Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga...
-
Upload
joni-hari-purnomo -
Category
Documents
-
view
206 -
download
8
Transcript of Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga...
OPTIMALISASI PERAN GUMIL SEBAGAI TENAGA PENDIDIK DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KEBERHASILANTUGAS LEMBAGA PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004 pada pasal 9
tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas TNI Angkatan Laut adalah:
melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan, menegakkan
hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai
dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah
diratifikasi, melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka
mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah,
melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan
matra laut serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.
Pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut di atas pada masa mendatang
semakin berat dihadapkan dengan kemampuan teknologi alat utama sistem
senjata semakin ketinggalan serta adanya keterbatasan anggaran baik
pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, sementara ancaman pertahanan
negara baik dari dalam maupun dari luar negeri semakin sulit diprediksi. Oleh
karena itulah,sumber daya manusia TNI AL,baik Perwira (Pa),
Bintara(Ba),maupun Tamtama (Ta) TNI AL,sebagai pengawak alat utama
sistem senjata (alut sista) yang mempunyai kemampuan penguasan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang mumpuni serta memiliki karakter
yang kuat memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan
pencapaian tugas yang termaktub dalam Undang – Undang RI No. 34 pasal 9
(sembilan).
b. Perkembangan lingkungan strategik pada era globalisasi saat ini dan di
masa yang akan datang berubah demikian pesat, cepat dan dinamis.
Tantangan dan permasalahan di masa yang akan datang cenderung semakin
kompleks oleh karena perkembangan dan kemajuan teknologi
telekomunikasi,transportasi,teknologi informatika,serta teknologi peralatan
tempur,berpengaruh besar terhadap perubahan lingkungan strategik,
selanjutnya globalisasi akan merubah tatanan kehidupan sosial,ekonomi
serta pola dan sistem pertahanan, dengan demikian akan mempengaruhi
pula pola kehidupan dimensi nasional, hubungan antar negara, regional dan
internasional. Di sisi lain kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika
telah merubah secara mendasar kehidupan manusia di dalam menjalankan
aktivitas dalam berkehidupan, politik, ekonomi, sosial dan sistem
pertahanannya. Teknologi yang berbasis pada informatika sebagai suatu
simbol era globalisasi, telah terjadi suatu revolusi informatika tanpa mengenal
letak geografis dan batas-batas negara yang dicapai melalui akses internet
global yang berbasis kepada teknologi informasi.
Keunggulan penguasan teknologi ini di mulai dari sumber daya manusia yang
berkualitas dan berkarakter kuat sehingga penguasaan akan iptek berjalan
dengan cepat sehingga Negara Republik Indonesia bisa sejajar dengan
bangsa – bangsa lain,seperti Inggris,Perancis,dan lain – lain.
c. Adanya keterbatasan anggaran Negara untuk memperkuat kekuatan
militer Negara kita serta adanya keterbatasan jumlah dan kemampuan
teknologi alat utama sistem senjata (alut sista) dimana alut sista Negara kita
rata-rata berusia sangat tua dan tidak memiliki teknologi yang canggih.Selain
itu juga,adanya ketergantungan Negara kita terhadap luar negeri dalam hal
pengadaan alut sista.Oleh karena itulah,TNI AL sebagai kekuatan pertahanan
negara di dan atau lewat laut perlu membangun organisasinya dengan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan yang
dilaksanakan secara holistik, integratif dan longitudinal oleh lembaga
pendidikan di lingkungan TNI AL dimana peran Guru Militer (Gumil) sangat
penting.
d. Kemampuan personel TNI AL sebagai abdi negara yang bertanggung
jawab dalam pertahanan kedaulatan Republik Indonesia harus dipelihara dan
ditingkatkan untuk membekali dalam melaksanakan tugas. Salah satu
metode dan cara untuk memelihara, mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan tersebut dengan pendidikan.
e. Pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang sangat mutlak
diperlukan dan merupakan prioritas utama yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi,dihadapkan dengan tuntutan dan tantangan di masa depan yang semakin
berat dan komplek, di mana sumber daya manusia dan profesionalisme
adalah persyaratan utama bagi keberhasilan pelaksanaan tugas.
f. Sejak era reformasi bergulir dengan berbagai agendanya, TNI khususnya
pimpinan TNI AL menyadari tentang pentingnya sebuah pendidikan sebagai
wadah dan metode guna meningkatkan kualitas dan kemampuan personel
TNI AL.
g. Salah satu upaya guna mewujudkan keberhasilan pendidikan adalah
perlunya “Optimalisasi peran Gumil sebagai Gadik” di dalam pelaksanaan
proses belajar, mengajar dan berlatih bagi kualitas para peserta didiknya
(serdik). Keberhasilan lembaga pendidikan di dalam mendidik para peserta
didiknya sangat dipengaruhi pula oleh peran Guru Militer, oleh karena itu
penulis ingin menyoroti tentang peran Gumil sebagai tenaga pendidik guna
mewujudkan keberhasilan tugas lembaga pendidikan.
2. Maksud dan tujuan.
a. Maksud. Penyusunan tulisan ini adalah untuk ikut berpartisipasi
dalam Lomba karya tulis ilmiah dalam rangka Hardikal ke-68 serta untuk
memberikan gambaran tentang upaya Optimalisasi Peran Gumil Sebagai
Tenaga Pendidik dalam proses belajar, melatih danmengajar.
b. Tujuan. Tulisan ini bertujuan untuk bahan masukan dan
pertimbangan kepada Komando atas dalam rangka menentukan kebijaksanaan
yang menyangkut tentang Gumil.
