Otitis Media Supuratif Kronik
-
Upload
gustiayucyntia -
Category
Documents
-
view
54 -
download
4
description
Transcript of Otitis Media Supuratif Kronik
OTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIKOleh:
Gusti Ayu Cyntia Sri Adityarini (1002005068)
Pembimbing:
dr. I Wayan Suryana, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN
suatu peradangan kronis telinga tengah dengan adanya perforasi pada membran timpani dan riwayat otorea lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atapun hilang timbul. Sekret dapat berupa serous, mukous, atau purulen. Sebagian besar OMSK berawal dari infeksi akut telinga tengah yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak
Sering ditemukan di negara berkembang, seperti Indonesia. Secara umum insiden OMSK dipengaruhi oleh ras dan faktor sosioekonomi. Prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan termasuk kedalam klasifikasi tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain.
merupakan salah satu penyakit yang lumayan sering dijumpai di poliklinik THT, maka dari itu diperlukan pemahaman yang lebih jelas mengenai penyakit ini.
Berdasarkan Survei Nasional tahun 1994 – 1996, angka kesakitan THT di Indonesia sebesar 38,6% dengan prevalensi tertinggi pada kasus telinga yaitu sebesar 38,6% dan prevalensi OMSK antara 2,1 – 5,2%
Otitis MediaSupuratif Kronik
(OMSK)
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
KLASIFIKASI
Suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah
TIPE TUBOTIMPANITipe jinak atau tipe aman. Ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang. Sekret mukoid kronis Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret yang dikeluar: a. Penyakit aktif : OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif b. Penyakit tidak aktif (tenang ): Keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering TIPE ATIKOANTRALBiasa disebut dengan tipe tidak aman atau tipe bahaya atau tipe tulang, ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya.
Bentuk perforasi membran timpani ada 3, yaitu Perforasi sentral, perforasi marginal, serta perforasi atik
ETIOLOGI Hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK: 1.Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga purulen berlanjut. 2.Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. 3.Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel. 4.Pada pinggir perforasi dari epitel skuamosa dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi.
PATOGENESIS
P. Aeruginosa merupakan bakteri yang paling sering menimbulkan OMSK.
GEJALA DAN TANDA OMSK
Tipe Tubotimpani• Sekret mukoid yang tidak
terlalu berbau busuk
• Ganggua pendegaran konduktif
• Perforasi membrane timpani sentral
• Peradangan terbatas pada daerah mukosa
Tipe Atikoantral• Biasanya disertai kolesteatom
• Sekret kuning abu-abu, sangat bau, kotor purulen
• Gangguan pendengaran tipe konduktif atau campuran karena kerusakan pada koklea
PENATALAKSANAAN
Tipe Tubotimpani• Tipe tenang: tidak
memerlukan pengobatan. KIE tentang menjaga kesehatan telinga. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
• Tipe aktif: toilet telinga, pemberian antibiotik, KIE
Tipe Atikoantral• Operasi
• Terapi medikamentosa merupakan terapi sementara
Teknik operasi: mastiodektomi sederhana, mastoidektomi radikal,
operasi bondy, miringoplasti, timpanoplasti
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Labirinitis, meningitis, abses otak yang menyebabkan kematian
prognosis yang baik apabila dilakukan kontrol yang baik terhadap proses infeksinyaHilangnya fungsi pendengaran oleh gangguan konduksi dapat dipulihkan melalui proses pembedahan. Keterlambatan dalam penanganan dapat disebabkan akibat kelalaian dalam menangani pasien sehingga dapat menimbulkan kematian akibat komplikasi lanjut OMSK yang tidak ditangani dengan segera
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : NKM
• Umur : 34 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Buruh
• Suku Bangsa : Bali (Indonesia)
• Agama : Hindu
• Alamat : Dusun Babung Desa Gunaksa, Klungkung
• Tgl Pemerksaan : Senin, 19 Oktober 2015
• Tgl Kunjungan : Senin, 19 Oktober 2015
• Diagnosis : Otitis Media Supuratif Kronik
ANAMNESIS
• Keluhan utama:
Keluar cairan pada telinga kiri
• Perjalanan penyakit:
Keluar cairan dari telinga kiri hilang timubul, memberat sejak 1 minggu yll, berwarna putih bening, agak kental, tidak berisi darah, tidak berbau, keluar sedikit demi sedikit, terus-menerus setiap hari
Mengalami penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak lama.
Saat meneteskan obat pada telinga kiri, pasien merasakan pahit di tenggorokannya.
