PAI00

download PAI00

of 68

Transcript of PAI00

  • 7/24/2019 PAI00

    1/68

    1

    Pendidikan Agama Islam

    Oleh

    Dr. Sahmiar Pulungan, MA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN

    2009

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    2/68

    2

    BAB I

    KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

    A. Konsep Ketuhanan Munurut Filsafat (pemikiran)

    Sebelum lebih jauh dibahas mengenai konsep-konsep ketuhanan menurut filsafat.

    Terlebih dahulu perlu dipahami pengertian filsafat itu sendiri. Kata filsafat berasal daribahasa Yunani. Yakni philein dan sophia: philein bermakna cinta dan sophia berarti

    hikmah1atau ilmu pengetahuan. Dengan demikianphilosophia mengandung arti cinta pada

    ilmu pengetahuan.Secara Etimologi, filsafat dapat berarti pengetahuan tentang hikmah, pengetahuan

    tentang prinsip atau dasar-dasar, mencari kebenaran, mencari dasar-dasar apa yang dibahas.

    Namun demikian dapat dikatakan bahwa intisari filsafat2adalah berpikir menurut tata tertib

    (logika) dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar persoalan.

    Dalam sejarah filsafat3, manusia telah berpikir atau berfilsafat tentang Tuhan, yakni

    sesuatu kekuatan gaib yang ada diluar diri manusia, maka kemudian lahirlah konsep-konsepTuhan menurut akal pikiran manusia (filsafat). Berikut ini akan dibahas konsep-konsep

    ketuhanan menurut filsafat dalam sejarah hidup manusia.

    1.Dinamisme

    Mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Dalam faham ini ada

    benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan

    manusia sehari-hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersifat baik dan ada yang bersifat jahat.Benda yang mempunyai kekuatan gaib baik, disenangi dan dipakai dan dimakan agar orang

    yang memakai atau memakannya senantiasa dipelihara dan dilindungi oleh kekuatan gaib

    yang terdapat di dalamnya. Benda yang mempunyai kekuatan gaib jahat, ditakuti dan olehkarena itu dijauhi.

    Dalam bahasa ilmiah kekuatan gaib itu disebut mana dan dalam bahasa Indonesiatuah atau sakti. Dalam masyarakat kita orang masih menghargai barang-barang yang

    dianggap bersakti dan bertuah, seperti keris, batu cincin dan lain-lain.

    Dalam masyarakat primitif terdapat dukun atau ahli sihir, dan mereka inilah yangdianggap dapat mengontrol dan menguasai mana yang beraneka ragam itu. Mereka

    dianggap dapat membuat mana pindah dari satu tempat ke tempat lain dan dengan demikian

    dapat membuat mana mengambil tempat di benda-benda yang telah mereka tentukan,biasanya benda-benda kecil yang mudah diikatkan keanggota badan dan mudah dapat

    dibawa ke mana-mana. Benda-benda serupa ini disebut fetish.

    1

    K. Bertens, Sejarah Fisafat Yunani, (Yokyakarta: Kanisius,1994), cet. XI, h. 13.Lihat juga Muslehuddin,Philosophy of Islamic Lawand the Orientalists, ( Lahore: Islamic Publication Ltd,1980),cet. II, h.3. Kemudian

    lihat juga Fathurrahman Jamil,filsafat Hkum Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999), cet. III, h. 1.2Harun Nasution, Fisafat Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang,1987), cet. VI. h.3)3Departemen Agama RI,Islam Untuk Disiplin, Ilmu Antropologi, ( Jakarta: Jenderal Pembinaan

    Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 2000) h. 25. Lihat jugaToto Suryana dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, ( Bandung: Tiga Mutiara, 1996), h. 21-

    22. Lihat juga Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Departemen

    Agama RI, 2004), h. 5-6.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    3/68

    3

    2. Animisme

    Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang bernyawa

    maupun tidak bernyawa, mempunyai roh. Roh dalam masyarakat primitif belummengambil bentuk roh dalam faham masyarakat yang telah lebih maju. Bagi masyarakat

    primitif roh masih tersusun dari materi yang halus sekali yang dekat menyerupai uap atau

    udara. Roh bagi mereka mempunyai rupa, umpamanya berkaki dan bertangan yang

    panjang-panjang, mempunyai umur dan perlu pada makanan. Mereka mempunyai tingkahlaku manusia, umpamanya pergi berburu, menari dan menyanyi. Terkadang roh dapat

    dilihat, sungguhpun ia tersusun dari materi yang halus sekali.

    Tujuan beragama di sini ialah mengadakan hubungan baik, dengan roh-roh yang ditakutidan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Membuat

    mereka marah harus dijauhi. Kemarahan roh-roh itu akan menimbulkan bahaya dan

    malapetaka. Yang dapat mengontrol roh-roh itu sebagai halnya dalam agama dinamismeialah juga dukun atau ahli sihir. Dalam masyarakat kita kepercayaan pada roh, sebagai

    mana halnya dengan kepercayaan pada mana, masih terdapat. Pemberian sesajen yang

    masih banyak kita jumpai dalam masyarakat kita, selamatan yang masih banyak jugadilakukan, kepercayaan pada orang halus dan lain-lain, semua ini adalah peninggalan-

    peninggalan dari kepercayaan-kepercayaan animisme masyarakat kita dizaman yang silam.

    3.Politeisme

    Mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam agama ini hal-hal yang

    menimbulkan perasaan taajjub dan dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh tapi oleh

    dewa-dewa. Kalau roh-roh dalam animisme tidak diketahui tugas-tugasnya yangsebenarnya, dewa-dewa dalam politeisme telah mempunyai tugas-tugas tertentu.

    Demikianlah, ada dewa yang bertugas menyinarkan cahaya dan panas ke permukaan bumi.

    Dewa ini dalam agama Mesir kuno disebut Ra, dalam agama India kuno Surya dan dalamagama Persia kuno Mithra.Ada pula dewa yang tugasnya menurunkan hujan, yang diberi

    nama Indera dalam agama India kuno dan Donnar dalam agama Jerman kuno. Selanjutnyaada pula dewa angin yang disebut Watadalam agama India kuno dan Wotan dalam agama

    Jerman kuno.

    Berlainan dengan roh-roh, dewa-dewa diyakini lebih berkuasa. Oleh karena itutujuan hidup beragama di sini bukanlah hanya memberi sesajen dan persembahan-

    persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa pada mereka untuk

    menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. Tetapi dalam politeismeterdapat faham pertentangan tugas antara dewa-dewa yang banyak itu.

    Dalam pada itu, ada kalanya tiga dari dewa-dewa yang banyak dalam politeisme

    meningkat ke atas dan mendapat perhatian dan pujaan yang lebih besar dari yang lain. Di

    sini timbullah faham dewa tiga. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Tiga itu mengambilbentukBrahma, Wisnu, Syiwa, dalam agama Veda Indra, Vithra dan Varuna, dalam agama

    Mesir kuno Osiris dengan isterinya Isis dan anak mereka Herus dan dalam agama Arab

    JahiliahAl- Lata, Al- UzzadanManata.Ada kalanya satu dari dewa-dewa itu meningkat di atas segala dewa lain seperti

    Zeus dalam agama Yunani kuno, Yupiter dalam agama Romawi dan Ammon dalam agama

    Mesir kuno. Ini belum berarti pengakuan pada satu Tuhan, tapi baru pada pengakuan dewaterbesar di antara dewa yang banyak. Faham ini belum meningkat pada faham henoteisme

    atau monoteisme, tetapi masih berada dalam tingkat politeisme. Tetapi kalau dewa yang

    terbesar itu saja kemudian yang dihormati dan dipuja, sedang dewa-dewa lain ditinggalkan,

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    4/68

    4

    faham demikian telah keluar dari politeisme dan meningkat kepada henoteisme.

    4.HenoteismeMengakui satu tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa-bangsa lain mempunyai

    tuhannya sendiri-sendiri. Henoteisme mengandung faham tuhan nasional. Faham yang

    serupa ini terdapat dalam perkembangan faham keagamaan masyarakat Yahudi. Yahweh

    pada akhirnya mengalahkan dan menghancurkan semua dewa suku bangsa Yahudi lain,sehingga Yahweh menjadi tuhan nasional bangsa Yahudi.

    Dalam masyarakat yang sudah maju agama yang dianut bukan lagidinamisme,animisme, politeisme atauhenoteisme, tetapi agama monoteisme, agama tauhid.Dasar ajaran monoteisme ialah Tuhan satu, Tuhan Maha Esa, Pencipta alam semesta.

    Dengan demikian perbedaan antara henoteisme dan monoteisme ialah bahwa dalam agama

    akhir ini Tuhan tidak lagi merupakan Tuhan nasional tetapi Tuhan internasional, Tuhansemua bangsa di dunia ini bahkan Tuhan Alam Semesta.

    Tujuan hidup dalam agama monoteisme bukan lagi mencari keselamatan hidup

    material saja, tetapi juga keselamatan hidup kedua atau hidup spirituil. Dalam istilah agamadisebut keselamatan dunia dan keselamatan akhirat. Dalam agama-agama primitif manusia

    mencoba menyogok dan membujuk kekuasaan supernaturil dngan penyembahan dan saji-

    sajian supaya mengikuti kemauan manusia, sedang dalam agama monoteisme manusiasebaliknya tunduk kepada kemauan Tuhan.

    Tuhan dalam faham monoteisme adalah Maha Suci dan Tuhan menghendaki supaya

    manusia tetap suci. Manusia akan kembali kepada Tuhan, dan yang dapat kembali ke sisi

    Tuhan Yang Maha Suci hanyalah orang-orang yang suci. Orang-orang yang kotor tidakakan diterima kembali ke sisi Yang Maha Suci. Orang-orang yang serupa ini akan berada di

    neraka, jauh dari Tuhan. Orang-orang yang suci akan berada dekat Tuhan dalam surga.