3. Ruang lingkup dan tata urut.
Ruang lingkup ini dibatasi pada pembahasan tentang peran Gumil di lingkungan
lembaga pendidikan dalam menunjang dan mewujudkan keberhasilan dengan tata
urutan sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II Latar belakang pemikiran.
c. Bab III Kondisi peran Gumil saat ini.
d. Bab IV Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Bab V Kondisi peran Gumil yang diharapkan.
f. Bab VI Optimalisasi peran Gumil.
g. Bab VII Penutup.
4. Metode dan Pendekatan.
a. Metode Penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif tentang
Optimalisasi Peran Gumil sebagai Tenaga Pendidik dalam Rangka Mewujudkan
Keberhasilan Tugas Lembaga Pendidikan.
b. Pendekatan. Penulisan ini melalui pendekatan studi kepustakaan dan
pendekatan empiris pengalaman penulis selama mengikuti pendidikan di
lembaga pendidikan TNI AL.
5. Pengertian.
a. Guru Militer adalah seseorang anggota militer karena keahliannya
dibidang tertentu mengajarkan atau menyampaikan ilmunya kepada orang lain
berdasarkan surat perintah yang diterimanya.
b. Prajurit TNI Angkatan Laut yang bermutu dan berkualitas artinya memiliki
kompetensi yang dapat diandalkan dan memenuhi standar profesional matra laut
yang seiring dengan perkembangan teknologi alut sista yang diawakinya .
c. Holistik adalah suatu prinsip secara nyata dijabarkan dari visi dan misi
pendidikan dan pelatihan nasional sebagai satu kesatuan sistem dilaksanakan
secara konsekuen dan berkesinambungan untuk mencapai target-target yang
telah ditentukan .
d. Motivasi adalah dorongan mental, daya bathin dan rangsangan yang
timbul dari dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu pekerjaan.
e. Pengetahuan adalah teori yang diketahui, dimengerti tersusun secara
sistematis dan diuji dengan metoda tertentu atau kekuatan pemikiran yang telah
ditelaah/diperiksa
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
6. Umum. Era globalisasi dan reformasi saat ini tuntutan terhadap
perkembangandan perubahan sangat cepat terjadi di masyarakat, demikian halnya
dengan bidang pendidikan yang mana mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
mendidik kader bangsa untuk melanjutkan cita-cita yang diprogramkan. Tidak dapat
dipungkiri berbicara tentang pendidikan khususnya pendidikan militer sudah barang
tentu menyangkut tentang tenaga pendidik, Guru bahkan Pelatih/Instruktur. Selanjutnya
tema atau topik yang muncul sudah barang tentu adalah tingkat kemampuan
Gumil/Pelatih/Instruktur sebagai tenaga pendidik, sampai sejauh dan seberapa besar
kemampuan perorangan di dalam upaya mewujudkan keberhasilan pendidikan.
7. Landasan pemikiran.
a. Sebagaimana dinyatakan dalam sistem pendidikan TNI AL tujuan
pendidikan antara lain adalah mengembangkan, memelihara dan meningkatkan
kemampuan akademik, keterampilan dan jasmani yang samapta guna
menunjang keberhasilan tugas pokok di satuan. Tujuan tersebut dapat tercapai
apabila beberapa persyaratan dan ketentuan dilaksanakan dengan baik dan
benar.
b. Salah satu persyaratan mutlak yang harus dipenuhi adalah
tingkatkemampuan dan peran Guru Militer dalam proses belajar mengajar baik
teori maupun keterampilan praktek, tugas seorang Gumil harus dapat membuat
sipeserta didik dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Selain itu seorang Gumil juga harus bisa merubah sikap dan tingkah
laku seorang peserta didiknya (peserta didiknya (serdik)) ke arah yang
dikehendaki sesuai dengan tujuan pendidikan. Keadaan yang demikian sangat
diharapkan didalam pelaksanaan pendidikan militer.
8. Permasalahan.
Realita berbeda dengan harapan yang diinginkan, Gumil di lembaga Pendidikan
masih ditemukan kurang mempunyai peran sebagai tenaga pendidik. Seorang Gumil
kurang menguasai materi pelajaran, kurang dalam penguasaan pemberian instruksi
ataupun belum mempunyai pengalaman di bidang keguruan. Keadaan demikian harus
segera diselesaikan/ditindak lanjuti denganmendukung keberhasilan di Lembaga
Pendidikan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh semua jajaran Lembaga Pendidikan di
TNI AL, mengingat tuntutan ke depan semakin berat. Beberapa permasalahan yang
terjadi dalam proses pelaksanaan pendidikan adalah :
a. Kurangnya penguasaan materi pelajaran.
b. Kurangnya penguasaan tentang ilmu keguruan dan kepelatihan .
c. Kurangnya penguasaan dalam penggunaan alat instruksi ataupun alat
penolong lainnya.
d. Kurangnya pengetahuan umum lainnya yang mampu mendukung dan
menopang ilmu-ilmu militer sebagai modal dan bekal di satuan.
e. Kurangnya pemahaman tentang fungsi, peran kedudukan Gumil sebagai
tenaga pendidik.
BAB III
KONDISI PERAN GUMIL SAAT INI
9. Umum.
Sebagai salah satu perangkat operasi pendidikan, tenaga pendidik(Gadik)
mendapat perhatian serius pimpinan baik pada tingkat satuan atas maupun pada
tingkatan pelaksana dan penanggung jawab di bidang pendidikan. Tenaga pendidik di
lingkungan Lembaga Pendidikan mempunyai berbagai macam latar belakang yang
dapat untuk dijadikan sebagai modal dan dasar guna mendukung pelaksanaan tugas
dan peran Gumil dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan.
10. Tingkat Pendidikan Gumil.
a. Jenis pendidikan. Kondisi saat ini tingkat pendidikan tenaga pendidik
berasal dari beberapa macam dan jenis, sebagai berikut :
1) Jenis pendidikan pembentukan dan pertama, terdiri dari lulusan
AAL, Secapa, Sepa Perwira Karier dan Secaba.
