Otitis Media Akut

11
KMBKMBKMBKMBKMBKMBKM BKMBKMBKMBKMBKMBKMBK MBKMBKMBKMBKMBKMBKMB KMBKMBKMBKMBKMBKMBKM BKMBKMBKMBKMBKMBKMBK MBKMBKMBKMBKMBKMBKMB KMBKMBKMBKMBKMBKMBKM BKMBKMBKMBKMBKMBKMBK MBKMBKMBKMBKMBKMBKMB SISTEM SENSORI “OTITIS MEDIA AKUT” 29 Mei 2012 Oleh: Adelina Vidya Ardiyati Ariyanti Desy Fitri Maulidia M. Ikromi A. M. Nur Choyin Ratu Ummu Hani Refi Yulita

description

tugas

Transcript of Otitis Media Akut

SISTEM SENSORI

OTITIS MEDIA AKUT 29 Mei 2012Oleh:Adelina Vidya Ardiyati

Ariyanti

Desy Fitri Maulidia

M. Ikromi A.

M. Nur Choyin

Ratu Ummu Hani

Refi Yulita

Kasus :Tn C mengeluh sakit telinga yang berat dan menetap dan terjadi gangguan pendengaran Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol, beberapa hari kemudian gendang telinga robek, dan keluar cairan yang pada awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan akhirnya berupa nanah.1. Pembahasan1. Klarifikasi kata-kata asing

Cairan Jernih - Peradangan = respon tubuh terhadap infeksi yang ditandai dengan Nanah = cairan yang mengandung leukosit, bakteri, serta pengikisan epitelium dan keluar ketika terjadi infeksi Gendang Telinga = bagian telinga tengah yang merubah suara menjadi getaran2. Identifikasi masalah dan 3 (brainstorming) An-Fis sistem pendengaran

a. Telinga luar ( Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke telinga tengah Daun telinga (pinna)suatu lempeng tulang rawan terbungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar

Meatus auditorius eksternus

rambut ( untuk menangkap kotoran

kelenjar keringat ( serumen Sebagai saluran penghantar suara dari pinna serta penjaga partikel asing

Membran timpaniPintu menuju telinga tengah , mengubah gelombnag suara menjadi getaran yang menyebabkan tulang-tulang telinga tengah bergetar. Tekanan diluar dan didalam sama dimana dibantu oleh tuba eustachius

b. Telinga tengah ( Memindahkan getaran membran timpani ke cairan di koklea, dalam prosesnya memperkuat energi suaraMaleus, Inkus, StapesBerosilasi secara sinkron dengan getaran membran timpani serta menimbulkan gerakan seperti gelombang di perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama

c. Telinga dalamTelinga dalam: Koklea ( Tempat sistem sensorik untuk mendengar

Jendela oval Bergetar bersama dengan gerakan stapes yang melekat padanya; gerakan jendela oval menyebabkan perilimfe koklea bergerak

Skala vestibuli

Skala timpaniMengandung perilimfe yang dibuatbergerak oleh gerakan jendela oval yang didorong olej getaran tulang-tulang telinga tengah

Duktus koklearis (skala media)Mengandung endolimfe; tempat membran basilaris

Membran basilarisBergetar bersama dengan gerakan perilimfe, mengandung organ corti

Organ cortiMengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan cairan di koklea

Membran tektorialTempat rambut sel-sel reseptor yang terbenam di dalamnya menekuk dan membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris yang bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner

Jendela bundarBergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe untuk meredam tekanan di dalam koklea, tidak berperan dalam penerimaan suara

Telinga dalam: aparatus vestibularis ( tempat sistem sensorik untuk keseimbangan, dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan

Kanalis semisirkularisMendeteksi akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) rotasional atau angular

Utrikulus Mendeteksi (1) perubaha posisi kepala menjauhi sumbu vertikal dan (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara horizontal

SakulusMendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horizontal dan (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara vertikal

Definisi

OMA adalah infeksi akut pada telinga tengah. Penyebabnya adalah bakteri atau virus. Dapat terjadi dari bakteri yang ada di telinga, dan biasanya penyakit ini merupakan komplikasi dari infeksi saluran pernafasan atas (common cold). Virus atau bakteri dari tenggorokan bisa sampai ke telinga tengah melalui tuba eustakius atau kadang melalui aliran darah. Otitis media akut juga bisa terjadi karena adanya penyumbatan pada sinus atau tuba eustakius akibat alergi atau pembengkakan amandel. Bisa dari tenggorokan atau saluran telinga seperti Streptococcus pneumoniae, Hemopilus Influenzae, dan Moraxella Catarrhalis.

Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)

Otalgia : nyeri pada telinga

Otora : pengeluaran skret berlebih dari telinga

Berkurangnya pendengaran

Demam

Tinnitus: telinga yang berdenging

OMA memiliki beberapa stadium klinis antara lain:

1. Stadium oklusi tuba eustachius

a. Terdapat gambaran retraksi membran timpani.

b. Membran timpani berwarna normal atau keruh pucat.

c. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa virus.

