(Osteochilus hasselti C.V.).

18
PROSIDING v SEMINAR NASIONAL LIMNOLOGI V TAHUN 2010

Transcript of (Osteochilus hasselti C.V.).

Page 1: (Osteochilus hasselti C.V.).

PROSIDING v

SEMINAR NASIONAL LIMNOLOGI V

TAHUN 2010

Page 2: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

KEBERADAANKO~ASPLANKTONDIKOLAMPEMEL~

LARVA IKAN NILEM (Osteocltilus ltasselti C.V.)

Niken Tunjung Murti Pratiwi, Inna Puspa Ayu, Yuki Hana Eka Frandy Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, IPB

Email: [email protected]

ABSTRAK

Plankton mernpakan mikroorganisme yang keberadaannya cukup penting di ekosistem perairan, baik sebagai pengasil oksigen atau pun sebagai pakan alami bagi ikan. Melimpahnya plankton di perairan diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan. Tttjuan penelitian adalah mempelajari dinamika komunitas plankton dalam kolam pemeliharaan ikan nilem (Osteochilus hasselti C. v.) pada pemberian komposisi pupuk yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di kolam Instalasi Riset Lingkungan Perairan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogar. Kolam yang digunakan berul .. :uran 6 m2

. Pupuk yang diberikan bernpa 100% pupuk organik (PO), campuran 85% pupuk organik dan 15% pupuk anorganik (Pea); campuran 60% pupuk organik dan 40% pup"k anorganik (PCb); serta 100% pupuk anorganik (PA). Pengambilan contoh dilaksanakan setiap lima hari. Dalam penelitian ini, ke/ompok fitoplankton yang dijumpai adalah Chlorophyceae (23 genera), Bacillariophyceae (13 genera), Cyanophyceae (5 genera), Chrysophyceae (1 genus), dan Euglenophyceae (2 genera). Zoop lankton yang dijumpai adalah Rotifera (8 genera), Krustasea (4 genera), dan Protozoa (1 genus). Hasil analisis terhadap nutrien NH3·N, N0 3·N dan P04·P menggambarkan hasil yang berbeda nyata antarperla/'"an (p<0,05). Selanjutnya, uji statistik terhadap kelimpahan Chlorophyceae, Bacillariophyceae, dan Cyanophyceae antar perlaJ..:-zlan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05).

Kata kunci: komunitas plankton, kolam ikon nilem (Osteochilus hasselli C. v.)

ABSTRACT

Plankton is important component in aquatic ecosystem, as oxygen sources and natural food for aquatic organisms. The abundance of plankton could increase fish production. The aim of this research is m:zalyse the existence of plankton community in nilem fish pond applied with different composition of fertilizer. The research was carried out at 6 m2 sized ponds on Research Installation of Aquatic Culture Environment and Toxicology, Cibalagung, Bogar. There are four compositions of fertilizer, 100% organic fertilizer (PO), mix of 85% organic fertilizer and 15% inorganic fertilizer (pCa); mix of 60% organic fertilizer and 40% inorganic fertilizer (PCb); and 100% inorganic f ertilizer (P A). Th e samples were taken in five days period. Along the observation, were found Chlorophyceae (23 genera), Bacillariophyceae (13 genera), Cyanophyceae (5 genera), Chrysophyceae (1 genus), and Euglenophyceae (2 genera). Zooplankton was consist of Rotifera (8 genera), Crustecea (4 genera), and Protozoa (1 genus). Statistical analysis of nutrients (NHJ'N, NO,.N and PO,P) shows that there are significantly difference appearance on each treatment of fel1ilizer (P<0.05). It was also shown in the abundance of Chlorophyceae, Bacillariophyceae, and Cyanophyceae (P<0.05).

Key words: community of plankton, nilem fish (Osteochilus hasselti C. V) pond

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ekosistem perairan merupakan badan perairan dengan komponen biotik dan

abiotik saling berinteraksi (Frid 2002). Ekosistem kolam adalah badan perairan

600

Page 3: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar N asional Limnologi V tuhun 2010

yang berukuran relatifkecil, dangkal, dan mudah dikelola (Odum 1971; McComas

2003), yang memiliki sifat fisika dan kimia yang secara lang sung dapat

mempengaruhi kehidupan, perturnbuhan, kesehatan, maupun reproduksi suatu

orgamsme.

Di lingkungan perairan, demikian pula kolarn, juga terdapat jejaring makanan

yang dimulai dari organisme autotrof, yaitu fitoplankton. Di samping

menghasilkan oksigen, fitoplankton juga dimanfaatkan oleh organisme lainnya,

seperti zooplankton (Belcher dan Swale 1978; Darley 1982). Kedua kelompok

plankton tersebut berperan sebagai pakan alami bagi ikan, seperti ikan nilem.

Ikan ini dikenal sebagai salah satu jenis ikan herbivora yang pada fase larva

sampai dewasa memanfaatkan plankton sebagai sumber makanannya. Kelimpahan

plankton yang sangat menentukan pertumbuhan dan sintasan ikan pemangsanya

dipengaruhi oleh predasi ikan dan ketersediaan unsur hara (Qin, Madon, dan

Culver 1994).

Perturnbuhan fitoplankton didukung oleh ketersediaan nutrien (Goldman

and Home 1983) yang dapat diperoleh melalui pemupukan. Makin tinggi

kandungan unsur hara di perairan, makin meningkat pula kelimpahan fitoplankton

(Boyd 1982), yang akan memacu tumbuhnya zooplankton. Plankton bisa

mengalami perubahan komposisi dalam komunitasnya (suksesi) sebagai akibat

dari perubahan kondisi fisika (intensitas cahaya, suhu), kunia (unsur hara, kualitas

air, dan toksin), dan biologi (kompetisi dan pemangsaan).

Sebagai penyedia unsur hara untuk menuI\iang pertumbuhan fitoplankton,

pupuk organik dianggap sebagai pupuk yang ramah lingkungan. Namun,

penggunaan pupuk organik memiliki keterbatasan, terutama berkaitan dengan

pemacuan kecepatan tumbuh fitoplankton (Horvath et ai., 2002). Untuk

mengatasi permasalahan ini, perlu dikaji penggunaan campuran pupuk organik

dan anorganik dalam rasio yang tepat untuk menunjang pertumbuhan fitoplankton

di kolam pemeliharaan ikan nilem. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari

dinamika komunitas plankton di kolam pada pemberian komposisi pupuk yang

berbeda.