2) Jenis pendidikan spesialisasi yaitu mengikuti pendidikan
spesialisasi sehingga memiliki kemampuan dan kemahiran sesuai dengan
spesialisasinya misalnya operasi, intelijen, kepelatihan, keguruan,teritorial,
Binlatsat, personel, logistik, senjata bantuan ataupun tehnik dasar tempur.
3) Jenis pendidikan pengembangan umum meliputi pendidikan
Seskoal, Diklapa dan Sesfung.
4) Dari bermacam ragam lulusan pendidikan tersebut diatas, latar
belakang jenis pendidikan Gadik pada saat ini bervariasi dan berbeda-
beda antara kemampuan Gadik yang satu dengan Gadik yang lain.
b. Kenyataan lain dari pengamatan di lapangan adalah adanya Gumil yang
belum mampu menguasai cara dan tehnik mengajar meskipun tingkat pendidikan
yang diikutinya tinggi, misal pendidikan Diklapa ataupun Seskoal. Realita ini
sering dijumpai dan terjadi di setiap Lembaga Pendidikan TNI AL. Sebaliknya
seorang Gumil yang di tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi, mungkin hanya
sebatas pendidikan spesialisasi justru mampu menguasai cara, tehnik dan ilmu
mengajar dengan baik. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa seorang yang
pandai dan mampu menguasai materi belum tentu mampu memberikan
materipelajaran sesuai dengan cara dan tehnik mengajar dengan benar. Ini
semua sebenarnya terletak pada kemampuan dan keterampilan masing-masing
Gumil di dalam mengatasi kekurangan tersebut. Dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki seorang Gumil seharusnya lebih menguasai materi dan mampu
memberikan pelajaran pada peserta didiknya(serdik). Pada kenyataan
menunjukan bahwa masih ada kelemahan-kelemahan yaitu :
1) Masih banyak Gumil yang belum memiliki spesialis
kegumilan(Susgumil).
2) Tingkat pendidikan yang tidak seimbang bila seorang Gumil
mengajar pada jenis pendidikan yang lebih tinggi, misalnya : lulusan
Secaba Kominikasi mengajar Peserta didiknya peserta didiknya (serdik)
Dikspespa Komunikasi.
3) Tingkat pendalaman materi kurang akibat jarangnya forum diskusi
antara Gumil dalam membahas materi.
4) Masih kurangnya lulusan pendidikan Diklapa, Seskoal dan
pendidikan spesialisasi yang masuk ke Lemdik guna menambah
kualitasGumil di lembaga tersebut.
11. Tingkat disiplin dan moril.
a. Disiplin. Disiplin adalah merupakan sikap dasar yang harus dimiliki
dan dilaksanakan oleh setiap Gumil dengan tulus dan ihklas terhadap segala
aturan dan peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok sebagai seorang
Gumil. Penghayatan dan pengalaman tentang disiplin belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan, terbukti masih banyak kejadian-kejadian di lapangan baik
secarasengaja ataupun tidak sengaja. Keadaan kondisi dan disiplin Gumil yang
terjadi antara lain:
1) Tidak lengkapnya perangkat mengajar untuk Gumil mengajar.
2) Terjadinya perubahan jadwal Gumil
3) Terlambat memulai mengajar di kelas.
Hal semacam ini terkadang mengganggu proses pelaksanaan belajar dan
mengajar, baik di kelas maupun di lapangan. Selain disiplin yang kami
bahas,moril juga dibahas dalam tulisan ini. Dimana moril pada hakekatnya
semangat,kesanggupan dan kesediaan untuk menjalankan tugas serta
kepatuhan pada pimpinan atau semangat dan sikap mental seorang prajurit.
Seorang prajurit dikatakan bermoril tinggi apabila prajurit itu mempunyai
perasaan-perasaan dan sikap yang baik terhadap diri sendiri, satuan dan prajurit
lainnya, kehidupan militer pada umumnya.
b. Moril.Demikian juga halnya dengan Gumil di Lembaga Pendidikan, moril
Gumil dan instruktur sangat mempengaruhi dalam melaksanakan tugas
mengajar dihadapan peserta didiknya (serdik). Kondisi moril Gumil saat ini dapat
dilihat dari semangat, kerelaan dan kegiatan yang dilakukan secara sukarela dari
seorang Gumil untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran tanpa
harus ada komando atau perintah. Selain itu moril seorang Gumil dapat dilihat
pada sikap dan perilaku Gumil dalam menunaikan tugas mengajar, seperti :
1) Perhatian dan keseriusan yang besar dalam mengajar.
2) Rasa gembira dan senang dalam mengajar.
3) Kesungguhan/serius.
4) Kepuasan dan tanggung jawab terhadap tugasnya.
5) Kerjasama secara ikhlas.
6) Perasaan taat yang mendalam.
12. Tingkat Motivasi. Motivasi Gumil di dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
akan tinggi dan bersemangat di dalam mengajar. Apabila semangat dan motivasi
terbentuk maka usaha peningkatan kualitas Gumil akan lebih mudah diarahkan untuk
mencapai kondisi yang lebih baik. Dapat dibayangkan bila seorang Gumil tidak
mempunyai semangat dan motivasi, bagaimana dengan proses keberhasilan
pendidikan dapat mencapai sasaran dan tujuan atau tidak. Namun kenyataannya
kondisi yang ada saat ini menggambarkan merosotnya motivasi pada Gadik. Beberapa
indikasi merosotnya motivasi Guru Militer :
a. Tingkat kesejahteraan dan hak-hak Gumil kurang mendapat perhatian dari
satuan atas.
b. Kurang lengkapnya perangkat untuk mengajar, yang mana Gumil harus
menyediakan sendiri.
c. Keterlambatan honor Gumil yang cukup lama untuk dibayarkan pada
Gumil yang bersangkutan.
d. Sarana dan prasarana minim antara lain rumah dinas bagi Gumil sebagai
prioritas pertama.
13. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi.
Seorang Gumil dalam melaksanakan tugas harus memiliki ilmu pengetahuan
yang luas dan tinggi sehingga sasaran dan tujuan pendidikan dalam rangka mencetak
prajurit yang profesional dan handal tercapai. Namun pada kenyataannya kondisi Gumil
di lembaga pendidikan tidak seperti yang diharapkan bahkan sering dijumpai Gumil
kurang mampu danmenguasai pengetahuan dan materi yang diajarkan untuk peserta
didik. Selain materi yang harus dikuasai dan diajarkan kepada Peserta didiknya
(serdik), Gumil harus mampu menguasai dan melaksanakan metode dan cara
memberikan instruksi yang baik dan benar. Beberapa kelemahan dan kondisi Gumil
sebagai tenaga pendidik saat ini :
a. Pengetahuan dan pendalaman ilmu keguruan kurang penguasaannya,bahkan
cenderung masih banyak Gumil yang belum memiliki spesialisasi kegumilan.
b. Gumil pada saat memberikan pelajaran, masih terdapat berdasarkan dasar teori
semata-mata, tanpa didukung dengan pengetahuan aplikasi dilapangan,
sehingga tidak dapat memberikan kejelasan secara menyeluruh mulai dari teori
sampai dengan aplikasi di lapangan.
c. Wawasan Gumil kurang akibat kurangnya gemar membaca, sehingga
menyebabkan Gumil tidak mampu mengembangkan/memberi improvisasi untuk
menambah kejelasan materi.
d. Penguasaan pengetahuan tentang psikologi dan cara memberikaninstruksi
khususnya teknik penggunaan alat instruksi (alins) serta memilih metode
pengajaran guna menentukan keberhasilan Gumil dalam proses pendidikan
masihdiketemukan kurang dipahami oleh Gumil.
e. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi antar Gumil dalam materi yang
sama sering terjadi perbedaan, karena kurang adanya koordinasi/briefing
guru.Untuk menjadi Gumil, merupakan bakat alamiah. Indikator bahwa seorang
berbakat menjadi Gumil adalah pandai berbicara dan berbahasa Indonesia yang
benar,fleksibel dan yang paling penting adalah setiap menyampaikan kepada
peserta didik orang tersebut mengerti dan memahami bila bakat tadi dipoles
dengan baik, pasti akanmenjadi Gumil dan tenaga pendidik yang baik, punya
penguasaan materi yang baik.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
14. Umum. Agar tercapai keberhasilan pendidikan, salah satu perangkat
operasional pendidikan yaitu guru militer harus dibenahi dan ditingkatkan baik dari segi
kualitas ataupun kuantitasnya. Beban Lembaga Pendidikan beserta perangkatnya
sangat berpengaruh dalam mengisi, membentuk dan membekali Gumil, namun
demikian harapan dan keinginan tidak semudah yang dibayangkan, karena setiap
upaya dan usaha yang dilakukan tentunya dipengaruhi beberapa faktor sebagai
kendala, ataupun ada faktor-faktor lain yang merupakan peluang.
15. Faktor internal.
a. Kekuatan.
1) Potensi SDM (Sumber daya manusia) Gumil di lingkungan
Lembaga Pendidikan merupakan potensi kekuatan yang sebenarnya
dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan tugas dengan baik.
2) Tingkat pemahaman dan intelektual yang hampir merata dimiliki
oleh para Gumil menjadi modal dasar dalam meningkatkan kemampuan
dan keterampilan.
3) Disiplin yang tinggi dan motivasi untuk belajar yang tertanam pada
diri setiap Gumil untuk ikut serta dalam forum-forum kajian dan diskusi
adalah modal dan kekuatan meningkatkan kemampuan.
b. Kelemahan.
1) Motivasi Gumil yang tidak tetap. Banyak Gumil hanya memiliki
motivasi sesaat didalam melaksanakan perannya sebagai Gadik
antaralain hanya untuk mendapatkan honor Gumil.
2) Alins (Alat Instruksi)/Alongins yang masih kurang dikaitkan dengan
banyaknya jumlah peserta didik, sehingga menghambat keberhasilan
pendidikan misal : Laptop, LCD, peta dan Alins/Alongins lainnya.
3) Kurangnya alokasi Gumil dikaitkan dengan begitu banyaknya
jumlah peserta didiknya (serdik). Mata pelajaran sehingga berdampak
seorang Gumil mengajar lebih 3 (tiga) mata pelajaran dalam waktu
bersamaan.
4) Tingkat kesejahteraan. Bagi Gumil, tingkat kesejahteraan akan
berpengaruh terhadap tingkat moril yang dialami. Moril merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang dikerjakan. Tingkat
kesejahteraan Gumil dirasakan masih kurang dari apa yang diharapkan.
16. Faktor eksternal.
a. Peluang.
1) Perkembangan IPTEK yang semkain pesat dimanfaatkan oleh
Gumil guna meningkatkan kemampuan perorangan sehingga terciptanya
profesionalisme.
2) Adanya kerjasama, pertukaran dan uji ke negara maju dan
tetangga sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi peningkatan
tugas-tugas pendidik.
3) Perkembangan Tehnologi Informasi. Semakin berkembangnya
internet khususnya, sangat bermanfaat bagi siapa saja yang dapat
menggunakan dengan benar, untuk menambah pengetahuan bagi Gumil
sebagai bahan dan wawasan pengetahuan yang juga harus diketahui oleh
peserta didik.
