Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga...

38
OPTIMALISASI PERAN GUMIL SEBAGAI TENAGA PENDIDIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEBERHASILANTUGAS LEMBAGA PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004 pada pasal 9 tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas TNI Angkatan Laut adalah: melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi, melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah, melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut di atas pada masa mendatang semakin berat dihadapkan dengan kemampuan teknologi alat utama sistem senjata semakin ketinggalan serta adanya keterbatasan anggaran baik pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, sementara ancaman pertahanan negara baik dari dalam maupun dari luar negeri semakin sulit diprediksi. Oleh karena itulah,sumber daya manusia TNI AL,baik Perwira (Pa),

Transcript of Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga...

Page 1: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

OPTIMALISASI PERAN GUMIL SEBAGAI TENAGA PENDIDIK DALAM RANGKA

MEWUJUDKAN KEBERHASILANTUGAS LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004 pada pasal 9

tentang Tentara Nasional Indonesia, tugas TNI Angkatan Laut adalah:

melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan, menegakkan

hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai

dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah

diratifikasi, melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka

mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah,

melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan

matra laut serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Pelaksanaan tugas-tugas TNI Angkatan Laut di atas pada masa mendatang

semakin berat dihadapkan dengan kemampuan teknologi alat utama sistem

senjata semakin ketinggalan serta adanya keterbatasan anggaran baik

pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, sementara ancaman pertahanan

negara baik dari dalam maupun dari luar negeri semakin sulit diprediksi. Oleh

karena itulah,sumber daya manusia TNI AL,baik Perwira (Pa),

Bintara(Ba),maupun Tamtama (Ta) TNI AL,sebagai pengawak alat utama

sistem senjata (alut sista) yang mempunyai kemampuan penguasan ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek) yang mumpuni serta memiliki karakter

yang kuat memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan

pencapaian tugas yang termaktub dalam Undang – Undang RI No. 34 pasal 9

(sembilan).

Page 2: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

b. Perkembangan lingkungan strategik pada era globalisasi saat ini dan di

masa yang akan datang berubah demikian pesat, cepat dan dinamis.

Tantangan dan permasalahan di masa yang akan datang cenderung semakin

kompleks oleh karena perkembangan dan kemajuan teknologi

telekomunikasi,transportasi,teknologi informatika,serta teknologi peralatan

tempur,berpengaruh besar terhadap perubahan lingkungan strategik,

selanjutnya globalisasi akan merubah tatanan kehidupan sosial,ekonomi

serta pola dan sistem pertahanan, dengan demikian akan mempengaruhi

pula pola kehidupan dimensi nasional, hubungan antar negara, regional dan

internasional. Di sisi lain kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika

telah merubah secara mendasar kehidupan manusia di dalam menjalankan

aktivitas dalam berkehidupan, politik, ekonomi, sosial dan sistem

pertahanannya. Teknologi yang berbasis pada informatika sebagai suatu

simbol era globalisasi, telah terjadi suatu revolusi informatika tanpa mengenal

letak geografis dan batas-batas negara yang dicapai melalui akses internet

global yang berbasis kepada teknologi informasi.

Keunggulan penguasan teknologi ini di mulai dari sumber daya manusia yang

berkualitas dan berkarakter kuat sehingga penguasaan akan iptek berjalan

dengan cepat sehingga Negara Republik Indonesia bisa sejajar dengan

bangsa – bangsa lain,seperti Inggris,Perancis,dan lain – lain.

c. Adanya keterbatasan anggaran Negara untuk memperkuat kekuatan

militer Negara kita serta adanya keterbatasan jumlah dan kemampuan

teknologi alat utama sistem senjata (alut sista) dimana alut sista Negara kita

rata-rata berusia sangat tua dan tidak memiliki teknologi yang canggih.Selain

itu juga,adanya ketergantungan Negara kita terhadap luar negeri dalam hal

pengadaan alut sista.Oleh karena itulah,TNI AL sebagai kekuatan pertahanan

negara di dan atau lewat laut perlu membangun organisasinya dengan

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan yang

dilaksanakan secara holistik, integratif dan longitudinal oleh lembaga

Page 3: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

pendidikan di lingkungan TNI AL dimana peran Guru Militer (Gumil) sangat

penting.

d. Kemampuan personel TNI AL sebagai abdi negara yang bertanggung

jawab dalam pertahanan kedaulatan Republik Indonesia harus dipelihara dan

ditingkatkan untuk membekali dalam melaksanakan tugas. Salah satu

metode dan cara untuk memelihara, mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan tersebut dengan pendidikan.

e. Pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang sangat mutlak

diperlukan dan merupakan prioritas utama yang tidak bisa ditawar-tawar

lagi,dihadapkan dengan tuntutan dan tantangan di masa depan yang semakin

berat dan komplek, di mana sumber daya manusia dan profesionalisme

adalah persyaratan utama bagi keberhasilan pelaksanaan tugas.

f. Sejak era reformasi bergulir dengan berbagai agendanya, TNI khususnya

pimpinan TNI AL menyadari tentang pentingnya sebuah pendidikan sebagai

wadah dan metode guna meningkatkan kualitas dan kemampuan personel

TNI AL.

g. Salah satu upaya guna mewujudkan keberhasilan pendidikan adalah

perlunya “Optimalisasi peran Gumil sebagai Gadik” di dalam pelaksanaan

proses belajar, mengajar dan berlatih bagi kualitas para peserta didiknya

(serdik). Keberhasilan lembaga pendidikan di dalam mendidik para peserta

didiknya sangat dipengaruhi pula oleh peran Guru Militer, oleh karena itu

penulis ingin menyoroti tentang peran Gumil sebagai tenaga pendidik guna

mewujudkan keberhasilan tugas lembaga pendidikan.