Mendengung pada telinga kiri terutama saat telinga mengeluarkan cairan, membaik saat istirahat
Pasien sempat demam, batuk, dan pilek 3 minggu yang lalu, saat ini sudah membaik
Keluhan nyeri disangkal
ANAMNESIS
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami congek saat SD. Keluhan tersebut dikatakan hilang dengan sendirinya tanpa memperoleh pengobatan. Pasien mengatakan sejak saat itu keluhan nyeri dan keluar air pada telinga sering berulangterutama saat pasien batuk atau pilek.
Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit sistemik seperti asma, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, ginjal, maupun hati. Pasien tidak pernah menjalani operasi maupun transfusi darah.
Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap makanan, debu, maupun obat-obatan.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama maupun menderita penyakit sistemik
ANAMNESIS
• Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien mengaku berobat ke bidan praktek swasta kira-kira 3 minggu yll dan diberikan obat minum, dan obat tetes telinga namun keluhan belum membaik.
• Riwayat Pribadi dan Sosial
Penderita bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga.
Pasien mengatakan beberapa kali telinganya kemasukan air saat mandi. Pasien menyangkal sering berenang.
Saat kecil pasien mengatakan seringkali mengorek-ngorek telinganya dengan lidi yang diisi kapas jika pasien merasa telinganya gatal dan kotor.
Riwayat minum alkohol dan kebiasaan merokok disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : tidak dievaluasi
• Nadi : 84 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Temperatur axilla : 36,50C
Status General
• Kepala : Normocephali
• Mata : Anemis -/- , ikterus -/-, Refleks
pupil (+/+) isokor
• THT : Sesuai status lokalis
• Leher : dbn, pembesaran KGB (-)
• Thorak : Cor dan pulmo dbn
• Abdomen : Distensi (-) BU (+) N
• Ekstremitas : Edema (-/-), akral hangat (+/+)
STATUS LOKALIS THT
Telinga
Status Kanan Kiri
Daun Telinga
Bentuk normal,
Nyeri tekan tragus (-),
Nyeri tarik aurikula (-),
Bentuk normal,
Nyeri tekan tragus (-),
Nyeri tarik aurikula (-),
Liang Telinga Lapang Lapang
Discharge Tidak ada (+) Mukoid
Membran Timpani Intak, reflex cahaya (+)Perforasi sentral, reflex
cahaya (-)
Tumor Tidak ada Tidak ada
Mastoid Normal Normal
Tes berbisik
Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hidung
Status Kanan Kiri
Hidung Luar Normal Normal
Kavum Nasi Lapang Lapang
Septum Deviasi (-) Deviasi (-)
Discharge Sekret (-) Sekret (-)
Mukosa Merah muda Merah muda
Tumor Tidak ada Tidak ada
Konka Normal Normal
Sinus Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Koana Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Tenggorok
Mukosa faring Hiperemi (-)
Tonsil T1/T1 hiperemis (-), tanpa detritus, abses
peritonsilar (-/-)
Dinding belakang faring Granulasi (-), post nasal drip (-)
Dispneu Tidak ada
Sianosis Tidak ada
Suara Normal
Stridor Tidak ada
RESUME
Pasien datang ke Poliklinik THT-KL RSUD Klungkung pada hari Senin, tanggal 19 Oktober 2015 dengan keluhan keluar cairan dari telinga kiri, hilang timbul, memberat sejak 1 minggu yang lalu, berwarna bening, agak kental, tidak berisi darah, tidak berbau, dan keluar sedikit demi sedikit, terus-menerus setiap hari hingga saat ini. Pasien juga mengalami penurunan pendengaran pada telinga kirinya. Saat meneteskan obat pada telinga kiri, pasien mengaku merasakan pahit di tenggorokannya. Pasien juga merasakan suara mendengung pada telinga kirinya. Pasien menyatakan telinganya tidak nyeri, dan pasien mengaku mengalami pilek, batuk, dan demam sebelum keluar cairan, kira-kira 3 minggu yang lalu, namun sekarang gejala sudah membaik. Dalam riwayatnya, pasien pernah mengalami keluhan keluar cairan dan nyeri pada telinga kirinya saat kecil, tidak diobati, kemudian kambuh-kambuhan hingga saat ini Pasien mengatakan telinganya beberapa kali kemasukan air saat mandi. Pasien mengaku berobat ke bidan ± 3 minggu sebelumnya dan diberikan obat tetes dam obat minum, namun tidak membaik. Hasil pemeriksaan fisik telinga, didapatkan adanya kelainan berupa perforasi sentral pada membran timpani telinga kiri dan adanya sekret mukoid berwarna bening yang keluar dari telinga kiri. Pada pemeriksaan hidung maupun tenggorok tidak didapatkan kelainan.
