P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani...

8
Pillar No.21/April/05 1 Dari Meja Redaksi Halo sobat setia Pillar!! Pillar edisi kali ini akan mengangkat suatu tema yang diungkapkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Apakah yang kita lihat ketika sedang bercermin? Bagaimanakah seharusnya kita melihat diri kita? Yang paling mengenal keberadaan kita seutuhnya dan sedalam-dalamnya adalah Pencipta kita yang menciptakan kita dengan begitu detail , sehingga sudah seharusnya kita berbalik kepada-Nya to know our original design and intended purpose. Dalam kesempatan ini, kita juga turut berduka mengingat nasib saudara-saudara kita di Nias akibat gempa bumi yang cukup hebat pada bulan Maret lalu, namun kita percaya ada maksud Tuhan dalam semua ini yang mungkin belum dapat kita pahami saat ini. Persekutuan Pemuda Persekutuan Pemuda Persekutuan Pemuda Persekutuan Pemuda Persekutuan Pemuda: Setiap Sabtu 16:30. 420 North Bridge Road #05-05, North Bridge Center, S(188727). Tel: 6334 6725. Fax: 6334 6774. Email: [email protected]. Website: www.grii-singapore.org. Advisor Advisor Advisor Advisor Advisor: Pdt. Budy Setiawan. Redaksi Redaksi Redaksi Redaksi Redaksi: Coordinator: Heruarto. . Designer: Jacqueline. Editor: Mildred. Contributors: Adi, Dharmawan. Bulletin i aR Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia, Singapura P Pillar P ada zaman ini manusia telah direndahkan dignity-nya sampai pada titik terendah dalam sejarah dunia. Pertempuran di Irak dan perang saudara di Rwanda membunuh manusia seakan-akan membasmi nyamuk malaria. Perdagangan anak dan pelacuran seolah-olah meneriakkan bahwa manusia tidak lebih dari seonggok daging yang diperjualbelikan. Tidak hanya itu, banyak orang ditipu atau menipu dirinya sendiri untuk ikut meningkatkan diri menjadi manusia yang lebih baik melalui berbagai program slimming, facial, spa, ataupun ceramah- ceramah self-development. Beauty centre dan motivational speaker pun menjamur di mana-mana. Penilaian manusia didasarkan pada penampilan fisik atau self-fulfillment yang dapat dicapai. Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan oleh penilaian atas hasil kerja kita. Tanpa sadar, harkat kita sebagai makhluk kreatif yang bekerja sebagai suatu panggilan diturunkan menjadi sekedar mesin pencetak uang atau robot intelek. Manusia sudah tidak lagi mengenali diri dan harkatnya sebagaimana mestinya. Kita perlu mengembalikan pengenalan diri ini dengan melihat apa pandangan Alkitab tentang manusia dan dignity-nya. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita telusuri. 1. Our Being Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Keserupaan kita adalah dengan Allah – Pencipta alam semesta. Ini merupakan suatu hak istimewa (privilege). Namun, ini juga mengajarkan kita untuk rendah hati, karena kita hanyalah seorang wakil, betapa pun hebatnya kita. Merenungkan tentang dalamnya kenyataan ini sungguh membuat kita kagum. Allah, ketika hendak menciptakan sesuatu menurut gambar-Nya, menciptakan manusia. Ketika APRIL 2005

Transcript of P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani...

Page 1: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/05 1

Dari Meja RedaksiHalo sobat setia Pillar!!

Pillar edisi kali ini akan mengangkat suatu tema yangdiungkapkan dalam pertanyaan-pertanyaan berikutini. Apakah yang kita lihat ketika sedang bercermin?Bagaimanakah seharusnya kita melihat diri kita?Yang paling mengenal keberadaan kita seutuhnyadan sedalam-dalamnya adalah Pencipta kita yangmenciptakan kita dengan begitu detail, sehinggasudah seharusnya kita berbalik kepada-Nya to knowour original design and intended purpose.

Dalam kesempatan ini, kita juga turut berdukamengingat nasib saudara-saudara kita di Nias akibatgempa bumi yang cukup hebat pada bulan Maretlalu, namun kita percaya ada maksud Tuhan dalamsemua ini yang mungkin belum dapat kita pahamisaat ini.

Persekutuan PemudaPersekutuan PemudaPersekutuan PemudaPersekutuan PemudaPersekutuan Pemuda:

Setiap Sabtu 16:30.

420 North Bridge Road #05-05, North BridgeCenter, S(188727).Tel: 6334 6725.Fax: 6334 6774.Email: [email protected]: www.grii-singapore.org.

AdvisorAdvisorAdvisorAdvisorAdvisor: Pdt. Budy Setiawan.....

