Pajak Pertambahan Nilai

37
Pajak Pertambahan Nilai

description

Pajak Pertambahan Nilai. What PPN?. Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam Daerah Pabean. Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan golongan : Pajak Tidak Langsung Berdasarkan Wewenang Pemungut : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pajak Pertambahan Nilai

Page 1: Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai

Page 2: Pajak Pertambahan Nilai

What PPN?

Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam Daerah Pabean.

Page 3: Pajak Pertambahan Nilai

Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan golongan :

Pajak Tidak Langsung

Berdasarkan Wewenang Pemungut :

Pajak Pusat

Berdasarkan sifat :

Pajak Objektif

Page 4: Pajak Pertambahan Nilai

Beberapa Karakteristik PPN

Multi Stage Tax

Mekanisme Pemungutan Menggunakan Faktur Pajak

Pajak Konsumsi Umum Dalam Negeri

Page 5: Pajak Pertambahan Nilai

Who? Pengusaha

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean

Page 6: Pajak Pertambahan Nilai

How? Mekanisme PPN Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) wajib memungut PPN dari pembeli/penerima BKP/JKP yang bersangkutan sebesar 10% dari Harga Jual atau penggantian, dan membuat Faktur Pajak sebagai bukti pemungutannya.

PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak Keluaran bagi PKP Penjual BKP/JKP, yang sifatnya sebagai pajak yang harus dibayar (hutang pajak).

Page 7: Pajak Pertambahan Nilai

Mekanisme PPN

Pada waktu PKP melakukan pembelian/perolehan BKP/JKP yang dikenakan PPN, PPN tersebut merupakan Pajak Masukan yang sifatnya sebagai pajak yang dibayar di muka, sepanjang BKP/JKP yang dibeli tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan usahanya.

Page 8: Pajak Pertambahan Nilai

Mekanisme PPN

Untuk setiap masa pajak (setiap bulan), apabila

jumlah Pajak Keluaran lebih besar dari pada Pajak

Masukan, maka selisihnya harus disetor ke Kas

Negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan

berikutnya. Dan sebaliknya, apabila jumlah Pajak

Masukan lebih besar dari pada Pajak Keluaran,

maka selisih tersebut dapat diminta kembali

(restitusi) atau di kompensasi ke masa pajak

berikutnya.

Page 9: Pajak Pertambahan Nilai

Mekanisme PPN

Pengusaha Kena Pajak di atas wajib

menyampaikan Laporan Perhitungan

PPN setiap bulan (SPT Masa PPN) ke

Kantor Pelayanan Pajak terkait

selambat-lambatnya tanggal 20 bulan

berikutnya

Page 10: Pajak Pertambahan Nilai

Pada bulan September 2008, PT ABADI melakukan penyerahan BKP sebesar Rp 100 Milyar, PPN yang dipungut sebesar 10% atau Rp 10 Milyar. Pembelian BKP/JKP yang dilakukan PT ABADI adalah Rp 80 Milyar, sehingga PPN yang dibayar atas pembelian BKP/JKP tersebut sebesar 10 % dari 80 Milyar atau Rp 8 Milyar.    

Page 11: Pajak Pertambahan Nilai

Penghitungan dan pengkreditan PPN yang dilakukan PT ABADI untuk Masa Pajak September 2008 adalah:   Pajak Keluaran Rp10 Milyar   Pajak Masukan Rp8 Milyar       PPN Kurang bayar Rp2 Milyar

Page 12: Pajak Pertambahan Nilai

Jumlah PPN  kurang bayar sebesar Rp 2 Milyar tersebut harus disetorkan ke kas negara melalui Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 Oktober 2008. Dan penghitungan tersebut dituangkan dalam SPT Masa PPN Masa September 2008 yang harus disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak dimana PT. ABADI terdaftar paling lambat tanggal 20 Oktober 2008.

Page 13: Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut PPN Dasar hukum:

KMK No. 563/KMK.03/2003 tanggal 24 Desember 2003

Pemungut PPN: Bendaharawan Pemerintah dan KPKN ditetapkan sebagai Pemungut PPN sejak 1 Januari 2004.

Harga kontrak dengan pemungut PPN kepada PKP rekanan sudah termasuk PPN dan PPnBM yang terutang.

Page 14: Pajak Pertambahan Nilai

Dasar pemungutan PPN: jumlah pembayaran yang dilakukan oleh KPKN yang tertera dalam Surat Perintah Membayar.

PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan BKP dan atau JKP oleh PKP kepada Pemungut PPN, dipungut, disetor dan dilaporkan oleh Pemungut PPN atas nama PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP tersebut (PKP Rekanan).

Pemungut PPN

Page 15: Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut PPN Pembayaran PKP rekanan termasuk PPN dan

PPnBM sebesar 10%.Jumlah pembayaran: Rp 1,200,000. Jumlah PPN yang dipungut: 10/120 x 1,200,000 = 100,000Jumlah PPnBM yang dipungut:10/120 x 1,200,000 = 100,000Sisa yang dibayarkan kepada PKP rekanan= 1,200,000 – 200,000 = 1,000,000

Page 16: Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut PPN Saat pemungutan: pada saat pembayaran

oleh Bendaharawan Pemerintah kepada PKP rekanan

Saat penyetoran: paling lambat 7 hari setelah bulan dilakukan pembayaran atas tagihan PPN dan PPnBM yang dipungut.

