PAI

23
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari yang namanya masyarakat. Begitu pula dengan remaja, ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya itu bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu kita lihat terlebih dahulu pengertian pergaulan. Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. Gaul menurut dimensi remaja-remaja yang katanya modern itu adalah ikut dalam trend, mode, dan hal lain yang behubungan dengan keglamoran hidup. Harus masuk kedalam geng-geng, sering nongkrong dan berpergian diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata, game center dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif. Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan Page 1 1. Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156-158. 2. Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89. 3. Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

Transcript of PAI

BAB I PENDAHULUANLATAR BELAKANGSebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari yang namanya masyarakat. Begitu pula dengan remaja, ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya itu bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu kita lihat terlebih dahulu pengertian pergaulan. Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat.Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. Gaul menurut dimensi remaja-remaja yang katanya modern itu adalah ikut dalam trend, mode, dan hal lain yang behubungan dengan keglamoran hidup. Harus masuk kedalam geng-geng, sering nongkrong dan berpergian diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata, game center dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya, gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif. Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura. Dengan setia kawan itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan. Paradigma seperti itulah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sndiri. Jika ditinjau lebih dalam gaul tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai yang sesuai dengan syariat Islam dan juga budaya timur yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, merubah sesuatu yang sudah mendarah daging disebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai kata gaul itu sendiri.

RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana pengertian pergaulan dalam Islam?2. Bagaimana pandangan kehidupan sosial menurut agama Islam dan perbedaan menurut paham lain?3. Bagaimana cara mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia?4. Apa saja peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang Islami?TUJUAN PENULISAN1. Mengetahui dan memahami pengertian pergaulan dalam islam.2. Mngetahui dan memahami kehidupan sosial menurut islam dan perbedaaannya dengan paham lain.3. Mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia. 4. Mengetahui peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang islami.1.

BAB II PEMBAHASAN1. Definisi PergaulanPergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Juga, pergaulan merupakan salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Pergaulan merupakan fitrah manusia sebagai makhluk social yang tak mungkin bisa hidup sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan satu sama lain. Interaksi dengan sesame manusia juga menciptakan kemaslahatan besar bagi manusia itu sendiri dan juga lingkungannya. Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh aktivitas bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antar manusia. Namun, pergaulan tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah membuat seorang muslim terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang, banyak kejadian yang dapat membuat kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai bentuk perilaku penyimpangan lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhanterhadap ajaran Al-Quran. Oleh karenanya, adalah suatu hal yang sangat penting mengetahui dan memahami pergaulan-pergaulan dalam islam. Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dengan tata cara pergaulan dalam islam, mereka akan merasa canggung atau barangkali malah merasa tertekan karena pergaulan dalam islam itu terlihat begitu kaku dan tidak seperti pergaulan yang umum ditemui di masyarakat. Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).

Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur. Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Seperti ungkapan terdahulu bahwa adanya tat cara pergaulan dalam islam itu sebenarnya bukan untuk membatasi namun untuk menjaga harkat dan martabat manusia itu sendiri agar tidak sama dengan tata cara dan tatanan para hewan dalam bergaul. Bila satu tutunan itu diambil dengan kerendahan hati dan keinginan untuk berbakti kepada ilahi, maka tak ada hal sulit untuk mengikuti tuntunan yang baik itu. Terkesan sulit karena melihatnya dari sisi nafsu dan kepentingan duniawi. Bila memang belum mampu menjalankan tuntunan yang sebenarnya, jangan ditantang tuntunan itu. Cukup campkan dalam hati bahwa diri akan selalu berusaha sekuat tenaga mengikuti aturan yang sesungguhnya. Kalau menentang atau bahkan menantang, itulah tanda kesombongan diri terhadap Sang Maha Kuasa.

Faktor Utama Dalam Pergaulan1. Taaruf.Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah, ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan taaruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.2. TafahumMemahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap.Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akanbanyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah.3. Taawun.Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap taawun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain. Taaruf, tafahum , dan taawun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong.

