P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan...

116
P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM h. ir utaarga lakan K«mllat DE ARTEMEN PENDIDIKAN DAN EBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN PROYEK PEMBINAAN PERMUSEUMAN JAKARTA 199711998

Transcript of P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan...

Page 1: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM

h. ir utaarga

lakan K«mllat

DE ARTEMEN PENDIDIKAN DAN EBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

PROYEK PEMBINAAN PERMUSEUMAN JAKARTA 199711998

Page 2: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

PEDOMAN

PENYELENGGARAANDAN PENGELOLAAN MUSEUM

Moh. Amir Sutaarga

Cetakan KeempatDEPARTEMEN PENDIDiKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAANPROYEK PEMBINAAN PERMUSEUMAN JAKARTA

1997/1998

Page 3: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

KATA SAMBUTAN

Direktorat Permuseuman sebagai suatu lembaga sosial budayamembutuhkan bahan literatur untuk sarana edukatif cultural untukpenyelenggaraan dan pengeiolaannya.

Mengingat kurangnya buku-buku tentang museum dan permuseumanyang ada maka buku "Pedoman Penyelenggaraan dan PengelolaanMuseum" oleh Drs. Moch. Amir Sutaarga perlu untuk dicetak ulang.

Dalam usaha penyelenggaraannya pada cetakan yang keempat iniada sedikit perubahan dan tambahan dari segi bahasanya.

Semoga buku ini dapat bermanfaat.

Direktur Permuseuman

Drs. Tedjo Susilo

NIP. 130352848

Page 4: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum diterbitkankembali pada edisi ke empat adalah untuk memenuhi permintaandari berbagai pihak terutama dari kalangan museum dan permuseuman.Selain itu juga untuk menambah bahan Hteratur dan pengetahuanserta pandangan tentang ilmu permuseuman.

Menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan pada penerbitanyang lalu dalam buku ini diadakan penyempumaan dari segibahasanya.

Kami menyadari bahwa buku ini masih mempunyai banyak kekuranganoleh karena itu saran dan kritik untuk penyempumaannya sangatdiharapkan.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepadasemua pihak yang telah membantu menyusun dan menerbitkan bukuini.

Akhir kata kami berharap mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaatdalam usaha meningkatkan pengetahuan permuseuman di Indonesia.

Jakarta, Nopember 1997

Pemimpin Proyek

Drs. Agus

NIP. 130 517 287

111

Page 5: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

PENGANTAR

Titik awal pembangunan permuseuman di Indonesia, dimulaidengan adanya Proyek Rehabilitasi dan Perluasan MuseumPusat (Museum Nasional) dan Museum Bali di Denpasar padaPELITA I.

Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai11 provinsi di Indonesia, dan pada awal PELITA III telah menjangkau26 propinsi.

Pembangunan dan pembinaan permuseuman diteruskan, hinggapada akhir PELITA IV telah menghasilkan 21 UPT (Unit PelaksanaTeknis) Museum Negeri Provinsi, di samping 4 Museum NegeriProvinsi yang siap di-UPT-kan. Dan sampai akhir PELITA VI,seluruh provinsi di Indonesia telah mempunyai museum negeriprovinsi.

Sementara itu, museum-museum lokal yang ada sudah mulaidimasukkan ke dalam jaringan sistem permuseuman, dan diberikanbantuan untuk pemugaran gedung, peningkatan usaha perawatan,serta penyajian koleksinya. Program Pendidikan dan PelatihanTenaga Teknis Permuseuman juga telah dilaksanakan secaa teraturdan terarah.

Museum dewasa ini merupakan lembaga sosial-budaya yangserba kompleks. Pelbagai tenaga teknis administratif, edukatif-kultural dan ilmiah, diperlukan untuk menjamin berfiingsinya museum dalam masyarakat. Perawatan dan penyajian koleksi, hanyadapat dilaksanakan dengan sempuma, bila dilakukan oleh tenaga-tenaga yang terdidik dan terlatih dengan baik.

Buku pedoman ini, di samping buku-buku yang sudah ada,yakni buku-buku teknis dan profesional terbitan UNESCO danICOM, mencoba berusaha untuk sekedar memberikan bantuan tahappertama kepada para penyelenggara dan pengelola museum. Apalagi

Page 6: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

bagi merekayang belum pemah mengikuti pendidikan dan pelatihandi bidang permuseuman. Namun demikian, buku pedoman ini tidakberpretensi sebagai buku yang bersifat serba lengkap.

Sebagai sarana edukatif kultural, museum tidak hanyamengandung arti bagi sektor sosial-ekonomi bangsa. Museum justrumempunyai kedudukan yang kuat, karena memainkan perananpenting dalam kaitannya dengan industri pariwisata.

Pada bab tersendiri, penulis menguraikan mengenaipenyelenggaraan dan pengelolaan museum.

Museum bukan tempat mengumpulkan barang antik saja. Halini pun akan diuraikan dalam bab mengenai latar belakang sejarahperkembangan museum, serta dalam bab mengenai arti dan fungsimuseum dewasa ini.

Museum adalah badan tetap, karena itu kedudukannya harusdijamin oleh hukum dan perundang-undangan yang berlaku. Museumbukanlah milik perorangan, melainkan suatu badan hukum yanghams dijamin kesinambungan penyelenggaraannya.

Setiap orang yang bekerja di museum, pada saat ini, bukanorang yang asal mendapat pekeijaan saja. Orang itu hams menginsyafi,bahwa ia memasuki dunia profesional, karena bekerja di museumbukan lagi bersifat kesenangan, hobby, atau karena keranjingan olehbarang antik. Ia bukan orang awam yang karena punya minat saja,tetapi ia hams bersedia untuk menambah ilmu dan keahliannya dibidan permuseuman. Di samping itu, ia hams melibatkan dirinyasebagia penegak hukum. Bagi mereka yang bekerja di kebunbinatang, aquarium, oceanorium , kebun raya atau hortus botanicus,adalah orang yang pertama-tama terikat oleh pelaksanaan undang-undang perlindungan cagar alam. Dan bagi mereka yang bekerja dimuseum-museum sejarah dan kebudayan, mereka terikat olehpelaksanaan undang-undang cagar budaya.

Seorang karyawan museum, dalam menunaikan tugas dankewajibannya, akan banyak dituntut pengorbannya disertai perasaan

VI

Page 7: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

yang tulus ikhlas. la terlibat dalam kegiatan melestarikan warisanalam dan warisan budaya, sejarah manusia dan hasil karyanya darimasa ke masa, yang dapat terus-menerus disalcsikan oleh generasidemi generasi. Sejarah adalah cermin atau gambaran hidup manusia.Bagaimana manusia memperlakukan alam untuk kemanfaatan hidupnya,dan bagaimana manusia menempuh jalan hidupnya dengan penuhperistiwa yang senang dan pahit menuju kesempumaan, sesuaidengan panggilan kodrat dan maitabatnya sebagai makhluk ciptaanTuhan yang paling tinggi di dunia.

Dijiwai oleh idealisme dan moralitas kesaijanaan, dan ditunjangoleh kemampuan keterampilan untuk tugas-tugas perawatan danpenyajian warisan alam dan warisan budaya untuk sesama manusiaitulah, maka bekerja di museum merupakan kegiatan amal ibadahyang mulia dan bersifat manusiawi.

Untuk menjamin kelancaran tugas-tugasnya maka setiap museumharus didukung oleh organisasi, sarana, dana, dan tenaga yangprofesional.

Dalam bab-bab mengenai organisasi, sarana, tenaga, danpelbagai kegiatannya, penulis mencoba untuk menyajikan gambaranyang jelas tentang harapan, bahwa museum dan permuseuman dapatmemberikan sumbangan yang berharga bagi proses pertumbuhanmanusia Indonesia seutuhnya berkepribadian yang kuat, dan yangsanggup mengghadapi hidup penuh tantangan dan janji-janji gemilangdi tengah-tengah paguyuban hidup antarbangsa.

Untuk penyempumaan buku ini, maka pada cetakan ke-4,diadakan tambahan dan perbaikan pemakaian bahasa Indonesia.

Bagi mereka yang ingin memperluas pengetahuan danpandangannya tentang permuseuman, pada akhir buku ini disediakandaftar pustaka.

Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi pemakai danpembacanya. Amin.

Vll

Page 8: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

DAFTARISI

Halaman

KATA SAMBUTAN i

KATAPENGANTAR in

DAFTAR ISI ix

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MU

SEUM 3

BAB ffl ARTI DAN FUNGSI MUSEUM DEWASA INI 13

BAB IV POKOK-POKOK PENGERTIAN PENYELENG-

GARAAN MUSEUM 21

BAB V STRUKTUR ORGANISASI MUSEUM 28

BAB Vi PENGELOLAAN MUSEUM 34

BAB VII TATA USAHA MUSEUM 40

1. Registrasi Koleksi 41

2. Pengamanan Museum 43

3. Perpustakaan Museum 45

BAB VIII PENGADAAN DAN PENGELOLAAN KOLEKSI 46

1. Pengertian Koleksi 46

2. Kebijaksanaan Pengadaan Koleksi 47

3. Dokumentasi Visual 48

4. Katalogisasi 49

ix

Page 9: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB IX PERAWATAN KOLEKSI 53

1. Iklim dan Lingkungan 542. Cahaya 5^

3. Serangga 584. Mikro Organisasi 50

5. Faktor-faktor Lainnya 60

6. Gudang Penyimpanan Koleksi Studi Museum(Museum Collection Storage) 61

BAB X PENYAJIAN KOLEKSI 641. Pengunjung Museum 642. Kebijakan dan Perencanaan 66

3. Penyajian ^84. Pameran Tetap 70

5. Pameran Khusus atau Pameran Temporer ... 716. Pameran Keliling 73

BAB XI KEGIATAN EDUKATIF-KULTURAL 75

1. Museum dan Pendidikan 76

2. Kegiatan Kultural 77

BAB XII HUBUNGAN MASYARAKAT 79

BAB XIII PENUTUP 82

DAFTAR PUSTAKA 83

Page 10: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB I

PENDAHULUAN

Sesungguhnya "Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum"sama dengan "Administrasi dan Manajemen Museum," yang merupakanbagian dari Museologi, yakni ilmu tentang museum dn peimuseuman.

Di dalam sistem klasifikasi DEWEY mengenai jenis-jenis ilmupengetahuan, museology dimasukkan dalam kelompok anthropology.Ini berkaitan dengan apa yang telah diungkapkan oleh A.C. PARKER,bahwa "The main task of a museum in the modem sense is to

interpret the world of man and nature".

Dalam hal memilih konsepsi mengenai museology, penulismengambil tiga konsep, yaitu :

1. Konsep PROF. VAN DEN HOUTE, bahwa museologi ituadalah suatu ilmu yang mempelajari museum-museum darisegala aspeknya, bersifat empirik dan normatif, analitik dankomparatif. Museografi yang bersifat deskriptif, menjadisumber bagi museologi untuk menyusun teori dan kaidahbagi kepentingan penyelenggaraan dan pengelolaan museum.

2. Konsep PETER VAN MENSCH dari Reinwardt Academiemengenai sistem museologi, bahwa ada museologi umumdan museologi khusus. Ada juga museologi yang bersifatfalsafi, historikal, teoritikal, spesial, inter-disipliner, di sampingmuseologi terapan, yang antara lain berkenaan denganmuseum management dan kegiatan praktis lainnya di museum.

3. Konsep PROF. SOICHIRO TSURUTA, yang memandangmuseologi sebagai ilmu pengetahuan yang berkembangsejak obyeknya di zaman museon dahulu sampai kepadamuseum-museum di zaman sekarang. Sebagai ilmu, iamemandang kajian museologi di saat sekarang dan untuk

1

Page 11: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

kemudian hari hams bekerja dengan metode kualitalif dankuantitatif, sebab museum yang dianggap sebagai suatuoi^anisme yang hidup dan secara ontologis hams dimanfaatkanbagi kemanusiaan dan perdamaian.

Penulis sudah lama memandang museologi sebagai suatu sub-disiplin dari antropologi. Arti, makna, serta fungsi-fungsi museumhams didekati secara muiti-disipliner dan inter-disipliner. Danmetodologis dapat menggunakan metode-metode kajian antropologidengan pendekatan yang sinkronik dan diaktronik (kontemporer danhistoris). Sehingga kesinambungan suatu proses, past, present danfuture, serta faktor-faktor dinamik internal dan ekstemal, dalamupaya mengkaji "manusia multi-dimensional" dapat dengan mudahkita laksanakan, karena kita ada komitmen dengan Pancasila.

Page 12: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB II

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MUSEUM

Apabila kata museum itu berasal dari kata muze, oleh orang-orang Yunani Klasik diartikan sebagai kumpulan sembilan dewi yangmelambangkan ilmu dan kesenian, ini tidak berarti bahwa di luardunia peradaban barat tidak terdapat pusat atau lambang keseniandan ilmu pengetahuan. India, misalnya mempunyai dewa yangmelambangkan ilmu yang dimanifestasikan oleh Geneca, dan dewiyang melambangkan kesenian dimanifestasikan oleh Saraswati.

Museum juga pernah diartikan sebagai kumpulan ilmupengetahuan dalam karya tulis seorang sarjana. Ini terjadi padazaman ensiklopedis. Zaman sesudah renaissance di Eropa Baratditandai oleh kegiatan orang-orang untuk memperdalam dan memperluaspengetahuan mereka tentang manusia, pelbagai mahkluk flora danfauna, tentang bumi dan jagat raya di sekitamya. Zaman renaissancedi Eropa Barat ditandai pula oleh minat luar biasa kaum bangsawandan hartawan kepada orang-orang kenamaan di pelbagai cabang ilmudan kesenian. Istana-istana besar, mewah, indah, di samping gerejayang tidak kalah megah dan indahnya, tumbuh seperti jamur dimusim hujan. Orang-orang pemberani mempertaruhkan jiwa ragamereka untuk turut mengagungkan kebesaran raja dan gereja.Mereka mengarungi lautan untuk mencari benua-benua baru.

Sekalipun mencetak huruf sebagai ilmu di datangkan dariCina, namun akibatnya bagi media komunikasi di Eropa Barat sangatluar biasa terutama bagi perkembangan ilmu dan kesenian.

Benda-benda hasil seni rupa sendiri, ditambah dengan benda-benda dari luar Eropa, merupakan modal koleksi yang kelak akanmenjadi dasar pertumbuhan museum-museum besar di Eropa.

Di luar Eropa, di wilayah peradaban klasik, seperti di TimurTengah, India, Asia Tenggara, Cina dan Jepang, koleksi kesenian

Page 13: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dan kegiatan ilmu dan kesenian untuk waktu yang lama tetap beradadi tangan penguasa politik dan agama.

Revolusi Perancis telah merubah sendi-sendi kehidupan yanglama menjadi tatanan kehidupan baru. Lahirnya demokrasimengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan demokrasi ilmu dankesenian. Istana-istana dijadikan milik umum, dan banyak koleksiperorangan dihibahkan kepada perkumpulan-perkumpulan yang bergerakdi bidang ilmu dan kesenian. Hal ini tidak terjadi di wilayahperadaban Timur kecuali Jepang.

Setelah berabad-abad Jepang menutup diri dari dunia luar,terutama dari dunia Barat kecuali orang-orang Belanda yang diizinkanmemelihara loji di pulau Deshima, maka Jepang dibuat terkejuttentang ketinggalan mereka di bidang ilmu dan teknologi dari benuaBarat dan Amerika Utara. Terjadilah usaha untuk meningkatkansumber daya manusia di Jepang. Anak-anak muda yang cerdas,tekun, berani, disebar ke Eropa dan Amerika untuk menuntut ilmu.Kelas feodal Jepang juga merubah haluan dan mereka inilah yangturut aktif dalam penanaman modal bagi timbul dan berkembangnyaindustri dan perdagangan dalam skala besar. Inilah awalnya Jepangjadi salah satu kekuatan raksasa dalam abad kapitalisme, apalagisetelah Jepang, sebagai bangsa Timur telah berhasil mengalahkanRusia dalam perang Rusia Jepang (1904 - 1905).Jepang saat ini memiliki beberapa ribu museum, besar dan kecil,dan memiliki tujuh universitas yang memberi kesempatan untukprogram studi ilmu permuseuman.

Undang-undang perlindungan cagar budaya di Jepang padadunia permuseuman, sejarah dan kepurbakalaan, dinilai sebagaiundang-undang yang paling maju, yang sesuai untuk masa kini danmasa depan perkembangan peradaban manusia.

Negara-negara lain di Asia Selatan dan Asia Tenggara, masing-masing mempunyai latar belakang sejarah yang berlainan, sekalipunbanyak diantaranya yang senasib, dalam arti kata pemah dijajahnegara-negara kolonial dari Barat. India, Birma (sekarang Myanmar),

Page 14: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Pakistan, Banglades dan Srilangka, yang pemah dikuasai Inggris,di bidang politik pendidikan kolonial mempunyai akibat lain daripadahasil pendidikan kolonial yang pemah dialami Indonesia. Orang-orang Inggris praktis lebih bersikap pemurah daripada orang-orangBelanda. Sarjana dan cendekiawan Inggris senangsekali mempelajariilmu hayat. Tidak heran, bila museum-museum di bidang IPA (IlmuPengetahuan Alam) jumlah dan kadamya dapat dilihat di negara-negara tersebut. India juga lebih dahulu mengenal industri dasar danindustri berat, juga sudah mempunyai beberapa museum ilmu danteknologi.

Di Indonesia, kita mempunyai sejarah kegiatan ilmu dankesenian yang lebih tua dibandingkan negara-negara lain di AsiaTenggara. Hal ini kita kemukakan dalam kaitannya dengan sejarahzaman kolonialisme dan imperialisme.

Abad ke-I8, Eropa ditandai oleh kegiatan-kegiatan untukmemajukan ilmu dan kesenian. Negeri Belanda dalam hal ini jugatidak ketinggalan. Tokoh-tokoh VOC di Hindia-Timur (istilah duluuntuk Indonesia), di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 24 April1778, telah mendirikan Bataviaasch Genootschap Van Kunsten enWetenschaapen dengan slogan Ten Nutte Van het Gemeen.

Perkumpulan untuk memajukan kesenian dan ilmu pengetahuan,dengan slogan "untuk kepentingan umum" temyata maju pesat,walaupun didirikan sebelum VOC menghembuskan nafasnya yangpenghabisan. Sebelum ada pembagian yang tegaa antara ilmu alamdan ilmu satra dan budaya, maka koleksi yang dirawat di museumtersebut juga meliputi kedua bidang ilmu tadi. Bara dalam tahun-tahun berikutnya Bataviaasch Genootshchap mengkhususkan diridalam ilmu bahasa, ilmu bumi dan ilmu bangsa-bangsa Hindia-Timurdan negeri-negeri di sekitamya.

Orang-orang Kompeni Inggris juga mendirikan perkumpulanseperti itu, yang dinamakan The Asiatic Sociaty. Beberapa cabangnyapada saat ini masih melakukan kegiatan, antara lain di Calcuta,Malaysia, dan Singapura.

Page 15: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Bataviaasch Genootschap mempunyai kedudukan penting bukansaja sebagai perkumpulan ilmiah, tetapi juga karena para anggotapengumsnya terdiri dari tokoh-tokoh penting dari lingkunganpemerintahan, perbankan, dan perdagangan.

Pada waktu Inggris mengambil alih kekuasaan Belanda,RAFFLES sendiri yang langsung mengetuai Batavia Sosiety of Artsand Sciences. Jadi pada waktu zaman pendudukan Inggris kegiatanperkumpulan itu tidak pemah berhenti, bahkan RAFFLES memberikantempat yang dekat dengan istana Oubemur Jenderal, yakni di sebelahHaimonie, gedung Societeit, tempat berkantomya Kadaster di JalanMojopahit sekarang.

Koleksinya bertambah demikian juga rangkaian penerbitannya.Perkumpulan ini menyelenggarakan pertukaran penerbitan denganhampir semua negara, yang diwakili oleh lembaga-lembaga danperkumpulan-perkumpulan ilmiah yang sejenis.

Bataviaasch Genootschap juga bertindak sebagai badanpenasehat bagi pemerintah Hindia Belanda untuk hal-hal yangmenyangkut perlindungan cagar budaya, dan untuk soal-soal yangmenyangkut pengetahuan tentang sejarah, adatistiadat pendudukpribumi, dan penduduk non-Eropa lainnya. Tidak heran bila perkumpulan ini menjadi pusat pertemuan kalangan sarjana ketimuran(orientalist) dan pemah menjadi tuan rumah salah satu PasificScience Congrees.

Sejak tahun 1950 dimulai proses Indonesianisasi, sekalipunalmarhum PROF. DR. HOESEIN DJAJADININGRAT sejak zamansebelum Perang Dunia II telah menjabat Ketua perkumpulan ilmiahtersebut. Sarjana-sarjana bangsa Indonesia, seperti almarhum PROF.DR. MR. SOEPOMO, ahli hukum adat, almarhum PROF. DR.POERBATJARAKA, almarhum PROF. DR. TJAN TJOE SIEM, jugaturut aktif dalam kegiatan perkumpulan tersebut.

Memburuknya huburigan Belanda dengan Indonesia akibatsengketa Irian Jaya (dahulu Irian Barat), maka orang-orang Belanda

Page 16: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

meninggalkan Indonesia. Begitu pula orang-orang Belanda pendukungperkumpuian itu sejak tahun 1950 diberi nama-depan LembagaKebudayaan Indonesia, turut juga pergi ke luar Indonesia. Dukungankeuangan dari perusahaan Belanda lenyap pula. Lembaga Kebudayaan Indonesia hanya menggantungkan nasibnya kepadaPemerintah RI.

