Pahlawan Nasional
description
Transcript of Pahlawan Nasional
![Page 1: Pahlawan Nasional](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/55cf8aa955034654898cb430/html5/thumbnails/1.jpg)
Pahlawan-Pahlawan Nasional
Disusun Oleh:Maulana A. Fadhil
IV-C / 13
![Page 2: Pahlawan Nasional](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/55cf8aa955034654898cb430/html5/thumbnails/2.jpg)
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia. Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya." – atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara." Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:
Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya:
Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/ perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Pengabdian dan Perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya (tidak sesaat) dan melebihi tugas yang diembannya.
Perjuangan yang dilakukan mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi.
Memiliki akhlak dan moral yang tinggi.
Tidak menyerah pada lawan/musuh dalam perjuangannya.
Dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangannya.
Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada walikota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar; dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar. Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibukota Indonesia Jakarta. Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.
Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekrit
![Page 3: Pahlawan Nasional](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/55cf8aa955034654898cb430/html5/thumbnails/3.jpg)
Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang wafat pada bulan sebelumnya. Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960an, gelar terbut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 kepada sepuluh korban kudeta Gerakan 30 September yang gagal, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
151 pria dan 12 wanita telah diangkat sebagai pahlawan nasional, yang paling terbaru adalah Abdul Wahab Hasbullah, Djamin Ginting, Muhammad Mangundiprojo, dan Sukarnipada tahun 2014. Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi Indonesia, etnis Tionghoa, dan Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, dan seorang uskup.
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan penyortiran menurut tahun kelahiran, wafat, dan penetapan. Nama-nama distandarisasikan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan dan tidak menggunakan ejaan aslinya.
Pahlawan Nasional Indonesia
Nama Lahir Wafat Keterangan Penetapan Provinsi asal/pengusul
Abdul Halim
1911 1988 Aktivis kemerdekaan dan politisi, Perdana Menteri Indonesia
2008 Sumatera Barat
Abdul Haris Nasution
1918 2000 Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala
2002 Sumatera Utara
![Page 4: Pahlawan Nasional](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/55cf8aa955034654898cb430/html5/thumbnails/4.jpg)
Staf Angkatan Darat
Abdul Kadir
1771 1875 Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda
1999 Kalimantan Barat
Abdul Malik Karim Amrullah
1908 1981 Sarjana Islam dan penulis
2011 Sumatera Barat
Abdul Muis
1883 1959 Politisi, kemudian penulis
1959 Sumatera Barat
Abdul Rahman Saleh
1909 1947 Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda
1974 D.I. Yogyakarta
Abdul Wahab Hasbullah
1888 1971 Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlat
2014 Jawa Timur
![Page 5: Pahlawan Nasional](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082715/55cf8aa955034654898cb430/html5/thumbnails/5.jpg)
ul Ulama
Andi Abdullah Bau Massepe
1918 1947 Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki
2005 Sulawesi Selatan
Achmad Subarjo
1896 1978 Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan
2009 Jawa Barat
Adam Malik
1917 1984 Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga
1998 Sumatera Utara
Adnan Kapau Gani
1905 1968 Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional
2007 Sumatera Barat