Page 4: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Penyusunan tulisan ini adalah untuk ikut berpartisipasi

dalam Lomba karya tulis ilmiah dalam rangka Hardikal ke-68 serta untuk

memberikan gambaran tentang upaya Optimalisasi Peran Gumil Sebagai

Tenaga Pendidik dalam proses belajar, melatih danmengajar.

b. Tujuan. Tulisan ini bertujuan untuk bahan masukan dan

pertimbangan kepada Komando atas dalam rangka menentukan kebijaksanaan

yang menyangkut tentang Gumil.

3. Ruang lingkup dan tata urut.

Ruang lingkup ini dibatasi pada pembahasan tentang peran Gumil di lingkungan

lembaga pendidikan dalam menunjang dan mewujudkan keberhasilan dengan tata

urutan sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan.

b. Bab II Latar belakang pemikiran.

c. Bab III Kondisi peran Gumil saat ini.

d. Bab IV Faktor-faktor yang mempengaruhi.

e. Bab V Kondisi peran Gumil yang diharapkan.

f. Bab VI Optimalisasi peran Gumil.

g. Bab VII Penutup.

4. Metode dan Pendekatan.

a. Metode Penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif tentang

Optimalisasi Peran Gumil sebagai Tenaga Pendidik dalam Rangka Mewujudkan

Keberhasilan Tugas Lembaga Pendidikan.

Page 5: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

b. Pendekatan. Penulisan ini melalui pendekatan studi kepustakaan dan

pendekatan empiris pengalaman penulis selama mengikuti pendidikan di

lembaga pendidikan TNI AL.

5. Pengertian.

a. Guru Militer adalah seseorang anggota militer karena keahliannya

dibidang tertentu mengajarkan atau menyampaikan ilmunya kepada orang lain

berdasarkan surat perintah yang diterimanya.

b. Prajurit TNI Angkatan Laut yang bermutu dan berkualitas artinya memiliki

kompetensi yang dapat diandalkan dan memenuhi standar profesional matra laut

yang seiring dengan perkembangan teknologi alut sista yang diawakinya .

c. Holistik adalah suatu prinsip secara nyata dijabarkan dari visi dan misi

pendidikan dan pelatihan nasional sebagai satu kesatuan sistem dilaksanakan

secara konsekuen dan berkesinambungan untuk mencapai target-target yang

telah ditentukan .

d. Motivasi adalah dorongan mental, daya bathin dan rangsangan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang mendorong seseorang untuk melakukan

suatu pekerjaan.

e. Pengetahuan adalah teori yang diketahui, dimengerti tersusun secara

sistematis dan diuji dengan metoda tertentu atau kekuatan pemikiran yang telah

ditelaah/diperiksa

Page 6: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB II

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum. Era globalisasi dan reformasi saat ini tuntutan terhadap

perkembangandan perubahan sangat cepat terjadi di masyarakat, demikian halnya

dengan bidang pendidikan yang mana mempunyai tanggung jawab dan kewajiban

mendidik kader bangsa untuk melanjutkan cita-cita yang diprogramkan. Tidak dapat

dipungkiri berbicara tentang pendidikan khususnya pendidikan militer sudah barang

tentu menyangkut tentang tenaga pendidik, Guru bahkan Pelatih/Instruktur. Selanjutnya

tema atau topik yang muncul sudah barang tentu adalah tingkat kemampuan

Gumil/Pelatih/Instruktur sebagai tenaga pendidik, sampai sejauh dan seberapa besar

kemampuan perorangan di dalam upaya mewujudkan keberhasilan pendidikan.

7. Landasan pemikiran.

a. Sebagaimana dinyatakan dalam sistem pendidikan TNI AL tujuan

pendidikan antara lain adalah mengembangkan, memelihara dan meningkatkan

kemampuan akademik, keterampilan dan jasmani yang samapta guna

menunjang keberhasilan tugas pokok di satuan. Tujuan tersebut dapat tercapai

apabila beberapa persyaratan dan ketentuan dilaksanakan dengan baik dan

benar.

b. Salah satu persyaratan mutlak yang harus dipenuhi adalah

tingkatkemampuan dan peran Guru Militer dalam proses belajar mengajar baik

teori maupun keterampilan praktek, tugas seorang Gumil harus dapat membuat

sipeserta didik dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti. Selain itu seorang Gumil juga harus bisa merubah sikap dan tingkah

laku seorang peserta didiknya (peserta didiknya (serdik)) ke arah yang

dikehendaki sesuai dengan tujuan pendidikan. Keadaan yang demikian sangat

diharapkan didalam pelaksanaan pendidikan militer.

Page 7: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

8. Permasalahan.

Realita berbeda dengan harapan yang diinginkan, Gumil di lembaga Pendidikan

masih ditemukan kurang mempunyai peran sebagai tenaga pendidik. Seorang Gumil

kurang menguasai materi pelajaran, kurang dalam penguasaan pemberian instruksi

ataupun belum mempunyai pengalaman di bidang keguruan. Keadaan demikian harus

segera diselesaikan/ditindak lanjuti denganmendukung keberhasilan di Lembaga

Pendidikan. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh semua jajaran Lembaga Pendidikan di

TNI AL, mengingat tuntutan ke depan semakin berat. Beberapa permasalahan yang

terjadi dalam proses pelaksanaan pendidikan adalah :

a. Kurangnya penguasaan materi pelajaran.

b. Kurangnya penguasaan tentang ilmu keguruan dan kepelatihan .

c. Kurangnya penguasaan dalam penggunaan alat instruksi ataupun alat

penolong lainnya.

d. Kurangnya pengetahuan umum lainnya yang mampu mendukung dan

menopang ilmu-ilmu militer sebagai modal dan bekal di satuan.

e. Kurangnya pemahaman tentang fungsi, peran kedudukan Gumil sebagai

tenaga pendidik.

Page 8: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB III

KONDISI PERAN GUMIL SAAT INI

9. Umum.

Sebagai salah satu perangkat operasi pendidikan, tenaga pendidik(Gadik)

mendapat perhatian serius pimpinan baik pada tingkat satuan atas maupun pada

tingkatan pelaksana dan penanggung jawab di bidang pendidikan. Tenaga pendidik di

lingkungan Lembaga Pendidikan mempunyai berbagai macam latar belakang yang

dapat untuk dijadikan sebagai modal dan dasar guna mendukung pelaksanaan tugas

dan peran Gumil dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan.