    5.Deisme

    Paham monoteisme bisa berbentuk deisme atau teisme. Deisme berasal dari katalatin Deus yang berarti Tuhan. Menurut paham ini Tuhan berada jauh diluar alam

    (transcendent) yaitu tidak berada dalam alam (immanent). Tuhan menciptakan alam dan

    sesudah alam diciptakannya, ia tidak memperhatikannya lagi. Alam kemudian berjalandengan peraturan-peraturan atau hukum-hukum ( dalam Islam disebut sunnatullah)yang

    tidak berubah-ubah.

    Dalam paham deisme Tuhan dapat diumpamakan dengan tukang jam yang sangatmahir dan dapat membuat jam dengan sebaik-baiknya, di mana setelah diciptakan, jam

    tersebut tidak berhajat kepada perbaikan dan penyempurnaan. Jam ini terus berjalan

    menurut mekanisme yang disusun tukang jam yang mahir itu. Demikian halnya alam dalam

    paham deisme, setelah diciptakan alam tidak berhajat lagi kepada Tuhan dan berjalanmenurut mekanisme yang telah diatur oleh Tuhan.

    Paham deisme mulai muncul pada abad 17 dan berasal dari filsafat Newton ( 1642-

    1727) yang mengatakan bahwa Tuhan hanya pencipta alam dan jika tidak terjadi kerusakan,baru alam memerlukan Tuhan yang memperbaiki kerusakan yang timbul itu. Dengan

    demikian majunya ilmu pengetahuan, semakin jelas bahwa alam ini beredar menurut

    peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang universal dan tidak berubah. Dengan demikianorang melihat bahwa perlunya Tuhan bagi alam menjadi kecil karena alam dapat beredar

    dengan sendirinya. Timbullah paham bahwa Tuhan menciptakan alam dan kemudian

    meninggalkan alam beroperasi menurut hukum-hukum alam yang telah ditentukan.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    5/68

    5

    6. Pantaisme

    Pantaisme merupakan suatu paham yang menyatakan bahwa semua yang ada di

    alam ini adalah Tuhan. Pan berarti seluruh, teism artinya Tuhan, maka panteismmengandug arti seluruhnya Tuhan. Semua yang ada dalam keseluruhannya adalah Tuhan.

    Benda-benda yang dapat ditangkap dengan pancaindra adalah bagian dari Tuhan. Lampu

    ini adalah bahagian dari Tuhan, demikan pula kursi, meja ruang dan gedung adalah

    bahagian dari Tuhan.Berbeda dengan deisme, paham pantaisme berpendapat bahwa Tuhan dekat sekali dengan

    alam. Tuhan adalah immanent, yakni berada di dalam alam ini, bukan diluar alam

    sebagaimana yang diyakini dalam deisme. Menurut paham pantaisme. Tuhan atau yangMaha Besar itu hanya satu da tidak berubah. Alam pancaindera yang dilihat berubah ini

    adalah illusi atau khayal belaka karena alam pancaindra itu bukanlah hakikat, melainkan

    maya atau illusi.

    7. Teisme

    Paham teisme hampir sama dengan deisme, yang berpendapat bahwa Tuhan adalahtranscendent, yaitu berada diluar alam. Tetapi juga memiliki kesamaan dengan pantaisme,

    yakni walaupun Tuhan berada di luar alam, namun ia dekat dengan alam. Dalam hal

    kebutuhan terhadap Tuhan, teisme berbeda dengan deisme, paham teisme berpendapatbahwa walaupun alam telah diciptakan Tuhan dengan sempurna, namun alam tetap berhajat

    pada Tuhan. Tuhan adalah sebab bagi segala yang ada di alam ini. Tuhan adalah dasar dari

    segala yang ada dan yang terjadi dalam alam ini.

    Dalam paham teisme kosmos ini tidak bisa berwujud dan berdiri tanpa Tuhanwalaupun sehari. Tuhanlah yang terus menerus secara langsung mengatur alam ini. Dialah

    yang menggerakkannya. Alam ini tidak berjalan menurut hukum-hukum yang tetap dan

    tidak berubah melainkan berjalan menurut kehendak mutlak Tuhan. Oleh karena itu, jikalaudalam paham deisme, mujizat tidak berlaku, maka teisme mengaku adanya mujizat Tuhan

    dan doa sangat mendapat tempat sebagai permohonan kepada Tuhan.

    8. Naturalisme

    Naturalisme merupakan dampak lanjutan dari paham deisme, yang menyatakanbahwa alam ini setelah diciptakan Tuhan, tidak berhajat lagi kepada Tuhan, karena Tuhan

    telah menjadikannya berjalan menurut peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang tetap

    dan tidak berubah. Menurut naturalisme, alam ini berdiri sendiri, serba sempurna, berjalandan beroperasi menurut sifat-sifat yang terdapat dalam dirinya sendiri, menurut tabiatnya,

    yakni menurut hukum sebab akibat. Alam ini tidak berasal dari dan bergantung pada

    kekuatan gaib atau supranatural.

    Paham naturalisme ini muncul setelah ilmu pengetahuan tentang alam semakinmaju, apalagi para ilmuan yang umumnya tidak memiliki dasar keimanan melihat bahwa

    alam ini berevolusi dan bergerak menurut peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang

    tetap dan tidak berubah. Bagi mereka, di atas hukum-hukum alam ini, tidak ada lagi sesuatuyang lebih tinggi, sesuatu yang supreme. Seorang ilmuan yang naturalist di abad ke 19

    mengatakan bahwa ia telah menyelidiki seluruh langit dengan teleskopnya, tetapi tidak

    menemui Tuhan.Demikianlah konsep-konsep ketuhanan menurut filsafat dalam sejarah pemikiran

    manusia, yang dalam perjalanannya terjadi perkembangan dalam pemahaman mengenai

    konsep Tuhan, mulai dari dinamisme, animisme, politeisme sampai pada monoteisme. Pada

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    6/68

    6

    tahap yang terakhir ini manusia melalui pemikirannya telah sampai pada sebuah pengakuan

    bahwa lam ini diciptakan oleh Tuhan yang satu, yang patut disembah dan Tuhan bagi

    seluruh alam. Para era modern dari perkembangan alam fikiran manusia (filsafat), konseptentang Tuhan memang telah diselewengkan oleh para ilmuan yang tidak mengetahui

    Tuhan ( naturalist dan ateist).

    B. Konsep Ketuhanan Dalam Islam

    Tuhan dalam bahasa Arab disebut Ilah yang berarti mabud (yang disembah).

    Pengertian Tuhan berdasarkan Islam, ialah Dzat yang Yang Maha Esa, tidak ada lagi Tuhankecuali Dia. Beberapa ayat Al-Quran yang mengungkapkan tentang konsep dasar tentang

    ketuhanan antara lain sebagai berikut:

    Dan Tuahanmu adalah Tuhan yang Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang Maha

    Pemurah lagi Maha Penyayang (Al-Baqarah/2: 163).

    Ayat ini mengindikasikan bahwa Allah Dzat Yang Maha Kuasa, yang menetapkan

    segala ketentuan untuk seluruh makhluk, Yang memiliki Kebesaran, Kesucian, Ketinggian

    dan hanya kepada-Nya manusia muslim menyembah dan memohon pertolongan. DialahAllah yang menentukan syariah bagi umat manusia dengan wahyu yang disampaikan

    kepada Nabi Muhammad s.aw. sebagai agama. Wahyu ini membedakan antara agama

    Allah (revealed religion) dengan agama budaya yang dirumuskan oleh manusia (natural

    atau cultural religion). Pernyataan tersebut dijelaskan dalam al-Quran surat al-Anam/6:102:

    : (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan(yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan

    Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. )

    Di dalam ayat lain juga disebutkan pada surat al-Anbiya/21:30

    (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itukeduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.)

    Ayat ini dengan jelas telah mematahkan pandangan kaum naturalist yangmenyatakan bahwa alam terjadi dengan sendirinya seperti apa yang sekarang ini. Pada

    hakikatnya semula langit dan bumi bersatu dan baru kemudian dipisahkan. Hal ini berarti

    bahwa keberadaan kosmos ini mempunyai awal, tidak seperti yang disangkakan oleh para

    ilmuan yang berpaham naturalisme seperti tersebut di atas.

    Berbeda degan filsafat modren, para filosof pada abad tengah (medieval

    philosophists) yang banyak didominasi oleh pemikir-pemikir muslim, pemikiran filsafattidak bisa dipisahkan dari konsep adanya Tuhan. Hampir dapat dikatakan bahwa sebagia

    besar failosof baik di dunia Islam, seperti al-Kindi, al-Farabi, Ib Zina, al-Gazali, Ibn Rusyd

    dan lain sebagainya, juga dari daratan Eropa, seperti Anselm, ThomasAquinas,Bonaventure dan lain sebagainya. Seluruhnya berbicara tentang dan mengakui adanya

    Tuhan, sehingga sulit untuk membedakan posisi mereka sebagai theolog dan sebagai

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    7/68

    7

    failosof.4

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat (akal) tidak bertentangandengan wahyu, sebagaimana yang selalu dinyatakan Ibn Rusyd melalui pendapatya yang

    sangat dikenal, yakni kesesuaian akal dengan wahyu. Apa yang diproduksi oleh akal

    manusia haruslah sesuai dengan yang diwahyukan Tuhan. al-Quran sangat banyak

    memotivasi mausia untuk menggunakan akalnya guna memikirkan ciptaan Allah. Danorang-orang dalam golongan inilah yang akan memberikan pengakuan aka keagungan

    Tuhan, Yang Maha Pencipta dan Maha Suci dengan ciptaannya, sebagai mana yang

    dijelaskan dalam surat Ali Imran/3:190-191.

    (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang

    terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat

    Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan

    tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau

    menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa

    neraka.).

