Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

download Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

of 28

Transcript of Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    1/28

    ANALISIS SUBTANSI UU NOMOR 30 TAHUN 2014

    (Studi Semiotika Hukum Sumber Wee!a!" Atribu#i$ %e&e"a#i$ Ma!dat

    Admi!i#tra#i 'emeri!taa!)

    O&e* Turima! +a,turama! Nur

    H' 0-1310./1414

    mai&*turima!a,turama!!ur"mai&,om

    A5o!#e6 %a#ar Admi!i#tra#i 'emeri!taa!

      Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam6e!"ambi&a!

    ke6utu#a! da!7atau ti!daka! o&e bada! da!7atau 6e8abat 6emeri!taa!.

    (pasal 1 UU No 30 Tahun 2014).  Apa yang dimaksud dengan Tindak Administarsi Pemerintahan yakni

     peruatan Pe!aat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk 

    melakukan dan"atau tidak me&akuka! 6erbuata! ko!kret da&am ra!"ka

    6e!9e&e!""araa! 6emeri!taa! (6a#a& 1 a!"ka -)

      #ata kun$inya adalah penyelenggaraan Pemerintahan% pertanyaan dengan

    apa penyelenggaraaan pemerinatahan & Tentunya dengan 'e'enang. alam

    UndangUndan Nomor 30 Tahun 2014 diedakan dua konsep% yaitu 'e'enang

    dan ke'enangan.  *e'enang adalah hak yang dimiliki oleh +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk mengamil keputusan

    dan"atau tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan. (pasal 1 angka ,) dan

    #e'enangan adalah kekuasaan +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan atau

     penyelenggara negara lainnya untuk ertindak dalam ranah hukum pulik (pasal 1

    nagka -)

      Produk dari administrasi Pemerintahan adalah keputusan Adminitrasi

    Pemerintahan. ang dimaksud #eputusan Administrasi Pemerintahan yang !ugadiseut #eputusan Tata Usaha Negara atau #eputusan Administrasi Negara yang

    selan!utnya diseut 5e6utu#a! ada&a keteta6a! tertu&i# 9a!" dike&uarka! o&e

    Bada! da!7atau 'e8abat 'emeri!taa! da&am 6e!9e&e!""araa!

    6emeri!taa!(pasal 1 angka / UU Nomor 30 Tahun 2014)

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    2/28

      Untuk mengeluarkan #eputusan Administrasi Pmerintahan ada tiga

    sumer 'e'enang% yaitu (1) atriusi)% (andat (3) elegasi.

      Atriusi adalah pemerian #e'enangan kepada +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan oleh UndangUndang asar Negara epulik ndonesia Tahun 14,

    atau U!da!"U!da!". (Pasal 1 angka 22 )

      elegasi adalah pelimpahan #e'enangan dari +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan yang leih tinggi kepada +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang

    leih rendah dengan tanggung !a'a dan tanggung gugat eralih sepenuhnya

    kepada 6e!erima de&e"a#i. (pasal 1 angka 23)

      andat adalah pelimpahan #e'enangan dari +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan yang leih tinggi kepada +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang

    leih rendah dengan tanggung !a'a danta!""u!" "u"at teta6 berada 6ada6emberi ma!dat (Pasal 1 angka 24)

      e$ara teoritis pengertian 'e'enang % !ika kita menggunakan #amus +esar 

    +ahasa ndonesia adalah kekuasaan memuat keputusan memerintah dan

    melimpahkan tanggung !a'a kepada orang lain.

      enurut rahim (152011) dalam 6Penggunaan *e'enang enurut

    7ukum8 men!elaskan ah'a 'e'enang adalah kekuasaan hukum untuk mematuhi

    aturan hukum dalam lingkup men!alankan kei!akan pulik. edangkan menurut

    utarto (20015141) erpendapat 'e'enang adalah hak seseorang untuk mengamiltindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung !a'anya dapat dilaksanakan

    dengan aik.

    enurut Pra!udi Atmosudir!o% ke'enangan adalah apa yang diseut

    kekuasaan 9ormal% kekuasaan yang erasal dari kekuasaan legislati9% dierikan oleh

    UndangUndang% atau dari kekuasaan eksekuti9. #e'enangan adalah kekuasaan

    terhadap golongan tertentu atau kekuasaan terhadap suatu idang pemerintahan

    tertentu yang ulat. edangkan 'e'enang hanya mengenai suatu hal tertentu sa!a%

    'e'enang adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindak hukum pulik.enurut :% arun% 'e'enang mengandung arti kemampuan untuk 

    melakukan suatu tindakan hukum pulik yakni kemampuan ertindak yang

    dierikan oleh undangundang yang erlaku untuk melakukan huungan hukum%

    setelah dinyatakan dengan tegas ah'a 'e'enang terseut adalah sah.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    3/28

     enurut 7.uladi% merupakan agian yang sangat penting dalam 7ukum

    Tata Pemerintahan (7ukum Administrasi)% karena pemerintahan aru dapat

     men!alankan 9ungsinya atas dasar 'e'enang yang diperolehnya. #easahan

     tindakan pemerintahan diukur erdasarkan 'e'enang yang diatur dalam peraturan

     perundangundangan. Perihal ke'enangan dapat dilihat dari #onstitusi Negara

    yang memerikan legitimasi kepada +adan Pulik dan ;emaga Negara dalam

    men!alankan 9ungsinya. *e'enang adalah kemampuan ertindak yang dierikan

    oleh undangundang yang erlaku untuk melakukan huungan dan peruatan

    hukum.

    B Siat Sumber 5ee!a!"a! Adm!i#tra#i 'emeri!taa!

    #e'enangan memiliki si9at 2 (dua) ma$am% yakni ke'enangan yang ersi9atatriuti9 dan ke'enangan yang ersi9at distriuti9.

    #e'enangan yang ersi9at atriuti9 adalah ke'enangan yang melekat yang

    langsung dierikan oleh undangundang% sedangkan ke'enangan yang ersi9at

    nonatriuti9 adalah ke'enangan yang misalnya dierikan oleh atasan kepada

     a'ahannya dan hanya ersi9at sementara.

    Terdapat 3 (tiga) sumer ke'enangan% yakni5 1) umer atriusi% pemerian

    ke'enangan pada adan atau lemaga"pe!aat negara tertentu aik oleh pementuk 

    UndangUndang asar maupun pementuk UndangUndang.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    4/28

    undang yang diahas dengan Presiden untuk mendapat persetu!uan ersama.

    alam Pasal 22 ayat (1) UndangUndang asar 14, memerikan ke'enangan

    kepada Presiden untuk mementuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang

    Undang !ika ter!adi kegentingan yang memaksa.

    alam Pasal / UndangUndang Nomor 12 tahun 2011 terlihat ah'a

     entuk peraturan perundangundangan yang diatur oleh kelompok erkuali9ikasi

    'e'enang% aik dari lemaga yang er'enang mementuknya ataupun sumer 

    'e'enangnya. 7al ini sesuai dengan asas peraturan perundangundangan yakni

    organ pementuk yang tepat diartikan ah'a setiap !enis peraturan perundang

    undangan harus diuat oleh lemaga"pe!aat pementuk peraturan perundang

    undangan yang er'enang. Peraturan perundangundangan terseut dapat

    diatalkan atau atal demi hukum !ika diuat oleh lemaga"pe!aat yang tidak  er'enang.

    enurut Philipus .7ad!on (14)% ke'enangan yang dimilki oleh lemaga

     pemerintahan dalam melakukan peruatan nyata untuk mengadakan pengaturan

    atau mengeluarkan keputusan selalu dilandasi oleh ke'enangan yang diperoleh

    dari konstitusi se$ara atriusi% delegasi atau mandat. alam +a Undang

    Undang Nomor 12 tahun 2011 mengatur ah'a peraturan perundangundangan

    yang leih tinggi dapat mendelegasikan ke'enangan mengatur leih lan!ut kepada

     peraturan perundangundangan yang leih rendah% dengan ketentuan ah'a harusmenyeut dengan tegas ruang lingkup materi muatan yang diatur dan !enis

     peraturan perundangundanganya.

