Padang, 31 Mei 2018 - unp.ac.id rakor dari pak heru... · Outcome adalah manfaat dari belanja BLU...
Transcript of Padang, 31 Mei 2018 - unp.ac.id rakor dari pak heru... · Outcome adalah manfaat dari belanja BLU...
Oleh : Heru Pudyo Nugroho, SE.MBA Anggota Dewan Pengawas UNP
Padang, 31 Mei 2018
*
2
* POKOK BAHASAN
REVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
IMPLEMENTASI PPK BLU
REVIEW PELAKSANAAN ANGGARAN 2017
PENGELOLAAN REKENING BLU UNP
PENGELOLAAN IDDLE CASH BLU
OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET BLU UNP
PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BLU
1. Pendapatan dapat digunakan langsung
2. Flexible budget dengan ambang batas
3. Investasi jangka pendek untuk pengelolaan kas
4. Melakukan utang jangka pendek
5. Menghapuskan barang inventaris dengan alasan efisiensi
dan efektivitas
6. Surplus digunakan pada tahun anggaran berikutnya dan
defisit dimintakan dari APBN
REVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa
1.Berkedudukan sebagai instansi pemerintah (kekayaan
negara yang tidak dipisahkan)
2.Menghasilkan barang/jasa yang seluruh/sebagian
dijual kepada masyarakat
3.Tidak mengutamakan mencari keuntungan
4.Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di
lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
BADAN LAYANAN UMUM
TUJUAN :
KARAKTERISTIK BLU
MEMILIKI FLEXIBILITAS A.L :
ASAS BLU
TAHAPAN PENGANGGARAN
TAHAPAN PELAKSANAAN
TAHAPAN PELAKSANAAN
TAHAPAN PELAKSANAAN
1. Penganggaran yang belum sesuai dengan ketentuan;
2. Transparansi dan akuntabilitas yang masih perlu dibenahi;
3. Optimalisasi aset tetap dalam rangka Revenue Generating
Activity yang masih rendah;
4. Kurang efektifnya peran Dewas;
5. Remunerasi dan penilaian kinerja belum terlaksana dengan baik;
6. Optimalisasi Idle Cash masih perlu ditingkatkan.
*
RBA SEBAGAI DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN BLU
KOMPONEN RBA :PENDAPATAN DAN BELANJA BLU
RBA 2018
(389,366 M)
Dgn. AmbangBatas 10%
PDD – AK
(8,078 M)
PeningkatanLayanan Tri
Dharma PerguruanTinggi
(181,6 M)
BO PTN
(33,8 M)
DukunganManajemen PTN
(165,8 M)
RBA BLU UNP 2018
7 Sasaran Program 2018:1. Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Kemahasiswaan
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan3. Meningkatnya relevansi, kualitas, dan kuantitas sumber
daya4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan
pengembangan
5. Menguatnya kapasitas inovasi
6. Meningktanya Pengawasan & Akuntabilitas
1. Review Pelaksanaan Anggaran 2017 ;
2. Pengelolaan Rekening BLU;
3. Optimalisasi Iddle Cash untuk meningkatkan nilai tambah
sumber daya keuangan ;
4. Optimalisasi Pengelolaan Aset BLU;
5. Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
*Sumber : Laporan Dewas UNP Semester I dan II 2017 dan Laporan Pembinaan PK BLU Kemenkeu 2017
*
1. Kurang Optimalnya Penyerapan Anggaran Pada Triwulan I dan II(s.d. Smt I 2017 realisasi Bel. Barang 23,4 % dan Bel. Modal 15,59%)
2. Inefisiensi Penggunaan Anggaran khususnya belanja barang(Eks. Perjadin tidak sesuai SBU, Perjadin yang kurang efektif dan efisien)
3. Peningkatan Tatakelola Pengadaan Barang/Jasa :
- Pengadaan Barang yang kurang sesuai dengan Kontrak
- Ketidaklengkapan Dokumen yang menjadi dasar pembayaran
