OPTIMALISASI PERAN PAMONG BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …
Transcript of OPTIMALISASI PERAN PAMONG BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PERAN PAMONG BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
WARGA BELAJAR DI SPNF SKB KOTA BONTANG
Oleh :
HAIRUL SALEH NIP. 198905232019031008
NDH : 10
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SAMARINDA
2019
i
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PERAN PAMONG BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
WARGA BELAJAR DI SPNF SKB KOTA BONTANG
Oleh :
HAIRUL SALEH NIP. 198905232019031008
NDH : 10
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SAMARINDA
2019
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI
Judul : Optimalisasi Peran Pamong Belajar dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Warga Belajar di SPNF SKB Kota
Bontang
Nama : Hairul Saleh
NIP : 198905232019031008
Jabatan : Pamong Belajar Ahli Pertama
Unit Kerja : SPNF SKB Kota Bontang
NDH : 10
Dinyatakan memenuhi syarat untuk diajukan dalam Seminar Hasil Kegiatan
Aktualisasi pada hari Selasa, tanggal 26 November 2019 di Puslatbang
KDOD LAN Samarinda.
Coach, Mentor,
Ellyana, S. ST. Drs. Makhmud NIP. 198201252006042003 NIP. 196501012001121003
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN VI
Judul : Optimalisasi Peran Pamong Belajar dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Warga Belajar di SPNF SKB Kota
Bontang
Nama : Hairul Saleh
NIP : 198905232019031008
Jabatan : Pamong Belajar Ahli Pertama
Unit Kerja : SPNF SKB Kota Bontang
NDH : 10
Telah diseminarkan dalam Seminar Hasil Aktualisasi pada hari Selasa tanggal 26
November 2019 bertempat di Puslatbang
KDOD LAN Samarinda.
Coach, Mentor,
Ellyana, S. ST. Drs. Makhmud NIP. 198201252006042003 NIP. 196501012001121003
Penguji,
Muhammad Abdi Rahman, S.Sos., M.Si. NIP. 198205122011011014
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat dan
kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini tepat
pada waktunya. Rancangan Aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VI
Tahun 2019 Kota Bontang yang diselenggarakan di Puslatbang KDOD LAN
Samarinda.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan
serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan
serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya coach dan mentor, segala hambatan
dan rintangan serta kesulitan tersebut teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini dengan setulus hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Mariman Darto, M.Si. selaku Kepala Puslatbang KDOD LAN Samarinda
beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III.
2. Pemerintah Kota Bontang.
3. Muhammad Abdi Rahman, S.Sos., M.Si. selaku penguji atas saran serta masukan
yang diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini.
4. Ibu Ellyana, S.ST. selaku coach, atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Drs. Makhmud, selaku mentor atas semua dukungan, arahan, motivasi,
dukungan, masukan, serta bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan
terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di
instansi.
7. Seluruh Panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar.
8. Seluruh pamong belajar, tutor, serta staff tata usaha di SPNF SKB Kota Bontang.
v
9. Seluruh keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan, serta
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan VI tahun 2019 Kota Bontang.
Penulis sadar bahwa Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak agar Laporan Aktualisasi ini
menjadi lebih baik sehingga dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Bontang, 24 November 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ...................................................................................... i
Halaman Persetujuan ........................................................................... ii
Halaman Pengesahan ............................................................................ iii
Kata Pengantar ...................................................................................... iv
Daftar Isi ................................................................................................ vi
Daftar Tabel ........................................................................................... viii
Daftar Gambar ...................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................. 3
D. Ruang Lingkup ...................................................................... 3
II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil SKB ............................................................................. 5
B. Visi dan Misi ......................................................................... 8
C. Struktur Organisasi ............................................................... 9
D. Sasaran Kinerja Pegawai ....................................................... 9
III. LANDASAN TEORI
A. Nilai-Nilai Dasar ASN
1. Akuntabilitas ................................................................. 11
2. Nasionalisme ................................................................. 12
3. Etika Publik ................................................................... 12
4. Komitmen Mutu ............................................................ 13
5. Anti Korupsi .................................................................. 13
vii
B. Manajemen ASN
1. Kedudukan ASN ........................................................... 14
2. Peran ASN ..................................................................... 14
3. Tugas ASN .................................................................... 14
4. Kewajiban ASN ............................................................. 15
5. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN ................................ 15
C. Pelayanan Publik .................................................................. 16
D. Whole of Government (WoG) ................................................ 17
IV. RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu ....................................................................... 18
B. Prioritas Isu .......................................................................... 18
C. Judul Kegiatan ....................................................................... 19
D. Pendekatan Aktualisasi ......................................................... 20
E. Rancangan Aktualisasi ........................................................... 21
F. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................ 28
V. PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Pembelajaran Matematika Melalui Media YouTube ............... 29
B. Penerapan Metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar) 33
C. Melakukan Permainan Kompetisi Antar Kelompok Untuk
Menyelesaikan Soal Matematika ............................................ 36
D. Pemberian Reward (Penghargaan) kepada Warga Belajar yang
Memiliki Nilai Tertinggi pada Ulangan Matematika .............. 40
E. Melakukan Konseling Terkait Hasil Belajar Secara Face to Face
dengan Warga Belajar ............................................................ 44
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 47
B. Saran .................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 49
ROLE MODEL
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Analisis USG Prioritas Isu ................................................ 19
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ............................................. 28
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gedung SPNF SKB Bontang…………………………….... 8 Gambar 5.1 Pamong Belajar Mencari Referensi Video yang Sesuai…... 30 Gambar 5.2 Pamong Belajar Menyiapkan Laptop dan LCD Projector... 30 Gambar 5.3 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan Terkait Tujuan
Pembelajaran…………………………………………….....
31 Gambar 5.4 Pemutaran Video Pembelajaran Melalui YouTube………… 32 Gambar 5.5 Warga Belajar Membuat Rangkuman……………………... 32 Gambar 5.6 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan dan Sesi Tanya
Jawab……………………………………………………….
33 Gambar 5.7 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan Terkait Materi
Pembelajaran……………………………………………….
34 Gambar 5.8 Warga Belajar Maju Mengerjakan Soal dan Menjelaskan
ke Teman-temannya………………………………………..
35
Gambar 5.9 Pamong Belajar Memberikan Apresiasi pada Warga Belajar yang Maju ke Depan Kelas………………………...
36
Gambar 5.10 Pamong Belajar Menyiapkan Perlengkapan Permainan…... 37 Gambar 5.11 Pamong Belajar Membuat Kertas Cabutan untuk Membagi
Kelompok…………………………………………………..
38 Gambar 5.12 Pelaksanaan Permainan Cerdas Cermat Matematika……… 39 Gambar 5.13 Pemberian Reward kepada Para Juara…………………….. 40 Gambar 5.14 Pelaksanaan Ulangan Harian………………………………. 41 Gambar 5.15 Pamong Belajar Memeriksa Hasil Ulangan……………….. 42 Gambar 5.16 Pamong Belajar Melakukan Perangkingan………………... 43 Gambar 5.17 Pemberian Reward bagi Peraih Nilai Ulangan Tertinggi….. 40 Gambar 5.18 Pamong Belajar Menyiapkan Kertas Hasil Perangkingan… 45 Gambar 5.19 Konseling Secara Face to Face Terkait Hasil Pembelajaran 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil
pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan
formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan.
Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB)
merupakan satuan pendidikan milik pemerintah yang dibangun untuk
melaksanakan tugas pendidikan di bidang nonformal dan informal. SPNF SKB
Kota Bontang adalah salah satunya. Satuan pendidikan yang mulai berjalan
selama kurang lebih tiga tahun ini, masih memiliki beberapa permasalahan yang
mesti dicari solusi permasalahannya.
Berdasarkan hasil identifikasi isu atau masalah yang penulis lakukan selama
bekerja lebih kurang enam bulan di Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar
Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Kota Bontang, terdapat beberapa isu atau masalah
yang menjadi perhatian penulis, yaitu : 1) kurangnya motivasi belajar matematika
warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang, (2) belum adanya sistem pendaftaran
online untuk penerimaan warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang, serta (3)
belum adanya kegiatan ekstrakurikuler bagi warga belajar di lingkungan SPNF
SKB Kota Bontang.