    Islam menjauhkan sifat Tuhan dari citra manusia, karena manusia adalah makhlukdan setiap makhluk adalah baharu, sedangkan Allah bukan dzat yang baharu, tapi qadim

    (mukhalafatuhu li al-Hawadits)dalam hal ini citra Tuhan yang dihayalkan manusia,

    cenderung akan dibumbui dan dicampuri oleh sifat-sifat yang didasarkan kepada

    pengalaman dan akal manusia, sehingga Tuhan bersifat antropomorfis, karena manusia itusendiri antroposentris. Hal tersebut dilukiskan dalam peristiwa teguran Nabi Ibrahim a.s

    kepada ayahnya yang menjadikan berhala sebagai Tuhan, bahkan hal tersebut dilukiskan

    dalam berbagai peristiwa yang terjadi ketika Nabi Ibrahim as. mencari Tuhan, sebagaimanaterdapat dalam surat al-Anam/6:74-83.

    (Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamumenjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan

    kaummu dalam kesesatan yang nyata". Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim

    tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami

    memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam

    telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku"

    Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang

    tenggelam". Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia

    berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak

    suka kepada yang tenggelam". Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata:

    "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika

    Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang

    sesat". Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini

    yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku,

    sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku

    menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung

    kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang

    4Departemen Agama RI, ,Islam Untuk Disiplin, Ilmu Antropologi, ( Jakarta: Jenderal Pembinaan

    Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, 2000)h. 32.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    8/68

    8

    mempersekutukan Tuhan. Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: "Apakah kamu

    hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk

    kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu

    persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari

    malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak

    dapat mengambil pelajaran (daripadanya)? Bagaimana aku takut kepada sembahan-

    sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takutmempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan

    hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu

    yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?" Orang-

    orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman

    (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah

    orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada

    Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa

    derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.)

    Islam sangat menentang isyrak atau mempersamakan Tuhan dengan sesuatu

    ciptaan-Nya atau makhluk-Nya. Dapat dipahami mengapa dalam kehidupan Ketuhanan

    secara filosofis tidak mewajibkan ibadah atau ketaatan kepada Allah secara menyeluruhdalam kehidupan manusia, yang diwajibkan olehnya, karena eksistensi Tuhan merupakan

    idea manusia. Manusialah yang menetapkan adanya Tuhan sekedar sebagai konsekwensi

    logis dari suatu perhitungan matematis ( mathematical locig) yang disimpulkan dari adanya

    makhluk. Jadi sangat potensial adalah potensi manusia. Ia merasa mampu merumuskanteori da konsep-konsep ilmu yang dirumuskannya dari data empiris atau logis rasionya dan

    kecenderungannya atau hawa nafsunya dan kepentingannya sebagaimana dijelaskan dalam

    al-Quran surat al-Jasiyah/45:23;(Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai

    tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah

    mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?

    Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat).

    Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?).

    Di sinilah letak perbedaan dasar hidup seorang muslim dan sebagai seorang sekuler,

    dalam pencapaian segala sesuatu tidak atas dasar pemecahan potensi manusia saja(rasa,kars dan karya manusia), tetapi atas dasar adanya aspek lain yang sangat diperlukan oleh

    mausia sebagai landasan pemecahan soal-soal hidup ini, yakni keimanan dan keislaman

    kepada Allah Yang Maha Esa.

    Manusia dalam menentukan kebijaksanaan dan tindakan dalam hidup ini memerlukanpedoman dan petunjuk, sedangkan petunjuk yang memiliki kebenaran mutlak hanyalah

    petunjuk Allah swt. Maka oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa cara hidup

    muslim adalah tunduk kepada ketentuan dan kekuasaan Allah Yang Maha Esa

    Allah sebagai Pencipta semesta alam, Pencipta langit dan bumi, menumbuhkan butir

    tumbuh-tumbuhan da buah-buahan yang beraneka jenisnya, mengeluarkan yang hidup danyang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, sebagaimana firman Allah dalam

    al-Quran Surat Fathir/35:27

    (Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    9/68

    9

    hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya)..

    Dan surat al-Anam/6:95:

    (Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia

    mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup.

    (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?)

    Allah adalah Maha Perkasa dan Maha Mengetahui. Dialah yang menyisingkan pagidan menjadikan malam untuk beristirahat, menjadikan matahari dan bulan untuk

    perhitumgan, menjadikan bintang-bintang untuk jadi petunjuk jalan dalam kegelapan di

    daratan maupun di lautan.Sebagimana firman Allah dalam al-Quran surat al-Anam/6:96.(Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)

    matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi

    Maha Mengetahui).

    Allah adalah khaliq Pemelihara makhluk-Nya. Allah Maha Pencipta alam semesta

    dengan isinya beserta hukum-hukumnya. Dan Allahlah yang menjadikan bintang-bintangsebagai petunjuk bagi manusia sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat al-

    Anam/6:97-98:

    (Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya

    petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan

    tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. Dan Dialah yang

    menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat

    simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-

    orang yang mengetahui.)

    Sesungguhnya Allah adalah pemelihara segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi, tidak satupun yang terlepas dari pengawasan-Nya (yang diatur oleh hukum-Nya ).

    Sungguh luas kekuasaan Allah dan ilmu-Nya, sebagaimana digambarkan dengan jelasdalam surat al-Baqarah ayat 255. Ayat tersebut

    (Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu

    sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang

    kamu menyaksikannya).

    Ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa Allah Pencipta alam semesta denganisinya beserta hukum-hukumnya ( antara lain natural law) dan Allah juga yang

    menciptakan ilmu yang merupakan ilmu dasar dan yang kemudian dirumuskan atau

    dikembangkan oleh ahli ilmu pengetahuan. Tentu saja ilmu Allah bersifat mutlak dan

    manusia mempunyai keterbatasan untuk mengetahuinya. Keterbatasa ini juga merupakasebab dari kemungkinan kesalahan formula ilmu yang dirumuskan oleh para ahli bahkan

    ketidak mampuannya untuk merumuskan formula sebagian ilmu tersebut.

    Karena itu dalam agama Islam, Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dikembalikan kepadaWahyu (Revelation) dari Allah dan kepada risalah yang diterima oleh Rasul.

    Ke-Esaan Tuhan menurut konsep tersebut, bukan saja Esa dalam jumlahnya,

    melainkan Esa dalam segala-galanya. Esa dalam wujud Nya, sifatnya dan perbuatan-Nya.Tidak ada sekutu bagi Allah dan tidak ada yang serupa dengan-Nya. Hal ini ditegaskan

    dalam firman-Nya dalam surat al-Ikhlas/112: 1-4

    (Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    10/68

    10

    kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,. dan tidak

    ada seorangpun yang setara dengan Dia".)

    Demikianlah beberapa sifat Allah dan kekuasaan-Nya yang menunjukkan ke Esaan-Nya.

    Sesungguhnya sifat-sifat Allah adalah lebih banyak dari itu dan lebih konprehensif,

    sebagaimana di antaranya ada yang merumuskannya dengan asmaul husna yang jumlahnya

    99 .

    Pembuktian Wujud Allah

    Walaupun manusia telah mengahayati wujud Allah melalui ciptaan-Nya,

    pengalaman batin atau fitrah manusia sendiri, namun dia masih juga meginginkan

    pembuktian secara langsung bertemu muka. Bahkan Nabi Musa as. sekalipun beliau adalahutusan Allah pernah memohon kepada Allah agar dia menampakkan diri kepadanya, seperti

    dijelaskan al-Quran dalam surat al-Araf/7: 143.

    (Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami

    tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya

    Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau".

    Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu,

    maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku".

    Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur

    luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha

    Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".)

    Oleh karena itu segala usaha manusia dalam pembuktian wujud Allah itu tetap nisbi

    dan terbatas, maka pembuktian perlu dicari hanya dari satu-satunya sumber yaitu al-Qurandan Sunnah Rasul. Cara pembuktian lain hanya relevan bilamana ditujukan untuk

    memperkuat pembuktian dalam al-Quran dan al-Sunnah al-Quran sendiri menyatakandalam surat al-Mulk/67:10

    (Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)

    niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".)

    Dalam rangka mengembangkan keimanan kepada Allah, Ibn Rusyd memakai cara

    falsafi yang sesuai denga syariat Islam, yaitu menggunakan dalil nidham(kerapian suunanalam) yag disebut dalil inayah wal ikhtira (pemeliharaan dan penciptaan)

    5

    Adapun dalil inayah ialah teori yang mengarahkan mausia agar mampu menghayati wujud

    Allah melalui penghayatan dan pemahaman manfaat alam untuk manusia. Firman Allah

    dalam surat al-Lukman/31: 20. Dan an-Naba/78:6-16(Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)

    mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni`mat-Nya

    lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah

    tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.)

    5Nasruddin Razak,Dienul Islam, ( Bandung: al-Maarif,1986), cet. IX, h. 131.Lihat juga Zakiah Darajat,

    Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), cet. X, h. 78. Kemudia lihat juga Lihat juga

    Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004,

    h. 12.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    11/68

    11

    (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung

    sebagai pasak?, dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, dan Kami jadikan tidurmu

    untuk istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk

    mencari penghidupan, dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan

    Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari), dan Kami turunkan dari awan air yang

    banyak tercurah, supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,

    dan kebun-kebun yang lebat?)

    Hasil penelitian ilmiah yang mendalam menyatakan bahwa alam ini sesuai dengan

    keperluan hidup mausia dan makhluk-makhluk lainnya. Persesuaian manfaat ini tidakmungkin terjadi secara kebetulan, firman Allah dalam suarat Ali Imran/3: 191:

    (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan

    berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):

    "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,

    maka peliharalah kami dari siksa neraka.)

    Bukti persesuaian wujud alam dengan keperluan kehidupan manusia itu

    umpamanya: diciptakan air, udara, api, tanah yang semuanya merupakan kehidupan

    manusia, tanpa direncanakan dan diminta oleh manusia. Hal ini membuktikan adanyakesengajaan yang direncanakan secara sistemik (ihtira)

    Kejadian alam semesta yang sistemik6 ini di bahas oleh Ibn Rusyd dalam dalil

    ikhtira yaitu yang mengarahkan manusia agar mampu menghayati wujud Allah melaluipenghayatan dan pemahaman keserasian atau keharmonisan aneka ragam alam, seperti

    yang ditunjukkan al-Quran pada surat al-Ghasiyyah/88:17-22.