10. Tingkat Pendidikan Gumil.

a. Jenis pendidikan. Kondisi saat ini tingkat pendidikan tenaga pendidik

berasal dari beberapa macam dan jenis, sebagai berikut :

1) Jenis pendidikan pembentukan dan pertama, terdiri dari lulusan

AAL, Secapa, Sepa Perwira Karier dan Secaba.

2) Jenis pendidikan spesialisasi yaitu mengikuti pendidikan

spesialisasi sehingga memiliki kemampuan dan kemahiran sesuai dengan

spesialisasinya misalnya operasi, intelijen, kepelatihan, keguruan,teritorial,

Binlatsat, personel, logistik, senjata bantuan ataupun tehnik dasar tempur.

3) Jenis pendidikan pengembangan umum meliputi pendidikan

Seskoal, Diklapa dan Sesfung.

4) Dari bermacam ragam lulusan pendidikan tersebut diatas, latar

belakang jenis pendidikan Gadik pada saat ini bervariasi dan berbeda-

beda antara kemampuan Gadik yang satu dengan Gadik yang lain.

b. Kenyataan lain dari pengamatan di lapangan adalah adanya Gumil yang

belum mampu menguasai cara dan tehnik mengajar meskipun tingkat pendidikan

yang diikutinya tinggi, misal pendidikan Diklapa ataupun Seskoal. Realita ini

Page 9: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

sering dijumpai dan terjadi di setiap Lembaga Pendidikan TNI AL. Sebaliknya

seorang Gumil yang di tingkat pendidikan tidak terlalu tinggi, mungkin hanya

sebatas pendidikan spesialisasi justru mampu menguasai cara, tehnik dan ilmu

mengajar dengan baik. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa seorang yang

pandai dan mampu menguasai materi belum tentu mampu memberikan

materipelajaran sesuai dengan cara dan tehnik mengajar dengan benar. Ini

semua sebenarnya terletak pada kemampuan dan keterampilan masing-masing

Gumil di dalam mengatasi kekurangan tersebut. Dengan tingkat pendidikan yang

dimiliki seorang Gumil seharusnya lebih menguasai materi dan mampu

memberikan pelajaran pada peserta didiknya(serdik). Pada kenyataan

menunjukan bahwa masih ada kelemahan-kelemahan yaitu :

1) Masih banyak Gumil yang belum memiliki spesialis

kegumilan(Susgumil).

2) Tingkat pendidikan yang tidak seimbang bila seorang Gumil

mengajar pada jenis pendidikan yang lebih tinggi, misalnya : lulusan

Secaba Kominikasi mengajar Peserta didiknya peserta didiknya (serdik)

Dikspespa Komunikasi.

3) Tingkat pendalaman materi kurang akibat jarangnya forum diskusi

antara Gumil dalam membahas materi.

4) Masih kurangnya lulusan pendidikan Diklapa, Seskoal dan

pendidikan spesialisasi yang masuk ke Lemdik guna menambah

kualitasGumil di lembaga tersebut.

11. Tingkat disiplin dan moril.

a. Disiplin. Disiplin adalah merupakan sikap dasar yang harus dimiliki

dan dilaksanakan oleh setiap Gumil dengan tulus dan ihklas terhadap segala

aturan dan peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pokok sebagai seorang

Gumil. Penghayatan dan pengalaman tentang disiplin belum sepenuhnya dapat

dilaksanakan, terbukti masih banyak kejadian-kejadian di lapangan baik

Page 10: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

secarasengaja ataupun tidak sengaja. Keadaan kondisi dan disiplin Gumil yang

terjadi antara lain:

1) Tidak lengkapnya perangkat mengajar untuk Gumil mengajar.

2) Terjadinya perubahan jadwal Gumil

3) Terlambat memulai mengajar di kelas.

Hal semacam ini terkadang mengganggu proses pelaksanaan belajar dan

mengajar, baik di kelas maupun di lapangan. Selain disiplin yang kami

bahas,moril juga dibahas dalam tulisan ini. Dimana moril pada hakekatnya

semangat,kesanggupan dan kesediaan untuk menjalankan tugas serta

kepatuhan pada pimpinan atau semangat dan sikap mental seorang prajurit.

Seorang prajurit dikatakan bermoril tinggi apabila prajurit itu mempunyai

perasaan-perasaan dan sikap yang baik terhadap diri sendiri, satuan dan prajurit

lainnya, kehidupan militer pada umumnya.

b. Moril.Demikian juga halnya dengan Gumil di Lembaga Pendidikan, moril

Gumil dan instruktur sangat mempengaruhi dalam melaksanakan tugas

mengajar dihadapan peserta didiknya (serdik). Kondisi moril Gumil saat ini dapat

dilihat dari semangat, kerelaan dan kegiatan yang dilakukan secara sukarela dari

seorang Gumil untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran tanpa

harus ada komando atau perintah. Selain itu moril seorang Gumil dapat dilihat

pada sikap dan perilaku Gumil dalam menunaikan tugas mengajar, seperti :

1) Perhatian dan keseriusan yang besar dalam mengajar.

2) Rasa gembira dan senang dalam mengajar.

3) Kesungguhan/serius.

4) Kepuasan dan tanggung jawab terhadap tugasnya.

5) Kerjasama secara ikhlas.

6) Perasaan taat yang mendalam.