Dari ketiga isu di atas, isu yang paling penting dan perlu dicari pemecahan
masalahnya saat ini adalah isu terkait kurangnya motivasi belajar matematika para
warga belajar di SPNF SKB Bontang. Keinginan dari warga belajar yang hanya
sekadar untuk memperoleh ijazah, telah mengenyampingkan arti dari pendidikan
itu sendiri, yang mana tujuan utama dari pendidikan adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
2
Selain itu, adanya keragaman latar belakang, usia, karakteristik warga
belajar, serta tuntutan untuk tetap menghasilkan lulusan yang bermutu,
mengharuskan proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran menjadi fleksibel,
bervariasi, dan memenuhi standar. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses. Peraturan
tersebut menyatakan proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Dengan memperhatikan standar kompetensi di atas, maka prestasi
merupakan faktor yang sangat penting. Selain daripada itu, hal lain yang tak kalah
pentingnya dalam persiapan atau perencanaan kegiatan pembelajaran matematika
adalah menentukan strategi pemberian motivasi kepada peserta didik untuk
belajar. Karena rendahnya motivasi dalam belajar akan berdampak pada hasil
belajar yang minim pula.
Pamong belajar selaku pendidik di bidang nonformal merupakan jabatan
fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program, dan
pengembangan model pendidikan nonformal dan informal (PNFI) pada satuan
pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sesuai dengan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN), maka pamong belajar
merupakan pelayan masyarakat yang harus menghadirkan pendidikan yang
bermutu bagi masyarakat. Sehingga, berdasarkan isu atau permasalahan di atas,
inovasi yang akan penulis lakukan selaku ASN melalui kegiatan aktualisasi ini
adalah melakukan optimalisasi peran pamong belajar selaku aparatur sipil negara
yang memiliki nilai-nilai dasar, dalam upayanya demi meningkatkan motivasi
belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang.
3
B. Tujuan Aktualisasi
Tujuan melaksanakan kegiatan aktualisasi adalah:
1) Mampu menerapkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam melaksanakan
tugas dan jabatan di SPNF SKB Kota Bontang.
2) Mampu menghasilkan sebuah metode yang aplikatif dan inovatif dalam hal
meningkatkan motivasi belajar matematika di lingkungan satuan
pendidikan.
3) Menciptakan kualitas sumber daya warga belajar di SPNF SKB yang lebih
baik.
C. Manfaat Aktualisasi
Manfaat kegiatan aktualisasi yaitu:
1. Bagi Calon PNS
Dapat memahami, menanamkan, dan menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sebagai
dasar dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat
pada umumnya dan sebagai abdi negara pada khususnya.
2. Bagi Sekolah
1) Dapat menjadi percontohan metode pembelajaran bagi para tutor atau
pamong belajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar para
warga belajar.
2) Dapat meningkatkan nilai atau kualitas sumber daya warga belajar.
3) Dapat meningkatkan akreditasi SPNF SKB Kota Bontang terkait
kualitas warga belajar.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di SPNF SKB Kota Bontang yang
beralamat di Jalan HM Ardans (Pisangan) No.24, Kelurahan Satimpo, Kecamatan
Bontang Selatan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam pelaksanaan
4
kegiatan aktualisasi, penulis tetap berpedoman pada tugas pokok dan fungsi
penulis sebagai pamong belajar. Salah satu tugas pokok pamong belajar yaitu
melakukan proses pembelajaran, mengevaluasi, serta menganalisis hasil belajar
pada mata pelajaran matematika, khususnya pada Paket B (setara SMP).
Sehingga, sangat tepat jika kegiatan aktualisasi yang akan penulis lakukan adalah
pelaksanaan metode pembelajaran terkait analisis hasil belajar dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar matematika warga belajar, yang nantinya terbagi
menjadi lima kegiatan, yaitu: 1) pembelajaran matematika melalui media
YouTube, 2) penerapan metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar), 3)
melakukan permainan kompetisi antar kelompok untuk menyelesaikan soal
matematika, 4) pemberian reward (penghargaan) kepada warga belajar yang
memiliki nilai tertinggi pada ulangan matematika, dan 5) melakukan konseling
terkait hasil belajar secara face to face dengan warga belajar.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM SPNF SKB BONTANG
A. Profil SKB
Satuan Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar atau disingkat
SPNF SKB Kota Bontang merupakan satuan pendidikan berbasis nonformal yang
pada awalnya berlabel Unit PelayananTeknis (UPT). SPNF SKB dikepalai oleh
seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berpangkat eselon IV (empat), yang berada
di bawah naungan dan koodinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Bontang. Hal ini sesuai dengan PeraturanWalikota (Perwali) Bontang Nomor 32
Tahun 2011 tanggal 11 November 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Sanggar Kegiatan Belajar pada Dinas Pendidikan Kota Bontang.
Tugas pokok Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) diatur dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Berdasarkan undang-undang tersebut, SPNF SKB berdiri dengan dikepalai oleh
Ibu Hj. Suyatmi, S.E. yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kota Bontang yang saat itu dijabat oleh Bapak Drs. Dasuki, M.Si.
yang mana UPT SKB Bontang, sekertariatnya berada di Graha Taman Praja Blok
2, Lantai Dasar, Jl. Muhammad Roem, Kelurahan Bontang Lestari, Kec. Bontang
Selatan.
Seiring berjalannya waktu, UPT SKB Bontang mengalami pemberhentian
sementara dalam mengerjakan program-program pendidikan nonformal selama
beberapa tahun. Hingga akhirnya pada tahun 2017, UPT SKB Bontang mengalami
perubahan terpusat dan alih fungsi nomenklatur menjadi Satuan Pendidikan
Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB), kemudian diperkuat dengan
Peraturan Walikota (Perwali) Bontang Nomor 33 Tahun 2017 tentang Satuan
Pendidikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar pada Dinas Pendidikan Kota
Bontang.
Saat ini, SPNF SKB Kota Bontang berada dibawah kepemimpinan Bapak
Andi Parenrengi, S.Pd. sebagai PelaksanaTugas (Plt) Kepala SPNF SKB Bontang.
6
Dengan struktur kepemimpinan dan kepengurusan yang telah mengalami
restrukturalisasi, serta didukung para pengajar atau yang disebut Tutor (pengajar
berstatus non Pegawai Negeri Sipil) dan Pamong Belajar (pengajar berstatus
Pegawai Negeri Sipil), SPNF SKB dapat menjalankan program-program
pendidikan nonformal yang dibutuhkan masyarakat Bontang dan mampu
berkembang menjadi Satuan Pendidikan yang berkontribusi dalam dunia
pendidikan di kotaBontang.
SPNF SKB Bontang berada di Jalan HM Ardans (Pisangan) No.24,
Kelurahan Satimpo, Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang. Hingga saat ini,
SPNF SKB Bontang telah didukung dengan sarana prasarana berupa ruang
belajar, fasilitas internet, komputer, dan sarana pendukung lainnya. SPNF SKB
Bontang memiliki 4 (empat) jenis program utama,yaitu :
1. Pendidikan Kesetaraan (Diktara)
Pendidikan kesetaraan merupakan program utama dan rutin yang dilaksanakan
oleh SPNF SKB. Program ini terdiri dari program belajar Paket A (setara SD),
paket B (setara SMP), dan paket C (setara SMA). Pendidikan kesetaraan
dibuka untuk seluruh masyarakat Bontang yang mengalami putus sekolah dan
ingin melanjutkan pendidikannya. Pada tahun 2019 ini, SPNF SKB memiliki
peserta didik sebanyak 155 orang, yang terdiri dari paket A sebanyak 25
orang, paket B sebanyak 60 orang, dan paket C sebanyak 70 orang. Pada tahun
2019 ini pula, SPNF SKB telah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis
Komputer (UNBK) untuk paket B dan paket C, serta meluluskan peserta didik
sebanyak 19 orang untuk paket A, 36 orang untuk paket B, dan 62 orang untuk
paket C. Sebagai bukti pengabdian pada masyarakat Kota Bontang, SPNF
SKB Bontang juga mengadakan perjanjian dengan Pondok Pesantren
Subulana Bontang Lestari dalam memberikan bantuan tenaga pendidik untuk
kebutuhan pendidikan kesetaran Paket A, B, dan C kepada para peserta didik
(santriwan dan santriwati) di sana.