601

Page 4: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

BAHAN DAN METODE

Penelitian meliputi kegiatan persiapan, penelitian lapangan, dan analisis

contoh. Persiapan dilaksanakan selama sepuluh hari sebelum penelitian lapangan.

Penelitian lapangan dilaksanakan selama satu bulan mulai Januari hingga Februari

2009. Penelitian tersebut dilaksanakan di kolam tanah milik Instalasi Riset

Lingknngan Perairan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung Bogor. Analisis

contoh dilaknkan mulai Januari sampai April 2009 di Laboratorium Produktivitas

dan Lingkungan Perairan.

Kegiatan persiapan meliputi pemberian substrat dasar berupa tanah,

pengeringan kolam, pengapuran, dan pengisian air. Kolam-kolam tersebut,

masing-masing, berukuran 6 m2 dengan kedalaman air 60 cm. Sumber air yang

dipakai berasal dari air sungai yang telah melalui proses pengendapan.

Penelitian dilaknkan menggunakan percobaan dengan rancangan acak

lengkap. Dalam hal ini, perlakuan yang diberikan adalah komposisi pupuk yang

berbeda, dengan tiga ulangan. Perlaknan penelitian tersebut adalah (I) 100 %

pupuk organik (PO), (2) campuran 85 % pupuk organik dan 15 % pupuk

anorganik (PCa), (3) campuran 60 % pupuk organik dan 40 % pupuk anorganik

(PCb), serta (4) 100 % pupuk anorganik (PA).

Pemupukan dilakukan secara berkala dimulai pada hari ke-O sampai hari ke-

25 setelah pengambilan contoh fisika, kimia, dan plaukton perairan. Pupuk yang

diberikan berbentuk granul, sehingga pupuk harus dilarutkan dengan air terlebih

dahulu sebelum ditebar di kolam. Pupuk organik dan anorganik yang digunakan

adalah pupuk majemuk (N: P: K) komersil. Bahan-bahan penyusun pupuk

organik adalah asam humus, kompos, gambut, rumput laut, dan guano (kotoran

kelelawar).

Pengambilan contoh parameter fisika, kimia, dan biologi perairan dilakukan

setiap 5 hari selama 30 hari dimulai pada hari ke-O. Contoh plankton diambil

pada pagi hari menggunakan plankton net dengan mesh size 35 f!m. Kelimpahan

fitoplankton dan zooplankton dihitung menggunakan metode sensus (modifikasi

APHA 1985).

602

Page 5: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar N asional Limnologi V tahun 2010

Data yang diperoleh kemudian dihitung indeks keanekaragaman (Shannon

dan Wiener), keseragaman dan dominansi (Simpson). Ketiga indeks tersebut

mengacu pada Odum (1971).

Percobaan dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sidik

ragam berdasarkan rancangan terse but digunakan untuk melihat pengaruh

perbedaan antarperlakuan terhadap data nutrien, fitoplankton, zooplankton secara

statistik. Selanjutnya dilakukan pengujian lanjutan menggunakan Uji Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemupukan penting untuk membantu kolam dalam menyediakan nutrien

secara langsung bagi pertumbuhan alga (Chakroff 1976). Tujuan pemupukan

adalah untuk memastikan bahwa baik fitoplankton maupun zooplankton tetap

tersedia sebagai pakan alami bagi larva ikan (Horvath 2002).·

Jenis pupuk ada dua, yaitu organik dan anorganik. Keduanya memiliki

kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Pupuk organik adalah pupuk

yang berasal dari makhluk hidup seperti sayur-sayuran, koioran temak cair,

limbah rumah tangga, dan kotoran temak pada!. Pupuk anorganik adalah pupuk

kirnia yang larut di dalam perairan dan berfungsi menyediakan nutrien tanpa

melalui proses dekomposisi terlebih dahulu. Biasanya, pupuk anorganik

menyediakan unsur seperti nitrogen, fosfor, dan potassium. Pupuk tersebut

dinamakan NPK (Stickney 1979).

Pemupukan pada kolam, khususnya nitrat dan fosfat, bertujuan untuk

menumbuhkan pakan alami bagi ikan yang dipelihara. Menurut Horvath (2002),

cara yang paling efektif dan umum dilakukan untuk menyediakan nutrien perairan

adalah dengan menggabungkan antara penggunaan pupuk organik dan anorganik.

Pada kolam pemeliharaan ikan, penggunaan pupuk organik disarankan sekitar

100-200 kg/ha, sementara pupuk anorganik antara 20-30 kg/ha.

603

Page 6: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar N asional Limnologi V tahun 2010

Komposisi dan Kelimpaban Plankton di Kolam Penelitian

Komposisi Plankton di Kolam

Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang memanfaatkan gas CO 2

dan nutrien basil dekomposisi bahan organik untuk proses fotosintesis (Odum

1971; Darley 1982). Pada pene1itian ini, pemberian pupuk secara berkala

bertujuan untuk tetap menyediakan nutrien yang dibutuhkan bagi pertumbuhan

fitoplankton. Komunitas berkembang dinarnis dan tidak stabil dalam jangka

waktu yang lama. Hal itu disebabkan oleh perubahan cuaca yang cepat serta

siklus pertumbuhan dan mortalitas dalam komunitas tersebut (Krebs 1972).

Odum (1971) menyatakan bahwa suatu ekosistem mengalami perkembangan

(perubaban) dari waktu ke waktu. Perkembangan ekosistem tersebut biasa disebut

dengan istilah suksesi ekologi. Krebs (1972) membagi perkembangan komunitas

menjadi dua macam, yaitu suksesi dan siklus. Suksesi merupakan proses

perubahan secara langsung pada suatu komunitas. Hal tersebut ditandai dengan

adanya perubahan komposisi spesies. Siklus adalah perkembangan komunitas

yang fluktuasinya teIjadi secara tidak langsung. Suksesi tidak selalu berawal dari

komunitas yang sederhana menuju komunitas yang kompleks, tetapi bisa terjadi

karena adanya perubahan kondisi fisika, kimia, dan biologi perairan.