Setelah PROF. HOESEIN DJAJADININGRAT meninggaldunia, maka jabatan Ketua Direksi dipegang oleh Wakil Ketuanya,yakni almarhum PROF. DR. PRIJONO, yang ketika itu jugamenjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, MR.HADI, pensiunan Sekretaris Jenderal Kementerian PPK, diangkatmenjadi Wakil Ketua Direksi. Penulis sejak tahun 1948 menggabungkandiri untuk bekerja dn belajar langsung di bawah pimpinan DR. A.N. J. TH. A. TH. VAN DER HOOP. Beliau sendiri adalah Sekretaris

dan merangkap konservator museum, telah aktif menjabat sebagaiSekretaris Direksi mulai tahun 1953 sampai dengan detik diserahkannyamuseum-museum dan perpustakaan LKI kepada Kementerian PPKpada tahun 1962.

Selain mendirikan Bataviaasch Genootschap, orang-orang Belandadi Jakarta, pada tahun tiga puluhan juga mendirikan Stiching OudBatavia dan menyelenggarakan Museum Oud Batavia. Stiching OudBatavia didirikan sehubungan dengan peringatan jasa almarhum JANPIETER SOON COEN, pendiri Batavia dan juga sehubungan denganusaha identifikasi kerangka mayatnya oleh DR. MEYSBERG dikuburan zaman VOC, bekas kompleks gudang Geowery «fe Co, diJalan Kalibesar Timur, yang bagian lainnya menghadap TamanFatahilah sekarang.

Pada waktu LKI akan dilikuidasi, dua museum diserahkan

kepada Pemerintah RI, yakni Museum Pusat berikut Perpustakaannya,di Jalan Merdeka Barat Jakarta, dan Museum Jakarta Lama, yaknibekas Museum Oud Batavia. Harapan Direksi LKI untuk menyerahkankedua museum berikut perpustakaannya antara lain untuk melicinkanjalan bagi pemerintah dalam menghadapi perencanaan Museum

Page 17: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Nasional, Wisma Seni Nasional, dan Perpustakaan Nasional, disamping alasan-alasan praktis lainnya, yaitu bahwa LKI sebagaiperkumpulan swasta atau setengah resmi tidak sanggup lagi membinadan mengembangkannya. Juga LKI tidak sanggup untuk memenuhikewajibannya sebagai majikan terhadap keperluan jaminan karierdan gaji serta pensiun para pegawainya.

Riwayat tentang nasib Lembaga Kebudayaan Indonesia yangdahulu bemama Koninlijk Bataviaasch Van Kunsten en Wetenchappenitu sengaja kita paparkan di sini untuk memberikan contoh sebagaicermtn bagi siapa saja, yang ingin mendirikan dan menyelenggarakanmuseum baru, supaya berpikir matang.

Almarhum PROF. HOESEIN DJAJADININGRAT, di sampingtokoh sarjana ahli ketimuran kaliber besar, temyata juga seorangorganisator dan animateur. Beliau bersama pemuka dari lingkunganpemerintahan dalam negeri, pemuka-pemuka kalangan ilmu dankebudayaan dalam negeri, pemuka-pemuka kalangan ilmu dankebudayaan dari wilayah budaya Sunda, Jawa, Bali dan Madura,mendirikan Java Instituut, yang berkantor di Yogyakarta. Lembagaini juga memiliki sebuah museum, yakni Museum Sonobudoyo, yangperesmiannya dibuka secara meriah tahun 1935.

Bagi mereka yang ingin memperluas pengetahuannya tentangperkembangan permuseuman di Indonesia (Nederlands-Indie), dapatmembaca pidato almarhum DR. F. D. K. BOSCH, tentang "Deontwikkeling van het Museumwezen in Nederlands-Indie" bersamalaporan dan sambutannya pada upacara peresmian Museum Sonobudoyo,dalam Majalah Djawa tahun 1935. F. D. K. BOSCH sendiri ketikaitu, selain menjabat Hoofd van de Oudheidkundige Dienst (KepalaDinas Purbakala), juga menjabat Directeur van het Museum Batavia-aasch Genootschap.

DR. F. D. K. BOSCH antara lain juga menyebutkan indikasisuatu museum epidemie, semacam penyakit atau wabah yang cepatmenular yakni mendirikan museum oleh para peminat dari kalanganpangreh praja, kalangan penyiar agama dan kalangan peminat dari

8

Page 18: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

usaha swasta. BOSCH menipertngatkan jika pendirian museum itutidak disertai pemikiran yang menjangkau jauh ke depan, makabegitu para pemrakarsanya angkat kaki dari tempat mereka bertugas,maka museumnya bemasib malang, lebih malang dari yatim-piatuyang menjadi urusan masyarakat.

Nasib Bataviaasch Genootschap yang telah banyak jasanyadalam kegiatan ilmiah, telah banyak mencegah mengalimya warisanbudaya Indonesia ke luar negeri. Situasi sekitar 1957 dan 1962, yakniexodusnya sarjana-sarjana dan usahawan-usahawan Belanda dariIndonesia dan rencana Pemerintah RI untuk mendirikan Museum

Nasional, Wisma Seni Nasional dan Perpustakaan Nasional, danketidaksanggupan LKI untuk mengembangkan lebih lanjut sebagaisuatu perkumpulan ilmiah, maka nasib Java Instituut ditentukan olehzaman pendudukan Jepang dan periode sesudah itu. MuseumSonobudoyo, setelah dipimpin oleh Bapak KATAMSI, kemudiandipimpin oleh orang-orang di luar kalangan ilmu dan kebudayaan.Museum-museum lainnya, seperti Provinciaal en Stedelijk Museumdi Surabaya yang didirikan oleh mendian VON FABER, jugamengalami kemunduran.

Lain halnya dengan museum-museum di bidang ilmu hayatdan ilmu alam, seperti museum-museum dalam lingkungarj^embagaIlmu Pengetahuan Indonesia dan Museum Geologi, sekalipun terbukauntuk umum, namun coraknya sebagai institutional museum (museum kelembagaan), dan cara keijanya yang dititikberatkan kepadakegiatan riset dan penerbitan ilmiah, masih tetap bertahan. Belakanganmemang kelihatan, bahwa pelayanan untuk bidang pendidikanditingkatkan.

Apakah sebabnya museum-museum di bidang ilmu sosial danbudaya kelihatan tidak terawat dan sempat terhenti laju perkembangan-nya ?Jawabannya hams dicari dalam hal pelayanan pemerintah HindiaBelanda kepada bangsa kita dalam dunia pendidikan dan pengajaran.Pemerintah Belanda bam beberapa tahun sebelum pecahnya Perang

Page 19: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Dunia II (1940) membuka Fakultas Sastra. Sebelum itu, apabila adaputra atau putri Indonesia ingin belajar ilmu ketimuran harus pergike Nederland. Dan belajar etnologi hanya Jadi monopoli orang-orangBelanda, yang disana disebut indologi, khusus untuk para calonpegawai pangreh praja Belanda saja. Sarjana-sarjana Indonesia yangkemudian memperdalam pengetahuan mereka di bidang arkeologidan sejarah berasal dari filologi. Sosiologi sama sekali tak ada yangmenanganinya ketika itu.

Sarjana Belanda seperti DR. B. O. SCHIEKE dan DR. W. F.WERTHEIM berkecimpung di bidang ilmu masyarakat dan ilmusejarah masyarakat. Ilmu-ilmu sosia! dapat membahayakan bagirezim kolonial, Contohnya almarhum BUNG KARNO, atas prakarsasendiri telah menggali sejarah Indonesia dan telah menanam jiwapatriotisme di banyak cendekiawan dan pemuda Indonesia.

Dalam hal ini perlu dicatat, bahwa para anggota Korpspangreh praja Belanda itulah yang pernah menjadi komponenpendukung Bataviaasch Genootschap, baik sebagai pengisi penerbitanberkala (Tijdschrift voor Indische Taal-Land-en Volkenkunde, yaitumajalah untuk ilmu bahasa, ilmu bumi dan bangsa-bangsa) danpenerbitan-penerbitan lainnya, maupun sebagai pengisi atau penyumbangkoleksi Museumnya.

Hal ini sengaja penulis uraikan dalam bab ini, karena di masaInd^esia merdeka perhatian Pamong Praja kita terhadap antropologiatau etnografi sangat kurang. Benar bahwa Pemerintah Daerah atasinstruksi Departemen Dalam Negeri menyusun sejarah lokal, tetapirekonstruksi sejarah lokal, tanpa cukup sumber sejarah yang dokumenter,dan tanpa pengetahuan tentang ethnologi dan folklore akan kandasdi tengah jalan. Dan Proses akulturasi beijalan terus. Pada tahun1935 BOSCH mensinyalir adanya "cultuur verarmings proces"(proses pemiskinan kebudayaan), karena banyaknya warisan budayalenyap dari kehidupan sehari-hari oleh pelbagai sebab. Perlunyatindakan pengamanan terhadap unsur-unsur atau benda-benda warisanbudaya karena perubahan sosial-budaya, cepat atau lambat akan

10

Page 20: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

masuk kotak sejarah, atau hilang lenyap dari pandangan mata. Gejalaitu masih tetap bertahan, dan dipercepat oleh proses yang lebih hebatakibatnya yakni berkecamuknya erosi kebudayaan.Hai ini akan diuraikan lebih ianjut dalam bab berikutnya, yaitu babtentang art! dan fungsi museum.

Pemerintah RI cukup waspada terhadap pengaruh-pengaruhnegatif dalam proses pertumbuhan kebudayaan nasional. Untukmengadministrasi kebudayaan, maka terbentuklah Jawatan Kebudayaandi Yogyakarta, di tengah-tengah kancah revolusi mempertahankankemerdekaan. Dan dalam Undang-Undang Dasar Rl tahun 1945menjamin perlunya pembinaan dan pengembangan pendidikan dankebudayaan nasional.

Dalam struktur organisasi Jawatan Kebudayaan KementerianPPK sejak tahun 1957, terdapat bagian yang disebut UrusanMuseum. Dengan demikian maka pembinaan dan pengembanganpermuseuman telah menjadi tanggung jawab Pemerintah cq. KementerianPPK tahun 1964. Urusan Museum pada Jawatan Kebudayaandihapus menjadi Lembaga Museum-museum Nasional, dan tahun1966, semasa Kabinet Ampera dijadikan Direktorat Museum. Padatahun 1975 disempumakan menjadi Direktorat Permuseumansampai sekarang.

Sekalipun demikian, "multi-administration" di bidangpermuseuman masih ada dalam arti kata bahwa di luar DepartemenP dan K ada depertemen atau lembaga pemerintah yangmenyelenggarakan dan mengelola museumnya masing-masing.

Indonesia belum memiliki undang-undang permuseuman, yangmenjadi landasan hukum bagi pengaturan administratif berikutnyauntuk keperluan pembinaan dan pengembangan permuseuman yangmapan. Namun secara profesional, di Indonesia telah didirikanPanitia Nasional dari ICOM (International Council of Museums).

Sebagai Ketua adalah Direktur Lembaga Biologi Nasional, denganharapan agar ada koordinasi yang erat antara museum-museum

11

Page 21: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dalam bidang ilmu pengetahuan sosial dan museum-museum dalambidang ilmu pengetahuan alam.

Tahun 1956, sejak keadaan JOHN IRWIN, Ass. Keeper IndianSection Victoria and Albeit Museum, London; kemudian basil

observasi penulis mengenai persoalan museum di Indonesia, dansetelah musyawarah Museum I di Yogyakarta, tahun 1962 pemerintahmendapat cukup bahan untuk meletakkan dasar-dasar pembinaan danpengembangan permuseuman selanjutnya.

Dengan diselenggarakannya pelaksanaan Repelita I dan II,dalam program penyelamatan warisan budaya, permuseuman diTanah Air kita secara bertahap, tetapi mantap mendapat perhatiandan penanganan yang meyakinkan. Program-program kegiatan proyekrehabilitasi dan perluasan museum setapak demi setapak diarahkanmenuju kesempumaan.

Apa yang telah diuraikan oleh penulis sejak tahun 1957 dansetemsnya, berupa sen ceramah di RRI Jakarta, dan seri karangan,yang kemudian diterbitkan dalam kumpulan-kumpulan karangan :Persoalan Museum di Indonesia dan Capita Selecta Museografi danMuseologi I dan II, juga menjadi kenyataan.

Dahulu di zaman penjajahan praktis hanya satu orang Indonesia saja yang bekerja di museum atau yang bekerja sebagaipembina permuseuman, maka dewasa ini dari kalangan saijana-saijana lulusan IKIP dan pelbagai universitas sudah kelihatan banyakpeminatnya untuk terjun ke dalam profesi yang bam ini.

Sudah tiba saatnya untuk meninggalkan amatemrisme danmenggantikannnya dengan profesionalisme yang sehat, sebab hanyadengan orang-orang ahli dan jujur terhadap profesinya, permuseumandi Indonesia dapat dikembangkan secara sewajamya, untuk kepentinganNusa, Bangsa dan perikemanusiaan.

12

Page 22: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB III

ARTI DAN FUNGSI MUSEUM DEWASAINI

Dari uraian terdahulu, kita dapat melihat gambaran perkembanganmuseum dan permuseuman yang dapat kita buatkan ikhtiar singkatnyasebagai berikut :

1. Museum sebagai tempat kumpulan barang aneh,

2. museum pemah digunakan sebagai istilah kumpulan pengetahuandalam bentuk karya tulis pada zaman kaum ensiklopedis,

3. museum sebagai tempat koleksi realia bagi lembaga-lembagaatau perkumpuian-perkumpulan ilmiah,

4. museum dan istana setelah revolusi Perancis, dibuka untukumum dalam rangka demokratisasi ilmu dan kesenian,

5. museum menjadi urusan yang perlu ditangani pembinaan,pengarahan, 'dan pengembangannya oleh pemerintah, sebagaisarana pelaksanaan kebijaksanaan politik di bidang kebudayaan.

Arti museum seperti halnya arti kata, hanya dapat dipahamioleh karena fungsinya, dan kegiatan-kegiatannya. Dari zaman kezaman, temyata fungsi museum itu telah mengalami perabahan.Tetapi hakekat arti museum itu tetap mengingatkan kita kepada kuildi zaman Yunani klasik, tempat persembahyangan dan pemujaan ke-9 dewi m u z e, sebagai anak z e u s , dewa utama dalam pantheonYunani klasik, dijadikan lambang pelengkap pemujaan manusiaterhadap agama dan ritual, yang ditujukan kepada z e u s (secaraethimologis, kata z e u s berkaitan dengan arti kata d e o s ,dewa dan theo = Tuhan).

Meskipun fungsi museum dari zaman ke zaman berubah,sesuai dengan kondisi dan situasi zaman, namun hakekat pengertianmuseum itu tidak berubah. Landasan ilmiah dan kesenian tetapmenjiwai arti museum sampai masa kini.

13

Page 23: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Setelah mengalami pelbagai krisis sosial budaya, yang puncaknyaberupa dua kali perang dunia, penduduk planit yang diberi namabumi ini nrierasa yakin, bahwa ulah dan tingkah manusia yangmenceiminkan nilai-nilai sosial dan budaya, sekalipun bercorakmacam perbedaan latar belakang pengalaman sejarah etnis atausejarah budaya bangsa masing-masing. Namun kesemuanya itu padahakekatnya bersifat sangat manusiawi, perlu diberi ikatan solidaritasintemasional dengan memberikan kemungkinan pengembangan identitasnasionalnya masing-masing.

Terutama setelah perang dunia ke-2 penduduk bumi yakin,bahwa kebudayaan itu pun perlu ditangani baik langsung, maupuntidak langsung oleh penguasa. Maka timbullah pelbagai gagasan danwawasan tentang politik atau strategi kebudayaan, yang pelaksanaannyadilakukan oleh sistem administrasi kebudayaan.

Dalam ruang lingkup intemasional, UNESCO yang bergerakdi bidang kerja sama kebudayaan dalam arti luas, yang meliputipendidikan (educational), ilmu pengetahuan (scientific) dan kebudayaan(cultural).

Dalam ruang lingkup nasional, dan regional, di samping perluadanya administrasi kebudayaan secara nasional, perlunya kerjasama kebudayaan antar bangsa makin terasa dan diwujudkan dalampelbagai persetujuan kerja sama kebudayaan tingkat bilateral dantingkat multilateral (regional dan intemasional).Bidang permuseuman temyata menduduki tempat penting, karenaperanannya semakin bermanfaat, dalam rangka usaha kegiatan kerjasama kebudayaan.

Didorong oleh wawasan bam mengenai pendidikan dankebudayaan, maka kalangan profesi permuseuman dari selumhdunia telah mendirikan suatu badan keija sama profesional, yangdisebut ICOM (Intemational Council of Museum), yang bertujuanantara lain :

(a) Membantu museum-museum.

14

Page 24: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

(b) menyelenggarakan kerja sama antar-museum dan antar-anggotaprofesi permuseuman,

(c) mendorong pentingnya peranan museum dan profesi permuseumandalam tiap paguyuban hidup dan memajukan pengetahuan dansaling pengertian antar-bangsa yang makin luas.

Menyadari bahwa fungsi dan peranan museum itu penting bagisetiap paguyuban hidup, nasional dan intemasional yang tergabungdalam ICOM tersebut, telah merumuskan definisi museum, yaknidalam musyawarah umum ke-11 (Elevent General Assembly ofICOM, Copenhagen, 14 June 1974) sebagai berikut :

A museum is a non-profit making, permanent institution inthe service of sosiety and of its development, and open to the public,which acquires conserves, communicates, and exhibits, for purposesof study, education and enjoyment, material evidence of man andenvironment.

In addition to museum designated as such, ICOM recognizeasthat the following comply with the above definition :

(a) Conservation institutes and exhibition galleries permanentlymaintained by libraries and archive centres.

(b) Natural, archeological, and ethografic manuments and sitesand historical manuments and sites of a museum nature fortheir acquisition, conservation and communication activities.

(c) Institutions displaying live speciemens, such as botanicaland zoological gardens, aquaria, vivaria, etc

(d) Nature reserves

(e) Science centres and planetariums.

Dalam bahasa Indonesia, artinya adalah sebagai berikut :

Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidakmencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya,

15

Page 25: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

terbuka untuk uimim, yang memperoleh, merawat, menghubungkandan memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan,barang-barang pembuktian manusia dan lingkungannya.

Melengkapi pengertian museum seperti yang dimaksud di atas,ICOM mengakui yang sesuai dengan definisi di atas adalah :

(a) Lembaga-lembaga konservasi dan ruangan-ruangan pameranyang secara tetap diselenggarakan oleh perpustakaan danpusat-pusat kearsipan.

(b) Peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologis danetnografis, peninggalan dan tempat-tempat bersejarah yangmempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannyadalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasinya denganmasyarakat.

(c) Lembaga-lembaga yang memamerkan mahkluk-mahklukhidup, seperti kebun tanaman dan binatang, akuarium,mahkluk dan tetumbuhan lainnya, dan sebagainya.

(d) Suaka alam;

(e) Pusat-pusat Pengetahuan dan planetarium.

Jadi menurut definisi tersebut, pengertian museum itu temyataluas. Museum, baik yang bergerak di bidang ilmii pengetahuansosial, maupun yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan alam danteknologi merapakan Unit Pelaksana Teknis dalam kerangka administrasiperlindungan dan pengawetan peninggalan sejarah dan alam. Initidak berarti, bahwa dengan melaksanakan kegiatan-kegiatanperlindungan dan pengawetan itu kemudian profesi permuseumandiarahkan untuk bersikap konservativ. Jauh daripada itu justru,dengan bekerja di museum, orang akan memahami dan menghayatibahwa :

(1) History is continuity : sejarah berarti kesinambungan,

(2) museum itu bukan saja pencatat sejarah dengan merawat bahan-bahan pembuktiannya, tetapi profesi permuseuman juga akan

16

Page 26: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

memahami makna yang paling manusiawi : setiap orang padahakekatnya juga membuat sejarah. Balk secara makro maupunsecara mikro,

(3) seorang profesional dibidang permuseuman yang cerdas danpeka terhadap pemikiran-pemikiran falsafi justru bisa sampaibersikap prediktif dan futuristik !

Kita kembali kepada definisi tentang museum menurut nimusanICOM.

Pertama : museum merupakan badan yang tetap, tidak mencarikeuntungan, dan harus terbuka untuk umum.

Museum dibedakan dari koleksi milik perorangan yang hanyadapat dilihat dan dinikmati oleh kerabat dan sahabat sang pemilikkoleksi itu saja. Dengan demikian maka museum harus merupakanlembaga suatu badan hukum.

Kedua : museum merupakan lembaga yang melayani masyarakatuntuk kepentingan perkembangannya. Dalam hal ini museum mempakansarana sosial budaya.

Ketiga : museum memperoleh atau menghimpun barang-barangpembuktian tentang manusia dan lingkungannya. Perkataan manusiadi sini harus diartikan luas. Manusia sebagai mahluk biologis yangmengalami evolusi beribu tahun, dan manusia sebagai mahlukkultural juga telah meninggalkan bahan-bahan pembuktian sejarahkebudayaan dan peradabannya. Alam sebagai lingkungan manusia,juga telah mengalami evolusi. Yang dapat terjangkau oleh pancaindradan akal manusia misalnya cerita dan teori tentang evolusi jagat rayatermasuk sistem tatasurya kita, berdasarkan bahan dan data ilmupengetahuan dari masa ke masa.

Orang awam selalu mengatakan, bahwa museum adalahtempat barang antik. Pada saat sekarang, dengan kemajuan yangsangat cepat di bidang ilmu dan teknologi, manusia mulai menghimpunsemua benda hasil penemuan-penemuan teknologi. Setiap pesawat

17

Page 27: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

angkasa yang telah kembali ke bumi misalnya, segera dimasukkanke dalam koleksi NASA Museum di Cape Kennedy, USA.

Negara-negara berkembang juga mulai mendirikan sciencecentres (pusat-pusat pengembangan pengetahuan). Dalam sciencecentre itu, tidak selalu dikumpulkan benda-benda pembuktian sejarahilmu teknologi, tetapi yang penting ialah memperagakan wawasandasar dan evolusi ilmu dan teknologi dengan pelbagai mediareproduksi dan dengan alat-alat mesin dan listrik, seperti permainananak-anak.