    (Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit,

    bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi

    bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu

    hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas

    mereka,)

    Cara pembuktian lain dapat dikemukakan dalil logika dari ilmu kalam, di antaranya sebagai

    berikut7:

    Tidak ada yag tidak ada, karena tidak ada itu ada, artinya tidak ada itu keadaan yang

    ada. Pembuat ada itu mesti ada dan mustahil pembuat ada itu tidak ada. Pembuat pertama

    dari pada yang ada dan tidak ada itu adalah wajibal wujud atau mutlak adanya, yang

    mesti ada dengan sedirinya.

    Pengertian Iman

    6Zakiah Darajat,Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), cet. X, h. 807Zakiah Darajat,Dasar-Dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), cet. X, h.81.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    12/68

    12

    Iman merupakan asas penentu dalam kehidupan manusia. Sebab itu dalam

    perspektif ajaran Islam, manusia dikelompokkan berdasarkan keimanannya, yaitu menjadikelompok kafir dan mukmin. Kesahihan dan ketajaman dalam memahami dan mencermati

    konsep tentang iman mempunyai relevansi dalam memahami dan mencermati serta

    mengimplementasikan nilai-nilai Ilahiah dalam kehidupan manusia.

    Iman yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah iman dalam pengertian istilah,yaitu kata yang mempunyai pegertian khusus. Untuk memahami dalam pengertian iman

    dalam ajaran Islam strateginya yaitu mengumpulkan ayat-ayat al-Quran yang

    redaksionalnya terdapat kata iman. Atau kata lain yang dibentuk dari kata tersebut yaituamina,yumanu, amanan yang berarti percaya

    8. Didalam surat al-Baqarah ayat 165

    disebutkan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah ) Berdasarkan redaksi ayat tersebut iman identik dengan asyadduhubban lillah. Hub artinya kecintaan atau kerinduan. Asyaddu hubban berarti sikap yang

    menunjukkan kecintaan atau kerinduan luar biasa. Lillah artinya kepada atau terhadap

    Allah. Dari ayat tersebut tergambar bahwa iman adalah sikap atau attitude, yaitu kondisimental yang menunjukkan kecenderungan atau keinginan luar biasa terhadap Allah. Orang-

    orang yang beriman kepada Allah berarti orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya

    untuk mewujudkan harapan atau kemauan yang dituntut oleh Allah kepadanya.

    Iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan

    diwujudkan dengan amal perbuatan9 Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau

    keselarasan antara hati, ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagaipandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.

    Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Quran, maka iman yang

    dimaksud adalah iman dalam arti yang positif. Contoh : surat al-Baqarah/2:165.

    Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.( QS. al-Baqarah/2: 165)

    Jika iman diartikan percaya, maka ciri-ciri orang-orang yang beriman tidaka ada

    yang mengetahuinya kecuali Allah, karena yang tahu isi hati seseorang hanyalah Allah.

    Karena pengertian iman yang sesungguhnya adalah meliputi aspek kalbu, ucapan danperilaku, maka ciri-ciri orang yang beriman akan dapat diketahui, antara lain:

    10

    a. Tawakkal

    Apabila dibacakan ayat-ayat Allah (al-Quran) kalbunya terangsang untuk

    melaksanakannya. Seperti dinyatakan antara lain pada surat al-Anfal/8:2 Allah berfirman:

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama

    Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya

    8Al-Raghib al-Asfahani,Mufradat Al-fazh Al-Quran, ( Beirut: al-Dar al-Samiyyat, 1412 H/1992 M), h.90-

    91.9Al-Raghib al-Asfahani,Mufradat Al-fazh Al-Quran, h. 22.10Departeme Agama RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Islam Untuk

    DisiplinIlmu Antropologi, h. 64.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    13/68

    13

    bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, ( QS.

    al-Anfal/8:2)

    Tawakkal, yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang

    diperintahkan oleh Allah. Dengan kata lain, orang yang bertawakkal adalah orang yang

    menyandarkan berbagai aktifitasnya atas perintah Allah. Seorang mukmin, makan bukan

    didorong oleh perutnya yang lapar, akan tetapi kerna sadar akan perintah Allah makanlahdan minumlah al-Baqarah/2:187. Seseorang yang makan dan minum karena didorong

    oleh perasaan lapar atau haus, maka mukminnya adalah mukmin batil, karena perasaanlah

    yang menjadi pengeraknya.

    b. Mawas Diri

    Pengertian mawas di sini dimaksudkan agar seseorang tidak terpengaruh oleh

    berbagai sasus dari manapun datangnya, baik dalam kalangan jin dan manusia, bahkan juga

    datang dari dirinya sendiri. ( suarat al-Nas/114: 1-3. Mawas diri yang berhubungan denganalam pikiran, yaitu bersikap kritis dalam menerima informasi. Terutama dalam memahami

    nilai-nilai dasar keislaman. Hal ini diperlukan, agar terhindar dari berbagai fitnah seperti

    dinyatakan di dalam surat Ali Imran/3: 7. Atas dasar pemikiran tersebut, hendaknyaseseorang tidak terlebih dahulu menyatakan sesuatu sikap, sebelum mengetahui terlebih

    dahulu permasahannya, sebagaimana dinyatakan di dalam al-Quran antara lain surat al-

    Isra/17: 36, Allah berfirman:

    Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuantentangnya ( QS. al-Isra/17:36)

    c. Optimis

    Perjalanan hidup manusia tidak seluruhnya mulus, akan tetapi kadang-kadangmengalami berbagai rintangan dan tantangan yang memerlukan pemecahan dan jalan

    keluar. Jika suatu tantangan atau permasalahan tidak dapat diselesaikan segera, tantangan

    tersebut akan semakin menumpuk. Jika seseorang tidak dapat mengahadapi danmenyelesaikan suatu tantangan dan permasalahan, maka orang tersebut telah dihinggapi

    penyakit psikhis, yang lazim disebut penyakit kejiwaan, antara lain frustasi, nervous,

    depresi dan lain sebagainya. Al-Quran memberikan petunjuk kepada umat manusia untukselalu bersikap optimis karena pada hakikatnya tantangan, cobaan, merupakan pelajaran

    bagi setiap mausia. Hal tersebut dinyatakan dalam surat al-Insyrah ayat 5-6. Jika seseorang

    telah merasa melaksanakan sesuatu perbuatan dengan penuh perhitungan, tidaklah perlu

    memikirkan bagaimana hasilnya nanti, karena hasil adalah merupakan akibat dari suatuperbuatan. Namun Nabi Muhammad menyatakan bahwa orang yang hidupnya hari ini

    lebih jelek dari hari kemarin, adalah orang yang merugi dan jika hidupnya sama dengan

    hari kemarin berarti tertipu, dan yang bahagia adalah orang yang hidupnya hari ini lebihbaik dari hari kemarin. Jika optimisme merupakan suatu sikap yang tercela. Sikap ini

    seharusnya tidak tercermin pada diri mukmin. Hal ni seperti dinayatakan dalam surat

    Yusuf/12: 87. Sikap putus asa atau yang searti dengan kata tersebut hanya dimiliki orang-orang kafir.

    d. Menepati Janji.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    14/68

    14

    Janji adalah hutang. Menepati janji berarti membayar utang, sebaliknya ingkar janji

    adalah suatu pengkhianatan. Himbauan untuk menepati janji dinyatakan antara lain dalamsurat al-Maidah/5:1.

    Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu

    Seseorang mukmin senantiasa akan menepati janji, baik dengan sesama manusia,dengan Allah maupun dengan ekologinya (lingkungannya). Seseorang mukmin adalah

    orang yang telah berjanji untuk berpandangan dan bersikap dengan yang dikehendaki oleh

    Allah. Seorang suami misalnya, ia telah berjanji untuk bertanggung jawab terhadap isteridan anak-anaknya. Sebaliknya istiripun demikian. Seorang mahasiswa ia telah berjanji

    untuk mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku di lembaga pendidikan ia studi, baik

    yang bersifat administratif maupun akademis. Seorang pemimpin berjanji untukmengayomi masyarakat yang dipimpinnya. Janji terhadap ekologi berarti memenuhi dan

    memelihara apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya, agar tetap berdaya guna dan berhasil

    guna.

    e. Tidak Sombong

    Kesombongan merupakan suatu sifat dan sikap yang tercela yang membahayakan

    diri maupun orang lain dan lingkungan hidupnya. Seorang yang telah merasa dirinya

    pandai, karena kesombongannya akan berbalik menjadi bodoh lantaran malas belajar, tidak

    mau bertanya kepada orang lain yang dianggapnya bodoh. Karena ilmu pengetahuan ituamat luas dan berkembang terus, maka orang yang merasa telah panadai, jelas menjadi

    bodoh. Al-Quran surat al-Lukman/31: 18. menyatakan suatu larangan terhadap sikap dan

    sifat yang sombong firman Allah :Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan

    janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

    menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ( QS.Lukman/31: 18).

    f. Pembinaan Iman

    Kata pembinaan menurut etimologi berasal dari kata bana yang berarti

    membangun, sedangkan kata binaan berarti pembangunan. Membangun sesuatu yang samasekali belum ada menjadi ada, atau yang telah ada. Dibongkar kemudian dibagun ulang,

    atau mengembangkan dari yang telah ada. Apabila iman diartikan sebagai pandangan dan

    sikap hidup, maka pembinaan iman berarti membina manusia seutuhnya.