2. Keaksaraan Fungsional (KF)
7
Program Keaksaraan Fungsional merupakan program yang diperuntukkan
bagi masyarakat Bontang yang belum memiliki kemampuan membaca dan
menulis.
3. Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
SPNF SKB Bontang dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam pengembangan literasi melalui Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di
Kota Bontang. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan program yang
bertujuan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan literasi masyarakat. SPNF
SKB saat ini telah memiliki perpustakaan yang dikelola oleh pengurus TBM.
Selain itu, TBM juga mengadakan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
langsung yang bersifat eventual.
4. PelatihanKeterampilan (Life Skill)
Pelatihan Keterampilan merupakan program yang ditujukan untuk membekali
warga belajar dengan keterampilan agar siap menghadapi persaingan dalam
dunia kerja. Program ini bersifat rutin (setahun sekali) dan dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu. Jenis pelatihan keterampilan yang telah dilakukan,
antara lain komputer, mengemudi, tata busana, tata boga, dan tata rias.
Pelaksanaan program pelatihan keterampilan ini adalah kerjasama antara
SPNF SKB Bontang dengan beberapa Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
yang ada di Kota Bontang, antara lain LKP Ayulia (tata busana), LKP Suvi
Training (komputer), LKP Adjie Raja (mengemudi), LKP Aisyah
(kecantikan), dan LKP BBEC (tata boga).
8
Gambar 2.1 Gedung SPNF SKB Bontang
B. Visi dan Misi
Visi SPNF SKB Bontang:
“ Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan terampil melalui pendidikan
nonformal dan informal yang berkualitas.”
Misi SPNF SKB Bontang:
1. Menjadi lembaga percontohan dan pengendalian mutu pelaksanaan program
PAUDNI di Kota Bontang.
2. Menyelenggarakan program keaksaraan, kesetaraan Paket A, B, dan C serta
kursus
3. Menyelenggarakan sistem informasi berbasis teknologi bagi Pendidikan
nonformal.
4. Menumbuhkembangkan program keterampilan pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan perempuan, pemuda, serta olahraga.
5. Meningkatkan kompetensi Pamong Belajar dan Tutor supaya menjadi tenaga
pendidik yang profesional.
9
6. Memotivasi dan melayani masyarakat agar gemar membaca melalui Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) untuk meningkatkan budaya membaca.
C. Struktur Organisasi
Plt. Kepala SPNF SKB : Andi Parenrengi, S.Pd.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum : Farida Novia, S.Si.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan : Hairul Saleh, S.Si.
Wakil Kepala Bidang Sarana Prasarana : Yuswanto, S.Si.
Kelompok Fungsional:
1. Alifah Novitasari, S.Si.
2. Defi Rahma Santi, S.Si.
3. Evi Mashunah, S.Si.
4. Putri Widya Pangestika, S.Si.
5. Holilurrohman, S.Pd.
6. Indra Soma, S,Pd.
7. Paturahman, S.Ag.
8. Pipin Bagiati, A.Md.
9. Suleiman Lussy, S.E.
10. Susanto, S.Pd.
11. Susilo Hadi K., S.Sos.
Staff Tata Usaha:
1. Edi Purwanto, S.Pd.
2. Netty Pebriamasni, S.E.
3. Najmiah
4. Juniati
D. Sasaran Kinerja Pegawai
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, pamong belajar berkewajiban:
10
1) Mengidentifikasi penyelenggaraan program PAUDNI
2) Melaksanakan pemantapan persiapan kegiatan pembelajaran
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran/bimbingan/pelatihan
yang akan digunakan pada satuan pendidikan nonformal dan informal
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya
7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8) Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisis, serta pelaporan
pengkajian program
11
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Konsep Aktualisasi
Melalui pelaksanaan aktualisasi, seluruh atau beberapa nilai-nilai dasar akan
melandasi pelaksanaan setiap kegiatan. Nilai-nilai dasar tersebut dikenal dengan
akronim ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Sehingga dengan menerapkan dan menanamkan nilai
ANEKA tersebut diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas Aparatur Sipil
Negara (ASN) di lingkungan tempat tugasnya masing-masing.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain: 1) Dapat dipertanggung
jawabkan; 2) Kesesuaian; 3) Terkontrol; 4) Integritas; 5) Relevan; 6)
Informatif; dan 7) Transparan.
12
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi ASN dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya yang selalu berpedoman pada nilai-nilai Pancasila dan
senantiasa berorientasi pada kepentingan publik, bangsa dan negara. Nilai-
nilai dasar Nasionalisme antara lain :
1) Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
bagi ASN dalam menjalankan tugasnya;
2) Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradap bagi ASN dalam menjalankan tugasnya;
3) Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan
bagi ASN dalam menjalankan tugasnya;
4) Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
bagi ASN dalam menjalankan tugasnya;
5) Pemahaman dan Implementasi Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia bagi ASN dalam menjalankan tugasnya;
6) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik;
7) ASN sebagai pelayan publik;
8) ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
13
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Nilai-nilai dasar komitmen mutu yakni
sebagai berikut:
1) Tangible (nyata/berwujud),
2) Reliability (kehandalan),
3) Responsiveness (cepat tanggap),
4) Competence (kompetensi),
5) Access (kemudahan),
6) Courtesy (keramahan),
7) Communication (komunikasi),
8) Credibility (kepercayaan),
9) Security (keamanan),
10) Understanding the Customer (pemahaman pelanggan).
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
14
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan keuangan negara
dan perekonomian negara. KPK bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 (sembilan) nilai anti korupsi sebagai berikut : 1) jujur, 2) peduli,
3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8)
berani, 9) adil.
B. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik;
dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa
3. Tugas ASN
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; 2) Memberikan pelayanan publik yang
15
professional dan berkualitas, dan 3) Mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Kewajiban ASN
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
5. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai
ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
16
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
C. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dari
pengertian pelayanan publik di atas, maka pelayanan publik dapat disimpulkan
sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat
dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan.
Terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan publik yaitu:
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan),kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). Prinsip pelayanan
17
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: 1) partisipatif; 2)
transparan; 3) responsif; 4) tidak diskriminatif; 5) mudah; 6) murah; 7) efektif ; 8)
efisien; 9) aksesibel; 10) akuntabel; dan 11) berkeadilan.
D. Whole of Government (WoG)
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup
keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil identifikasi isu atau masalah yang penulis lakukan selama
lebih kurang enam bulan bekerja di SPNF SKB Kota Bontang, terdapat beberapa
isu atau masalah yang menjadi perhatian penulis, yaitu:
1) Kurangnya motivasi belajar matematika warga belajar di SPNF SKB
Kota Bontang.
2) Belum adanya sistem pendaftaran online untuk penerimaan warga
belajar di SPNF SKB Kota Bontang.
3) Belum adanya kegiatan ekstrakurikuler bagi warga belajar di
lingkungan SPNF SKB Bontang.
B. Prioritas Isu atau Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya, tenaga, teknologi
dan lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian prioritas masalah dari yang
mendesak. Dalam menentukan prioritas masalah, penulis menggunakan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Metode USG merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring 1-5 dan
dengan mempertimbangkan tiga komponen dalam metode USG.
1) Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2) Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
19
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan
dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
semakin memburuk kalau dibiarkan.
Tabel 4.1 Analisis USG Prioritas Isu
No Isu atau Masalah U S G Skor
1 Kurangnya motivasi belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang
4 5 5 14
2 Belum adanya sistem pendaftaran online untuk penerimaan warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang
3 3 3 9
3 Belum adanya kegiatan ekstrakurikuler bagi warga belajar di lingkungan SPNF SKB Kota Bontang
2 3 2 7
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang,
2 = kecil, 1 = sangat kecil)
Berdasarkan analisis isu atau masalah dari tabel di atas, dapat dilihat isu
yang terpilih adalah “Kurangnya motivasi belajar matematika warga
belajar di SPNF SKB Kota Bontang”. Isu atau masalah tersebut harus
segera diselesaikan agar motivasi belajar matematika warga belajar di
lingkungan SPNF SKB Kota Bontang dapat meningkat dan berujung pada
peningkatan kualitas warga belajar. Hal ini sejalan dengan misi satuan
pendidikan yaitu “Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan terampil
melalui pendidikan nonformal dan informal yang berkualitas.”
