Outline skripsi Administrasi Negara

7
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704626 Fax. (0721) 704626 Form A2 RENCANA JUDUL SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan rencana judul skripsi sebagai berikut : Judul : Strategi Seleksi dan Penempatan Sumber Daya Aparatur dalam Permasalahan Otonomi Daerah (Studi Tentang Strategi di bidang Sumber Daya Aparatur pada Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah) Latar Belakang Masalah : Secara hukum Kabupaten Lampung Tengah terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 04 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan. Perkembangan sistem politik diiringi dengan adanya Undang Undang No. 12 Tahun 1999, Lampung Tengah mengalami sedikit demi sedikit perubahan terhadap wilayahnya. Awalnya Lampung Tengah yang beribukota kabupaten di Metro yang kemudian dipindah ke Gunung Sugih. Pada tahun 2001 Lampung Tengah memekarkan daerahnya menjadi wilayah kabupaten dengan 27 kecamatan dan 276

Transcript of Outline skripsi Administrasi Negara

Page 1: Outline skripsi Administrasi Negara

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIAUNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145

Telp. (0721) 704626 Fax. (0721) 704626

Form A2

RENCANA JUDUL SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan rencana judul skripsi sebagai berikut :

Judul : Strategi Seleksi dan Penempatan Sumber Daya Aparatur dalam Permasalahan Otonomi Daerah (Studi Tentang Strategi di bidang Sumber Daya Aparatur pada Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah)

Latar Belakang Masalah : Secara hukum Kabupaten Lampung Tengah terbentuk berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 04 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan.

Perkembangan sistem politik diiringi dengan adanya Undang Undang No. 12 Tahun 1999, Lampung Tengah mengalami sedikit demi sedikit perubahan terhadap wilayahnya. Awalnya Lampung Tengah yang beribukota kabupaten di Metro yang kemudian dipindah ke Gunung Sugih. Pada tahun 2001 Lampung Tengah memekarkan daerahnya menjadi wilayah kabupaten dengan 27 kecamatan dan 276 kampung dan 10 kelurahan.

Dalam proses perkembangan Kabupaten Lampung Tengah yang merupakan salah satu Kabupaten dari provinsi Lampung ini, memiliki permasalahan di berbagai sektor baik dari infrastruktur, sumber daya, keuangan sarana prasaran dan utilitas dalam pembangunannya. Banyak ditemukan ketidak seimbangan dan ketimpangan dalam implementasi dari perencanaan pembangunan. Hingga pada akhirnya perencanaan pengurangan ketimpangan pembangunan dalam hal ini ketimpangan antara wilayah yang ada di wilayah Provinsi Lampung, dalam dokumen Rencana Stratejik (Renstra) Provinsi Lampung 2004-2009, dalam misi ke 5 dan 8 “peningkatan kesinergian dan keterpaduan serta keharmonisan pembangunan,

Page 2: Outline skripsi Administrasi Negara

pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota” adalah dengan melakukan upaya, diantaranya: (1) memantapkan kinerja dan koordinasi dan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota, (2) kerjasama pembangunan antar Kabupaten/Kota dalam rangka keterpaduan program pember-dayaan, (3) kerjasama pembangunan antar kabupaten/Kota dalam membuat networking dan menghindari persaingan yang tidak sehat, dan (4) wilayah Provinsi Lampung merupakan satu kesatuan yang harus dibangun secara bersama.

Pembangunan di segala bidang adalah penunjang dari terimplementasinya desentralisasi yang baik. Walaupun pada kenyataannya banyak ditemui desentralisasi mempersulit keadaan daerah. Meski pemerintah lokal diberikan kewenangan penuh terhadap prasarana lokal, mereka tidak memiliki dana cukup. Pemerintah pusat pun terkesan lambat untuk menggunakan sumber-sumber keuangan lain seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pinjaman daerah untuk membantu keuangan lokal. Perencanaan jaringan prasarana, bagaimanapun, memerlukan koordinasi di antara berbagai tingkat pemerintahan. Akibat desentralisasi pun, kewenangan pemerintah propinsi menjadi semakin kecil. Padahal, perencanaan penyediaan prasarana kerap menuntut koordinasi lintas batas administratif.

