Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat

5
OTONOMI DAERAH SEBAGAI UPAYA MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 telah memberikan peluang yang besar kepada daerah untuk mengelola berbagai urusan rumah tangganya secara mandiri dan bebas. Hal ini terjadi karena dalam konsep otonomi terkandung kebebasan untuk berprakarsa dalam mengambil keputusan atas dasar aspirasi masyarakat setempat tanpa kontrol langsung dari pemerintah pusat. Karenanya begitu erat kaitan antara otonomi dengan demokrasi. Dalam konteks ini, Mohammad Hatta (1957) berpendapat bahwa otonomisasi tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya prakarsa sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang dimaksud demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri. KONSEP OTONOMI DAERAH Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “auto” yang berarti sendiri dan nomos yang berarti hukum atau peraturan. Sedangkan daerah adalah wilayah atau lingkungan pemerintah. Jadi, secara harfiah otonomi daerah berarti hukum atau peraturan sendiri pada suatu wilayah. Dengan otonomi daerah, maka daerah diberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional. Hal ini diwujudkan dengan pengaturan pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, keselarasan,

description

Otonomi daerah berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat

Transcript of Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat

Page 1: Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat

OTONOMI DAERAH SEBAGAI UPAYA MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT

Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 telah memberikan

peluang yang besar kepada daerah untuk mengelola berbagai urusan rumah tangganya secara

mandiri dan bebas. Hal ini terjadi karena dalam konsep otonomi terkandung kebebasan untuk

berprakarsa dalam mengambil keputusan atas dasar aspirasi masyarakat setempat tanpa

kontrol langsung dari pemerintah pusat. Karenanya begitu erat kaitan antara otonomi dengan

demokrasi. Dalam konteks ini, Mohammad Hatta (1957) berpendapat bahwa otonomisasi

tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya prakarsa

sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan

berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang dimaksud demokrasi, yaitu

pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri,

melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri.

KONSEP OTONOMI DAERAH

Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “auto” yang berarti sendiri dan nomos yang

berarti hukum atau peraturan. Sedangkan daerah adalah wilayah atau lingkungan pemerintah.

Jadi, secara harfiah otonomi daerah berarti hukum atau peraturan sendiri pada suatu wilayah.

Dengan otonomi daerah, maka daerah diberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung

jawab kepada daerah secara proporsional. Hal ini diwujudkan dengan pengaturan pembagian,

dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai

dengan prinsip-prinsip demokrasi, keselarasan, pemerataan, dan keadilan serta potensi dan

kesadaran akan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 dijelaskan bahwa Otonomi Daerah

adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia. dengan diberlakukannya UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004, dapat diketahui

bahwa Pemerintah Indonesia menganut sistem desentralisasi yang mengandung maksud

bahwa pemerintah pusat tidak lagi mengurus kepentingan rumah tangga daerah-daerah

kewenangan mengurus rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat daerah.

Adapun pengertian dari Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan

Page 2: Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH

Dasar hukum pelaksanaan otonomi daerah adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Dasar RI tahun 1945 pasal 18 ayat 1 – 7, pasal 18 A ayat 1 dan 2,

pasal 18 B ayat 1 dan 2;

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenanga Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

PRINSIP OTONOMI DAERAH

Dalam penjelasan umum UU Nomor 32 tahun 2004 ditegaskan bahwa prinsip

otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab.

a. Prinsip Otonomi Seluas-luasnya

Prinsip otonomi seluas-luasnya adalah bahwa daerah diberikan kewenangan untuk

menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang

pemerintahan kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan,

keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan di dalam bidang

lain yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

Adanya otonomi seluas-luasnya maka daerah diharapkan dapat mengembangkan

potensi secara leluasa. Daerah tidak harus tunduk secara penuh terhadap kebijakan

pusat. Hal ini menjadikan persaingan sehat di antara daerah yang ada, namun tetap

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Prinsip Otonomi yang Nyata dan Bertanggung Jawab

Prinsip otonomi yang nyata adalah bahwa untuk menangani urusan pemerintahan

telah ada, serta berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan

potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Sedangkan prinsip otonomi yang

bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam menyelenggarakannya harus benar-

benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yaitu untuk

memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang

merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Page 3: Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat

Sekalipun diberi kebebasan, bukan berarti tanpa batasan. Daerah harus tetap

menyelenggarakan kewenangan otonominya secara nyata dan bertanggung jawab.

Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan otonomi tetap terjaga, yang pada intinya

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

TUJUAN DAN MANFAAT OTONOMI DAERAH

Tujuan utama dari kebijakan otonomi daerah adalah di satu pihak membebaskan

pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik,

sehingga berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global

dan mengambil manfaat dari padanya.

Tujuan otonomi daerah juga tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 2 ayat

3 yang berbunyi “Pemerintah Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang menjadi urusan pusat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah”.

Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan otonomi daerah antara lain :

a. Agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan di pusat sehingga jalannya penyelenggaraan

pemerintahan dapat berjalan lancar;

b. Pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat tetapi oleh pemerintah

daerah;

c. Kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat karena pembangunan di

daerah disesuaikan dengan kebutuhan di daerah;

d. Daya kreasi dan inovasi masyarakat di daerah semakin meningkat karena setiap

daerah berusahan untuk menampilkan keunggulan daerahnya masing-masing, dan

e. Meningkatkan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan di daerah dalam rangka

partisipasi otonomi daerah.

Mengacu pada konsep otonomi daerah yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari adanya otonomi tersebut adalah untuk kesejahteraan

masyarakat karena setiap daerah akan bertanggung jawab terhadap daerahnya masing-

masing. Dengan adanya keleluasaan ini, diharapkan setiap wilayah dapat berlomba-lomba

untuk memajukan dan membangun daerahnya menjadi lebih baik. Sehingga masyarakat akan

semakin sejahtera dan ikut merasakan dampak dari otonomi daerah itu sendiri.