Page 11: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

12. Tingkat Motivasi. Motivasi Gumil di dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

akan tinggi dan bersemangat di dalam mengajar. Apabila semangat dan motivasi

terbentuk maka usaha peningkatan kualitas Gumil akan lebih mudah diarahkan untuk

mencapai kondisi yang lebih baik. Dapat dibayangkan bila seorang Gumil tidak

mempunyai semangat dan motivasi, bagaimana dengan proses keberhasilan

pendidikan dapat mencapai sasaran dan tujuan atau tidak. Namun kenyataannya

kondisi yang ada saat ini menggambarkan merosotnya motivasi pada Gadik. Beberapa

indikasi merosotnya motivasi Guru Militer :

a. Tingkat kesejahteraan dan hak-hak Gumil kurang mendapat perhatian dari

satuan atas.

b. Kurang lengkapnya perangkat untuk mengajar, yang mana Gumil harus

menyediakan sendiri.

c. Keterlambatan honor Gumil yang cukup lama untuk dibayarkan pada

Gumil yang bersangkutan.

d. Sarana dan prasarana minim antara lain rumah dinas bagi Gumil sebagai

prioritas pertama.

13. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi.

Seorang Gumil dalam melaksanakan tugas harus memiliki ilmu pengetahuan

yang luas dan tinggi sehingga sasaran dan tujuan pendidikan dalam rangka mencetak

prajurit yang profesional dan handal tercapai. Namun pada kenyataannya kondisi Gumil

di lembaga pendidikan tidak seperti yang diharapkan bahkan sering dijumpai Gumil

kurang mampu danmenguasai pengetahuan dan materi yang diajarkan untuk peserta

didik. Selain materi yang harus dikuasai dan diajarkan kepada Peserta didiknya

(serdik), Gumil harus mampu menguasai dan melaksanakan metode dan cara

memberikan instruksi yang baik dan benar. Beberapa kelemahan dan kondisi Gumil

sebagai tenaga pendidik saat ini :

a. Pengetahuan dan pendalaman ilmu keguruan kurang penguasaannya,bahkan

cenderung masih banyak Gumil yang belum memiliki spesialisasi kegumilan.

Page 12: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

b. Gumil pada saat memberikan pelajaran, masih terdapat berdasarkan dasar teori

semata-mata, tanpa didukung dengan pengetahuan aplikasi dilapangan,

sehingga tidak dapat memberikan kejelasan secara menyeluruh mulai dari teori

sampai dengan aplikasi di lapangan.

c. Wawasan Gumil kurang akibat kurangnya gemar membaca, sehingga

menyebabkan Gumil tidak mampu mengembangkan/memberi improvisasi untuk

menambah kejelasan materi.

d. Penguasaan pengetahuan tentang psikologi dan cara memberikaninstruksi

khususnya teknik penggunaan alat instruksi (alins) serta memilih metode

pengajaran guna menentukan keberhasilan Gumil dalam proses pendidikan

masihdiketemukan kurang dipahami oleh Gumil.

e. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi antar Gumil dalam materi yang

sama sering terjadi perbedaan, karena kurang adanya koordinasi/briefing

guru.Untuk menjadi Gumil, merupakan bakat alamiah. Indikator bahwa seorang

berbakat menjadi Gumil adalah pandai berbicara dan berbahasa Indonesia yang

benar,fleksibel dan yang paling penting adalah setiap menyampaikan kepada

peserta didik orang tersebut mengerti dan memahami bila bakat tadi dipoles

dengan baik, pasti akanmenjadi Gumil dan tenaga pendidik yang baik, punya

penguasaan materi yang baik.

Page 13: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

14. Umum. Agar tercapai keberhasilan pendidikan, salah satu perangkat

operasional pendidikan yaitu guru militer harus dibenahi dan ditingkatkan baik dari segi

kualitas ataupun kuantitasnya. Beban Lembaga Pendidikan beserta perangkatnya

sangat berpengaruh dalam mengisi, membentuk dan membekali Gumil, namun

demikian harapan dan keinginan tidak semudah yang dibayangkan, karena setiap

upaya dan usaha yang dilakukan tentunya dipengaruhi beberapa faktor sebagai

kendala, ataupun ada faktor-faktor lain yang merupakan peluang.

15. Faktor internal.

a. Kekuatan.

1) Potensi SDM (Sumber daya manusia) Gumil di lingkungan

Lembaga Pendidikan merupakan potensi kekuatan yang sebenarnya

dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan tugas dengan baik.

2) Tingkat pemahaman dan intelektual yang hampir merata dimiliki

oleh para Gumil menjadi modal dasar dalam meningkatkan kemampuan

dan keterampilan.

3) Disiplin yang tinggi dan motivasi untuk belajar yang tertanam pada

diri setiap Gumil untuk ikut serta dalam forum-forum kajian dan diskusi

adalah modal dan kekuatan meningkatkan kemampuan.

b. Kelemahan.

1) Motivasi Gumil yang tidak tetap. Banyak Gumil hanya memiliki

motivasi sesaat didalam melaksanakan perannya sebagai Gadik

antaralain hanya untuk mendapatkan honor Gumil.

Page 14: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

2) Alins (Alat Instruksi)/Alongins yang masih kurang dikaitkan dengan

banyaknya jumlah peserta didik, sehingga menghambat keberhasilan

pendidikan misal : Laptop, LCD, peta dan Alins/Alongins lainnya.

3) Kurangnya alokasi Gumil dikaitkan dengan begitu banyaknya

jumlah peserta didiknya (serdik). Mata pelajaran sehingga berdampak

seorang Gumil mengajar lebih 3 (tiga) mata pelajaran dalam waktu

bersamaan.

4) Tingkat kesejahteraan. Bagi Gumil, tingkat kesejahteraan akan

berpengaruh terhadap tingkat moril yang dialami. Moril merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang dikerjakan. Tingkat

kesejahteraan Gumil dirasakan masih kurang dari apa yang diharapkan.

16. Faktor eksternal.

a. Peluang.

1) Perkembangan IPTEK yang semkain pesat dimanfaatkan oleh

Gumil guna meningkatkan kemampuan perorangan sehingga terciptanya

profesionalisme.

2) Adanya kerjasama, pertukaran dan uji ke negara maju dan

tetangga sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi peningkatan

tugas-tugas pendidik.