    Seperti halnya cinta timbul melalui proses, diawali dan saling mengenal, kemudianmeningkat menjadi senang, rindu yang diikuti oleh berbagai konsekuensi, demikian pula

    halnya dengan iman. Iman itu terbentuk melalui proses. Seluruh faktor yang mempengaruhi

    kehidupan manusia sejak ia masih dalam kandungan sampai saat di mana seseorang berada,akan berpengaruh kepada keimanannya

    Manusia lahir melalui tahapan. Proses kelahiran manusia diawali dengan nutfah (

    spermatozoid) yang diproduksi oleh organ laki-laki. Setelah bertemu dengan buwaidlah (ovum) dalam rahim wanita, nutfah tersebut kemugkinan meningkat menjadi alaqh

    (semacam darah yang menggumpal, selanjutnya menjadi mudghah ( semacam atau

    semacam gumpalan daging). Selanjutnya dilengkapi dengan tulang belulang dengan

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    15/68

    15

    berbagai organ. Setelah organ bilogisnya lengkap, roh dimasukkan ke dalamnya, dan pada

    saatnya, dan pada saatnya sang bayi lahir. Kelahiran bayi tersebut akan sempurna apabila

    proses demi proses dilalui dengan baik. Proses tersebut bukan saja hanya menyangkutorganis biologis semata, akan tetapi juga menyangkut fisik dan psikis.

    Spermatozoid dan ovum yang diproduksi dan dipertemukan atas prinsip ajaran

    Allah merupakan benih yang baik. Pandangan dan sikap hidup seorang ibu yang sedang

    hamil akan mempengaruhi jiwa yang yang dikandungnya. Istiri yang sedang mengandungtidak terlepas dari pengaruh suaminya. Karena itu, secara tidak langsung pandangan dan

    sikap hidup suami yang akan berpengaruh terhadap fisik maupun psikis janin yang ada

    dalam kandungan sang ibu. Oleh karenanya, jika seseorang menginginkan anaknya kelakmenjadi mukmin, maka suami istiri hendaknya berpandangan dan bersikap sesuai dengan

    yang diperintahkan Allah.

    Pada dasarnya, seorang anak lahir tidak mempunyai ilmu. Ia hanya dilengkapidengan pembawaan yaitu pendengaran, penglihatan dan sarana inderawi lainnya. Dari

    sarana itu manusia mampu menanggapi informasi dan pengaruh yang ada dilingkungannya.

    Segala sesuatu yang ada di lingkungannya itulah yang selanjutnya turut mempengaruhisikapnya.

    Fitrah ilahiyah yang dibawanya sejak dalam rahim, memerlukan pemupukan yang

    berkesinambungan. Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif,besar kemungkinan menjadi punah. Demikian pula halnya dengan benih iman. Berbagai

    pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan kepribadian seseorang, baik pengaruhnya

    yang datang dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan maupun lingkungan lain,

    termasuk benda-benda mati, seperti cuaca, tanah ,air dan lingkungan flora serta fauna.Seseorang yang sejak lahir hidup dilingkungan hutan maka corak kepribadian yang

    mewarnai dirinya adalah kepribadian manusia hutan. Geraknya untuk menanggulangi liku-

    liku hidup di hutan amat lincah dan terampil.Pengaruh pendidikan keluarga, baik langsung maupun tidak, disengaja maupun

    yang tidak, amat berpegaruh terhadap iman seseorang. Tingkah laku orang tua dalam rumahtangga senantiasa mmeberikan contoh dan tauladan bagi anak-anak. Tingkah laku yang

    baik maupun yang buruk(tercela) akan ditiru oleh anak-anak. Dalam hal ini Nabi bersabda,

    setiap anak lahir membawa fitrah, orang tuanyalah yang berperan untuk menjadikanYahudi, Nasrani, Majusi atau Muslim.

    Pada dasarnya proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses

    perkenalan11

    , yang sekaligus diiringi dengan latihan pengamalan, kemudian meningkatmenjadi senang. Mengenai ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada

    Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah dan tidak pula mempraktekkan maka

    orang tersebut tidak mungkin akan beriman kepada-Nya. Jika seseorang tidak mengenal

    dan mempelajarinya (al-Quran) maka tidak mungkin ia menjadi mukmin.Kenal ajaran Allah tidak menjamin seseorang pasti beriman bahkan mungkin

    kebalikannya,seseorang akan membencinya. Hal ini seperti dinyatakan dalam surat al-

    Baqarah/2: 146. Bahwa orang Yahudi itu mengenal Nabi Muhammad berarti kenal denganal-Quran, Allah berfirman :

    Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil)

    mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya

    11Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, h. 15.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    16/68

    16

    sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

    Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin yaitu manusia yangbertaqwa kepada Allah, maka ajaran Allah yaitu al-Quran harus diperkenalkan sedini

    mungkin sesuai dengan kemampuan anak dari tingkat verbal yaitu tulis baca sampai dengan

    tingkat pemahamannya. Disamping proses pengenalan, maka proses pembiasaan juga perlu

    diperhatikan karena dari pembiasaan, seseorang yag semula benci bisa berubah menjadisenang. Seorang anak harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah

    danm menjauhi hal-halyang menjadi larangannya, agar setelah dewasa nanti menjadi

    senang dan trampil melaksanakan ajaran-jaran Allah.

    Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan

    Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi

    dua, yaitu tauhid teoritisdan tauhidpraktis12. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas

    tentang keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaanZat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan

    pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan

    yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud mutlak, yang menjadi sumber semuawujud.

    Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal

    ibadah manusia. Tauhid praktis merupaka terapan dari tauhid teoritis. Kalimat La Ilaha

    illallah ( tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhidibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah dengan kata lain, tidak ada

    yang disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dengan

    menjadikan-Nya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.

    Implementasi Iman dan Taqwa dalam Lehidupan Modren.

    Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep

    dan pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhidadalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui

    fikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan

    perbuatan. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertaqwa, apabila sudahmengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaha illa Allah, ( Aku bersaksi

    bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua

    perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

    Peran Iman dan Taqwa dalam menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan

    Modren

    Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini dikemukakan

    beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.

    1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda.

    12Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, h. 18

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    17/68

    17

    Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kalau Allah

    hendak memberikan prtolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat

    mencegahnya. Sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satukekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya. Kepercayaan dan keyakinan

    demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan manusia yang kebetulan sedang

    memegang kekuasaan, menghilangkan kepercayaan pada kesaktian benda-benda kramat,

    mengikis kepercayaan pada khurafat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orangyang beriman adalah firman Allah surat al-al-Fatihah 1-7.

    2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut. Banyak di antara

    manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karenatakut menghadapi resiko.

    Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orangberiman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah dalam QS. al-Nisa/4:78.

    (Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu didalam benteng yang tinggi lagi kokoh,3. Iman menanamkan sikap self helf dalam kehidupan.

    Rezeki atau mata pencaharian memegang pernana penting dalam kehidupan manusia.

    Banyak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan kehidupannya, kadang-kadang manusia tidak segan-segan melepaskan prinsip, menjual kehormatan, bermuka dua,

    menjilat, dan memperbudak diri, karena kepetingan materi. Pegangan orang beriman dalam

    hal ini adalah firman Allah dalam QS. Hud/11: 6.

    Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi

    rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.

    Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)..

    4. Iman memberikan ketenteraman jiwa.

    Sering kali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dankebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tentram

    (mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah) seperti dijelaskan firman Allah dalam Q.S.

    al-Radu/13: 28.(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat

    Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.

    5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah).

    Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan

    dan mengerjakan perbuatan yang baik. Hal ini dijelaskan Allah dalam Q.S al-Nahal/16: 97.

    Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

    keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

    dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik

    dari apa yang telah mereka kerjakan.

    6. Iman melahirkan ikhlas dan konsekuen.Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih,

    kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah

    dikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    18/68

    18

    pada firman Allah Q.S. al-Anam/6:162.

    Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk

    Allah, Tuhan semesta alam

    7. Iman memberikan keuntungan.

    Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing danmengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang yang beriman adalah

    orang-orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam

    Q.S. al-Baqarah/2: 5Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-

    orang yang beruntung.

    8. Iman mencegah penyakitAkhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia

    mukmin dipengaruhi oleh iman.Jika karena pengaruh tanggapan, baik indra maupun akal,

    terjadi perubahan fisiologis tubuh (keseimbangan terganggu), seperti takut, marah, putusasa, dan lemah, maka keadaan ini dapat dinormalisir kembali oleh iman. Oleh karena itu

    orang-orang yang dikontrol oleh iman tidak akan mudah terkena penyakit modern, seperti

    darah tinggi, diabetes, dan kanker.13

    Demikianlah pengaruh dan manfaat iman pada kehidupan manusia, ia bukan hanya

    sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, tetapi menjadi kekuatan yang mendorong dan

    membentuk sikap dan perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orangyang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.

    HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

    13Syahidin dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, h. 24.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    19/68

    19

    CIRI-CIRI DAN SIFAT-SIFAT MANUSIA

    Manusia14

    tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan

    fisiologisnya. Fungsi-fungsi kebinatangan ditentukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku

    yang khas, yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin

    tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola tindakannya dansemakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus dilakukan pada saat lahirnya.

    Pada primata (bangsa monyet) yang lebih tinggi bahkan dapat ditemukan intelegensia yaitu

    penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang diinginkan sehingga memungkinkanbinatang untuk melampaui pola-pola kelakuan yang telah digariskan secara naluri. Namun

    setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang

    tertentu masih tetap sama.Manusia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dari binatang apapun. Tetapi

    memahami siapa sebenarnya manusia itu bukan persoalan yang mudah. Ini terbukti dari

    pembahasan manusia tentang dirinya sendiri yang telah berlangsung demikian lama.Barangkali sejak manusia diberi kemampuan berpikir secara sistematik, pertanyaan tentang

    siapakah dirinya itu mulai timbul. Namun informasi secara tertulis tentang hal ini baru

    terlacak pada masa para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad 6SM).

    Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan

    yang merupakan rahasia kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah

    pengetahuan lewat Adam dan Hawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekalpengetahuan ini. Dia mengetahui yang mana yang benar dan mana yang salah, yang mana

    yang baik dan yang mana yang buruk, serta mana yang indah mana yang jelek. Secara terus

    menerus dia dipaksa harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar mana jalan yangsalah, mana tindakan yang baik mana tindakan yang buruk, dan apa yang indah dan apa

    yang jelek. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan. Manusiaadalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sungguh-

    sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk

    kelangsungan hidupnya (survival).Pengetahuan ini dapat dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni

    pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan

    jalan fikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.Sebab kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuannya

    dengan cepat dan mantap, adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir

    tertentu. Secara garis besar cara berfikir seperti ini disebut penalaran. Binatang mampu

    berfikir namun tidak mampu berfikir nalar.Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan

    pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan fikiran yang mampu menalar.

    Para ahli pikir berbeda pendapat dalam mendefinisikan manusia. Perbedaan tersebutsebenarnya disebabkan oleh kenyataan kekuatan dan peran, multi dimensional yang

    dimainkan manusia. Sedangkan kecenderungan para ahli pikir hanya meninjau dari sisi

    14Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Buku Teks Pendidikan

    Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Ikhlas Beramal, 1999-2000, h. 1Lihat juga Syahidin

    dkk, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum, h. 11-12.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    20/68

    20

    yang menjadi titik pusat perhatiannya dan mengabaikan sisi yang lainnya. Perkembangan

    ilmu pengetahuan yang bergerak dari zaman ke zaman juga senantiasa memperkaya

    wawasan mereka tentang manusia. Pada zaman modern pendefinisian manusia banyakdilakukan oleh mereka yang menekuni bidang psikologi

    15.

    Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia

    berkeinginan). Menurut aliran ini manusia adalah makhluk yang memiliki prilaku hasil

    interaksi antara komponen biologis (Id), psikologis (ego) dan sosial (superego). Didalamdiri manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (nilai).

    Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanicus

    (manusia mesin). Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliranyang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan psikoanalisis

    (aliran yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme ingin

    menganalisis prilaku yang nampak saja, yang diukur, dilukiskan dan diramalkan. Menurutaliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap

    lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosionalnya.

    Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusiaberpikir). Menurut aliran ini manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi

    secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami

    lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapatyang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi

    peristiwa. Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah

    fakta kehidupan manusia.

    Para penganut teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusiabermain). Aliran ini mengecam teori psikoanalisis dan behaviorisme karena keduanya

    dianggap tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan

    aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan seperti cinta, kreatifitas, nilai,makna, dan pertumbuhan pribadi. Menurut humanisme manusia berperilaku untuk

    mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri. Perdebatan mengenai siapamanusia itu dikalangan para ilmuwan terus berlangsung dan tidak menemukan satu

    kesepakatan yang tuntas. Manusia tetap menjadi misteri yang paling besar dalam sejarah

    perkembangan ilmu pengetahuan sampai sekarang.

    HAKIKAT DAN CIRI-CIRI PENALARAN

    Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang

    berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa,

    bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang

    didapatkan lewat kegiatan merasa atau berfikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yangdikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan

    Pascal, hati pun mempunyai logikanya tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari

    bahwa tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan diri kepada penalaran. Jadi penalaranmerupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan

    kebenaran. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan fikiran mempunyai apa yang disebut sebagai

    kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan

    15Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Buku Teks Pendidikan

    Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, h. 2.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    21/68

    21

    kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-

    tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

    Sebagai suatu kegiatan berfikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciriyang pertama ialah adanya suatu pola berfikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam

    hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya

    tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses

    berfikir logis, dimana berfikir logis disini harus diartikan sebagai kegiatan berfikir menurutsuatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika tertentu. Hal ini patut kita

    sadari bahwa berfikir logis itu mempunyai konotasi yang bersifat jamak (plural) dan bukan

    tunggal (singular). Suatu kegiatan berfikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logikatertentu, dan mungkin tidak logis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini sering

    menimbulkan gejala apa yang dapat kita sebut sebagai kekacauan penalaran yang

    disebabkan oleh tidak konsistennya kita dalam mempergunakan pola berfikir tertentu.Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berfikirnya.

    Penalaran merupakan suatu kegiatan berfikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis,

    dan kerangka berfikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaranyang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang

    mempergunakan logika ilmiah16

    , dan demikian juga penalaran lainnya yang

    mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini kalau kita kaji lebih jauh,merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berfikir tertentu. Tanpa adanya pola berfikir

    tersebut maka tidak akan ada kegiatan analisis, sebab analisis pada hakekatnya merupakan

    suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

    JENIS-JENIS DAN SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN17

    Dalam hipotesis adanya Wahyu Allah maka dapatlah dikatakan bahwa ada empatsumber pengetahuan manusia yaitu :

    Pikiran manusia. Hal ini melahirkan paham Rationalisme yang berpendapat bahwasumber satu-satunya dari pengetahuan manusia adalah rationya (akal budinya). Pelopornya

    ialah Rene Descartes. Aliran ini sangat mendewakan akal budi manusia yang melahirkan

    paham intelektualisme dalam dunia pendidikan .Pengalaman manusia. Dengan ini muncul aliran Empirisme yang dipelopori oleh tokoh

    John Locke. Manusia dilahirkan sebagai kertas putih/meja putih. Pengalamanlah yang akan

    memberikan lukisan kepadanya. Dunia empiris merupakan sumber pengetahuan utama.Dalam dunia pendidikan terkenal dengan teori tabula rasa (teori kertas putih).

    Intuisi manusia. Kalau pengetahuan yang diperoleh secara rasional dan empiris

    yang merupakan produk dari sesuatu rangkaian penalaran maka intuisi merupakan

    pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran itu.Jawaban dari permasalahan yang sedang dipikirkan muncul di benak manusia

    sebagai suatu keyakinan yang benar walaupun manusia tidak bisa menjelaskan bagaimana

    caranya untuk sampai ke situ secara rasional.Pengetahuan intuitif ini dipakai sebagai hipotesis bagi analisis selanjutnya dalam

    menetapkan benar tidaknya penetapan yang dikemukakan itu. Kegiatan intuitif dan analitik

    saling bekerja sama dalam menemukan kebenaran. Bagi tokoh Nietzsche intuisi ini

    16Endang Saifuddi Anshari, Wawasan Islam, h. 113.17Endang Saifuddi Anshari,Ilmu Falsafat Dan Agama, h. 97.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    22/68

    22

    merupakan intelegensi yang paling tinggi dan bagi tokoh Maslow merupakan

    pengalaman puncak (peak experience).

    Wahyu Allah, adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusialewat para nabi yang diutus-Nya sejak nabi pertama sampai yang terakhir sebanyak 25

    orang. Wahyu Allah ini dikodifikasikan dalam tiga buah kitab suci yaitu : Taurat, Injil dan

    Al-Quran. Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan

    seseorang yang terjangkau oleh empiri maupun yang mencakup permasalahan yangtransedental seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia dan segenap isinya

    serta kehidupan di akhirat nanti (di hari kemudian). Pengetahuan ini berdasarkan

    kepercayaan atau keimanan kepada Allah sebagai sumber pengetahuan, kepada kehidupandi akhirat, kepada malaikat-malaikat, (sebagai perantara Allah menemui para nabi), kepada

    kitab-kitab suci (sebagai cara penyampaian) dan kepada para nabi (sebagai perantara dan

    penerima wahyu Allah tersebut). Kepercayaan inilah yang merupakan titik tolak dalamagama dan lewat pengkajian selanjutnya dapat meningkatkan atau menurunkan

    kepercayaan itu.

    Ilmu pengetahuan adalah sebaliknya yaitu dimulai tanpa dengan kepercayaandengan rasa tak percaya ilmu pengetahuan mulai mengkaji dengan riset, pengalaman dan

    percobaan untuk sampai kepada kebenaran yang faktual. Antara kesemua sumber

    pengetahuan itu tak mungkin ada kontradiksi. Apa sebab? Karena kesemuanya berasal darisatu sumber yaitu Tuhan. Jika terasa ada kontradiksi maka itu hanyalah nampaknya saja,

    sebenarnya bukanlah kontradiksi atau pertentangan.

    Berdasarkan sumber-sumber tersebut, lahirlah 5 (lima) jenis pengetahuan manusia .

    Pengetahuan biasa (knowledge), dengan singkat disebut pengetahuan, yaitu

    pengetahuan yang tidak amat sadar, pengetahuan yang berlaku umum, tetap dan pasti danyang terutama untuk keperluan sehari-hari. Atau dengan kata lain kesatuan antara subjek

    mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan ini bersumber dari pengalamanindrawinya yang diolahnya lebih lanjut.

    Ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah, science, wetenschap, wiscenchaft) yaitu

    pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu, yang dengan sangat sadarmenuntut kebenaran. Pengetahuan ilmiah ini bersumber dari pengalaman empiris (riset)

    melalui berbagai proses : pengumpulan data dan fakta, pengamatan, penggolongan,

    hipotesa, penyajian, perumusan teori, dan seterusnya.Pengetahuan filsafat, yaitu hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk

    memahami (menyelami dan mendalami) secara radikal, integral dan universal hakikat

    semua yang ada (hakikat Tuhan, alam dan manusia), serta sikap manusia termaksud sebagai

    konsekwensi daripada faham (pemahaman)-nya tersebut. Pengetahuan filsafat inibersumber dari fikiran (ratio) manusia.

    Pengetahuan intuisi, yaitu pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses

    penalaran. Pengetahuan ini bersumber dari intuisi (instink) manusia.Pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang diperoleh manusia berdasarkan

    kepercayaan. Pengetahuan ini bersumber dari wahyu (kalam Allah) yang disampaikan

    kepada manusia melalui para Rasul (nabi).

    TEORI-TEORI KEBENARAN DAN INSTITUSI KEBENARAN

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    23/68

    23

    Kebenaran ialah sesuatu yang abstrak dan relatif kelihatannya. Untuk itu perlu

    dipermasalahkan terlebih dahulu apakah kebenaran itu, bagaimana kriterianya. Dalamrangka menjawab pertanyaan tersebut maka Louis OKattsoff dalam bukunya Unsur-unsur

    Filsafat mengemukakan tiga teori kebenaran yaitu :18

    Teori Korespondensi (Correspondence, Accordance).