    Polanya mengandung eerapa alternati9% yakni materi yang didelegasikan

    seagian sudah diatur pokokpokoknya di dalam peraturan perundangundangan

    yang telah mendelegasikan tetapi materi itu harus diatur hanya di dalam peraturan

     perundangundangan yang didelegasikan dan tidak oleh didelegasikan leih lan!ut

    ke peraturan perundangundangan yang leih rendah atau sudelegasi. Undang

    undang Nomor 12 tahun 2011 !uga mengatur ah'a pendelegasian ke'enangandari UndangUndang kepada enteri% pimpinan lemaga pemerintah non

    kementrian% atau pe!aat yang setingkat dengan menteri namun diatasi untuk 

     peraturan yang ersi9at teknis administrati9.

    #e'enangan yang +ersi9at NonAtriuti9 #e'enangan nonatriuti9 adalah

    ke'enangan yang dierikan oleh atasan kepada a'ahan yang ersi9at sementara.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    5/28

    #e'enangan nonatriuti9 teragi men!adi 2 !enis erdasarkan

     pertanggung!a'aan% yakni5 1. andat andat adalah 'e'enang yang dierikan

    oleh atasan kepada a'ahan dimana letak pertanggung!a'aannya tetap melekat

    kepada si pemeri mandat. 7al terseut dimaksudkan agar a'ahan dapat

    memuat keputusan atas nama pe!aat yang memeri mandat. alam pemerian

    mandat% pemeri mandat dapat menggunakan ke'enangan yang telah dierikannya

    itu setiap saat. Penerima mandat atau mandataris tidak dapat memerikan mandat

    kepada orang lain.

    =ika Penerima mandat telah melaksanakan maka se$ara otomatis mandat

    terseut erakhir tanpa harus dierikan surat penarikan mandat. uernur erhalangan hadir karena harus ke luar daerah% dan pada saat

     ersamaan harus memerikan persetu!uan untuk sesuatu hal% maka >uernur terseut dapat memerikan mandat kepada *akil >uernur atau ekretaris

    aerahnya untuk mendandatangani persetu!uan terseut. Apaila ter!adi

     permasalahan dengan keputusan terseut maka >uernur yang ertanggung !a'a.

    alam hal mandat tidak ada pemindahan ke'enangan% tetapi pemerian mandat

    memeriakn ke'enangan kepada organ lain untuk memuat suatu keputusan atau

    mengamil suatu tindakan atas namanya. isalnya antara enteri dengan iretkur 

    =enderal% enteri seagai pemeri mandat menugaskan irektur =enderal untuk 

    dan atas nama enteri melakukan suatu tindakan hukum dan mengamil sertamengeluarkan keputusankeputsan Tata Usaha Negara tertentu. e$ara yuridis tetap

    enteri yang er'enang karena seagai Pe!aat Tata Usaha Negara yang

     ertanggung !a'a.

    alam 7ukum Administrasi Negara mandat diartikan seagai perintah untuk 

    melaksanakan atasan% ke'enangan dapat se'aktu'aktu dilaksanakan oleh

     pemeri mandat% dan tidak ter!adi peralihan tanggung !a'a. +erdasarkan uraian

    terseut% apaila 'e'enang yang diperoleh organ pemerintahan se$ara atriusi itu

     ersi9at asli yang erasal dari peraturan perundangundangan% yaitu dari redaksi pasalpasal tertentu dalam peraturan perundangundangan.

    Penerima dapat men$iptakan 'e'enang aru atau memperluas 'e'enang

    yang sudah ada dengan tanggung !a'a intern dan ekstern pelaksanaan 'e'enang

    yang diatriusikan sepenuhnya erada pada penerima 'e'enang (atriutaris) 2.

    elegasi enurut aria :arida ( 2000 5 ,,,- )% delegasi ke'enangan dalam

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    6/28

     pementukan peraturan perundangundangan adalah pelimpahan ke'enangan

    mementuk peraturan yang leih tinggi kepada peraturan yang leih rendah% aik 

    dinyatakan dengan tegas mamupun tidak dinyatakan dengan tegas.

    Pada ke'enangan delegasi tidak dierikan% melainkan ersi9at semetara%

    ke'enangan dapat diselenggarakan sepan!ang pelimpahan terseut masih ada.

    elegasi adalah penyerahan 'e'enang untuk memuat esluit oleh pe!aat

     pemerintahan kepada pihak lain. 7al terseut erarti ada perpindahan tanggung

     !a'a dari yang memeri delegasi kepada yang menerima delegasi. #etika

     penyerahan delegasi dilakukan maka aparat penerima delegasi terseut er'enang

    men$iptakan suatu produk hukum% $ontohnya adalah ketika Pemerintah Pusat

    mendelegasikan 'e'enang kepada Pemerintah aerah untuk memuat Peraturan

    aerah di daerah masingmasing sehingga Pemerintah aerah ertanggung !a'a penuh atas ke'enangan delegasi yang diterimanya. enurut Philipus .7ad!on%

     pada dasarnya terdapat peredaan antara delegasi dan mandat.

    alam hal delegasi% mengenai prosedur pelimpahannya erasal dari suatu

    organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya dengan peraturan

     perundangundangan% dengan tanggung !a'a gugat eralih kepada

    delegatataris"penerima delegasi. Pemeri delegasi tidak dapat menggunakan

    'e'enang itu lagi% ke$uali setelah ada pen$autan dengan erpegang asas

    $ontarius a$tus% artinya setiap peruahan% pen$autan suatu peraturan perundangundangan dilakukan oleh pe!aat yang menetapkan peraturan dimaksud% dan

    dilakukan dengan peraturan yang setingkat atau yang leih tinggi.

    alam hal mandat% prosedur pelimpahan dalam rangka huungan atasan

     a'ahan yang ersi9at rutin. Adapun tanggun !a'a dan tanggng gugat tetap pada

     pemeri mandat. etiap saat pemeri mandat dapat menggunakan sendiri

    'e'enang yang dilimpahkan itu. yaratsyarat delegasi antara lain5 a) elegasi

    harus de9initi9% artinya pemeri delegasi tidak dapat lagi menggunakan sendiri

    'e'enang yang telah dilimpahkan itu. ) elegasi harus erdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan% artinya delegasi hanya dimungkinkan kalau ada

    ketentuan untuk itu dalam peraturan perundangundangan? $) elegasi tidak 

    kepada a'ahan% artinya dalam huungan hirarki kepega'aian tidak 

    diperkenankan adanya delegasi? d) #e'a!ian memeri keterangan"pen!elasan%

    artinya pemeri delegasi"delegans er'enang untuk meminta pen!elasan tentang

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    7/28

     pelaksanaan 'e'enang terseut? e) Peraturan kei!akan artinya pemeri delegasi

    memerikan instruksi"petun!uk tentang penggunaan 'e'enang terseut isalnya%

    ketika +upati pergi 7a!i"Umroh% maka +upati mendelegasikan kepada *akil

    +upati semua ke'enangan yang dimiliki +upati.