RedaksiRedaksiRedaksiRedaksiRedaksi: Coordinator: Heruarto. . Designer: Jacqueline. Editor: Mildred. Contributors: Adi, Dharmawan.....

Bulletini aRPemuda Gereja Reformed Injili Indonesia, Singapura

P Pillar

Pada zaman ini manusia telah direndahkan dignity-nyasampai pada titik terendah dalam sejarah dunia.Pertempuran di Irak dan perang saudara di Rwanda

membunuh manusia seakan-akan membasmi nyamuk malaria.Perdagangan anak dan pelacuran seolah-olah meneriakkanbahwa manusia tidak lebih dari seonggok daging yangdiperjualbelikan.

Tidak hanya itu, banyak orang ditipu atau menipu dirinya sendiriuntuk ikut meningkatkan diri menjadi manusia yang lebih baikmelalui berbagai program slimming, facial, spa, ataupun ceramah-ceramah self-development. Beauty centre dan motivational speakerpun menjamur di mana-mana. Penilaian manusia didasarkanpada penampilan fisik atau self-fulfillment yang dapat dicapai.

Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jamkerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kitaseringkali ditentukan oleh penilaian atas hasil kerja kita. Tanpasadar, harkat kita sebagai makhluk kreatif yang bekerja sebagaisuatu panggilan diturunkan menjadi sekedar mesin pencetakuang atau robot intelek.

Manusia sudah tidak lagi mengenali diri dan harkatnyasebagaimana mestinya. Kita perlu mengembalikan pengenalandiri ini dengan melihat apa pandangan Alkitab tentang manusiadan dignity-nya. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita telusuri.

1. Our BeingAlkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambardan rupa Allah (Kej 1:26). Keserupaan kita adalah dengan Allah– Pencipta alam semesta. Ini merupakan suatu hak istimewa(privilege). Namun, ini juga mengajarkan kita untuk rendah hati,karena kita hanyalah seorang wakil, betapa pun hebatnya kita.

Merenungkan tentang dalamnya kenyataan ini sungguhmembuat kita kagum. Allah, ketika hendak menciptakansesuatu menurut gambar-Nya, menciptakan manusia. Ketika

APRIL 2005

Page 2: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/052

artikel utama

kita memandang keindahan alam semesta –bintang bertaburan, bulan purnama bersinar,tanaman, bunga-bunga, kerajaan seranggayang luar biasa – semua hal itu sangatmengagumkan dan luar biasa. Akan tetapi,kita jauh lebih serupa dengan Allah - Penciptasemua itu.

Pengenalan ini berimplikasi praktis dalamhubungan kita dengan sesama manusia. Yangdiciptakan menurut gambar Allah bukanhanya mereka yang tampan, cantik, kaya,pandai, atau luwes, melainkan semuamanusia, termasuk mereka yang lanjut usia,cacat fisik, para pendosa, juga penghunirutan. Dignity setiap manusia sebagai gambardan wakil Allah adalah sama. Penerimaan danpenghargaan kita pun haruslah sama.

2. Our EssenceAda dua pandangan mengenai esensi

manusia. Pandanganp e r t a m aberpendapat bahwamanusia terdiri atastubuh, jiwa, dan roh(body, soul, andspirit). Pandanganini disebut Trichot-omy. Menurut pan-dangan ini, jiwaterdiri atas intelek,emosi, dan kemau-an. Sedangkan rohadalah suatu bagiandalam diri manusiayang menghubung-kan manusia denganAllah. Roh barudihidupkan setelahorang tersebutmenerima Kristus

(Roma 8:10). Pandangan yang keduadinamakan Dichotomy, yang menyatakanmanu-sia hanya terdiri atas dua esensi, yaitutubuh material dan jiwa/roh yang bersifatnon-material.

Pandangan kedua lebih konsisten denganajaran Alkitab, karena banyak bagian dalamAlkitab menyebut kedua istilah ini, jiwa danroh. Kedua hal ini bersifat interchangeable(bandingkan Yoh 12:27 “Now is my soul troubled.…” dengan Yoh 13:21 “… troubled in spirit”, RSV)dan apa yang dikatakan dilakukan oleh jiwa,juga dilakukan oleh roh, demikian pulasebaliknya. Wayne Grudem dalam “BibleDoctrine” berargumen bahwa jika dikatakanbahwa roh adalah penghubung manusiadengan Allah, bagaimana pemazmur bisamengatakan “ Kepada-Mu Tuhan, kuangkatjiwaku.” (Mzm 25:1) atau “Haleluya! PujilahTuhan, hai jiwaku.” (Mzm 146:1). Jiwamanusia juga mempunyai kontak denganAllah. Di samping itu, Alkitab jugamenekankan kesatuan antara tubuh denganjiwa/roh di mana nasihat untuk menyucikandiri adalah dari “everything that contaminatesbody and spirit…” (2 Kor 7:1, NIV).