Salah satu permasalahan yang kerap muncul menjadi penghambat mengenai desentralisasi dan pencapaian dari pembangunan daerah adalah mengenai keterpencilan masyarakat.

Keterpencilan maasyarakat yang diawali dengan masyarakat yang terisolasi disebabkan dengan beberapa faktor, diantaranya: (1) terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal dengan wilayah yang relative lebih maju dan rendahnya ketersediaan infrastruktur, terutama akses transportasi (keperintisan dan PSO) dan komunikasi (USO) serta listrik perdesaan, (2) kepadatan penduduk yang relative rendah dan tersebar, (3) kebanyak wilayah-wilayah ini miskin sumberdaya, khususnya sumberdaya alam dan manusia namun dalam kondisi wilayah kaya akan sumberdaya alam seringkali pengelolaanya kurang optimal karena keterbatasan sarana dan prasarana, (4) belum diprioritaskannya pembangunan di wilyah tertinggal oleh pemerintah daerah karena dianggap tidak

Page 3: Outline skripsi Administrasi Negara

menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) secara langsung, (5) belum optimalnya dukungan sektor terkait untuk pengembangan wilyah-wilayah ini, (6) lemahnya kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dalam mengelola potensi sumber daya lokal; dan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Rencana Tata Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Lampung pada Bab VI Bagian Pertama mengenai Sistem Prasarana Transportasi Pasal 31 diartiakan bahwa Sistem prasarana transportasi diarahkan untuk menunjang perkembangan daerah di bidang sosial ekonomi, perdagangan, pariwisata serta pertahanan keamanan nasional. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi keterpencilan adalah dengan adanya pembangunan di sector perhubungan.

Sarana Prasarana adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

Berdasarkan pengertian yang dianut baik secara internasional maupun nasional, sarana dan prasarana memiliki arti dan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat yang sangat luas dan salah satunya adalah sarana, system dan manajemen transportasi baik jarak pendek (di dalam kota) jarak menengah (antar kota) maupun jarak jauh (antar propinsi, pulau bahkan Negara lain). Transportasi meliputi transportasi darat, air dan udara yaitu jalan raya, rel kereta api, feri/perahu/kapal laut termasuk fasilitas terminal, bandar udara serta dermaga.

Pembangunan jalan terutama di perkotaan tidak mampu lagi mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor baik beroda dua maupun beroda empat. Berbeda halnya dengan pembangunan jalan di daerah. Banyak daerah atau wilayah seperti kabupaten, desa, kampung memiliki akses jalan kurang memadai.

Kemampuan daerah dalam mengelola daerahnya untuk menjadikan daerah yang mandiri menjadikan Kabupaten Lampung tengah harus mampu mengimbangi dan mengatasi permasalahan yang ada. Keterpencilan masyarakat yang menjadi permasalahan dan karena muncul dari kurangnya perhatian pemerintah kabupaten

Page 4: Outline skripsi Administrasi Negara

dalam mengambil strategi kebijakan menjadikan peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian ini.

Rumusan Masalah : Berdasarkan pemaparan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah senagai berikut:

1. kebijakan apakah yang diberlakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam mengatasi permasalahan keterpencilan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah tentang kebijakan sarana prasarana dan utilitas (PSU) di sektor perhubungan?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah di sektor perhubungan tersebut?

Tujuan Penelitian : Dari beberapa permasalahan yang diajukan oleh peneliti maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam mengatasi keterpencilan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah, terutama dari bidang sarana prasarana dan utilitas di sektor perhubungan.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan penghambat pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam mengatasi keterpencilan masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah di bidang sarana dan prasarana.