    troink dan teeneek seagaimana dikutip oleh id'an% mengemukakan

     pandangan yang ereda% seagai erikut 5 6+ah'a hanya ada dua $ara untuk 

    memperoleh 'e'enang% yaitu atriusi dan delegasi. Atriusi erkenaan dengan

     penyerahan 'e'enang aru% sedangkan delegasi menyangkut pelimpahan

    'e'enang yang telah ada (oleh organ yang telah memperoleh 'e'enang se$ara

    atriuti9 kepada organ lain? !adi delegasi se$ara logis selalu didahului oleh

    atriusi). engenai mandat% tidak dii$arakan mengenai penyerahan 'e'enang

    atau pelimahan 'e'enang. alam hal mandat tidak ter!adi peruahan.yarat ah atau Tidaknya #etetapan #etetapan ah (re$htgelidge

     es$hiking) yarat yang harus dipenuhi agar ketetapan itu ersi9at sah menurut @an

    der Pot adalah #etetapan harus diuat oleh alat (organ) yang erkuasa (eoged)

    memuatnya. alam pementukan kehendak dari alat negara yang mengeluarkan

    suatu ketetapan% tidak oleh ada kekurangan yuridis% kekurangan yuridis dapat

    diseakan karena salah kira (d'aling)% paksaan (d'ang)% dan tipuan (edrog).

    #etetapan yang dimaksud adalah harus dieri entuk yang sesuai dengan yang

    ditetapkan dalam peraturan yang men!adi dasarnya dan pemuatan keputusanterseut harus !uga memperhatikan $ara"prosedur pemuatan keputusan"ketetapan

    yang dimaksud. si dan tu!uan dari ketetapan harus sesuai dengan isi dan tu!uan

    dalam peraturan dasarnya. #etetapan tidak sah ( niet re$htsgeldige es$hikking).

    #e'enangan NonAtriuti9 +ersi9at nsidental #e'enangan nonatriuti9 ersi9at

    insidental% tidak permanen.

    alam 'e'enangnya aparat penegak hukum tidak er'enang mementuk 

    suatu produk hukum. Penyea aparat tidak er'enang atau diseut oneoegheid

    ada 3% yakni5 atione aterial% aparat Pemerintah tidak er'enang karenaisi"materi ke'enangan terseut. isalkan5 *akil Presiden memuat #eputusan

    *akil Presiden% hal terseut adalah tidak sah% karena hanya Presiden yang dapat

    memuat #eputusan. atione ;o$$us% aparat pemerintah tidak er'enang

    kaitannya dengan 'ilayah hukum. isalnya% #eputusan *alikota ogyakarta tidak 

    sah !ika dierlakukan di 'ilayah #ulonprogo. atione Temporis% aparat

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    8/28

    Pemerintah tidak er'enang karena dalu'arsa atau telah le'at 'aktu yang

    ditentukan dalam peraturan perundangundangan. isalkan% ke'engan Pengadilan

    Tata Usaha Negara (PTUN) mempunyai !angka 'aktu 40 hari. alam 7ukum Tata

     Negara% terdapat 3 (tiga) teori tentang teori keatalan% yakni atal mutlak% atal

    demi hukum% dan dapat diatalkan. #e3 (tiga) teori ini memiliki peredaan

     erdasarkan 2 (dua) aspek% yakni5 1)

    +erdasarkan akiat hukum yang ditimulkan% yakni akiatakiat hukum

    yang mengikuti !ika ter!adi pematalan. 7al terseut adalah konsekuensi logis

    yang mun$ul dan tidak dapat dihindari. 2) ;emaga atau Pe!aat yang erhak 

    menyatakan atal% yakni mengenai ke'enangan pematalan dalam arti pe!aat

    yang erhak untuk melakukan proses pematalan terseut. Teori +atal utlak 

    +atal mutlak erakiat semua peruatan yang pernah dilakukan% dianggap tidak  pernah ada. alam konteks ini% peruatan yang dinyatakan tidak pernah ada

    terseut% erlaku prinsip semua orang atau su!ek hukum dianggap tahu hukum.

    alam hal atal mutlak ini% yang erhak menyatakan atal mutlak hanyalah

     peradilan dalam UndangUndang #ehakiman.

    +atal emi 7ukum Akiat hukumnya ada 2 (dua) alternati9. Alternati9 

     pertama adalah peruatan yang sah dilakukan% dianggap tidak ada atau tidak sah

    se$ara hukum% dan alternati9 kedua adalah peruatan yang dilakukan seagaian

    dianggap sah% dan seagian lagi dianggap tidak sah. alam hal atal demi hukumini% pe!aat yang erhak menyatakan atal atau tidak adalah pihak yudikati9 dan

    eksekuti9. apat iatalkan alam hal dapat diatalkan% memiliki konsekuensi

    hukum dimana keseluruhan dari peruatan hukum yang pernah dilakukan

    seelumnya %tetap dianggap sah. Artinya keseluruhan peruatan di masa silam

    tetap men!adi kekuatan hukum yang tidak dapat diatalkan atau tetap erlaku pada

    masa itu. Adapun pe!aat yang erhak mematalkan adalah pihak yudikati9%

    eksekuti9% dan legislati9. #onsekuensi yuridis ke'enangan yang tidak sah adalah

     atal demi hukum% sama halnya dengan konsekuensi yuridis peruatan hukumaparat pemerintah yang dinyatakan atal demi hukum pada mulanya didasari

    dengan ke'enangan yang tidak sah dan tidak memenuhi syarat ketentuan yang

    harus terpenuhi agar suatu peruatan aparat pemerintah dinyatakan sah.

    C. Konstruksi Hukum Politik Hukum UU Nomor 30 Tahun 2014

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    9/28

    Pertanyaannya adalah agaimana konstruksi hukum UU Nomor 30 Tahun

    2014& Untuk men!a'a ini kita melihat latar elakang politik hukum teritnya

    UU Nomor 30 tahun 2014

    =ika kita a$a se$ara $ermat Pen!elasan Umum di!elaskan% ah'a dasar 

    konstitusional menga$u kepada ketentuan Pasal 1 ayat (2) UndangUndang asar 

     Negara epulik ndonesia Tahun 14,% kedaulatan erada di tangan rakyat dan

    dilaksanakan menurut UndangUndang asar. elan!utnya menurut ketentuan

    Pasal 1 ayat (3) UndangUndang asar Negara epulik ndonesia Tahun 14,%

    negara ndonesia adalah negara hukum. 7al ini erarti ah'a sistem

     penyelenggaraan pemerintahan negara epulik ndonesia harus erdasarkan

    atas 6ri!#i6 kedau&ata! rak9at dan 6ri!#i6 !e"ara ukum.

    #onsekuensi logis% maka erdasarkan prinsipprinsip terseut% segala entuk #eputusan dan"atau Tindakan Administrasi Pemerintahan harus erdasarkan ata#

    kedau&ata! rak9at dan ukumyang merupakan re9leksi dari Pan$asila seagai

    ideologi negara.