Di perairan tawar, fitoplankton yang umum dijumpai meliputi alga hijau

berkoloni, desrnid, alga biru berfilamen dan berkoloni, serta alga pirang (Darley

1982). Dalam penelitian ini, kelompok fitoplankton yang dijumpai selama

pengamatan adalah kelas Chlorophyceae (23 genera), Bacillariophyceae (13

genera), Cyanophyceae (5 genera), Chrysophyceae (1 genus), dan

Euglenophyceae (2 genera). Kelompok zooplankton yang dijumpai adalah

Rotifera (8 genera), Krustasea (4 genera), dan Protozoa (1 genus).

Kelompok fitoplankton di perairan tawar yang umum dijumpai dalam

jumlah melimpah adalah Chlorophyceae (Wetzel 2001). Secara umum, pada awal

pengamatan, fitoplankton didominasi oleh Cyanophyceae dari genus Oscillatoria,

namun pada periode selanjutnya, Chlorophyceae merniliki kelimpahan tertinggi.

Pada awal pengamatan, konsentrasi unsur N di perairan masih cukup tinggi untuk

mendukung pertumbuhan Oscillatoria. Hasil penelitian Kruskopf and Plessis

(2005) menunjukkan bahwa menurunnya unsur N di perairan terutama nitrat

604

Page 7: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

menyebabkan panjang filamen genus Oscillatoria berkurang. Oleh karena itu,

menurunnya konsentrasi nitrat mulai pada periode berikutnya juga menyebabkan

teIjadinya penurunan kelimpahan genus Oscillatoria.

Plankton dari kolam dengan perJakuan pupuk organik 100% (PO) terdiri dari

kelas Chlorophyceae (18 genera), Bacillariophyceae (10 genera), Cyanophyceae

(5 genera), Chrysophyceae (1 genus), Euglenophyceae (2 genera), dan

zooplankton (10 genera). Selain sebagai kelompok dengan jumlah genus yang

terbanyak, Chlorophyceae juga melimpah di hampir semua waktu pengambilan

contoh (Gambar I).

KOlTI'osisi Plankton Perlakuan PCa KOlTI'osisi Plankton Perlakuan PA

100 '~ - "" = I'" == F = 100% r- ~ '" = = 80% 80% -60% 60%

i-40% 40% i-

20% 201f.

0% 0', 10 IS 20 30 o 5 10 15 20

Waktu (hari ke-) Waktu (hari ke-)

;-

i-

25

Komposisi Plankton Pertakuan PO Komposisi Plankton Perlakuan PCb

r = ::: r- - , r-

-60"A.

F= i-4U"/.

20"1.

0%

10 15 " 30

Waktu (hari ke-)

lOO"/g

80"1.

60"1.

40%

20%

0%

0-

~

F -

5 10

- - -- -

15 20 " Waktu (hari ke-)

F

30

I""

30

o C~OI'OIitYceae 08acillariophyceae 0 Cyanophyceae o Chl~ceae a Bacillariophyceae a CYalophyceae

o Chrysophyceae 0 Euglenophyceae 0 Zooplankton o Chrysophyceae 0 Euglenophyceae 0 Zooplankton

Gambar 1. Komposisi plankton pada kolam perlakuan: aj PO; bj PCa; cj PCb; dan dj PA

Pada awal pengamatan, kelimpahan Chlorophyceae tertinggi berasal dari

genus Pediastrum, yang kemudain diikuti oleh Coelastrum dan Eudorina.

Namun, pada akhir pengamatan, kelimpahan tertinggi kembali dicapai oleh

Pediastrum. Di samping itu, Melosira (Bacillariophyceae) sering dijumpai dalam

605

Page 8: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

kelimpahan yang tinggi. Selanjutnya, zooplankton yang memiliki kelimpahan

relatiftinggi adalah Brachionus dan Polyarthra .

Komposisi plankton pada perlakuan pupuk campuran organik 8S % dan

anorganik IS % (PCa), tidakjauh berbeda dari perlakuan po. Kelimpahan kelas

Chlorophyceae masih mendominasi di hampir semua waktu pengambilan contoh

(Gambar I). Jumlah genus yang ditemukan tiap kelasnya mulai dari

Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chrysophyceae,

Euglenophyceae, berturut-turut adalah 17, 12, 3, I, dan 1. Zooplankton dari

kelompok Rotifera, Krustasea, dan Protozoa memiliki jumlah jenis berturut-turut

adalah 7, 4, dan o. Jika dibandingkan dengan jumlah jenis perlakuan PO, maka

jumlah jenis plankton perlakuan PCa lebih rendah. Pada hampir seluruh

pengambilan contoh, kelimpahan Pediastrum cenderung paling tinggi, kecuali

pada hari ke-S sampai ke-IS yang didominasi oleh genus Coelastrum. Kelas

Bacillariophyceae pada hampir semua waktu pengambilan contoh didominasi oleh

genus Melosira. Genus Polyarthra dari kelompok Rotifera merupakan zoplankton

yang juga mendominansi pada hampir seluruh waktu pengamatan, diikuti oleh

naupJius.

Sebagaimana perJakuan PO dan PCa, tiap waktu pengambilan contoh pada

perJakuan pupuk campuran 60 % pupuk organik dan 40 % pupuk anorganik (PCb)

juga didominasi oleh kelas Chlorophyceae. Kelimpahan kelas Chlorophyceae

tertinggi teIjadi pada pengambilan contoh hari ke-IO sebesar 98,31 % (Gambar I).

Secara keseluruhan, contoh plankton pada perJakuan PCb meliputi kelompok

Chlorophyceae yang terdiri dari 22 genera, Bacillariophyceae 9 genera,

Cyanophyceae 2 genera, Chrysophyceae I genus, Euglenophyceae I genus, dan

zooplankton II genera. Genus Pediastrum dari kelas Chlorophyceae hanya

mendominasi pada awal pengamatan. Keberadaan jenis lain, seperti Coelastrum,

Eudorina, dan Pandorina tampak berfluktuasi. Melosira dari kelompok

Bacillariophyceae dijumpai di hampir semua waktu pengambilan contoh.

Selanjutnya, kelimpahan Rotifera Polyarthra hampir selalu mendominasi

kelompok zooplankton.