C. Judul Kegiatan
Berdasarkan analisis isu yang telah dilakukan, maka judul rancangan
aktualisasi dan kegiatan yang dirancang dalam rangka memecahkan masalah yaitu
20
“Optimalisasi Peran Pamong Belajar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Matematika Warga Belajar di SPNF SKB Kota Bontang”. Adapun kegiatan
yang dirancang terdiri dari lima kegiatan, yaitu:
1) Pembelajaran matematika melalui media YouTube
2) Penerapan metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar)
3) Melakukan permainan kompetisi antar kelompok untuk
menyelesaikan soal matematika
4) Pemberian reward (penghargaan) kepada warga belajar yang memiliki
nilai tertinggi pada ulangan matematika
5) Melakukan konseling terkait hasil belajar secara face to face dengan
warga belajar.
D. Pendekatan Kegiatan Aktualisasi
Dalam kegiatan aktualisasi penulis menggunakan dua jenis pendekatan,
yaitu:
1) Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi, penulis mencoba
mengoptimalkan peran pamong belajar selaku ASN untuk menjadi
aparatur sipil negara yang profesional dan memiliki nilai dasar,
utamanya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pelaksanaan
evaluasi hasil pembelajaran dan upaya peningkatannya telah sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Sehingga, inovasi yang dilakukan sejalan dengan tugas
dan fungsi ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik. Selain itu,
dengan adanya optimalisasi peran pamong belajar dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar para warga belajar ini, pamong belajar
memiliki tujuan untuk meyetarakan kualitas pendidikan, baik di
lingkup formal maupun nonformal. Sehingga, mengurangi adanya
kesenjangan sosial antara status warga belajar dengan siswa-siswi
pada pendidikan formal. Hal ini sesuai dengan tugas dan fungsi ASN
21
sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa. Selanjutnya fungsi dan
tugas ASN sebagai pelayan publik akan dijelaskan pada poin yang ke-
2.
2) Pelayanan Publik
Dalam kegiatan aktualisasi, hasil inovasi berupa optimalisasi peran
pamong belajar dalam meningkatkan motivasi belajar matematika
warga belajar juga sesuai dengan tugas dan fungsi ASN, yakni sebagai
Pelayan Publik. Pamong belajar tidak hanya sekadar melaksanakan
tugas pembelajaran, namun juga memberikan kontribusi berupa
pelayanan publik di bidang pendidikan yang berkualitas. Inovasi ini
berpedoman pada prinsip pelayanan publik yaitu:
a. Memperhatikan kebutuhan satuan pendidikan (Responsif).
b. Inovasi yang penulis lakukan mudah untuk dilaksanakan dan
tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk diwujudkan
(Mudah dan Murah).
c. Prosedur pelaksanaan yang sederhana dan tepat sasaran (Efektif
dan Efisien).
E. Rancangan Aktualisasi
Rancangan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan adalah:
1. Kegiatan I :
Pembelajaran matematika melalui media YouTube
Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang ada, kegiatan
pembelajaran kini tidak hanya dapat dilakukan di kelas dengan metode
mendengarkan “ceramah” dari guru. Kini, banyak media yang dapat
digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Salah satu media yang
dapat kita gunakan untuk belajar adalah melalui media YouTube. Selain
lebih menyenangkan karena belajar melalui tontonan, banyaknya pilihan
referensi video pembelajaran dari berbagai sumber yang ada, menjadikan
YouTube salah satu media yang baik dalam meningkatkan minat serta
motivasi warga belajar untuk memperoleh pengetahuan. Di samping itu,
22
melalui media YouTube, warga belajar tidak hanya terpaku pada
pembelajaran di kelas, tapi juga dapat dilakukan di mana saja melalui
smartphone/gadget yang mereka miliki. Dalam hal ini penulis menerapkan
pendekatan pelayanan publik.
• Tahapan :
1) Mencari serta mengumpulkan referensi berupa video-video
pembelajaran matematika yang menarik dan edukatif
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran
3) Melaksanakan kegiatan menonton video pembelajaran melalui media
YouTube di kelas
4) Warga belajar membuat rangkuman terkait pemahaman yang mereka
dapatkan dari penjelasan yang telah dipaparkan melalui YouTube
5) Memberi penjelasan singkat terkait materi yang telah ditampilkan atau
dipertontonkan sebelumnya
6) Melaksanakan sesi tanya jawab dengan warga belajar
• Hasil Kegiatan: Rangkuman terkait video pembelajaran matematika
yang telah ditonton
• Nilai-nilai dasar ANEKA :
Akuntabilitas Pamong belajar mencari referensi dan menyiapkan video yang relevan dan sesuai dengan materi pembelajaran
Nasionalisme Pemerataan akses untuk mendapatkan layanan bagi seluruh warga belajar tanpa membeda-bedakan merupakan wujud persatuan dan kesatuan
Etika Publik Penjelasan terkait tontonan yang ada disampaikan dengan bahasa yang baik dan sopan
Komitmen Mutu Pembelajaran dengan menggunakan media YouTube mudah untuk diterapkan
Anti Korupsi Pamong belajar mengajarkan untuk berpikir secara mandiri dalam hal memahami tontonan yang ada
23
2. Kegiatan II :
Penerapan metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar)
Dalam pembelajaran di era ini, peserta didik tidak lagi hanya bertindak
sebagai obyek, tapi juga dapat menjadi sebagai subyek. Sehingga, sistem
pembelajaran tak lagi satu arah, tapi dapat dikembangkan menjadi sistem
pembelajaran yang interaktif dan menarik. Melalui penerapan metode
SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar) ini, warga belajar dimotivasi
untuk memahami materi yang diajarkan dengan lebih baik. Warga belajar
diminta untuk memberikan penjelasan kepada warga belajar lain terkait apa
yang mereka pahami. Dengan peran aktifnya sebagai subyek yang
menerangkan materi di depan kelas, warga belajar diharapkan memiliki
pemahaman yang lebih baik. Serta dengan terbiasanya tampil di depan
kelas, warga belajar dimotivasi untuk meningkatkan kepercayaan diri.
Dalam hal ini penulis menerapkan pendekatan pelayanan publik serta
manajemen ASN dalam peningkatan kompetensi pamong belajar.
• Tahapan :
1) Menjelaskan materi pembelajaran
2) Membuat soal latihan
3) Meminta warga belajar untuk maju satu per satu menjawab soal serta
menjelaskan ke teman-temannya yang lain terkait soal yang telah
dikerjakan
4) Memberikan apresiasi terkait penjelasan yang telah warga belajar
jelaskan
• Hasil Kegiatan: Presentasi pemahaman materi pembelajaran
• Nilai-nilai dasar ANEKA :
Akuntabilitas Pamong belajar memberikan informasi yang jelas (informatif) terkait materi pembelajaran
Nasionalisme Sikap saling berbagi ilmu antara pamong belajar dan warga belajar, serta antar sesama warga belajar merupakan wujud gotong royong
Etika Publik Menggunakan bahasa yang santun saat berkomunikasi di depan kelas
Komitmen Mutu Pelaksanaan kegiatan mudah untuk dipahami
24
Anti Korupsi Pamong belajar mencontohkan sikap kepedulian sosial terhadap orang-orang di sekitar dengan mau berbagi
3. Kegiatan III :
Melakukan permainan kompetisi antar kelompok untuk menyelesaikan
soal matematika
Permainan merupakan sesuatu yang menyenangkan. Sehingga, dengan
menggunakan permainan, pembelajaran matematika yang selama ini
menjadi momok menakutkan bagi peserta didik diharapkan dapat berubah
menjadi sesuatu yang menyenangkan. Permainan juga dapat dijadikan
media untuk saling meningkatkan kompetensi warga belajar melalui
kompetisi antar kelompok yang dibuat. Dengan konsep pembelajaran yang
menyenangkan inilah, diharapkan dapat menumbuhkan serta meningkatkan
motivasi belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang.
Dalam hal ini penulis menerapkan pendekatan pelayanan publik.