4) Tuntutan penguasaan Bahasa Ingrris harus dimiliki Gumil guna
menambah wawasan dan mengikuti perkembangan informasi tehnologi.
b. Kendala.
1) Pembinaan karier Gumil. Kebanyakan Gumil yang berkemampuan
baik dipertahankan oleh satuannya yang mengakibatkan moril menjadi
turun, karena tidak merasakan bertugas di satuan lain.
2) Latar belakang pendidikan umum dan militer, asal satuan dan
pengalaman tugas perorangan berbeda-beda akan mempengaruhi
terhadap kemampuan dan kualitas seorang Gumil.
3) Piranti lunak. Kurang tersedianya piranti lunak sangat
mempengaruhi upaya meningkatkan kualitas Gumil dan menghambat bagi
Gumil untuk mendapatkan informasi.
4) Penempatan jabatan sebagai Gumil. Masih banyak dijumpai bahwa
Perwira TNI AL yang berkualitas bagus tidak berminat sebagai Gumil,
namun kenyataannya karena kebutuhan organisasi banyak juga Perwira
TNI AL yang berkualitas bagus ditempatkan sebagai Gumil di Lemdik,
akibat tidak sesuai dengan minat dan bakatnya maka moril dan motivasi
menjadi menurun, hal ini merupakan kendala yang sering dijumpai.
BAB V
KONDISI PERAN GUMIL YANG DIHARAPKAN
17. Umum. Kemajuan tehnologi pada dekade ini sejenak termenung dan
terpaku menghadapi kenyataan ini. Bagaimana caranya dan dengan apa kita
menghadapi semuanya itu. Peningkatan kualitas dan kemampuan seseorang adalah
jawaban tantangan tersebut. Upaya untuk meningkatkan kemampuan terletak pada
orang perorang/individu masing-masing. Kondisi dan keadaan Gumil yang mempunyai
peran sebagai tenaga pendidik diharapkan meningkatkan dengan berbagai optimalisasi
dan upaya menuju keberhasilan pendidikan.
18. Tingkat pendidikan Gumil. Gambaran umum sosok Gumil sebagai tenaga
pendidik yang diharapkan adalah bahwa seorang Gumil memiliki tingkat pendidikan
yang memadai, penguasaan pengetahuan yang baik dan keterampilan tanpa kesalahan
yang berarti. Dalam pelaksanaannya sebagai seorang tenaga pendidik kondisi yang
mendukung antara lain :
a. Proses kaderasi Gumil terprogram dengan baik, terjadi penyampaian dan
pentransferan ilmu dari Gumil satu dengan Gumil lainnya.
b. Pengalaman tugas operasi dapat menjadi referensi dan wawasan bagi
Gumil untuk disampaikan kepada peserta didik.
c. Sarana perpustakaan dan referensi merupakan kebutuhan Gumil untuk
membekali diri, meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan.
d. Kesempatan untuk mengikuti pendidikan bagi Gumil sehingga dapat
mempengaruhi tingkat pendidikan.
Dengan adanya kondisi yang mendukung peran dan tugas Gumil maka
diharapkan dapat untuk mengubah beberapa kelemahan dan kendala yang
ada,yaitu :
a. Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan
spesialisasiGumil/Pelatih (Susgumil) maupun penataran Gumil bagi para Perwira
lulusanDiklapa, Seskoal maupun Perwira Senior, sehingga didapatkan ilmu
tentang keguruan dan kepelatihan.
b. Menambah alokasi DSP jabatan Gumil sesuai golongan yang diinginkan
sehingga penggunaan Gumil dapat maksimal untuk pengoperasian pendidikan.
c. Dilaksanakan forum diskusi antara Gumil dengan yang lain dalam tipe
mata pelajaran sehingga didapatkan ketajaman dan kedalaman Gumil dalam
penguasaan materi pelajaran ditambah dengan tingkat wawasan dan
pengetahuan yang dimiliki tiap individu Gumil.
d. Perlu adanya penambahan Gumil khususnya lulusan Diklapa
maupunSeskoal sehingga dapat menambah kekuatan Gumil untuk mengajar
peserta didik.
19. Tingkat disiplin dan moril. Rasa tanggung jawab dan disiplin seorang
Gumil yang diharapkan adalah segala tingkah dan perilakunya menjadi contoh tauladan
bagi peserta didiknya(serdik) nya. Kondisi yang diharapkan antara lain :
a. Memiliki disiplin dan tanggung jawab untuk menyiapkan segala perangkat
mengajar. Hal tersebut merupakan tanggung jawab moral yang harus
dilaksanakan.
b. Operasional Gumil dikoordinasikan dengan Bagian/Departemen terkait
sehingga tidak terjadi pergantian Gumil disaat pelajaran akan dimulai.
c. Masalah waktu pada saat proses belajar mengajar diperhatikan
ketepatannya, seorang Gumil dituntut untuk disiplin waktu baik pada saat akan
mengajar supaya tidak terlambat, ataupun saat akhir pelajaran.
d. Sedangkan kondisi moril yang diharapkan bagi seorang Gumil adalah
meningkatkan kesejahteraan dan hak-haknya, antara lain tunjangan jabatan
fungsinya, honor mengajar, menguji, memeriksa dan membuat soal ataupun
akomodasi/sarana. Keadaan/kondisi yang demikian merupakan dambaan bagi
setiap insan Gumil untuk meningkatkan morilnya.