3) Perkembangan Tehnologi Informasi. Semakin berkembangnya

internet khususnya, sangat bermanfaat bagi siapa saja yang dapat

menggunakan dengan benar, untuk menambah pengetahuan bagi Gumil

sebagai bahan dan wawasan pengetahuan yang juga harus diketahui oleh

peserta didik.

4) Tuntutan penguasaan Bahasa Ingrris harus dimiliki Gumil guna

menambah wawasan dan mengikuti perkembangan informasi tehnologi.

Page 15: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

b. Kendala.

1) Pembinaan karier Gumil. Kebanyakan Gumil yang berkemampuan

baik dipertahankan oleh satuannya yang mengakibatkan moril menjadi

turun, karena tidak merasakan bertugas di satuan lain.

2) Latar belakang pendidikan umum dan militer, asal satuan dan

pengalaman tugas perorangan berbeda-beda akan mempengaruhi

terhadap kemampuan dan kualitas seorang Gumil.

3) Piranti lunak. Kurang tersedianya piranti lunak sangat

mempengaruhi upaya meningkatkan kualitas Gumil dan menghambat bagi

Gumil untuk mendapatkan informasi.

4) Penempatan jabatan sebagai Gumil. Masih banyak dijumpai bahwa

Perwira TNI AL yang berkualitas bagus tidak berminat sebagai Gumil,

namun kenyataannya karena kebutuhan organisasi banyak juga Perwira

TNI AL yang berkualitas bagus ditempatkan sebagai Gumil di Lemdik,

akibat tidak sesuai dengan minat dan bakatnya maka moril dan motivasi

menjadi menurun, hal ini merupakan kendala yang sering dijumpai.

Page 16: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB V

KONDISI PERAN GUMIL YANG DIHARAPKAN

17. Umum. Kemajuan tehnologi pada dekade ini sejenak termenung dan

terpaku menghadapi kenyataan ini. Bagaimana caranya dan dengan apa kita

menghadapi semuanya itu. Peningkatan kualitas dan kemampuan seseorang adalah

jawaban tantangan tersebut. Upaya untuk meningkatkan kemampuan terletak pada

orang perorang/individu masing-masing. Kondisi dan keadaan Gumil yang mempunyai

peran sebagai tenaga pendidik diharapkan meningkatkan dengan berbagai optimalisasi

dan upaya menuju keberhasilan pendidikan.

18. Tingkat pendidikan Gumil. Gambaran umum sosok Gumil sebagai tenaga

pendidik yang diharapkan adalah bahwa seorang Gumil memiliki tingkat pendidikan

yang memadai, penguasaan pengetahuan yang baik dan keterampilan tanpa kesalahan

yang berarti. Dalam pelaksanaannya sebagai seorang tenaga pendidik kondisi yang

mendukung antara lain :

a. Proses kaderasi Gumil terprogram dengan baik, terjadi penyampaian dan

pentransferan ilmu dari Gumil satu dengan Gumil lainnya.

b. Pengalaman tugas operasi dapat menjadi referensi dan wawasan bagi

Gumil untuk disampaikan kepada peserta didik.

c. Sarana perpustakaan dan referensi merupakan kebutuhan Gumil untuk

membekali diri, meningkatkan kemampuan dan menambah pengetahuan.

d. Kesempatan untuk mengikuti pendidikan bagi Gumil sehingga dapat

mempengaruhi tingkat pendidikan.

Dengan adanya kondisi yang mendukung peran dan tugas Gumil maka

diharapkan dapat untuk mengubah beberapa kelemahan dan kendala yang

ada,yaitu :

a. Diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan

spesialisasiGumil/Pelatih (Susgumil) maupun penataran Gumil bagi para Perwira

Page 17: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

lulusanDiklapa, Seskoal maupun Perwira Senior, sehingga didapatkan ilmu

tentang keguruan dan kepelatihan.

b. Menambah alokasi DSP jabatan Gumil sesuai golongan yang diinginkan

sehingga penggunaan Gumil dapat maksimal untuk pengoperasian pendidikan.

c. Dilaksanakan forum diskusi antara Gumil dengan yang lain dalam tipe

mata pelajaran sehingga didapatkan ketajaman dan kedalaman Gumil dalam

penguasaan materi pelajaran ditambah dengan tingkat wawasan dan

pengetahuan yang dimiliki tiap individu Gumil.

d. Perlu adanya penambahan Gumil khususnya lulusan Diklapa

maupunSeskoal sehingga dapat menambah kekuatan Gumil untuk mengajar

peserta didik.

19. Tingkat disiplin dan moril. Rasa tanggung jawab dan disiplin seorang

Gumil yang diharapkan adalah segala tingkah dan perilakunya menjadi contoh tauladan

bagi peserta didiknya(serdik) nya. Kondisi yang diharapkan antara lain :

a. Memiliki disiplin dan tanggung jawab untuk menyiapkan segala perangkat

mengajar. Hal tersebut merupakan tanggung jawab moral yang harus

dilaksanakan.

b. Operasional Gumil dikoordinasikan dengan Bagian/Departemen terkait

sehingga tidak terjadi pergantian Gumil disaat pelajaran akan dimulai.

c. Masalah waktu pada saat proses belajar mengajar diperhatikan

ketepatannya, seorang Gumil dituntut untuk disiplin waktu baik pada saat akan

mengajar supaya tidak terlambat, ataupun saat akhir pelajaran.

d. Sedangkan kondisi moril yang diharapkan bagi seorang Gumil adalah

meningkatkan kesejahteraan dan hak-haknya, antara lain tunjangan jabatan

fungsinya, honor mengajar, menguji, memeriksa dan membuat soal ataupun

akomodasi/sarana. Keadaan/kondisi yang demikian merupakan dambaan bagi

setiap insan Gumil untuk meningkatkan morilnya.