Begitu tekun dan telitinya para sarjana ilmu pengetahuan alamdalam mengobservasi dan mencatat alam raya ini, sampai tentangsemua jenis fauna dan flora pun orang mendirikan taman fauna dantaman flora (zoological gardens dan botanical gardens).

Salah satu tujuan untuk menyelenggarakan museum-museumdengan koleksi hidup itu, terutama dibidang ilmu hewan, adalahuntuk mengamati dan meneliti tatalaku (habitat) binatang yang tidakpemah atau tidak dapat dijinakkan dan dikembangbiakkan olehmanusia. Karena itu, bila ada koleksi hewan, yang dipelihara dalamsuatu kebun binatang dapat berhasil melahirkan anak, hal ini jadiberita istimewa.

Demikian pula dengan jenis ikan laut yang dapat berkembangbiak dalam akuarium, seperti yang pemah diperlihatkan oleh almarhumHILMI USMAN dalam tahun 1962 kepada penulis di KebunBinatang Surabaya mempakan berita besar, tetapi sayang tidak adatindaklanjutnya di bidang perekonomian ikan laut.

Keempat : museum memelihara dan mengawetkan koleksinya untukdigunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjungnya.

Preservasi dan presentasi, atau pemeliharaan dan penyajian adalahdua kata yang menggambarkan dua pokok kegiatan yang khas bagisetiap museum. Untuk kedua macam kegiatan itu telah dikembangkanspesialisasi pengetahuan dan keterampilan metodologis dan teknis,yang akan diuraikan dalam bab-bab berikutnya.

18

Page 28: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Kelinia : Kegiatan-kegiatan di belakang iayar dan kegiatan yangkelihatan oleh umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah danperagaan, kesemuanya itu adalah untuk study, education and enjoyment (studi, pendidikan dan kesenangan).

Umumnya orang awam hanya mengenal kegiatan museumyang berupa sajian. Sajian berupa pameran merupakan saranarekreasi dan kesenangan. Karena itu teknik tatapemeran terus-menems disempumakan untuk benar-benar bermanfaat bagi pengunjungmuseum.

Bersenang-senang sambil belajar itulah sebenamya tujuanmuseum dalam melayani pengunjungnya. Apabila kita menamakanmuseum sebagai obyek pariwisata, maka kita harus mengkaitkannyadengan faktor pendidikan seumur hidup. Rekreasi yang sehat, artinyamengendorkan urat-urat syaraf setelah bekerja keras, tetapi tetapbermanfaat bagi penambahan harta khazanah yang bersifat spiritual,yaitu menambah perasaan-perasaan keindahan dengan tujuanmemperhalus budi dan nurani hati kita.

Kegiatan-kegiatan museum di bidang edukatif kuitural akandiuraikan lebih lanjut dalam bab berikutnya, karena di bidang iniJuga telah dikembangkan pengetahuan tersendiri yang secara metodologisdan teknis sudah merupakan spesialisasi dalam ruang lingkup ilmupermuseuman.

Sebagai ikhtisar uraian di atas, yang bertolak dari definisimuseum rumusan ICOM, dapatlah dikemukakan 9 fiingsi museum,sebagai berikut :

(1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya,

(2) dokumentasi dan penelitian ilmiah,

(3) konservasi dan preservasi,

(4) penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum,

(5) pengenalan dan penghayatan kesenian,

(6) pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa.

19

Page 29: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

(7) visualisasi warisan alam dan budaya,

(8) cermin pertumbuhan peradaban umat manusia,

(9) pembangkit rasa bertakwa dan bersyukur kepada Tuhan YangMaha Esa.

Secara singkat dapat diterangkan, bahwa sebagai saranapendidikan, dalam arti kata bahwa pendidikan itu adalah suatu prosespengoperan kebudayaan menuju peradaban, ialah sebagai berikut :

Apabila semua jenis museum kita himpun secara multidisipliner,yakni yang ditunjang oleh cabang-cabang ilmu pengetahuan alam,teknologi, dan ilmu pengetahuan sosial, terutama bila metode danvisualisasi bahan-bahan pembuktian alam, manusia dan hasil karyanya,didasarkan pada pendekatan sinkronik dan diakronik, maka pengunjungdiharapkan akan mendapat kesan dan pengertian yang mendalamtentang asal-usulnya dan ia dapat membanding-bandingkan dirinyayang serba terbatas dalam mengukur Kalam Tuhan yang tak terbatas.Sejarah adalah cermin yang hidup bergerak seperti cerita danmenolong manusia bermawas diri.Bagi setiap orang yang sehat akal fikirannya, akan terbuka matahatinya untuk mengamati hasil karya manusia di tengah alam rayadan jagat raya.

20

Page 30: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BABIV

POKOK-POKOK PENGERTIAN

PENYELENGGARAAN MUSEUM

Dalam sistem administrasi pemerintahan kita mengenal unit-unit pangkal administrasi seperti departemen, sekretariat jenderal,direktorat jenderal, inspektorat Jenderal, kantor wilayah departemen,dan seterusnya. Unit-unit ini disebut penyelenggara atau unit-unitpembina. Yang diselenggarakan atau yang dibina, seperti perguruantinggi, sekolah, museum, taman budaya yang merupakan unit-unitpelaksana.

Dalam buku pedoman ini, penulis sengaja menyediakan satubab tersendiri bagi "penyelenggaraan" dan bab berikutnya bagi hasil"pengelolaan" untuk memisahkan secara lebih Jelas kedua pengertianmengenai unit-unit penyelenggara dan unit-unit pelaksana. Unitpelaksana ini bersifat otonom, dalam arti mempunyai sistem administrasikerumahtanggaan sendiri, dalam batas-batas garis kebijaksanaanyang ditetapkan oleh unit penyelenggaranya.

Penyelenggara museum itu sendiri dikelola oleh seorangkepala atau badan pengurus museum haruslah berstatus badanhukum.

Penyelenggara museum dapt merupakan badan pemerintah dan dapatpula merupakan badan swasta, dalam bentuk perkumpulan atauyayasan yang diatur kedudukan, tugas dan kewajibannya olehundang-undang (wet van stictingen en verenegingen).

Menyelenggarakan museum bukanlah hal yang mudah. Kitaakan mulai dahulu dengan penyelenggaraan museum swasta, sebabtidak jarang orang mendirikan panitia atau yayasan untukmenyelenggarakan museum, tetapi Jarang yang berfikiran Jauh danluas. Seringkali terjadi hanya karena semangat yang menyala-nyala,karena bersikap latah dan ada Juga yang bercorak petualangan

21

Page 31: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

semata-mata. Ini mudah dimengerti, karena kita kurang/belummemahami benar tentang arti kebebasan dan tanggung jawab.

Bebas mendirikan yayasan dan perkumpulan, dan pergi kenotaris untuk membuat akte pendirian, ini tidak berarti bebas daritanggung jawab penyelenggaraan dan pengelolaan museumnya.Seringkali orang mendirikan yayasan penyelenggara museum hanyauntuk keperluan formalitas agar yayasan itu dapat meminta danmenerima subsidi dari Pemerintah dan meminta bantuan dari masyarakat.Pada hal rakyat kita bila dilihat GNP-nya masih terlampau rendahuntuk diminta bantuan keuangan untuk menyumbang yayasanpenyelenggara museum.

Menyelenggarakan museum itu mahal. Mengingat fungsi-fungsi museum itu luas, bukan hanya sebagai tempat pameran atautempat tontonan. Dan dasar pengelolaan museum itu bersifat ilmiahuntuk tujuan edukatif kultural. Jadi janganlah bersikap main-maindalam hal akan menyelenggarakan museum. Semangat saja belummerupakan modal yang kuat memulai karya yang berat dan penuhresiko dan tanggung jawab yang berat dan penuh resiko dantanggung jawab. Di Indonesia terdapat yayasan, yang katanyabertujuan membantu usaha pemerintah, tetapi kemudian temyatamalahan meminta bantuan pemerintah. Dan pemerintah menyadari,bahwa memang yayasan penyelenggara museum swasta itu perludibantu, demi kelestarian koleksi museum swasta tersebut. Tetapiakan lebih baik lagi, bila orang tidak sembarangan mendirikanmuseum swasta, bila tidak didukung oleh faktor-faktor sosial-ekonomi di tempat museum itu akan didirikan.

Sebenamya mendirikan dan menyelenggarakan museum itutidak mudah. Misalnya, badan atau pendiri hams tahu benarkeperluan-keperluan umum sebuah museum, seperti :

(a) Letak museum di bagian kota yang tepat,

(b) gedung museum dapat menjamin keamanan koleksi, penataankoleksi, sirkulasi koleksi, personil, dan pengunjung.

22

Page 32: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

(c) pembagian ruangan yang sesuai dengan fungsi-fungsi museum,(d) perencanaan pengadaan koleksi,

(e) perencanaan pengadaan sarana dan fasilitas untuk koleksi,perkantoran dan personil serta pengunjung museum,

(f) perencanaan pengadaan dan latihan jabatan personil yang sesuaidengan fungsi-fungsi museum.

Hal-hal di atas tentu disesuikan dengan besar kecilnya museum yang akan didirikan. Tetapi sebuah museum kecii pun memintakebijakan penyelenggaraan dan pembinaan selanjutnya.

Sebagai perbandingan kita ambil dua contoh.

(1) Suatu museum memorial, yakni suatu museum bekas kediamanseorang tokoh penting yang patut diabadikan dalam sejarahbangsa.

Faktor yang menguntungkan ialah, bahwa koleksinya tidak akanbanyak bertambah. Hampir semua benda material yang berkaitandengan tokoh tersebut yang dapat menunjang cerita riwayathidup tokoh itu, praktis sudah ada, dan masih tetap ada ditempatnya semula.

Untuk museum jenis ini, yang diperlukan ialah sebuah ruanganekstra yang secara visual, dengan foto, gambar, keterangan,skema, dapat lebih menjelaskan riwayat hidup dan perjuangantokoh itu. Sebuah perpustakaan yang berisi karya seni serta bukuatau karangan tentang tokoh itu akan lebih menyemarakkanmuseum memorial tersebut.

(2) Contoh lain kita ambil museum kesenian berstatus swasta,artinya diselenggarakan oleh sebuah yayasan.

Telah dikemukakan, bahwa pada saat sekarang ini, banyakyayasan kekurangan dermawan pendukung keuangannya. Inidapat dimengerti, lebih-Iebih di bidang kesenian. Umumnya parawiraswasta nasional bam dapat dihitung dengan jari, biladikalangan mereka ada yang berminat di bidang kesenian. Selera

23

Page 33: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

seni bangsa kita baru dalam tahap apresiasi, tahap penghargaan,belum sampai kepada tahap penghayatan. Memang perlu di akui,bahwa kegiatan kesenian mulai digiatkan kembali dalammasyarakat yang lebih luas, karena usaha pembinaan danpengembangan kesenian yang dilakukan oleh Pemerintah. Banyakinstansi pemerintah mempunyai kelompok organisasi seni suara,seni karawitan, dan organisasi swasta juga banyak yang giatdalam olah seni dan pemanggungan karya seni.

Dimaksudkan di sini ialah, mengenai nasib museum seni rupalokal misalnya. Yayasan penyelenggaranya kurang menarik perhatianatau tidak dapat menjangkau usahawan-usahawan untuk menjadidonatur penderma yayasan itu, karena pada tahap ini, mereka itumasih sibuk untuk menjadi kolektor barang kesenian. Menjadikolektor barang antik dan barang kesenian dapat berarti tandamartabat sosial yang tinggi. Sebagai tanda bahwa usahawan itumengerti tentang kesenian dan menghargai kesenian, baik kesenianklasik, maupun kesenian kontemporer. Mereka sudah sering pergike luar negeri dan sebagai turis-turis lain juga ikut keluar-masukmuseum. Witing tresno jalaran saking kulino kata pepatah dalambahasa Jawa. Asal cinta dikarenakan saling mengenai yang akrab.Sayangnya dikalangan mereka itu belum dapat dijangkau olehyayasan museum seni rupa lokal, karena perasaan filantropi,kedermawanan di bidang kesenian belum meresap benar.

Di Amerika Serikat dalam sistem perundang-undangan perpajakan,terdapat dispensasi dalam pajak pendapatan orang, bila orang wajibpajak itu dapat menunjukkan bukti sebagai penderma badan sosialatau kebudayaan. Juga tidak jarang terjadi, bahwa seorang hartawanyang mempunyai koleksi, pada waktu ia meninggal dunia, iamenghibahkan koleksinya kepada sebuah atau beberapa museumbahkan tidak jarang terjadi, namanya diabadikan jadi nama sebuahmuseum karena seluruh koleksinya dijadikan koleksi museum yangbaru. Kalau ada museum mempunyai nama seorang tokoh, dankemudian kita mencari keterangan apa sebabnya demikian, maka kita

24

Page 34: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

akan mendapatkan keterangan bahwa koleksinya atau gedung dankoleksinya, berasal dari warisan atau hibah tokoh itu.

Contoh yang mulia yang terjadi di Indonesia, ialah mengenaikoleksi E. W. VAN ORSOY DE FLINES, datang di Indonesiasebagai seorang pemuda Belanda mencari keberuntungan, dan iasecara perorangan menyumbangkan ilmu dan koleksi keramik asingnya,asal Cina, Jepang, Swangkalok, Thai, yang kemudian jadi inti koleksikeramik asing Museum Bataviaasch Genootschap. Pada tahun 1957DE FLINES turut kembali bersama banyak orang Belanda ke negaraasalnya.

Contoh lainnya yang belum lama terjadi ialah penyerahankoleksi keramik milik Bapak ADAM MALIK kepada PemerintahDaerah Khusus Ibukota Jakarta, dan sekarang menjadi koleksi intikeramik di Balai Seni rupa Jakarta, Taman Fatahillah, Jakarta Kota.

Secara singkat sebuah Yayasan penyelenggaraan museumswasta perlu mempunyai suatu lingkungan dermawan dalam penyusunanpengurusnya. Di Amerika Serikat kebanyakan museum diusahakansecara swasta, atau museum-museum resmi dapat bantuan fihakswasta. Pengelolaan dananya sangat menarik hati untuk dipelajarioleh kita. Yayasan mempunyai modal tetap yang diusahakan secaraekonomis lewat bank. Hanya bunganya yang dipergunakan sebagaidana kegiatan operasional.

Dana operasional tidak hanya bersifat konsumtif .Untuk setiappameran khusus diusahakan uang masuk yang istimewa dan penerbitanbuku-buku pedoman pameran yang menarik. Dengan publik ataumasyarakat yang sudah dapat menghayati koleksi museum, makausaha toko buku dan souvenir replika koleksi museum merupakansuatu usaha yang secara ekonomis menguntungkan.

Juga tidak jarang bila penyelengara museum itu menyeleng-garakan restoran museum. Dan telah menjadi kebiasaan banyakkeluarga untuk menyediakan satu hari penuh mengunjungi museumdan makan siang di restoran museum itu.

25

Page 35: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Keuntungan-keuntungan dari usaha penerbitan dan usaha-usahasampingan lainnya, dimasukkan ke dalam dana modal tetap.

Untuk keperluan penelitian, ekpedisi dan ekskavasi, biasanyapenyelenggara museum swasta mencari sponsor-sponsor tertentu.Biaya untuk kegiatan istimewa ini tidak diambil dari dana operasionalrutin.

Museum-museum swasta di Amerika Serikat juga menerimabantuan dari pemerintahan kota setempat, yakni untuk meringankanbiaya telpon, listrik, air minum, keamanan dan kebersihan. Karenamenurut pendapat di sana, adanya museum-museum di kota itu akanmenambah semarak dalam kegiatan sosial budaya kota yang bersang-kutan.

Museum-museum yang diselenggarakan oleh pemerintah, yanglebih banyak kita lihat di benua Eropa lain cara penyelenggaraannya.Museum-museum negeri dibiayai oleh pemerintah. Untuk semuakeperluannya disediakan anggaran belanja tahuanan di departemenatau pemerintahan lokal yang menyelenggarakannya. Tetapi belakanganini, pemerintah juga menyadari bahwa masyarakat perlu diikutsertakandalam hal tanggung jawab bersama penyelenggaraan museum-museum resmi itu. Hal ini misalnya ditempuh dengan cara mendirikanperkumpulan peminat atau keihwalan museum (Museum-friends-association). Dengan wadah ini maka para dermawan dapat memberikansumbangan mereka lewat perkumpulan itu.

Di negeri Belanda misalnya, berlaku undang-undangperbendaharaan (Comptabiliteit-wet) seperti yang ada di Indonesia.Menurut undang-undang perbendaharaan ini, semua hasil pendapatanbadan-badan pemerintahan hams dimasukkan kekas negara. Demikianpula halnya dengan semua hasil pendapatan museum, misalnyapendapatan dari karcis masuk, dari penjualan penerbitan, hamsdimasukkan ke kas negara.

Tetapi bila ada perkumpulan peminat museum yang diberi fasilitasuntuk menyelenggarakan toko buku dan souvenir, bukan hasilpenerbitan dan buatan museum sendiri, dapat dikelola untung-

26

Page 36: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

ruginya oleh pengurus perkumpulan peminat museum itu sendiri.Dari dana-dana yang terkumpul oleh perkumpulan peminat museumitu, dapat juga dibelikan koleksi yang kemudian oleh perkumpulandihibahkan kepada museum dan dijadikan milik negara. Kegiatan-kegiatan serupa itu dapat memupuk rasa saling memiliki dantanggung jawab bersama antara museum dengan para peminatnya,dan masyarakat diajak berpartisipasi seara aktif dalam kegiatan-kegiatan lainnya, seperti penyelenggaraan ceramah, pertunjukanfilm, musik, sampai kepada penyelenggaraan widyawisata ke kota-kota lain, dan bahkan ke museum-museum sejenis lainnya di luarnegeri. Para kurator museum bertindak sebagai pamong pembimbingwidyawisata dan menjamin memberikan informasi secara ilmiah danedukatif yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penyelenggaraan dan pembinaan museum, baik swasta maupunpemerintah, praktis di seluruh dunia disesuaikan dengan dasar-dasarkebijakan pembinaan kebudayaan dan pendidikan. Dengan demikian,maka ada bimbingan dan pengarahan yang nyata, sehingga masyarakattidak akan merasa dirugikan sebagai wajib pajak, karena museumsebagai sarana kultural edukatif, tidak hanya melayani bidang risetuntuk kelompok tertentu, tetapi juga memberikan pelayanan sosialkulturalyang manfaatnya lebih besar untuk rakyat banyak.

Secara singkat dapat dikemukakan di sini, bahwa penyelenggaraandan pembinaan museum itu dititikberatkan kepada bagaimana caranyamenyusun kebijakan dalam hal pengelolaan museum itu sendiri.Artinya kebijakan dalam hal merumuskan program-program kegiatanuntuk museum atau museum yang diselenggarakan, mengenai halpembinaan program-program kegiatan operasionalnya, sesuai dengantugas dan fungsi-fungsi museum bagaimana membina sarana, tenaga,dan menyusun rencana anggaran untuk pengelolaan museum itu.

Dengan sendirinya badan penyelenggara baik yang berstatusswasta, maupun yang berstatus pemerintah, untuk keperluan tadimemerlukan bahan informasi berupa perencanaan kegiatan yangnyata dari pihak kepala museum yang langsung mengelola museumnya.

27

Page 37: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BABV

STRUKTUR ORGANISASI MUSEUM

Dalam bab IV kita telah diajak untuk mengetahui pokok-pokokpengertian penyelenggaraan museum. Secara singkat telah dikemukakanhal-hal yang menyangkut badan penyelenggara museum swasta danbadan penyelenggara museum swasta, bila kita gambar baganstruktur organisasinya dalam kaitannya dengan museum yangdiselenggarakan adalah sebagai berikut :

BAGAN A:

MUSEUM

BADAN PENGURUS

BADAN PENDIRI

BADAN PENGAWASBADAN PENASEHAT

Juga telah dinyatakan, supaya museum itu dapat penangananatau pengelolaan yang mantap dan tidak terombang-ambing nasibnya,maka penyelenggaraan museum itu harus berstatus badan hukum.la dapat berbentuk yayasan atau badan wakaf, atau dapat berupaperkumpulan. Dalam akte pendiriannya perlu dicantumkan satu pasalperalihan, yang menyebutkan suatu tindakan hukum akan diambildalam hal berakhimya masa berdiri yayasan atau perkumpulantersebut, kepada siapa pemiliknya (museum) itu akan diserahkandemi kesinambungan penyelenggaraan, pengelolaan dan pemanfaatannya.Hal ini sengaja kami kemukakan di sini sebab sudah ada contoh-contohnya yang nyata.

28

Page 38: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Dianjurkan agar yang akan menerima penyerahan pemilikandan pengurusan museum milik museum itu adalah pihak penguasa,cq. pemerintah atau badan pemerintah yang berwenang dalam halpenanganan atau penyelenggaraan museum.

BAGAN B

MUSEUMMUSEUM MUSEUMVIUSEUM

BADAN PEMERINTAH

UNIT PEMBINA

TEKNIS

PERMUSEUMAN

Untuk museum-museum resmi seperti BAGAN B di atasmemperlihatkan bagaimana kaitannya penyelenggaraan dan pengelolaanmuseum-museum resmi.

Badan pemerintah (Departemen atau Lembaga non-Departemen)disebut penyelenggara museum, yang bertanggung jawab atas tersedianyadana, sarana dan tenaga museum-museum resmi tersebut. Yangmengelola museum adalah kepala museum yang diangkat dandiberhentikan oleh pemerintah cq. Menteri atau Ketua Lembaga non-Departemen yang bersangkutan. Unit Pembina Teknis bertanggungjawab atas perencanaan, pengaturan, pengawasan, pengendalianprogram-program kegiatan, pengawasan, pengendalian program-program kegiatan pelaksanan, dan museum-museum itu sebagaiobyek pembinaan, merupakan unit-unit pelaksana teknis di bidangkegiatan museum sebagai sarana ilmiah, pusat studi dan kegiatanedukatif kultural.