Tata krama pergaulan pria dengan wanita menurut Al-Quran :Surah An Nur ayat 30-31 katakanlah kepada orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan nya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguha nya allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. ( ayat 30 ) Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakkinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur:31).Etika Bergaul Dalam Agama Islam1. Menjaga Pandangan2. Menutup aurat secara sempurnaHai nabi, katakan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, hingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lahi Maha Penyanyang.(QS.Al Ahzab:59).3. Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan laki-laki bukan mahram.Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.(QS.Al Ahzab:32).4. Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu hari. Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu Alaihi WA salam bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin). Dr. Yusuf Qardhawi dalam Fatwa-fatwa Kontemporer jilid 2halaman 542 mengemukakan : Kaum muslimin memperbolehkan wanita sekarang keluar rumah untuk belajar di sekolah, di kampus, pergi ke pasar dan bekerja di luar rumah sebagai guru, dokter, bidan, dan pekerjaan lainnya asalkan memenuhi syarat dan mematuhi pedoman-pedoman syariah (Menutup aurat, menjaga pandangan, dan lain-lain).5. Dilarang berkhalwat(berdua-duaan antara pria dan wanita di tempat yang sepi) Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan perempuan lainnya, kecuali disertai muhrimnya. (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).6. Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknyaDari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).7. Islam menganjurkan menikah dalam usia muda bagi yang mampu dan shaum bagi yang tidak mampuWahai sekalin pemuda, barang siapa diantara kamu yang mampu nikah, maka nikahlah, sesungguhnya nikah itu bagimu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, naka jika kamu belum sanggup berpuasalah, sesunggunya puasa itu sebagai perisai(HR.Muttafaaqun Alaihi).

Upaya Upaya Untuk Mencegah agar Remaja tidak Terjerumus dalam Pergaulan itu.1. Sikap atau cara yang bersifat preventif.Yaitu perbuatan / tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan seorang anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.b. Penyaluran bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna dan produktif.c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.

2. Sikap atau cara yang bersifat represif.Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak - anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan pergaulan bebas.b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.c. Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.

2. Pandangan kehidupan sosial menurut agama Islam dan perbedaan menurut paham lain. Kehidupan Sosial Menurut Agama IslamAjaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (taawun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama. Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal. Kendatipun dapat dipahami bahwa Isalam yang hakiki hanya dirujukkan kepada konsep al-quran dan As-sunnah, tetapi dampak sosial yanag lahirdari pelaksanaan ajaran isalam secara konsekwen dan dapat dirasakan oleh manusia secara keseluruhan. Perbedaan Agama Islam dengan Paham Lain.1. Perbandingan orang beriman dengan orang kafir.Bagi orang beriman, Allah-lah pelindungnya yang mengeluarkan dari gelap kepada cahaya. Mereka mengikuti yang haq, mau mendengarkan ayat-ayat-nya dan mau melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Pahala surga dari buah keimanannya.Bagi orang kafir, syaitanlah pelindungnya yang mengeluarkannya dari cahaya kepada gelap gulita. Mereka mengikuti yang batil dan tuli terhadap seruan kebenaran ayat-ayat Allah. Balasan baginya adalah neraka, itulah buah kekafirannya.