Pengenalan akan esensi kita sebagaimanusia utuh yang terdiri atas tubuh danjiwa/roh menolong kita dalam banyak hal.Kita tidak akan merendahkan unsurintelektual, emosi, dan kehendak kitasebagai hal-hal yang tidak bersifat spiritual.Semua adalah aspek esensi non-materialmanusia yang bisa digunakan untukberinteraksi dengan Allah dan memuliakan-Nya. Tidak ada pengotakkan atau segmentasi.

Implikasi kedua adalah kita akanmemandang bahwa pertumbuhan menjadiserupa dengan Kristus adalah pertumbuhanyang mencakup seluruh aspek – pengetahuan(Kol 1:10), emosi (Gal 5:22), dan pengudusankehendak (Gal 5:17). Pdt. Yakub Susabdadalam seminarnya “Spritual Growth Formation”mengatakan bahwa ada life structure (strukturkehidupan) yang mempengaruhi seberapacepat atau efektif seseorang bertumbuh kearah Kristus. Struktur kehidupan mencakupbanyak aspek, seperti intelektual, emosi,moral, psiko-sosial, psiko-seksual, dansebagainya, di mana untuk menjadi manusiayang dewasa penuh dalam Kristus, setiap

Manusia sudah tidak lagimengenali diri dan

harkatnya sebagaimanamestinya.

Human and Dignity: A SEARCH

Page 3: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/05 3

artikel utama

aspek dalam struktur kehidupannya harusberkembang secara wajar dan seimbang.

3. Our StatusSetelah kejatuhan, gambar Allah terdistorsisecara total, walaupun gambar tersebut tidakhilang. Akan tetapi, selanjutnya di dalamKristus, dikatakan oleh Rasul Paulus, kitamengenakan “manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperolehpengetahuan yang benar menurut gambarKhaliknya.” (Kol 3:10).

Dalam bagian lain, Rasul Paulus jugamengatakan “By the grace of God, I am what Iam…” (1 Kor 15:10). Dalam konteksmeyakinkan jemaat Korintus tentang

k e b a n g k i t a nKristus, RasulPaulus menyadarisiapa dia dahulu(penganiaya jemaatyang paling berdosadari antara pararasul), namun iajuga sadar apas t a t u s - n y asekarang di dalamKristus, yai-tuorang berdosa yangtelah dibenar-kansemata-mata olehkasih karu-nia.

Kesadaran akanstatus ini akanmemimpin kita

untuk tidak se-enaknya take for granted akanhidup kita. Harga yang mahal telah di-bayarsupaya kita memiliki status yang benar didalam Kristus. Ini juga menolong kita untukhidup dengan gratitude. Tuduhan hati nuranimengatakan, “I am not what I ought to be”,keputusasaan berteriak, “I am not what I hopeto be”, dan penyesalan pun bergumam, “I amnot what I used to be”. Akan tetapi dalamucapan syukur dan kerendahan hati yangsejati, kita dapat mengatakan, “I am what Iam now by the grace of God.”

Sayangnya, ketika kita menjalanikeseharian hidup kita, ketiga pengenalan diriyang penting di atas tidak selalu terlihat(visible/ transparent) atau disadari (aware).Patrick Morley dalam bukunya “The Man in theMirror” menegaskan pentingnya peningkatankadar transparansi dan awareness dalamhidup kita untuk menghindarkan diri darikesalahan dan dosa. Untuk itu, ia memetakan

hidup kita menjadi empat kuadran, sepertiberikut:

Hidup dalam kuadran IV sangatlah berbahaya,karena di area inilah sebagian besarperendahan harkat manusia terjadi. Olehkarena itu, kita harus memperluas kuadranI dan mengecilkan kuadran II, III, dan IV.Dengan kata lain, dalam menjalani hidupsebagai manusia dengan dignity yangsemestinya, kita perlu semakin transparandi depan Allah dan manusia dan semakintajam dalam “conscience” dan kesadaran kita.

Dengan demikianlah, kita secara individumemberi kontribusi dalam ‘mengerem’degradasi dignity manusia dan membawamanusia kembali kepada pengenalan diriyang sesungguhnya.

Lisman Komaladi

Pengenalan akanesensi kita

sebagai manusiautuh yang terdiriatas tubuh dan

jiwa/roh menolongkita dalam banyak

hal.

Human and Dignity: A SEARCH

Page 4: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/054

artikel lepas

Selama tahun 2000, telah tercetaksebanyak 8.961 buah buku yang mengandungkata ‘self’ di dalamnya—sembilan kali lipat jikadibandingkan dengan tahun 1970. Fakta inimenunjukkan betapa pentingnya bagi manusiauntuk mengetahui konsep diri yang benar. Parapsikolog mengatakan bahwa pokokpermasalahan dari kesengsaraan manusiaadalah penolakan terhadap diri sendiri ataukonsep diri yang salah. Konsep diri kitamempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakankita. “Know thyself!” demikian kata Socrates.