29

Page 39: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Sebelum kita menguraikan organisasi dan struktur organisasimuseum, kita tinjau dulu pelbagai museum yang ada.

(1) Museum itu dapat diklasifikasikan berdasarkan status hukumnya,ada yang berstatus swasta ada yang berstatus resmi.

(2) Museum dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis koleksinyayakni :

a. museum umum, yang mempunyai koleksi penunjang cabang-cabang ilmu pengetahuan alam, teknologi dan ilmu pengetahuansosial,

b. museum khusus, yang mempunyai koleksi penunjang satucabang ilmu saja, misalnya museum ilmu hayat, museumilmu dan teknologi, museum antropologi, museum ethnografi,museum seni rupa.

(3) Museum dapat diklasifikasikan menurut ruang lingkup wilayahtugasnya dan status hukum pendirian dan tujuan penyelenggaraan-nya :

a. Museum Nasional, yang menjadi urusan pemerintah yangmenggambarkan harta warisan sejarah dan kebudayaannasional,

b. Museum lokal, yang dapat dibagi lagi menjadi museumdengan ruang lingkup tugas tingkat propinsi, kabupaten dankotamadya,

c. Museum lapangan terbuka, yang dapat berarti open air-museum (museum di lapangan terbuka) dapat merupakansuatu komplek yang luas, seperti Taman Mini, terdiri darimodel-model rumah adat, baik yang asli, yang telah berpindahtempat dari asal daerahnya semula, maupuan tiruan sebagaikoleksi pelengkap. Dapat pula terdiri dari suatu perkampunganasli, kemudian dijadikan village museum, yang bertujuanmemelihara dan melestarikan keaslian seni bangunan, teknologiasli dan memperagakan upacara-upacara adat dan sistem

30

Page 40: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

kepercayaan penduduk asli. Dapat pula terdiri dari suatu sitemuseum, suatu bangunan bam yang sengaja didirikan didekat kompleks bangunan bersejarah atau kepurbakalaan,balk dari hasil pengggalian, maupun dari hasil pengumpulanbenda-benda yang tadinya berasal dari tempat itu, kemudianberserakan ke tempat-tempat disekitamya karena tangan-tangan orang awam yang tidak tahu tentang arti benda-benda itu bagi ilmu sejarah atau ilmu purbakala.

Sebuah site museum dapat pula terdiri dari salah satubangunan yang mempakan bagian dari kompleks itu, kemudiandi kosongkan dan diberi fungsi sebagai museum, lengkapdengan mang kerja staf, mang pameran dan informasi,perpustakaan dan mang koleksi studi atau reference.

Sebuah jenis museum yang khusus adalah museum kelembagaan(institusional museum). Museum jenis ini diselenggarakan sebagaikoleksi studi suatu lembaga ilmu pengetahuan, lembaga pendidikan.Pada umumnya, saat sekarang para penyelenggaranya banyak yangbembah haluan. Museum-museum seperti ini, dirombak tata pamerankoleksinya, sehingga dapat menjadi bahan konsumsi umum, dansebagai koleksi lainnya tetap disimpan untuk keperluan studi danpenelitian.

Baik yang berstatus "Nasional" maupun yang "Lokal" dapatsaja memperluas koleksinya sampai bersifat "intemasional" dan"nasional," namun penekanan dan penonjolan tata pameran koleksitetap berorientasi kepada kebijakan yang telah ditetapkan, yaknipenggambaran harta warisan sejarah dan budaya nasional. Koleksidari luar batas mempakan koleksi bahan perbandingan yang akanmempeluas pandangan dan pengetahuan publik pengunjungnya. Jugakarena metode perbandingan dalam cara kerja ilmu pengetahuanmempakan salah satu metode berfikir yang inhaerent pada sistemdan metode kegiatan ilmiah.

31

Page 41: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAGAN C:

KEPALA MUSEUM

KURATOR

KOLEKSI

EDUKATOR

BIMBINGAN

EDUKATIF

PREPARATOR

STODIO

TATA USAHA

dan

PERPUSTAKAAN

KONSERVATOR

LABORASTORIUM

BAGAN C menggambarkan suatu struktur organisasi medium.

Semua unit merupakan :

a. Unsur pimpinan,

b. unsur penunjang ketatausahaan,

c. unsur penunjang perpustakaan,

d. unsur kegiatan pokok pengadaan dan penelitian koleksi,

e. unsur kegiatan pokok perawatan dan pemeliharaan,

f. unsur kegiatan pokok pameran koleksi,

g. unsur kegiatan pokok bimbingan kegiatan edukatif kulturalsudah termasuk dalam bagan struktur organisasi museummadya.

Untuk museum-museum yang lebih besar atau untuk museum-museum yang lebih kecil tentu diperlukan struktur organisasi yangdisesuaikan dengan kenyataan yang diperlukan.

Untuk museum-museum yang kecil, kepala museum biasanyamerangkap tugas kurator yang bertanggung jawab atas penanganan

32

Page 42: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

koleksi itu. la dapat dibantu oleh petugas ketatausahaan, perpustakaan,keamanan dan kebersihan, perawatan, pameran, dan bimbingan sertainformasi. Untuk seorang kurator museum kecil, diperlukan seorangmanajer yang berpendidikan ilmiah, dan punya keterampilan ataukeahlian tambahan untuk dapat mengelola museumnya. Jadi untukmengelola museum-museum kecil sebenamya kita memerlukankurator-kurator paripuma. Untuk mencapai tahapan ini dengansendirinya diperlukan waktu yang tidak sedikit, yang digunakanuntuk pendidikan dan pelatihan pengelolaan museum.

33

Page 43: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB VI

PENGELOLAAN MUSEUM

Mengelola museum adalah tugas pokok seorang kepala museum.Dari uraian bab-bab terdahulu, kita sudah dapat memahami, bahwadari segi luas koleksi dan ruang lingkup kegiatannya, museum-museum yang ada menunjukkan pelbagai jenis dan mempunyaiukuran gedung dan koleksi yang besar sekali sampai yang kecilsekali. Karena pelbagai jenis dan pelbagai ukuran, maka carapenyeienggaraan dan pengelolaan berbeda dalam ruang lingkup danjaringan komunikasinya, baik komunikasi di dalam organisasinya,maupun komunikasi dengan yang ada di luamya.

Smithsonian Institution di Washington D.C. misalnya, yangmenyelenggarakan museum-museum nasional Amerika Serikat,merupakan badan setengah resmi. Badan pengurus penyelenggaraannyadisebut Board of Regents, dan Ketuanya secara ex-officio adalahWakil Presiden A.S.

nap museum yang diselenggarakan oleh Smithsonian Institution dipimpin oleh seorang Director. Tiap director dapat mempunyai seorang deputy director atau seorang assistant director, dandalam satu museum terdapat seorang curator untuk tiap departemenyang menangani koleksi dan staf yang luas serta korps petugaskeamanan yang besar. Korps petugas keamanan museum-museumitu terdiri dari para anggota kepolisian pemerintahan Ibu KotaWashington D.C.

Museum-museum negara di Berlin Barat di pimpin olehseorang Director General dan membawahi direktur-direktur museumyang ada di Berlin Barat.

Dengan demikian kita lihat bahwa seorang kepala museum,tidak berdiri seorang diri. la hanya seorang komponen dalam suatusistem dan jaringan penyeienggaraan. dan pengelolaan museum.

34

Page 44: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Tidak jarang bahkan merupakan cara yang tepat guna dalam sistempenyelenggaraan dan pengelolaan museum swasta, bila kepalamuseum swasta itu juga ex-officeo, menjabat sekretaris badanpengurus yayasan pemilik dan penyelengara museum. Dengandemikian maka lalu-lintas informasi dan instruksi berjalan lancar.Keputusan-keputusan musyawarah kebijakan badan pengurus dapatsegera dilaksanakan oleh pengelola museum.

Seorang kepala museum, sebagai pengelola museum mempunyaitanggung jawab yang tidak sedikit. Lebih-lebih di zaman sekarang,setelah museum itu melebarkan sayap tugas-tugas kewajiban sebagaisarana ilmiah dan edukatifkultural.

Menangani koleksi, mengatur kegiatan penelitian dan penerbitanlaporan penelitian koleksi, mungkin dapat diangap tugas rutin yangringan. Akan tetapi, menyiapkan dan mengatur kegiatan penyajiankoleksi dengam tujuan pelayanan masyarakat luas merupakan tugasyang tidak ringan. Oleh karena itu seorang kepala museum hamsbersikap komunikatif. la hams pandai bergaul dengan wakil-wakilsegala lapisan dan golongan masyarakat. Secara intern ia hams dapatmembimbing, mengatur, mengamati, kerja sama staf pimpinan semuaunsur kegiatan pokok dan kegiatan penunjang museum itu sendiri.Musyawarah dan mencari kata sepakat dalam perencanaan danpelaksanaan program-program kegiatan, sesuai dengan kebijakanumum dari atas dan melayani kepentingan umum hamslah mempakanciri-ciri khusus dalam metode pengelolaan yang terbuka dan demokratis.

Seorang kepala museum untuk dapat berhasil dalam usahanyamengelola museum yang dipercayakan kepadanya, dengan sendirinyahams mempunyai pengetahuan tentang semua keperluan museum,sarana, fasilitas, tenaga dan dananya.

Selain ia hams berpegangan kepada garis-garis kebijakan yang telahditetapkan oleh atasannya (badan penyelengara atau unit pembinateknis), ia pun hams dapat mengembangkan pengetahuan, bakat,keterampilan dan prakarsa para anggota staf dan person il yang adadalam bimbingan dan asuhannya.

35

Page 45: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Apabila kita iihat kedudukan seorang kepala museum sebagaipengeloia museum, maka ia tempatnya sebagai komponen penggerakdi antara badan penyelenggara pengambil keputusan kebijakan danstaf pembantu pimpinan museum sebagai pelaksana kegiatan kebijakandi bidang fungsionai atau kegiatan operasional museum di tengahmasyarakat lingkungannya.

BAGAN D:

MUSEUM

MASYARAKAT LINGKUNGAN

KEPALA MUSEUM

BADAN PENYELENGGARA

— STAF PEMBANTU PIMPINAN n

j

Dengan staf pembantu pimpinan Museum yang ia pimpin, iamerencanakan program-program kegiatan operasional fungsionalisasimuseum, baik yang berupajangkapendek untuk keperluan rancangananggaran belanja tahunan, maupun untuk keperluan perencanaanjangka panjang (5 tahun atau lebih). Rencana program kegiatan yangia susun merupakan bahan yang nyata karena ia berdiri di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang jadi konsumen museumnya.Rencana kegiatan yang bersifat rutin dan yang bersifat peningkatandan perluasan bagi fungsionalisasi museum itu ia bawa ke badanpenyelenggara yang mempelajari, menilai dan memberi pertimbangan

36

Page 46: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

serta keputusan tentang rencana kegiatan berikut rancangan anggaranbelanjanya.

Dalam hal ini perlu kita bedakan lagi antara museum swastadan museum resmi. Museum swasta memperoleh pendapatannyalangsung dari masyarakat, melalui pelbagai saluran dan usaha yaitu:

(a) Sumbangan dari para dermawan,(b) iuran anggota peminat,(c) sumbangan atau subsidi dari pemerintah,(d) pendapatan hasil uang masuk museum,(e) pendapatan hasil penerbitan dan kartupos bergambar,(f) pendapatan pengumpulan dana khusus (fundraising).

Pengelolaan keuangan museum, baik untuk museum swastamaupun untuk museum negeri merupakan pengelolaan yang tidakringan.Penulis telah mengamati masalah pengelolaan keuangan museum dipelbagai negara, baik di negara-negara yang telah maju, maupun dinegara-negara yang sedang berkembang.

Pada suatu seminar intenasional mengenai pendidikan administrasikebudayaan yang diselenggarakan oleh UNESCO di Perancis dengancara bersidang dan meninjau serta berdiskusi dari tempat satu ketempat yang lain selama dua minggu, seminar telah memperoleh databahwa pada umumnya, untuk keperluan keuangan pusat-pusatkebudayaan seperti museum taman budaya, masyarakat hanya dapatmenyumbang dari sebagian pendapatan perorangan mereka sebanyak30%. Ini berarti bahwa pihak pemerintah harus menyediakan 70%lainnya. Contoh ini berlaku bagi negara-negara non-sosialis di Eropadan Amerika.

Bagi negara-negara sosialis, semua hasil pendapatan dansemua jenis pengeluaran menjadi tanggungan pemerintah. Di negara-negara seperti ini tidak ada perbedaan status swasta dan negeri, tetapimasyarakat diberi hak dan kewajiban mengenai pengelolan danpemanfaatan sarana dan fasilitas kultural secara menyeluruh.

37

Page 47: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Untuk masyarakat Indonesia dalam masa peralihan ini penulismerasa, bahwa kaum terpelajar masih perlu diberi sebanyak mungkininformasi tentang aiti dan manfaat pusat-pusat kebudayaan jenismuseum dan taman budaya. Bag! kaum lainnya, bimbingan danteladan yang berkesinambungan hams masuk kegiatan mtin yangperlu ditingkatkan kegiatannya, dengan cara peningkatan pemanfaatandan pelayanan umumhya. Tepatlah apa yang dikatakan Dr.DAUDYUSUF, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada acaraperesmian Museum Lambung Mangkurat tanggal 11 Januari 1979di Banjarbam (Kalimantan Selatan), bahwa "A museum is what amuseum does !" Artinya, bahwa museum itu bukanlah suatumuseum, tetapi museum itu adalah apa yang dilakukan oleh museumitu Jelaslah bahwa dari pengelolaan museum dituntut cara bekerjayang giat dan bersemangat; ia tidak boleh berpahgku tangan danmenunggu perintah dari atas saja.

Pengelola museum, sejak semula hams dapat menghayati danmengamalkan ke-9 fungsi museum. Untuk itu ia hams dapatmengelola:

(a) program-program kegiatan, melalui proses seperti yang telahdiuraikan di atas, dengan cara musyawarah dan sepakat dengansemua unsur staf penunjang kegiatan museum,

(b) sarana dan kemudahan (fasilitas) bempa modal material yangada atau yang perlu disediakan dan dimanfaatkan dalam lingkungantugas dan kegiatan museum asuhannya,

(c) pegawai dan karyawan sebagai komponen-komponen yangmenggerakkan roda kegiatan museum,

(d) dana dan sumber dana yang telah ada atau perlu diadakan untukmelaksanakan program kegiatan khusus untuk peningkatanpelayanan kepada masyarakat lingkungannya.

Untuk memudahkan uraian selanjutnya, penulis dalam babberikutnya akan mencoba menguraikan komponen-komponen penggerakkegiatan museum itu sesuai dengan tugas dan fungsinya, yaitutentang :

38

Page 48: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

(1) Ketatausahaan museum,

(2) p^igadaan dan pengelolaan koleksi,(3) p^watan koleksi, dan

(4) panyajian koleksi.

Pengelola museum biasanya seorang generalis, bukan spesialis.Mungkin ia seorang spesialis di bidang "museum management,"tetapi belum tentu di bidang konservasi. Setiap kurator yang pemahmengelola koleksi belum tentu dapat melakukan tugas-tugas konservator,kecuali jika ia punya keahlian dasar dan menguasai ilmu kimia danfisika. Tetapi seorang kurator yang kemudian diberi tugas sebagaikepala museum, maka ia hams ahli di bidang pengelolaan museum.Ia hams tahu setiap hal yang diperlukan, yang dipersyaratkan olehmuseum. Titik berat uraian dalam buku pedoman ini diletakkankepada keperluan "para pengelola museum" dan setiap oranggeneralis yang bekerja di museum.

39

Page 49: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB VII

TATA USAHA MUSEUM

Setiap organisasi memerlukan suatu bagian yang menjaditulang punggung yang mendukung geraknya organisasi. Bagian inibiasa disebut sekretariat atau bagian tata usaha yang menanganikegiatan surat menyurat, kearsipan, keuangan, kepegawaian,perlengkapan, protokol, kebersihan dan keamanan. Demikian pulahalnya dengan museum sebagai suatu organisasi, sebuah sekretariatatau suatu bagian tata usaha yang kuat akan menjamin kelancarantugas-tugcis organisasi museum, baik mengenai hubungan ke dalammaupun mengenai hubungan ke luar. Tetapi yang paling menonjoldi bidang ketatausahaan setiap museum ialah unit-unit yang menanganiregistrasi koleksi dan pengamanan. Demikian maka di samping adapetugas yang bertanggungjawab tentang hal inventaris perkantoran,perlu ada petugas khusus menangani registrasi koleksi. Demikianpula masalah keamanan museum, tidak dibatasi pada keamananhalaman dan gedung, tetapi juga pengamanan ruangan-ruangan dantempat penyimpanan dan penyajian koleksi menjadi pusat perhatiantersendiri.

Segala hal yang menyangkut pengamanan museum telahmenjadi bidang spesialisasi. Di samping perlu ada petugas yangtelah dilatih di bidang keamanan, museum tidak jarang meng-gunakan peralatan elektronik yang disebut detektor untuk mencegahtimbulnya macam-macam bahaya, seperti pencurian, perampokandan kebakaran.

Sehubungan dengan adanya sifat-sifat yang khusus itu, dalam babmengenai tata usaha museum ini, kita akan menitikberatkan uraiankita kepada hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan sub-unit registrasi koleksi, perpustakaan museum dan pengamananmuseum.

40

Page 50: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

1. Registrasi Koleksi.

Di atas telah kita ketahui, bahwa yang bertugas mengelolakoleksi ialah kurator. Lalu bagaimanakah aturan pembagian kerjanyadengan pusat registrasi koleksi di bidang tata usaha museum ? Aturanpembagian tugasnya jelas sekali. Pusat registrasi koleksi di dalamlingkungan tata usaha tugas pokoknya ialah :

a. Mencatat keluarmasuknya benda-benda, baik yang dianggapcalon koleksi, maupun yang sudah dijadikan milik museumuntuk dijadikan koleksi.

b. Mencatat dalam buku induk registrasi semua benda yang telahjadi koleksi museum, sebagai bagian dari seluruh inventarismilik museum tersebut.

c. Turut melakukan pengawasan terhadap gudang koleksi studi dantempat penyajian koleksi.

Di Amerika Serikat kedudukan seorang registrar demikianpentingnya, sebab praktis di museum itu, yang mengetahui nilaidalam bentuk uang dan jaminan asuransi atas benda koleksi, hanyakepala museum dan registrar, di samping tentunya Dewan Pengurusdan bendahara pengurus lembaga penyelenggara museum. Sedangkantugas pokok kurator dalam ruang lingkup pengelolannya ialah yangbersifat akademis atau ilmiah. Sifat ilmiah pengelolaan koleksi itumulai dari kegiatan pengadaan, katalogisasi, studi, riset, penerbitandan metode serta kelengkapan-kelengkapan bagi penyajiannya.

Setiap benda yang akan atau yang sudah diputuskan menjadikoleksi museum perlu dikenal identitasnya. Benda itu harus jelasasal-usulnya, pemiliknya, nama atau istilah penamaannya, tempatasalnya, bahan pembuatannya, ukuran serta timbangannya, dan jugabagaimana keadaannya pada waktu masuk lingkungan museum.Yang terakhir ini sangat penting, jangan sampai terjadi kericuhanantara pemilik atau bekas pemilikannya dengan pihak museum yangmenerima atau menolaknya jadi koleksi. Setelah jadi koleksi punkeadaan benda itu juga perlu diketahui dan dicatat secermat mungkin.

41

Page 51: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dituangkan dalam berita acara serah terima, buku induk sementara,kartu penerimaan. Atas petunjuk teknis dari konservator dan kurator,benda itu dapat diteruskan ke laboratorium konservasi untuk diperbaikiatau dirawat, atau langsung diserahkan kepada kurator untuk masuklingkungan perwakilan atau pengelolaan-nya.

Bentuk buku induk sementara dan buku induk tetap hampirsama. Dikatakan sementara, karena nomor masuknya tidak identikdengan nomor masuk yang identik dengan nomor inventaris. Dalambuku induk tetap, nomor inventaris koleksi itu sudah tetap dan untukmemudahkan pengawasan sebaiknya juga sama dengan nomorkatalogus. Hanya untuk keperluan identifikasi dan klasifikasilanjutan, di belakang nomor itu bagi nomor katalogus seringkalidiberi nomor kode yang menunjukkan kode tahun masuk danklasifikasi koleksi.

CONTOH :

Tanggal No.

1-2-66 3541

Diterima

dari

Tn. F.X.X.

Nama

bendaT 1

Selen-

dangbatik

Keterangan

a. ukuran

b. motif

c. asal

d. keadaan

e. dijadikan koleksif. dikirim kepada...

Jumlah kolom dalam daftar buku induk itu tentu saja dapatditambah, tetapi kolom keterangan cukup memberikan tempat tentangsegala hal yang berkaitan dengan identitas dan mutasi atau tindaklanjut sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bagi mutasibenda koleksi. Jadi dalam buku induk sementara dapat diketahuiapakah benda itu dijadikan koleksi dengan cara hadiah, hibah.

42

Page 52: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

warisan, pembelian, imbalan, atau dapat diketahui benda itu dikembalikankepada pemilik atau penemunya.