Komposisi plankton pada perlakuan pupuk anorganik 100 % (P A) selama

penelitian (Gambar I) menunjukkan bahwa jumlah genus dari Chlorophyceae,

606

Page 9: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Chrysophyceae, dan Euglenophyceae, berturut­

turnt adalah 20, 11, 4, 1, dan 1. Jurnlah genus kelompok zooplankton berturut­

turnt mulai dari Rotifera, Krustasea, dan Protozoa adalah 7, 4, dan 1. Seperti

haJnya pada perlakuan PO, PCa, dan PCb, kelimpahan plankton pada perlakuan

PA juga didominasi oleh kelas Chlorophyceae. Genus Pediastrum mendominasi

di awal dan akhir pengamatan, serta oleh Coelastrum dan Eudorina di antara

rentang waktu tersebut. Kelimpahan kelas Bacillariophyceae di awal didominasi

oleh genus Cyclotella, kemudian oleh Melosira hingga akhir pengamatan. Genus

yang melirnpah untuk kelompok zooplankton pada awal pengamatan adalah

Euchlanis, diikuti oleh Brachionus, Polyarthra, dan Trichocerca pada waktu­

waktu berikutnya.

Perubahan kelimpahan fitop lankton merupakan respon dari variabel

lingkungan seperti suhu, cahaya, ketersediaan nutrien, dan kelimpahan ikan

pernakan plankton (Reynolds 1990). Odum (1971) menyatakan bahwa suatu

ekosistem mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal yang sama juga terjadi

pada ekosistem kolam yang diberi stimulus nutrien dengan komposisi pupuk yang

berbeda. Beberapa hasil pengamatan pada penelitian ini memperlihatkan adanya

pergantian genus yang mendominasi.

Zooplankton yang merupakan plankton hewani juga mengalami vanaSI

dominansi antarwaktu pengambilan contoh. Pada perJakuan PO, genus

Brachionus melimpah pada awal pengamatan, tapi berikutnya didominasi oleh

genus Polyarthra.

Selama penelitian, kelimpahan fitoplankton memperlihatkan keadaan yang

fluktuatif tetapi memiliki kecenderungan yang semakin meningkat (Gambar 2).

Seperti haJnya fitoplankton, nilai kelimpahan zooplankton juga berfluktuasi.

Fluktuasi ini disebabkan oleh ketersediaan fitoplankton, pemangsaan oleh ikan,

dan siklus hidup zooplankton yang cepat (Wetzel 2001). Wiebe (1929) in Boyd

(1982) menemukan kelimpahan krustasea yang lebih tinggi pada kolam yang

dipupuk menggunakan fosfat dibandingkan pada kolam yang tidak dipupuk.

Dengan demikian, peningkatan kesuburan perairan akibat pernupukan juga

meningkatkan kelimpahan zoopankton.

607

Page 10: (Osteochilus hasselti C.V.).

Fitoplankton

2000000 l 16(1(1(1(1(1

_ 120(1(1(1(1 ~ 1 8(100(1(1

40(1(1(10 -. ~.L-. =---./ (1 "< ± ±

10 15 2(1 25 30

Har; ke-

a

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

"",*"", PCa

--.- PO

fA

- PCb

Zooplankton

~:ml ~ . ]:::: ~~

o 5 10 15 20 15 30

Uari ke-

b

Gambar 2. Grafik kelimpahan (a) fitoplankton dan (b) zooplankton di kolarn

Sebelum pemupukan tampak bahwa kelimpahan dan jumlah jenis

fitoplakton antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata jika diuji

secara statistika (P>0,05). Hal tersebut disebabkan kondisi air yang relatif

homogen sebelum diberi perlakuan. Setelah pemberian pupuk, kelimpahan dan

jumlah jenis fitoplankton memperlihatkan respon yang berbeda antarperlakuan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa baik kelimpahan maupun jumlah jenis

fitoplankton antarperlakuan memiliki nilai yang berbeda nyata (P<0,05).

Fitoplankton dan zooplankton dalam kolam dengan pemberian pupuk anorganik

menunjukkan pertumbuhan dan capaian kelimpahan yang jauh lebih tinggi

daripada kolam dengan pemberian pupuk lainnya. Uji statistik terhadap

kelimpahan Chlorophyceae, Bacillariophyceae dan Cyanophyceae antar perlakuan

menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Kelompok plankton Chrysophyceae

dan Euglenophyceae tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Kumar et al. (2005) yang menyatakan bahwa

terdapat perbedaan penyediaan unsur hara dari jenis pupuk yang berbeda bagi

unsur hara mayor seperti nitrogen dan fosfor yang mudah terlarut dalam air

sebagai nitrat, amonia, dan ortofosfat. Perbedaan kecepatan penyediaan unsur

hara dari terlarutnya pupuk anorganik dengan kecepatan penyediaan unsur hara

dari hasil dekomposisi pupuk organik menyebabkan munculnya perubahan

kualitas air dan kondisi bio logi yang berbeda.

Nilai kelimpahan dan jumlah jenis zooplankton yang rendah pada awal

pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05).

Nilai ini disebabkan fitoplankton sebagai makanan zooplankton belum tumbuh

dengan baik. Setelah pemupukan, kelimpahan dan jumlah jenis zooplankton

608

~PCa __ PO

-- PA

- ,- PCb

Page 11: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding SeminaT Nasional Limnologi V tahun 2010

memperiihatkan perbedaan yang nyata antar periakuan (P<0,05). Hasil Ill!

berkaitan dengan kelimpahan fitoplankton yang berbeda pula.

Indeks Biologi Plankton di Kolam

Indeks bioJogi yang digunakan untuk mengetahui kestabilan komunitas

suatu perairan adalah indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi.

Berdasarkan Tabel I tampak bahwa nilai indeks keanekaragaman baik

fitoplankton maupun zooplankton tergolong relatif rendah. Rendahnya unsur hara

(Tabel 2) di perairan menyebabkan hanya genus-genus tertentu saja yang mampu

beradaptasi pada kondisi tersebut, sehingga nilai keanekaragaman rendah.