C. S. Lewis pernah mengatakan, “There is onething and only one in the whole universe whichwe know more about than we could learn fromexternal observation. That one thing is‘ourselves’”. Tetapi sering sekali kita mengirabahwa kita mengetahui ‘informasi’ yang ada didalam diri kita, padahal sebenarnya kita keliru.Betapa dahsyat akibatnya apabila manusia tidakmengetahui identitas dan konsep diri yangsebenarnya. Kesalahan manusia dalam menilaidiri dapat mengakibatkan:

1. KesombonganAkar dosa yang menyebabkan kejatuhanSetan dan manusia adalah kesombongan(keinginan untuk mencapai posisi atauotoritas yang lebih tinggi dari yang telah Allahtentukan). Setelah kejatuhan, manusia yangawalnya God-centered telah menjadi self-centered—our sense of self is at the centreof our worlds. Our primary interest:ourselves. Hal-hal yang relevan dengan dirikita, kita akan memprosesnya dengan lebihcepat dan mengingatnya dengan lebih baik.Ketika di tengah pembicaraan denganseseorang kita mendengar nama kita disebutdi tempat lain, secara otomatis inderapendengaran kita akan berpindah fokus.

Teori ‘spotlight effect’ mengatakan bahwamanusia sangat terfokus kepada dirinyasendiri, sehingga manusia selalu berasumsibahwa orang lain sedang memperhatikandan menilai diri mereka, yang sebenarnya

hanyalah perasaan mereka sendiri. Manusiaselalu mengira bahwa emosi, kekesalan,kemarahan, dan perasaan senang merekaitu transparan bagi orang lain, padahal tidakdemikian (too much self-conscious). Kitamenjadi cenderung merasa diri lebih baikdaripada orang lain dan membandingkan dirikita dengan orang lain. Lao Zi (filsufTiongkok) pernah mengatakan, “At no time

in the world will a man who is sane over-reach himself, over-spend himself, over-rate himself.” Kalau begitu kebanyakan darikita sedikit tidak waras.

2. KeminderanPada saat kedua belas pemimpin sukubangsa Israel diperintahkan untuk mengintaitanah Kanaan (Bilangan 13:33), merekaberkata, “…kami lihat diri kami sepertibelalang, dan demikian juga mereka terhadapkami.” Kesalahan konsep diri ini telahmenyebabkan ketidaktaatan seluruh bangsa

Israel sehingga Allah menghukum merekaselama 40 tahun dengan mengembara dipadang belantara. Betapa mengerikan akibatdari kesalahan konsep diri!

Carl Rogers (humanistic psychologist)pernah mengatakan bahwa hampir setiaporang yang dia kenal menghina/merendahkan diri mereka sendiri,menganggap diri mereka tidak berharga dantidak dikasihi. Kesalahan ini mengakibatkanmunculnya emosi-emosi yang tidak baik(depresi, kebencian, putus asa, dansebagainya) dalam diri manusia yang jugamengakibatkan munculnya perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan di hadapanTuhan.

Keminderan tidak sama dengan rendah hati.Rendah hati bukan berarti orang yangtampan mencoba untuk percaya bahwamereka jelek atau orang yang cerdasmencoba untuk percaya bahwa merekabodoh. Rendah hati yang palsu dapatmenjadi topeng dari kesombongan diri yangmenganggap diri rendah hati, demikian kataC. S. Lewis.

Hanya Firman Tuhan saja yang mempunyaijawaban untuk kedua permasalahan manusiadi atas.

1. Kita diciptakan menurut gambar danrupa Allah yang Maha Kuasa, Maha Suci,Maha Adil, yang menciptakan bumi dansegala isinya, sehingga kita tidak bolehminder.2. Kita diciptakan menurut gambar danrupa Allah. Kita bukan Allah, kita hanyaciptaan yang terbatas, sehingga kita tidakboleh sombong. Kita harus selalu sadarbahwa segala sesuatu yang kita miliki berasaldari Tuhan dan milik Tuhan sepenuhnya.Amsal 11:2 mengatakan, “Jikalaukeangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapihikmat ada pada orang yang rendah hati.”C. H. Spurgeon mengatakan, “The less weare and the weaker we are, the better; for

Page 5: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/05 5

Sugihyawan T 02 Apr

Alice 03 Apr

Willim 05 Apr

Dewi KG 07 Apr

Jeffri Tan 07 Apr

Audy S 09 Apr

Hendro Mario 09 Apr

Victor W 12 Apr

Gunawan 13 Apr

Cahyadi Tjokro 16 Apr .

