detail tata ruang Jakarta belum meluas. Hal ini memicu konflik antara warga di beberapa tempat di Jakarta dan para pengembang kawasan. Warga dan pengembang berselisih pendapat terkait peruntukan kawasan itu. Di satu sisi warga menganggap kawasan tersebut sebagai ruang terbuka hijau (RTH), sementara para pengembang tetap pada pendiriannya bahwa kawasan tersebut dapat digunakan untuk perumahan. Konflik-konflik semacam ini dapat dikurangi melalui sosialisasi informasi yang tepat sasaran.

Berita lain menyebutkan, Jakarta menduduki posisi puncak sebagai kota

yang sedang berkembang. Posisi ini dinilai berdasarkan kemajuan beberapa sektor, yakni transportasi, kesehatan, edukasi, ekonomi, dan politik. Namun, kemajuan yang diungkap dari studi perusahaan konsultasi global AT Kearney ini tidak sepenuhnya selaras dengan kondisi riil di lapangan.

ISU PERTANAHAN:

Pembebasan lahan dan pengelolaan lahan menjadi perhatian khusus pada bulan ini. Banyaknya pembebasan lahan yang menjadi kendala pembangunan infrastruktur di beberapa daerah, mengakibatkan keterlambatan pembangunan. Pemerintah perlu mengawal dan menangani masalah pembebasan lahan ini dengan cepat dan tepat, sehingga kerugian dapat diminimalisir.

Sementara itu, draft RUU Pertanahan menyebutkan bahwa yag dimaksud dengan tanah obyek reforma agraria adalah (a) tanah negara bekas tanah telantar; (b) tanah kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi; (c) tanah dari sumber lain yang berasal dari: (1) tanah negara bebas; (2) tanah negara bekas hak barat; (3) tanah negara berasal dari tanah timbul dan tanah tumbuh; (4) tanah negara bekas swapraja; (5) tanah negara berasal bekas pertambangan mineral, batubara, dan panas bumi; (6) tanah negara berasal dari pelepasan kawasan hutan; (7) tanah negara berasal dari tukar menukar atau perbuatan hukum keperdataan lain dalam rangka reforma agraria; dan (8) tanah yang diserahkan pemegang haknya ke negara untuk reforma agraria.

NEWSLETTER

KILAS BALIK:

SISTEM PERENCANANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ... HAL 3

Fokus Pemberitaan Bidang TATA RUANG

Fokus Pemberitaan Bidang PERTANAHAN

Page 2: PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, ... tertib penyelenggaraan negara; ... Seminar Nasional

Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional

Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, bertindak sebagai panitia pelaksana Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional 2014 yang mengusung tema, “Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan yang Berkeadilan,” pada tanggal 29 – 30 April 2014 yang berlokasi di Ruang Binakarna, Hotel Bidakara, Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 71-73, Pancoran, Jakarta Selatan.

Pameran yang dibuka oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana ini bertujuan untuk mensosialisasikan hasil-hasil pelaksanaan pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dan II, serta berbagi informasi mengenai keberhasilan pelaksanaan

pembangunan yang dilakukan secara inovatif oleh oleh para pemangku kepentingan di Indonesia. Pada hari kedua, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan Menteri dan Kepala Daerah berkenan meninjau Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional 2014. Pameran tahun ini difokuskan untuk membangun jejaring bagi para pihak yang berperan aktif dalam reformasi pembangunan, utamanya dalam forum Diskusi Interaktif.

Peserta pameran terdiri dari: (1) Kementerian/Lembaga Pemerintah; (2) Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota; (3) Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), termasuk lembaga penelitian, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat; dan (4)

Mitra pembangunan multilateral dan bilateral. Pameran ini terbagi menjadi empat subtema, yakni: (1) Subtema 1: Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh; (2) Subtema 2: Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan; (3) Subtema 3: Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan; dan (4) Subtema 4: Pemerataan Pembangunan Wilayah.

Pameran yang menjadi rangkaian dari penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2014 (Musrenbangnas 2014) ini diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman yang sama tentang proses perencanaan dan pembangunan bagi para pemangku kepentingan. (MA/SY/GP/IAS/AY)

POTRET KEGIATAN:

Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan yang Berkeadilan

Scooping Workshop KLHS-NCICDNational Capital Integrated Coastal DevelopmentDalam rangka mendapatkan masukan untuk penyusunan TOR pelaksanaan KLHS untuk NCICD, Tim Pelingkupan Rancangan KLHS NCICD melaksanakan Scooping Workshop Rancangan KLHS NCICD di Hotel Mercure, Ancol, pada tanggal 29 April 2014.