Saat pelaporan: dalam SPT Masa Pemungut PPN pada Masa Pajak paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya bulan dilakukan pembayaran tagihan.

Page 17: Pajak Pertambahan Nilai

Kapan PKP Rekanan melaporkan PPN yang dipungut oleh Pemungut PPN?

PKP Rekanan melaporkan PPN yang dipungut oleh Pemungut PPN pada SPT Masa PPN Masa Pajak diterimanya pembayaran dari Pemungut PPN

Page 18: Pajak Pertambahan Nilai

Dalam hal apakah PPN dan PPn BM tidak dipungut oleh Pemungut PPN? Pembayaran yang jumlahnya tidak melebihi

Rp. 1.000.000,00 yang tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.  PPN dan PPnBM yang terutang untuk jumlah pembayaran tersebut disetor sendiri oleh Rekanan yang bersangkutan.

Pembayaran untuk pembebasan tanah. Pembayaran atas penyerahan Barang Kena

Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundnag-undangan yang berlaku, PPN yang terutang tidak dipungut dan atau dibebaskan dari pengenaan PPN.

Page 19: Pajak Pertambahan Nilai

Pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh Pertamina

Pembayaran atas rekening telepon Pembayaran atas jasa angkutan udara yang

diserahkan oleh perusahaan penerbangan Pembayaran lainnya untuk penyerahan

barang atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidakdikenakan PPN

Dalam hal apakah PPN dan PPn BM tidak dipungut oleh Pemungut PPN?

Page 20: Pajak Pertambahan Nilai

Barang yang tidak dikenakan PPN Barang hasil pertambangan atau hasil

pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya

Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering;

Uang, emas batangan dan surat-surat berharga

Page 21: Pajak Pertambahan Nilai

Jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik Jasa di bidang pelayanan sosial Jasa di bidang pengiriman surat dengan

perangko Jasa keuangan Jasa asuransi Jasa di bidang keagamaan Jasa di bidang pendidikan

Page 22: Pajak Pertambahan Nilai

Jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa di bidang kesenian dan hiburan Jasa di bidang penyiaran yang bukan

bersifat iklan Jasa di bidang angkutan umum di darat dan

di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri

Jasa tenaga kerja Jasa perhotelan

Page 23: Pajak Pertambahan Nilai

Jasa yang tidak dikenakan PPN

Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum

Jasa penyediaan tempat parkir jasa telepon umum dengan menggunakan

uang logam jasa pengiriman uang dengan wesel pos jasa boga atau katering

Page 24: Pajak Pertambahan Nilai

Objek PPN

Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

Page 25: Pajak Pertambahan Nilai

Penyerahan Barang Kena Pajak

penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian

pengalihan Barang Kena Pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian leasing;

penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;

pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;

Page 26: Pajak Pertambahan Nilai

Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;

penyerahan Barang Kena Pajak dari Pusat ke Cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar Cabang;

penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi.

Penyerahan Barang Kena Pajak

Page 27: Pajak Pertambahan Nilai

penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena Pajak.

Penyerahan Barang Kena Pajak

Page 28: Pajak Pertambahan Nilai

Penyerahan BKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN diatur di dalam PP No. 31/2007.

Penyerahan Barang Kena Pajak

Page 29: Pajak Pertambahan Nilai

Objek PPN

Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

Page 30: Pajak Pertambahan Nilai

Penyerahan Jasa Kena Pajak

Setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai.

Termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak berdasar UU PPN dan PPnBM.

Page 31: Pajak Pertambahan Nilai

Objek PPN

Impor Barang Kena Pajak. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak

berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

Ekspor Barang Kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

Page 32: Pajak Pertambahan Nilai

Objek PPN

Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain (Pasal 16C).

Penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c (Pasal 16D)

Page 33: Pajak Pertambahan Nilai

Pengusaha Kena Pajak

Page 34: Pajak Pertambahan Nilai

Pengusaha yang melakukan penyerahan BKP wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dan wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang.

Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Definisi

Page 35: Pajak Pertambahan Nilai

Pengusaha Kecil

Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah).

Page 36: Pajak Pertambahan Nilai

Kewajiban PKP

Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, selambat-lambatnya sebelum melakukan penyerahan BKP/JKP dan bagi Pengusaha Kecil yang dalam suatu masa pajak dalam satu tahun buku mencapai jumlah peredaran di atas batas maksimal, selambat-lambatnya pada akhir bulan pajak berikutnya.

Page 37: Pajak Pertambahan Nilai

Kewajiban PKP

Memungut pajak yang terutang dengan membuat Faktur Pajak.

Menyetor pajak yang terutang dengan menyelenggarakan catatan perolehan dan peredaran dan mengkreditkan Pajak Masukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Melaporkan perhitungan pajak yang terutang dengan mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPN.