ONLINE DAN KONVENSIONAL DI KOTA BATAM MEGA …repository.umrah.ac.id/1211/1/Mega Ratna...
Transcript of ONLINE DAN KONVENSIONAL DI KOTA BATAM MEGA …repository.umrah.ac.id/1211/1/Mega Ratna...
1
KONFLIK DAN FORMULASI KEBIJAKAN MODA TRANSPORTASI
ONLINE DAN KONVENSIONAL DI KOTA BATAM
MEGA RATNA WATI (140565201019)
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Abstrak
Transportasi merupakan alat yang membantu manusia mencapai suatu
tempat dengan waktu lebih cepat. Transportasi semakin berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Perubahan layanan transportasi dari konvensional ke
transportasi berbasis online sangat diminati masyarakat Kota Batam. Bagi
sebagian kalangan transportasi online merupakan solusi untuk memudahkan
mobilitas tetapi, di sisi lain merupakan masalah bagi yang menggantungkan hidup
dari jasa transportasi yang tidak mengandalkan teknologi. Sehingga terjadilah
konflik antara taksi online dan taksi konvensional di Kota Batam.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana konflik dan
formulasi Kebijakan di tingkat daerah dalam menyelesaikan masalah antara moda
transportasi online dan konvensional.Penelitian ini dilaksanakan di Kota Batam,
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dan dokumentasi
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.Metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan menggunakan teori Sugiyono.
Hasil penelitian menemukan bahwa formulasi kebijakan moda transportasi
online dan konvensional sudah berjalan dengan cara rapat, sosialisasi, melibatkan
semua pihak yang terkait untuk menentukan zonasi, syarat dan kuota. Hal ini
dapat dilihat dari pemerintah memberi keputusan 300 unit kuota taksi online dan
syaratnya.Tetapi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut masih ada hambatan dan
pelanggaran Hal ini dapat dilihat masih banyaknya taksi online yang beroperasi
walaupum tanpa izin resmi.
Kata Kunci: Taksi, Konflik, dan Formulasi Kebijakan
2
Abstrak
Transportation is a tool that helps people reach a place with faster time.
Transportation is growing with the times. Changes from conventional
transportation services to online-based transportation are in great demand from
the people of Batam. For some people, online transport is a solution to facilitate
mobility but, on the other hand, is a problem for those who depend on
transportation services that do not rely on technology. So there was a conflict
between an online taxi and a conventional taxi in Batam City.
The purpose of this study is to find out how the conflict and formulation of
policy at the regional level in solving the problem between the mode of
transportation online and conventional. This research was conducted in Batam
City, data collection was done by direct interview and documentation related to
research conducted. Descriptive qualitative research method using Sugiyono
theory.
The results of the study found that the formulation of online and
conventional mode of transportation has been done by meeting, socializing,
involving all parties concerned to determine the zoning, terms and quotas. This
can be seen from the government giving decision of 300 units of online tax quotas
and terms. But in the implementation of these policies there are still obstacles and
violations It can be seen there are still many online taxis operating walaupum
without official permission
Keywords: Taxi, Conflict, and Policy Formulation
3
A. Pendahuluan
Transportasi merupakan alat yang membantu manusia mencapai suatu
tempat dengan waktu yang lebih cepat. Transportasi semakin berkembang
mengikuti perkembangan zaman. Transportasi sendiri terdiri dari tiga sektor yaitu
transportasi darat, udara, dan laut.Setiap sektor terdapat berbagai jenis
transportasi, baik yang bersifat transportasi publik maupun privat. Transportasi
telah mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin modern. Di
Indonesia terdapat berbagai macam transportasi yang bisa digunakan masyarakat,
namun di kota-kota besar transportasi yang tersedia lebih beragam. Misalnya di
Kota Batam yang merupakan kota metropolitan tersedia berbagai macam
transportasi banyaknya jumlah angkutan umum menyebabkan persaingan yang
ketat antar angkutan umum.
Masyarakat selalu menginginkan kemudahan dalam menggunakan
transportasi, dengan membayar lebih ekonomis. Salah satu transportasi publik
yang dianggap lebih nyaman oleh sebagian masyarakat yaitu taksi. Layanan yang
ditawarkan taksi tentu saja menjadi daya tarik tersendiri, karena tidak perlu ada
antrian panjang, dengan layanan privat dan tidak dibatasi oleh rute-rute tertentu
sangat mendukung aktivitas masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.
Perkembangan Transportasi juga mencakup pada cara pemesanan dan
pembayaran transaksi atas jasa transportasi. DahuluTransaksi pengguna jasa
transportasi memesan via handphone dan kemudian membayar jasa dengan uang
tunai.Pada perkembangannya saat ini, terdapat transportasi yang dapat dipesan
dan dibayar secara sistemonline. Sebelum adanya taksi online di Kota Batam yang
4
ada hanyalah taksi konvensional.Berdasarkan Peraturan Walikota Batam Nomor
15 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Keputusan Walikota Batam Nomor :
KPTS.228/HK/IX/2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan
Kendaraan Umum di Kota Batam. Berikut nama dan jumlah taksi konvensional di
Kota Batam. :
Tabel 1.1
Jumlah Badan Usaha Angkutan Taksi Konvensional
NO NAMA BADAN USAHA JUMLAH ARMADA
(1 ) ( 2 ) ( 3 )
1 Koperasi Citra Wahana 312
2 Pt Erina Mandiri / Eks.
Koperasi Bina Warga Pt 81
3 Primkopad 138
4 Primkoppal 174
5 Pt.Suluh 122
6 Koperasi Pandu Wisata 134
7 Kopra – Ob 272
8 Kopti 200
9 Kptds 195
10 Pt. Blue Bird 75
11 Cv. Manunggal Mandiri 55
12 Pt. Almi Transport 63
13 Kopeba 170
5
Sumber data : Dinas Perhubungan Kota Batam
Untuk mengatur beroperasinya taksi online di seluruh Indonesia termasuk
Kota Batam pemerintah menerbitkan Peraturan Mentri Perhubungan (Permenhub)
Nomor 26 Tahun 2017.Namun masih banyak yang perlu direvisi kemudian
Pemerintah membuat Peraturan Mentri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108
tahun 2017.Dengan adanya Peraturan Mentri Perhubungan (Permenhub) revisi
diharapkan pemerintah daerah mampu memerankan fungsi sebagai regulator untuk
mengantisipasi perkembangan kebutuhan masyarakat terutama terkait angkutan
sewa khusus (taksi online). Kenyataan yang terjadi isi peraturan banyak yang belum
di patuhi oleh para pengemudi taksi online. Diberbagai daerah di Indonesia pun
banyak terjadi gejolak yaitu antara taksi online dan konvensional. Langkah-langkah
solutif yang ditawarkan setiap daerah juga berbeda-beda.Untuk Kota Batam sendiri
penindakan aturan lewat penilangan kendaraan berbasis aplikasi, masih menjadi
langkah solusi.
(1) (2) (3)
14 Koptiba 103
15 Kopetab 28
16 Koptis 79
17 Pt. Pinki 108
18 Pt. Doresindi 50
19 Primkoppol 188
TOTAL 2547
6
Tabel 1.3
Koperasi/ PT Taksi Online yang sudah menggurus perizinan
No Nama Koperasi / PT Direktur / Ketua
1 Direktur PT.Suluh Hardisam Harun
2 Jasa Pengemudi Online Bertuah Said Abdullah Dahlawi
3 Koperasi Jasa Trans Usaha Bersama
(Kutub)
Azwir
4 PT. Diva Citra Sejati Sawir, SH
5 Koperasi Patriot Tansportasi Indonesia Hendra
6 Koperasi Usaha Tempatan Saparuddin Muda /
Iswandi
7 Direktur PT. Barelang Mobilindo Station Dju Seng
8 Koperasi Kepri Usaha Abadi Pohan Sitio
9 Pt. Sonde Mitra Utama Batam Deden Zulkarnain
10 Koperasi Jaringan Transportasi Batam Bambang Aprianto
11 PT. Bit Jhose Anugrah Kristo Silitonga
12 Primer Koperasi Pangkalan TNI Batam
(PRIMKOPAL LANAL BATAM)
Yudefri, S.Kom
13 Koperasi Independen Trans Indonesia Tito Balito
14 PT. Mutakabbir Losasi Abadi Edy Gunawan
15 PT. Milosti Olea Gantari Retno Harno S
Garingging
16 Koperasi Maju Bersama Garuda Batam Suwardi
Sumber data : Olahan Dinas Perhubungan Provinsi Kepri 2018
Formulasi kebijakan di tingkat daerah Provinsi Kepulauan Riau merupakan
proses penetapan kebijakan dilakukan oleh Gubernur, Dinas Perhubungan Provinsi
Kepri, Dinas Perhubungan Kota Batam, Ditjen Perhubungan Darat, Walikota Batam,
DPRD Kepri, DPRD Kota Batam, Organisasi Pengusaha Angkutan Darat,
7
pengusaha taksi konvensional, pengusaha taksi online, dan pemangku kepentingan
lainnya dalam bidang taksi onlinedan taksi konvensional. Pada perumusan kebijakan
dibutuhkan adanya proses yang berjalan lancar sesuai tujuan dalam hal ini tentu ada
interaksi antara aktor-aktor yang berkepentingan. Meskipun pada proses pembuatan
kebijakan ada sedikit protes, tetapi akhirnya bisa juga mendapatkan solusi
penyelesaian masalah oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan Latar
belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Konflik dan Formulasi Kebijakan Moda Transportasi Online Dan
Konvensional di Kota Batam”.
B. Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode
penelitian sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan kemampuan yang
dimilikinya. Metode penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua metode
penelitian yang kualitatif dan kuantitif. Dalam jurnal penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada
pengungkapan fakta, keadaan, fenomena, variabel, dan keadaan yang terjadi saat
penelitian dilakukan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang mana ia berupaya
menggambar dan mengungkapkan fakta, keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi di lapangan atau tempat yang akan diteliti. Menurut
sugiyono (2011:11) “penelitian deskriftif kualitatif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih
(indevendent) yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambaran tanpa
8
membuat perbandingan, atau menghubungkan antar variabel satu dengan variabel
lainnya”.
C. Pembahasan
A. Konflik antara Moda Transportasi Online dan Konvensional di Kota
Batam
Menurut Webster (1966) (dalam, Dean G. Pruitt Jeffrey Z. Rubin (2009:9)
istilah “conflict” di dalam bahasa aslinya berarti suatu “perkelahian, peperangan,
atau perjuangan” yaitu berupa konfrontasi fisik antara berbagai pihak. Tetapi arti
kata itu kemudian berkembang dengan maksuknya “ketidaksepakatan yang tajam
atau oposisi atas berbagai kepentingan, ide, dll. Dengan kata lain, istilah tersebut
sekarang juga menyentuh aspek psikologis dibalik konfrontasi fisik yang terjadi,
selain konfrontasi fisik itu sendiri. Secara singkat, istilah “conflict” menjadi
begitu meluas sehingga beresiko kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep
tunggal.
Berdasarkan temuan peneliti konflik yang terjadi antara taksi online dan
taksi konvensional di kota Batam adalah konflik horizontal. Konflik terjadi antara
kalangan masyarakat yang memiliki kedudukan yang sama yaitu sebagai supir
taksi. Berbeda hanya pada sistemnya saja yaitu konvensional masih memakai
sistem yang lama tidak online tetapi mangkal di Pelabuhan, Mall, Hotel dan
menunggu telfon panggilan di kantor sedangkan, taksi online merupakan
transportasi masa kini sebagai efek dari kemajuan zaman ke modren yang sangat
disenangi masyarakat apalagi yang bermobilitas tinggi selain nyaman taksi online
juga murah dan terjangkau tetapi belum punya izin resmi.
9
1. Strategi Resolusi Konflik antara Taksi Online dan konvensional di Kota
Batam
Strategi konflik dilakukan untuk menyelesaikan konflik dan masalah yang
terjadi antara taksi online dan taksi konvensional di Kota Batam. Strategi konfik
sangat di butuhkan jika strategi tepat maka akan berdampak baik jika strategi
tidak tepat tentu hasilnya akan kurang baik pula. Berdasarkan pengamatan dan
wawancara yang dilakukan peneliti ada dua upaya telah yang dilakukan:
Awalnya masalah taksi online adalah masalah antar pengemudi taksi yang
berbeda sistem operasional, tapi karena masalah itu sudah besar menjadi isu yang
menarik perhatian dan menyangkut hajat hidup orang banyak maka masuklah ke
dalam ranah publik sehingga membutuhkan penyelesaian dengan cara pidana.