• Tahapan :
1) Menyiapkan bahan untuk pelaksanaan permainan
2) Membagi warga belajar menjadi beberapa kelompok untuk bermain
3) Melaksanakan permainan yang telah dirancang, yakni berupa kegiatan
cerdas cermat matematika
4) Memberikan reward/hadiah bagi kelompok yang juara
• Hasil Kegiatan: Laporan hasil pelaksanaan kegiatan
• Nilai-nilai dasar ANEKA :
Akuntabilitas Pamong belajar menerapkan prinsip kejelasan dalam membagi kelompok, mengatur, serta menjalankan permainan
Nasionalisme Pamong belajar mengajarkan sikap untuk saling bekerjasama melalui pembagian kelompok yang dilakukan pamong belajar dalam permainan
Etika Publik Menggunakan bahasa yang santun dalam permainan serta sikap disiplin terhadap ketentuan permainan yang dibuat
25
Komitmen Mutu Prosedur/langkah permainannya jelas serta mudah untuk diterapkan
Anti Korupsi Pamong belajar mengajarkan untuk bersikap jujur dan fair play dalam permainan
4. Kegiatan IV :
Pemberian reward (penghargaan) kepada warga belajar yang memiliki
nilai tertinggi pada ulangan matematika
Adanya penghargaan merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan memberikan
penghargaan, peserta didik akan merasa usaha yang telah mereka lakukan
lebih dihargai, sehingga menimbulkan motivasi yang lebih lagi untuk dapat
terus berprestasi. Dalam hal ini penulis menerapkan pendekatan pelayanan
publik .
• Tahapan :
1) Melaksanakan ujian modul/ulangan harian
2) Memeriksa hasil ujian
3) Melakukan perangkingan
4) Memberikan reward bagi warga belajar yang mendapatkan nilai
tertinggi
• Hasil Kegiatan: Laporan hasil ujian
• Nilai-nilai dasar ANEKA :
Akuntabilitas
Laporan hasil ujian dapat dipertanggungjawabkan serta penyampaian hasil ujian dilakukan secara jelas dan transparan
Nasionalisme Penilaian dilakukan secara adil
Etika Publik
Memberikan reward atas usaha warga belajar merupakan wujud menghargai usaha orang lain
Komitmen Mutu Pamong belajar berorientasi pada kualitas warga
26
belajar
Anti Korupsi
Pamong belajar bersikap adil dan disiplin dalam memberikan penilaian
5. Kegiatan V :
Melakukan konseling terkait hasil belajar secara face to face dengan
warga belajar
Ada banyak faktor terkait rendahnya nilai yang didapatkan warga belajar
saat melaksanakan ujian atau ulangan harian. Sehingga, untuk mengetahui
penyebab pastinya, perlu diadakan komunikasi secara face to face kepada
warga belajar untuk mendengarkan penuturan secara langsung dari mereka.
Dari sini, pamong belajar dapat mengetahui penyebabnya serta membantu
mencari pemecahan masalahnya. Melalui komunikasi secara face to face ini,
warga belajar juga diberikan motivasi untuk dapat meningkatkan nilai hasil
ujian di waktu ke depannya. Dalam hal ini penulis menerapkan pendekatan
pelayanan publik.
• Tahapan :
1) Menyiapkan kertas hasil perangkingan nilai ujian/ulangan harian
matematika
2) Memanggil satu per satu warga belajar untuk melakukan konseling
terkait hasil ujian
• Hasil Kegiatan: Laporan identifikasi penyebab rendahnya nilai yang
diperoleh warga belajar
• Nilai-nilai dasar ANEKA :
Akuntabilitas
Konseling dilakukan dengan menjaga kerahasiaan warga belajar serta menyikapi dengan penanganan yang berimbang
Nasionalisme Pamong belajar memberikan kesempatan yang sama dalam menyampaikan pendapat bagi warga belajar secara adil
Etika Publik Bersikap ramah dan menggunakan bahasa yang
27
santun pada saat melakukan konseling
Komitmen Mutu
Pamong belajar cepat tanggap dalam penanganan permasalahan warga belajar
Anti Korupsi Peduli terhadap permasalahan warga belajar
Kontribusi terhadap Visi dan Misi organisasi :
Mendukung peningkatan kompetensi pamong belajar dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan, serta
mengembangkan model pembelajaran demi meningkatkan kualitas warga belajar,
telah sesuai sebagaimana yang tercantum pada visi misi satuan pendidikan yaitu
“Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan terampil melalui pendidikan
nonformal dan informal yang berkualitas” dan “Meningkatkan kompetensi
Pamong Belajar dan Tutor supaya menjadi Tenaga Pendidik yang
profesional”.
Penguatan nilai-nilai organisasi :
Inovasi model pembelajaran yang dilakukan didasari atas rendahnya motivasi
belajar matematika warga belajar dalam meningkatkan kemampuan atau
kompetensi diri. Sehingga, melalui upaya peningkatan motivasi belajar ini, warga
belajar diharapkan memiliki kualitas serta daya saing di tengah masyarakat.
(Juara)
F. Jadwal Kegiatan Aktualiasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada Tanggal 10 Oktober 2019
sampai dengan 23 November Tahun 2019 dengan rincian kegiatan sebagai
berikut:
28
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Bulan/Minggu ke-
Bukti Kegiatan Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembelajaran matematika melalui media YouTube
Foto dan video
2 Penerapan metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar)
Foto dan video
3 Melakukan permainan kompetisi antar kelompok untuk menyelesaikan soal matematika
Foto dan video
4 Pemberian reward (penghargaan) kepada warga belajar yang memiliki nilai tertinggi pada ulangan matematika
Foto
5 Melakukan konseling terkait hasil belajar secara face to face dengan warga belajar
Foto dan video
Keterangan:
: Minggu pelaksanaan kegiatan
29
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Nilai-nilai dasar ASN yang diperoleh ketika menjalani Pelatihan Dasar CPNS
telah diimplementasikan dalam kegiatan habituasi selama off campus yang
dilaksanakan mulai tanggal 11 Oktober sampai dengan 23 November 2019.
Mengangkat sebuah isu yaitu “Kurangnya motivasi belajar matematika warga
belajar di SPNF SKB Kota Bontang”, penulis mengoptimalkan perannya sebagai
pamong belajar selaku ASN dalam meningkatkan motivasi belajar matematika warga
belajar di SPNF SKB Kota Bontang melalui 5 kegiatan dengan tahapan, bukti, dan
hasil/output yang diuraikan sebagai berikut.
A. Pembelajaran Matematika Melalui Media YouTube
Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu ke-3 bulan Oktober bertempat di ruang
kelas SPNF SKB Kota Bontang. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan warga
belajar dalam memanfaatkan teknologi yang ada dalam proses pembelajaran, yakni
dengan menggunakan media YouTube. Selain lebih menyenangkan karena belajar
melalui tontonan, banyaknya pilihan referensi video pembelajaran dari berbagai
sumber yang ada, menjadikan YouTube salah satu media yang baik dalam
meningkatkan minat serta motivasi warga belajar untuk memperoleh pengetahuan. Di
samping itu, melalui media YouTube, warga belajar tidak hanya terpaku pada
pembelajaran di kelas, tapi juga dapat dilakukan di mana saja melalui
smartphone/gadget yang mereka miliki.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah pamong belajar mencari serta
mengumpulkan referensi berupa video-video pembelajaran matematika yang menarik
dan edukatif. Pamong belajar mencari video yang sesuai dan relevan dengan materi
pembelajaran sebagai bentuk penerapan nilai Akuntabilitas . Hasil/output dari
tahapan ini, yakni berupa video YouTube yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak mencari serta
30
mengumpulkan referensi berupa video-video pembelajaran yang sesuai, maka materi
pembelajaran tidak akan tersampaikan dengan baik.
Gambar 5.1 Pamong Belajar Mencari Referensi Video yang Sesuai
Setelah didapatkan, kemudian pamong belajar menyiapkan perangkat atau
peralatan pembelajaran meliputi laptop dan LCD Projector. Perangkat pembelajaran
harus dipersiapkan agar memudahkan pelaksanaan pembelajaran. Tahapan ini
mencerminkan bahwa pamong belajar menerapkan nilai Komitmen Mutu .