Page 18: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

20. Tingkat motivasi. Peningkatan motivasi dan kebanggaan diri sebagai Gumil

penting direalisasikan sehingga pengabdian yang dilakukan untuk Gumil dapat

dilaksanakan sepenuhnya. Salah satu pengabdian Gumil adalah memberikan pelajaran

kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan guna terwujudnya keberhasilan

pendidikan. Untuk itu motivasi Gumil harus lebih tinggi dibandingkan dengan peserta

didik. Dengan tingkat motivasi tersebut diharapkan terwujudnya keberhasilan

pendidikan antara lain mampu mendidik dan mencetak prajurit-prajurit peserta didiknya

(serdik) yang handal, terampil dan profesional. Adapun kondisi yang diharapkan agar

motivasi Gumil tinggi antara lain :

a. Memberikan hak-hak Gumil tanpa ada kebijaksanaan yang lain dan

kesejahteraannya.

b. Kelengkapan perangkat untuk mengajar siap materi pelajaran harus

disiapkan, sehingga Gumil tidak disibukan lagi untuk menyiapkan, tugas Gumil

adalah konsentrasi untuk mengajar, melatih dan membina.

c. Ketepatan waktu pembayaran honor Gumil sehingga menambah motivasi

dan semangat.

d. Rumah dinas dan mobil dinas diharapkan dipergunakan sesuai dengan

tingkatankepangkatan/golongan.

e. Meningkatkan jumlah honor mengajar.

f. Menjadikan Gumil sebagai batu loncatan penempatan strategis di kotama

– kotama TNI AL.

21. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi. Gumil sebagai pengajar

dan pendidik, dituntut untuk menampilkan penguasaan ilmu pengetahuan dan

tehnologi.Beberapa persyaratan tersebut merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki

oleh Gumil.Kondisi yang diharapkan bagi seorang Gumil antara lain :

a. Memiliki pengetahuan dan pendalaman tentang ilmu

keguruan,kepelatihan dan pengetahuan umum lainnya

Page 19: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

b. Pemahaman wawasan yang luas melalui adanya forum diskusi untuk

menyamakan persepsi/apresiasi tentang materi pelajaran yang akan diberikan

kepada siswa sehingga jawaban materi pelajaran didukung oleh pengetahuan

yang lebih aplikatif.

c. Himbauan kepada semua Gumil untuk gemar membaca, menulis dan

berpikir tentang ilmu pengetahuan sehingga mendukung kualitas Gumil dalam

mewujudkan pendidikan.

d. Memiliki ilmu tentang kejiwaan sehingga dapat untuk mempelajari sedikit

banyak tentang karakter, jiwa seorang peserta didik pada saat pelaksanaan

proses hubungan Gumil dan peserta didik.

e. Adakan koordinasi antar Gumil disaat sebelum dimulai pelajaran, guna

menyamakan persepsi, pembahasan materi yang berkembang dan forum

bertanya antar Gumil.

f. Kemampuan dan penguasaan/pemahaman opersional pendidikan serta

pemahaman tentang perangkat operasi pendidikan antara lain Gadik atau Gumil.

Page 20: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB VI

OPTIMALISASI PERAN GUMIL

22. Umum. Kondisi kualitas dan kemampuan saat ini umumnya belum

memenuhi harapan meskipun saat ini pimpinan baik ditingkat bawah ataupun tingkat

pusat berupaya untuk tetap membenahi dan memperbaiki segala kekurangan dan

kelemahan.Guna mewujudkan keberhasilan pendidikan dan mencetak peserta didik

menjadi prajurit yang professional dan handal. Perlu upaya dan langkah-langkah

konktrif dan nyata untuk meningkatkan peran Gumil sebagai tenaga pendidik.

23. Tujuan. Memberikan alternatif pemecahan permasalahan peningkatan

kualitas Gumil sebagai tenaga pendidik dengan menyoroti pada aspek tingkat

pendidikan,tingkat disiplin dan moril, tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan dan

penguasaan materi.

24. Sasaran.

a. Meningkatkan kualitas dan kemampuan Gumil sebagai tenaga pendidik

yang berdasarkan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI dalam rangka

mewujudkan keberhasilan pendidikan.

b. Mewujudkan kuantitas saran dan prasana yang memadai guna

menunjang pelaksanaan di tiap satuan.

25. Subyek. Komandan Pusat Pendidikan (Dan Lemdik) dan Kepala

Departemen dalam rangka peningkatan peran Gumil sebagai tenaga pendidik di

LembagaPendidikan.

26. Obyek. Seluruh Gumil dan sarana prasarana, dengan upaya dan langkah

secara terpadu dan stimultan demi terwujudnya keberhasilan pendidikan.

Page 21: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

27. Metode.

a. Edukasi. Mendidik para Gumil melalui pendidikan dalam bentuk

penataran dan latihan berkaitan dengan proses belajar mengajar sehingga dapat

melaksanakan tugasnya dengan profesional dan terampil.

b. Aplikasi. Melaksanakan pembinaan, pengembangan dan peningkatan

ilmu pengetahuan dalam bentuk aplikasi di lapangan guna mendapatkan mutu

yang baik.

c. Inovasi. Melakukan kegiatan-kegiatan dengan cara-cara baru, ide

baru dan berinisiatif, di dalam pelaksanaannya sesuai ketentuan.

28. Sarana dan prasarana. Dalam rangka memaksimalkan operasional

pendidikan selain peran Gumil, sarana/prasarana sangat berpengaruh dalam

membentuk hasil didik yang baik misalnya :

a. Alat instruksi. Alins yang ada guna melancarkan operasional

pendidikan dan proses belajar mengajar. Adapun Alins yang ada seperti : film

instruksi,video film, LCD,slide OHP, Kompas, peta dan bahan ajaran.

b. Fasilitas pendidikan. Merupakan fasilitas yang digunakan sebagai

sarana untuk melatih dan belajar materi pelajaran tertentu, antar

lain :Laboratorium Bahasa Asing, komputer, kubikel – kubikel untuk latihan dan

aplikasinya,dan lain - lain .