Secara pidana adalah upaya hukum yang dilakukan oleh negara, masyarakat,
kelompok maupun individu (orang) untuk mempersoalkan pihak lain yang
dianggap telah melakukan perbuatan pidana. Adapun prosesnya adalah
melaporkan kepada pihak yang berwajib tentang apa yang telah atau sedang
dialaminya.Selain pidana penyelesaian konflik juga dengan mediasi Taksi online
dan taksi konvensional yang sedang berkonflik tidak bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri tentu sangat membutuhkan bantuan pihak ke tiga Dalam
permasalahan ini yang menjadi penengahnya adalah pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau yang berhak mengambil keputusan agar tercapai kata mufakat
dengan tidak lupa melibatkan berbagai pihak yang bersangkutan. Jika nanti aturan
operasional sudah dibuat dan diresmikan maka semua yang terkait wajib
menaatinya.
10
B. Kebijakan Publik Moda Transportasi Online dan konvensional di Kota
Batam
Menurut Thomas R. Dye (1992) (dalam Anggara Sahya 2014;35) “Public
policy is whatever the government choose to do or not to do” ( kebijakan publik
adalah apa pun pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu, tentu ada tujuannya karena kebijakan publik merupakan “tindakan”
pemerintah. Kebijakan publik yang ditempuh pemerintah dengan cara melakukan
tindakan mencari solusi yang tepat dengan berbagai alternatif agar meredam
konflik dan menyelesaikan masalah yang terjadi antara taksi konvensional dan
taksi online di Kota Batam. Dilihat dari kewajiban pemerintah yang terdapat pada
Permenhub Nomor 108 tahun 2017 pada pasal sembilan Gubernur untuk wilayah
operasi angkutan dengan menggunakan taksi dan angkutan sewa khusus (online)
yang melampaui satu daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi. Dalam
pelaksanaanya sudah di jalankan.
C. Formulasi Kebijakan Moda Transportasi Online Dan Konvensional Di
Kota Batam
Menurut Budi Winarno (2014:122) Suatu keputusan kebijakan mencakup
tindakan oleh seorang pejabat atau lembaga resmi untuk menyetujui, mengubah,
atau menolak, suatu alternatif kebijakan yang dipilih dalam bentuknya yang
positif, keputusan kebijakan bisa berupa undang-undang atau dikeluarkannya
perintah-perintah eksekutif. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh lembaga-
lembaga tinggi maupun tertinggi negara dianggap mempunyai keabsahan.
11
Keputusan kebijakan biasanya merupakan puncak dari berbagai keputusan yang
dibuat selama proses kebijakan itu berlangsung
a. Tahap Pertama: Perumusan Masalah (defining Problem)
Mengenai merumusan masalah merupakan langkah yang paling
fundamental dalam perumusan kebijakan.Untuk dapat merumuskan kebijakan
dengan baik, maka masalah-masalah publilk harus dikenali dan didefinisikan
dengan baik pula.Masalah taksi online merupakan masalah transportasi yang
sangat menganggu keadaaan kondusifitas Kota batam karena semenjak
kehadiran taksi online sering terjadi keributan berebut penumpang dengan
taksi konvensional yang merasa di rugikan karena kesulitan mendapatkan
pelanggan.
Masalah publik sudah dikenali oleh pemerintah disini Dinas
Perhubungan Kota Batam sehingga mereka membuat pertemuan dengan
forum taksi untuk merumuskan kebijakan yang ada pada Permenhub 26
Tahun 2017, agar terjalin koordinasi untuk mencari penyelesaian masalah
yang paling tepat.Kemudian jika semua telah berkumpul pemerintah ingin
membuat kebijakan di tingkat daerah mengatur taksi online dan konvensional
agar lebih teratur dalam beroperasi di Kota Batam dan tidak terjadi keributan
untuk menjaga kondusifitas.
b. Tahap Kedua: Agenda Kebijakan
Tidak semua masalah publik akan masuk ke dalam, agenda kebijakan.
Masalah-masalah tersebut saling berkompetisi antara satu dengan yang lain.
Hanya masalah-masalah tertentu yang pada akhirnya masuk ke dalam agenda
12
kebijkan.Masalah angkutan di Provinsi Kepulauan Riau sudah sangat banyak
baik dari angkutan umum, bus, taksi konvensional, ojek dll.Kemudian
datangnya taksi online sebagai dampak dari kemajuan zaman.keberadaanya
membuat jumlah angkutan umum di Kota Batam semakin bertambah.
Sehingga dibutuhkan agenda kebijakan pemerintah lebih memproritaskan
penyelesaian taksi online.