    7al ini maknanya adalah tindakan administrasi pemerintahan tidak 

     erdasarkan kekuasaan yang melekat pada kedudukan penyelenggara pemerintahan

    itu sendiri. Penggunaan kekuasaan negara terhadap *arga asyarakat ukanlah

    tanpa persyaratan. *arga asyarakat tidak dapat diperlakukan se$ara se'enang

    'enang seagai o!ek.Pertanyaan dengan dasar apa tindakan administrasi pemerintahan terhadap

    'arga masyarakat& Artinya keputusan dan"atau Tindakan terhadap *arga

    asyarakat harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan

    asasasas umum pemerintahan yang aik.

    Atas adasar itu perlu adanya penga'asan terhadap #eputusan dan"atau

    Tindakan merupakan pengu!ian terhadap perlakuan kepada *arga asyarakat

    yang terliat telah diperlakukan sesuai dengan hukum dan memperhatikan prinsip

     prinsip perlindungan hukum yang se$ara e9ekti9 dapat dilakukan oleh lemaganegara dan Peradilan Tata Usaha Negara yang eas dan mandiri. #arena

    itu% #i#tem da! 6ro#edur 6e!9e&e!""araa! tu"a# 6emeri!taa! da!

    6emba!"u!a! aru# diatur da&am u!da!"u!da!"

    Pandangan di atas% karena sekaras dengan $ara pandang yang didasarkan %

     ah'a tugas pemerintahan adalah untuk me'u!udkan tu!uan negara seagaimana

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    10/28

    dirumuskan dalam pemukaan UndangUndang asar Negara epulik ndonesia

    Tahun 14, dan tugas terseut merupakan tugas yang sangat luas.

    engan demikian $akupan sangat luas% oleh karena itu diperlukan peraturan

    yang dapat mengarahkan penyelenggaraan Pemerintahan men!adi leih sesuai

    dengan harapan dan keutuhan masyarakat (citizen friendly)% guna memerikan

    landasan dan pedoman agi +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan dalam

    men!alankan tugas penyelenggaraan pemerintahan.

    Atas dasar itu% maka ketentuan penyelenggaraan Pemerintahan terseut

    diatur dalam seuah UndangUndang yang diseut UndangUndang Administrasi

    Pemerintahan.

    A6a 8ami!a! keberadaa! U!da!"U!da!" Nomor 30 Tau! 2014 :

    UndangUndang Administrasi Pemerintahan ini men!amin hakhak dasar danmemerikan pelindungan kepada *arga asyarakat serta men!amin

     penyelenggaraan tugastugas negara seagaimana dituntut oleh suatu negara

    hukum sesuai dengan Pasal 2/ ayat (1)% Pasal 2B ayat (3)% Pasal 2B :% dan Pasal

    2B ayat (2) UndangUndang asar Negara epulik ndonesia Tahun 14,.

      #onsekuensi hukumnya *arga asyarakat tidak men!adi o!ek% melainkan

    su!ek yang akti9 terliat dalam penyelenggaraan Pemerintahan. alam rangka

    memerikan !aminan pelindungan kepada setiap *arga asyarakat% maka

    UndangUndang ini memungkinkan *arga asyarakat menga!ukan keeratan dan anding terhadap #eputusan dan"atau Tindakan% kepada +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan atau Atasan Pe!aat yang ersangkutan.

      =adi se$ara kontruksi hukum UU No 30 tahun 2014 adalah hukum materil

    dari 7ukum Tata Usaha Negara. Artinya 'arga asyarakat !uga dapat menga!ukan

    gugatan terhadap #eputusan dan"atau Tindakan +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan kepada Peradilan Tata Usaha Negara% karena UndangUndang ini

    merupakan hukum materiil dari sistem Peradilan Tata Usaha Negara.

      e$ara hak konsutusional keeradaan UndangUndang AdministrasiPemerintahan ini adalah mengaktualisasikan se$ara khusus norma konstitusi

    huungan antara negara dan *arga asyarakat.

      =ika dilihat dari sisi hukum Admnisitrasi Negara% maka pengaturan

    Administrasi Pemerintahan dalam UndangUndang ini merupakan i!#trume!

    6e!ti!" dari !e"ara ukum 9a!" demokrati#% dimana #eputusan dan"atau

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    11/28

    Tindakan yang ditetapkan dan"atau dilakukan oleh +adan dan"atau Pe!aat

    Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya yang meliputi lemagalemaga

    di luar eksekuti9% yudikati9% dan legislati9 yang menyelenggarakan 9ungsi

     pemerintahan yang memungkinkan untuk diu!i melalui Pengadilan.

      engan demikian keeradaan UU No 30 Tahun 2014 hakekatnya adalah

    merupakan implementasi nilainilai ideal dari seuah negara hukum. artinya

     penyelenggaraan kekuasaan negara harus erpihak kepada 'arganya dan ukan

    sealiknya engapa demikian &% karena undangUndang ini diperlukan dalam

    rangka memerikan !aminan kepada *arga asyarakat yang semula seagai o!ek 

    men!adi su!ek dalam seuah negara hukum yang merupakan agian dari

     per'u!udan kedaulatan rakyat.

    #edaulatan *arga asyarakat dalam seuah negara tidak dengan sendirinya aik se$ara keseluruhan maupun seagian dapat ter'u!ud. Pengaturan Administrasi

    Pemerintahan dalam UndangUndang ini men!amin ah'a #eputusan dan"atau

    Tindakan +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan terhadap *arga asyarakat tidak 

    dapat dilakukan dengan semenamena. Artinya 'arga masyarakat tidak akan

    mudah men!adi o!ek kekuasaan negara. elain itu%

    UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014 adalah merupakan trans9ormasi

    AUP+ yang telah dipraktikkan selama erpuluhpuluh tahun dalam

     penyelenggaraan Pemerintahan% dan dikonkretkan ke dalam norma hukum yangmengikat. AUP+ yang aik akan terus erkemang% sesuai dengan perkemangan

    dan dinamika masyarakat dalam seuah negara hukum. #arena itu penormaan asas

    ke dalam UndangUndang ini erpi!ak pada asasasas yang erkemang dan telah

    men!adi dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan di ndonesia selama ini.

    UndangUndang Nomor 30 Taghun 2014i men!adi dasar hukum dalam

     penyelenggaraan pemerintahan di dalam upaya meningkatkan kepemerintahan

    yang aik (good governance) dan seagai upaya untuk men$egah praktik korupsi%

    kolusi% dan nepotisme.A6a 9a!" diara6ka! de!"a! ada!9a UU Nomor 30 Tau!

    2014: UndangUndang ini harus mampu men$iptakan irokrasi yang semakin

     aik% transparan% dan e9isien.

    e$ara konsepsional% ah'a pengaturan terhadap Administrasi Pemerintahan

     pada dasarnya adalah upaya untuk memangun prinsipprinsip pokok% pola pikir%

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    12/28

    sikap% perilaku% udaya dan pola tindak administrasi yang demokratis% o!ekti9% dan

     pro9esional dalam rangka men$iptakan keadilan dan kepastian hukum.

    elain itu UndangUndang Nomor 30 tahun 2014 merupakan keseluruhan

    upaya untuk mengatur kemali #eputusan dan"atau Tindakan +adan dan"atau

    Pe!aat Pemerintahan erdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan

    AUP+.

    e$ara konstruksi hukum keradaan UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014

    dimaksudkan tidak hanya seagai payung hukum agi penyelenggaraan

     pemerintahan% tetapi !uga seagai i!#trume! u!tuk me!i!"katka! kua&ita#

    6e&a9a!a! 6emeri!taa! ke6ada ma#9arakat #ei!""a keberadaa! U!da!"