Diagnosis Kerja
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Aurikula Sinistra Tipe Aman Fase Aktif
Penatalaksanaan
Non-Medikamentosa:
-Toilet telinga dan evaluasi KAE sinistra
Medikamentosa :
-Ofloxacin ear drop 2 tetes @12 jam
-Metil prednisolon 4 mg @ 12 jam IO
KIE :
-Hindari air masuk ke telinga ketika mandi
-Hindari aktivitas yang berhubungan dengan air yang memungkinkan air masuk ke telinga
-Hindari makan dan minum dingin, manis dan pedas agar infeksi tidak menjalar ke telinga
-Nutrisi tinggi kalori tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan
-Hindari menggunakan alat yang berhubungan dengan penggunaan telinga secara bergantian seperti
penggunaan Headset
-Kontrol ke poli THT setelah 5 hari pengobatan untuk melihat perkembangan penyakit.
-Menyarankan pasien untuk melakukan timpanoplasti untuk menghidari kekambuhan dan
memperbaiki fungsi pendengaran
PrognosisDubius at bonam
PEMBAHASAN
Pasien ini didiagnosis Otitis Media Supuratif Kronis Fase Aktif Sinistra
karena:• Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien
mengeluh memiliki riwayat telinga yang berair dari telinga kiri yang berulang menunjukkan bahwa terjadi infeksi pada telinga tengah yang sudah kronis.
• Infeksi pada hidung dan tenggorokan yang sering terjadi sejak kecil dapat menyebabkan gangguan tuba auditiva yang selanjutnya menyebabkan tekanan negatif pada telinga tengah. Sumbatan tuba auditiva yang terus berlanjut menyebabkan hipersekresi sel goblet pada mukosa telinga tengah. Sehingga muncul sekret yang keluar dari telinga sesuai dengan keluhan pasien.
• Hasil pemeriksaan fisik telinga, didapatkan adanya kelainan berupa perforasi sentral pada membran timpani telinga kiri sedangkan telinga kanan didapatkan dalam batas normal atau intak. adanya sekret mukoid berwarna bening yang keluar dari telinga kiri namun pada telinga kanan tidak ada.
• Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa telinga kiri pasien mengalami perforasi membran timpani bagian sentral (tipe aman) yang menyebabkan sekret dari telinga tengah dapat keluar melalui liang telinga.
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu:
• Untuk terapi non-medikamentosa dilakukan pembersihan pada liang telinga yang terdapat sekret mukoid (toilet telinga) dengan menggunakan kapas yang telah dicelupkan dalam larutan H2O23% untuk membersihkan KAE yang terselubung oleh
cairan mukoid atau deskuamasi dari epitel KAE agar infeksi tidak meluas
• Pengobatan medikamentosa antibiotik golongan kuinolon atau sefalosporin. Pada kasus ini diberikan antibiotik golongan kuinolon, yaitu ofloxacin topical dengan dosis 2 tetes @ 12 jam pada telinga kiri yang merupakan antibiotic bekerja broadspectrum. Pasien juga diberikan kortikosteroid sistemik yaitu metil prednisolone 4 mg @12 jam IO
• KIE pencegahan terhadap masuknya air kedalam telinga yang dapat memperparah kondisi pasien dan diharapkan untuk kontrol kembali dengan tujuan meninjau kembali perkembangan kesehatan pasien.
SIMPULAN
• OMSK merupakan stadium radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat otorea lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret yang dihasilkan dapat berupa encer, kental, bening, atau purulen.
• Etiologi OMSK dapat berupa lingkungan, genetik, riwayat terkena otitis media sebelumnya, infeksi, autoimun, serta gangguan fungsi tuba eustachius.
• Keluhan yang biasa dialami pasien antara lain adanya sesuatu yang menyumbat pada telinga pasien yang disertai dengan kehilangan kemampuan pendengaran, adanya sekret yang hilang timbul pada pasien, serta adanya riwayat OMA dengan adanya perforasi pada membran telinga seperti nyeri telinga, demam, hingga keluarnya cairan dari telinga.
• Secara umum terapi yang dapat dilakukan pada pasien dapat dibagi kedalam terapi non-medikamentosa, medikamentosa, dan terapi edukasi.
TERIMA KASIH