20. Tingkat motivasi. Peningkatan motivasi dan kebanggaan diri sebagai Gumil
penting direalisasikan sehingga pengabdian yang dilakukan untuk Gumil dapat
dilaksanakan sepenuhnya. Salah satu pengabdian Gumil adalah memberikan pelajaran
kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan guna terwujudnya keberhasilan
pendidikan. Untuk itu motivasi Gumil harus lebih tinggi dibandingkan dengan peserta
didik. Dengan tingkat motivasi tersebut diharapkan terwujudnya keberhasilan
pendidikan antara lain mampu mendidik dan mencetak prajurit-prajurit peserta didiknya
(serdik) yang handal, terampil dan profesional. Adapun kondisi yang diharapkan agar
motivasi Gumil tinggi antara lain :
a. Memberikan hak-hak Gumil tanpa ada kebijaksanaan yang lain dan
kesejahteraannya.
b. Kelengkapan perangkat untuk mengajar siap materi pelajaran harus
disiapkan, sehingga Gumil tidak disibukan lagi untuk menyiapkan, tugas Gumil
adalah konsentrasi untuk mengajar, melatih dan membina.
c. Ketepatan waktu pembayaran honor Gumil sehingga menambah motivasi
dan semangat.
d. Rumah dinas dan mobil dinas diharapkan dipergunakan sesuai dengan
tingkatankepangkatan/golongan.
e. Meningkatkan jumlah honor mengajar.
f. Menjadikan Gumil sebagai batu loncatan penempatan strategis di kotama
– kotama TNI AL.
21. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi. Gumil sebagai pengajar
dan pendidik, dituntut untuk menampilkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
tehnologi.Beberapa persyaratan tersebut merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki
oleh Gumil.Kondisi yang diharapkan bagi seorang Gumil antara lain :
a. Memiliki pengetahuan dan pendalaman tentang ilmu
keguruan,kepelatihan dan pengetahuan umum lainnya
b. Pemahaman wawasan yang luas melalui adanya forum diskusi untuk
menyamakan persepsi/apresiasi tentang materi pelajaran yang akan diberikan
kepada siswa sehingga jawaban materi pelajaran didukung oleh pengetahuan
yang lebih aplikatif.
c. Himbauan kepada semua Gumil untuk gemar membaca, menulis dan
berpikir tentang ilmu pengetahuan sehingga mendukung kualitas Gumil dalam
mewujudkan pendidikan.
d. Memiliki ilmu tentang kejiwaan sehingga dapat untuk mempelajari sedikit
banyak tentang karakter, jiwa seorang peserta didik pada saat pelaksanaan
proses hubungan Gumil dan peserta didik.
e. Adakan koordinasi antar Gumil disaat sebelum dimulai pelajaran, guna
menyamakan persepsi, pembahasan materi yang berkembang dan forum
bertanya antar Gumil.
f. Kemampuan dan penguasaan/pemahaman opersional pendidikan serta
pemahaman tentang perangkat operasi pendidikan antara lain Gadik atau Gumil.
BAB VI
OPTIMALISASI PERAN GUMIL
22. Umum. Kondisi kualitas dan kemampuan saat ini umumnya belum
memenuhi harapan meskipun saat ini pimpinan baik ditingkat bawah ataupun tingkat
pusat berupaya untuk tetap membenahi dan memperbaiki segala kekurangan dan
kelemahan.Guna mewujudkan keberhasilan pendidikan dan mencetak peserta didik
menjadi prajurit yang professional dan handal. Perlu upaya dan langkah-langkah
konktrif dan nyata untuk meningkatkan peran Gumil sebagai tenaga pendidik.
23. Tujuan. Memberikan alternatif pemecahan permasalahan peningkatan
kualitas Gumil sebagai tenaga pendidik dengan menyoroti pada aspek tingkat
pendidikan,tingkat disiplin dan moril, tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan dan
penguasaan materi.
24. Sasaran.
a. Meningkatkan kualitas dan kemampuan Gumil sebagai tenaga pendidik
yang berdasarkan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI dalam rangka
mewujudkan keberhasilan pendidikan.
b. Mewujudkan kuantitas saran dan prasana yang memadai guna
menunjang pelaksanaan di tiap satuan.
25. Subyek. Komandan Pusat Pendidikan (Dan Lemdik) dan Kepala
Departemen dalam rangka peningkatan peran Gumil sebagai tenaga pendidik di
LembagaPendidikan.
26. Obyek. Seluruh Gumil dan sarana prasarana, dengan upaya dan langkah
secara terpadu dan stimultan demi terwujudnya keberhasilan pendidikan.
27. Metode.
a. Edukasi. Mendidik para Gumil melalui pendidikan dalam bentuk
penataran dan latihan berkaitan dengan proses belajar mengajar sehingga dapat
melaksanakan tugasnya dengan profesional dan terampil.
b. Aplikasi. Melaksanakan pembinaan, pengembangan dan peningkatan
ilmu pengetahuan dalam bentuk aplikasi di lapangan guna mendapatkan mutu
yang baik.
c. Inovasi. Melakukan kegiatan-kegiatan dengan cara-cara baru, ide
baru dan berinisiatif, di dalam pelaksanaannya sesuai ketentuan.
28. Sarana dan prasarana. Dalam rangka memaksimalkan operasional
pendidikan selain peran Gumil, sarana/prasarana sangat berpengaruh dalam
membentuk hasil didik yang baik misalnya :
a. Alat instruksi. Alins yang ada guna melancarkan operasional
pendidikan dan proses belajar mengajar. Adapun Alins yang ada seperti : film
instruksi,video film, LCD,slide OHP, Kompas, peta dan bahan ajaran.
b. Fasilitas pendidikan. Merupakan fasilitas yang digunakan sebagai
sarana untuk melatih dan belajar materi pelajaran tertentu, antar
lain :Laboratorium Bahasa Asing, komputer, kubikel – kubikel untuk latihan dan
aplikasinya,dan lain - lain .
