Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat
-
Upload
noeroel-hoeda -
Category
Documents
-
view
391 -
download
11
description
Transcript of Otonomi Daerah Sebagai Upaya Mensejahterakan Masyarakat
OTONOMI DAERAH SEBAGAI UPAYA MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT
Pemberlakuan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 telah memberikan
peluang yang besar kepada daerah untuk mengelola berbagai urusan rumah tangganya secara
mandiri dan bebas. Hal ini terjadi karena dalam konsep otonomi terkandung kebebasan untuk
berprakarsa dalam mengambil keputusan atas dasar aspirasi masyarakat setempat tanpa
kontrol langsung dari pemerintah pusat. Karenanya begitu erat kaitan antara otonomi dengan
demokrasi. Dalam konteks ini, Mohammad Hatta (1957) berpendapat bahwa otonomisasi
tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi mendorong berkembangnya prakarsa
sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan
berkembangnya prakarsa sendiri maka tercapailah apa yang dimaksud demokrasi, yaitu
pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri,
melainkan juga memperbaiki nasibnya sendiri.
KONSEP OTONOMI DAERAH
Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “auto” yang berarti sendiri dan nomos yang
berarti hukum atau peraturan. Sedangkan daerah adalah wilayah atau lingkungan pemerintah.
Jadi, secara harfiah otonomi daerah berarti hukum atau peraturan sendiri pada suatu wilayah.
Dengan otonomi daerah, maka daerah diberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung
jawab kepada daerah secara proporsional. Hal ini diwujudkan dengan pengaturan pembagian,
dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi, keselarasan, pemerataan, dan keadilan serta potensi dan
kesadaran akan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 dijelaskan bahwa Otonomi Daerah
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. dengan diberlakukannya UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004, dapat diketahui
bahwa Pemerintah Indonesia menganut sistem desentralisasi yang mengandung maksud
bahwa pemerintah pusat tidak lagi mengurus kepentingan rumah tangga daerah-daerah
kewenangan mengurus rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat daerah.
Adapun pengertian dari Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH
Dasar hukum pelaksanaan otonomi daerah adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Dasar RI tahun 1945 pasal 18 ayat 1 – 7, pasal 18 A ayat 1 dan 2,
pasal 18 B ayat 1 dan 2;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenanga Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
PRINSIP OTONOMI DAERAH
Dalam penjelasan umum UU Nomor 32 tahun 2004 ditegaskan bahwa prinsip
otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab.
a. Prinsip Otonomi Seluas-luasnya
Prinsip otonomi seluas-luasnya adalah bahwa daerah diberikan kewenangan untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewenangan semua bidang
pemerintahan kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan di dalam bidang
lain yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Adanya otonomi seluas-luasnya maka daerah diharapkan dapat mengembangkan
potensi secara leluasa. Daerah tidak harus tunduk secara penuh terhadap kebijakan
pusat. Hal ini menjadikan persaingan sehat di antara daerah yang ada, namun tetap
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Prinsip Otonomi yang Nyata dan Bertanggung Jawab
Prinsip otonomi yang nyata adalah bahwa untuk menangani urusan pemerintahan
telah ada, serta berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Sedangkan prinsip otonomi yang
bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam menyelenggarakannya harus benar-
benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yaitu untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang
merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
Sekalipun diberi kebebasan, bukan berarti tanpa batasan. Daerah harus tetap
menyelenggarakan kewenangan otonominya secara nyata dan bertanggung jawab.
Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan otonomi tetap terjaga, yang pada intinya
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
TUJUAN DAN MANFAAT OTONOMI DAERAH
Tujuan utama dari kebijakan otonomi daerah adalah di satu pihak membebaskan
pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik,
sehingga berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai kecenderungan global
dan mengambil manfaat dari padanya.
Tujuan otonomi daerah juga tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 pasal 2 ayat
3 yang berbunyi “Pemerintah Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan pusat, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah”.
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan otonomi daerah antara lain :
a. Agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan di pusat sehingga jalannya penyelenggaraan
pemerintahan dapat berjalan lancar;
b. Pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat tetapi oleh pemerintah
daerah;
c. Kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat karena pembangunan di
daerah disesuaikan dengan kebutuhan di daerah;
d. Daya kreasi dan inovasi masyarakat di daerah semakin meningkat karena setiap
daerah berusahan untuk menampilkan keunggulan daerahnya masing-masing, dan
e. Meningkatkan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan di daerah dalam rangka
partisipasi otonomi daerah.
Mengacu pada konsep otonomi daerah yang telah disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari adanya otonomi tersebut adalah untuk kesejahteraan
masyarakat karena setiap daerah akan bertanggung jawab terhadap daerahnya masing-
masing. Dengan adanya keleluasaan ini, diharapkan setiap wilayah dapat berlomba-lomba
untuk memajukan dan membangun daerahnya menjadi lebih baik. Sehingga masyarakat akan
semakin sejahtera dan ikut merasakan dampak dari otonomi daerah itu sendiri.