    U!da!" i!i be!arbe!ar da6at meu8udka! 6emeri!taa! 9a!" baik ba"i

    #emua Bada! atau 'e8abat 'emeri!taa! di 'u#at da! %aera.#emudian agaimana konstruksi hukumnya UU No 30 Tahun 2014 &

    Untuk memahas penulis melakukan pemetaan norma dengan pendekatan

    konstruksi hukum melalui semiotika hukum% yaitu seuah metode untuk 

    memahami makna yang tersirat dan tersurat dari seuah norma hukum% karena

    hakekat seauh 9ormalasi pasal adalah simol yang perlu dierikan makna yang

    sesuai dengan maksud atau semangat dari politik hukum peraturan perundang

    undangan. alam konstek ini adalah UndangUndang Nomor 30 Tahun 2014%

    seagai erikut51.  Apa dasar pertimangan hukum dikeluarkan UU No 30 tahun 2014&.

    Ada tiga pertimanga hukum% yaitu5

    1.   ah'a dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan% adan dan"atau

     pe!aat pemerintahan da&am me!""u!aka! ee!a!" aru# me!"a,u 6ada a#a#a#a# umum

    6emeri!taa! 9a!" baik da! berda#arka! kete!tua! 6eratura! 6eru!da!"u!da!"a!;

    2.   ah'a untuk menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan% pengaturan

    mengenai administrasi pemerintahandiara6ka! da6at me!8adi #o&u#i da&am memberika!

    6e&i!du!"a! ukum$ baik ba"i ar"a ma#9arakat mau6u! 6e8abat 6emeri!taa!;

    3.   ah'a untuk me'u!udkan pemerintahan yang aik% khususnya agi pe!aat pemerintahan%

    undangundang tentang administrasi pemerintahanme!8adi &a!da#a! ukum 9a!" dibutuka!

    "u!a me!da#ari ke6utu#a! da!7atau ti!daka! 6e8abat 6emeri!taa! u!tuk meme!ui

    kebutua! ukum ma#9arakat da&am 6e!9e&e!""araa! 6emeri!taa!;

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    13/28

    2A6a tu8ua! UU No 30 Tau! 2014 :

    Tu!uan UndangUndang tentang Administrasi Pemerintahan adalah 5

    a. men$iptakan terti penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan?

    b me!,i6taka! ke6a#tia! ukum;

    , me!,e"a ter8adi!9a 6e!9a&a"u!aa! Wee!a!"?

    d. men!amin akuntailitas +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan?

    e. memerikan pelindungan hukum kepada *arga asyarakat dan aparatur pemerintahan?

    9. me&ak#a!aka! kete!tua! 6eratura! 6eru!da!"u!da!"a! dan menerapkan AUP+? dan

    g. memberika! 6e&a9a!a! 9a!" #ebaikbaik!9a ke6ada War"a Ma#9arakat

    3Ba"aima!a Rua!" Li!"ku6 UU Nomor 30 Tau! 2014 :

      Pasal 4 (1) uang lingkup pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam UndangUndang inimeliputi semua aktiitas5

    a. +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang menyelenggarakan :ungsi Pemerintahan

    dalam &i!"ku6 &emba"a ek#ekuti;

     . +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang menyelenggarakan :ungsi Pemerintahan da&am

    &i!"ku6 &emba"a 9udikati;

    $. +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang menyelenggarakan :ungsi Pemerintahan da&am

    &i!"ku6 &emba"a &e"i#&ati ? dan

    d. +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan lainnya yang menyelenggarakan+u!"#i 'emeri!taa!9a!" di#ebutka! U!da!"U!da!" %a#ar Ne"ara Re6ub&ik I!do!e#ia Tau! 1

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    14/28

    Yang dimaksud dengan “asas legalitas” adalah bahwa penyelenggaraan Administrasi

    Pemerintahan mengedepankan dasar hukum dari seuah #eputusan dan"atau Tindakan yang

    diuat oleh +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan. 7uru9 ang dimaksud dengan 6asas

     perlindungan terhadap hak asasi manusia8 adalah ah'a penyelenggaraan Administrasi

    Pemerintahan% +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan tidak oleh melanggar hakhak dasar *arga

    asyarakat seagaimana di!amin dalam UndangUndang asar Negara epulik ndonesia

    Tahun 14,.

    Asasasas Umum Pemerintahan yang +aik yang selan!utnya disingkat AUP+ adalah prinsip yang

    digunakan seagai a$uan penggunaan *e'enang agi Pe!aat Pemerintahan dalam

    mengeluarkan #eputusan dan"atau Tindakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

    ,.Apakah Pe!aat Pemerintahan emiliki hak untuk menggunakan ke'enangan&

      Pasal - (1) Pe!aat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan #e'enangan dalammengamil #eputusan dan"atau Tindakan. (2) 7ak seagaimana dimaksud pada ayat (1)

    meliputi5

      a. melaksanakan #e'enangan yang dimiliki erdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan

    dan AUP+?

     . menyelenggarakan aktiitas pemerintahan erdasarkan #e'enangan yang dimiliki?

    $. menetapkan #eputusan erentuk tertulis atau elektronis dan"atau menetapkan Tindakan?

    d. meneritkan atau tidak meneritkan% menguah% mengganti% men$aut% menunda% dan"atau

    mematalkan #eputusan dan"atau Tindakan?e. menggunakan iskresi sesuai dengan tu!uannya?

    9. mendelegasikan dan memerikan andat kepada Pe!aat Pemerintahan lainnya sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundangundangan? g. menun!uk pelaksana harian atau pelaksana tugas

    untuk melaksanakan tugas apaila pe!aat de9initi9 erhalangan?

    h. meneritkan Cin% ispensasi% dan"atau #onsesi sesuai dengan ketentuan peraturan

     perundangundangan?

    i. memperoleh perlindungan hukum dan !aminan keamanan dalam men!alankan tugasnya?

     !. memperoleh antuan hukum dalam pelaksanaan tugasnya?

    k. menyelesaikan engketa #e'enangan di lingkungan atau 'ilayah ke'enangannya?

    l. menyelesaikan Upaya Administrati9 yang dia!ukan masyarakat atas #eputusan dan"atau Tindakan

    yang diuatnya? dan

    m. men!atuhkan sanksi administrati9 kepada a'ahan yang melakukan pelanggaran seagaimana

    diatur dalam UndangUndang ini.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    15/28

    . A6a 9a!" me!8adi kea8iba! 'e8abat 'emeri!taa! :

    Pasal / (1) Pe!aat Pemerintahan erke'a!ian untuk menyelenggarakan Administrasi

    Pemerintahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan% kei!akan pemerintahan%

    dan AUP+. (2) Pe!aat Pemerintahan memiliki ke'a!ian5

    a  memuat #eputusan dan"atau Tindakan sesuai dengan ke'enangannya?

    b  mematuhi AUP+ dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan?

    ,  mematuhi persyaratan dan prosedur pemuatan #eputusan dan"atau Tindakan?

    d  mematuhi UndangUndang ini dalam menggunakan iskresi?

    e  memerikan +antuan #edinasan kepada +adan dan"atau Pe!aat Pemerintahan yang meminta

     antuan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan tertentu?