Pemerintah sudah mengagendakan masalah taksi online dan
konvensional di Kota Batam. Dengan memberhentikan operasionalnya untuk
sementara waktu selama proses perizinan sedang di buat. Pemerintah juga
menyampaikan syarat yang harus dilengkapi jika memang mau tetap
beroperasi di Kota Batam demi sehingga tidak terjadi keributan terwujudnya
transportasi yang baik dan nyaman.
c. Tahap Ketiga: Pemlilihan Alternatif Kebijakan Dan Memecahkan
Masalah
Setelah masalah-masalah publik didefinisikan dengan baik dan para
perumus kebijakan sepakat untuk memasukkan masalah tersebut ke dalam
agenda kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan
masalah. Di sini para perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternatif-
alternatif pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah
tersebut. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk pemberhentian sementara
operasional taksi online dengan penutupan kantornya tetapi ternyata masih
bisa diakses dan di gunakan masyarakat. Penahanan kendaraan yang
13
kedapatan beroperasi tanpa izin ternyata juga tak menimbulkan efek jera bagi
para pengemudi taksi online.
Berdasarkan hasil rapat dan temuan oleh peneliti tidak ada efek jera
dari pihak angkutan online mereka tetap sembunyi-sembunyi beroperasi.
Dapat dilihat juga adanya kepentingan dari taksi online yang tidak mau
diberhentikan operasionalnya karena akan merugikan perusahaan yang
berdampak mengurangi pemasukan. Kenyataan juga masih banyak
dilapangan yang menggunakan taksi online cuma belum tertangkap. Disini
kembali lagi dari ketegasan dan kerjasama antara pemerintah, taksi
konvensional, dan taksi online dalam menaati aturan yang telah disepakati.
d. Tahap Keempat: Penetapan Kebijakan
Setelah salah satu dari sekian banyak alternatif kebijakan diputuskan
diambil sebagai cara untuk memecahkan masalah, maka tahap paling akhir
dalam pembentukan kebijakan yang dipilih tersebut sehingga mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat. Pemerintah berharap semua bisa berjalan
taksi konvensional dan taksi online harus dilindungi oleh undang-undang
supaya semua bisa berusaha dan dan bersaing secara sehat. Pemerintah
membuat keputusan dengan menetapkan kuota taksi online sebanyak 300
armada. Dalam pelaksanaanya ada juga badan usaha atau koperasi yang ikut
aturan dengan mau mendaftarkan diri menjadi angkutan resmi agar bisa
beroperasi sama dengan taksi konvensional tetapi, ada juga yang masih
menolak karena memikirkan biaya, resiko serta syarat yang cukup banyak
untuk menjadi taksi online resmi. Memang kuota ini belum bisa menampung
14
semua taksi online, karena taksi online di Kota Batam sudah ribuan
sedangkan kuotanya hanya 300 unit. Jika nanti pada saat melakukan
peresmian pemasangan stiker dan lauching ada terjadi gejolak dari pihak
yang belum bergabung menjadi taksi online yang resmi, maka untuk
penambahan kuota selanjutnya akan di rapatkan lagi.
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa konflik yang terjadi antara taksi
online dan taksi konvensional di Kota Batam di sebabkan karena sudah
banyaknya jumlah taksi konvensional dan akan bertambah dengan hadirnya taksi
online. Tentu akan yang berakibat kurangnya penumpang dan pemasukan bagi
para supir taksi konvensional yang sudah lama menggantungkan hidup pada
pekerjaan sebagai pengemudi taksi. Kemajuan teknologi menyebabkan
masyarakat lebih memilih taksi online karena mudah untuk memesannya dan juga
lebih murah di bandingkan dengan taksi konvensional. Selain itu taksi
konvensional juga dirugikan dari segi biaya mereka sudah mengikuti aturan,
mengurus dan membayar biaya perizinaan dan membayar sewa pangkalan.
sedangkan taksi online tidak mengurus perizinan, membayar sewa pangkalan, dan
dinilai telah melanggar aturan angkutan yang telah berlaku. Taksi konvensional
juga menilai Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga kurang tegas dalam
menegakan aturan yang ada sehingga terjadilah konflik berkepanjangan.
Untuk mengaturnya telah dikeluarkan kebijakan publik Permenhub Nomor
26 Tahun 2017 tapi ternyata masih ada yang harus di revisi kemudian keluarlah
Permenhub baru nomor 108 tahun 2017 tentang Penyelengaraan Angkutan Orang
15
Dengan Kendaaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Disitu tidak hanya
taksi online saja yang di atur tapi semua angkutan umum tidak dalam trayek. Pada
Permenhub itu telah dijelaskan jika taksi online berada di suatu kabupaten atau
kota maka pengurusannya berada di ibukota Provinsi Kepulauan Riau .
Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau telah bekerja sama dengan
pemerintah Kota Batam dan semua yang terlibat untuk membuat keputusan yang
adil untuk kondusifitas kota Batam dengan memberikan kuota sebanyak 300 unit.
Ternyata dalam pelaksanaanya masih ada hambatan karena masih banyak
yangtidak mau taat aturan contohnya saat pemerintah meminta kepada aplikasi
untuk pemberhentian sementara taksi online tapi dilapangan masih banyak juga
yang beroperasi walaupun tanpa izin resmi.Kemudian dengan melakukan
penilangan kendaraan bagi yang kedapatan beroperasi tanpa izin resmi.
Pemerintah tetap berusaha mencari keputusan terbaik jika pun nanti saat
pelaksanaan peresmian taksi online ada terjadi gejolak bagi yang tidak masuk
dalam badan usaha resmi maka akan dilakukan rapat lagi untuk
menyelesaikannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Anggara, sahya, Kebijakan Publik, Bandung: CV Pustaka Setia, 2014.
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial, Formal-Formal Kualitatif dan
Kualitas, surabaya: Air Langga University Press, 2001.
Dun, Wiliam, 2003, Analisa Kebijakan Publik edisi Kedua, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Hamdi, Muchlis, 2013, Kebijakan Publik Proses, analisa, Dan partisipasi,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Helly dan Sri, 2009 Teori Konflik Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nugroho, Riant, 2007, Analisis Kebijakan, Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Malik, Ichsan, 2017, Resolusi Konflik Jembatan Perdamaian, Bogor: Kompas.
Sugiyono, 2011,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2016,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Suharto, edi, 2011, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Bandung:
Alfabeta.
Wirawan, 2010, Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi dan Penelitian,
Jakarta: Salemba Humanika.
Winarno, Budi, 2014, Kebijakan Publik Teori Proses dan Studi Kasus,
Yogyakarta: CAPS ( center of Academic Publishing Service).
17
B. Jurnal
Sukardi, 2016 Penanganan Konflik Sosial Dengan Pendekatan Keadilan
Restoratif Jurnal Hukum Dan Pembangunan (diakses pada 1 Mei 2018)
Amalia, Ashani, 2017 online vs konvensional keunggulan dan konflik antara
moda transportasi di Kota Makassar Jurnal Etnografi Indonesia (diakses
pada 5 Mei 2018)
Wahyu, Endang, Dilema Pengaturan Transportasi Online Media Pembinaan
Hukum Nasional 2017 (diakses pada 7 Mei 2018)
Sefudin, 2005 Teori Konflik dan Perubahan Sosial: sebuah Analisa Kritis
Terakreditasi Dirjen Dikti SK. No. 26/DIKTI/Kep/2005 (diakses pada 10
Mei 2018)
C. Website
http://news.liputan6.com/read/3147421/ribuan-sopir-taksi-demo-di-batam-tolak-
kehadiran-taksi-online (diakses pada 1 November 2017).
http://batam.tribunnews.com/2018/03/02/dishub-kepri-enggan-buka-kuota-taksi-
online-mengejutkan-ini-bocoran-kuota-dari-dprd-kepri. (diakses pada 2
Maret 2018).
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/10/27/185445226/kemenhub-peraturan-
baru-taksi-online-mulai-berlaku-1-november-2017( diakses pada 1 November
2017).
http://batam.tribunnews.com/2018/03/09/kadishub-batam-soal-taksi-online-hampir-
seluruh-daerah-hadapi-masalah-yang-sama. (diakses pada 9 Maret 2017).
http://regional.liputan6.com/read/3244872/masih-jadi-polemik-aparat-tilang-
ratusan-taksi-online-di-batam( diakses pada 1 Februari 2018).
18
D. Peraturan Perundangan-Undangan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
Peraturan Pemerintah 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
Peraturan Mentri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran
Angkutan Orang Dengan Kendaran Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
Peraturan Walikota Batam Nomor 15 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Keputusan Walikota Batam Nomor:KPTS.228/HK/IX/2001 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Umum di Kota
Batam.
Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor : SK.3244 AJ.801 / DJPD /
2017 tentang Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah angkutan Sewa
Khusus.