Tabel I. Nilai indeks keanekaragaman (H'), keseragaman (E), dan dominansi (C)

Kolam Phytoplankton Zooplankton H' E C H' E C

PO 0,827 -1 ,584 0,296-0,618 0,291-0,581 0,683-1,335 0,412-0,830 0,307-0,637 PCa 0,753-1,770 0,247-0,639 0,248-0,649 0,693-1,382 0,587-1,000 0,295-0,506 PCb 0,918-1 ,984 0,293-0,595 0,195-0,570 0,573-1 ,151 0,350-0,960 0,360-0,724 PA 0,716-2.243 0,235-0,666 0 0,143-0,621 0 " 0,409-1,395 0,254-0,918 0,343-0,8 19

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pupuk anorganik dapat

memberikan kmunitas plankton yang bervariasi dari waktu ke waktu. Apabila

genus tertentu sesuai dengan kondisi lingkungarmya dan sumber nutrien tersedia

cukup banyak dalam waktu yang cepat, maka genus tersebut dapat mendominasi

suatu perairan.

Tabel 2. Kualitas air dan unsur hara di kolam selama penelitian

Parameter Unit Perlakuan

PO PCa PCb PA Fisika Suhu °c 26-29 26-29 26-29 26-29 Kecerahan % 100 76-100 100 81, 13-100 Kekeruhan NTU 5,5-34,0 9,0-52,0 6,5-32,0 7,0-33,0 Kimia pH 6,0-7,5 5,7-6,0 5,3-7,5 6,0-7,5 DO mg/I 3,20-6,16 3,92-7,07 4,61-7,08 3,51-6,93 BOD mg/I 0,40-6,20 0,50-3,93 0,67-8,69 0,32-9,29

NH3-N mg/I 0,193-0,813 0,174-0,847 0,165-0,902 0,097-0,827

N03-N mg/I 0,000-0,420 0,024-0,299 0,005-0,302 0,018-0,308

P04-P mlil 0,014-0,187 0,034-0,152 0,040-0,214 0,089-0,252

609

Page 12: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

Kelimpahan fitoplankton di peralfan dipengaruhi oleh faktor fisika dan

kimia lingknngan yang merupakan pembatas bagi pertumbuhannya (Fogg 1965).

Pada penelitian ini, unsur hara perairan yang dianalisis adalah PO -P, NH - N, dan 4 3

NO -N. 3

Toetz (1971) in Goldman and Horne (1983) menyatakan bahwa amonium

(NH -N) yang merupakan salah satu bentuk nitrogen, relatif mudah dimanfaatkan 4

oleh fitoplankton dan tanaman air lainnya. Selama pengamatan, nilai amonia

memperlihatkan kecenderungan nilai yang semakin menurun. Penurunan tersebut

diduga bahwa amonia dirnanfaatkan oleh fitoplankton.

Seperti halnya nilai amonia, nilai nitrat juga memiliki kecenderungan yang

semakin menurun. Menurunnya nilai nitrat juga diduga juga karena dirnanfaatkan

oleh fitoplakton. Ketersediaan unsur hara dari pupuk organik sangat bergantung

pada keberlangsungan proses dekomposisi yang terjadi. Meskipun pada setiap kali

ditambahkan pupuk secara periodik untuk meningkatkan unsur hara, tetapi jika

faktor lingknngan knrang menduknng, maka unsur hara di perairan tidak akan

meningkat.

Selama pengamatan juga dijumpai zooplankton, terutama dari kelompok

Rotifera. Di ekosistem perairan, zooplankton termasuk organisme konsumen yang

memanfaatkan alga, bakteri, dan bahan organik yang berupa partikel (Wetzel

2001). Selain dipengaruhi oleh kelimpahan fitoplankton, fluktuasi komunitas

zooplankton juga dipengaruhi oleh pemangsaan oleh ikan pemakan plankton dan

invetebrata, kernampuan reproduksi yang cepat, serta parasit (Wetzel 2001).

Pemberian pupuk dapat mempengaruhi fluktuasi komposisi dan kelimpahan

plankton di ekosistem perairan.

Tujuan utama diterapkannya pemupukan di kolam adalah untuk

mempertahankan ketersediaan unsur hara yang optinlal bagi keberlangsungan

produksi biologi dalam air. Aplikasi pemupukan yang sebaiknya dilakukan adalah

dengan menetapkan dosis pupuk sesuai dengan warna air kolam. Kondisi ekologi

setiap ko lam menggambarkan pengaruh pemupukan terhadap produktivitasnya.

Tidak terdapat panduan khusus mengenai dosis pupuk maksimum sehubungan

dengan variasi spesifik dari kolam-kolam tersebut; juga tidak ada acuan yang pasti

mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pakan alami ikan, seperti tipe

610

Page 13: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

organisme pakan alami, mekanisme konswnsi pakan, atau pun nilai kecernaan dan

nutrisi plankton. Hal praktis yang umum dilakukan adalah memisahkan ikan

berdasarkan sifat pemangsaannya di alamo Ikan dipisahkan sebagai pemakan

fitoplankton, zooplankton, zoobentos, ataukah pemakan detritus. Tetapi,

pembedaan ikan berdasarkan kebiasaan makanannya terse but tidak baku karena

terdapat jenis-jenis ikan yang mengubah pemilihan makanannya sesuai dengan

yang tersedia at au melimpah di kolam (Kumar et al. 2004)

KESIMPULAN

Fitoplankton dan zooplankton dalam kolam dengan pemberian pupuk

anorganik menunjukkan pertumbuhan dan capaian kelimpahan yang jauh lebih

tinggi daripada kolam dengan pemberian pupuk lainnya. Kelas Chlorophyceae

memiliki kelimpahan paling tinggi pada semua perlakuan di hampir semua waktu

pengambilan contoh. Kelompok zooplankton yang memiliki kelimpahan paling

tinggi di perairan adalah Rotifera. Komposisi plankton demikian berpotensi

sebagai pakan alarni bagi ikan nilem yang merupakan pemangsa plankton

tersebut.

UCAP AN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada BRKP Cijeruk dan If. Winarlin

yang sangat banyak membantu dalam mernfasilitasi penelitian derta memberikan

masukan dalam menyempurnakan penyusunan tulisan ini.

DAFTARPUSTAKA

APHA (American Public Health Association). 1985. Standard methods for examination of water and waste water. 18th edition. APHA, A WW A (American Water Work Association) and WPCF (Water Pollution Control Federation). USA. 1268 him

Belcher, H dan E. Swale. 1978. A beginner's guide to freshwater algae. Natural Environment Research Council. London.