Hasil/output dari tahapan ini adalah tersedianya peralatan sebagai media penunjang
pembelajaran. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak
menyiapkan peralatan atau media penunjang pembelajaran, maka pembelajaran tidak
dapat terlaksana dengan baik.
Gambar 5.2 Pamong Belajar Menyiapkan Laptop dan LCD Projector
31
Setelah peralatan untuk melaksanakan pembelajaran disiapkan, pamong belajar
memberikan pengarahan terkait prosedur serta tujuan dari pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Melalui tahapan ini, pamong
belajar menerapkan nilai Etika Publik . Hasil/output dari tahapan ini adalah warga
belajar memahami penjelasan yang disampaikan oleh pamong belajar. Analisis
dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan penjelasan terkait
tujuan pembelajaran dengan menggunakan media YouTube, warga belajar tidak akan
memahami dan tidak akan menerapkan pembelajaran melalui media YouTube di luar
jam pelajaran sekolah.
Gambar 5.3 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan Terkait Tujuan Pembelajaran
Setelah warga belajar memahami penjelasan yang disampaikan, pamong belajar
mulai memutarkan video pembelajaran yang telah ditentukan dan dipersiapkan
sebelumnya. Pembelajaran dengan menggunakan media YouTube ini mudah untuk
digunakan. Di sini pamong belajar menerapkan nilai Komitmen Mutu . Hasil/output
dari tahapan ini adalah warga belajar dapat menyaksikan pembelajaran melalui video
yang ada di YouTube. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak
melaksanakan pembelajaran dengan media YouTube, warga belajar tidak akan
terbiasa untuk memanfatkan teknologi yang ada untuk tujuan pembelajaran.
32
Gambar 5.4 Pemutaran Video Pembelajaran Melalui YouTube
Sembari menonton video pembelajaran, warga belajar diminta untuk menyimak
serta membuat rangkuman terkait materi yang disampaikan melalui media YouTube
selama kurang lebih 30 menit. Pamong belajar mengajarkan warga belajar untuk
berpikir secara mandiri dalam hal memahami tontonan yang ada. Nilai dasar ASN
yang diterapkan adalah Anti Korupsi . Dengan berpikir mandiri, pamong belajar
mengajarkan warga belajar untuk tidak mencontek. Hasil/output dari tahapan ini
adalah rangkuman materi yang disampaikan oleh pamong belajar. Analisis dampak
Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak membiasakan warga belajar untuk berpikir
secara mandiri, maka warga belajar akan terbiasa mencontek dan tidak memiliki
sikap jujur.
Gambar 5.5 Warga Belajar Membuat Rangkuman
33
Seusai menyimak penjelasan melalui YouTube, 15 menit berikutnya pamong
belajar memberikan penjelasan singkat terkait materi yang telah ditontonkan kepada
warga belajar. Selanjutnya, dilaksanakan sesi tanya jawab antara warga belajar dan
pamong belajar. Pamong belajar memberikan kesempatan kepada seluruh warga
belajar untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang dipahami terkait penjelasan
melalui media YouTube agar warga belajar benar-benar lebih bisa memahami.
Pemerataan kesempatan untuk bertanya yang dilakukan pamong belajar
melambangkan nilai Nasionalisme. Hasil/output dari tahapan ini adalah warga
belajar lebih memahami penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya. Analisis
dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan kesempatan yang
sama dalam hal bertanya bagi warga belajar, maka akan terjadi kecemburuan sosial
antar warga belajar.
Gambar 5.6 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan dan Sesi Tanya Jawab
B. Penerapan Metode SBSM (Semua Belajar – Semua Mengajar)
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan November 2019 bertempat
di ruang kelas SPNF SKB Kota Bontang. Melalui penerapan metode SBSM (Semua
Belajar – Semua Mengajar) ini, pamong belajar memotivasi warga belajar untuk
memahami materi yang diajarkan dengan lebih baik. Warga belajar diminta untuk
memberikan penjelasan kepada warga belajar lain terkait apa yang mereka pahami.
34
Dengan peran aktifnya sebagai subyek yang menerangkan materi di depan kelas,
warga belajar diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik. Serta dengan
terbiasanya tampil di depan kelas, warga belajar dimotivasi untuk meningkatkan
kepercayaan diri.
Tahapan pertama yang dilakukan pada kegiatan ini adalah pamong belajar
memberi penjelasan terkait materi yang diajarkan. Pamong belajar memberikan
informasi yang jelas (informatif) terkait materi pembelajaran. Di sini pamong belajar
menerapkan nilai Akuntabilitas . Adapun hasil/output dari tahapan ini adalah adanya
penyampaian yang jelas dari pamong belajar terkait materi pembelajaran. Analisis
dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan informasi yang jelas,
maka warga belajar tidak memahami dengan baik materi yang diajarkan.
Gambar 5.7 Pamong Belajar Memberikan Penjelasan Terkait Materi Pembelajaran
Seusai memberikan penjelasan, pamong belajar membuat soal untuk dikerjakan
oleh warga belajar. Warga belajar diminta untuk maju satu per satu menjawab soal
serta menjelaskan ke teman-temannya yang lain terkait soal yang telah dikerjakan.
Sikap saling berbagi ilmu antara pamong belajar dan warga belajar, serta antar
sesama warga belajar merupakan wujud gotong royong yang melambangkan nilai
Nasionalisme. Adapun hasil/output dari tahapan ini adalah adanya kebersamaan
antar warga belajar untuk saling berbagi ilmu. Analis dampak Nilai ANEKA : jika
35
pamong belajar tidak mengajarkan warga belajar untuk saling berbagi, maka warga
belajar akan bersikap egois dan tidak mau berbagi akan ilmu yang dimilikinya.
Gambar 5.8 Warga Belajar Maju Mengerjakan Soal dan Menjelaskan ke Teman-
temannya
Setelah pamong belajar memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk
memberikan penjelasannya kepada teman-temannya yang lain, pamong belajar
memberikan pujian atau apresiasi kepada warga belajar yang telah maju dengan
tujuan untuk lebih memotivasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan
menggunakan bahasa yang santun dan memotivasi, pamong belajar
mengimplementasikan nilai Etika Publik . Hasil/output dari tahapan ini adalah warga
belajar menjadi lebih termotivasi dan merasa dihargai. Analisis dampak Nilai
ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan apresiasi, maka warga belajar
merasa usahanya tidak dihargai dan tidak adanya dorongan semangat dari orang-
orang di sekitarnya yang mampu memicu keberanian dan prestasinya untuk lebih baik
lagi.
36
Gambar 5.9 Pamong Belajar Memberikan Apresiasi pada Warga Belajar yang Maju
ke Depan Kelas
C. Melakukan Permainan Kompetisi Antar Kelompok Untuk Menyelesaikan
Soal Matematika
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan November 2019 bertempat
di ruang kelas SPNF SKB Kota Bontang. Dengan melakukan permainan ini,
pembelajaran matematika yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi peserta
didik diharapkan dapat berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan. Permainan
juga dapat dijadikan media untuk saling meningkatkan kompetensi warga belajar
melalui kompetisi antar kelompok yang dibuat. Dengan konsep pembelajaran yang
menyenangkan inilah, diharapkan dapat menumbuhkan serta meningkatkan motivasi
belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang.
Permainan kompetisi antar kelompok yang dilakukan adalah Cerdas Cermat
Matematika bagi warga belajar Paket B. Pamong belajar membagi sistem permainan
menjadi dua. Yang pertama, yakni melalui seleksi singkat tertulis untuk memilih
sembilan orang warga belajar dengan nilai tertinggi untuk maju ke babak final Cerdas
Cermat Matematika. Sesi berikutnya, barulah dilaksanakan permainan Cerdas Cermat
Matematika dengan kesembilan peserta yang dibagi ke dalam tiga kelompok.
Tahapan pertama yang pamong belajar lakukan adalah menyiapkan bahan untuk
pelaksanaan permainan. Pamong belajar menyiapkan soal singkat dan melaksanakan
37
seleksi singkat tertulis. Selanjutnya, pamong belajar juga menyiapkan soal serta
memasukkannya ke dalam beberapa amplop untuk dipilih oleh para peserta pada tiap
babaknya pada pelaksanaan Cerdas Cermat Matematika. Pamong belajar juga
menyiapkan papan skor serta menata kursi untuk peserta dalam permainan ini.