     

    memerikan kesempatan kepada *arga asyarakat untuk didengar pendapatnya seelummemuat #eputusan dan"atau Tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

    "  memeritahukan kepada *arga asyarakat yang erkaitan dengan #eputusan dan"atau

    Tindakan yang menimulkan kerugian paling lama 10 (sepuluh) hari ker!a terhitung se!ak 

    #eputusan dan"atau Tindakan ditetapkan dan"atau dilakukan?

      menyusun standar operasional prosedur pemuatan #eputusan dan"atau Tindakan? i. memeriksa

    dan meneliti dokumen Administrasi Pemerintahan% serta memuka akses dokumen Administrasi

    Pemerintahan kepada *arga asyarakat% ke$uali ditentukan lain oleh undangundang?

    i  meneritkan #eputusan terhadap permohonan *arga asyarakat% sesuai dengan halhal yangdiputuskan dalam keeratan"anding?

     8  melaksanakan #eputusan dan"atau Tindakan yang sah dan #eputusan yang telah dinyatakan

    tidak sah atau diatalkan oleh Pengadilan% pe!aat yang ersangkutan% atau Atasan Pe!aat? dan

    k  mematuhi putusan Pengadilan yang telah erkekuatan hukum tetap.

    %Im6&ika#i Hukum diterbitka! UU Nomor 30 tau! 2014:

    +erdasarkan uraian diatas% !elaslah ah'a UU No 30 Tahun 2014 sangat mendasar dan

    memperluas administrasi Pemrintahan% karena lingkup tidak hanya di eskekuti9% tetapi lingkupyudikati9 dan legislati9 (Pasal 4 UU Nomor 30 Tahun 2014). alah satu $ontoh5D1E 

    adalah gugurnya kapasitas penyidik dalam menilai suatu peruatan termasuk dalam ranah

     penyalahgunaan 'e'enang karena telah eralih kepada Pengadilan Tata Usaha Negara untuk 

    diu!i terleih dahulu. 7al ini aeiring telah diundangkannya UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang

    Administrasi Pemerintahan pada tanggal 1/ Fktoer 2014 yang lalu !uga meman$ing diskursus

    tentang gugurnya kapasitas penyidik dalam menilai suatu peruatan termasuk dalam ranah

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    16/28

     penyalahgunaan 'e'enang karena telah eralih kepada Pengadilan Tata Usaha Negara untuk 

    diu!i terleih dahulu. Apakah enar demikian adanya&etidaknya orangorang yang

     erkesimpulan demikian mengamil pengertian terseut dari unyi ketentuan Pasal 21 ayat (1)

    UU Administasi Pemerintahan terseut% yaitu seagai erikut 5

     Pengadilan berwenang menerima, memeriksa, dan memutuskan ada atau tidak ada unsur 

     penyalahgunaan Wewenang yang dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan

      edangkan yang dimaksud dengan Pengadilan pada ayat di atas di!elaskan dalam

    ketentuan Pasal 1 angka 1B UU yang sama% yaitu Pengadilan Tata Usaha Negara.:rasa

    menyalahgunakan ke'enangan" penyalahgunaan 'e'enang dapat kita temukan dalam rumusan

    Pasal 3 UU PTP#% yang unyi lengkapnya adalah seagai erikut 5

    Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

    korporasi, menyalahgunakan kewenangan , kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

     jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.engan demikian unsur 6menyalahgunakan ke'enangan8 seagaimana terseut dalam

    Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1 tentang Pemerantasan Tindak Pidana #orupsi diartikan

    memiliki pengertian yang sama dengan 6penyalahgunaan ke'enangan8 seagaimana diseut

    dalam Pasal 21 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan% atau

    leih !auh lagi ah'a ketentuan dalam Pasal 21 ayat (1) UU Nomor 30 Tahun 2014 terseut

    dianggap telah men$aut ke'enangan yang dimiliki penyidik dalam melakukan penyidikan

    dalam rangka mengetahui apakah telah ter!adi penyalahgunaan 'e'enang yang dilakukan oleh

    seorang tersangka selaku pe!aat pemerintahan yang mana menurut hal terseut seharusnya

    men!adi o!ek untuk diu!i terleih dahulu di Peradilan Tata Usaha Negara.esungguhnya diskursus ini hanya mengulang kemali perdeatan lama di antara para

    ahli hukum tentang adanya keterkaitan antara hukum administrasi negara dengan hukum pidana

    yang dalam hal ini khususnya mengenai tindak pidana korupsi. #eterkaitan terseut

    menimulkan kesulitan dalam memedakan kapan seorang aparatur negara itu

    melakukan perbuatan melawan hukum yang masuk dalam ruang lingkup hukum pidana dan

    kapan dapat dikatakan melakukan penyalahgunaan wewenang  yang masuk dalam ruang lingkup

    hukum administrasi negara.

    Penyalahgunaan ke'enangan mempunyai karakter atau $iri 5

    1. enyimpang dari tu!uan atau maksud dari suatu pemerian ke'enangan?

    2. enyimpang dari tu!uan atau maksud dalam kaitannya dengan asas legalitas?

    3. enyimpang dari tu!uan atau maksud dalam kaitannya dengan asasasas umum

     pemerintahan yang aik?

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    17/28

    e$ara sustansial% asas spesialitas ( specialialiteit beginsel ) mengandung makna ah'a setiap

    ke'enangan memiliki tu!uan tertentu. Penyimpangan terhadap asas ini akan melahirkan

     penyalahgunaan ke'enangan (detournement de pouvoir. Parameter peraturan perundang

    undangan maupun asasasas umum pemerintahan yang aik dipergunakan untuk 

    memuktikaninstrumen atau modus penyalahgunaan ke'enangan (penyalahgunaan ke'enangandalam Pasal 3 UUPTP#)% sedangkan penyalahgunaan ke'enangan aru dapat diklasi9ikasikan

    seagai tindak pidana apaila erimplikasi terhadap kerugian negara atau perekonomian negara

    (ke$uali untuk tindak pidana korupsi suap% grati9ikasi% dan pemerasan)% Tersangka mendapat

    keuntungan% masyarakat tidak dilayani% dan peruatan terseut merupakan tindakan ter$ela.

    Pada kenyataannya% tanpa ermaksud untuk ikut larut dalam perdeatan akademis

    terseut% sesungguhnya hukum pidana menganut prinsip 6personal responsiility8 yang artinya

    tanggung !a'a pidana adalah tanggung !a'a priadi. 7al ini se$ara langsung telah memeri

    garis atas yang !elas dalam hal ditemukan adanya 6'ilayah auau8 dalam peririsan antara

    hukum administrasi dengan hukum pidana. Pada hukum administrasi erlaku prinsip pertanggung!a'aan !aatan (liaility !aatan)% sedangkan dalam hukum pidana erlaku prinsip

     pertanggung!a'aan priadi (personal responsiility). alam hal ini penyalahgunaan 'e'enang

    yang dilakukan oleh aparatur negara dengan tu!uantu!uan yang tidak dienarkan dan khususnya

    untuk tindak pidana korupsi penyalahgunaan 'e'enang terseut mengakiatkan kerugian negara

    atau perekonomian negara maka hal terseut merupakan peruatan mela'an hukum yang

    dipertanggung !a'akan se$ara priadi dan masuk ruang lingkup hukum pidana.