Dalam buku induk yang tetap akan segera diketahui nomorinventarisnya dan mutasi benda itu serta tempat pemukimannya.Nomor, nama benda, dan tempatnya dalam gedung atau ruangan sertarak atau lemari harus singkat dan jelas dapat diketahui secara tepatdalam waktu singkat. Karena itu selain buku induk, diperlukansistem kartutik, yang memuat keterangan-keterangan tersebut. Bukuinduk dan kartutik inventaris harus disimpan di bagian tata usaha,sedangkan katalogus dan kantutik klasifikasi disimpan di tempatkerja kurator. Ada baiknya kartu inventaris itu dibuat rangkap tiga,masing-masing disimpan di bagian tata usaha, di ruang kerja kuratordan satu lagi di tempat pemukiman koleksi itu (ruangan, rak, ataulemari). Setiap pemindahan benda koleksi harus segera dicatat dalambuku induk, buku katologus, dan pada kartutik. Undakan inimemerlukan ketelitian dan harus secara tetap dilaksanakan. Apabiladilalaikan, kita tidak akan dapat menemukan benda yang dipindahkanitu. Dengan demikian maka kerjasama yang erat antara registrar dankurator diperlukan untuk tertib administrasi koleksi.

Di kebanyakan museum di Indonesia kita menemukan seorangregistrar. Seringkali kurator koleksi melakukan tugas rangkap registrar dan kurator sekaligus. Dari segi pemanfaatan tenaga mungkinkelihatannya efisien, tetapi dilihat dari segi peranan pengawasanjustru tidak efisien. Antara registrar dan kurator perlu hubungan kerjasaling melengkapi dan saling mengawasi.

2. Pengamanan Museum

Pengamanan museum atau museum security merupakan bagianyang terpadu dari pengelolaan museum dewasa ini. Di luar negeriada kerjasama antara pemerintah setempat dengan museum diwilayahnya. Para juru jaga museum adalah anggota kepolisian yangsecara taktis diperbantukan kepada kepala museum. Mereka itusudah faham benar akan pengetahuan dan prosedur pengamanan.

43

Page 53: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

baik yang ditujukan kepada pengamanan halaman, gedung, ruangandan koleksi, maupun yang ditujukan kepada person 11 dan pengiinjungmuseum.

Dalam hal pengamanan museum, faktor-faktor yang perludiperhatikan dan dikaitkan dalam sistem pengamanan adalah :

a. Sistem dan teknik pengamanan yang man tap,

b. personil yang menguasai sistem, teknik dan prosedur pengamanan,

c. prosedur pengamanan yang mengatur sistem, teknik, dan personilunit pengamanan atau satuan tugas pengamanan museum.

Di atas telah dijelaskan, bahwa museum-museum modemdewasa ini sudah mengggunakan peralatan detektor dan sistemperekaman audiovisual. Sekalipun demikian, masih juga seringterjadi pencurian seperti halnya di bank-bank yang telah lengkapperalatan pengamanannya, masih sering pula menjadi korban pencurianatau perampokan. Faktor utama yang menentukan pengamanan ialahfaktor manusianya. Ketelitian, kewaspadaan, kepekaan, kelincahan,ketepatan, dan keluwesan sangat diperlukan oleh petugas pengamanan.Masih sering dijumpai bahwa petugas pengamanan atau Jum jagaraang hanya duduk atau berdiri di tempat, kurang berkeliling ataumengobrol di titik-titik temu, yang mengakibatkan kelengahan danmengurangi ruang lingkup pemandangan dan tingkat kejelian matanya.Dari setiap jum jaga mangan juga diminta kepandaian menghafaldan mengingat letak dan jumlah koleksi, baik di dalam maupun diluar lemari-lemari pajangan, sehingga setiap pemindahan atau pembahanletak dapat segera dikenali. Karena itu semua sudah hams termasukprosedur kerja, bahwa apabila kurator dan stafnya memindahkanbenda-benda koleksi ke mangan tertentu, perlu kesaksian darianggota satuan tugas pengamanan dalam penyusunan berita acarapemindahan koleksi tersebut.

Untuk mencegah terjadinya kebakaran, bukan saja diperlukankonstmksi bangunan dan mangan yang tahan api, tetapi mengingatkondisi sempa itu sulit dicapai, maka prosedur penempatan alat-alat

44

Page 54: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

penyemprot pemadam api di setiap sudut tertentu dalam gedungperlu ditaati.

Seluruh sistem, teknik dan prosedur pengamanan dalam setiapmuseum ada baiknya dituangkan dalam buku siku yang perludimiliki, dikuasai dan dapat dilaksanakan oleh setiap anggota satuantugas pengamanan, sehingga dapat dicegah pelbagai kealpaan dankericuhan mengenai pembagian tugas, kewajiban dan tanggungjawab mereka.

3. Perpustakaan Museum.

Dimana pun belum pemah ada perpustakaan yang sangatlengkap. Tetapi perpustakaan seperti halnya dengan museum, merupakansuatu sistem yang satu sama lainnya berkaitan dalam suatu strukturdan jaringan hubungan kerja. Apalagi perpustakaan museum, yangmerupakan suatu jenis perpustakaan khusus. Ruang lingkup koleksibuku dan majalahnya dibatasi pada ruang lingkup pelbagai cabangilmu yang berkaitan dengan koleksi museum yang bersangkutan.

Untuk lebih mengetahui tentang penyelenggaraan perpustakaanmuseum, disarankan untuk membaca dan mempelajari buku PedomanPenyelenggaraan Perpustakaan, Karya tulis NY. RUSINA SYAHRIAL- PAMUNTJAK.

45

Page 55: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB VIII

PENGADAAN DAN PENGELOLAAN KOLEKSI

1. Pengertian Koleksi

Koleksi museum mulai dari pengadaan, pencatatan, pengkajiandan pemanfaatannya, adalah pusat kegiatan penyelenggaraan danpengelolaan museum. Kalau kita lihat museum dari segi sistem,maka koleksi merupakan komponen utama dari seluruh komponenyang terdapat dalam jaringan sistem tersebut. Tetapi sistem itu baruberfungsi bila dihidupkan, digerakkan oleh suatu sistem lain, sistempemberi hidup dan gerak, yakni sistem museum yang berupa suatuorganisasi yang komponen-komponennya terdiri dari seluruh staf dankaryawan museum tersebut. Komponen penggerak koleksi adalahkurator yang mengelola koleksi tersebut.

Dari segi lain koleksi dan kurator tidak berdiri sendiri. Di satupihak koleksi merupakan kumpulan benda (realia dn replika) pembuktiancabang ilmu tertentu, dan kurator di lain pihak adalah ilmuwan yangkegiatan pokoknya adalah melaksanakan pengkajian dan pelaporanhasil pengkajiannya mengenai cabang ilmu yang berkaitan dengankoleksi itu tadi.

Sudah menjadi anggapan umum terutama di Indonesia bahwamuseum itu hanya mengumpulkan barang antik atau benda kunosaja. Terlepas dari antik atau kunonya, sebenamya tidak setiap bendadapat dijadikan benda koleksi. Kita perlu menempatkan guna, fungsidan arti benda itu sendiri dengan cara berkaitan pada suatu sistemtertentu, berhubungan dalam konteks tertentu pula. Sebab setiapgejala dan realita alam dan kebudayaan tidak pemah berdiri sendiri,senantiasa bersifat kontekstual.

Selain itu untuk menetapkan apakah suatu benda itu patutdijadikan benda koleksi museum, ditentukan oleh suatu sistempenilaian, sistem kaidah dan atauran permaianan yang kesemuanya

46

Page 56: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

itu dituangkan dalam suatu kebijakan pengadaan koleksi. Apabtlatidak ada sistem dan kebijakan yang mengatur pengadaan koleksimaka kerjanya tidak sistematis.

Untuk menjelaskan segi pengertian koleksi secara kontekstual,kita dapat mengambil suatu contoh. Patutkah suatu batu kali disebuah sungai di suatu lembah gunung berapi kita jadikan koleksi?Dapat saja asal batu kali itu ada arti dan fungsinya untuk koleksi.Untuk koleksi geografi atau geologi yang antara lain mengumpulkanmacam-macam Jenis batu, mineral dan tanah dari bumi, batu kaliitu merupakan suatu specimen tertentu dan mempunyai tempat danfungsi tertentu dalam proses evolusi bumi. Contoh lain misalnya;sebuah batu meteorit yang berasal dari Kalimantan mungkin mempunyaidua arti dan fungsi. Arti pertama sebagai specimen untuk koleksibatuan dan mineral, dan arti kedua iaiah karena pemah berfungsisebagai azimat seorang anggota suku Dayak tertentu, sebagaipenangkal pengaruh destruktif atas keselamatannya. Dalam kaitannyadengan arti dan fungsi yang kedua itu tadi, maka meteorit itu akanmenjadi sebuah ethnografhicum dalam koleksi ethnografi yang dapatmenggambarkan aspek magi dari sistem budaya suku Dayak tersebut.

2. Kebijakan Pengadaan Koleksi

Datangnya benda koleksi ke museum, menurut pengamatankita ternyata melalui pelbagai cara. Ada yang datang sebagaikegiatan pengumpulan dalam rangka kegiatan riset lapangan, tetapijuga ada yang datang melalui pembelian, pemberian atau hibah,wasiat, sebagai barang sitaan dari pengadilan dan mungkin jugasebagai pinjaman (loan collection).

Kebijakan umum untuk pengadaan koleksi bagi museum-museum ilmu hayat, museum arkeologi dan museum etnografl, iaIahmenghimpun benda koleksi pada waktu riset lapangan (fieldworkresearch) atau pada waktu diadakan ekspedisi atau ekplorasi. Sedangkankoleksi museum seni rupa mendatangkannya berdasarkan hasilseleksi dengan sistem penilaian dan sistem norma yang menentukan

47

Page 57: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

cara seleksi dan kaidah sejarah seni nipa. Demikian pula misalnyaseleksi benda koleksi suatu museum teknologi, penilaian dan kaidahnyaberasal dari sistem penilaian dan kaidah sejarah perkembanganteknologi.

Suatu hal yang sulit ialah aturan permainan pengadaan koleksimelalui hibah atau wasiat. Biasanya para kolektor yang berhatimurah mempunyai rencana atau menulis wasiat untuk menghibahkansebagian atau seluruh koleksinya kepada museum tertentu. Pihakmuseum tidak jarang diminta kesediaannya untuk menyediakanruangan tersendiri bagi koleksi itu dan nama penghibabnya akantercantum sepanjang zaman. Sulitnya bagi museum ialah karenabelum tentu sebagian koleksi atau seluruh koleksi hibah itu dapatdimasukkan dalam sistem penempatan yang sudah baku berlaku dimuseum.

Apabila dalam hibah itu tidak ditentukan demikian, makapihak museum mempunyai wewenang untuk menempatkan bendakoleksi itu secara terpadu dan sistematis ke dalam bagian koleksiyang telah ada. Bagi suatu museum seni rupa kesulitan timbul, bilanilai historis dan estetis benda koleksi asal hibah itu tidak sesuai

dengan sistem penilaian dan kaidah yang baku bagi museum senirupa yang bersangkutan. Tetapi itu pun kadang-kadang tergantungdari tinggi rendahnya selera dan luas atau sempitnya pengetahuansi pemberi hibah. Memang ada juga kolektor benda-benda seni rupayang 'l)erbobot," yang sepanjang hidupnya telah berhasil mengumpulkansecara profesional koleksi seni rupa, dan juga tidak jarang bahwapada akhimya sang kolektor itu menyerahkan seluruh harta koleksinyapada pemerintah dengan syarat supaya dibangunkan gedung museumbagi seluruh koleksinya.

3. Dokumentasi Visual.

Di masa lampau, hasrat untuk menguak tabir kegelapantentang suatu wilayah kebudayaan tertentu begitu kuat sehinggaseringkali museum mengirimkan sebuah ekpedisi untuk melakukan

48

Page 58: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

eksplorasi.. Selama eksplorasi dihimpun pelbagai specimen, baikuntuk koleksi geografi, geoiogi, maupun untuk koleksi zoologi,botani dan ethnografi. Ekspedisi itu menipakan suatu team gabunganpelbagai ahli dari pelbagai disiplin ilmu dan memakan waktu lamaserta menelan biaya besar. Makin banyak bagian bumi kita inimenjadi terang karena kita mendapat banyak informasi dari bagian-bagian bumi yang sudah diselidiki dan makin banyak benda koleksiasal ekspedisi itu tersimpan dan dipamerkan di pelbagai museum.Tidak heran, bahwa koleksi museum-museum negara maju telahmembengkak dan mempunyai persediaan koleksi stud! yang menggiurkanpara pengkaji dan peminat.

Koleksi hasil pelbagai ekspedisi itu telah menjadi modalpameran tetap yang dipajang sesuai dengan nilai-nilai intelektual dansangat berguna bagi penyebaran informasi disiplin ilmu yangberkaitan dengan koleksi itu. Tetapi tidak jarang bahwa metodepencatatan pada saat pengumpulan koleksi terbatas pada iden-tifikasi dan klasifikasi dari benda-benda calon koleksi itu saja.Pencatatan verbal untuk kepentingan dokumentasi benda koleksisaja pada saat sekarang dirasa kurang memadai. Dewasa ini seorangpetugas riset lapangan juga dilengkapi dengan pengetahuan danketerampilan metode dokumentasi visual, yakni ia harus pulapandai menangani alat-alat pemotretan, malahan juga penggunaanalat-alat pembuatan film riset lapangan itu lengkap adanya, disertaidokumentasi verbal dan dokumentasi visual. Hal ini sangat memudahkannantinya apabila kurator koleksi akan melakukan katalogisasi. Iajuga mempunyai bahan referensi visual. Lebih-lebih bagi petugaspreparasi dan presentasi, kelengkapan dokumentasi visual itu dapatdimanfaatkan untuk melaksanakan metode presentasi yang kontekstual.Di samping benda koleksi yang dipajang, maka koleksi foto dapatmenunjang metode informasi, di samping kartu keterangan yangtelah ada. Dengan demikian benda itu dapat bicara tentang dirinya,tentang asal-usulnya, tentang proses pembuatannya, tentang gunadan fiingsinya dalam lingkungan sosial budaya tempat benda ituberasal.

49

Page 59: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

4. Katalogisasi.

Tugas pokok kurator museum yang mengelola koleksi ialahmelakukan pengkajian tentang koleksinya. Kegiatan pengkajian ituterdiri dari pelbagai cara dan bentuk. Pada saat ia melakukan risetlapangan dan menghimpun pelbagai specimen ia sudah mulai denganpencatatan yang memudahkan proses kegiatan berikutnya, yakniidentiUkasi, klasifikasi dan katalogisasi. Di atas telah kita singgungkerja sama antara registrar dengan kurator pada waktu pengisianbuku induk dan daftar inventaris.

Pada umumnya kartu katalogus di pelbagai museum itu hampirsama bentuk dan cara pengisiannya. Memang sulit untuk melaksanakansuatu standar atau pembakuan yang ketat, sebab apabila diadakankesepakatan untuk menetapkan suatu jenis kartu katalogus yangbaku, maka praktis hal itu akan merupakan persoalan besar bagimuseum-museum yang sudah luas sekali koleksinya. Kurator koleksihams membah kartu yang lama dan menyesuaikannnya dengan kartukatalogus yang baku.

Setiap kartu katalogus hanya mencatat satu benda atau satukelompok kesatuan kecil saja. Di dalam kartu katalogus itu terdapatsuatu daftar informasi (termasuk data identifikasi dan klasifikasi)mengenai koleksi, dan kartu ini mempakan dokumen yang hamsdilindungi kelestariannya. Tidak boleh diperlakukan semena-mena,hams tahan dari tangan jahil dan bentuk-bentuk kemsakan danpemusnahan lainnya. Benda tanpa katalogus sama dengan bendatanpa identifikasi atau sama dengan seorang yang tak punya KartuTanda Penduduk atau seorang warga negara tanpa paspor. Ia tidakdapat dijadikan specimen yang diuji dan dikaji secara kontekstual.Pada museum-museum yang sudah lanjut usianya, adalah semacamolah raga otak untuk mengkaji dan mengusut secara tuntas bendakoleksi yang telah lama ada, dan tidak disertai dengan data informasiyang lengkap, misalnya sebuah patung kayu dari Irian Jaya. PadahalIrian Jaya itu cukup luas dan mengenai pelbagai wilayah budayayang dihuni oleh sekian banyak suku dengan beratus-ratus bahasa

50

Page 60: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

tersendiri. Dengan pengkajian yang menggunakan metode kritik gayaseni maka ia dapat menetapkan tempat asal patung itu. la hamsmeiakukan studi perbandingan terhadap benda-benda tersebut, misalnyadengan mengenali gaya sehinya. Kebetulan di bidang seni mpatradisional setiap wilayah budaya praktis punya seni yang khas bagiwilayah budaya itu, yang dapat dibeda-bedakan dari gaya seni dariwilayah budaya lainnya.

Daftar data informasi yang tercantum dalam kartu kataloguskoleksi; khususnya untuk museum-museum arkelogi, sejarah danethnografi adalah sebagai berikut :

1. Nama dan alamat museum.

2. Nomor inventaris/katalogus.

3. Nama benda.

4. Deskripsi.

5. Ukuran dan timbangan.

6. Tempat asal.

7. Kumn waktu/jaman.

8. Cara mendapatkannya/pengadaannya.

9. Tanggal pengadaannya.

10. Lokasi penyimpanan di museum.

11. Referensi publikasi/informasi.

12. Keterangan Iain-lain.

Membuat deskripsi benda koleksi meminta keahlian tersendiri.Untuk area misalnya diperlukan seorang ahli ikonografi. Untukbenda koleksi etnografi diperlukan seorang ahli antropologi atauetnografi. Itulah sebabnya seorang kurator biasanya terdiri darikalangan ilmuwan yang berpengalaman di masing-masing bidangnya.Untuk koleksi seni mpa, dalam deskripsi perlu dicantumkan senimanpematung atau pelukisnya. Deskripsi benda koleksi disusun sesingkatmungkin dan sejelas mungkin.

51

Page 61: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Sebaiknya kartu katalogus dibuat dalam rangkap ganda. Satuset disusun secara berurut dan disimpan dalam buku jepitan yangmudah memasang dan membongkarnya, sebab besar kemungkinanperlu penambahan data informasi dikemudian hari. Satu set lagidisimpan dalam filling cabinet untuk katalogus subjek. Adanyakatalogus subjek itu adalah salah satu akibat mata rantai kegiatanidentifikasi dan klasifikasi. Yang disebut subjek di sini ialah bahwasetiap benda itu menurut identitasnya d^at dimasukkan (diklasifikasikan)ke dalam kelompok benda lainnya dalam satu unit tertentu. Misalnyadalam kelompok benda koleksi alat-alat perikanan, alat-alat perburuan,alat-alat pertenunan, jenis-jenis perahu bercadik, jenis-jenis pakaian,dan lain sebagainya.

Khususnya mengenai pengisian data informasi tentang lokasipenyimpanan, misalnya disimpan di ruang X, rak Y, biasanya ditulisdengan pinsil, untuk memudahkan perubahan lokasi akibat pemindahanpenyimpanan benda koleksi itu. Karena kartu katalogus itu dibuatrangkap ganda, maka apabila ada pemindahan lokasi penyimpanan,kedua kartu itu harus memuat sekaligus pemindahan benda koleksitersebut.

Kurator juga mengelola tempat penyimpanan koleksi studi(storage) dan ruangan-ruangan serta lemari-lemari pameran. Untuktertibnya administrasi koleksi dan untuk pengamanan fisik serta demikepentingan perawatannya, maka kurator harus kerja sama denganfihak registrar, konservator dan preparator. Juga dengan kesatuanpetugas pengamanan (SATPAM) perlu koordinasi yang baik. Demikianpula dengan pihak kurator bimbingan edukatif kultural yangmengharapkan tersedianya sumber data informasi tentang koleksidari kurator.

52

Page 62: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB IX

PERAWATAN KOLEKSI

Perawatan koleksi museum dalam prakteknya dilaksanakanoleh para konservator yang mempunyai keahlian di bidang ilmukimia, fisika, biologi dan ilmu pengetahuan bahan. Dari segi ilmukimia, ia hams faham kimia organik dan komia anorganik. Sebabdilihat dari segi pelbagai ragam benda koleksi asal bahan pembuatannyaatau segi asalnya, maka bahan-bahan itu memang berasal dari bahan-bahan organik dan juga bahan-bahan anorganik. Tanpa keahlian dipelbagai bidang tersebut kita jangan sekali-kali berani menanganikegiatan praktis perawatan, sebab bisa berakibat fatal bagi bendakoleksi itu sendiri. Bukannya menjadi baik, malahan bisa menjadimsak akibat sentuhan bahan kimiawi yang salah.

Khusus untuk kegiatan praktis perawatan koleksi sebagaibagian dari rangkaian penerbitan buku-buku pedoman permuseumanini, Direktorat Permuseuman telah menerbitkan buku Pedoman

Konservasi Koleksi Museum yang disusun oleh Saudara V. J.HERMAN. Dalam bab ini hanya diuraikan hal-hal yang patutdiketahui oleh setiap karyawan yang menangani koleksi, seperti stafkuratorial, edukatorial dan preparatorial. Dengan pengetahuan umummengenai perawatan koleksi maka paling sedikitnya dapat dicegahtimbulnya proses kemsakan pada benda koleksi.

Beberapa faktor yang dapat membah kondisi atau yang dapatmempakan gangguan, bahkan kemsakan pada pelbagai benda koleksimuseum, perlu difahami oleh setiap karyawan museum.

Faktor-faktor itu adalah :

1. Iklim dan lingkungan,

2. cahaya,

3. serangga,

4. micro-orgnisme.

53

Page 63: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

5. pencemaran atmosterik,

6. penanganan koleksi,

7. bahaya api.

Ketujuh faktor itu dapat mengakibatkan kerusakan padapelbagai jenis benda koleksi museum.

1. Iklim dan Lingkungan

Iklim di Asia Tenggara pada umumnya, Indonesia khususnyaadalah lembab dengan curah hujan yang cukup banyak. Temperaturantara 25 sampai 37 derajat Celcius, dengan kadar kelembaban reiatif(RH = Relative humadity) antara 50 sampai ICQ persen (%). RHyang dipersyaratkan bagi kelestarian benda-benda organik (Logam)berbeda dengan RH yang diperlukan bagi benda-benda organik(kayu, kertas, kulit).