- Ketepatan waktu penyelesaian tagihan
4. Frekuensi Revisi DIPA dalam satu tahun anggaran
*TINJAUAN SOLUTIF PERMASALAHAN
PELAKSANAAN ANGGARANDasar Pemikiran : Pengelolaan Keuangan BLU UNP Mengikuti Tata
Kelola Sebagaimana Tatakelola RM
POLA PIKIR DALAM MELAKSANAKAN ANGGARAN
OU
TC
OM
E
PREAMBULE TUJUAN BERNEGARA KOMITMEN NASIONAL RPJMN
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN MENTERI
PERATURAN
SURAT-SURAT
PMK
PERDIRJEN PBNPER-XX/PB/20XX
SE DIRJEN PBN
SE-XX/PB/20XX
GOOD
GOVERNANCE
AKTIVITAS
PENGADAAN
BARANG
DAN JASA
DIPA
Kontrak/Surat
Keputusan
Berita Acara &
Pernyataan
SPPSPMSP2D
Pelaksanaan
Pekerjaan
Hasil/Output
LKPP
SEBESAR-BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT
LAYANAN
PUBLIK
19
TAHAPAN PENGELUARAN/BELANJA
APBN& RSB
RBA/DIPA BLU
KOMITMEN
PENGUJIAN
PEMBAYARAN
pemesanan
pengiriman
PENYEDIA BARANG/JASA
Pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran penetapan waktu alokasi
anggaran dalam Perpres Rincian APBN dan penuangannya
dalam DIPA
pembuatan komitmen pembuatan perikatan yang
mengakibatkan tagihan kepada negara dan pembayaran atas
beban anggaran negara
pengujian tagihan dan persetujuan pembayaran
penyerahan barang dan jasa dan pengujian tagihan
pencairan dana pembayaran kepada pihak penyedia
barang/jasa atau penerima yang ditunjuk
Percepatan
pencapaian
output/
outcome
20
PRINSIP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
• dilakukan Langsung kepada Beneficiaries
• sesuai jadwal yang telah disepakati
• sesuai ketentuan perundang-undangan
KEGIATAN JADWAL UANG
Apa yang
akan
dihasilkan?
Kapan
akan
dilakukan
?
Berapa
jumlah yang
diperlukan?
Apa/berapa
yang dapat
dihasilkan?
Denda
keterlambatan
/ daluarsa
tagihan?
Kurang bayar
(denda/bunga)?
Didasarkan atas hak
keuangan yang sah
Didasarkan atas hak tagih
yang sah
Didasarkan atas surat bukti
pelaksanaan kegiatan yang
sah
Mengikuti prinsip Good
Governance:
21
TIMEFRAME PENCAPAIAN OUTPUT BELANJA SECARA IDEAL
Fungsi APBN adalah untuk
operasionalisasi pemerintahan,
penyediaan layanan publik, dan
mendorong pertumbuhan ekonomi
Dalam satu tahun fiskal,
APBN yang telah
ditetapkan harus dapat
memenuhi ketiga fungsi
tersebut.
Pemenuhan fungsi dicerminkan
dengan pencapaian output,
outcome, & impact dalam satu
kurun waktu tahun anggaran sesuai
RKP dan renja K/L
TAHUN FISKAL ... PERIODE PELAKSANAAN APBN
PENCAPAIAN OUTPUT
Sesuai dengan fungsi APBN, sejak
dilaksanakan harus menghasilkan
output;
Kerangka waktu pencapaian output
harus dibatasi s/d Triwulan III
PENCAPAIAN OUTCOME
Outcome adalah manfaat dari
belanja BLU terhadap pelayanan
stakeholder dan pembangunan BLU.
Output harus dirasakan oleh secepat
mungkin oleh penerima layanan dan
keseluruhan outcome tercapai pada
akhir tahun.
PENCAPAIAN IMPACT
Impact adalah dampak dari
belanja BLU pada Capaian
Kinerja;
Impact harus dicapai sesuai
dengan RBA dan Kontrak Kinerja
tahun bersangkutan.
22
POLA IDEAL PER KATEGORI BELANJA
1.Dapat memenuhi
standar minimal
kebutuhan.
1.Proses pengadaan
sudah dimulai
sebelum tahun
anggaran berjalan;
2.Penandatanganan
SK/kontrak/PKS
sudah dilaksanakan
sejak DIPA
disahkan;
3.Pedoman Umum
dan Petunjuk Teknis
sudah disahkan
sebelum Tahun
Anggaran berjalan.