Peserta yang turut hadir yakni perwakilan dari Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan beberapa perwakilan LSM.

Hasil temuan dari kajian awal (DKI dan Tangerang) menerangkan secara garis besar, banyak dampak negatif yang perlu diantisipasi sejak dini. Untuk itu, Scooping KLHS NCICD perlu memperhatikan beberapa hal berikut: a) tidak hanya

dikaji sebatas di lokasi NCICD nya saja, tetapi perlu melihat keterkaitannya dengan daratan, terutama bagian hulu, misalnya hingga kabupaten Bogor; b) perilaku masyarakat Indonesia yang masih membuang sampah sembarangan sehingga berpotensi menyebabkan NCICD menjadi waduk yang berisi sampah. Perlu dipersiapkan pula skenario pada saat pelaksanaan pembangunan tahap I NCICD (2014-2018), terutama asal ketersediaan tanah yang menjadi salah satu faktor utama.

Terkait dengan program NCICD, pemangku kepentingan Pelabuhan Muara Baru mengharapkan kejelasan terhadap skema relokasi kegiatan ekonomi penduduk dan investasi di kawasan yang sudah berlangsung selama ini. (RT/AY/TRP)

Sumber: Dokumentasi TRP

Gambar Ilustrasi NCICD

2

Page 3: PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, ... tertib penyelenggaraan negara; ... Seminar Nasional

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah sistem yang menjadi pedoman pengambilan kebijakan pemerintahan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tercantum bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Ruang Lingkup PerencanaanRuang Lingkup Perencanaan yang dimaksud oleh UU 25/Tahun 2004 meliputi: (i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-Nasional untuk periode 20 tahun); (ii) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM-Nasional untuk periode 5 tahun; (iii) Rencana Strategi Kementerian/Lembaga (Renstra K/L); (iv) Rencana Kerja Pemerintah (RKP); dan (v) Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).

Asas Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalBeberapa asas yang digunakan adalah: (1) Pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional; (2) Perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan; (3)SPPN diselenggarakan berdasarkan

asas umum penyelenggaraan negara, yakni: (i) asas kepastian hukum; (ii) asas tertib penyelenggaraan negara; (iii) asas kepentingan umum; (iv) asas keterbukaan; (v) asas proporsionalitas; (vi) asas profesionalitas; dan (vii) asas akuntabilitas.

Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional(1) Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan; (2) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah. (3) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (4) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; (5) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

KendalaNamun demikian, pada pelaksanaannya di lapangan, terdapat berbagai kendala umum, di antaranya: (a) kurangnya koordinasi dalam pengelolaan data dan informasi sehingga tidak tepat sasaran; (b) keterkaitan antara proses perencanaan, proses penganggaran, dan proses politik dalam menerjemahkan dokumen perencanaan menjadi dokumen anggaran belum optimal; (c) kurangnya keterlibatan masyarakat (civil society); (d) masih lemahnya sistem pemantauan, evaluasi, dan pengendalian; (e) Koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah belum optimal, dan (f) masih melekatnya ketergantungan pada sumber dana dari donor dan lembaga internasional.

Pelaksanaan Dalam pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan, diadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) setahun sekali yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Musrenbangnas adalah wahana untuk mempertemukan hasil perencanaan teknokratis-partisipatif yang dilakukan K/L dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lainnya dalam rangka menyerasikan perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

Adapun tujuan Musrenbangnas yang dilaksanakan tahun 2014 , antara lain: (1) melakukan penyempurnaan rancangan awal RKP 2015 menjadi rancangan akhir RKP 2015; (2) melakukan penyerasian dan penyempurnaan rancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) 2015; (3) melakukan penyerasian program, kegiatan, indikator serta lokasi kegiatan dan pagu anggaran yang disusun oleh K/L dan pemerintah provinsi sesuai dengan tema dan prioritas pembangunan Tahun 2015; (4) memperkuat koordinasi dan sinergi pembangunan baik melalui kerangka regulasi (peraturan perundang-undangan) maupun kerangka anggaran agar terwujud penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; serta (5) menyediakan arahan bagi penyempurnaan rancangan akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2015.