Iklim yang terlalu lembab dapat mengakibatkan :

a. Lemahnya daya rekat,

b. membusuknya bahan perekat,

c. timbulnya bercak-bercak kotor pada kertas dan deluwang,

d. kabumya wama dan kadar tinta,

e. tumbuhnya jamur pada kulit,

f. rangsangan karat pada logam,

g. buramnya gelas dan kaca,

h. melengketnya tumpukan kertas,

i. semakin ketatnya kanvas (lukisan).

Iklim yang terlalu lembab ditambah feiktor naik turunnyatemperatur menimbulkan suatu suasana klimatologis yang menyuburkantumbuh dan berkembangbiaknya bermacam jamur (fungi) dan bacteria, tetapi juga menciptakan keadaan yang sangat menguntungkanbagi perkembangan yang sangat menguntungkan bagi berkembangnyapelbagai jenis serangga atau kutu.

54

Page 64: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Sebaliknya iklim yang terlampau kering, juga akan menimbulkanpelbagai kerusakan pada beberapa benda koleksi tertentu. Khususnyauntuk bahan-bahan organik, iklim yang terlampau kering sangatmerusak. Akibat iklim yang terlampau kering akan timbul :

a. Retak atau pecah karena kekeringan,

b. melorotkan kanvas (lukisan).

Dalam hal ini, bila terjadi perubahan yang cepat antara udarayang terlampau lembab dengan yang terlampau kering, juga akanmenimbulkan keruszikan antara lain :

a. Timbulnya bengkokan-bengkokan pada kayu,

b. rontok atau timbulnya serpih-serpih halus pada cat,

c. mengaktifkan garam-garam yang dapat dilarutkan,

d. bergeraknya bahan-bahan hygroscopic.

Karena itu perlu ada semacam pengendalian iklim. Bilaterlampau lembab perlu diusahakan RH yang sesuai bagi pelbagaijenis bahan koleksi, yakni antara 45 dan 60 persen dengan suhuantara 20 sampai 24 derajat Celcius. Juga hal ini berlaku bagi iklimyang terlampau kering. Alat untuk mengurangi kelembaban adalahdehumidifyer sedangkan alat untuk mengurangi kekeringan ialahhumidifyer. Alat ini berbentuk portable, dapat dibawa ke tempat atauke ruangan yang memerlukan pemakaiannya. Penggunaan AC diiklim tropis bukanlah jalan ke luar untuk mengendalikan suhu udara.Dua hal yang berlainan, tetapi berkaitan yang perlu diperhitungkandalam hal perawatan koleksi.

Selain iklim, juga faktor lingkungan udara perlu kita perhatikan.Lingkungan udara ada dua macam, pertama yang bersifat macro,meliputi wilayah yang luas, dan yang kedua ialah yang bersifatmicro, yakni lingkungan udara dan iklim di kota atau di luar dandi dalam gedung museum. Pelbagai akibat dari gas dan Oj yangterdapat di udara yang memainkan peranan aktif pada suatu kadarkelembaban tertentu sudah kita lihat di atas. Sementara itu udara

55

Page 65: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

yang ada tidak selalu bersih. Seringkali sudah bercampur atautercemar oleh pelbagai kotoran ( pollutants).

Udara yang tercemar, dapat disebabkan karena bercampurdengan :

a. Sulphur dioxide yang mengakibatkan proses pelunturan (bleaching) dan proses pelunakan atau pelapukan,

b. Hydrogen sulphide yang mengakibatkan proses penghitamanpada pigmen-pigmen bahan dari timah dan juga menimbulkanproses pengkaburan pada bahan-bahan logam,

c. "Arang angsu" dan debu menimbulkan bercak-bercak kotor.

Pada umumnya udara di kota atau pusat industri sudahtercemar oleh zat-zat tersebut di atas. Asap yang keluar dari mesinkendaraan bermotor dan cerobong asap pabrik jelas mencemarkanudara, bukan saja membahayakan manusia, tetapi juga benda-bendakoleksi yang tidak terlindung. Demikian juga akibat angin dan prosespenguapan, maka air laut juga mengandung zat garam yangmembahayakan bahan-bahan benda koleksi. Fungsi taman dengantanaman lindung, bukan saja sehat bagi manusia, tetapi dijadikancita-cita setiap arsitek yang akan membangun gedung museum.

2. Cahaya.

Cahaya baik yang alamiah, maupun cahaya buatan (artificialligh) seperti cahaya dari lampu listrik, dapat menimbulkan proseskerusakan pada pelbagai bahan benda koleksi. Batu, logam, dankeramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya, tetapi bahan-bahan organik, seperti tekstil, kertas, koleksi ilmu hayat misalnya,peka sekali terhadap pengaruh cahaya. Bagi kita yang hidup di alamtropis, cahaya sepanjang tahunnya melimpah ruah. Matahari terbitsampai terbenam memakan waktu cukup lama. Tidak seperti dibelahan bumi yang sub-tropis atau yang dekat kutub, cahaya darimatahari mengalami perubahan periodik.

Cahaya merupakan suatu bentuk energi elektromagnetik, memiliki

56

Page 66: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dua jenis radiasi, yang terlihat dan yang tak terlihat. Di antara sekianbanyak radiasi, maka radiasi ultra violet dan infra merah tidakterlihat oleh mata kita. Unsur ultra violet itu sangat membahayakanbagi bahan-bahan benda koleksi dan dapat menimbulkan pelbagaiperubahan baik pada bahan maupun pada wama, sekalipun ultraviolet itu sebenamya sudah banyak terserap oleh bumi. Namunlampu listrik pun mengeluarkan radiasi ultra violet. Untuk digunakansebagai alat penerangan dalam ruangan pameran atau dalam lemaripameran perlu adanya modifikasi dan iluminasi untuk mengurangiradiasi ultra violet. Lampu pijar dinyatakan paling banyak mengeluarkanultra violet. Lampu tungsten (dilapis gelas susu) agak berkurangpengaruhnya. Saat sekarang terdapat lampu fluorescent Philips 37Tube yang dinyatakan sebagai lampu yang paling rendah kadarradiasi ultra violetnya.

alat putih yang mengeluarkan refleksi

cahaya ultra-violet

jendela

cahaya yang terlihat

^ lemari pameran

Gambar : 1

57

Page 67: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Gambar di atas diambil dari buku O.R AGRAWAL: Care and

Preservation of Museum Objects diterbitkan oleh National ResearchLaboratory for Conservation of Cultural Property New Delhi.Penjelasannya adalah sebagai berikut : Di atas lemari pamerandipasang dinding reflektor yang dicat dengan zinc oxide atautitanium trioxide yang dapat meresap radiasi ultra violet yang datangdengan cahaya alamiah dari luar melalui jendela. Yang terpantulkembali ke bawah dan masuk kaca lemari atau masuk ruanganhanyalah cahaya yang dapat dilihat yang tidak menimbulkan kepekaanterhadap bahan-bahan benda koleksi.

3. Serangga

Khususnya di alam tropis kita akan dapati banyak sekali jenisserangga. Serangga adalah musuh paling berbahaya untuk jenisbenda koleksi yang terbuat dari bahan-bahan organik, terutamaakibat udara yang lembab, merupakan santapan nikmat bagi pelbagaiserangga. Cara mencegah masuknya serangga ke dalam gedungmuseum, khususnya di daerah tropis sangat sulit, misalnya sajarayap. la dapat menempel pada kiriman peti kemas yang di dalamnyasudah bertengger rayap induknya yang dapat berkembang biak, sebabpeti kemas itu terbuat dari bahan kayu yang mudah jadi korbanrayap. Kertas atau buku merupakan makanan empuk beberapa jeniskutu buku, yang kadang-kadang sulit dilihat mata kita. Karena itulahdalam prosedur keluar masuknya barang-barang koleksi perlu diingatcara-cara pencegahan timbulnya penyakit epidemik. Benda koleksisebaiknya diperiksa oleh para petugas laboratorium konservasi,apakah benda-benda itu membawa penyakit menular atau membawaserangga. Lebih baik diambil tindakan preventif daripada tindakanpembasmian, sebab pembasmian berarti bahan benda koleksinyasudah terserang serangga dan telah cacat.

Pengendalian Kimiawi terhadap Serangga.

Ada dua jenis bahan kimia yang perlu diperhatikan. Ada jenisyang hanya mengusir serangga (repellant) dalam bentuk naphtalineatau kamper atau kapur barus. Ada jenis insecticida yang dapat

58

Page 68: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

membunuh atau memusnahkan serangga. Tetapi penggunaan pelbagaimacam insektisida itu tidak boleh sembarangan dan ada beberapapersyaratan yang perlu ditaati atau perlu diperhatikan dalam halpenggunaannya.

(1) Tidak akan merubah wama asli.

(2) Tidak akan menimbulkan efek kebalikannya dan hams menjaminkesinambungan usia bahan benda koleksi.

(3) Tidak boleh membahayakan bagi manusia.

Ada dua macam cara perawatan terhadap koleksi museumdengan insektisida, yakni (1) dengan fumigasi (pengasapan), dan (2)dengan penyemprotan lamtan.

Fumigasi.

Beberapa jenis zat kimia bisa menguap pada suhu biasa danakan menjadi gas yang mematikan bagi serangga. Misalnyaparadichirobenzene, carbon disulphide, carbon tetrachloride, methylbromide, dan Iain-lain. Fumigasi dapat dilakukan dalam manganyang suhunya normal (tidak panas dan tidak dingin) yang kedapudara. Untuk koleksi yang bemkuran kecil dapat dibuatkan lemarikedap udara. Yang perlu diperhatikan ialah, bahwa insektisida pem-bunuh serangga yang bempa gas itu mengandung racun kuat danberbahaya sekali bagi manusia. Jadi perlu suatu sistem pembuangangas yang sudah terpakai jangan sampai masuk kehidung kita.Sebenamya hams masuk suatu prosedur, bahwa setiap koleksi yangakan digabungkan ke tempat koleksi, baik di mang gedung penyimpanan,maupun dalam lemari pameran, sebelumnya dimasukkan ke dalammangan atau lemari fumigasi untuk membunuh serangga yangmungkin saja sudah ada padanya, agar tidak sampai menjalar kemana-mana.

Penyemprotan.

Insektisida yang bempa lamtan atau cairan seperti yangmengandung DDT, gammexane, mercuric chloride, penta-chlorownol

59

Page 69: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dan garam sodium yang di dalamnya merupakan bahan-bahaninsecticida yang cukup memadai.

4. Mikro Organisme.

Di sini perlu dinyatakan, bahwa kondisi iklim tropis telahmenyuburkan tumbuhnya peibagai mikro organisme, seperti jamur,ganggang, lumut dan peibagai bacteria. Peibagai jenis jamur dapattumbuh pada bahan-bahan organik, sedangkan peibagai jenis bakteri,lumut dan ganggang dapat tumbuh subur karena embun pada dindingbangunan atau patung di alam terbuka. Peibagai jenis micro organismeitu dapat berakibat buruk, baik pada bahan organik, maupun padabahan anorganik. Dalam buku ini, karena sifatnya sudah terlampauspesialistis dan terlampau teknis, tidak akan diuraikan secara mendetail.Buku tentang Konservasi Koleksi Museum karangan Saudara V. J.HERMAN dan buku karangan Tuan O. P. AGRAWAL tentang Careand Preservation of museum Objects, khususnya bagi para konservatordan para petugas laboratorium konservasi adalah buku peganganwajib. Bagi para petugas museum lainnya hanya perlu diperingatkan,bahwa pengendalian iklim dan lingkungan, baik yang makro maupunyang mikro, serta prosedur dan tindakan-tindakan pencegahan lainnya,hams dipegang secara ketat dan dipatuhi.

5. Faktor-faktor Lainnya.

Manusia juga dapat mengakibatkan kemsakan dan telahdisinggung di atas. Kecerobohan penanganan hams dicegah. Memegangbenda koleksi dari bahan logam misalnya, perlu menggunakansamng tangan, karena keringat kita mengandung zat garam yangdapat memsak benda logam.

Pencemaran atmospherik sepintas lalu telah disinggung di atas.Penggunaan AC belum lumrah bagi kita. Biaya yang menyangkutpenggunaan AC di gedung-gedung museum sangat besar, baik untukpenggunaan AC individual maupun yang terpusat, apalagi kita hamsmemikirkan penghematan enerji. Yang penting iaiah perlu adanyapengendalian kondisi iklim, yakni secara tetap melakukan pengukuran,pengamatan, penyesuaian terhadap suhu.dan RH (Relative humidity).

60

Page 70: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Penganih debu dan gas-gas pollutant telah kita sebut di atas. Apabilagudang tempat penyimpanan benda koleksi studi tidak kedap debuada baiknya jangan dibiarkan terbuka. Tutup dengan lembaran ataukantong plastik sedemikian rupa yang masih memungkinkankeluarmasuknya udara lewat ventilasi yang baik.

6. Gudang Penyimpanan Koleksi Studi Museum (MuseumCollection Storage).

Dalam penerbitan serial buku-buku pegangan untuk museumdan monumen sebagai salah satu kegiatan program UNESCO dibidang Proteksi Warisan Budaya telah diterbitkan buku yang berjudulMuseum Collection Storage. Untuk para kurator dan konservatoryang menangani pengelolaan dan perawatan koleksi, maka gudangkoleksi dan laboratorium konservasi merupakan sarana kegiatan yangsangat penting. Menyimpan benda koleksi sama saja minta perhatiansepenuhnya dari kurator bila harus dibandingkan perhatian yang diminta untuk menata benda koleksi dalam suatu metode tata pameranyang artistik dan tepat guna.

Sebelum benda koleksi itu ditetapkan sebagai benda koleksimuseum, ia harus melalui suatu proses lalu lintas penggarapan yangberliku-liku untuk akhimya sampai di gudang penyimpanan.Tahapan-tahapan utama yang harus dilalui ialah :

(1) Pengeluaran dari peti kemas atau bungkusan,(2) pendaftaran sementara,(3) fumigasi, penyemprotan dan pembersihan,(4) registrasi dalam buku induk inventaris,(5) penyaluran ke ruang keija kurator atau ke laboratorium konservasi

untuk proses identifikasi, klasifikasi, dan katalogisasi, atauuntuk penggarapan laboratoris, restorasi, dan Iain-lain,

(6) gudang penyimpanan koleksi museum.

Proses berikutnya ialah apakah akan digunakan untuk pamerantetap atau pameran sementara, tetapi gudang penyimpanan tetap merupakan suatu tempat permanen yang harus diawasi secara periodik,baik dari kondisi administratif, kelestarian dan pengamanannya.

61

Page 71: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Cara penempatan dan penyimpanan berikutnya juga memerlukanperhatian antara Iain untuk membuat desain rak, lemari, dan lainsebagainya. Ada beberapa prinsip yang harus ditaati yakni, bahwatekstil disimpan dengan cara digulung dan disimpan dalam rak, dansama sekali tidak boleh dilipat, kostum harus digantung. Setiapbenda sedapat mungkin diletakkan satu sama lain tanpa salingmenyentuh.

Sekedar sebagai contoh maka di bawah ini kita sajikanbeberapa gambar tentang bagaimana kita seyogyanya menyimpanobyek-obyek museum menurut keadaan dan sifat bahan-bahannya.(Lihat Gambar 2 dan Gambar 3).

Gambar : 2

62

Page 72: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Bentuk sebuah rak berkombinasi dengan laci di bagiantengahnya untuk menyimpan pelbagai barang anyaman. Beberapa diantaranya karena sangat berharga, langka, atau karena kondisinyasudah sangat tua disimpan tersendiri dalam laci.

Gambar : , 3.

Gambar ini diambil dari buku terbitan UNESCO : Museum

Collection Storage. Di sini digambar sebuah rak tempat menyimpangulungan koleksi tekstil.

Tidak semua bahan kain dapat digulung menurut sifatnya.Mungkin tenunan yang diaplikasi dengan kaca atau manik-manikharus disimpan mendatar terletak sepenuhnya menurut ukurannya.Kalau memang perlu dibuatkan rak yang berlaci lebar atau lapangsehingga kita tidak melipat tenunan tersebut.

63

Page 73: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BABX

PENYAJIAN KOLEKSI

GEORGE HENRI RIVIERE, seorang tokoh ahli permuseumanPerancis yang terkenal dikalangan permuseuman internasional, dalamsalah satu karangannya pemah menyatakan, bahwa tugas umumsetiap museum ialah mengumpulkan koleksi dan pengunjung, sebabkoleksi museum itu dihimpun untuk kepentingan pengunjungnya.Salah satu pemeo di kalangan permuseuman dewasa ini berbunyi"bila pengunjung tidak datang ke museum maka museum akanmendatangi pengunjung". Pemeo yang bijaksana ini telah diujudkandalam pelbagai bentuk kegiatan museum outreach, museum ke luartembok-tembok gedungnya.

Satu mata rantai kegiatan yang menyangkut penanganankoleksi museum: pengumpulan, pencatatan, pengkajian, perawatandan penyajian.

Untuk memperoleh sistem dan cara penyajian yang tepat guna,maka beberapa faktor perlu diperhatikan terlebih dahulu. Faktor-faktor tersebut ialah :

a. Pengunjung museum,

b. kebijakan dan perencanaan,

c. metode penyajian.

Karena itu dalam bab ini, selain akan dicoba untuk menguraikanketiga faktor itu, kita akan perkenalkan beberapa bentuk penyajianatau pameran, yakni (1) pameran tetap (permanent exhibition); (2)pameran sewaktu-waktu (temporary exhibition) dan (3) pamerankeliling (travelling exhibition).

1. Pengunjung Museum.

Sepanjang masa pada umumnya kita mengenal dua macampengunjung museum, demikian almarhum FRESE dalam disertasinya

64

Page 74: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

yang berjudul Anthropology and the public: the role of museum,leiden, 1960. Kedua macam pengunjung museum itu iaiah :

a. Para kolektor, seniman, perancang, ilmuwan, dan mahasiswayang karena iatar belakang sosialnya, seakan-akan ada hubungantertentu dengan koleksi museum, dan kunjungan mereka kemuseum itu sudah direncanakan semula dengan motivasi yangJelas. Tanpa bantuan dan penjelasan dari siapapun mereka dapatmemahami hal-hal yang berkenaan dengan koleksi yang terdapatdi museum. Apabila mereka secara khusus menghubungi stafmuseum, maka kunjungan itu benar-benar kaitannya dengankepentingan mereka dan mereka disebut sebagai jenis pengunjunglama.

b. Jenis pengunjung museum lainnya, oleh FRESE disebut jenispengunjung bam. Sebagai kelompok jenis bam sulit untukdilukiskan karakteristiknya. Kelompok ini biasanya datang kemuseum tanpa tujuan tertentu. Bila suatu ketika mereka mengunjungimuseum dengan iseng atau dengan prakarsa spontan, sebagaianggota suatu kelompok jenis bam mereka kembali pasif, tidakpunya motivasi yang kokoh untuk tetap jadi "langganan"museum.

P. H. POOT, direktur Museum Ilmu Bangsa-Bangsa di Leiden,pemah mengemukakan adanya tiga macam motivasi di antara parapengunjung museum yang dapat kita amati. Ketiga macam motivasiitu iaiah;

(1) Keinginan untuk melihat yang serba indah (estetik),

(2) keinginan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyaktentang yang mereka lihat (tematik, intelektual),

(3) keinginan untuk menempatkan dirinya dalam suatu suasana yanglain,, yang berbeda dari lingkungan hidupnya sendiri (romantik).

Pendapat PROF. POTT itu temyata mendapat perhatian kalanganluas, sebab pendapatannya itu kemudian dikutip juga oleh KENNETH HUDSON, penyusun buku Museum for the 1980; A Survey

65

Page 75: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

of Worldtrends, terbitan UNESCO yang diberi kata pendahuiuan olehGEORGE HENRI RIVIERE.

Di Indonesia - tepatnya di Jakarta - dapat kita ambil motivasijenis lain pada pengunjung museum sementara, khususnya darikalangan pedesaan yang akan mengantar kerabatnya pergi naik haji.Mereka juga sekaligus mengunjungi makam-makam keramat sepertidi Luar Batang, Pasar Ikan dan juga mengunjungi Museum Nasional.Motivasinya antara lain bersifat religio magis, karena mengharapkandapat "berkah" setelah mengunjungi tempat-tempat yang merekaanggap keramat tersebut. Kami rasa hal demikian sudah berkurang,karena kemajuan pendidikan dan juga motivasi lain, yakni untukberekreasi ke tempat rekreasi yang semakin banyak jumlahnya diibukota ini.

2. Kebgakan dan Perencanaan

Menyajikan koleksi baik yang bersifat permanen, maupunyang bersifat temporer, bukan tindakan yang datangnya tanpapemikiran dan perencanaan. Untuk pameran tetap biasanya akandiambil kebijakan permuseuman yang sifatnya umum. Yakni kebijakanpermuseuman sebagai bagian dari kebijakan kebudayaan nasional,yang bersumber pada UUD '45 dan Panca Sila. Pesan yangterkandung di dalamnya adalah antara lain mengenai pembinaan danpengembangan pendidikan dan kebudayaan nasional. Pesan-pesandari UUD '45 itu dijabarkan lebih lanjut dalam GBHN dandituangkan secara operasional melalui REPELITA.

Di antara pesan itu yang dijadikan kegiatan operasionalkebijakan pendidikan dan kebudayaan ialah :

a. Mencerdaskan bangsa,

b. kepribadian bangsa,

c. ketahanan nasional dan Wawasan Nusantara.

Program pengembangan permuseuman termasuk programpenyelamatan warisan budaya. Koleksi museum merupakan harta

66

Page 76: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

warisan budaya bangsa, maka perlu perencanaan untuk perawatandan penyajian warisan budaya yang merupakan koleksi museum,Untuk perencanaan penyajian maka faktor edukatif kultural sepertiyang disebut di atas merupakan dasar dan tujuan perencanaanpenyajian koleksi.