Boyd, C. E. 1982. Water quality management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing Company. New York.

Chakroff, M. 1976. Freshwater fish pond culture and management. VITA Publication. USA. ix, 196 him

611

Page 14: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010

Darley, W. M. 1982. Algal biology : A physiological approach. Blackwell Scientific Publications. London. viii, 168 hlm

Fogg, G. E. 1965. Algal cultures and phytoplankton ecology. The University of Wisconsin Press. London.xiii, 126 him.

Frid, C dan M. Dobson. 2002. Ecology of aquatic management. Pearson Education. London.xiii, 274 him.

Goldman, C. R and A 1. Home. 1983. Limnology. McGraw-Hili Book Company. New York, USAxvi, 464 him.

Horvath, L., G. Tamas dan C. Seagrave. 2002. Carp and pondfish culture. Second Edition. Fishing New Books. Oxford.

Krebs, C. J. 1972. Ecology: The experimental analysis of distribution and abundace. Harper and Row Publishers. London.x, 694 him.

Kumar, M.S. , Burgess, S.N., dan Luu, L.T. 2004. Review of Nutrient Management in Freshwater Polyculture. Journal of Applied Aquaculture, Vol. 16(3/4) 2004: 17-43.

Kumar, M.S., Binh, T.T., Luu, L.T. , dan Clarke, S.M. (2005). Evaluation of Fish Production Using Organic and Inorganic Fertilizer: Application to Grass Carp Polyculture. Journal of Applied Aquaculture, Vol. 17(1) 2005: 19-34.

McComas, S. 2003. Lake and pond management guidebook. Lewis Publishers. New York.xvii, 286 him.

Novotny, V dan H. Olem. 1994. Water quality: Prevention, identification and management of diffuse pollution. VanNostrand Reinhold. New York.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of ecology. Third Edition. Sounders College Publishing. Philadelphia. xiv, 574 him.

Qin, 1., Madon, S.P., dan Culver, D.A 1994. Effect of larval walleye (Stizostedion vitreum) and fertilization on the plankton community: implications for larval fish culture. Aquaculture 130 (1995) 51-65.

Reynolds, C. S. 1990. The ecology of freshwater phytoplankton. Cambridge University Press. London.x, 384 him.

Stickney, R. R. 1979. Principles of water aquaculture. A Wiley-Interscience Publication. New York, USA

Wetzel, R. G. 2001. Limnology: Lake and river ecosystems. Third Edition. Academic Press. San Diego, USAxv~ 1006 him.

612

Page 15: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar lVasional Limnologi V tahun 2010

DAFTARISI

KATA PENGANTAR .................... ..... ............ ...... ................................. ............. i

DAFT AR lSI ...................... ... ... ... ........ .... .. ... ............................. ................ ........ . ii

SUSUNAN P ANITIA .................. .. ............ ...... ... ... ............ .. ... ........................... vi

Sambutan Ketua Panitia ....... ...... ..... .. ... ........................................................... vii

Sambutan Kepala LIPI ........................ ...... .. ... .... ........ .................. ..................... X

Makalah Pembicara Kunci ........ .... ......... ......... ... ............................................ xiii

BENCANA PERAIRAN DARA T DI INDONESIA: MEMBANGUN KAP ASIT AS KESIAPSIAGAAN BERSAMA MASYARAKA T

Gadis Sri Haryani ....................... ... ........... ... .......... ... ...... ....... .................. . . xiii

Makalah Ballroom ................ ........ ..... .... .... .. ... ... ... ... ....... ................................... 1

PRELIMINARY STUDY OF WATER TEMPERATURE CHANGES TO IDENTIFY THE HYDROLOGICAL DYNAMICS AT SITU CIBUNTU

Luki Subehi dan M. Fakhrlldin .... .... ..... .. ..... .... .. ....... .. ............................... . ..1 TOTAL SUSPENDED MATERIAL DYNAMICS IN SEGARA ANAKAN LAGOON. CENTRAL JA VA

Arianto Budi Santoso, Tim Jennerjahn, Peter Holtermann ............................................. 11 KUALITAS AIR DAN EUTROFIKASI W ADUK RIAM KANAN DI KALIMANTAN SELATAN

Simon S.Brahmana, Yani Summarriani dan Firdaus Ahmad................................ .. 24 TELAAH SALINITAS DAN OKSIGEN TERLARUT DI MUARA SUNGAI P \NTAI TIMUR SUMATERA

Siswanta Kaban, Eko Prianto dan Solekha............................... . ................. 47 DISTRIBUSI PLUMBUM DAN CHROMIUM DALAM SEDIMEN DAN P ~ ' )FIL FISIKO­KlMIA PERAIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN

Siswanta Kaban dan Husnah ................................ .................................. . .............. 52 EV ALUASI KESUBURANEKOSISTEM PERAlRAN PESISIRDI DESA SRIMl'-OSARI KECAMATANLABUHANMARINGAIKABUPATENLAMPUNGTIMUR,PRl 'PINSI LAMPUNG

Tuglyono ........................... ...... ....................................................................................... 61 PERIFITONSEBAGAIINDIKATORBIOLOGIPADAPENCEMARANLIMBAHDOMESTIKDI SUNGAI CIKuDA SUMEDANG

Ida Indrawati, Sunardi, Ita Fitriyyah .............. ................... ... ....... .. .................... ............ 76 PENGARUH AKTIVIT AS BAKTERI SULFUR TERHADAP ASPEK GEOMIKROBIOLOGI DI PERAlRAN

Nina Hermayani Sadi dan Tri Widiyanto ........ ........... ....... ... .... .. .... ............................... 87 STRATIGRAFIDIATOMDANAURAWAPENINGKAJIANPALEOLIMNOLOGISEBAGAI LANDASANPENGELOLAAN DANAU

Trl Retnallingsih Soeprobowatl, ShaUhllddin Djalal Talldjung, SutikllO, Sliwarno Hadisusanto dan Peter Gell .. .... ............. .................... ... .... ... ... ..... ............................ 102

Makalah Meeting Room A ................................................ .................. ........... 116

PEMILIHAN PARAMETER LINGKUNGAN UNTUK MERUMUSKAN KRITERIA ZONASI IKANENDEMIKDI DANAUTOWUTI, SULAWESI SELATAN

Syahroma HlIsnl Naslltion, Sulastrl, Dede Irving Hartoto, Tuahta Tarigan dan Suglard ....... .. .... ... .... ............. .................... ... ...................... . ......... 116