    Teori korespondensi ialah suatu teori yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar

    apabila sesuai dengan kenyataannya. Misalnya, api itu membakar, bumi itu bulat.

    Teori Koherensi (Consistence).

    Teori koherensi ialah suatu teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan itu

    benar jika kebenarannya didukung oleh suatu pernyataan lain yang datang sebelumnya.

    Misalnya, Aminah adalah ibu rumah tangga (sebagai pernyataan pertama). Aminah adalahseorang isteri. Ahmad mempunyai seorang anak laki-laki dan seorang anak wanita. Ahmad

    seorang bapak.

    Teori Pragmatis (Pragmatic)

    Teori pragmatis adalah teori yang menyatakan bahwa sesuatu itu benar, apabila

    bermanfaat atau memuaskan seseorang. Misalnya, biru itu indah; gadis itu cantik.

    Jika diamati agak teliti, kelihatannya teori korespondensi dan koherensi

    menitikberatkan pada kenyataan sebagai ukuran kebenaran. Apakah semua kenyataan ituadalah kebenaran ? Judi, korupsi, prostitusi misalnya apakah itu bukan suatu kenyataan ?

    Tetapi apakah itu suatu kebenaran. Ternyata tidak semua kenyataan yang demikian itusemuanya adalah kebenaran. Teori pragmatis menitikberatkan pada manfaat dan kepuasan

    sebagai ukuran kebenaran. Bukankah sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang belum tentu

    bermanfaat pula bagi orang lain? Apakah kebenaran yang dicari oleh manusia adalahkebenaran yang sifatnya demikian? Pasti bukan. Dengan teori kebenaran, ternyata

    pertanyaan tentang hakikat kebenaran belum terjawab. Karena itu perhatikanlah institusi

    kebenaran yang meliputi ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama.

    1).Ilmu Pengetahuan ialah pengetahuan berasal dari pengamatan, studi, dan

    pengalaman yang disusun dalam satu sistem untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang

    hal yang dipelajari. Jadi ilmu pengetahuan itu tidak lain dari pengetahuan yang ilmiah,yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu, yang dengan sangat sadar

    menuntut kebenaran19

    . Dari pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan mengalami dan

    melalui berbagai proses : pengumpulan data dan fakta, pengamatan, penggolongan,hipotesis, pengujian, perumusan teori, dan sebagainya. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan

    18Fathurrahman Jamil,filsafat Hkum Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999), cet. III, h. 23-25. Lihat juga

    Endang Saifuddin Anshari, Ilmu Filsafat dengan Agama, Surabaya: Bina Ilmu , 1987, cet. VII, h. 18.19.Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam,Pokok-pokok pikiran Tentang Islam dan Ummatnya, Jakarta:

    PT. Raja Grafindo Persada, Cet. IV,1993, h. 113.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    24/68

    24

    ialah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami kenyataan,

    struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum yang berlaku dalam alam semesta,

    kemudian pemahamannya disusun dengan suatu metode tertentu dan dalam suatu sistem.Cabang-cabang ilmu pengetahuan meliputi : Pertama, ilmu-ilmu kealaman (natural

    sciences) seperti biologi, fisika, kimia, geologi, matematika, astronomi, Kedua, ilmu-ilmu

    kemasyarakatan (social sciences), seperti ekonomi, sosiologi, psikologi, ilmu hukum.

    Ketiga, ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) seperti ilmu filsafat, ilmu agama, ilmu bahasa,seni. Sampai sejauh manakah kesanggupan ilmu pengetahuan dalam menunjukkan

    kebenaran. Ilmu pengetahuan hanya mempelajari fenomena alam di sekitarnya. Karena

    pengetahuan tentang fenomena alam itu sendiri belum tentu lengkap, maka berartirekomendasi kebenaran tentang alam itu pun tidaklah lengkap. Oleh karena itu, meskipun

    ilmu pengetahuan telah berjasa kepada manusia dalam memecahkan masalah-masalah

    manusia, tidak berarti bahwa semua masalah dapat dijawab terutama masalah-masalah yangmendasar sifatnya.

    1).Filsafat ialah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal, radikal dalam arti mulai dariradikalnya suatu gejala, dari akar suatu hal yang hendak dipermasalahkan. Dengan jalan

    yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang

    universal. (Dr. Fuad Hasan. Berkenalan Dengan Filsafat Existensialisme). Adapun obyekpenyelidikan filsafat menurut Emmanuel Kant, meliputi apa yang dapat diketahui manusia,

    apa yang harus dibuat manusia, dan apa yang diharapkan manusia.

    Dalam bukunya Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, H. Endang Saifuddin Anshari, M.A.

    menyimpulkan bahwa filsafat ialah suatu hasil usaha manusia dengan kekuatan akalbudinya untuk memahami secara radikal, integral, dan universal hakikat sarwa yang ada

    (manusia, alam, dan Tuhan, serta sikap manusia itu sebagai konsekuensi dari pahamnya).20

    Puncak pembahasan filsafat ialah alam. Apakah alam itu terjadi dengan sendirinya ataukahada yang menjadikannya? Para filosof sepakat bahwa ada penyebab pertama yang

    mendahului kejadian alam ini yaitu yang disebut prima causa. Apa dan siapakah primacausa itu ? Dalam hal ini filsafat mulai berpecah menjadi dua yaitu filsafat idealis dan

    filsafat materialis. Filsafat Idealis menyatakan bahwa penyebab pertama itu ialah Tuhan,

    sedangkan Filsafat Materialis menyatakan bahwa penyebab pertama itu ialah materipertama. Filsafat idealis sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu ada, sedangkan filsafat

    materialis sampai pada kesimpulan bahwa Tuhan itu tidak ada.

    Apabila masalah yang asasi ini diajukan kepada ilmu pengetahuan, ternyata tidak bisaterjawab; kemudian pertanyaan tersebut diajukan kepada filsafat yang hanya dapat dijawab

    atas dasar spekulasi, terkaan, kiraan atau dugaan. Apakah hal itu disebabkan pertanyaan itu

    memang tidak ada jawabannya. Manusia tinggal dihadapkan pada dua pilihan yaitu untuk

    tetap menjadi pemikir bebas (free thinker) atau mencoba mencari jawaban melalui institusiyang lain. Jika yang pertama yang dipilihnya, maka ia akan tetap dalam status quo nya.

    Akan tetapi ia pun tetap akan dihadapkan pada masalah Tuhan. Kesimpulannya pun

    berbeda-beda, ada yang atheis (tidak mengakui bahwa Tuhan itu ada), ada yang antitheis(mengakui bahwa Tuhan itu ada, namun ia melawannya), ada yang nontheis (tidak peduli

    terhadap Tuhan), dan ada pula yang theis, mengakui bahwa Tuhan itu ada tetapi belum

    tentu beragama. Jika yang kedua yang dipilihnya, maka ia akan mencari jawabannya

    20.Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam,Pokok-pokok pikiran Tentang Islam dan Ummatnya, Jakarta:

    PT. Raja Grafindo Persada, Cet. IV, 1993. h. 117.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    25/68

    25

    melalui institusi lain yang banyak berbicara tentang Tuhan yaitu agama. Paham tersebut

    berpendapat bahwa institusi yang paling tinggi dalam memperoleh kebenaran ialah agama.

    Dia mempunyai kebenaran yang mutlak dan dari agama manusia dapat mengenalTuhannya.

    3).Agama21

    ialah suatu informasi dari Tuhan tentang alam semesta beserta hukum-

    hukumnya, status, dan kedudukannya, yang disampaikan kepada umat manusia melaluimanusia-manusia pilihannya, yaitu para rasul yang kemudian ditulis dan dibukukan

    menjadi kitab suci. Informasi tersebut berasal dari pencipta dan pemelihara yang juga

    sekaligus menjadi penguasa alam semesta ini. Karena itu sifat informasi tersebut adalahhakiki dan mutlak, karena berasal dari yang mahabenar bukan dari manusia yang

    mempunyai banyak kelemahan dan keterbatasan. Kebenaran yang demikianlah kebenaran

    yang hakiki atau kebenaran yang sebenarnya. Kebenaran yang datang dari yang mahabenaradalah kebenaran yang mutlak sementara kebenaran yang datang dari manusia adalah

    kebenaran relatif.

    MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

    Teori-teori Tentang Proses Kejadian Manusia.

    a.Teori Evolusi

    Evolusi berarti perkembangan yang didalam bahasa Inggris evolution. Dalam ilmu

    sejarah, evolusi diartikan sebagai perkembangan sosial, ekonomi, dan politik yang berjalan

    sedikit demi sedikit tanpa adanya unsur paksaan. Istilah lawannya adalah revolusi, yangberarti suatu perkembangan yang mendadak yang dicapai melalui pemakaian kekuatan

    fisik, yang sering kali melalui pertumpahan darah. Peristiwa yang berkaitan denganrevolusi ini, misalnya revolusi fisik yang dialami oleh bangsa Indonesia antara tahun 1945-

    1950 yaitu masa perjuangan fisik, revolusi kebudayaan dan juga revolusi industri dan

    sebagainya. Dalam ilmu pengetahuan alam, istilah revolusi diartikan sebagai perkembangansecara berangsur-angsur dari benda yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih sempurna

    atau sempurna. Paham evolusi ini pertama-tama dikemukakan oleh seorang sarjana

    Perancis yang hidup antara tahun 1774-1829. Dialah yang mula-mula berpendapat bahwakehidupan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan menjadi binatang dan binatang menjadi

    manusia. Pendapatnya ini pada waktu itu belum mendapatkan perhatian orang. Orang yang

    mempopulerkan pandangan tersebut justru seorang sarjana Inggris, Charles Darwin yang

    hidup antara 1809-188222

    , yang seolah-olah dialah tokoh teori ini. Darwin berpendapatbahwa apa yang dapat dicapai oleh manusia secara berencana, dapat pula tercapai oleh alam

    itu sendiri melalui cara seleksi alam. Ia berpendapat bahwa didalam perjuangan hidup,

    hanya hewan yang uletlah yang mampu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan alamsekitarnya. Merekalah yang berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya atau survive.