Dengan mempersiapkan semua bahan untuk keperluan permainan dengan baik,
pamong belajar menerapkan nilai Komitmen Mutu . Hasil/output dari tahapan ini
adalah tersedianya kertas-kertas soal dan papan skor untuk pelaksanaan permainan.
Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak mempersiapkan bahan
untuk pelaksanaan permainan, maka permainan tidak dapat berjalan dengan
sebagaimana mestinya.
Gambar 5.10 Pamong Belajar Menyiapkan Perlengkapan Permainan
Setelah kebutuhan permainan disiapkan, pamong belajar membagi para peserta ke
dalam tiga kelompok dengan menggunakan kertas cabutan. Para peserta diminta
mengambil kertas cabutan satu per satu yang berisikan huruf A, B, dan C sebagai
nama regu mereka. Dengan melakukan ini, pamong belajar menerapkan nilai keadilan
bagi seluruh peserta, dan ini melambangkan nilai Nasionalisme. Hasil/output dari
tahapan ini adalah terbaginya kelompok untuk melaksanakan permainan secara adil.
Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak melaksanakan
pembagian kelompok secara adil, maka akan terjadi kecemburuan antar warga belajar
menjadi peserta, para peserta akan memilih kawan hanya berdasarkan kedekatan atau
38
memilih teman yang menurut mereka paling pintar atau paling bisa diandalkan dalam
permainan.
Gambar 5.11 Pamong Belajar Membuat Kertas Cabutan untuk Membagi Kelompok
Selanjutnya, pamong belajar mulai melaksanakan permainan. Cerdas cermat
Matematika ini dibagi menjadi tiga babak. Babak pertama adalah babak wajib jawab
soal, babak kedua adalah babak lemparan, babak ketiga adalah babak rebutan. Pada
babak pertama dan kedua, jawaban benar bernilai 100 dan jawaban salah bernilai 0.
Sementara, pada babak ketiga, jawaban benar bernilai 100 dan jawaban salah bernilai
-100.
Pada babak pertama, masing-masing regu diminta untuk memilih satu amplop
soal yang berisikan 5 pertanyaan yang harus mereka jawab dalam 7 menit. Jika regu
tersebut tidak dapat menjawab atau ragu akan jawaban soal, regu tersebut boleh
melewatinya dulu dengan mengatakan “Pas!”, maka pamong belajar akan
membacakan soal berikutnya. Dan jika regu tersebut telah melewati soal nomor 5,
regu tersebut bisa lanjut ke nomor yang belum dijawab, selagi waktu 7 menit tersebut
belum usai.
Pada babak kedua, masing-masing regu kembali diminta untuk memilih satu
amplop soal yang berisikan 5 soal. Regu pertama berhak memilih satu amplop soal
terlebih dahulu. Setelah dipilih, pamong belajar membacakan soal satu per satu. Satu
soal yang dibacakan hanya memiliki waktu 1 menit untuk dijawab. Jika regu tersebut
39
tidak dapat menjawab soal tersebut, maka akan dilempar ke regu sebelahnya. Begitu
seterusnya untuk nomor dan regu yang lain.
Sedangkan, pada babak ketiga, pamong belajar menyiapkan 20 soal singkat untuk
direbutkan kecepatan dan ketepatan jawabannya oleh masing-masing regu. Di sini,
peserta tidak dapat sembarang menjawab. Karena jika salah, maka mereka akan
menerima konsekuensi untuk nilainya dikurangi sebesar 100 per soal.
Dari tahapan pelaksanaan di atas, pamong belajar menerapkan prinsip kejelasan
dalam membagi kelompok, mengatur, serta menjalankan permainan. Pamong belajar
menerapkan nilai Akuntabilitas dan Komitmen Mutu . Adapun hasil/output dari
tahapan ini adalah peserta atau warga belajar mengerti alur permainan dengan jelas.
Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan kejelasan
terkait aturan permainan yang ada, peserta tidak akan mengerti dan permainan tidak
akan berjalan baik sebagaimana mestinya.
Gambar 5.12 Pelaksanaan Permainan Cerdas Cermat Matematika
Setelah melaksanakan permainan, maka didapatkanlah hasil berupa perolehan
skor akhir masing-masing regu. Pada permainan ini, Regu A berhasil mengumpulkan
skor tertinggi dengan memperoleh nilai 700, Regu C berhasil menempati urutan
kedua dengan nilai 400, dan Regu B menempati urutan ketiga dengan skor akhir 300.
Setelah diketahui juara 1, 2, dan 3, maka pamong belajar memberikan reward bagi
40
para pemenang berupa cokelat. Pemberian reward ini adalah bentuk apresiasi pamong
belajar untuk lebih memotivasi warga belajar dalam meningkatkan kompetensi diri
mereka.
Gambar 5.13 Pemberian Reward kepada Para Juara
Pemberian reward bagi peserta yang berhasil menjadi juara merupakan bentuk
penghargaan terhadap pencapaian hasil baik yang dilakukan oleh warga belajar. Dan
ini melambangkan nilai Etika Publik . Hasil/output dari tahapan ini adalah warga
belajar merasa dihargai usaha dan pencapaian yang telah mereka lakukan. Analisis
dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak memberikan reward bagi para
juara, warga belajar tidak akan termotivasi dalam mengikuti permainan dan tidak
adanya pemicu untuk mereka memenangkan permainan kompetisi antar kelompok
ini.
D. Pemberian Reward (Penghargaan) kepada Warga Belajar yang Memiliki
Nilai Tertinggi pada Ulangan Matematika
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November 2019 bertempat
di ruang kelas SPNF SKB Kota Bontang. Kegiatan ini dilakukan oleh pamong belajar
agar lebih memotivasi warga belajar untuk meraih prestasi tertinggi. Dengan
memberikan penghargaan, peserta didik akan merasa usaha yang telah mereka
41
lakukan lebih dihargai, sehingga menimbulkan motivasi yang lebih lagi untuk dapat
terus berprestasi.
Tahapan pertama yang pamong belajar lakukan adalah melaksanakan ujian modul
pada warga belajar kelas 7 serta ulangan harian pada warga belajar kelas 8 dan 9.
Tujuan dari pelaksanaan ujian ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman warga
belajar terkait materi yang telah diajarkan. Di sini, pamong belajar berorientasi pada
kualitas warga belajar dan ini sesuai dengan nilai Komitmen Mutu . Hasil/output
dari tahapan ini adalah terlaksananya ujian. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika
pamong belajar tidak melaksanakan ujian, maka pamong belajar tidak mengetahui
tingkat kepemahaman warga belajar terkait materi yang telah diajarkan.
Gambar 5.14 Pelaksanaan Ulangan Harian
Setelah melaksanakan ujian, pamong belajar memeriksa hasil ujian. Penilaian
dilakukan secara adil, objektif, dan tanpa membeda-bedakan kepada seluruh warga
belajar. Pamong belajar menerapkan nilai Nasionalisme. Hasil/output dari tahapan
ini adalah adanya nilai ujian. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar
tidak memeriksa hasil ujian secara adil, maka warga belajar tidak percaya dengan
setiap penilaian yang dilakukan oleh pamong belajar.
42
Gambar 5.15 Pamong Belajar Memeriksa Hasil Ulangan
Setelah dilakukan penilaian terhadap seluruh kertas ujian warga belajar, pamong
belajar melakukan perangkingan untuk menentukan warga belajar yang mendapatkan
nilai tertinggi. Selain itu, dari hasil perangkingan ini juga akan dilihat bagaimana
perkembangan warga belajar pada setiap pelaksanaan ujiannya. Hasil perangkingan
ini dapat dipertanggungjawabkan oleh pamong belajar dan disampaikan kepada
warga belajar dengan jelas. Di sini, pamong belajar menerapkan nilai Akuntabilitas .
Hasil/output dari tahapan ni adalah pamong belajar mengetahui siapa warga belajar
yang memperoleh nilai tertinggi dan disampaikan dengan jelas kepada seluruh warga
belajar. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak melakukan
perangkingan, maka pamong belajar tidak memiliki refensi yang jelas terkait
peringkat dan perkembangan warga belajar di tiap kali pelaksanaan ujian.