Apabila secara makro kebijakan permuseuman itu sudahdifahami, maka setiap museum dapat menyelaraskan kebijakanmikro masing-masing yang dapat dijadikan dasar dan tujuan perencanaankegiatan operasional bagi penyajian koleksi museum masing-masing.Metode penyajian dapat disesuaikan dengan motivasi masyarakatlingkungan atau pengunjung museum, yakni dengan menggunakansecara terpadu ketiga metode tersebut di atas yaitu :

a. Metode estetik, untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari warisan budaya atau koleksi yang tersedia.

b. Metode tematik atau metode intelektual dalam rangkapenyebarluasan informasi tentang guna, arti dan fungsi koleksimuseum.

c. Metode romantik untuk menggugah suasana penuh pengertiandan harmoni pengunjung mengenai suasana dan kenyataan-kenyataan sosial-budaya di antara pelbagai suku bangsa.

Setelah kita mengetahui kebijakan dan metode-metode penyajiankoleksi yang telah ditetapkan, barulah dapat disusun rencana yanglebih nyata tentang bentuk dan teknik pamerannya.

Kita mengenai tiga bentuk pameran yakni :

(1) Pameran tetap.

(2) Pameran khusus.

(3) Pameran keliling.

Rencana untuk ketiga bentuk pameran itu tergantung darifaktor-faktor :

a. Persediaan koleksi dan dokumentasi foto serta data informasi

67

Page 77: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

mengenai koieksi yang tersedia. Apabila jumlah koleksi beiummemadai sedangkan tema pameran sudah jelas, maka museumitu dapat saja meminjam koleksi dari museum lainnya ataumeminjam dari koleksi perorangan.

b. Persediaan peralatan dan bahan serta tenaga yang akan mendukungpelaksanaan penataan dan penyebaran informasi.

c. Biaya persiapan dan pelaksanaan untuk kegiatan pameran.

d. Penyebaran publisitas tentang rencana kegiatan pameran tersebut,dalam rangka mengumpulkan pengunjung bila pameran itusudah dibuka untuk umum.

3. Penyajian.

penyajian koleksi museum yang paling tepat iaiah dengan carapameran, baik berbentuk pameran tetap, pameran khusus, maupunpameran keliling. Untuk pelbagai bentuk pameran itu kita perlumenguasai pelbagai teknik pameran. Karena untuk hal-hal yangmenyangkut teknik pameran itu akan diterbitkan suatu buku pedomantersendiri, maka dalam bab ini tidak akan diuraikan sampai hal-halyang mendetail. Teknik pameran adalah suatu pengetahuan yangmeminta fantasi, imaginasi, daya improvisasi dan keterampilanteknis dan artistik tersendiri. Ini hams ada pada setiap preparatoratau ahli teknik pameran. Sebelumnya ia hams berkonsultasi denganpihak kurator yang memberikan segala informasi tentang dasar dantujuan pameran, tentang data informasi mengenai koleksi, dan ia punperlu konsultasi dengan pihak edukator, yang akan-menerjemahkanbahasa koleksi kepada pengunjung, khususnya rombongan pelajaratau kelompok-kelompok pengunjung tertentu.

Untuk museum seni mpa yang perlu diperhatikan iaIah carapenempatan hasil karya seni mpa, baik untuk benda-benda yang duadimensi, seperti lukisan, karya grafik, maupun untuk benda-bendakarya seni mpa yang tiga dimensi, seperti patung dan karyakonstmksi abstrak dekoratif. Untuk yang tiga dimensi diperlukan

68

Page 78: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

ruangan yang cukup luas dan diupayakan supaya karya seni tigadimensi itu dapat dilihat dari segala arah dan komposisi ruangandan isinya cukup memberikan rasa lega. Jelas bahwa untuk museumseni rupa metode pendekatan estetik pada penyajian karya senisangat diutamakan.

Lain halnya dengan museum zoologi dan museum sejarah.Kedua jenis museum itu tidak jarang penyajian koleksinya dilakukandengan teknik diorama. Diorama yang menampilkan binatang yangdiopset memerlukan penampilan habitat binatang dan lingkunganhidupnya. Diorama atau minirama pada museum sejarah dapatmenimbulkan suasana tertentu karena diorama itu menggambarkansuatu momentum peristiwa sejarah. Karena itu teknik diorama danminirama dapat dilihat di Museum Sejarah "Digu Nasional dan diMuseum Pusat ABRI Satria Mandala.

Museum sejarah dan museum ethnografi pada umumnyamempunyai pelbagai teknik pameran lainnya, dengan menggunakaniemari dinding dan lemari tengah atau lemari letak. Juga panii-panilpameran sering kita jumpai. Museum ethnografi meletakkan bendakoleksinya secara tematis fiingsional, misalnya meletakkan busur danpanah hams sedemikian mpa sehingga pengunjung dapat mengertisekaligus cara busur itu berfungsi. Teknik pameran yang simbolikfungsional permah dikemukakan kepada kami secara berkelakar olehRIVIERE, misalnya bagaimana kita dengan benda yang sedikitjumlahnya, tetapi yang mengandung simbolik mencoba menggambarkanmanusia modem. Kita cukup meletakkan sebuah pulpen, miring diatas sehelai kertas, sebuah arloji, dan sebingkai kacamata, atauditambah dengan pesawat telpon. Arloji adalah simbol efisiensi danfulpen serta pesawat telpon mempakan simbol komunikasi dankacamata adalah simbol ilmu pengetahuan.

Kombinasi antara diorama atau setengah diorama denganteknik tematis fungsional ialah teknik pameran yang evoktif. Dindingsuatu sudut mangan diberi latar belakang pemandangan peristiwabempa gambar atau foto sangat besar tentang benda koleksi yang

69

Page 79: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

dipamerkan bersama boneka manusia menunit skala yang samadengan asalnya, yang pada peristiwa itu ada konteksnya. Misalnyatentang bagaimana benda koleksi itu sedang dalam suatu prosespembuatannya harus dilengkapi dengan benda koleksi lainnya sebagaiperaiatan lengkap di sudut ruangan yang sama dengan asalnya, yangpada peristiwa itu ada konteksnya. Misalnya tentang bagaimanabenda koleksi itu sedang dalam suatu proses pembuatannya harusdilengkapi dengan benda koleksi lainnya sebagai peraiatan lengkapdi sudut ruangan yang sama.

4. Pameran Tetap

Museum dari zaman lampau atau gaya Victoria, dengan bentukbangunan yang menumental mirip istana, dengan ruangan pameranyang serba luas, kesemuanya ingin menunjukkan "gengsi", kedudukandan martabatnya di tengah masyarakat. Cara menyajikan bendakoleksinyajuga disertai hasrat untuk menampilkan kekayaan inventariskoleksinya dengan penampilan selengkap dan sebanyak mungkin.Karena tugas museum itu mengumpulkan benda koleksi, maka makinbanyak saja benda koleksi itu yang dipamerkan. Lukisan bukan sajadipasang beijajar, tetapi juga bertingkat sehingga praktis seluruhdinding penuh dengan lukisan. Museum etnografi dipenuhi ethnografika,baik setiap dinding dan setiap sudut ruangan, maupun dalam lemari-lemari pameran, berjejal-sesak dengan benda-benda yang dipamerkan.Kesemuanya itu memang secara pendekatan intelektual memenuhikeinginan-keinginan akademis serba lengkap, serba sistematis, serbaketat. Tetapi secara estetis dan informatif teknik pameran sepertisuasana gudang itu pada saat sekarang ini sudah tidak dapatdibenarkan.

Pada saat sekarang kita dapat amati, bahwa yang ditata dalamruangan pameran tetap hanya terdiri dari 25 sampai 40 persen sajadari jumlah benda koleksi yang dimiliki museum. Setiap museumselalu berusaha untuk memperluas dan melengkapi koleksinya.Karena di samping realita juga replika dibuat untuk menambah yangada. Juga duplikat diusahakan karena untuk menyelenggarakan

70

Page 80: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

pameran keliling atau menyelenggarakan peminjaman "museumkits", peti kemas alat peraga bag) sekoiah seringkali hanya memakaiduplikat, mengingat tujuan pemakaiannya dan mengingat resikopenggunaan dan pengirimannya.

Untuk menyusun suatu pameran tetap diperlukan semacamskenario yang lengkap. Untuk museum zoologi tentu dipergunakansi stem dan klasifikasi specimen yang telah baku bagi museumzoologi. Karenanya kita akan mendapati ruangan dengan reptilia,mamalia, ikan, burung, dan lain sebagainya. Ditata dengan pelbagaiteknik pameran sehingga baik sistem maupun konteksnya denganhabitat serta ekologinya tergambar jelas, di samping labels (kartupenjelasan) yang menggunakan bahasa populer, tetapi secara ilmiahdapat dipertanggungjawabkan.

Museum sejarah juga memerlukan skenario yang secara kronologisdapat menggambarkan untaian peristiwa sejarah dalam ruanganpameran tetap. Demikian pula museum ethnografi memerlukanskenario yang lebih sulit, dan memerlukan studi pendahuluan, baikriset lapangan maupun studi kepustakaan, mengenai hubungankebudayaan dalam konteks dengan benda koleksi yang menggambarkanpelbagai aspek kebudayaan, seperti alat-alat sistem teknologi, ekonomi,adat-istiadat, religi, magi, kesenian dan pengetahuan tradisional.Pada saat sekarang benda koleksi ethnografi, tidak saja ditatamenurut sistem yang baku bagi ethnografi, tetapi juga ditata secarakontekstual, dan pameran benda-benda itu didukung oleh foto dangrafik yang relevan dengan visualisasi proses pembuatan atau fungsibenda-benda itu di lingkungan sosial budaya.

5. Pameran Khusus atau Pameran Temporer

Museum masa kini di samping menyelenggarakan pamerantetap, yang disusun untuk jangka waktu agak lama (kira-kira untuk10 tahun) perlu menyediakan paling sedikitnya sebuah ruanganpameran yang diperlukan untuk penyelenggaraan pameran temporeratau pameran khusus. Disebut pameran temporer karena sifatnya

71

Page 81: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

memang temporer, diselenggarakan untuk jangka waktu singkat,antara satu minggu sampai satu bulan, atau paling lama tiga bulan.Disebut pameran khusus, karena diselenggarakan secara khusus,misalnya untuk memperingati peristiwa atau tokoh-tokoh penting.Dapat pula dipilih tema atau topik yang khusus. Itulah sebabnyamuseum perlu mempunyai gudang penyimpanan koleksi studi danmempunyai persediaan realia dan replika specimen. Juga dokumentasifoto yang luas dan senantiasa tersusun dan terpelihara serapihmungkin. Seorang kurator museum senantiasa memerlukan dirinyatetap up to date mengenai perkembangan ilmu yang ditekuni,mengenai luas koleksi yang berhubungan dengan ilmunya, dansedapat mungkin ia pun memahami sistem jaringan antar musumdan perpustakaan, sebab koleksi dan bahan kepustakaan memberikansumber dan data informasi kepadanya. Ia tidak boleh mengharapkandatangnya ilham dari langit, tetapi ia hams mendapatkan ilham,gagasan dan wawasan dari lingkungannya. Sebagai seorang yangjuga ahli dan senang untuk mengerjakan survei atau riset lapangan,maka gagasan untuk menampilkan suatu topik yang menarik dariproses pembaha sosial budaya dan menjadikannya sebagai topikpameran khusus, baginya sudah mempakan hal yang sangat peka.

Lingkungan dan pelbagai wilayah budaya di Nusantarasesungguhnya kaya sekali dengan pelbagai ragam dan wama ungkapankebudayaan material. Misalnya saja kita dapat memilih topik tentangpembahan, pengadaan, pengolahan dan penyajian pangan di suatuwilayah tertentu. Maka seorang kurator tidak saja akan menampilkanbenda koleksi yang sudah ada dari kumn waktu yang lampau, yangsudah tersedia dalam gudang penyimpanan koleksinya, tetapi iadapat melakukan riset lapangan, menghimpun dan mencatat benda-benda yang moderen yang menggantikan benda-benda yang terpojokke mangan sejarah, sehingga dengan bantuan foto-foto dan sketsayang hidup, ia dapat membuat suatu desain pameran khusus yangmenarik.

Seorang kurator dapat melakukan pengamatan dan pengkajiantentang suatu corak ragam hias tertentu. Misalnya saja tentang ragam

72

Page 82: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

hias tumpal atau pucuk rebung dan pohon hay at. la dengan cekatandapat memilih benda koleksi apa saja yang memuat ragam hias. Hal-hal demikian sebetulnya tidak sulit bagi seorang kurator yangmenguasai benar bidang koleksi dan ilmunya. Pelbagai topik dapatmenjadi bahan perhatian khusus bagi seorang kurator, tetapi jugadapat dijadikan obyek observasi, obyek studi, dan riset. Hasilpengkajiannya dapat diterbitkan sebagai sebuah monografi, tetapimonografi hasil pengkajiannya hanya akan mencapai publik museumyang terbatas. Alangkah baiknya jika ia juga dapat menampilkansuatu laporan visual dalam bentuk suatu pameran khusus. Laporanvisual demikian akan dapat dinikmati pengunjung museum yanglebih luas.

Hal-hal di atas membuat sifat pameran khusus berupa suatupaket dan merupakan suatu rangkaian kegiatan. Apalagi bila kitadapat membuat dokumentasi slide dan film. Di samping labels, baikyang berupa individual labels (kartu penjelasan per-specemen),maupun group labels (penjelasan untuk suatu kelompok bendakoleksi yang dipamerkan), maka ceramah dan pertunjukan denganslide dan film, akan membuat semaraknya suasana pameran khusus.Pengunjung dapat pula memperoleh folder atau buku kataloguspameran yang sarat dengan bahan informasi dan pulang denganperasaan senang, karena telah melihat yang serba artistik dan telahbertambah pula pengetahuannya.

6. Pameran Keliling

Pameran keliling umumnya berupa suatu paket. Sejumlahbenda koleksi telah dihimpun dan teijaring dalam suatu desainpameran keliling, lengkap dengan petunjuk tata ruang dan teknikpamerannya. Topiknya sudah jelas disertai labels yang tinggaldipasang, dengan katalogus pameran yang sudah siap diedarkan.

Secara geografis, maka Indonesia sangat berkepentingan untukmenyebarluaskan pengetahuan tentang warisan budayanya dari satutempat ke tempat lain. Dengan menggunakan sistem dan jaringan

73

Page 83: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

antara museum, maka pameran keiiling di Indonesia akan dapatmencapai hasilnya. Tema dan topik pameran keiiling tidak berbedadengan yang dapat kita gunakan pada pameran khusus atau temporer.Dapat kiranya diatur, bila sebuah museum sudah selesai denganpenyelenggaraan pameran khususnya, maka bahan dan isi pameranitu dapat dikirim kepada museum lainnya.

Di atas sudah dikatakan bahwa sekarang ada gagasan yangmenyatakan, bahwa apabila pengunjung tidak datang ke museum,maka museum yang hams datang ke pengunjung. Inilah yangmenjadi dasar pemikiran untuk menyelenggarakan kegiatan denganmetode museum outreach. Museum yang besar, yang memilikibanyak replika dan duplikat benda koleksinya, dapat membuatsejumlah peti kemas yang di dalamnya sudah di tata benda koleksiperagaan, folder dan buku-buku katalogus serta labels yang akanmemberikan penjelasan pada peragaan itu tadi. Peti kemas museum(museum kits) ini dapat dipinjam oleh sekolah-sekolah yangmemerlukannya, atau dapat pula digunakan oleh suatu mobil keiiling.Sebuah tmk dikaroseri dengan desain khusus, dapat dibuka dandiperlebar dengan sistem atap atau benda yang mudah dipasang dandibongkar. Mobil keiiling ini dapat mengunjungi tempat-tempat atausekolah-sekolah yang agak jauh letaknya dari museum besar. Tidakusah dikatakan lagi, bahwa peranan staf bidang bimbingan edukatifkultural dari museum yang bersangkutan akan memainkan perananmuseum itu. Staf dapat menyelenggarakan ceramah dengan pertunjukanslide dan film yang berkaitan dengan kelompok slide dan film yangberkaitan dengan kelompok benda koleksi replika tadi.

74

Page 84: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB XI

KEGIATAN EDUKAT1F*KULTURAL

Tidak ada salahnya b\h di sini kita ulangi bebera^m unsur daridefinisi ICOM tentang museum^ dalam kaitannya dengan kegiatanedukatif kultural museum. Pertama hams kita sebut bahwa museumitu mempakan suatu lembaga yang tetap yang membeHkan pelayanankepada masyarakatnya. Kedua u^uannya iatah untuk studt» pendtdtkandan kesenangan.

Juga lelah kita singgung hasil pengamaian PRBSE tentangadanya dua jenis kelompok penguit)ungi yang satu mempakankelompok yang sudah Jadi langganan museum* dan yang kedua lalahkelompok pengunjung yang hubungannya dengan museum tidak eratkarena tidak melihat alasan dan tujuan kunjungan yang Jelas. Justmkelompok inilah yang hams met\|adi perhatian dan gampan bidangedukatif kultural setiap museum.

Meny^jikan koleksi museum dengan pelbagai metode danteknik pameran adalah suatu bentuk komunikasi dan pemberianinformasi kepada masyarakat. Pelayanannya kepada masyarakatiaiah peranan sebagai suatu bentuk pusat komunikasi daninformasi. Tetapi bagaimana kaitannya dengan bidang pendidikandan kebttdayaan ?

Dengan pendidikan kita dapat artikan sebagai suatu proses**enculturation^ suatu pewarisan kebudayaan. Dengan pendidikankita juga mengenal pendidikan formal* pendidikan nonformal danpendidikan informal* juga kita ketahui bahwa proses pendidikanitu berlaku seumur hidup. Melihat dari pelbagai pengertian danproses pendidikan itu* m^a museum sebapi suatu pusat studt danpenyebaran informasi* mempunyai peranan tersendiri di bidangpendidikan.

n

Page 85: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

1. Museum dan Pendidikan.

Kalau dikatakan museum itu sama dengan sekolah, tentu itukurang benar. Koleksi museum sebagai alat peraga yang digunakanmelalui metode vokasional dan auditif atau dengan peralatan audiovisual, hanya bersifat komplimenter bagi sistem pendidikan formaldi sekolah. Dalam Hal ini antara pihak pamong sekolah dan pamongmuseum perlu adanya saling pengertian; satu faham akan kurikulumyang berlaku dan faham lainnya akan alat peragaan yang dapatmembantu terlaksananya proses belajar dan mengajar berdasarkankurikulum sekolah.

Demikian maka akan didapat suatu konsepsi keijasama operasionalbagi metode dan teknik kunjungan murid-murid sekolah yang dapatdijadikan pola umum bagi bimbingan pelajar menurut pelbagaitingkatan sekolah. Di samping itu dapat pula diadakan proyekkegiatan tertentu, baik untuk peningkatan daya kognitif anak didik,maupun untuk merangsang daya berfikir yang kreatif. Misalnyadengan menggunakan pelbagai permainan seperti kuis, denganmengisi pelbagai lembaran yang ilustratif dengan macam pertanyaanyang berkaitan dengan hal ihwal benda dan koleksi juga untukpeningkatan pengetahuan dapat pula diselenggarakan proyek penulisanlaporan, uraian, dan lain sebagainya.

Untuk pelajaran yang menuju ke arah kreativitas artistik, tidakjarang bagi para pelajar sekolah dasar disediakan ruangan hastakarya, menggambar, melukis, membuat patung, dan Iain-Iain jenispekeijaan tangan.

Pameran keliling dengan menggunakan unit-unit kendaraanmobil pameran keliling merupakan salah satu usaha untuk mem-berikan pelayanan kepada sekolah-sekolah yang letaknya agak jauhdari tempat museum dalam hal memperoleh alat peraga pelengkapbahan pelajaran.

Dalam usaha memperoleh kelompok langganan tetap, dewasaini terbuka kemungkinan untuk mendirikan "museum clubs", suatU

76

Page 86: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

himpunan peminat museum. Dapat didirikan bagi kelompok yunior,kelompok peminat museum remaja, tetapi dapat juga didirikankelompok peminat bagi orang dewasa. Bersama staf museum, makakelompok peminat itu setelah kulino, akrab dengan museum sertakoleksinya, dapat pula di selenggarakan widyawisata ke tempat-tempat yang menarik, baik yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuansosial, maupun yang berhubungan dengn ilmu pengetahuan alam.Bagi anak-anak hal ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kenyataansecara lebih akrab, baik kenyataan sosial, peninggalan sejarah danpurbakala, maupun kenyataan alam dan lingkungan hidup. Bagi parapamong yang berprakarsa, mereka dapat mengusahakan pengumpulanpelbagai specimen untuk suatu koleksi alat peraga bagi sekolahnyamasing-masing. Hasil pengumpulan dan observasi di lapangan suatuketika dapat dijadikan bahan pameran khusus. Proyek kegiatan inijelas akan merangsang daya aktivitas dan kreativitas di kalanganpelajar. Berikan bimbingan yang terarah, mulai dari perencanaan,perancangan (desain) sampai kepada teknis pelaksanaannya. Berikesempatan untuk menyusun folder dan lembaran-lembaranpenjelasannya sendiri. Mungkin untuk tingkat sekolah lanjutan,proyek kegiatan ini dapat dikaitkan dengan sistem penyusunan kertaskarya nyata atau karya tulis untuk melengkapi evaluasi hasil belajardalam salah satu mata pelajaran tertentu.

2. Kegiatan Kultural

Dengan adanya suatu himpunan peminat senior, terbukakemungkinan untuk membuat acara-acara tetap setiap tahun untukkegiatan ceramah, pameran, pertunjukan film, pertunjukan danperagaan kesenian, yang berkaitan dengan koleksi museum. Museumdalam hal ini akan menjadi suatu pusat kebudayaan. Orang bukannyadiundang lagi tetapi menjadi peserta aktif, mulai kegiatan yangberhubungan dengan "brainstorming" (adu pendapat), persiapanperencanaan, sampai kepada tahap-tahap pelaksanaannya. Lambatlaun akan timbul perasaan solidaritas dan tanggung jawab ataskesinambungan kehidupan yang aktif dari museum yang sudah jadikerabat mereka sendiri.