    Hewan tersebut haruslah mempunyai kelincahan yang cukup dan harus pula fleksibel

    21Fathurrahman Jamil,filsafat Hkum Islam, ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999), cet. III, h. 34. Lihat juga

    Peter L. Berger, Hansfried Kellneer, Sosiologi Ditafsirkan kembali, cet. I, Jakarta: LP3ES, 1985, h. 63-102.22TYacob Dkk, Evolusi Manusia Dan Konsepsi Islam, h.8.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    26/68

    26

    secara biologis untuk berubah sedikit demi sedikit jika lingkungan menuntutnya demikian.

    Keturunan dari hewan yang kuat biologisnya ini mengalami perubahan sedikit demi sedikit.

    Perubahan itu berlangsung perlahan-lahan selama berjuta-juta tahun lamanya yang kemudian timbul berbagai jenis binatang yang masing-masing mempunyai variasi-variasi

    yang sangat berbeda. Dalam bukunya The Origin of Species, ia mengemukakan bahwa

    semua jenis binatang berasal dari satu sel purba yang diciptakan Tuhan. Sedangkan dalam

    bukunya yang terbit kemudian The Descent of Man, ia menyatakan bahwa binatang yangpaling maju, yaitu kera dengan mengalami proses perjuangan hidup sedikit demi sedikit

    berubah dan dalam jenisnya yang paling sempurna mengarah menuju wujud manusia.

    Pandangan tersebut diperkuat dengan hasil penemuan manusia Nederthal pada tahun 1856.Yang dimaksudkan dengan manusia Nederthal ialah tengkorak semacam manusia yang

    diperkirakan pernah hidup kira-kira 100.000 tahun yang lalu. Nederthal adalah nama dari

    suatu lembah yang terletak di dekat Dusseldorf, Jerman Barat, tempat tengkorak tersebutditemukan. Yang mengandung perhatian pada tengkorak tersebut adalah bentuk dahi

    rendah, menjorok mundur, dan dengan lengkungan besar di atas mata dengan tanpa dagu.

    Manusia Nederthal amat mirip dengan manusia dan juga mirip dengan kera. Di dekattempat penemuan tengkorak tersebut juga ditemukan perkakas-perkakas kerja yang

    primitif.

    Pada masa berikutnya, di Jerman muncul pula seorang sarjana ilmu pengetahuanalam bernama Ernest Heinrich Haeckel yang hidup pada 1834-1919.

    23 Ia dapat disebut

    sebagai penerus ide Darwin meskipun ada beberapa hal yang berbeda dengan pendapat

    Darwin. Jika Darwin berpendapat bahwa sel-sel purba diciptakan oleh Tuhan, maka

    menurut Haeckel dunia ini kekal tidak ada permulaan dan hidup ini tercipta dengansendirinya secara mekanis. Demikian juga halnya dengan manusia. Dari pengaruh pendapat

    ini, kemudian timbullah kebiasaan untuk menyamaratakan antara manusia dengan kera

    dengan ungkapan yang dangkal manusia berasal dari kera . Haeckel dengan sikapnyayang atheistis membuka kesempatan yang lebar bagi penganut teori evolusi yang

    menentang Tuhan. Oleh aliran-aliran Marxisme dan Komunisme dipergunakan sebagaisenjata untuk memerangi paham-paham agama.

    Penerus dari pandangan Haeckel ini adalah Jacques Monod, seorang Perancis ahli

    biologi modern. Dalam bukunya Le hasard et lanecessite (Kebutuhan dan Keharusan) yangterbit tahun 1970, ia menyatakan bahwa dunia ini tidak mempunyai makna dan arti. Evolusi

    manusia berjalan atas unsur kebetulan dan nasib yang buta, yang dipersatukan dengan

    unsur keharusan. Dalam seleksi dan mutasi alamiah, disingkirkanlah apa saja yang tidakmampu untuk melangsungkan kelangsungan hidup. Pandangan ini terutama didasarkannya

    atas penyelidikan terhadap struktur kimia dari gene (pembawa sifat atau pewaris sifat

    benda-benda hidup).

    b. Teori Revolusi

    Sebagian penganut agama, baik Kristen Katolik dan Protestan maupun Islam tidaksenang mendengar teori Darwin ini. Ajaran-ajaran agama tentang kejadian alam dan juga

    terutama kejadian manusia ditentang oleh teori evolusi. Menurut kitab Kejadian (kitab

    pertama dalam perjanjian lama) dan juga al-Quran, alam dan manusia ini diciptakanlangsung oleh Tuhan, demikian juga manusia. Jadi, manusia tidak berasal dari asal mula

    23TYacob Dkk, Evolusi Manusia Dan Konsepsi Islam, Bandung : Risalah, 1983, cet. I, h. 87.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    27/68

    27

    kejadiannya. Bagi kebanyakan penganut agama, mempercayai kebenaran teori evolusi sama

    saja dengan menyangkal Tuhan dan menyalahkan kitab suci. Tantangan dari pihak agama

    demikian hebat sehingga Darwinisme dicap sebagai ajaran atheis, meskipun menurutceritanya, Darwin sendiri seorang yang percaya kepada Tuhan. Penciptaan alam dan

    manusia menurut ajaran Alkitab, lebih lanjut, bacalah Bible, kitab Kejadian pasal 1 dan 2.

    Dalam ajaran Islam yang biasanya dipergunakan untuk menentang teori evolusi adalah ayat

    terakhir dari surat Yaasin, Jika sekiranya Allah menghendaki menciptakan sesuatucukuplah berfirman, jadilah engkau maka akan menjadi. Selain itu dalam surat Al-Imran:

    59 dinyatakan : Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (turab), kemudian Allah

    berfirman kepadanya, Jadilah engkau, lalu berbentuklah manusia.Jadi, baik penciptaan alam maupun manusia diciptakan Allah dalam waktu sekejap

    saja. Bukankah Allah itu mahakuasa atas segala-galanya. Tentang penciptaan manusia,

    orang Islam percaya bahwa manusia pertama itu diciptakan dari tanah yang dinyatakandalam surat As-Shaffat: 11, surat Al-Imran: 59, surat Al-Hijr: 28, dan surat Al-Mukminun:

    12-14. Proses penciptaan seperti ini digambarkan dalam tafsir Al-Jalalain dalam

    menafsirkan surat Al-Baqarah: 30, Adam adalah sebagai suatu makhluk yang dicipta daritanah yang diambil dari berbagai jenis yang kemudian dicampur dengan air, dibentuk, dan

    ditiupkan ruh ke dalamnya, kemudian menjadi makhluk hidup.

    c.Teori Evolusi yang Terbatas

    Teori evolusi bagi para ilmuwan merupakan informasi yang dapat

    dipertanggungjawabkan prinsip ilmiahnya. Teori tersebut memang didukung olehpenemuan-penemuan yang dalam batas tertentu dapat diterima oleh akal, meskipun

    sebenarnya ada beberapa sanggahan atau sangkalan terhadap kebenaran teori tersebut.

    Jika manusia berasal dari suatu jenis makhluk yang amat sederhana, yang berlangsungsecara perlahan-lahan, mengapa keadaan manusia sekarang ini tidak berevolusi lagi

    melainkan sudah berhenti hingga di sini saja ?Teori evolusi dikemukakan dengan mendapatkan beberapa kritik, karena ternyata

    banyak hal tidak dapat dijawab dan Darwin sendiri menyadari akan hal ini, sementara teori

    evolusi bukannya tanpa kritik sama sekali. Beberapa pendapat menyatakan bahwa konseptersebut tidak sepenuhnya realistis. Umat Islam khususnya mendasarkan teorinya atas ayat

    59 Surat Al-Imran dan ayat 82 Surat Yaasin, yakni kata-kata kunfayakuunu. Kata-kata ini

    diartikan seperti halnya sim salabim, terjadi dalam sekejap mata saja. Sudahkah pastidemikian maksudnya ? Bukankah kata tersebut dapat diartikan sebagai jadilah engkau,

    maka pasti akan menjadi. Jika demikian, apakah tidak ada jarak antara kata jadilah

    dengan kata maka akan menjadi. Jika ada jarak, apakah hal itu bukan berarti suatu proses,

    apakah sudah pasti bahwa proses tersebut adalah proses sim salabim. Dengan pengertianseperti ini, maka tidak heran jika ada sebagian orang berpendapat bahwa mungkin saja dari

    segi jasmaniahnya, manusia itu tercipta melalui proses evolusi sedangkan yang dicipta

    secara revolusi adalah ruhnya. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut.

    Penyebutan Nama dalam al-Quran24

    Manusia telah berupaya memahami dirinya selama beribu-ribu tahun. Tetapi

    24Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Buku Teks Pendidikan

    Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, h. 10-11.

    Sahmiar Pulungan : Pendidikan Agama Islam, 2009USU e-Repository 2009

  • 7/24/2019 PAI00

    28/68

    28

    gambaran yang pasti dan meyakinkan tak mampu mereka peroleh hanya dengan

    mengandalkan daya nalarnya yang subyektif. Oleh karena itu mereka memerlukan

    pengetahuan dari pihak lain yang dapat memandang dirinya secara lebih utuh. Allah SangPencipta telah menurunkan Kitab Suci al-Quran yang diantara ayat-ayat-Nya adalah

    gambaran-gambaran konkrit tentang manusia.

    Penyebutan nama manusia dalam al-Quran tidak hanya satu macam. Berbagai

    istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia, diantaranya :

    1) Dari aspek historis penciptaanya manusia disebut dengan Bani Adam :Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan

    minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

    orang yang berlebih-lebihan.

    Kata Bani Adam dalam al-Quran disebut sebanyak 7 kali.

    2) Dari aspek biologis kemanusiaannya disebut