29. Upaya peningkatan peran Gumil. Dalam rangka meningkatkan kualitas

Gumil,harus dilakukan upaya-upaya yang holistik (menyeluruh), baik dari Gumil itu

sendiri maupun Lembaga Pendidikan sebagai institusi penyelenggara program

pendidikan TNI AL. Gumil sebagai faktor uatam dalam mengelola proses belajar

mengajar harus mengerti dan menguasai betul tentang apa yang harus dilakukan

sehingga sasaran pendidikan tercapai. Beberapa upya dan optimalisasi peran Gumil

sebagai tenaga pendidik adalah :

Page 22: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

a. Kesempatan pendidikan dan penugasan.

1) Memberikan kesempatan kepada Gumil yang akan ditingkatkan

kemampuannya melalui pendidikan/kursus, selain itu juga dapat

ditugaskan untuk mengikuti penataran Gumil terpusat.

2) Melaksanakan penataran setiap awal/akhir tahun guna

menyamakan visi dan persepsi.

3) Setiap Gumil diberlakukan untuk membuat tulisan wajib/kajian

ilmiah.

4) Memberikan sebanyak-banyaknya penugasan dan kerjaan yang

berkaitan dengan tugas Gumil.

b. Meningkatkan disiplin dan moril. Upaya meningkatkan disiplin dan moril

Gumil antara lain :

1) Disiplin.

a) Gumil sebagai tenaga pendidik harus berani dalam mengambil

tindakan yang bersifat edukatif.

b) Gumil harus memberikan contoh atau suri tauladan yang baik

tentang sikap, tingkah laku, ucapan serta Gam yang baik dan benar.

c) Gumil sebagai tenaga pendidik harus memiliki beberapa sikap dan

penampilan.

(1) Tegas menegur anak didiknya bila ada salah.

(2) Tegas menindak anak asuhnya bila melanggar.

(3) Tegas memberi perintah kepada peserta didiknya (serdik).

(4) Tegakan keadilan dan kebenaran.

(5) Dapat mengendalikan siswa.

Page 23: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

(6) Dapat mengarahkan/bina siswa.

(7) Memberi petunjuk/arahan pada siswa.

2) Moril Gumil. Kesejahteraan moril merupakan bagian penting dalam

menunjang peran Gumil pada kegiatan sehari-hari. Beberapa upaya yang

dilakukan guna mendukung peningkatan peran Gumil yaitu :

a) Pemberian hak dan kesejahteraan Gumil. Profesi seorangGumil

mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga dalampemeliharaannya

diupayakan diberikan hak/kesejahteraan khusus yaitu :

(1) Tunjangan/biaya/honorarium Gumil meliputi :

(a) Beras Gumil.

(b) Honor meliputi : honor mengajar,

menguji,mengoreksi, membuat naskah soal ujian.

(c) Tunjangan fungsional.

(2) Cuti Gumil.

(3) Akomodasi/perumahan dan mobil dinas Gumil.

(4) Perawatan kesehatan.

(5) Rekreasi.

b) Menaikkan honorarium Gumil dan pembayaran tepat waktu. Selalu

diupayakan kepada Komando atas untuksegera membayarkan honor

tersebut tepat pada waktunya, agar dapat digunakan dan dirasakan oleh

Gumil yang telah mengajar.Upaya lain bila tidak dapat dibayarkan tepat

pada waktunya adalah dengan menggunakan dana abadi sebagai

pinjaman pembayaran honor Gumil.

c. Meningkatkan motivasi Gumil. Semangat dan motivasi kerja Gumil di

satuan Lembaga Pendidikan sangat diperlukan guna melaksanakan tugas

Page 24: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

sebagai tenaga pendidik bagi peserta didiknya.Dengan tingginya motivasi

seorangGumil pada saat melaksanakan tugasnya dihadapan para peserta didik,

maka akan tinggi pula motivasipeserta didik pada saat belajar, dengan demikian

keberhasilan pendidikan diharapkan tercapai. Guna meningkatkan peran Gumil

sebagai berikut :

1) Hilangkan kesan Lemdik sebagai tempat penampungan orang yang

bermasalah.Anggapan bahwa Lemdik merupakan tempat

pembuangan/penampungan diupayakan dihilangkan, justrusebaliknya

bahwa Lemdik adalah satuan yang terhormat, karena satuan yang

mencetak dan melahirkan prajurit-prajurit (Pa, Ba danTa) yang

profesional, memiliki kemampuan akademik, jasmani dan keterampilan

yang handal. Selain itu satuan Lemdik justru menampung lulusan-lulusan

pendidikan yang berprestasi dibidang akademik, yang memiliki

kemampuan berbeda dengan lainnya. Anggapan seperti ini sosialisasikan

dengan harapan agar para peserta didiknya (serdik) bersemangat dan

termotivasi untuk berusaha masukLembaga Pendidikan dengan memiliki

prestasi tinggi.

2) Gumil adalah jabatan strategis/pemantapan.Mengupayakan

kepada satuan atas bahwa jabatan Gumil adalah jabatan strategis, favorit

dan pemantapan, dikarenakan apabila akan menduduki jabatan yang

lebih tinggi dan strategis (misal :Komandan Kapal/Danyon Marinir) harus

menjadi/menjabat Gumil terlebih dahulu. Pertimbangan ini diambil dengan

alasan, karena Gumil merupakan jabatan yang mulia, berjasa dan

terhormat.

3) Penghargaan profesi Gumil. Seorang Gumil pengabdian dan jerih

payahnya harus dihargai dan diformalisasikan dalam bentuk sebuah tanda

jasa. Pemberian penghargaan ini kelihatannya sederhana, namun

membawa pengaruh terhadap penampilan dan kebanggan tersendiri dari

Gumil yang menerimanya.

