Organ sistem limpoid
-
Upload
abulkhair-abdullah -
Category
Education
-
view
437 -
download
4
description
Transcript of Organ sistem limpoid
ORGAN SISTEM LIMFOID
• ASRIANI BUHARI 70100111013• ASTUTI 70100111014• BESSE SURWANTI 70100111018• FADLI DZULHIDAYAT S.
70100111024• HARDIYANTI SYARIF 70100111031• MARDI A 70100111042• MUHAMMAD IRSYAD 70100111047
Tujuan Penulisan
Mengetahui dan memahami anatomi sistem limfoid pada manusia
Mengetahui dan memahami fungsi dari sistem limfoid
Mengetahui dan memahami mekanisme kerja dari sistem limfoid
Mengetahui dan memahami hubungan antara sistem limfoid dengan bidang farmasi
Pendahuluan
Sistem limfatikus adalah sistem sirkulasi sekunder pada tubuh yang berfungsi mengalirkan cairan limfa atau disebut juga sebagai getah bening yang ada di dalam tubuh. Cairan limfe berasal dari plasma darah yang keluar dari pembuluh darah kapiler arteriole sistem kardivaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Organ-organ yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh disebut organ limfoid. Organ limfoid berperan dalam pembentukan, perkembangan, dan pelepasan limfosit. Pembuluh darah dan pembuluh getah bening merupakan bagian penting dari organ limfoid karena fungsinya yang membawa limfosit ke dan dari berbagai daerah di tubuh.
ORGAN SISTEM LIMFOID
LIMFONODUS
Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas.
Bentuk : Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus)
Ukuran : Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam keadaan infeksi.
Gambaran Histologis
Nodus lymphaticus terutama terdiri atas jaringan limfoid yang ditembusi anyaman pembuluh limfe khusus yang disebut sinus lymphaticus. Nodus lymphaticus dibungkus oleh jaringan pengikat sebagai kapsula yang menebal di daerah hillus dan beberapa jalur menjorok ke dalam sebagai trabekula. Parenkim diantara trabekula diperkuat oleh anyaman serabut retikuler yang berhubungan dengan sel retikuler. Diantara anyaman ini diisi oleh limfosit, plasmasit dan sel makrofag. Parenkim nodus lymphaticus terbagi atas cortex dan medulla, dengan perbedaan terdapat pada jumlah, diameter dan susunan sinus.
Histofisiologis
Dinding pembuluh limfe yang tipis mudah ditembus oleh makromolekul dan sel-sel yang berkelana dari jaringan pengikat, sehingga tidak dijumpai adanya barier yang mencegah bahan-bahan antigenik, baik endogen maupun eksogen. Sel bakteri dapat dengan mudah melintasi epidermis dan epitel membrana mukosa yang membatasi ruangan dalam tubuh, yang apabila luput dari perngrusakan oleh fagosit dalam darah maka akan berproliferasi dan menghasilkan toksin yang mudah masuk dalam limfe.
Lien
Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.
Letak : Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal.
Ukuran : Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.
Fiksasi : Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis.
Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis.
Aliran darah : Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.
Gambaran Histologis
Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai capsula yang melanjutkan diri sebagai trabecula. Capsula akan menebal di daerah hilus yang berhubungan dengan peritoneum. Dari capsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah organ yang akan membentuk anyaman. Pada sediaan terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan sebesar 0,2-0,7 mm, daerah tersebut dinamakan pulpa alba yang tersebar pada daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan pulpa ruba.
Thymus
Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah lobus, mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan.
Letak : Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum. Dasar timus bersandar pada perikardium, ventral dari arteri pulmonalis, aorta, dan trakea.
Perdarahan : Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria interna. Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.
Gambaran Histologis
Tiap lobulus dibungkus dalam kapsel jaringan pengikat longgar yang tipis dan melanjutkan diri ke dalam membagi lobus menjadi lobuli dengan ukuran 0,5 – 2 mm. Jaringan parenkim thymus terdiri dari anyaman sel-sel retikuler saling berhubungan tanpa adanya jaringan pengikat lain, diantara sel retikuler terdapat limfosit. Sel retikulernya berbentuk stelat seperti didalam nodus lymphaticus dan lien, tetapi berasal dari endoderm. Hubungan ini lebih jelas di daerah medulla sampai membentuk struktur epitel yang disebut corpuskulum hassalli (thymic corpuscle). Masing-masing lobus terdiri dari cortex dan medulla.
Tonsil
Tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limfe yang dikenal dengan “Ring of Waldeyer” hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang.
Fungsi Sistem Limfoid Sumsum tulang, yaitu tempat pembentukan berbagai
jenis sel darah putih, meliputi neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit B, dan sel-sel prekursor limfosit T.