43
Gambar 5.16 Pamong Belajar Melakukan Perangkingan
Setelah diketahui siapa warga belajar yang berhasil mendapatkan nilai ulangan
tertinggi, pamong belajar memberikan reward kepada warga belajar tersebut berupa
alat tulis untuk keperluan belajar. Reward ini sebagai bentuk penghargaan atas usaha
serta pencapaian yang diraih oleh warga belajar. Dengan begini, warga belajar merasa
usahanya dihargai dan lebih termotivasi lagi untuk meraih prestasi yang lebih baik
lagi. Begitupun bagi warga belajar lainnya yang belum berhasil meraih nilai tertinggi,
akan berlomba-lomba untuk mengukir prestasi yang sama seperti temannya yang
meraih penghargaan. Memberikan reward atas usaha warga belajar merupakan wujud
menghargai usaha orang lain. Pamong belajar menerapkan nilai Etika Publik .
Hasil/output dari tahapan ini adalah warga belajar menerima reward dan lebih
termotivasi untuk berprestasi yang lebih baik lagi. Analisis dampak Nilai ANEKA :
jika pamong belajar tidak memberikan penghargaan bagi warga belajar yang
berprestasi, warga belajar tidak akan memiliki motivasi yang tinggi dalam meraih
prestasi.
44
Gambar 5.17 Pemberian Reward bagi Peraih Nilai Ulangan Tertinggi
E. Melakukan Konseling Terkait Hasil Belajar Secara Face to Face dengan
Warga Belajar
Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November 2019 bertempat
di ruang taman bacaan masyarakat SPNF SKB Kota Bontang. Ada banyak faktor
terkait rendahnya nilai yang didapatkan warga belajar saat melaksanakan ujian atau
ulangan harian. Sehingga, untuk mengetahui penyebab pastinya, perlu diadakan
komunikasi secara face to face kepada warga belajar untuk mendengarkan penuturan
secara langsung dari mereka. Dari sini, pamong belajar dapat mengetahui
penyebabnya serta membantu mencari pemecahan masalahnya. Melalui komunikasi
secara face to face ini, warga belajar juga diberikan motivasi untuk dapat
meningkatkan nilai hasil ujian di waktu ke depannya.
Tahapan pertama yang dilakukan adalah menyiapkan kertas hasil perangkingan
nilai ujian/ulangan harian matematika. Dari sini, akan disampaikan nilai yang
diperoleh warga belajar serta kedudukan/peringkatnya di dalam kelas. Selain itu, juga
dilihat perkembangan atau perbandingan nilai yang diperoleh pada ujian kali ini
dengan ujian-ujian sebelumnya. Di sini pamong belajar mengimplementasikan nilai
Akuntabilitas dengan memberikan hasil penilaian yang jelas kepada warga belajar.
Hasil/output dari tahapan ini adalah adanya kertas hasil perangkingan ujian milik
warga belajar. Analisis dampak Nilai ANEKA : jika pamong belajar tidak
45
menyiapkan kertas hasil perangkingan, pamong belajar tidak dapat mengetahui
dengan pasti nilai serta peringkat warga belajar di dalam kelas.
Gambar 5.18 Pamong Belajar Menyiapkan Kertas Hasil Perangkingan
Tahapan selanjutnya adalah memanggil satu per satu warga belajar untuk
melakukan konseling terkait hasil ujian. Pamong belajar menyampaikan hasil ujian
serta bertanya kepada warga belajar perihal kendala yang mereka hadapi, sehingga
belum bisa memperoleh hasil yang maksimal. Pun jika ada warga belajar yang telah
mendapatkan hasil yang baik, tetap dimotivasi untuk terus mempertahankan dan
meningkatkan prestasinya. Pamong belajar memberikan kesempatan yang sama
dalam menyampaikan pendapat bagi warga belajar secara adil. Selain itu, pamong
belajar juga bersikap ramah serta menggunakan bahasa yang santun dalam
penyampaian saat proses konseling. Konseling juga dilakukan dengan menjaga
kerahasiaan warga belajar serta menyikapi dengan penanganan yang berimbang. Dan
penanganan masalah yang dilakukan pamong belajar secara cepat dan tanggap juga
merupakan bentuk kepedulian pamong belajar terhadap permasalahan yang dihadapi
warga belajar terkait hasil pembelajaran. Sehingga, di sini pamong belajar
menerapkan seluruh nilai ANEKA, baik itu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, serta Anti Korupsi . Hasil/output dari tahapan ini adalah
catatan hasil konseling terkait permasalahan warga belajar. Analisis dampak Nilai
ANEKA : jika konseling tidak menjaga kerahasiaan warga belajar, tidak dilakukan
46
dengan bahasa yang santun, tidak lakukan secara adil, tidak adanya kepedulian serta
sikap cepat tanggap dari pamong belajar, maka warga belajar tidak akan termotivasi
untuk berprestasi lebih baik lagi serta tidak adanya kepercayaan dari warga belajar
kepada pamong belajar.
Gambar 5.19 Konseling Secara Face to Face Terkait Hasil Pembelajaran
47
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan oleh penulis terhitung
mulai tanggal 11 Oktober hingga 23 November 2019, telah diterapkan nilai-nilai
dasar ASN yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi (ANEKA). Dengan mengangkat sebuah isu, yakni “Kurangnya
motivasi belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota Bontang”, penulis
mengoptimalkan perannya sebagai pamong belajar selaku ASN dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika warga belajar di SPNF SKB Kota
Bontang melalui 5 kegiatan. Adapun kelima kegiatan tersebut antara lain: 1)
pembelajaran matematika melalui media YouTube, 2) penerapan metode SBSM
(Semua Belajar – Semua Mengajar), 3) melakukan permainan kompetisi antar
kelompok untuk menyelesaikan soal matematika, 4) pemberian reward
(penghargaan) kepada warga belajar yang memiliki nilai tertinggi pada ulangan
matematika, dan 5) melakukan konseling terkait hasil belajar secara face to face
dengan warga belajar.
Seluruh kegiatan aktualisasi yang dilakukan oleh penulis sangat sesuai dengan
visi satuan pendidikan yaitu “Mewujudkan masyarakat yang cerdas dan terampil
melalui pendidikan nonformal dan informal yang berkualitas” serta salah satu
misi satuan pendidikan yaitu “Meningkatkan kompetensi Pamong Belajar dan
Tutor supaya menjadi Tenaga Pendidik yang profesional”. Selain itu, kegiatan
aktualisasi yang dilakukan juga sejalan dengan salah satu nilai organisasi untuk
menciptakan kualitas pengajar serta peserta didik yang handal dan mampu
berdaya saing di tengah masyarakat (Juara).
48
B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi yang terintegrasi dengan nilai-nilai
dasar ASN di SPNF SKB Kota Bontang, penulis merekomendasikan beberapa
hal, sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Latsar
Peserta latsar diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN, tidak hanya
pada saat pelaksanaan latsar, tetapi juga dapat terus menerapkannya dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di satuan kerja masing-masing secara
berkelanjutan.
2. Pamong Belajar
Pamong belajar selaku ASN hendaknya melaksanakan tugas dan fungsinya
secara maksimal dengan selalu memegang prinsip nilai-nilai dasar ASN demi
menunjang terwujudnya visi dan misi satuan pendidikan serta mampu
menguatkan nilai-nilai organisasi yang ada.
3. Satuan Pendidikan
Pihak satuan pendidikan hendaknya selalu memberikan dukungan bagi pamong
belajar dalam melaksanakan setiap kegiatan yang bersifat meningkatkan mutu
warga belajar, pengajar, serta kualitas layanan pendidikan.
4. Keluarga dari Warga Belajar
Hendaknya seluruh keluarga dari warga belajar turut serta dalam upaya
mendukung, mengawasi, serta memotivasi warga belajar saat berada di
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, sehingga warga belajar
dapat terus mengoptimalkan potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan
kualitas diri mereka melalui pendidikan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Nasionalisme. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Etika Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III Anti Korupsi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Purwanto, Agus Erwan, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Fatimah, Elly; Irawati, Erma. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Aparatur Sipil Negara . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi; Sejati, Atmojo Tri. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.