Untuk Barang Publik:
1.Output sudah dihasilkan paling
lambat di Semester I
2.Outcome sudah bisa
digunakan/dinikmati masyarakat
setelah Semester I
Untuk Bansos/Banper:
1.Output sudah dihasilkan sejak awal
tahun anggaran
2.Outcome sudah bisa
digunakan/dinikmati masyarakat
paling lambat triwulan I
OPERASIONAL
PEMERINTAHAN
PELAYANAN
PUBLIK
BARANG/JASA
PUBLIK
BANTUAN
MASYARAKAT
2. Dilaksanakan
rutin setiap
bulan.
23
PENJADWALAN REVISI DIPA
Pengajuan usul revisi DIPA Petikan kepada DJPb dilaksanakan paling banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
triwulan
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
dalam rangka reviu
penyesuaian rencana
kerja Satker dengan
alokasi dana yang
tersedia dalam DIPA
dalam rangka
mendukung
pencapaian outputdan kinerja Satker
dalam rangka
pengendalian belanja
dalam rangka
penyelesaian pagu
minus, penyesuaian
administrasi
(Bila ada)
24
1. Pembatasan jumlah rekening BLU : Rekening Operasional BLU, Rekening Pengelolaan Kas BLU dan
Rekening Dana Kelolaan;
2. Saat ini UNP Memiliki 32 Rekening yang terdiri :
- Rekening yang dikelola Bendahara Pengeluaran : Rekening Operasional, Rekening BPP, Rekening
Pengeluaran RM – BPG
- Rekening yang dikelola oleh Bendahara Penerimaan : Rekening Operasional Penerimaan (ada di 3
Bank), Rekening Dana Kelolaan
3. Tata kelola rekening :
- Apakah keseluruhan rekening masih aktif digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan rekening ?
- Apakah masih ada rekening yang belum dimintakan persetujuan pembukaan rekening ke kuasa BUN ?
- Apakah pelaporan pengelolaan rekening dan posisi saldo kas masing-masing rekening sudah dilakukan
secara tertib setiap bulan ke Kuasa BUN KPPN ?
*
Pengelolaan Belanja Barang
- Meningkatkan value for money atau kualitas belanja barang melalui efisiensi dan
efektifitas belanja (sesuai SBU PMK No. 49/PMK.02/2017 Ttg. SBM Tahun 2018)
- Melakukan pembatasan untuk kegiatan-kegiatan pendukung dan yang bersifat non
prioritas (Perjalanan dinas, rapat diluar kantor, honor2 kegiatan)
- Untuk Perjalanan Dinas perlu penilaian relevansi dengan Tusi, jumlah orang yang
melaksanakan, tempat kegiatan, lamanya perjadin, pemilihan moda transportasi yang
efisien ;
- Melakukan gerakan efisiensi penggunaan sumber daya Listrik, Air, Telepon, Gas dalam
rangka penghematan langganan daya dan jasa ;
- Melakukan efisiensi penggunaan ATK dan barang persediaan lainnya
*
ILUSTRASI EFISIENSI BELANJA OPERASIONAL (DEVIASI KEBUTUHAN)
Belanja barang operasional idealnya mempunyai realisasi yang stabil sesuai kebutuhan. Namun dalam
kenyataannya realisasi tidak stabil sehingga cenderung menimbulkan pemborosan dan menjadi idle. Pengukuran
inefisiensi dilakukan dengan melihat rata-rata optimal tingkat kebutuhan selama 5 tahun terakhir
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
Milia
r R
upia
h
Realisasi Belanja Barang Operasional (5211) TA 2009-2013
Mengejar Target Penyerapan
Kebutuhan Natural Bulanan
Sisa Barang/Peralatan Tahun Sebelumnya
GAP Rata-rata Tahun (pagu tahunan/12)
Realisasi Bulanan
Gap (bulan April – Sept)
Trend 5 Tahun
Gap rata2 tahunanGap 5 tahun
terakhir
INEFISIENSIRata rata 5 tahun
Deviasi = Inefisiensi
Potensi Inefisiensi
3,05 TAdanya pagu belanja yang tidak terserap, dan relatif tidak teraturnya realisasi belanja operasional (5211) yang sesuai karakteristiknya hampir sama kebutuhan bulanannya menimbulkan budaya tidak efisien dalam penggunaan barang operasional
27