29. Upaya peningkatan peran Gumil. Dalam rangka meningkatkan kualitas
Gumil,harus dilakukan upaya-upaya yang holistik (menyeluruh), baik dari Gumil itu
sendiri maupun Lembaga Pendidikan sebagai institusi penyelenggara program
pendidikan TNI AL. Gumil sebagai faktor uatam dalam mengelola proses belajar
mengajar harus mengerti dan menguasai betul tentang apa yang harus dilakukan
sehingga sasaran pendidikan tercapai. Beberapa upya dan optimalisasi peran Gumil
sebagai tenaga pendidik adalah :
a. Kesempatan pendidikan dan penugasan.
1) Memberikan kesempatan kepada Gumil yang akan ditingkatkan
kemampuannya melalui pendidikan/kursus, selain itu juga dapat
ditugaskan untuk mengikuti penataran Gumil terpusat.
2) Melaksanakan penataran setiap awal/akhir tahun guna
menyamakan visi dan persepsi.
3) Setiap Gumil diberlakukan untuk membuat tulisan wajib/kajian
ilmiah.
4) Memberikan sebanyak-banyaknya penugasan dan kerjaan yang
berkaitan dengan tugas Gumil.
b. Meningkatkan disiplin dan moril. Upaya meningkatkan disiplin dan moril
Gumil antara lain :
1) Disiplin.
a) Gumil sebagai tenaga pendidik harus berani dalam mengambil
tindakan yang bersifat edukatif.
b) Gumil harus memberikan contoh atau suri tauladan yang baik
tentang sikap, tingkah laku, ucapan serta Gam yang baik dan benar.
c) Gumil sebagai tenaga pendidik harus memiliki beberapa sikap dan
penampilan.
(1) Tegas menegur anak didiknya bila ada salah.
(2) Tegas menindak anak asuhnya bila melanggar.
(3) Tegas memberi perintah kepada peserta didiknya (serdik).
(4) Tegakan keadilan dan kebenaran.
(5) Dapat mengendalikan siswa.
(6) Dapat mengarahkan/bina siswa.
(7) Memberi petunjuk/arahan pada siswa.
2) Moril Gumil. Kesejahteraan moril merupakan bagian penting dalam
menunjang peran Gumil pada kegiatan sehari-hari. Beberapa upaya yang
dilakukan guna mendukung peningkatan peran Gumil yaitu :
a) Pemberian hak dan kesejahteraan Gumil. Profesi seorangGumil
mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga dalampemeliharaannya
diupayakan diberikan hak/kesejahteraan khusus yaitu :
(1) Tunjangan/biaya/honorarium Gumil meliputi :
(a) Beras Gumil.
(b) Honor meliputi : honor mengajar,
menguji,mengoreksi, membuat naskah soal ujian.
(c) Tunjangan fungsional.
(2) Cuti Gumil.
(3) Akomodasi/perumahan dan mobil dinas Gumil.
(4) Perawatan kesehatan.
(5) Rekreasi.
b) Menaikkan honorarium Gumil dan pembayaran tepat waktu. Selalu
diupayakan kepada Komando atas untuksegera membayarkan honor
tersebut tepat pada waktunya, agar dapat digunakan dan dirasakan oleh
Gumil yang telah mengajar.Upaya lain bila tidak dapat dibayarkan tepat
pada waktunya adalah dengan menggunakan dana abadi sebagai
pinjaman pembayaran honor Gumil.
c. Meningkatkan motivasi Gumil. Semangat dan motivasi kerja Gumil di
satuan Lembaga Pendidikan sangat diperlukan guna melaksanakan tugas
sebagai tenaga pendidik bagi peserta didiknya.Dengan tingginya motivasi
seorangGumil pada saat melaksanakan tugasnya dihadapan para peserta didik,
maka akan tinggi pula motivasipeserta didik pada saat belajar, dengan demikian
keberhasilan pendidikan diharapkan tercapai. Guna meningkatkan peran Gumil
sebagai berikut :
1) Hilangkan kesan Lemdik sebagai tempat penampungan orang yang
bermasalah.Anggapan bahwa Lemdik merupakan tempat
pembuangan/penampungan diupayakan dihilangkan, justrusebaliknya
bahwa Lemdik adalah satuan yang terhormat, karena satuan yang
mencetak dan melahirkan prajurit-prajurit (Pa, Ba danTa) yang
profesional, memiliki kemampuan akademik, jasmani dan keterampilan
yang handal. Selain itu satuan Lemdik justru menampung lulusan-lulusan
pendidikan yang berprestasi dibidang akademik, yang memiliki
kemampuan berbeda dengan lainnya. Anggapan seperti ini sosialisasikan
dengan harapan agar para peserta didiknya (serdik) bersemangat dan
termotivasi untuk berusaha masukLembaga Pendidikan dengan memiliki
prestasi tinggi.
2) Gumil adalah jabatan strategis/pemantapan.Mengupayakan
kepada satuan atas bahwa jabatan Gumil adalah jabatan strategis, favorit
dan pemantapan, dikarenakan apabila akan menduduki jabatan yang
lebih tinggi dan strategis (misal :Komandan Kapal/Danyon Marinir) harus
menjadi/menjabat Gumil terlebih dahulu. Pertimbangan ini diambil dengan
alasan, karena Gumil merupakan jabatan yang mulia, berjasa dan
terhormat.
3) Penghargaan profesi Gumil. Seorang Gumil pengabdian dan jerih
payahnya harus dihargai dan diformalisasikan dalam bentuk sebuah tanda
jasa. Pemberian penghargaan ini kelihatannya sederhana, namun
membawa pengaruh terhadap penampilan dan kebanggan tersendiri dari
Gumil yang menerimanya.