Mary Magdalene 22 Apr

Chrisnah 26 Apr

Fendy H 26 Apr

Ceria 29 Apr

Ronal H 29 Apr

Ruby W 29 Apr

the less we have of self, the more roomthere is for His divine grace.”

Walaupun kita sudah ditebus dengan darahKristus dan memiliki identitas diri yang benarsebagai anak-anak Tuhan, kita sering lupa dandipengaruhi oleh nilai dunia yang begitu kuat.Persentasi operasi plastik yang semakinmeningkat membuktikan dunia setuju bahwa apayang enak dipandang itu baik. Nilai ini tanpasadar telah tertanam sejak kita kecil. Puteri Saljudan Cinderella sangat cantik—mereka baik.Nenek sihir dan saudari-saudari tiri yang jelek—mereka jahat. Nilai-nilai seperti ini akan sangatmempengaruhi konsep diri kita, sikap kita, dancara pandang kita terhadap orang lain.

Psikologi membuktikan bahwa grup di mana kitaberada mempunyai pengaruh yang sangatbesar terhadap cara kita berpikir dan bertindak.Ajaran ini sebenarnya telah ditulis di Alkitabberabad-abad yang lalu. 1 Kor 15:33mengatakan, “Janganlah kamu sesat: pergaulanyang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”Dari sini kita bisa melihat betapa pentingnyapersekutuan-persekutuan Kristen yang baikdan membangun, bukan berarti bahwa kitamenghindari orang-orang dunia, karena kitadipanggil untuk menjadi garam dan terang ditengah-tengah dunia. Tetapi ketika kita bisa tetapberpegang teguh terhadap nilai-nilai dan prinsipyang ada di Alkitab, saat itulah Allahdipermuliakan. Kita harus waspada dan terusminta kepekaan dari Tuhan sehingga kita tidakjatuh dan kehilangan jati diri kita yangsebenarnya. Kita harus minta terus kerinduandan kekuatan untuk taat kepada Firman Tuhansupaya kita tidak mengikuti arus dan melakukantindakan-tindakan yang tidak benar yangdilakukan oleh orang-orang di sekitar kita.

Setiap individu perlu merasa aman dan dihargai.Kita senang apabila kita dikasihi dan dikagumiorang lain, sehingga kita akan memilih kegiatanatau perilaku yang akan menjamin kelanggenganperasaan-perasaan itu. Kita seperti didikte olehorang lain; kita melakukan sesuatu supayadisenangi oleh orang lain (terutama orang yangkita kasihi) dan bukan menyenangkan Tuhan.Paulus sangat peka akan hal ini. Dalam suratnyakepada jemaat di Galatia, ia mengatakan,“Sekiranya aku masih mau mencoba berkenankepada manusia, maka aku bukanlah hambaKristus.” (Galatia 1:10). Kita cenderung lebihtakut kepada manusia daripada Tuhan. Dosa initelah terjadi sejak dulu. Raja Saul menurutikeinginan rakyat dan melanggar perintah Tuhan,karena ia takut kepada rakyat (1 Sam 15:24).

“Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapisiapa percaya kepada Tuhan, dilindungi.”(Amsal 29:25). Tindakan dan reaksi orang lainsering kita pakai untuk menjadi ‘cermin’ untukmengetahui siapa diri kita sebenarnya.

Hanya Tuhan yang dapat memenuhi kebutuhankita untuk merasa aman dan dihargai; kita tidakakan pernah menemukannya dalam diri kitaataupun dalam hubungan kita dengan orang lain.Kita tidak perlu mencari identitas diri kita melaluireaksi-reaksi orang lain terhadap penampilan,prestasi, dan status kita. Orang Kristen yangbertumbuh ke arah kedewasaan rohani adalahorang yang berusaha membangun konsep diriyang benar, yang berdasarkan sifat-sifat Allahdan Firman-Nya yang tidak berubah. Ia dapatmenerima dirinya sebagai ciptaan yang unik,yang diciptakan untuk fungsi dan tujuan yangkhusus. Setelah mengetahui bahwa kitaberharga bagi Allah, kita juga menghargai oranglain sebagai pribadi yang patut dihargai. Kitatidak lagi merasa lebih baik atau kurang baikbagi mereka, kita tidak perlu berpura-pura danmembela diri atau mengkritik, tetapi dengan tulushati kita mengasihi dan memperhatkan orang

lain. Kita dapat menjadi pribadi yang sesuaidengan kehendak Allah sebagai anggota tubuhYesus Kristus.