2. Pandangan Animisme menurut IslamTujuan dari kepercayaan animisme adalah sekadar mengadakan hubungan baik dengan roh-roh yang dihormati, disegani dan ditakuti, dengan berusaha menyenangkan hatinya. Hal-hal yang menyebabkan kemarahan roh harus dijauhi, karena kemarahan akan membawa bahaya dan petaka. Yang dapat mengkontrol roh ini adalah para syaman atau dukun, ahli tenung dan ahli sihir. Amal perbuatan manusia yang terpenting adalah pemberian sesajian terhadap para roh baik sehari-hari maupun dalam upacara-upacara tertentu sebagai manifestasi hubungan-hubungan tersebut.Para penganut animisme ini adalah manusia yang tersesat yang belum menemukan jalan yang semestinya dilalui. Allah bukanlah roh sebagaimana anggapan mereka. Bahkan Allah Subhanahuwa Taala-lah yang menciptakan semua benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang. Allah pencipta dunia, pencipta manusia termasuk nenek moyang atau leluhur mereka, dan roh itu sendiri adalah termasuk salah satu ciptaan-Nya. Memang masalah kehidupan sehari-hari mempunyai arti serta nilai religius. Hidup adalah keutuhan, karena itu masalah kepercayaan dipandang tidak terpisah dari hidupnya, namun terlepas sama sekali dari kebenaran agama yang sebenarnya dikarenakan oleh tidak adanya pengertian bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya yang terpilih untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk-Nya kepada seluruah umat manusia di dunia ini. 3. Mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia. Ukhuwah Islamiyah sebagai Upaya Mewujudkan Perdamaian Duniaukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu: (1) Kekuatan iman dan aqidah; (2) Kekuatan ukhuwah dan ikatan hati; (3) kekuatan kepemimpinan dan senjata. Ukhuwah Islamiah ini diikat oleh iman dan taqwa. Iman juga diikat dengan ukhuwah. Artinya, mukmin itu pasti bersaudara dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika kita melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika kita melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Dalam kehidupan umat muslim, ukhuwah Islamiyah mengambil andil yang sangat penting, karena tidak hanya berperan dalam mewujudkan sebuah persatuan umat muslim, melainkan dari ukhuwah lahir banyak keutamaan, pahala, serta sangat berpengaruh positif pada masyarakat dalam menyatukan hati, menyamakan kata, dan merapatkan barisan guna menciptakan suatu kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia. Selain itu, ukhuwah Islamiyah juga memberikan manfaat bagi individu yang terlibat di dalamnya. Orang-orang yang terikat dengan ukhuwah Islamiah memiliki banyak keutamaan, diantaranya: (1) Mereka merasakan manisnya iman; (2) Mereka berada di bawah naungan cinta Allah, dilindungi Arasy Al-Rahman; (3) Mereka adalah ahli surga di akhirat kelak; (4) Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan hamba dengan Allah; (5) Diampunkan segala dosa yang telah diperbuatnya selama hidup.Adapun hak dan syarat dari ukhuwah tersebut yaitu: (1) Hendaknya bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai tujuan duniawi. (2) Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah. (3) Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Melihat pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa ukhuwah Islamiyah memiliki keutamaan serta hak dan syarat yang merupakan landasan utama dalam langkah menjalin ikatan persaudaraan, serta upaya terpenting guna mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia. Uraian Ahmad Abdul Hadi Syahin tersebut, dapat dikutip untuk menunjukan bahwa terdapat keterikatan antara kekuatan yang terkandung di dalam ukhuwah Islamiyah sebagai upaya mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia.

Peran Negara-negara Islam Di DuniaSebagai bagian dunia, negara-negara Islam di dunia memiliki komitmen untuk bisa menciptakan dunia yang bisa berkembang secara sehat dan jauh dari pertikaian. Oleh karena itu, negara-negara Islam di dunia memiliki tugas untuk:1. Meluruskan persepsi dunia khususnya kawasan dunia barat tentang Islam yang sering diidentikkan sebagai agama teroris. Hal ini sehubungan dengan adanya aksi terorisme yang beberapa kali terjadi dengan mengatasnamakan Islam sebagai tameng. 2. Menjadi kekuatan ketiga yang menjadi penyeimbang antara negara blok barat dan juga Blok Timur.3. Meningkatkan persatuan umat Islam seluruh dunia agar tidak dimanfaatkan oleh kekuatan ekonomi barat.4. Sebagai corong untuk menumbuhkan ajaran Islam yang bersifat universal tanpa mengesampingkan nilai toleransi antar umat beragama di seluruh dunia. Sebagai media pemersatu di antara seluruh negara Islam yang ada di dunia agar tidak mudah untuk diadu domba dan dipecah belah oleh kekuatan yang tidak menginginkan pertumbuhan agama Islam.

4. Peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang islami.PAI secara luas dipandang sebagai mata kuliah yang memiliki jangkaun yang lebih daripada yang tertulis dalam dokumen. PAI bertanggung jawab tidak hanya pada tataran pengajaran, melainkan lebih mementingkan pada tataran pendidikan, yaitu disamping membangun intelektualitas mahasiswa, juga membangun pribadinya sehingga menjadi insan kamil. Sebagai konsekuensinya, PAI bertabggung jawab terus memantau dan siap memberika bimbingan serta bantuan kepada mahasiswa dalam membangun keberagamannya sampai mahasiswa itu mengakhiri pendidikannya.Dengan demikian, segala aktivitas PAI tidak selalu dibatasi dan dikaitkan dengan jumlah sks.Kondisi yang demikian itu sangat memungkinkan dapat mendukung keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Lorin W. Anderson (1981) menegaskan, bahwa keberhasilan sekolah (baca:pendidikan) tidak hanya terkait pada perkembangan intelektual saja, melainkan juga perkembangan nonintelektual (termasuk aspek moral dan agama).Dalam rangka menciptakan lulusan yang ber-imtak dan ber-iptek tinggi menuju masyarakat madani di era Indonesia Baru, kiranya secara ideal, pandangan kedua yang perlu dipertimbangkan. Jika tidak memungkinkan, maka pandangan pertama dengan modofikasi kurikulum seperlunya sesuai dengan kebutuhan, sehingga efektivitas pembelajaran PAI secara minimal dapat dicapai.Kokurikuler dan ekstrakurikulerMenyadari akan ruang lingkup PAI yang sangat luas sementara jumlah sks-nya terbatas (2 sks atau 4 sks), maka kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler pembelajaran PAI menjadi salah satu tuntutan. hal tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika menghendaki keberhasilan visi dan misi PAI di PTU. Apalagi kalau jumlah itu hanya 2 sks,sementara itu tuntutan substansinya terutama pada taraf filosofis intelektual. Padahal tidak semua mahasiswa PTU, terutama universitas (baca: bukan di IKIP) yang sebagian besar masih cenderung marjinal dan elementer. Apabila beban studi yang 2 sks itu disajikan pada semester akhir, maka dapat diduga bahwa sebagian sebagian besar mahasiswa dapat direkrut dengan mudah oleh usrah-usrah (yang belum sepenuhnya dapat diterima oleh kebanyakan umat Islam).Tentu saja kokurikuler dan ekstra kurikuler tidak hanya dimaksudkan untuk mahsiswa pemula dalam ber-Islam, melainkan juga bagi mahasiswa yang memerlukan pengembangan diri, baik dalam pemahaman ajaran keislaman maupun dalam menigkatkan akhlaknya, serta kemampuan implementasi ajaran Islam dalam disiplin ilmu yang sedang ditekuni.Materi Dan Format Kegiatan Korikuler dan Ekstra Kurikuler

Materi yang dipandang relevan untuk dikembangkan dalam kegiatan kurikuler adalah pemantapan tata ibadah khas, terutama shalat dan membaca al-Quran, disamping pengkajian dan pembahasan yang lebih mendalam terhadap materi-materi kurikuler. Bahkan, jika memungkinkan, member kredit point terhadap mahasiswa yang mengikuti aktivitas ilmiah dan lainnya yang terkait dengan peningkatan keislaman mahasiswa, serta memantau perilaku keseharian mahasiswa yang dikaitkan dengan pengalaman agama. Untuk menopang kegiatan kukurikuler itu, dipandang perlu rangkaian kegiatan ini dimaksudkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam penilaian keseluruan pembelajaran PAI.Selanjutnya, kegiatan ekstra kurikuler dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan minat mahasiswa Islam. Yang terpenting, materi programnya harus terkait dengan keseluruhan aspek keislaman, misalnya studi Islam, kajian syariah, kajian keluarga sakinah, kajian daulah Islamiyah, pelatihan bahasa arab (al-Quran), dan sebagainya. Bahkan dapat juga dikembangkan program lainnya yang tidak tampak secara eksplisit keislamannya, melainkan kegiatan itu dapat dimuati untuk kekuatan peningkatan diri mahasiswa Islam berdakwah bil hal, misalnya pelatihan penelitian, bahasa inggris, pelatihan computer, peltian kepemimpinan, dan sebagainya. Program ini dikembangkan didasarkan pada pandangan Islam bukan eksklusif, melainkan inklusif.Yang paling menarik bahwa dari sejumlah kemampuan dan aktivitas mahasiswa Islam diharapkan pada suatu saat kinerja optimalnya dapat dilihat kemampuanya pada kegiatan di suatu desabinaan. Keseluruhan kegiatan menurut komitmen mahasiswa Islam untuk melibatkan diri secara total berbagai kegiatan bersama-sama dengan umat lainnya. Kegiatan dakwah ini dapat dilakukan sebagai salah satu rangkaian kegiatan sekelompok mahasiswa yang sangat penting sebagai wujud pengabdiannya.

Page 141. Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156-158.2. Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.3. Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.