Oral Delivery System
-
Upload
arie-restiati -
Category
Documents
-
view
282 -
download
5
description
Transcript of Oral Delivery System
SISTEM PENGHANTARA OBATPER ORAL
Dr. Heni Rachmawati – Pharmacy ITB
RONGGA MULUT INTRAORALLAMBUNG
USUS HALUSUSUS BESAR
SASARAN LOKALISASI/PELEPASAN OBAT
ORAL
TUJUAN TERAPI
LOKALSISTEMIK
INTRAORAL DELIVERY SYSTEM – RONGGA MULUT
PREGASTRIC ROUTES
DISADVANTAGES OF INTRAORAL
PRODUK MARKET
Main driver of market growth ethical fast dissolve OTC
PRODUK DI PASAR YANG MENERAPKAN INTRA ORAL DELIVERY
SYSTEM
ANATOMI RONGGA MULUT
Terdiri dari 4 jenis jaringan unik:
Palatal jaringan sekeliling gigi Gingival langit2 mulut Sublingual di bawah lidah Mukosa bukal bagian dalam pipi, bagian dalam atas dan bawah bibir
Mulut secara kontinu terbasuk oleh air ludah yang bertujuan untuk membantu proses penelanan, pencernaan makanan, dan pembersihan mulut dari bakteri turnover produksi saliva yang tinggi
Output saliva tiap hari: 750-1000 ml pH: 5,8 – 7,6 Mucus-coating barrier
Mulut secara kontinu terbasuk oleh air ludah yang bertujuan untuk membantu proses penelanan, pencernaan makanan, dan pembersihan mulut dari bakteri turnover produksi saliva yang tinggi
Output saliva tiap hari: 750-1000 ml pH: 5,8 – 7,6 Mucus-coating barrier
TANTANGAN DESIGN INTRAORAL DELIVERY UNTUK PROLONGED ACTION obat harus tertahan lama di rongga mulut
KEUNTUNGAN INTRA ORAL DELIVERY
Lebih nyaman Untuk beberapa obat memberikan aksi lebih cepat Terhindar dari 1st pass metabolism Absorpsi lebih baik dengan ketersediaan hayati yang meningkat Memungkinkan lokalisasi sediaan obat dengan dosis tepat Memungkinkan melakukan modifikasi permeabilitas jaringan secara langsung Terhindar dari aktivitas protease atau menekan respon imun dari obat
Lebih nyaman Untuk beberapa obat memberikan aksi lebih cepat Terhindar dari 1st pass metabolism Absorpsi lebih baik dengan ketersediaan hayati yang meningkat Memungkinkan lokalisasi sediaan obat dengan dosis tepat Memungkinkan melakukan modifikasi permeabilitas jaringan secara langsung Terhindar dari aktivitas protease atau menekan respon imun dari obat
SISI TARGET PEMBERIAN OBAT DENGAN BERBAGAI BENTUK SEDIAAN UNTUK EFEK LOKAL DAN SISTEMIK
PENGHANTARAN INTRA ORAL
Sublingual pemberian obat melalui mukosa sublingual (membran permukaan ventral lidah dan dasar lidah untuk tujuan sistemik Permeabel, membolehkan terjadinya absorpsi sistemik yang cepat, nyaman, aksesible dan target yang ideal untuk penghantaran obat
Bukal pemberian obat melalui mukosa bukal (daerah pipi dan antara gusi dan bagian atas bibir) untuk tujuan sistemik Kurang permeabel dan absorpsi sistemik kurang vs sublingual
Periodontal, gingival dan odontal pengobatan lokal untuk terapi dalam rongga mulut: infeksi rongga mulut penyakit periodontal , sakit gigi, aftous ulser, stomatitis gigi
ABSORPSI OBAT INTRAORAL
Luas permukaan absorpsi bukal: 0,01 m2
Lower enzymatic activity Kondisi lingkungan yang lebih lunak Stabilitas obat termasuk protein dan peptida lebih baik Suplai pembuluh darah tinggi
JARINGAN EPITEL BUKAL
Fungsi mukosa bukal: melindungi jaringan dan organ sekelilingnya dari zat asing
Permukaan mukosa bukal terdiri dari epitel squamosa yang dipisahkan dari jaringan penghubung (lamina propria dan submukosa) oleh membran basal.