(dari berbagai sumber)

WAWASAN

LINK TERKAITDirektorat Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas Portal Tata Ruang dan PertanahanSekretariat BKPRN

Potret Kegiatan TRPPameran Perencanaan Pembangunan Nasional Scooping Workshop KLHS - NCICDSeminar Nasional Masalah Agraria Kontemporer

3

Page 4: PAMERAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL · PDF filePameran Perencanaan Pembangunan Nasional Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, ... tertib penyelenggaraan negara; ... Seminar Nasional

2013Pembangunan Daerah Dalam AngkaUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang, perencanaan pembangunan daerah mengacu pada perencanaan pembangunan nasional. Buku ini menyajikan data dan informasi tentang perkembangan hasil pembangunan daerah dalam kurun waktu 2004 sampai dengan 2009. Pembangunan daerah yang dimaksud meliputi: (1) Pembangunan Wilayah Sumatra; (2) Pembangunan Wilayah Jawa Bali; (3) Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara; (4) Pembangunan Wilayah Kalimantan; dan (5) Pembangunan Wilayah Sulawesi.

Data dan informasi tersebut mencakup enam pokok bahasan yaitu: (i) geografis

dan administrasi wilayah; (ii) kondisi fisik wilayah; (iii) sosial ekonomi dan kependudukan; (iv) perekonomian daerah; (v) prasarana wilayah; dan (vi) kondisi lingkungan hidup. Sebagian besar data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan sebagian lainnya bersumber dari Kementerian dan lembaga yang kompeten di bidangnya. Namun demikian, informasi dalam buku ini belum menggambarkan perkembangan dari keseluruhan aspek pembangunan. Ke depan, diharapkan berbagai data dan informasi tersebut dapat disempurnakan dengan berbagai indikator yang lebih relevan.

Judul Buku:Pembangunan Daerah Dalam Angka - Tahun 2013 Penyusun: BappenasPenerbit : Bappenas Jumlah halaman: 225

DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN,BAPPENASJalan Taman Suropati No. 2AGedung Madiun Lt. 3

T : 021 392 7412F : 021 392 6601E : [email protected]: www.trp.or.id

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami:

RESENSI BUKU:

Dalam rangka mendiseminasikan hasil penelitian Tim CSSI agraria, serta melakukan diskusi permasalahan dan tantangan kebijakan agraria di Indonesia, PMB-LIPI bekerjasama dengan Konsorsium Pembaruan Agraria, mengadakan seminar nasional “Masalah Agraria Kontemporer Tantangan Kebijakan Agraria di Indonesia”, di Gedung PDII LIPI, Selasa (8/4).

Seminar nasional ini menghadirkan beberapa narasumber dari kalangan akademisi dan pemerintahan, di antaranya Laksmi Savitri dari Departemen Antropologi UGM, Suraya Afif dari Pusat Antropologi UI, Bambang Widjojanto sebagai salah satu komisioner KPK, dan Keynote Speaker, Gunawan Wiradi. Gunawan menyampaikan bahwa Indonesia perlu membentuk Badan Otorita Reforma Agraria untuk mengkoordinir sektor dalam pelaksanaan percepatan reforma agraria.

Selama 2011-2013, tim peneliti menemukan

bahwa masyarakat Indonesia masih memandang penting arti tanah. Lebih lanjut, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang ideal yang berpengaruh pada peningkatan urbanisasi dan peningkatan jumlah buruh akibat terbatasnya akses masyarakat terhadap tanah. Tim peneliti LIPI mengajukan rekomendasi agar pemerintah membuat Dokumen Perencanaan Kebijakan Agraria Nasional.

Dalam seminar tersebut Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan yang diwakili oleh Uke Muhammad Husein, dan staf, menyampaikan arah kebijakan pengelolaan pertanahan yang akan dilaksanakan dalam periode III RPJMN. Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas juga telah menyusun kebijakan di bidang pertanahan yang multi sektor sehingga diharapkan dapat mempercepat penyelesaian

permasalahan yang ada. Selain itu, Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas juga membuka kesempatan bagi peneliti dan pihak yang terkait dengan bidang pertanahan untuk dapat memberikan saran dan masukan yang dapat dilaksanakan secara real bagi perbaikan sistem pengelolaan pertanahan di Indonesia. (GN/AY/TRP)

Seminar Nasional Masalah Agraria Kontemporer Tantangan Kebijakan Agraria di Indonesia

Ilustrasi Reforma Agraria

4