Thymus, yaitu tempat pembentukan limfosit T, dimana limfosit T dibuat untuk dapat mengenali antigen asing dan membedakannya dengan antigen dirinya sendiri.
Organ limfoid sekunder meliputi limpa, kelenjar getah bening, tonsil (amandel), usus buntu, dan plak Peyer pada usus halus. Organ-organ limfoid ini menangkap mikroorganisme dan substansi asing lain serta menjadi tempat untuk sel-sel imun berkumpul dan berinteraksi membentuk respon imun.
Fungsi pembuluh limfe
Menyaring, menangkap molekul – molekul yang ukurannya lebih besar yang mungkin dapat mengganggu aliran darah. Molekul – molekul protein tetap dapat melewati kelenjar limfe.
Fungsi pertahanan tubuh, dengan cara melakukan fagositosis yaitu memakan dan menghancurkan benda asing dan kuman – kuman yang lewat.
Sebagai petunjuk adanya infeksi disuatu tempat, kuman – kuman infeksi dapat tertangkap disaluran limfe, sehingga menimbulkan peradangan di daerah kelenjar getah bening setempat.
Sebagai hemopoiesis, yaitu membuat sel darah putih jenis limfosit dan monosit.
Sebagai salah satu rute penyebaran sel – sel ganas, penyebaran sel – sel ganas dari suatu tumor sering kali terjadi melalui rute aliran limfe dan sel tumor ganas yang tersangkut pada kelenjar limfe akan berproliferasi (memperbanyak diri) disana.
Mekanisme Kerja Sistem Limfoid
Ketika bakteri dikenali dalam cairan getah bening, kelenjar getah bening memproduksi lebih banyak sel darah putih untuk melawan infeksi, yang menyebabkan kelenjar membengkak. Sistem limfatik meliputi amandel, kelenjar gondok, limfa, timus dan pembuluh getah bening
Kelenjar Getah Bening, agregat nodular jaringan limfoid yang terletak disepanjang jalur limfe di seluruh tubuh. Limfe mengandung bahan campuran berupa cairan hasil penyerapan epitel dan jaringan yang mungkin mengandung antigen mikroba. Kemudian dialirkan melalui pembuluh limfe menuju kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening bertanggung jawab memproses imunogen di limf yang berasal dari jaringan regional. Kelenjar–kelenjar getah bening membentuk suatu jaringan yang berperan menyaring imunogen dari limf dan cairan yang mengalir dari ruang interstisium (ruang antarsel). Imunologi (Organ Sistem Limfoid dan MHC).
Hubungan Antara Sistem Limfoid Dengan Bidang Farmasi
Beberapa penyakit dan pengobatannya yang berhubungan dengan sistem limfoid, yaitu:
Rinitis alergi Inflamasi membran mukosa hidung yang
disebabkan oleh paparan terhadap materi alergenik yang terhirup yang mengawali respon imunologik spesifik, diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE).
KLORFENIRAMIN MALEAT Indikasi : rinitis, urtikaria, hay fever Sediaan beredar : alermak (Ifars), allergen
(Novapharin) DEKSKLORFENIRAMIN MALEAT
Indikasi : mengatasi kasus alergi dimana diperlukan terapi dengan kortikosteroid, rinitis karena alergi menahun, rinitis karena gangguan vasomotor
Sediaan beredar : alerdex (Armoxindo) LORATADIN
Indikasi : rinitis alergik, seperti bersin, pilek, rasa gatal pada hidung dan terbakar pada mata
Sediaan beredar : aldisak (Sanbe Farma)
Anemia hemolitik Disebabkan penurunan waktu hidup SDM
karena destruksi pada limpa atau sirkulasi VITAMIN B12 (SIANOKOBALAMIN)
Indikasi : peningkatan kebutuhan b12, seperti pada saat kehamilan, tirotoksikosis, anemia hemolitik, pendarahan, penyakit hati dan ginjal
Sediaan beredar : sianokobalamin (generik)
Limfoma merupakan kelompok heterogen dari keganasan yang timbul dari transformasi ganas sel-sel imun yang berada terutama pada jaringan limfoid dan biasa berbentuk tumor padat. Perbedaan dalam histologi menjadi dasar penggolongan menjadi limfoma Hodgkin dan nonHodgkin.
Cyclophosphamide Indikasi : Limfoma ganas, multiple
myeloma,leukemia, neuroblastoma, adenokarsima ovarium, retinoblastoma, karsinoma payudara.
Dosis : Pasien tanpa defiensi hematologic: Dosis induksi dan awal: 40-50 mg/kg BB IV dalam dosis terbagi selama 2-5 hari. Pasien dengan tumor: terapi sinar-x atau agen neoplastik sebelumnya setengah-sepertiga dosis awal. Memperlambat atau menekan