Pada 9 September 2012

download Pada 9 September 2012

of 4

description

september

Transcript of Pada 9 September 2012

Pada 9 September 2012, Partai Demokrat (PD) telah berusia 11 tahun. Jika dilihat ke belakang, pembentukan partai ini merupakan inisiatif dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dibantu oleh timnya. Ada pun targetan awal pembentukan partai ini adalah bagaimana mengantarkan SBY menjadi presiden, yang memang saat itu popularitasnya di atas angin. Hal itu pun menjadi kenyataan, di mana SBY terpilih menjadi presiden selama 2 periode. Kemenangan PD dan SBY dalam Pemilu dan Pilpres tidak terlepas dari besarnya harapan masyarakat atas perubahan. Salah satu perubahan yang diharapkan masyarakat adalah dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia. PD dan SBY pun menyambut harapan ini dan menjanjikan pemberantasan korupsi. Sebagai salah satu pendiri dan juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) beberapa kali SBY mengatakanbahwa dirinya akan berada di barisan terdepan untuk memberantas korupsi tanpa memandang bulu. Bahkan slogan Demokrat pada kampanye Pemilu 2009 adalah, Katakan Tidak pada Korupsi.

Tetapi, seiring dengan bergantinya waktu, janji-janji pemberantasan korupsi tersebut tampaknya sudah mulaidiragukan publik. Bagaimana tidak, banyak kasus korupsi yang hingga hari ini belum diselesaikanhingga tuntas.Belum selesai kasus yang satu, sudah muncul kasus yang lain.Mulai dari Skandal Bank Century, rekening gendut perwira Polri, kasusWismaAtlet, kasus proyek Stadion Hambalang, dan kasus dugaan korupsi di Korps Lalu Lintas Polri. Sialnya, tidak sedikitpetinggi Partai Demokratterseret dalam kasus korupsi tersebut.Petinggi Partai Demokrat yang bermasalah karena kasus korupsi diantaranya adalah: M. Nazaruddin (bekas bendahara umum) telah divonis 4 tahun 10 bulan penjara dalam kasus Wisma Atlet, Angelia Sondakh (wakil sekretaris jenderal) tersangka kasus suap Wisma Atlet dan Proyek Universitas, Hartati Murdaya (bekas anggota dewan pembina) dengan status saksi dalam kasus dugaan suap Bupati Buol Amran Batalipu terkait izin lahan kelapa sawit, Andi Mallarangeng (sekretaris dewan pembina) berstatus saksi dalam kasus Wisma Atlet dan proyek Stadion Hambalang , dan Anas Urbaningrum (ketua umum) berstatus terperiksa dalam kasus proyek Stadion Hambalang.

Sebelumnya juga, beberapakader partai ini telah divonis bersalah karena melakukan praktik korupsi. Misalnya Asad Syam (anggota DPR 2009-2014 Dapil Jambi), Yusran Aspar (anggota DPR 2009-2014 Dapil Kaltim), Sarjan Tahir (anggota DPR 2004-2009), Ismunarso (Bupati Situbondo, Jatim, 2005-2010), dan Yusak Yaluwo (Bupati Boven Digoel, Papua).Fakta ini menunjukkan bahwa Partai Demokrat sebagai partai yang berkuasa, dikotori oleh kader-kader yang korup. Memang tidak ada partai politik di negeri ini yang bersih dari korupsi. Banyaknya petinggi PD yang bermasalah menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap Demokrat. Dari berbagai hasil survei, popularitas Demokrat semakin menurun, berada di bawah Partai Golkar dan PDI-Perjuangan. Padahal dalam Pemilu 2009 yang lalu, partai berlambang mercy ini berada dalam peringkat pertama dengan memperoleh 20,85 persen suara, yakni 21,7 juta dari 104 juta suara sah, dan mengantarkan kadernya sebanyak 150 orang menduduki kursi DPR. Kemenangan partai ini pada 2009 lalu tentu tidak terlepas dari tingginya popularitas SBY. Tetapi kini, popularitas SBY dan juga Demokrat semakin menurun.