    Untuk memeri kesimpulan yang !elas ah'a pengertian 6penyalahgunaan 'e'enang8

    seagaimana termuat dalam ketentuan Pasal 3 UUPTP# tidak isa dita9sirkan se$ara paralel

    melalui ketentuan di luar hukum pidana marilah kita simak Putusan ahkamah Agung No./ #"Pid"2004 yang mana salah satu pertimangannya erunyi seagai erikut 5  !enimbang,

    bahwa sehubungan dengan unsur tindak pidana tersebut, terlebih dahulu perlu dikemukakan

     pendapat"pendapat Prof. #r. $ndriyanto Seno %dji, S.&., !.&. dalam makalahnya '%ntara

     ebijakan Publik) (Publiek *eleid, %zas Perbuatan !elawan &ukum !ateriel dalam Prespektif 

    +indak Pidana orupsi di $ndonesia) yang pada pokoknya adalah Pengertian

    'menyalahgunakan wewenang) dalam hukum pidana, khususnya dalam tindak pidana korupsi

    tidak memiliki pengertian yang eksplisitas sifatnya. !engingat tidak adanya eksplisitas

     pengertian tersebut dalam hukum pidana, maka dipergunakan pendekatan ektensif berdasarkan

    doktrin yang dikemukakan oleh &.%. #emeersemen tentang kajian '#e %utonomie van het  !ateriele Strafrecht) (tonomi dari hukum pidana materiel. $ntinya mempertanyakan apakah

    ada harmoni dan disharmoni antara pengertian yang sama antara hukum pidana, khususnya

    dengan &ukum Perdata dan &ukum +ata -saha egara, sebagai suatu cabang hukum lainnya.

     #i sini akan diupayakan keterkaitan pengertian yang sama bunyinya antara cabang ilmu hukum

     pidana dengan cabang ilmu hukum lainnya. %pakah yang dimaksud dengan disharmoni dalam

    hal"hal dimana kita memberikan pengertian dalam -ndang"-ndang &ukum Pidana dengan isi

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    18/28

    lain mengenai pengertian yang sama bunyinya dalam cabang hukum lain, ataupun

    dikesampingkan teori, fiksi dan konstruksi dalam menerapkan hukum pidana pada cabang 

    hukum lain. esimpulannya dikatakan bahwa mengenai perkataan yang sama, &ukum Pidana

    mempunyai otonomi untuk memberikan pengertian yang berbeda dengan pengertian yang 

    terdapat dalam cabang ilmu hukum lainnya, akan tetapi jika hukum pidana tidak menentukanlain, maka dipergunakan pengertian yang terdapat dalam cabang hukum lainnya. #engan

    demikian apabila pengertian 'menyalahgunakan kewenangan) tidak ditemukan eksplisitasnya

    dalam hukum pidana, maka hukum pidana dapat mempergunakan pengertian dan kata yang 

     sama yang terdapat atau berasal dari cabang hukum lainnya/

     !akalah pembanding0

    RUANG LINGKUP K!P"T"N#I A$#LUT P"RA%ILAN TATA U#AHA

    N"GARA

    (Berdasarkan Paradigma UU !. 3" #ahun 2"1$ tentang Administrasi Pemerintahan%

    &2'

      l&h ' $A!$ANG H"RI(ANT.)#H !H.

     A.  Pengantar.

     !mpetensi (kewenangan% suatu badan pengadilan untukmengadili suatu perkaradapat dibedakan atas k!mpetensi relati) dan k!mpetensi

    abs!lut. !mpetensi relati) berhubungan dengan kewenangan pengadilan untuk

    mengadili suatu perkara sesuai dengan wilayah hukumnya. *edangkan

    k!mpetensi abs!lut adalah kewenangan pengadilan untuk mengadili suatu perkara

    menurut !byek+ materi atau p!k!k sengketa.[1]*edangkan menurut *!edikn!

    ,ert!kusum!+ !mpetensi abs!lut atau kewenangan mutlak pengadilan adalah

    wewenang badan pengadilan dalam memeriksa -enis perkara tertentu yang seara

    mutlak tidak dapat diperiksa !leh badan pengadilan dalam lingkungan pengadilan lain.

    [2]!mpetensi abs!lut atau kewenangan mutlak ini memberi -awaban atas

    pertanyaan+/ peradilan apa yang berwenang mengadili suatu perkara tertentu.

    !mpetensi abs!lut Peradilan #ata Usaha egara menurut Undang0undang

    !. #ahun 14 sebagaimana terakhir diubah dengan UU !. 1 #ahun 2"" tentang

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    19/28

    Peradilan #ata Usaha egara+ adalah mengadili sengketa #ata Usaha egara antara

    !rang atau Badan 5ukum Perdata melawan Badan6Pe-abat #ata Usaha egara+ akibat

    diterbitkannya keputusan #ata Usaha egara. ,enurut Undang0undang Peradilan #ata

    Usaha egara+ kewenangan atau k!mpetensi abs!lut terbatas pada mengadili dan

    memutus sengketa #ata Usaha egara akibat diterbitkannya keputusan #ata Usaha

    egara+ yaitu penetapan tertulis yang bersi)at k!nkrit indi7idual dan )inal yang

    menimbulkan akibat hukum bagi sese!rang atau badan hukum perdata.[3]

    ehadiran Undang0undang !.3" #ahun 2"1$ tentang Administrasi

    Pemerintahan yang disahkan pada tanggal 18 9kt!ber 2"1$+ telah membawa

    perubahan yang signi)ikan terhadap k!mpetensi Peradilan #ata Usaha egara+ karena

    k!mpetensi abs!lut Peradilan #ata Usaha egara yang semula terbatas+ men-adidiperluas. Pengertian eputusan dan akupan eputusan dalam UU !. 3" #ahun

    2"1$ lebih luas dari eputusan sebagai !byek sengketa P:;A#U menurut UU

    P:;A#U.[4]

    Berdasarkan pengantar diatas+ maka dalam tulisan ini akan di diuraikan lebih

    lan-ut+ mengenai+ bagaimana k!mpetensi Peradilan #ata Usaha egara+ sebelum dan

    sesudah diundangkannya UU !. 3" #ahun 2"1$ tentang Administrasi Pemerintahan.

    $.  Kom*&t&nsi P&ra+ilan Tata Usaha m&nurut Un+an,-un+an, No. Tahun 1/

    s&a,aimana +iuah +&n,an UU No. / Tahun 2004 +an t&rakhir +&n,an UU No. 1

    Tahun 200/ t&ntan, P&ra+ilan Tata Usaha N&,ara.

    ,enurut ketentuan pasal $8 UU Peradilan #ata Usaha egara+ k!mpetensi

    abs!lut Peradilan #ata Usaha egara adalah bertugas dan berwenang memeriksa+

    memutus+ dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    20/28

    #ata Usaha egara yang berdasarkan peraturan perundang0undangan yang berlaku+

    yang bersi)at k!nkret+ indi7idual+ dan )inal+ yang menimbulkan akibat hukum bagi

    sese!rang atau badan hukum perdata. (Pasal 1 angka UU Peradilan #U.%

    Penetapan tertulis terutama menun-uk pada isi+ bukan kepada bentuk

    keputusan yang dikeluarkan !leh Badan atau Pe-abat #ata Usaha egara. Badan atau

    Pe-abat #ata Usaha egara adalah pe-abat di pusat dan diadaerah yang melakukan

    kegiatan yang bersi)at eksekuti). #indakan 5ukum #U adalah perbuatan Badan atau

    pe-abat #ata Usaha egara yang bersumber pada suatu hukum #ata Usaha egara

    yang dapat menimbulkan hak atau kewa-iban bagi !rang lain. Bersi)at k!nkrit artinya

    !byek yang diputuskan tidak abstrak tetapi berwu-ud+ tertentu atau dapat ditentukan.