77

Page 87: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Dengan demikian maka kita akan mempunyai museum yang hidup.Museum akan dirasakan sebagai suatu kebutuhan kultural. Museumtidak secara sepihak memberikan pelayanan, tetapi masyarakatlingkungan peminatnya turut aktif dan bertanggung jawab terhadapkegiatan-kegiatan edukatif kultural museum yang bersangkutan.

Sekalipun museum bukan lembaga yang bersifat komersial,tetapi kegiatan edukatif kultural seperti yang dilukiskan tadi, dapatdiatur sehingga terdapat uang lebih, dari basil penjualan kartuundangan, buku dan lainnya. Melalui himpunan peminat museumakan terkumpul dana yang dapat membantu intensitas kegiatan-kegiatan lainnya. Maka apabila terdapat perasaan bahwa museumitu milik masyarakat, dan bermanfaat bagi masyarakat. tercapailahtujuan sebenamya yang menghendaki kehadiran museum yangbenar-benar hidup; hidup karena arus timbal balik antara museumdan masyarakat lingkungannya.

78

Page 88: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB Xll

HUBUNGAN MASYARAKAT

Menunit kenyataannya, di dalam struktur organisasi museum-museum di Indonesia, tidak terdapat bagian yang khusus untukbertugas sebagai hubungan masyarakat. Bahkan di museum-museumnegeri umum tingkat propinsi yang diresmikan setelah tahun 1988,hanya kepala museum yang dinyatakan ada, sedangkan bagian atausub bagian di bawah kedudukan kepala museum, hanya ada petugasyang diserahi tugas dengan surat penugasan, tidak lagi dengan suratkeputusan dari unit pembina di atasnya. Mudah-mudahan sikap tidakkonsisten pihak mengambil keputusan cq. Mendikbud dan Menpen,dikemudian hari dapat menilai kembali keputusan mereka. Suatukemunduran, tetapi hendaknya kenyataan ini diterima dengan hatiyang lapang. Di satu pihak perlu diakui, bahwa para kepala museumyang baru diangkat belum pemah menerima pendidikan khusussebagai kepala museum. Hampir di seluruh dunia jabatan kepalamuseum memang diserahkan kepada orang-orang yang tidak ahlidalam seal "manajemen". Seorang yang telah membuktikankemahirannya sebagai ahli rekayasa sosial (social engineering),seorang "administrator", seorang yang pandai memimpin, mengatur,merencanakan sesuatu, melakukan pengawasan, baik yang melekat(built-in control) maupun pengawasan melaiui jaringan yang horisontal,baik yang internal, maupun yang ekstemal.

ICOM sudah memiliki suatu "international Committee forPublic Relation", di mana banyak petugas museum yang diserahitugas hubungan masyarakat bersatu menjadi anggota aktif darikomite intemasional tersebut, karena masalah hubungan masyarakatitu perlu. Kita menyadari bahwa dalam manajemen suatu prosesproduksi dan konsumsi jasa, perlu ada distribusi lewat jalur hubunganmasyarakat, supaya apa yang dijadikan hasil produksi jasa itu dapatdipasarkan dengan pelbagai cara penyampaian informasi pemasaran

79

Page 89: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

yang tepat guna dan berdaya guna. Suatu penelitian mengenaiseberapa jauh persepsi publik atau masyarakat modem di EropaBarat terhadap kehadiran museum telah mengejutkan kalanganprofesi peimuseuman.

Kalangan masyarakat "kelas bawah" menganggap tidak periumengunjungi museum, karena beranggapan bahwa museum itubukan "santapan" mereka. Museum hanya untuk orang-orang lapisan"atas" saja. Lain halnya dengan masyarakat di Amerika Serikat.Ternyata pengamh zaman "feodal dan aristokrasi" di Eropa Baratmasih ada, sedangkan demokrasi di Amerika Serikat sudah lebih"merakyat". Di Amerika Serikat seorang remaja yang belum sempatmendapat pekerjaan yang formal, akan merasa bangga jika ia sudahdapat diterima sebagai anggota himpunan sukarelawan museum danbekerja tanpa pamrih, tanpa diberi imbalan keuangan. Tetapi pekerjaanitu sudah merupakan kebanggaan, dan Jelas akan menjadi suatuangka kredit baginya. Di Indonesia belum pemah ada kajian yangbersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap daya persepsi masyarakatterhadap kehadiran museum. Memang bisa saja terjadi museum didaerah jika ada pameran khusus membuat statistik pengunjung danbuku kesan pengunjung. Tetapi harus diingat sikap spontan danramah tamah khas daerah akan menahan mereka untuk memberikan

kesan yang kritis. Tentu saja ada perkecualian. Dua buku karanganKENNETH HUDSON, yang pertama mengenai sejarah masyarakatmuseum (A Social History of Museums) dan yang kedua berjudul"Museum for the 1980 A Survey of World Trends akan memberikanpengetahuan yang cukup kepada kita tentang hubungan museum danmasyarakat dari masa ke masa.

Demikian maka jelas suatu bagian yang khusus ada petugasyang khusus di museum, istimewa museum-museum yang besar,yang diserahi tugas hubungan masyarakat merupakan suatu keperluanyang mendesak. Bagian atau petugas hubungan masyarakat inimemerlukan masukan dari dalam museum untuk kemudian disampikankepada masyarakat luas lewat media massa tentang apa saja yangsedang dikeijakan atau akan ditampilkan kepada masyarakat. Sudah

80

Page 90: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

tentu hubungan masyarakat itu juga memerlukan masukan pula darikalangan masyarakat tentang sikap mereka terhadap museumnya.Saya sebut museumnya karena pada hekekatnya dalam suatu negarademokratis, rakyatlah yang memiliki museum. Itu terjadi dalammasyarakat yang sudah mengenal budaya baca tuiis. Bagi masyarakattradisional dengan budaya lisan, maka hubungan tatap muka denganpelbagai teknik wawancara dan observasi langsung mungkin akandapat lebih mengakrabkan hubungan museum dengan masyarakatlingkungannya.

Museum dalam masyarakat tradisional memiliki kesempatandan sekaligus tantangan, sebab segala teori hubungan museumdengan masyarakat lingkungannya, yang berlaku bagi masyarakatEro-Amerika tentu mempunyai karakteristik yang berbeda. Sekarangtergantung dari para pengelola museum di Indonesia, kapan hubunganmasyarakat di setiap museum itu dapat diberi posisi dan fiingsi yangsesuai dengan keperluan yang mendesak ini.

81

Page 91: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

BAB xm

PENUTUP

Sekali lagi dinyatakan di sini, bahwa buku pedoman ini tidakberpretensi serba lengkap. Pertama karena sudah dilengkapi denganpenerbitan buku-buku pedoman lainnya di bidang konservasi koleksidan di bidang teknik pameran koleksi. Yang masih kita perlukaniaiah suatu buku pedoman tentang pengelolaan koleksi museoleaserta pengelolaan kegiatan edukatif kultural. Setiap kepala museumdapat senantiasa berhubungn dengan Direktorat Permuseuman apabilaada hal atau persoalan teknis yang perlu ditanyakan.

Diharapkan buku kecil ini bermanfaat bagi mereka yang telahmemilih profesi hidupnya di bidang permuseuman. Di sampingprogram kegiatan penataran tenaga teknis permuseuman yang masihterus dilaksanakan, maka untuk meningkatkan pengetahuan dankeahlian di bidang tersebut di bawah ini, disediakan daftar pustakatersendiri.

Atas segala kritik yang bersifat ke arah penyempumaan bukuini dalam edisi berikutnya, dengan ini disampaikan terima kasih.

82

Page 92: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

DAFTAR PUSTAKA

AGRAWAL, O. R

BOSCH, F. D. K.

FRESE, H. H.

HOWARD, RICHARD

FOSTER

HUDSON, KENNETH

ICOM

JOHNSON, E, VERNER

and JOANE C. HORGAN

PARKER, A. C.

PLENERLEITH, H. J.

Care and Preservation of MuseumObjects National Research Laboratory for Conservation of CulturalProperty. New Delhi, 1977

De Ontwikkeling Van het Museumwezenin Nederlandsch-Indie. Djawa, JavaInstituut, 1934, Jg. 15, pp 209-221.

Antropology and the Public; The Roleof Museums Mededelingen Rijksmu-seum V. Volkenkunde. Leiden, 1960.

Museum Security. The AmericanAssosiation of Museums, WashingtonD. C. 1958.

Museums for the 1980s. A Survey ofWorld Trends. UNESCO, 1977.

The Problem of Museums in Countries undergoing Rapid Change. Symposium organized by ICOM, Nerchtel,1962.

Museum Collection Storage. UNESCO.Protection of The Cultural Heritage.Technical Handbooks for Museums

and Munuments 2.

A Manual for History MuseumS, NewYorks, 1945.

The Conservation of Antiquities andWorks of Arts Treatment, repair and

83

Page 93: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

POTT, PETER H.

SUTAARGA, MOH. AMIR

UNESCO

WENGEN, G. D. VAN

WITTLIN, ALMA S

restoration. Oxford University Press.London, 1969.

The Role of Museums of History andFolklore in a Changing World. Curator, vol. 6. no. 2 New York, 1963

Persoalan Museum di Indonesia.

Jawatan Kebudayaan. Jakarta, 1962. Cet.ke-3. Direktorat Museum, 1971.

Capita Selecta Museografi danMuseologi. Jilid I, Direktorat Museum, Cet. ke-1. Jakarta, 1975.

Capita Selecta Museografi danMuseologi, Jilid II, Direktorat Museum, Jakarta, 1975.

The Organization of Museums, Practical Advice. 2nd empression. Paris,1967.

Educatief Werk in Musea. H. D.Theenk Willink by Groningen, 1975.

The Museums: Its History and itsTasks in Education. Routledge anfKegan Paul. London, 1949.

Museum in search of a Usable Future. Cambridge, Mass. MITT Press,1970.

84

Page 94: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : I

Sebuah contoh rangkaian minirama di Museum Peringatan Peperangan(War Memorial Museum) di kota Canberra, Australia.

Minirama adalah diorama kecil. Minirama dan diorama merupakanmetode penyajian ceritera visual mengenai siiatu saat atau detikdalam suatu perisliwa. Sekalipun statis, tetapi menimbulkan kesanadanya dinamika.

Minirama dan dioram merupakan cara penggambaran yang tigadimensi dengan memperhatikan perspektif ukuran berskala yangproporsionai Benda-benda dan patung-patung manusia dalam adeganditata di pusat ruangan dan sebagai latar belakang ruangan ataukotak dibuat dinding yang lengkung dengan lukisan tentang kesekitaran

adegan tersebut.

Diorama mengambil ukuran dengan skala 1:1 atau menurut ukuran

Page 95: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

benda atau orang yang sebenarnya. Biasanya diorama dijadikanmetode penyajian dalam museum zoologi. Misalnya di Museumzoologi bpgorensis di Bogor Minirama seringkali digunakan sebagaimetode penyajian peristiwa di museum-musem sejarah seperti dalamMuseum Sejarah Tugu Nasionai dan Museum Piisat ABRI SatriaMandala di Jakarta.

Folo oleh M. A. SutaargaSeptember 1973

Foto: 2.

Minirama di dalam salah satu ruangan pameran War MemmorialMuseum, Canberra, Australia. Di depan minirama ini diberi tambahanpenjelasan-penjelasan berupa teks keterangan dan foto-foto dia yangtransparant atau tembus cahaya yang disusun pada alas meja miringke bawah.

Page 96: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 3

Sebuah lemari panjang berupa semi minirama yang mencobamenggunakan metode penyajlan yang evokatif, yang menggambarkansuasana asli, yang dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari sukuIndian Karibia, Amerika Selatan. Apabila latar belakangnya diberifoto yang besar atau lukisan besar tentang lingkungan adegan itu,maka akan tercapai efek evokatif yang lebih mengesankan keadaanyang sesungguhnya.

Tata penyajian minirama ini terdapat di Museum of The AmericanIndians, New York City.

Foto oleh M. A. Sutaarga

Januari 1968

Page 97: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

• jt-.••■fr-j*.

Foto : 4

Sebuah ruangan pameran lukisan dan patung gaya seni masa kinidi Chicago Art Institute, Chicago, Amerika Serikat. Metode penyajian,sesuai dengan tujuannya ialah dengan menggunakan pendekatanestatik, pendekatan murni keindahan. Untuk metode penyajiankoleksi senirupa masa kini biasanya diperiukan ruangan yangmemberikan perasaan yang lapang sehingga pengunjung dapatmemusatkan perhatiannya kepada benda-benda koleksi yang dipamerkan.Tiap benda dianggap punya dunianya tersendiri. Cara ini hanyadapat disajikan bagi suatu masyarakat yang sudah "maju", yangmenganggap bahwa para warga masyarakatnya sudah memahamikesenian dan dapat menghayatinya.

Foto oleh M. A. SutaargaJanuari 1968

Page 98: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 5

Sebuah ilustrasi ruangan pameran dengan pelbagai lemari pajangandi suatu museum kesenian klasik, di Kyoto, Jepang. Museum inigedungnya berasal dari ahad ke-19 dan dengan interior yang khasgaya istana bagi gaya seni bangunan museum ahad tersehut.Lemari-lemari tua dipertahankan dengan dirubah sedikit, sehinggabingkai geias muka memberikan kesempatan langsung bagi matapengunjung melihat obyek yang dipajang. Cara menata bendakoleksi memperhitungkan segi-segi artistik. Bagi orang awam carapenyajian ini tidak informatif. Rupa-rupanya hal ini dirasakan pulaoleh pengurus museum itu, sebab di sampingnya terdapat sebuahlemari pipih dengan bingkai geias yang memuat pelbagai foto danteks keterangan untuk memberikan informasi mengenai benda-bendayang dipajang di lemari besar tadi.

Foto oleh M. A. SutaargaMaret 1974

Page 99: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

-

* i

Sebuah lemari pameran yang dikonstruksikan ke dalam dinding.Benda-benda koleksi ditata menurut penitaian artistik dan padadinding belakang terdapat foto-foto dan teks keterangan mengenaibenda-benda itu. Museum kesenian klasik di Kyoto, Jepang.

Foto oleh M. A. SutaargaMaret 1974

Page 100: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 7

Sebuah ruangan dengan pameran keseniqn Melanesia, suatu pamerantemporer, yang pernah diselenggarakan oleh The Australian Museum, Sydney, Australian, tahun 1973. Sesuai dengan tujuannya,maka metode pendekatan untuk tata penyajian koleksinya ialahmetodc artistik atau pendekatan estetik.

Untuk bahan informasi, maka dalam bagian ruang masuk kornpleks

ruangan-ruangan pameran khusus ini disediakan sebuah panil yangcukup besar dengan teks keterangan kolektif. Isi keterangan itumencakup hampir segala data geografis dan kebudayaan sukubangsa-sukubangsa yang mendiami gugusan kepulauan Melanesia.

Foto oleh M. A. SutaargaSeptember 1973

Page 101: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Sebuah lemari pameran dengan ethnographica dari Melanesiasebagai bagian dari pameran khusus tentang kesenian Melanesia.Agar supaya jangan niengganggu unsur artistik dan pendekatanestatik dalam metode penyajian, maka di sini tidak digunakan teksketerangan koleksi di sudut kiri lemari pameran itu.

The Australian Museum, Sydney, Australia.

Foto oleh M. A. Sutaarga

September 1973

Page 102: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 9

Sebuah lemari pameran dengan ethnographica dari Melanesia. TheAustralian Museum, Sydney. Keterangan mengenai gambar ini samadengan keterangan untuk Gambar: 8.

Foto oleh M. A. Sutaar^aSeptember 1973

A. A

Page 103: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 10

Sebuah ruangan pameran benda-benda ethnographica di PrimitiveArt Museum, New York City, Amerika Serikat. Di sini yang ingindikemukakan ialah nilai-nilai artistik dari benda-benda tersebut. diluar kaitannya (non-contactual) dengan kebudayaan penghasil benda-benda ethnographica Uu. Memang terdapat buku-buku katalogus,lengkap dengan pengantar tentang latar belakang kidtiiral benda-benda yang dipamerkan, disertai dengan ilustrasi foto yang serbaindah, yang mendukung pameran itu, tetapi karena biasanya buku-buku katalogus itu mahal harganya, maka pameran-pameran macamini seakan-akan hanya ditujuakan kepada golongan tertentu saja,yang punya daya terima dan selera kesenian yang tinggi Bukanuntuk orang awam dan papa yang bisa melihat tetapi harus berpura-pura mengerti dan dapat menghayati makna dan mutu kesenianbenda-benda yang dipamerkan dalam ruangan ini.

Foto oleh M. A. Sutaarga

Januari 1969

Page 104: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Ruangan panieran seni klasik ketimuran di Chicago Art Institute,Chicago, Amerika Serikat. Kartu-kartu teks keterangan memang adapada setiap benda yang dipamerkan, tetapi tidak menyolok mata,sebab akan menggangu suasana estetik dan akan merusak dayapemusatan pikiran dan perasaan pengunjung yang benar-benaringin meregitk selera kenikniatan sepuns wimgHn

Yang jelas ialah, bahwa meiude penyajian dalam Ganibar 10 danGambar II ini, telah menggunakan cara pendekatan estetik seinata.

Page 105: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 12

Sebuah niangann pameran di West Australian Museum, Perth,Australia, dengan suatu tata-penyajian yang menggunakan metodesuatu pameran khusus jangka panjang yang ingin menceritakankehidupan suku-bangsa asti Australia, berdasarkan basil penelitiantapangan staf kurator bagian antropologi museum itu. Benda-bendaEthnographica yang dipamerkan bisa bercerita tentang dirinya karenamendapat dukungan dari sejumlah sketsa, foto-foto yang kecilsampai yang sangat besar, dan juga metode labelling (kartu-kartudengan teks keterangan) yang patut menjadi contoh tata-penyajianethnographica.

Foto oleh M. A. SutaargaSeptember 1973

Page 106: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

nKfftMr

Foto : 13

Sudut lain dari pameran khusus The Aboriginal way of live di westAustralian Museum, Perth. Foto-foto yang besar dan sketsa-sketsayang besar sebagai latar belakang atau sebagai sarjana ilustrasipendukung pameran bukan saja menimbulkan kesan yang mendalam,tetapi juga memberikan kejelasan yang lebih sempurna.

Foto oleh M. A. Sutaarga

September 1973

Page 107: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 14

Pameran Aboriginal Way of Life West Australian Museum, Perth.

Vntuk memberikan gambaran latar-belakang sejarah kehidupansuku-bangsa asli itu, yakni gambaran tentang pelbagai laporantertulis dan para musafir di masa yang lampau, maka reproduksibesar-besar dari lukisan-lukisan grafik menambah daya dukungyang kuat, impresif dan informatif .

Foto oleh M. A. SutaargaSeptember 1973

Page 108: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Folo : 15

Pameran khusiis tentang The Aboroginal Way of Life, di WestAustralian Museum, Perth. Sebuah contoh tata-penyajian yang

kontekstual.

Foto oleh M. A. SutaargaSeptember 1973

Page 109: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Gedung ruang pameran tetap di sebelah kiri ruang serba. guna(auditorium) di sebelah kanan kompleks Museum Negeri di BandaAceh. Ruang serba guna itu merupakan fasilitas bagi kegiatanedukatif kultural.

Dokumentasi foto

Direktorat Permuseuman

Page 110: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

$*«•

■ A"-

• --Aiil

Foto : 17

Pemandangan dalam salah satu lantai ruangan pameran tetap MuseumNegeri Aceh di Banda Aceh.

Dokumentasi foto

Direktorat Permuseuman

Page 111: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Salah satu lemari pameran di ruangan pameran tetap di MuseumNegeri Lampung Mangkurat di Banjarbaru, 40 km dari Banjarmasin,Kalimantan Selatan. Perhatian cara menata benda-benda koleksialat perikanan.

Dokumentasi foto

Direklorat Permuseuman

Page 112: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Salah satu lemari pameran di Museum Negeri Mulawarmatiy bekasistana Sultan Kutai di Tenggarong. Cahaya yang dipergunakan untukmenerangi lemari ini didatangkan dari luar gedung dengan sistemreflektor.

Dokumentasf foto

Direktorat Permuseuman

Page 113: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto: 20

Sebuah lemari pameran dengan pelbagai jenis topeng Bali di salahsebuah ruangan peran gedimg Museum Bali di Denpasar. Pencahayaandengan lampu TL dari atas. Perhatikan bentuk dan warna latarbelakang atau dinding penempatan koleksi dengan desain tersendiridengan tujuan-tujuan estetik. Kartu-kartu penjelasan serta foto-fotoyang relevant belum dipasang.

Dokumentasi fotoDirektorat Permusewnan

Page 114: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 21

Sekelompok anak-anak sedang sibuk berlatih membuat patung dalamrangka kegiatan edukatif kultural di Museum Sil'twangi di Ambon.

Dokumentasi foto

Direktorat Permuseuman

Page 115: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan

Foto : 22

Museum Siliwalima di Ambon secara teratur menyelenggarakanacara pergelaran seni pertunjukan lokal, haik untuk orang tua,

maupun untuk orang muda. Wakil-wakit dari pelbagai kelompokethnik yang tinggal di kota Ambon diikutsertakan dalam acara

kegiatan ini. Dengan demikian, semua pihak merasakan bahwa

Museum Siliwalima ilu merupakan milik mereka.

Dokumentasi foto

Direktorat Permuseuman

Page 116: P 'E E GGARAAN P G LOLAAN MUSEUM - …repositori.kemdikbud.go.id/4364/1/Pedoman Penyelenggaraan dan... · Pada PELITA II pembangunan permuseuman telah mencapai ... ini pun akan diuraikan