Penurunan popularitas SBY dan Demokrat sudah sangat jelas mempengaruhi pilihan masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) belakangan ini dan juga dalam Pemilu 2014 yang akan datang. Kekalahan Fauzi Bowo (anggota dewan pembinan Demokrat) dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran pertama yang lalu, tidak terlepas dari menurunnya kepercayaan masyarakat Jakarta terhadap Demokrat. Tanpa ada pembenahan internal partai, maka Demokrat akan mengalami nasib sial apalagi pada 2014 SBY tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Di saat sinar Demokrat mulai meredup karena kasus korupsi, banyak kader PD yang mundur seperti yang terjadi di Kota Yogyakarta di mana sekitar 250 kader PD menyampaikan surat pengunduran diri dan serentak mengembalikan kartu tanda anggota ke Kantor DPD PD DI Yogyakarta pada 6 September 2012 lalu. Sikap ratusan kader ini tentu juga akan mempengaruhi sikap politik kader PD yang lain.

Sebelumnya juga sejumlah kader partai ini dikabarkan mengancam hengkang ke Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ancaman beberapa kader Demokrat untuk pindah ke Partai NasDem bisa juga karena mereka membaca peta politik pada 2014, di mana mereka menganggap Demokrat tidak secemerlang 2009. Kemudian mereka melihat bahwa Partai NasDem sebagai partai yang masih hijau sangat menjanjikan sebagai kendaraan merebut kekuasaan. Karena partai yang baru ini jelas-jelas belum memiliki cacat politik seperti partai-partai yang lain. Fenomena maraknya politisi kutu loncat apalagi menjelang Pemilu secara umum didasari oleh kepentingan pribadi termasuk dengan mengamankan posisi, konflik internal, dan sistem kaderisasi yang tidak demokratis. Sangat jarang didasari oleh prinsip perjuangan dan ideologi. Dulu di saat PD berjaya, tidak sedikit kepala daerah yang diusung oleh partai non-Demokrat tetapi ketika dia terpilih justru menjadi Ketua Partai Demokrat di tingkat daerah tersebut. Hal itu hanya demi menjaga posisi karena penguasa di pusat berasal dari Demokrat. Tetapi sekarang dan ke depan, pilihan itu bisa berubah 180 derajat karena SBY tak dijagokan lagi dalam Pemilu 2014.

Mereka yang mengancam menyebrang dari Demokrat ke NasDem adalah orang-orang yang sebelumnya berlindung dalam nama besar SBY. Tetapi ketika SBY dipastikan tidak ikut bertarung dalam merebut kursi kepresidenan pada 2014, maka ikatan kepentingan politisi kutu loncat tersebut terputus. Karena selama ini mereka ikut bergabung di Demokrat bisa jadi bukan karena faktor ideologis, melainkan karena popularitas SBY dan Demokrat itu sendiri. Sehingga masuk akal ketika mereka mengancam pindah ke partai lain dengan alasan menurunnya elektabilitas Partai Demokrat. Pertanyaan kini, mau di bawa ke mana Demokrat?

Jika tidak ada pembenahan di internal partai khususnya tindakan tegas terhadap kadernya yang bermasalah, maka tidak tertutup kemungkinan partai yang berwarna biru ini akan padam. Tetapi jika partai ini ingin bangkit dan bersinar lagi, maka Demokrat harus berlari cepat dan di jalur yang tepat dalam pembenahan internal dan kinerja kadernya. Selain itu tidak bisa dimungkiri, posisi SBY sebagai presiden dan juga sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat, sangat menentukan dalam memperbaiki citra partai dan meningkatkan kepercayaan publik. Dan tingkat kepercayaan publik akan naik jika SBY menepati janjinya secara tegas seperti yang telah dijanjikan sebelumnya.

PERILAKU ORGANISASI

Nama: JJC Rangga DamayanaNIM: 1306205157

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS UDAYANA