- Keandalan verifikasi dokumen kelengkapan pengajuan tagihan (SPP, SPM) ;
- Keandalan dokumentasi/pengarsipan dokumen pengadaan Barang dan Jasa ;
- Perlunya SOP internal untuk mengatur alur proses dan norma waktu
pengajuan dan penyelesaian per jenis Pembayaran (UP/LS) sesuai alur :
Supplier – PPK – PPSPM – KPPN/Penerbit SP2D baik untuk tagihan RM maupun
PNBP pada masing-masing2 Entitas (Fakultas dan Rektorat) ;
-Perlunya pembangunan sistem berbasis IT dalam rangka penyelesaian tagihan
keuangan (UP/LS)
- Perlunya pembentukan Unit Layanan Pengelola Keuangan (membantu alur
kerja PPK s.d. PPSPM) dalam penyelesaian tagihan;
*
- Dalam rangka generating income perlu optimalisasi pengelolaan iddlecash;
- Penentuan nilai iddle cash optimum melalui akurasi perencanankebutuhan kas, perhitungan buffer cash yang dibutuhkan, waktupenyediaan kas dari sumber yang tersedia;
- Pemanfaatan iddle cash melalui penempatan pada Bank Umum melaluideposito on call ataupun deposito berjangka (time deposit)
- Peningkatan pemanfaatan iddle cash pada instrument keuangan/investasijangka pendek yang dapat memberikan tambahan PNBP optimum denganrisiko minimal dan terukur
*
1. Pengamanan Aset (BMN)
- Upaya pengamanan secara hukum dan fisik terhadap aset2 BLU. Secara hukum spt. Upaya untuk memperolehdokumen kepemilikan (pensertifikatan ) dan upaya pengamanan secara fisik misal penguasaan secara fisik, upayapemagaran tanah2 yang masih iddle
- Upaya untuk Inventarisasi dan Penilaian (IP) aset2 yang terindikasi belum memiliki nilai wajar pada SIMAK BMN danNeraca;
- Upaya untuk mengajukan status penggunaan atas aset-aset tetap maupun aset selain tanah dan bangunandengannilai perolehan diatas 100 juta dan memiliki bukti kepemilikan (BPKB, ataupun aset-aset selain tanah dan bangunandengan nilai s.d. 100 juta tanpa bukti kepemilikan;
2. Pengelolaan Persediaan
- Perlunya tata kelola/manajemen persediaan yang memadai untuk pengelolaan barang-barang habis pakai (SistemFIFO/LIFO)
- Pencatatan barang persediaan secara lebih tertib dan andal dalam rangka memperoleh nilai wajar pada NeracaKeuangan
3. Penghapusan BMN
- Upaya inventarisasi terhadap aset aset yang sudah habis masa pakai nya/umur ekonomisnya untuk segera dilakukanupaya penghapusan BMN
4. Optimalisasi pengelolaan aset Iddle dalam rangka generating income dengan pola Kerja Sama Operasional (KSO) atapunKerjasama Sumberdaya manusia/Manajemen (KSM) sesuai PMK Nomor 136/PMK.05/2016
*
KSO/KSM (1)
• Pemimpin BLU melakukan KSO dan/atau KSM dalam rangka
Tugas dan Fungsi pada BLU.
• KSO dan/atau KSM dilaksanakan dengan melibatkan pihak lain
sebagai Mitra.
• KSO dan/atau KSM dituangkan dalam naskah perjanjian antara
pemimpin BLU dengan Mitra.
• Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap layanan
yang dihasilkan dari KSO dan/atau KSM ditetapkan oleh
pemimpin BLU sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai pengelolaan keuangan BLU.
• pemerintah daerah;
• badan usaha milik negara;
• badan usaha milik daerah;
• BLU;
• BLU daerah;
• perusahaan swasta;
• yayasan;
• koperasi; dan/atau
• perorangan.
• Pemimpin BLU menyusun rencana KSO dan/atau KSM yang palingsedikit menjelaskan secara ringkas mengenai maksud dantujuan, bentuk, dan hasil analisis dan evaluasi dari aspek teknis,aspek keuangan, dan aspek hukum.
• Analisis dan evaluasi dari aspek teknis termasuk berupaspesifikasi teknis/kualifikasi dan/atau kegiatan terkait objekKSO dan/atau KSM.