Epitel squamosa terdiri dari lapisan-lapisan terdiferensiasi dari sel (keratinosit)
Ada 40-50 lapisan sel yang membentuk jaringan dengan ketebalan 500-600 um
Lapisan epitel berperan sebagai barier mekanik, terdapat suplai pembuluh darah dan syaraf
1. Epitelium tersusun oleh 40-50 lapisan sel skuamosa tanpa jaringan keratin, ketebalan 500-800 um
2. Lamina propria terdiri dari serat kolagen yang mendukung lapisan jaringan konektif, pembuluh darah dan otot halus. Strukturnya tidak rapat dan bukan bertindak sebagai barier penetrasi obat. Mengandung matrik terhidrasi yang memfasilitasi permeasi senyawa hidrofilik dan makromolekul
3. Submukosa, merupakan jaringan konektif yang relatif rapat, mengandung kelenjar saliva,
Anatomi rongga mulut
Sublingual dan bukal paling banyak
Barier sistem penghantaran obat melalui bukal
Lokasi barier permeabilitas: 1/3-1/4 bagian atas dari epitel bukal
Karakteristik barier permeabilitas: bervariasi tiap bagian tergantung sifat senyawa lipid yang terkandung:
Lapisan epitel nonkeratin mengandung fosfolipid polar, kolesterol, dan glikokeramid
Daerah antar sel nonkeratin terdiri dari lipid polar
Lapisal saliva, lapisan mukosa, membran dasar dan barier metabolik
Lapisan saliva dan mukosa
Sekresi saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva: submandibular, parotid dan sublingual
Ketebalan lapisan saliva: 70-100 um
Lapisan saliva berperan sebagai barier antara permukaan epitel dan lingkungan eksternal barier penghantaran obat
Membran dasar
Berperan sebagai barier untuk transport senyawa makromolekul: imun kompleks dan protein
Peranannya sebagai barier penghantaran obat < jaringan epitel permukaanBarier metabolik
Walaupun penghantaran bukal dapat menghindarkan 1st pass metabolism, namun dalam rongga mulut masih memungkinkan terjadi biotransformasi, terutama untuk protein dan peptida oleh aktivitas enzim proteolitik (peptidase/aminopeptidase)
Enzim-enzim lain yang berperan sebagai barier metabolik dihasilkan oleh sel epitel:
esterase, oksidase, reduktase, fosfatase, karbohidrase
FISIOLOGI DAN LINGKUNGAN RONGGA MULUT
Rongga mulut berfungsi sebagai protektor jaringan gingival dan pata terhadap abrasi bahan makanan Merupakan tuan rumah berbagai mikroorganisme Berperan penting sebagai barier absorpsi toksin yang diproduksi oleh mikroorganisme Saliva yang diproduksi oleh kelenjar sublingual dan submandibular sebanyak 2 L/hari, distimulasi oleh pikiran, bau, rasa makanan. pH saliva : 6.2-7.4 Adanya bakteri dan hasil metabolisme karbohidrat dapat menurunkan pH sampai 3-4 Saliva tersusun oleh air, mukus, protein, garam mineral dan enzim amilase dan ptalin, antibodi dan lisosim untuk membunuh bakteri dalam mulut Mukus mengandung glikoprotein (mucin)
MEKANISME ABSORPSI INTRA ORAL
Difusi Pasif Mekanisme absorpsi utama untuk senyawa obat nonionik
Carrier mediated transport Bersifat jenuh dan stereospesific (struktur molekul)
Misalnya absorpsi senyawa polisakarida, vitamin, antibiotik
Ada 2 jalur dimana transpor pasif terjadi:
Transeluler Paraseluler
Obat dapat melintasi kedua jalur secara bersamaanJalur yang lebih dipilih obat ditentukan oleh fisikokimia molekul obat:
Bobot molekul Polaritas Permeabilitas Potensial ikatan hidrogen Muatan Konformasi
Obat dapat melintasi kedua jalur secara bersamaanJalur yang lebih dipilih obat ditentukan oleh fisikokimia molekul obat:
Bobot molekul Polaritas Permeabilitas Potensial ikatan hidrogen Muatan Konformasi
JALUR TRANSELULER
Permeasi obat melalui sel epitel melibatkan transport melintasi membran sel apikal, ruang antar sel dan membran basolateral
Disebut juga jalur intra sel secara transport pasif molekul kecil (difusi, partisi pH) atau transport aktif (difusi terfasilitasi atau termediasi karier) dari senyawa ionik dan polar, dan endositosis dan transitosis makromolekul
Transport melalui jalur transeluler adalah fenomena kompleks bergantung pada parameter fisikokimia obat
Untuk transport senyawa lipofilik dan hidrofobik kecil
Karena membran sel bersifat lipofilik, maka senyawa hidrofilik sulit berpenetrasi karena mempunyai koefisien partisi yang kecil
Molekul kecil larut air (asam amino, ion dan gula) transport melalui pori2 berair dalam membran sel
Pasif transport senyawa hidrofilik (protein,peptida) dapat ditingkatkan dengan eksipien yang meningkatkan absorpsi melaui peningkatan interaksi bilayer fosfolipid dan protein
KINETIKA MEKANISME TRANSPORT TRANSELULER
JALUR PARASELULER