2. Stadium hiperemis

a. Pembuluh darah tampak lebar dan edema pada membran timpani.

b. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa

sehingga sukar terlihat.

3. Stadium supurasi

a. Membran timpani menonjol ke arah luar.

b. Sel epitel superfisila hancur.

b. Terbentuk eksudat purulen di kavum timpani.

c. Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta nyeri di telinga tambah hebat.

4. Stadium perforasi

a. Membran timpani ruptur.

b. Keluar nanah dari telinga tengah.

d. Pasien lebih tenang, suhu badan turun, dan dapat tidur nyenyak.

5. Stadium resolusi

a. Bila membran timpani tetap utuh, maka perlahan-lahan akan normal kembali.

b. Bila terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan mengering.

b. Resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan bila virulensi rendah dan daya tahan tubuh baik. Komplikasi

Komplikasi yang serius adalah:

Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)

Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Kelumpuhan pada wajah

Tuli

Peradangan pada selaput otak (meningitis)

Abses otak.

Patofisiologi pendengaran (Patoflow)

Pemeriksaan DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop yaitu pemeriksaan secara visual pada saluran telinga dan gendang telinga dengan menggunakan alat otoskop untuk mengetahui apakah ada sumbatan ataupun masalah (kondisi tidak normal) yang terjadi pada telinga bagian luar yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran. Masalah-masalah yang ditemukan seperti ; adanya kotoran telinga yang menutupi sebagian/seluruh saluran telinga, gendang telinga yang tidak utuh (mengalami perforasi/bolong) .Untuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap nanah atau cairan lainnya dari telinga.

Farmakologi penyakit terkaitAmoxicillinIndikasi :

Infeksi oleh bakteri penghasil beta laktamase, termasuk infeksi saluran napas, otitis media, infeksi saluran kemih-genital dan infeksi abdominal, selulitis, gigitan bintang, infeksi gigi yang berat, osteomielitis oleh Haemophilus influenza dan profilaksis bedah.

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas terhadap penisilin, jaundice, atau gangguan hati berhubungan dengan riwayat penisilin atau amoxicillin asam klavulanat.

Dosis :

Dewasa dan anak > 12 tahun : 250 mg/kgBB/hari setiap 8 jam, digandakan pada infeksi berat.

Anak < 1 tahun : 20mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi.

Anak 1-6 tahun : 125 mg/kgBB/hari dosis terbagi setiap 8 jam.

Anak 6-12 tahun : 250mg/kgBB/hari dosis terbagi setiap 8 jam.

Cara kerja obat :

Amoxicillina merupakan senyawa penisilin semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spectrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang pathogen. Bakteri pathogen yang positif terhadap amoxicillin adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumonia, N. gonorrhoeae, H. infuenzae, E. coli, dan P. mirabilis. Amoxicillin kurang efektif terhadap spesies Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Efek Samping :

Mual & muntah, diare, ruam (hipersensitivitas), urtikaria, angioedema, anafilaksis, anemia hemolitik.

Interaksi Obat :

Probenesid memperlambat ekskresi amoxicillin.Cara Penyimpanan :

Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering. Nutrisi Asuhan Keperawatan terkait penyakitTerlampir 3. Brainstroming

4. Hipotesis ( Mind Maping5. Formulasi issue-issue kasus6. Self study

7. Laporan

REFERENSI

1. Doenges E Marilyn (2005). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

2. Taylor, Carol(1997).Fundamentals of Nursing:The Art and Science of Nursing Care.Lippincott.Philadelphia

3. Perry and Potter (2003).Basic Nursing:Essential for practice. Mosby. St.Loui

4. Brunner & Suddarth (2002). Medical Surgical Nursing. Mosby. St Loui

5. NANDA 20056. Brunner & Suddarth (2002). Textbook Medical Surgical Nursing. Mosby. St Loui

7. Sorensen . Medical Surgical Nursing.

8. Internet (nursing journal)

KMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMBKMB

Bisa dari tenggorokan atau saluran telinga

(Streptococcus pneumoniae, Hemopilus Influenzae, dan Moraxella Catarrhalis)

Trauma

Etiologi

Invasi Bakteri

Infeksi

Pengobatan tak tuntas/episode berulang

Infeksi telinga tengah

Tekanan udara telinga tengah (-)

Proses inflamasi

Penimbunan cairan

Infeksi berlanjut sampai telinga dalam

Vasodilatasi Vessel

Gangguan hantaran

Peningkatan sirkulasi cause of dilatasi arteriol

Gg. sensori

Tindakan mastektomi

Erosi pada kanalis semisirkularis

Peningkatan permeabilitas membran, CES masuk ke CIS, terjadi edema

Resiko injury

Nyeri

Rangsangan mediator kimiawi radang (prostaglandin, serotonin), penekanan nerve ending, peningkatan ion-ion yang merangsang ujung syaraf