Page 25: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

4) Pemilihan Gumil yang berprestasi. Pemberian

penghargaanterhadap Gumil yang berprestasi untuk membedakan Gumil

yang terbaik dan Gumil terburuk. Hal ini dilakukan untuk

memberikansemangat kepada semua Gumil agar dapat menjalankan

tugas mengajar dengan sebaik-baiknya, sehingga motivasi tetap terjaga

dengan baik yang jelas sangat berpengaruh kepada peserta didik dalam

TK motivasi.

d. Meningkatkan pengetahuan dan penguasaan materi. Upaya lain

dan terakhir dalam tulisan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan

penguasaan materi pada masing-masing Gumil. Sebagai guru sudah selayaknya

memiliki tingkat pengetahuan, intelektual dan akademik yang dapat disampaikan

kepada peserta didiknya. Bagi Gumil hal tersebut merupkan beban moral dan

tanggung jawab yang besar, karena menyangkut tentang suatu ilmu dan

pengetahuan yang harus disampaikan, ditansfer dan diajarkan kepada orang

lain/pihak lain,dengan resiko dan konswensinya harus dapat diterima, dimengerti

dan diingat oleh peserta didiknya (serdik). Sungguh suatu tugas dan tanggung

jawab yang berat dan tidak ringan. Untuk itu beberapa upaya guna

meningkatkan kemampuan pengetahuan dan penguasaan materi yaitu :

1) Setiap Gumil yang diberi kesempatan mengajar diupayakan harus

memiliki kemampuan ilmu sebagai berikut :

a) Ilmu keguruan dan kepelatihan, berkaitan dengan proses

belajar mengajar, metoda, kurikulum dan materi.

b) Pengetahuan psikologi, berkaitan dengan jiwa, karakter dan

mental peserta didik.

c) Penguasaan dan pemahaman tentang Katdaldik

danKatopsdik, Gumil yang profesional harus menguasai tentang

pengetahuan tersebut.

Page 26: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

2) Perlu dibentuk Tim Gumil/Tih dengan terpadu dan terkoordinir guna

mengakomodasikan segala hal antara lain :

a) Sebagai sarana untuk diadakannya seminar, diskusi, forum

ilmiah lainnya yang membahas tentang materi-materi

pelajaranyang menjadi dasar/fokus dalam tiap pendidikan. Bila di

pandang perlu mengundang dan mendatangkan tokoh, pakar,

cendikiawan ataupun politikus yang mampu memberikan ilmu dan

kontribusinya kepada lembaga.

b) Sebagai wadah dalam melaksanakan paparan tentang

materi-materi baru sehingga Gumil mengetahui isi materi tersebut

secara utuh yang nantinya dapat digunakan dalam pelaksanaan

mengajar.

c) Sebagai sarana koordinasi antar Gumil dalam membahas

dan menyamakan persepsi tentang sautu materi sehingga didapat

pengetahuan dan penguasaan materi secara merata antar Gumil

satu dengan lainnya.

3) Meningkatkan fungsi dan melengkapi perpustakaan di satuan

sebagai sara pendidikan. Perpustakaan merupakan salah satu komponen

utama sumber informasi dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan guna

peningkatan pengetahuan Gumil.

4) Lomba karya tulis militer. Pada saat-saat tertentu Lemdik terdapat

bulan-bulan yang tidak operasionalkan pendidikan/tidak ada siswanya.

Kekosongan kegiatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik untuk

mengadakan lomba karya tulis militer bagi semua Gumil dalam upaya dan

melatih untuk membiasakan menulis dan meningkatkan kemampuan

berolah pikir dalam tulisan.

Page 27: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

BAB VII

PENUTUP

30. Kesimpulan. Dari uraian yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan

sebagai berikut :

a. Hakekat dan peran Gumil secara umum adalah menempa prajurit TNI AL

agar siap untuk melaksanakan tugasnya dengan keterampilan, sikap dan mental

yang tangguh dan trengginas sebagai kebulatan bekal untuk bertugas.

b. Kondisi Gumil di lembaga pendidikan masih perlu ditingkatkan baik

kualitas maupun kuantitas seiring dengan tuntutan dan tantangan tugas di masa

depan yang semakin komplek dan penuh rintangan.

c. Kendala yang dihadapi saat ini adalah banyaknya Gumil ditempatkan

pada jabatan Gumil tanpa mmepertimbangkan akan potensi, bakat dan minat

sebagai Gumil sehingga dampak yang dialami Gumil tidak miliki

motivasi,semangat dan disiplin yang diharapkan.

d. Gumil sebagai tenaga pendidik diharapkan di saat ini dan masa depan

adalah lebih berperan sebagai tenaga profesional yang mampu

merencanakan,mendiagnosis dan menilai proses belajar, berlatih dan mengajar.

31. Saran. Dari uraian di atas dapat diasarankan sebagai berikut :

a. Mengingat hakekat dan keberadaan Gumil memegang peran

penting,mohon dapatnya dalam pemilihan Gumil didasarkan pada prestasi

kerja,kecakapan serta pengabdian selama bertugas sebelum memasuki di

LembagaPendidikan.

b. Gumil sebagai suatu jabatan hendaknya disarankan sebagai jabatan yang

bergengsi dan profesional, sehingga prajurit yang menempati/menduduki

jabatantersebut memiliki peformance, wibawa dan kesejahteraan yang memadai.

Page 28: Optimalisasi Peran Gumil Sebagai Tenaga Pendidikdalam Rangka Mewujudkan Keberhasilantugas Lembaga Pendidikan

c. Sebagai tenaga pendidik, Gumil harus dibekali tentang ilmu. Ilmupsikologis yang

mampu menunjang dalam pelaksanaan tugasnya dikaitkandengan jabatan yang

berhubungan langsung dengan karakter, kepribadian dan jiwa seseorang peserta

didik.

d. Pembinaan karier sebagai Gadik disarankan secara berjenjang dan berlanjut

sehingga setiap prajurit yang menempatinya dapat mengetahui secara jelas

kariernya di masa depan.

Demikian tulisan ini disusun sebagai sumbangan pemikiran dalam membantu

optimalisasi peran Gumil sebagai Gadik guna mewujudkan keberhasilan pendidikan

agar terbentuk, tercetak dan melahirkan prajurit TNI AL yang handal dan profesional.