Biarlah Allah sendiri serta Firman-Nya yangkekal menjadi pondasi dan cermin bagi kita untukmengenal siapa diri kita sebenarnya. Kitadiciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej1:26-27). Sebagai orang yang sudah ditebus,kita adalah anak-anak Allah yang akandipermuliakan bersama-sama dengan Kristus(Roma 8:14-15). Tidak seperti psikologi yangpercaya bahwa konsep diri manusia berubah-ubah tergantung pada lingkungan atau konteksdi mana dia berada, konsep diri kita sebagaianak Tuhan tidak akan pernah berubah.

Sofia Tioanda

Referensi:C. H. Spurgeon, Spiritual ParentingRichard L. Pratt, Jr., Designed for DignityDavid G. Myers, Exploring Social PsychologyMargaret Hensley, Konsep Diri danKedewasaan Rohani

artikel lepas KNOW THYSELF!

“The more you know him, thebetter you will trust him; themore you trust him, the better

you will love him; the more youlove him, the better you will

serve him.”

(John Newton penulis hymn Anglican, 1767)

Page 6: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/056

Maka prinsip etika kitaadalah [...] supaya hidupkita memuliakan Tuhan

artikel utama

Profil pembicara:Pdt. Robby Moningka adalah lulusan sekolah kedokteran, kemudian beliau melanjutkan studi ke sekolah teologia. Beliau pernahmelayani di GRII Bintaro dan MRII Melbourne. Saat ini beliau telah dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan.

Dasar Etika“Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkauminum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Kor10:31). Ayat ini akan menjadi dasarpembahasan kita. DalamKatekismus (buku pengantar untukkatekisasi) Westminster, kalimatpertamanya berbunyi, “Apakahtujuan utama dari kehidupanmanusia? Tujuan utama kita adalahuntuk glorify God and enjoy Himforever.” Memuliakan Tuhan dalamseluruh kehidupan kita. Makaprinsip etika kita adalah prinsipyang berkaitan dengan katekismusitu berdasarkan ayat 1 Kor 10:31,yaitu supaya hidup kitamemuliakan Tuhan—bukan sajasepanjang hidup kita, melainkansampai akhir hidup kita bahkanselama-lamanya.

Isu pembahasan etika pun tidaklepas dari tujuan ini. 1 Kor 10:31merupakan salah satu ayat yangberbicara untuk memuliakan Tuhandalam kehidupan. Jika kitamembaca buku atau tulisanmengenai etika, ada dua tipe dasardalam etika, yaitu:

1. Yang berpusat pada Firman Tuhan; melalui FirmanTuhan mencari jawaban akan ethical questions.Pandangan ini sering disebut dengan pandangankaum Injili (evangelical).Sebagian menyebutdengan istilahtheonomists bagi merekayang mencari jawabandan mendasarkanetikanya kepada Alkitab.Tokoh-tokohnya seperti John Jefferson Davis danWalter Kaiser.

2. Yang berpusat pada situasi, problem area, ataupermasalahan di sekitarnya. Kaum ini mendapatjulukan liberals atau secularists. Tokohnya yang

terkenal adalah Joseph Fletcher, father ofsituation ethics.

Baik tipe yang pertama maupun yang kedua, masing-masing mempunyai argumentasi.Yang pertama lebih baik secarapertumbuhan jiwa. Secara iman danpertumbuhan, khususnya berkaitandengan kesucian, lebih baik karenaberfokus kepada Scriptures. Tetapikelemahannya adalah sering tidakpeka terhadap situasi, tidak praktis,tidak fleksibel, tidak bisa diterimauntuk orang-orang atau kasus-kasustertentu karena merupakan standarabsolut.

Sedangkan yang kedua mengatakan,bagaimanapun dengan berfokuskepada situasi, kita dapat dengankaya melihat kompleksitas real life,bukan hanya secara teori atau prinsipfilsafat di otak, tetapi lebih fleksibeluntuk diterapkan dalam kehidupan.I t he lps us to see how r ich lycomplicated real life ethical decisionmaking is . Bagaimana membuatkeputusan etika itu bukan sekedarteori dengan satu aturan yang kaku,baku, atau mutlak karena ada situasi

kehidupan yang real dan complicated. Di sinilah seninya,yaitu seni untuk membuat keputusan etika.

Bagaimana dengan kita sebagai orang Reformed yang tidakhanya Injili? Tentunya kitamencoba untuk tetap focus onScr iptures , tetapi tidakmengabaikan situasi atau problemyang ada. Maka kita tetapmempunyai fokus terhadapproblem area , tetapi dengan

kesadaran pribadi berdasarkan Scr ipture supayamemperjelas bagaimana Firman Tuhan bisa diterapkandalam isu ini. Kita bukan hanya menerima mentah-mentah, menerapkan secara sembarangan prinsip

Page 7: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/05 7

evangelical, atau tidak peduli akan situasi. “Pokoknyaterapkan!” Tidak demikian.

Contohnya waktu kejadian Mei 1998, banyak kasuspemerkosaan terjadi dan banyak yang minta aborsi. Sayasendiri sempat bertemu dengan dua kasus yang ditanganioleh seorang pastur. Lalu kami sama-sama berceramahsetelah kejadian itu. Lalu waktu itu Pak Tong dalam tanyajawab mengatakan kalimat yang mengakibatkankontroversi. Pak Tong mengatakanbahwa untuk kasus kehamilankarena diperkosa, beliau bisamemahami kalau ada wanita yangminta aborsi. Mungkin karena gayabahasanya Pak Tong disalahmengerti, sehingga Pak Tongdianggap menyetujui aborsi. Tidak!Beliau mengatakan kita jangan lagimenghakimi atau memberi tekanantambahan, tetapi harus memberipengertian. Memahami bukanberarti menyetujui apalagimenyuruh. Mengenai isu ini akandijelaskan lebih dalam pada bagianII.

Memang ini bukanlah suatu hal yangmudah. Dengan menerapkan prinsip,kita tidak mengharapkan menjadikansemuanya easy answer. Not just aneasy answer. Ini boleh tidak? Tidak.Itu boleh tidak? Boleh. Itu easy answer. Tidak bisa sepertiitu. Kita juga tidak membuat segala sesuatu sederhana,karena orang maunya instan. Sebaliknya, kita mencobamembuat suatu terobosan. Make a difference in the waywe deliberate. Dalam gerakan Reformed banyak hal-halseperti ini. Pendeta Joshua Lie pernah memberikan suatuistilah, “Kita harus membuat kebudayaan (culturemaking).” KKR biasanya tidak perlu karcis, kita pakaikarcis. Orang-orang bilang KKRmahal sekali 4 milyar, tapi kitajuga mengadakan KKR untukremaja, dan sebagainya. It’s abreakthrough! Kita perlupenerobosan. Kita bisamemberikan suatu tanggapanatau meng-counter mereka yangberbeda, meng-counter those whodeny, tetapi kita bukan mencarilawan atau perbedaan.

Kita mau kembali kepada pandangan situasi, tetapi tidaklupa akan the Word of God. Bukan kita tidak jelas, tetapikita mau specify clearly di mana dan mengapa problemini terjadi. Itulah sebabnya memang perlu waktu lama.Kita tentunya lebih senang kalau ke dokter, lalu diperiksa,

diberi obat, minum obat, lalu sembuh. Tapi ini tidak benar.Kita mau tahu kenapa kita pusing. Pusing karena stressatau pusing karena kacamata yang tidak pas? Tetapibagaimana kita dapat mengetahuinya? Lihat dan periksa.Ini tidak mudah, tetapi ada standarnya. Ada orang bilang,“Kenapa harus ke dokter? Lama! Periksa tensi, matadisenter, buka mulut dan periksa lidah. Saya mau cepatjadi ke dukun saja.” Kadang-kadang dokter menyuruh kitake laboratorium dulu. Tapi untuk membuat diagnosa yang

menemukan problem memang harusseperti ini.

Metode Pengambilan KeputusanLalu setelah kita specify clearlywhere and why this problem arises,hal berikutnya adalah bagaimanakita bisa menemukan metode yangefektif dalam mengambil keputusan.Kita melihat dari sisi etika Kristenberdasarkan pandangan Injili yangtidak melupakan situasi supaya bisamenemukan keputusan etika yangbaik dan efektif.

Dalam mengambil keputusan etika,sola Scriptura kita terapkan dalamarti Scripture alone is the authority.Scripture alone is our ultimate authority.Ini prinsipnya. Namun dalammengambil keputusan etika, kitatidak boleh lupa bahwa mengambil

keputusan etika melibatkan lebih dari sekedarpengetahuan tentang Alkitab. Apa artinya? Bukan berartiAlkitab tidak cukup, tetapi kita mau fokus juga kepadaproblem dan situasi. Jadi ada hal-hal yang dicakup. Jangandibalik. Situation ethics mengatakan Scriptures itupelengkap, yang lebih utama adalah situasi. Kita tidakdemikian. Kita tetap berfokus kepada Scriptures, tetapikita sadar kalau situasi tidak boleh diabaikan. Itulah

sebabnya pemahaman Scripturesharus menjadi yang utama danharus kita pelajari dengan baikdan mendalam. Dengan adanyaPemahaman Alkitab (PA) kitaakan mempunyai knowledge ofthe Scriptures secara mendalam.

Itu sebabnya menghadapi isuetika kita harus melihat tiga basic

questions:1. What is your problem(s)? Atau what can I do for

you? Atau what kind of situation have you gotinto?

2. What does God’s Word say about it?

... mengambil keputusanetika melibatkan lebih dari

sekedar pengetahuantentang Alkitab.