JARING - JARING MAKANAN DI DANAUMANINJAU Ivana Yuniarti, Sulastri dan Sutrisno ........... .. . ... .... .. ...... ........ 135

ii

Page 16: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar lVasional Limnologi V tahun 2010

KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPANBLAD (BEACH BARRIER TRAPS) DI PERAlRAN ESTUARI SUNGAI SIAK RIAU

Rllpawan..... ... ...... ....... ............................ ... ............ ... ......... . ............. 145 STRUKTUR KOMUNITAS lKAN DALAM HUBUNGANNY A DENGAN KUALIT AS AIR BAGIAN mLIR SUNGAI SIAK, PROVINSI RIAU

Melfa Marini dan Husnah ....................... ... .......... ... ... ... ....... ............. . .... 156 STRUCTURE COMMUNITY OF MACROZOOBENTHOS IN RELATION TO WATER QUALITY OF SIAK RIVER, RIAU PROVINCE, INDONESIA

Husllalt, Eko Prianto, Makri ......... ................................................... .. ............... ....... ... 174 DISTRIBUSI LONGITUDINAL lKAN BERDASARKAN SUMBERPOLUTAN DI SUNGAI MUSI

Eko Prianto, Husnah, Makri dan Danu Wijaya...... . ................................................ 190 STUDI ASPEK REPRODUKSI lKAN BELINGKA (PUNTIUS BELINKA BLKR) DALAM UP AY A DOMESTlKASI DI DANAU SINGKARAK

Azrita, Hafrijal Syandri dan Nefti Aryani ................................................. ........ ........... 205 STUDI KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PERAlRAN SUNGAI MUSI SEKIT AR KA W ASAN INDUSTRI BAGIAN mLIR KOTA P ALEMBANG

Doni Setiawan ............................................................................................................. 217 FEKUNDITAS lKAN B1LIH (MYSTACOLEUCUS P ADANGENSIS BLKR.) DI MUARA SUNGAI SEKITAR DANAU SINGKARAK

Enggar Patriono, Endri Junaidi, Fiji Sastra...... ...................... . ............... .. ....... 229 KELIMP AHAN CY ANOPHYT A DI PERAlRAN W ADUK W ADASLINT ANG WONOSOBO

Puji Lestari, Endang Widyastuti dan Christiani .................... ....................... .... ............ 237

Makalah Meeting Room B, .................................... .......... .............................. 256

ESTIMASI PENENTUAN DAY A DUKUNG PERAIRAN KOLONG UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA lKAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MODEL BEBAN FOSFOR DI BANGKA

triyanto dan Cynthia Henny ....................................................................................... 256 PROSPEK (<KANAL PERIFITONEKSTERIOR» SEBAGAIMEDIA PEMANT AU DAMP AK ANTROPOGENIKDANPERUBAHANIKLIMPADAEKOSISTEMPERAIRANLENTIK

Nofdianto............................................. .............. . ............................................... 272 UP A Y A PELEST ARIAN W ADUK DENGAN BUDIDA Y A KERAMBA JARING APUNG RAMAH LINGKUNGAN

Endang Widyastllti, Sukanto dan Siti Rllkayah ............................................... ............... 281 LAKES OF INDONESIA: ECOSYSTEM AND KNOWLEGDE-BASED MANAGEMENT, THE KEY IN THEIR SUST A1NABILITY

Pasi Lehmllsilloto ... ....... .... .... .......................................... .................................... . .. 295 SURVEI KETERSEDIAAN AIR BERSlH DENGAN METODA GEOLISTRIK DI DAERAH TANDUS, TIMOR, NTT

B. Soedjatmiko ........................................................................................................... 312 RESPONS HUT AN RA WA GAMBUT SEBAGAI PENY ANGGA AIRDANAU MELINTANG

Fajar Setiawan dan SupJiyadi..... ... ...... .. . ... ... ... .. .. ..... ... .............. ....... ... .. ...... .. . . ....... 320 PENGOLAHAN AIR ASAM T AMBANG MENGGUNAKAN SISTEM "PASSIVE TREATMENT"

Cynthia Henny, Gllrllh Satria Ajie dan Evi Susanti ............. ........................................ 331 ZONA RIPARIAN DALAM AREAL BAKAL KEBUN RAY A SAMBAS; SUA TU KAJIAN VEGET ASI DAN HIDROLOGI

SlIdarmono . ........... ..... .... . ... ..... ..... ... ............ ....... ... ... ..... .... ....... ........... ..... . ..... 345 FAKTOR-FAKTORPERTIMBANGANDALAMPENETAPANTATARUANGPERAIRAN DANAU: STUDlKASUSDANAUTOBA

Lukman ................................................ ............. . ............... ............ .... ... .. ......... ............ 354

iii

Page 17: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar N asional Limnologi V tahun 2010

"Iakalah Meeting Room C ........................ ............................ .......... ............... 370

DAMPAKPERUBAHANPENGGUNAANLAHANTERHADAPLINGKUNGANDANAUDI DATARANTINGGIDIENG,JAWA TENGAH

Sudarmadji .................................................................................................................... 370 IDENTIFIKASI CURAH HUJAN UNTUK ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL: STUDI KASUS DAS DI JABODET ABEK

M. Fakhrudin dan Unggul Handoko .. ......................................................................... 386 KAnAN PERUBAHAN KARAKTERISTIK KIMlA WI DAN FISIKA AIR, T ANAH DAN SEDIMEN P ADA DAS JEP ARA

Moelyadi Moelyo, Bambang Priadie, Edy Rustandi ....................................................... 397 MODEL SIMULASI DEBIT ALIRAN/SUNGAI KARENA PENGARUH CURAH HUJAN DAN PENUTUP LAHAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH (STUDI KASUS DAS ClLIWUNG)

Susanto ........................... ... .... ..... .. .. ... ... .. .. ... ... .... .. . ............. . 421 PENGELOLAAN DAS DENGAN PENDEKATANMODEL HIDROLOGI (STUDI KASUS DAS KONTO HULU JAW A TIMUR)

Adi Wijaya ..................... ............................................ . ...................................... 436 POTENSI SUMBERDA Y A AIR SISITIMURPULAUNUNUKAN