Permeasi obat melalui sel epitel juga melibatkan transport melalui lipid atau diantara sel-sel epitel Disebut juga jalur antar sel Transport untuk senyawa hidrofobik melalui bilayer lipid dan senyawa hidrofilik melalui daerah berair yang berdekatan dengan gugus polar bilayer lipid Turtuositas dan jarak antar sel berperan terhadap permeabilitas obat Obat yang larut baik dalam air dan lipid akan mengalami transport trans dan para seluler Jalur paraseluler sangat baik untuk protein dan peptida karena daerah antar sel tidak mengandung peptidase
KINETIKA MEKANISME TRANSPORT PARASELULER
SISTEM TRANSPORT AKTIF (CARRIER-MEDIATED)
Terutama untuk senyawa kecil (monosakarida dan asam amino)
Selektivitas transport berdasarkan stereoisomer asam amino dan gula
ABSORPSI OBAT INTRAORAL DAN JALUR TRANSPORT
Jalur transport suatu molekul obat dapat berubah karena perubahan bentuk kimianya oleh lingkungan daerah absorpsi (pH dsb)
Transport pasif non selektif melalui jalur berpori biasanya dialami oleh spesi bermuatan
Molekul yang sangat hidrofilik (mis dekstran) berpermeasi melalui jalur paraseluler
Solubilisasi antar matrik lipid antar sel dapat mengubah transformasi dari paraseluler ke transeluler
PERMEABILITAS MUKOSA BUKAL
Total area rongga mulut: 100cm2
Menunjukkan struktur, ketebalan dan aliran darah yang bervariasi bergantung pada lokasi anatominya dalam rongga mulut
Mukosa oral merupakan jaringan yang kompleks dengan serangkaian lapisan yang berbeda permeabilitasnya
Mukus ada pada lapisan epitel mempunyai muatan positif dan negatif bertindak sebagai barier untuk peptida
PENINGKATAN TRANSPORT MUKOSA
1. Kimia Menggunakan penetration enhancer
Aman Non toksik Inert Non iritan Non alergenik
Garam empedu, surfaktan, asam lemak dan turunannya, pengkelat, siklodekstrin, kitosan, inhibitor enzim
MEKANISME PENETRATION ENHANCER
Oral sublingual mukosa absorpsi cepat ke vena retikular transport melalui vena muka, vena jugular internal vena brasiosepalik sirkulasi darah
x1st pass hepatic metabolism1st pass hepatic metabolism
KLASIFIKASI BENTUK SEDIAAN INTRA ORAL
Berdasarkan kecepatan disolusi dan disintegrasi:
Quick dissolution (QD): detik – 1 min Slow dissolving (SD): 1 – 10 min Non dissolving (ND): > 10 min
QUICK DISSOLVING DELIVERY SYSTEM
Disolusi/disintegrasi sediaan terjadi di saliva dalam beberapa detik – 1 menit
Pelepasan zat aktif terjadi di rongga mulut
KLASIFIKASI QD:
1.Liophilized wafer: Proses melibatkan liofilisasi yang menghasilkan tablet menyerupai wafer dan porous
2. Orally Disintegrating Tablet Dibuat dengan in situ molding atau operasi tableting konvensional dengan kecepatan tinggi
Tablet yang dihasilkan lebih keras dibandingkan lyophilized wafer
3. Thin Film and Strips
Film akan terlarut dengan cepat (dalam orde detik) untuk melepaskan zat aktifnya, tapi juga dapat dimodifikasi lebih lambat dengan mengatur ketebalan film dan jenis polimer yang digunakan
Film atau strip dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menggunakan polimer larut air (hidrokoloid, bioadesif) yang menyebabkan sediaan terhidrasi, melekat dan terlarut cepat ketika diletakkan di atas lidah atau dalam rongga mulut (bukal, palatal,gingival,lingual atau sublingual) untuk segera menghantarkan obat baik terapi lokal maupun sistemik
Pelepasan obat dapat cepat (detik) atau lambat (menit) bergantung pada kecepatan disolusi film
Film merupakan matrik monolitik dan melepaskan zat aktifnya secara multidireksional ketika sediaan berada dalam rongga mulut
4. Quick dissolve
Terlarut cepat ketika berada dalam rongga mulut
CONTOH PRODUK QD
This is a quick-dissolution system (10-60 seconds) which is appropriate for pre-gastric oral, gastric oral, locally oral or sublingual (under the tongue) administration
Speedy dissolution makes this system ideal for administering medicine to manage:
Angina Pain Asthma Migraine Erectile dysfunction Local anesthesia Gastro-esophageal reflux Prevention of nausea and vomiting Common flu symptoms
SLOW DISSOLVING DELIVERY SYSTEM
Lozenge Tablet sublingual Tablet mukoadesif Tablet hisap
This is a slow dissolution system which is ideal for medication which requires steady, gradual release of chemical agents. Dissolution time for such products may vary depending on administration needs and could range from a few minutes to up to six hours.
This system is ideal for pharmaceutical drugs administered for:
Pain management Hormone administration Local anesthesia Mouth infections General transmucosal administration Peptide and protein administration
GASTRIC DELIVERY SYSTEM
ENTERIC DELIVERY SYSTEM
COLONIC DELIVERY SYSTEM