Page 8: P Pillar Bulletin - buletinpillar.org · Kita yang bekerja di Singapura seringkali harus menjalani jam kerja yang panjang. Nyaman atau tidaknya pekerjaan kita seringkali ditentukan

Pillar No.21/April/058

3. Are you the sort of person, who is capable inthis situation, of doing what God’s word says orwhat the Scriptures tells you to do?

Jadi di mana pusatnya? Pada situasi? Pada orangnya?Scriptures-lah pusatnya! Namun meskipun fokusnya diScriptures, ada tiga hal yang bisa kita lihat: Scriptures,situation, and person. Tetapi ketigafokus ini tidak dapat kita lihat satuper satu; tidak bisa kita pisahkan.Istilah yang dipakai John M. Frame:interrelated—saling berkaitan satudengan yang lain dan salingmempengaruhi. Seperti sebuahsegitiga, ketiga hal itu adalah ketigatitik sudutnya, dengan Scriptures diatas.

Inilah maksud dari interrelation ofScriptures, situation, and self/person; You can’ t adequate lyunderstand yourse l f o r yourcondi t ion without Bib l icalperspective. Nor can you adequatelyunderstand the Word of God andsituation without understandingyourself as a sinner saved by grace.(Jika Saudara ada kesempatan,bacalah buku yang berjudul “Saved by Grace” karanganAnthony Hoekema. Kita sering memakai buku ini kalaumembahas soteriologi. Hoekema menulis tiga buku, yaitu“Saved by Grace”, “Created in the Image of God”, dan“The Bible and the Future”.) Nor can you adequatelyunderstand yourself and God’s Word unless you canrelate them with the situation orpractically with your situation.Kesimpulannya, dalam etikaKristen, making a proper analysisof the situation therefore willinclude reference of the Scriptureand the self as vital aspect of thesituation.

Membuat analisa ataumemahami dan mempelajari Alkitab di dalam konteksethical decision harus mencakup juga situasi dan person.Ini bukanlah tiga hal yang terpisah. Bukan tiga separatestudies. Mereka adalah inseparable. Kita bisa membedakan,tapi tidak bisa memisahkan. Seperti dua sisi mata uang,ada gambar di kedua sisi, bisa dibedakan tapi tidak bisadipisahkan. Yang berbeda adalah penekanannya. Samestudies, same activity, same subject with differentemphasis.

Untuk menunjukkan kesatuannya atau supaya lebih jelaslagi:

Meskipun fokusnya diScriptures, ada tiga hal

yang bisa kita lihat:Scriptures, situation, and

person.

1. We study the Scr ip tures or we focus onScriptures and relate it to the situation and theself.

2. We study the situation or we focus on situationand relate it to the Scriptures and the self.

3. We study the self or we focus on self and relateit to the situation and the Scriptures.

Emphasis-nya adalah waktu kitastudi yang pertama, ini disebutdengan normative perspective. Adastandar norma yaitu Scriptures.Sedangkan yang kedua disebutsituational perspective dan yangketiga disebut sebagai existentialperspective, fokus kepada self .Karena berkaitan dengan etika,maka ada istilah khusus yaitu selfand person as moral agent. Manusiasebagai makhluk bermoral. Inilahyang disebut sebagai etika Kristenmenurut versi evangelical Reformedyang membedakannya dengan etikanon-Kristen.

Etika non-Kristen mencobamemisahkan ketiga perspektiftersebut. Ini menjadi ciri etika non-

Kristen secara umum. Akhirnya, dengan maksudmempermudah malah mempersulit. Memang kelihatannyajadi lebih sulit, tapi justru menjadi sesuatu yang lebihterpadu atau terkait. Jadi perbedaan yang pertama adalahmereka memisahkan ketiga hal di atas. Kedua, problemtimbul karena mereka adalah unbelievers atau orang yang

tidak percaya. Problem munculberkaitan dengan ketidak-percayaan. Ketiga, mereka tidakmempunyai Allah yang berdaulat,yang menjamin keterikatan antaraFirman-Nya dengan kebutuhanmanusia yang diciptakanberdasarkan peta dan teladan-Nya. Inilah yang membuatperbedaan dan sekaligus

menunjukkan kelemahan etika non-Kristen. ModelKristen ini disebut dengan model tiga perspektif. The threeperspectival ethics is disctinctively Christian (evangelicalapproach). (bersambung ke edisi bulan depan)

Transcripted by Ari

Buku-buku acuan:1. John M. Frame, Medical Ethics: Principles, Persons, and Problems (Christian Perspectives)2. John Jefferson Davis, Evangelical Ethics: Issues Facing the Church Today3. Norman L. Geisler, Etika Kristen4. John R. W. Stott, Isu Global Masa Kini