L Hadi S. dan Wilda Naily ................... ...... ...................... .... ... .............. .. 446 EV ALUASI KETERSEDIAAN AIR BAKU UNTUKAIRBERSIHDOMESTIKDI JABODETABEK

Hendro JVibowo, Eko IIarsono dan Fajar Setiawan ................. 464

Makalah Poster .............................................................................................. 479

ANALISIS KARAKTERISTIK KONDISI FlSIK LAHAN MENGGUNAKAN PJ DAN SIG DI DAS SERANG LUSI JUW ANA

Dini Daruati, Fajar Setiawan, dan Iwan Ridwansyah............ . . ........... 479 ANALYSIS OF STREAM WATER TEMPERATURE CHANGES ' IN DIFFERENT FOREST TYPE WATERSHEDS

Luki Subehi, Takehiko Fukushima , Yuichi Onda and Shi):"ru Mizugaki ..................... 493 BIOMAGNIFIKASI LOGAM BERA T DI LINGKUNGAN AKU ' rIK: STUDI KASUS DI SETU SEKITARBOGOR

Awalina Satya, 1Jandra Chrismadha dan Fachmijany Sul.....esty..................... . ..... 508 EV ALUASI KONDISI KUALIT AS FISIKA-KIMlA AIRDAERAJ .".LIRAN SUNGAI (DAS) SERANG,LUSI,JUWANADANSTATUSMUTUNYA

Siti Aisyah, Meti Yulianti dan Abdul Rau! ....................... .......................................... 524 IDENTIFIKASI MlKROALGAE DI SEKIT AR P ANTAI P ANGANDARAN DAN POTENSI PERTUMBUHANNY A P ADA FORMULASI MEDIUM EKSTRAK TAUGE (MET)

Asri Peni JVulandari, Frida lVaderia, Annisa Eldina Pattalia, Dilaekha Ryan Permata. 535 ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI BIOREMOV AL LOGAM BERAT MERKURI

Muhammad Badjoeri dan Hafidh Zarkasyi ................................................................. 543 KAnAN BEBERAP A SUAKA PERIKANAN DI PERAIRAN UMUM DARAT AN DI KALIMANTAN SELAT AN DAN KALIMANTAN TENGAH

Chairulwan Umar ................................................................ .. . .......... ...... .............. 557 KAnAN EROSI SEBAGAI DASAR KONSERV ASI DAS CISADANE

M. Fakhrudin dan Meti Yulianti............ ......................... ...................... . ........ 570 KANDUNGAN RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT YANG TEREKAM PADA TERUMBU KARANG PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

June Mellawati dan Ramadian Bachtiar .................................................................... 585 KEBERADAAN KOMlJNITAS PLANKTON DI KOLAM PEMELIHARAAN LARVA IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI C.V.)

Niken Tunjung Murti Pratiwi, luna Puspa Ayu, Yuki Hana Eka Frandy ........ 600 KONDISI KUALITAS AIR BEBERAP A DAERAH PEMELIHARAN IKAN KARAMBA JARING APUNG DI DANAU MANINJAU

Fachmijany Sulawesty, Sutrisno, Agus Hamdani, dan Triyanto .......................... ......... 614

IV

Page 18: (Osteochilus hasselti C.V.).

Prosiding Seminar N asional Limnologi V tahlln 2010

MODEL PENENTUAN DEBIT ALIRANISUNGAl UNTUK PENGELOLAAN SISTEM DAS MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH (STUDI KASUS DAS CILIWUNG)

Susanto dan Nan a Suwargana ............................................................ . . .. 626 MODEL KAnAN SEBARAN RUN-OFF UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN SISTEM DAS MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH (STUDI KASUS DAS CILIWUNG)

Nana Suwargana ..................... ................................... .. 640 PEMANFAATANPLANKTONMELALUIBUDIDAYAPOLIKULTUR

Yohanna Retnaning Widyastuti ............. . ............................................................. 655 PEMODELAN EROSI-SEDIMENT ASI MENGGUNAKAN GIS Dr HULU W ADUK KEDUNGOMBO

lwan Ridwansyah, Meti Yulianti dan Dini Daruati ..... ................................................. 664 PENCEMARAN LOGAM BERAT Dr PERAIRAN W ADUK CIRA TA JAW A BARA T

Lies Setijaningsih ......... .. ............................. . ..................... 681 PENCEMARANPESTISIDAPADALAHANPERIKANANDrDAERAHKARAWANG-JAWA BARAT

Imam Taufik dan Yosmaniar ............................................. ............................................ 691 PENGARUH INJEKSI KARBON DrOKSIDA TERHADAP PERTUMBUHAN CHLORELLA SP. DAN NANNOCHLOROPSIS OCULATA

Lily M.G. Panggabean, Rudf Bartono, Vera Septy Sayeva dan Sumaker Sitorus . ....... 704 PERKEMBANGAN IKAN BADA (RASBORA ARGYROTAENIA) DANAU MANINJAU­SUMATERABARAT PADA HABITAT EX-SITU

D.S.Said, G.S. Baryani, Lukman, Triyanto, l\~ Mayasari, A. Hamdani, Sutrisno, Laela Sari .......................................................................... .. ........ . 712

PRlNCIP AL COMPONENT ANALYSIS DALAM MENENTUKAN F AKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NlLAI OKSIGEN TERLARUT (STUDI KASUS: DANAU TOWUTI)

SitiAisyah .............................................. ........................................................................ 723 PSEUDO SECOND ORDER KINETIC MODEL FOR THE BIOSORPTION OF CR6

+ ION FROM AQUEOUS SOLUTION TO PERIPHYTON BIOMASS

Evi Susanti dan Nofdianto.......................................................... .. ......................... 731 STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON Dr ESTUARIA P ANTAl TIMUR SUMATERA

Eko Prianto, Siswanta Kaban dan Solekha Aprianti ...................................................... 739 PEMBESARAN KEPITING BAKAU, SCYLLA SERRAT A, Dr LABAN MANGROVE DENGAN SISTEM SIL VO-FISHERY

Aan Fibro Widodo, Sulaeman dan Herlinah Jompa ...................................................... 750

Daftar Lampiran ..... .... ... ................................. ........................... ..................... xiii

v