• Analisis dan evaluasi dari aspek keuangan termasuk proyeksipendapatan dan biaya yang timbul dari pelaksanaan KSOdan/atau KSM.
• Analisis dan evaluasi dari aspek hukum termasuk kelengkapanbukti kepemilikan aset, resiko, dan/atau rekam jejak Mitra.
• Rencana KSO dan/atau KSM dicantumkan dalam RBA.
• meningkatkan penyediaan pelayanan umum kepada masyarakat;• mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Aset BLU; dan• meningkatkan pendapatan BLU yang dapat digunakan langsung
untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA.
Tujuan
Mitra
Perencanaan
Pelaksanaan
KSO/KSM (2)
KSM
KSO
Aset BLU
Aset Pihak Lain
Tanah dan Bangunan
Selain Tanah dan/atau Bangunan
Peralatan dan Mesin
SDM/Managerial BLU
SDM/Managerial Pihak Lain
“Sewa” (A)
Bangun-Guna-Serah (C)
Bangun-Serah-Guna (B)
Bentuk
termasuk aset tak berwujud yang terdiri atas:• perangkat lunak
komputer(software);• lisensi dan franchise;• hasil kajian/penelitian yang
memberikan manfaat jangka panjang;
• hak cipta (copyright), paten, dan hak kekayaan intelektual lainnya;
• merk dagang;• karya seni yang mempunyai nilai
sejarah/budaya; dan• aset tak berwujud lainnya.
1. Opini Penilaian Laporan Keuangan oleh Auditor Publik
Perlu upaya secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
di Indonesia dalam rangka meraih opini LK terbaik yakni Wajar Tanpa Pengecualian
Saran : Perbaikan kualitas SDM penyusun LK; Perbaikan IT Sistem pendukung penyusunan LK
2. Usulan penetapan tarif layanan BLU UNP kepada Menteri Keuangan, karena PMK Tarif Layanan BLU
merupakan dasar pungutan kepada pengguna layanan BLU UNP sehingga akuntabilitas atas pungutan
layanan lebih terjamin ;
3. Penerapan sistem pengendalian intern yang handaldan memadai untuk mewujudkan :
a. Tercapainya efektifitas dan efisiensi kegiatan BLU ;
b. Keandalan dan integritas informasi keuangan dan kinerja BLU ;
c. Pengamanan aset BLU
d. Ketaatan terhadap peraturan perundang – undangan
*
PERSPEKTIF KEDEPAN (CASH LESS) :
MODENISASI PEMBAYARAN UP MELALUI KARTU KREDITPembayaran dengan Uang Persediaan dapat digantikan dengan alat pembayaran non tunai berupa Kartu
Kredit yang selama ini telah disediakan pihak Bank, sehingga dapat menekan jumlah UP Tunai yang
beredar.
Belanja Barang
Operasional dan
Non Operasional
Mekanisme
Pembayaran
Langsung kepada
Penerima Hak
Belanja
Pemerintah
Pembayaran
Langsung
(LS)
Corporate
Card
Contoh: PPK,
Kasubag TU
Contoh: Pegawai/
Pejabat Pelaksana
Perjadin
Uang
Persediaan
(UP)
Bendahara
PengeluaranDiselesaikan
dengan Kartu Kredit
Contoh: Seluruh
Pejabat/Pegawai
Satker
Belanja
Keperluan
Perjadin
Corporate
Card
Belanja barang
Persediaan, Sewa,
Pemeliharaan
Corporate
Card
Contoh: PPK,
Kasubag TU
Private
Card/Pribadi
Uji Coba Pembayaran Dengan Kartu Kredit Dalam Rangka UP
34
*Penggunaan Terbatas Pada Jenis Belanja Barang
Belanja Keperluan Operasional
Pemeliharaa
nJamuan
Belanja Keperluan Perjalanan Dinas
Tiket Hotel
Corporate Card
dipegang oleh Pelaksana
Kegiatan(Contoh: PPK, Kasubag TU)
Corporate Carddipegang oleh Pelaksana
Perjadin(Contoh: Pegawai/Pejabat
Pelaksana Perjadin)
U
P
ATK Restaurant
Penggunaan kartu kredit untuk belanja pemerintah difokuskan pada belanja keperluan operasional yang merupakan
Bagian terbesar dari penggunaan Uang Persediaan.
35