4) Pemilihan Gumil yang berprestasi. Pemberian
penghargaanterhadap Gumil yang berprestasi untuk membedakan Gumil
yang terbaik dan Gumil terburuk. Hal ini dilakukan untuk
memberikansemangat kepada semua Gumil agar dapat menjalankan
tugas mengajar dengan sebaik-baiknya, sehingga motivasi tetap terjaga
dengan baik yang jelas sangat berpengaruh kepada peserta didik dalam
TK motivasi.
d. Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi. Upaya lain
dan terakhir dalam tulisan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
penguasaan materi pada masing-masing Gumil. Sebagai guru sudah selayaknya
memiliki tingkat pengetahuan, intelektual dan akademik yang dapat disampaikan
kepada peserta didiknya. Bagi Gumil hal tersebut merupkan beban moral dan
tanggung jawab yang besar, karena menyangkut tentang suatu ilmu dan
pengetahuan yang harus disampaikan, ditansfer dan diajarkan kepada orang
lain/pihak lain,dengan resiko dan konswensinya harus dapat diterima, dimengerti
dan diingat oleh peserta didiknya (serdik). Sungguh suatu tugas dan tanggung
jawab yang berat dan tidak ringan. Untuk itu beberapa upaya guna
meningkatkan kemampuan pengetahuan dan penguasaan materi yaitu :
1) Setiap Gumil yang diberi kesempatan mengajar diupayakan harus
memiliki kemampuan ilmu sebagai berikut :
a) Ilmu keguruan dan kepelatihan, berkaitan dengan proses
belajar mengajar, metoda, kurikulum dan materi.
b) Pengetahuan psikologi, berkaitan dengan jiwa, karakter dan
mental peserta didik.
c) Penguasaan dan pemahaman tentang Katdaldik
danKatopsdik, Gumil yang profesional harus menguasai tentang
pengetahuan tersebut.
2) Perlu dibentuk Tim Gumil/Tih dengan terpadu dan terkoordinir guna
mengakomodasikan segala hal antara lain :
a) Sebagai sarana untuk diadakannya seminar, diskusi, forum
ilmiah lainnya yang membahas tentang materi-materi
pelajaranyang menjadi dasar/fokus dalam tiap pendidikan. Bila di
pandang perlu mengundang dan mendatangkan tokoh, pakar,
cendikiawan ataupun politikus yang mampu memberikan ilmu dan
kontribusinya kepada lembaga.
b) Sebagai wadah dalam melaksanakan paparan tentang
materi-materi baru sehingga Gumil mengetahui isi materi tersebut
secara utuh yang nantinya dapat digunakan dalam pelaksanaan
mengajar.
c) Sebagai sarana koordinasi antar Gumil dalam membahas
dan menyamakan persepsi tentang sautu materi sehingga didapat
pengetahuan dan penguasaan materi secara merata antar Gumil
satu dengan lainnya.
3) Meningkatkan fungsi dan melengkapi perpustakaan di satuan
sebagai sara pendidikan. Perpustakaan merupakan salah satu komponen
utama sumber informasi dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan guna
peningkatan pengetahuan Gumil.
4) Lomba karya tulis militer. Pada saat-saat tertentu Lemdik terdapat
bulan-bulan yang tidak operasionalkan pendidikan/tidak ada siswanya.
Kekosongan kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
mengadakan lomba karya tulis militer bagi semua Gumil dalam upaya dan
melatih untuk membiasakan menulis dan meningkatkan kemampuan
berolah pikir dalam tulisan.
BAB VII
PENUTUP
30. Kesimpulan. Dari uraian yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Hakekat dan peran Gumil secara umum adalah menempa prajurit TNI AL
agar siap untuk melaksanakan tugasnya dengan keterampilan, sikap dan mental
yang tangguh dan trengginas sebagai kebulatan bekal untuk bertugas.
b. Kondisi Gumil di lembaga pendidikan masih perlu ditingkatkan baik
kualitas maupun kuantitas seiring dengan tuntutan dan tantangan tugas di masa
depan yang semakin komplek dan penuh rintangan.
c. Kendala yang dihadapi saat ini adalah banyaknya Gumil ditempatkan
pada jabatan Gumil tanpa mmepertimbangkan akan potensi, bakat dan minat
sebagai Gumil sehingga dampak yang dialami Gumil tidak miliki
motivasi,semangat dan disiplin yang diharapkan.
d. Gumil sebagai tenaga pendidik diharapkan di saat ini dan masa depan
adalah lebih berperan sebagai tenaga profesional yang mampu
merencanakan,mendiagnosis dan menilai proses belajar, berlatih dan mengajar.
31. Saran. Dari uraian di atas dapat diasarankan sebagai berikut :
a. Mengingat hakekat dan keberadaan Gumil memegang peran
penting,mohon dapatnya dalam pemilihan Gumil didasarkan pada prestasi
kerja,kecakapan serta pengabdian selama bertugas sebelum memasuki di
LembagaPendidikan.
b. Gumil sebagai suatu jabatan hendaknya disarankan sebagai jabatan yang
bergengsi dan profesional, sehingga prajurit yang menempati/menduduki
jabatantersebut memiliki peformance, wibawa dan kesejahteraan yang memadai.
c. Sebagai tenaga pendidik, Gumil harus dibekali tentang ilmu. Ilmupsikologis yang
mampu menunjang dalam pelaksanaan tugasnya dikaitkandengan jabatan yang
berhubungan langsung dengan karakter, kepribadian dan jiwa seseorang peserta
didik.
d. Pembinaan karier sebagai Gadik disarankan secara berjenjang dan berlanjut
sehingga setiap prajurit yang menempatinya dapat mengetahui secara jelas
kariernya di masa depan.
Demikian tulisan ini disusun sebagai sumbangan pemikiran dalam membantu
optimalisasi peran Gumil sebagai Gadik guna mewujudkan keberhasilan pendidikan
agar terbentuk, tercetak dan melahirkan prajurit TNI AL yang handal dan profesional.