    Bersi)at indi7idual artinya keptusan #U tidak ditu-ukan kepada umum tetapi tertentubaik alamat maupun yang ditu-u. Bersi)at )inal artinya sudah de)initi)+ dan karenanya

    sudah dapat menimbulkan akibat hukum.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    21/28

    *elan-utnya pasal $ UU Peratun -uga masih memberikan pengeualian

    sebagai berikut /

    $Pengadilan tidak ber%enang memeriksa& memutus dan menyelesaikan

    sengketa tata usaha negara tertentu dalam hal keputusan yang disengketakan itu

    dikeluarkan:

    a.  dalam %aktu perang& keadaan bahaya& keadaan bencana alam& atau keadaan luar biasa

    yang membahayakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku:

    b.  dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum berdasarkan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.# 

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    22/28

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    23/28

    1.  Penetapan tertulis.

    2. 

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    24/28

    Pasal 84 ayat (3% UU AP /

    $alam hal /arga 0asyarakat tidak menerima atas penyelesaian banding 

    !leh tasan Pejabat& /arga 0asyarakat dapat mengajukan gugatan ke

    Pengadilan.# 

    Pasal 1 angka + UU AP/

    $Tindakan dministrasi Pemerintahan yang selanjutnya disebut Tindakan

    adalah perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya

    untuk melakukan dan1atau tidak melakukan perbuatan k!nkret dalam rangka

     penyelenggaraan pemerintahan.# 

    adi Peradilan #U berwenang mengadili+ tidak hanya tidakan hukum

    (rechtelijke handeling % tetapi termasuk tindakan )aktual (feitelijke handeling %.

     Ad.3. !mpetensi Peradilan #ata Usaha egara terhadap Pengu-ian tentang ada atau

    tidaknya unsus penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Pe-abat pemerintahan.

    ( Pasal 21 UU AP.%

    Pasal 21 UU AP.$'() Pengadilan ber%enang menerima& memeriksa& dan memutuskan

    ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan /e%enang yang dilakukan !leh

    Pejabat Pemerintahan.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    25/28

    '+) *adan dan1atau Pejabat Pemerintahan dapat mengajukan perm!h!nan

    kepada Pengadilan untuk menilai ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan

    /e%enang dalam Keputusan dan1atau Tindakan.# 

    *esuai ketentuan tersebut+ maka kewenangan 6 k!mpetensii Peradilan #U men-adi

    diperluas+ yakni berwenang menerima+ memeriksa+ dan memutuskan

    ada atau tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang yang dilakukan !leh

    Pe-abat Pemerintahan.

    ewenangan ini bertitik singgung dengan kewenangan peradilan umum+ khususnya

    peradilan pidana. arena selama ini mengenai unsur ada atau tidaknya penyalah

    gunaan wewenang dalam kasus pidana adalah men-adi kewenangan hakim pidana.

      Ad. $. !mpetensi Peratun untuk mengadili6mengabulkan tuntutan ganti rugi+ tanpa

    pembatasan -umlah tertentu.

    *ebagaimana diuraikan diatas+ dari ketentuan pasal 8 ayat (1% -!. Pasal 84 ayat (3% -is.

    Pasal 1 angka + UU AP+ telah memberikan perluasan k!mpetensi Peradilan #ata

    Usaha egara. *ebelumnya !byek sengketa #U hanya keputusan #U (dalam

    bentuk tertulis% sa-a+ tetapi berdasarkan ketentuan tersebut #indakan Administrasi

    Pemerintahan6#indakan )atual administrasi Pemerintahan -uga men-adi k!mpetensi

    Peradilan #ata Usaha egara. *ebelum berlakunya UU !.3" #ahun 2"1$+ #indakan Administrasi Pemerintahan6#indakan )atual administrasi Pemerintahan adalah

    men-adi k!mpetensi abs!lut Peradilan Umum. Yakni dalam )!rmat gugatan perbuatan

    melawan hukum penguasa (!nrechtmatige !2erhaitdaad).

      Perluasan k!mpetensi Peradilan #ata Usaha egara+ khususnya menyangkut

    !byek #indakan Administrasi Pemerintahan6#indakan )atual administrasi

    Pemerintahan+ membawa k!nskwensi l!gis terhadap besaran tuntutan ganti rugi di

    Peradilan #ata Usaha egara.

    *ebelumnya menurut Peraturan Pemerintah !m!r $3 #ahun 11 #entang ?anti

    ;ugi dan #ata @ara Pelaksanaannya Pada Pradilan #ata Usaha egara menentukan

    ganti rugi dibatasi minimum ;p 2"."""+0 (dua ratus lima puluh ribu ;upiah%

    dan maksimal ;p .""".""" (ima >uta ;upiah%1$.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    26/28

      Ad. . ewenangan Peradilan #U tingkat pertama+ mengadili gugatan pasa upaya

    administrati) 'administratief ber!ep).

    Pasal 1 angka 14 /

    Upaya dministratif adalah pr!ses penyelesaian sengketayang dilakukan dalam

    lingkungan dministrasi Pemerintahan sebagai akibat dikeluarkannya

    Keputusan dan1atau Tindakan yang merugikan.

    Berbeda dengan pengaturan pada UU peratun+ yang memberikan kewenangan

    Pengadilan #inggi6Banding untuk mengadili sengketa #U yang berasal dari Upaya

     Administrati). Pasal $ -!. Pasal 1 ayat (3% UU Peratun.

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    27/28

    dia-ukan !leh pem!h!n sampai dengan batas waktu yang ditentukan atau apabila tidak

    ditentukan telah lewat sepuluh hari setelah perm!h!nan yang sudah lengkap diterima.

    Berdasarkan Perm!h!nan Pengadilan #ata Usaha egara berwenang memutuskan

    mengenai penerimaan perm!h!nan yang dia-ukan pem!h!n.

    etentuan dalam UU AP tersebut adalah berbeda dengan ketentuan pasal 3 UU

    Peratun yang menganut reCim )ikti) negati7e. Artinya + Peradilan #U berwenang

    mengadili gugatan terhadap *ikap diam Badan6Pe-abat #U yang tidak menerbitkan

    keputusan yang dim!h!n atau yang men-adi kewa-ibannya+ sikap diam mana adalah

    dipersamakan sebagai eputusan Pen!lakan (fiktif negati2e).Berdasarkan ketentuan

    pasal 3 UU Administrasi

    Pemerintahan+ Apabila dalambatas waktu sebagaimana ditentukan undang0undang+ Badan dan6atau Pe-abat Pemerintahan tidak menetapkan dan6atau

    melakukan eputusan dan6atau #indakan+ maka perm!h!nan tersebut dianggap

    dikabulkan seara hukum.

    &1' *..,arbun+ Peradilan #ata Usaha egara+ Penerbit iberty+ Y!gyakarta+ 2""3+

    hal/.

    &2' *!edikn! ,ert!kusum!+ Hukum cara Perdata "nd!nesia+ iberty+ Y!gyakarta +

    1. 5al 8.

    &3' 

  • 8/16/2019 Hukum Administrasi Negara, UU Administrasi Pemerintahan

    28/28

    Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha Negara

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang

    Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

    Nomor 9 Tahun 2004 dan Undang- Undang Nomor 51 Tahun 2009 harus

    dimaknai sebagai:a. penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;

    b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan eksekutif,

    legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;

    c. berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;

    d. bersifat final dalam arti lebih luas;

    e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum; dan/atau

    f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat.

    >1? htt*s'm&nitik&mali.or+*r&ss.5om + 1